hjghftyduc

36
LAPORAN HOME VISITE KESEHATAN JIWA MASYARAKAT Oleh : Nyoman Krisna Tri Wijaya H1A011056

Upload: krishna-wijaya

Post on 15-Apr-2016

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bhlbhubhl

TRANSCRIPT

LAPORAN HOME VISITE KESEHATAN JIWA MASYARAKAT

LAPORAN HOME VISITEKESEHATAN JIWA MASYARAKATOleh :Nyoman Krisna Tri WijayaH1A011056IDENTITASNama pasien:Ketut SekarUmur:Sekitar 75 tahunJenis kelamin:Laki-lakiAgama:HinduSuku:BaliPendidikan terakhir:Tidak sekolahPekerjaan:-Status:Duda Alamat:Dusun Pangendan, desa Pelangan, Kecamatan Sekotong Barat, Kabupaten Lombok BaratTanggal home visite:15 Januari 2016Puskesmas : PelanganNo HP: 087865154142

ANAMNESA RIWAYAT PSIKIATRI

(Heteroanamnesis diperoleh dari Menantu pasien)

Keluhan Utama

Berbicara sendiri

ANAMNESA RIWAYAT PSIKIATRI

RPS:Pasien dikeluhkan sering bicara sendiri dan keluyuran sejak 40 tahun yang lalu. Pasien bicara sendiri tanpa tujuan, selain itu pasien juga sering keluyuran di sekitar desa. Menantu pasien mengatakan keluhan ini mulai dialami saat sesudah pasien mengalami demam tinggi. Pasien juga dikeluhkan sering menantang-nantang orang namun tidak pernah melakukan kekerasan, dan tidak mendengarkan orang lain jika penyakitnya kumat orang lain. Pasien juga dikeluhkan sering keluyuran jika keluhan pasien kumat. Pasien tidak bisa mengurus diri bila muncul keluhan itu.

ANAMNESA RIWAYAT PSIKIATRI

RPS:Karena sering keluyuran, keluarga khawair jika pasien menghilang dan tidak pulang ke rumah. Oleh karena itu tangan pasien sering diikat tangannya mengunakan rantai. Pasung ini sudah dipasung keluarga sejak umur kurang lebih 25 tahun namun tidak dipasung secara terus menerus. Lamanya waktu pemasungan biasanya hanya sebentar jika keluhan pasien muncul.Keluarga pasien mengatakan jika pasien tidak mengalami kekambuhan pasien masih bisa diberitahu dan dikontrol. Menurut menantu pasien, pasien masih bisa diajak berkomunikasi apabila pasien sedang dalam keadaan tenang. Pasien agak sukar mengenali anggota keluarganya.

ANAMNESA RIWAYAT PSIKIATRI

AUTO ANAMNESISSaat kunjungan, pasien tidak dapat dianamnesis. Pasien dapat berbicara namun tidak koperatif.

ANAMNESA RIWAYAT PSIKIATRI

RPDRiwayat trauma disangkal, riwayat sesak dan kejang juga disangkalRiwayat hipertensi, DM tidak diketahui keluargaRiwayat penggunaan NAPZA dan konsumsi minuman alkohol disangkal. Riwayat merokok sudah sejak remaja.

ANAMNESA RIWAYAT PSIKIATRI

PRENATAL & PERINATAL Pasien merupakan anak kedua dari lima bersaudara. Berdasarkan keterangan dari ibu pasien, ibu tidak memiliki masalah berarti selama pasien dalam kandungan, riwayat merokok dan alcohol selama masa kehamilan (-). Pasien lahir secara normal, dibantu oleh dukun, berat lahir tidak diketahui, kelainan kongenital (-).

Masa kanak-kanak awal (1-3 tahun)

Pasien merupakan anak keempat dari lima bersaudara. menantu pasien tidak mengetahui riwayat prenatal dan perinatal.

Masa kanak-kanak pertengahan (3-11 tahun)

Menantu pasien tidak mengetahui riwayat masa kanak-kanak awal.

