hierarki abraham maslow

18
HIRARKI KEBUTUHAN MANUSIA MENURUT ABRAHAM MASLOW: Aplikasi terhadap Klasifikasi Mad'u dalam Proses Dakwah ABSTRACT: The sr~ccessfd of dnk~[ialr process determined by n da'i be able to classifij of dnkilrili oi!jcct. D~ukunh object milst be understood tlzrollglz cl~ssificntion of flrein rmds :4 pldlologist of h~minnistic nppronch, Abrnhnm Maslow, suggested that hulizniz riee~is 111 n tlreoly of motivation, nn~nely, need hiernrclzi theory. The needs are (1) plr!ysioiogi~.nl rleeds, (2) safety nr~d secrtrity needs, (3) belongiizgness and love needs, (4) csteeirr ricctis, (5) selfacfzuzlizntion needs. L Pendahuluan Manusia sebagai salah satu makhluk hidup tidak terlepas dari berbagai kebutuhan, baik kebutuhan yang sifatnya material maupun kebutuhan yang bersifat spiritual. Untuk pemenuhan kebutuhan- kebutuhan ini pulalah yang melatarbelakangi berbagai macam perilaku manusia, yang mernbeda- kannya antara satu dengan yang lain. Manusia akan merasa puas jika satu kebutuhannya sudah terpenuhi, namun merasa kurang pada sisi kebutuhan yang lain, sehingga mereka secara terus menerus akan melengkapi kebutuhan-kebutuhannya tersebut sepanjang . hidupnya. Demikian juga halnya kedudukan manusia sebagai objek dan subjek dakwah tidak terpisahkan dengan berbagai kebutuhan. Berkaitan dengan pelaksanaan dakwah, suatu pesan dakwah apakah dipahami atau tidak sangat tergantung pada keadaan si penerirna pesan atau objek dakwah. Kondisi objek dakwah yang beragam harus diketahui oleh da'i dalam proses perencanaan aksi dakwah. Tingkat kebutuhan fisiologis dan tingkat kebutuhan rohaniah, tingkat pendidikan, tingkat pengefahuan agama, taraf hidupnya dan strata kehidupan sosiai mereka adalah beberapa ha1 yang harus dipahami oleh da'i. Klasifikasi kepribadian secara psikologis terhadap objek dakwah sesuai dengan tingkat

Upload: rusdaryono9892

Post on 28-Jun-2015

292 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hierarki Abraham Maslow

HIRARKI KEBUTUHAN MANUSIA MENURUT ABRAHAM MASLOW:

Aplikasi terhadap Klasifikasi Mad'u dalam Proses Dakwah

ABSTRACT: The sr~ccessfd of dnk~[ialr process determined by n da'i be able to classifij of dnkilrili oi!jcct. D~ukunh object milst be understood tlzrollglz cl~ssif icntion of flrein r m d s :4 pldlologist of h~minnistic nppronch, Abrnhnm Maslow, suggested that hulizniz riee~is 1 1 1 n tlreoly of motivation, nn~nely, need hiernrclzi theory. The needs are (1) plr!ysioiogi~.nl rleeds, (2) safety nr~d secrtrity needs, (3) belongiizgness and love needs, (4) csteeirr ricctis, (5) selfacfzuzlizntion needs.

L Pendahuluan

Manusia sebagai salah satu makhluk hidup tidak terlepas dari berbagai kebutuhan, baik kebutuhan yang sifatnya material maupun kebutuhan yang bersifat spiritual. Untuk pemenuhan kebutuhan- kebutuhan ini pulalah yang melatarbelakangi berbagai macam perilaku manusia, yang mernbeda- kannya antara satu dengan yang lain. Manusia akan merasa puas jika satu kebutuhannya sudah terpenuhi, namun merasa kurang pada sisi kebutuhan yang lain, sehingga mereka secara terus menerus akan melengkapi kebutuhan-kebutuhannya tersebut sepanjang . hidupnya. Demikian juga halnya kedudukan

manusia sebagai objek dan subjek dakwah tidak terpisahkan dengan berbagai kebutuhan.

Berkaitan dengan pelaksanaan dakwah, suatu pesan dakwah apakah dipahami atau tidak sangat tergantung pada keadaan si penerirna pesan atau objek dakwah. Kondisi objek dakwah yang beragam harus diketahui oleh da'i dalam proses perencanaan aksi dakwah. Tingkat kebutuhan fisiologis dan tingkat kebutuhan rohaniah, tingkat pendidikan, tingkat pengefahuan agama, taraf hidupnya dan strata kehidupan sosiai mereka adalah beberapa ha1 yang harus dipahami oleh da'i. Klasifikasi kepribadian secara psikologis terhadap objek dakwah sesuai dengan tingkat

pdiipdl
Rectangle
Page 2: Hierarki Abraham Maslow
Page 3: Hierarki Abraham Maslow
Page 4: Hierarki Abraham Maslow

Al-Bnyln. Vu1.7 No.7. Januari - Juni 2003 : 57 - 74 ..

dengan latiha; dan sosialisasi. Menurut Maslow, kaum Freu- dian dan Behavioris sangat menekankan kaitan antara manusia dengan binatang, se- hingga cenderung mengabaikan dan bahkan menolak sifat- sifat utama manusia yang sangat mernbe- dakan manusia de- naan binatana. Jika

Maslow mengernukakan asum- diterapkan bagi kernanusiaan pada sinya . tentang kodrat manusia, kedua psikologi tersebut. Pernikiran manusia rnempunyai kodrat bawaan Maslow bertolak dari kedua psikologi

.- yang pada hakekatnya baik atau tersebut dan mengemukakan segi setidak-tidaknya netral. Kodrat kemanusiaan pada psikologi yang rnanusia berdasarkan pembawaannya dia sebutkan dengan psikologi tidak jahat. Ini rnerupakan suatu humanistik. konsepsi baru saat itu karena banyak Maslow sangat keberatan teoritikus beranggapan bahwa be- dengan pendapat Freud yang berapa instink manusia adalah buruk memusatkan penyelidikannya hanya atau anti sosial vana harus dijinakkan pada orang-orang yang rnenderita

gangguan neurotis Maslow mengemukakan atau psikotis. serta

asumsinya tentang kodrat manusia, manusi

mempunyai kodrat bawaan yang pada

hakekatnya baik atau setidak-tidaknya netral.

