dan abraham

30
https://www.facebook.com/groups/mengenal.secret.societies/ Page 1 Tragedi Pembunuhan Abraham Lincoln Oleh : R. Bambang Aris Sasangka/JIBI/SOLOPOS/berbagai sumber di web : http://www.boyolalipos.com Sang Presiden Sudah Punya Firasat Buruk Abraham Lincoln, Presiden ke-16 AS, sudah selama beberapa malam terus diganggu oleh mimpi buruk yang berulang- ulang. Dalam mimpinya, dia terbangun dari tidurnya di malam hari karena mendengar suara orang menangis. Dia lantas mengikuti arah suara tangisan itu, sampai akhirnya tiba di East Room, salah satu ruang utama di Gedung Putih. “Saya sangat terkejut,” demikian kisah Lincoln kepada seorang sahabat yang juga pengawal pribadinya, Ward Hill Lamon, suatu hari. “Di ruang itu saya menemukan ada peti jenazah. Saya lalu bertanya pada tentara yang berjaga di situ, siapa penghuni Gedung Putih yang meninggal?” tutur Lincoln. “Presiden meninggal,” ujar Lincoln selanjutnya, menirukan jawaban si tentara dalam mimpi itu. “Presiden dibunuh seseorang,” kata tentara itu pula. Siapa sangka, mimpi buruk yang berulang-ulang itu adalah firasat buruk yang sesungguhnya. Malam hari 14 April 1865, Lincoln dan istrinya, Mary Todd Lincoln, didampingi seorang teman yang juga perwira militer, Mayor Henry Reed Rathbone dan tunangannya, Clara Harris, datang ke Teater Ford di Ibukota Washington DC untuk menyaksikan pertunjukan. Lakon yang disajikan malam itu adalah Our American Cousin, sebuah drama komedi karya Tom Taylor. Presiden dan rombongannya duduk di tempat khusus yang terletak di balkon dekat panggung. Ilustrasi surat kabar yang menunjukkan gambar rekaan saat John Wilkes Booth menembak Presiden Abraham Lincoln yang tengah menononton pertunjukan di Gedung Teater Ford di Washington, AS, 14 April 1865. (sonofthesouth.net)

Upload: titush-verdasco-hia

Post on 24-Oct-2015

29 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

hia

TRANSCRIPT

https://www.facebook.com/groups/mengenal.secret.societies/ Page 1

Tragedi Pembunuhan Abraham Lincoln Oleh : R. Bambang Aris Sasangka/JIBI/SOLOPOS/berbagai sumber

di web : http://www.boyolalipos.com

Sang Presiden Sudah Punya Firasat Buruk

Abraham Lincoln, Presiden ke-16

AS, sudah selama beberapa

malam terus diganggu oleh

mimpi buruk yang berulang-

ulang. Dalam mimpinya, dia

terbangun dari tidurnya di malam

hari karena mendengar suara

orang menangis. Dia lantas

mengikuti arah suara tangisan itu,

sampai akhirnya tiba di East

Room, salah satu ruang utama di

Gedung Putih.

“Saya sangat terkejut,” demikian kisah Lincoln kepada seorang sahabat yang

juga pengawal pribadinya, Ward Hill Lamon, suatu hari. “Di ruang itu saya

menemukan ada peti jenazah. Saya lalu bertanya pada tentara yang berjaga di

situ, siapa penghuni Gedung Putih yang meninggal?” tutur Lincoln. “Presiden

meninggal,” ujar Lincoln selanjutnya, menirukan jawaban si tentara dalam mimpi

itu. “Presiden dibunuh seseorang,” kata tentara itu pula.

Siapa sangka, mimpi buruk yang berulang-ulang itu adalah firasat buruk yang

sesungguhnya. Malam hari 14 April 1865, Lincoln dan istrinya, Mary Todd

Lincoln, didampingi seorang teman yang juga perwira militer, Mayor Henry Reed

Rathbone dan tunangannya, Clara Harris, datang ke Teater Ford di Ibukota

Washington DC untuk menyaksikan pertunjukan. Lakon yang disajikan malam itu

adalah Our American Cousin, sebuah drama komedi karya Tom Taylor. Presiden

dan rombongannya duduk di tempat khusus yang terletak di balkon dekat

panggung.

Ilustrasi surat kabar yang menunjukkan gambar rekaan saat John Wilkes Booth menembak Presiden Abraham Lincoln yang tengah menononton pertunjukan di Gedung Teater Ford di Washington, AS, 14 April 1865. (sonofthesouth.net)

https://www.facebook.com/groups/mengenal.secret.societies/ Page 2

Pada saat yang lebih kurang sama, di sebuah tempat minum, Star Saloon yang

bersebelahan dengan Teater Ford, John Wilkes Booth, seorang aktor yang juga

sering tampil sebagai pemeran utama di berbagai teater termasuk di Ford,

muncul dan memesan minuman. Pemilik bar, Peter Taltavul, agak heran karena

di luar kebiasaannya minum brendi, Booth saat itu memesan wiski. “Ah, tak usah

dipikirkan,” celetuk Booth menjawab keheranan Taltavul. “Eh, ngomong-

ngomong kamu ada rencana nonton nggak malam ini? Kamu harus nonton, ada

adegan yang hebat banget nanti,” katanya. Tanpa menunggu jawaban, Booth

melirik jam dinding, lalu pergi.

Malam itu hujan gerimis turun. Booth masuk ke ruang depan teater dan melihat

jam lagi, pukul 21.45. Dia mengangguk ke penjaga pintu, John Buckingham,

yang dikenalnya, lalu naik tangga ke ruang rias. Karena dia aktor, Booth sudah

dikenal orang-orang di sana dan bebas keluar masuk. Samar-samar didengarnya

suara dialog di panggung. Dia hapal semua dialog dalam lakon yang tengah

dimainkan. Dia juga hapal, nanti ada bagian di mana hanya ada satu aktor di

panggung. Itulah saat yang ditunggunya.

Di balkon khusus kepresidenan, Presiden Lincoln yang duduk di kursi goyang

tampak sangat menikmati pertunjukan. Di gang di belakang balkon, Booth

berjalan hati-hati menuju pintu ke balkon presiden. Gang itu sepi, satu-satunya

petugas keamanan presiden tengah berpatroli, meninggalkan tempat itu tak

terjaga. Sang pengawal pribadi presiden, Ward Lamon, yang sebelumnya

diberitahu soal mimpi buruk Lincoln, justru tak bertugas malam itu karena dia

diberi tugas lain oleh Lincoln.

Booth menyelinap masuk. Tangannya merogoh saku jas, meraih sepucuk pistol.

Di panggung, aktor Harry Hawk berdiri dan melontarkan kalimat-kalimat dialog

yang memancing tawa penonton. Di tengah gemuruh tawa itu, Booth

menembakkan pistolnya dari jarak dekat ke bagian belakang kepala Lincoln.

Presiden tersungkur. Booth menerjang ke depan, mencoba melompat dari

dinding balkon ke panggung. Mayor Rathbone secara refleks mencoba meraih

Booth, namun sang aktor menebaskan pisau yang dibawanya dan melukai

tangan sang mayor.

https://www.facebook.com/groups/mengenal.secret.societies/ Page 3

Namun perlawanan Rathbone membuat Booth tersandung dan jatuh di panggung

yang membuat kakinya keseleo. Seraya bangun, Booth meneriakkan kalimat

bahasa Latin, “Sic semper tyrannis! (begitulah nasib tiran).” Dengan terpincang-

pincang dia lalu kabur dari pintu belakang gedung teater saat semua orang

masih belum sepenuhnya sadar apa yang terjadi. Tapi jeritan Mary Todd Lincoln

segera menyadarkan semuanya. “Presiden tertembak!” raungnya dari atas

balkon. [1]

Siapakah John Wilkes Booth?

Booth Dibesarkan dalam Impian Sastrawi

Presiden Abraham Lincoln tewas ditembak oleh John Wilkes Booth, seorang

aktor, saat menonton pertunjukan di gedung Teater Ford di Washington DC.

Siapakah Booth sebenarnya?

Booth lahir 10 Mei 1838 di sebuah rumah

besar dari kayu di pinggiran hutan utara

Negara Bagian Maryland, tak jauh dari

perbatasan dengan Negara Bagian

Pennsylvania, AS. Dia anak kesembilan

dari pasangan Mary Ann Holmes yang

jelita dan Junius Brutus Booth, seorang

aktor teater yang terkenal suka

membawakan karya-karya penyair klasik

Inggris, William Sheakespeare.

