hipermetabolisme
DESCRIPTION
fk undipTRANSCRIPT
![Page 1: hipermetabolisme](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022051621/55cf8ea5550346703b942e36/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Malnutrisi pada pasien kanker
Malnutrisi terjadi pada mayoritas pasien kanker dan ini penyebab tersering
morbiditas dan mortalitas. Kaheksia kanker adalah satu bentuk malnutrisi yang
berhubungan dengan kanker. Keadaan ini ditandai dengan penurunan berat badan
yang tidak disadari dengan berkurangnya massa tubuh dan otot.10
Pasien kanker yang mengalami penurunan berat badan 5% atau lebih
mempunyai harapan hidup yang lebih pendek dibandingkan dengan yang tidak
mengalami penurunan berat badan. Penurunan berat badan menurunkan toleransi
terhadap radiasi, kemoterapi dan pembedahan. Kaheksia menurunkan status
performance dan kualitas hidup.
11
Berbagai penyebab kaheksia kanker belum dapat dipastikan diduga
penyebabnya multifaktorial. Secara garis besar yang diduga sebagai penyebab
kaheksia kanker ialah: anoreksia, perubahan metabolisme, malnutrisi iatrogenik
malabsorbsi dan sitokin.Error! Bookmark not defined.
Pasien dengan penurunan berat badan
mempunyai respon kemoterapi yang jelek dan mengalami peningkatan terjadinya
toksisitas.Error! Bookmark not defined.
,12
Kaheksia dicurigai bila dijumpai adanya penurunan berat badan yang tidak
disadari 5% atau lebih dalam 6 bulan , terutama bila disertai dengan penurunan
masa otot.Error! Bookmark not defined.
Pemeriksaan laboratorium untuk evaluasi status nutrisi, pemeriksaan
protein dengan waktu paruh pendek (transferin dan transthyretin) dan analisa
metabolit urin (kreatinin), tetapi pemeriksaan ini mempunyai keterbatasan pada
pasien kanker oleh karena malnutrisi yang berlangsung kronik. Serum albumin
salah satu parameter yang sering digunakan oleh karena murah dan akurat pada
pasien tanpa penyakit hati dan ginjal.Error! Bookmark not defined.
Universitas Sumatera Utara
![Page 2: hipermetabolisme](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022051621/55cf8ea5550346703b942e36/html5/thumbnails/2.jpg)
2.2 Penyebab malnutrisi pada pasien kanker
2.2.1 Anoreksia
Anoreksia sering dijumpai pada pasien kanker, dengan insiden 15%-40%
pada saat didiagnosa.13 Anoreksia merupakan penyebab utama terjadinya kaheksia
pada pasien kanker. Penyebab dan mekanisme anoreksia pada pasien kanker
sampai sekarang belum diketahui secara jelas. Produk metabolit kanker juga dapat
menyebabkan anoreksia. Metabolit kanker juga dapat menyebabkan perubahan
rasa kecap. Stress psikologis yang terjadi pada pasien kanker memegang peran
penting dalam terjadinya anoreksia. Obstruksi mekanik pada traktus
gastrointestinal, nyeri, depresi, konstipasi, malabsorbsi, efek samping pengobatan
seperti opiat, radioterapi dan kemoterapi dapat menurunkan asupan
makanan.Error! Bookmark not defined.,
Pengobatan dengan anti kanker juga penyebab tersering terjadinya
malnutrisi. Kemoterapi dapat menyebabkan mual, muntah, kram perut dan
kembung, mucositis dan ileus paralitik. Beberapa antineoplastik seperti
fluorourasil, adriamysin, methotrexate dan cisplatin menginduksi komplikasi
gastrointestinal yang berat. Error! Bookmark not defined.
Error! Bookmark not defined.
2.2.2 Perubahan metabolisme
Metabolisme energi berkaitan erat dengan metabolisme karbohidrat,
protein dan lemak. Pada pasien kanker metabolisme zat tersebut mengalami
perubahan dan berpengaruh terhadap terjadinya penurunan berat badan.
