hubungan antara pola makan dengan kadar asam urat darah pada wanita postmenopause di posyandu lansia...

7
HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN KADAR ASAM URAT DARAH PADA WANITA POSTMENOPAUSE DI POSYANDU LANSIA WILAYAH KERJA PUSKESMAS Dr. SOETOMO SURABAYA 1 Pipit Festy, 2 Anis Rosyiatul H., 3 Afnan Aris 1 Bagian Keperawatan Keluarga, 2 Bagian Keperawatan Komunitas, Fakultas Ilmu Kesehatan UMSurabaya 3 Mahasiswa S1 Keperawatan UM Surabaya  A b st rac t  Arthritis pir ai (uric acid) is sti ll a health problem in indonesia, which ranks  second after osteoarthritis. Basic metabolic disorders arthritis pirai is an increase in uric acid levels in the blood (hiperurisemia) which is the end result of normal metabolism purine. in postmenopausal women decreased estrogen, which estrogen can helps increase the excretion of uric acid. there are also purine content of food consumed in everyday society. The purpose of this study is to determine relationship between eating pattern with blood uric acid levels in postmenopausal women at elderly posyandu work area of puskesmas dr. soetomo surabaya. Analytical descriptive research method with cross sectional approach. The sample consisted of 50 respondents drawn by  simple random sampling technique. Data obtained by measurement and questionnaires, were analyzed using chi-square with degrees of significance of 0.05. The results of the 50 respondents indicated 29 people (58%) had a normal uric acid levels with normal eating patterns, 2 people (4%) hiperurisemia with a normal eating patterns. Statistical test with the Chi-Square (P = 0.001 <   = 0.05), then Ho refused thats means there is a relationship between eating pattern with blood uric acid levels in postmenopausal women at elderly posyandu work area of puskesmas dr. so etomo Surabaya.  Results of this study can be concluded that the eating patterns of  postmenopausal women ma y affect blood uric acid levels that need to organize the  food consumed in order to ma intain uric acid within normal limits.  Keywords: Eating Pattern, Uric Acid, Meno pause PENDAHULUAN Kemajuan berbagai bidang, terutama perkembangan dalam bidang kesehatan akan memberikan kontribusi terhadap peningkatan usia harapan hidup bagi masyarakat. Di satu sisi kita  patut bergembira karena usia harapan hidup perempuan dan laki-laki meningkat, namun di sisi lain yang harus kita waspadai, mereka harus melewati usia tua dengan berbagai gangguan kesehatan sebagai dampak dari kekurangan hormon estrogen dan  progesteron. Bagi wanita yang memasuki usia menopause dan  beberapa tahun sesudahnya akan mengalami berbagai keluhan dan  permasalahan kesehatan (Ali, 2003). Penyakit Artritis Pirai (Asam Urat) merupakan salah satu penyakit yang

Upload: alfinda-diah-ajeng

Post on 30-Oct-2015

155 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hubungan antara pola makan dengan kadar asam urat darah

TRANSCRIPT

7/16/2019 Hubungan Antara Pola Makan Dengan Kadar Asam Urat Darah Pada Wanita Postmenopause Di Posyandu Lansia …

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-pola-makan-dengan-kadar-asam-urat-darah-pada-wanita-postmenopause-5633… 1/7

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN KADAR ASAM URAT

DARAH PADA WANITA POSTMENOPAUSE

DI POSYANDU LANSIA WILAYAH KERJA PUSKESMAS

Dr. SOETOMO SURABAYA

1Pipit Festy, 2Anis Rosyiatul H., 3Afnan Aris1Bagian Keperawatan Keluarga, 2Bagian Keperawatan Komunitas,

Fakultas Ilmu Kesehatan UMSurabaya3 Mahasiswa S1 Keperawatan UM Surabaya

Abstract 

 Arthritis pirai (uric acid) is still a health problem in indonesia, which ranks

 second after osteoarthritis. Basic metabolic disorders arthritis pirai is an increase

in uric acid levels in the blood (hiperurisemia) which is the end result of normal 

metabolism purine. in postmenopausal women decreased estrogen, which

estrogen can helps increase the excretion of uric acid. there are also purinecontent of food consumed in everyday society.

The purpose of this study is to determine relationship between eating pattern

with blood uric acid levels in postmenopausal women at elderly posyandu work 

area of puskesmas dr. soetomo surabaya. Analytical descriptive research method 

with cross sectional approach. The sample consisted of 50 respondents drawn by

 simple random sampling technique. Data obtained by measurement and 

questionnaires, were analyzed using chi-square with degrees of significance of 

0.05.