Sejak kecil, Booth sudah dipengaruhi oleh kegemaran ayahnya akan kisah-kisah

kejayaan dari dunia sastra. Sang ayah juga suka membanggakan asal usulnya

sebagai salah satu keturunan tokoh politik Inggris, John Wilkes. Sang ibu sendiri

juga tak kurang kegemarannya akan kisah-kisah kejayaan dan romantisme.

Bahkan si ibu suka bercerita kalau saat masih mengandung Booth, dia pernah

berdoa minta diberi gambaran soal masa depan sang anak. Jawabnya muncul

dalam mimpi di mana ada api yang membentuk gulungan mirip kertas, yang saat

John Wilkes Booth (piperbayard.wordpress.com)

https://www.facebook.com/groups/mengenal.secret.societies/ Page 4

terbuka memperlihatkan tulisan berbunyi “negara.” Sang ibu pun menafsirkan

bahwa sang anak yang dikandungnya bakal jadi tokoh yang harus melalui kawah

candradimuka perjuangan berat, namun akhirnya bakal jadi pahlawan.

Namun di antara segala kisah romantis yang biasa didengung-dengungkan

pasangan Junius dan Mary Ann, sebenarnya keluarga itu hidup dalam tekanan

sosial yang cukup tinggi. Meski di atas panggung Junius dihargai dan dihormati,

dalam keseharian orang cenderung menjauhinya karena profesi aktor di masa itu

identik dengan gambaran orang yang luntang-lantung, hidup tak teratur dan

selalu berpindah-pindah. Masa lalu Junius dan Mary Ann pun jadi gunjingan

masyarakat karena kabarnya sebelum pindah ke AS, Junius sebenarnya punya

istri dan anak di Inggris. Junius disebut sengaja kabur dari keluarganya untuk

hidup bersama Mary Ann, seorang penjual bunga. Gunjingan dan anggapan

miring soal profesi aktor itu membawa dampak pada anak-anak keluarga itu

karena sangat jarang orang mengizinkan anak-anak mereka berteman dengan

anak-anak keluarga Junius, termasuk Booth.

Tak heran dengan semua tekanan itu, Junius merasa paling nyaman berada di

rumahnya sendiri, yang belakangan diberi tambahan bangunan baru yang lebih

besar. Rumah besar itu dinamainya Tudor Hall, mengacu pada nama sebuah

dinasti Kerajaan Inggris. Tiap malam, Junius akan mengumpulkan anak-anaknya

dan membacakan aneka karya sastra dari koleksi buku-bukunya. Dia ingin anak-

anaknya bisa hapal luar kepala aneka syair dan karya-karya para penyair dan

sastrawan besar. Maka, di saat anak-anak lain seusianya masih belajar lagu-lagu

dan puisi-puisi sederhana anak-anak, Booth sudah hapal naskah-naskah drama

gubahan Sheakespeare.

Di antara anak-anaknya, Junius paling mengistimewakan Booth, yang

dianggapnya sebagai “putra mahkota.” Tapi saudara-saudaranya yang lain tak

ada yang memprotes karena mereka juga menilai Booth-lah yang paling mirip

sang ayah. Namun sang ayah yang begitu dipuja anak-anaknya ini meninggal di

tahun 1858. Kebiasaannya minum minuman keras memperpendek umurnya.

Penyair terkenal AS, Walt Whitman, mengenangnya dengan perkataan hormat,

“Maka pergilah tokoh Romawi besar itu.”

https://www.facebook.com/groups/mengenal.secret.societies/ Page 5

Sepeninggal sang ayah, satu-satunya teman bagi Booth adalah kakak

perempuannya, Asia. Mereka berdua suka bepergian bersama, menonton

karnaval, teater, pasar malam dan melakukan banyak hal. Namun di sebuah

pasar malam, ketika iseng mendatangi bilik seorang perempuan Gipsi peramal,

Booth mengalami guncangan. Sang peramal memberinya berita yang

menggentarkannya. “Garis hidupmu kacau,” desis si peramal. “Kau akan

mengalami hidup yang luar biasa, tapi cuma sebentar dan kau akan mati dalam

konflik,” imbuhnya. [2] Benarkah ramalan itu?

Ketidaksukaan Pada Warga Kulit Hitam Pengaruhi Sikap

Booth

Di tengah masa pencarian jati dirinya saat remaja, John Wilkes Booth mulai

menunjukkan sikap yang bagi kakak perempuannya, Asia, aneh. Booth terang-

terangan menyatakan tak suka dengan warga kulit hitam. Padahal keluarganya

khususnya sang ayah, tak pernah bersikap seperti itu. Apalagi, para pekerja kulit

hitam selalu dipekerjakan oleh keluarga Booth untuk merawat ladang dan

melakukan panen. Sikap inilah yang tanpa disadari siapa pun ternyata

mempengaruhi jalan hidupnya.

Sementara itu, kakaknya yang lain, Edwin, sudah menjalani hidup sukses

sebagai aktor, mewarisi bakat dan nama besar sang ayah. Dia selalu berkeliling

negeri untuk tampil di berbagai pementasan karya-karya sastra klasik. Koran-

koran sering memuat berita dan ulasan penampilannya, surat-surat yang

dikirimkannya selalu mengisahkan tempat-tempat yang jauh dan sukses

pertunjukannya.

Ini membuat Booth panas hati. “Aku harus jadi orang terkenal!” serunya setiap

saat. Kakaknya, Asia, yang berhubungan dekat dengan seorang aktor komedi di

Kota Baltimore, membantunya membuka jalan untuk tampil di teater setempat.

Namun tak seperti yang diharapkan, penampilan Booth sangat buruk di

panggung lantaran gugup. Dari satu pementasan ke pementasan lain, Booth

lebih banyak gagal. Bahkan dalam satu pementasan, dia lupa dengan nama

karakter yang dibawakannya.

https://www.facebook.com/groups/mengenal.secret.societies/ Page 6

Nasib buruk Booth tak lepas dari pantauan Edwin. Dia mencoba membangkitkan

semangat adiknya dengan mengajaknya bergabung dalam grup teater keliling

yang akan melakukan tur di sejumlah kota besar wilayah selatan AS. “Nama

besar keluarga Booth akan membantu kita,” katanya membujuk sang adik.

Edwin juga giat melatih Booth untuk meningkatkan kepercayaan dirinya di atas

panggung.

Ternyata Edwin betul. Meski tak secemerlang kakaknya, penampilan Booth

dalam pementasan sangat berhasil. Ketampanannya membuatnya segera jadi

gunjingan para gadis. Keterkenalan yang didambakannya selama ini sekarang

dalam genggamannya. Booth pun segera masuk dalam lingkaran para pesohor

wilayah Selatan dan jadi tamu rutin di berbagai pesta kalangan atas dan politisi.

Gaya warga kawasan Selatan yang aristokratis sangat pas dengan selera dan

karakternya.

Sementara itu, AS tengah menghadapi krisis terbesar sejak kemerdekaannya.

Negara-negara bagian kawasan utara yang liberal industrialis tengah berkonflik

dengan negara-negara bagian kawasan selatan yang agraris. Salah satu akar

masalahnya adalah sistem perbudakan di Selatan yang tak disukai orang Utara.

Akhirnya, negara-negara Selatan mengancam bakal memisahkan diri jika terus

ditekan soal perbudakan. Sebaliknya, pemerintah dan wilayah Utara juga tak

mau negara terbelah dan mengancam bakal melakukan tindakan tegas. Sikap

Booth sendiri jelas. Dia membela Selatan dan tak ragu mengutarakan

pendapatnya, bahkan di atas panggung.

Perang Saudara pun akhirnya pecah tahun 1861, menyusul keputusan negara-

negara bagian Selatan memisahkan diri dari Amerika Serikat dan membentuk

Konfederasi Amerika. Abraham Lincoln, senator penentang perbudakan yang

baru saja menjabat presiden bersikap tegas dalam mempertahankan keutuhan

negara.

https://www.facebook.com/groups/mengenal.secret.societies/ Page 7

Perang Saudara AS yang pecah akibat konflik soal perbudakan dan pemisahan diri sebagian negara bagian AS. (geni.com)

Booth tak ikut wajib militer. Dia memutuskan berperang di palagannya sendiri,

memanfaatkan nama besar sang ayah dan keterkenalannya sendiri sebagai

seorang aktor. Dia memutuskan berperang dari atas panggung. Semasa perang,

dia sempat tampil beberapa kali di Ibukota Washington di depan Presiden Lincoln

dan saat itulah dia “berperang.”

