hubungan antara kualitas kehidupan kerja dengan...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN ANTARA KUALITAS KEHIDUPAN KERJA
DENGAN KETERLIBATAN KERJA PADA KARYAWAN
BORONGAN DI PT. SUMBER KALIMANTAN ABADI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun Oleh:
Catherine Dewi Sasmito
NIM : 149114128
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
HUBUNGAN ANTARA KUALITAS KEHIDUPAN KERJA
DENGAN KETERLIBATAN KERJA PADA KARYAWAN
BORONGAN DI PT. SUMBER KALIMANTAN ABADI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun Oleh:
Catherine Dewi Sasmito
NIM : 149114128
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
For assuredly, I say to you, whoever says to this mountain, ‘Be removed and be
cast into the sea,’ and doesn’t doubt in his heart, but believes that those things he
says will be done, he will have whatever he says. Therefore I say to you, whatever
things you ask when you pray, believe that you receive them, and you will
have them.
(Mark 11:23-24)
If there’s a will, there’s a way
-nn
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahankan untuk:
Yesus Kristus Yang Maha Kuasa atas penyertaan, kasih sayang, berkat dan
karunia-Nya kepada saya dalam mengerjakan dan menyelesaikan skripsi ini
Orang-orang terkasih yang selalu memberikan dukungan, doa, bantuan serta
penghiburan selama pengerjaan skripsi ini dari awal hingga selesai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
HUBUNGAN ANTARA KUALITAS KEHIDUPAN KERJA DENGAN
KETERLIBATAN KERJA PADA KARYAWAN BORONGAN DI PT.
SUMBER KALIMANTAN ABADI
Catherine Dewi Sasmito
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kualitas kehidupan kerja
dengan keterlibatan kerja pada karyawan borongan di PT. Sumber Kalimantan Abadi (SKA).
Hipotesis dalam penelitian ini ialah terdapat hubungan positif antara kualitas kehidupan kerja
dengan keterlibatan kerja pada karyawan borongan di PT. SKA. Subjek dalam penelitian ini
berjumlah 130 karyawan borongan wanita di PT. SKA. Pengumpulan data menggunakan
instrumen penelitian Quality of Work Life Evaluation Scale dan Utrecht Work Engagement Scale
(UWES). Skala kualitas kehidupan kerja memiliki koefisien reliabilitas sebesar α=0,905
sedangkan skala keterlibatan kerja memperoleh koefisien reliabilitas sebesar α=0,770. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan (r=0,544; p=0,000)
antara kualitas kehidupan kerja (M= 92,75; SD= 9,407) dengan keterlibatan kerja (M=45,07;
SD=3,918) pada karyawan borongan di PT. SKA. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi
kualitas kehidupan kerja maka semakin tinggi keterlibatan kerja karyawan borongan.
Kata kunci: kualitas kehidupan kerja, keterlibatan kerja, karyawan borongan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
THE RELATIONSHIP BETWEEN QUALITY OF WORK LIFE AND
WORK ENGAGEMENT OF JOBBERS IN SUMBER KALIMANTAN
ABADI INC.
Catherine Dewi Sasmito
ABSTRACT
This study aims to determine the relationship between the quality of work life and work
engagement of jobbers at PT. Sumber Kalimantan Abadi (SKA). The hypothesis in this thesis
finds that there is a positive relationship between the quality of work life and work engagement in
jobbers at PT. SKA. The subjects of this thesis are 130 female jobbers at PT. SKA. The data
collective in this thesis uses two research instruments, the Quality of Work Life Evaluation Scale
and Utrecht Work Engagement Scale (UWES). The Quality of Work Life Evaluation Scale has a
reliability coefficient of α = 0.905, while the Utrecht Work Engagement Scale obtains a reliability
coefficient of α = 0.770. The results showed that there is a positive and significant relationship (r =
0.544; p = 0,000) between the quality of work life (M = 92.75; SD = 9,407) and work engagement
(M = 45.07; SD = 3,918) on the jobbers at PT. SKA. The higher the quality of work life, the higher
the jobbers’ work engagement.
Keywords: quality of work life, work engagement, jobbers
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah Bapa Yang Maha Kuasa atas berkat dan
karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul
“Hubungan Kualitas Kehidupan Kerja dengan Keterlibatan Kerja pada Karyawan
Borongan di PT. Sumber Kalimantan Abadi.”
Penulis menyadari bahwa proses penyusunan skripsi ini tidak akan berhasil
tanpa bimbingan, arahan, dukungan, bantuan, serta doa dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini dengan segenap kerendahan hati penulis ingin
berterima kasih banyak kepada:
1. Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan limpahan kasih sayang,
karunia, dan penyertaan-Nya hingga hari ini.
2. Ibu Dr. Titik Kristiyani, M.Psi., selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma.
3. Ibu Monica Eviandaru Madyaningrum, Ph.D, selaku Kepala Program
Studi Psikologi Universitas Sanata Dharma.
4. Ibu Dr. Maria Laksmi Anantasari, M.Si selaku dosen pembimbing
akademik. Terima kasih atas berbagai saran, solusi, dan bantuan yang Ibu
berikan.
5. Bapak Timotius Maria Raditya Hernawa, M. Psi., selaku dosen
pembimbing skripsi yang penuh kesabaran dalam membimbing,
mengarahkan, serta pertanyaan-pertanyaan kritis selama proses penulisan
skripsi ini dari awal hingga akhir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
6. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Psikologi Universitas Sanata
Dharma, terima kasih atas bimbingan, pengetahuan, serta bantuan yang
telah saya dapatkan selama masa perkuliahan.
7. Orangtua dan keluarga saya yang tidak pernah lelah memberi dukungan
dan kasih sayang dalam keadaan apapun.
8. Mondo, Denty, Rudi, Anas, Endah, Ita, Tara. Terima kasih atas segala
bantuan, perhatian, canda tawa, dan pengalaman berharga yang diberikan.
9. Tep, seorang yang setia mendengar segala cerita aneh dan keluh kesah
penulis. Terima kasih atas dukungan, perhatian, kasih, dan usaha yang
diberikan dari jarak dekat maupun jauh.
10. Teman-teman selama perkuliahan, terima kasih atas bantuan dan
pengalaman berharganya.
11. Teman-teman satu bimbingan skripsi, terima kasih atas saran, bantuan, dan
diskusi yang diberikan.
12. Teman-teman Detail Consulting. Terima kasih atas pengalaman berharga
dan kebersamaan selama ini.
13. Pak Joko, Mbak Diana, Mbak Rasmi, Mbak Dahlia, Mbak Indah, seluruh
karyawan dan responden PT. SKA yang membantu penulis selama
magang dan penyebaran skala penelitian. Terima kasih atas seluruh
pembelajaran dan bantuan yang diberikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ............... ii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ......................................... iii
HALAMAN MOTTO...................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................... vi
ABSTRAK....................................................................................... vii
ABSTRACT ...................................................................................... viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................................. ix
KATA PENGANTAR ..................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ........................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................. 7
C. Tujuan Penelitian .............................................................. 7
D. Manfaat Penelitian ............................................................ 7
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kualitas Kehidupan Kerja
1. Definisi Kualitas Kehidupan Kerja............................... 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
2. Komponen Kualitas Kehidupan Kerja .......................... 11
3. Dampak Kualitas Kehidupan Kerja .............................. 14
4. Perbedaan Kualitas Kehidupan Kerja dengan Kepuasan
Kerja…… ..................................................................... 15
B. Keterlibatan Kerja
1. Definisi Keterlibatan Kerja ........................................... 16
2. Aspek Keterlibatan Kerja ............................................. 17
3. Faktor Keterlibatan Kerja ............................................. 18
C. Dewasa Awal… ................................................................ 20
D. Karyawan Borongan
1. Definisi Karyawan Borongan ....................................... 21
2. Tugas Karyawan Borongan di PT. SKA ...................... 21
E. Dinamika Hubungan antara Kualitas Kehidupan Kerja dengan
Keterlibatan Kerja ............................................................ 22
F. Hipotesis ........................................................................... 27
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ................................................................. 28
B. Identifikasi Variabel Penelitian ......................................... 28
C. Definisi Operasional
1. Kualias Kehidupan Kerja .............................................. 29
2. Keterlibatan Kerja ......................................................... 30
D. Subjek Penelitian .............................................................. 30
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
1. Metode Pengambilan Data............................................ 31
2. Alat Pengambilan Data ................................................. 32
a. Skala Kualitas Kehidupan Kerja ................................ 32
b. Skala Keterlibatan Kerja ............................................ 34
F. Validitas, Seleksi Item, dan Realibilitas
1. Validitas ........................................................................ 36
2. Seleksi Item .................................................................. 38
3. Reliabilitas .................................................................... 38
G. Metode Analisis Data
1. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas.......................................................... 40
b. Uji Liniearitas .......................................................... 40
2. Uji Hipotesis Penelitian ................................................ 41
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian ............................. 42
B. Deskripsi Subjek Penelitian ............................................. 43
C. Deskripsi Data Penelitian.................................................. 45
D.. Hasil Analisis Data
1. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas......................................................... 47
b. Uji Linearitas .......................................................... 49
c. Uji Hipotesis ........................................................... 49
E. Pembahasan ..................................................................... 52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ..................................................................... 57
B. Keterbatasan Penelitian ................................................... 57
C. Saran
1. Bagi Perusahaan .......................................................... 58
2. Bagi Penelitian Selanjutnya ......................................... 58
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... 60
LAMPIRAN .................................................................................... 67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Distribusi Item Skala Kualitas Kehidupan Kerja .............. 33
Tabel 2. Pemberian Skor Skala Kualitas Kehidupan Kerja ............. 34
Tabel 3. Distribusi Item Skala Keterlibatan Kerja .......................... 35
Tabel 4. Pemberian Skor Skala Keterlibatan Kerja ......................... 35
Tabel 5. Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Usia .......................... 44
Tabel 6. Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Masa Kerja .............. 44
Tabel 7. Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Unit Kerja ................ 45
Tabel 8. Deskripsi Statistik Data Penelitian .................................... 46
Tabel 9. Deskripsi Kategori Skor Kualitas Kehidupan Kerja ......... 46
Tabel 10. Deskripsi Kategori Skor Keterlibatan Kerja .................... 47
Tabel 11. Hasil Uji Normalitas ........................................................ 47
Tabel 12. Hasil Uji Linearitas .......................................................... 49
Tabel 13. Hasil Uji Hipotesis .......................................................... 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Penelitian ...................................................... 26
Gambar 2. Kurva Variabel Kualitas Kehidupan Kerja .................... 48
Gambar 3. Kurva Variabel Keterlibatan Kerja ................................ 48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1. Data Hasil Produksi .............................................. 68
LAMPIRAN 2. Reliabilitas Skala ................................................... 69
LAMPIRAN 3. Hasil Uji Asumsi.................................................... 71
LAMPIRAN 4. Hasil Uji Hipotesis ................................................. 72
LAMPIRAN 5. Skala Penelitian ..................................................... 73
LAMPIRAN 6. Surat Magang ......................................................... 81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keterlibatan kerja merupakan faktor penting bagi keefektifan
organisasi karena menjadi dasar yang penting untuk dapat membangun
keunggulan bersaing dalam pasar bisnis (Rizwan, Khan & Saboor, 2011).
Namun, hasil survei menunjukkan bahwa banyak karyawan yang memiliki
keterlibatan kerja yang rendah. Hasil survei yang dilakukan lembaga Gallup
di tahun 2017 menyatakan bahwa hanya 30% responden di Amerika yang
menunjukkan keterlibatan dalam pekerjaannya. Survei tersebut juga
dilakukan di beberapa negara dan menunjukkan bahwa hanya 15% responden
yang memiliki keterlibatan kerja. Hasil survei dari lembaga yang sama
menunjukkan Indonesia memiliki sebanyak 14% karyawan yang terlibat atau
sebanyak 86% tidak terlibat dengan pekerjaannya.
Keterlibatan kerja karyawan yang rendah juga dialami oleh PT.
Sumber Kalimantan Abadi (SKA). PT. SKA bergerak dalam bidang ekspor
udang yang berlokasi di kota Tarakan, Kalimantan Utara. PT. SKA sempat
memiliki cabang perusahaan di Balikpapan dan Surabaya, namun kini kondisi
perusahaan cabang di Surabaya mengalami kebangkrutan dan anak
perusahaan cabang Balikpapan tengah berada dalam kondisi krisis. Saat ini,
PT. SKA merupakan satu-satunya perusahaan yang berhasil bertahan
meskipun saat ini mengalami penurunan jumlah produksi. Dari hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
wawancara dengan kepala produksi, tercatat sejak tahun 2013 hingga 2017
PT. SKA mengalami penurunan produksi tiap tahunnya.
Dari hasil wawancara dengan HRD PT. SKA diketahui bahwa banyak
karyawan borongan yang keluar dari pekerjaannya, bolos kerja, maupun tidak
bekerja secara maksimal. Pernyataan HRD PT. SKA juga didukung oleh
pernyataan Koordinator Finish Product PT. SKA. Berdasarkan hasil
wawancara diketahui bahwa ia cukup sering mendapati karyawan sedang
tidak melakukan pekerjaannya dan lebih memilih untuk berjongkok maupun
berdiam diri dengan alasan kelelahan.
Perilaku kurangnya keterlibatan kerja karyawan borongan juga
tampak ketika peneliti melakukan observasi di ruang produksi. Terlihat
banyak karyawan yang tidak fokus melakukan pekerjaannya karena sedang
berbincang. Perilaku keterlibatan kerja yang rendah juga tampak ketika para
karyawan meninggalkan pekerjaannya sebelum jam istirahat dan ramai-ramai
menunggu di ruang ganti hingga bel istirahat berbunyi. Hal tersebut tentu
akan berpengaruh pada produktivitas perusahaan. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Shadbad, Hassani, Abbaszadeh dan Ghamsemzadeh (2016) yang
menyatakan bahwa keterlibatan kerja memiliki hubungan yang signifikan
terhadap produktivitas.
Mathis dan Jackson (2008) menggambarkan karakteristik karyawan
yang memiliki keterlibatan kerja. Karyawan dengan keterlibatan kerja tinggi
memiliki motivasi bekerja yang tinggi, bekerja dengan serius, memiliki
tingkat absen dan intensi turnover yang rendah, peduli terhadap pekerjaan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
perusahaan, berkomitmen, puas dengan pekerjaannya, serta melakukan usaha
terbaik saat bekerja. Sementara karyawan dengan keterlibatan kerja yang
rendah merasa kurang bangga dengan pekerjaan dan perusahaannya, tidak
memiliki keinginan untuk bekerja keras, tingkat absensi dan pengunduran diri
tinggi, motivasi rendah, tidak puas dengan pekerjaannya, tidak peduli
terhadap pekerjaan maupun perusahaannya, serta mempunyai komitmen yang
rendah (Mathis & Jackson, 2008).