The results of the 50 respondents indicated 29 people (58%) had a normal 

uric acid levels with normal eating patterns, 2 people (4%) hiperurisemia with a

normal eating patterns. Statistical test with the Chi-Square (P = 0.001 <   =

0.05), then Ho refused thats means there is a relationship between eating pattern

with blood uric acid levels in postmenopausal women at elderly posyandu work 

area of puskesmas dr. soetomo Surabaya.

 Results of this study can be concluded that the eating patterns of 

 postmenopausal women may affect blood uric acid levels that need to organize the

 food consumed in order to maintain uric acid within normal limits.

 Keywords: Eating Pattern, Uric Acid, Menopause

PENDAHULUANKemajuan berbagai bidang,

terutama perkembangan dalam bidang

kesehatan akan memberikan kontribusi

terhadap peningkatan usia harapan

hidup bagi masyarakat. Di satu sisi kita

 patut bergembira karena usia harapan

hidup perempuan dan laki-laki

meningkat, namun di sisi lain yang

harus kita waspadai, mereka harus

melewati usia tua dengan berbagai

gangguan kesehatan sebagai dampak 

dari kekurangan hormon estrogen dan

 progesteron. Bagi wanita yang

memasuki usia menopause dan

 beberapa tahun sesudahnya akan

mengalami berbagai keluhan dan

 permasalahan kesehatan (Ali, 2003).

Penyakit Artritis Pirai (Asam Urat)

merupakan salah satu penyakit yang

7/16/2019 Hubungan Antara Pola Makan Dengan Kadar Asam Urat Darah Pada Wanita Postmenopause Di Posyandu Lansia …

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-pola-makan-dengan-kadar-asam-urat-darah-pada-wanita-postmenopause-5633… 2/7

 banyak dijumpai pada laki-laki usia

antara 30-40 tahun, sedangkan pada

wanita umur 55-70 tahun, insiden

wanita jarang kecuali setelah

menopause (Tjokroprawiro, 2007).Di Indonesia, arthritis pirai (asam

urat) menduduki urutan kedua setelah

osteoartritis (Dalimartha, 2008).

Prevalensi artritis pirai pada populasi di

USA diperkirakan 13,6/100.000

 penduduk, sedangkan di Indonesia

sendiri diperkirakan 1,6-13,6/100.000

orang, prevalensi ini meningkat seiring

dengan meningkatnya umur 

(Tjokroprawiro, 2007).

Berdasarkan data yang diperoleh pada tanggal 6 april 2010 di Puskesmas

Dr. Soetomo Surabaya didapatkan data

 bahwa warga pralansia dan lansia yang

memeriksakan diri ke Puskesmas pada

tahun 2009 sebanyak 1584 orang,

sebagian besar warga menderita

 penyakit radang sendi dengan jumlah

899 orang (56,8%). Penyakit ini

dikelompokan dalam penyakit khusus

dan menduduki prioritas pertama

dengan jumlah terbesar dari 10

 penyakit prioritas lainnya. Salah satu

 bagian dari penyakit radang sendi ini

adalah artritis pirai (asam urat)

 berjumlah 72 orang (8%), terdiri dari

34 (47,2%) wanita berumur >50 tahun,

25 (34,7%) wanita <50 tahun.

Berdasarkan studi pendahuluan yang

dilakukan peneliti di wilayah kerja

 puskesmas Dr. Soetomo pada tanggal

07 Mei 2010 mengenai pola makan pada 7 wanita yang sudah mengalami

menopause dan menderita artritis pirai

(asam urat) didapatkan hasil bahwa 2

orang mempunyai kebiasaan makan

makanan yang mengandung purin,

sedangkan 5 orang tidak memiliki

kebiasaan makan makanan yang

mengandung purin.