Hipermetabolisme, didefinisikan dengan meningkatnya pengeluaran energi pada
saat istirahat. Peningkatan metabolisme ini sampai 50% lebih tinggi
dibandingkan dengan pasien bukan kanker. Tetapi peningkatan metabolisme
tersebut tidak terjadi pada semua pasien kanker. Beberapa penelitian melaporkan
peningkatan metabolisme ini berhubungan dengan penurunan status nutrisi dan
jenis serta besar tumor.Error! Bookmark not defined.,Error! Bookmark not
defined.,
Perubahan metabolisme karbohidrat yang sering terjadi adalah intoleransi
glukosa, diduga akibat dari peningkatan resisitensi insulin dan pelepasan insulin
Error! Bookmark not defined.
Universitas Sumatera Utara
![Page 3: hipermetabolisme](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022051621/55cf8ea5550346703b942e36/html5/thumbnails/3.jpg)
yang tidak adekuat.Error! Bookmark not defined.,Error! Bookmark not
defined.,Error! Bookmark not defined.
Metabolisme protein pada pasien kanker terjadi peningkatan turn over,
peningkatan sintesis protein di hati, penurunan sintesis protein di otot skelet dan
peningkatan pemecahan protein otot yang berakibat terjadinya wasting.
Peningkatan glukoneogenesis dari asam amino dan penggunaan asam amino oleh
sel kanker untuk sintesis protein juga merupakan keadaan yang menyebabkan
penurunan massa otot. Error! Bookmark not defined.
Perubahan metabolisme lemak yang paling utama adalah metabolisme
asam lemak bebas dari jaringan adiposa dan deplesi lemak tubuh total. Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa penurunan berat badan pada pasien kanker
sebagian besar disebabkan deplesi lemak tubuh.Error! Bookmark not defined.
2.2.3 Sitokin
Berberapa sitokin diketahui mempunyai peran dalam terjadinya kaheksia
pada pasien kanker. Sitokin merupakan polipeptida yang diproduksi limfosit dan
makrofag sebagai respon imun endogen terhadap tumor. Beberapa sitokin yang
berperan antara lain IL-1, IL-2, TNF dan interferon gamma. Sitokin dapat
mempengaruhi status nutrisi dan metabolisme pasien kanker dengan
menyebabkan penurunan nafsu makan, stimulasi laju metabolisme basal, stimulasi
ambilan glukosa, mobilisasi lemak serta cadangan protein.Error! Bookmark not
defined.
2.3 Subjective Global Assessment (SGA)
Subjective Global Assessment pertama kali diperkenalkan oleh Baker dkk
pada tahun 1982. Digunakan untuk menilai malnutrisi pada pasien, tanpa
membutuhkan analisa komposisi tubuh secara lengkap. Komponen pemeriksaan
fisik yang dievaluasi adalah kehilangan lemak subkutan, edema sakral atau
perifer. Penurunan berat badan dalam 6 bulan, penulis mengidentifikasi bahwa
penurunan berat badan <5% adalah ringan, 5%-10% adalah sedang, dan >10%
berat. Keterangan tambahan yang termasuk dalam SGA adalah asupan makanan
pasien ( meningkat, menurun atau sama dalam 2 minggu terakhir), adanya keluhan
Universitas Sumatera Utara
![Page 4: hipermetabolisme](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022051621/55cf8ea5550346703b942e36/html5/thumbnails/4.jpg)
saluran cerna yang terjadi setiap hari minimal dalam 2 minggu. Gejala-gejala yang
termasuk didalamnya adalah anoreksia, mual, muntah dan atau diare.
SGA juga merupakan salah satu alat yang menilai kapasitas fungsional atau
tingkat energi pasien. Bila anamnesa dan pemeriksaan fisik sudah dilakukan,
pasien diklasifikasikan sebagai berikut: gizi baik (SGA A), malnutrisi sedang
atau dicurigai mengalami malnutrisi (SGA B), atau malnutrisi berat (SGA C).
