hubungan adversityduigmi komitmen

16
HUBUNGAN ADVERSITY DUiGMi KOMITMEN ORGANISASI PADA PEREMPUAN BERPERAN GANDA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia Untuk Memenuhi Sebagian^DariSyarat-syarat Guna Memperoleh Derajat Sarjana SI Psikologi ISLAM Oleh: Nia Kusuma Wardhani 00 320 100 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2004

Upload: others

Post on 29-Dec-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN ADVERSITYDUiGMi KOMITMEN

HUBUNGAN ADVERSITYDUiGMi KOMITMEN

ORGANISASI PADA PEREMPUAN

BERPERAN GANDA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia

Untuk Memenuhi Sebagian^DariSyarat-syarat Guna Memperoleh

Derajat Sarjana SI Psikologi

ISLAM

Oleh:

Nia Kusuma Wardhani00 320 100

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2004

Page 2: HUBUNGAN ADVERSITYDUiGMi KOMITMEN

HALAMAN PERSEMBAHAN

Segala Puji bagi Allah SWT, atas rahmat dan kasih sayang-Nya sehingga karya

sederhana ini dapat terselesaikan.

Karya kecil ini merupakan hasil perjuangan panjang ditengah-tengah kerisauan

dan kegalauan hati.

Dan

Karya sederhana ini kupersembahkan untuk:

Ayahanda dan ibunda tercinta,

Bpk. M. Anshorv Madiid &Ibu Umi Rahavu Ch.

Pengorbanan, kasih sayang, kerja keras serta do'a tulusmu

adalah kekuatan dalam hidupku.

Saudaraku,

Iabal Hanief,

Dorongan, semangat serta bantuanmu

memberi warna dalam hidupku.

Your beliefs determines your action

And youraction determines yourresult

Butfirstyou have to believe...

(MarkVictor Hanson)

IV

Page 3: HUBUNGAN ADVERSITYDUiGMi KOMITMEN

PRAKATA

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.

Alhamdulillahi Rabbil 'aalamin, Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, yang

dengan limpahan kasih sayang-Nya telah mengaruniakan segala petunjuk,

kemudahan dan kekuatan bagi penulis sehingga penulis berhasil melalui proses

penyelesaian penulisan skripsi ini.

Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada junjungan kita Nabi

Munammad SAW, keluarga, sahabat serta pengikutnya yang senantiasa hingga

akhir zaman.

Ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya penulis sampaikan kepada

pihak-pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan kepada penulis

selama ini:

1. Ibu Dr. Sukarti, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia.

2. Bapak Sus Budiharto, S.Psi, Psi, selaku Dosen pembimbing skripsi atas segala

bimbingan, arahan, dorongan, serta masukan yang sangat berharga bagi

penulis selama menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Sonny Andrianto, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang banyak

memberikan bantuan kepada penulis selama menempuh pendidikan di

Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia.

4. Bapak Irwan Nuryana, S.Psi., M.Si, atas segala bantuan, arahan dan masukan

dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Ibu Emi Zulaifah, Dra. M.Sc, terima kasih atas saran serta diskusinya saat

proses pembuatan proposal skripsi.

vt

Page 4: HUBUNGAN ADVERSITYDUiGMi KOMITMEN

6. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi UII, Pak Bachtiar, Pak Sumaryono, BuRatna, Pak Bagus, Pak Arif Fahmi, Pak Sentot H, Bu Yuli, Bu Uyun, Pak Fuad,Bu Hepi, Bu Retno, Bu Mira, Bu Miftah, serta staf karyawan Fakultas PsikologiUII, atas segala bantuan yang penulis terima selama ini.

7. Bpk. Pardiman dan Bpk. Sahala Manalu, selaku pemimpin cabang BankRakyat Indonesia Surabaya Kaliasin dan Pahlawan beserta staf-stafnya Bpk.Sutaryo, Bpk. Supriyono Husodo, Bpk. Aos Kosasih, Ibu. Farida Budi, Bpk.Tapto Djani, Bpk. Tang Laming, serta seluruh kepala unit di BRI Surabaya,atas bantuan dan kemudahan yang diberikan kepada penulis.

