hopoglikemia.doc

40
HOPOGLIKEMIA November 21, 2009 at 4:58 am (Uncategorized ) Info Penyakit Hipoglikemia Definition : Hipoglikemia adalah suatu keadaan dimana kadar gula darah (glukosa) secara abnormal rendah. Cause : Hipoglikemia bisa disebabkan oleh: • Pelepasan insulin yang berlebihan oelh pankreas • Dosis insulin atau obat lainnya yang terlalu tinggi, yang diberikan kepada penderita diabetes untuk menurunkan kadar gula darahnya • Kelainan pada kelenjar hipofisa atau kelenjar adrenal • Kelaiana pada penyimpanan karbohidra atau pembentukan glukosa di hati. Secara umum, hipogklikemia dapat dikategorikan sebagai yang berhubungan dengan obat dan yang tidak berhubungan dengan obat. Sebagian besar kasus hipoglikemia terjadi pada penderita diabetes dan berhubungan dengan obat. Hipoglikemia yang tidak berhubungan dengan obat lebih jauh dapat dibagi lagi menjadi: - Hipoglikemia karena puasa, dimana hipoglikemia terjadi setelah berpuasa - Hipoglikemia reaktif, dimana hipoglikemia terjadi sebagai reaksi terhadap makan, biasanya karbohidrat. Hipoglikemia paling sering disebabkan oleh insulin atau obat lain (sulfonilurea) yang diberikan kepada penderita diabetes untuk menurunkan kadar gula darahnya. Jika dosisnya lebih tinggi dari makanan yang dimakan maka obat ini bisa terlalu banyak menurunkan kadar gula darah. Penderita diabetes berat menahun sangat peka terhadap hipoglikemia berat.

Upload: bagus-dwi-ef

Post on 09-Aug-2015

27 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: HOPOGLIKEMIA.doc

HOPOGLIKEMIA

November 21, 2009 at 4:58 am (Uncategorized)

Info PenyakitHipoglikemiaDefinition :Hipoglikemia adalah suatu keadaan dimana kadar gula darah (glukosa) secara abnormal rendah.Cause :Hipoglikemia bisa disebabkan oleh:• Pelepasan insulin yang berlebihan oelh pankreas• Dosis insulin atau obat lainnya yang terlalu tinggi, yang diberikan kepada penderita diabetes untuk menurunkan kadar gula darahnya• Kelainan pada kelenjar hipofisa atau kelenjar adrenal• Kelaiana pada penyimpanan karbohidra atau pembentukan glukosa di hati.

Secara umum, hipogklikemia dapat dikategorikan sebagai yang berhubungan dengan obat dan yang tidak berhubungan dengan obat.Sebagian besar kasus hipoglikemia terjadi pada penderita diabetes dan berhubungan dengan obat.Hipoglikemia yang tidak berhubungan dengan obat lebih jauh dapat dibagi lagi menjadi:- Hipoglikemia karena puasa, dimana hipoglikemia terjadi setelah berpuasa- Hipoglikemia reaktif, dimana hipoglikemia terjadi sebagai reaksi terhadap makan, biasanya karbohidrat.

Hipoglikemia paling sering disebabkan oleh insulin atau obat lain (sulfonilurea) yang diberikan kepada penderita diabetes untuk menurunkan kadar gula darahnya.Jika dosisnya lebih tinggi dari makanan yang dimakan maka obat ini bisa terlalu banyak menurunkan kadar gula darah.

Penderita diabetes berat menahun sangat peka terhadap hipoglikemia berat.Hal ini terjadi karena sel-sel pulau pankreasnya tidak membentuk glukagon secara normal dan kelanjar adrenalnya tidak menghasilkan epinefrin secara normal. Padahal kedua hal tersebut merupakan mekanisme utama tubuh untuk mengatasi kadar gula darah yang rendah.

Pentamidin yang digunakan untuk mengobati pneumonia akibat AIDS juga bisa menyebabkan hipoglikemia.Hipoglikemia kadang terjadi pada penderita kelainan psikis yang secara diam-diam menggunakan insulin atau obat hipoglikemik untuk dirinya.

Pemakaian alkohol dalam jumlah banyak tanpa makan dalam waktu yang lama bisa menyebabkan hipoglikemia yang cukup berat sehingga menyebabkan stupor.Olah raga berat dalam waktu yang lama pada orang yang sehat jarang menyebabkan hipoglikemia.

Page 2: HOPOGLIKEMIA.doc

Puasa yang lama bisa menyebabkan hipoglikemia hanya jika terdapat penyakit lain (terutama penyakit kelenjar hipofisa atau kelenjar adrenal) atau mengkonsumsi sejumlah besar alkohol.Cadangan karbohidrat di hati bisa menurun secara perlahan sehingga tubuh tidak dapat mempertahankan kadar gula darah yang adekuat.Pada orang-orang yang memiliki kelainan hati, beberapa jam berpuasa bisa menyebabkan hipoglikemia.Bayi dan anak-anak yang memiliki kelainan sistem enzim hati yang memetabolisir gula bisa mengalami hipoglikemia diantara jam-jam makannya.

Seseorang yang telah menjalani pembedahan lambung bisa mengalami hipoglikemia diantara jam-jam makannya (hipoglikemia alimenter, salah satu jenis hipoglikemia reaktif).Hipoglikemia terjadi karena gula sangat cepat diserap sehingga merangsang pembentukan insulin yang berlebihan. Kadar insulin yang tinggi menyebabkan penurunan kadar gula darah yang cepat.Hipoglikemia alimentari kadang terjadi pada seseorang yang tidak menjalani pembedahan. Keadaan ini disebut hipoglikemia alimentari idiopatik.

Jenis hipoglikemia reaktif lainnya terjadi pada bayi dan anak-anak karena memakan makanan yang mengandung gula fruktosa dan galaktosa atau asam amino leusin.Fruktosa dan galaktosa menghalangi pelepasan glukosa dari hati; leusin merangsang pembentukan insulin yang berlebihan oleh pankreas.Akibatnya terjadi kadar gula darah yang rendah beberapa saat setelah memakan makanan yang mengandung zat-zat tersebut.

Hipoglikemia reaktif pada dewasa bisa terjadi setelah mengkonsumsi alkohol yang dicampur dengan gula (misalnya gin dan tonik).

Pembentukan insulin yang berlebihan juga bisa menyebakan hipoglikemia. Hal ini bisa terjadi pada tumor sel penghasil insulin di pankreas (insulinoma).Kadang tumor diluar pankreas yang menghasilkan hormon yang menyerupai insulin bisa menyebabkan hipoglikemia.

Penyebab lainnya adalah penyakti autoimun, dimana tubuh membentuk antibodi yang menyerang insulin.Kadar insulin dalam darah naik-turun secara abnormal karena pankreas menghasilkan sejumlah insulin untuk melawan antibodi tersebut.Hal ini bisa terjadi pada penderita atau bukan penderita diabetes.

Hipoglikemia juga bisa terjadi akibat gagal ginjal atau gagal jantung, kanker, kekurangan gizi, kelainan fungsi hipofisa atau adrenal, syok dan infeksi yang berat.Penyakit hati yang berat (misalnya hepatitis virus, sirosis atau kanker) juga bisa menyebabkan hipoglikemia.

