hubungan antara faktor

6
HUBUNGAN ANTARA FAKTOR-FAKTOR TERKAIT DIABETES DAN PARAMETER PERIODONTAL KLINIS PADA PENDERITA DM TIPE-2 Latar Belakang: Bukti-bukti menunjukan bahwa diabetes merupakan salah satu faktor risiko terhadap peningkatkan kejadian gingivitis dan periodontitis. Tetapi, masih terdapat kontrovesi mengenai hubungan antara faktor-faktor terkait diabetes dan kesehatan periodontal. Tujuan penelitian ini adalah menelusuri hubungan dantara faktor-faktor terkait diabetes seperti HbA1c, gula darah puasa (GDP), durasi diabetes, dan kepatuhan terhadap pengobatan mandiri DM dan status kesehatan periodontal. Metode: Kesehatan periodontal 125 partisipan dengan DM tipe-2 diukur dengan jumlah kehilangan gigi, indeks periodontal komunitas (CPI), indeks periodontal Russell, dan indeks perdarahan papiler. Informasi mengenai faktor sosiodemografi, kebiasaan OH, durasi, dan kepatuhan terhadap pengobatan DM, level HbA1c, dan GDP dikumpulkan melalui wawancara dan rekam medis RS. Secara statistik, uji t-independen, uji ANOVA, uji chi- square, dan analisa regresi multiple digunakan untuk menilai hubungan antara faktor terkait diabetes dan kesehatan periodontal. Hasil: Parameter periodontal termasuk jumlah gigi yang lepas dan indeks perdarahan papiler secara bermakna dipengaruhi oleh durasi menderita DM, GDP, dan kepatuhan terhadap pengobatan DM mandiri. CPI secara bermakna dipengaruhi oleh durasi DM, GDP, dan HbA1C. Indeks periodontal Russell secara bermakna dipengaruhi oleh durasi DM, GDP, HbA1C, dan kepatuhan terhadap pengobatan DM mandiri. Hasil analisa regresi linier multipel menunjukan bahwa durasi DM menunjukan korelasi positif yang bermakna dengan semua parameter kesehatan periodontal, kecuali untuk gigi yang tanggal. HbA1c

Upload: agust-salim

Post on 26-Dec-2015

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hubungan Antara Faktor

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR-FAKTOR TERKAIT DIABETES DAN PARAMETER PERIODONTAL KLINIS PADA PENDERITA

DM TIPE-2

Latar Belakang:Bukti-bukti menunjukan bahwa diabetes merupakan salah satu faktor risiko terhadap peningkatkan kejadian gingivitis dan periodontitis. Tetapi, masih terdapat kontrovesi mengenai hubungan antara faktor-faktor terkait diabetes dan kesehatan periodontal. Tujuan penelitian ini adalah menelusuri hubungan dantara faktor-faktor terkait diabetes seperti HbA1c, gula darah puasa (GDP), durasi diabetes, dan kepatuhan terhadap pengobatan mandiri DM dan status kesehatan periodontal.

Metode:Kesehatan periodontal 125 partisipan dengan DM tipe-2 diukur dengan jumlah kehilangan gigi, indeks periodontal komunitas (CPI), indeks periodontal Russell, dan indeks perdarahan papiler. Informasi mengenai faktor sosiodemografi, kebiasaan OH, durasi, dan kepatuhan terhadap pengobatan DM, level HbA1c, dan GDP dikumpulkan melalui wawancara dan rekam medis RS. Secara statistik, uji t-independen, uji ANOVA, uji chi-square, dan analisa regresi multiple digunakan untuk menilai hubungan antara faktor terkait diabetes dan kesehatan periodontal.