8. Seluruh karyawati Bank Rakyat Indonesia Surabaya yang telah meluangkanwaktu disela tugasnya dan mau ^membuka din' untuk menjadi subjekpenelitian.

9. Ayahanda M. Anshory Madjid dan Ibunda Umi Rahayu, atas pengorbanan,kasih sayang, kerja keras, serta doa tulus yang senantiasa mengalirmenjadikan motivator bagi penulis untuk mewujudkan harapan.

10. De' iqbal Hanief, atas segala dorongan, bantuan dan tempat untuk berbagikeluh kesah selama penulis menyelesaikan skripsi.

11. Keluarga di Godean, Pak de' Radji, Bu de' Endang, Nisa dan Devi, sertakeluarga di Prambanan, Mas Heny, Mba'Tutik, Firdha, Fifi, Dina, terima kasihatas segala bantuan serta bimbingan selama penulis berada di Jogja.

12. Dr. Gendon, Om Hasan, Om Mudjiono, atas diskusi, motivasi dan arahannyadalam proses penyusunan skripsi ini.

w

Page 5: HUBUNGAN ADVERSITYDUiGMi KOMITMEN

DAFTARISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN

HALAMAN PERNYATAAN

HALAMAN PERSEMBAHAN

HALAMAN MOTTO

PRAKATA

DAFTARISI

DAFTARTABEL

DAFTAR LAMPIRAN

INTISARI

BAB I. PENGANTAR

A. Latar Belakang Masalah

B. Tujuan Penelitian

C. Manfaat Penelitian

D. Keaslian Penelitian

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Komitmen Organisasi

1. Pengertian Komitmen Organisasi

2. Aspek-aspek Komitmen Organisasi 12

3. Faktor-faktor Komitmen Organisasi 14

4. Tahap-tahap Komitmen Organisasi 15

iX

VI

ix

xii

xiii

xv

1

1

5

5

6

9

9

9

Page 6: HUBUNGAN ADVERSITYDUiGMi KOMITMEN

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. AngketTry Out

Lampiran 2. Data Try Out Adversity 50Lampiran 3. Data Try Out Komitmen Organisasi 55Lampiran 4. Hasil Uji Validitas dan Reliabifitas Adversity. 61Lampiran 5. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Komitmen Organisasi 64Lampiran 6. Angket Penelitian

' , 5/

Lampiran 7. Data Penelitian Adversity 68Lampiran 8. Data Penelitian Komitmen Organisasi 72Lampiran 9. Hasil Penelitian

• • 76

Lampiran 10. Pernyataan Menjaga Etika Akademik

Lampiran 11.Surat Ijin Penelitian

Lampiran IZHSurat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

XIII

Page 7: HUBUNGAN ADVERSITYDUiGMi KOMITMEN

dapat bersikap bijaksana dalam pengaturan waktu maupun pikiran, sehinggaseringkali terjadi ketegangan di dalam kehidupan keluarga, sehingga tuntutan-tuntutan tersebut berpotensi menjadi sumber stress bagi perempuan yangbekerja di sektor publik dan berperan sebagai isteri maupun ibu di rumah fTiatri,1996). Menjadi ibu yang baik di rumah tidaklah selafu mudah bagi para wanitakarier. Hal ini dfcebabkan oleh salah satu sifat manusia yang suka membawamasalan pekerjaan di daiam lingkup keluarga, sehingga dapat mempengaruhikeharmonisan keluarga (Ancok, 1995).

