hubungan body image dengan penyesuaian diri sosial ......rasa cemas dan meningkatkan harga diri...

23
PENDAHULUAN Manusia adalah makhluk sosial yang berarti tidak dapat hidup tanpa orang lain. Menurut Walgito (2001) dorongan atau motif sosial pada manusia, mendorong manusia mencari orang lain untuk mengadakan hubungan atau interaksi sehingga memungkinkan terjadi interaksi antara manusia satu dengan manusia yang lain, Sebagai makhluk sosial, individu dituntut untuk mampu mengatasi permasalahan yang timbul sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan sosial dan mampu menampilkan diri sesuai dengan norma yang berlaku. Oleh karena itu setiap individu dituntut untuk mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan sekitarnya. Penyesuaian diri yang baik ialah kemampuan seseorang untuk hidup dan bergaul secara wajar terhadap lingkungannya, sehingga remaja merasa puas terhadap diri sendiri dan lingkungan (Willis, 2005). Penyesuaian diri yang baik akan menjadi salah satu bekal penting karena akan membantu remaja pada saat terjun dalam masyarakat luas. Meskipun demikian, tampaknya penyesuaian diri yang baik bukanlah hal yang mudah (Hurlock, 1978) Dalam masa remaja, seseorang mempersiapkan diri memasuki masa dewasa. Pada masa remaja akhir, keadaan pribadi, sosial dan moral berada dalam kondisi kritis atau critical period. Dalam periode akhir masa remaja ini individu memiliki kepribadian tersendiri yang akan menjadi pegangan dalam alam kedewasaan. Perkembangan pribadi, sosial, dan moral yang dimiliki remaja dalam masa remaja awal dan yang dimantapkannya pada masa remaja akhir, banyak mempengaruhinya bahkan mendasari dirinya memandang diri dan lingkungan dalam masa-masa selanjutnya. (E.L. Kelly, dalam Mappiare, 1982).

Upload: others

Post on 29-Nov-2020

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hubungan Body Image dengan Penyesuaian Diri Sosial ......rasa cemas dan meningkatkan harga diri (Keliat, 1992). Thoreau (Tresnasari, 2001) mengemukakan bahwa body image berkaitan dengan

PENDAHULUAN

Manusia adalah makhluk sosial yang berarti tidak dapat hidup tanpa

orang lain. Menurut Walgito (2001) dorongan atau motif sosial pada

manusia, mendorong manusia mencari orang lain untuk mengadakan

hubungan atau interaksi sehingga memungkinkan terjadi interaksi antara

manusia satu dengan manusia yang lain, Sebagai makhluk sosial, individu

dituntut untuk mampu mengatasi permasalahan yang timbul sebagai hasil

dari interaksi dengan lingkungan sosial dan mampu menampilkan diri sesuai

dengan norma yang berlaku. Oleh karena itu setiap individu dituntut untuk

mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan sekitarnya.

Penyesuaian diri yang baik ialah kemampuan seseorang untuk hidup

dan bergaul secara wajar terhadap lingkungannya, sehingga remaja merasa

puas terhadap diri sendiri dan lingkungan (Willis, 2005). Penyesuaian diri

yang baik akan menjadi salah satu bekal penting karena akan membantu

remaja pada saat terjun dalam masyarakat luas. Meskipun demikian,

tampaknya penyesuaian diri yang baik bukanlah hal yang mudah (Hurlock,

1978)

Dalam masa remaja, seseorang mempersiapkan diri memasuki masa

dewasa. Pada masa remaja akhir, keadaan pribadi, sosial dan moral berada

dalam kondisi kritis atau critical period. Dalam periode akhir masa remaja

ini individu memiliki kepribadian tersendiri yang akan menjadi pegangan

dalam alam kedewasaan. Perkembangan pribadi, sosial, dan moral yang

dimiliki remaja dalam masa remaja awal dan yang dimantapkannya pada

masa remaja akhir, banyak mempengaruhinya bahkan mendasari dirinya

memandang diri dan lingkungan dalam masa-masa selanjutnya. (E.L. Kelly,

dalam Mappiare, 1982).

Page 2: Hubungan Body Image dengan Penyesuaian Diri Sosial ......rasa cemas dan meningkatkan harga diri (Keliat, 1992). Thoreau (Tresnasari, 2001) mengemukakan bahwa body image berkaitan dengan

Kasus yang mengungkap penyesuaian diri sosial, subyek pertama

yaitu seorang mahasiswi tehnik industri berinisial S berusia 21 tahun yang

berasal dari luar kota. S mengaku sulit menyesuaikan diri dan berinteraksi

dengan teman-teman kost karena S lebih senang menyendiri di kamar. S

merasa tidak percaya diri dengan keadaan dirinya yang terlalu gemuk

sehingga S menghindari aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan orang

banyak. S merasa teman-teman tidak menyukai dirinya karena keadaan fisik

tersebut. S lebih senang menghabiskan waktu dengan membaca buku dan

melihat televisi daripada bergabung dengan teman-teman lain.

Body image merupakan gambaran yang dimiliki dalam pikiran

tentang ukuran, keadaan atau kondisi dan bentuk tubuh. Perubahan fisik yang

dialami remaja bisa mempengaruhi hubungan dengan orang lain. Sebagian

remaja ingin menghindari situasi atau orang tertentu karena merasa begitu

rendah diri atau malu. Semua perubahan ini ada saatnya remaja tidak merasa

yakin terhadap diri sendiri (kurang percaya diri) merasa gemuk, besar, kurus

yang membuatnya merasa malu seakan semua orang di dunia memperhatikan

ketidaksempurnaanya. Setitik jerawat bisa tampak sebesar bola dan membuat

remaja ingin menggali lubang dan bersembunyi didalamnya. Hal ini

mungkin menyebabkan sulit bergaul dan menyesuaikan diri dengan orang

lain.