Hasil:Parameter periodontal termasuk jumlah gigi yang lepas dan indeks perdarahan papiler secara bermakna dipengaruhi oleh durasi menderita DM, GDP, dan kepatuhan terhadap pengobatan DM mandiri. CPI secara bermakna dipengaruhi oleh durasi DM, GDP, dan HbA1C. Indeks periodontal Russell secara bermakna dipengaruhi oleh durasi DM, GDP, HbA1C, dan kepatuhan terhadap pengobatan DM mandiri. Hasil analisa regresi linier multipel menunjukan bahwa durasi DM menunjukan korelasi positif yang bermakna dengan semua parameter kesehatan periodontal, kecuali untuk gigi yang tanggal. HbA1c berhubungan dengan indeks periodontal Russell dan perdarahan papiler . GDP dan kepatuhan terhadap pengobatan DM mandiri berhubungan dengan ketanggalan gigi dan indeks perdarahan papiler.

Simpulan:Faktor terkait diabetes seperti durasi DM, GDP, hbA1c, dan kepatuhan terhadap pengobatan DM mandiri secara bermakna berhubungan dengan kesehatan periodontal pada penderita DM tipe-2.

LATAR BELAKANGPenyakit periodontal, salah satu di antara penyakit inflamasi kronis yang paling sering, dengan berbagai derajat kehancuran jaringan ikat sekitar gigi, dapat menyebabkan ketanggalan gigi. Penyakit periodontal meliputi gingivitis (dimana peradangan terjadi hanya pada gingivan dan dapat diperbaiki dengan kebersihan oral yang baik) dan periodontitis (dimana peradangan menyebar dan menyebabkan kerusakan jaringan resorpsi tulang alveolar). Periodontitis terutama dialami oleh orang dewasa dan

Page 2: Hubungan Antara Faktor

kejadiannya meningkat sejalan dengan usia. Menurut laporan yang diterbitkan pada 2010 mengenai kesehatan mulut orang Korea, 29,8% partisipan dalam kategori umur 35-44 memiliki lubang periodontal lebih dari 4 mm, dan nilai meningkat 55,2% pada kategori umur 65-74 tahun. Pada kategori umur 35-44 tahun, hanya 21, 8% partisipan dilaporkan memiliki periodontium yang sehat tanpa perdarahan gingiva. Periodontitis memilki dampak yang buruk terhadap banyak aspek kehidupan sehari-hari dan kualitas hidup.Di antara berbagai faktor risiko periodontitis, DM terbukti sebagai faktor risiko mayor. Prevalensi periodontitis lebih tinggi dan gejalanya lebih parah pada penderita DM dibandingkan dengan non-DM. Pengaruh DM terhadap kesehatan mulut dengan baik telah didokumentasikan. Kondisi mulut yang sering teramati pada penderita DM meliputi karies gigi, xerostomia (mulut kering), gigi tanggal, gingivitis, cheilitis, peningkatan kadar glukosa pada ludah, dan periodontitis.DM, sebagai akibat dari defisiensi sekresi insulin atau kerja insulin, merupakan kelainan metabolik yang menyertai komplikasi kronik seperti kerusakan pembuluh darah mikro, kerusakan saraf, dan aterosklerosis. Bersamaan dengan perkembangan sosioekonomi dan perubahan gaya hidup, kejadian DM meningkat. Menurut sebuah laporan yang diterbitkan tahun 2009, 10,2% pria, 7,9% wanita, dan 9,1 total populasi Korea menderita DM.Banyak penelitian melaporkan hubungan antara berbagai faktor terkait DM meliputi HbA1c dan durasi DM, dan kesehatan periodontal. Pada Survey NHANES III, orang dewasa dengan kadar HbA1c >9% memiliki kejadian periodontitis parahdibandingkan dengan non-DM. Banyak penelitian setuju bahwa HbA1c berhubungan dengan keparahan periodontitis. Meskipun demikian, penelitian-penelitian yang mengevaluasi hubungan antara periodontitis dan durasi DM memiliki hasil yang berbeda. Sebagai contoh, Standberg dkk melaporka durasi DM tidak berhubungan dengan DM. penelitian lain melaporkan kejadian periodontitis meningkat sejalan dengan durasi DM.Sebagai tambahan, penelitian mengenai hubungan kesehatan periodontal dan faktor kebiasaan pada diabetes seperti diet sehat, latihan fisik, dan monitoring glukosa darah sendiri, jarang dilakukan. Namun, sebuah laporan menyelidiki bahwa keberhasilan merawat gigi sendiri berhubungan dengan kadar HbA1c di antara penderita DM. Dengan menilai kepatuhan terhadap pengobatan mandiri DM, yang menggambarkan derajat kebenaran mengikuti nasihat medis tentang pengobatan mandiri meliputi diet, obat-obatan, dan latihan fisik, kami mencoba mengevaluasi hubungan antara faktor kebiasaan penderita DM dengan kesehatan periodontal.Karena itu, kami menjalankan penelitian ini untuk memahami hubungan antara berbagai faktor terkait DM seperti durasi DM, HbA1c, GDP, dan kepatuhan terhadap pengobatan mandiri DM dengan kesehatan periodontal.