Page 3: HOPOGLIKEMIA.doc

Sign & Symptoms :Pada awalnya tubuh memberikan respon terhadap rendahnya kadar gula darh dengan melepasakan epinefrin (adrenalin) dari kelenjar adrenal dan beberapa ujung saraf. Epinefrin merangsang pelepasan gula dari cadangan tubuh tetapi jugamenyebabkan gejala yang menyerupai serangan kecemasan (berkeringat, kegelisahan, gemetaran, pingsan, jantung berdebar-debar dan kadang rasa lapar). Hipoglikemia yang lebih berat menyebabkan berkurangnya glukosa ke otak dan menyebabkan pusing, bingung, lelah, lemah, sakit kepala, perilaku yang tidak biasa, tidak mampu berkonsentrasi, gangguan penglihatan, kejang dan koma. Hipoglikemia yang berlangsung lama bisa menyebabkan kerusakan otak yang permanen. Gejala yang menyerupai kecemasan maupun gangguan fungsi otak bisa terjadi secara perlahan maupun secara tiba-tiba. Hal ini paling sering terjadi pada orang yang memakai insulin atau obat hipoglikemik per-oral. Pada penderita tumor pankreas penghasil insulin, gejalanya terjadi pada pagi hari setelah puasa semalaman, terutama jika cadangan gula darah habis karena melakukan olah raga sebelum sarapan pagi. Pada mulanya hanya terjadi serangan hipoglikemia sewaktu-waktu, tetapi lama-lama serangan lebih sering terjadi dan lebih berat.Diagnose :Gejala hipoglikemia jarang terjadi sebelum kadar gula darah mencapai 50 mg/dL. Diagnosis hipoglikemia ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya dan hasil pemeriksaan kadar gula darah. Penyebabnya bisa ditentukan berdasarkan riwayat kesehatan penderita, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium sederhana. Jika dicurigai suatu hipoglikemia autoimun, maka dilakukan pemeriksaan darah untuk mengetahui adanya antibodi terhadap insulin. Untuk mengetahui adanya tumor penghasil insulin, dilakukan pengukuran kadar insulin dalam darah selama berpuasa (kadang sampai 72 jam). Pemeriksaan CT scan, MRI atau USG sebelum pembedahan, dilakukan untuk menentukan lokasi tumor.Treatment :Gejala hipoglikemia akan menghilang dalam beberapa menit setelah penderita mengkonsumsi gula (dalam bentuk permen atau tablet glukosa) maupun minum jus buah, air gula atau segelas susu. Seseorang yang sering mengalami hipoglikemia (terutama penderita diabetes), hendaknya selalu membawa tablet glukosa karena efeknya cepat timbul dan memberikan sejumlah gula yang konsisten. Baik penderita diabetes maupun bukan, sebaiknya sesudah makan gula diikuti dengan makanan yang mengandung karbohidrat yang bertahan lama (misalnya roti atau biskuit). Jika hipoglikemianya berat dan berlangsung lama serta tidak mungkin untuk memasukkan gula melalui mulut penderita, maka diberikan glukosa intravena untuk mencegah kerusakan otak yang serius. Seseorang yang memiliki resiko mengalami episode hipoglikemia berat sebaiknya selalu membawa glukagon. Glukagon adalah hormon yang dihasilkan oleh sel pulau pankreas, yang merangsang pembentukan sejumlah besar glukosa dari cadangan karbohidrat di dalam hati. Glukagon tersedia dalam bentuk suntikan dan biasanya mengembalikan gula darah dalam waktu 5-15 menit. Tumor penghasil insulin harus diangkat melalui pembedahan. Sebelum pembedahan, diberikan obat untuk menghambat pelepasan insulin oleh tumor (misalnya diazoksid). Bukan penderita diabetes yang sering mengalami hipoglikemia dapat menghindari serangan hipoglikemia dengan sering makan dalam porsi kecil.

Page 4: HOPOGLIKEMIA.doc

Leave a Comment

Kelainan bawaan pada   neonatus

November 21, 2009 at 4:52 am (Uncategorized)

1. Labioskizis dan LabiopalatoskizisLabioskizis atau labiopalatiskizis merupakan konginetal anomaly yang berupa kelainan bentuk pada struktur wajah, yang terjadi karena kegagalan proses penutupan procesus nasal medial dan maxilaris selama perkembangan fetus dalam kandunganEtiologi :• Kegagalan pada fase embrio yang penyebab belum diketahui• Faktor Herediter• Abnormal kromosom, mutasi gen dan teratogenManifestasi Klinik :Palatoskizis- Distorsi pada hidungAdanya celah pada bibirLabioskizis- Adanya celah pada tekak (uvula), palatum durum dan palatum moleAdanya rongga pada hidung sebagai celah pada langit-langit- Distorsi hidungPenatalaksanaan :• Tergantung pada beratnya kecacatan• Pertahankan pemberian nutrisi yang adekuat• Cegah terjadinya komplikasi• Dilakukan pembedahan2. Atresia EsophagusAtresia esophagus adalah gangguan pembentukan dan pergerakan lipatan pasangan kranial dan satu lipatan kaudal pada usus depan primitifEtiologi dari atresia esophagus yaitu kegagalan pada fase embrio terutama pada bayi yang lahir prematurManifestasi klinik pada neonatus dengan atresia esophagus antara lain :-Hhipersekresi cairan dari mulut- Gangguan menelan makanan (tersedak, batuk)Penatalaksanaan :• Pertahankan posisi bayi atau pasien dalam posisi tengkurap, bertujuan untuk meminimalkan terjadinya aspirasi• Pertahankan keefektifan fungsi respirasi• Dilakukan tindakan pembedahan3. Atresia Rekti dan Atresia AnusAtresia rekti yaitu obstruksi pada rektum (sekitar 2 c dari batas kulit anus). Pada pasien ini, umumnya memiliki kanal dan anus yang normalAtresia anus yaitu obstruksi pada anusEtiologiMalformasi kongenital

Page 5: HOPOGLIKEMIA.doc

Manifestasi Klinik- Tidak bisa BAB melalui anus- Distensi abdomen- Tidak dapat dilakukan pemeriksaan suhu rektal- Perut kembung- MuntahPenatalaksanaan :Dilakukan tindakan kolostomi4. HirschprungHirschprung merupakan kelainan konginetal berupa obstruksi pada sistem pencernaan yang disebabkan oleh karena menurunnya kemampuan motilitas kolon, sehingga mengakibatkan tidak adanya ganglionik ususEtiologi :Kegagalan pembentukan saluran pencernaan selama masa perkembangan fetusTanda dan Gejala :• Konstipasi/tidak bisa BAB/diare• Distensi abdomen• Muntah• Dinding abdomen tipisPenatalaksanaan :• Pengangkatan aganglionik (usus yang dilatasi)• Dilakukan tindakan Colostomi• Pertahankan pemberian nutrisi yang adekuat5. Obstruksi BilliarisObstruksi billiaris adalah tersumbatnya saluran kandung empedu karena terbentuknya jaringan fibrosisEtiologi :- Degenerasi sekunder- Kelainan kongenitalTanda dan Gejala :- Ikterik (pada umur 2-3 minggu)- Peningkatan billirubin direct dalam serum (kerusakan parenkim hati, sehingga bilirubin indirek meningkat)- Bilirubinuria- Tinja berwarna seperti dempul- Terjadi hepatomegaliPenatalaksanaanPembedahan6. OmfalokelOmfalokel merupakan hernia pada pusat, sehingga isi perut keluar dalam kantong peritoneumEtiologiKegagalan alat dalam untuk kembali ke rongga abdomen pada waktu janin berumur 10 mingguTanda dan Gejala- Gangguan pencernaan, karena polisitemia dan hiperinsulin

Page 6: HOPOGLIKEMIA.doc

- Berat badan lahir > 2500 grPenatalaksanaan- Bila kantong belum pecah, diberikan merkurokrom yang bertujuan untuk penebalan selaput yang menutupi kantong- Pembedahan7. Hernia DiafragmatikaHernia diafragmatika terjadi akibat isi rongga perut masuk ke dalam lobang diafragmaEtiologiKegagalan penutupan kanalis pleuroperitoneum posterolateral selama kehamilan minggu ke-8Tanda dan GejalaBayi mengalami sesak napasBayi mengalami muntah karena obstruksi ususPenatalaksanaan• Berikan diit RKTP• Berikan Extracorporeal Membrane Oxygenation (EMCO)• Dilakukan tindakan pembedahan8. Atresia DuodeniAtresia Duodeni adalah obstruksi lumen usus oleh membran utuh, tali fibrosa yang menghubungkan dua ujung kantong duodenum yang buntu pendek, atau suatu celah antara ujung-ujung duodenum yang tidak bersambungEtiologiKegagalan rekanalisasi lumen usus selama masa kehamilan minggu ke-4 dan ke-5Banyak terjadi pada bayi yang lahir prematurTanda dan GejalaBayi muntah tanpa disertai distensi abdomenIkterikPenatalaksanaanPemberian terapi cairan intravenaDilakukan tindakan duodenoduodenostomi9. Meningokel dan EnsefalokelMeningokel dan ensefalokel yaitu adanya defek pada penutupan spina yang berhubungan dengan pertumbuhan yang abnormal korda spinalis atau penutupannyaEtiologiGangguan pembentukan komponen janin saat dalam kandunganTanda dan Gejala- Gangguan persarafan- Gangguan mental- Gangguan tingkat kesadaranPenatalaksanaanPembedahan10. HidrosefalusHidrosefalus merupakan kelainan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya Liquor Cerebrospinal (LCS). Kadang disertai dengan peningkatan TIK (Tekanan Intra Kranial)Etiologi

Page 7: HOPOGLIKEMIA.doc

• Gangguan sirkulasi LCS• Gangguan produksi LCSTanda dan Gejala• Terjadi pembesaran tengkorak• Terjadi kelainan neurologis, yaitu Sun Set Sign (Mata selalu mengarah kebawah)• Gangguan perkembangan motorik• Gangguan penglihatan karena atrofi saraf penglihatanPenatalaksanaan• Pembedahan• Pemasangan “Suchn Suction”11. FimosisFimosis merupakan pengkerutan atau penciutan kulit depan penis atau suatu keadaan normal yang sering ditemukan pada bayi baru lahir atau anak kecil, dan biasanya pada masa pubertas akan menghilang dengan sendirinyaEtiologiMalformasi konginetalTanda dan GejalaGangguan proses berkemihPenatalaksanaanDilakukan tindakan sirkumsisi12. HipospadiaHipospadia yaitu lubang uretra tidak terletak pada tempatnya, mis : berada di bawah penisEtiologi• Uretra terlalu pendek, sehingga tidak mencapai glans penis• Kelainan terbatas pada uretra anterior dan leher kandung kemih• Merupakan kelainan konginetalTanda dan Gejala• Penis agak bengkok• Kadang terjadi keluhan miksi, jika disertai stenosis pada meatus externusPenatalaksanaan• Pada bayi : dilakukan tindakan kordektomi• Pada usia 2-4 tahun : dilakukan rekonstruksi uretra• Tunda tindakan sirkumsisi, hingga kulit preputium penis/scrotum dapat digunakan pada tindakan neouretra

Leave a Comment

Masalah Saat   Hamil

November 20, 2009 at 7:33 am (Uncategorized)

1. ALERGI DAN PENYAKIT KULIT

Alergi bisa muncul dalam bentuk gatal-gatal, bersin-bersin, diare, batuk, sampai sesak napas (asma). Hal ini disebabkan kehamilan membuat kekebalan tubuh ibu menurun.