Karyawan yang tidak terlibat dengan pekerjaannya memberi dampak
negatif pada perusahaan. Menurut survei yang diadakan oleh Gallup (2017)
menunjukkan karyawan yang tidak terlibat memiliki potensi 37% lebih besar
untuk tidak masuk kerja, 49% lebih besar mengalami kecelakaan kerja, dan
60% lebih banyak melakukan kesalahan dalam bekerja. Hasil survei dari The
Engagement Institute (2017) dan Mental Health America (2017)
menunjukkan bahwa karyawan yang tidak terlibat berdampak pada kerugian
biaya yang harus dikeluarkan perusahaan sebesar $450-550 milyar USD
setiap tahunnya. Keterlibatan kerja yang rendah akan mengakibatkan
performa dan komitmen karyawan menurun maupun burnout (Fay &
Luhrmann, 2004; Schaufeli, Bakker & Rhenen, 2009). Selain itu, keterlibatan
kerja yang rendah juga akan mengakibatkan kebosanan serta rasa tidak
percaya pada organisasi (Gonzalez-Roma, Schaufeli, Bakker & Lloret, 2006;
Salanova, Agut & Peiro, 2005).
Lembaga Workforce 2020 melakukan survei pada tahun 2014 untuk
mengetahui hal-hal yang memengaruhi keterlibatan kerja para karyawan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Hasil survei menunjukkan bahwa gaji memengaruhi sebesar 40% keterlibatan
karyawan dalam bekerja, fasilitas yang lebih baik berpengaruh sebesar 36%,
pengembangan karir berpengaruh sebesar 34%, mendapatkan pembelajaran
maupun training sebesar 31%, rekan kerja yang disukai berpengaruh sebesar
18%, dan budaya organisasi memengaruhi sebesar 18%. Lebih lanjut,
dijelaskan bahwa para partisipan dalam survei tersebut juga menyatakan
bahwa bayaran yang lebih banyak akan memengaruhi kesetiaan dan
keterlibatan kerja pada perusahaan tempat mereka bekerja. Sejalan dengan
itu, Ouyang, Cheng, dan Hsieh (2010) mengemukakan bahwa gaji, budaya
organisasi, dan lingkungan kerja dapat meningkatkan keterlibatan kerja
karyawan. Selain itu, survei yang diselenggarakan oleh lembaga Aon Hewitt
(2017) mengatakan bahwa hal dasar yang dapat memengaruhi keterlibatan
kerja ialah benefit, keselamatan kerja, keamanan, lingkungan pekerjaan, serta
keseimbangan antara kehidupan dan pekerjaan.
Brown (1996) mengatakan bahwa faktor yang memengaruhi
keterlibatan kerja ialah variabel personal dan situasional. Variabel personal
dibagi menjadi dua faktor yaitu demografi dan psikologis. Variabel
situasional mencakup faktor pekerjaan, organisasi, dan lingkungan sosial
budaya. Faktor pekerjaan mencakup kepercayaan, dukungan, perilaku atasan,
hubungan interpersonal, tingkat pekerjaan, kondisi pekerjaan, gaji, serta
otonomi (Srivastava, 2005). Faktor organisasi mencakup kebijakan serta
dukungan yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawannya. Faktor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
lingkungan dan sosial budaya mencakup budaya, suku, etnis, agama, ukuran
komunitas, serta rural atau urban (Brown, 1996).
Variabel situasional seperti upah, dukungan organisasi,
pengembangan berkelanjutan, karakteristik pekerjaan, serta kondisi tempat
kerja merupakan komponen pembentuk kualitas kehidupan kerja (Kossen,
1986). Quality of Work Life (QWL) atau kualitas kehidupan kerja ialah
kombinasi dari strategi, prosedur dan suasana yang berhubungan dengan
keseluruhan tempat kerja, meningkatkan dan mendukung kepuasan karyawan
dengan bertujuan untuk meningatkan kondisi kerja untuk karyawan pada
suatu organisasi (Nazir, Qureshi & Shafaat, 2011). Menurut Firdousiya dan
Jayan (2013) kualitas kehidupan kerja diidentifikasikan sebagai reaksi
personal karyawan terkait persepsi lingkungan dan pengalaman kerja seperti
pengontrolan, kepuasan, keterikatan, komitmen, keseimbangan antara
kehidupan-pekerjaan, serta kesejahteraan antara pekerjaan dan organisasi.
Karyawan dengan kualitas kehidupan kerja yang rendah akan
memiliki performa kerja yang kurang, moral yang kurang baik, serta
melakukan kesalahan berulang kali, sedangkan kualitas kehidupan kerja yang
tinggi berdampak kepada kinerja yang lebih baik dan merujuk kepada
kehidupan yang sukses dan puas (Firdousiya dan Jayan, 2013). Meningkatkan
kualitas kehidupan kerja akan menurunkan tingkat turnover, absen, serta
keluhan karyawan (Wan dan Chan, 2013). Lebih lanjut, Firdousiya dan Jayan
(2013) menjelaskan bahwa kualitas kehidupan kerja yang tinggi akan
memiliki beberapa karakteristik seperti adanya perasaan aman, gaji dan bonus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
yang adil, keadilan di tempat kerja, adanya kontrol terhadap diri sendiri,
pekerjaan, dan tempat kerja, kesempatan untuk tumbuh dan berkembang,
adanya umpan balik, dukungan sosial, serta mampu untuk menghubungkan
antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.
Kanten dan Sadullah (2012) telah melakukan penelitian mengenai
kualitas kehidupan kerja dengan keterlibatan kerja pada karyawan kerah putih
dan kerah biru di perusahaan marmer di Turki. Hasil dari penelitian
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara
kualitas kehidupan kerja dengan keterlibatan kerja. Peneliti ingin mengetahui
hubungan antara kualitas kehidupan kerja dengan keterlibatan kerja pada
karyawan borongan di Indonesia.
Peneliti memilih subjek karyawan borongan karena memiliki
karakteristik pekerjaan yang berbeda dengan penelitian sebelumnya.
Karyawan borongan merupakan pekerja yang diupah berdasarkan volume
pekerjaan yang ia kerjakan. Jadi semakin giat karyawan borongan bekerja
maka semakin besar upah yang akan ia terima. Karyawan borongan dalam
penelitian ini merupakan karyawan borongan yang bekerja pada perusahaan
ekspor udang sehingga mereka diharuskan untuk teliti dalam mengelola dan
menjaga kualitas udang. Selain itu, peneliti belum menemukan penelitian
sebelumnya yang menggunakan subjek penelitian karyawan borongan dalam
bidang perusahaan udang.
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, peneliti ingin melakukan
penelitian mengenai kualitas kehidupan kerja dengan keterlibatan kerja pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
karyawan borongan dengan subjek yang berbeda dengan penelitian
sebelumnya. Maka, penelitian terkait kualitas kehidupan kerja dengan
keterlibatan kerja di PT. SKA penting dilakukan. Penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara kualitas kehidupan kerja
dan keterlibatan kerja pada karyawan borongan di PT. SKA.
B. Rumusan Masalah
Apakah terdapat hubungan antara kualitas kehidupan kerja terhadap
keterlibatan kerja pada karyawan borongan di PT. SKA?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara
kualitas kehidupan kerja dengan keterlibatan kerja pada karyawan borongan
di PT. SKA.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan
pemikiran pada bidang Psikologi Industri dan Organisasi, khususnya
mengenai kualitas kehidupan kerja dan keterlibatan kerja pada karyawan
borongan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
2. Manfaat Praktis
a. Bagi subjek penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan
informasi kepada subjek bahwa keterlibatan kerja serta kualitas
kehidupan kerja memberi dampak pada pekerjaannya sehingga
diharapkan dapat memacu semangat subjek.
b. Bagi perusahaan
Penelitian ini diharapkan mampu menjadi masukan bagi
perusahaan dalam menerapkan kebijakan agar dapat meningkatkan
keterlibatan kerja serta kualitas kehidupan kerja karyawannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kualitas Kehidupan Kerja
1. Definisi Kualitas Kehidupan Kerja
Walton (dalam Schalock dan Begab, 1990) mendefinisikan
kualitas kehidupan kerja sebagai persepsi karyawan terhadap suasana dan
pengalaman mereka di tempat kerja. Lebih lanjut dijelaskan bahwa
kualitas kehidupan kerja meliputi seberapa efektif lingkungan pekerjaan
mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan nilai-nilai pribadi karyawan
ketika bekerja melalui pengalaman mereka dalam suatu organisasi atau
perusahaan. Cumming dan Worley (2009) mendefinisikan kualitas
kehidupan kerja sebagai hubungan antara reaksi kerja seseorang,
terutama yang berhubungan dengan kepuasan kerja dan kesehatan
mental. Selain itu Mosadeghrad, Ferlie, dan Rosenberg (2011)
menyatakan bahwa kualitas kehidupan kerja ialah kepuasan karyawan
terhadap kehidupan pekerjaan yang dipengaruhi oleh persepsi dan
perasaan pribadinya.
Werther dan Davis (1996) menjelaskan bahwa kualitas kehidupan
kerja merupakan usaha sistematis dari organisasi untuk memberikan
karyawan kesempatan yang lebih besar untuk memengaruhi pekerjaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
dan kontribusi karyawan terhadap pencapaian efektivitas organisasi
secara keseluruhan. Kualitas kehidupan kerja merupakan konsep dan
kebijakan human resource management dengan tujuan meningkatkan
performa organisasi dan kesejahteraan karyawan yang mencakup kondisi
kerja, keamanan dan pekerjaan yang bermakna, otonomi, serta tipe
manajemen (Stone, 2005). Lebih lanjut, Cascio (2006) menambahkan
bahwa kualitas kehidupan kerja adalah sejumlah keadaan dan praktek
dari tujuan organisasi. Menurut Nazir, Qureshi, Shafaat, dan Ilyas (2011),
kualitas kehidupan kerja ialah kombinasi dari strategi, prosedur dan
suasana yang berhubungan dengan keseluruhan tempat kerja guna
meningkatkan dan mendukung kepuasan karyawan yang bertujuan untuk
meningatkan kondisi kerja karyawan pada suatu organisasi.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan
kualitas kehidupan kerja adalah persepsi karyawan terhadap organisasi
tempat karyawan bekerja terkait bagaimana perusahaan memenuhi
kebutuhannya. Suasana dan kondisi kerja, kesejahteraan mental dan fisik,
serta pengalaman karyawan di tempat kerja penting untuk terciptanya
kualitas kehidupan kerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
2. Komponen Kualitas Kehidupan Kerja
Walton (1973) menetapkan delapan komponen dalam kualitas
kehidupan kerja, yaitu:
a. Upah yang adil dan memadai
Mencakup pengupahan yang adil dan diberikannya tunjangan.
Gaji yang didapat juga mampu memenuhi kebutuhan karyawan dan
tidak memiliki perbedaan yang signifikan antar kolega dalam jabatan
yang sama. Hubungan antara pemasukan dan pengeluaran serta upah
rata-rata karyawan menunjukkan adanya kesamarataan dalam
pengupahan (Fernandes, Martins, Caixeta, Filho, Braga &
Antonialli, 2017).
b. Lingkungan kerja yang aman dan sehat
Penting bagi perusahaan untuk mengurangi risiko kecelakaan
kerja dan masalah kesehatan yang dapat membahayakan karyawan
ketika bekerja, seperti polusi visual, suara, dan udara (Fernandes et
al., 2017). Karyawan tidak diperkenankan bekerja dalam kondisi
lingkungan kerja yang terlalu berbahaya atau dapat merusak
kesehatan. Komponen ini mencakup kondisi fisik lingkungan kerja,
jam kerja yang berlebihan, situasi yang dapat mengurangi risiko
terhadap terjadinya kecelakaan, serta masalah kesehatan (Walton,
1973). Lingkungan kerja yang aman dan sehat mencakup jam kerja
mingguan, beban kerja, kelelahan, peralatan keselamatan pribadi dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
kelompok, kesehatan, serta teknologi yang digunakan (Detoni dalam
Fernandes et al., 2017).
c. Kesempatan yang terbuka untuk menggunakan dan mengembangkan
kemampuan
Mengacu kepada kemampuan pengembangan seperti
autonomi, karyawan menggunakan kemampuannya dalam bekerja,
pengetahuan terkait pekerjaannya, kinerja dalam bekerja, dan
mempunyai perencanaan (Walton, 1973; Fernandes et al., 2017).
Detoni (dalam Fernandes et al., 2017) mendeskripsikan kesempatan
yang terbuka untuk menggunakan dan mengembangkan kemampuan
sebagai peluang karyawan untuk membuat keputusan, kemampuan
karyawan dalam bekerja, menggunakan keterampilannya ketika
bekerja, evaluasi kinerja, rasa tanggungjawab atas pekerjaan yang
dimiliki, serta pentingnya pekerjaan atau tugas yang dilakukan.
d. Kesempatan untuk berkembang dan keamanan yang berkelanjutan
Berkaitan dengan peluang pertumbuhan karir, keamanan, dan
stabilitas pekerjaan (Fernandes et al., 2017). Kesempatan untuk
berkembang dan keamanan yang berkelanjutan mengacu pada
pengembangan kemampuan dan pengetahuan, kesempatan untuk
naik jabatan, dan kesempatan untuk menggunakan pengetahuan dan
kemampuan baru dalam bekerja (Walton, 1973). Selain itu, pelatihan
dan kursus yang diikuti oleh karyawan agar dapat mengembangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
diri dan kemampuannya juga termasuk dalam kesempatan untuk
berkembang dan keamanan yang berkelanjutan.
e. Integrasi sosial dalam dunia kerja
Terkait dengan harga diri, hubungan personal, adanya rasa
kebersamaan, kesetaraan sosial, mobilitas sosial, tidak adanya
prasangka, serta pertukaran informasi (Walton, 1973). Tidak adanya
diskriminasi, apresiasi terhadap ide-ide, hubungan interpersonal,
serta komiten dalam tim (Fernandes et al., 2017).
f. Tatanan keorganisasian
Bertujuan untuk melindungi pekerja dari tindak kekerasan
(Fernandes et al., 2017). Tatanan keorganisasian mencakup privasi,
kebebasan berpendapat atau kesempatan untuk memberikan opini,
serta keadilan dan kesetaraan di depan hukum. Lebih lanjut,
komponen ini juga mencakup apresiasi terhadap ide-ide dan inisiatif,
peraturan pekerjaan, dan sikap menghargai individu (Walton, 1973).
g. Lingkup pekerjaan dan kehidupan pribadi
Pekerjaan yang menyediakan waktu yang lebih fleksibel
sehingga karyawan dapat menikmati waktunya dengan keluarga akan
berdampak positif. Sebaliknya, jika karyawan tidak memiliki waktu
luang bersama keluarganya maka akan berdampak negatif (Walton,
1973). Komponen ini berkaitan dengan keseimbangan antara waktu
yang digunakan untuk bekerja dan untuk kehidupan pribadi. Hal ini
digambarkan sebagai keseimbangan antara peran di tempat kerja,
waktu luang untuk keluarga, dan stabilitas waktu sehingga pekerjaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
dapat memengaruhi kehidupan atau rutinitas keluarga, waktu
rekreasi, serta waktu beristirahat (Timossi, Pedroso, Francisco &
Pilatti, 2008).
h. Relevansi sosial terhadap dunia kerja
Merupakan upaya perusahaan dalam meningkatkan citranya
dan melaksanakan tanggung jawab sosial sehingga berdampak pada
kepercayaan diri karyawan yang meningkat (Walton, 1973).
