hubungan antara self-regulated-learning dengan prestasi...

34
HUBUNGAN ANTARA SELF-REGULATED-LEARNING DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SMA KELAS 12 JURUSAN IPA DI SMA KRISTEN 1 SALATIGA OLEH HERING TRI AMBARSARI 802010019 TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2015

Upload: doannga

Post on 07-Mar-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hubungan antara Self-Regulated-Learning dengan Prestasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9093/2/T1_802010019_Full... · manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berkualitas

HUBUNGAN ANTARA SELF-REGULATED-LEARNING DENGAN PRESTASI

BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SMA KELAS 12 JURUSAN IPA DI

SMA KRISTEN 1 SALATIGA

OLEH

HERING TRI AMBARSARI

802010019

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk

Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2015

Page 2: Hubungan antara Self-Regulated-Learning dengan Prestasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9093/2/T1_802010019_Full... · manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berkualitas
Page 3: Hubungan antara Self-Regulated-Learning dengan Prestasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9093/2/T1_802010019_Full... · manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berkualitas
Page 4: Hubungan antara Self-Regulated-Learning dengan Prestasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9093/2/T1_802010019_Full... · manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berkualitas
Page 5: Hubungan antara Self-Regulated-Learning dengan Prestasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9093/2/T1_802010019_Full... · manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berkualitas
Page 6: Hubungan antara Self-Regulated-Learning dengan Prestasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9093/2/T1_802010019_Full... · manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berkualitas
Page 7: Hubungan antara Self-Regulated-Learning dengan Prestasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9093/2/T1_802010019_Full... · manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berkualitas

HUBUNGAN ANTARA SELF-REGULATED-LEARNING DENGAN PRESTASI

BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SMA KELAS 12 JURUSAN IPA DI

SMA KRISTEN 1 SALATIGA

Hering Tri Ambarsari

Sutriyono

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2015

Page 8: Hubungan antara Self-Regulated-Learning dengan Prestasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9093/2/T1_802010019_Full... · manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berkualitas

i

Abstrak

Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional yang bertujuan untuk mengetahui

signifikansi hubungan antara self-regulated learning dengan prestasi belajar matematika

pada siswa SMA kelas 12 jurusan IPA di SMA Kristen 1 Salatiga. Teknik pengambilan

sampel yaitu teknik sampel jenuh dengan jumlah siswa 75 orang. Metode penelitian

yang dipakai dalam pengumpulan data yaitu skala self-regulated learning dan nilai ujian

akhir semester 1. Teknik analisis data yang dipakai adalah teknik korelasi product

moment. Melalui hasil analisa data diperoleh koefisien korelasi (r) 0,337 dengan sig. =

0,003 (p < 0.05) yang berarti ada hubungan yang positif lemah dan signifikan antara

self-regulated learning dengan prestasi belajar matematika. Hal ini bermakna bahwa

self-regulated learning berkorelasi dengan prestasi belajar matematika pada siswa SMA

kelas 12 jurusan IPA di SMA Kristen 1 Salatiga.

Kata Kunci: Self-Regulated Learning, Prestasi Belajar Matematika

Page 9: Hubungan antara Self-Regulated-Learning dengan Prestasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9093/2/T1_802010019_Full... · manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berkualitas

ii

Abstract

This research is a correlational study aimed to determine the significance of the

relationship between self-regulated learning and academic achievement of mathematics

of high school 12th

grade students majoring in science at Christian High School 1

Salatiga. The sampling technique used is saturated samples with a number of 75

students. The research method used in data collection is the scale of self-regulated

learning and the grades of the final exams in the first semester. The data analysis

technique used is the product moment correlation technique. Through the data analysis,

the correlation coefficient is (r) 0.337 with sig. = 0.003 (p <0.05), which means that

there is a positive weak and significant relationship between self-regulated learning and

academic achievement in mathematics. This means that the self-regulated learning

correlates with mathematics achievement in grade 12 of high school students majoring

in science at the Christian High School 1 Salatiga.

Key Words: Self-Regulated Learning, Academic Achievement of Mathematics

Page 10: Hubungan antara Self-Regulated-Learning dengan Prestasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9093/2/T1_802010019_Full... · manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berkualitas

1

PENDAHULUAN

Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi dan juga

mengglobalnya arus informasi pada zaman sekarang ini, semakin ketat pula persaingan

yang terjadi. Persaingan ini tentu saja menuntut individu untuk memiliki sumber daya

manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berkualitas pada saat ini sangat

dibutuhkan bagi negara berkembang, termasuk Indonesia. Sumber daya manusia yang

berkualitas merupakan syarat mutlak dalam mencapai sebuah tujuan pembangunan dan

perkembangan. Banyak cara untuk meningkatkan sumber daya manusia yang

berkualitas, salah satunya dengan menempuh jalur pendidikan. Melalui jalur

pendidikan, seorang individu diharapkan mampu berpikir secara kritis serta mempunyai

wawasan yang luas (Barata, 2009).

Pendidikan adalah salah satu proses penting yang harus didapatkan dalam hidup

setiap individu. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional Pasal 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU Sisdiknas, 2003).

Matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan

konsep-konsep yang berhubungan antara satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang

banyak yang terbagi ke dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis dan geometri. (James

dan james, 1976). Sedangkan menurut Abdurrahman (2002) menyatakan bahwa

matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan

Page 11: Hubungan antara Self-Regulated-Learning dengan Prestasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9093/2/T1_802010019_Full... · manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berkualitas

2

hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedangnya fungsi teoritisnya adalah

untuk memudahkan berfikir.

Matematika sebagai kemampuan tentang berhitung, ruang dan peluang diperlukan

sebagai sarana untuk berpikir logis, rasional dan eksak agar mampu memecahkan

berbagai masalah. Berhitung merupakan salah satu kemampuan dasar yang harus

dikuasai dalam kehidupn sehari-hari sebagai bekal menuntut ilmu. Namun

kenyataannya, matematika justru menjadi mata pelajaran yang tidak disenangi.