Page 8: HOPOGLIKEMIA.doc

Belum lagi adanya perubahan kadar hormon progesteron yang akan mempermudah munculnya alergi. Peurigo gestationalis adalah satu penyakit kulit yang kerap menyerang ibu hamil. Gejalanya berupa beruntusan dan gatal-gatal pada seluruh tubuh. Keluhan ini biasanya muncul di trimester kedua atau ketiga. Apa yang menjadi penyebabnya, sampai saat ini belum diketahui.

2. PENYAKIT SALURAN PERNAPASAN

Penyakit saluran pernapasan yang kerap muncul adalah influenza, radang tenggorok, pneumonia, dan tuberkulosis. Penyebabnya dengan makin besarnya kandungan, diafragma atau sekat rongga dada pun kian tertekan ke atas. Akibatnya, ruang paru-paru jadi lebih sempit, sehingga oksigen yang masuk ke paru-paru makin sedikit pula. Sebagai kompensasinya, napas pun jadi semakin cepat yang membuat ibu hamil gampang tersengal-sengal.

Penyebab lain, meningkatnya hormon progesteron. Peningkatan hormon ini menyebabkan otot-otot pernapasan menjadi kendur. Padahal, untuk bisa menyediakan oksigen dalam jumlah yang sama atau malah lebih selama hamil mau tidak mau otot-otot itu dipacu bekerja lebih cepat.

Melemahnya daya tahan tubuh ibu maupun perubahan volume darah dapat membuat ibu hamil lebih mudah terkena infeksi dibanding kondisi saat tidak hamil. Pencegahannya cukup dengan hidup sehat (cukup istirahat, cukup nutrisi, dan cukup bergerak). Penanganannya, jika keluhannya berat, ibu harus intens berkonsultasi pada dokter kandungan.

3. GANGGUAN JANTUNG

Penyakit ini bisa terjadi karena sewaktu hamil terjadi perubahan drastis pada tubuh ibu yang menyebabkan terjadinya peningkatan volume darah, yang membuat kerja jantung jadi lebih berat. Oleh karena itu, selama hamil perhatikan tanda-tanda adanya gangguan jantung ini. Biasanya ibu gampang capek, baru melakukan aktivitas ringan saja napasnya sudah tersengal-sengal.

Lainnya adalah penyempitan ataupun kebocoran pada katup jantung. Penyakit ini 80%-nya disebabkan penyakit jantung rematik. Perubahan sistem imun sebagai reaksi tubuh terhadap kuman penyebab infeksi yang masuk jauh-jauh hari sebelum ibu hamil itulah menjadi penyebabnya. Bisa saja penetrasi kuman terjadi saat ibu masih anak-anak atau remaja.

Penyakit ini akan menimbulkan banyak masalah saat kehamilan. Antara lain, penyempitan katup mitral, yakni katup atrioventrikuler yang berada di antara serambi kiri dan bilik kiri jantung. Padahal, darah dari bilik kiri inilah yang akan dipompakan ke seluruh tubuh, termasuk ke janin. Mau tak mau curah jantung ke seluruh tubuh jadi berkurang juga.

Page 9: HOPOGLIKEMIA.doc

Sekalipun begitu, dengan antenatal care penyakit jantung katup bisa dideteksi. Asalkan bidan atau dokter yang menanganinya cermat saat melakukan anamnesa maupun pemeriksaan kesehatan secara umum. Terlebih pada mereka yang mengalami kehamilan kembar ataupun punya riwayat keluarga yang mengalami tekanan darah tinggi pada kehamilan. Begitu juga bila pada kehamilan sebelumnya ada gangguan jantung temporer, mengingat gangguan tersebut cenderung berulang.

4. ANEMIA

Penyakit anemia defisiensi besi memang paling sering dialami ibu hamil. Masalahnya, saat hamil kebutuhan akan zat-zat makanan bertambah. Konsentrasi darah dan sumsum tulang pun berubah. Akibatnya, ibu hamil kekurangan zat besi dalam darahnya. Seperti kita tahu, semasa hamil dan menyusui kebutuhan zat besi meningkat tajam. Nah, kebutuhan zat besi akan bertambah sejalan dengan perkembangan janin, plasenta, dan peningkatan sel darah merah ibu. Anemia defisiensi besi paling banyak diderita ibu hamil yang justru membutuhkan asupan unsur besi dari makanan lebih dari biasanya. Bisa juga karena adanya gangguan pencernaan, sehingga unsur zat besi tidak diserap dengan baik oleh tubuh.

Saat berbadan dua, otomatis keperluan akan suplai darah bertambah. Terjadilah perubahan volume darah yang dihasilkan dari peningkatan plasma darah. Namun sering kali, peningkatan plasma darah tidak diimbangi dengan peningkatan sel-sel darah. Harusnya perbandingan susunan pertambahan elemen darah merah adalah sel darah 18%, plasma 30%, dan hemoglobin 19%. Nah di sinilah perlunya peningkatan asupan zat besi untuk memproduksi sel darah merah. Kalau tidak, akibatnya terjadi pengenceran darah atau viskositas (kekentalan) darah berkurang.

Gejala klinis anemia yang mudah dikenali adalah gampang lelah, lesu, sesak napas saat beraktivitas, kulit dan wajah pucat, mudah pusing, dan gampang pingsan. Kerja jantung pun meningkat sehingga denyutnya menjadi cepat. Jika kondisi jantung buruk, dapat berakibat gagal jantung. Bagi ibu hamil, pemeriksaan dilakukan paling lambat pada usia 3 bulan kehamilan. Diulang lagi pada usia 26 atau 28 minggu kehamilan.

Defisiensi besi diatasi dengan konsumsi suplemen zat besi dan asam folat selain konsumsi makanan bergizi seimbang dan beragam. Makanan terbaik yang mengandung zat besi adalah daging merah, hati, ginjal, telur, roti, sereal, kacang-kacangan, buah-buahan, dan sayuran berwarna hijau. Daging merah mengandung zat besi yang mudah diserap tubuh. Agar penyerapannya optimal, zat besi sebaiknya dikonsumsi bersamaan dengan sumber makanan yang mengandung vitamin C, karena vitamin C mampu membantu penyerapan zat besi.

5. PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN

• Hipersalivasi atau produksi air liur berlebihan akibat pengaruh hormon estrogen. Gangguan ini tidak berbahaya.

Page 10: HOPOGLIKEMIA.doc

• Sariawan dan pembengkakan gusi. Penyakit yang dalam istilah kedokteran disebut epulis ini disebabkan selain oleh perubahan hormonal juga perubahan imunologi berupa penurunan mekanisme daya tahan tubuh pada ibu hamil. Itu sebabnya ibu hamil mudah terserang penyakit, baik akibat infeksi virus, infeksi jamur, dan lainnya. Sariawan merupakan salah satu infeksi virus yang biasanya dipicu oleh luka akibat gigitan tidak sengaja atau sodokan sikat gigi. Mengatasinya, pakailah sikat gigi berbulu lembut. Gangguan ini pun pada dasarnya tidak membahayakan ibu maupun janinnya.

• Mag atau gastritis. Akibat rasa mual yang ditimbulkan, ibu hamil biasanya jadi malas makan yang justru akan meningkatkan produksi asam lambung. Cara pencegahannya tak lain dengan makan teratur.

6. DIABETES

Ibu hamil rawan mengalami perubahan kenaikan kadar gula darah yang tidak pernah dialami saat sebelum hamil. Pasalnya, pada ibu hamil terjadi perubahan metabolisme penghancuran karbohidrat. Bertambah tingginya kadar hormon progesteron dan hormon estrogen dibanding saat tidak hamil berpengaruh pada menurunnya kemampuan daya tangkap insulin. Padahal inisulin sangat diperlukan untuk menetralisasi peningkatan gula darah seseorang.

Untuk menghindari ini tidak lain kontrol gula darah secara teratur selama kehamilan, dan juga mengonsultasikan setiap masalah yang dialami.

7. HIPERTENSI

Hipertensi atau penyakit darah tinggi terjadi karena adanya pembuluh darah yang menegang sehingga membuat tekanan darah meningkat. Gejala yang umum dialami:

• Pusing dan sakit kepala.

• Kadang disertai dengan bengkak di daerah tungkai.