SGA sudah digunakan secara umum untuk menilai malnutrisi, dimana
penggunaannya sederhana, tidak memerlukan instrument medis, dan merupakan
alat penilaian pertama yang menilai kapasitas fungsional.Error! Bookmark not
defined.
14
Tabel 1. Komponen penilaian pada SGAError! Bookmark not
defined.
2.4 Kualitas Hidup
SF-36 merupakan instrumen non spesifik yang biasanya digunakan
pada hampir semua penelitian penyakit kronis dan bisa juga digunakan untuk
menilai kualitas hidup pada populasi yang sehat. SF-36 telah terbukti dapat
dipakai untuk menilai kualitas hidup penderita penyakit kronis termasuk limfoma
non Hodgkin.
SF-36 berisi 36 pertanyaan yang terdiri dari 8 skala antara lain:
15
1. Fungsi fisik (Physical Functioning)
16
Universitas Sumatera Utara
![Page 5: hipermetabolisme](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022051621/55cf8ea5550346703b942e36/html5/thumbnails/5.jpg)
Terdiri dari 10 pertanyaan yang menilai kemampuan aktivitas seperti
berjalan, menaiki tangga, membungkuk, mengangkat, dan gerak badan. Nilai
yang rendah menunjukkan keterbatasan semua aktivitas tersebut, sedangkan
nilai yang tinggi menunjukkan kemampuan melakukan semua aktivitas fisik
termasuk latihan berat.
2. Keterbatasan akibat masalah fisik (Role of Physical)
Terdiri dari 4 pertanyaan yang mengevaluasi seberapa besar kesehatan
fisik mengganggu pekerjaan dan aktivitas sehari-hari lainnya. Nilai yang
rendah menunjukkan bahwa kesehatan fisik menimbulkan masalah terhadap
aktivitas sehari-hari, antara lain tidak dapat melakukannya dengan sempurna,
terbatas dalam melakukan aktivitas tertentu atau kesulitan di dalam melakukan
aktivitas. Nilai yang tinggi menunjukkan kesehatan fisik tidak menimbulkan
masalah terhadap pekerjaan ataupun aktivitas sehari-hari.
3. Perasaan sakit/ nyeri (Bodily Pain)
Terdiri dari 2 pertanyaan yang mengevaluasi intensitas rasa nyeri dan
pengaruh nyeri terhadap pekerjaan normal baik di dalam maupun di luar
rumah. Nilai yang rendah menunjukkan rasa sakit yang sangat berat dan sangat
membatasi aktivitas. Nilai yang tinggi menunjukkan tidak ada keterbatasan
yang disebabkan oleh rasa nyeri.
4. Persepsi kesehatan umum (General Health)
Terdiri dari 5 pertanyaan yang mengevaluasi kesehatan termasuk
kesehatan saat ini, ramalan tentang kesehatan dan daya tahan terhadap
penyakit. Nilai yang rendah menunjukkan perasaan terhadap kesehatan diri
sendiri yang memburuk. Nilai yang tinggi menunjukkan persepsi terhadap
kesehatan diri sendiri yang sangat baik.
5. Energi/ Fatique (Vitality)
Terdiri dari 4 pertanyaan yang mengevaluasi tingkat kelelahan, capek,
dan lesu. Nilai yang rendah menunjukkan perasaan lelah, capek, dan lesu
Universitas Sumatera Utara
![Page 6: hipermetabolisme](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022051621/55cf8ea5550346703b942e36/html5/thumbnails/6.jpg)
sepanjang waktu. Nilai yang tinggi menunjukkan perasaan penuh semangat dan
berenergi.
6. Fungsi sosial (Social Functioning)
Terdiri dari 2 pertanyaan yang mengevaluasi tingkat kesehatan fisik
atau masalah emosional yang mengganggu aktivitas sosial normal. Nilai yang
rendah menunjukkan gangguan yang sering. Nilai yang tinggi menunjukkan
tidak adanya gangguan.