Pemberian pelajaran itu dilakukan bukan untuk mencetak anak menjadi ahli

matematika, tetapi membuat berpikir rasional dan membentuk penalaran yang benar.

(Nurlisawati, 2008).

Matematika adalah bidang studi yang diajarkan mulai dari Sekolah Dasar (SD)

hingga perguruan tinggi. Bahkan sekarang ini Taman Kanak-kanak (TK) sudah mulai

diajarkan untuk mengenal matematika dasar. Alasan perlunya sekolah mengajarkan

matematika kepada siswa telah banyak diungkapkan oleh para pengamat matematika.

Cockraft (dalam Abdurrahman, 1999) mengemukakan bahwa matematika perlu

diajarkan kepada siswa karena 1) selalu digunakan dalam segala segi kehidupan, 2)

semua bidang studi memerlukan ketrampilan mtematika yang sesuai, 3) merupakan

sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas, 4) dapat digunakan untuk menyajikan

informasi dalam beberapa cara, 5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian

dan kesadaran keruangan, dan 6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan

masalah yang menantang.

Menurut Cornelius (dalam Abdurrahman, 1999), ada beberapa alas an perlunya

belajar matematika, yaitu karena matematika merupakan; 1) sarana berpikir yang jelas

Page 12: Hubungan antara Self-Regulated-Learning dengan Prestasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9093/2/T1_802010019_Full... · manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berkualitas

3

dan logis, 2) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, 3) sarana

mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, 4) sarana untuk

mengembangkan kreativitas, 5) dan sebagai sarana untuk meningkatkan kesadaran

terhadap perkembangan budaya.

Dalam kenyataannya tidak semua siswa mampu menerima dan mencerna

pelajaran tersebut dengan baik. Banyak diantara siswa yang menganggap pelajaran

matematika adalah sulit. Persepsi bahwa matematika merupakan pelajaran yang sulit

dan membosannkan sudah terlanjur mendarah daging di kalangan siswa (David, dalam

Barata, 2009). Tidak jarang muncul keluhan bahwa matematika hanya membuat pusing

siswa dan dianggap sebagai momok yang menakutkan oleh sebagian siswa. Faktor lain

yang ikut mempengaruhi rasa bosan pada matematika adalah faktor penyampaian materi

atau metode pembelajaran matematika yang monoton dan itu-itu saja (Ariyanti, dalam

Barata, 2006). Hal ini dapat membuat prestasi belajar siswa menjadi rendah dalam mata

pelajaran matematika. Prestasi belajar adalah suatu hal yang penting karena melalui

prestasi belajar, seorang siswa dapat mengetahui kemajuan-kemajuan yang telah

dicapainya dalam belajar.

“Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seorang siswa dalam usaha

belajarnya sebagaimana dicantumkan di dalam nilai rapornya. Melalui prestasi

belajar seorang siswa dapat mengetahui kemajuan-kemajuan yang telah

dicapainya dalam belajar” (Wirawan dalam Murjono, 1996, h.178)

Dalam mencapai sebuah prestasi belajar yang baik, tentunya siswa akan

mengalami kesulitan belajar yang tentu saja akan menghambat proses penerimaan

pengetahuan dan juga kelancaran proses belajar. Permasalahan belajar termasuk juga

Page 13: Hubungan antara Self-Regulated-Learning dengan Prestasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9093/2/T1_802010019_Full... · manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berkualitas

4

didalamnya masalah pengaturan diri, oleh karena itulah siswa membutuhkan suatu

strategi pengaturan diri dalam belajar yaitu yang dikenal dengan self-regulated learning

(SRL).

Zimmerman (1989) menjelaskan bahwa self-regulated learning penting bagi

semua jenjang akademis. Nugroho (2007) menyatakan bahwa mengembangkan salah

satu strategi dalam self regulation adalah hal yang penting agar siswa dapat menentukan

sendiri pilihan-pilihan dalam kegiatan belajarnya, target yang akan dicapainya serta cara

untuk mencapai target yang telah ditetapkan.

Menurut Winne (1997) self-regulated learning adalah kemampuan seseorang

untuk mengelola secara efektif pengalaman belajarnya sendiri dengan berbagai cara

sehingga mencapai hasil belajar yang optimal. Self-regulated learning atau pengaturan

diri dalam belajar pada mata pelajaran matematika menolong siswa untuk dapat

mengatur cara belajar sehingga memperoleh prestasi belajar yang memuaskan dalam

mata pelajaran matematika.

Self-regulated learning dapat diajarkan, dipelajari dan dikontrol. Umumnya, siswa

yang berhasil dalam prestasi belajarnya adalah siswa yang menggunakan strategi self-

regulated learning. Menurut Zimmerman (1989), self-regulated learning pada siswa

dapat digambarkan melalui tiga tingkatan atau derajat yang meliputi keaktifan

berpartisipasi baik itu secara kognitif, motivasional, maupun perilaku dalam proses

belajar.

Penelitian sebelumnya mendukung pentingnya self-regulated learning dengan

menghubungkan para siswa yang mengatur dirinya dengan hasil prestasi belajar.

Pintrich & DeGroot (1990), mendapati bahwa para siswa yang memiliki self-regulated

Page 14: Hubungan antara Self-Regulated-Learning dengan Prestasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9093/2/T1_802010019_Full... · manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berkualitas

5

learning menggunakan motivasi intrinsik, dan self-efficacy yang lebih besar. Demikian

juga Zimmerman dan Martines-Pons (1986) juga mendapati bahwa para siswa yang

berprestasi tinggi, menggunakan 14 strategi dibandingkan dengan siswa yang

berprestasi rendah (Wolters, dalam Aini, 2011).