Peran ganda pada perempuan menimbulkan konsekuensi lain, yaituperempuan dituntut untuk memiiiki komitmen ganda antara pekerjaan danumsan rumah tangga. Bekerja di sektor publik dengan mencurahkan segalatenaga, pikiran, serta dedikasi untuk perusahaan. Begitu pula sebaliknya denganurusan dirumah, ia bertanggung jawab atas keperiuan dan urusan rumah tangga,mendidik dan memberikan perhatian bagi suami dan anak-anak. Tetapi jika haltersebut tidak dapat terlaksana dengan baik akan menimbulkan konflik dan dapatmengorbankan salah satu dari keduanya. Memilih untuk meniti karir denganmengorbankan keluarga, atau bahkan sebaliknya, mengesampingkan pekerjaan,atau bahkan keluar dari pekerjaan yang selama ini sudah karyawati jalankan danmemilih untuk menjadi ibu rumah tangga, mengurus suami dan anak-anaknya.

Ketidakmampuan untuk menyeimbangkan berbagai peran antarapekerjaan dengan urusan rumah tangga dapat menimbulkan masalah, hal inidapat menimbulkan dampak negatif bagi perusahaan. Menurut Cox &Blake(Wisnuwardani, 1998) dalam mengelola karyawati perusahaan tidak pernahsesukses mengelola karyawan. Lebih lanjut dalam survey yang pernah

Page 8: HUBUNGAN ADVERSITYDUiGMi KOMITMEN

dilakukannya di beberapa perusahaan, menunjukkan bahwa angka turn overdan

absensi pada karyawati lebih tinggi daripada karyawan. Selain itu disebutkan

juga bahwa antara tahun 1980-1987, karyawati di Amerika Serikat memiliki

angka turn over dua kali lebih besar dibandingkan dengan karyawan. Tingginya

angka turn over pada karyawati akan menyebabkan dampak negatif yang dapat

menimbulkan kerugian pada perusahaan, baik itu kerugian secara finansial,

waktu, maupun tenaga. Hal tersebut di atas dapat menunjukkan rendahnya

tingkat komitmen organisasi yang dimiliki oleh karyawati. Selain turn over,

rendahnya tingkat komitmen organisasi dapat ditunjukkan melalui disiplin kerja,

rendahnya produktifitas dan kualitas kerja, absensi dan meningkatnya tingkat

keterlambatan kerja.

Disinilah seseorang dituntut untuk bertahan dan berusaha mengatasi

masalah tersebut, yang kemudian akan mendorongnya untuk berusaha mencapai

keberhasilan dimasa yang akan datang. Sedangkan apabila seseorang tidak

dapat mengatasi tantangannya maka ia akan cenderung mengalami kegagalan

dan hal ini akan dapat menurunkan motivasinya. Motivasi berkaitan dengan

adversity, menurut Stoltz (2000), tinggi rendahnya adversity seseorang

dipengaruhi oleh performansi, motivasi, empowerment, kreativitas, produktivitas,

pembelajaran, energi, harapan, kebahagiaan-vitalitas-kegembiraan, kesehatan

emosional, kesehatan fisik, ketekunan, kelenturan, peningkatan terus menerus,

respon untuk berubah. Adversity merupakan kecerdasan atau kemampuan yang

dimiliki seseorang dalam mengatasi kesulitan dan masalah yang dihadapi serta

kesanggupan untuk bertahan hidup.

Page 9: HUBUNGAN ADVERSITYDUiGMi KOMITMEN

adanya korelasi yang sangat signifikan antara spiritual quotient dengan

komitmen organisasi karyawan.

Hubungan antara kecerdasan emosi-spiritual (ESQ) dengan komitmen

organisasi pada perawat, oleh Vamelia pada tahun 2003. Variabel-variabel yang

diukur adalah kecerdasan emosi-spiritual (ESQ) dan komitmen organisasi.

Sedangkan subjek penelitiannya adalah perawat Rumah Sakit Umum PKU

Muhammadiyah Yogykarta. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya korelasi

antara kecerdasan emosi-spiritual (ESQ) dengan komitmen organisasi pada

perawat.