Tiap kali membawakan dialog yang bertema perlawanan terhadap penindasan

atau kezaliman pemerintahan, dia dengan sengaja menghadap ke arah Presiden

yang duduk di balkon khusus di dekat panggung. Berjuang dalam kejayaan,

itulah yang dilakukannya kini, begitu pikirnya. Dari situ pula, bibit rasa bencinya

pada pemerintah makin tumbuh subur. [3]

Booth Ingin Membantu Selatan yang Makin Terdesak

Tiap kali berada di Ibukota Washington DC, Booth tinggal di Hotel National, yang

tempat minumnya biasa dijadikan lokasi nongkrong orang-orang pro-Selatan.

Di situ tiap hari, siang dan malam, orang-orang membicarakan kondisi politik

dan jalannya peperangan antara pemerintah pusat dengan negara-negara bagian

Selatan yang memberontak. Sebagai pendukung Selatan sejati, Booth tak

pernah melewatkan obrolan-obrolan itu.

https://www.facebook.com/groups/mengenal.secret.societies/ Page 8

Dari situ pula, Booth kemudian mendapat ide untuk menculik Presiden Lincoln.

Saat itu tahun 1864, Selatan sudah makin terdesak. Kekalahan terjadi di

berbagai palagan. “Sesuatu yang berskala besar dan menentukan harus

dilakukan,” begitu tulis Booth dalam buku hariannya. Dalam rencananya, jika

Lincoln berhasil diculik dan dibawa ke Richmond, Ibukota perserikatan negara-

negara bagian Selatan yang memisahkan diri, pihak Selatan yang sudah di ujung

tanduk bakal punya sandera yang sangat berharga dan bisa menegosiasikan apa

saja dengan pemerintah pusat.

In ide gila. Tapi sejumlah kalangan gerakan bawah tanah Selatan, meski tidak

secara resmi, mendukung pemikiran Booth. Booth segera merekrut orang-orang

yang dinilai bisa membantunya. Mereka adalah Samuel Blaine Arnold dan Michael

O’Laughlen, dua teman masa remajanya dari Baltimore yang sempat jadi tentara

Selatan, namun mundur karena tak tahan dengan tekanan kengerian perang.

Ada pula George Atzerodt, imigran pemabuk asal Jerman yang jadi tukang

perahu, yang diandalkan untuk membawa Lincoln lewat sungai, serta Lewis Paine

dan David Herold.

Booth juga mendapat bantuan John Harrison Surratt, seorang anggota kelompok

mata-mata dan penyelundup Selatan, yang jadi penghubung Booth dengan

gerakan bawah tanah Selatan. Mereka mau membantu Booth karena bayaran

yang diberikan pada mereka lumayan besar, berasal dari bayaran Booth sebagai

aktor teater kelas atas.

Kelompok ini biasa berkumpul di rumah kos milik ibu Surratt di pinggiran

Washington. Rencana yang disusun, Lincoln akan diculik dari Teater Ford yang

jadi langganan Sang Presiden. Tanggalnya ditetapkan 18 Januari 1865. Para

anggota kelompok Booth sudah bersiap di tempat yang direncanakan.

Skenarionya, satu orang akan mematikan lampu di dalam gedung. Dalam gelap,

dua orang lain, salah satunya Booth, akan masuk ke balkon khusus Presiden

yang biasanya tak dijaga lantaran saat itu kesatuan pengamanan khusus

presiden memang belum ada. Sang Presiden akan dibuat pingsan, dan di dalam

kegelapan akan digotong keluar lewat pintu belakang, lalu dimasukkan ke kereta

dan dibawa meninggalkan Ibukota secepat mungkin.

https://www.facebook.com/groups/mengenal.secret.societies/ Page 9

Ternyata malam itu Presiden batal datang menonton di Teater Ford karena ada

urusan lain. Ketidakhadiran Presiden ini ditafsirkan lain oleh para anggota

kelompok. Mereka mengira, rencana mereka sudah ketahuan sehingga Presiden

batal datang. Mereka segera kabur dan menunggu, namun setelah pagi datang,

mereka sadar kalau hanya ketakutan konyol yang menghantui mereka.

Namun hingga berpekan-pekan kemudian, belum ada lagi kesempatan untuk

mengeksekusi rencana itu. Sementara itu, 4 Maret 1865, Lincoln yang terpilih

lagi untuk masa jabatan kedua, dilantik. Booth pun hadir saat upacara, hanya

beberapa langkah di belakang Lincoln, di tempat tamu

kehormatan. Pidato Lincoln mengenai rekonsiliasi

dengan pihak Selatan tak dihiraukannya. Sebaliknya,

muncul niat kuat untuk membunuh Lincoln. “Begitu

dekat, bakal begitu mudah untuk membunuhnya,”

pikirnya. [4]

Akankah niatnya itu terwujud?

>>> Foto pelantikan Abraham Lincoln untuk masa jabatan keduanya, 11

Maret 1865. John Wilkes Booth (tanda panah) terlihat hadir pula di panggung

tamu kehormatan di belakang presiden. Saat itu dia mulai berpikir untuk

membunuh Presiden Lincoln. (www.qualitative-research.net)

Selatan Kalah, Misi Balas Dendam Dilakukan

Tanggal 10 April 1865, koran-koran dan orang-orang di jalanan sama-sama

meneriakkan berita yang sama: “Perang Sudah Usai!” Bagi pemerintah dan

orang-orang di negara-negara bagian di Utara, ini berita yang sangat

menggembirakan. Namun bagi mereka yang di selatan,ini kenyataan sangat

pahit yang mau tak mau harus ditelan bulat-bulat.

Bagi Booth, semuanya jelas, kekalahan ini harus dibalas dengan cara apa pun.

Tekadnya makin bulat ketika di Washington dia melihat bagaimana semua orang

berpesta pora merayakan kemenangan. Apalagi saat dia melihat Presiden Lincoln

melambai-lambai pada massa dari salah satu jendela lantai atas Gedung Putih.

https://www.facebook.com/groups/mengenal.secret.societies/ Page 10

“Itu bakal jadi pidato terakhirnya,” gumamnya pada salah satu anggota

komplotannya, Lewis Paine.

Tanggal 14 April 1865, kesempatan balas dendam itu datang pada Booth. Saat

itu, siang hari, dia mampir di Teater Ford’s untuk menengok kiriman surat.

Dilihatnya sejumlah tukang tengah menghias salah satu balkon VIP dengan pita

dan bendera Amerika. Dia langsung sadar apa artinya: Presiden bakal datang

menonton malam itu! Booth secepat kilat pergi mencari para anggota

komplotannya.

Arnold dan O’Laughlen ternyata sudah pulang kampung ke Baltimore, tak

berminat lagi pada misi Booth. John Surratt juga sedang pergi entah ke mana.

Yang bisa ditemukan Booth hanya Paine, David Herold dan George Atzerodt yang

segera dikumpulkannya untuk diberi perintah. Booth tak mau menyia-nyiakan

waktu lagi, jadi ketiga rekannya segera diberi tugas besar. Masing-masing harus

membunuh tokoh-tokoh utama pemerintahan Lincoln yang dipandang

bertanggung jawab atas peperangan yang terjadi.

Paine ditugaskan membunuh Menteri Luar Negeri

William H Seward yang saat itu diketahui harus

beristirahat di rumah setelah mengalami kecelakaan

kereta beberapa hari sebelumnya.

David Herold harus membunuh Menteri Pertahanan

Edwin M Stanton, juga di rumahnya karena menurut

Booth, dia tak pernah bepergian malam hari. Tugas

Atzerodt membunuh Wakil Presiden Andrew Johnson,

yang kebetulan tinggal di hotel yang sama dengannya.

Booth sendiri seperti biasa bakal tampil mengemban

tugas utama, sebagai lakon, yaitu membunuh Sang

Presiden

>>> Poster pencarian atas orang-orang yang berkomplot untuk membunuh Abarahm Lincoln yaitu John H

Surratt, John Wilkes Booth, and David E Herold (http://hdl.loc.gov/loc.pnp/cph.3g05341)

https://www.facebook.com/groups/mengenal.secret.societies/ Page 11

Begitulah, seperti diceritakan di awal serial ini, Booth sukses menembak Presiden

Lincoln di tempat duduk kehormatannya di Teater Ford’s, lantas kabur meski

dengan pergelangan kaki terkilir gara-gara jatuh saat melompat dari balkon

Lincoln. Namun tak begitu dengan komplotannya yang lain. George Atzerodt

yang mabuk berat lebih memikirkan botol minuman keras di tangannya

ketimbang tugasnya membunuh Wapres Andrew Johnson. Saat botolnya kosong,

dia langsung pergi mencari tempat minum, meninggalkan tugasnya sama sekali.