• Bila dilakukan pemeriksaan laboratorium akan ditemui adanya protein yang tinggi dalam urine ibu.

• Tekanan darah bisa mencapai 140/90 sementara batas normal untuk tekanan darah atas antara 100-120 dan tekanan bawah 70-85.

Ada ibu yang sudah mengidap hipertensi sebelumnya namun ada juga hipertensi yang justru baru terjadi saat hamil. Kondisi yang disebut terakhir inilah yang disebut dengan preeklamsia dan eklamsia. Preeklamsia biasanya terjadi pada kehamilan lebih dari 20 minggu dan harus segera ditangani agar tak meningkat menjadi eklamsia yang tak saja bahaya buat ibu tapi juga janin.

Page 11: HOPOGLIKEMIA.doc

Preeklamsia yang masih ringan ditandai dengan tekanan darah yang meninggi, protein yang berlebihan dalam urine, pembengkakan, serta kenaikan berat badan yang cepat. Gejala klinisnya, penglihatan menjadi kabur, perut terasa sakit atau panas, sakit kepala, serta denyut nadi yang cepat. Kecuali itu, bengkak karena preeklamsia tidak hanya terjadi di kaki, tapi juga pada wajah dan tangan. Nah, kalau terjadi pembengkakan di wajah atau tangan, segera periksakan diri untuk mengetahui apakah penyebabnya bersifat patologis atau fisiologis.

Risiko eklamsia sangat besar, ibu bisa mengalami kejang-kejang hingga tak terselamatkan. Tentunya jika ibu sampai tidak tertolong, janin pun bisa mengalami nasib yang sama. Kalaupun hidup, bisa terjadi kelahiran prematur, gagal ginjal, dan kerusakan hati. Selain itu, jika aliran darah ke janin berkurang, ia dapat mengalami keterlambatan pertumbuhan.

Pada saat eklamsia mengancam, biasanya dokter akan mengutamakan keselamatan ibu. Bayi akan dikeluarkan dengan proses induksi untuk menghasilkan persalinan normal. Jalan operasi dihindari karena dapat membahayakan ibu.

Tentu saja hipertensi tak selalu berdampak buruk bagi kehamilan. Asalkan terkontrol, penyakit tekanan darah tinggi ini tak akan jadi masalah. Bahkan untuk kasus preeklamsia, pada umumnya setelah masa kehamilan, penyakit tersebut akan menghilang dengan sendirinya.

8. HIPOTENSI

Ada juga ibu hamil yang mempunyai tekanan darah rendah (ukuran tekanan darah 90/60). Hanya saja hal ini tidak sampai berakibat fatal. Gejala yang dialami umumnya sama dengan hipertensi yaitu pusing-pusing dan sakit kepala disertai tubuh lemas. Hipotensi biasanya terjadi karena ibu kurang tidur atau kurang istirahat dan kecapekan.

Penanganannya cukup dengan banyak istirahat dan cukup tidur. Makanan berkolesterol tinggi selama porsinya tidak banyak boleh saja, begitu juga makanan yang bergaram atau asin.

Leave a Comment

Caput   Suksadenum

November 19, 2009 at 6:29 am (Uncategorized)

jejas lahir merupakan istilah untuk menunjukkan trauma mekanik yang dapat dihindari atau tidak dapat dihindari, serta trauma anoksia yang dialami bayi selama kelahiran dan persalinan. Beberapa macam jejas persalinan yang akan dibahas, antara lain :

1. Caput Suksadenum

Page 12: HOPOGLIKEMIA.doc

Caput suksadenum adalah pembengkakan yang edematosa atau kadang-kadang ekimotik dan difus dari jaringan lunak kulit kepala yang mengenai bagian yang telah dilahirkan selama persalinan verteks. Edema pada caput suksadenum dapat hilang pada hari pertama, sehingga tidak diperlukan terapi. Tetapi jika terjadi ekimosis yang luas, dapat diberikan indikasi fototerapi untuk kecenderungan hiperbilirubin.

Kadang-kadang caput suksadenum disertai dengan molding atau penumpangan tulang parietalis, tetapi tanda tersebut dapat hilang setelah satu minggu.

2. Sefalhematoma

Sefalhematoma merupakan perdarahan subperiosteum. Sefalhematoma terjadi sangat lambat, sehingga tidak nampak adanya edema dan eritema pada kulit kepala. Sefalhematoma dapat sembuh dalam waktu 2 minggu hingga 3 bulan, tergantung pada ukuran perdarahannya. Pada neonatus dengan sefalhematoma tidak diperlukan pengobatan, namun perlu dilakukan fototerapi untuk mengatasi hiperbilirubinemia. Tindakan insisi dan drainase merupakan kontraindikasi karena dimungkinkan adanya risiko infeksi. Kejadian sefalhematoma dapat disertai fraktur tengkorak, koagulopati dan perdarahan intrakranial.

3. Trauma pleksus brakialis

Jejas pada pleksus brakialis dapat menyebabkan paralisis lengan atas dengan atau tanpa paralisis lengan bawah atau tangan, atau lebih lazim paralisis dapat terjadi pada seluruh lengan. Jejas pleksus brakialis sering terjadi pada bayi makrosomik dan pada penarikan lateral dipaksakan pada kepala dan leher selama persalinan bahu pada presentasi verteks atau bila lengan diekstensikan berlebihan diatas kepala pada presentasi bokong serta adanya penarikan berlebihan pada bahu.

Trauma pleksus brakialis dapat mengakibatkan paralisis Erb-Duchenne dan paralisis Klumpke. Bentuk paralisis tersebut tergantung pada saraf servikalis yang mengalami trauma.

Pengobatan pada trauma pleksus brakialis terdiri atas imobilisasi parsial dan penempatan posisi secara tepat untuk mencegah perkembangan kontraktur.

4. Fraktur klavikula

Tanda dan gejala yang tampak pada bayi yang mengalami fraktur klavikula antara lain : bayi tidak dapat menggerakkan lengan secara bebas pada sisi yang terkena, krepitasi dan ketidakteraturan tulang, kadang-kadang disertai perubahan warna pada sisi fraktur, tidak adanya refleks moro pada sisi yang terkena, adanya spasme otot sternokleidomastoideus yang disertai dengan hilangnya depresi supraklavikular pada daerah fraktur.

5. Fraktur humerus

Page 13: HOPOGLIKEMIA.doc

Pada fraktur humerus ditandai dengan tidak adanya gerakan tungkai spontan, tidak adanya reflek moro.

Penangan pada fraktur humerus dapat optimal jika dilakukan pada 2-4 minggu dengan imobilisasi tungkai yang mengalami fraktur.

Leave a Comment

HIDROSEFALUS

November 18, 2009 at 7:40 am (Uncategorized)

HIDROSEFALUS

Darto Saharso

Divisi Neuropediatri

Bag./SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unair/RSU Dr. Soetomo Surabaya�

BATASAN

Hidrosefalus adalah suatu keadaan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan serebrospinalis, disebabkan baik oleh produksi yang berlebihan maupun gangguan absorpsi, dengan atau pernah disertai tekanan intrakanial yang meninggi sehingga terjadi pelebaran ruangan-ruangan tempat aliran cairan serebrospinalis.

PATOFISIOLOGI

Hidrosefalus terjadi karena adanya gangguan absorpsi, obstruksi, cairan serebrospinalis dan/atau produksi yang berlebihan.

Penyebab terjadinya hidrosefalus pada bayi dan anak dibagi menjadi 2, yaitu

1. Penyebab bawaan (kongenital):

a. Stenosis akuaduktus silvii (10%)

b. Malformasi Dandy-Walker (2-4%)

c. Malformasi Arnold-Chiari tipe 1 dan 2

d. Agenesis Foramen Monro

e. Toksoplasmosis kongenital

Page 14: HOPOGLIKEMIA.doc

f. Sindroma Bickers-Adams

2. Penyebab dapatan:

a. Tumor (20%), misalnya meduloblastoma, astrositoma, kista, abses atau hematoma

b. Perdarahan intraventrikular

c. Meningitis bakterial

d. Peningkatan tekanan sinus venosus (akondroplasia, kraniostenosis atau trombosis venous)

e. Iatrogenik: Hipervitaminosis A dapat menyebabkan peningkatan sekresi cairan serebrospinal atau meningkatkan permeabilitas sawar darah otak, sehingga menimbulkan hidrosefalus

f. Tidak diketahui

GEJALA KLINIS

Bayi:�

Pada bayi, kepala dengan mudah membesar sehingga akan didapatkan gejala :

o Kepala makin membesar

o Veba-vena kepala prominen

o Ubun-ubun melebar dan tegang

o Sutura melebar

o Cracked-pot sign , yaitu bunyi seperti pot kembang yang retak atau buah semangka� � pada perkusi kepala

o Perkembangan motorik terlambat

o Perkembangan mental terlambat

o Tonus otot meningkat, hiperrefleksi (refleks lutut/akiles)

o Cerebral cry , yaitu tangisan pendek, bernada tinggi dan bergetar� �

o Nistagmus horisontal

Page 15: HOPOGLIKEMIA.doc

o Sunset phenomena , yaitu bola mata terdorong ke bawah oleh tekanan dan � �penipisan tulang tulang supraorbita, sklera tampak di atas iris, sehingga iris seakan-akan seperti matahari yang akan terbenam.

