hubungan antara persepsi thd sistem informasi sumber daya manusia dengan beban kerja karyawan kantor...

94
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN BEBAN KERJA KARYAWAN KANTOR PUSAT PT. KERETA API (PERSERO) BAGIAN PERSONNEL CARE AND CONTROL Diajukan Sebagai Laporan Metodologi Penelitian II Tahun Ajaran 2009/2010 Pembimbin g : Drs. Untung Kahar Oleh : URAY ANDRO OKTAVIAR NPM: (10050003109)

Upload: bazbbz

Post on 27-Jul-2015

1.752 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hubungan Antara Persepsi Thd Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Dengan Beban Kerja Karyawan Kantor Pusat Pt

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP SISTEM

INFORMASI SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN BEBAN

KERJA KARYAWAN KANTOR PUSAT PT. KERETA API

(PERSERO) BAGIAN PERSONNEL CARE AND CONTROL

Diajukan Sebagai Laporan Metodologi Penelitian II

Tahun Ajaran 2009/2010

Pembimbing : Drs. Untung Kahar

Oleh :

URAY ANDRO OKTAVIAR

NPM: (10050003109)

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

FAKULTAS PSIKOLOGI

2010

Page 2: Hubungan Antara Persepsi Thd Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Dengan Beban Kerja Karyawan Kantor Pusat Pt

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG Lembar Pengesahan

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP SISTEM

INFORMASI SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN BEBAN KERJA

KARYAWAN KANTOR PUSAT PT. KERETA API (PERSERO)

BAGIAN PERSONNEL CARE AND CONTROL

Nama : Uray Andro Oktaviar

NPM : 10050003109

Bandung, Februari 2010

Universitas Islam Bandung

Fakultas Psikologi

Menyetujui,

Pembimbing

Drs. Untung Kahar

Mengetahui,

Koordinator Metodologi Penelitian II

Dra. Yenni Styani

Page 3: Hubungan Antara Persepsi Thd Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Dengan Beban Kerja Karyawan Kantor Pusat Pt

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah…………………………………………… 1

1.2 Identifikasi Masalah………………………………………………... 6

1.3 Tujuan Penelitian…………………………………………………... 9

1.4 Bidang Kajian……………………………………………………………... 9

1.5 Kegunaan Penelitian………………………………………………………. 9

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1 Persepsi…………………………………………………………….. 11

2.1.1 Pengertian Persepsi………………………………………………. 11

2.1.2 Proses Terjadinya Persepsi……………………………………… 12

2.1.3 Faktor – Fkator Yang Mempengaruhi Persepsi…………………. 14

2.2 Sistem Informasi Sumber Daya Manusia…………………………………. 16

2.2.1 Pengertian Sistem Informasi Sumber Daya Manusia……………. 16

2.2.2 Karakteristik Sistem Informasi Sumber Daya Manusia………….. 17

2.2.3 Sumber Sistem Informasi Sumber Daya Manusia……………….. 18

2.2.4 Komponen Sistem Informasi Sumber Daya Manusia……………. 19

2.2.5 Model Sistem Informasi Sumber Daya Manusia………………… 21

2.3 Beban Kerja……………………………………………………………….. 25

2.3.1 Pengertian Beban Kerja………………………………………….. 25

2.3.1.1 Faktor Lingkungan Fisik………………………………... 26

2.3.1.2 Faktor Lingkungan Psikis……………………………….. 27

2.3.2 Penghitungan Beban Kerja………………………………………. 31

2.4 Kerangka Pikir…………………………………………………………….. 33

Page 4: Hubungan Antara Persepsi Thd Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Dengan Beban Kerja Karyawan Kantor Pusat Pt
Page 5: Hubungan Antara Persepsi Thd Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Dengan Beban Kerja Karyawan Kantor Pusat Pt

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kemajuan teknologi saat ini memungkingkan penggunaannya hampir di segala

bidang. Kemajuan teknologi terutama teknologi informasi ( information technology /

IT) yang sangat pesat memungkinkan digunakan sebagai pendukung segala aktifitas

organisasional mulai dari aktifitas manajerial hingga pelayanan pada konsumen.

Sistem informasi yang banyak dikembangkan untuk membantu aktifitas manajerial

diantaranya adalah sistem informasi keuangan, sistem informasi stock, sistem

informasi pelayanan, termasuk sistem informasi sumber daya manusia yang akan

dibahas dalam penelitian ini.

Sumber daya manusia (SDM) sebagai aset perusahaan sangat membutuhkan

pengelolaan yang baik, agar tujuan dari perusahaan dapat dicapai. Manajemen yang

baik untuk mengatur hubungan dan peranan sumber daya manusia dalam perusahaan

secara efisien dan efektif didasari pada konsep bahwa karyawan adalah manusia,

bukan mesin, sehingga faktor – faktor yang berpengaruh didalamnya dapat sangat

kompleks dan dinamis.

Manajemen sumber daya manusia (MSDM) adalah suatu proses menangani

berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga

kerja lainnya untuk dapat menunjang aktivitas organisasi atau perusahaan demi

mencapai tujuan yang telah ditentukan. Bagian atau unit yang biasanya mengurusi

SDM adalah departemen sumber daya manusia atau dalam bahasa inggris disebut

HRD atau human resource department. Menurut A.F. Stoner manajemen sumber

daya manusia adalah suatu prosedur yang berkelanjutan yang bertujuan untuk

Page 6: Hubungan Antara Persepsi Thd Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Dengan Beban Kerja Karyawan Kantor Pusat Pt

2

memasok suatu organisasi atau perusahaan dengan orang-orang yang tepat untuk

ditempatkan pada posisi dan jabatan yang tepat pada saat organisasi memerlukannya.

MSDM diperlukan untuk meningkatkan efektifitas SDM perusahaan dengan

memberikan perusahaan suatu satuan kerja yang tepat dalam hal kuantitas dan

kualitas. Selain fungsi untuk memberikan perusahaan satuan kerja yang tepat, MSDM

juga berfungsi untuk mengembangkan, menggunakan, mengevaluasi, dan memelihara

karyawan. MSDM juga menyangkut desain dan implementasi sistem perencanaan,

penyusunan karyawan, pengembangan karyawan, pengelolaan karier, evaluasi kinerja,

kompensasi karyawan dan hubungan ketenagakerjaan yang baik. Manajemen sumber

daya manusia melibatkan semua keputusan dan praktek manajemen yang

mempengaruhi secara langsung sumber daya manusianya.

Untuk mendukung segala fungsi yang telah disebutkan diatas, maka

dikembangkanlah suatu sistem informasi yang dikenal sebagai SISDM atau sistem

informasi sumber daya manusia, atau yang dalam bahasa inggris dikenal dengan istilah

human resource information system atau HRIS.

Sistem informasi sumber daya manusia (SISDM) adalah sebuah sistem untuk

mengumpulkan dan memelihara data yang menjelaskan sumber daya manusia dalam

suatu perusahaan, mengubah data tersebut menjadi informasi, dan melaporkan

informasi itu kepada pemakai. Sistem Informasi Sumber Daya Manusia merupakan

sebuah bentuk interseksi/pertemuan antara bidang ilmu manajemen sumber daya

manusia (MSDM) dan teknologi informasi (IT). Sistem ini menggabungkan bidang

teknologi informasi ke dalam aktifitas-aktifitas MSDM seperti dalam hal

merencanakan dan menyusun sistem pemrosesan data dalam serangkaian langkah-

langkah yang terstandarisasi dan terangkum dalam aplikasi perencanaan sumber daya

perusahaan/enterprise resource planning (ERP).

Page 7: Hubungan Antara Persepsi Thd Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Dengan Beban Kerja Karyawan Kantor Pusat Pt

3

Sistem informasi sumber daya manusia memiliki empat karakteristik yaitu tepat

waktu, akurat, ringkas, relevan dan lengkap. Output dari SISDM ini meliputi enam

subsistem seperti yang diungkapkan oleh Raymond McLoad, Jr dalam bukunya :

management information system yang diterjemahkan oleh Hendra Teguh (2004 :

479-482) dalam bukunya sistem informasi manajemen, yaitu :

1. Subsistem perencanaan angkatan kerja,

2. Subsistem perekrutan,

3. Subsistem angkatan kerja,

4. Subsistem kompensasi,

5. Subsistem tunjangan,

6. Subsistem pelaporan lingkungan.

Dari keenam subsistem tersebut dapat dilihat bahwa SISDM memberikan informasi

yang sangat bermanfaat bagi manajemen sumber daya manusia, sehingga diharapkan

dengan pengaplikasian sistem ini, fungsi – fungsi MSDM dapat terlaksana dengan

lebih efektif dengan efisien.

Pada dasarnya SISDM dibangun untuk mengoptimalkan proses MSDM sehingga

menjadi lebih efektif, efisien dan mudah dengan cara memberikan otomatisasi pada

sistem informasi secara tepat waktu, akurat, ringkas, relevan dan lengkap. Sehingga

beban kerja yang biasanya terdapat pada proses MSDM yang dilakukan secara

manual, kini dapat diotomatisasi oleh software komputer SISDM. Namun, tidak jarang

timbul permasalahan yang tampak seperti SISDM sama sekali tidak membantu kerja

karyawan atau tidak mengurangi beban kerja, bahkan malah menambah beban kerja.

Sebagai contoh, karyawan berpendapat dengan menggunakan SISDM tugasnya malah

bertambah, pada awalnya ia cukup menyelesaikan sebuah tugas lalu membuat laporan,

kini dengan adanya SISDM ia harus melakukan input data pada SISDM. Tidak jarang

Page 8: Hubungan Antara Persepsi Thd Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Dengan Beban Kerja Karyawan Kantor Pusat Pt

4

juga karyawan berpendapat bahwa data SISDM hanya digunakan sebagai back-up data

arsip konvensional sehingga sama sekali tidak berguna dalam mengurangi beban

kerjanya (Nicholas Aston Beadles II, 2005).

Kondisi – kondisi yang dipersepsi seperti ini tentu saja akan berpengaruh

terhadap jalannya MSDM terutama terhadap beban kerja karyawan personalia. Gibson

dan Ivancevich (1994 : 163) menyatakan beban kerja merupakan sebuah tekanan,

tekanan sebagai tanggapan dari tidak dapatnya menyesuaikan diri, yang dipengaruhi

oleh perbedaan individu / proses psikologis seperti perbedaan pemahaman,

penghayatan, pengalaman serta kemampuan tiap individu. Sehingga, ketika seorang

karyawan menghayati suatu kondisi yang tidak sesuai terhadap harapannya dari

pekerjaannya, maka akan timbul sebuah tekanan yang dirasakan pegawai atau beban

kerja. Dari sini terlihat adanya kesenjangan antara apa yang seharusnya terjadi (das

sein) yaitu SISDM seharusnya dapat mengurangi beban kerja, dengan apa yang terjadi

(das sollen) yaitu karyawan mempersepsi SISDM menambah beban kerja.

PT. Kereta Api (persero) adalah salah satu perusahaan besar di Indonesia. Saat

ini memiliki hampir 29.000 personil di seluruh daerah operasi di Indonesia, dan hingga

1.500 personil di kantor pusatnya saja. Untuk melaksanakan fungsi MSDM, PT.

Kereta Api (persero) memiliki satu direktorat personalia dan umum dibawah board of

director (president director) yang dikepalai oleh managing director of human capital.

Managing director of human capital memiliki tanggung jawab dan tugas pokok dalam

menyusun dan melaksanakan strategi dan kebijakan manajemen SDM, menyusun dan

melaksanakan kebijakan pengembangan organisasi, melaksanakan pembinaan dan

pengendalian SDM, mengelola sediaan dan pergudangan, serta mengintegrasikan

seluruh aktifitas manajemen SDM di unit – unit dibawahnya.