Keadaan fisik merupakan hal yang penting dalam suksesnya

pergaulan. Remaja mempunyai perhatian yang sangat besar terhadap

penampilan diri (Monks dkk, 1991) apabila ada bagian tubuh atau seluruh

tubuh dinilai tidak baik (tidak sesuai dengan gambaran ideal) maka

cenderung akan mempengaruhi proses sosialisasinya.

Peneliti berasumsi bahwa body image atau gambaran diri

mempengaruhi penyesuaian diri sosial pada remaja. Oleh karena itu

Page 3: Hubungan Body Image dengan Penyesuaian Diri Sosial ......rasa cemas dan meningkatkan harga diri (Keliat, 1992). Thoreau (Tresnasari, 2001) mengemukakan bahwa body image berkaitan dengan

pertanyaan penelitian ini adalah “Adakah hubungan positif signifikan antara

body image dan penyesuaian diri sosial pada remaja?”.

TINJAUAN PUSTAKA

Penyesuain Diri Sosial

Penyesuaian diri adalah kemampuan seseorang untuk hidup dan

bergaul secara wajar terhadap lingkungannya, sehingga individu tersebut

merasa puas terhadap diri sendiri dan lingkungan (Willis, 2005).

Menurut Hurlock (1973) penyesuaian diri yang baik akan

menciptakan “ inner harmony” yaitu seseorang merasa damai dengan

keadaan dirinya dan hubungan dengan orang lain, menerima diri apa

adanya, tidak ada pertahanan diri untuk menutupi siapa dirinya dan bahagia

dengan keadaan dirinya.

Mu’tadin (http ://www.e-psikologi.com, 04/09/02) menambahkan

bahwa penyesuaian diri sosial adalah kemauan untuk mematuhi norma –

norma dan peraturan sosial kemasyarakatan. Penyesuaian diri juga dapat

diartikan sebagai variasi dalam kegiatan organisme untuk mengatasi suatu

hambatan dan memuaskan kebutuhan – kebutuhan atau kemampuan

menegakkan hubungan yang harmonis dengan lingkungan fisik dan sosial

(Chaplin, 2002).

Berdasarkan berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa

yang dimaksud dengan penyesuaian diri sosial adalah kemampuan individu

untuk bereaksi secara efektif, sehat dan penuh tanggung jawab dalam

menghadapi segala situsi sosial dan kenyataan yang ada agar tercapai

keseimbangan, keselarasan dan keharmonisan antara kebutuhan diri dan

lingkungannya.

Page 4: Hubungan Body Image dengan Penyesuaian Diri Sosial ......rasa cemas dan meningkatkan harga diri (Keliat, 1992). Thoreau (Tresnasari, 2001) mengemukakan bahwa body image berkaitan dengan

Penyesuian Diri Sosial Pada Remaja

Barret-Lennard states (Hurlock, 1973) bahwa penyesuaian diri sosial

yang baik pada remaja adalah ketika remaja tidak mngubah dirinya hanya

untuk menyenangkan orang lain (Hurlock, 1973). Hurlock (1980)

menambahkan ketidakmampuan dalam melakukan penyesuaian diri sosial

pada remaja akan mengakibatkan individu tidak puas pada diri sendiri dan

mempunyai sikap-sikap menolak diri. Remaja yang mengalami perasaan ini

merasa dirinya memainkan peran orang yang dikucilkan. Akibatnya remaja

tidak mengalami saat-saat yang menggembirakan seperti yang dinikmati oleh

teman-teman sebayanya.

Status remaja pada masa peralihan berada dalam posisi tanggung

karena dalam masa transisi ini remaja tidak diakui sebagai anak–anak lagi

tetapi juga belum dapat dikategorikan dewasa karena belum mampu

melakukan tugas-tugas orang dewasa seutuhnya. Dalam masa tersebut

banyak perubahan yang terjadi diantaranya adalah perubahan fisik,

perubahan emosi dan perubahan sosial (Hurlock, 1980).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa remaja sebagaimana

manusia lain adalah merupakan makhluk monodualis yaitu disamping

sebagai pribadi atau individu sekaligus sebagai makhluk, tidak ada satupun

orang yang dapat hidup tanpa bergantung kepada masyarakat. Manusia hidup

mulai dari alam kandungan, kemudian dilahirkan dan melalui tahapan–

tahapan mulai dari masa kanak–kanak hingga remaja selalu membutuhkan

atau bergantung dengan lingkungan sosial maka dari itu kemampuan

penyesuaian diri sosial sangat dibutuhkan oleh remaja sebagai upaya untuk

membangun hubungan yang baik dengan masyarakat.

Page 5: Hubungan Body Image dengan Penyesuaian Diri Sosial ......rasa cemas dan meningkatkan harga diri (Keliat, 1992). Thoreau (Tresnasari, 2001) mengemukakan bahwa body image berkaitan dengan

Aspek–aspek Penyesuaian Diri Sosial

Hurlock (1978) mengemukakan bahwa terdapat empat kriteria untuk

menentukan penyesuaian diri sosial, keempat hal tersebut adalah penampilan

nyata, penyesuaian diri terhadap berbagai kelompok, sikap sosial, dan

kepuasan pribadi

a. Penampilan Nyata

Penampilan nyata ini dapat dilihat contohnya yang

diungkapkan oleh Hurlock (1980), bahwa sebagian besar remaja

mengetahui bila mereka memakai model pakaian yang sama dengan

anggota kelompok yang popular, maka kesempatan baginya untuk

diterima oleh kelompok menjadi lebih besar.