7. Keterbatasan akibat masalah emosional (Role Emotional)
Terdiri dari 3 pertanyaan yang mengevaluasi tingkat dimana masalah
emosional mengganggu pekerjaan atau aktivitas sehari-hari lainnya. Nilai yang
rendah menunjukkan masalah emosional mengganggu aktivitas termasuk
menurunnya waktu yang dihabiskan untuk beraktivitas, pekerjaan menjadi
kurang sempurna, dan bahkan tidak dapat bekerja seperti biasanya. Nilai yang
tinggi menunjukkan tidak adanya gangguan aktivitas karena masalah
emosional.
8. Kesehatan mental (Mental Health)
Terdiri dari 5 pertanyaan yang mengevaluasi kesehatan mental secara
umum termasuk depresi, kecemasan, dan kebiasaan mengontrol emosional.
Nilai yang rendah menunjukkan perasaan tegang dan depresi sepanjang waktu.
Nilai yang tinggi menunjukkan perasaan tenang, bahagia, dan penuh
kedamaian
Skala SF-36 ini kemudian dibagi menjadi 2 dimensi, dimana persepsi
kesehatan umum, energi, fungsi sosial, dan keterbatasan akibat masalah
emosional disebut sebagai dimensi “Kesehatan Mental” (Mental Component
Scale), sementara fungsi fisik, keterbatasan akibat masalah fisik, perasaan sakit/
nyeri, persepsi kesehatan umum dan energi disebut sebagai dimensi “Kesehatan
Fisik” (Physical Component Scale). Masing-masing skala dinilai 0-100, dimana
skor yang lebih tinggi menandakan kualitas hidup yang lebih baik.
Universitas Sumatera Utara
![Page 7: hipermetabolisme](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022051621/55cf8ea5550346703b942e36/html5/thumbnails/7.jpg)
2.5 Bioelectrical Impedance Analysis (BIA)
BIA menganalisa komposisi cairan tubuh secara tidak langsung dengan
mencatat perubahan impedance arus listrik segmen tubuh
Prinsip BIA adalah mengukur perubahan arus listrik jaringan tubuh yang
didasarkan pada asumsi bahwa jaringan tubuh adalah merupakan konduktor
silinder ionik dimana lemak bebas ekstrasellular dan intrasellular berfungsi
sebagai resistor dan kapasitor. Arus listrik dalam tubuh adalah jenis ionik dan
berhubungan dengan jumlah ion bebas dari garam, basa dan asam, juga
berhubungan dengan konsentrasi, mobilitas, dan temperatur medium. Jaringan
terdiri dari sebagian besar air dan elektrolit yang merupakan penghantar listrik
yang baik, sementara lemak dan tulang merupakan penghantar listrik yang buruk
Error! Bookmark not defined.
17
Ada beberapa istilah yang dipergunakan dalam BIA yaitu impedance,
resistance (R) dan capacitance (Xc). Impedance adalah perubahan frekuensi arus
listrik yang melewati jaringan tubuh dimana frekuensi arus listrik diperlambat
atau dihambat. Impedance merupakan kombinasi dari resistance (R) dan
capacitance (Xc). Resistance merupakan tahanan frekuensi arus listrik yang
dihasilkan oleh cairan intra dan ekstrasel sedangkan capacitance merupakan
tahanan frekuensi arus listrik yang dihasilkan oleh jaringan dan membran sel.
Resistance dan capacitance berbanding lurus dengan panjang jaringan dan
berbanding terbalik dengan tebal jaringan tubuh
,18
19,20,21
Gambar 1. Arus listrik yang dipengaruhi panjang dan tebal jaringan22
Universitas Sumatera Utara
![Page 8: hipermetabolisme](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022051621/55cf8ea5550346703b942e36/html5/thumbnails/8.jpg)
Resistan dan kapasitan dapat diukur dengan berbagai tingkat frekuensi.
Pada frekuensi nol gelombang tidak dapat menembus membran sel yang berfungsi
sebagai insulator, dan karenanya gelombang hanya melewati cairan ekstraseluler,
sedangkan frekuensi tinggi gelombang dapat menembus membran sel yang
menjadi kapasitor sempurna, dan karenanya gelombang melewati cairan
intraseluler dan ekstraseluler. Dengan frekuensi 50 kHz, gelombang melewati baik
cairan intra dan ekstraseluler, meskipun proporsinya berbeda dari jaringan ke
jaringan lain.