Relevansi sosial juga mencakup rasa bangga terhadap performa
kerja, perusahaan, dan kepuasan akan kontribusi perusahaan
terhadap masyarakat serta kepuasan terhadap jasa atau produk yang
dihasilkan perusahaan tempat karyawan bekerja (Detoni dalam
Fernandes et al., 2017).
3. Dampak Kualitas Kehidupan Kerja
Menurut Noor dan Abdullah (2012) dalam penelitiannya yang
dilakukan pada pekerja pabrik di Malaysia, dikatakan bahwa kualitas
kehidupan kerja akan mengarah pada kesejahteraan karyawan dan
masyarakat. Lebih lanjut dikatakan bahwa kepuasan kerja dan keamanan
kerja mempunyai hubungan yang signifikan dengan kualitas kehidupan
kerja. Penelitian yang dilakukan oleh Rubel dan Kee (2014) pada sebuah
industri garmen di Bangladesh menyatakan bahwa kualitas kehidupan
kerja memiliki pengaruh terhadap kepuasan kerja. Sirgy, Efraty, Siegel,
dan Lee (2001) menunjukkan bahwa kualitas kehidupan kerja memiliki
dampak yang signifikan terhadap respon perilaku karyawan, seperti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
kepuasan kerja, keterikatan kerja, usaha dalam bekerja, performansi
kerja, minimnya intensi untuk keluar dari pekerjaan maupun untuk
turnover, dan mampu mengesampingkan hal personal dalam bekerja.
Kanten dan Sadullah (2012) mengatakan bahwa kualitas
kehidupan kerja berkorelasi kepada kesejahteraan karyawan saat bekerja.
Kualitas kehidupan kerja tidak hanya berefek pada kepuasan kerja
karyawan tetapi juga memberikan pengaruh dalam kehidupan di luar
pekerjaan seperti keluarga, kesenangan, dan kebutuhan sosial. Boonrod
(2009) menyatakan bahwa kualitas kerja yang tinggi penting bagi
organisasi untuk dapat menarik dan mempertahankan karyawan.
4. Perbedaan Kualitas Kehidupan Kerja dengan Kepuasan Kerja
Nazir, Qureshi, dan Shafaat (2011) mendefinisikan kualitas
kehidupan kerja sebagai kombinasi dari strategi, prosedur dan suasana
yang berhubungan dengan keseluruhan tempat kerja, meningkatkan dan
mendukung kepuasan karyawan dengan bertujuan untuk meningatkan
kondisi kerja untuk karyawan pada suatu organisasi. Sedangkan kepuasan
kerja ialah perasaan positif tentang hasil kerja dari evaluasi karakteristik
sesuai dengan bidangnya (Robbins & Judge, 2017).
Perbedaan kualitas kehidupan kerja dengan kepuasan kerja ialah
kepuasan kerja merupakan salah satu hasil dari kualitas kehidupan kerja
(Jahanbani, Mohmmadi, Noruzi & Bahrami, 2018). Kualitas kehidupan
kerja tidak hanya berdampak pada kepuasan kerja tetapi juga kepada
kepuasan di kehidupan keluarga, kehidupan sosial, kondisi finansial,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
waktu luang, dan sebagainya. Kualitas kehidupan kerja melibatkan
kepuasan di tempat kerja dengan pekerjaan, kepuasan di kehidupan di
luar pekerjaan, kepuasan dengan hidup secara keseluruhan, kebahagiaan
pribadi, dan kesejahteraan pribadi (Sirgy et al., 2001).
B. Keterlibatan Kerja
1. Definisi Keterlibatan Kerja
Kahn (1990) mendefinisikan keterlibatan kerja sebagai suatu
keadaan dimana anggota dari sebuah organisasi mengidentifikasi dirinya
dengan pekerjaannya. Menurut Schaufeli, Salanova, Gonzalez-Roma,
dan Bakker (2002) keterlibatan kerja adalah suatu hal yang positif, tahap
pemenuhan afektif-motivasi yang ditandai oleh semangat (vigor),
dedikasi (dedication), dan kekhusyukan (absorption). Ketika karyawan
sudah terlibat dengan pekerjaan mereka maka terdapat kongruensi antara
prioritas karyawan dan tujuan organisasi. Robinson, Perryman, dan
Hayday (2004) mendefinisikan keterlibatan kerja sebagai sikap positif
karyawan terhadap organisasi dan nilai-nilai organisasi. Karyawan yang
terlibat memiliki kesadaran dalam konteks bisnis dan bekerja dengan
koleganya untuk meningkatkan kinerja dalam pekerjaan untuk
kepentingan organisasi. Tomic dan Tomic (2010) menyatakan bahwa
terdapat indikasi yang menunjukkan tingkat keterlibatan kerja secara
positif berasosiasi dengan performansi kinerja.
Pengertian yang dikemukakan oleh Wellins dan Concelman
(2004) mengenai keterlibatan kerja adalah kekuatan yang memotivasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
karyawan meningkatkan kinerja pada level yang lebih tinggi, energi ini
berupa komitmen terhadap organisasi, rasa memiliki pekerjaan dan
kebanggaan, usaha yang lebih (waktu dan energi), semangat dan
ketertarikan, serta komitmen dalam melaksanakan pekerjaan. Lockwood
(2005) menjelaskan mengenai keterlibatan kerja sebagai keadaan dimana
seseorang mampu berkomitmen dengan organisasi baik secara emosional
maupun secara intelektual. Menurut Christian, Garza, dan Slaughter
(2011), keterlibatan kerja adalah motivasi terkait sumber daya yang ada
dalam diri terhadap tugas yang terkait dengan peran kerja
Berdasarkan pemaparan tersebut, maka peneliti menyimpulkan
bahwa keterlibatan kerja adalah sikap positif terhadap keinginan
karyawan dalam bekerja yang dikarakteristikan adanya keterikatan
terhadap pekerjaannya secara psikologis dan kognitif serta menganggap
pekerjaan tersebut penting dalam hidupnya.
2. Aspek Keterlibatan Kerja
Terdapat tiga aspek keterlibatan kerja yang dikembangkan oleh
Schaufeli et al. (2002) yaitu:
a. Semangat (vigor), yaitu adanya daya tahan serta energi yang tinggi.
Karyawan secara sukarela sungguh-sungguh berusaha dalam
melakukan suatu pekerjaan, tidak mudah lelah, dan tekun ketika
menghadapi suatu permasalahan.
b. Dedikasi (dedication), yaitu kondisi ketika karyawan mempunyai
keterlibatan yang kuat dalam melakukan suatu pekerjaan. Dedikasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
diikuti oleh munculnya gairah, inspirasi, harga diri, dan tantangan
(Schaufeli et al., 2009).
c. Kekhusyukan (absorption), yaitu melakukan suatu pekerjaan
dengan konsentrasi penuh dan merasa senang ketika terikat dalam
suatu tugas (Bakker & Demerouti, 2008). Ketika karyawan
mengerjakan tugas tersebut waktu terasa berjalan dengan sangat
cepat dan merasa kesulitan melepaskan diri dari pekerjaan
(Schaufeli et al., 2002).
3. Faktor Keterlibatan Kerja
Menurut Brown (1996), faktor yang memengaruhi keterlibatan
kerja dibagi menjadi dua variabel yakni variabel personal dan variabel
situasional.
a. Variabel personal
Variabel personal dibagi menjadi dua faktor yaitu
demografi dan psikologis. Faktor demografi mencakup usia
jabatan, senioritas, status pernikahan, pendidikan, serta jenis
kelamin.
Brown (1996) menyatakan bahwa usia dapat memengaruhi
tingkat keterlibatan kerja dimana karyawan yang berusia lebih tua
cenderung mempunyai keterlibatan kerja yang tinggi. Lebih lanjut,
dijelaskan bahwa karyawan laki-laki cenderung lebih terlibat
daripada karyawan perempuan, kemudian tingkat pendidikan yang
lebih tinggi menunjukkan tingkat keterlibatan kerja yang lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
tinggi. Faktor psikologis yang memengaruhi keterlibatan kerja
meliputi locus of control, intrinsic/extrinsic need strength,
kepuasan terhadap hasil kerja, usaha kerja yang dilakukan,
performa kerja, nilai-nilai kerja, absensi, serta intensi turnover
(Brown, 1996).
b. Variabel situasional
Variabel situasional mencakup faktor pekerjaan, organisasi,
dan lingkungan sosial budaya. Srivastava (2005) menyatakan
bahwa faktor pekerjaan seperti kepercayaan, dukungan, perilaku
atasan, hubungan interpersonal, serta otonomi dapat berpengaruh
pada tingkat keterlibatan kerja karyawan. Brown (1996)
menambahkan faktor pekerjaan lain yang dapat memengaruhi
keterlibatan kerja ialah hasil kerja, variety, otonomi, task identity,
umpan balik, tingkat pekerjaan, kondisi pekerjaan, gaji atau upah,
job security, atasan, dan hubungan interpersonal.
Faktor organisasi yang dapat berpengaruh pada keterlibatan
kerja ialah kebijakan yang diterapkan serta dukungan yang
diberikan oleh perusahaan kepada karyawannya. Karia dan Assari
(2003) menyatakan bahwa pengembangan kemampuan, adanya
jenjang karir, dan pencegahan terhadap masalah memiliki
hubungan positif serta signifikan kepada keterlibatan kerja. Lebih
lanjut, Mishra dan Shyam (2005) menyebutkan bahwa dukungan
sosial dari perusahaan kepada karyawannya memiliki korelasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
positif terhadap keterlibatan kerja. Variabel lingkungan dan sosial
budaya mencakup budaya, suku, etnis, agama, ukuran komunitas,
serta rural atau urban.
Brown (1996) menjelaskan bahwa karyawan yang bekerja
di sektor publik dengan sektor swasta lebih memiliki perbedaan
pada faktor yang memengaruhi keterlibatan kerja. Variabel
situasional dan karakterisitik pekerjaan lebih memengaruhi
keterlibatan kerja karyawan yang bekerja di sektor swasta. Hal
tersebut disebabkan karena variabel situasional dan karakteristik
pekerjaan merupakan faktor yang memfasilitasi performa
karyawan ketika bekerja.
C. Dewasa Awal
Menurut Piaget (dalam Santrock, 2009) usia dewasa awal dimulai
dari usia 20 sampai dengan 39 tahun. Usia dewasa awal merupakan tahap
dimana dimana seseorang mulai mandiri secara finansial dan mulai
mengembangkan kariernya. Pekerjaan merupakan bagian yang penting
pada pengembangan sosial di masa dewasa awal. Setelah memilih
pekerjaan, seorang dewasa muda harus belajar bagaimana untuk
melakukan tugasnya dengan baik, menyesuaikan diri dengan rekan kerja,
merespon kepada atasan, dan melindungi diri sendiri. Ketika pengalaman
kerja berjalan dengan baik, dewasa muda mengembangkan kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
baru, menggapai pencapaian pribadi, menjalin hubungan pertemanan baru,
serta menjadi aman dan mandiri secara finansial (Berk, 2007).
D. Karyawan Borongan
1. Definisi Karyawan Borongan
Definisi pekerja atau tenaga kerja borongan diatur dalam Pasal
1 ayat 3 Kepmenaker No. KEP-150/MEN/1999 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaran Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja Bagi Tenaga
Kerja Harian Lepas, Borongan dan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu,
yaitu tenaga kerja borongan adalah tenaga kerja yang bekerja pada
pengusaha untuk melakukan pekerjaan tertentu dengan menerima upah
didasarkan atas volume pekerjaan atau satuan hasil kerja.
2. Tugas Karyawan Borongan di PT. SKA
Tenaga kerja borongan yang bekerja di perusahaan perikanan
dimana dalam hal ini ialah perusahaan udang memiliki beragam
pekerjaan. Beberapa pekerjaan di antara ialah mencuci udang,
menimbang, mengupas kulit udang, menggiris udang,
menggelompokkan udang berdasarkan ukuran, membekukan,
menyusun, mengemas, merendam udang dalam larutan, menguji
kandungan dalam udang maupun air, mendeteksi benda asing dalam
udang melalui metal detector, dan membongkar serta mengemas ulang
jika terdapat kesalahan dalam pengemasan. Seorang tenaga kerja
borongan dapat melakukan tugas yang sama pada hari ia bekerja atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
dapat berganti tugas, tergantung kondisi produksi dan pemasukan
udang pada hari itu. Seorang tenaga kerja borongan dituntut untuk
dapat bekerja dengan cepat dan teliti agar dapat mendapatkan hasil
yang maksimal pada hari itu karena gaji yang diperolehnya merupakan
akumulasi dari total pekerjaannya selama beberapa hari.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Herwati (2016) diketahui
bahwa sistem upah borongan berpengaruh terhadap peningkatan
produktivitas karena karyawan bekerja dengan lebih maksimal.
Namun, dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan di PT.
SKA diketahui bahwa hasil produktivitas terus menurun karena
disebabkan kurang terlibatnya karyawan borongan dalam bekerja. Oleh
kerena itu, peneliti ingin melakukan penelitian terkait karyawan
borongan di perusahaan udang.
E. Dinamika Hubungan antara Kualitas Kehidupan Kerja dengan
Keterlibatan Kerja
Suasana kerja yang mendukung dan dapat memenuhi kebutuhan
karyawan akan menciptakan kualitas kehidupan kerja (Quality of Work
Life). Hackman dan Oldhams (dalam Widyastuti dan Purwana, 2012)
menyatakan bahwa kualitas kehidupan kerja berkaitan dengan adanya
interaksi antara lingkungan kerja terhadap kebutuhan hidup seseorang.
Lingkungan kerja yang dapat menyediakan kebutuhan individu sehingga
kebutuhan tersebut terpenuhi dapat mendorong tercapainya kualitas
kehidupan kerja yang baik. Kehidupan kerja yang berkualitas mengacu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
pada kondisi kerja yang baik, gaji dan bonus yang baik, atasan yang baik,
pekerjaan yang menarik dan menantang, serta pekerjaan yang memberikan
penghargaan (Werther dan Davis, 1996).