Hubungan antara budaya organisasi dengan komitmen karyawan

terhadap perusahaan, oleh Meina pada tahun 2003. Variabel-variabel yang diukur

adalah budaya organisasi dan komitmen karyawan. Hasil dari penelitian ini

menunjukkan adanya hubungan antara budaya organisasi dengan komitmen

karyawan terhadap perusahaan.

Penelitian yang pernah dilakukan dengan topik adversity adalah :

Hubungan antara kedemokratisan pola asuh orang tua dengan adversity

quotient, oleh Mahanani pada tahun 2002. Hasil dari penelitian ini menunjukkan

ada hubungan positif yang sangat signifikan antara kedemokratisan pola asuh

orang tua dengan adversity quotient

Hubungan antara orientasi religius dan adversity quotient pada

paramedis, oleh Nadia pada tahun 2002. Hasil dari penelitian ini menunjukkan

ada hubungan positif yang signifikan antara orientasi religius dan adversity

quotient pada paramedis.

Page 10: HUBUNGAN ADVERSITYDUiGMi KOMITMEN

16

dari orang lain, seperti pembayaran. Komitmen pada fase ini sangat

rentan bila karyawan tersebut menghadapi kondisi yang tidak sesuai

dengan harapannya yang dapat mengakibatkan mudahnya kehilangankomitmen.

2. Fase identifikasi dimana karyawan menerima pengaruh untuk

mempertahankan suatu kepuasan, dan berhubungan dengan identifikasi

diri, merasa bangga memiliki organisasi, selain itu karyawan tersebut

berusaha membina dan mempertahankan hubungan baik dengan orang

lain. Semakin baik hubungan dengan orang lain, semakin ia memiliki

kebanggaan berada dalam kelompok tersebut. Kebanggan inilah yangmendorong komitmen pada perusahaan.

3. Fase intemalisasi, seorang karyawan merasakan nlai-nilai pada organisasi

secara intrinsik sesuai atau sama dengan nilai-nilai pribadi. Fase

intemalisasi merupakan tahapan dimana komitmen karyawan terhadaporganisasi teruji kehandalannya. Pada tingkatan yang demikian, karyawan

tersebut memiliki tanggung jawab dan perasaan memiliki yang tinggi

terhadap perusahaannya. Mereka secara sadar memberikan kontribusinya

kepada perusahaan karena keyakinan bahwa pencapaian tujuan

perusahaan secara langsung atau tidak merupakan pencapaian tujuanpribadi.

5. Perempuan Berperan Ganda

Fuhrman (Burhan, 2002) berpendapat bahwa peran adalah suatu kategori

tingkah laku yang disediakan untuk suatu kelompok individu. Misalnya seorang

Page 11: HUBUNGAN ADVERSITYDUiGMi KOMITMEN

30

yang dimiliki oleh subjek menunjukkan semakin rendah komitmen organisasiyang dimiliki oleh subjek.

2. Adversity

Adversity adalah kecerdasan atau kemampuan yang dimiliki seseorangdalam mengatasi kesulitan dan masalah yang dihadapi serta kesanggupan untukbertahan hklup. Tinggi rendahnya adversity yang dimiliki seseorang diukurdengan menggunakan skala adversity yang disusun oleh peneliti sesuai denganaspek-aspek yang telah dikemukakan oleh Stote (2000) antara lain : tingkatkendali, asal-usul, pengakuan, jangkauan, dan daya tahan. Semakin tinggi skoryang diperoleh subjek menandakan semakin tinggi pula kemampuan subjekdalam merespon kesulitan. Semakin rendah skor yang diperoleh subjekmenandakan semakin rendah pula kemampuan subjek dalam meresponkesulitan.