Berdasarkan wawancara singkat penulis kepada beberapa siswa SMA kelas 12 di

Salatiga yang mendapat nilai kurang pada pelajaran matematika, didapati bahwa

beberapa siswa memiliki persepsi matematika adalah pelajaran yang sulit. Siswa

merasa tidak bisa dan akhirnya menjadi malas mengikuti pelajaran matematika. Siswa

menjadi putus asa dalam menghadapi ujian matematika atau soal-soal matematika.

Dalam wawancara ini, penulis juga mendapati bahwa ketika belajar dirumah, siswa

lebih memilih untuk mengerjakan atau mempelajari sub bab matematika yang sekiranya

mudah bagi siswa, dan meninggalkan sub bab yang sulit karena merasa tidak mampu

menyelesaikan atau dalam kata lain menyerah. Selain itu siswa juga mengatakan tidak

memiliki waktu khusus dalam belajar matematika di rumah dan intensitas belajarnya

tidak sering.

Selain itu, menurut Zimmerman dan Matinez-Pons (1988) dalam penelitiannya

menjelaskan bahwa siswa yang memiliki self-regulated learning akan mampu

mengarahkan dirinya saat belajar (self-regulated learners), membuat perencanaan

(plan), mengorganisasikan materi (organize), mengarahkan diri sendiri (self-instruction)

dan mengevaluasi diri sendiri (self-evaluation) dalam proses pengetahuan. Langkah-

langkah tersebut ternyata pada akhirnya meningkatkan prestasi belajar siswa. Hasil

penelitian dari Zimmerman dan Martinnez-Pons (1990) menunjukkan bahwa siswa yang

memilki prestasi lebih sering menggunakan strategi-strategi self-regulated learning

dibandingkan dengan siswa yang kurang prestasinya. Jadi dapat disimpulkan bahwa

Page 15: Hubungan antara Self-Regulated-Learning dengan Prestasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9093/2/T1_802010019_Full... · manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berkualitas

6

untuk mendapatkan hasil belajar yang baik, siswa yang memiliki prestasi tinggi hampir

menggunakan seluruh strategi dari self-regulated learning yang ada (Aini, 2011).

Dalam penelitian sebelumnya milik Amelia (2011) menerangkan bahwa ada

hubungan positif dan signifikan antara self regulation dengan prestasi belajar dari

mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW. Begitu pula dengan penelitian yang dilakukan

Alsa (2005), yang menemukan korelasi positif antara regulasi diri dengan prestasi

belajar matematika. Zimmerman (dalam Santrock, 2001) menemukan bahwa siswa yang

berprestasi tinggi adalah para self-regulated learner yang mengatur cara belajarnya.

Penelitian senadapun juga dilakukan oleh Pintrich dan De Groot (dalam Chen, 2002)

yang hasilnya menunjukkan bahwa siswa yang berprestasi tinggi lebih banyak

menggunakan strategi-strategi self-reguated learning daripada siswa yang meraih

prestasi rendah.

Namun ada pula yang melakukan penelitian mengenai hubungan antara self-

reguated learning dengan prestasi belajar menunjukkan hasil yang berlawanan dengan

hasil penelitian para tokoh. Seperti hasil penelitian Indri (2001) yang menunjukkan

tidak adanya hubungan antara self-reguated learning dengan prestasi belajar. Hasil

penelitian milik Pelt (2008) juga menunjukkan tidak adanya kaitan antara self-reguated

learning dengan prestasi belajar. Walaupun demikian secara teoritis self-reguated

learning merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Tentunya

prestasi belajar ini tidak hanya dipengaruhi oleh self-reguated learning saja, namun juga

faktor-faktor lainnya.

Melihat fenomena dan hasil penelitian sebelumnya yang berbeda-beda, maka

peneliti ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan antara self-

Page 16: Hubungan antara Self-Regulated-Learning dengan Prestasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9093/2/T1_802010019_Full... · manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berkualitas

7

reguated learning dan prestasi belajar matematika. Alasan penulis memilih judul ini

karena perbedaan tempat penelitian serta perbedaan subjek yang diteliti. Penulis juga

memilih SMA Kristen 1, Salatiga sebagai tempat penelitian, dikarenakan pertimbangan

teknis seperti akses yang cukup mudah antara penulis dengan pihak sekolah.

Berdasarkan permasalahan tersebut maka penulis mengadakan penelitian dengan judul

“Hubungan antara self-regulated learning dengan prestasi belajar matematika pada

siswa SMA kelas 12 jurusan IPA di SMA Kristen 1 Salatiga”.

Prestasi Belajar Matematika

Winkel (1996) juga mengatakan bahwa prestasi belajar adalah suatu bukti

keberhasilan belajar atau kemampuan seorang siswa dalam melakukan kegiatan

belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Matematika sebagai kemampuan

tentang berhitung, ruang dan peluang diperlukan sebagai sarana untuk berpikir logis,

rasional dan eksak agar mampu memecahkan berbagai masalah (Nurlisawati,2008).

Prestasi belajar matematika adalah hasil yang telah dicapai seorang siswa dalam proses

belajarnya sesuai yang telah ditetapkan dalam mata pelajaran matematika. Hasil

penilaiannya dapat diwujudkan berupa angka dalam rapor nilai mata pelajaran

matematika dan juga hasil tes.

Faktor- faktor Mempengaruhi Prestasi Belajar

Ahmadi dan Supriyono (1991) menggolongkan faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar, yaitu faktor internal dan faktor eksternal yang diuraikan

sebagai berikut :

a. Faktor Internal

Page 17: Hubungan antara Self-Regulated-Learning dengan Prestasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9093/2/T1_802010019_Full... · manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berkualitas

8

1) Faktor jasmaniah baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang

termasuk faktor ini meliputi: penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dll.

2) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh, terdiri

atas :

a) Faktor intelektif yang meliputi: faktor potensial yaitu kecerdasan, bakat

dan faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki.

b) Faktor non intelektif yaitu: unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap,

kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri, kesabaran

dan kecemasan.

c) Faktor kematangan fisik maupun psikis

b. Faktor Eksternal

1) Faktor sosial yang terdiri dari lingkungan keluarga dan orangtua, lingkungan

sekolah dan guru, lingkungan masyarakat juga lingkungan kelompok.

2) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi dan

kesenian.

3) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar dan iklim.

4) Faktor lingkungan spriritual atau keamanan.

Pengukuran Prestasi Belajar Matematika

Prestasi belajar dapat diukur melalui tes yang sering dikenal dengan tes prestasi.

Dalam pendidikan formal, tes prestasi dapat berbentuk ulangan-ulangan harian, tes

formatif, tes sumatif bahkan ebtanas dan ujian-ujian masuk perguruan tinggi (Azwar,

1996). Dalam penelitian ini penulis menggunakan nilai rapor mata pelajaran

Page 18: Hubungan antara Self-Regulated-Learning dengan Prestasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9093/2/T1_802010019_Full... · manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berkualitas

9

matematika semester 1 tahun akademik 2014/2015. Nilai rapor tersebut sebagai bukti

keberhasilan siswa dalam mata pelajaran matematika.

Self-Regulated Learning

Self-regulated learning terbentuk dari dua kata yaitu self-regulated dan learning.

Self-regulated berarti pengelolaan diri, sedangkan learning berarti belajar. Jadi dapat

disimpulkan bahwa self-regulated learning secara umum berarti pengaturan diri dalam

belajar (Diah, 2004). Self-regulated learning adalah kemampuan seseorang untuk

mengelola secara efektif pengalaman belajarnya sendiri dalam berbagai cara sehingga

dapat mecapai hasil belajar yang optimal (Wolters, 1998). Sedangkan menurut Pintrich

(dalam Yukselturk & Bulut, 2009) self-regulated learning merupakan usaha dalam

mengontrol perilaku, motivasi, afeksi dan kognisi; usaha dalam mencapa tujuan

tertentu; dan usaha individu dalam mengendalikan tindakannya. Self-regulated learning

dapat didefinisikan sebagai upaya meningkatkan pencapaian hasil belajar, mengatur diri

dalam belajar dan kesanggupan untuk mengelola lingkungan yang kondusif untuk

belajar dengan mengikutsertakan kemampuan metakognisi, motivasi intrinsik dan

perilaku belajar aktif.

Aspek-aspek dalam Self-Regulated Learning

Menurut Zimmerman dan Schunk (1989) aspek-aspek dalam self-regulated learning

adalah sebagai berikut :

a. Metakognisi

Page 19: Hubungan antara Self-Regulated-Learning dengan Prestasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9093/2/T1_802010019_Full... · manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berkualitas

10

Metakognisi adalah kemampuan individu dalam merencanakan,

mengorganisasikan atau mengatur, menginstruksikan diri, memonitor dan

melakukan evaluasi dalam aktivitas belajar.

b. Motivasi

Motivasi dalam self-regulated learning ini merupakan pendorong (drive) yang ada

pada diri individu yang mencakup persepsi terhadap efikasi diri, kompetensi

otonomi yang dimiliki dalam aktivitas belajar. Motivasi merupakan fungsi dari

kebutuhan dasar untuk mengontrol dan berkaitan dengan perasaan kompetensi

yang dimiliki setiap individu.

c. Perilaku

Perilaku merupakan upaya individu untuk mengatur diri, menyeleksi dan

memanfaatkan lingkungan maupun menciptakan lingkungan yang mendukung

aktivitas belajar.

Hubungan Self Regulated Learning terhadap Prestasi Belajar Matematika

Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar,

karena kegiatan belajar merupakan proses dan prestasi merupakan hasil dari proses

belajar. Prestasi belajar dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal.

Prestasi belajar siswa dapat diwujudkan atau dilihat melalui angka dalam rapor di tiap

semesternya.

Salah satu mata pelajaran yang sudah pasti ada dalam rapor hasil pelajar adalah

mata pelajaran matematika. Matematika adalah salah satu mata pelajaran wajib di

sekolah, baik SD maupun perguruan tinggi. Matematika merupakan sarana berpikir

Page 20: Hubungan antara Self-Regulated-Learning dengan Prestasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9093/2/T1_802010019_Full... · manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berkualitas

11

logis, namun pada saat ini kita tidak dapat mengingkari kenyataan bahwa matematika

masih menjadi pelajaran yang kurang disenangi bahkan dianggap sulit oleh siswa.

Self-regulated learning adalah kemampuan seseorang untuk mengelola secara

efektif pengalaman belajarnya sendiri dalam berbagai cara sehingga dapat mecapai hasil

belajar yang optimal (Wolters, 1998). Sedangkan menurut Pintrich (dalam Yukselturk &

Bulut, 2009) self-regulated learning merupakan usaha dalam mengontrol perilaku,

motivasi, afeksi dan kognisi; usaha dalam mencapai tujuan tertentu; dan usaha individu

dalam mengendalikan tindakannya.

Siswa yang menggunakan self-regulated learning dalam belajar tentu memiliki

keyakinan akan kecerdasan mereka dibandingkan siswa yang tidak menggunakan self-

regulated learning. Kegagalan dan kesuksesan mereka begantung pada usaha mereka

dalam menyelesaikan tugas. Para peneliti menemukan bahwa siswa yang memiliki

prestasi belajar tinggi sering kali merupakan pelajar yang juga belajar untuk mengatur

diri sendiri (Paris & Paris, 2001; Pintrich, 2000; Pintrich & Schunk, 2002; Zimmerman,

1998, 2000, 2001; Zimmerman & Schunk, 2001). Guru, tutor, mentor, konselor dan

orang tua dapat membantu siswa agar mampu meningkatkan self-regulated learning

dalam belajar.