Masa kanak-kanak akhir (11-19 tahun)

Pasien tidak pernah bersekolah.Pergaulan pasien dalam batas normalRPK Gangguan jiwa serupa (+) pada ayah pasien Gangguan jiwa lainnya (-)Riwayat Terapi Pasien tidak pernah dibawa ke pusat pelayanan kesehatan, hal ini dikarenakan keluarga tidak memiliki biaya untuk membawa pasien ke pusat pelayanan kesehatan. Namun pasien sempat dibawa ke dukun dan tidak ada perubahanGENOGRAM

Pasien tinggal di sebuah rumah berukuran 4 m x 3 m, tinggal seorang diri. Rumah tersebut memiliki dinding dari batu bata, alasnya semen, beratap genteng dan hanya memiliki 1 ruang untuk tidur pasien yang bergabung dengan tempat barang-barang dan memasak. Rumah tersebut tidak memiliki pintu, sehingga anjing atau ayam liar sering masuk ke rumah tersebut. Tidak terdapat listrik di rumah tersebut. Sumber air berasal dari penampungan air hujan.

STATUS SOSIAL SEKARANGTempat tinggal pasien berada di samping dari rumah utama keluarga Pasien tidak dibiarkan keluar dari rumah tersebut jika pasien mengalami kekambuhan.Pasien dapat makan dan minum sendiri. Jika sakitnya kumat, pasien tidak pernah mandi.

Deskripsi UmumPenampilanPasien seorang laki-laki, tampak sesuai usia, penampilan cukup rapi, tidak tampak acak-acakan. Menggunakan pakaian laki-laki, perawatan diri kurang baik, baju tampak tidak kotor, perawakan sedang, ekspresi wajah tampak bahagia.KesadaranCompos mentis atau jernihAktivitas PsikomotorSaat wawancara, pasien tampak tenang.Sikap terhadap PemeriksaKurang kooperatif Pembicaraan Pembicaraan spontan, respon lambat, produktivitas meningkat, kualitas berkurang, kuantitas meningkat, volume sedang, jawaban tidak sesuai dengan pertanyaan.

STATUS MENTAL Tampakan Umum Pasien

STATUS MENTAL Mood dan AfekMood: KosongAfek: LuasKeserasian: SerasiSTATUS MENTAL Gangguan Persepsi: Sde1. Taraf Pendidikan Pengetahuan dan Kecerdasan : Sde

2. Orientasi: sdeFungsi Intelektual STATUS MENTAL 3. Daya Konsentrasi dan Perhatian : Tidak dapat dievaluasi4. Daya Ingat: Tidak dapat dievaluasi5. Kemampuan Membaca dan Menulis: Tidak dapat dievaluasi6. Kemampuan Visuospasial: Tidak dapat dievaluasi7. Pikiran Abstrak: Tidak dapat dievaluasiI8. ntelegensi dan Kemampuan Informasi: Tidak dapat dievaluasiFungsi Intelektual STATUS MENTAL Arus Pikiran: inkoherenIsi Pikiran: SdeBentuk Pikiran : non realistik

Proses PikirDaya NilaiDaya Nilai Sosial : Sulit dievaluasiUji Daya Nilai : Sulit dievaluasiPenilaian Daya Realita (RTA) : RTA terganggu dengan adanya waham kejar

STATUS MENTAL Tilikan : Derajad 1 Pemeriksaan FisikKeadaan: baikKesadaran : compos mentisTanda Vital TD: 140/90 mmHgNadi: 82 x/menitRR: 20 x/menitSuhu: 36,3 oCKepala/Leher: dalam batas normalThorax: cor/pulmo dalam batas normalAbdomen: dalam batas normalExtremitas: atas dan bawah dalam batas normal

STATUS MENTAL Aksis I: Skizofrenia paranoidAksis II: tidak ada diagnosisAksis III: Hipertensi grade IAksis IV: tidak adaAksis V: GAF 60-51Evaluasi Multiaksial ASPEK KESEHATAN JIWA MASYARAKATIDENTIFIKASI KELUARGA PASIEN

Pasien merupakan anak kempat dari lima bersaudara. Pasien memiliki 2 orang anak. Pasien tinggal dengan anaknya. Keluarga pasien merupakan keluarga sederhana yang hidup sesuai masyarakat pada umumnya.

KEADAAN SOSIAL DAN EKONOMI

Saat ini, pasien tidak bekerja dan hidup dari hasil kerja keluarganya. Kebutuhan pasien dipenuhi oleh keluarganya, yakni anaknya. Keluarga tersebut termasuk sosial-ekonomi rendah dan berpendidikan rendah.