Dari uraian di atas, dapat diasumsikan bahwa kualitas kehidupan
kerja dipengaruhi oleh berbagai aspek dimana hal tersebut berdampak
pada persepsi karyawan terkait lingkungan kerja yang kondusif dan dapat
memenuhi kebutuhan karyawan borongan. Karyawan yang mempunyai
persepsi bahwa perusahaan dapat memenuhi kebutuhannya akan merasa
sejahtera secara mental dan fisik sehingga akan timbul keinginan
karyawan untuk tetap bekerja dan memberikan usaha maksimal selama
bekerja. Dengan adanya keinginan karyawan untuk bekerja secara
maksimal maka karyawan borongan akan bekerja dengan semangat,
dedikasi, dan kekhusyukan. Karyawan dengan semangat akan bekerja
dengan energi dan mental yang kuat sehingga dapat bekerja dan mengatasi
suatu permasalahan dengan baik. Karyawan yang memiliki dedikasi akan
antusias dalam mengahadapi tantangan ketika bekerja. Selain itu,
karyawan dengan kekhusyukan akan bekerja dengan serius serta merasa
waktu berjalan dengan cepat ketika sedang bekerja (Schaufeli et al., 2002).
Semangat, dedikasi, dan kekhusyukan merupakan aspek dari
keterlibatan kerja. Lodhal dan Kejner (dalam Cohen, 2003)
mengemukakan bahwa keterlibatan kerja adalah internalisasi nilai-nilai
kebaikan pekerjaan atau pentingnya pekerjaan bagi seseorang. Dijelaskan
lebih lanjut bahwa seseorang dengan keterlibatan kerja menjadikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
pekerjaan sebagai bagian yang sangat penting dalam kehidupan seseorang.
Bhatia et al., (2012) menyatakan bahwa keterlibatan kerja merupakan hal
penting untuk keefektifan organisasi. Keterlibatan kerja mempunyai
hubungan langsung dengan keefektifan organisasi melalui cara karyawan
bekerja, pendekatan terhadap organisasi, peningkatan kualitas, serta
penerimaan kemampuan. Meningkatnya keterlibatan kerja mampu
mendorong efektifitas organisasi dan produktivas melalui terikatnya
karyawan pada pekerjaannya dan membuat pekerjaannya menjadi
pengalaman yang lebih bermakna dan memuaskan (Brown, 1996).
Karyawan yang terlibat akan sangat produktif dan memberikan
hasil yang lebih baik dibanding karyawan dengan keterlibatan kerja yang
rendah. Beberapa penelitian yang terdahulu menguji hubungan
keterlibatan kerja dengan performa karyawan dan mendapatkan hasil
bahwa terdapat hubungan positif antar kedua variabel tersebut (Rizwan et
al., 2011). Keterlibatan kerja karyawan dapat memprediksi outcomes
karyawan (Bates, 2004). Selain itu, keterlibatan kerja juga berdampak
pada performa organisasi serta kesuksesan organisasi (Baumruk, 2004;
Richman, 2006). Keterlibatan kerja yang tinggi tidak hanya bermanfaat
bagi organisasi, namun juga bermanfaat bagi karyawan seperti
kepuasannya meningkat (Rizwan et al., 2011).
Kualitas kehidupan kerja dapat meningkatkan keterlibatan kerja
dan berdampak positif terhadap perusahaan karena meningkatkan
efektifitas serta produktivitas perusahaan. Begitupun sebaliknya, kualitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
kehidupan kerja seorang karyawan yang rendah dapat berdampak pada
keterlibatan kerjanya yang rendah pula sehingga mengakibatkan
rendahnya produktivitas perusahaan. Dinamika hubungan antara kualitas
kehidupan kerja dengan keterlibatan kerja digambarkan sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Gambar 1. Kerangka Penelitian
Kualitas kehidupan kerja
Rendah Tinggi
Karyawan borongan
memiliki jam kerja yang
sesuai, upah yang sesuai,
serta hubungan dengan
organisasi yang baik
Ada persepsi yang baik
terhadap lingkungan kerja
yang dapat mendorong
terpenuhinya kebutuhan
karyawan sehingga tercipta
kesejahteraan mental dan
fisik karyawan
Karyawan memiliki
semangat, dedikasi, dan
kekhusyukan sehingga ada
keinginan untuk tetap
bekerja dan memberikan
performa yang terbaik untuk
perusahaan
Keterlibatan kerja tinggi
Karyawan borongan bekerja
lembur, upah yang tidak
sesuai, serta hubungan
dengan organisasi yang tidak
baik
Ada persepsi kurang baik
terhadap lingkungan kerja
yang tidak dapat mendorong
terpenuhinya kebutuhan
karyawan sehingga tidak
tercipta kesejahteraan mental
dan fisik karyawan
Keterlibatan kerja rendah
Karyawan tidak memiliki
semangat, dedikasi, serta
kekhusyukan sehingga
karyawan bekerja dengan
performansi yang tidak
maksimal untuk perusahaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
F. Hipotesis
Berdasarkan pemaparan tersebut, maka hipotesis yang akan diuji
dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan positif antara kualitas
kehidupan kerja dengan keterlibatan kerja karyawan borongan di PT.
Sumber Kalimantan Abadi. Semakin tinggi persepsi karyawan terhadap
peningkatan kualitas kehidupan kerja maka semakin tinggi keterlibatan
kerjanya. Sebaliknya, semakin rendah kualitas kehidupan kerja karyawan
borongan maka semakin rendah pula keterlibatan kerjanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Penelitian dengan
pendekatan kuantitatif menekankan analisis pada data numerikal yang
kemudian diolah dengan metode statistika (Azwar, 1998). Jenis penelitian
yang digunakan ialah penelitian korelasional, dimana penelitian
korelasional bertujuan untuk menentukan apakah terdapat hubungan
diantara dua variabel dan seberapa jauh korelasi yang ada diantara variabel
yang diteliti (Kuncoro, 2003). Desain penelitian yang digunakan adalah
survei, karena sifatnya yang relatif sederhana dan memberikan
kemungkinan untuk mengidentifikasi keadaan populasi yang diambil
melalui sampel yang representatif (Supratiknya, 2015). Penelitian ini
bertujuan untuk melihat apakah terdapat hubungan antara kualitas
kehidupan kerja dengan keterlibatan kerja pada karyawan borongan di PT.
Sumber Kalimantan Abadi.
B. Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel Bebas : Kualitas Kehidupan Kerja
2. Variabel Tergantung : Keterlibatan Kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
C. Definisi Operasional
1. Kualitas Kehidupan Kerja
Kualitas kehidupan kerja adalah persepsi karyawan terhadap
perusahaan tempat ia bekerja terkait upah, lingkungan kerja,
kesempatan untuk mengembangkan kemampuan, kesempatan untuk
berkembang dan keamanan yang berkelanjutan, integrasi sosial dalam
bekerja, tatanan keorganisasian, lingkup pekerjaan dan kehidupan
pribadi, serta relevansi sosial yang ditandai dengan kemampuan
organisasi dalam memenuhi kebutuhan karyawan di tempat ia bekerja.
Penelitian ini menggunakan delapan komponen kualitas
kehidupan kerja yang dicetuskan oleh Walton (1973), yaitu upah yang
adil dan memadai, lingkungan kerja yang aman dan sehat, kesempatan
yang terbuka untuk menggunakan dan mengembangkan kemampuan,
kesempatan untuk berkembang dan keamanan yang berkelanjutan,
integrasi sosial dalam dunia kerja, tatanan keorganisasian, lingkup
pekerjaan dan kehidupan pribadi, serta relevansi sosial terhadap dunia
kerja.
Tinggi rendahnya kualitas kehidupan kerja dapat dilihat dari
tinggi rendahnya skor yang diperoleh responden dari skala kualitas
kehidupan kerja. Apabila skor pada skala kualitas kehidupan kerja
yang diperoleh karyawan tinggi maka menunjukkan kualitas
kehidupan kerja yang dimiliki karyawan tinggi, jika skor yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
diperoleh pada skala kualitas kehidupan rendah maka menunjukkan
semakin rendah pula kualitas kehidupan kerja karyawan.
2. Keterlibatan Kerja
Definisi operasional dari keterlibatan kerja dalam penelitian ini
adalah sikap positif terhadap keinginan karyawan dalam bekerja yang
ditandai dengan adanya keterikatan karyawan terhadap pekerjaannya
secara psikologis dan kognitif serta menganggap pekerjaan tersebut
penting dalam hidupnya. Aspek keterlibatan kerja yang digunakan
dalam penelitian ini menggunakan aspek yang diungkapkan oleh
Schaufeli et al. (2002) yaitu semangat, dedikasi, serta kekhusyukan.
Tinggi rendahnya keterlibatan kerja karyawan dapat dilihat dari
skor yang diperoleh karyawan. Semakin tinggi skor yang diperoleh
maka semakin tinggi keterlibatan kerja karyawan, sebaliknya semakin
rendah skor yang diperoleh karyawan maka semakin rendah
keterlibatan kerjanya.
D. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini, subjek yang digunakan ialah karyawan
borongan pada PT. SKA yang memiliki rentang usia 20-39 tahun dan telah
bekerja minimal 2 tahun. Subjek dengan rentang usia 20-39 tahun dipilih
karena merupakan masa dewasa awal dimana seseorang mulai mandiri
secara finansial dan mulai mengembangkan kariernya (Piaget dalam
Santrock, 2009). Selain itu, karyawan yang sudah bekerja lebih dari 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
tahun diasumsikan telah memiliki pengalaman yang cukup dan memahami
berbagai pekerjaan dalam perusahaan tersebut. Subjek dalam penelitian ini
juga memiliki latar pendidikan SMA. Latar pendidikan SMA dipilih
karena sesuai dengan salah satu faktor keterlibatan kerja yaitu pendidikan,
dimana karyawan dengan pendidikan yang lebih tinggi memiliki
keterlibatan yang lebih tinggi pula.
Dalam menentukan sampel yang akan digunakan penelitian ini
menggunakan metode purposive sampling yaitu teknik pengambilan
sampling dimana orang yang memilih sampel juga merupakan orang yang
mempresentasikan sampelnya, tergantung dari pendapat atau tujuannya,
dengan demikian menjadi representasi subjektif. (Barreiro & Albandoz,
2001). Peneliti melakukan pengambilan sampel data dengan membagikan
kuesioner berupa hardcopy kepada subjek penelitian.
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data
1. Metode Pengambilan Data
Penelitian ini menggunakan metode pengambilan data berupa
survei. Metode survei yang dilakukan dengan cara menyebarkan
kuesioner dalam bentuk hardcopy ke karyawan borongan di PT. SKA.
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Quality of
Work Life yang disusun oleh Timossi, Pedroso, Francisco, dan Pilatti
(2008) dan skala keterlibatan kerja (Work Engagement) dari Schaufeli
dan Bakker (2004).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
2. Alat Pengambilan Data
Alat yang digunakan untuk pengambilan data dalam penelitian
ini adalah skala. Metode penskalaan yang digunakan untuk mengukur
atribut psikologis subjek adalah skala Likert. Subjek menyatakan
kesetujuan maupun ketidaksetujuannya terhadap suatu pernyataan
dalam suatu kontinum respon (Supratiknya, 2014). Skala yang
digunakan dalam mengambil data ialah skala Quality of Work Life dan
skala Work Engagement.
a. Skala Kualitas Kehidupan Kerja
Skala kualitas kehidupan kerja yang digunakan oleh peneliti
merupakan skala adaptasi dari yang disusun oleh Timossi et al.,
(2008). Skala asli memiliki nilai koefisen alpha Cronbach sebesar
0,96. Skala kualitas kehidupan kerja yang disusun oleh Timossi et
al., (2008) berdasarkan pada teori Watson (1973) yang terdiri dari 8
komponen, yaitu: 1). Upah yang adil dan memadai; 2). Lingkungan
kerja yang aman dan sehat; 3). Kesempatan yang terbuka untuk
menggunakan dan mengembangkan kemampuan; 4). Kesempatan
untuk berkembang dan keamanan yang berkelanjutan; 5). Integrasi
sosial dalam dunia kerja; 6). Tatanan keorganisasian; 7). Lingkup
pekerjaan dan kehidupan pribadi; 8). Relevansi sosial terhadap
dunia kerja.
Skala kualitas kehidupan kerja menggunakan skala Likert
dalam penyebarannya dengan empat kategori jawaban, yaitu Sangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Tidak Puas (STP), Tidak Puas (TP), Puas (P), dan Sangat Puas
(SP). Dalam penelitian ini tidak diberikan kategori jawaban netral
karena menghindari bias yang dilakukan oleh subjek karena
memiliki kecenderungan untuk memilih jawaban yang ada di
tengah atau central tendency effect (Hadi, 1991). Berikut distribusi
item pada skala kualitas kehidupan kerja:
Tabel 1.
Distribusi Item Skala Kualitas Kehidupan Kerja
No. Dimensi Item Jml Presentase
Fav Unfav
1. Upah yang adil dan
memadai
1, 2, 3,
4,
- 4 11,42%
2. Lingkungan kerja yang
aman dan sehat
5, 6, 7,
8, 9,10 - 6 17,14%
3. Kesempatan yang terbuka
untuk menggunakan dan
mengembangkan
kemampuan
11, 12,
13, 14,
15
- 5 14,28%
4. Kesempatan untuk
berkembang dan
keamanan yang
berkelanjutan
16, 17,
18, 19
- 4 11,42%
5. Integrasi sosial dalam
dunia kerja
20, 21,
22, 23
- 4 11,42%
6. Tatanan keorganisasian 24, 25,
26, 27
- 4 11,42%
7. Lingkup pekerjaan dan
kehidupan pribadi
28, 29,
30
- 3 8,57%
8. Relevansi sosial terhadap
dunia kerja
31, 32,
33, 34,
35
- 5 14,28%
Total 35 0 35 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Berikut disajikan tabel skor skala kualitas kehidupan kerja:
Tabel 2.
Pemberian Skor Skala Kualitas Kehidupan Kerja
Respon Pernyataan Favorable Unfavorable
Sangat Tidak Puas 1 4
Tidak Puas 2 3
Puas 3 2
Sangat Puas 4 1
Proses adaptasi skala kualitas kehidupan kerja ke dalam
Bahasa Indonesia dilakukan berdasarkan metodologi lintas budaya
oleh Brislin (dalam Tuthill, Butler, McGrath, Cusson, Makiwane,
Gable & Fisher, 2014). Langkah pertama yang dilakukan ialah
skala asli dalam Bahasa Inggris diterjemahkan ke dalam Bahasa
Indonesia. Langkah kedua ialah menerjemahkan skala kembali ke
Bahasa Inggris (back translation). Kemudian langkah terakhir ialah
memadukan maupun membandingan skala hasil terjemahan dengan
skala asli yang diadaptasi.
b. Skala Keterlibatan Kerja
Skala keterlibatan kerja (Work Engagement) yang
digunakan merupakan skala adaptasi yang disusun oleh Schaufeli
dan Bakker (2004). Skala asli memiliki nilai reliabilitas sebesar
0,93 yang terdiri dari tiga aspek yaitu semangat, dedikasi, dan
kekhusyukan. Skala keterlibatan kerja menggunakan skala Likert
dalam penyebarannya dengan empat kategori jawaban, yaitu Sangat
Tidak Sesuai (STS), Tidak Sesuai (TS), Sesuai (S), dan Sangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Sesuai (SS). Dalam penelitian ini tidak diberikan kategori jawaban
netral karena menghindari bias yang dilakukan oleh subjek karena
memiliki kecenderungan untuk memilih jawaban yang ada di
tengah atau central tendency effect (Hadi, 1991). Kecenderungan
ini juga menunujukkan ketidakpastian respon dan dapat
menurunkan validitas item pada skala yang digunakan
(Supratiknya, 2014). Berikut distribusi item pada skala keterlibatan
kerja:
Tabel 3.