Page 9: Hubungan Antara Persepsi Thd Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Dengan Beban Kerja Karyawan Kantor Pusat Pt

5

Dalam melaksanakan tugasnya, managing director of human capital dibantu

oleh satu executive vice president (EVP) personnel care and control, dan tiga vice

president (VP) yaitu VP.human resource planning and development,

VP.organizational development, dan VP.material stock.

EVP.personnel care and control memiliki tugas pokok dan tanggung jawab atas

terlaksananya program pengadaan, pengelolaan kinerja dan disiplin pegawai,

perberdayaan SDM, pembinaan hubungan kerja, penyelesaian sengketa kepegawaian,

pengelolaan pensiun pegawai, serta pengelolaan SISDM.

PT. Kereta Api (persero) adalah salah satu perusahaan di Indonesia yang telah

menggunakan dan mengembangkan SISDM dalam perusahaannya untuk membantu

terlaksananya tugas pokok dan tanggung jawab bagian personalia dan umum secara

keseluruhan. Dengan pengaplikasian sistem ini, track record tiap pegawai dapat

tercatat secara baik dan terjaga. Selain itu, sistem ini juga dapat melakukan komputasi

mengenai keputusan – keputusan periodik seperti kenaikan pangkat / gaji dan pensiun.

Walaupun sistem informasi dapat memberikan informasi mengenai career planning

(promosi, mutasi), payroll (gaji, tunjangan) bahkan hingga pensiun / habisnya masa

kontrak, namun ternyata bukan berarti permasalahan menjadi berkurang, dalam

pelaksanaannya tetap saja ada keluhan – keluhan mengenai kinerja bagian personnel

care and control, diantaranya seringnya terjadi keterlambatan pengeluaran surat

keputusan (SK) dan kesalahan – kesalahan dalam SK, baik dalam program pengadaan

hingga penatausahaan pemberhentian atau pensiun, keterlambatan pelaksanaan

program pengadaan dan pemberdayaan SDM seperti rotasi, mutasi dan promosi.

Bagian personnel and control memiliki karakteristik beban kerja yang

cenderung tinggi. Dapat dilihat dari banyaknya personil yang harus diurus oleh bagian

ini yang mencapai 29.000 personil, selain itu luasnya daerah operasi PT. Kereta Api

Page 10: Hubungan Antara Persepsi Thd Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Dengan Beban Kerja Karyawan Kantor Pusat Pt

6

(persero) yang meliputi pulau Sumatra dan Jawa semakin memperumit jalannya

MSDM. Untuk itulah mengapa PT. Kereta Api (persero) menggunakan dan

mengembangkan SISDM.

Penggunaan SISDM juga disertai dengan pelatihan – pelatihan terhadap

karyawan untuk mengenalkan sistem ini. Setiap karyawan yang memiliki tugas yang

secara intensif menggunakan SISDM diadakan pelatihan selama kurang lebih 3 bulan,

dan untuk karyawan lainnya diberikan sosialisasi terhadap SISDM dan didalam

SISDM tersebut juga tersedia fasilitas tutorial yang dapat membantu karyawan untuk

menggunakan SISDM. Pelatihan ini hampir selalu diadakan secara berkala setiap

terjadi perubahan – perubahan dalam SISDM. Perubahan yang dimaksud dsini adalah

updates yang selalu dilakukan untuk menjaga agar SISDM tetap reliable baik dalam

sistem softwarenya ataupun hardwarenya.

Tetapi terlihat walaupun telah menggunakan dan mengembangkan SISDM,

permasalahan tetap ada, keterlambatan – keterlambatan yang terjadi, kesalahan –

kesalahan, karyawan mangkir, dan kecenderungan malas, dapat saja merupakan

implikasi dari tingginya beban kerja yang dirasakan oleh karyawan. Sehingga muncul

pertanyaan, apakah SISDM tidak dipersepsi sesuai harapan oleh karyawan sehingga

tidak berdampak mengurangi beban kerja?, bagaimana persepsi karyawan terhadap

SISDM yang sedang digunakan dalam menunjang kerja mereka?. Oleh karena itu

fokus penelitian ini adalah “Seberapa erat hubungan antara persepsi terhadap sistem

informasi sumber daya manusia dengan beban kerja karyawan kantor pusat PT. Kereta

Api (persero) bagian personnel care and control?“

Page 11: Hubungan Antara Persepsi Thd Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Dengan Beban Kerja Karyawan Kantor Pusat Pt

7

1.2 Identifikasi Masalah

Keberhasilan suatu perusahaan tidak mungkin terlepas dari peran manusia

didalamnya, sehingga karyawan dapat dilihat sebagai aset perusahaan yang harus

dikelola secara baik. Semakin besar lingkup usaha suatu perusahaan maka cenderung

semakin banyak perusahaan itu membutuhkan unit kerja. PT. Kereta Api (persero)

merupakan salah satu perusahaan besar di Indonesia. Lingkup usaha PT. Kereta Api

bergerak di bidang penyedia jasa angkutan kereta api yang hingga kini telah melayani

masyarakat Indonesia di pulau Jawa dan Sumatra. Untuk melaksanakan usaha tersebut

PT. Kereta Api membagi daerah operasi (DAOP) menjadi sembilan DAOP mulai dari

DAOP I Jakarta hingga DAOP IX Jember dan di pulau Sumatra terdapat 3 divisi

regional (DIVRE). Hingga saat ini terhitung PT. Kereta Api (persero) memiliki lebih

dari 16.000 personil disemua DAOP dan DIVRE, dan 1.200 personil di kantor pusat.

Luasnya daerah operasi dan banyaknya personil yang ada mengakibatkan

MSDM perusahaan ini harus dibantu dengan menggunakan SISDM. Secara ideal

SISDM diharapkan dapat memberikan otomatisasi pada sistem informasi secara tepat

waktu, akurat, ringkas, relevan dan lengkap. Sehingga beban kerja yang biasanya

terdapat pada proses MSDM yang dilakukan secara manual, kini dapat diotomatisasi

oleh software komputer SISDM. Tetapi walaupun begitu, SISDM tidak lebih dari

sebuah perangkat untuk mendukung pekerjaan karyawan. SISDM tetap membutuhkan

operator untuk mengoperasikannya agar didapat informasi yang tepat guna bagi

perusahaan. Sehingga daya guna SISDM tetap tergantung pada persepsi karyawan

yang mengoperasikan dan menggunakan data SISDM. Ketika seorang karyawan

menghayati bahwa SISDM dapat mendukung pekerjaannya, maka beban kerja yang

dihayatinyapun berkurang, tetapi ketika karyawan menghayati bahwa SISDM sama

sekali tidak membantunya dalam mengerjakan aktivitas pekerjaan, atau bahkan malah

Page 12: Hubungan Antara Persepsi Thd Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Dengan Beban Kerja Karyawan Kantor Pusat Pt

8

menambah pekerjaannya, maka beban kerja yang dihayati tidak akan berkurang atau

malah meningkat.

Beban kerja yang dimaksud disini adalah beban yang dirasakan pegawai saat

melakukan aktivitas kerjanya, terutama yang terkait dengan penggunaan SISDM.

Ghoper dan Donchin (1986) menyatakan bahwa beban kerja terdiri dari perbedaan

antara kapasitas memproses informasi yang dibutuhkan untuk mengerjakan tugas

sesuai dengan harapan dan kapasitas yang tersedia pada saat itu. Sedangkan menurut

Kepmenpan No. 75/2004 : Beban kerja adalah sejumlah target pekerjaan atau target

hasil yg harus dicapai dalam satu satuan waktu tertentu. Dan menurut Permendagri

No. 12/2008 : Beban kerja adalah besaran pekerjaan yang harus dipikul oleh suatu

jabatan/unit organisasi dan merupakan hasil kali antara volume kerja dan norma

waktu. Knowles (1990) mengatakan : “Jika seorang pekerja mampu menyelesaikan

tugas tambahan dan pada saat yang sama mampu mempertahankan performa pada

tugas pokok, maka berarti bahwa beban kerja itu sebenarnya masih ringan atau paling

tidak sedang. Sebaliknya, seorang yang tidak mampu mempertahankan performa pada

tugas pokok, berarti beban kerja tugas pokok ini berat dibandingkan dengan beban

kerja pokok pertama.”

Berdasarkan pengertian mengenai beban kerja diatas dapat diperoleh

kesimpulan bahwa beban kerja adalah merupakan suatu tuntutan fisik maupun psikis

pada seseorang (pekerja). Jika seseorang mampu menyesuaikan diri terhadap tuntutan

tersebut maka hal ini tidak menjadi suatu beban kerja, akan tetapi apabila usaha untuk

menyesuaikan dirinya tidak berhasil maka hal ini akan menjadi suatu beban kerja.

Selain itu beban kerja merupakan kondisi pekerjaan yang dirasakan oleh pekerja yang

berkaitan dengan faktor fisik dan psikis.

Page 13: Hubungan Antara Persepsi Thd Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Dengan Beban Kerja Karyawan Kantor Pusat Pt

9

Setiap pekerja dapat merasakan beban kerja yang berbeda – beda, hal ini

berkaitan dengan adanya perbedaan pemahaman, penghayatan, pengalaman serta

kemampuan tiap individu terhadap pekerjaannya dan juga berkaitan dengan perbedaan

kemampuan beradaptasi terhadap isi atau tuntutan kerja yang terdapat pada pekerjaan.

Perbedaan pemahaman, penghayatan terhadap SISDM disinilah yang mengakibatkan

adanya perbedaan beban kerja yang dihayati oleh pegawai. Yang kemudian berlanjut

menjadi masalah – masalah yang khas dalam perusahaan yang dapat dilihat pada

karyawan bagian personnel care and control PT. Kereta Api (persero).

Dari hal diatas penulis merumuskan masalah “seberapa erat hubungan antara

persepsi karyawan terhadap Sistem Informasi Sumber Daya Manusia dengan beban

kerja pada karyawan bagian personnel care and control PT. Kereta Api (persero)?”

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai uraian diatas, maka penelitian ini dilakukan untuk mendapat data empiris

mengenai hubungan persepsi karyawan terhadap SISDM dengan tingkat beban kerja

pada karyawan PT.Kereta Api (persero) bagian personnel care and control.

1.4 Bidang Kajian

Bidang kajian pada penelitian ini adalah bidang Psikologi Industri dan

Organisasi, karena ingin meneliti hubungan tingkah laku manusia dalam situasi kerja

dengan masalah-masalah manusia yang melibatkan aspek-aspek psikologis dalam

konteks organisasi, serta mencangkup seluruh aktivitas yang merupakan hasil interaksi

antara individu sebagai karyawan dalam suatu perusahaan atau organisasi.

Page 14: Hubungan Antara Persepsi Thd Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Dengan Beban Kerja Karyawan Kantor Pusat Pt

10

1.5 Kegunaan Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang

berarti, antara lain berupa:

a. Kegunaan Teoritis

Penelitian ini berguna untuk memberikan informasi, khususnya dalam

Bidang Psikologi Industri dan Organisasi. Dari penelitian ini diharapkan

dapat memberikan gambaran bahwa variabel persepsi terhadap SISDM (X)

memiliki hubungan terhadap variabel beban kerja (Y).

b. Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang

bermanfaat bagi manajemen PT.Kereta Api (persero) khususnya bagian

personnel care and control mengenai gambaran empiris tentang SISDM

dan beban kerja yang selanjutnya dapat dimanfaatkan kearah

pengembangan – pengembangan manajerial untuk mencapai keefektifan

MSDM.