David Herold sangat senewen saat menuju rumah Menhan Stanton. Dia

menguatkan diri, lalu mengetuk pintu. Ternyata, rumah itu kosong. Dirinya

makin gugup saat melihat seorang polisi yang berpatroli. Buru-buru Herold ambil

langkah seribu.

Lewis Paine lebih “beruntung.” Berpura-pura mengantar obat, dia berhasil masuk

ke kamar Menlu Seward dan menikamnya beberapa kali. Untungnya, meski luka

cukup parah, Seward tak sampai kehilangan nyawanya.

Setelah kabur dari teater, Booth sampai di tempat pertemuan yang sudah

ditetapkan di Jembatan Anacostia. Namun hanya Herold yang muncul dan

melaporkan kegagalan misinya. Paine ternyata tersesat saat kabur dari rumah

Seward. Jadilah, hanya Booth dan Herold yang kabur berdua. [5]

Pistol yang digunakan John Wilkes Booth untuk menembak Abraham Lincoln. Pistol ini sekarang dipajang di

museum di gedung Teater Ford di Washington DC, AS. (en.wikipedia.org)

https://www.facebook.com/groups/mengenal.secret.societies/ Page 12

Berjuang Menyelamatkan Nyawa Presiden

Sementara Booth dan kawan-kawannya bertemperasan melarikan diri,

pertolongan diupayakan bagi Presiden Lincoln yang terluka parah di kepala.

Charles Leale, seorang dokter bedah muda angkatan darat yang kebetulan juga

menonton pertunjukan di Teater Ford yang dihadiri Presiden Lincoln bereaksi

cepat setelah Booth menembak Presiden dan melompat kabur. Dia menembus

kerumunan orang yang panik dan segera mencapai balkon tempat duduk

presiden. Yang kali pertama dilihatnya adalah Mayor Henry Rathbone, yang

bersama tunangannya, Clara Harris, menjadi pendamping pasangan Presiden

Lincoln dan Ny Mary Todd Lincoln menonton pertunjukan. Rathbone luka cukup

parah di bagian dada kiri dan lengan lantaran ditikam dengan pisau oleh John

Wilkes Booth setelah menembak Presiden.

Leale memutuskan mengabaikan Rathbone dan mendahulukan sang presiden,

yang sudah merosot dari posisi duduknya di kursi dan dipeluk oleh istrinya yang

histeris. Leale melihat Lincoln tak sadar dan nyaris tak bernafas. Dia segera

menidurkan presiden di lantai dan mencari lukanya, mengira kalau Presiden juga

diserang dengan pisau. Saat itu seorang dokter lain yang juga hadir, Charles

Sabin Taft, dengan bantuan penonton, dinaikkan ke balkon kehormatan itu untuk

membantu.

Saat-saat terakhir Lincoln digambarkan dalam ilustrasi yang dimuat di koran Harper’s

Weekly terbitan Mei 1865. (http://www.sonofthesouth.net/leefoundation/civil-

war/1865/April/death-bed-abraham-lincoln.jpg)

https://www.facebook.com/groups/mengenal.secret.societies/ Page 13

Taft dan Leale memotong kerah baju Lincoln yang berlumuran darah, lalu

membuka bajunya. Leale merogohkan tangannya dan menemukan lubang peluru

di belakang kepala Presiden, di sebelah telinga kirinya. Leale dengan jarinya

mencoba mencari peluru di dalam luka, namun peluru ternyata sudah masuk

terlalu dalam. AKan tetapi tindakan Leale ini berhasil membuat gumpalan darah

yang menyumbat di bagian dalam terlepas dan Lincoln pun terlihat bisa bernafas

lebih baik.

Leale meyakini jika dia terus mengeluarkan gumpalan darah itu setiap kali pada

waktu yang tepat Presiden bisa lebih baik. Namun seraya terus mempelajari

kondisi Lincoln, Leale segera melihat bahwa peluru ternyata sudah menembus

tengkorak kepala, melewati bagian kiri otak sebelum akhirnya berhenti tepat di

atas mata kanan, nyaris keluar menembus ke depan. Dengan kondisi ini Leale

menyatakan kondisi luka Presiden sudah terlalu parah dan tak bisa ditolong lagi.

“Susah sekali untuk pulih,” komentarnya.

Leale, Taft, dan satu lagi dokter yang datang membantu, Albert King, dengan

cepat berunding dan memutuskan agar Presiden segera dievakuasi. Namun

membawa pulang Presiden ke Gedung Putih dengan kereta yang harus melewati

jalan tanah yang buruk, karena pada masa itu jalanan belum diaspal, jelas bukan

pilihan yang bagus. Akhirnya diputuskan presiden akan dicarikan tempat

perawatan sementara di dekat gedung teater itu saja.

Dengan dibantu sejumlah prajurit, ketiga dokter mengevakuasi Lincoln keluar

gedung. Di tengah hiruk pikuk, dari seberang jalan seorang laki-laki yang

membawa lentera berseru-seru, “Bawa dia ke sini! Bawa dia ke sini!” Orang itu

adalah Henry Safford, salah satu penghuni penginapan milik William Petersen

yang letaknya tepat di depan gedung teater. Dia keluar karena penasaran

dengan kehebohan yang terjadi setelah penembakan Presiden.

Lincoln pun diusung ke dalam rumah itu dan dimasukkan ke salah satu kamar

tidur di lantai satu. Lincoln terpaksa ditidurkan dalam posisi menyerong karena

ranjang yang ada terlalu kecil untuk sang presiden yang jangkung itu. Ada yang

unik dari kejadian ini. Booth dulu ternyata pernah menginap di sana, dan tinggal

di kamar dan tempat tidur yang kini dipakai untuk membaringkan Lincoln!

https://www.facebook.com/groups/mengenal.secret.societies/ Page 14

Makin banyak dokter yang berdatangan, di antaranya komandan kedokteran

militer Joseph K Barnes dan asistennya, Mayor Charles Henry Crane, Anderson

Ruffin Abbott, and Robert K Stone, dokter pribadi Lincoln. Putra presiden, Robert

Lincoln, yang saat kejadian ada di Gedung Putih, datang pula setelah diberitahu.

Menteri Angkatan Laut Gideon Welles dan Menteri Peperangan Edwin M Stanton

juga datang dan mengambil alih koordinasi di lokasi. Ibu Negara Mary Lincoln

yang masih histeris segera diperintahkan untuk dibawa keluar. Di salah satu

ruangan, Stanton segera membuat kantor darurat dan dari situ dia melakukan

berbagai kegiatan koordinasi, memerika laporan-laporan saksi mata dan

mengoordinasikan upaya pengejaran terhadap pelaku penembakan.

Lantaran luka parahnya, Lincoln yang tak pernah sadar sejak ditembak akhirnya

dinyatakan meninggal dunia pada pukul 07.22 pagi berikutnya waktu setempat,

15 April 1865, dalam usia 56 tahun. Baik istri maupun anak-anaknya tak ada di

sisinya saat dia meninggal. Para dokter dan pejabat yang selama itu

mendampingi segera berlutut di sisi ranjang dan berdoa. [6]

Menlu William Seward Juga Diserang

Pembunuhan atas Jackson dan Stanton gagal karena pelakunya batal beraksi.

Sebaliknya dengan Seward. Ketika Booth beraksi menembak Lincoln di Gedung

Teater Ford, di saat yang sama Menlu Seward masih terbaring sakit di rumahnya

di Lafayette Park, tak jauh dari Gedung Putih. Sebelumnya, pada 5 April, Seward

mengalami kecelakaan kereta yang membuat dirinya terlempar keluar.

Rahangnya patah di dua lokasi sehingga dokter pun membuat penahan rahang

untuk mempercepat pemulihan. Selain itu tangan kanannya juga patah.

Powell mendatangi rumah Seward dengan berbekal pistol jenis revolver Whitney

1858 yang berukuran besar, berat dan populer digunakan saat Perang Saudara.