Distibusi Item Skala Keterlibatan Kerja
No. Aspek Item Jumlah Presentase
Fav Unfav
1. Semangat 1, 4, 8,
12, 15,
17
- 6 35,29%
2. Dedikasi 2, 5, 7,
10, 13
- 5 29.41%
3. Kekhusyukan 3, 6, 9,
11, 14,
16
- 6 35,29%
Total 17 0 17 100%
Berikut disajikan tabel skor skala keterlibatan kerja:
Tabel 4.
Pemberian Skor Skala Keterlibatan Kerja
Respon Pernyataan Favorable Unfavorable
Sangat Tidak Sesuai 1 4
Tidak Sesuai 2 3
Sesuai 3 2
Sangat Sesuai 4 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Proses adaptasi skala keterlibatan kerja Schaufeli dan
Bakker (2004) ke dalam Bahasa Indonesia dilakukan dengan
metode lintas budaya oleh Brislin (dalam Tuthill et al., 2014).
Langkah pertama yang dilakukan ialah skala asli dalam Bahasa
Inggris diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Langkah kedua
ialah menerjemahkan skala kembali ke Bahasa Inggris (back
translation). Kemudian langkah terakhir ialah memadukan maupun
membandingan skala hasil terjemahan dengan skala asli yang
diadaptasi.
F. Validitas, Seleksi Item, dan Realibilitas
1. Validitas
Validitas adalah kualitas esensial yang menujukkan sejauh
mana suatu tes sungguh-sungguh mengukur atribut psikologis yang
hendak diukurnya (Supratiknya, 2014). Azwar (1998) menyatakan
bahwa penelitian dengan instrument pengumpulan data faktual seperti
kuesioner, validitasnya mengacu pada sejauh mana isi angket tersebut
mencakup data yang komprehensif dan relevan dengan tujuan
penelitian, yang mana disebut dengan validitas isi. Dalam menguji
skala dengan validitas isi dapat melalui teknik analisis rasional atau
melalui professional judgement.
Dalam penelitian ini peneliti memilih teknik professional
judgement untuk melalukan penilaian terhadap kesesuaian item yang
digunakan dalam skala kualitas kehidupan kerja dan keterlibatan kerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Professional judgement dilakukan oleh dosen yang memiliki
kompetensi dibidangnya. Peneliti meminta bantuan tiga orang dosen
yang terdiri dari dua orang dosen Psikologi dan dosen pembimbing
skripsi sebagai professional judgement validasi skala penelitian.
Kategori penilaian dibagi menjadi dua yaitu: tidak relevan (nilai 1 dan
2) yang memiliki skor baru 0 dan relevan (nilai 3 dan 4) yang memiliki
skor baru 1. Cara menghitung indeks validitas isi atau IVI-I ialah
jumlah ahli yang memberikan penilaian 3 atau 4 dibagi jumlah total
ahli dalam panel penilai (Supratiknya, 2016). Lynn (dalam
Supratiknya, 2016) menyarankan IVI-I minimum sebesar 0,78.
Dalam penelitian ini menggunakan skala adaptasi kualitas
kehidupan kerja yang disusun oleh Timossi et al., (2008) memiliki IVI-
I sebesar 1, sehingga item skala kualitas kehidupan kerja dipandang
relevan. Skala adaptasi keterlibatan kerja oleh Schaufeli dan Bakker
(2004) memiliki IVI-I sebesar 1, maka item skala keterlibatan kerja
dipandang relevan.
Supratiknya (2016) menjelaskan bahwa indeks validitas isi
skala atau IVI-S adalah proporsi item-item yang mendapatkan
penilaian 3 dan 4 oleh para penilai. Sebuah skala yang baik harus
memiliki IVI-S ≥ 0,90. Indeks validitas isi skala kualitas kehidupan
kerja sebesar 1 dan indeks validitas isi skala keterlibatan kerja ialah
sebesar 1. Hal tersebut menunjukkan bahwa kedua skala yang
digunakan dalam penelitian ini memiliki validitas isi skala yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
2. Seleksi Item
Uji coba dilakukan pada sekelompok sampel yang memiliki
karakteristik seperti populasi sasaran tes dalam jumlah yang tidak
terlalu besar (Crocker & Algina, dalam Supratiknya, 2014). Seleksi
item dilakukan setelah melakukan uji coba pada kedua skala penelitian
dengan melihat korelasi skor item-total. Azwar (2012) menyatakan
bahwa item dianggap memiliki daya beda yang memuaskan apabila
mempunyai koefisien korelasi item-total (rit) minimal ≥ 0,3 dan item
yang memiliki rit ≤ 0,3 dianggap memiliki daya beda rendah dan harus
digugurkan.
Uji coba penelitian dilakukan dengan subjek sejumlah 50 orang
karyawan borongan. Perhitungan koefisien korelasi item-total (rit)
dilakukan dengan menggunakan program SPSS for Windows versi 22.
Hasil perhitungan menunjukkan skala kualitas kehidupan kerja
memiliki rit antara 0,300–0,622. Sedangkan pada skala keterlibatan
kerja mempunyai nilai rit antara 0,306–0,501. Sehingga secara
keseluruhan dapat dinyatakan bahwa kedua skala yang digunakan tidak
memiliki item yang digugurkan.
3. Reliabilitas
Reliabilitas merupakan sejauh mana tingkat keajegan alat ukur
jika diuji coba ulang pada sekolompok subjek dengan karakteristik
yang serupa (Neuman, 2007). Reliabilitas adalah konsistensi hasil
pengukuran jika prosedur pengetesan dilakukan secara berulang kali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
terhadap suatu populasi individu atau kelompok (Supratiknya, 2014).
Menurut Azwar (2014), reliabilitas alat ukur erat kaitannya dengan
masalah kesalahan pengukuran yang merujuk pada sejauh mana
inkonsistensi hasil pengukuran terjadi jika pengukuran dilakukan ulang
pada sekelompok subjek yang sama. Koefisien minimum yang
dianggap baik untuk reliabilitas adalah 0,70. Jika koefisien reliabilitas
kurang dari 0,70 maka dianggap kurang memadai untuk digunakan
karena menunjukkan bahwa kesalahan baku skor tampak sedemikian
besar sehingga interpretasi skor menjadi meragukan (Supratiknya,
2014). Skala yang digunakan dalam penelitian akan dianalisis
menggunakan Alpha’s Cronbach dengan bantuan program SPSS for
Windows versi 22.
a. Skala Kualitas Kehidupan Kerja
Koefisien Alpha’s Cronbach pada skala kualitas kehidupan
kerja ialah sebesar 0,905. Karena koefisien Alpha’s Cronbach ≥
0,70 maka skala kualitas kehidupan kerja memiliki reliabilitas yang
baik.
b. Skala Keterlibatan Kerja
Koefisien Alpha’s Cronbach pada skala keterlibata kerja
ialah sebesar 0,770. Karena koefisien Alpha’s Cronbach ≥ 0,70
maka skala keterlibatan kerja memiliki reliabilitas yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
G. Metode Analisis Data
1. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data
penelitian yang berasal dari populasi memiliki sebaran data yang
terdistribusi normal (Santoso, 2010). Distribusi data bisa dikatakan
normal atau tidak dilihat melalui nilai signifikansi. Nilai
signifikansi atau nilai probabilitas <0,05 maka distribusi adalah
tidak normal. Sedangkan nilai signifikansi atau nilai probabilitas
>0,05 maka distribusi adalah normal (Santoso, 2010). Penelitian ini
menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dari program
SPSS for windows versi 22.
b. Uji Linearitas
Uji linearitas adalah suatu prosedur yang digunakan untuk
mengetahui status linier tidaknya suatu distribusi data penelitian
(Winarsunu, 2012). Apabila uji linearitas data menunjukkan
p<0,05 maka data dikatakan linier dan jika uji liniearitas data
menunjukkan p>0.05 maka data tersebut dikatakan tidak linier
(Santoso, 2010). Uji linearitas menggunakan Test For Linearity
dengan bantuan program SPSS for windows versi 22.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
2. Uji Hipotesis Penelitian
Uji hipotesis dilakukan untuk melihat apakah ada hubungan
antara kualitas kehidupan kerja dengan keterlibatan kerja. Apabila uji
asumsi terpenuhi seluruhnya maka uji hipotesis menggunakan teknik
Pearson. Sedangkan jika uji asumsi tidak terpenuhi seluruhnya, yakni
data terdistribusi tidak normal dan linier maka menggunakan metode
Spearman Rho (Sarwono, 2006).
Koefisien hasil uji hipotesis bernilai -1 hingga +1 yang
menunjukkan arah hubungan. Jika nilai signifikansi <0,05 maka
hipotesis nol penelitian ditolak atau terdapat hubungan yang signifikan
antara dua variabel. sebaliknya, apabila nilai signifikansi >0,05 maka
hipotesis nol penelitian diterima atau tidak ada hubungan yang
signifikan antar dua variabel (Santoso, 2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dimulai dengan mengajukan surat permohonan kerja
praktek (magang) dari Dekan dan Ketua Program Studi Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma dengan nomor 40/D/Psi/USD/III/2018 dan
surat perpanjangan magang dengan nomor 045 a./D/Psi/USD/IV/2018.
Kemudian peneliti mengirimkan surel permohonan kepada kepala HRD
PT. Sumber Kalimantan Abadi dan melaksanakan kerja praktek serta
penelitian.
Sebelum menyebarkan skala, peneliti meminta izin terlebih dahulu
kepada kepala produksi. Peneliti mendapat bantuan dari admin setiap unit
dalam penyebaran skala kepada karyawan borongan yang sesuai dengan
kriteria subjek penelitian. Setiap karyawan borongan mendapatkan satu
eksemplar skala penelitian yang terdiri dari 35 pertanyaan skala kualitas
kehidupan kerja dan 17 pernyataan skala keterlibatan kerja. Skala uji coba
diberikan kepada karyawan borongan pada tanggal 1 Juni 2018 – 4 Juni
2018 dan memperoleh subjek sebanyak 50 orang. Pengambilan data
digunakan sebagai data uji coba (try out) untuk melihat apakah sampel
yang digunakan menunjukkan reliabilitas pada skala kualitas kehidupan
kerja dan keterlibatan kerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Penelitian yang dilakukan pada karyawan borongan di PT. SKA
dilaksanakan pada tanggal 7 Juni 2018 – 11 Juni 2018. Peneliti mendapat
bantuan dari admin setiap unit dalam penyebaran 135 skala kepada
karyawan borongan yang sesuai dengan kriteria subjek penelitian. Setiap
karyawan borongan mendapatkan satu eksemplar skala yang terdiri dari 35
pertanyaan skala kualitas kehidupan kerja dan 17 pernyataan skala
keterlibatan kerja. Hasil penyebaran skala memperoleh 130 subjek. Dalam
penyebaran skala, semua skala kembali namun terdapat beberapa
kesalahan dalam pengisian sehingga skala yang dapat digunakan sebanyak
130 data.
B. Deskripsi Subjek Penelitian
Penelitian ini menggunakan subjek sebanyak 130 orang karyawan
borongan yang bekerja di PT. Sumber Kalimantan Abadi dengan rentang
usia 20 – 39 tahun, pendidikan terakhir Sekolah Menengah Atas, dan
sekurang-kurangnya telah bekerja selama 2 tahun. Deskripsi data
demografis subjek mencakup usia, masa kerja, dan unit bekerja di
perusahaan. Berikut disajikan data demografis subjek dalam bentuk tabel:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Tabel 5.
Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Usia
Usia Frekuensi Presentase
20 – 24 tahun 25 19,2%
25 – 29 tahun 31 23,9%
30 – 34 tahun 39 30%
35 – 39 tahun 35 26,9%
Jumlah 130 100%
Jika dilihat berdasarkan usia, subjek penelitian didominasi oleh
usia 30 sampai 34 tahun yaitu sebanyak 39 orang, subjek dengan usia 35
sampai 39 tahun berjumlah 35 orang, kemudian subjek berusia 25 sampai
dengan 29 tahun sebanyak 31 orang, dan subjek pada usai 20 sampai
dengan 24 tahun berjumlah 25 orang. Keseluruhan subjek berjenis kelamin
perempuan.
Tabel 6.
Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Masa Kerja
Masa Kerja Frekuensi Presentase
2 -5 tahun 92 70,7 %
6 - 9 tahun 25 19,3 %
10 – 12 tahun 9 6,9 %
14 – 16 tahun 4 3,1 %
Jumlah 130 100 %
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa jumlah subjek yang
bekerja selama 2 sampai 5 tahun menyumbang presentase terbanyak yaitu
sebesar 70,7% atau sebanyak 92 orang. Sementara jumlah presentase
paling sedikit yakni sebesar 3,1% atau sebanyak 4 orang telah bekerja
selama 14 hingga 16 tahun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Tabel 7.
Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Unit Kerja
Unit Kerja Frekuensi Presentase
Cooked 10 7,7%
Pembekuan 9 6,9%
Susun 11 8,5%
Soaking 3 2,3%
IQF 11 8,5%
Headless kupas 10 7,7%
Sortir headless 12 9,2%
Peeled kupas 20 15,4%
Sortir peeled 10 7,7%
Nobashi 11 8,5%
Inspection 7 5,4%
Packing 16 12,3%
Jumlah 130 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa unit kerja karyawan
borongan terbagi menjadi 12 unit yaitu cooked, pembekuan, susun,
soaking, IQF, headless kupas, sortir headless, peeled kupas, sortir peeled,
nobashi, inspection, dan packing. Jumlah subjek penelitian yang paling
banyak terdapat di unit peeled kupas yakni sebanyak 20 orang. Jumlah
subjek penelitian yang paling sedikit ialah unit soaking yakni sebanyak 3
orang.
C. Deskripsi Data Penelitian
Peneliti memaparkan deskripsi data penelitian baik teoritis maupun
empiris untuk mengetahui nilai minimum, maksimum, rata-rata (mean),
dam signifikansi dari setiap variabel. Peneliti juga mengkategorisasi data
penelitian untuk melihat subjek penelitian memiliki kecenderungan skor
rendah, sedang, atau tinggi pada setiap variabel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tabel 8.