C. Subjek Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah karyawati Bank Rakyat Indonesia

wilayah Surabaya. Karakteristik dari subjek penelitian antara lain sebagai berikut:a. Perempuan yang sudah menikah

b. Telah bekerja minimal selama 1tahun, dengan masa kerja tersebut karyawatidianggap telah mengetahui kebijakan yang ada di tempat ia bekerja dandianggap telah mampu melakukan penilaian di tempat ia bekerja.

Page 12: HUBUNGAN ADVERSITYDUiGMi KOMITMEN

32

hidup. Adversity dapat diketahui dengan menggunakan Adversity Respon Profile

(ARP) yaitu profil yang mengukur tentang respon seseorang dalam menghadapi

kesulitan yang merupakan modifikasi dan adaptasi dari Adversity Respon Profile

Quick Take yang dirancang oleh Stoltz (2000). Adversity Respon Profile (ARP)

mengalami perubahan yang disesuaikan dengan kondisi di Indonesia.

Tabel 2

Distribusi Butir Skala AdversitySebelum Uji Coba

Aspek-aspek Aitem Jumlah1. Control (kendali) 1, 6, 11,16, 21, 26, 31 7L 0/7<7//?(asalusul) 2, 7,12,17, 22, 27, 32 73. Ownership (pengakuan) 3,8,13,18,23,28,33 74. Reach (jangkauan) 4, 9, 14, 19, 24, 29, 34 75. Endurance (daya tahan) 5, 10, 15, 20, 25, 30, 35 7

Jumlah35

E. Metode Analisis Data

Tehnik analisis data yang digunakan dalam oenelitian ini berupa data

statistik yang bertujuan untuk mengujj hipotesis penelitian. Model analisis

statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah korelasi product moment

Spearman. Korelasi product moment digunakan untuk mengetahui hubungan

antara adversity dengan komitmen organisasi. Model analisis ini dengan

menggunakan SPSS (Statistic Program for SocialScience) versi 11.00

Page 13: HUBUNGAN ADVERSITYDUiGMi KOMITMEN

34

corporate governance, dan memberikan keuntungan dan manfaat yang optimalkepada pihak - pihak yang berkepentingan.

Sasaran Jangka Panjang Bank Rakyat Indonesia adalah menjadi banksehat dan salah satu dari lima bank terbesar dalam asset dan keuntungan,menjadi bank terbesar dan terbaik dalam pengembangan usaha mikro, kecil danmenengah, menjadi bank terbesar dan terbaik dalam pengembangan agribisnis,menjadi salah satu bank go publik terbaik, menjadi bank yang melaksanakan

good corporate governance secara konsisten, dan menjadikan budaya kerja BRIsebagai sikap dan perilaku semua insan BRI.

BRI cabang Surabaya Kaliasin memiliki unit kerja sebanyak 28 orang,dengan jumlah karyawan 250, yaitu pegawai tetap dan kontrak. Jumlahkaryawati yang telah menikah sekitar 55 orang. Sedangkan BRI cabang SurabayaPahlawan memiliki unit kerja sejumlah 26, dengan jumlah karyawan 248,memiliki pegawai tetap sebanyak 167 orang dan pegawai kontrak 103 orang danpegawai percobaan sebanyak 8 orang.

Alasan peneliti memilih tempat di Bank Rakyat Indonesia Surabayadengan asumsi bahwa di lokasi tersebut terdapat kriteria subjek dari berbagaimacam karakteristik. Khususnya pada perempuan yang berperan ganda, selainmemiliki tuntutan yang besar dalam pekerjaannya perempuan berperan gandajuga memiliki tanggung jawab yang besar pula terhadap keluarga. Padahalaktiffitas kerja di dunia perbankan cukup padat. Karena alasan itulah penelitimemilih lokasi Bank Rakyat Indonesia sebagai subjek penelitian.

