hgb abraham format bpn

23
Kronologis Tanah HGB Abraham dan Tanah Sewa Tohir I. Riwayat Perolehan Hak Para Pihak A. Hak Guna Bangunan Abraham Lukmito C.s, berasal dari tanah Negara diKampung Karet Sawah, Kelurahan Karet Semanggi. 1.Abraham Lukmito C.s, adalah pemilik atas tanah HGB No. 24, 25 dan 26/ Karet Semanggi (1) , seluas 6.120 m2. (Luas sesungguhnya adalah 6.709 m2, karena sebagian dicadangkan untuk jalan, yang dikeluarkan dari HGB). Tanah HGB ini terletak di Karet Sawah, Kelurahan Karet Semanggi. 2.Riwayat tanah HGB adalah berasal dari sebagian dari Tanah negara ex. Verponding No.7267 a.n. Moara C.s., yang terkena U.U. No.1 tahun 1958, menjadi tanah partikelir yang telah ditegaskan sebagai tanah yang langsung dikuasai oleh negara, dengan Surat Keputusan Menteri Muda Agraria tanggal 24-02- 1960 No. SK. 366/Ka. 3. Abraham Lukmito C.s., menguasai fisik, sebagai pemilik rumah-rumah dari ayahnya Lie Ka Ho yang telah membeli dari Thio Oen Kang sesuai Akta Jual tanggal 14 Mei 1926 No. 69 (2) yang dibuat dihadapan E.H Carpentier Alting Notaris di Batavia. Kemudian Lie Ka Ho diberi izin oleh Walikota Batavia tanggal 29 September 1926 No.1024/RB (3) untuk membongkar dan

Upload: heather-wright

Post on 18-Jan-2016

224 views

Category:

Documents


23 download

TRANSCRIPT

Page 1: HGB Abraham Format BPN

Kronologis Tanah HGB Abraham dan Tanah Sewa Tohir

I. Riwayat Perolehan Hak Para Pihak

A. Hak Guna Bangunan Abraham Lukmito C.s, berasal dari tanah Negara diKampung Karet Sawah, Kelurahan Karet Semanggi.

1. Abraham Lukmito C.s, adalah pemilik atas tanah HGB No. 24, 25 dan 26/ Karet Semanggi (1) , seluas 6.120 m2. (Luas sesungguhnya adalah 6.709 m2, karena sebagian dicadangkan untuk jalan, yang dikeluarkan dari HGB). Tanah HGB ini terletak di Karet Sawah, Kelurahan Karet Semanggi.

2. Riwayat tanah HGB adalah berasal dari sebagian dari Tanah negara ex. Verponding No.7267 a.n. Moara C.s., yang terkena U.U. No.1 tahun 1958, menjadi tanah partikelir yang telah ditegaskan sebagai tanah yang langsung dikuasai oleh negara, dengan Surat Keputusan Menteri Muda Agraria tanggal 24-02-1960 No. SK. 366/Ka.

3. Abraham Lukmito C.s., menguasai fisik, sebagai pemilik rumah-rumah dari ayahnya Lie Ka Ho yang telah membeli dari Thio Oen Kang sesuai Akta Jual tanggal 14 Mei 1926 No. 69 (2) yang dibuat dihadapan E.H Carpentier Alting Notaris di Batavia. Kemudian Lie Ka Ho diberi izin oleh Walikota Batavia tanggal 29 September 1926 No.1024/RB (3) untuk membongkar dan membangun kembali sebuah perusahaan batik yang terdiri atasa. Rumah tinggal b. Ruang terbuka c. Tempat Penimbunan d. Komplek kamar2 untuk para pelayan

Bahwa Lie Ka Ho telah memperoleh izin dari Dewan Walikota dan Dewan Kota Praja Batavia untuk merubah dan mendirikan bangunan-bangunan baru berdasarkan Bouw Bewijs Nomor:35/RB tanggal 11-1-1934 (4), di atas persil di

Page 2: HGB Abraham Format BPN

Kampung Karet Sawah sebagaimana disebutkan lebih lanjut dalam Gambar Situasi;

4. Lie Ka Ho, ayah Abraham Lukmito, adalah pedagang (pengusaha batik) yang bertempat tinggal di Kampung Karet Sawah, Kelurahan Karet Semanggi dan menyewa 2 (Dua) bidang tanah di Kampung Pedurenan, Kelurahan Karet Kuningan yang juga merupakan bagian dari ex Verponding No.7267, atas nama Tohir, sebagai pengurus landhuur (tanah sewa) dari pemiliknya a.n. Moara Cs, berdasarkan Akte SEWA MENYEWA No.45 tanggal 22 Januari 1937 (yang dibuat oleh Notaris Meester Adrian Hendrik Van Ophijsen (5).

5. Setelah Lie Ka Ho meninggal dunia di tahun 1960, maka tanah tersebut dikuasai oleh anak dan cucu-cucunya, yaitu Abraham Lukmito Cs. Kepada Abraham Lukmito telah diberikan IMB No.212/IB/T/66.- tanggal 4 Juni 1966 oleh Djaelani Sudin Jakarta Tengah (6), untuk membongkar rumah bamboo dan mendirikan rumah dari rangka beton bertulang baru.