Page 15: Hubungan Antara Persepsi Thd Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Dengan Beban Kerja Karyawan Kantor Pusat Pt

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 PERSEPSI

2.1.1 Pengertian persepsi

Para ahli memberikan definisi yang berbeda mengenai persepsi. Berikut

pengertian persepsi dari beberapa ahli :

a. Menurut Hilgard dan Atkinson (1991 : 202)

“ Persepsi adalah proses mengorganisasi dan menafsirkan pola stimulus yang

datang dari lingkungan. “

b.Menurut Milton (1981 : 22)

“ Perception is the process of selection, organization and interpretation of

stimuli from the environment.”

c. Menurut Morgan (1981 : 299)

“ Persepsi adalah suatu proses membedakan antara stimulus yang satu

dengan stimulus yang lainnya dan mengadakan interpretasi terhadap stimulus

tersebut.”

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan

suatu kegiatan yang menyangkut adanya penyeleksian, pengorganisasian, serta

pemberian makna terhadap stimulus yang berasal dari lingkungan.

Dalam kegiatan pengorganisasian dan pemberian makna setiap individu

dipengaruhi oleh proses belajar dan pengalaman masa lalunya sehingga dalam

menghadapi situasi yang sama masing-masing individu dapat berbeda

persepsinya(Milton,1981:23).

11

Page 16: Hubungan Antara Persepsi Thd Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Dengan Beban Kerja Karyawan Kantor Pusat Pt

12

2.1.2 Proses Terjadinya Persepsi

Proses terjadinya persepsi menurut Milton (1981 :22-23) adalah :

Setiap individu dalam interaksi sosialnya selalu mengadakan hubungan dengan

lingkungan sekitarnya. Individu akan menerima berbagai stimulus dari lingkungannya,

stimulus tersebut diterima oleh alat indera yang dimilikinya. Namun tidak semua

stimulus diberikan perhatian dan tanggapan oleh individu, karena dalam proses

persepsi terjadi seleksi, dimana individu menyeleksi sekian banyak stimulus atau

rangsang-rangsang yang sampai pada dirinya.

Tidak semua informasi sensori yang diterima dapat diproses dalam saluran

indera manusia, karena setiap individu perlu menyaring atau menolak informasi yang

tidak dibutuhkan. Individu memfokuskan perhatian pada aspek-aspek tertentu dari

masukan-masukan indera, stimulus mana yang perlu diberikan tanggapan. Hal ini

tergantung dari kebutuhan, harapan dan pengalaman dari masing-masing individu.

Proses pembentukan persepsi berhubungan dengan kecenderungan individu

untuk menggambarkan situasi secara menyeluruh, dalam proses ini individu memberi

arti terhadap stimulus yang diterima. Stimulus yang sama dapat ditafsirkan berbeda

oleh beberapa individu. Penafsiran tergantung pada pengalaman dan nilai yang ada

dalam diri individu. Dalam kehidupan ini dapat saja terjadi sesuatu yang sama, akan

tetapi dipersepsi secara berbeda tergantung pada pengalaman masa lalu, suasana hati

dan kebutuhan individu tersebut.

Menurut Udai Pareek (1996 : 13-21), proses persepsi adalah sebagai berikut:

1. Proses menerima rangsang

Proses pertama dalam persepsi adalah penerimaan rangsang dari berbagai

sumber. Orang akan lebih senang memperhatikan rangsangan dari satu

sumber yang lebih menarik dibandingkan sumber lainnya, apabila sumber

Page 17: Hubungan Antara Persepsi Thd Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Dengan Beban Kerja Karyawan Kantor Pusat Pt

13

tersebut mempunyai kedudukan yang lebih tinggi atau lebih dapat dipercaya

maka sumber tersebut ditanggapi sebagai lebih penting dan mungkin

mempengaruhi persepsinya jika dibandingkan dengan sumber yang lain.

2. Proses menyeleksi rangsang

Apabila individu telah menerima rangsang, maka rangsang tersebut akan

diseleksi. Tidaklah mungkin untuk memperhatikan semua rangsangan yang

telah diterima. untuk menghemat perhatian yang digunakan, rangsangan-

rangsangan tersebut disaring untuk diproses lebih lanjut.

3. Proses pengorganisasian

Stimulus yang telah diterima dan diseleksi, kemudian akan diorganisasikan ke

dalam suatu bentuk.

4. Proses penafsiran

Setelah stimulus diterima, diseleksi, dan diorganisasikan, kemudian si

penerima akan menafsirkan stimulus tersebut dengan berbagai cara.

Dikatakan telah terjadi persepsi apabila stimulus yang diterima telah

ditafsirkan. Persepsi pada dasarnya adalah memberikan arti kepada berbagai

stimulus atau informasi yang telah diterima.

5. Proses “pengecekkan”

Apabila data telah diterima dan kemudian ditafsirkan, maka si penerima

stimulus akan mengambil beberapa tindakan untuk mengecek apakah

penafsiran yang telah dilakukan terhadap data telah benar atau belum.

Pengecekkan ini dapat dilakukan dari waktu ke waktu untuk menegaskan

apakah penafsiran telah benar atau sesuai dengan hasil persepsi.

6. Proses reaksi

Page 18: Hubungan Antara Persepsi Thd Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Dengan Beban Kerja Karyawan Kantor Pusat Pt

14

Siklus persepsi belum sempurna apabila belum menimbulkan reaksi atau

tindakan. Reaksi yang diberikan bisa reaksi atau tindakan terbuka atau bisa

juga tindakan yang tertutup atau tersembunyi. Tindakan tersembunyi berupa

pembentukan pendapat atau sikap, sedangkan tindakan terbuka adalah

tindakan nyata yang berhubungan dengan persepsi tersebut.

Persepsi merupakan suatu fungsi dari pengalaman individual yang dapat

menimbulkan dua atau lebih pandangan yang berbeda terhadap suatu situasi atau

stimulus yang sama. Dalam diri seseorang akan timbul “perceptual set”, apabila

seseorang tersebut mempersepsikan situasi yang sama, perceptual set atau

kecenderungan perseptual ini adalah suatu kecenderungan dalam diri seseorang untuk

mempersepsikan sesuai dengan yang diperkirakan.

Dari dua definisi diatas tersebut dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah suatu

proses menerima, menseleksi, mengorganisasikan, menginterpretasi, dan memberi

reaksi terhadap stimulus yang datang dari lingkungan. Persepsi individu akan

mempengaruhi perilakunya sesuai dengan interpretasinya terhadap stimulus yang ia

terima dari lingkungan. Persepsi dan tingkah laku individu juga dipengaruhi secara

kuat oleh pengalaman masa lalu.

2.1.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Persepsi

Charles R. Milton (1981 : 23-25) mengemukakan bahwa dalam mengamati

suatu objek, kadang-kadang suatu objek yang sama dipersepsi berlainan oleh dua

orang atau lebih. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan yang disebabkan oleh faktor-

faktor sebagai berikut:

1. The Person Perceived (Hal yang dipersepsi)

Page 19: Hubungan Antara Persepsi Thd Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Dengan Beban Kerja Karyawan Kantor Pusat Pt

15

Setiap orang berusaha untuk menganalisa tingkah laku orang lain, tetapi

terkadang kita menyadari adanya hal-hal yang berpengaruh pada penafsiran

kita. Proses persepsi dapat dipengaruhi oleh status dari orang yang diamati

yang dapat menimbulkan dampak pada keputusan yang dibuat tentang

tingkah laku orang yang dipersepsi tersebut.

2. The Situation (Situasi)

Aspek-aspek dari situasi, seperti pekerjaan dan atribut lainnya yang melekat

pada diri seseorang yang melakukan persepsi, akan mempengaruhi

pengamatan terhadap objek, situasi atau manusia lainnya. Karena itu, masing-

masing individu mempunyai persepsi yang berbeda-beda dalam mengamati

lingkungannya.

3. Perceiver (Pengamat)

Persepsi juga dipengaruhi oleh kondisi individu sebagai pengamat. Salah satu

aspek internal yang mempengaruhi persepsi adalah faktor kebutuhan,

seseorang cenderung mengarahkan perhatiannya pada hal-hal yang dapat

memenuhi kebutuhannya.

4. Persepsi diri

Untuk memahami perilaku orang lain, seseorang harus mengetahui

bagaimana ia mengamati dirinya sendiri atau konsep diri, konsep diri

dinyatakan sebagai gambaran mental mengenai apa pendapat individu tentang

dirinya sendiri. Konsep diri tentu saja unik, tetapi juga bersifat menetap

dalam diri individu, sehingga setiap individu cenderung mempunyai gaya

hidup tersendiri yang khas. Bereaksi, berfikir, dan bertindak dengan cara

tertentu yang membedakannya dengan orang lain.

5. Pengamatan terhadap orang lain

Page 20: Hubungan Antara Persepsi Thd Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Dengan Beban Kerja Karyawan Kantor Pusat Pt

16

Dengan mengetahui diri sendiri akan memudahkan untuk memahami orang

lain dengan tepat dan lebih sedikit membuat kesalahan menilai orang lain.

Bila seseorang mau menerima dirinya sendiri, maka ia cenderung dapat

melihat aspek-aspek positif dari orang lain.

6. Karakteristik pribadi atau diri

Karakteristik pribadi seseorang akan mempengaruhi sesuatu yang diamati.

Kategori-kategori yang digunakan dalam melukiskan orang lain, cenderung

digunakan pula dalam menggambarkan dirinya sendiri

2.2 SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA MANUSIA

Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (SISDM) pada dasarnya merupakan

suatu prosedur sistematik tentang pengumpulan, penyimpanan, pemeliharaan dan

perolehan kembali berbagai data atau informasi yang sangat dibutuhkan oleh suatu

perusahaan (organisasi) atau para pemakai guna memperlancar kegiatan pengoprasian

perusahaan.

2.2.1 Pengertian Sistem Informasi Sumber Daya Manusia

Definisi sistem informasi sumber daya manusia yang diungkapkan oleh Henry

Simamora (1997 : 90) di dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia sebagai

berikut : Sistem informasi sumber daya manusia (SISDM) adalah prosedur sistematik

untuk mengumpulkan, menyimpan, mempertahankan, menarik, dan memvalidasi data

yang dibutuhkan oleh sebuah organisasi tentang sumber daya manusia, aktivitas-

aktivitas personalia, dan karakteristik- karakteristik unit organisasinya.

Pengertian sistem informasi sumber daya manusia yang diungkapkan oleh

Raymond McLeod, Jr yang telah diterjemahkan oleh Hendra Teguh (2004 : 475)

Page 21: Hubungan Antara Persepsi Thd Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Dengan Beban Kerja Karyawan Kantor Pusat Pt

17

dalam buku Sistem Informasi Manajemen sebagai berikut : Sistem Informasi sumber

daya manusia adalah sistem yang menunjang manajemen untuk mempermudah dalam

proses pengambilan keputusan yang meliputi aktivitas merencanakan, menerima,

menempatkan, melatih dan mengembangkan serta memelihara atau merawat sumber

daya manusia atau anggota perusahaan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sistem informasi sumber daya

manusia merupakan suatu proses sistematik yang memiliki kemampuan lebih dari

sekedar laporan komputer mengenai informasi pegawai, menganalisa, memelihara dan

mengendalikan informasi keseluruhan mengenai sumber daya manusia agar dapat

dipakai oleh semua pihak yang membutuhkan.