Sebagai cadangan dia juga membawa sepucuk pisau berburu. Sekitar pukul

22.00, dia mengetuk pintu rumah Seward, yang dibukakan oleh kepala pelayan

William Bell. Kepada Bell, Powell mengaku utusan dokter pribadi Seward, dr

Verdi, yang membawakan obat. Dia juga mengaku diperintahkan untuk

https://www.facebook.com/groups/mengenal.secret.societies/ Page 15

menyerahkan obat itu secara langsung kepada Seward karena harus

menjelaskan jenis obat dan cara meminumnya.

Gambar rekaan artis yang menunjukkan adegan saat Lewis Powell (kanan) menyerang putra Menlu William H Seward,

Frederick Seward, yang curiga dengan kedatangan Powell yang berpura-pura mengantarkan obat. (http://mrlincolnswhitehouse.org/photo_credits.asp?photoID=1434&subjectID=4&ID=205)

Sementara dokter berupaya melakukan hal terbaik untuk merawat Presiden

Abraham Lincoln yang luka parah setelah ditembak dari jarak dekat oleh John

Wilkes Booth, sebuah drama lain terjadi di kediaman Menteri Luar Negeri William

H Seward. Dalam rencana aksinya, Booth telah menugaskan Lewis Powell untuk

membunuh Seward. Memang dalam skenario yang disusun Booth, selain

Presiden Lincoln, sejumlah pejabat tinggi negara lainnya juga harus dibunuh

untuk mengacaukan jalur suksesi kekuasaan. Yang jadi sasaran adalah Wakil

Presiden Andrew Jackson, Menteri Peperangan Edwin M Stanton serta Seward.

Percaya, Bell mengizinkan Powell masuk dan menunjukkan lokasi kamar tidur

Seward di lantai tiga. Saat hampir sampai di lantai tiga, Powell bertemu dengan

putra Seward yang menjadi Asisten Menteri Luar Negeri, Frederick W Seward

yang menyetop dan menanyainya. Powell mengulangi cerita karangannya.

Namun tak seperti kepala pelayan Bell yang menelan mentah-mentah omongan

Powell, Frederick justru curiga dan menolak Powell masuk dengan beralasan

ayahnya sudah tidur.

https://www.facebook.com/groups/mengenal.secret.societies/ Page 16

Takut misinya gagal, Powell langsung menghunus pisau dan menikam Frederick.

Kepala pelayan Bell yang panik berteriak-teriak “Pembunuhan! Pembunuhan!”

dan lantas lari.

Saat itu pintu kamar Seward terbuka dan putri Seward, Fanny, yang mendengar

suara Frederick di luar melongok keluar untuk memberitahu bahwa ayah mereka

sudah bangun. Dia lantas menutup pintu lagi. Powell pun jadi tahu di mana

kamar Seward. Dia ganti mencabut pistol dan membidikkannya ke kepala

Frederick. Tapi pistolnya macet dan bukannya mencoba menembak lagi, Powell

justru menggunakan pistol itu untuk memukuli Frederick. Fred jatuh dan

pingsan, namun pistol Powell pun jadi rusak.

Fanny yang penasaran dengan keributan di luar kembali melongok dari pintu,

dan melihat saudaranya tergeletak bergelimang darah di lantai. Melihat pintu

kamar terbuka, Powell pun menerjang masuk,

menghampiri ranjang tempat Seward berbaring

dan langsung menghujaninya dengan tikaman

pisau. Kali pertama mengayunkan pisau Powell

luput, dan pada tikaman ketiga dia mengenai

pipi Seward. Seward terhindar dari luka yang

lebih para karena alat penahan rahangnya bisa

menahan pisau sehingga tidak mengenai

pembuluh darah yang vital di leher.

>>> William H Seward dan putrinya, Fanny, dalam lukisan yang

dibuat sekitar tahun 1861. (Carl Schurz, Reminiscences, Volume

Two, McClure Publishing Co., 1907, facing p. 130; scanned by Bob

Burkhardt)

Seorang tentara penjaga, Sersan Robinson and putra Seward lainnya, Augustus

datang dan mencoba menangkap Powell. Powell dengan pisaunya menyabet

membabi buta agar bisa lolos dari sergapan Robinson, Augustus dan Fanny. Saat

Augustus lari mengambil pistol, Powell meloloskan diri dan turun ke bawah

menuju pintu depan. Saat itu dia bertemu dengan seorang kurir, Emerick

Hansell, yang mengantarkan telegram untuk Seward. Powell menikam punggung

https://www.facebook.com/groups/mengenal.secret.societies/ Page 17

Hansell yang membuat pemuda itu pingsan dan nantinya lumpuh permanen

akibat tikaman itu.

Keributan di dalam rumah itu terdengar oleh David Herold, yang bertugas

mengantarkan Powell ke rumah Seward dan menunggunya untuk menunjukkan

rute kabur keluar dari Washington DC. Herold jadi ketakutan dan langsung

kabur. Ketika Powell keluar dari rumah Seward, didapatinya Herold sudah tak

ada. Dia pun segera melompat ke atas kudanya dan kabur mengambil jalan

ngawur.

Di dalam rumah, Fanny Seward menjerit panik mengira ayahnya tewas. “Ya

Tuhan, Ayah meninggal!” jeritnya. Sersan Robinson segera menghampiri Seward

yang terkapar di lantai setelah jatuh dari tempat tidur dalam pergulatan yang

terjadi sebelumnya. Robinson pun mengangkat Seward dan membaringkannya

lagi di ranjang. Saat itulah Seward sadar dan setelah batuk dan meludahkan

darah dari mulutnya langsung bicara. “Aku belum mati. Cepat panggil dokter,

panggil polisi, kunci rumah!” katanya. Seward bergelimang darah, namun meski

ditikam berkali-kali oleh Powell, serangan yang terjadi di kamar yang gelap itu

membuat Powell gagal mengenai bagian-bagian yang vital sehingga nyawa

Seward tak terancam. Hanya luka tikam di pipi saja yang nantinya meninggalkan

bekas codet. [7]

Booth dan Powell Terkepung

Setengah jam sejak kabur dengan naik kuda dari gedung Teater Ford tempatnya

menembak Presiden Abraham Lincoln, Booth sudah melintasi perbatasan Kota

Washington DC dan memasuki wilayah Negara Bagian Maryland. Salah satu kaki

tangannya, David Herold, yang bertugas mengantar Lewis Powell untuk

membunuh Menteri Luar Negeri William H Seward di rumahnya, menyusul keluar

kota sejam kemudian dan bertemu dengannya.

Setelah mengambil persenjataan dan bekal yang disimpan di wilayah

Surattsville, Herold dan Booth mendatangi seorang dokter setempat, Samuel A

Mudd, untuk memeriksa kaki Booth yang cedera saat melompat dari balkon

tempat duduk Lincoln ke panggung saat kabur. Mudd menyatakan kaki Booth

https://www.facebook.com/groups/mengenal.secret.societies/ Page 18

patah dan memasang besi penyangga di kaki. Setelah itu Mudd membuatkan

sepasang kruk untuk Booth.

Setelah beristirahat sehari di rumah sang dokter, Booth dan Herold membayar

seorang warga setempat untuk memandu mereka ke rumah Samuel Cox,

seorang perwira yang bersimpati kepada pemberontakan wilayah Selatan dalam

Perang Saudara AS. Cox lantas memerintahkan Thomas Jones membawa Booth

dan Herold bersembunyi di kawasan rawa Zekiah Swamp di dekat rumahnya

selama lima hari hingga mereka bisa menyeberangi Sungai Potomac.

Siang hari tanggal 24 April 1865, mereka tiba di tanah pertanian milik petani

tembakau Richard H Garrett. Kepada Garrett Booth mengaku sebagai mantan

tentara Selatan yang terluka yang tengah dalam perjalanan pulang dan meminta

izin untuk beristirahat di situ. Garrett pun memberi tempat istirahat di sebuah

lumbung.