Anak:�

Bila sutura kranialis sudah menutup, terjadi tanda-tanda kenaikan tekanan intrakranial :

o Muntah proyektil

o Nyeri kepala

o Kejang

o Kesadaran menurun

o Papiledema

PEMERIKSAAN DAN DIAGNOSIS

* Pemeriksaan fisik:

o Pengukuran lingkaran kepala secara berkala. Pengukuran ini penting untuk melihat pembesaran kepala yang progresif atau lebih dari normal

o Transiluminasi

Pemeriksaan darah:�

o Tidak ada pemeriksaan darah khusus untuk hidrosefalus

Pemeriksaan cairan serebrospinal:�

o Analisa cairan serebrospinal pada hidrosefalus akibat perdarahan atau meningitis untuk mengetahui kadar protein dan menyingkirkan kemungkinan ada infeksi sisa

Pemeriksaan radiologi:�

o X-foto kepala: tampak kranium yang membesar atau sutura yang melebar.

o USG kepala: dilakukan bila ubun-ubun besar belum menutup.

o CT Scan kepala: untuk mengetahui adanya pelebaran ventrikel dan sekaligus mengevaluasi struktur-struktur intraserebral lainnya

DIAGNOSIS BANDING

Page 16: HOPOGLIKEMIA.doc

Bayi sehat�

Ciri keluarga ( familial feature )� � �

Megaensefali�

Hidranensefali�

Tumor otak�

Cairan subdural ( subdural effusion )� � �

PENATALAKSANAAN

Farmakologis:�

Mengurangi volume cairan serebrospinalis:

o Acetazolamide 25 mg/KgBB/hari PO dibagi dalam 3 dosis. Dosis dapat dinaikkan 25 mg/KgBB/hari (Maksimal 100 mg/KgBB/hari)

o Furosemide 1 mg/KgBB/hari PO dibagi dalam 3-4 dosis

Catatan: Lakukan pemeriksaan serum elektrolit secara berkala untuk mencegah terjadinya efek samping.

Bila ada tanda-tanda infeksi, beri antibiotika sesuai kuman penyebab.

Pembedahan:�

(Lihat Bagan Penatalaksanaan Hidrosefalus)

KOMPLIKASI

Hernia serebri�

Kejang�

Renjatan�

Leave a Comment

(sisa   plasenta)

November 18, 2009 at 7:32 am (Uncategorized)

Page 17: HOPOGLIKEMIA.doc

Tertinggalnya sebagian plasentaSewaktu suatu bagian dari plasenta (satu atau lebih lobus) tertinggal, maka uterus tidak dapat berkontraksi secara efektif dan keadaan ini dapat menimbulkan perdarahan. Tetapi mungkin saja pada beberapa keadaan tidak ada perdarahan dengan sisa plasenta.. Tertinggalnya sebagian plasenta (sisa plasenta)Gejala dan tanda yang selalu ada:a. Plasenta atau sebagian selaput (mengandung pembuluh darah) tidak lengkapb. Perdarahan segeraGejala dan tanda kadang-kadang ada:a. Uterus berkontraksi tetapi tinggi fundus tidak berkurangagnosis perdarahan pascapersalinan

Diagnosis biasanya tidak sulit, terutama apabila timbul perdarahan banyak dalam waktu pendek. Tetapi bila perdarahan sedikit dalam jangka waktu lama, tanpa disadari pasien telah kehilangan banyak darah sebelum ia tampak pucat. Nadi serta pernafasan menjadi lebih cepat dan tekanan darah menurun.Seorang wanita hamil yang sehat dapat kehilangan darah sebanyak 10% dari volume total tanpa mengalami gejala-gejala klinik. Gejala-gejala baru tampak pada kehilangan darah 20%. Jika perdarahan berlangsung terus, dapat timbul syok. Diagnosis perdarahan pascapersalinan dipermudah apabila pada tiap-tiap persalinan setelah anak lahir secara rutin diukur pengeluaran darah dalam kala III dan satu jam sesudahnya. Apabila terjadi perdarahan pascapersalinan dan plasenta belum lahir, perlu diusahakan untuk melahirkan plasenta segera. Jika plasenta sudah lahir, perlu dibedakan antara perdarahan akibat atonia uteri atau perdarahan karena perlukaan jalan lahir.Pada perdarahan karena atonia uteri, uterus membesar dan lembek pada palpasi; sedangkan pada perdarahan karena perlukaan jalan lahir, uterus berkontraksi dengan baik. Dalam hal uterus berkontaraksi dengan baik, perlu diperiksa lebih lanjut tentang adanya dan dimana letaknya perlukaan jalan lahir. Pada persalinan di rumah sakit, dengan fasilitas yang baik untuk melakukan transfusi darah, seharusnya kematian akibat perdarahan pascapersalinan dapat dicegah.Tetapi kematian tidak data terlalu dihindarkan, terutama apabila penderita masuk rumah sakit dalam keadaan syok karena sudah kehilangan banyak darah. Karena persalinan di Indonesia sebagian besar terjadi di luar rumah sakit, perdarahan post partum merupakan sebab utama kematian dalam persalinan.Diagnosis Perdarahan Pascapersalinan(1) Palpasi uterus: bagaimana kontraksi uterus dan tinggi fundus uteri(2) Memeriksa plasenta dan ketuban apakah lengkap atau tidak.(3) Lakukan eksplorasi cavum uteri untuk mencari:- Sisa plasenta atau selaput ketuban- Robekan rahim- Plasenta suksenturiata(4) Inspekulo: untuk melihat robekan pada serviks, vagina, dan varises yang pecah(5) Pemeriksaan Laboratorium periksa darah yaitu Hb, COT (Clot Observation Test), dllPerdarahan pascapersalinan ada kalanya merupakan perdarahan yang hebat dan menakutkan hingga dalam waktu singkat ibu dapat jatuh kedalam keadaan syok. Atau dapat berupa perdarahan yang menetes perlahan-lahan tetapi terus menerus yang juga

Page 18: HOPOGLIKEMIA.doc

bahaya karena kita tidak menyangka akhirnya perdarahan berjumlah banyak, ibu menjadi lemas dan juga jatuh dalam presyok dan syok. Karena itu, adalah penting sekali pada setiap ibu yang bersalin dilakukan pengukuran kadar darah secara rutin, serta pengawasan tekanan darah, nadi, pernafasan ibu, dan periksa juga kontraksi uterus perdarahan selama 1 jam.

Leave a Comment

PERDARAHAN POST   PARTUM

November 18, 2009 at 7:27 am (Uncategorized)

KONSEP DASAR PERDARAHAN POST PARTUM2.2.1. Pengertian Perdarahan Post Partum1. Perdarahan psot partum adalah perdarahan dalam kala IV yang lebih dari 500 – 600 cc dalam 24 jam setelah anak dan plasenta lahir. Rustam Mochtar, 19982. Perdarahan post partum adalah perdarahan 500 cc / lebih setelah kala III selesai / setelah plasenta lahir. Bedah kebidanan, 20003. Perdarahan pervaginam yang jumlahnya melebihi 600 cc dan terjadi dalam waktu 24 jam pertama setelah janin lahir2.2.2. Jenis Perdarahan Post Partum1. Perdarahan Post Partum PrimerPerdarahan post partum primer trjadi dalam 24 jam pertama. Penyebab utama perdarahan post partum primer adalah atenia uteri, retentio plasenta, sisa plasenta, dan robekan jalan lahir, terbanyak dalam 2 jam pertama2. Perdarahan Post Partum SekunderTerjadi setelah 24 jam pertama penyebab utama perdarahan post partum sekunder adalah robekan jalan lahir dan sisa plasenta / membranManuaba, 19982.2.3. Faktor Yang Menyebabkan Post Partum1. Grandemultipara2. Jarak persalinan pendek kurang dari 2 tahun3. Persalinan yang dilakukan dengan tindakan pertolongan kala uri sebelum waktunya, pertolongan persalinan oleh sukun, persalinan dengan tindakan paksa, persalinan dengan narkosa2.2.4. DiagnosisPada setiap perdarahan post partum harus dicari apa penyebabnya secara ringkas membuat diagnosis adalah seperti bagan dihalaman berikut :1. Palpasi uterus bagaimana kontraksi uterus dan tinggi fundus uteri2. Memeriksa plasenta dan ketuban : apakah lengkap atau tidak3. Lakukan eksplorasi kavum uteri untuk mencari :a. Sisa plasenta dan ketubanb. Robekan rahimc. Plasenta suk senturiata4. Inspekulo : untuk melihat robekan pada serviks, vagina dan varises yang pecah5. Pemeriksaan laboratorium : pemeriksaan darah, Hb, clot observagion tes (COT) dan