2.2.2 Karakteristik Sistem Informasi Sumber Daya Manusia

Menurut Henry Simamora (1997 : 90-91) dalam bukunya Manajemen Sumber

Daya Manusia mengungkapkan bahwa : Sebuah sistem informasi sumber daya

manusia haruslah dirancang untuk menyediakan informasi yang :

1. Tepat waktu,

2. Akurat,

3. Ringkas,

4. Relevan,

5. Lengkap.

Karakteristik Sistem Informasi Sumber Daya Manusia tersebut diatas diuraikan secara

singkat sebagai berikut :

1. Tepat Waktu, Informasi yang disajikan kepada pemakai harus dilakukan

dengan baik atau benar dan harus up to date, serta diterapkan pada waktu

yang layak dan tepat waktu.

Page 22: Hubungan Antara Persepsi Thd Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Dengan Beban Kerja Karyawan Kantor Pusat Pt

18

2. Akurat, Informasi yang dibutuhkan oleh pemakai harus memenuhi tingkat

akurasi atau ketepatan yang tinggi, bebas dari pengertian yang menyesatkan,

kesalahan material dan dapat diandalkan oleh pemakainya.

3. Ringkas, Manajer dapat menyerap banyak informasi yang dibutuhkan dalam

situasi tertentu.

4. Relevan, Manajer haruslah mendapatkan hanya informasi yang dibutuhkan

dalam situasi tertentu.

5. Lengkap, Manajer harus mendapatkan informasi yang lengkap dan tidak

terpotong-potong.

2.2.3 Sumber Sistem Informasi Sumber Daya Manusia

Membentuk sistem informasi sumber daya manusia yang komprehensif,

memerlukan informasi yang diperoleh dari berbagai sumber. Formulir-formulir khusus

dan kuisioner – kuisioner dapat dibuat untuk mengumpulkan informasi bagi keperluan

Sistem Informasi Sumber Daya Manusia, diungkapkan oleh Henry Simamora (1997 :

94) di dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia sebagai berikut :

Sumber-sumber informasi dari Sistem Informasi Sumber Daya Manusia adalah

sebagai berikut :

1. Blangko-blangko lamaran

Blangko lamaran harus dirancang sebagai guna mengumpulkan informasi yang

dibutuhkan untuk Sistem Informasi Sumber Daya Manusia. Informasi ini

mencakup tingkat pendidikan, keahlian, dan data biografis lainnya yang relevan.

Setelah si calon diseleksi, diminta menyelesaikan blanko kedua yang meminta

informasi yang lebih rinci untuk keperluan Sistem Informasi Sumber Daya

Manusia.

Page 23: Hubungan Antara Persepsi Thd Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Dengan Beban Kerja Karyawan Kantor Pusat Pt

19

2. Evaluasi-evaluasi penting

Informasi penting harus dimutahirkan secara periodik meliputi keahlian –

keahlian dan bakat karyawan, tingkat kinerja saat ini dan potensi

pertumbuhannya. Organisasi memerlukan informasi yang sahih untuk membuat

keputusan-keputusan perencanaan jangka panjang menyangkut individu-individu

yang memiliki potensi promosi

3. Maklumat-maklumat perubahan personalia

Organisasi telah mengembangkan blanko sederhana yang disebut maklumat

perubahan personalia (personal change notice), dimana penyedia diminta

melengkapi dan mengirimkan ke bagian sumber daya manusia.

4. Tindakan-tindakan pendisiplinan

Informasi yang bersangkut paut tindakan disipliner formal juga diperlukan

dalam Sistem Informasi Sumber Daya Manusia. Beberapa organisasi

menggunakan formulir khusus untuk melaporkan informasi ini kepada bagian

sumber daya manusia.

5. Daftar gaji

Sistem Informasi Sumber Daya Manusia kadang-kadang berisi riwayat gaji

setiap karyawan, termasuk gaji dasar, persentase kenaikan setiap tahun dan

setiap bonus serta penghargaan khusus yang telah diberikan. Informasi ini dapat

menjadi bagian dari data yang disediakan melalui formulir evaluasi kerja.

2.2.4 Komponen Sistem Informasi Sumber Daya Manusia

Komponen-komponen Sistem Informasi Sumber Daya Manusia yang

dikemukakan oleh Henry Simamora dalam bukunya Manajemen Sumber Daya

Manusia adalah :

Page 24: Hubungan Antara Persepsi Thd Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Dengan Beban Kerja Karyawan Kantor Pusat Pt

20

a. Fungsi Masukan,

b. Fungsi Pemrosesan,

c. Fungsi Keluaran.

Secara singkat komponen fungsional utama dalam Sistem Informasi Sumber

Daya Manusia tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Fungsi Masukan

Yaitu memberikan kemampuan untuk memasukan informasi personalia ke

dalam Sistem Sumber Daya Manusia, fungsi ini mengumpulkan data seperti

siapa yang mengumpulkan data, kapan, dan bagaimana data diproses. Masukan-

masukan dari Sistem Informasi Sumber Daya Manusia serupa dengan sistem

manual, informasi karyawan, kebijakan-kebijakan dan prosedur sumber daya

manusia dan informasi yang berkaitan dengan personalia lainnya harus

dimasukan ke dalam sistem agar dapat digunakan. Informasi ini biasanya

dimasukan dari dokumen-dokumen (seperti formulir lamaran) ke dalam

komputer pribadi yang dihubungkan dengan komputer besar (mainframe

computer). Informasi dapat diketik, dibaca secara digital atau dipindah (scanned)

dari dokumen-dokumen dimasukan kedalam sistem dari komputer-komputer

lainnya atau diambil dari mesin-mesin lainnya yang dihubungkan dengan

komputer (misalnya mesin absensi yang dihubungkan langsung dengan

komputer).

b. Fungsi Pemrosesan

Sistem data dimasukan ke dalam sistem informasi, fungsi pemeliharaan data

baru (data maintenance function) akan memperbaharui dan menambahkan data

baru ke dalam basis data yang ada. Dalam sistem yang tidak terkomputerisasi,

karyawan melakukan hal ini dengan tangan, mereka mengarsipkan dokumen-

Page 25: Hubungan Antara Persepsi Thd Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Dengan Beban Kerja Karyawan Kantor Pusat Pt

21

dokumen kertas dan membuat masukan-masukan data ke dalam arsip – arsip.

Sistem yang terkomputerisasi melakukan fungsi ini secara akurat dan cepat.

c. Fungsi Keluaran

Merupakan fungsi yang paling terlihat dari sebuah Sistem Informasi Sumber

Daya Manusia. Untuk menghasilkan fungsi keluaran yang bernilai bagi

pemakai-pemakai komputer, Sistem Informasi Sumber Daya Manusia harus

memproses keluaran tersebut, membuat kalkulasi-kalkulasi yang diperlukan dan

setelah itu memformat persentasinya dengan cara yang dapat dimengerti oleh

para pemakai. Sistem yang tidak terkomputerisasi melakukan hal ini secara

manual, menyusun statistik-statistik dan mengetik laporan-laporan. Sistem yang

terkomputerisasi melakukan hal ini dengan menggunakan program-program

yang canggih.

2.2.5 Model Sistem Informasi Sumber Daya Manusia

Perencanaan awal harus memasukan sebuah model keseluruhan yang akan

menggambarkan masukan-masukan, transformasi, dan keluaran-keluaran yang

diharapkan dari sebuah sistem. Model Sistem Informasi Sumber Daya Manusia

menggunakan format umum yang sama dari subsistem input, database, dan subsistem

output yang telah digunakan berbagai area fungsional lain.

Komponen Sumber Daya Manusia (SDM) dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Subsistem Input

Kombinasi standar dari pengolahan data, penelitian, dan intelejen.

Subsistem ini terdiri dari :

a. Sistem Informasi Data Personil

Page 26: Hubungan Antara Persepsi Thd Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Dengan Beban Kerja Karyawan Kantor Pusat Pt

22

Menyediakan data personil bagi Sistem Informasi Sumber Daya Manusia

sehingga database berisi gambaran yang lengkap dari sumber daya personil

yang berupa non keungan relatif lebih permanen seperti : nama pegawai,

jenis kelamin, tanggal lahir, pendidikan, jumlah tanggungan.

b. Subsistem Penelitian Sumber Daya Manusia

Mengumpulkan data melalui proyek penelitian khusus, contohnya :

penelitian suksesi, analisis dan evaluasi jabatan dan penelitian keluhan.

c. Subsistem Intelijen Sumber Daya Manusia

Subsistem ini mengumpulkan data berhubungan dengan Sumber Daya

Manusia (SDM) dari lingkungan perusahaan. Elemen lingkungan yang

menyediakan data ini meliputi pemerintah, pemasok, tenaga kerja,

masyarakat global, dan sebagainya.

2. Database Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (SISDM)

Database yang digunakan adalah berbasis komputer yang meliputi :

a. Isi Database

Data pegawai, seperti : tanggal lahir, nama, departemen, jabatan, tingkat

pendidikan, dan lain-lain.

Data non pegawai, yang mengidentifikasi data dan menjelaskan

organisasi di lingkungan perusahaan seperti agen tenaga kerja, akademis,

universitas, serikat kerja, serta pemerintahan.

b. Lokasi Database Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (SISDM)

Sebagai database Sistem Informasi Sumber Daya Manusia ditempatkan

pada komputer sentral perusahaan, tetapi database yang lain bisa berada di

divisi khusus seperti pada divisi operasi lain dan luar pusat pelayanan.

Page 27: Hubungan Antara Persepsi Thd Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Dengan Beban Kerja Karyawan Kantor Pusat Pt

23

c. Perangkat Lunak Manajemen Database

Perangkat lunak yang digunakan dalam mengelola database Sistem

Informasi Sumber Daya Manusia perusahaan contohnya : IMS, FOCUS,

Dbase, dan lain-lain.

3. Subsistem Output

Mencerminkan hasil pengelolahan data Sumber Daya Manusia (SDM)

personil perusahaan, yang meliputi :

a. Subsistem Perencanaan Angkatan Kerja

Subsistem ini meliputi semua kegiatan yang memungkinkan manajemen

untuk mengidentifikasi kebutuhan pegawai di masa datang seperti

pembuatan bagan organisasi, peramalan gaji, analisis atau evaluasi jabatan.

b. Subsistem Perekutan

Subsistem ini mengidentifikasi dua aplikasi perekutan yaitu penelusuran

pelamaran dan pencarian internal.

c. Subsistem Manajemen Angkatan Kerja

Meliputi penilaian kerja, pendidikan dan pelatihan, pengendalian posisi,

realokasi, keahlian atau kompetisi, suksesi dan pendisiplinan.

d. Subsistem Kompesasi

Mendeskripsikan segala bentuk informasi yang berkaitan dengan balas jasa

terhadap apa yang telah dikerjakan oleh karyawan, meliputi peningkatan

penghargaan, gaji, kompesasi eksekutif, intensif bonus kehadiran.

e. Subsistem benefit

Subsistem benefit ini seperti berapa besar pensiun yang diperoleh seorang

karyawan dan masa kerjanya.

Page 28: Hubungan Antara Persepsi Thd Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Dengan Beban Kerja Karyawan Kantor Pusat Pt

Subsistem outputSubsistem input

subsistem informasi data personil

Subsistem penelitian SDM

Susbsistem intelijen SDM

Sumber internal

Sumber lingkungan

Database SISDM

Subsistem perencanaan tenaga kerja

Subsistem perekrutan

Subsistem manajemen tenaga kerja

Subsistem kompensasi

Subsistem benefit

Subsistem pelaporan lingkungan

Pemakai

Data Informasi

24

f. Subsistem Pelaporan Lingkungan

Ditujukan untuk memenuhi tanggung jawab perusahaan kepada pihak yang

berkempentingan di luar perusahaan seperti pemerintah dan serikat kerja.

Page 29: Hubungan Antara Persepsi Thd Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Dengan Beban Kerja Karyawan Kantor Pusat Pt

25

2.3 BEBAN KERJA

2.3.1 Pengertian Beban Kerja

Beberapa pengertian tentang beban kerja yang dikemukakan beberapa ahli

diantaranya adalah :

Menurut Gibson dan Ivancevich (1994 : 163) “Beban kerja merupakan sebuah

tekanan, tekanan sebagai tanggapan dari tidak dapatnya menyesuaikan diri, yang

dipengaruhi oleh perbedaan individu / proses psikologis, yakni konsekuensi dari setiap

tindakan eksternal (lingkungan, situasi, peristiwa yang terlalu banyak mengadakan

tuntutan fisik dan psikis) terhadap seseorang.”

Menurut Ghoper dan Donchin (1986), menyatakan bahwa beban kerja terdiri

dari perbedaan antara kapasitas sistem memproses informasi yang dibutuhkan untuk

mengerjakan tugas sesuai dengan harapan dan kapasitas yang tersedia pada saat itu.

Knowles (1990) mengatakan : “Jika seorang pekerja mampu menyelesaikan

tugas tambahan dan pada saat yang sama mampu mempertahankan performa pada

tugas pokok, maka berarti bahwa beban kerja itu sebenarnya masih ringan atau paling

tidak sedang. Sebaliknya, seorang yang tidak mampu mempertahankan performa pada

tugas pokok, berarti beban kerja tugas pokok ini berat dibandingkan dengan beban

kerja pokok pertama.”

Berdasarkan pengertian mengenai beban kerja diatas dapat diperoleh kesimpulan

bahwa beban kerja adalah merupakan suatu tuntutan fisik maupun psikis pada

seseorang (pekerja). Jika seseorang mampu menyesuaikan diri terhadap tuntutan

tersebut maka hal ini tidak menjadi suatu beban kerja, akan tetapi apabila usaha untuk

menyesuaikan dirinya tidak berhasil maka hal ini akan menjadi suatu beban kerja.

Page 30: Hubungan Antara Persepsi Thd Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Dengan Beban Kerja Karyawan Kantor Pusat Pt

26

Selain itu beban kerja merupakan kondisi pekerjaan yang dirasakan oleh pekerja yang

berkaitan dengan faktor fisik dan psikis.

Setiap pekerja dapat merasakan beban kerja yang berbeda – beda, hal ini

berkaitan dengan adanya perbedaan pemahaman, penghayatan, pengalaman serta

kemampuan tiap individu terhadap pekerjaannya dan juga berkaitan dengan perbedaan

kemampuan beradaptasi terhadap isi atau tuntutan kerja yang terdapat pada pekerjaan,

Beban kerja yang dirasakan oleh seorang pekerja dapat menjadi faktor penekan

yang menghasilkan kondisi-kondisi tertentu, sehingga menuntut manusia memberikan

energi atau perhatian (konsentrasi) yang lebih. Faktor yang menjadi penekan tersebut

berasal dari luar diri, yang terdiri dari lingkungan fisik dan lingkungan psikis yaitu :

2.3.1.1 Faktor Lingkungan Fisik

Faktor lingkungan fisik adalah kondisi lingkungan pekerjaan itu sendiri,

yaitu :

1. Rancangan ruang kerja (Work space design)

Meliputi pengaturan tata letak ruangan dan penempatan barang.

Penataan area kerja dan peralatan kerja harus dapat memberikan ruang

gerak yang cukup bagi pekerja agar merasa leluasa bergerak, dan

memudahkan dirinya untuk bekerja secara efektif dan efisien sesuai

dengan prosedur kerja yang berlaku.

2. Rancangan pekerjaan (Termasuk Peralatan dan Prosedur kerja)

Meliputi peralatan kerja dan prosedur atau metode kerja. Segala jenis

peralatan yang ada dalam area kerja harus benar-benar berhubungan

dengan pekerjaan. Dan semua peralatan tersebut harus diatur dan ditata

dengan baik Peralatan kerja dan prosedur kerja yang tidak sesuai atau

Page 31: Hubungan Antara Persepsi Thd Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Dengan Beban Kerja Karyawan Kantor Pusat Pt

27

tidak mencukupi untuk mendukung pekerjaannya, akan mempengaruhi

tampilan kerja.

3. Kondisi fisik lingkungan kerja (pencahayaan, ventilasi/sirkulasi udara

dan kebisingan)

Penerangan, ventilasi, dan kebisingan sangat berhubungan dengan

kenyamanan dalam bekerja.

4. Tingkat vicual privacy serta acoustical privacy

Pekerjaan-pekerjaan tertentu membutuhkan tempat kerja yang dapat

memberikan privacy bagi pekerjanya. Privacy diartikan sebagai

keleluasaan pribadi, dimana seseorang memiliki keleluasaan pribadi

terhadap hal-hal yang menyangkut dirinya, kelompoknya dan

pekerjaannya. Misalnya ketersediaan kantor, ruang rapat atau ruangan

khusus. Vicual privacy berkaitan dengan faktor penglihatan, sedangkan

acoustical privacy berhubungan dengan pendengaran.

2.3.1.2 Faktor Lingkungan Psikis

1. Work over load (pekerjaan yang berlebihan)

Pada umumnya pekerjaan yang berlebihan merupakan hal-hal yang

menekan yang dapat menimbulkan ketegangan (tension) / konsentrasi.

Pekerjaan yang berlebihan yang memerlukan kemampuan maksimal

serta mudah tidaknya suatu pekerjaan itu dilaksanakan.

2. Time urgency (waktu yang terbatas atau mendesak dalam

menyelesaikan tugas)

Waktu yang terbatas atau mendesak dalam penyelesaian suatu

pekerjaan, merupakan hal-hal penekan yang dapat menimbulkan

Page 32: Hubungan Antara Persepsi Thd Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Dengan Beban Kerja Karyawan Kantor Pusat Pt

28

ketegangan (tension). Apabila suatu pekerjaan dijalankan dengan cara

terburu-buru maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi kesalahan,

dan dapat merugikan.

3. Poor quality of supervision (sistem pengawasan yang buruk atau tidak

efisien)

Sistem pengawasan yang buruk, tidak objektif atau tidak efisien dari

atasan.

4. Inadequate authority to match responsibilities (wewenang yang tidak

sesuai dengan tanggung jawab)

Akibat dari pengawasan yang buruk akan menimbulkan efek pemberian

wewenang yang tidak sesuai dengan tanggung jawab yang dituntut dari

pekerja.

5. Insufficient performance feedback (kurangnya umpan balik hasil kerja)

Umpan balik hasil kerja dari atasan, misalnya mendapatkan pujian atau

kenaikan gaji ketika bekerja dengan baik.

6. Role ambiguity (ketidakjelasan peran)

Ketidakjelasan peran dapat dikarenakan informasi yang tidak lengkap

dan ketidaksesuaian status kerja.

7. Differences between company and employee value (perbedaan antara

nilai perusahaan dan nilai yang dimiliki pekerja)

Kebijakan yang dikeluarkan pihak perusahaan sering bertolak belakang

dengan diri pekerja. Hal ini merupakan sesuatu yang wajar, karena pada

dasarnya perusahaan lebih berorientasi pada keuntungan (profit).

Sedangkan pekerja menuntut upah yang tinggi, kesejahteraan serta

adanya jaminan kerja yang memuaskan.

Page 33: Hubungan Antara Persepsi Thd Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Dengan Beban Kerja Karyawan Kantor Pusat Pt

29

8. Frustration (frustasi)

Frustasi sebagai kelanjutan dari konflik, yang berdampak pada

terhambatnya usaha mencapai tujuan. Misalnya harapan perusahaan

tidak sesuai dengan harapan pekerja, jika ini terus menerus berlangsung

akan menimbulkan frustasi. Hambatan-hambatan yang terjadi dalam

usaha mencapai tujuan, baik hambatan yang berasal dari dalam diri

maupun dari luar diri.

9. Change of any type (perubahan-perubahan dalam bidang pekerjaan)

Perubahan-perubahan yang terjadi dalam bidang pekerjaan akan

mempengaruhi cara-cara orang bekerja. Hal ini berarti terjadinya

ketidakstabilan pada situasi kerja. Perubahan menuntut penyesuaian

agar terjadi kestabilan. Perubahan di lingkungan kerja dapat berupa

perubahan jenis pekerjaan, perubahan kebijakan organisasi, perubahan

waktu kerja (shift) dan sering tidaknya perubahan itu terjadi yang

menuntut kemampuan adaptasi.

10. Interpersonal and intergroup conflict (perselisihan antar pribadi

maupun antar kelompok)

Perselisihan juga terjadi akibat adanya perbedaan tujuan antara nilai-

nilai yang dianut dua pihak. Dampak negatif perselisihan adalah

terjadinya gangguan di dalam komunikasi, kekompakan dan kerjasama.

Sedangkan manfaatnya ialah adanya usaha positif untuk mengatasi

perselisihan, daya juang yang tinggi untuk mencapai tujuan, dan

kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan maupun

tuntutan dari lingkungan. Situasi yang sering menimbulkan perselisihan

di tempat kerja antara lain : persaingan, ketergantungan pada tugas,

Page 34: Hubungan Antara Persepsi Thd Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Dengan Beban Kerja Karyawan Kantor Pusat Pt

30

ketidakjelasan dalam pembagian wewenang, masalah status dan

perbedaan individu. Hal ini berkaitan dengan kerjasama dalam

pelaksanaan tugas-tugas perawat.

11. Insecure political climate (ketidakstabilan suasana politik di tempat

kerja)

Ketidakstabilan suasana politik di tempat kerja, atau keadaan situasi

ditempat kerja serta dilingkungan yang lebih luas lagi. Misalnya situasi

politik yang tidak menentu, yang mengganggu kestabilan perusahaan-

perusahaan dan ekonomi.

Pada umumnya pekerjaan yang berlebihan menjadi sumber penekan yang dapat

menimbulkan ketegangan, hal ini sering menjadi beban bagi sebagian orang, tetapi

bisa juga tidak menjadi tekanan bagi sebagian orang lainnya. Ini terjadi dikarenakan

perbedaan proses psikologis dan penghayatan individu tentang beban kerja.

Faktor-faktor yang berasal dari lingkungan fisik seperti kondisi tempat kerja

dan prosedur kerja yang berlaku ditempat kerja berpengaruh terhadap pegawai dalam

menjalankan pekerjaannya secara efektif. Ketika kondisi-kondisi lingkungan fisik

tersebut berhadapan dengan pekerja, dan pekerja tidak dapat menyesuaikan diri maka

hal ini dapat menjadi faktor penekan bagi pekerja itu sendiri, sehingga pekerja tersbut

harus mengeluarkan energi lebih banyak. Penggunaan energi yang terus menerus

mengakibatkan adanya kelelahan (fatigue). Kelelahan merupakan salah satu resiko

terjadinya penurunan derajat kesehatan tenaga kerja. AM. Sugeng. Budiono

(2003:87) mengatakan kelelahan kerja ditandai dengan melemahnya tenaga kerja

melakukan pekerjaan/kegiatan, sehingga akan meningkatkan kesalahan dalam

melakukan pekerjaan dan akibat fatalnya adalah terjadinya kecelakaan kerja.

Page 35: Hubungan Antara Persepsi Thd Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Dengan Beban Kerja Karyawan Kantor Pusat Pt

31

Kelelahan merupakan suatu perasaan yang bersifat subjektif yang biasanya disertai

penurunan efisiensi dan ketahanan dalam bekerja (Rizeddin Rasjid,dkk,1989:42).