Deskripsi Statistik Data Penelitian
Variabel
Skor Teoritis Skor Empiris
Skor
Min
Skor
Max
Mean SD Skor
Min
Skor
Max
Mean SD
Kualitas
kehidupan
kerja
35 140 87,5 17,5 61 105 92,75 9,407
Keterlibatan
kerja
17 68 42,5 8,5 32 51 45,07 3,918
Variabel kualitas kehidupan kerja memiliki mean teoritis sebesar
87,5 dan mean empiris sebesar 92,75. Nilai mean empiris lebih besar
daripada nilai mean teoritisnya. Hal ini menunjukkan bahwa subjek
memiliki kualitas kehidupan kerja yang tinggi. Sedangkan variabel
keterlibatan kerja memiliki mean teoritis sebesar 42,5 dan mean empiris
sebesar 45,07. Hal ini menunjukan bahwa subjek memiliki tingkat
keterlibatan kerja yang tinggi, terlihat dari mean empiris yang lebih besar
dari mean teoritis.
Tabel 9.
Deskripsi Kategori Skor Kualitas Kehidupan Kerja
Kategori Frekuensi
Rendah X < 70 7
Sedang 70 ≤ X < 105 118
Tinggi X ≥ 105 5
Data di atas menunjukkan bahwa terdapat 118 orang dengan
kualitas kehidupan kerja yang termasuk dalam kategori sedang. Sedangkan
sisanya sejumlah 7 orang dengan kategori rendah dan 5 orang yang
termasuk dalam kategori tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Tabel 10.
Deskripsi Kategori Skor Keterlibatan Kerja
Kategori Frekuensi
Rendah X < 34 2
Sedang 34 ≤ X < 51 119
Tinggi X ≥ 51 9
Berdasarkan tabel kategori di atas, dapat diketahui bahwa terdapat
119 orang dengan keterlibatan kerja yang termasuk dalam kategori sedang.
Diperoleh 2 orang dengan keterlibatan kerja kategori rendah dan 9 orang
termasuk dalam kategori keterlibatan kerja tinggi.
D. Hasil Analisis Data
1. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data
penelitian yang berasal dari populasi memiliki sebaran data yag
terdistribusi normal (Santoso, 2010). Uji normalitas mengunakan
Kolmogorov-Smirnov dari program SPSS for windows versi 22.
Hasil uji normalitas tersaji dalam tabel berikut:
Tabel 11.
Hasil Uji Normalitas
Variabel Kolmogorov-
Smirnov
Signifikansi
Kualitas kehidupan
kerja
0.154 0.000
Keterlibatan kerja 0.093 0.008
Hasil tabel di atas menunjukkan nilai signifikansi kualitas
kehidupan kerja sebesar 0,000 (p=0,000<0,05) sedangkan variabel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
keterlibatan kerja memiliki nilai signifikansi sebesar 0,008
(p=0,000<0,05). Kedua variabel tersebut memiliki sebaran data
yang tidak terdistribusi normal. Berikut disajikan histogram kulitas
kehidupan kerja dan keterlibatan kerja.
Gambar 2.
Kurva Variabel Kualitas Kehidupan Kerja
Gambar 3.
Kurva Variabel Keterlibatan Kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
b. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui hubungan antar
variabel yang hendak dianalisis apakah memiliki garis lurus atau
tidak, sehingga peningkatan atau penurunan kuantitas di satu
variabel diikuti secara linear oleh peningkatan atau penurunan
kuantitas di variabel lainnya (Santoso, 2010). Uji linearitas
menggunakan Test For Linearity dengan bantuan program SPSS
for windows versi 22. Hasil uji linearitas memiliki nilai F sebesar
44,815 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Jika nilai F yang
diperoleh diikuti dengan p<0,05 maka garis sebaran data
dinyatakan linear. Hal tersebut menunjukkan bahwa kualitas
kehidupan kerja memiliki hubungan yang linear dengan
keterlibatan kerja. Hasil perhitungan disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 12.
Hasil Uji Linearitas
F Sig.
Keterlibatan kerja
dengan kualitas
kehidupan kerja
44,815 0.000
c. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui hubungan antara
variabel kualitas kehidupan kerja dengan keterlibatan kerja. Uji
hipotesis dilakukan dengan metode teknik Spearman Rho Product
Moment dengan uji one-tailed menggunakan program SPSS for
windows versi 22.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Berdasarkan hasil analisis korelasi pada variabel kualitas
kehidupan kerja dengan keterlibatan kerja memiliki koefisien
korelasi (r) sebesar 0,544 dengan taraf signifikansi sebesar 0,000.
Hal tersebut menunjukkan terdapat hubungan positif antara
kualitas kehidupan kerja dengan keterlibatan kerja. Hubungan
tersebut memiliki makna semakin tinggi kualitas kehidupan kerja
maka semakin tinggi pula keterlibatan kerja karyawan borongan.
Sebaliknya, semakin rendah kualitas kehidupan kerja maka
semakin rendah pula keterlibatan kerja karyawan borongan. Hasil
analisa uji korelasi menunjukkan bahwa hipotesis penelitian
diterima.
Tabel 13.
Hasil Uji Hipotesis
Kualitas
Kehidupan
Kerja
Keterlibatan
Kerja
Kualitas
Kehidupan
Kerja
Correlation
Coefficient
1.000 .544
Sig. (1-tailed) .000
N 130 130
Keterlibatan
kerja
Correlation
Coefficient
.544 1.000
Sig. (1-tailed) .000
N 130 130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
E. Pembahasan
Hasil uji korelasi antara kualitas kehidupan kerja dengan
keterlibatan kerja memperoleh koefisien korelasi yang termasuk dalam
kategori sedang (r) sebesar 0,544 dengan taraf signifikansi sebesar 0,000.
Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan
antara kualitas kehidupan kerja dengan keterlibatan kerja. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin tinggi kualitas kehidupan kerja yang
dimiliki oleh karyawan maka semakin tinggi keterlibatan kerja, sebaliknya
semakin rendah kualitas kehidupan kerja yang dimiliki karyawan maka
semakin rendah pula keterlibatan kerjanya. Hubungan tersebut
menunjukkan bahwa hipotesis penelitian diterima.
Hasil dari penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Dubin (dalam Kondalkar, 2009) menjelaskan bahwa ketika karyawan
menunjukkan keterlibatan kerja yang tinggi berarti hal tersebut merupakan
pertanda baiknya kualitas kehidupan kerja di tempat kerja. Hal ini sejalan
dengan Efraty dan Sirgy (1990) yang mengemukakan bahwa kualitas
kehidupan kerja secara positif berkorelasi dengan keterlibatan kerja
seorang karyawan. Igbaria, Pasuman, dan Badawy (1994) menyebutkan
bahwa keterlibatan kerja sebagai sikap positif dari kualitas kehidupan kerja
yang baik.
Berdasarkan hasil perhitungan deskriptif, variabel kualitas
kehidupan kerja memiliki mean empiris yang lebih tinggi dari mean
teoritis sehingga subjek memiliki kualitas kehidupan kerja yang tergolong
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
cukup baik. Hal ini ditunjukkan melalui mean empiris kualitas kehidupan
kerja sebesar 92,75 dan mean teoritis sebesar 87,5. Karyawan dengan
kualitas kehidupan kerja yang baik memiliki intensi turnover yang rendah
(Sirgy et al., 2001). Hal ini terlihat dari jumlah karyawan yang bekerja
dalam kurun waktu 2 hingga 9 tahun sebanyak 117 orang. Kualitas
kehidupan kerja penting bagi perusahaan agar dapat mempertahankan
karyawan (Boonrod, 2009). Rendahnya kualitas kehidupan kerja dapat
disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya ialah beban kerja. Menurut
Lai, Chang, dan Hsu (2012) semakin berat beban kerja maka kualitas
kehidupan kerja semakin rendah. Beban kerja yang berat di PT. SKA
terlihat dari hasil obeservasi dan wawancara yang penulis lakukan, tampak
bahwa karyawan borongan bekerja selama 9 hingga 10 jam per hari setiap
harinya.
Variabel keterlibatan kerja juga memiliki mean empiris yang lebih
tinggi dari mean teoritik. Hal ini ditunjukkan melalui variabel keterlibatan
kerja dengan mean empiris sebesar 45,07 dan mean teoritis sebesar 42,5.
Hal tersebut mengindikasikan bahwa subjek memiliki keterlibatan kerja
yang cukup tinggi. Selain itu, hasil pengkategorian menujukkan sebanyak
119 karyawan memiliki keterlibatan kerja yang termasuk dalam kategori
sedang dan sebanyak 9 orang dalam kategori tinggi. Hasil penelitian
Shadbad et al., (2016) menunjukkan bahwa karyawan yang terlibat dengan
pekerjaannya memperlihatkan performansi kerja yang lebih baik, lebih
bersemangat, dan memberikan usaha yang lebih dalam bekerja. Rich,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Lepine, dan Crawford (2010) mengemukakan bahwa keterlibatan kerja
mempunyai hubungan yang signifikan dengan organizational outcomes
seperti produktivitas, performansi kerja, dan organizational citizenship
behaviors. Hal ini sesuai dengan pernyataan Shadbab et al. (2016) yang
menyatakan bahwa keterlibatan kerja merupakan variabel penting dalam
meningkatkan efisiensi organisasi karena semakin tinggi tingkat
keterlibatan kerja karyawan maka semakin tinggi efektifitas perusahaan.
Sementara itu, terdapat 2 orang karyawan yang memiliki keterlibatan kerja
yang rendah. Jika karyawan tidak terlibat dengan pekerjaannya maka ia
dapat merasa kesepian dan terabaikan sehingga dapat berujung pada
burnout (Maslach, 2001). Keterlibatan kerja yang rendah berkontribusi
terhadap penurunan kesejahteraan karyawan dan perfomansi kerja (Knight,
Patterson & Dawson, 2016).
Berdasarkan hasil uji korelasi diperoleh koefisien korelasi sebesar
0,544 yang berarti kekuatan hubungan antara kualitas kehidupan kerja
dengan keterlibatan kerja tergolong dalam kategori sedang atau cukup.
Hasil uji korelasi yang tergolong dalam kategori sedang dapat disebabkan
oleh faktor lain yang mampu memengaruhi variabel penelitian. Salah satu
faktor yang mempengaruhi kualitas kehidupan kerja ialah pengalaman atau
masa kerja (Nanjundeswaraswamy, 2013). Semakin lama masa kerja
seseorang maka akan semakin tinggi tingkat kualitas kehidupan kerjanya.
Keterlibatan kerja juga dipengaruhi oleh masa kerja, dimana semakin lama
masa kerjanya maka akan memiliki keterlibatan kerja yang lebih tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
(Brown, 1996). Sementara hasil penelitian didominasi oleh subjek
penelitian yang baru bekerja selama 2 hingga 5 tahun sebanyak 70,7%.
Seluruh subjek penelitian yang merupakan perempuan juga
memengaruhi keterlibatan kerja. Brown (1996) mengemukakan bahwa
jenis kelamin memiliki perbedaan dalam keterlibatan kerja. Laki-laki
cenderung mempunyai keterlibatan kerja yang lebih tinggi dibandingkan
dengan perempuan. Pendidikan juga mempunyai pengaruh dalam
keterlibatan kerja. Karyawan dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi
cenderung memiliki keterlibatan kerja yang tinggi, sementara seluruh
subjek penelitian memiliki latar pendidikan SMA. Brown (1996)
menyatakan terdapat dua variabel yang memengaruhi keterlibatan kerja
yaitu variabel personal dan variabel situasional. Variabel personal meliputi
faktor demografi dan faktor psikologis, seperti usia, pendidikan, locus of
control, kepuasan kerja, intensi turnover, dan lain-lain. Variabel
situasional mencakup faktor pekerjaan, faktor organisasi, dan faktor
lingkungan sosial budaya. Penelitian ini menggunakan variabel situasional
karena berdasarkan penelitian Brown (1996), keterlibatan kerja karyawan
swasta cenderung lebih dipengaruhi oleh variabel situasional yang
memfasilitasi performa kinerja karyawan. Faktor situasional dianggap
kondusif untuk mencapai tujuan sehingga keterlibatan kerja menjadi
tinggi.
Menurut Mantler dan Murphy (2005) keterlibatan kerja adalah
keadaan yang sangat personal. Keterlibatan kerja terkait dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
bagaimana karyawan berkorelasi dengan pekerjaannya saat ini. Lebih
lanjut, dijelaskan bahwa keterlibatan kerja lebih dipengaruhi oleh variabel
personal daripada variabel situasional di tempat kerja. Namun menurut
Carmeli (2005) keterlibatan kerja dipengaruhi oleh faktor personal dan
situasional sekaligus. Pada penelitian Carmeli (2005) di organisasi sektor
publik di Israel, ia menemukan bahwa faktor personal dan situasional
mampu memprediksi tingkat keterlibatan kerja karyawan. Hal ini juga
sesuai dengan hasil penelitian Rabinowitz dan Hall (2005) yang
menemukan bahwa keterlibatan kerja dilatarbelakangi oleh faktor
personal, situasional, dan atau interaksi kedua faktor tersebut. Tetapi
Brown (1996) memberi pengecualian pada karyawan swasta dimana
keterlibatan kerja pada karyawan swasta lebih banyak dipengaruhi oleh
faktor situasional. Ketika faktor situasional mampu memenuhi kebutuhan
karyawan saat bekerja maka dapat memengaruhi tingkat keterlibatan kerja
karyawan (Brown, 1996).
Sesuai dengan pemaparan di atas, karyawan borongan PT. SKA
yang memiliki kualitas kehidupan kerja akan mempunyai keterlibatan
kerja. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil perhitungan deskriptif dimana
mean empiris lebih besar daripada mean teoritis dan hasil uji korelasi
menghasilkan koefisien korelasi yang positif dan signifikan. Karyawan
borongan yang memiliki kualitas kehidupan kerja mempersepsikan
perusahaan dapat memenuhi kebutuhan karyawan sehingga tercipta adanya
kesejahteraan antara kebutuhan mental dan fisik. Karyawan borongan akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
mampu mengerahkan pikiran dan kemampuannya sehingga mempunyai
semangat, dedikasi, serta kekhusyukan dalam bekerja. Karyawan yang
memiliki semangat dalam bekerja akan mempunyai energi dan mental
yang kuat sehingga ada kemauan untuk bekerja dengan baik dan berani
menyelesaikan suatu masalah. Karyawan dengan dedikasi akan mengalami
perasaan antusias dan memiliki inspirasi dalam menghadapi tantangan.