Page 19: HOPOGLIKEMIA.doc

lain – lainPerdarahan post partum ada kalanya merupakan perdarahan yang hebat dan menakutkan sehingga dalam waktu singkat ibu dapat jatuh kedalam keadaan syok. Atau dapat berupa perdarahan yang menetes perlahan – lahan tetapi terus menerus yang juga berbahaya karena kita menyangka akhirnya perdarahan berjumlah banyak2.2.5. Mekanisme Terjadinya PerdarahanPerdarahan berasal dari tempat plasenta, bila tonus uterus tidak ada, kontraksi uterus lemah, maka spiral anteries yang seharusnya tertutup akibat kontraksi uterus tersebut tetap terbuka. Darah akan terus mengalir melalui bekas melekatnya plasenta ke cavum uteri dan seterusnya keluar pervaginam (Phantom)2.2.6. Gambaran KlinikHPP terjadinya tidak mendadak, perdarahan tersebut terjadi terus menerus sebelum perdarahan tersebut dapat diatasi. Gejala – gejala perdarahan yang jelas :1. Perasaan lemah2. Mengantuk, menguap3. Pandangan kabur4. Pada pemeriksaan : tensi turun, nadi meningkat, nafas pendek5. Penderita tampak anemis, jatuh dalam shock, kesadaran hilang dan akhirnya meninggal2.2.7. Diagnosis Hpp1. Perdarahan pervaginam berjumlah 500 cc2. Uterus dalam keadaan flacard (tidak mempunyai tonus / kontraksi ) dapat pula kontraksi lemah dan hanya sebentar3. Pada waktu ada kontraksi darah akan memancar keluar4. Pada pemeriksaan inspeculo tidak ada robekan, sedangkan plasenta lengkap5. Lama kelamaan akan timbul gejala “ perdarahan umum seperti anemia, shock, dan sebagainya2.2.8. PencegahanPenecegahan terhadap terjadinya HPP ini kadang dalam banyak hal masih dapat dilakukan, misalnya :1. Perbaikan k/u selama prenatal care2. Kosongkan rectum dan buli pada tiap persalinan3. Hindari partus lama/ partus kasep4. Batasi pemakaian anestesi5. Di beberapa RS ada yang memberi methergin IV pada saat kepala lahir / saat bahu depan lahir2.2.9. Perawatan1. Sebaiknya untuk perawatan HPP sudah disediakan pada setiap kasus yang duharapkan akan mengalami HPP2. Bila terjadi HPP : kosongkan buli – buli dengan melakukan kotetterisasia. Tindakan sementara untuk menghentikan perdarahanb. Kompresi aorta abdominalisc. Kompresi bimanual : satu tinju pada fornik anterior, satu tangan dari laur menekan uterus supaya hiperanteflexi, sehingga aliran darah ke rahim berkurang3. Perbaiki k/u dengan memberi cairan dan darah4. Bila kontraksi uterus baik tetapi masih terjadi perdarahan, dipikirkan kemungkinan perdarahan berasal dari robekan jalan lahir, sisa plasenta, atau kelainan pembekuan darah

Page 20: HOPOGLIKEMIA.doc

5. Bila setelah pemberian uterotonika kontraksi uterus masih belum adekuat dan perdarahan masih terjadi, lakukan uterovaginal tampenade, tampon ini bermaksud :a. Merangsang uterus untuk berkontraksib. Menutup pembuluh darah yang terbukac. Tampon yang dipakai berukuran 10 cm x 10 cmd. Tampon diangkat setelah 24 jam. Bila pada waktu mengambil tampon terjadi perdarahan, pengambilan tampon ditunda selama 24 jam lagi6. Penaggulangan komplikasi :a. Infeksi post partum : Pemberian antibiotika yang adekuat sebagai profilaksis maupun sebagai terapi bila sudah ada infeksib. Anoxia otak : Pemberian O2 yang cukup bila penderita jatuh shockc. Memperbaiki fungsi ginjal : Pengukuran produksi urine jumlah cairan yang sesuai untuk menigkatkan produk si urine ini.

Leave a Comment

kejang?

November 13, 2009 at 2:16 am (Uncategorized)

Posted by Benvie on December 13th, 2008 in Dunia DokterApa itu kejang?Kejang adalah suatu kondisi dimana otot tubuh berkontraksi dan relaksasi secara cepat dan berulang, oleh karena abnormalitas sementara dari aktivitas elektrik di otak (terjadi loncatan-loncatan listrik karena bersinggungannya ion (+) dan ion (-) di dalam sel otak). Kejang merupakan suatu gejala yang dapat terjadi karena adanya kelainan di intrakranial, ekstrakranial, atau metabolik.

Leave a Comment

Ikterus dan   Hiperbilirubinemia

November 13, 2009 at 2:04 am (Uncategorized)

Ikterus dan Hiperbilirubinemia

* View* clicks

Posted November 18th, 2008 by bocahwanguk

* Ilmu Kesehatan

A. Definisi1. Ikterus

Page 21: HOPOGLIKEMIA.doc

Adalah perubahan warna kuning pada kulit, membrane mukosa, sclera dan organ lain yang disebabkan oleh peningkatan kadar bilirubin di dalam darah dan ikterus sinonim dengan jaundice.2. Ikterus FisiologisIkterus fisiologis menurut Tarigan (2003) dan Callhon (1996) dalam Schwats (2005) adalah ikterus yang memiliki karakteristik sebagai berikut:• Timbul pada hari kedua – ketiga• Kadar bilirubin indirek setelah 2 x 24 jam tidak melewati 15 mg % pada neonatus cukup bulan dan 10 mg % per hari pada kurang bulan• Kecepatan peningkatan kadar bilirubin tidak melebihi 5 mg % perhari• Kadar bilirubin direk kurang dari 1 mg %• Ikterus hilang pada 10 hari pertama• Tidak mempunyai dasar patologis3. Ikterus Pathologis/ hiperbilirubinemiaIkterus patologis/hiperbilirubinemia adalah suatu keadaan dimana kadar konsentrasi bilirubin dalam darah mencapai nilai yang mempunyai potensi untuk menimbulkan kern ikterus kalau tidak ditanggulangi dengan baik, atau mempunyai hubungan dengan keadaan yang patologis. Ikterus yang kemungkinan menjadi patologis atau hiperbilirubinemia dengan karakteristik sebagai berikut :a. Menurut Surasmi (2003) bila :• Ikterus terjadi pada 24 jam pertama sesudah kelahiran• Peningkatan konsentrasi bilirubin 5 mg % atau > setiap 24 jam• Konsentrasi bilirubin serum sewaktu 10 mg % pada neonatus < bulan dan 12,5 % pada neonatus cukup bulan• Ikterus disertai proses hemolisis (inkompatibilitas darah, defisiensi enzim G6PD dan sepsis)• Ikterus disertai berat lahir < 2000 gr, masa gestasi < 36 minggu, asfiksia, hipoksia, sindrom gangguan pernafasan, infeksi, hipoglikemia, hiperkapnia, hiperosmolalitas darah.b. Menurut tarigan (2003), adalah :Suatu keadaan dimana kadar bilirubin dalam darah mencapai suatu nilai yang mempunyai potensi untuk menimbulkan Kern Ikterus kalau tidak ditanggulangi dengan baik, atau mempunyai hubungan dengan keadaan yang patologis. Brown menetapkan hiperbilirubinemia bila kadar bilirubin mencapai 12 mg % pada cukup bulan, dan 15 mg % pada bayi yang kurang bulan. Utelly menetapkan 10 mg % dan 15 mg %.4. Kern IkterusAdalah suatu kerusakan otak akibat perlengketan bilirubin indirek pada otak. Kern Ikterus ialah ensefalopati bilirubin yang biasanya ditemukan pada neonatus cukup bulan dengan ikterus berat (bilirubin lebih dari 20 mg %) dan disertai penyakit hemolitik berat dan pada autopsy ditemukan bercak bilirubin pada otak. Kern ikterus secara klinis berbentuk kelainan syaraf spatis yang terjadi secara kronik.

B. Jenis BilirubinMenuru Klous dan Fanaraft (1998) bilirubin dibedakan menjad dua jenis yaitu:1. Bilirubin tidak terkonjugasi atau bilirubin indirek atau bilirubin bebas yaitu bilirubin tidak larut dalam air, berikatan dengan albumin untuk transport dan komponen bebas

Page 22: HOPOGLIKEMIA.doc

larut dalam lemak serta bersifat toksik untuk otak karena bisa melewati sawar darah otak.2. bilirubin terkonjugasi atau bilirubin direk atau bilirubin terikat yaitu bilirubin larut dalam air dan tidak toksik untuk otak.