Selain faktor lingkungan fisik, faktor lingkungan psikis juga menjadi sumber

penekan kepada pekerja. Hal ini dapat terjadi ketika lingkungan psikis seperi

pekerjaan yang berlebihan, waktu yang terbatas dalam menyelesaikan tugas,

perubahan kondisi kerja, perselisihan, perbedaan nilai dan lain sebagainya menjadi

faktor penekan bagi pegawai tersebut. Kelelahan psikis berkaitan dengan emotional

exhaustion (kelelahan emosional), kelelahan emosional adalah suatu kondisi

ketidakmampuan diri yang berwujud perasaan dan energi terdalam sebagai hasil dari

excessive psychoemotional demands (tuntutan psikoemosional yang berlebihan) yang

ditandai dengan hilangnya perasaan dan perhatian, kepercayaan, minat dan semangat

(Ray & Miller, 1994). Orang yang mengalami emotional exhaustion ini akan merasa

hidupnya kosong, lelah dan tidak dapat lagi mengatasi tuntutan pekerjaannya.

Ketika seorang pekerja telah menghayati pekerjaannya dengan sebuah

penghayatan bahwa lingkungan fisik ataupun psikis merupakan sebuah penekan bagi

dirinya dan pekerja tidak dapat beradaptasi terhadap tuntutan pekerjaannya maka hal

ini dapat berpengaruh pada tingkah lakunya dalam bekerja.

2.3.2 Penghitungan Beban Kerja

Untuk menghitung beban kerja bukan sesuatu yang mudah. Selama ini

kecenderungan kita dalam mengukur beban kerja berdasarkan keluhan dari personel

bahwa mereka sangat sibuk dan menuntut diberikan waktu lembur (Ilyas, 2000).

Sedangkan untuk menghitung beban kerja personel menurut Ilyas (2000) ada

3 cara yang dapat digunakan yaitu:

1. Work Sampling

Page 36: Hubungan Antara Persepsi Thd Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Dengan Beban Kerja Karyawan Kantor Pusat Pt

32

Pada work sampling yang menjadi pengamatan adalah aktivitas yang

dilakukan pegawai dalam menjalankan tugasnya sehari-hari di ruang kerjanya.

Pada work sampling yang diamati adalah apa yang dilakukan oleh pegawai,

informasi yang dibutuhkan oleh penelitian ini adalah kegiatannya, bukan

siapanya.

Pada teknik work sampling, kita akan mendapatkan ribuan pengamatan

kegiatan dari sejumlah personel yang kita amati. Jadi jumlah pengamatan dapat

dihitung sebagai contoh; bila diamati kegiatan 5 pegawai setiap hari,

pengamatan dilakukan setiap 5 menit selama 7 jam, dalam 5 hari kerja. Dengan

demikian jumlah pengamatan= 5 (pegawai) x 60 menit/ 5 (menit) x 7 jam x 5

(hari kerja)= 2.100 sampel pengamatan. Dengan jumlah data pengamatan yang

besar ini menghasilkan data yang akurat yang menggambarkan kegiatan

personel yang sedang diteliti.

2. Time and Motion Study

Pada teknik ini kita mengamati dan mengikuti dengan cermat tentang

kegiatan yang dilakukan oleh personel yang sedang kita amati. Pada teknik ini

kita mengamati satu pekerjaan sampai selesai dan terus diamati sampai selesai

jam kerja pada hari itu. Pada saat kita melakukan penelitian dengan teknik time

and motion study, yang kita amati adalah profesi suatu pekerjaan tertentu,

maka yang kita teliti adalah kegiatan profesi itu dengan segala atributnya.

Yang diamati adalah jenis kegiatan, waktu yang dibutuhkan dan kualitasnya.

3. . Daily Log (Pencatatan Kegiatan Sendiri)

Daily log merupakan bentuk sederhana dari work sampling dimana

orang yang diteliti menuliskan sendiri kegiatan dan waktu yang digunakan

untuk kegiatan tersebut. Penggunaan teknik ini sangat tergantung terhadap

Page 37: Hubungan Antara Persepsi Thd Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Dengan Beban Kerja Karyawan Kantor Pusat Pt

33

kerjasama dan kejujuran dari personel yang sedang diteliti. Pendekatan itu

relatif sederhana dan biaya murah. Peneliti biasanya membuat pedoman dan

formulir isian yang dapat dipelajari dan diisi sendiri oleh informan. Sebelum

dilakukan penelitian perlu dilakukan penjelasan tentang tujuan dan cara

pengisian formulir kepada subyek personil yang diteliti.

Pada penelitian ini untuk memperoleh data mengenai beban kerja,

peneliti menggunakan pendekatan Daily Log. Peneliti membuat pedoman dan

formulir isian berupa angket yang dipelajari dan diisi sendiri oleh informan

(pegawai). Angket dibuat berdasarkan teori beban kerja, dimana faktor-faktor

yang berasal dari luar diri berupa lingkungan fisik dan lingkungan psikis

didalam pekerjaannya berdampak pada kondisi internal individu.

2.4 Kerangka pikir

Dalam suatu organisasi atau perusahaan, setiap karyawan akan menghadapi

berbagai stimulus yang berasal dari lingkungan kerjanya. Hal yang diamati dapat

berupa objek disekitarnya ataupun fenomena sehari-hari. Stimulus-stimulus yang

berasal dari lingkungan kerja tersebut akan masuk melalui proses inderawi dan akan

dimaknakan sesuai dengan kebutuhannya. Proses pemberian makna terhadap stimulus

tersebut dinamakan proses persepsi. Menurut Milton, Charles R (1981;22) persepsi

adalah suatu proses pemilihan, pengorganisasian, penafsiran dan pemaknaan stimulus

yang muncul dari lingkungan kerja. Apa yang dipersepsikan seseorang dapat berbeda

dapat sering terjadi ketidaksepakatan. Perilaku manusia didasarkan pada persepsi

mereka mengenai realitas yang ada.

Salah satu hal yang dipersepsi oleh karyawan adalah rancangan pekerjaan yang

didalamnya termasuk peralatan dan perangkat serta cara kerja yang berhubungan

Page 38: Hubungan Antara Persepsi Thd Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Dengan Beban Kerja Karyawan Kantor Pusat Pt

34

langsung dengan pekerjaan mereka. Peralatan atau perangkat yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah SISDM itu sendiri. SISDM sebagai perangkat untuk mendukung

kerja memiliki kriteria – kriteria dalam setiap aspeknya baik subsistem input,

pemrosesan ataupun output. Kriteria – kriteria yang dimaksud adalah tepat waktu,

akurat, ringkas, relevan dan lengkap. Kriteria- kriteria inilah yang akan dipersepsi oleh

karyawan apakah sesuai dengan harapan dan kebutuhan karyawan ataukah tidak.

Bagaimana karyawan mempersepsi SISDM berkaitan dengan harapan dan

kebutuhan karyawan tersebut terhadap karakteristik SISDM yang sedang digunakan.

Ketika data SISDM dipersepsi tidak dapat memberikan data secara tepat waktu, tidak

memberikan data yang akurat dan bebas kesalahan, tidak banyak informasi yang

diperoleh melalui SISDM secara tepat dan lengkap, maka SISDM dipersepsi tidak

sesuai dengan harapan karyawan.

Data SISDM yang dipersepsi tidak dapat memberikan informasi yang tepat

waktu, akan mengakibatkan karyawan menghayati bahwa SISDM tidak dapat

membantunya dalam menyelesaikan pekerjaan secara cepat, sehingga muncul

penghayatan time urgency yang mendesak karyawan untuk bekerja secara terburu –

buru. Begitu pula ketika data SISDM dipersepsi tidak tampil secara mudah dan

ringkas, maka karyawan akan menghayati data SISDM merupakan data mentah yang

masih harus diproses secara manual sehingga semakin mendesak pekerjaan karyawan.

Hal ini juga akan membuat pekerjaan menjadi semakin banyak dan sulit, sehingga

karyawan menghayati work overload (pekerjaan yang berlebihan) yang bila dibiarkan

dapat menjadi frustasi karena karyawan tidak dapat menyesuaikan diri terhadap

pekerjaannya. Data SISDM yang dipersepsi tidak memberikan informasi yang bebas

kesalahan dan tidak dapat diandalkan akan dimaknakan tidak akurat, tidak relevan dan

Page 39: Hubungan Antara Persepsi Thd Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Dengan Beban Kerja Karyawan Kantor Pusat Pt

35

tidak lengkap yang kemudian akan mempengaruhi prosedur kerja karyawan untuk

menjadi dihayati semakin sulit.

Kondisi – kondisi time urgency yang mendesak, prosedur kerja yang sulit,

jumlah pekerjaan yang berlebihan (work overload) hingga berakhir menjadi frustasi

merupakan aspek – aspek yang mempengaruhi beban kerja karyawan. Kondisi –

kondisi seperti ini dapat menjadi faktor penekan bagi karyawan sehingga harus

menggunakan energi lebih banyak. Penggunaan energi yang secara terus – menerus

mengakibatkan timbulnya kelelahan (fatigue). AM. Sugeng. Budiono (2003:87)

mengatakan kelelahan kerja ditandai dengan melemahnya tenaga kerja melakukan

pekerjaan/kegiatan, sehingga akan meningkatkan kesalahan dalam melakukan

pekerjaan. Selain itu, kondisi – kondisi seperti time urgency yang mendesak, work

overload dan frustasi dapat menjadi faktor psikis dalam mempengaruhi beban kerja.

Faktor psikis ini akan berakibat pada kelelahan psikis yang berkaitan dengan kelelahan

emosional (emotional exhaustion) yang ditandai dengan hilangnya perhatian,

kepercayaan, minat dan semangat dalam bekerja (Ray & Miller, 1994).

Ketika seorang pekerja telah menghayati pekerjaannya dengan sebuah

penghayatan bahwa lingkungan fisik ataupun psikis merupakan sebuah penekan bagi

dirinya dan pekerja tidak dapat beradaptasi terhadap tuntutan pekerjaannya maka hal

ini dapat berpengaruh pada tingkah lakunya dalam bekerja yaitu hilangnya minat dan

semangat bekerja yang tampak dalam tingkah laku mangkir, sering terlambat, lambat

dalam menyelesaikan tugas. Selain itu, kelelahan (fatigue) akan berakibat pada

meningkatnya kesalahan – kesalahan dalam pekerjaan seperti yang tampak pada

karyawan PT. Kereta Api (persero) bagian personnel care and control dalam

penelitian ini.

Secara skematis, kerangka berfikir diatas dapat digambarkan sebagai berikut:

Page 40: Hubungan Antara Persepsi Thd Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Dengan Beban Kerja Karyawan Kantor Pusat Pt

SISDM

persepsi

Sesuai harapan dan kebutuhan karyawanTidak sesuai harapan dan kebutuhan karyawan

Tidak akurat

Tidak tepat waktu

Tidak ringkas

Tidak relevan

Tidak lengkap

Prosedur kerja menyulitkan

Time urgency mendesak

Pekerjaan berlebihan

frustasi

Beban kerja tinggi

Fatigue & emotional exhaution

Kesalahan – kesalahan dalam pekerjaanLambat dalam bekerjaMangkirMalas

36

Skema kerangka berfikir

Page 41: Hubungan Antara Persepsi Thd Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Dengan Beban Kerja Karyawan Kantor Pusat Pt

37

2.5 Hipotesis penelitian

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka hipotesis penelitian yang diajukan

adalah : ”semakin tidak sesuai persepsi karyawan terhadap sistem informasi sumber

daya manusia maka semakin tinggi beban kerja karyawan kantor pusat PT. Kereta

Api (persero) bagian personnel care and control”

Page 42: Hubungan Antara Persepsi Thd Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Dengan Beban Kerja Karyawan Kantor Pusat Pt

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasional

(corelational design), yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara

satu variabel dengan variabel lainnya. Dalam penelitian ini yang dilihat adalah

hubungan antara persepsi terhadap sistem informasi sumber daya manusia dengan

beban kerja. Rancangan ini digunakan untuk mencari dan melihat keeratan hubungan

antar variabel. Besar atau tingginya hubungan dinyatakan dalam bentuk koefisien

korelasi (suharsimi arikunto, hal. 329)

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan ex post

facto, artinya data dikumpulkan setelah semua kejadian yang diteliti telah berlangsung.