Dasar gangguan metabolik gout

adalah peningkatan kadar asam urat

dalam darah (hiperurisemia) yang

disebabkan oleh peningkatan produksi

(overproduction), penurunan

 pengeluaran (underexcretion) asam

urat melalui ginjal, atau kombinasi

keduanya (Wachjudi, 2006). Salahsatu faktor yang dapat mempengaruhi

arthritis pirai (asam urat) adalah

makanan yang dikonsumsi, umumnya

makanan yang tidak seimbang (asupan

 protein yang mengandung purin

terlalu tinggi) (Utami, 2009). Di

dalam tubuh, perputaran purin terjadi

secara terus menerus seiring dengan

sintesis dan penguraian RNA dan

DNA, sehingga walaupun tidak ada

asupan purin, tetap terbentuk asamurat dalam jumlah yang substansial

(Sacher, 2004). Dalam keadaan

normal kadar urat serum pada pria

mulai meningkat saat pubertas. Pada

wanita kadar asam urat tidak 

meningkat sampai setelah menopause

karena estrogen membantu

meningkatkan ekskresi asam urat

melalui ginjal. Setelah menopause,

kadar serum urat meningkat seperti

 pada pria (Sylvia, 2006).

Masalah yang timbul setelah

menopause sebagian besar disebabkan

karena kekurangan hormone estrogen,

maka dalam dunia kesehatan telah

dikembangakan terapi pemberian

tambahan estrogen yang dikenal

dengan istilah Terapi Sulih Hormone

(“HTR”). Upaya yang dapat dilakukan

sebagai tenaga kesehatan dalam

mengontrol kadar asam urat adalahdengan membatasi asupan purin atau

mengkonsumsi makanan rendah purin,

lebih banyak mengkonsumsi

karbohidrat, mengurangi konsumsi

lemak, meningkatkan asupan cairan,

dan tidak mengkonsumsi minuman

 beralkohol (Utami, 2009). 

7/16/2019 Hubungan Antara Pola Makan Dengan Kadar Asam Urat Darah Pada Wanita Postmenopause Di Posyandu Lansia …

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-pola-makan-dengan-kadar-asam-urat-darah-pada-wanita-postmenopause-5633… 3/7

METODEDesain yang digunakan dalam

 penelitian ini adalah deskriptif analitik 

dengan pendekatan cross sectional  

untuk mempelajari dinamika korelasiantara faktor-faktor resiko dengan efek 

dengan cara pendekatan, observasi, atau

 pengumpulan data sekaligus pada satu

saat. Jumlah populasi 57 orang. Sampel

 pada penelitian ini adalah sebagian

wanita umur  50 tahun dan sudah

memasuki masa postmenopause yang

memeriksakan diri ke posyandu lansia

di wilayah kerja Puskesmas Dr.

Soetomo Surabaya dengan jumlah 50

orang. Data diperoleh dengan 2macam instrument yaitu kuisioner dan

 pengukuran kadar asam urat darah.

Pengolahan data dalam bentuk  cross

tab dan dianalisa dengan

menggunakan uji Chi Square dengan

= 0,05.

HASIL PENELITIAN

Tabel 1 Distribusi Pola Makan Wanita Postmenopause di Posyandu Lansia

Wilayah Kerja Puskesmas Dr. Soetomo Surabaya Bulan Juni 2010.

 No Pola Makan Frekuensi Persen

1 Normal 31 62,0%

2 Tinggi Purin 19 38,0%

Tabel 2 Distribusi Kadar Asam Urat Wanita Postmenopause di Posyandu

Lansia Wilayah Kerja Puskesmas Dr. Soetomo Surabaya Bulan Juni

2010. 

 No Kadar Asam Urat Frekuensi Persen

1 Normal 39 78,0%

2 Hiperurisemia 11 22,0%

Tabal 3 Cross Tabulasi Hubungan Antara Pola Makan Terhadap Kadar Asam

Urat pada Wanita Postmenopause di Posyandu Lansia Puskesmas Dr.

Soetomo Surabaya Juni 2010.

 No Pola Makan Kadar Asam Urat Total

 Normal HiperurisemiaJumlah % Jumlah % Jumlah %

1 Normal 29 58% 2 4% 31 62%

2 Tingggi

Purin

10 20% 9 18% 19 38%

Jumlah 39 78% 11 22% 50 100%

Uji Chi Square = 0,001 < = 0,05

7/16/2019 Hubungan Antara Pola Makan Dengan Kadar Asam Urat Darah Pada Wanita Postmenopause Di Posyandu Lansia …

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-pola-makan-dengan-kadar-asam-urat-darah-pada-wanita-postmenopause-5633… 4/7

Dari tabel 5.1 dapat diketahui bahwa pada variabel pola makan normal

dengan kadar asam urat normal ada 29 orang (58,0%), asam urat tinggi

(hiperurisemia) ada 2 orang (4,0%). Sedangkan pada variabel pola makan tinggi

 purin dengan kadar asam urat normal terdapat 10 orang (20%) dan hiperurisemia

9 orang (18%).Berdasarkan hasil uji statistik dengan Chi Square  = 0,001 < dari = 0,05

maka H0 ditolak, H1 diterima berarti ada hubungan antara pola makan dengan

kadar asam urat darah pada wanita postmenopause di posyandu lansia Puskesmas

Dr. Soetomo Surabaya pada bulan juni 2010.