Berdasarkan uraian-uraian diatas dapat dikatakan untuk mengatasi masalah

kesulitan belajar maka siswa membutuhkan self-regulated learning yang baik dalam

proses belajar matematikanya. Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan Alsa

(2005), yang menemukan korelasi positif antara regulasi diri dengan prestasi belajar

matematika. Selain itu penelitian dari B. Kramarski & M. Gutman (2006), yang

menemukan bahwa strategi self-regulated learning dapat meningkatkan kemampuan

matematika.

Page 21: Hubungan antara Self-Regulated-Learning dengan Prestasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9093/2/T1_802010019_Full... · manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berkualitas

12

Hipotesis

Dari uraian di atas, maka hipotesis dari penelitian ini adalah ada hubungan positif

yang signifikan antara self-regulated learning dengan prestasi belajar matematika pada

siswa SMA kelas 12 jurusan IPA di SMA Kristen 1, Salatiga.

METODE PENELITIAN

Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional yang bertujuan untuk

mengetahui signifikansi hubungan antara self-regulated learning dengan prestasi belajar

matematika pada siswa SMA di SMA Kristen 1, Salatiga.

Partisipan

Partisipan dalam penelitian ini adalah siswa kelas 12 (dua belas) jurusan IPA di

SMA Kristen 1 Salatiga yang berjumlah 75 siswa, dengan 3 (tiga) kelas masing-masing

kelas berjumlah 25 siswa. Teknik sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah teknik sampling jenuh dengan menggunakan 75 siswa tersebut sebagai sampel.

Alat Ukur Penelitian

Self-regulated learning diukur dengan menggunakan skala yang disusun oleh

Zimmerman & Schunk (2001) berdasarkan dari aspek-aspek self-regulated learning.

Aspek-aspeknya antara lain yaitu metakognisi, motivasi, dan perilaku. Jumlah item

yang diuji untuk self-regulated learning ada 44 item dan item tersebut dikatakan valid

apabila koefisien korelasinya 0,30. Hasil uji seleksi item dan reliabilitas pada putaran

pertama dari self-regulated learning dengan 44 item didapatkan koefisien reliabilitas

Page 22: Hubungan antara Self-Regulated-Learning dengan Prestasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9093/2/T1_802010019_Full... · manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berkualitas

13

sebesar 0,897 yang berarti alat ukur tersebut tergolong reliabel. Item yang gugur

berjumlah 10 item, yaitu nomor 3,6,7,10,24,28,32,33,39 dan 43. Penentuan-penentuan

item valid menggunakan ketentuan dari Azwar (2012) yang menyatakan bahwa item

pada skala pengukuran dapat dikatakan valid apabila ≥ 0,30. Nilai korelasi item total

bergerak antara 0,312-0,699. Pada pengujian kedua didapatkan perubahan koefisien

reliabilitas sebesar 0910, dengan jumlah item gugur sebanyak 1 item yaitu nomor 41.

Nilai korelasi item total bergerak antara 0,327-0,609. Sedangakan pada pengujian ketiga

didapatkan koefisien reliabilitas yang sama dengan pengujian kedua yaitu sebesar 0,910

dengan minimal indeks daya diskriminan item sebesar 0,30. Jadi, jumlah item yang

valid untuk skala self-regulated learning sebanyak 33 item.

Prosedur Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 13 Maret sampai dengan 17 Maret 2015.

Sebelum melakukan penelitian peneliti telah melakukan uji bahasa pada 5 siswa SMA

kelas 12 lainnya yang berasal dari sekolah lain namun mengambil jurusan IPA juga.

Pada saat penelitian jumlah skala psikologi yang disebar sebanyak 75 skala. Skala

psikologi dibagikan di 3 (tiga) kelas 12 jurusan IPA. Peneliti sebelumnya telah

memperkenalkan diri, memberi tahu maksud dan tujuan peneliti melakukan penelitian

ini, dan meminta mereka untuk menjadi partisipan dalam penelitian ini. Selama

pengisian angket berlangsung peneliti memberikan sendiri dan menunggu langsung

pengisian angket berlangsung. Selain itu, selama pengisian angket partisipan

diperbolehkan untuk bertanya jika materi dalam skala psikologis tidak jelas atau sulit

dipahami. Setelah pengisian angket selesai, angket langsung diberikan kepada peneliti

dan peneliti langsung mengecek angket yang telah diisi oleh siswa. Selama pelaksanaan

penelitian, responden dapat bekerjasama dengan baik dan cenderung menjawab setiap

Page 23: Hubungan antara Self-Regulated-Learning dengan Prestasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9093/2/T1_802010019_Full... · manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berkualitas

14

pernyataan dengan baik, kemudian dari skala psikologi yang disebar, semuanya kembali

dan semuanya itu bisa dipakai dalam penelitian ini.

Teknik Analisis Data

Metode analisis menggunakan uji korelasi untuk melihat hubungan positif yang

signifikan antara self-regulated learning dengan prestasi belajar matematika pada siswa

SMA kelas 12 jurusan IPA di SMA Kristen 1, Salatiga yang perhitungan analisis dalam

penelitian ini dilakukan dengan bantuan SPSS (Statistical Product & Service Solution)

seri 17.0 for windows.