b. Penyesuaian Diri Terhadap Berbagai Kelompok

Individu yang dapat menyesuaikan diri dengan baik terhadap

berbagai kelompok, baik teman sebaya maupun dengan orang dewasa

dianggap mampu menyesuaikan diri dengan baik. Salah satu perilaku

yang dapat mewakili yaitu tidak mudah merasa ingin pulang bila

berada jauh dari lingkungan yang dikenal. (Hurlock, 1980)

c. Sikap Sosial

Individu menunjukkan sikap yang baik dan menyenangkan

terhadap orang lain, bersikap baik dalam menjalankan perannya serta

ikut berpartisipasi dalam kehidupan sosial. Sikap sosial ini dapat juga

ditandai dengan adanya perilaku bertanggung jawab, tidak mudah

menyerah dan tidak menunjukkan sikap yang agresif (Hurlock, 1980)

d. Kepuasan Pribadi

Penyesuaian diri secara sosial dapat dikatakan baik jika

individu merasa puas terhadap kontak sosialnya dan terhadap peran

yang dimainkannya dalam situasi sosial. Kepuasan pribadi ini dapat

juga ditunjukkan dengan adanya perilaku tidak mencari perhatian

Page 6: Hubungan Body Image dengan Penyesuaian Diri Sosial ......rasa cemas dan meningkatkan harga diri (Keliat, 1992). Thoreau (Tresnasari, 2001) mengemukakan bahwa body image berkaitan dengan

dengan menunjukkan kemunduran perilaku ke tingkat sebelumnya,

tidak menggunakan mekanisme pertahanan seperti rasionalisasi,

proyeksi, dan berkhayal (Hurlock, 1980)

Ciri-ciri Kemampuan Penyesuaian Diri Sosial

Cole (Tejo, 1996) menyebutkan ciri-ciri kemampuan menyesuaikan

diri sosial meliputi empat hal, yaitu :

a. Tanda–tanda kemasakan emosional

b. Tanda–tanda kecakapan sosial

c. Tidak memiliki kecenderungan melakukan perbuatan–perbuatan

untuk menarik perhatian

d. Tanda–tanda kenormalan emosi

Faktor–faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian Diri Sosial

Schneider (1964) mengungkapkan faktor–faktor yang mempengaruhi

penyesuaian diri sosial antara lain :

a. Kondisi fisik. dipengaruhi hereditas, system saraf, system otot dan

konstitusi fisik individu yang sehat lebih siap menghadapi

permasalahan sehari –hari dibandingkan misalnya yang tidak percaya

diri dengan keadaan fisiknya.

b. Perkembangan unsur–unsur kepribadian berupa kematangan

intelektual, moral, sosial dan kematangan emosional. Penyesuaian

diri sosial yang kuat membutuhkan kematangan individu hingga bisa

memutuskan secara tepat apa yang harus dilakukan.

c. Kondisi lingkungan termasuk situasi rumah dan keluarga.

d. Pengaruh budaya, yaitu adat istiadat dan agama yang dianut.

Page 7: Hubungan Body Image dengan Penyesuaian Diri Sosial ......rasa cemas dan meningkatkan harga diri (Keliat, 1992). Thoreau (Tresnasari, 2001) mengemukakan bahwa body image berkaitan dengan

e. Kondisi psikologis, adalah komplek dari pengalaman, kepercayaan,

larangan, situasi emosional, hubungan dengan orang lain prasangka

dan hal – hal lain yang mempengaruhi reaksi individu keika

melakukan pemenuhan kebutuhan dan memecahkan masalah.

Body Image

Body image berhubungan dengan kepribadian. Cara individu

memandang diri mempunyai dampak yang penting pada aspek

psikologisnya. Pandangan yang realistik terhadap diri, menerima dan

mengukur bagian tubuh akan memberi rasa aman, sehingga terhindar dari

rasa cemas dan meningkatkan harga diri (Keliat, 1992).

Thoreau (Tresnasari, 2001) mengemukakan bahwa body image

berkaitan dengan tingkah laku, pikiran, keyakinan dan kepercayaan individu

tentang keadaan fisiknya. Body image ini juga diwarnai oleh sikap dan

perasaan seseorang tentang raganya. Diawali secara perlahan-lahan dan

berkembang tahap demi tahap.

Menurut Chaplin (2002) body image adalah ide seseorang mengenai

betapa penampilan badannya dihadapan orang lain. Kadang kala dimasukkan

pula konsep mengenai fungsi tubuhnya. Body image adalah bagaimana cara

pandang seseorang terhadap tubuhnya sendiri. Orang yang memiliki body

image positif mencerminkan tingginya penerimaan jati diri, rasa percaya diri

dan kepeduliannya terhadap kondisi badannya.

Menurut Lightstone (http://www.Edrefferel.com) body image yang

sehat yaitu ketika seseorang menilai dirinya secara positif, percaya diri dan

self caring, gambaran ini sangat perlu untuk menjaga keadaan tubuh,

pengungkapan diri, mengembangkan kepercayaan diri dalam kemampuan

fisik dan merasa nyaman dengan keadaan diri yang dimiliki.

Page 8: Hubungan Body Image dengan Penyesuaian Diri Sosial ......rasa cemas dan meningkatkan harga diri (Keliat, 1992). Thoreau (Tresnasari, 2001) mengemukakan bahwa body image berkaitan dengan

Dari uraian di atas dapat disimpulkan pengertian dari body image

yaitu bagaimana seseorang memandang dirinya terutama ukuran tubuh,

bentuk fisik dan penampilannya, penilaian ini merupakan penilaian subyektif

dan hal ini berkaitan dengan kepribadian.

Aspek – aspek Body Image

Komponen body image menurut Keaton, Cash dan Brown

(Tresnasari, 2001) mengatakan body image berkaitan dengan dua komponen

yaitu :

a. Komponen persepsi, bagaimana individu menggambarkan kondisi

fisiknya yaitu mengukur tingkat keakuratan persepsi seseorang dalam

mengestimasi ukuran tubuh.

b. Komponen sikap, yaitu berhubungan dengan kepuasan dan

ketidakpuasan individu terhadap bagian-bagian tubuh.