Page 14: HUBUNGAN ADVERSITYDUiGMi KOMITMEN

37

Tabel 3Distribusi Butir Skala Komitmen Organisasi

^^^^ITKe^eTciyaan penuh dan 1(1), 11, 21, 31 6,1K13), 26, 8

penerimaan nilai-nilai 36(25)

2. SSTST 2(2), 12(9), 22, 7(6, 17(M), 8berusaha semaksimal 32 27,37mungkin demikepentingan perusahaan

3. Keinginan yang kuat 3(3), 13(10) 8(7)^8 8untuk mempertahankan 23(17), 33(22) 28(20), 38(26)

, ^Recommitment 4^4(H^ 9^19^ 85. Normative commitment f^g^ $**16)'̂ 8

Catatan : angka dalam kurung ( ) adalah nomor urut but.r baru setelah u]icoba

2. Skala Adversity

Hasil analisis menunjukkan bahwa dari 35 aitem yang diuji cobakan, 29 aitem

sahih dan 6aitem gugur. Aitem aitem yang gugur tersebut adalah 4, 5, 8, 28,

32, 34. Koefisien validitas 29 aitem yang sahih tersebut bergerak antara0.3168 - 0.7138 dengan alpha sebesar 0.9165. Distribusi penyebaran aitem

dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

Page 15: HUBUNGAN ADVERSITYDUiGMi KOMITMEN

43

konflik yang terjadi dalam dirinya. Faktor pendidikan non-formal juga memilikipengaruh terhadap adversity, hal tersebut berpengaruh terhadap pembentukan

kebiasaan yang sehat, perkembangan watak, hasrat dan kinerja yang dihasilkan.Selain itu faktor pengalaman pribadi yang terjadi dalam diri seseorang dapat jugaberpengaruh, bagaimana seseorang mengalami konflik yang terjadi dalam dirinyadan juga bagaimana cara menyelesaikan dan memecahkan masalah yang sedangia hadapi akan berpengaruh terhadap tingkat adversity. Sedangkan motivasi atauhasrat merupakan kemauan atau dorongan di baffle seseorang melakukansesuatu, hal ini datangnya dari dalam diri. Kekuatan ini merupakan hal pentingdalam usaha untuk mengatasi segala tantangan dan kesulitan dalam hidupseseorang karena dengan motivasi yang kuat seseorang tidak mudah menyerahatau terpengaruh oleh hal-hal yang sifatnya dari luar. Hal ini sejalan denganpendapat Stolz (2000) bahwa motivasi berpengaruh terhadap adversity yangdimiliki oleh seseorang.

Kedua, tidak adanya hubungan antara adversity dengan komitmen

organisasi belum tentu sepenuhnya dikarenakan faktor alat ukurr kemungkinanlebih pada faktor yang berkaitan dengan karyawati itu sendiri ataupun faktorkekeliruan yang mungkin saja terjadi pada saat pelaksanaan atau teknis yangdrlakukan oleh peneliti pada saat melakukan penelitian.

Menurut penelitian Chusmir (Jewell &Siegal, 1998) menunjukkan bahwa

faktor kepribadian memiliki pengaruh yang besar terhadap tinggi rendahnyakomitmen organisasi yang dimiliki seseorang. Dalam penelitian ini adversity yangdiasumsikan sebagai faktor kepribadian memiliki pengaruh yang sangat kecil, haltersebut dikarenakan faktor kepribadian yang berpengaruh terhadap komitmen

Page 16: HUBUNGAN ADVERSITYDUiGMi KOMITMEN

44

organisasi tidak hanya adversity saja, adversity hanyalah salah satu dari sekian

banyak variabel kepribadian.

Jika diteliti lebih lanjut, berdasarkan kategori data empirik diketahui

subjek pada penelitian ini sebagian besar memiliki adversity kategori sedang dan

komitmen organisasi" yang juga sedang. Ini berarti kedua variabel tersebut

memiliki kategorisasi yang sama, dimana adversity dengan komitmen organisasi

perempuan berperan ganda pada karyawati Bank Rakyat Indonesia masuk dalamkategori sedang.