HASIL PENELITIAN

Prestasi Belajar Matematika

Berdasarkan nilai ujian akhir semester 1 tahun ajaran 2014/2015 dengan 5 pilihan

jawaban maka dibuat kategorisasi sebagai berikut:

Tabel 4.1. Kategorisasi Pengukuran Prestasi Belajar Matematika

No Interval Kategori Mean N Presentase

1 85 ≤ x < 100 Baik Sekali 13 17,33 %

2 70 ≤ x < 85 Baik 74,57 29 38,67 %

3 55 ≤ x < 70 Cukup 30 40 %

4 40 ≤ x < 55 Kurang 3 4 %

5 x ≤ 40 Sangat Kurang 0 0 %

Jumlah 75 100 %

SD = 12,254 Min = 46 Max = 98

Keterangan: x = prestasi belajar matematika

Berdasarkan Tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa 13 siswa memiliki nilai prestasi

belajar matematika yang berada pada kategori baik sekali dengan presentase 17,33%, 29

siswa memiliki nilai prestasi belajar matematika yang berada pada kategori baik dengan

presentase 38,67%, 30 siswa memiliki nilai prestasi belajar matematika yang berada

Page 24: Hubungan antara Self-Regulated-Learning dengan Prestasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9093/2/T1_802010019_Full... · manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berkualitas

15

pada kategori cukup dengan presentase 40% dan sisanya 3 siswa memiliki nilai prestasi

belajar matematika yang berada pada kategori kurang dengan presentase 4%.

Berdasarkan rata-rata sebesar 74,57 dapat dikatakan bahwa rata-rata nilai prestasi

belajar matematika siswa berada pada kategori baik. Skor yang diperoleh subjek

bergerak dari skor minimum sebesar 46 sampai dengan skor maksimum sebesar 98

dengan standar deviasi 12,254.

Self-Regulated Learning

Berdasarkan jumlah item self-regulated learning dengan 4 pilihan jawaban maka

dibuat kategorisasi sebagai berikut:

Tabel 4.2. Kategorisasi Pengukuran Skala Self-Regulated Learning

No Interval Kategori Mean N Presentase

1 107,25 ≤ x ≤ 132 Sangat

Tinggi

12 16 %

2 82,5 ≤ x < 107,25 Tinggi 95,85 56 74,67 %

3 57,75 ≤ x < 82,5 Rendah 7 9,33 %

4 33 ≤ x < 57,75 Sangat

Rendah

0 0 %

Jumlah 75 100 %

SD = 12,455 Min = 62 Max = 124

Keterangan: x = self-regulated learning

Berdasarkan Tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa 12 siswa memiliki skor self-

regulated learning yang berada pada kategori sangat tinggi dengan presentase 16%, 56

siswa memiliki skor self-regulated learning yang berada pada kategori tinggi dengan

presentase 74,67%, 7 siswa memiliki skor self-regulated learning yang berada pada

kategori rendah dengan presentase 9,33% dan tidak ada siswa yang memiliki skor self-

regulated learning yang sangat rendah dengan presentase 0%. Berdasarkan rata-rata

sebesar 95,85 dapat dikatakan bahwa rata-rata self-regulated learning siswa berada pada

Page 25: Hubungan antara Self-Regulated-Learning dengan Prestasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9093/2/T1_802010019_Full... · manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berkualitas

16

kategori tinggi. Skor yang diperoleh subjek bergerak dari skor minimum sebesar 62

sampai dengan skor maksimum sebesar 124 dengan standar deviasi 12,455.

Uji Normalitas

Tabel 4.3. Hasil Normalitas Self-Regulated Learning dengan Prestasi Belajar

Matematika

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Self-regulated

learning

Prestasi belajar

matematika

N 75 75

Normal Parametersa Mean 95.85 78.81

Std. Deviation 12.455 7.768

Most Extreme Differences Absolute .092 .172

Positive .092 .172

Negative -.059 -.157

Kolmogorov-Smirnov Z .801 1.492

Asymp. Sig. (2-tailed) .543 .023

a. Test distribution is Normal.

Berdasarkan uji hasil pengujian normalitas pada tabel XXX di atas, kedua variabel

memiliki signifikansi p>0,05. Variabel self-regulated learning memiliki nilai K-S-Z

sebesar 0,801 dengan probabilitas (p) atau signifikansi sebesar 0,543 (p > 0.05). Oleh

karena nilai signifikansi p>0,05, maka distribusi data self-regulated learning

berdistribusi normal. Hal ini juga terjadi pada variabel prestasi belajar matematika yang

memiliki nilai K-S-Z sebesar 0,1492 dengan probabilitas (p) atau signifikansi sebesar

0,023. Dengan demikian data prestasi belajar matematika juga berdistribusi normal.

Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk menguji integritas hubungan data yaitu variabel

bebas dan variabel terikat. Dengan kata lain, pengujian ini dilakukan untuk mengetahui

Page 26: Hubungan antara Self-Regulated-Learning dengan Prestasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9093/2/T1_802010019_Full... · manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berkualitas

17

apakah variabel bebas berhubungan dengan variabel terikat atau tidak. Untuk

perhitungannya, uji linieritas dilakukan dengan menggunakan SPSS seri 17.0 for

windows yang dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.4. Hasil Uji Linearitas Self-Regulated Learning dengan Prestasi Belajar

Matematika

ANOVA Table

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

Prestasi Belajar

Matematika * Self-

Regulated Learning

Between Groups (Combined) 3721.053 35 106.316 5.571 .000

Linearity 2536.393 1 2536.393

132.8

97 .000

Deviation from

Linearity 1184.660 34 34.843 1.826 .035

Within Groups 744.333 39 19.085

Total 4465.387 74

Dari hasil uji linearitas diperoleh nilai Fbeda sebesar 1,826 dengan sig.= 0,035

(p<0,05) yang menunjukkan hubungan antara self-regulated learning dengan prestasi

belajar matematika adalah linear.