PEMBAHASAN

Pola MakanPada penelitian ini sebagian besar 

wanita postmenopause memiliki pola

makan yang normal hal ini berkaitandengan makin meningkatnya

 pengetahuan masyarakat seiring dengan

 program penyuluhan yang dilakukan

 puskesmas sebagai upaya promotif dan

 prefentif terhadap suatu penyakit.

Pengetahuan diperlukan sebelum

melakukan suatu perbuatan secara

sadar. Perbuatan yang dikehendaki

mungkin tidak akan berlangsung

sampai pasien mendapatkan petunjuk 

yang cukup kuat untuk memicumotivasi berbuat berdasarkan

 pengetahuan tersabut. Pengetahuan

dapat diperoleh melalui informasi yang

disampaikan tenaga profesional

kesehatan, orang tua, guru, buku, media

massa dan sumber lainnya (Hartono,

2005).

Walaupun dari hasil penelitian ini

sebagian besar menyatakan bahwa

masyarakat memiliki pola makan yang

normal, namun masih ada yang

memiliki kebiasaan mengkonsumsi

makanan yang mengandung tinggi

 purin secara berlebihan. Selain

 pengetahuan yang diperoleh oleh

masyarakat, masih terdapat faktor-

faktor lain yang menentukan makanan

yang dikonsumsi sehari-hari,

diantaranya adalah ekonomi, sikap,

sosial budaya, dan agama Khomsan

(2004).

Untuk menjaga dan meningkatkan

derajat kesehatan individu dan

masyakat, perlu adanya kesadaran

 pribadi serta dukungan dari keluarga

untuk menentukan suatu sikap yang

mengarah pada pola kebiasaan hidupyang sehat sebagai upaya prefentif 

yang harus diterapkan dalam

keseharian serta dapat membedakan

antara budaya yang baik atau

merugikan sebagai pendukung dalam

menentukan pola makan.

Asam UratHasil pengukuran kadar asam urat

dari 50 responden, terdapat 39 orang

(78,0%) memiliki kadar asam urat

normal, dan 11 orang (22,0%) tinggi

(Hiperurisemia).

Banyaknya responden yang

memiliki kadar asam urat normal

karena sebagian besar sudah menjaga

 pola makan, Selain itu, pada sebagian

wanita postmenopause masih dapat

dijumpai jenis steroid seks lain dengan

kadar yang normal dalam darah,

ovarium wanita postmenopause masihmemiliki kemampuan untuk 

menyintesis steroid seks. Sel – sel hilus

dan korteks ovarium masih dapat

memproduksi androgen, estrogen dan

 progesteron dalam jumlah tertentu.

Lemak, uterus, hati, otot, kulit,

rambut, dan bahkan bagian dari sistem

neural sumsum tulang (bone marrow)

mempunyai kemampuan

mengaromatisasi androgen menjadi

estrogen yang mana estrogen dapat

7/16/2019 Hubungan Antara Pola Makan Dengan Kadar Asam Urat Darah Pada Wanita Postmenopause Di Posyandu Lansia …

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-pola-makan-dengan-kadar-asam-urat-darah-pada-wanita-postmenopause-5633… 5/7

membantu pengeluaran asam urat

melelui gingal. Pada wanita gemuk 

masih ditemukan kadar estron yang

tinggi, dan estron ini akan diubah

menjadi estradiol (Ali, 2003).Produksi asam urat meningkat

setara dengan perputaran sel akibat

 penguraian asam nukleat, seperti pada

 penyakit leukemia atau kegenasan lain

dengan masa sel yang besar. Penyakit

 polisitemia, diabetes mellitus dapat

mempengaruhi peningkatan produksi

asam urat serum (Sacher, 2004). Selain

itu, obat anti hipertensi, terutama

thiazid diduga secara tidak langsung

mempengaruhi metabolisme lemak yang pada akhirnya mengurangi

 pengeluaran asam urat (Krisnatuti,

2008).