METODE PENELITIANPartisipan penelitianSebanyak 125 pasien DM diambil dari Bagian Endokrinologi RS Universitas Yeungnam, berlokasi di Kota Daegu, Korea Selatan, dari November 2005-Febuari 2006. Kriteria inklusi penelitian ini adalah: 1) diagnosa DM tipe-2 oleh seorang endokrinologis lebih dari 1 tahun, 2) memiliki jumlah gigi 8 atau lebih, 3) tidak memiliki masalah kesehatan umum lain, seperti penyakit kardiovaskular, hati, dan ginjal, atau penyakit sistemik lain: meliputi kelainan imunologi atau psikiatri. Semua partisipan menyertakan surat

Page 3: Hubungan Antara Faktor

persetujuan sebelum mengikuti penelitian. Penelitian ini disetujui oleh Institutional Review Board Universitas Yeungnam.

Pemeriksaan mulut dan informasi umumPemeriksaan mulut dan pemeriksaan dental panoramic X-ray dilakukan oleh dentis yang terlatih, yang menyediakan informasi berkaitan dengan indeks periodontal Russell. Penilaian kesehatan periodontal, jumlah gigi yang tanggal, indeks perdarahan papiler, dan indeks periodontal komunitas (CPI) dinilai menggunakan WHO-probe. Kriteria klinis untuk masing-masing parameter periodontal dijabarkan dalam tabel 1. Nilai tengah untuk masing-masing parameter periodontal dihitung secara terpisah. Faktor sosiodemografi(usia, jenis kelamin, dan pendidikan), kebiasaan kesehatan umum (merokok, dan konsumsi alkohol), kebiasaan kebersihan mulut (frekuensi sikat gigi dan edukasu kesehatan mulut), dan kepercayaan mengenai kesehatan mulut dinilai dengan menggunakan kuesioner.

Faktor terkait DMInformasi mengenai HbA1c, yang menggambarkan persentase hemoglobin yang terglikosilasi, dan GDP dikumpulkan dari rekam medis penderita yang mengunjungi RS secara teratur, dengan persetujuan partisipan. Faktor lainnya, termasuk durasi dan kepatuhan terhadap pengobatan DM mandiri didapat melalui kuesioner. Kuesioner mengenai kepatuhan terhadap pengobatan DM mandiri, yang merupakan modifikasi kuesioner oleh Park, terdiri dari 14 pertanyaan(4 pertanyaan mengenai kontrol diet, 2 mengenai latihan fisik, 2 mengenai terapi insulin, 5 mengenai monitoring gula darah sendiri dan tatalaksan umum, dan 1 mengenai edukasi diabetes) [gambar 1]. Setiap pertanyaan bernilai 4 poin skala Likert (1=terus menerus dan 4=tidak pernah) dengan nilai yang tinggi mengindikasikan managemen DM yang buruk. Nilai tengah masing-masing pertanyaan dihitung secara terpisah.