Analisis Korelasi

Perhitungan analisis data dilakukan setelah uji asumsi yang meliputi uji normalitas

dan uji linieritas. Perhitungan dalam analisis ini dilakukan dengan SPSS seri 17.0 for

windows. Hasil korelasi antara pola asuh otoriter orangtua dengan penyesuaian diri

dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini:

Page 27: Hubungan antara Self-Regulated-Learning dengan Prestasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9093/2/T1_802010019_Full... · manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berkualitas

18

Tabel 4.5. Hasil Uji Korelasi antara Self-Regulated Learning dengan Prestasi

Belajar Matematika

Correlations

Self-regulated

learning

Prestasi belajar

matematika

Self-regulated learning Pearson Correlation 1 .754**

Sig. (2-tailed) .000

N 75 75

Prestasi belajar matematika Pearson Correlation .754** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 75 75

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan hasil perhitungan uji korelasi diperoleh koefisien korelasi antara self-

regulated learning dengan prestasi belajar matematika sebesar 0,754 dengan sig. =

0,000 (p < 0.05) yang berarti ada hubungan yang positif kuat dan signifikan antara self-

regulated learning dengan prestasi belajar matematika.

Pembahasan

Berdasarkan penelitian mengenai hubungan antara self-regulated learning dan

prestasi belajar matematika pada siswa kelas 12 jurusan IPA di SMA Kristen 1 Salatiga ,

didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang positif kuat dan signifikan antara self-

regulated learning dan prestasi belajar matematika. Berdasarkan hasil uji perhitungan

korelasi, keduanya memiliki r sebesar 0,754 dengan signifikansi sebesar 0,000 (p <

0,05) yang berarti kedua variabel yaitu self-regulated learning dan prestasi belajar

matematika memiliki hubungan yang positif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin

tinggi self-regulated learning, maka akan semakin tinggi pula prestasi belajar

matematika yang diperoleh siswa.

Page 28: Hubungan antara Self-Regulated-Learning dengan Prestasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9093/2/T1_802010019_Full... · manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berkualitas

19

Menurut Zimmerman dan Matinez-Pons (1988) dalam penelitiannya menjelaskan

bahwa siswa yang memiliki self-regulated learning akan mampu mengarahkan dirinya

saat belajar (self-regulated learners), membuat perencanaan (plan), mengorganisasikan

materi (organize), mengarahkan diri sendiri (self-instruction) dan mengevaluasi diri

sendiri (self-evaluation) dalam proses pengetahuan. Langkah-langkah tersebut ternyata

pada akhirnya meningkatkan prestasi belajar siswa. Hasil penelitian dari Zimmerman

dan Martinnez-Pons (1990) menunjukkan bahwa siswa yang memilki prestasi lebih

sering menggunakan strategi-strategi self-regulated learning dibandingkan dengan siswa

yang kurang prestasinya.

Menurut Winne (1997) self-regulated learning adalah kemampuan seseorang

untuk mengelola secara efektif pengalaman belajarnya sendiri dengan berbagai cara

sehingga mencapai hasil belajar yang optimal. Self-regulated learning atau pengaturan

diri dalam belajar pada mata pelajaran matematika menolong siswa untuk dapat

mengatur cara belajar sehingga memperoleh prestasi belajar yang memuaskan dalam

mata pelajaran matematika.

Besarnya variasi self-regulated learning dalam mempengaruhi prestasi belajar

matematika dapat menjelaskan bahwa self-regulated learning memberikan kontribusi

terhadap prestasi belajar sebesar 56% (diperoleh dari r²) dan sisanya sebesar 44% yang

dipengaruhi oleh faktor lain di luar self-regulated learning yang dapat berpengaruh

terhadap prestasi belajar matematika.

Terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar matematika, hal ini

selaras dengan teori yang diungkapkan oleh Ahmadi dan Supriyono (1991). Prestasi

belajar matematika dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Internal terdiri dari

faktor jasmaniah (pengelihatan, pendengaran, struktur tubuh); faktor psikologis meliputi

Page 29: Hubungan antara Self-Regulated-Learning dengan Prestasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9093/2/T1_802010019_Full... · manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berkualitas

20

faktor intelektif (kecerdasan, bakat dan prestasi) dan faktor non intelektif (sikap,

kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri, kesabaran dan

kecemasan); dan yang terakhir faktor kematangan fisik maupun psikis. Sedangkan

faktor eksternal terdiri dari faktor sosial (lingkungan keluarga, orangtua, sekolah, guru,

lingkungan masyarakat dan lingkungan kelompok); faktor budaya (adat istiadat, ilmu

pengetahuan, teknologi dan kesenian); faktor lingkungan fisik (fasilitas rumah, fasilitas

belajar dan iklim); dan faktor lingkungan spiritual atau keamanan.

Berdasarkan hasil analisis deskriptif dalam penelitian ini, diperoleh data bahwa self-

regulated learning sebesar 74,67% yang berada pada kategori tinggi. Hal ini

menunjukkan bahwa sebagian besar siswa-siswi SMA Kristen 1 Salatiga menggunakan

strategi self-regulated learning untuk memperoleh prestasi belajar yang memuaskan

dalam mata pelajaran matematika. Hasil penelitian ini mendukung penelitian

Zimmerman (dalam Santrock, 2001) menemukan bahwa siswa yang berprestasi tinggi

adalah para self-regulated learner yang mengatur cara belajarnya.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa self-regulated learning

memberikan kontribusi terhadap prestasi belajar matematika, sehingga nampak jelas

bahwa self-regulated learning mempunyai hubungan positif dengan prestasi belajar

matematika.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan antara self-regulated learning

dengan prestasi belajar matematika pada siswa SMA kelas 12 jurusan IPA di SMA

Kristen 1 Salatiga, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

Page 30: Hubungan antara Self-Regulated-Learning dengan Prestasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9093/2/T1_802010019_Full... · manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berkualitas

21

1. Ada hubungan positif yang signifikansi antara self-regulated learning dengan

prestasi belajar matematika pada siswa SMA kelas 12 jurusan IPA di SMA Kristen

1 Salatiga.

2. Sebagian besar siswa (74,67%) memiliki self-regulated learning berada pada

kategori yang tinggi, sisanya 16% berada pada kategori sangat tinggi dan 9,33%

berada pada kategori rendah.