Elektroda BIA umumnya ditempelkan pada permukaaan tangan dan kaki,
pengukuran dilakukan pada temperatur ruangan normal dimana pasien tidak
merasa kedinginan atau kepanasan. Pengukuran tidak boleh dilakukan segera
setelah makan, minum dan olahraga.
Gambar 2. Tehnik pengukuran komposisi tubuh dengan BIA
23
2.5.1 Beberapa parameter yang dihasilkan oleh BIA
Pengukuran dari hubungan ini merefleksikan volume cairan tubuh {Total
Body Water (TBW), Extracellular Water (ECW) dan Intracellular Water (ICW),
Total Body Kalium (TBK)} dan status nutrisi tubuh {Body cel Mass(BCM), Fat
Free Mass(FFM), dan Fat Mass(FM), Resting Metabolic Rate (RMR), Total
Protein, Mineral dan Glikogen)} serta phase angle.24
Universitas Sumatera Utara
![Page 9: hipermetabolisme](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022051621/55cf8ea5550346703b942e36/html5/thumbnails/9.jpg)
Gambar 3. Diagram skematik dari komposisi tubuhError! Bookmark
not defined.
2.5.2 Status nutrisi
Body Cell Mass (BCM)
25,26
BCM didefinisikan sebagai massa intraselular dalam tubuh, yang terutama
berisi kalium tubuh (98-99%). Seluruh konsumsi oksigen, produksi CO2, oksidasi
glukosa, sintesa protein dan kerja metabolism lain berlangsung didalam Body cell
Mass (BCM). BCM pada hakekatnya merupakan massa dari seluruh elemen sel di
dalam tubuh, oleh karena itu merupakan komponen aktif dari metabolism tubuh.
Pada individu normal, pada jaringan otot terdiri dari sekitar 60% BCM, jaringan
organ sekitar 20% BCM, dan sisanya 20% terdapat pada sel darah merah dan
jaringan seperti adiposity, tendon, tulang dan tulang rawan.
Free Fat mass (FFM)
Adalah kombinasi dari Body Cell Mass (BCM) dan Extracellular Mass
(ECM).
Fat Mass (FM)
Lemak adalah tempat penyimpanan energi di dalam tubuh. Fat Mass (FM)
sama dengan berat badan aktual dikurangi dengan Free Fat Mass (FFM). Nilai
normalnya dipengaruhi oleh umur dan jenis kelamin.
Resting Metabolic Rate (RMR)
Energi merupakan kebutuhan pokok bagi proses biologik. Tanpa energi,
proses dasar biologik bagi kehidupan tidak terjadi. Metobolisme terjadi melalui 2
fase yang berbeda: 1). Katabolisme, badan memecah makanan dan menghasilkan
Universitas Sumatera Utara
![Page 10: hipermetabolisme](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022051621/55cf8ea5550346703b942e36/html5/thumbnails/10.jpg)
energi dan disimpannya dalam ikatan atomnya. 2). Anabolisme, di mana bagian
komponen dan energi itu digunakan untuk membangun jaringan yang baru dan
melakukan fungsi dasar hidup. RMR adalah jumlah energi dalam tubuh yang
dibutuhkan setiap hari untuk melakukan fungsi dasar hidup.
RMR adalah suatu cara untuk mengetahui seberapa cepat pembakaran
kalori dalam tubuh. Rendahnya metabolisme, maka berat badan akan tetap.
Pembakaran kalori yang lebih besar dari pemasukan, akan menyebabkan
penurunan berat badan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi metabolisme.
Olahraga merupakan kunci untuk meningkatkan RMR.
Hipermetabolisme sering terjadi pada psien kanker. Peningkatan
metabolisme ini sampai 50% lebih tinggi dibanding kan pasien bukan kanker.
Tabel 2. Nilai Resting Metabolic Rate berdasarkan Jenis Kelamin.Error!
Bookmark not defined.