Rumah pertanian milik Richard Garrett, tempat Booth yang mengaku sebagai bekas tentara bersembunyi dan

beristirahat. (en.wikipedia.org)

Selama pelarian itu, Booth menyadari dia sangat kesepian. Harapannya bahwa

pembunuhan Lincoln akan disambut gembira warga Selatan dan dirinya bakal

dielu-elukan sebagai pahlawan ternyata tak kesampaian. Warga Selatan justru

ikut berkabung karena sadar Lincoln adalah tokoh idealis rendah hati yang setia

pada prinsip.

https://www.facebook.com/groups/mengenal.secret.societies/ Page 19

Di buku hariannya, Booth mencoba menuangkan perasaan dan alasannya soal

kenapa dia melakukan pembunuhan itu. “Aku putus asa. Kenapa? … Aku sudah

membunuh tiran terbesar yang pernah ada, tapi mereka semua menganggapku

pembunuh biasa. Niatku lebih suci dari siapa pun … Aku tak berharap apa-apa …

Aku berjuang demi negeriku, hanya itu. Sebuah negeri yang merintih di bawah

tirani itu … yang kini mengulurkan tangan dinginnya untuk menjangkauku … Ini

bukan kesalahan, kecuali Tuhan menyatakannya begitu …,” tulisnya.

Booth dan Herold terus tinggal di pertanian Garrett hingga 26 April, saat

sepasukan kavaleri berkuda dari kesatuan 16th New York Cavalry tiba di sana.

Mereka sebelumnya mendapat informasi soal dua orang yang ciri-cirinya mirip

Booth dan Herold yang tinggal di situ. Menjelang fajar 26 April 1865, tentara

sudah mengepung tempat itu. Si pemilik pertanian, Garrett, saat ditanya

membenarkan ada dua orang yang tinggal di sana. Setahunya, kedua tamunya

itu bekas tentara Selatan yang sedang dalam perjalanan pulang, dan salah

satunya pincang dan memakai tongkat penopang. Tak salah lagi, si pincang itu

Booth dan yang satu lagi Herold. Garrett lantas menunjukkan sebuah gubuk

tempat penyimpanan tembakau yang gelap gulita, yang jadi tempat menginap

kedua orang itu.

Tentara pun mengepung lumbung itu. Saat tentara meneriaki mereka berdua

agar menyerah, Herold patuh, namun Booth menolak. “Aku takkan bisa dipaksa

keluar hidup-hidup!” serunya. Mendengar jawaban menantang itu, tentara pun

membakar lumbung. Booth mencoba kabur lewat pintu belakang dengan

menenteng sepucuk senapan di satu tangan dan pistol di tangan lainnya.

Seorang prajurit bernama Boston Corbett yang mengendap-endap masuk ke

belakang lumbung memergoki Booth dan langsung menembaknya. Salah satu

kabar menyebut, tembakan Corbett itu mengenai Booth di bagian kepala di

lokasi yang nyaris serupa dengan luka tembak yang dialami Lincoln.

Booth segera digotong keluar dan dibaringkan dalam kondisi sudah setengah

sadar. Seorang prajurit meneteskan air ke mulutnya dan Booth pun berkata,

“Katakan pada ibuku aku mati untuk negaraku.” Di tengah sekaratnya, Booth

https://www.facebook.com/groups/mengenal.secret.societies/ Page 20

masih menggumam, “Tak berguna … Tak berguna …,” mungkin bicara soal

tangan dan kakinya yang sudah terasa lumpuh. Booth tewas dua jam setelah

Corbett menembaknya. [8]

Lukisan yang menggambarkan Booth yang terluka setelah ditembak oleh Sersan Boston Corbett. Booth kemudian tewas

di tempat. (http://lisawallerrogers.wordpress.com)

Mereka yang Terlibat Dijatuhi Hukuman Mati

Upaya penyelidikan atas pembunuhan terhadap Presiden Abraham Lincoln

berlangsung cepat, meski diwarnai sejumlah kesalahan dan kekacauan. Semua

orang yang diketahui memiliki keterkaitan atau kontak dengan Booth dan Herold

langsung ditangkap dan ditahan, meski mungkin hubungan itu hanya hubungan

sekadar saling kenal saja.

Namun setelah banyaknya penangkapan dan penahanan, sedikit demi sedikit

ketika bukti yang terkumpul makin banyak, jumlah tersangka pun akhirnya

tinggal delapan yaitu tujuh laki-laki dan satu perempuan. Mereka adalah :

1. Samuel Arnold (berkomplot dengan Booth untuk menculik Lincoln),

2. George Atzerodt (ditugaskan membunuh Wapres Andrew Johnson, namun

gagal karena ketakutan),

3. David Herold (penunjuk jalan),

4. Samuel Mudd (dokter yang mengobati Booth),

5. Michael O’Laughlen (berkomplot dengan Booth untuk menculik Lincoln),

6. Lewis Powell (pelaku penyerangan atas Menlu William H Seward),

https://www.facebook.com/groups/mengenal.secret.societies/ Page 21

7. Edmund Spangler (pegawai Teater Ford yang menjaga kuda Booth) serta

8. Mary Surratt, (pemilik rumah kos yang menjadi pangkalan Booth dan

komplotannya).

Kedelapan tersangka ini disidangkan dalam pengadilan militer yang

diperintahkan dibentuk oleh Presiden Andrew Johnson, 1 Mei 1865. Keputusan

untuk mengadili mereka dalam pengadilan militer sempat memicu keberatan dan

kritik karena semua tersangka adalah warga sipil dan bukan dilaksanakan pada

masa peperangan. Namun Jaksa Agung James Speed justru mendukung

pemeberlakukan pengadilan militer itu dengan alasan adanya sifat kemiliteran

dan subversi terkait persekongkolan Booth, bukti bahwa para terdakwa berlaku

sebagai pelaku perang di pihak musuh atau enemy combatant dan masih

berlakunya hukum darurat militer di wilayah Washington DC.

Sidang berlangsung selama sekitar tujuh pekan, di mana 366 saksi dipanggil.

Pada 30 Juni 1865 semua terdakwa dinyataikan bersalah. Mary Surratt, Lewis

Powell, David Herold dan George Atzerodt dijatuhi hukuman mati dengan

gantung. Samuel Mudd, Samuel Arnold dan Michael O’Laughlen dijatuhi hukuman

penjara seumur hidup.

Pelaksanaan hukuman mati terhadap Mary Surratt, Lewis Powell, David Herold, dan George Atzerodt.

(thinkorthwim.com)

https://www.facebook.com/groups/mengenal.secret.societies/ Page 22

Surratt, Powell, Herold dan Atzerodt digantung di Penjara Old Arsenal

Penitentiary pada 7 Juli 1865. Proses eksekusi disaksikan oleh Jenderal Winfield

Scott Hancock, perwira tinggi yang memimpin Pertempuran Gettysburg, yang

merupakan titik balik sukses pasukan pemberontak Selatan dalam Perang

Saudara AS. Mary Surratt menjadi perempuan pertama yang dijatuhi hukuman

mati oleh pemerintah federal.

Satu-satunya anggota komplotan yang lolos sejauh itu adalah John Surratt,

putra Mary Suratt, anggota militer yang bersimpati pada Selatan. Dia kabur ke

Kanada dan sempat disembunyikan seorang pendeta Katolik. Pada September

1865 dia naik kapal menuju Liverpool, Inggris, di mana dia kemudian

bersembunyi di sebuah gereja Katolik di kota itu. Dia lantas berpindah-pindah

tempat sembunyi di sejumlah negara Eropa sebelum akhirnya tiba di wilayah

Negara Kepausan Vatikan.

Musim semi 1866 seorang teman lama dari saat dia masih bersekolah, Henry St

Marie, menemukannya. Henry segera memberitahu pemerintah AS, yang

kemudian minta bantuan otoritas keamanan Vatikan menangkapnya. Namun

entah bagaimana caranya, Surratt berhasil lolos dan akhirnya tertangkap

petugas AS di Mesir November 1866.