Dari hasil penelitian ini masih

terdapat beberapa responden yang

memiliki kadar asam urat tinggi. Hal ini

 perlu diperhatikan karena selain

kandungan purin yang berasal dari

makanan purin juga dihasilkan di dalam

tubuh dan masih banyak faktor yang

dapat mempengaruhi kadar asam urat

darah diantaranya adalah perubahan

hormonal yang ada pada wanita

 postmenopause.

Hubungan Antara Pola Makan

dengan Kadar Asam Urat pada

Wanita Postmenopause Pola makan berkaitan erat dengan

kadar asam urat darah pada wanita

 postmenopause. Dilihat dari hasiltabulasi silang antara pola makan

dengan kadar asam urat menunjukkan

responden dengan kebiasaan pola

makan normal memiliki kadar asam

urat normal 29 orang (58%) dan

hiperurisemia 2 orang (4%), sedangkan

responden dengan kebiasaan pola

makan tinggi purin memiliki kadar 

asam urat normal 10 orang (10%), dan

hiperurisemia 9 orang (18%).

Berdasarkan uji statistik  Chi

 square di dapat hasil hitung = 0,001

< = 0,05 maka H0 ditolak dan

menerima H1. Kesimpulan yang

diambil adalah ada hubungan antara pola makan dengan kadar asam urat

darah pada wanita postmenopause di

 posyandu lansia Puskesmas Dr.

Soetomo Surabaya pada bulan juni

2010.

Hasil uji ini menerangkan jika

 pola makan diatur dengan baik dapat

membantu pengontrolan kadar asam

urat dalam batas normal atau dalam

artian memiliki pengaruh terhadap

kadar asam urat darah pada wanita postmenopause. Hal ini sesuai dengan

yang dikemukakan Tjokroprawiro,

(2007) Asam urat di dalam tubuh bisa

 berasal dari luar yaitu dari diet tinggi

 purin dan dari dalam yang merupakan

hasil akhir metabolisme purin. Asam

urat sangat erat kaitannya dengan pola

makan. Umumnya karena pola makan

yang tidak seimbang (jumlah asupan

 protein sangat tinggi) (Utami, 2009).

Walaupun sebagian besar 

responden memiliki kadar asam urat

normal, namun masih terdapat

 beberapa orang yang memiliki kadar asam urat tinggi (Hiperurusemia)

walaupun mereka sudah menjaga pola

makan. Sacher (2004) mengemukakan

asam urat merupakan metabolisme

akhir purin. Di dalam tubuh,

 perputaran purin terjadi secara terus

menerus seiring dengan sintesis dan penguraian RNA dan DNA , sehingga

walaupun tidak ada asupan purin,

tetap terbentuk asam urat dalam

 jumlah yang substansial. Selain itu,

Sylvia (2006) menjelaskan pada

wanita kadar urat tidak meningkat

sampai setelah menopause karena

estrogen membantu meningkatkan

ekskresi asam urat melalui ginjal.

Setelah menopause, kadar serum urat

meningkat seperti pada pria. 

7/16/2019 Hubungan Antara Pola Makan Dengan Kadar Asam Urat Darah Pada Wanita Postmenopause Di Posyandu Lansia …

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-pola-makan-dengan-kadar-asam-urat-darah-pada-wanita-postmenopause-5633… 6/7

Menjaga pola makan dalam

kehidupan sehari-hari dengan

membatasi asupan makanan yang

 banyak mengandung purin dan lemak 

tanpa mengesampingkan asupan proteindiharapkan dapat mengontrol kadar 

asam urat darah pada wanita

 postmenopause sehingga diharapkan

faktor resiko akibat tingginya kadar 

asam urat dapat terhindarkan.

SIMPULAN DAN SARAN

Sebagian besar wanita

 postmenopause di posyandu lansia

wilayah kerja puskesmas Dr. Soetomo

Surabaya sudah menjaga pola makandan sebagian besar memiliki kadar 

asam urat masih dalam tahapan normal.

Terdapat hubungan antara pola makan

dengan kadar asam urat darah pada

wanita postmenopause.

Diperlukan suatu koordinasi antara

tokoh masyarakat dan institusi

kesehatan untuk mengevaluasi secara

 periodik mengenai pola makan dan

asam urat sebagai tindak lanjut atas

 program yang telah dilakukan untuk mengetahui derajat perkembangan

usaha masyarakat dalam menjaga

kesehatan. Serta diperlukan penelitian

lanjut mengenai pola makan dan asam

urat yang berhubungan dengan wanita

 postmenopause

DAFTAR PUSTAKAAdi, Lukas Tersono, (2006). Tanaman

Obat dan Jus untuk Asam Urat 

dan Rematik , Agromedia Pustaka,Jakarta.