Analisis statistikPerbandingan keempat parameter kesehatan periodontal dengan faktor terkait DM menggunakan uji t-independen, ANOVA satu arah, dan uji chi-square. Analisa regresi multipel digunakan untuk menelusuran variabel-variabel kesehatan periodontal dengan faktor sosiodemografi, faktor terkait Dm, dan kebiasaan kesehatan mulut. Semua analisa statistik menggunakan program SPSS (SPSS 19.0 for Windows, SPSS inc, USA). Tingkat signifikansi statistik diatur pada nilai 0,05.

HASIL PENELITIAN

1. distribusi karakteristik sosiodemografi, merokok, minum alkohol, dan kebiasaan higienitas mulutDistribusi faktor sosiodemografi, gaya hidup, dan kebiasaan higien mengenai parameter periodontal ditunjukan dalam tabel 2. Usia rata-rata partisipan adalah 57,8 tahun (rentang;33-75 tahun) dan 61,6% partisipan adalah laki-laki. Mayoritas tingkat pendidikan partisipan di bawah lulusan sekolah menengah (57,6%). Prevalensi merokok dan konsumsi alkohol sebanyak 24% dan 40,8%. Frekuensi sikat gigi terbanyak dilaporkan sebanyak 2 kali sehari (56,8%). Hanya 20% subyek yang mendapat edukasi mengenai kesehatan mulut. Mengenai persepsi

Page 4: Hubungan Antara Faktor

personal terhadap status kesehatan mulut, mayoritas subyek dilaporkan “tidak sehat” (72,8%).

2. Status kesehatan periodontal menurut faktor terkait diabetes.Distribusi faktor terkait diabetes menurut parameter periodontal ditunjukan pada tabel 3 dan 4. Durasi diabetes dan GDP mayoritas subyek penelitian dilaporkan selama 6-9 tahun (59,2%) dan 140-199 mg (40%), berurutan. Kadar HbA1c di atas 7% diamati pada 69,6% subyek. Kepatuhan terhadap pengobatan sendiri diabetes digolongkan menjadi 2 kategori (patuh: partisipan dengan nilai > nilai rerata (2,40) kepatuhan terhadap pengobatan sendiri diabetes dari semua partisipan, tidak patuh: sebaliknya): 56,0% dari subyek termasuk dalam kategori patuh. Jumlah gigi tanggal dan nilai indeks perdarahan papiler meningkat secara bermakna pada mereka yang termasuk dalam kategori durasi diabetes yang lebih lama, nilai GDP yang lebih tinggi, dan tidak patuh pada kepatuhan terhadap pengobatan sendiri diabetes. Partisipan dengan durasi diabetes yang lebih lama, kadar GDP yang lebih tinggi, dan HbA1c >=7% menunjukan nilai yang lebih tinggi dari CPI dan indeks periodontal Russell secara bermakna yang berarti kesehatan periodontal yang lebih buruk. Partisipan yang termasuk dalam kategori tidak patuh terhadap pengobatan sendiri diabetes menunjukan nilai indeks periodontal Russell yang lebih tinggi secara bermakna.

3. Analisis Regresi MultipelPada analisis regresi linear multipel, durasi menderita diabetes secara bermakna berkaitan dengan semua parameter kesehatan periodontal, kecuali untuk ketanggalan gigi. Ketanggalan gigi secara bermakna berhubungan dengan usia dan GDP (r2=0,535, p<0,001). CPI secara bermakna berhubungan dengan merokok, tingkat pendidikan, durasi diabetes, dan edukasi kesehatan mulut (r2 = 0,400, p<0,001). Indeks periodontal Russell secara bermakna berhubungan dengan durasi diabetes, HbA1c, dan edukasi kesehatan mulut (r2=0,542, p<0,001). Dan indeks perdarahan papiler secara bermakna berhubungan dengan tingkat pendidikan, durasi diabetes, HbA1c, dan kepatuhan terhadap pengobatan sendiri diabetes (r2=0,433, p<0,001)[tabel 5].

PEMBAHASAN