Karyawan dengan kekhusyukan akan bekerja dengan penuh konsentrasi
serta serius (Bakker, Hakanen, Demerouti & Xanthopoulou, 2007;
Schaufeli et al., 2002). Karyawan yang terlibat memiliki inovasi dan
bergerak maju bersama organisasi (Salanova et al., 2005).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karyawan borongan
memiliki kualitas kehidupan kerja dan keterlibatan kerja yang baik. Sirgy
et al. (2001) menyatakan bahwa kualitas kehidupan kerja memiliki
dampak yang signifikan terhadap usaha dalam bekerja dan perfomansi
kerja. Sementara itu, Brown (1996) mengemukakan bahwa peningkatan
keterlibatan kerja mampu meningkatkan keefektifan dan produktivitas
organisasi. Keterlibatan kerja juga memiliki dampak positif terhadap
kinerja individu (Salanova et al., 2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan,
maka dapat disimpulkan bahwa semakin baik kualitas kehidupan kerja
maka semalkin baik keterlibatan kerja karyawan borongan. Sebaliknya,
semakin buruk kualitas kehidupan kerja maka semakin buruk keterlibatan
kerja karyawan borongan. Koefisien korelasi (r) kualitas kehidupan kerja
dengan keterlibatan kerja ialah sebesar 0,544 dengan taraf signifikansi
0,000. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan
signifikan antara kualitas kehidupan kerja dengan keterlibatan kerja pada
karyawan borongan. Sehingga hipotesis penelitian diterima.
B. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Pertama, adanya
keterbatasan pengawasan peneliti dalam pengisian skala. Hal ini
menyebabkan adanya responden yang mengisi skala tidak sesuai dengan
kriteria yang diterapkan serta terdapat skala yang tidak memiliki identitas.
Keterbatasan pengawasan juga mungkin menimbulkan bias dalam mengisi
item yang diberikan karena adanya kebingungan subjek penelitian. Kedua,
terdapat beberapa data yang memiliki skor ekstrem sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
memengaruhi persebaran data menjadi terdistribusi tidak normal dan hasil
penelitian tidak dapat digeneralisasikan. Ketiga, terdapat instruksi
pengerjaan skala yang luput dalam proses penerjemahan sehingga dapat
memengaruhi subjek dalam proses pengisian skala.
C. Saran
1. Bagi Perusahaan
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
hubungan positif antara kualitas kehidupan kerja dengan keterlibatan
kerja. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa subjek memiliki
kualitas kehidupan kerja dan keterlibatan kerja yang tinggi maka
disarankan agar perusahaan mempertahankan maupun meningkatkan
kualitas kehidupan kerja dan keterlibatan kerja karyawan. Perusahaan
dapat meningkatan kualitas hubungan atasan dan bawahan serta
tunjangan bagi karyawan. Perusahaan juga disarankan mengurangi jam
kerja karyawan borongan agar para karyawan memiliki keseimbangan
antara pekerjaan dan kehidupan pribadi demi terciptanya kualitas
kehidupan kerja dan keterlibatan kerja yang lebih baik.
2. Bagi Penelitian Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya disarakan untuk mencari responden
yang lebih banyak sehingga bisa memiliki data yang terdistibusi
normal. Dengan data yang terdistribusi normal maka hasil penelitian
dapat digeneralisasi. Peneliti selanjutnya juga disarankan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
meningkatkan pengawasan saat membagikan kuesioner. Misalnya,
peneliti membagikan secara langsung kuesioner penelitian kepada
karyawan dan mendampingi karyawan ketika mengisi skala sehingga
kemungkinan tidak ada bias yang terjadi atau tidak ada skala tanpa
identitas. Penelitian selanjutnya juga dapat meneliti pengaruh setiap
komponen dari kualitas kehidupan kerja terhadap keterlibatan kerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
DAFTAR PUSTAKA
Aon Hewitt. (2017). 2017 Trends in global employee engagement. Author.
Azwar, S. (1998). Metode penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
_______. (2012). Validitas dan reliabilitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
_______. (2014). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bakker, A. B. (2011). A evidence-based model of work engagement. Current
Directions in Psychological Science, 20(4), 265-269.
Bakker, A. B., & Albrecht, S. (2018). Work engagement current trends. Career
Development International, 23(1), 4-11.
Bakker, A. B., Albrecht, S. L., & Leiter, M. P., (2011). Key questions regarding
work engagement. European Journal of Work and Organizational
Psychology, 20(1), 4-28.
Bakker, A. B., & Demerouti, E. (2008). Towards a model of work engagement.
Career Development International, 13(3), 209-223.
Bakker, A. B., Hakanen, J. J., Demerouti, E., & Xanthopoulou, D. (2007). Job
resources boost work engagement, particularly when job demands are
high. Journal of Educational Psychology, 99(2), 274-284.
Barreiro, P. L., & Albandoz, J. P. (2001). Population and sample. Sampling
techniques. Management Mathematics for European Schools, 1-19.
Bates, S. (2004). Getting engaged, HR Magazine. 49(2), 44-51.
Baumruk, R. (2004). The missing link: The role of employee engagement in
business success. Workspan, 47(11), 48-52.
Berk, L. E. (2007). Development through the lifespan: 4th
ed. USA: Pearson
Education, Inc.
Bhatia, A., Deep, G., & Sachdeva, S. (2012) Analyzing the role of job
involvement on organizational effectiveness: An empirical study among
the employees of punjab national bank. International Journal of
Computing & Business Research.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Boonrod, W. (2009). Quality of working life: Perceptions of professional nurses at
Phramongkutklao hospital. Journal of the Medical Association of
Thailand, 92(1), 7-15.
Broeck, A. V., Vansteenkiste, M., Witte, H. D., & Lens, W. (2008). Explaining
the relationship between job characteristics, burnout, and engagement: The
role of basic psychological need satisfaction. Work & Stress, 22(3), 277-
294.
Brown, S. P. (1996). A meta-analaysis and review of organizational research on
job involvement. Psychological Bulletin, 120(2), 235-255.
Carmeli, A. (2005). Exploring determinants of job involvement: An empirical test
among senior executive. International Journal of Manpower, 26(5), 457-
472.
Cascio, W. F. (2006). The managing human resources. Productivity, quality of
work life, profits (7th
ed.). Boston: McGraw-Hill.
Christian, M.S., Garza, A.S., & Slaughter, J.E., (2011). Work engagement: A
quantitative review and test of its relations with task and contextual
performance. Personal Psychology, 64, 89-136.
Cohen, A. (2003). Multiple commitment in the workplace: An integrative
approach. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Inc.
Cumming, T. G., & Worley, C. G. (2009). Organization development and change
(9th
ed.). Mason, Ohio: South-Western Cengage Learning.
Efraty, D., & Sirgy, M. J. (1990). The effect of quality of work life (qwl) on
employee behavioral responses. Social Indicators Research, 22, 31-47.
Fay, D., & Luhrmann, H. (2004). Current themes in organizational change.
European Journal of Work and Organizational Psychology, 13(2), 113-119.
Fernandes, R. B., Martins, B. S., Caixeta, R. P., Filho, C. C. G., Braga, G. A., &
Antonialli, L. M. (2017). Quality of work life: An evaluation of Walton
model with analysis of structural equations. Revista Espacios, 38(3).
Firdousiya, P. C., & Jayan, C. (2013). Relationship between quality of work life,
relationship quotient and counterproductive work behavior. International
Journal of Social Science & Interdisciplinary Research, 2 (5), 1-11.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Gallup. (2017). State of the global workplace. Canada: Author.
Gonzalez-Roma, V., Schaufeli, W. B., Bakker, A. B., & Lloret, S. (2006).
Burnout and work engagement: Independent factors or opposite poles?
Journal of Vocational Behavior, 68(1), 165-174.
Hadi, S. (1991). Analisis butir untuk instrumen angket, tes dan skala nilai dengan
basica. Yogyakarta: Andi Offset.
Hakanen, J. J., Bakker, A. B., & Demerouti, E. (2005). How dentists cope with
their job demands and stay engaged: The moderating role of job resources.
European Journal of Oral Sciences, 113, 479-487.
Igbaria, M., Paasuraman, S., & Badawy, M. K. (1994). Work experiences, job
involvement, and quality of work life among information systems personnel.
MIS Quarterly, 18(2), 175-201.
Jahanbani, E., Mohammadi, M., Noruzi, N. N., & Bahrami, F. (2018). Quality of
work life and job satisfaction among employees of health centers in Ahvaz,
Iran. Jundishapur Journal Health Science. 1-7.
Kahn, W. A. (1990). Psychological conditions of personal engagement and
disengagement at work. The Academy of Management Journal. 33(4), 692-
724.
Kanten, S., & Sadullah, O. (2012). An empirical research on relationship quality
of work life and work engagement. Procedia–Social and Behavioral
Sciences, 62, 360-366.
Kanungo, R. N. (1982). Measurement of job and work involvement. Journal of
Applied Psychology. 67(3), 341-349.
Karia, N., & Asaari, M. H. A. H. (2003). Tqm practices: Continuos improvement
and problem prevention. International Business Information Management
2003. Conference. Reffered Preceeding. Cairo. 1-7.
Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor KEP-
150/MEN/1999 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan program jaminan
sosial tenaga kerja bagi tenaga kerja harian lepas, borongan dan perjanjian
kerja waktu tertentu. (1999).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Knight, C., Patterson, M., & Dawson, J. (2016). Building work engagement: A
systematic review and meta-analysis onvestigating the effectiveness of work
engagement interventions. Journal of Organzational Behavior.
Kondalkar, V. G. (2009). Organizational development. New Delhi: New Age
International Publishers.
Kossen, S. (1986). Aspek manusiawi dalam organisasi (ed. 3). Jakarta: Erlangga.
Kuncoro, M. (2003). Metode riset untuk bisnis & ekonomi. Jakarta: Erlangga.
Lai, S. L., Chang, J., & Hsu, L. Y. (2012). Does effect of workload on quality of
work life vary with generations? Asia Pacific Management Review, 17(4),
437-451.
Lockwood, N. (2005). Employee engagement. USA: SHRM Research Briefly
Stated.
Luthans, F., Youssef, C. M., & Avolio, B. J. (2007). Psychological capital:
Developing the human competitive edge. New York: Oxford University
Press, Inc.
Maslach, C., Schaufeli, W. B., & Leiter, M. P. (2001). Job burnout. Annual
Review Psychology, 52, 397-422.
Mathis, R. L., & Jackson, J. H. (2008). Human resource management (12th
ed.).
Boston: Cengage Learning.
Mental Health America. (2017). Mind the workplace. Alexandria, Virginia:
Author.
Mishra, P. C., & Shyam, M. (2005). Social support and job involvement in prison
officers. Journal of the Indian Academy of Applied Psychology, 31(1-2), 7-
11.
Mosedeghrad, A. M., Ferlie, E., & Rosenberg, D. (2011). A study of relationship
between job stress, quality of work life and turnover intention among
hospital employees. Health Service Management Research, 24, 170-181.
Nanjundeswaraswamy, S. D. R. (2013). Quality of worklife of employees in
private technical institutions. International Journal for Quality Research,
7(3), 3-14.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Nazir, U., Qureshi, T.M., Shafaat, T., & Ilyas, A. (2011). Office harassment: A
negative influence on quality of work life. African Journal of Business
Management, 5(25), 10276-10285.
Neuman, W. L. (2007). Basics of Social Research Qualitative and Quantitative
Approaches (2nd
ed.). Boston: Pearson Education, Inc.
Noor, S. M., & Abdullah, M. A. (2012). Quality work life among factory workers
in Malaysia. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 35, 739-745.
Ouyang, Y., Cheng, C. H., & Hsieh, C. J. (2010). Does lmx enhance the job
involvement of financial service personnel by the mediating roles?
Problems and Perspectives in Management, 8(1), 174-181.
Rich, B. L., Lepine, J. A., & Crawford, E. R. (2010). Job engagement:
Antecedents and effects on job performance. Academy of Management
Journal, 53(3), 617-635.
Richman, A. (2006). Everyone wants an engaged workforce how can you create
it? Workspan, 49(1), 36-39.
Rizwan, M., Khan, D. J., & Saboor, F. (2011). Relationship of job involvement
with employee performance: Moderating role of attitude. European Journal
of Business and Management, 3(8), 77-85.
Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2017). Organizational behavior: 17th
ed. Harlow,
England: Pearson Education Limited.
Robinson, D., Perryman, S., & Hayday, S. (2004). The drivers of employee
engagement. Brighton, UK: Institute for Employment Studies.
Rubel, M. R. B., & Kee, D. M. H. (2014). Quality of work life and employee
performance: Antecedent and outcome of job satisfaction in partial least
square (pls). World Applied Sciences Journal, 31(4), 456-467.
Salanova, M., Agut, S., & Peiro, J. M. (2005). Linking organizational recources
and work engagement to employee performance and customer loyalty: The
mediation of service climate. Journal of Applied Psychology, 90(6), 1217-
1227.
Santoso, A. (2010). Statistik untuk psikologi dari blog menjadi buku. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Santrock, J. W. (2009). Life-span development (12th
ed.). Boston: McGraw-Hill.
Sarwono, J. (2006). Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Schalock, R. L., & Begab, M. J. (1990). Quality of life perspectives and issues.
USA: American Association on Mental Retardation.
Schaufeli, W. B., & Bakker, A. (2004). Utrecht work engagement scale
preliminary manual. 1-60.
Schaufeli, W. B., Bakker, A. B., & Rhenen, W. V. (2009). How change in job
demands and resources predict burnout, work engagement, and sickness
absenteeism. Journal Organizational Behavior, 30, 893-917.
Schaufeli, W. B., Salanova, M., Gonzalez-Roma, V., & Bakker, A. B. (2002). The
measurement of engagement and burnout: A two sample confirmatory factor
analytic approach. Journal of Happiness Studies, 3, 71-92.
Shadbad, M. A. Z., Hassani, M., Abbaszadeh, M. M. S., & Ghasemzadeh, A.
(2016). Investigating antecedents and consequences of job engagement.
International Journal of Environmental & Science Education, 11(18),
13147-13155.
Sirgy, J. M., Efraty, D., Siegel, P., & Lee, D. (2001). A new measure of quality of
work life (qwl) based on need satisfaction and spillover theories. Social
Indicators Research, 55(3), 241-302.
Srivastava, S. K. (2005). Organizational behaviour and management. New Delhi:
Sarup & Sons.
Stone, R. J. (2005). Human resource management (5th
ed.). Australia: Willey.
Supratiknya, A. (2014). Pengukuran psikologis. Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma.
____________. (2015). Metode penelitian kuantitatif & kualitatif dalam
psikologi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
____________. (2016). Kuantifikasi validitas isi dalam asesmen psikologis.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
The Engagement Institute. (2017). Study: Disengaged employees can cost
companies up to $550B a year. Retrieved from
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
https://www.hrdive.com/news/study-disengaged-employees-can-cost-
companies-up-to-550b-a-year/437606/
Timossi, L. S., Pedroso, B., Francisco, A. C., & Pilatti, L. A. (2008). Evaluation
of quality of work life: An adaptation from the Walton’s qwl model. XIV
International Conference on Industrial Engineering and Operations
Management, 1-17.