Ali, Baziad, (2003).  Endokrinoligi

Ginekologi, Edisi 2, Media

Aesculapius, Jakarta.

Ali, Baziad, (2003).  Menopause dan

 Andropause, Edisi 1,  Yayasan

Bina Pustaka Sarwono Prawiro

Harjo, Jakarta.

Almatsier, Sunita, (2003).  Prinsip

 Dasar Ilmu Gizi, Gramedia

Pustaka Utama, Jakarta.

Bromwich, Peter, (1991).  Menopause

 Merawat Gejala-Gejalanya, 

Arcan, Jakarta.

Dalimartha, Setiawan, (2008).  Herbal 

Untuk Pengobatan Reumatik , Penebar Swadaya, Jakarta..

Hartono, Andry, (2005).  Penyakit 

 Bawaan Makanan Fokus

 Pendidikan Kesehatan, ECG,

Jakarta.

Kasdu, Dini, (2002).  Kiat Sehat dan

 Bahagia Di Usia Menopause,

sPuspa Suara, Jakarta.

Ketria, Nyoman, (2009).  Asam Urat ,

Bentang Pustaka, Yogyakarta.

Khomsan, Ali, dkk, (2004). Pengantar  Pangan dan Gizi,  Penebar 

Swadaya. Jakarta.

Khumaidi, (1994). Gizi Masyarakat ,

BPK Gunung Mulia, Jakarta.

Krisnatuti, Diah, dkk, (2008).

 Perencanaan Menu Untuk 

 Penderita Asam Urat ,  Penebar 

Swadaya, Jakarta.

Kusharto, (2006).  Prinsip-Prinsip

 Ilmu Gizi, Kanisius, Yogyakarta

Marie, Joanne, (2003).  Natutal 

Treatments for menopause.

Prima Published, United States

of America.

Murray Robert, dkk, (2003). Biokomia

 Harper, Edisi 25, ECG, Jakarta

 Notoatmojo, Soekidjo, (2005).

 Metodologi Penelitian

 Kesehatan, Rineka Cipta,

Jakarta.

 Nursalam, (2008).  Konsep dan Penerapan Metodologi

 Penelitian,  Salemba Medika,

Jakarta.

Oktia, Titik, (2008).  Kesehatan dan

Gizi, SIC, Surabaya.

Panil, Zulbadar, (2008).  Memahami

teori dan Praktik Biokimia

 Dasar Medis, ECG, Jakarta

Ramayulis, Rita, dkk, (2008).  Menu

dan Resep Penderita Asam

Urat,Peneber Plus, Jakarta.

7/16/2019 Hubungan Antara Pola Makan Dengan Kadar Asam Urat Darah Pada Wanita Postmenopause Di Posyandu Lansia …

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-pola-makan-dengan-kadar-asam-urat-darah-pada-wanita-postmenopause-5633… 7/7

Sacher, Ronald, dkk, (2004). Tinjauan

 Klinis Hasil Pemeriksaan

 Laboratorium, Edisi 11, ECG,

Jakarta.

Santoso, Soegeng, dkk, (1999). Kesehatan dan Gizi, Rineke

Cipta, Jakarta.

Supariasa, Nyoman, dkk, (2002).

 Penilaian Status gizi, ecg, Jakarta.

Sustrani, Lanny, dkk, (2006).  Asam

Urat , PT Gramedia Utama,

Jakarta.

Sylvia, Anderson, dkk, (2006).

 Patofisiologi Konsep Klinis

 Proses-Proses Penyakit , ECG,

Jakarta.Tjokroprawiro, Askandar, dkk, (2007).

 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam,

Airlangga University press,

Surabaya.

Utami, Prapti, dkk, (2009). Solusi Sehat 

 Asam Urat dan Rematik,

Agromedia Pustaka, Jakarta.

Wachjudi, Gunadi, dkk, (2006).

 Diagnosis dan Terapi Penyakit 

 Reumatik, Sagung Seto, Jakarta.

Wijayanti, (2009).  Faktor Yang 

 Mempengaruhi Terjadinya

 Penyakit Atritis Pirai (gout),

www.adln.lib.unair.ac.id/go.php?i

d=gdlub-gdl-s1-2009-wijayanti-

10033&q=faktor+artritis+gout, 16

Maret 2010.