Hubungan Body Image dan Penyesuaian Diri Sosial pada Remaja

Penyesuaian diri sosial menurut Eysenck dkk (1972) adalah sebagai

suatu proses untuk mencapai suatu keseimbangan sosial dengan lingkungan

dan sebagai proses belajar, yaitu belajar memahami, mengerti dan berusaha

untuk melakukan apa yang harus dilakukan dan yang diinginkan oleh

individu maupun lingkungan sosialnya.

Remaja mengalami penyesuaian diri terhadap lingkungan sosialnya

untuk mencapai suatu kesinambungan sosial dengan lingkungan. Salah satu

aspek dalam penyesuaian diri sosial adalah kepuasan pribadi. Kepuasan

tersebut merupakan bagian dari aspek body image yaitu komponen sikap.

Setelah individu merasa puas terhadap dirinya sendiri maka secara otomatis

individu akan memiliki kepercayaan diri untuk menampilkannya kepada

lingkungan sosial dalam bentuk kontak sosial dan peran yang dimainkannya

Page 9: Hubungan Body Image dengan Penyesuaian Diri Sosial ......rasa cemas dan meningkatkan harga diri (Keliat, 1992). Thoreau (Tresnasari, 2001) mengemukakan bahwa body image berkaitan dengan

dalam situasi sosial. Kepuasan pribadi tersebut maka individu akan dapat

melakukan penyesuaian diri sosial yang baik seperti yang diungkapkan

dalam penelitian Putriana (2004) orang-orang yang menunjukkan body

image tinggi maka akan memiliki rasa percaya diri yang tinggi sedangkan

orang-orang yang menunjukkan body image yang rendah maka akan

memiliki kepercayaan diri yang rendah pula.

Menurut Mappiare (1982) bahwa pribadi yang sehat, citra diri yang

positif dan rasa percaya diri yang mantap bagi remaja menimbulkan

pandangan atau persepsi yang positif terhadap masyarakat, sehingga remaja

lebih berpartisipasi dalam kehidupan sosial.

Individu yang stabil, realistis dan konsisten terhadap gambaran

dirinya akan memperlihatkan kemampuan yang mantap terhadap realisasi

yang akan memacu sukses dalam kehidupan. Remaja akan berusaha diterima

masyarakat kerena remaja adalah harapan masyarakat dan remaja akan

menyesuaikan diri dengan kelompoknya. Hurlock (1973) menegaskan bahwa

individu yang mempunyai penyesuaian diri sosial yang baik akan merasa

puas dengan dirinya, meskipun pada suatu saat mengalami kegagalan akan

tetap berusaha terus mencapai tujuannnya. Disamping itu individu yang

mempunyai penyesuaian diri sosial yang baik mempunyai hubungan yang

hamonis dengan orang disekitar mereka.

METODE PENELITIAN

Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah Penyesuaian Diri Sosial sebagai

variabel tergantung dan Body Image sebagai variabel bebas.

Page 10: Hubungan Body Image dengan Penyesuaian Diri Sosial ......rasa cemas dan meningkatkan harga diri (Keliat, 1992). Thoreau (Tresnasari, 2001) mengemukakan bahwa body image berkaitan dengan

Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Penyesuaian Diri Sosial

Penyesuaian diri sosial akan diukur dengan skala penyesuaian diri sosial

berdasarkan teori Hurlock (1978) yang mengungkapkan empat kriteria penyesuaian

diri sosial yaitu penampilan nyata, penyesuaian diri terhadap berbagai kelompok,

sikap sosial dan kepuasan pribadi. Penyesuaian diri sosial diketahui dengan skor

yang diperoleh subyek setelah mengisi skala penyesuaian diri sosial. Semakin

tinggi skor yang diperoleh semakin tinggi penyesuaian diri sosialnya sebaliknya

semakin rendah skor yang diperoleh semakin rendah penyesuaian diri sosialnya.

2. Body Image

Body image akan diukur dengan menggunakan skala body image

berdasarkan teori Keaton, Cash dan Brown (Tresnasari, 2001) yang diadaptasi dan

dimodifikasi dari penelitian Tresnasari (2001). Skala body image ini

mengungkapkan dua komponen body image yaitu komponen persepsi dan

komponen sikap, komponen sikap ini terdiri dari bagian-bagian tubuh dan

keseluruhan tubuh. Body image positif dan negatif diketahui dengan skor yang

diperoleh subyek setelah mengisi skala body image. Semakin tinggi skor yang

diperoleh semakin tinggi body imagenya sebaliknya semakin rendah skor yang

diperoleh semakin rendah body imagenya.

Subjek Penelitian

Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah remaja laki-laki dan

perempuan yang berusia 17 sampai 22 tahun di Salatiga.

Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode skala.

Dalam skala ini subyek diminta untuk merespon sejumlah pertanyaan yang

sesuai dengan keadaan dirinya. Tujuannya adalah untuk mengungkap hal-hal

Page 11: Hubungan Body Image dengan Penyesuaian Diri Sosial ......rasa cemas dan meningkatkan harga diri (Keliat, 1992). Thoreau (Tresnasari, 2001) mengemukakan bahwa body image berkaitan dengan

yang sedang diteliti. Adapun skala yang digunakan dalam penelitian ini

adalah skala penyesuaian diri sosial dan skala body image.

1. Skala penyesuaian diri sosial

aspek–aspek penyesuaian diri sosial dari Hurlock (1978) yang

mengungkapkan empat kriteria penyesuaian diri sosial yaitu

penampilan nyata, penyesuaian diri terhadap berbagai kelompok,

sikap sosial dan kepuasan pribadi. Masing-masing aspek

berjumlah 10 item, yaitu 5 item favourable dan 5 item

unfavourable. Sehingga jumlah seluruh item sebanyak 40 item.