6. Tanah HGB menjadi tempat tinggal dan tempat usaha Abraham Lukmito Cs, yaitu di Kampung Karet Sawah, Kelurahan Karet Semanggi, telah dimohonkan haknya pada tanggal 7-10-1972 oleh Abraham Lukmito. Pada tanggal 27-11-1972 telah diterbitkan Risalah Pemeriksaan Tanah oleh Panitia Pemeriksa Tanah (A) No. 307 s/d 209/SDA/RI/1972. Kemudian diterbitkan Surat Walikota Jakarta Selatan kepada Kepala sub Direktorat Agraria tanggal 18-12-1972 No. 331/PH/1/SDA/1972 . Selanjutnya diterbitkan SK Gubernur DKI Jakarta cq Kepala Direktorat Agraria DKI Jakarta tanggal 08-01-1973 yaitu No.5/3/PH/DS/III/GB/73 kepada Hanna Isabela Lukmito, No. 6/1/PH/DS/III/GB/73 Kepada Anthonius Lukmito, No.7/2/PH/DS/III/GB/73 kepada Anthonius Lukmito, tentang Pemberian Hak Guna Bangunan, diikuti penerbitan Sertipikat Hak Guna Bangunan No.24, No.25 dan No.26/Karet Semanggi dengan masa berlaku 20 tahun, sebagai berikut:a. HGB No.24/Karet Semanggi atas nama Hanna Isabella Lukmito, luas

1.990m2, GS tgl. 16-01-9-1973 No. 16/104/1973 (berakhir 31-01-1993);

Page 3: HGB Abraham Format BPN

b. HGB No.25/Karet Semanggi atas nama Abraham Lukmito, luas 2.020m2, GS tgl. 16-01-1973 No. 17/105/1973 (berakhir 31-01-1993)

c. HGB NO. 26/Karet Semanggi atas nama Anthonius Lukmito, seluas 2.110m2, GS tgl. 16-1-1973 No. 18/106/1973, (berakhir 31-1-1993)

d. Abraham Lukmito Cs, telah membayar uang kepada Kas Negara sebesar Rp.62.500.- Kas Pemerintah DKI sebesar Rp.187.500,- Yayasan Landreform sebesar Rp.125.000.-

Kesimpulan:bahwa riwayat HGB Abraham Lukmito Cs., adalah berasal dari tanah negara menjadi tanah HGB, yang tidak ada hubungan baik dengan Tohir maupun ahli waris Tohir.

B. Tanah Sewa ex. Verponding No.7267 Moara, Tohir qq. Mahbub bin H.Djabun

1. Tohir, dalam usia 90 tahun, telah meninggal di tahun 1948. kelompok H. Djabun Dkk. (19 orang) sebagai mengakui satu-satunya ahli waris H.M Tohir berdasarkan Ketetapan Pengadilan Negeri Tinggi Jakarta Selatan No. 400/1973P tgl. 07-08-1973 dan mengaku Tohir telah mewarisi Tanah Verponding No.7267 a.n. Moara C.s.

2. Bahwa Tohir adalah bukan ahli waris dari Moara C.s., yang merupakan Ahli Waris Bekas pemegang Hak Eigendom Verponding No. 7267 seluas +/- 132 ha, di Kampung Karet Pedurenan, Kecamatan Setiabudi.

3. Di dalam akte Sewa No.45 tahun 1937 status Tohir adalah sebagai pengurus tanah sewa ex. Verponding No.7267 milik Moara C.S. Lie Ka Ho sebagai penyewa telah menitipkan uang sewa sebesar f. 150.- (seratus lima puluh golden) kepada Tohir. Namum uang tersebut tidak disampaikan kepada ahli waris Moara C.s, maka kekayaan Tohir telah disita di tahun 1938. Demikian surat keterangan Moara C.s.

Page 4: HGB Abraham Format BPN

4. Kepemilikan Tohir menurut kelompok Djabun C.S, adalah berdasarkan Akta Bezit No.237 tgl. 09-04-1894 (dalam akta disebutkan nama-namanya adalah Tahir dimana bagian Tahir adalah 136.402/155.105.280; atau sebesar +/- 1.167 m2. Akta Bezit No.237 itu atas nama Tahir, yang diakui sebagai Tohir, dan isi akte tersebut diduga palsu karena tercatat ada kata-kata “Indonesien” yang belum dikenal pada masa itu.

5. Bahwa berdasarkan SK Menteri Negara Agraria tgl. 24-02-1960 No. 353/Ka s/d No. 366/Ka yang telah menegaskan tanah Hak Eigendom Verponding No. 7267 atas nama Moara C.s., diputuskan menjadi tanah yang dikuasai langsung oleh Negara. Kepada ahli waris bekas pemilik diberikan ganti rugi Cuma-Cuma berupa Hak Milik atas tanah seluas +/- 16 Ha; Dengan demikian terbukti bahwa ahli waris bekas pemilik Verponding No.7267 tidak mewaris tanah yang sudah diliquidasi. Dengan demikian ahli waris Tohir tidak berhak menuntut kepada pihak-pihak yang menguasai tanah Negara.

