hubungan golongan darah dengan kejadian dm
DESCRIPTION
darahTRANSCRIPT
Hubungan golongan Darah dengan kejadian DM
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Golongan darah manusia ternyata memegang salah satu kunci bagi banyak fenomena kesehatan
yang belum terungkap, penyakit, umur panjang, vitalitas
fisik, daya tahan tubuh berikut kekuatan emosional dalam pengaruhnya pada sistem energi, efisiensi
pembakaran kalori dalam metabolism termasuk respon tubuh terhadap stress (Agrania, 2006). Para
ilmuwan juga telah mempelajari bahwa banyak makanan mengandung protein yang disebut lectin, yang
bisa menggumpalkan sel-sel golongan darah tertentu. Penggumpalan (aglutinasi) ini akan mengganggu
aktifitas sel di organ-organ tubuh tertentu, dan nutrisi pun tidak akan diserap dengan baik ke tiap
sasarannya oleh tubuh. Zat makanan bukan lagi berfungsi sebagai nutrisi yang dibawa sistem peredaran
darah ke seluruh organ, melainkan menjadi penumpukan di berbagai organ yang cenderung menyebabkan
obesitas serta penyakit lain.
Gangguan aktifitas sel ini bisa memicu lebih banyak lagi kelainan mulai dari system pencernaan,
daya tahan bahkan metabolisme tubuh secara keseluruhan. Ini sekaligus yang menjelaskan proses
terjadinya kecanduan terhadap makanan tertentu (food cravings) serta penyakit-penyakit kronis dan
degenerative seperti arthritis (radang sendi), radang usus besar, kadar kolesterol yang menanjak, anemia,
tekanan darah tinggi maupun rendah, stress, obesitas dan juga penurunan berat badan, depresi, diabetes
melitus dan sebagainya (Ben1maru, 2007). Artinya, suatu jenis makanan dapat berbahaya bagi sel-sel
dari salah satu golongan darah, tetapi bermanfaat bagi sel-sel golongan darah yang lain. Penemuan
hubungan antara golongan darah dan makanan ini mempunyai implikasi yang signifikan terhadap
pencegahan dan pengaturan diabetes.
Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit degeneratif nomor 4 dari prioritas
penelitian nasional, dimana angka kejadiannya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Atas
dasar hasil penelitian DM dengan metode urine screening testdan analisis dari poliklinik
diabetes diseluruh Indonesia menunjukkan bahwa, prevalensi DM dari jumlah penduduk di
Indonesia ± 1,5 % tiap tahun. Sehingga diperkirakan bahwa terdapat minimal 30.000
penderita DM di Surabaya, 300.000 di Jawa Timur dan 2.500.000 di seluruh Indonesia.
Tahun 1994 terdapat 110,4 juta penderita DM di dunia (Tjokroprawiro, 2003). Tahun 2000 di
Indonesia diperkirakan terdapat 4 juta dan 175,4 juta penderita DM diseluruh dunia. Dan
menurut perhitungan Mc Carty et al (1994) pada tahun 2010 diperkirakan jumlah penderita
DM di Indonesia menjadi minimal 5 juta dan 239,3 juta di dunia.
Berdasarkan hasil rekapitulasi dari Medical Record RSUD Syarifah Ambami Rato
Ebu Bangkalan jumlah pasien rawat DM pada tahun 2006 adalah 147 orang. Pada tahun 2007
adalah 168 orang. Pada tahun 2008 adalah 168 orang dan Pada tahun 2009 adalah 170 orang.
Kasus DM dari tahun 2006, 2007, 2008 sampai 2009 mengalami peningkatan yang cukup
signifikan di RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan. Namun selama ini pasien rawat
DM di RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan jarang dilakukan pemeriksaan
golongan darah, kecuali pada pasien DM yang membutuhkan tindakan transfusi darah. Pada
bulan januari – juni pasien rawat DM di ruang Irna-B RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu
Bangkalan mencapai 58 orang dan yang diketahui golongan darahnya hanya 10 orang, 8
orang diantaranya bergolongan darah O, satu orang bergolongan darah B dan satu orang
bergolongan darah A.
Semakin meningkatnya angka kejadian penderita DM di Indonesia dikarenakan oleh
beberapa faktor, salah satunya adalah pengaruh diet yang tidak sesuai (Ben1maru, 2007).