Skala penyesuaian diri sosial ini menggunakan skala Likert

dengan 4 pilihan jawaban untuk setiap pernyataan. Skor skala

penyesuaian diri sosial ini bergerak dari 1 hingga 4 dengan

rincian : 1 (sangat tidak sesuai), 2 (tidak sesuai), 3 (sesuai), dan 4

(sangat sesuai). Pengumpulan data penyesuaian diri sosial ini

dilakukan dengan mengambil subyek remaja akhir berusia 16–19

tahun.

2. Body Image

Skala body image yang dibuat Tresnasari (2001) disusun

berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Keaton, Cash dan

Brown (Tresnasari, 2001) mengenai komponen body image yaitu

komponen sikap yang terdiri dari bagian-bagian tubuh dan

keseluruhan tubuh dan penulis menambahkan satu komponen lagi

yaitu komponen persepsi. Skala body image ini mengunakan

skala likert. Skala ini terdiri dari 25 item favourable dan 25 item

unfavourable. Skala ini memiliki empat kemungkinan jawaban

yaitu : sangat sesuai , sesuai, tidak sesuai, sangat tidak sesuai

terhadap pernyataan yang diberikan. Pemberian skor untuk

masing–masing item ditentukan oleh pilihan jawaban subjek.

Page 12: Hubungan Body Image dengan Penyesuaian Diri Sosial ......rasa cemas dan meningkatkan harga diri (Keliat, 1992). Thoreau (Tresnasari, 2001) mengemukakan bahwa body image berkaitan dengan

Pilihan jawaban aitem terdiri dari rentang angka 4 sampai dengan

1. untuk penilaian item yang favourable dari 1 (sangat tidak

sesuai), 2 (tidak sesuai), 3 (sesuai), dan 4 (sangat sesuai). Hasil

analisis skala body image ini menunjukkan bahwa dari 50 item

yang diujicobakan tenyata ada 48 item yang valid dan mewakili

setiap komponen.kemudian peneliti menambahkan 22 item

sehingga menjadi 70 item.

Uji Validitas

Validitas skala penyesuaian diri sosial dan body image diuji dengan

tehnik validitas isi. Teknik validitas isi yaitu pengujian validitas skala

dengan analisis rasional atau dengan persetujuan para ahli di bidang yang

diukur (Azwar, 1997).

Pemilihan terhadap item–item yang hendak diukur dalam penelitian

ini dilakukan dengan cara menghitung korelasi antara skor subjek pada aitem

yang bersangkutan dengan total skor tes. Dasar kerja yang digunakan dalam

seleksi ini adalah memilih item–item yang fungsi ukurannya selaras atau

sesuai dengan fungsi ukur skala keseluruhan (Azwar, 1997).

Uji Reliabilitas

Untuk mengukur realibilitas penyesuaian diri sosial dan body image

ini ditunjukkan dengan koefisien reliabilitas yang menggunakan tehnik

alpha. Data untuk menghitung koefisien reliabilitas alpha diperoleh lewat

penyajian satu bentuk skala yang dikenakan hanya sekali saja pada

sekelompok responden (single-trial administration) dimana problem yang

mungkin timbul pada pendekatan reliabilitas tes ulang dapat dihindari.

Page 13: Hubungan Body Image dengan Penyesuaian Diri Sosial ......rasa cemas dan meningkatkan harga diri (Keliat, 1992). Thoreau (Tresnasari, 2001) mengemukakan bahwa body image berkaitan dengan

Metode Analisis Data

Sejalan dengan hipotesis dan tujuan penelitian ini yaitu mencari

korelasi atau hubungan maka data yang diperoleh dilakukan uji syarat yaitu

uji normalitas dan uji linieritas selanjutnya akan dianalisis dengan

menggunakan teknik korelasi Product Moment dan untuk perhitungan

selanjutnya digunakan program komputer statistik atau program SPSS 12.0

for windows.

PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

Orientasi Kancah

Pada penelitian ini pengambilan data penelitian dilakukan pada

beberapa tempat yakni perempuan dan laki-laki yang terletak di lingkungan

Universitas Kristen satya wacana Salatiga. Keadaan tersebut terdiri dari

beberapa penghuni yang sebagian besar adalah mahasiswa/mahasiswi di

Salatiga. Subjek penelitian adalah remaja perempuan dan laki-laki yang

berusia 17 tahun sampai 22 tahun.

Persiapan Administrasi

Untuk dapat melakukan pengambilan data, peneliti menggunakan

surat izin yang dikeluarkan oleh pihak RT.

Hasil analisis item pada skala penyesuaian diri sosial terdiri dari 40

item yang diujicobakan, 23 item sahih dan 17 item gugur. Azwar (1997)

menyatakan ada dua alternatif untuk menentukan kriteria pemilihan aitem

berdasar korelasi aitem total, yaitu dengan menggunakan batas 0,30 dan

dengan menggunakan batas 0,25. Sebagai kriteria pemilihan item berdasar

Page 14: Hubungan Body Image dengan Penyesuaian Diri Sosial ......rasa cemas dan meningkatkan harga diri (Keliat, 1992). Thoreau (Tresnasari, 2001) mengemukakan bahwa body image berkaitan dengan

korelasi item total, peneliti menggunakan batasan 0,30. Kriteria ini diambil

karena semua item yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya

pembedanya sudah dianggap memuaskan. Item yang sahih adalah item

nomor 3, 4, 5, 6, 8, 12, 13, 14, 15, 18, 20, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 31, 33,

34, 37, 38. Item-item yang sahih tersebut memiliki indeks korelasi aitem

total yang bergerak antara r i t= 0,306 hingga r it= 0,645. Besarnya koefisien

reliabilitas dari skala penyesuaian diri sosial adalah r tt = 0,881.