6. Berdasarkan SK. Menteri Dalam Negeri tgl. 26-03-1976 No.45/DJA/1976, ganti rugi secara Cuma-Cuma berupa tanah seluas +/- 16 Ha berdasarkan SK Menteri Negara Agraria tgl. 24-02-1960 No. 353/Ka s/d No. 366/Ka dicabut dan dirubah menjadi ganti rugi dalam bentuk uang;

7. Berdasarkan SK.Menteri Dalam Negeri tgl. 17-09-1982 No.158/DJA/1982, ganti rugi dalam bentuk uang Berdasarkan SK. Menteri Dalam Negeri tgl. 26-03-1976 No.45/DJA/1976, dicabut dan dirubah dengan ganti rugi berupa tanah seluas +/-3 Ha;

8. Berdasarkan Surat Gubernur DKI Jakarta cq. Kadit Agraria DKI Jakarta tgl.06-06-1987 No. 1.711.9/785/LR/8, pelaksanaan ganti rugi tanah tidak dapat dilaksanakan karena bekas pemilik/ahli waris (Tohir dkk.) tidak pernah menguasai tanah tersebut maupun membebaskan dari para penggarap dan tanah tersebut dikuasai oleh pihak ketiga, maka ganti rugi diberikan dalam bentuk uang;

9. Berdasarkan SK Kepala BPN tgl. 18-09-1990 No. 188-VI-1990 yang mencabut SK Mendagri No. SK.158/DJA/1982 tgl. 17-09-1982 dan menegaskan kembali pencabutan SK Mendagri tgl. 26-03-1976 No. 45/DJA/1976 dan Pemerintah bersedia memberikan ganti rugi dalam

Page 5: HGB Abraham Format BPN

bentuk uang kepada bekas pemilik tanah bekas Eigendom Veerponding No. 7267 kepada :- H. Mani bin Tappa dkk. (45 orang) selaku ahli waris dari Moara dkk.

(17orang)- H. Djabun dkk. (19 orang) sebagai ahli waris H.M Tohir;- Tauran dkk. (17 orang)

Isi gugatan adalah bahwa :

. Lie Ka Ho, sebagai sebagai penyewa, yang disewa adalah obyeknya adalah berupa 2 (dua) bidang, tanah dan masing-masing ada 2 dan 1 bangunan gubug, yang masing-masing terletak di Kampung Pedurenan, ex Verponding No.7267, (a.n. Moara c.s., terletak di Kelurahan Karet Kuningan), berdasarkan Akte Sewa No.45 tanggal 22-01-1937 yang berlaku sampai tanggal 01-02-1967.

. Setelah berakhirnya perjanjian sewa di tahun 1967, Lie Ka Ho (meninggal tahun 1960), tidak mengembalikan kepada pemiliknya Tohir (meninggal tahun 1948), melainkan tanah/rumah tersebut diserahkan/dikuasai oleh ahli warisnya yaitu Abraham Lukmito Cs (3 orang) dan membongkar rumah lama mengganti dengan bangunan baru.

1. Akte Sewa Menyewa No.45 tanggal 22-1-1937.

Lie Ka Ho, bertempat tinggal di Tanah HGB Abraham Lukmito, yaitu di Karet Sawah, Kelurahan Karet Semanggi, adalah penyewa 2 bidang tanah ex Verponding No.7267 di Kampung Pedurenan, Kelurahan Karet Kuningan, milik Moara c.s, yang diwakili oleh Tohir sebagai pengurus Landhuur (tanah Sewa).

Dengan demikian Tanah HGB berbeda lokasi dengan tanah sewa. Berarti Tohir bukanlah pihak yang berhak atas tanah HGB tersebut. Oleh karena itu ahli waris Tohir tidak berhak menuntut tanah HGB Abraham Lukmito.

Page 6: HGB Abraham Format BPN

. Tohir, sebagai pihak yang menyewakan obyek tanah sewa, adalah pengurus Landhuur (tanah Sewa) ex Verponding No.7267, milik Moara Cs untuk menyewakan dari tahun 1937 s/d 1967.

. Harga sewa berjumlah f.10.-(sepuluh gulden) per tahun. Lie Ka Ho telah menitip uang f.150.- (Seratus lima puluh gulden) kepada Tohir untuk disampaikan kepada pihak Moara Cs.

. Akan tetapi uang pembayaran sewa Lie Ka Ho tersebut tidak disampaikan oleh Tohir kepada pihak Moara Cs, sehingga kekayaan Tohir disita oleh pihak Moara Cs. dan Akte sewa-menyewa dinyatakan tidak berlaku lagi oleh Moara Cs, berdasarkan Surat Inlandesche Deurwaarder Belantingkantoor tanggal 29 Juli 1938 In Naam Der Koningin, yang telah memerintahkan H. M. Tohir, sebagai pengurus Landhuur dalam waktu 8 hari untuk membayar lunas secara langsung di kantoor’s Landskas Weltevreden, Postkantoor Batavia.