TANGGAPAN MASYARAKAT ATAU TETANGGA TENTANG TINDAKAN PASUNG

Di sekitar lingkungan tempat tinggal pasien terdapat warga yang memiliki riwayat gangguan jiwa namun sudah sembuh. Menurut anggota keluarga dan tetangga pasien, orang-orang yang dianggap memiliki gangguan jiwa, yaitu:Berbicara sendiri, bernyanyi-nyanyi dan tertawa sendiri.Sering melamun atau marah-marah serta mengamuk tanpa sebab yang jelas.Sering keluyuran sendirian tanpa tujuan, terutama bila tanpa busana.Suka mengganggu, merusak barang dan menyebabkan keresahan orang lain dan lingkungan.

TANGGAPAN KELUARGA TERHADAP PEMASUNGAN PASIEN, ALASAN DAN HAMBATAN DALAM BEROBAT

Alasan pemasungan: Pasien sering berkeliaranPasien berbicara sendiri dan menantang orang namun tidak sampai melakukan kekerasan TANGGAPAN KELUARGA TERHADAP PEMASUNGAN PASIEN, ALASAN DAN HAMBATAN DALAM BEROBAT

Keluarga cukup memahami bahwa pasien menderita gangguan jiwa, dan gangguan yang dialami pasien sudah cukup meresahkan keluarga dan warga sekitar. Oleh karena jika pasien kumat, pasien dirantai didalam rumah dan tidak dibiarkan keluyuran keluar rumah. Keluarga juga menduga apa yang terjadi pada pasien. Keluarga pasien merasa bahwa pasien perlu dibawa sampai ke pelayanan kesehatan.Menurut keluarga, penderita yang mengalami gangguan jiwa perlu mendapatkan pengobatan. Pengobatan dapat diberikan secara nonmedis, misalnya berupa pengobatan alternatif, dan juga secara medis dengan pergi ke dokter dan minum obat.

TANGGAPAN KELUARGA TERHADAP PEMASUNGAN PASIEN, ALASAN DAN HAMBATAN DALAM BEROBAT

Keluarga cukup memahami bahwa pasien menderita gangguan jiwa, dan gangguan yang dialami pasien sudah cukup meresahkan keluarga dan warga sekitar. Oleh karena jika pasien kumat, pasien dirantai didalam rumah dan tidak dibiarkan keluyuran keluar rumah. Keluarga juga menduga apa yang terjadi pada pasien. Keluarga pasien merasa bahwa pasien perlu dibawa sampai ke pelayanan kesehatan.Menurut keluarga, penderita yang mengalami gangguan jiwa perlu mendapatkan pengobatan. Pengobatan dapat diberikan secara nonmedis, misalnya berupa pengobatan alternatif, dan juga secara medis dengan pergi ke dokter dan minum obat.

EDUKASI Menjelaskan kepada keluarga pasien mengenai gangguan yang terjadi pada pasienMenjelaskan kepada keluarganya bahwa dari hasil pemeriksaan didapatkan tekanan darah yang tinggi pada pasien.Pasien memiliki gangguan jiwa yang memerlukan pengobatan medis secara rutin dan teratur, sehingga membutuhkan dukungan dari keluarga.Keluarga diharapkan bersedia untuk mencoba membawa pasien ke pelayanan kesehatan sehingga mendapatkan perawatan dan pengobatan yang sesuai.Pasien memiliki gangguan jiwa yang membutuhkan proses yang lama dalam penyembuhannya sehingga pengobatannya bukan dalam hitungan hari atau minggu, sehingga penting rutin kontrol untuk melihat respon terhadap pengobatan yang diberikan dan perkembangan pasien.

30EDUKASI Keluarga diharapkan keluarga bersedia untuk mencoba membawa pasien ke pelayanan kesehatan sehingga mendapatkan perawatan dan pengobatan yang sesuai.

Masalah Biaya???Kartu jaminan kesehatan daftar ke BPJS31EDUKASI Masyarakat Pasung bukan merupakan cara yang tepat untuk mengamankan pasien gangguan jiwa yang telah meresahkan masyarakat. Tindakan pasung justru akan memperparah keadaan pasien. Tindakan yang benar adalah segera membawa pasien ke pusat pelayanan kesehatan agar segera ditangani. Masyarakat juga memiliki peran penting dalam membantu proses penyembuhan pasien, dengan melakukan hal kecil seperti tidak mengucilkan pasien, memberi dukungan dan memperlakukan pasien seperti orang normal pada umumnyaMembantu keluarga pasien untuk mengurus dokumen dokumen BPJS untuk mendapatkan akses pengobatan secara gratis32Lampiran

TERIMAKASIH