C. EtiologiEtiologi hiperbilirubin antara lain :1. Peningkatan produksi• Hemolisis, misalnya pada inkompalibilitas yang terjadi bila terdapat ketidaksesuaian golongan darah dan anak pada penggolongan rhesus dan ABO.• Perdarahan tertutup misalnya pada trauma kelahiran• Ikatan bilirubin dengan protein terganggu seperti gangguan metabolic yang terdapat pada bayi hipoksia atau asidosis• Defisiensi G6PD (Glukosa 6 Phostat Dehidrogenase)• Breast milk jaundice yang disebabkan oleh kekurangannya pregnan 3 (alfa), 20 (beta), diol (steroid)• Kurangnya enzim glukoronil transferase, sehingga kadar bilirubin indirek meningkat misalnya pada BBLR• Kelainan congenital2. Gangguan transportasi akibat penurunan kapasitas pengangkutan misalnya hipoalbuminemia atau karena pengaruh obat-obat tertentu misalnya sulfadiazine.3. Gangguan fungsi hati yang disebabkan oleh beberapa mikroorganisme atau toksin yang dapat langsung merusak sel hati dan darah merah seperti infeksi, toksoplasmasiss, syphilis.4. Gangguan ekskresi yang terjadi intra atau ektra hepatic.5. Peningkatan sirkulasi enterohepatik, misalnya pada ileus obstruktif.

D. PatofisiologiPeningkatan kadar bilirubin tubuh dapat terjadi pada beberapa keadaan. Keadaan yang sering ditemukan adalah apabila terdapat penambahan beban bilirubin pada sel hepar yang berlebihan. Hal ini dapat ditemukan bila terdapat peningkatan penghancuran eritrosit, polisitemia.Gangguan pemecahan bilirubin plasma juga dapat menimbulkan peningkatan kadar bilirubin tubuh. Hal ini dapat terjadi apabila kadarprotein Y dan Z berkurang, atau pada bayi hipoksia, asidosis. Keadaan lain yang memperlihatkan peningkatan kadar bilirubin adalah apabila ditemukan gangguan konjugasihepar atau neonatus yang mengalami gangguan ekskresi misalnya sumbatan saluran empedu.Pada derajat tertentu bilirubin ini akan bersifat toksik dan merusak jaringan tubuh. Toksisitas terutama ditemukan ada bilirubin indirek yang bersifat sukar larut dalamair tapi mudah larut dalam lemak. Sifat ini memungkinkan terjadinya efek patologis pada sel otak apabila bilirubin tadi dapat menembus darah otak. Kelainan yang terjadi pada otak disebut Kernikterus. Pada umumnya dianggap bahwa kelainan pada syaraf pusat tersebut mungkin akan timbul apabila kadar bilirubin indirek lebih dari 20 mg/dl.Mudah tidaknya kadar bilirubin melewati darah otak ternyata tidak hanya tergantung pada keadaan neonatus. Bilirubin indirek akan mudak melewati darah otak apabila bayi terdapat keadaan Berat Badan Lahir Rendah, hipoksia, dan hipolikemia.

Page 23: HOPOGLIKEMIA.doc

E. Tanda dan GejalaMenurut Surasmi (2003) gejala hiperbilirubinemia dikelompokkan menjadi :a. Gejala akut : gejala yang dianggap sebagai fase pertama kernikterus pada neonatus adalah letargi, tidak mau minum dan hipotoni.b. Gejala kronik : tangisan yang melengking (high pitch cry) meliputi hipertonus dan opistonus (bayi yang selamat biasanya menderita gejala sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis, gengguan pendengaran, paralysis sebagian otot mata dan displasia dentalis).Sedangakan menurut Handoko (2003) gejalanya adalah warna kuning (ikterik) pada kulit, membrane mukosa dan bagian putih (sclera) mata terlihat saat kadar bilirubin darah mencapai sekitar 40 µmol/l.

F. KomplikasiTerjadi kern ikterus yaitu keruskan otak akibat perlangketan bilirubin indirek pada otak. Pada kern ikterus gejala klinik pada permulaan tidak jelas antara lain : bayi tidak mau menghisap, letargi, mata berputar-putar, gerakan tidak menentu (involuntary movements), kejang tonus otot meninggi, leher kaku, dn akhirnya opistotonus.

G. Pemeriksaan PenunjangBila tersedia fasilitas, maka dapat dilakukan pemeriksaan penunjang sebagai berikut :• Pemeriksaan golongan darah ibu pada saat kehamilan dan bayi pada saat kelahiran• Bila ibu mempunyai golongan darah O dianjurkan untuk menyimpan darah tali pusat pada setiap persalinan untuk pemeriksaan lanjutan yang dibutuhkan• Kadar bilirubin serum total diperlukan bila ditemukan ikterus pada 24 jam pertama kelahiran

H. Penilaian Ikterus Menurut KramerIkterus dimulai dari kepala, leher dan seterusnya. Dan membagi tubuh bayi baru lahir dalam lima bagian bawah sampai tumut, tumit-pergelangan kaki dan bahu pergelanagn tangan dan kaki seta tangan termasuk telapak kaki dan telapak tangan.Cara pemeriksaannya ialah dengan menekan jari telunjuk ditempat yang tulangnya menonjol seperti tulang hidung, tulang dada, lutut dan lain-lain. Kemudian penilaian kadar bilirubin dari tiap-tiap nomor disesuaikan dengan angka rata-rata didalam gambar di bawah ini :

Tabel hubungan kadar bilirubin dengan ikterusDerajatIkterus Daerah Ikterus Perkiraan kadar Bilirubin (rata-rata)Aterm Prematur1 Kepala sampai leher 5,4 -2 Kepala, badan sampai dengan umbilicus 8,9 9,43 Kepala, badan, paha, sampai dengan lutut 11,8 11,44 Kepala, badan, ekstremitas sampai dengan tangan dan kaki 15,8 13,35 Kepala, badan, semua ekstremitas sampai dengan ujung jari

Page 24: HOPOGLIKEMIA.doc

I. Diagnosis Banding IkterusAnamnesis Pemeriksaan Pemeriksaan penunjang atau diagnosis lain yang sudah diketahui Kemungkinan diagnosis• Timbul saat lahir hari ke-2• Riwayat ikterus pada bayi sebelumnya• Riwayat penyakit keluarga: ikterus, anemia, pembesaran hati, pengangkatan limfa, defisiensi G6PD Sangat ikterusSangat pucatHb<13 g/dl, Ht8 mg/dl pada hari ke-1 atau kadar Bilirubin>13 mg/dl pada hari ke-2 ikterus/kadar bilirubin cepatBila ada fasilitas: Coombs tes positifDefisiensi G6PDInkompatibilitas golongan darah ABO atau Rh Ikterus hemolitik akibat inkompatibilitas darah• Timbul saat lahir sampai dengan hari ke2 atau lebih• Riwayat infeksi maternal Sangat ikterusTanda infeksi/sepsis: malas minum, kurang aktif, tangis lemah, suhu tubuh abnormal Lekositosis, leukopeni, trombositopenia Ikterus diduga karena infeksi berat/sepsis• Timbul pada hari 1• Riwayat ibu hamil pengguna obat• Ikterus hebat timbul pada hari ke2• Ensefalopati timbul pada hari ke 3-7• Ikterus hebat yang tidak atau terlambat diobati• Ikterus menetap setelah usia 2 minggu

• Timbul hari ke2 arau lebih• Bayi berat lahir rendah Ikterus

Sangat ikterus, kejang, postur abnormal, letragi

Ikterus berlangsung > 2 minggu pada bayi cukup bulan dan > 3 minggu pada bayi kurang bulan

Bayi tampak sehat

Bila ada fasilitas: Hasil tes Coombs positif

Faktor pendukung: Urine gelap, feses pucat, peningkatan bilirubin direks Ikterus akibat obat

Ensefalopati

Ikterus berkepenjangan (Prolonged Ikterus)

Ikterus pada bayi prematur

Page 25: HOPOGLIKEMIA.doc

J. PenatalaksanaanBerdasarkan pada penyebabnya maka manajemen bayi dengan hiperbilirubinemia diarahkan untuk mencegah anemia dan membatasi efek dari hiperbilirubinemia. Pengobatan mempunyai tujuan :1. Menghilangkan anemia2. Menghilangkan antibody maternal dan eritrosit teresensitisasi3. Meningkatkan badan serum albumin4. Menurunkan serum bilirubinMetode terapi hiperbilirubinemia meliputi : fototerapi, transfuse pangganti, infuse albumin dan therapi obat.a. FototherapiFototerapi dapat digunakan sendiri atau dikombinasi dengan transfuse pengganti untuk menurunkan bilirubin. Memaparkan neonatus pada cahaya dengan intensitas yang tinggi ( a bound of fluorescent light bulbs or bulbs in the blue light spectrum) akan menurunkan bilirubin dalam kulit. Fototerapi menurunkan kadar bilirubin dengan cara memfasilitasi ekskresi bilirubin tak terkonjugasi. Hal ini terjadi jika cahaya yang diabsorpsi jaringan merubah bilirubin tak terkonjugasi menjadi dua isomer yang disebut fotobilirubin. Fotobilirubin bergerak dari jaringan ke pembuluh darah melalui mekanisme difusi. Di dalam darah fotobilirubin berikatan dengan albumin dan di kirim ke hati. Fotobilirubin kemudian bergerak ke empedu dan di ekskresikan kedalam duodenum untuk di buang bersama feses tanpa proses konjugasi oleh hati. Hasil fotodegradasi terbentuk ketika sinar mengoksidasi bilirubin dapat dikeluarkan melalui urine.Fototerapi mempunyai peranan dalam pencegahan peningkatan kadar bilirubin, tetapi tidak dapat mengubah penyebab kekuningan dan hemolisis dapat menyebabkan anemia.Secara umum fototerapi harus diberikan pada kadar bilirubin indirek 4-5 mg/dl. Noenatus yang sakit dengan berat badan kurang dari 1000 gram harus difototerapi dengan konsentrasi bilirubin 5 mg/dl. Beberapa ilmuwan mengarahkan untuk memberikan fototerapi profilaksasi pada 24 jam pertama pada bayi resiko tinggi dan berat badan lahir rendah.Tabel TerapiBerikut tabel yang menggambarkan kapan bayi perlu menjalani fototerapi dan penanganan medis lainnya, sesuai The American Academy of Pediaatrics (AAP) tahun 1994Bayi lahir cukup bulan (38 – 42 minggu)Usia bayi (jam) Pertimbangan terapi sinar Terapi sinar Transfuse tukar bila terapi sinar intensif gagal Transfuse tukar dan terapi sinar intensifKadar bilirubin Indirek serum Mg/dl9 >12 >20 >2549 – 72 >12 >15 >25 >30>72 >15 >17 >25 >30