3. Rata-rata siswa memiliki prestasi belajar matematika yang berada pada kategori

baik dan cukup. Ada 29 siswa yang memiliki nilai prestasi belajar matematika

berada pada kategori baik dengan presentase 38,67% dan 30 siswa memiliki nilai

prestasi belajar matematika yang berada pada kategori cukup dengan presentase

40%.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka penulis menyarankan

hal-hal sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

Siswa diharapkan dapat meningkatkan self-regulated learning atau pengaturan diri

dalam belajar pada mata pelajaran matematika. Hal ini dapat dilakukan dengan

cara menetapkan tujuan dari hasil belajar yang ingin dicapai dalam mempelajari

matematika, fokus pada tugas yang dikerjakan dan menerapkan cara-cara tertentu

dalam belajar matematika sehingga dapat memahami dengan mudah.

2. Bagi Orangtua

Orangtua diharapkan dapat mengarahkan anak-anaknya agar dapat mempunyai

waktu yang lebih banyak ketika belajar, khususnya untuk pelajaran matematika

Page 31: Hubungan antara Self-Regulated-Learning dengan Prestasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9093/2/T1_802010019_Full... · manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berkualitas

22

yang mereka anggap sulit. Selain itu orangtua juga diharapkan mampu

membantu anak-anaknya menyelesaikan persoalan matematika yang tidak

mereka pahami dengan baik.

3. Bagi peneliti selanjutnya.

Apabila ada peneliti lain yang ingin meneliti mengenaik prestasi belajar siswa

hendaknya melibatkan faktor-faktor lain seperti sikap, kebiasaan, minat,

motivasi, penyesuaian diri, kesabaran dan kecemasan.

Daftar Pustaka

Abdurahman, M. (1999). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitas Belajar. Jakarta: PT.

Rineka Cipta.

Ahmadi, H.A & Supriyono,W. (1991). Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Amelia. J (2011). Hubungan self regulation dengan prestasi belajar pada mahasiswa

fakultas psikologi universitas Kristen satya wacana. Skripsi.Salatiga: Fakultas

Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana.

Azwar, S. (1996). Test Prestasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Barata, D.A. (2009). Hubungan Self-Regulated Learning dan Kecerdasan Emosional

dengan Prestasi Belajar Matematika Pada Siswa SMA. Skripsi (tidak diterbitkan).

Semarang: Fakultas Psikologi UNIKA Soegijapranata Semarang.

Chen, C.S. (2002). Self-regulated Learning Strategies and Achievment in an

introduction to information system course. Information Technology, Learning, and

Performance Journal, 20, 11-25.

Page 32: Hubungan antara Self-Regulated-Learning dengan Prestasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9093/2/T1_802010019_Full... · manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berkualitas

23

Diah. 2004. Perbedaan self regulated learning antara siswa akselerasi dengan siswa

regular di bidang matematika. Skripsi. Semarang: Fakultas Psikologi Unika

Soegijapranata.

Indri, G. (2001). Hubungan penggunaan strategi-strategi self-regulated learning dengan

prestasi akademik siswa kelas vi sekolah dasar dalam pelajaran matematika. Depok:

Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Murjono. (1996). Inteligensi dalam Hubungannya dengan Prestasi Belajar. Anima

Indonesia Psychological Journal, 3, 42, 174-183.

Nugroho. (2007, Mei). Self Regulated Learning Anak Berbakat. Available (Online).

http: //www.ditolb.or.id.

Nurlisawati, D. (2008). Perbedaan Self-Regulated Learning Siswa Akselerasi dengan

Siswa Reguler di Bidang Matematika. Skripsi (tidak diterbitkan). Semarang:

Fakultas Psikologi UNIKA Soegijapranata Semarang.

Pelt, J. (2008). The relationship between self-regulated learning and academic

achievement in the middle school students : A cross cultural perspective. These of

University South Caroline.

Pintrich, P.R., E.V de Groot. (1990). Motivational and self-regulated component of

classroom. Journal of Educational Psychology. 82, 1, 33-40

Santrock, J.W. (2001). Educational Psychology. Boston: McGraw-Hill.

Winne, P.H. (1997). Expreimenting to Bootstrap Self Regulated Learning. Journal of

Education Psychology. 89, 3, 397-410.

Page 33: Hubungan antara Self-Regulated-Learning dengan Prestasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9093/2/T1_802010019_Full... · manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berkualitas

24

Wolters, Cristopher A. (1998) Self-regulated learning and college students regulation of

motivational. Journal of educational psychology. Vol. 90, No.2. 224-235.

Wolters, C.A. Pintrich, P.R. & Karabenick, S.A. (2003). Assessing Academic Self

Regulated Learning. Paper prepared for the Conference on Indicator of Positive

Development: Definitions, Measures, and Prospective

Yukselturk, E., & Bulut, S. (2009). Gender differences in Self-regulated online learning

environment. Educational Technology & Society, 12 (3), 12-22.

Zimmerman, B.J. (1989). A Social Cognitive View Of Self-Regulated Academic

Learning. Journal of Educational Psychology. Zimmerman, B.J. (1989). A Social

Cognitive View Of Self-Regulated Academic Learning. Journal of Educational

Psychology, 81, 3, 329-339.

Zimmerman , B.J., & Martinez Pons. (1990). Construct validation of a strategy model

of student self-regulated learning. Journal of Educational Psychology, Vol. 80,

284-290. [Online]. Available FTP: http://www/sfu.ca/~sbratt/SRL.pdf

Page 34: Hubungan antara Self-Regulated-Learning dengan Prestasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9093/2/T1_802010019_Full... · manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berkualitas

25