Surratt akhirnya diadili dengan dakwaan yang sama yaitu berkomplot dalam

pembunuhan Abraham Lincoln pada musim panas 1867. Namun belasan saksi

dari pihak penuntut dan pembela memberikan kesaksian yang sama-sama kuat

sehingga juri sulit memutuskan. Surratt akhirnya dibebaskan dari segala

dakwaan dan meninggal dunia pada 1916. [9]

Demikianlah info yang dapat kami temui berdasarkan sumber dibawah ini :

[1] http://www.boyolalipos.com/2013/tragedi-pembunuhan-abraham-lincoln-bagian-i-

sang-presiden-sudah-punya-firasat-buruk-363715

[2] http://www.boyolalipos.com/2013/tragedi-pembunuhan-abraham-lincoln-bagian-ii-

booth-dibesarkan-dalam-impian-sastrawi-364090

https://www.facebook.com/groups/mengenal.secret.societies/ Page 23

[3] http://www.boyolalipos.com/2013/tragedi-pembunuhan-abraham-lincoln-bagian-iii-

ketaksukaan-pada-warga-kulit-hitam-pengaruhi-sikap-booth-364462

[4] http://www.boyolalipos.com/2013/tragedi-pembunuhan-abraham-lincoln-bagian-iv-

booth-ingin-membantu-selatan-yang-makin-terdesak-364784

[5] http://www.boyolalipos.com/2013/tragedi-pembunuhan-abraham-lincoln-bagian-v-

selatan-kalah-misi-balas-dendam-dilakukan-364902

[6] http://www.boyolalipos.com/2013/tragedi-pembunuhan-abraham-lincoln-bagian-vi-

berjuang-menyelamatkan-nyawa-presiden-365517

[7] http://www.boyolalipos.com/2013/tragedi-pembunuhan-abraham-lincoln-bagian-vii-

menlu-william-seward-juga-diserang-365851

[8] http://www.boyolalipos.com/2013/tragedi-pembunuhan-abraham-lincoln-bagian-viii-

booth-dan-powell-terkepung-366359

[9] http://www.boyolalipos.com/2013/tragedi-pembunuhan-abraham-lincoln-bagian-

ixhabis-mereka-yang-terlibat-dijatuhi-hukuman-mati-366853

Sekilas Biografi Abraham Lincoln::

Abraham Lincoln (1809-1865) adalah salah satu presiden terbesar dalam sepanjang sejarah kepresidenan di Amerika terutama karena upayanya dalam mempersatukan bangsa dari perpecahan, memperjuangkan kebebasan kaum budak, serta perjuangannya dalam mengatasi perang saudara di Amerika pada masa itu. Kendati pada masa kecilnya pernah bekerja sebagai tukang kayu, tukang pos hingga penjaga kedai, berkat kegigihannya dalam memperjuangkan kebebasan demokrasi serta upaya kerasnya dalam menentang perbudakan membawanya menjadi seorang pengacara yang kemudian terjun ke dunia politik yang sedang carut-marut pada masa itu. Abraham Lincoln sempat beberapa kali gagal dalam pencalonan hingga akhirnya dirinya terpilih menjadi orang nomor satu di Amerika. Kisah pembunuhan Abraham Lincoln merupakan kejadian pembunuhan presiden pertama kali di Amerika menyusul John F. Kennedy yang juga bernasib sama kemudian. Kebebasan demokrasi yang dinikmati oleh Amerika hingga saat ini masih dianggap merupakan hasil upaya dan jasa besar yang dibawa oleh Abraham Lincoln selama menjabat menjadi presiden.

https://www.facebook.com/groups/mengenal.secret.societies/ Page 24

Konspirasi penguasaan Amerika oleh para Bankir Yahudi telah di ketahui sejak saat Perang Sipil 1775 oleh para elite politik saat itu yang banyak menyebabkan kematian para elite politik dan Abraham Lincoln salah satunya. Abraham Lincoln di waktu pemerintahannya pernah mengatakan : “Pemerintahlah yg seharusnya mencetak dan mengedarkan uang sesuai dengan kemampuan belanja dari pemerintah dan daya beli masyarakat. Dengan mengadopsi prinsip ini, rakyat bisa di bebaskan dari bunga pajak yg sangat memberatkan. Uang akan menjadi pelayan manusia, bukan majikannya!” Pada 1865, Abraham Lincoln di depan Kongres berpidato : “Saya menghadapi dua musuh Besar, pasukan Selatan di depan, dan ‘institusi Finansial’ di ‘belakang’ saya! Dari Keduanya, yang ‘dibelakang’ saya itulah yang paling berbahaya!!!” Berikut kumpulan kata bijak Abraham Lincoln yang terkenal dan abadi hingga saat ini: When you have got an elephant by the hind leg, and he is trying to run away, it’s best to

let him run. (Ketika anda menangkap gajah dari kaki belakangnya, maka ia akan

berusaha untuk lari, maka hal yang terbaik adalah membiarkannya lari)

When I do good, I feel good; when I do bad, I feel bad, and that is my religion. ( Ketika

saya berbuat baik, maka saya merasa baik; dan ketika saya melakukan hal yang buruk,

saya pun merasa buruk. dan itulah keyakinan saya.)

Whenever I hear anyone arguing for slavery, I feel a strong impulse to see it tried on him

personally. (Setiap kali saya mendengar seseorang berdebat mengenai perbudakan,

maka saya merasakan suatu dorongan yang kuat untuk melihat perbudakan itu terjadi

pada dirinya sendiri.)

You can fool some of the people all of the time, and all of the people some of the time,

but you can not fool all of the people all of the time. (Setiap saat anda bisa membodohi

orang-orang dari semua masa, dan semua orang dari masa itu, tetapi anda tidak bisa

membodohi semua orang dari semua masa.)

You cannot escape the responsibility of tomorrow by evading it today. (Anda tidak bisa

lari dari tanggung jawab di hari esok dengan cara menghindari hari ini.)

“Jangan khawatir bila anda tidak diakui, tetapi berusahalah agar anda layak untuk

diakui”

“Anda dapat membohongi semua orang dalam satu waktu, dan beberapa orang dalam

setiap waktu, tetapi anda tidak dapat membohongi semua orang sepanjang waktu”

https://www.facebook.com/groups/mengenal.secret.societies/ Page 25

“Seorang sahabat adalah orang yang memiliki musuh yang sama seperti yang anda

miliki”

“Ingatkan selalu bahwa tekad Anda untuk sukses adalah lebih penting daripada hal

lainnya”

“Amerika tidak akan pernah dihancurkan dari luar. Jika kita goyah dan kehilangan

kebebasan kita, maka itu dikarenakan kita yang menghancurkannya”

“Cara terbaik untuk menghancurkan seorang musuh adalah dengan menjadikannya

seorang teman”

“Pada akhirnya, bukanlah tahun-tahun dalam hidup anda yang dihitung. Tetapi hidup

anda dalam tahun-tahun andalah yang dihitung”

“Karakter adalah bagaikan pohon dan reputasi bagaikan sebuah bayangan. Bayangan

adalah apa yang kita pikirkan, dan pohon adalah wujud nyatanya”

“Pemerintahan ialah dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat, yang tak akan binasa dari

muka bumi”

“Kekhawatiran saya bukanlah apakah Tuhan berada di pihak kita. Tetapi kekhawatiran

saya adalah untuk berada di sisi Tuhan, karena Tuhan selalu Benar!”

“Kebanyakan orang bahagia karena mereka menjadikan pikiran mereka demikian”

“Sesuatu mungkin datang kepada mereka yang menunggu. Hanya saja sesuatu itu pergi

terhadap mereka yang bersemangat mengejarnya

“Saya tidak terikat untuk menang, tetapi saya terikat untuk menjadi nyata. Saya tidak

terikat untuk sukses, tetapi saya terikat dengan cahaya yang saya miliki. Saya harus

berdiri bersama dengan siapapun yang yang berdiri di jalur yang benar, dan berdiri

dengan mereka yang saat itu benar, dan berpisah dengannya ketika mereka mulai salah”

“Beri aku enam jam untuk menebang sebuah pohon dan aku akan menghabiskan empat

jam pertama untuk mengasah kapak”

“Saya sangat percaya kepada orang, jika diberikan kebenaran, mereka dapat diandalkan

ketika menghadapi krisis nasional. Dan kuncinya adalah membawakan mereka hal-hal

yang nyata sedang terjadi”

“Pastikan bahwa anda meletakkan kaki anda di tempat yang tepat, lalu berdirilah

dengan kokoh”

“Oleh karena masalah kita baru, maka kita harus berfikir dengan cara baru dan

bertindak secara baru pula”

https://www.facebook.com/groups/mengenal.secret.societies/ Page 26

“Sebuah rumah yang membelah dirinya sendiri, takkan dapat berdiri”

“Aku mengingat doa ibuku dan mereka selalu saja mengiringiku. Mereka tetap tinggal

dalam diriku sepanjang hidup”

“Hal terbaik mengenai masa depan adalah ia datang pada suatu hari pada suatu waktu”

“Biarkan presiden untuk menginvasi negara tetangga, ketika ia menganggapnya perlu

untuk mengusir invasi, dan anda mengizinkannya untuk melakukan hal demikian, ketika

ia dapat menganggapnya perlu untuk satu tujuan – dan anda mengizinkannya untuk

menciptakan perang dalam kesenangan”

“Mereka yang menolak kebebasan kepada orang lain, maka kebebasan itu tak layak pula

untuk dirinya”

“Filosofi dari ruang sekolah dalam satu generasi, juga akan menjadi filosofi di

pemerintahan pada masa mendatang”

“Apapun diri anda, jadilah seorang yang hebat”

“Menyebut ekor sebagai kaki tidak akan membuatnya menjadi kaki”

“Mimpi ku adalah sebuah tempat dan waktu dimana Amerika akan sekali lagi terlihat

menjadi tempat harapan terakhir di muka bumi ini”

“Hal – hal yang ingin kutahu ada di dalam buku, sahabat terbaik adalah orang yang

akan memberikanku sebuah buku yang belum aku ketahui”

“Saya tidak menyukai orang itu. Dan saya harus mengetahuinya dengan lebih baik”

“Saya mengerjakan hal terbaik yang saya tahu, hal terbaik yang saya bisa, dan saya

bermaksud untuk melakukannya hingga akhir”

“Setiap orang menyukai sebuah pujian”

“Saya tak akan menjadi seorang budak pekerja, maka itu saya tak akan menjadi tuannya.