Sebagai akibat dari diet yang tidak sesuai ini, tubuh akan kehilangan daya imunitasnya yang
menyebabkan paparan penyakit demi penyakit terhadap tubuh. Darah memegang kunci untuk
meningkatkan semua sistem tubuh melalui diet dan gaya hidup berdasarkan hasil-hasil riset
medis yang sudah dibuktikan dan mendapat rekomendasi dari WHO. Mekanisme ini dapat
dijelaskan lebih lanjut melalui reaksi-reaksi kimia yang terjadi antara darah dan asupan
makanan, baik makanan biasa dan suplemen-suplemen lainnya. Reaksi yang terjadi ternyata
tidak akan sama untuk semua sistem tubuh yang berbeda berdasarkan jenis sel-sel darah yang
dibedakan menurut golongannya. Seperti pada golongan darah O dan B yang tidak toleran
terhadap karbohidrat sehingga resistensi terhadap insulin dan menjadi jalan utama menuju
diabetes. Sebaliknya, golongan darah A dan AB toleran terhadap karbohidrat sehingga tidak
resisten terhadap insulin (Dynamic, 2009)
Upaya terbaik yang harus dilakukan adalah pencegahan dengan mendiagnosis
prediabetes sejak dini. WHO merekomendasikan bahwa strategi yang efektif perlu dilakukan
secara terintegrasi, berbasis masyarakat melalui kerjasama lintas program dan lintas sektor
termasuk swasta (Pratama, 2009). Dengan demikian pengembangan kemitraan dengan
berbagai unsur di masyarakat dan lintas sektor yang terkait dengan diabetes melitus di setiap
wilayah merupakan kegiatan yang penting dilakukan. Oleh karena itu, pemahaman faktor
risiko diabetes melitus sangat penting diketahui, dimengerti dan dapat dikendalikan oleh para
pemegang program, pendidik, edukator maupun kader kesehatan di masyarakat sekitarnya.
Tujuan program pengendalian diabetes melitus di Indonesia adalah terselenggaranya
pengendalian faktor resiko untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan kematian yang
disebabkan diabetes melitus. Pengendalian diabetes melitus lebih diprioritaskan pada
pencegahan dini melalui upaya pencegahan faktor resiko diabetes melitus yaitu upaya
promotif dan preventif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif, Serta
dilaksanakan secara terintegrasi dan menyeluruh antara Pemerintah, Masyarakat dan
Swasta (Yoga, 2009). Salah satu bentuk upaya preventif dari pencegahan faktor resiko
diabetes melitus yaitu melalui diet berdasarkan golongan darah yang sudah dibuktikan dari
beberapa penelitian sebagai kunci yang dapat menjelaskan beberapa fenomena penyakit yang
selama ini tidak terjawab, dalam tindakan selanjutnya untuk mencegah berbagai penyakit
yang bisa menyerang kapan saja.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah penelitiannya yaitu
"Apakah ada hubungan golongan darah dengan kejadian penyakit Diabetes Melitus pada
penderita Diabetes Melitus di RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan?".
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Diketahuinya hubungan golongan darah dengan kejadian penyakit Diabetes
Melitus pada penderita Diabetes Melitus di RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi golongan darah pada penderita Diabetes Melitus di RSUD Syarifah
Ambami Rato Ebu Bangkalan.
2. Mengidentifikasi kejadian Diabetes Melitus di RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu
Bangkalan.
3. Menganalisis hubungan golongan darah dengan kejadian penyakit Diabetes Melitus pada
penderita Diabetes Melitus di RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1.4.1 Bagi Peneliti
Dapat memberi wawasan dan pengalaman dalam mempelajari hubungan golongan darah
dengan kejadian DM.
1.4.2 Bagi Institusi
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi peserta didik atau mahasiswa, serta
menunjang proses belajar mengajar di institusi pendidikan kaitannya dengan materi
Keperawatan Medical Bedah.
1.4.3 Bagi Perawat atau Rumah Sakit
Untuk dijadikan sebagai salah satu masukan dan bahan pertimbangan untuk lebih
meningkatkan penyuluhan yang dapat memotivasi keluarga dan penderita DM untuk proses
selanjutnya terutama tentang diet yang sesuai golongan darah.