Penelitian tidak memberikan perlakuan kepada subyek penelitian, tetapi hanya

meneliti sesuatu yang telah ada. Pendekatan ini merupakan cara dalam usaha

mendapatkan informasi secara sistematis dan empiris terhadap variabel-variabel yang

diteliti.

3.2 Identifikasi variabel

Penelitian ini adalah penelitian korelasional menggunakan dua variabel yang

akan dilihat hubungannya. Variabel dalam penelitian ini adalah:

1. variabel pertama adalah : persepsi terhadap sistem informasi sumber daya

manusia (x).

2. variabel kedua adalah : beban kerja (y)

38

Page 43: Hubungan Antara Persepsi Thd Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Dengan Beban Kerja Karyawan Kantor Pusat Pt

39

3.3 Definisi operasional

3.3.1 Persepsi terhadap sistem informasi sumber daya manusia

Persepsi terhadap SISDM adalah bagaimana karyawan menghayati dan

memaknakan karakteristik SISDM sesuai dengan kebutuhan dan harapan karyawan

dalam mendukung pekerjaannya. Karakteristik SISDM meliputi 5 aspek yaitu :

1. Tepat Waktu, informasi yang disajikan kepada pemakai harus baik atau benar

dan harus up to date, serta diterapkan pada waktu yang layak dan tepat waktu

terhadap kebutuhan.

2. Akurat, informasi yang dibutuhkan oleh pemakai harus memenuhi tingkat

akurasi atau ketepatan yang tinggi, bebas dari pengertian yang menyesatkan,

kesalahan material dan dapat diandalkan oleh pemakainya.

3. Ringkas, karyawan dapat memperoleh banyak informasi yang dibutuhkan

dalam situasi tertentu secara mudah dan cepat.

4. Relevan, karyawan haruslah mendapatkan hanya informasi yang dibutuhkan

dalam situasi tertentu.

5. Lengkap, karyawan harus mendapatkan informasi yang lengkap dan tidak

terpotong-potong.

3.3.2 Beban Kerja

Beban kerja berasal dari faktor lingkungan fisik dan psikis di tempat kerja

sebagai faktor penekan sehingga berpengaruh pada kondisi internal diri pegawai

kantor pusat PT. Kereta Api bagian personnel care and control. Beban kerja dalam

penelitian ini ialah bagaimana karyawan memberikan penilaian terhadap isi atau

tuntutan kerja yang ada.

Faktor yang berasal dari lingkungan fisik yaitu :

Page 44: Hubungan Antara Persepsi Thd Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Dengan Beban Kerja Karyawan Kantor Pusat Pt

40

1. Rancangan ruang kerja, yang terdiri dari : pengaturan tata letak ruangan,

penempatan barang, area kerja.

2. Rancangan pekerjaan yang terdiri dari : ketersediaan dan pengaturan peralatan

kerja, prosedur kerja yang berlaku.

3. Kondisi fisik lingkungan terdiri dari : pencahayaan, ventilasi/sirkulasi udara

dan kebisingan.

4. Tingkat vicual privacy serta acoustical privacy terdiri dari ketersediaan dan

kondisi tempat privacy (keleluasaan) bagi pekerja.

Faktor yang berasal dari lingkungan psikis yaitu :

1. Pekerjaan yang berlebihan terdiri dari : pekerjaan-pekerjaan yang berlebihan,

mudah tidaknya suatu pekerjaan itu dilaksanakan.

2. Waktu yang terbatas dalam menyelesaikan tugas : ketersediaan waktu dalam

penyelesaian suatu pekerjaan.

3. Sistem pengawasan terdiri dari : sistem pengawasan yang buruk, tidak

objektif, tidak efisien dari atasan.

4. Wewenang yang tidak sesuai terdiri dari : ketidaksesuaian wewenang yang

diberikan, kewenangan yang tidak sesuai dengan tanggung jawab.

5. Kurangnya umpan balik hasil kerja : kurangnya umpan balik hasil kerja dari

atasan.

6. Ketidakjelasan peran terdiri dari : tidak lengkapnya informasi yang diterima,

ketidaksesuaian status kerja.

7. Perbedaan antara nilai perusahaan dan nilai yang dimiliki pekerja : kebijakan

yang dikeluarkan pihak perusahaan yang sering bertolak belakang dengan diri

pekerja.

Page 45: Hubungan Antara Persepsi Thd Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Dengan Beban Kerja Karyawan Kantor Pusat Pt

41

8. Frustasi terdiri dari: konflik-konflik yang berasal dari dalam diri, konflik-

konflik yang berasal dari luar diri, permasalahan yang berlangsung terus

menerus tanpa ada penyelesaian.

9. Perubahan-perubahan dalam bidang pekerjaan terdiri dari : perubahan-

perubahan yang terjadi dalam bidang pekerjaan, kemampuan untuk

menyesuaikan diri terhadap perubahan.

10. Perselisihan antar pribadi maupun antar kelompok : persaingan, perbedaan

tujuan antara nilai-nilai yang dianut, usaha positif untuk mengatasi

perselisihan.

11. Ketidakstabilan suasana politik di tempat kerja : ketidakstabilan suasana politik

di tempat kerja, atau keadaan situasi ditempat kerja serta dilingkungan yang

lebih luas lagi seperti perubahan kebijakan pemerintah.

3.4 Populasi

Penelitian ini merupakan penelitian populasi karena setiap pegawai kantor pusat

PT. Kereta Api bagian personnel care and control menggunakan SISDM sehingga

setiap karyawan akan memiliki persepsi terhadap SISDM. Jumlah subjek penelitian

dalam penelitian ini adalah 26 karyawan kantor pusat PT. Kereta Api (persero) bagian

personnel care and control.

3.5 Alat ukur

3.5.1 Alat ukur persepsi terhadap sistem informasi sumber daya manusia

Untuk melakukan pengukuran persepsi terhadap SISDM dilakukan dengan

menggunakan skala likert. Dengan skala Likert, variabel yang akan diukur dijabarkan

menjadi indikator variabel yang dalam penelitian ini terdiri dari 5 aspek karakteristik

Page 46: Hubungan Antara Persepsi Thd Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Dengan Beban Kerja Karyawan Kantor Pusat Pt

42

SISDM, kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun

item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Jawaban setiap

item instrumen yang menggunakan Skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif

sampai sangat negatif.

Kisi – kisi alat ukur persepsi terhadap SISDM

Aspek yang

diukur

Deskripsi indikator No.

item

Tepat waktu Tingkat sejauh mana data

SISDM memberikan

informasi yang up to date, dan

dapat digunakan pada waktu

yang layak.

Data SISDM selalu

diperbaharui setiap ada

perubahan – perubahan

dalam perusahaan.

SISDM dapat memberikan

informasi kapan saja saat

dibutuhkan.

Akurat Tingkat sejauh mana SISDM

dapat memberikan informasi

yang tepat tanpa kesalahan

material, tanpa memberikan

informasi yang menyesatkan

dan dapat diandalkan

SISDM dapat memberikan

informasi sesuai dengan fakta

dalam perusahaan.

Informasi SISDM tidak

menunjukan error atau

kesalahan dalam

informasinya.

Informasi SISDM dapat

diandalkan sesuai kebutuhan

Ringkas Tingkat sejauh mana SISDM

dapat memberikan banyak

Informasi SISDM dapat

Page 47: Hubungan Antara Persepsi Thd Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Dengan Beban Kerja Karyawan Kantor Pusat Pt

43

informasi yang dibutuhkan

secara mudah dan cepat

diperoleh secara mudah.

Software SISDM dapat

dioperasikan dengan mudah.

Informasi SISDM mudah

dimengerti.

Relevan Tingkat sejauh mana SISDM

dapat menyajikan data yang

diperlukan karyawan dalam

menunjang pekerjaan.

SISDM dapat memberikan

informasi mengenai

perencanaan tenaga kerja,

perekrutan, manajemen

tenaga kerja, kompensasi,

benefit dan pelaporan

lingkungan saat dibutuhkan.

Lengkap Tingkat sejauh mana SISDM

dapat memberikan data secara

menyeluruh, tidak terpotong –

potong.

Database SISDM berisi

informasi data personil,

penelitian SDM dan intelijen

SDM secara menyeluruh.

SISDM dapat memberikan

informasi mengenai

perencanaan tenaga kerja,

perekrutan, manajemen

tenaga kerja, kompensasi,

benefit dan pelaporan

lingkungan secara

menyeluruh.

Page 48: Hubungan Antara Persepsi Thd Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Dengan Beban Kerja Karyawan Kantor Pusat Pt

44

3.5.1.1 Cara pengerjaan alat ukur persepsi terhadap SISDM

Dalam alat ukur ini subjek diminta untuk memberikan jawaban, dengan memilih

salah satu dari empat pilihan jawaban yang disediakan, yaitu:

SS : Sangat sesuai

S : Sesuai

TS : Tidak sesuai

STS : Sangat tidak sesuai

Skor setiap jawaban disesuaikan dengan alternatif jawaban pilihan yang

bergerak antara 1-4 mulai dari nilai 1 untuk jawaban sangat tidak sesuai (STS) hingga

skor 4 untuk jawaban sangat sesuai (SS) sehingga skor tertinggi akan menunjukan

kesesuaian persepsi karyawan terhadap SISDM dengan harapan dan kebutuhannya.

3.5.2 Alat ukur beban kerja

Alat ukur beban kerja ini disusun berdasarkan beban kerja yang disebabkan oleh

faktor penekan dari lingkungan fisik dan beban kerja yang disebabkan oleh faktor

penekan dari lingkungan psikis. Faktor lingkungan fisik terbagi menjadi empat aspek

sesuai dengan landasan teori diatas, sedangkan faktor lingkungan psikis terbagi

menjadi sebelas aspek.

Kisi – kisi alat ukur beban kerja

Faktor

Lingkungan

Aspek Indikator No. item

Fisik Rancangan ruang kerja pengaturan tata letak ruangan

penempatan barang dan peralatan

area kerja

Page 49: Hubungan Antara Persepsi Thd Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Dengan Beban Kerja Karyawan Kantor Pusat Pt

45

Rancangan pekerjaan ketersediaan dan pengaturan

peralatan kerja

prosedur kerja yang berlaku

Kondisi fisik ling-

kungan kerja

pencahayaan

ventilasi/sirkulasi udara

kebisingan

Tingkat privasi ketersediaan dan kondisi tempat

privasi (keleluasaan) bagi pekerja

Psikis Pekerjaan yang ber-

lebihan

pekerjaan-pekerjaan yang berlebihan

mudah tidaknya suatu pekerjaan itu

dilaksanakan

Waktu yang terbatas

dalam menyelesaikan

tugas

ketersediaan waktu yang tersedia

dalam penyelesaian suatu pekerjaan

Sistem pengawasan

yang buruk

sistem pengawasan yang buruk, tidak

objektif, tidak efisien dari atasan.

Wewenang yang tidak

sesuai

ketidaksesuaian wewenang yang

diberikan

kewenangan yang tidak sesuai

dengan tanggung jawab.