Dan ini mengekspresikan ide saya tentang demokrasi”

“Orang yang terlihat biasa-biasa saja adalah yang terbaik di dunia. Itulah sebabnya

Tuhan menciptakan begitu banyak dari mereka”

“Aku akan mempersiapkan diri dan suatu hari kesempatanku akan datang”

“Sepanjang hidup, aku telah mencoba memetik ‘thistle’ dan menanam bunga

dimanapun bunga dapat tumbuh di dalam pikiran dan pemikiran”

(thistle = sejenis bunga)

“Aku menghancurkan musuhku ketika aku menjadikan mereka sebagai temanku”

“Saya seorang yang lamban, tetapi saya tak pernah mundur ke belakang”

https://www.facebook.com/groups/mengenal.secret.societies/ Page 27

“Perhatian terbesar saya bukanlah apakah anda telah gagal, tetapi apakah anda puas

dengan kegagalan anda”

“Saya tidak terlalu memikirkan orang yang tak lebih bijaksana pada hari ini dibandingkan

dirinya kemarin”

“Buku menunjukkan kepada seseorang bahwa pemikiran asli mereka bukanlah hal baru

sama sekali”

“Hindarilah popularitas jika anda menginginkan kedamaian”

“Saya selalu menemukan bahwa belas kasihan lebih kaya dibandingkan dengan hukum

yang ketat”

“Pernikahan bukanlah surga atau neraka, hanyalah penyucian”

“Aku tak pernah memiliki kebijakan, saya hanya melakukan yang terbaik setiap kali dan

setiap hari”

“Sudah menjadi pengalaman saya, bahwa orang-orang yang tidak memiliki kejahatan

memiliki kebajikan yang sangat sedikit”

“Tak peduli seberapa banyaknya kucing – kucing berkelahi, akan selalu ada banyak anak

kucing pada akhirnya”

“Jika setelah anda kehilangan kepercayaan dari sesama, anda tak pernah bisa

mendapatkan kembali pengakuan dan penghargaan dari mereka”

“Jika saya berwajah dua, akankah saya mengenakan yang satu ini?”

“Prinsip – prinsip penting mungkin, dan haruslah tidak fleksibel”

“Saya ingin melihat seseorang bangga dengan tempat dimana ia tinggal. Saya ingin

melihat seseorang hidup sehingga tempatnya berada akan bangga terhadap dirinya”

“Saya berharap dapat berdiri cukup kokoh untuk tidak mundur, dan tidak maju terlalu

cepat untuk menghancurkan masalah dalam negara”

“Ia yang memiliki hak untuk mengkritik, memiliki hati untuk menolong”

“Ada syair tua yang tak kuingat siapa penyairnya, berbunyi: “Kebenaran adalah anak

daripada waktu”

“Jika ini adalah kopi, bawalah saya teh. Tetapi jika ini adalah teh, bawakan saya kopi”

“Tak ada orang yang cukup baik mengatur orang lain tanpa persetujuan dari yang lain”

“Cara bagi orang yang masih muda untuk berkembang adalah meningkatkan dirinya

dalam segala hal yang ia mampu, tanpa mencurigai bahwa setiap orang ingin

menghalangi dirinya”

https://www.facebook.com/groups/mengenal.secret.societies/ Page 28

“Orang – orang ini meminta hal yang sama, keadilan dan keadilan saja. Yang sejauh ini

dalam kekuasaanku, mereka dan yang lainnya, sudah seharusnya memilikinya”

“Aku tak tahu siapa kakekku dulunya. Aku lebih peduli untuk mengetahui bagaimanakah

cucunya akan menjadi kelak”

“Jika ada sesuatu hal yang dapat dilakukan seseorang dengan baik, ku katakan biarkan ia

melakukannya! Berilah dia kesempatan”

“Orang – orang akan menyelamatkan pemerintah, jika pemerintah itu sendiri

mengizinkannya”

“Opini publik di negara ini adalah segalanya”

“Kebijaksanaan adalah kemampuan untuk menggambarkan orang lain sebagaimana

mereka melihat diri mereka sendiri”

“Ketidakjujuran dan sanjungan merupakan saudara kandung”

“Seandainya saya mempunyai waktu sepuluh jam untuk menebang pohon, saya akan

melewatkan delapan jam pertama untuk mengasah kapak saya.”

“Saya melakukan cara terbaik yang saya ketahui yang terbaik yang dapat saya lakukan;

dan saya bermaksud untuk tetap melakukan yang terbaik sampai akhir hayat saya.”

“Kalau kita tidak merencanakan masa depan karena kita hidup pada jaman sekarang,

maka kita akan tetap berada di masa lalu.”

“Sukses berjalan dari satu kegagalan ke kegagalan yang lain, tanpa kita kehilangan

semangat. “

“Selalu menyimpan keinginan kuat dalam pikiran untuk menjadi orang sukses lebih

penting daripada menyimpan hal lain. “

“Orang yang menyangkal kebebasan bagi orang lain, dirinya pun tak layak

memperolehnya.”

“Kalau saya sedang bersiap-siap untuk berargumentasi dengan seseorang, saya habiskan

sepertiga waktu saya memikirkan tentang diri sendiri serta apa yang akan saya ucapkan

– dan dua pertiga sisanya memikirkan tentang dia dan apa yang akan diucapkannya.”

“Jangan tanya apa yang dibuat oleh negara untukmu, tapi tanyalah apa yang boleh

kamu buat untuk negara. “

“Banyak hal mungkin datang kepada mereka yang menunggu, tetapi hanya hal-hal yang

disisakan oleh mereka yang bekerja keras.”

“Setetes kejujuran menangkap lebih banyak lalat daripada segalon lem.”

https://www.facebook.com/groups/mengenal.secret.societies/ Page 29

“Orang yang menyangkal kebebasan bagi orang lain, dirinya pun tak layak

memperolehnya.”

“Saya kalahkan musuh-musuh saya dengan membuat mereka menjadi sahabat saya.”

“Yang paling saya prihatinkan bukan apakah Anda telah gagal, tetapi apakah Anda telah

puas dengan kegagalan Anda.”

“Selalu ingat bahwa ketetapan hati Anda untuk berhasil lebih penting daripada hal-hal

lainnya.”

“Banyak hal mungkin datang kepada mereka yang menunggu, tetapi hanya hal-hal yang

disisakan oleh mereka yang bekerja keras.”

“Yang paling saya prihatinkan bukan apakah Anda telah gagal, tetapi apakah Anda telah

puas dengan kegagalan Anda. “

“Saya melakukan cara terbaik yang saya ketahui yang terbaik yang dapat saya lakukan;

dan saya bermaksud untuk tetap melakukan yang terbaik sampai akhir hayat saya. “

“Orang yang paling sempurna bukanlah orang dengan otak yang sempurna, melainkan

orang yang dapat mempergunakan sebaiknya-baiknya dari bagian otaknya yang kurang

sempurna.”

“Betapa pun banyaknya kucing berkelahi, selalu saja banyak anak kucing lahir.”

“Saya akan belajar, maka kesempatan akan datang.”

“Kalau anda ingin seseorang mendukung anda, terlebih dahulu yakinkanlah dia bahwa

anda adalah sahabatnya yang tulus.”

“Tiada perang yang baik dan perdamaian yang buruk”

“Dua Bagian yang baik dari perang adalah bagian akhirnya.”

~~ for MSS’er ~~

https://www.facebook.com/groups/mengenal.secret.societies/ Page 30