2. Data Kepemilikan tanah Verponding No.7267.

Kepemilikan tanah sewa adalah Moara c.s. yang disewakan oleh Tohir kepada Lie Ka Hoo, adalah tanah ex. Verponding No.7267, seluas 132 ha, terletak di Kelurahan Karet Kuningan,

Dengan demikian berarti ahli waris bekas pemegang hak Verponding No.7267 tidak pernah mewarisi tanah tersebut yang sudah terliquidasi.

Kepada bekas pemilik diberikan ganti rugi oleh pemerintah. Hak untuk menerima ganti rugi para ahli waris secara keseluruhan telah dilepaskan kepada PT Sunda Kelapa Fajar Trading Corporation, tertanggal 16-07-1985. Berdasarkan SK KBPN No. 188-VI-1990 tertanggal 18-06-1990, karena para ahli waris tidak menguasai tanah secara fisik, maka ganti rugi di dalam bentuk uang.

Dengan demikian sejak 1960 ahli Waris Tohir sudah tidak ada kaitan lagi dengan tanah Sewa ex. Verponding No.7267 yang terliquidasi dan sejak 1985 ahli waris Tohir sudah tidak bisa menuntut ganti rugi kepada pemerintah lagi karena telah menjual haknya.

Page 7: HGB Abraham Format BPN

. Status Ahli waris Tohir itu diperoleh berdasarkan Surat Ketetapan Pengadilan Jakarta Barat dan Selatan Nomor : 400/1973.P. tanggal 7 Agustus 1973, dan Fatwa ahli waris dari Pengadilan Agama Jakarta Selatan No. 656/1980 tertanggal 20 Nopember 1980.

. Pada saat lahir ahli waris Tohir, di tahun 1980, ternyata tanah Verponding No.7267 yang diakui oleh Pemerintah adalah Moara Cs., dan status tanah Verponding No.7267 telah dinyatakan menjadi tanah yang langsung dikuasai oleh negara, karena terkena U.U. No.1 tahun 1958 oleh Menteri Agraria. Dan Sertipikat HGB telah diterbitkan di tahun 1972.

.Ahli waris Tohir (tahun 1980) menyatakan bahwa Tohir meninggal di tahun 1948 (berdasarkan Keterangan Sahroni di perkara PTUN) adalah pemilik tanah Verponding ex 7267 di Kampung Karet Pedurenan, Kelurahan Karet Kuningan.

I. Tanggal 11-10-19903. Surat Keputusan KBPN No.36-VIII-1990 tanggal 11-10-1990.

Dengan menyembunyikan fakta hukum diatas, para ahli waris Tohir yang sudah tidak mempunyai alas hak, telah mengajukan permohonan pembatalan HGB Abraham Lukmito pada tanggal 12-02-1990 kepada Kepala Badan Pertanahan Nasional Ir. Soni Harsono. Oleh karena permohonannya disetujui tanpa pemeriksaan seksama mengenai data Yuridis maupun data fisik terlebih dahulu, dan diterbitkan SK Pembatalan HGB Abraham Lukmito No.36-VIII-1990 tertanggal 11-10-1990, dengan menghilangkan kesempatan pihak Abraham Lukmito untuk membela haknya, maka telah terbukti menyalahi baik kewenangan maupun prosedur, sehingga mengandung cacat hukum.

Cacat hukum itu adalah sbb:

a. Masalah kepemilikan hak atas tanah adalah tanah perdata, bukan tanah tata usaha Negara. Dengan demikian Surat Keputusan Pembatalan adalah salah kamar.

Page 8: HGB Abraham Format BPN

b. Pihak pemohon pembatalan HGB adalah Santo Haryadi, tanpa surat kuasa dari ahli waris Tohir untuk menggugat Abraham Lukmito, dan ahli waris Tohir tanpa mempunyai Surat Tanah Verponding No.7267, (karena mereka telah melepaskan haknya untuk menerima ganti rugi kepada PT Sunda Kelapa Fajar & Co) dan Status tanah Verpondingnya sudah dinyatakan menjadi tanah yang langsung dikuasai oleh Negara, telah menuntut pembatalan HGB Abraham Lukmito yang sudah mempunyai kekuatan hukum yang tetap.

Dengan demikian telah membuktikan bahwa ahli waris Tohir sebenarnya tidak berhak menuntut baik mengenai tanah sewa ex Verponding No.7267 yang terliquidir. Oleh karena itu ahli waris Tohir tidak berhak pula menuntut tanah HGB Abraham Lukmito yang tidak berasal, tidak sama dan tidak identik dengan tanah sewa.

c. Pihak ahli waris Tohir, karena telah melepaskan haknya untuk menerima ganti rugi dari pemerintah kepada PT Sunda Kelapa Fajar & Co. (di butir 3) maka mereka tidak ada hubungan hukum lagi terhadap tanah Verponding tersebut. d. Lie Ka Ho, penyewa tanah berdasarkan akte sewa no.45 tahun 1937, tidak terbukti menyerahkan tanah sewa yang terletak di Kampung Karet Pedurenan, Kelurahan Karet Kuningan kepada Abraham Lukmito, yang mempunyai tanah yang beda yaitu di lokasi jl. Karet Sawah, Kelurahan Karet Semanggi. e. Bangunan-bangunan yang dibangun di lokasi tanah Karet Sawah berdasarkan IMB No.35 di tahun 1934 adalah milik Lie Ka Ho, dan bangunan2 tersebut sudah berdiri jauh sebelum adanya akte Sewa-Menyewa No.45 tahun 1937 dan menjadi tempat tinggal dan usaha Lie Ka Ho.f. Permohonan HGB dilakukan oleh Abraham Lukmito itu adalah berdasarkan Risalah Rapat Panitia A. Bukan dari Surat Keterangan Lurah Bendungan Udik tanggal 17-06-1968 No.I/34/1968. Dan surat Lurah ini pun tidak bisa dilakukan pembatalan atau dicabut dengan Surat Keterangan Wakil Lurah Setiabudi tanggal 20-04-1974 No.204/5/30/1974, karena diluar yurisdiksi.g. Bahwa pembatalan HGB tersebut diatas tidak berdasarkan alas hak yang sah. Karena kedudukan ahli waris Tohir tidak mempunyai hubungan hukum baik terhadap tanah sewa maupun tanah HGB. Sedangkan kedudukan dan hubungan hukum terhadap tanah HGB itu Abraham Lukmito adalah penguasa fisik

Page 9: HGB Abraham Format BPN

berdasarkan kepemilikan bangunan-bangunan sesuai IMB No. 212/IB/T/66 tanggal 04-06-1966, di atas tanah Negara. Bukan sebagai penyewa tanah di Kampung Pedurenan dan bangungan2 Tohir. h. Bahwa pembatalan HGB Abraham Lukmito adalah merupakan produk setting, dimana surat pemberitahuan pembatalan Kepala BPN tanggal 9-12-1989 No.570.32-5090 tidak disampaikan kepada Abraham Lukmito dan surat pemberitahuna pembatalan di atas terjadi sebelum ada surat permohonan pembatalan dari ahli waris Tohir tertanggal 12-02-1990.

4. P(engadilan) T(ata) U(saha) N(egara)

Setelah HGB dibatalkan telah timbul perkara di P(engadilan) T(ata) U(saha) N(egara) atas pembatalan tanah HGB tesebut, dengan No. 03/G/1991/PTUN-JKT Jis. No.03/B/1992/PT.TUN.JK, No.14 K/TUN/1992 dan No.1/PK/TUN/1993, antara Melinda Kusuma (istri Abraham Lukmito) c.s., melawan BPN c.s. Materi gugatannya adalah menyangkut masalah “Pembatalan SK KBPN tanggal 11-10-1990 No.36-VIII-1990” yang dianggap oleh Penggugat diterbitkan tidak sesuai dengan prosedur dan bukan menyangkut masalah kepemilikan.

Status tanah HGB setelah dibatalkan adalah tanah Negara, bukan tanah ahli waris Tohir.

5. Surat Pernyataan Penggarap dan Surat Pelepasan Hak Sahroni tgl.29-12-1994.

Ketika perkara Perdata yang terdaftar dalam No. 075/Pdt/ 1993/PN Jak-Sel Jis No.011/Pdt/1994/PT. DKI dan No. 1255 K/PDT/1995, belum ada keputusan yang pasti. Sahroni, penduduk Kampung Pomahan RT.05/02, Kabupaten DT.II Bekasi, dengan K(artu) T(anda) P(enduduk) No: 3218072006.00145. telah membuat Surat Pernyataan Penggarap untuk dirinya sendiri pada tanggal 21-11-1994, di atas tanah HGB seluas 6.709 M2 sejak tahun 1926 hingga sekarang. Berdasarkan surat ini di hari yang sama telah “melepaskan hak dan kepentingan atas tanah negara

Page 10: HGB Abraham Format BPN

kepada “PT Sarananeka Indah Pancar” dengan harga Rp. 5.367.200.000.- (Lima milyar tiga ratus enam puluh tujuh juta dua ratus ribu rupiah).

“Surat Pernyataan Penggarap” dan “Surat Pelepasan Hak dan Kepentingan Atas Tanah Negara” ini telah didaftarkan dibukukan di Kantor Kelurahan Karet Semanggi untuk Pendataan Nomor : 004/1.711/5/1994 tanggal 29-11-1994. Namum kenyataannya buku di Kantor Kelurahan yang dimaksud tidak pernah ada. Bahkan surat-surat tersebut bertentangan dengan fakta hukum yaitu:

a. Surat Tanda Terima Setoran PBB No.50041 dan No. 01364 tanggal 30-12-1991 a.n. Hanna Isabella Lukmito dan Abraham Lukmito. Dan No. 01334 tanggal 21-12-1991 a.n. Antonius Lukmito.b. K(artu) T(anda) P(enduduk) di atas tanah tersebut tercatat adalah a.n. Norman S. Lukmito No. 4203.2923.40502480038, tanggal 16-01-1995.c. Surat Pernyataan dari Amat Damiri mantan Lurah Karet yang bertanggal 26 Nopember 1994 dengan Alamat Karet Pasar 170 Jakarta Selatan dengan ini menyatakan bahwa Haji Moh Tohir tidak pernah tinggal/menempati tanah di Jl. Karet Sawah No.7 Rt.006 Rw.03 Karet Semanggi, Jakarta Selatan. Sejak awal tanah tersebut ditempati oleh Almarhum Haji Moh. Tohir adalah sebagai pengurus dari tanah Eigendom Verponding 7267.

Dengan demikian terbukti surat-surat Sahroni adalah tidak berdasarkan alas hak dan terbukti isinya adalah keterangan palsu, sehingga tidak sah! Oleh karena itu perusahaan PT Sarananeka Indah Pancar tersebut terbukti salah membayar sehingga tidak dapat dikatakan mengusai tanah HGB!

6. Putusan Perkara Perdata yang terdaftar dalam No. 075/Pdt/1993/PN Jak-Sel Jis No.011/Pdt/1994/PT. DKI dan No. 1255 K/PDT/1995.

Dalam perkara perdata yang terdaftar di atas, berdasarkan surat Kakanwil BPN DKI No.1.711.9/1532/31-04/PMP/1998 tanggal 15-07-1998, bahwa materi gugatan adalah masalah kepemilikan, namun amar putusan pengadilan tersebut adalah gugatan penggugat tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijk Verklaard).

Page 11: HGB Abraham Format BPN

Dengan demikian maka putusan tersebut belum menyangkut pokok perkara atau masalah kepemilikan.

Dengan demikian terbukti tiada putusan pengadilan yang menyatakan bahwa tanah HGB itu milik ahli waris Tohir. Status tanah HGB seperti semula adalah tanah Negara dimana Abraham Lukmito adalah menguasai fisik di atas tanah tersebut berdasarkan IMB.

II. Surat Keputusan Menteri Agraria/Kepala BPN tanggal 25-08-1999 No.570.31-3448,

Surat Keputusan Menteri Agraria/Kepala BPN dengan surat tanggal 25-08-1999 No.570.31-3448, tentang persetujuan pemberian hak baru kepada Abraham Lukmito sebagai korban kesewenang-wenangan SK KBPN No.36-VIII-1990 tanggal 11-10-1990 tentang pembatalan HGB Abraham Lukmito yang dilakukan secara sepihak dan salah baik subyek, obyek maupun administrasi pemerintahan.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, pihak Abraham Lukmito yang diwakili oleh Norman Lukmito dan Tommy S. Sanjoto telah mengajukan permohonan hak baru tanggal 19 Agustus 1998, dan telah diputuskan untuk disetujui menerima hak baru oleh Menteri Agraria/Kepala BPN dengan surat tanggal 25-08-1999 No.570.31-3448, oleh Kakanwil BPN DKI dengan suratnya No.1.711.2/1947/31-04/B/99 tanggal 29-10-1999 dan surat Kakan BPN Jakarta Selatan tanggal 5-11-1999 dengan No. 1.711.2/1111/S/1999.

Permohonan Hak baru Kel. Abraham Lukminto disetujui karena mengingat Bahwa:

. Tanah HGB No.24, 25 dan 26/Karet Semanggi milik kel.Abraham Lukminto tidak ada kaitan dan tidak ada hubungan dengan tanah Sawah milik Tohir, sesuai dengan kesimpulan Berita Acara BPN Jak-Sel No. 63/PPT/JS/1999 tanggal 25-3-1999 yang telah diperkuat dengan Hasil Laporan Penelitian Data Fisik, Pengukuran dan Pemetaan. Maka dasar pertimbangan SK.KBPN No. 36-VIII-1990 tanggal 1-10-1999 tentang pembatalan HGB No.24, 25 dan 26/Karet Semanggi dan IMB No.212/IB/T66 tanggal 4-6-1966, terbukti tanpa alas hak maka mengandung cacat hukum.

Page 12: HGB Abraham Format BPN

. Status tanah HGB setelah dibatalkan adalah tanah yang langsung dikuasai oleh Negara.

. Penguasa secara fisik di atas tanah tersebut adalah Abraham Lukmito berdasarkan IMB.

. Kepemilikan tanah sewa Tohir adalah ex. Verponding No.7267 yang sudah terliquidasi. Terbukti Ahli Waris Tohir tidak mewarisi tanah Verponding No.7267. Oleh karena itu ahli waris Tohir tidak bisa menuntut tanah HGB Abraham Lukmito.

. Kepemilikan tanah HGB Abraham Lukmito adalah sah berdasarkan Putusan Perkara No.41/JS/1983 G tanggal 20-10-1983 yang sudah sejak tanggal 3 Juli 1987 Putusan tersebut dinyatakan telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap.

. Pihak ahli waris Tohir tidak dapat menuntut dengan menggunakan akte sewa No.45 tahun 1937 lagi, karena Lie Ka Ho, penyewa tanah Pedurenan, sudah meninggal dunia. Disamping itu tanah HGB di Karet Sawah, bukan berasal, tidak sama dan identik dengan tanah sewa.

. Masa berlakunya HGB telah habis sehingga tidak bisa dipulihkan haknya. Maka SK Pembatalan HGB No.36-VIII-1990 tanggal 1-10-1999 sudah kehilangan maknanya karena salah baik subyek, obyek maupun dari segi administrasi pertanahan.

. SK Pembatalan HGB No.36-VIII-1990 tanggal 1-10-1999 yang menyatakan ahli waris Tohir menguasai secara fisik tanah sewa. Adalah bertentangan dengan SK KBPN tanggal 18-06-1990 Nomor 188-VI-1990 yang menyatakan bahwa ahli waris Tohir tidak menguasai secara fisik. Maka SK Pembatalan tersebut perlu dibatalkan. Karena rawan dipergunakan oleh Sahroni, ahli waris Tohir untuk menjual hak yang bukan haknya kepada pihak PT Sarananeka Indah Pancar.

III. Hambatan-hambatan Proses Pemberian Hak Baru.

Atas dasar surat-surat persetujuan pemberian hak baru tersebut diatas telah diadakan pengukuran yang hasilnya dituangkan dalam Surat ukur tanggal 28-10-1990 No.09.04.02.04.00270 s/d 00273/1999 dan selanjutnya juga telah

Page 13: HGB Abraham Format BPN

pemeriksaan terhadap tanah tersebut yang hasilnya dituangkan dalam Risalah pemeriksaan Tanah ( Konstatering Report ) tanggal 14 Juli 2000 No. 558 s/d 560/RP/PJS/2000, yang hasilnya tanah yang di mohon terletak di Kampung Karet Sawah I, Kelurahan Karet Semanggi, bukan tanah milik Tohir yang terletak di Kampung Karet Pedoerenan, Kelurahan Karet Kuningan, maka Kakanwil BPN Jak-Sel setuju tanah tersebut diterbitkan HGB kepada Kel. Abraham Lukmito .

a. Surat Kakanwil BPN DKI No. 1.711.2/1659/0904/B/2000 tanggal 21-09-2000 yang menyatakan bahwa surat Menteri Negara/KBPN No. 570.31-3448 tanggal 25-08-1999 tersebut diatas terdapat kontradiksi dengan putusan-putusan perkara di pengadilan. Hal ini tidak terbukti berdasarkan Surat kakanwil BPN DKI No.1.711.9/1532/31-04/PMP/1998 tanggal 15-07-1998. Sehingga SK KBPN No.570.31-3448 tanggal 25-08-1999 bisa ditindaklanjuti.

b. Surat KBPN Prof. Ir Lutfi Nasoetion. MSc. Ph.D No.570.31-226 tanggal 29-01-2002 kepada Kakanwil BPN DKI, yang menyatakan bahwa ada pihak PT Saraneka Indah Pancar yang menguasai secara fisik atas dasar:

. Surat Persetujuan Prinsip Pembebasan/Pemanfaatan Lahan (SP3L) dari Gubernur DKI Jakarta tanggal 10-10-1991 No.4020/-1.711.9.

Hal ini tidak mendasar, karena

petama, SP3L hanya berumur 6 bulan setelah diterbitkan. Dengan demikian pelaksanakan pembebasan pada tanggal 29-11-1994 terjadi ketika SP3L sudah tidak berlaku.

Kedua, Wilayah SP3L adalah Kelurahan Karet Kuningan, sedangkan yang dibebaskan adalah Kelurahan Karet Semanggi, terbukti beda lokasi.

Ketiga, ahli waris Tohir, tidak mewarisi tanah sewa ex. Verponding No.7267 yang terkena UU No.1 tahun 1958 dan tidak menguasai secara fisik Berdasarkan SK KBPN No. 188-VI-1990 tanggal 18-06-1990. Sehingga tidak bisa menuntut berdasarkan Akte Sewa No.45 tahun 1937 terhadap tanah HGB Abraham Lukmito, oleh karena itu Sahroni tidak mempunyai alas hak telah melepaskan hak kepada PT Sarananeka Indah Pancar.

Page 14: HGB Abraham Format BPN

Keempat, Tanah yang disewa oleh Lie Ka Ho terletak di Pedurenan, Kelurahan Karet Kuningan bukan di tanah HGB Abraham Lukmito yang terletak di jalan Karet Sawah, Kelurahan Karet Semanggi. Dengan demikian ahli waris Tohir terbukti tidak mempunyai alas hak lagi baik tanah sewa maupun tanah HGB. Oleh karena itu Surat Pernyataan Penggarap Sahroni tidak sah dan Surat Pelepasan Hak dan Kepentingan atas tanah negara tanggal 29-11-1994 juga tidak sah.

Kelima, pihak ahli waris Tohir tidak bisa menuntut lagi berdasarkan tanah yang disewa oleh Lie Ka Ho, karena Lie Ka Ho sudah meninggal, dan Tohir sudah meninggal dan surat ahli waris Tohir adalah berdasarkan Surat Penetapan Pengadilan bukan serta merta.

Dengan demikian PT Saraneka Indah Pancar terbukti telah salah beli kepada pihak yang tidak mempunyai alas hak. Maka PT Sarananeka Indah Pancar tidak mempunyai alas hak berarti perusahaan ini tidak menguasai fisik.

a. Berdasarkan Putusan tanggal 16-12-1992 No.14 K/TUN/1992, status tanah HGB setelah dibatalkan adalah tanah yang langsung dikuasai oleh negara. Bukan milik ahli waris Tohir. b. Kepala BPN menindak lanjuti Surat Menteri Negara Agraria/KBPN tanggal 25-08-1999 No.570.31-344, agar membebaskan dari pihak PT Saraneka Indah Pancar.

7. Hasil Rapat BPN tanggal 20-11-2002 di kantor KBPN

Rapat membahas permohonan hak atas tanah Kel. Abraham Lukmito yang terbentur masalah pemagaran di sebelah barat tanah HGB No. 24,25 dan 26/Karet Semanggi oleh PT. Sarananeka Indah Pancar yang menyatakan telah melakukan pembayaran ganti rugi kepada Sahroni, penduduk Bekasi, sebagai salah satu ahli waris Tohir, pemilik ex Verponding No.7267, setelah adanya putusan-putusan pengadilan sebagaimana diuraikan dalam angka 5 diatas.

Bahwa sesuai dengan kesimpulan rapat 20-11-2002 di BPN adalah sbb:

a.Ex.HGB No. 24,25 dan 26/Karet Semanggi, tidak berasal, tidak sama dan tidak identik dengan tanah sewa.

Page 15: HGB Abraham Format BPN

b.Putusan-putusan di pengadilan yang dimaksud adalah sesuai di angka 5, tidak ada satupun yang menyatakan Tanah ex. HGB No.24, 25 dan 26/Karet Semanggi.

c.Pemagaran sebelah barat tanah ex. HGB tersebut bukan berarti perusahaan tersebut telah menguasai tanah ex. HGB secara fisik, karena tidak didukung data yuridis dan data fisik.

d. Akan tetapi Pemagaran ini merupakan bukti telah terjadi pelanggaran hukum, karena adanya “Surat Perintah Bongkar (SPB)” Nomor 569/1.7852/SPB/JS/2002 dari Walikota Jakarta Selatan kepada PT Sarananeka Indah Pancar.

SARAN / KESIMPULAN

Penguasaan fisik Kel. Abraham Lukmito secara Yuridis sebagai pihak yang Berhak telah diperkuat oleh Menteri Agraria/Kepala BPN dengan surat No. 570.31-3448 tanggal 25-08-1999, perlu ditindak lanjuti, dengan tanpa membayar ganti rugi kepada PT Saraneka Indah Pancar, yang tidak pernah membebaskan tanah ex HGB No. 24,25, dan 26/Karet Semanggi milik Kel.Abraham Lukmito.

Rapat ini dipimpin oleh Ibu Waka BPN, para Deputi, BPN DKI, BPN Jak-sel dengan dihadiri oleh pihak Tommy S. Sanjoto, utusan DPRRI, DPRD DKI, utusan ahli waris Moara yang menyatakan ahli waris Tohir adalah bukan keturunan Moara, utusan PT Sunda Kelapa Fajar & Co yang menyatakan bahwa para ahli waris bekas pemegang hak telah menyerahkan surat Verponding No.7267 kepada perusahaan ini yang telah membeli hak untuk memperoleh ganti rugi dari pihak pemerintah RI atas tanah Verponding No.7267 dan pihak ahli waris Tohir bersama pihak PT Saraneka Indah Pancar, yang terbukti tidak bisa menunjukkan adanya putusan pengadilan yang menyatakan bahwa tanah ini adalah tanah Tohir kecuali pihak Abraham Lukmito dengan putusan Pengadilan Perdata No. 41/JS/1983 G. tgl. 20-10-1983 yang menyatakan bahwa kepemilikan HGB Abraham Lukmito itu sah dan sudah mempunyai kekuatan hukum yang tetap. Hasil rapat ini disusun oleh DEPUTI BIDANG INFORMASI PERTANAHAN, CHAIRUL BASRI ACHMAD , dengan NIP. 470 036 061. Pada tanggal 12-11-2004 dengan Nomor 171/ND/DII/XI/2004.

Page 16: HGB Abraham Format BPN