Bayi lahir kurang bulan perlu fototerapi jika:Usia (jam) Berat lahir 2000 g kadar bilirubin4 > 4 > 525 – 48 > 5 > 7 > 8

Page 26: HOPOGLIKEMIA.doc

49 – 72 > 7 > 8 > 10> 72 > 8 > 9 > 12

Panduan terapi sinar berdasarkan kadar bilirubin serumSaat timbul ikterus Bayi cukup bulan sehat kadar bilirubin, mg/dl: (µmol/l) Bayi denagn factor resiko (kadar bilirubin, mg/dl:µmol/l)Hari ke 1 Setiap terlihat ikterus Setiap terlihat ikterusHari ke 2 15 (260) 13 (220)Hari ke 3 18 (310) 16 (270)Hari ke 4 dst 20 (340) 17 (290)

b. Transfusi PenggantiTransfuse pengganti atau imediat didindikasikan adanya faktor-faktor :1. Titer anti Rh lebih dari 1 : 16 pada ibu2. Penyakit hemolisis berat pada bayi baru lahir3. Penyakit hemolisis pada bayi saat lahir perdarahan atau 24 jam pertama4. Kadar bilirubin direk labih besar 3,5 mg/dl di minggu pertama5. Serum bilirubin indirek lebih dari 20 mg/dl pada 48 jam pertama6. Hemoglobin kurang dari 12 gr/dl7. Bayi pada resiko terjadi kern IkterusTransfusi pengganti digunkan untuk:1. Mengatasi anemia sel darah merah yang tidak susceptible (rentan) terhadap sel darah merah terhadap antibody maternal2. Menghilangkan sel darah merah untuk yang tersensitisasi (kepekaan)3. Menghilangkan serum ilirubin4. Meningkatkan albumin bebas bilirubin dan meningkatkan keterikatan dangan bilirubinPada Rh Inkomptabilitas diperlukan transfuse darah golongan O segera (kurang dari 2 hari), Rh negative whole blood. Darah yang dipilih tidak mengandung antigen A dan antigen B. setiap 4 -8 jam kadar bilirubin harus di cek. Hemoglobin harus diperiksa setiap hari sampai stabil

c. Therapi ObatPhenobarbital dapat menstimulus hati untuk menghasilkan enzim yang meningkatkan konjugasi bilirubin dan mengekskresikannya. Obat ini efektif baik diberikan pada ibu hamil untuk beberapa hari sampai beberapa minggu sebelum melahirkan. Penggunaan Phenobarbital pada post natal masih menjadi pertentangan karena efek sampingnya (letargi). Coloistrin dapat mengurangi bilirubin dengan mengeluarkannya lewat urine sehingga menurunkan siklus enterohepatika

Leave a Comment

ASFIKSIA   NEONATORUM

November 13, 2009 at 2:01 am (Uncategorized)

Page 27: HOPOGLIKEMIA.doc

DefinisiAsfiksia neonatorum adalah kegagalan bernapas secara spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat setelah lahir yang ditandai dengan keadaan PaO2 di dalam darah rendah (hipoksemia), hiperkarbia (PaCO2 meningkat) dan asidosis.

Etiologi1. Faktor neonatus- Hipoksia ibu- Gangguan aliran darah uterus2. Faktor plasenta3. Faktor fetus4. Faktor ibu

PatofisiologiPenyebab asfiksia dapat berasal dari faktor ibu, janin dan plasenta. Adanya hipoksia dan iskemia jaringan menyebabkan perubahan fungsional dan biokimia pada janin. Faktor ini yang berperan pada kejadian asfiksia.

Gejala KlinikBayi tidak bernapas atau napas megap-megap, denyut jantung kurang dari 100 x/menit, kulit sianosis, pucat, tonus otot menurun, tidak ada respon terhadap refleks rangsangan.

Manifestasi Klinis1. Serangan jantung2. Ptekie hemorragis3. Sianosis dan kongestif4. Penemuan jalan napas

Diagnosisanamnesis : gangguan/kesulitan waktu lahir, lahir tidak bernafas/menangis.

Pemeriksaan fisik :Nilai Apgarklinis 0 1 2detak jantung tidak ada 100x/menitpernafasan tidak ada tak teratur tangis kuatrefleks saat jalan nafas dibersihkan tidak ada menyeringai batuk/bersintonus otot lunglai fleksi ekstrimitas (lemah) fleksi kuat gerak aktifwarna kulit biru pucat tubuh merah ekstrimitas biru merah seluruh tubuhnilai 0-3 : asfiksia beratnilai 4-6 : asfiksia sedangnilai 7-10 : normalDilakukan pemantauan nilai apgar pada menit ke-1 dan menit ke-5, bila nilai apgar 5 menit masih kurang dari 7 penilaian dilanjutkan tiap 5 menit sampai skor mencapai 7. Nilai apgar berguna untuk menilai keberhasilan resusitasi bayi baru lahir dan menentukan

Page 28: HOPOGLIKEMIA.doc

prognosis, bukan untuk memulai resusitasi karena resusitasi dimulai 30 detik setelah lahir bila bayi tidak menangis. (bukan 1 menit seperti penilaian skorapgar)

Pemeriksaan Penunjang :1. Foto polos dada2. USG kepala3. laboratorium : darah rutin, analisa gas darah, serum elektrolit

Pemeriksaan Diagnostik1. Analisa Gas darah2. Elektrolit darah3. Gula darah4. Baby gram (RO dada)5. USG (kepala)

KomplikasiMeliputi berbagai organ yaitu :1. otak : hipoksik iskemik ensefalopati, edema serebri, palsi serebralis2. jantung dan paru : hipertensi pulmonal persisten pada neonatus, perdarahan paru, edema paru3. gastrointestinal : enterokolitis nekrotikans4. ginjal : tubular nekrosis akut, siadh5. hematologi : dic

PenatalaksanaanAda beberapa tahap: ABC resusitasi,• A= memastikan saluran nafas terbuka• B= memulai pernafasan• C= mempertahankan sirkulasi (peredaran darah)

Asuhan KeperawatanPengkajian1. Pernafasan yang cepat2. Pernafasan cuping hidung3. Sianosis4. Nadi cepat5. Reflek lemah6. Warna kulit biru atau pucat7. Penilaian apgar skor menunjukkan adanya asfiksia, seperti asfiksia ringan (7-10), sedang (4-6), dan berat (0-3)Diagnosis / masalah keperawatan1. Gangguan pertukaran gas2. Penurunan kardiac out put3. Intoleransi aktifitas4. Gangguan perfusi jaringan (renal)5. Resiko tinggi terjadi infeksi

Page 29: HOPOGLIKEMIA.doc

6. Kurangnya pengetahuanIntervensi keperawatan1. Gangguan pertukaran gas :Monitoring gas darah, mengkaji denyut nadi, monitoring sistem jantung dan paru (resusitasi), memberikan oksigen yang adekuat.2. Penurunan kardiac out put :Monitoring jantung paru, mengkaji tanda vital, memonitor perfusi jaringan tiap 2-4 jam, monitor denyut nadi, memonitor intake dan out put serta melakukan kolaborasi dalam pemberian vasodilator.3. Intoleransi aktifitas :Menyediakan stimulasi lingkungan yang minimal, menyediakan monitoring jantung paru, mengurangi sentuhan, melakukan kolaborasi analgetik sesuai kondisi, memberikan posisiyang nyaman.4. Gangguan perfusi jaringan (renal)Pemberian diuretik sesuai dengan indikasi, monitor laboratorium urine, pemeriksaan darah.5. Resiko tinggi terjadi infeksiMemperhatikan teknik aseptik6. Kurangnya pengetahuan

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Asfiksia Pada Bayi. http://www.google.com/.Hidayat, Aziz Alimul. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Edisi 1. Jakarta : Salemba Medika