Kurangnya umpan

balik hasil kerja

kurangnya umpan balik hasil kerja

dari atasan

Ketidakjelasan peran tidak lengkapnya informasi yang

diterima

ketidaksesuaian status kerja

Perbedaan antara nilai kebijakan yang dikeluarkan pihak

Page 50: Hubungan Antara Persepsi Thd Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Dengan Beban Kerja Karyawan Kantor Pusat Pt

46

perusahaan & nilai

yang dimiliki pekerja

perusahaan yang sering bertolak

belakang dengan diri pekerja.

Frustasi konflik-konflik yang berasal dari

dalam diri

konflik-konflik yang berasal dari

luar diri

permasalahan yang berlangsung

terus menerus tanpa ada

penyelesaian.

Perubahan-perubahan

dalam bidang

pekerjaan

perubahan-perubahan yang terjadi

dalam bidang pekerjaan

kemampuan untuk menyesuaikan

diri terhadap perubahan

Perselisihan antar

pribadi maupun antar

kelompok

persaingan

perbedaan tujuan antara nilai-nilai

yang dianut

usaha positif untuk mengatasi

perselisihan.

Ketidakstabilan

suasana politik di

tempat kerja

ketidakstabilan suasana politik di

tempat kerja

keadaan situasi ditempat kerja

sertadilingkungan yang lebih luas

lagi seperti perubahan kebijakan

pemerintah

Page 51: Hubungan Antara Persepsi Thd Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Dengan Beban Kerja Karyawan Kantor Pusat Pt

47

3.5.2.1 Cara pengerjaan alat ukur beban kerja

Dalam alat ukur ini subjek diminta untuk memberikan jawaban, dengan memilih

salah satu dari empat pilihan jawaban yang disediakan, yaitu:

SS : Sangat sesuai

S : Sesuai

TS : Tidak sesuai

STS : Sangat tidak sesuai

Skor setiap jawaban disesuaikan dengan alternatif jawaban pilihan yang

bergerak antara 1-4

3.6. Uji Validitas dan Reliabilitas

Untuk menyusun skala ini dilakukan langkah-langkah sebagi berikut :

1. Mendefinisikan secara perasional dalam bentuk pernyataan.

2. Menguraikan indikator-indikator dari masing-masing aspek.

3. Menetapkan dan Merumuskan butir-butir pernyataan.

a. Menetapkan pernyataan dalam bentuk fomat SS, S,

TS, STS berdasarkan dari Skala Likert.

4. Melakukan uji coba alat ukur kemudian memberi penilaian

lewat pengujian validitas dan reliabilitas.

3.6.1 Uji Validitas

Uji validitas adalah untuk mengetahuhi dan menunjukan bahwa alat ukur benar –

benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas dapat diketahui dengan cara

mengkorelasikan antara skor yang diperoleh pada masing-masing item dengan skor

total kemudian menghasilkan t hitung > t tabel yang menunjukan tolak ho, dalam hal

Page 52: Hubungan Antara Persepsi Thd Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Dengan Beban Kerja Karyawan Kantor Pusat Pt

48

ini menggambarkan item tersebut konsisten dengan total skor sehingga

menggambarkan derajat validitas yang sesuai dengan teori alat ukur (construct

validity), pengujiannya dengan menggunakan teknik korelasi rank spearman.

Dengan langkah –langkah sebagai berikut:

1. melakukan skoring dari hasil try out yang sudah dilakukan.

2. kemudian dicari nilai validitasnya (dilakukan dnegan mengunakan bantuan

SPSS11.00).

3. apabila nilai validitasnya lebih besar dari nilai r tab = 0.306 (pada tabel P)

maka item tersebut valid begitu juga sebaliknya apabila nilai validitasnya lebih

kecil dari nilai tabel maka item tersebut tidak valid.

3.6.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat ukur dapat

dipercaya atau dapat diandalkan, yang menunjukan sejauh mana hasil pengukuran

tetap konsisten (Djamaludin Ancok, 19889 : 22). Reliabilitas untuk mengetahui sejauh

mana alat ukur yang digunakan tersebut memiliki taraf ketelitian, kepercayaan,

kekonstanan ataupun kestabilan.

Untuk menguji reliabilitas digunakan teknik belah dua (spit half). Langkah-

langkah yang perlu dilakuan adalah sebagi berikut (Djamaludin Ancok, 19889 : 25) :

1. hanya item-item yang diterima (valid) yang dikumpulkan untuk dihitung.

2. membagi item menjadi dua bagian atau belahan. Untuk membelah alat ukur

dilakukan teknik ganjil-genap. Item bernomor ganjil menjadi belahan pertama

dan item yang bernomor genap menjadi belahan kedua.

3. skor untuk item-item belahan pertama dijumlahkan, demikian juga dengan skor

item-item belahan kedua sehingga akan diperoleh dua belahan skor total.

Page 53: Hubungan Antara Persepsi Thd Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Dengan Beban Kerja Karyawan Kantor Pusat Pt

49

4. mengkorelasikan skor total belahan pertama dengan skor belahan kedua

dengan menggunakan teknik korelasi rank speaman (dilakukan dengan

menggunakan bantuan spss 11.00)

5. karena angka korelasi yang diperoleh adalah angka korelasi dari alar ukur yang

dibelah, maka angka korelasi yang dihasilkan akan lebih rendah daripada

angka korelasi yang didapat jika angka tersebut tidak dibelah. Oleh karena itu,

angka korelasi keseluruhan dicari dengan mengkoreksi angka korelasi yang

diperoleh kedalam rumus berikut

)(1

)(2

tt

tttot r

rr

Ketereangan :

R tot = angka reliabilitas keseluruhan item

R tt = angka korelasi belahan pertama dan belahan kedua

Dalam menentukan reliabilitas alat ukur dan menafsirkan kriteria hubungan yang

menentukan tinggi rendahnya korelasi berdasarkan klasifikasi dard guilford (subinom

1987 : 115)

0.00 - 0.20 Hubungan yang sangat kecil dan dapat

diabaikan

0.20 - 0.40 Hubungan yang kecil (tidak erat)

0.40 - 0.70 Hubungan yang moderat atau cukup

0.70 – 0.90 Hubungan ang erat

0.90 – 1.00 Hubungan yang sangat erat

Page 54: Hubungan Antara Persepsi Thd Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Dengan Beban Kerja Karyawan Kantor Pusat Pt

50

3.7 Teknik Pengolahan Data

Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan metode statistik non

parametrik yang dianalisa dengan teknik korelasi guna menentukan hubungan 2

variabel.

Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:

3.7.1 Uji Korelasi Rank Spearman, RS

Uji korelasi rank spearman digunakan untuk mengukur korelasi antara 2 variabel

penelitian (siegel, 1992) langkah-langkah perhitungannya adalah sebagi berikut :

1. seluruh hasil penelitan dari setiap data diberi rangking dari nilai terkecil

sampai dengan nilai terbesar yang dikelompokan menjadi data x dan y.

2. menghitung selisih masing-masing nilai ranking (di) selisih tersebut di

kuadratkan (di2)

3. menjumlahkan seluruh selisih kuadrat di2.

4. menghitung harga korelasi x terhadap y, dnegan menggunakan rumus sebagai

berikut:

rs = 1 – ( 6 ∑ di² )N³ - N

Keterangan :

rs = Koefisien korelasi Rank Spearman

N = Jumlah pasangan observasi antara satu variabel terhadap variabel

lainnya.

di² = Perbedaan ranking yang diperoleh pada setiap pasangan observasi.

Page 55: Hubungan Antara Persepsi Thd Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Dengan Beban Kerja Karyawan Kantor Pusat Pt

22

222

.2 yx

diyxrs

51

5. rumus diatas dapat digunakan apabila didalam data observasi tidak terdapat

rangking yang berangka sama. Untuk data observasi yang terdapat angka sama,

digunakan rumus sebagai berikut :

6. untuk mencari koreksi menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

t = Banyaknya observasi yang berangka sama pada suatu ranking tertentu.

7. bila jumlah kuadrat dikoreksi sehubungan dengan angka sama, maka jumlah

kuadrat untuk variabel x dan y menjadi sebagi beriukut :

Pengujian Hipotesis

Ts dan Ty = t³ -t

12

∑X² = N³- N - ∑Tx 12

∑Y² = N³- N - ∑Ty 12

Page 56: Hubungan Antara Persepsi Thd Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Dengan Beban Kerja Karyawan Kantor Pusat Pt

52

bila penelitian dilakukan pada seluruh populasi maka tidak diperlukan

pengukuran signifikasi terhada koefisien korelasi yang ditemukan. Hal ini berarti

penelitian tidak merumuskan dan menguji instrumen statistik/ hipotesis statistik

(sugiono, 1999 : 209)

3.8 Prosedur Penelitian

Langkah-langkah yang ditempuh untuk penelitian ini adalah sebagai berikut :

3.8.1 Tahap Persiapan

1. Penemuan variabel

2. Menentukan variabel yang hendak diukur dan menentukan studi

kepustakaan serta menetapkan permasaalahann.

3. Menyusun rancangan penelitian (outline) sesuai dengan

permasalahan yang akan diteliti

4. Menentukan dan membuat alat ukur yang akan digunakan

5. Menentukan sampel dan lokasi penelitian

6. Mengajukan surat permohonan ijin penelitian

7. Melakukan uji coba (try out) alat ukur

8. Menentukan waktu pengambilan data sesungguhnya

3.8.2 Tahap Pelaksanaan

1. mendatangi subjek penelitian dan menjelaskan maksud serta tujuan

penelitian

2. pelaksanaan pengambilan data

3.8.3 Tahap Pengolahan Data

Page 57: Hubungan Antara Persepsi Thd Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Dengan Beban Kerja Karyawan Kantor Pusat Pt

53

1. menghitung dan mentabulasikan data-data yang diperoleh

2. pengolahan data dengan pengujian statistik untuk menguji hipotesis

penelitian dan korelasi antara variabel penelitian

3. melakukan pembahasan dan penarikan kesimpulan dari hasil

pengujian statistik

3.8.4 Tahap Pembahasan

1. Menginterpretasikan dan membahas hasil analisis statistik

berdasrakan teori yang dikemukakan.

2. membuat kesimpulan dari hasil penelitian

3. mengkonsultasikan hasil penelitian dengan pembimbing.

3.8.5 Tahap Penyelesaian

1. menyusun laporan penelitian

2. memperbaiki dan menyempurnakan laporan hasil penelitian secara

keseluruhan.

Page 58: Hubungan Antara Persepsi Thd Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Dengan Beban Kerja Karyawan Kantor Pusat Pt

54

DAFTAR PUSTAKA

Robbins, Stephen P., Judge, Timothy A., 2008. Organizational Behavior edisi 12 buku

1. Jakarta. Salemba Empat

Mondy, R. Wayne., 2008. Human Resource Management. Malaysia. Pearson

International Edition

Ancok, Djamaludin., 1989. Teknik Penyusunan Skala Pengukuran. Yogyakarta. Pusat

Penelitian Kependudukan UGM

Arikunto, Suharsimi, 1995. Manajemen Penelitian, Penerbit Bhineka Cipta, Jakarta.

Beadles, Nicholas,. 2005. The Impact of Human Resource Information System : An

Exploratory Study in the Public Sector. Milledgeville. Georgia College and State

University.

Budimansyah, Vitaly, 2009. Hubungan Antara Beban Kerja Dengan Tampilan Kerja

Pelaksana Perawat Rawat Inap Rumah Sakit Sariningsih Kota Bandung.

Bandung, Skripsi tidak diterbitkan.

Susanti. Ratih, 2007. Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pelaksanaan Penilaian

Prestasi Kerja Dengan Motivasi Kerja Karyawan Bank Danamon Divisi Simpan

Pinjam Baleendah Bandung. Bandung, skripsi tidak diterbitkan.