Skala body image terdiri dari 70 item yang diujicobakan, 56 item

yang sahih dan 14 item gugur. Item-item yang sahih adalah nomor 1,2,3,6,8,

9, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 19, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 30, 31, 32, 33, 34,

36, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 48, 49, 50, 51, 52, 53, 55, 56, 57, 58,

59, 60, 62, 63,64, 65, 66, 67, 69, 70 . Item-item yang sahih tersebut memiliki

indeks korelasi item total yang bergerak antara r it = 0,310 hingga r it = 0.827.

Besarnya koefisien reliabilitas dari skala body image adalah r tt = 0,960.

Laporan Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan mulai tanggal 19 Agustus 2010

sampai dengan 30 Agustus 2010. Pengambilan data dilakukan dengan

menyebarkan angket kepada beberapa kost/wisma perempuan dan

kost/wisma laki-laki dengan jumlah subyek 100 yaitu remaja yang berusia

17-22 tahun. Pengambilan data dilakukan dengan cara menyebarkan angket

kepada beberapa kost/wisma perempuan dan kost/wisma laki-laki. Prosedur

pelaksanaannya dimulai dengan pemberitahuan petunjuk pengerjaan dan

pentingnya memeriksa ulang skala yang sudah dikerjakan jangan sampai ada

pernyataan yang terlewatkan oleh subjek kemudian subjek diberikan waktu

untuk mengerjakan skala dengan tenang.

Page 15: Hubungan Body Image dengan Penyesuaian Diri Sosial ......rasa cemas dan meningkatkan harga diri (Keliat, 1992). Thoreau (Tresnasari, 2001) mengemukakan bahwa body image berkaitan dengan

Deskripsi Subjek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah remaja berjenis kelamin perempuan

dan laki-laki yang berusia 17 sampai 22 tahun. Subjek tersebut diambil

secara purposive sampling yang berarti pengambilan sampel dengan

memperhatikan karakteristik tertentu.

Jumlah anggota sample 100 orang yang terdiri dari laki-laki sebanyak

32 orang dan sisanya 68 orang adalah perempuan. Usia responden terendah

18 tahun dan tertinggi 22 tahun.

Deskripsi Data Penelitian

Mean empirik pada variabel penyesuaian diri sosial sebesar 69,93 dan

mean hipotetik sebesar 57,5. Mean empirik variabel penyesuaian diri sosial

lebih besar daripada mean hipotetiknya. Hal ini menunjukkan bahwa subjek

dalam penelitian ini mempunyai penyesuaian diri sosial yang tinggi.

Begitu juga mean empirik untuk variabel body image lebih besar

daripada mean hipotetiknya yaitu sebesar 162,85 dan mean hipotetik sebesar

140. Hal ini berarti subjek memiliki body image yang tinggi.

Skala Penyesuaian Diri Sosial

Skala ini terdiri dari 23 item, setiap item diberi skor minimal 1 dan

skor maksimal 4. Rentang minimal-maksimalnya adalah 23 (23x1) sampai

dengan 92 (23x4), sehingga luas jarak sebarannya adalah 92-23=69. Dengan

demikian setiap satuan deviasi standarnya (σ) bernilai sebesar 11,5, serta

rata-rata hipotetik (µ) sebesar 57,5. berdasarkan pada pembagian kategori

menjadi 5 bagian.

Subjek yang termasuk kategori sangat tinggi sebanyak 13 subjek (13

%), kategori tinggi sebanyak 61 subjek (61%), kategori sedang sebanyak 20

subjek (20 %) dan tidak ada seorangpun yang masuk dalam kategori rendah

Page 16: Hubungan Body Image dengan Penyesuaian Diri Sosial ......rasa cemas dan meningkatkan harga diri (Keliat, 1992). Thoreau (Tresnasari, 2001) mengemukakan bahwa body image berkaitan dengan

maupun sangat rendah (0%). Berdasarkan tabel dapat disimpulkan bahwa

subjek mempunyai penyesuaian diri sosial yang berada pada kategori tinggi

67%.

Skala Body Image

Skala ini terdiri dari 56 item, setiap item diberi skor minimal 1 dan

skor maksimal 4. Rentang minimal-maksimalnya adalah 56 (56x1) sampai

dengan 224 (56x4), sehingga luas jarak sebarannya adalah 224-56=168.

Dengan demikian setiap satuan deviasi standarnya (σ) bernilai sebesar 28,

serta rata-rata hipotetik (µ) sebesar 140. Berdasarkan pada pembagian

kategori menjadi 5 bagian.

Subjek yang termasuk kategori sangat tinggi sebanyak 5 subjek (5

%), kategori tinggi sebanyak 63 subjek (63%), kategori sedang sebanyak 31

subjek (31 %), kategori rendah sebanyak 1 subjek (1%) dan sangat rendah 0

subyek (0%). Berdasarkan tabel dapat disimpulkan bahwa subjek

mempunyai body image yang berada pada kategori tinggi 63%.

Uji Asumsi

Uji asumsi yang meliputi uji normalitas dan uji linieritas sebagai

syarat untuk pengetesan nilai korelasi agar kesimpulan yang ditarik tidak

menyimpang dari kebenaran yang seharusnya.

Uji Normalitas

Distribusi dikatakan normal apabila p>0.05. Teknik yang

digunakan untuk uji normalitas adalah teknik one sample Kolmogorov-

Smirnov test pada program komputer SPSS for windows 12. Uji normalitas

variabel penyesuaian diri sosial dan body image menunjukkan distribusi

Page 17: Hubungan Body Image dengan Penyesuaian Diri Sosial ......rasa cemas dan meningkatkan harga diri (Keliat, 1992). Thoreau (Tresnasari, 2001) mengemukakan bahwa body image berkaitan dengan

normal dengan koefisien K-S-Z pada variabel penyesuaian diri sosial

sebesar 0,662 dengan p = 0,773 (p>0,05) dan koefisien K-S-Z pada

variabel body image 0,944 dengan p = 0,335 (p>0,05)

Uji Linieritas

Hasil uji linearitas hubungan variabel penyesuaian diri sosial

dengan body image diperoleh hasil F = 30,538 dengan p= 0,000 (p< 0,05)

dan deviation from linearity F = 0,912 dengan p = 0,625. Hasil tersebut

menunjukkan bahwa variabel penyesuaian diri sosial dengan body image

bersifat linier atau mengikuti garis lurus.

Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi product

moment dari Pearson dengan menggunakan program komputer Statistical

Package for Social Science (SPSS) for Windows 12. Hasil analisis data

menunjukkan korelasi antara variabel penyesuaian diri sosial dengan body

image r = 0,496 dengan p = 0,000 (p<0,01), berarti ada hubungan positif

yang sangat signifikan antara variabel Body Image dan variabel penyesuaian

diri sosial, sehingga hipotesis yang diajukan dapat diterima.

Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif yang sangat

signifikan antara body image dan penyesuaian diri sosial pada remaja.

Adanya hubungan antara kedua variabel, ditunjukkan oleh koefisien korelasi

(r) sebesar = 0,496 dengan p = 0,000 (p<0,01). Hubungan antara kedua

variabel ini menunjukkan bahwa semakin tinggi body image seseorang maka

akan semakin tinggi pula penyesuaian diri sosialnya dan sebaliknya semaki

rendah body image seseorang maka akan semakin rendah pula penyesuaian

Page 18: Hubungan Body Image dengan Penyesuaian Diri Sosial ......rasa cemas dan meningkatkan harga diri (Keliat, 1992). Thoreau (Tresnasari, 2001) mengemukakan bahwa body image berkaitan dengan

diri sosialnya. Jadi hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat

diterima.

Berdasarkan penelitian ini kategorisasi body image dapat diketahui

bahwa subjek yang berada dalam kategori sangat tinggi sebanyak 5 subjek (5

%), kategori tinggi sebanyak 63 subjek (63%), kategori sedang sebanyak 31

subjek (31 %), kategori rendah sebanyak 1 subjek (1%). Berdasarkan

kategorisasi tersebut dapat dikatakan bahwa sebagian besar subjek

mempunyai body image yang berada pada kategori tinggi yaitu 63%.

Sementara itu kategorisasi untuk penyesuaian diri sosial dapat

diketahui bahwa subjek yang termasuk kategori sangat tinggi sebanyak 13

subjek (13 %), kategori tinggi sebanyak 61 subjek (61%), kategori sedang

sebanyak 20 subjek (20 %). Berdasarkan kategorisasi tersebut dapat

dikatakan bahwa sebagian besar subjek mempunyai penyesuaian diri sosial

yang berada pada kategori tinggi 67%, karena jumlah subjek yang berada

pada rentang skor 64,4-78,2 paling banyak, jika dibandingkan dengan jumlah

subjek pada rentang skor lain.

Diterimanya hipotesis dalam penelitian ini, menunjukkan bahwa body

image mempunyai peranan dalam penyesuaian diri sosial pada remaja.

Penyesuaian diri sosial yang baik akan menjadi salah satu bekal penting

karena akan membantu remaja pada saat terjun dalam masyarakat luas. Hasil

penelitian ini juga menunjukkan bahwa remaja yang menilai dirinya baik

maka akan dapat menyesuaikan diri dengan baik tanpa mengalami hambatan.

Hal ini didukung oleh pendapat Partosuwido (1993) bahwa remaja yang

memiliki konsep diri yang tinggi maka penyesuaian dirinya akan tinggi pula

begitu juga sebaliknya, remaja yang memiliki konsep diri rendah maka

penyesuaian dirinya juga akan rendah. Konsep diri adalah semua ide,

pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahu individu dalam

Page 19: Hubungan Body Image dengan Penyesuaian Diri Sosial ......rasa cemas dan meningkatkan harga diri (Keliat, 1992). Thoreau (Tresnasari, 2001) mengemukakan bahwa body image berkaitan dengan

berhubungan dengan orang lain (Stuart dan Sudeen, dalam Kelliat 1992).

Hal ini termasuk persepsi individu akan sifat dan kemampuannya, interaksi

dengan orang lain dan lingkungan, nilai-nilai yang berkaitan dengan

pengalaman dan objek, tujuan serta keinginan. Konsep diri dipelajari melalui

kontak sosial dan pengalaman berhubungan dengan orang lain. Pandangan

individu tentang dirinya dipengaruhi oleh bagaimana individu mengartikan

pandangan orang lain tentang dirinya. Konsep diri itu sendiri terdiri dari

beberapa bagian salah satunya yaitu body image (Kelliat, 1992). Hal ini juga

diungkapkan Fuhrmann (1990) yang menyatakan salah satu komponen

pentingnya dalam konsep diri yaitu body image mempunyai pengaruh

terhadap penyesuaian diri sosial pada remaja.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif signifikan

antara body image dan penyesuaian diri sosial pada remaja. Hubungan antara

kedua variabel ini menunjukkan bahwa semakin baik body image seseorang

maka akan semakin baik pula penyesuaian diri sosialnya dan sebaliknya

semakin buruk body image seseorang maka akan semakin buruk pula

penyesuaian diri sosialnya.

Saran

Bagi Subjek Penelitian, hasil penelitian menunjukkan bahwa ada

hubungan positif antara body image dan penyesuaian diri sosial pada remaja.

Subjek mempunyai body image yang berada pada kategori tinggi yaitu 63%

Page 20: Hubungan Body Image dengan Penyesuaian Diri Sosial ......rasa cemas dan meningkatkan harga diri (Keliat, 1992). Thoreau (Tresnasari, 2001) mengemukakan bahwa body image berkaitan dengan

dan untuk penyesuaian diri sosial yaitu subjek termasuk dalam kategori

tinggi 67%. Subjek yang memiliki body image dan penyesuaian diri sosial

yang tinggi hendaknya tetap mempertahankan body image positifnya dan

kemampuan penyesuaian diri sosialnya.

Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk meneliti variable-variabel

lain selain Body Image yang berpengaruh terhadap hasil penyesuaian diri

sosial.

Page 21: Hubungan Body Image dengan Penyesuaian Diri Sosial ......rasa cemas dan meningkatkan harga diri (Keliat, 1992). Thoreau (Tresnasari, 2001) mengemukakan bahwa body image berkaitan dengan

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S. 1997. Reliabilitas dan Validitas. Edisi ke 3. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Burns, R.B. 1979. The Self Concept. London: Longman group limited.

Centi, P.J. 1993. Mengapa Rendah Diri?. (Terjemahan oleh Hardjona,

A.M)Yogyakarta: Percetakan Kanisus.

Chaplin, J.P. 2002. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: P.T. Grafindo

Persada

Eysenck, H.J.dkk. 1972. Encyclopedia of psychology 2. New York: Harder &

Harder

Fitriyati.1996. Hubungan Antara Religiusitas Dengan Hambatan

Penyesuaian Diri Pada Mahasiswa. Intisari Skripsi (tidak

diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gajah

Mada.

Harrocks, E.J. 1951. Psychology Of Adolescene Behavior And Development.

Boston: Houghton Mifflin Company.

Hurlock, E. 1973. Adolescent Development . New York: Mc Grow Hill Book

Company.

__________1978. Perkembangan Anak. Jilid 1. Edisi keenam. Jakarta:

Erlangga.

__________1987. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang

RentangKehidupan ( terjemahan ). Jakarta: Erlangga

.

Keliat, B.A. 1994. Gangguan Konsep Diri. Penerbit buku Kedokteran. EGC.

Jakarta.

Lightstone, Judy. 2002. Body Image. www.Edrefferel.com

Mappiare, A. 1982. Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional.

McCabe, Marita P. & Ricciardelli,lina A, 2003. Body image and Strategies

to Lose weight and Increase muscle among Boys and Girls. Journal

of health psychology. 22, 39-46.

Muntaha, M. 2003. Tingkat Depresi Narapidana Ditinjau dari Harga Diri dan

Dukungan Sosial. Skripsi (tidak di terbitkan). Yogyakarta : Fakultas

Psikologi UGM.

Mu’tadin, Z. Spsi.,MSi. Penyesuaian Diri Remaja. http ://www.e-

psikologi.com, 04/09/02.

Page 22: Hubungan Body Image dengan Penyesuaian Diri Sosial ......rasa cemas dan meningkatkan harga diri (Keliat, 1992). Thoreau (Tresnasari, 2001) mengemukakan bahwa body image berkaitan dengan

Monks, dkk. 1984. Psikologi Perkembangan (Pengantar Dalam Berbagai

Bagiannya). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Putriana, Y.A. 2004. Hubungan Citra Diri Dengan Kepercayaan Diri Pada

Remaja Putri SMU 3 Jambi. Naskah Publikasi (tidak diterbitkan).

Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia.

Partosuwido, Sr. 1993. Penyesuaian Diri Mahasiswa Dalam Kaitannya

Dengan Persepsi Diri, Pusat Kendali dan Status Perguruan Tinggi.

Jurnal Psikologi. No.1, Hal. 32-34.

Rini, J. 2004. Mencemaskan Penampilan. http ://www.e-psikologi.com,

11/06/04

Risveni, N. 2006. Perbedaan Penyesuaian Sosial Pada Mahasiswa Baru

Ditinjau Dari Jenis Kelamin. Naskah Publikasi (tidak di terbitkan).

Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia.

Schneiders. 1964. Personal Adjustment And Mental Hygiene. New York:

Holt Rinehart dan Winston.

Suryanto, W.Dr.. 2003. Memupuk Rasa Pede Sejak Kecil. http

://www.IntisariOnThe Net.com, 21/03/03.

Suryaningrum, M. 2004. Hubungan antara Penyesuaian diri dengan Kesepian

pada Mahasiswa Baru. Intisari Skripsi (tidak diterbitkan).

Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.

Tresnasari, T. 2001. Hubungan Citra Raga dan Minat Membeli Kosmetik

Pemutih Pada Remaja Putri. Skripsi (tidak di terbitkan). Yogyakarta :

Fakultas Psikologi UGM.

Thornberg, D. Hersel. 1982. Development In Adolescene. California:

Brooks/cole Publishing Company.

Tejo, Rosalia. 1996. Persepsi Kegemukan Diri dengan Penyesuaian Sosial

Remaja.Sripsi ( tidak diterbitkan ). Fakultas Psikologi UGM.

Terry, J. Deborah & Carey, J.Craig dkk. 2001. Employee Adjustment to An

Organizational Merger: An Intergroup Perspective. Journal of

personality and social psychology, 27, 267-280

Umami, Ida dan Panuju, Panut. 1999. Psikologi Remaja. Yogyakarta: PT.

Tiara

Wacana.

Page 23: Hubungan Body Image dengan Penyesuaian Diri Sosial ......rasa cemas dan meningkatkan harga diri (Keliat, 1992). Thoreau (Tresnasari, 2001) mengemukakan bahwa body image berkaitan dengan

Tyas, R.A.2005. Sekolahku Sekolah Baru.

http://www.PikiranRakyatCyberMedia.com 20/09/05.

Walgito. 2001. Psikologi Sosial : Suatu Pengantar (Edisi ke-2, Cetakan ke-

3) Jogjakarta : Andi.

Willis, S. Sofyan, DR,M.Pd. 2005. Remaja dan Masalahnya. Bandung: CV.

Alfabeta.