Tomic, M., & Tomic, E. (2010). Existential fulfilment, workload and work
engagement among nurses. Journal of Research in Nursing, 16(5), 468-479.
Walton, R. E. (1973). Quality of working life: What is it? Sloan Management
Review, 15(1), 11-21.
Wan, Y. K. P., & Chan, S. H. J. (2013). Casino employees’ perceptions of their
quality of work life. International Journal of Hospitality Management, 34,
348-358.
Werther, W. B., & Keith, D. (1996). Human resources and personnel
management. New York: McGraw-Hill Inc.
Widyastuti, U., & Purwana, D. (2012). Analisis faktor-faktor dalam kualitas
kehidupan kerja (quality work life) di fakultas ekonomi Universitas Negeri
Jakarta. Econosains, 10(1), 71-93.
Winarsunu, T. (2012). Statistik dalam penelitian psikologi & pendidikan. Malang:
UMM Press.
Workforce 2020. (2014). The looming talent crisis. Oxford Economics.
Zayas-Ortiz, M., Rosario, E., Marquez & Gruneiro (2014). Relationship between
organizational commitments and organizational citizenship behavior in a
sample of private banking employees. International Journal of Sociology
and Social Policy, 35, 91-106.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
LAMPIRAN 1
DATA HASIL PRODUKSI
TAHUN 2008-2017
Tahun Jumlah Produksi (Ton)
2008 1789
2009 2057
2010 2330
2011 2515
2012 2600
2013 2521
2014 2488
2015 2330
2016 2081
2017 2071
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
LAMPIRAN 2
RELIABILITAS SKALA
A. Skala Kualitas Kehidupan Kerja
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Q1 98.34 97.290 .461 .902
Q2 98.46 101.315 .433 .903
Q3 98.30 96.582 .566 .900
Q4 98.98 98.510 .300 .906
Q5 98.58 97.187 .531 .901
Q6 98.54 98.702 .490 .902
Q7 98.66 94.596 .552 .901
Q8 98.52 97.724 .497 .901
Q9 98.60 97.224 .473 .902
Q10 98.50 99.316 .316 .905
Q11 98.56 98.088 .472 .902
Q12 98.44 100.741 .380 .903
Q13 98.28 98.777 .465 .902
Q14 98.54 100.498 .427 .903
Q15 98.50 99.929 .541 .901
Q16 98.94 100.751 .340 .904
Q17 98.80 99.673 .433 .902
Q18 98.74 101.380 .355 .903
Q19 98.46 99.641 .339 .904
Q20 98.50 101.888 .356 .904
Q21 98.72 101.144 .352 .903
Q22 98.46 99.968 .481 .902
Q23 98.62 101.873 .388 .903
Q24 98.48 97.969 .613 .900
Q25 98.70 99.520 .605 .901
Q26 98.62 100.322 .525 .902
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.905 35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Q27 98.26 99.992 .379 .903
Q28 98.58 97.963 .561 .901
Q29 98.58 97.759 .622 .900
Q30 98.82 97.334 .537 .901
Q31 98.54 98.335 .490 .902
Q32 98.48 100.255 .364 .903
Q33 98.56 97.272 .430 .903
Q34 98.70 100.786 .364 .903
Q35 98.96 98.937 .419 .903
B. Skala Keterlibatan Kerja
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.770 17
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
nomor1 44.82 12.681 .369 .762
nomor2 44.80 12.735 .422 .762
nomor3 44.84 12.586 .364 .761
nomor4 44.86 12.449 .387 .759
nomor5 44.84 12.586 .364 .761
nomor6 44.80 12.776 .392 .763
nomor7 44.90 12.337 .306 .762
nomor8 44.84 12.504 .311 .763
nomor9 44.90 11.724 .413 .754
nomor10 44.86 12.164 .423 .755
nomor11 44.84 12.423 .451 .757
nomor12 45.04 11.468 .373 .759
nomor13 45.14 10.613 .501 .745
nomor14 45.22 11.359 .366 .760
nomor15 45.36 10.276 .495 .748
nomor16 45.22 11.196 .313 .771
nomor17 44.88 12.353 .394 .758
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
LAMPIRAN 3
HASIL UJI ASUMSI
A. Uji Normalitas
1. Skala Kualitas Kehidupan Kerja
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
total_qwl .154 130 .000 .872 130 .000
a. Lilliefors Significance Correction
2. Skala Keterlibatan Kerja
B. Uji Linearitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
WE .093 130 .008 .954 130 .000
a. Lilliefors Significance Correction
ANOVA Table
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
WE *
total_
qwl
Between Groups (Combined) 842.972 30 28.099 2.446 .001
Linearity 514.880 1 514.880 44.815 .000
Deviation from Linearity 328.092 29 11.314 .985 .499
Within Groups 1137.405 99 11.489
Total 1980.377 129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
LAMPIRAN 4
HASIL UJI HIPOTESIS
A. Tabel Hipotesis
Correlations
total_qwl WE
Spearman's rho total_qwl Correlation Coefficient 1.000 .544**
Sig. (1-tailed) . .000
N 130 130
WE Correlation Coefficient .544** 1.000
Sig. (1-tailed) .000 .
N 130 130
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
LAMPIRAN 5
SKALA PENELITIAN
SKALA PENELITIAN
Digunakan untuk Penyelesaian Tugas Akhir
Disusun oleh:
Catherine Dewi Sasmito
149114128
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Kepada Yth. :
Karyawati borongan yang menjadi responden dalam penelitian ini.
Dengan ini saya:
Nama : Catherine Dewi Sasmito
NIM : 149114128
Fakultas : Psikologi
Universitas : Sanata Dharma
memohon bantuan Saudari-saudari untuk memberikan tanggapan terhadap beberapa
pertanyaan dan pernyataan seperti yang dicantumkan pada bagian selanjutnya.
Adapun kegunaan data ini untuk membantu menyelesaikan tugas akhir (skripsi) saya.
Data yang Saudari berikan akan terjaga kerahasiaannya. Oleh karena itu, saya berharap
Saudari dapat memberikan tanggapan yang benar-benar sesuai dengan keadaan
sebenarnya.
Terima kasih atas kesediaan Saudari untuk mengisi skala penelitian ini.
Hormat saya,
Catherine Dewi Sasmito
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
IDENTITAS DAN PERSETUJUAN RESPONDEN
Nama : …………………………………………..
Usia : …………………………………………..
Lama bekerja : ……………. tahun
Pendidikan terakhir : ………………………………………….
Unit kerja : …………………………………………
Dengan ini saya menyatakan bersedia/tidak bersedia*) diikut sertakan dalam penelitian
ini. Data yang saya berikan sesuai dengan keadaan saya saat ini. Saya bersedia data ini
diolah menjadi data penelitian sebagaimana yang diperlukan.
*) coret yang tidak perlu
Tanda tangan
(…………….…………………….)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
SKALA A
PETUNJUK PENGISIAN
Berikut ini terdapat beberapa penyataan yang berhubungan dengan kondisi yang
Anda alami ketika bekerja sehari-hari. Anda diminta kesediaannya untuk memilih
jawaban yang paling sesuai dengan keadaan Anda. Berikan tanda centang (√) pada kotak
pilihan yang Anda anggap paling sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya pada diri
Anda.
Pilihan jawaban yang dapat dipilih adalah:
STP : Sangat Tidak Puas
TP : Tidak Puas
P : Puas
SP : Sangat Puas
Contoh:
No. Pernyataan STP TP P SP
1. Seberapa puas anda terkait relasi anda dengan
rekan kerja?
√
Tidak ada jawaban yang salah, semua jawaban adalah benar sesuai dengan
kondisi Anda. Masing-masing orang memiliki jawaban yang berbeda, maka dari itu
pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan diri Anda.
Kerahasiaan jawaban anda dijamin oleh peneliti. Jika sudah selesai, harap periksa
kembali jawaban Anda dan pastikan tidak ada pertanyaan yang terlewati.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
No. Pernyataan STP TP P SP
1. Seberapa puas anda dengan upah yang anda terima dari
perusahaan?
2. Seberapa puas anda dengan upah anda jika
dibandingkan dengan upah rekan kerja anda?
3. Seberapa puas anda terhadap upah yang diberikan
perusahaan terhadap usaha dan kerja keras yang telah
anda berikan?
4. Seberapa puas anda dengan tunjangan (uang makan atau
uang lembur) yang perusahaan telah berikan kepada
anda?
5. Bagaimana menurut anda dengan jumlah jam kerja
mingguan anda?
6. Berdasarkan banyaknya pekerjaan yang anda miliki,
bagaimana perasaan anda melihat beban kerja yang
menjadi tanggungan anda di tempat kerja?
7. Bagaimana menurut anda tentang penggunaan teknologi
(perangkat yang membantu anda bekerja) di pos kerja
anda?
8. Seberapa puas anda tentang tingkat kondisi kesehatan di
tempat kerja anda?
9. Seberapa puas anda dengan peralatan keamanan, baik
untuk personal maupun untuk umum yang disediakan
oleh perusahaan?
10. Bagaimana menurut anda tentang tingkat kelelahan
akibat beban kerja perusahaan?
11. Apakah anda puas dengan hak membuat keputusan yang
diberikan oleh perusahaan anda?
12. Apakah anda puas dengan melihat betapa pentingnya
tugas/pekerjaan yang telah anda lakukan?
13. Bagaimana menurut anda terkait kemungkinan
melakukan beberapa tugas yang diberikan perusahaan
kepada anda?
14. Seberapa puas anda dengan evaluasi kinerja (terkait
seberapa baik atau buruk kinerja) yang anda lakukan?
15. Bagaimana menurut anda tentang tanggung jawab kerja
yang dibebankan kepada anda?
16. Bagaimana tanggapan anda tentang kesempatan yang
diberikan perusahaan untuk perkembangan karier anda
dalam perusahaan? (misal: peluang naik jabatan)
17. Bagaimana tanggapan anda dengan pelatihan (training)
yang disediakan perusahaan untuk pengembangan
kemampuan?
18. Bagaimana tanggapan anda tentang keadaan dan jumlah
pengunduran diri karyawan di perusahaan?
19.
Bagaimana perasaan anda terhadap dukungan
perusahaan (misal: pemberian fasilitas atau kesempatan)
agar anda dapat berkembang?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
No. Pernyataan STP TP P SP
20. Bagaimana perasaaan anda tentang diskriminasi (sosial,
ras, agama, dll) di dalam perusahaan?
21. Bagaimana perasaan anda melihat hubungan antara anda
dengan rekan kerja anda beserta atasan di pekerjaan
anda?
22. Bagaimana perasaan anda tentang komitmen dari tim
dan rekan kerja anda di perusahaan?
23. Bagaimana menurut anda tentang penghargaan terhadap
ide dan inisiatif anda dalam perusahaan?
24. Seberapa puas anda melihat perusahaan menghormati
hak karyawan, misal jaminan hari tua, jaminan pensiun,
jaminan kesehatan, dan lain-lain?
25. Seberapa puas anda melihat perusahaan bersikap
terhadap hak bersuara anda dalam perusahaan?
26. Seberapa puas anda dengan peraturan-peraturan yang
berlaku di perusahaan?
27. Bagaimana perasaan anda mengenai sikap saling
menghormati terhadap setiap individu dalam
perusahaan?
28. Seberapa puas anda dengan efek yang diberikan
pekerjaan terhadap kehidupan pribadi (atau keluarga)
anda?
29. Seberapa puas anda terhadap dampak yang diberikan
pekerjaan terhadap waktu luang anda ?
30. Seberapa puas anda dengan jadwal kerja anda dan
jadwal istirahat anda?
31. Berkaitan dengan rasa bangga terhadap kinerja anda di
tempat kerja anda, bagaimana perasaan anda?
32. Apakah anda puas dengan citra perusahaan anda di mata
masyarakat?
33. Seberapa puas anda dengan sikap amal perusahaan
anda?
34. Seberapa puas anda dengan pelayanan dan produk yang
dihasilkan perusahaan anda?
35. Seberapa puas anda dengan cara atasan memperlakukan
karyawan di perusahaan?
Periksa kembali jawaban Anda
Jangan sampai ada yang terlewatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
SKALA B
PETUNJUK PENGISIAN
Berikut ini terdapat beberapa penyataan yang berhubungan dengan kondisi yang
Anda alami ketika bekerja sehari-hari. Anda diminta kesediaannya untuk memilih
jawaban yang paling sesuai dengan keadaan Anda. Berikan tanda centang (√) pada kotak
pilihan yang Anda anggap paling sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya pada diri
Anda.
Pilihan jawaban yang dapat dipilih adalah:
STS : Sangat Tidak Sesuai
TS : Tidak Sesuai
S : Sesuai
SS : Sangat Sesuai
Contoh:
No. Pernyataan STS TS S SS
1. Kepuasan terbesar dalam hidup saya berasal
dari pekerjaan
√
Tidak ada jawaban yang salah, semua jawaban adalah benar sesuai dengan
kondisi Anda. Masing-masing orang memiliki jawaban yang berbeda, maka dari itu
pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan diri Anda.
Kerahasiaan jawaban anda dijamin oleh peneliti. Jika sudah selesai, harap periksa
kembali jawaban Anda dan pastikan tidak ada pernyataan yang terlewati.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
No. Pernyataan STS TS S SS
1. Saat bekerja, saya merasa sangat bersemangat
2. Saya merasa bahwa pekerjaan yang saya lakukan
membawa arti ke dalam kehidupan saya
3. Saya menikmati pekerjaan yang saya lakukan
sehingga waktu terasa cepat berlalu
4. Saya merasa kuat dan mampu melakukan tugas yang
saya kerjakan
5. Saya merasa antusias dan bersemangat dengan
pekerjaan saya
6. Saat bekerja, saya sangat fokus pada apa yang saya
kerjakan
7. Pekerjaan saya memberikan inspirasi dalam hidup
saya
8. Saat saya bangun pagi hari, saya sangat bersemangat
untuk berangkat kerja
9. Saya merasa senang ketika saya dapat bekerja keras
10. Saya bangga dengan pekerjaan saya
11. Saya sangat menikmati pekerjaan saya
12. Dalam sekali kerja, saya dapat bekerja terus menerus
dalam waktu yang lama
13. Menurut saya, perkerjaan saya menantang
14. Saya larut dalam pekerjaan saya ketika bekerja
15. Secara mental, saya merasa tahan banting ketika
bekerja
16. Saya merasa kesulitan jika harus meninggalkan
pekerjaan saya
17. Saat bekerja saya selalu memberikan yang terbaik,
walaupun kadang ada beberapa masalah
Periksa kembali jawaban Anda
Jangan sampai ada yang terlewatkan
Terima Kasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
LAMPIRAN 6
Surat Magang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI