dan abraham
DESCRIPTION
hiaTRANSCRIPT
https://www.facebook.com/groups/mengenal.secret.societies/ Page 1
Tragedi Pembunuhan Abraham Lincoln Oleh : R. Bambang Aris Sasangka/JIBI/SOLOPOS/berbagai sumber
di web : http://www.boyolalipos.com
Sang Presiden Sudah Punya Firasat Buruk
Abraham Lincoln, Presiden ke-16
AS, sudah selama beberapa
malam terus diganggu oleh
mimpi buruk yang berulang-
ulang. Dalam mimpinya, dia
terbangun dari tidurnya di malam
hari karena mendengar suara
orang menangis. Dia lantas
mengikuti arah suara tangisan itu,
sampai akhirnya tiba di East
Room, salah satu ruang utama di
Gedung Putih.
“Saya sangat terkejut,” demikian kisah Lincoln kepada seorang sahabat yang
juga pengawal pribadinya, Ward Hill Lamon, suatu hari. “Di ruang itu saya
menemukan ada peti jenazah. Saya lalu bertanya pada tentara yang berjaga di
situ, siapa penghuni Gedung Putih yang meninggal?” tutur Lincoln. “Presiden
meninggal,” ujar Lincoln selanjutnya, menirukan jawaban si tentara dalam mimpi
itu. “Presiden dibunuh seseorang,” kata tentara itu pula.
Siapa sangka, mimpi buruk yang berulang-ulang itu adalah firasat buruk yang
sesungguhnya. Malam hari 14 April 1865, Lincoln dan istrinya, Mary Todd
Lincoln, didampingi seorang teman yang juga perwira militer, Mayor Henry Reed
Rathbone dan tunangannya, Clara Harris, datang ke Teater Ford di Ibukota
Washington DC untuk menyaksikan pertunjukan. Lakon yang disajikan malam itu
adalah Our American Cousin, sebuah drama komedi karya Tom Taylor. Presiden
dan rombongannya duduk di tempat khusus yang terletak di balkon dekat
panggung.
Ilustrasi surat kabar yang menunjukkan gambar rekaan saat John Wilkes Booth menembak Presiden Abraham Lincoln yang tengah menononton pertunjukan di Gedung Teater Ford di Washington, AS, 14 April 1865. (sonofthesouth.net)
https://www.facebook.com/groups/mengenal.secret.societies/ Page 2
Pada saat yang lebih kurang sama, di sebuah tempat minum, Star Saloon yang
bersebelahan dengan Teater Ford, John Wilkes Booth, seorang aktor yang juga
sering tampil sebagai pemeran utama di berbagai teater termasuk di Ford,
muncul dan memesan minuman. Pemilik bar, Peter Taltavul, agak heran karena
di luar kebiasaannya minum brendi, Booth saat itu memesan wiski. “Ah, tak usah
dipikirkan,” celetuk Booth menjawab keheranan Taltavul. “Eh, ngomong-
ngomong kamu ada rencana nonton nggak malam ini? Kamu harus nonton, ada
adegan yang hebat banget nanti,” katanya. Tanpa menunggu jawaban, Booth
melirik jam dinding, lalu pergi.
Malam itu hujan gerimis turun. Booth masuk ke ruang depan teater dan melihat
jam lagi, pukul 21.45. Dia mengangguk ke penjaga pintu, John Buckingham,
yang dikenalnya, lalu naik tangga ke ruang rias. Karena dia aktor, Booth sudah
dikenal orang-orang di sana dan bebas keluar masuk. Samar-samar didengarnya
suara dialog di panggung. Dia hapal semua dialog dalam lakon yang tengah
dimainkan. Dia juga hapal, nanti ada bagian di mana hanya ada satu aktor di
panggung. Itulah saat yang ditunggunya.
Di balkon khusus kepresidenan, Presiden Lincoln yang duduk di kursi goyang
tampak sangat menikmati pertunjukan. Di gang di belakang balkon, Booth
berjalan hati-hati menuju pintu ke balkon presiden. Gang itu sepi, satu-satunya
petugas keamanan presiden tengah berpatroli, meninggalkan tempat itu tak
terjaga. Sang pengawal pribadi presiden, Ward Lamon, yang sebelumnya
diberitahu soal mimpi buruk Lincoln, justru tak bertugas malam itu karena dia
diberi tugas lain oleh Lincoln.
Booth menyelinap masuk. Tangannya merogoh saku jas, meraih sepucuk pistol.
Di panggung, aktor Harry Hawk berdiri dan melontarkan kalimat-kalimat dialog
yang memancing tawa penonton. Di tengah gemuruh tawa itu, Booth
menembakkan pistolnya dari jarak dekat ke bagian belakang kepala Lincoln.
Presiden tersungkur. Booth menerjang ke depan, mencoba melompat dari
dinding balkon ke panggung. Mayor Rathbone secara refleks mencoba meraih
Booth, namun sang aktor menebaskan pisau yang dibawanya dan melukai
tangan sang mayor.
https://www.facebook.com/groups/mengenal.secret.societies/ Page 3
Namun perlawanan Rathbone membuat Booth tersandung dan jatuh di panggung
yang membuat kakinya keseleo. Seraya bangun, Booth meneriakkan kalimat
bahasa Latin, “Sic semper tyrannis! (begitulah nasib tiran).” Dengan terpincang-
pincang dia lalu kabur dari pintu belakang gedung teater saat semua orang
masih belum sepenuhnya sadar apa yang terjadi. Tapi jeritan Mary Todd Lincoln
segera menyadarkan semuanya. “Presiden tertembak!” raungnya dari atas
balkon. [1]
Siapakah John Wilkes Booth?
Booth Dibesarkan dalam Impian Sastrawi
Presiden Abraham Lincoln tewas ditembak oleh John Wilkes Booth, seorang
aktor, saat menonton pertunjukan di gedung Teater Ford di Washington DC.
Siapakah Booth sebenarnya?
Booth lahir 10 Mei 1838 di sebuah rumah
besar dari kayu di pinggiran hutan utara
Negara Bagian Maryland, tak jauh dari
perbatasan dengan Negara Bagian
Pennsylvania, AS. Dia anak kesembilan
dari pasangan Mary Ann Holmes yang
jelita dan Junius Brutus Booth, seorang
aktor teater yang terkenal suka
membawakan karya-karya penyair klasik
Inggris, William Sheakespeare.
Sejak kecil, Booth sudah dipengaruhi oleh kegemaran ayahnya akan kisah-kisah
kejayaan dari dunia sastra. Sang ayah juga suka membanggakan asal usulnya
sebagai salah satu keturunan tokoh politik Inggris, John Wilkes. Sang ibu sendiri
juga tak kurang kegemarannya akan kisah-kisah kejayaan dan romantisme.
Bahkan si ibu suka bercerita kalau saat masih mengandung Booth, dia pernah
berdoa minta diberi gambaran soal masa depan sang anak. Jawabnya muncul
dalam mimpi di mana ada api yang membentuk gulungan mirip kertas, yang saat
John Wilkes Booth (piperbayard.wordpress.com)
https://www.facebook.com/groups/mengenal.secret.societies/ Page 4
terbuka memperlihatkan tulisan berbunyi “negara.” Sang ibu pun menafsirkan
bahwa sang anak yang dikandungnya bakal jadi tokoh yang harus melalui kawah
candradimuka perjuangan berat, namun akhirnya bakal jadi pahlawan.
Namun di antara segala kisah romantis yang biasa didengung-dengungkan
pasangan Junius dan Mary Ann, sebenarnya keluarga itu hidup dalam tekanan
sosial yang cukup tinggi. Meski di atas panggung Junius dihargai dan dihormati,
dalam keseharian orang cenderung menjauhinya karena profesi aktor di masa itu
identik dengan gambaran orang yang luntang-lantung, hidup tak teratur dan
selalu berpindah-pindah. Masa lalu Junius dan Mary Ann pun jadi gunjingan
masyarakat karena kabarnya sebelum pindah ke AS, Junius sebenarnya punya
istri dan anak di Inggris. Junius disebut sengaja kabur dari keluarganya untuk
hidup bersama Mary Ann, seorang penjual bunga. Gunjingan dan anggapan
miring soal profesi aktor itu membawa dampak pada anak-anak keluarga itu
karena sangat jarang orang mengizinkan anak-anak mereka berteman dengan
anak-anak keluarga Junius, termasuk Booth.
Tak heran dengan semua tekanan itu, Junius merasa paling nyaman berada di
rumahnya sendiri, yang belakangan diberi tambahan bangunan baru yang lebih
besar. Rumah besar itu dinamainya Tudor Hall, mengacu pada nama sebuah
dinasti Kerajaan Inggris. Tiap malam, Junius akan mengumpulkan anak-anaknya
dan membacakan aneka karya sastra dari koleksi buku-bukunya. Dia ingin anak-
anaknya bisa hapal luar kepala aneka syair dan karya-karya para penyair dan
sastrawan besar. Maka, di saat anak-anak lain seusianya masih belajar lagu-lagu
dan puisi-puisi sederhana anak-anak, Booth sudah hapal naskah-naskah drama
gubahan Sheakespeare.
Di antara anak-anaknya, Junius paling mengistimewakan Booth, yang
dianggapnya sebagai “putra mahkota.” Tapi saudara-saudaranya yang lain tak
ada yang memprotes karena mereka juga menilai Booth-lah yang paling mirip
sang ayah. Namun sang ayah yang begitu dipuja anak-anaknya ini meninggal di
tahun 1858. Kebiasaannya minum minuman keras memperpendek umurnya.
Penyair terkenal AS, Walt Whitman, mengenangnya dengan perkataan hormat,
“Maka pergilah tokoh Romawi besar itu.”
https://www.facebook.com/groups/mengenal.secret.societies/ Page 5
Sepeninggal sang ayah, satu-satunya teman bagi Booth adalah kakak
perempuannya, Asia. Mereka berdua suka bepergian bersama, menonton
karnaval, teater, pasar malam dan melakukan banyak hal. Namun di sebuah
pasar malam, ketika iseng mendatangi bilik seorang perempuan Gipsi peramal,
Booth mengalami guncangan. Sang peramal memberinya berita yang
menggentarkannya. “Garis hidupmu kacau,” desis si peramal. “Kau akan
mengalami hidup yang luar biasa, tapi cuma sebentar dan kau akan mati dalam
konflik,” imbuhnya. [2] Benarkah ramalan itu?
Ketidaksukaan Pada Warga Kulit Hitam Pengaruhi Sikap
Booth
Di tengah masa pencarian jati dirinya saat remaja, John Wilkes Booth mulai
menunjukkan sikap yang bagi kakak perempuannya, Asia, aneh. Booth terang-
terangan menyatakan tak suka dengan warga kulit hitam. Padahal keluarganya
khususnya sang ayah, tak pernah bersikap seperti itu. Apalagi, para pekerja kulit
hitam selalu dipekerjakan oleh keluarga Booth untuk merawat ladang dan
melakukan panen. Sikap inilah yang tanpa disadari siapa pun ternyata
mempengaruhi jalan hidupnya.
Sementara itu, kakaknya yang lain, Edwin, sudah menjalani hidup sukses
sebagai aktor, mewarisi bakat dan nama besar sang ayah. Dia selalu berkeliling
negeri untuk tampil di berbagai pementasan karya-karya sastra klasik. Koran-
koran sering memuat berita dan ulasan penampilannya, surat-surat yang
dikirimkannya selalu mengisahkan tempat-tempat yang jauh dan sukses
pertunjukannya.
Ini membuat Booth panas hati. “Aku harus jadi orang terkenal!” serunya setiap
saat. Kakaknya, Asia, yang berhubungan dekat dengan seorang aktor komedi di
Kota Baltimore, membantunya membuka jalan untuk tampil di teater setempat.
Namun tak seperti yang diharapkan, penampilan Booth sangat buruk di
panggung lantaran gugup. Dari satu pementasan ke pementasan lain, Booth
lebih banyak gagal. Bahkan dalam satu pementasan, dia lupa dengan nama
karakter yang dibawakannya.
https://www.facebook.com/groups/mengenal.secret.societies/ Page 6
Nasib buruk Booth tak lepas dari pantauan Edwin. Dia mencoba membangkitkan
semangat adiknya dengan mengajaknya bergabung dalam grup teater keliling
yang akan melakukan tur di sejumlah kota besar wilayah selatan AS. “Nama
besar keluarga Booth akan membantu kita,” katanya membujuk sang adik.
Edwin juga giat melatih Booth untuk meningkatkan kepercayaan dirinya di atas
panggung.
Ternyata Edwin betul. Meski tak secemerlang kakaknya, penampilan Booth
dalam pementasan sangat berhasil. Ketampanannya membuatnya segera jadi
gunjingan para gadis. Keterkenalan yang didambakannya selama ini sekarang
dalam genggamannya. Booth pun segera masuk dalam lingkaran para pesohor
wilayah Selatan dan jadi tamu rutin di berbagai pesta kalangan atas dan politisi.
Gaya warga kawasan Selatan yang aristokratis sangat pas dengan selera dan
karakternya.
Sementara itu, AS tengah menghadapi krisis terbesar sejak kemerdekaannya.
Negara-negara bagian kawasan utara yang liberal industrialis tengah berkonflik
dengan negara-negara bagian kawasan selatan yang agraris. Salah satu akar
masalahnya adalah sistem perbudakan di Selatan yang tak disukai orang Utara.
Akhirnya, negara-negara Selatan mengancam bakal memisahkan diri jika terus
ditekan soal perbudakan. Sebaliknya, pemerintah dan wilayah Utara juga tak
mau negara terbelah dan mengancam bakal melakukan tindakan tegas. Sikap
Booth sendiri jelas. Dia membela Selatan dan tak ragu mengutarakan
pendapatnya, bahkan di atas panggung.
Perang Saudara pun akhirnya pecah tahun 1861, menyusul keputusan negara-
negara bagian Selatan memisahkan diri dari Amerika Serikat dan membentuk
Konfederasi Amerika. Abraham Lincoln, senator penentang perbudakan yang
baru saja menjabat presiden bersikap tegas dalam mempertahankan keutuhan
negara.
https://www.facebook.com/groups/mengenal.secret.societies/ Page 7
Perang Saudara AS yang pecah akibat konflik soal perbudakan dan pemisahan diri sebagian negara bagian AS. (geni.com)
Booth tak ikut wajib militer. Dia memutuskan berperang di palagannya sendiri,
memanfaatkan nama besar sang ayah dan keterkenalannya sendiri sebagai
seorang aktor. Dia memutuskan berperang dari atas panggung. Semasa perang,
dia sempat tampil beberapa kali di Ibukota Washington di depan Presiden Lincoln
dan saat itulah dia “berperang.”
Tiap kali membawakan dialog yang bertema perlawanan terhadap penindasan
atau kezaliman pemerintahan, dia dengan sengaja menghadap ke arah Presiden
yang duduk di balkon khusus di dekat panggung. Berjuang dalam kejayaan,
itulah yang dilakukannya kini, begitu pikirnya. Dari situ pula, bibit rasa bencinya
pada pemerintah makin tumbuh subur. [3]
Booth Ingin Membantu Selatan yang Makin Terdesak
Tiap kali berada di Ibukota Washington DC, Booth tinggal di Hotel National, yang
tempat minumnya biasa dijadikan lokasi nongkrong orang-orang pro-Selatan.
Di situ tiap hari, siang dan malam, orang-orang membicarakan kondisi politik
dan jalannya peperangan antara pemerintah pusat dengan negara-negara bagian
Selatan yang memberontak. Sebagai pendukung Selatan sejati, Booth tak
pernah melewatkan obrolan-obrolan itu.
https://www.facebook.com/groups/mengenal.secret.societies/ Page 8
Dari situ pula, Booth kemudian mendapat ide untuk menculik Presiden Lincoln.
Saat itu tahun 1864, Selatan sudah makin terdesak. Kekalahan terjadi di
berbagai palagan. “Sesuatu yang berskala besar dan menentukan harus
dilakukan,” begitu tulis Booth dalam buku hariannya. Dalam rencananya, jika
Lincoln berhasil diculik dan dibawa ke Richmond, Ibukota perserikatan negara-
negara bagian Selatan yang memisahkan diri, pihak Selatan yang sudah di ujung
tanduk bakal punya sandera yang sangat berharga dan bisa menegosiasikan apa
saja dengan pemerintah pusat.
In ide gila. Tapi sejumlah kalangan gerakan bawah tanah Selatan, meski tidak
secara resmi, mendukung pemikiran Booth. Booth segera merekrut orang-orang
yang dinilai bisa membantunya. Mereka adalah Samuel Blaine Arnold dan Michael
O’Laughlen, dua teman masa remajanya dari Baltimore yang sempat jadi tentara
Selatan, namun mundur karena tak tahan dengan tekanan kengerian perang.
Ada pula George Atzerodt, imigran pemabuk asal Jerman yang jadi tukang
perahu, yang diandalkan untuk membawa Lincoln lewat sungai, serta Lewis Paine
dan David Herold.
Booth juga mendapat bantuan John Harrison Surratt, seorang anggota kelompok
mata-mata dan penyelundup Selatan, yang jadi penghubung Booth dengan
gerakan bawah tanah Selatan. Mereka mau membantu Booth karena bayaran
yang diberikan pada mereka lumayan besar, berasal dari bayaran Booth sebagai
aktor teater kelas atas.
Kelompok ini biasa berkumpul di rumah kos milik ibu Surratt di pinggiran
Washington. Rencana yang disusun, Lincoln akan diculik dari Teater Ford yang
jadi langganan Sang Presiden. Tanggalnya ditetapkan 18 Januari 1865. Para
anggota kelompok Booth sudah bersiap di tempat yang direncanakan.
Skenarionya, satu orang akan mematikan lampu di dalam gedung. Dalam gelap,
dua orang lain, salah satunya Booth, akan masuk ke balkon khusus Presiden
yang biasanya tak dijaga lantaran saat itu kesatuan pengamanan khusus
presiden memang belum ada. Sang Presiden akan dibuat pingsan, dan di dalam
kegelapan akan digotong keluar lewat pintu belakang, lalu dimasukkan ke kereta
dan dibawa meninggalkan Ibukota secepat mungkin.
https://www.facebook.com/groups/mengenal.secret.societies/ Page 9
Ternyata malam itu Presiden batal datang menonton di Teater Ford karena ada
urusan lain. Ketidakhadiran Presiden ini ditafsirkan lain oleh para anggota
kelompok. Mereka mengira, rencana mereka sudah ketahuan sehingga Presiden
batal datang. Mereka segera kabur dan menunggu, namun setelah pagi datang,
mereka sadar kalau hanya ketakutan konyol yang menghantui mereka.
Namun hingga berpekan-pekan kemudian, belum ada lagi kesempatan untuk
mengeksekusi rencana itu. Sementara itu, 4 Maret 1865, Lincoln yang terpilih
lagi untuk masa jabatan kedua, dilantik. Booth pun hadir saat upacara, hanya
beberapa langkah di belakang Lincoln, di tempat tamu
kehormatan. Pidato Lincoln mengenai rekonsiliasi
dengan pihak Selatan tak dihiraukannya. Sebaliknya,
muncul niat kuat untuk membunuh Lincoln. “Begitu
dekat, bakal begitu mudah untuk membunuhnya,”
pikirnya. [4]
Akankah niatnya itu terwujud?
>>> Foto pelantikan Abraham Lincoln untuk masa jabatan keduanya, 11
Maret 1865. John Wilkes Booth (tanda panah) terlihat hadir pula di panggung
tamu kehormatan di belakang presiden. Saat itu dia mulai berpikir untuk
membunuh Presiden Lincoln. (www.qualitative-research.net)
Selatan Kalah, Misi Balas Dendam Dilakukan
Tanggal 10 April 1865, koran-koran dan orang-orang di jalanan sama-sama
meneriakkan berita yang sama: “Perang Sudah Usai!” Bagi pemerintah dan
orang-orang di negara-negara bagian di Utara, ini berita yang sangat
menggembirakan. Namun bagi mereka yang di selatan,ini kenyataan sangat
pahit yang mau tak mau harus ditelan bulat-bulat.
Bagi Booth, semuanya jelas, kekalahan ini harus dibalas dengan cara apa pun.
Tekadnya makin bulat ketika di Washington dia melihat bagaimana semua orang
berpesta pora merayakan kemenangan. Apalagi saat dia melihat Presiden Lincoln
melambai-lambai pada massa dari salah satu jendela lantai atas Gedung Putih.
https://www.facebook.com/groups/mengenal.secret.societies/ Page 10
“Itu bakal jadi pidato terakhirnya,” gumamnya pada salah satu anggota
komplotannya, Lewis Paine.
Tanggal 14 April 1865, kesempatan balas dendam itu datang pada Booth. Saat
itu, siang hari, dia mampir di Teater Ford’s untuk menengok kiriman surat.
Dilihatnya sejumlah tukang tengah menghias salah satu balkon VIP dengan pita
dan bendera Amerika. Dia langsung sadar apa artinya: Presiden bakal datang
menonton malam itu! Booth secepat kilat pergi mencari para anggota
komplotannya.
Arnold dan O’Laughlen ternyata sudah pulang kampung ke Baltimore, tak
berminat lagi pada misi Booth. John Surratt juga sedang pergi entah ke mana.
Yang bisa ditemukan Booth hanya Paine, David Herold dan George Atzerodt yang
segera dikumpulkannya untuk diberi perintah. Booth tak mau menyia-nyiakan
waktu lagi, jadi ketiga rekannya segera diberi tugas besar. Masing-masing harus
membunuh tokoh-tokoh utama pemerintahan Lincoln yang dipandang
bertanggung jawab atas peperangan yang terjadi.
Paine ditugaskan membunuh Menteri Luar Negeri
William H Seward yang saat itu diketahui harus
beristirahat di rumah setelah mengalami kecelakaan
kereta beberapa hari sebelumnya.
David Herold harus membunuh Menteri Pertahanan
Edwin M Stanton, juga di rumahnya karena menurut
Booth, dia tak pernah bepergian malam hari. Tugas
Atzerodt membunuh Wakil Presiden Andrew Johnson,
yang kebetulan tinggal di hotel yang sama dengannya.
Booth sendiri seperti biasa bakal tampil mengemban
tugas utama, sebagai lakon, yaitu membunuh Sang
Presiden
>>> Poster pencarian atas orang-orang yang berkomplot untuk membunuh Abarahm Lincoln yaitu John H
Surratt, John Wilkes Booth, and David E Herold (http://hdl.loc.gov/loc.pnp/cph.3g05341)
https://www.facebook.com/groups/mengenal.secret.societies/ Page 11
Begitulah, seperti diceritakan di awal serial ini, Booth sukses menembak Presiden
Lincoln di tempat duduk kehormatannya di Teater Ford’s, lantas kabur meski
dengan pergelangan kaki terkilir gara-gara jatuh saat melompat dari balkon
Lincoln. Namun tak begitu dengan komplotannya yang lain. George Atzerodt
yang mabuk berat lebih memikirkan botol minuman keras di tangannya
ketimbang tugasnya membunuh Wapres Andrew Johnson. Saat botolnya kosong,
dia langsung pergi mencari tempat minum, meninggalkan tugasnya sama sekali.
David Herold sangat senewen saat menuju rumah Menhan Stanton. Dia
menguatkan diri, lalu mengetuk pintu. Ternyata, rumah itu kosong. Dirinya
makin gugup saat melihat seorang polisi yang berpatroli. Buru-buru Herold ambil
langkah seribu.
Lewis Paine lebih “beruntung.” Berpura-pura mengantar obat, dia berhasil masuk
ke kamar Menlu Seward dan menikamnya beberapa kali. Untungnya, meski luka
cukup parah, Seward tak sampai kehilangan nyawanya.
Setelah kabur dari teater, Booth sampai di tempat pertemuan yang sudah
ditetapkan di Jembatan Anacostia. Namun hanya Herold yang muncul dan
melaporkan kegagalan misinya. Paine ternyata tersesat saat kabur dari rumah
Seward. Jadilah, hanya Booth dan Herold yang kabur berdua. [5]
Pistol yang digunakan John Wilkes Booth untuk menembak Abraham Lincoln. Pistol ini sekarang dipajang di
museum di gedung Teater Ford di Washington DC, AS. (en.wikipedia.org)
https://www.facebook.com/groups/mengenal.secret.societies/ Page 12
Berjuang Menyelamatkan Nyawa Presiden
Sementara Booth dan kawan-kawannya bertemperasan melarikan diri,
pertolongan diupayakan bagi Presiden Lincoln yang terluka parah di kepala.
Charles Leale, seorang dokter bedah muda angkatan darat yang kebetulan juga
menonton pertunjukan di Teater Ford yang dihadiri Presiden Lincoln bereaksi
cepat setelah Booth menembak Presiden dan melompat kabur. Dia menembus
kerumunan orang yang panik dan segera mencapai balkon tempat duduk
presiden. Yang kali pertama dilihatnya adalah Mayor Henry Rathbone, yang
bersama tunangannya, Clara Harris, menjadi pendamping pasangan Presiden
Lincoln dan Ny Mary Todd Lincoln menonton pertunjukan. Rathbone luka cukup
parah di bagian dada kiri dan lengan lantaran ditikam dengan pisau oleh John
Wilkes Booth setelah menembak Presiden.
Leale memutuskan mengabaikan Rathbone dan mendahulukan sang presiden,
yang sudah merosot dari posisi duduknya di kursi dan dipeluk oleh istrinya yang
histeris. Leale melihat Lincoln tak sadar dan nyaris tak bernafas. Dia segera
menidurkan presiden di lantai dan mencari lukanya, mengira kalau Presiden juga
diserang dengan pisau. Saat itu seorang dokter lain yang juga hadir, Charles
Sabin Taft, dengan bantuan penonton, dinaikkan ke balkon kehormatan itu untuk
membantu.
Saat-saat terakhir Lincoln digambarkan dalam ilustrasi yang dimuat di koran Harper’s
Weekly terbitan Mei 1865. (http://www.sonofthesouth.net/leefoundation/civil-
war/1865/April/death-bed-abraham-lincoln.jpg)
https://www.facebook.com/groups/mengenal.secret.societies/ Page 13
Taft dan Leale memotong kerah baju Lincoln yang berlumuran darah, lalu
membuka bajunya. Leale merogohkan tangannya dan menemukan lubang peluru
di belakang kepala Presiden, di sebelah telinga kirinya. Leale dengan jarinya
mencoba mencari peluru di dalam luka, namun peluru ternyata sudah masuk
terlalu dalam. AKan tetapi tindakan Leale ini berhasil membuat gumpalan darah
yang menyumbat di bagian dalam terlepas dan Lincoln pun terlihat bisa bernafas
lebih baik.
Leale meyakini jika dia terus mengeluarkan gumpalan darah itu setiap kali pada
waktu yang tepat Presiden bisa lebih baik. Namun seraya terus mempelajari
kondisi Lincoln, Leale segera melihat bahwa peluru ternyata sudah menembus
tengkorak kepala, melewati bagian kiri otak sebelum akhirnya berhenti tepat di
atas mata kanan, nyaris keluar menembus ke depan. Dengan kondisi ini Leale
menyatakan kondisi luka Presiden sudah terlalu parah dan tak bisa ditolong lagi.
“Susah sekali untuk pulih,” komentarnya.
Leale, Taft, dan satu lagi dokter yang datang membantu, Albert King, dengan
cepat berunding dan memutuskan agar Presiden segera dievakuasi. Namun
membawa pulang Presiden ke Gedung Putih dengan kereta yang harus melewati
jalan tanah yang buruk, karena pada masa itu jalanan belum diaspal, jelas bukan
pilihan yang bagus. Akhirnya diputuskan presiden akan dicarikan tempat
perawatan sementara di dekat gedung teater itu saja.
Dengan dibantu sejumlah prajurit, ketiga dokter mengevakuasi Lincoln keluar
gedung. Di tengah hiruk pikuk, dari seberang jalan seorang laki-laki yang
membawa lentera berseru-seru, “Bawa dia ke sini! Bawa dia ke sini!” Orang itu
adalah Henry Safford, salah satu penghuni penginapan milik William Petersen
yang letaknya tepat di depan gedung teater. Dia keluar karena penasaran
dengan kehebohan yang terjadi setelah penembakan Presiden.
Lincoln pun diusung ke dalam rumah itu dan dimasukkan ke salah satu kamar
tidur di lantai satu. Lincoln terpaksa ditidurkan dalam posisi menyerong karena
ranjang yang ada terlalu kecil untuk sang presiden yang jangkung itu. Ada yang
unik dari kejadian ini. Booth dulu ternyata pernah menginap di sana, dan tinggal
di kamar dan tempat tidur yang kini dipakai untuk membaringkan Lincoln!
https://www.facebook.com/groups/mengenal.secret.societies/ Page 14
Makin banyak dokter yang berdatangan, di antaranya komandan kedokteran
militer Joseph K Barnes dan asistennya, Mayor Charles Henry Crane, Anderson
Ruffin Abbott, and Robert K Stone, dokter pribadi Lincoln. Putra presiden, Robert
Lincoln, yang saat kejadian ada di Gedung Putih, datang pula setelah diberitahu.
Menteri Angkatan Laut Gideon Welles dan Menteri Peperangan Edwin M Stanton
juga datang dan mengambil alih koordinasi di lokasi. Ibu Negara Mary Lincoln
yang masih histeris segera diperintahkan untuk dibawa keluar. Di salah satu
ruangan, Stanton segera membuat kantor darurat dan dari situ dia melakukan
berbagai kegiatan koordinasi, memerika laporan-laporan saksi mata dan
mengoordinasikan upaya pengejaran terhadap pelaku penembakan.
Lantaran luka parahnya, Lincoln yang tak pernah sadar sejak ditembak akhirnya
dinyatakan meninggal dunia pada pukul 07.22 pagi berikutnya waktu setempat,
15 April 1865, dalam usia 56 tahun. Baik istri maupun anak-anaknya tak ada di
sisinya saat dia meninggal. Para dokter dan pejabat yang selama itu
mendampingi segera berlutut di sisi ranjang dan berdoa. [6]
Menlu William Seward Juga Diserang
Pembunuhan atas Jackson dan Stanton gagal karena pelakunya batal beraksi.
Sebaliknya dengan Seward. Ketika Booth beraksi menembak Lincoln di Gedung
Teater Ford, di saat yang sama Menlu Seward masih terbaring sakit di rumahnya
di Lafayette Park, tak jauh dari Gedung Putih. Sebelumnya, pada 5 April, Seward
mengalami kecelakaan kereta yang membuat dirinya terlempar keluar.
Rahangnya patah di dua lokasi sehingga dokter pun membuat penahan rahang
untuk mempercepat pemulihan. Selain itu tangan kanannya juga patah.
Powell mendatangi rumah Seward dengan berbekal pistol jenis revolver Whitney
1858 yang berukuran besar, berat dan populer digunakan saat Perang Saudara.
Sebagai cadangan dia juga membawa sepucuk pisau berburu. Sekitar pukul
22.00, dia mengetuk pintu rumah Seward, yang dibukakan oleh kepala pelayan
William Bell. Kepada Bell, Powell mengaku utusan dokter pribadi Seward, dr
Verdi, yang membawakan obat. Dia juga mengaku diperintahkan untuk
https://www.facebook.com/groups/mengenal.secret.societies/ Page 15
menyerahkan obat itu secara langsung kepada Seward karena harus
menjelaskan jenis obat dan cara meminumnya.
Gambar rekaan artis yang menunjukkan adegan saat Lewis Powell (kanan) menyerang putra Menlu William H Seward,
Frederick Seward, yang curiga dengan kedatangan Powell yang berpura-pura mengantarkan obat. (http://mrlincolnswhitehouse.org/photo_credits.asp?photoID=1434&subjectID=4&ID=205)
Sementara dokter berupaya melakukan hal terbaik untuk merawat Presiden
Abraham Lincoln yang luka parah setelah ditembak dari jarak dekat oleh John
Wilkes Booth, sebuah drama lain terjadi di kediaman Menteri Luar Negeri William
H Seward. Dalam rencana aksinya, Booth telah menugaskan Lewis Powell untuk
membunuh Seward. Memang dalam skenario yang disusun Booth, selain
Presiden Lincoln, sejumlah pejabat tinggi negara lainnya juga harus dibunuh
untuk mengacaukan jalur suksesi kekuasaan. Yang jadi sasaran adalah Wakil
Presiden Andrew Jackson, Menteri Peperangan Edwin M Stanton serta Seward.
Percaya, Bell mengizinkan Powell masuk dan menunjukkan lokasi kamar tidur
Seward di lantai tiga. Saat hampir sampai di lantai tiga, Powell bertemu dengan
putra Seward yang menjadi Asisten Menteri Luar Negeri, Frederick W Seward
yang menyetop dan menanyainya. Powell mengulangi cerita karangannya.
Namun tak seperti kepala pelayan Bell yang menelan mentah-mentah omongan
Powell, Frederick justru curiga dan menolak Powell masuk dengan beralasan
ayahnya sudah tidur.
https://www.facebook.com/groups/mengenal.secret.societies/ Page 16
Takut misinya gagal, Powell langsung menghunus pisau dan menikam Frederick.
Kepala pelayan Bell yang panik berteriak-teriak “Pembunuhan! Pembunuhan!”
dan lantas lari.
Saat itu pintu kamar Seward terbuka dan putri Seward, Fanny, yang mendengar
suara Frederick di luar melongok keluar untuk memberitahu bahwa ayah mereka
sudah bangun. Dia lantas menutup pintu lagi. Powell pun jadi tahu di mana
kamar Seward. Dia ganti mencabut pistol dan membidikkannya ke kepala
Frederick. Tapi pistolnya macet dan bukannya mencoba menembak lagi, Powell
justru menggunakan pistol itu untuk memukuli Frederick. Fred jatuh dan
pingsan, namun pistol Powell pun jadi rusak.
Fanny yang penasaran dengan keributan di luar kembali melongok dari pintu,
dan melihat saudaranya tergeletak bergelimang darah di lantai. Melihat pintu
kamar terbuka, Powell pun menerjang masuk,
menghampiri ranjang tempat Seward berbaring
dan langsung menghujaninya dengan tikaman
pisau. Kali pertama mengayunkan pisau Powell
luput, dan pada tikaman ketiga dia mengenai
pipi Seward. Seward terhindar dari luka yang
lebih para karena alat penahan rahangnya bisa
menahan pisau sehingga tidak mengenai
pembuluh darah yang vital di leher.
>>> William H Seward dan putrinya, Fanny, dalam lukisan yang
dibuat sekitar tahun 1861. (Carl Schurz, Reminiscences, Volume
Two, McClure Publishing Co., 1907, facing p. 130; scanned by Bob
Burkhardt)
Seorang tentara penjaga, Sersan Robinson and putra Seward lainnya, Augustus
datang dan mencoba menangkap Powell. Powell dengan pisaunya menyabet
membabi buta agar bisa lolos dari sergapan Robinson, Augustus dan Fanny. Saat
Augustus lari mengambil pistol, Powell meloloskan diri dan turun ke bawah
menuju pintu depan. Saat itu dia bertemu dengan seorang kurir, Emerick
Hansell, yang mengantarkan telegram untuk Seward. Powell menikam punggung
https://www.facebook.com/groups/mengenal.secret.societies/ Page 17
Hansell yang membuat pemuda itu pingsan dan nantinya lumpuh permanen
akibat tikaman itu.
Keributan di dalam rumah itu terdengar oleh David Herold, yang bertugas
mengantarkan Powell ke rumah Seward dan menunggunya untuk menunjukkan
rute kabur keluar dari Washington DC. Herold jadi ketakutan dan langsung
kabur. Ketika Powell keluar dari rumah Seward, didapatinya Herold sudah tak
ada. Dia pun segera melompat ke atas kudanya dan kabur mengambil jalan
ngawur.
Di dalam rumah, Fanny Seward menjerit panik mengira ayahnya tewas. “Ya
Tuhan, Ayah meninggal!” jeritnya. Sersan Robinson segera menghampiri Seward
yang terkapar di lantai setelah jatuh dari tempat tidur dalam pergulatan yang
terjadi sebelumnya. Robinson pun mengangkat Seward dan membaringkannya
lagi di ranjang. Saat itulah Seward sadar dan setelah batuk dan meludahkan
darah dari mulutnya langsung bicara. “Aku belum mati. Cepat panggil dokter,
panggil polisi, kunci rumah!” katanya. Seward bergelimang darah, namun meski
ditikam berkali-kali oleh Powell, serangan yang terjadi di kamar yang gelap itu
membuat Powell gagal mengenai bagian-bagian yang vital sehingga nyawa
Seward tak terancam. Hanya luka tikam di pipi saja yang nantinya meninggalkan
bekas codet. [7]
Booth dan Powell Terkepung
Setengah jam sejak kabur dengan naik kuda dari gedung Teater Ford tempatnya
menembak Presiden Abraham Lincoln, Booth sudah melintasi perbatasan Kota
Washington DC dan memasuki wilayah Negara Bagian Maryland. Salah satu kaki
tangannya, David Herold, yang bertugas mengantar Lewis Powell untuk
membunuh Menteri Luar Negeri William H Seward di rumahnya, menyusul keluar
kota sejam kemudian dan bertemu dengannya.
Setelah mengambil persenjataan dan bekal yang disimpan di wilayah
Surattsville, Herold dan Booth mendatangi seorang dokter setempat, Samuel A
Mudd, untuk memeriksa kaki Booth yang cedera saat melompat dari balkon
tempat duduk Lincoln ke panggung saat kabur. Mudd menyatakan kaki Booth
https://www.facebook.com/groups/mengenal.secret.societies/ Page 18
patah dan memasang besi penyangga di kaki. Setelah itu Mudd membuatkan
sepasang kruk untuk Booth.
Setelah beristirahat sehari di rumah sang dokter, Booth dan Herold membayar
seorang warga setempat untuk memandu mereka ke rumah Samuel Cox,
seorang perwira yang bersimpati kepada pemberontakan wilayah Selatan dalam
Perang Saudara AS. Cox lantas memerintahkan Thomas Jones membawa Booth
dan Herold bersembunyi di kawasan rawa Zekiah Swamp di dekat rumahnya
selama lima hari hingga mereka bisa menyeberangi Sungai Potomac.
Siang hari tanggal 24 April 1865, mereka tiba di tanah pertanian milik petani
tembakau Richard H Garrett. Kepada Garrett Booth mengaku sebagai mantan
tentara Selatan yang terluka yang tengah dalam perjalanan pulang dan meminta
izin untuk beristirahat di situ. Garrett pun memberi tempat istirahat di sebuah
lumbung.
Rumah pertanian milik Richard Garrett, tempat Booth yang mengaku sebagai bekas tentara bersembunyi dan
beristirahat. (en.wikipedia.org)
Selama pelarian itu, Booth menyadari dia sangat kesepian. Harapannya bahwa
pembunuhan Lincoln akan disambut gembira warga Selatan dan dirinya bakal
dielu-elukan sebagai pahlawan ternyata tak kesampaian. Warga Selatan justru
ikut berkabung karena sadar Lincoln adalah tokoh idealis rendah hati yang setia
pada prinsip.
https://www.facebook.com/groups/mengenal.secret.societies/ Page 19
Di buku hariannya, Booth mencoba menuangkan perasaan dan alasannya soal
kenapa dia melakukan pembunuhan itu. “Aku putus asa. Kenapa? … Aku sudah
membunuh tiran terbesar yang pernah ada, tapi mereka semua menganggapku
pembunuh biasa. Niatku lebih suci dari siapa pun … Aku tak berharap apa-apa …
Aku berjuang demi negeriku, hanya itu. Sebuah negeri yang merintih di bawah
tirani itu … yang kini mengulurkan tangan dinginnya untuk menjangkauku … Ini
bukan kesalahan, kecuali Tuhan menyatakannya begitu …,” tulisnya.
Booth dan Herold terus tinggal di pertanian Garrett hingga 26 April, saat
sepasukan kavaleri berkuda dari kesatuan 16th New York Cavalry tiba di sana.
Mereka sebelumnya mendapat informasi soal dua orang yang ciri-cirinya mirip
Booth dan Herold yang tinggal di situ. Menjelang fajar 26 April 1865, tentara
sudah mengepung tempat itu. Si pemilik pertanian, Garrett, saat ditanya
membenarkan ada dua orang yang tinggal di sana. Setahunya, kedua tamunya
itu bekas tentara Selatan yang sedang dalam perjalanan pulang, dan salah
satunya pincang dan memakai tongkat penopang. Tak salah lagi, si pincang itu
Booth dan yang satu lagi Herold. Garrett lantas menunjukkan sebuah gubuk
tempat penyimpanan tembakau yang gelap gulita, yang jadi tempat menginap
kedua orang itu.
Tentara pun mengepung lumbung itu. Saat tentara meneriaki mereka berdua
agar menyerah, Herold patuh, namun Booth menolak. “Aku takkan bisa dipaksa
keluar hidup-hidup!” serunya. Mendengar jawaban menantang itu, tentara pun
membakar lumbung. Booth mencoba kabur lewat pintu belakang dengan
menenteng sepucuk senapan di satu tangan dan pistol di tangan lainnya.
Seorang prajurit bernama Boston Corbett yang mengendap-endap masuk ke
belakang lumbung memergoki Booth dan langsung menembaknya. Salah satu
kabar menyebut, tembakan Corbett itu mengenai Booth di bagian kepala di
lokasi yang nyaris serupa dengan luka tembak yang dialami Lincoln.
Booth segera digotong keluar dan dibaringkan dalam kondisi sudah setengah
sadar. Seorang prajurit meneteskan air ke mulutnya dan Booth pun berkata,
“Katakan pada ibuku aku mati untuk negaraku.” Di tengah sekaratnya, Booth
https://www.facebook.com/groups/mengenal.secret.societies/ Page 20
masih menggumam, “Tak berguna … Tak berguna …,” mungkin bicara soal
tangan dan kakinya yang sudah terasa lumpuh. Booth tewas dua jam setelah
Corbett menembaknya. [8]
Lukisan yang menggambarkan Booth yang terluka setelah ditembak oleh Sersan Boston Corbett. Booth kemudian tewas
di tempat. (http://lisawallerrogers.wordpress.com)
Mereka yang Terlibat Dijatuhi Hukuman Mati
Upaya penyelidikan atas pembunuhan terhadap Presiden Abraham Lincoln
berlangsung cepat, meski diwarnai sejumlah kesalahan dan kekacauan. Semua
orang yang diketahui memiliki keterkaitan atau kontak dengan Booth dan Herold
langsung ditangkap dan ditahan, meski mungkin hubungan itu hanya hubungan
sekadar saling kenal saja.
Namun setelah banyaknya penangkapan dan penahanan, sedikit demi sedikit
ketika bukti yang terkumpul makin banyak, jumlah tersangka pun akhirnya
tinggal delapan yaitu tujuh laki-laki dan satu perempuan. Mereka adalah :
1. Samuel Arnold (berkomplot dengan Booth untuk menculik Lincoln),
2. George Atzerodt (ditugaskan membunuh Wapres Andrew Johnson, namun
gagal karena ketakutan),
3. David Herold (penunjuk jalan),
4. Samuel Mudd (dokter yang mengobati Booth),
5. Michael O’Laughlen (berkomplot dengan Booth untuk menculik Lincoln),
6. Lewis Powell (pelaku penyerangan atas Menlu William H Seward),
https://www.facebook.com/groups/mengenal.secret.societies/ Page 21
7. Edmund Spangler (pegawai Teater Ford yang menjaga kuda Booth) serta
8. Mary Surratt, (pemilik rumah kos yang menjadi pangkalan Booth dan
komplotannya).
Kedelapan tersangka ini disidangkan dalam pengadilan militer yang
diperintahkan dibentuk oleh Presiden Andrew Johnson, 1 Mei 1865. Keputusan
untuk mengadili mereka dalam pengadilan militer sempat memicu keberatan dan
kritik karena semua tersangka adalah warga sipil dan bukan dilaksanakan pada
masa peperangan. Namun Jaksa Agung James Speed justru mendukung
pemeberlakukan pengadilan militer itu dengan alasan adanya sifat kemiliteran
dan subversi terkait persekongkolan Booth, bukti bahwa para terdakwa berlaku
sebagai pelaku perang di pihak musuh atau enemy combatant dan masih
berlakunya hukum darurat militer di wilayah Washington DC.
Sidang berlangsung selama sekitar tujuh pekan, di mana 366 saksi dipanggil.
Pada 30 Juni 1865 semua terdakwa dinyataikan bersalah. Mary Surratt, Lewis
Powell, David Herold dan George Atzerodt dijatuhi hukuman mati dengan
gantung. Samuel Mudd, Samuel Arnold dan Michael O’Laughlen dijatuhi hukuman
penjara seumur hidup.
Pelaksanaan hukuman mati terhadap Mary Surratt, Lewis Powell, David Herold, dan George Atzerodt.
(thinkorthwim.com)
https://www.facebook.com/groups/mengenal.secret.societies/ Page 22
Surratt, Powell, Herold dan Atzerodt digantung di Penjara Old Arsenal
Penitentiary pada 7 Juli 1865. Proses eksekusi disaksikan oleh Jenderal Winfield
Scott Hancock, perwira tinggi yang memimpin Pertempuran Gettysburg, yang
merupakan titik balik sukses pasukan pemberontak Selatan dalam Perang
Saudara AS. Mary Surratt menjadi perempuan pertama yang dijatuhi hukuman
mati oleh pemerintah federal.
Satu-satunya anggota komplotan yang lolos sejauh itu adalah John Surratt,
putra Mary Suratt, anggota militer yang bersimpati pada Selatan. Dia kabur ke
Kanada dan sempat disembunyikan seorang pendeta Katolik. Pada September
1865 dia naik kapal menuju Liverpool, Inggris, di mana dia kemudian
bersembunyi di sebuah gereja Katolik di kota itu. Dia lantas berpindah-pindah
tempat sembunyi di sejumlah negara Eropa sebelum akhirnya tiba di wilayah
Negara Kepausan Vatikan.
Musim semi 1866 seorang teman lama dari saat dia masih bersekolah, Henry St
Marie, menemukannya. Henry segera memberitahu pemerintah AS, yang
kemudian minta bantuan otoritas keamanan Vatikan menangkapnya. Namun
entah bagaimana caranya, Surratt berhasil lolos dan akhirnya tertangkap
petugas AS di Mesir November 1866.
Surratt akhirnya diadili dengan dakwaan yang sama yaitu berkomplot dalam
pembunuhan Abraham Lincoln pada musim panas 1867. Namun belasan saksi
dari pihak penuntut dan pembela memberikan kesaksian yang sama-sama kuat
sehingga juri sulit memutuskan. Surratt akhirnya dibebaskan dari segala
dakwaan dan meninggal dunia pada 1916. [9]
Demikianlah info yang dapat kami temui berdasarkan sumber dibawah ini :
[1] http://www.boyolalipos.com/2013/tragedi-pembunuhan-abraham-lincoln-bagian-i-
sang-presiden-sudah-punya-firasat-buruk-363715
[2] http://www.boyolalipos.com/2013/tragedi-pembunuhan-abraham-lincoln-bagian-ii-
booth-dibesarkan-dalam-impian-sastrawi-364090
https://www.facebook.com/groups/mengenal.secret.societies/ Page 23
[3] http://www.boyolalipos.com/2013/tragedi-pembunuhan-abraham-lincoln-bagian-iii-
ketaksukaan-pada-warga-kulit-hitam-pengaruhi-sikap-booth-364462
[4] http://www.boyolalipos.com/2013/tragedi-pembunuhan-abraham-lincoln-bagian-iv-
booth-ingin-membantu-selatan-yang-makin-terdesak-364784
[5] http://www.boyolalipos.com/2013/tragedi-pembunuhan-abraham-lincoln-bagian-v-
selatan-kalah-misi-balas-dendam-dilakukan-364902
[6] http://www.boyolalipos.com/2013/tragedi-pembunuhan-abraham-lincoln-bagian-vi-
berjuang-menyelamatkan-nyawa-presiden-365517
[7] http://www.boyolalipos.com/2013/tragedi-pembunuhan-abraham-lincoln-bagian-vii-
menlu-william-seward-juga-diserang-365851
[8] http://www.boyolalipos.com/2013/tragedi-pembunuhan-abraham-lincoln-bagian-viii-
booth-dan-powell-terkepung-366359
[9] http://www.boyolalipos.com/2013/tragedi-pembunuhan-abraham-lincoln-bagian-
ixhabis-mereka-yang-terlibat-dijatuhi-hukuman-mati-366853
Sekilas Biografi Abraham Lincoln::
Abraham Lincoln (1809-1865) adalah salah satu presiden terbesar dalam sepanjang sejarah kepresidenan di Amerika terutama karena upayanya dalam mempersatukan bangsa dari perpecahan, memperjuangkan kebebasan kaum budak, serta perjuangannya dalam mengatasi perang saudara di Amerika pada masa itu. Kendati pada masa kecilnya pernah bekerja sebagai tukang kayu, tukang pos hingga penjaga kedai, berkat kegigihannya dalam memperjuangkan kebebasan demokrasi serta upaya kerasnya dalam menentang perbudakan membawanya menjadi seorang pengacara yang kemudian terjun ke dunia politik yang sedang carut-marut pada masa itu. Abraham Lincoln sempat beberapa kali gagal dalam pencalonan hingga akhirnya dirinya terpilih menjadi orang nomor satu di Amerika. Kisah pembunuhan Abraham Lincoln merupakan kejadian pembunuhan presiden pertama kali di Amerika menyusul John F. Kennedy yang juga bernasib sama kemudian. Kebebasan demokrasi yang dinikmati oleh Amerika hingga saat ini masih dianggap merupakan hasil upaya dan jasa besar yang dibawa oleh Abraham Lincoln selama menjabat menjadi presiden.
https://www.facebook.com/groups/mengenal.secret.societies/ Page 24
Konspirasi penguasaan Amerika oleh para Bankir Yahudi telah di ketahui sejak saat Perang Sipil 1775 oleh para elite politik saat itu yang banyak menyebabkan kematian para elite politik dan Abraham Lincoln salah satunya. Abraham Lincoln di waktu pemerintahannya pernah mengatakan : “Pemerintahlah yg seharusnya mencetak dan mengedarkan uang sesuai dengan kemampuan belanja dari pemerintah dan daya beli masyarakat. Dengan mengadopsi prinsip ini, rakyat bisa di bebaskan dari bunga pajak yg sangat memberatkan. Uang akan menjadi pelayan manusia, bukan majikannya!” Pada 1865, Abraham Lincoln di depan Kongres berpidato : “Saya menghadapi dua musuh Besar, pasukan Selatan di depan, dan ‘institusi Finansial’ di ‘belakang’ saya! Dari Keduanya, yang ‘dibelakang’ saya itulah yang paling berbahaya!!!” Berikut kumpulan kata bijak Abraham Lincoln yang terkenal dan abadi hingga saat ini: When you have got an elephant by the hind leg, and he is trying to run away, it’s best to
let him run. (Ketika anda menangkap gajah dari kaki belakangnya, maka ia akan
berusaha untuk lari, maka hal yang terbaik adalah membiarkannya lari)
When I do good, I feel good; when I do bad, I feel bad, and that is my religion. ( Ketika
saya berbuat baik, maka saya merasa baik; dan ketika saya melakukan hal yang buruk,
saya pun merasa buruk. dan itulah keyakinan saya.)
Whenever I hear anyone arguing for slavery, I feel a strong impulse to see it tried on him
personally. (Setiap kali saya mendengar seseorang berdebat mengenai perbudakan,
maka saya merasakan suatu dorongan yang kuat untuk melihat perbudakan itu terjadi
pada dirinya sendiri.)
You can fool some of the people all of the time, and all of the people some of the time,
but you can not fool all of the people all of the time. (Setiap saat anda bisa membodohi
orang-orang dari semua masa, dan semua orang dari masa itu, tetapi anda tidak bisa
membodohi semua orang dari semua masa.)
You cannot escape the responsibility of tomorrow by evading it today. (Anda tidak bisa
lari dari tanggung jawab di hari esok dengan cara menghindari hari ini.)
“Jangan khawatir bila anda tidak diakui, tetapi berusahalah agar anda layak untuk
diakui”
“Anda dapat membohongi semua orang dalam satu waktu, dan beberapa orang dalam
setiap waktu, tetapi anda tidak dapat membohongi semua orang sepanjang waktu”
https://www.facebook.com/groups/mengenal.secret.societies/ Page 25
“Seorang sahabat adalah orang yang memiliki musuh yang sama seperti yang anda
miliki”
“Ingatkan selalu bahwa tekad Anda untuk sukses adalah lebih penting daripada hal
lainnya”
“Amerika tidak akan pernah dihancurkan dari luar. Jika kita goyah dan kehilangan
kebebasan kita, maka itu dikarenakan kita yang menghancurkannya”
“Cara terbaik untuk menghancurkan seorang musuh adalah dengan menjadikannya
seorang teman”
“Pada akhirnya, bukanlah tahun-tahun dalam hidup anda yang dihitung. Tetapi hidup
anda dalam tahun-tahun andalah yang dihitung”
“Karakter adalah bagaikan pohon dan reputasi bagaikan sebuah bayangan. Bayangan
adalah apa yang kita pikirkan, dan pohon adalah wujud nyatanya”
“Pemerintahan ialah dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat, yang tak akan binasa dari
muka bumi”
“Kekhawatiran saya bukanlah apakah Tuhan berada di pihak kita. Tetapi kekhawatiran
saya adalah untuk berada di sisi Tuhan, karena Tuhan selalu Benar!”
“Kebanyakan orang bahagia karena mereka menjadikan pikiran mereka demikian”
“Sesuatu mungkin datang kepada mereka yang menunggu. Hanya saja sesuatu itu pergi
terhadap mereka yang bersemangat mengejarnya
“Saya tidak terikat untuk menang, tetapi saya terikat untuk menjadi nyata. Saya tidak
terikat untuk sukses, tetapi saya terikat dengan cahaya yang saya miliki. Saya harus
berdiri bersama dengan siapapun yang yang berdiri di jalur yang benar, dan berdiri
dengan mereka yang saat itu benar, dan berpisah dengannya ketika mereka mulai salah”
“Beri aku enam jam untuk menebang sebuah pohon dan aku akan menghabiskan empat
jam pertama untuk mengasah kapak”
“Saya sangat percaya kepada orang, jika diberikan kebenaran, mereka dapat diandalkan
ketika menghadapi krisis nasional. Dan kuncinya adalah membawakan mereka hal-hal
yang nyata sedang terjadi”
“Pastikan bahwa anda meletakkan kaki anda di tempat yang tepat, lalu berdirilah
dengan kokoh”
“Oleh karena masalah kita baru, maka kita harus berfikir dengan cara baru dan
bertindak secara baru pula”
https://www.facebook.com/groups/mengenal.secret.societies/ Page 26
“Sebuah rumah yang membelah dirinya sendiri, takkan dapat berdiri”
“Aku mengingat doa ibuku dan mereka selalu saja mengiringiku. Mereka tetap tinggal
dalam diriku sepanjang hidup”
“Hal terbaik mengenai masa depan adalah ia datang pada suatu hari pada suatu waktu”
“Biarkan presiden untuk menginvasi negara tetangga, ketika ia menganggapnya perlu
untuk mengusir invasi, dan anda mengizinkannya untuk melakukan hal demikian, ketika
ia dapat menganggapnya perlu untuk satu tujuan – dan anda mengizinkannya untuk
menciptakan perang dalam kesenangan”
“Mereka yang menolak kebebasan kepada orang lain, maka kebebasan itu tak layak pula
untuk dirinya”
“Filosofi dari ruang sekolah dalam satu generasi, juga akan menjadi filosofi di
pemerintahan pada masa mendatang”
“Apapun diri anda, jadilah seorang yang hebat”
“Menyebut ekor sebagai kaki tidak akan membuatnya menjadi kaki”
“Mimpi ku adalah sebuah tempat dan waktu dimana Amerika akan sekali lagi terlihat
menjadi tempat harapan terakhir di muka bumi ini”
“Hal – hal yang ingin kutahu ada di dalam buku, sahabat terbaik adalah orang yang
akan memberikanku sebuah buku yang belum aku ketahui”
“Saya tidak menyukai orang itu. Dan saya harus mengetahuinya dengan lebih baik”
“Saya mengerjakan hal terbaik yang saya tahu, hal terbaik yang saya bisa, dan saya
bermaksud untuk melakukannya hingga akhir”
“Setiap orang menyukai sebuah pujian”
“Saya tak akan menjadi seorang budak pekerja, maka itu saya tak akan menjadi tuannya.