2.5.3 Phase Angle
Phase angle bergantung dari total resistan dan reaktan tubuh dan tidak
bergantung dari tinggi dan berat badan serta lemak tubuh. Phase angle yang
rendah timbul pada keadaan adanya kematian sel dan kerusakan sel membran.
Tingginya nilai phase angle timbul pada keadaan dimana banyak jumlah membran
sel dan Body Cell Mass (BCM) yang masih baik. Semua unsur hidup mempunyai
nilai phase angle.
Universitas Sumatera Utara
![Page 11: hipermetabolisme](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022051621/55cf8ea5550346703b942e36/html5/thumbnails/11.jpg)
Tabel 3. Nilai Phase Angle berdasarkan Jenis Kelamin.Error! Bookmark
not defined.
Pada penelitian yang dilakukan di Medan oleh Taufik S dkk untuk melihat
perbedaan nilai parameter BIA berdasarkan jenis kelamin pada populasi sehat.
Dari hasil pengukuran yang dilakukan tidak terdapat perbedaan yang bermakna
dari nilai karakteristik seperti umur, BMI, dan suku atau etnik antara laki-laki dan
perempuan. Nilai Phase Angle yang diukur dengan BIA, terdapat perbedaan
bermakna antara laki-laki dan perempuan dimana nilai laki-laki (6,6±0,8) lebih
tinggi dibanding perempuan (5,5±0,8). Sedangkan pada parameter Status Nutrisi
yang diukur dengan BIA yaitu BCM, FFM (kg), RMR, Protein, Mineral dan
Glikogen berbeda bermakna antara laki-laki dan perempuan dimana nilai laki-laki
lebih tinggi dibanding perempuan, sedangkan parameter FM (kg) tidak berbeda
bermakna antara laki-laki dan perempuan.
27
Tabel 4. Nilai parameter nutrisi yang diukur dengan BIA pada populasi sehat
Parameter Laki-laki
n = 50
Perempuan
n = 50
Universitas Sumatera Utara
![Page 12: hipermetabolisme](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022051621/55cf8ea5550346703b942e36/html5/thumbnails/12.jpg)
BCM (kg)
FFM (kg)
FM (kg)
RMR (kkal)
Protein (kg)
Mineral (kg)
Glkogen (kg)
30,6 ± 3,1
54,9 ± 4,2
17,8 ± 6,1
1668 ± 109,3
11,6 ± 1,5
4,1 ± 0,5
499,2 ± 38
22,3 ± 1,8
40,3 ± 3,3
18,1 ± 6,1
1321 ± 58,4
8 ± 1,1
3,3 ± 0,4
365,6 ± 29,7
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1 Kerangka Konsep
Berikut ini adalah kerangka konsep penelitian yang dikembangkan untuk
menentukan hubungan SGA dengan kualitas hidup dan nilai Phase Angle pada
BIA pasien LNH.
3.2 Definisi Operasional
1. Limfoma Non Hodgkin tanpa memandang stadium yang belum
mendapat kemoterapi, diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa,
pemeriksaan fisik dan histopatologi.
Limfoma Non Hodgkin
• Penilaian kualitas hidup (SF-36)
• Penilaian phase angle BIA
Penilaian status nutrisi (SGA)
Universitas Sumatera Utara
![Page 13: hipermetabolisme](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022051621/55cf8ea5550346703b942e36/html5/thumbnails/13.jpg)
2. Phase Angle yaitu menyatakan keadaan dimana banyak jumlah
membran sel dan Body Cell Mass (BCM) yang masih baik diukur
dengan Bioelecterical Impedance Analysis (Maltron Bio Scan 916).
3. Subjective Global Assesment (SGA) adalah suatu penilaian bersifat
subjektif untuk menilai status nutrisi, kombinasi data subjektif dan
objektif, yang dinilai dengan formulir dari ASPEN 1987.
4. SF-36 merupakan instrumen non spesifik yang dipakai untuk menilai
kualitas hidup penderita penyakit kronis termasuk limfoma non
Hodgkin.
15
Universitas Sumatera Utara