Dan ini mengekspresikan ide saya tentang demokrasi”
“Orang yang terlihat biasa-biasa saja adalah yang terbaik di dunia. Itulah sebabnya
Tuhan menciptakan begitu banyak dari mereka”
“Aku akan mempersiapkan diri dan suatu hari kesempatanku akan datang”
“Sepanjang hidup, aku telah mencoba memetik ‘thistle’ dan menanam bunga
dimanapun bunga dapat tumbuh di dalam pikiran dan pemikiran”
(thistle = sejenis bunga)
“Aku menghancurkan musuhku ketika aku menjadikan mereka sebagai temanku”
“Saya seorang yang lamban, tetapi saya tak pernah mundur ke belakang”
https://www.facebook.com/groups/mengenal.secret.societies/ Page 27
“Perhatian terbesar saya bukanlah apakah anda telah gagal, tetapi apakah anda puas
dengan kegagalan anda”
“Saya tidak terlalu memikirkan orang yang tak lebih bijaksana pada hari ini dibandingkan
dirinya kemarin”
“Buku menunjukkan kepada seseorang bahwa pemikiran asli mereka bukanlah hal baru
sama sekali”
“Hindarilah popularitas jika anda menginginkan kedamaian”
“Saya selalu menemukan bahwa belas kasihan lebih kaya dibandingkan dengan hukum
yang ketat”
“Pernikahan bukanlah surga atau neraka, hanyalah penyucian”
“Aku tak pernah memiliki kebijakan, saya hanya melakukan yang terbaik setiap kali dan
setiap hari”
“Sudah menjadi pengalaman saya, bahwa orang-orang yang tidak memiliki kejahatan
memiliki kebajikan yang sangat sedikit”
“Tak peduli seberapa banyaknya kucing – kucing berkelahi, akan selalu ada banyak anak
kucing pada akhirnya”
“Jika setelah anda kehilangan kepercayaan dari sesama, anda tak pernah bisa
mendapatkan kembali pengakuan dan penghargaan dari mereka”
“Jika saya berwajah dua, akankah saya mengenakan yang satu ini?”
“Prinsip – prinsip penting mungkin, dan haruslah tidak fleksibel”
“Saya ingin melihat seseorang bangga dengan tempat dimana ia tinggal. Saya ingin
melihat seseorang hidup sehingga tempatnya berada akan bangga terhadap dirinya”
“Saya berharap dapat berdiri cukup kokoh untuk tidak mundur, dan tidak maju terlalu
cepat untuk menghancurkan masalah dalam negara”
“Ia yang memiliki hak untuk mengkritik, memiliki hati untuk menolong”
“Ada syair tua yang tak kuingat siapa penyairnya, berbunyi: “Kebenaran adalah anak
daripada waktu”
“Jika ini adalah kopi, bawalah saya teh. Tetapi jika ini adalah teh, bawakan saya kopi”
“Tak ada orang yang cukup baik mengatur orang lain tanpa persetujuan dari yang lain”
“Cara bagi orang yang masih muda untuk berkembang adalah meningkatkan dirinya
dalam segala hal yang ia mampu, tanpa mencurigai bahwa setiap orang ingin
menghalangi dirinya”
https://www.facebook.com/groups/mengenal.secret.societies/ Page 28
“Orang – orang ini meminta hal yang sama, keadilan dan keadilan saja. Yang sejauh ini
dalam kekuasaanku, mereka dan yang lainnya, sudah seharusnya memilikinya”
“Aku tak tahu siapa kakekku dulunya. Aku lebih peduli untuk mengetahui bagaimanakah
cucunya akan menjadi kelak”
“Jika ada sesuatu hal yang dapat dilakukan seseorang dengan baik, ku katakan biarkan ia
melakukannya! Berilah dia kesempatan”
“Orang – orang akan menyelamatkan pemerintah, jika pemerintah itu sendiri
mengizinkannya”
“Opini publik di negara ini adalah segalanya”
“Kebijaksanaan adalah kemampuan untuk menggambarkan orang lain sebagaimana
mereka melihat diri mereka sendiri”
“Ketidakjujuran dan sanjungan merupakan saudara kandung”
“Seandainya saya mempunyai waktu sepuluh jam untuk menebang pohon, saya akan
melewatkan delapan jam pertama untuk mengasah kapak saya.”
“Saya melakukan cara terbaik yang saya ketahui yang terbaik yang dapat saya lakukan;
dan saya bermaksud untuk tetap melakukan yang terbaik sampai akhir hayat saya.”
“Kalau kita tidak merencanakan masa depan karena kita hidup pada jaman sekarang,
maka kita akan tetap berada di masa lalu.”
“Sukses berjalan dari satu kegagalan ke kegagalan yang lain, tanpa kita kehilangan
semangat. “
“Selalu menyimpan keinginan kuat dalam pikiran untuk menjadi orang sukses lebih
penting daripada menyimpan hal lain. “
“Orang yang menyangkal kebebasan bagi orang lain, dirinya pun tak layak
memperolehnya.”
“Kalau saya sedang bersiap-siap untuk berargumentasi dengan seseorang, saya habiskan
sepertiga waktu saya memikirkan tentang diri sendiri serta apa yang akan saya ucapkan
– dan dua pertiga sisanya memikirkan tentang dia dan apa yang akan diucapkannya.”
“Jangan tanya apa yang dibuat oleh negara untukmu, tapi tanyalah apa yang boleh
kamu buat untuk negara. “
“Banyak hal mungkin datang kepada mereka yang menunggu, tetapi hanya hal-hal yang
disisakan oleh mereka yang bekerja keras.”
“Setetes kejujuran menangkap lebih banyak lalat daripada segalon lem.”
https://www.facebook.com/groups/mengenal.secret.societies/ Page 29
“Orang yang menyangkal kebebasan bagi orang lain, dirinya pun tak layak
memperolehnya.”
“Saya kalahkan musuh-musuh saya dengan membuat mereka menjadi sahabat saya.”
“Yang paling saya prihatinkan bukan apakah Anda telah gagal, tetapi apakah Anda telah
puas dengan kegagalan Anda.”
“Selalu ingat bahwa ketetapan hati Anda untuk berhasil lebih penting daripada hal-hal
lainnya.”
“Banyak hal mungkin datang kepada mereka yang menunggu, tetapi hanya hal-hal yang
disisakan oleh mereka yang bekerja keras.”
“Yang paling saya prihatinkan bukan apakah Anda telah gagal, tetapi apakah Anda telah
puas dengan kegagalan Anda. “
“Saya melakukan cara terbaik yang saya ketahui yang terbaik yang dapat saya lakukan;
dan saya bermaksud untuk tetap melakukan yang terbaik sampai akhir hayat saya. “
“Orang yang paling sempurna bukanlah orang dengan otak yang sempurna, melainkan
orang yang dapat mempergunakan sebaiknya-baiknya dari bagian otaknya yang kurang
sempurna.”
“Betapa pun banyaknya kucing berkelahi, selalu saja banyak anak kucing lahir.”
“Saya akan belajar, maka kesempatan akan datang.”
“Kalau anda ingin seseorang mendukung anda, terlebih dahulu yakinkanlah dia bahwa
anda adalah sahabatnya yang tulus.”
“Tiada perang yang baik dan perdamaian yang buruk”
“Dua Bagian yang baik dari perang adalah bagian akhirnya.”
~~ for MSS’er ~~