Kodrat manusia berdasarkan

pembawaannya tidak jahat

keberatan atas ang- gapan bahwa semua bentuk tingkah laku luhur manusia hanya dari proses belajar bukan karena sesuatu yang kodrati rnanusia. Menurut Maslow orang tidak dapat memaharni ~envaki t

- binatang memiliki naluri-naluri yang khas bagi jenisnya, mengapa bagi manusia ha1 itu tidak masuk aka1 juga, tanya Maslow, manusia juga mem- punyai sifat-sifat yang khas sesuai dengan bangsanya.

Maslow dalam tulisannya' bukanlah rnenolak begitu saja karya Freud dengan psikoanalisanya dan Watson dengan behaviorisrnenya, akan tetapi lebih rnerupakan usaha rnenelaah untuk , mencari segi rnanfaat, bermakna, dan dapat

. , mental sebelum ia rnampu rnemahami

tentang kesehatan mental. !a juga tidak setuju dengan pendapat psikolog yang hanya melihat sifat- sifat buruk dari manusia tanpa melihat sifat-sifat baiknya. ban yak^ sifat baik dari manusia, seperti kesenangan, kegembiraan, kepua- san hati, kedamaian hati, kegirangan telah diabaikan oleh para ilmuwan psikologi. Jika kita hanya berkutat dengan orang yang rnenderita psikopat, orang tidak waras, para penjahat, anak-anak nakal, penderita

Page 5: Hierarki Abraham Maslow

H I R A M KEB UTUHAN ......... ... (Juliurzto Sulrlz)

lemah mental, maka sernakin sedikit sangat spontan, (4) memusat diri yang dapat kita harapkan dari pada rnasalah bukan pada diri manusia. Oleh karenanya, jika ha1 ini rnereka, (5) mampu berbuat jarak yang terus rnenjadi perhatian para dan memiliki privasi, (6) independen ilmuwan tentu akan melahirkan dan berdiri sendiri, (7) apresiasi psikologi yang mandul dan lurnpuh. terhadap orang lain adalah segar

Maslow mangadakan penelitian bukan prasangka, (8) kebanyakan tentang manusia dari sisi baiknya mereka punya pengalaman mistik tidak seperti kebanyakan penelitian atau spiritual, rneski tidak bersifat psikologi yang dilakukan sebelumnya. religius, (9) merniliki hubungan yang la melakukan penelitian intensif mendalam dengan orang lain, (10) terhadap sekelornpok orang yang hubungan dengan orang-orang telah mengaktualisasikan diri. yang dicintai cenderung mendalam Penelitian ini bukan dasar dari d m ernosional, (11) proyek ilmiah, hanya teorinya adalah individu demokratik. (12)

sekedar memuaskan merupakan satu kesatuan tidak rnencarnpuri rasa ingin tahunya. yang terpadu dan antara sarana dan Meski jauh dari terorganisir, sehingga tujuan, (13) pera-

memenuhi persyara- motivasi seseorang dalam saan humoris lebih tan metodologis il- melakukan sesuatu adalah filosofis miah, namun hasilnya motivasi individu bukan perrnusuhan, ternyata penting. seutuhnya bukan bagian (14) sangat kreatif, Orang-orang yang darinya (15) menentang kon- diteliti terdiri dari formitas terhadap orang-orang yang kebudayaan, (16) langka dan tokoh-tokoh, misalnya rnengatasi lingkungan bukan hanya Lincoln, Jefferson, Walt Whitrnan, mer~ghadapin~a.~ Beethoven, sedangkan tokoh-tokoh Maslow berpendapat bahwa yang masih hidup saat diteliti adalah sebuah teori yang menyeiuruii seperti Roosevelt, Einstein, ternan- tentang tingkah laku manusia teman dan kenalan-kenalannya haruslah mencakup bidang internal sendiri, rnaka setelah diteliti secara dan eksternal, intrinsik dan ekstrinsik, klinis ditemukanlah bahwa sifat-sifat dan lingkungan. Freud kajiannya yang membedakan mereka dengan terlalu pada intrinsik, sedangkan orang biasa. lnilah sifat-sifatnya: (1) Behavioris cenderung ektrinsik dan orientasi mereka realistik, (2) lingkungan. Kedua model kajian ini rnenerima diri mereka sendiri, orang harus digabungkan. Studi objektif lain, seperti apa adanya, (3) rnereka sernata tidaklah cukup untuk

Page 6: Hierarki Abraham Maslow
Page 7: Hierarki Abraham Maslow
Page 8: Hierarki Abraham Maslow
Page 9: Hierarki Abraham Maslow
Page 10: Hierarki Abraham Maslow
Page 11: Hierarki Abraham Maslow
Page 12: Hierarki Abraham Maslow
Page 13: Hierarki Abraham Maslow

tidak akan memikirkan kebutuhan lain sebelum kebutuhan ini terpenuhi. Orang tidak akan tertarik untuk melakukan ha1 lain sebelum masalah makan, minum. seks dan tempat tinggal terpecahkan. Kebutuhan dasar ini sering berkaitan dengan orang miskin, karena mereka akan menghabisitan hidup sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan dasar ini.

Mengingat kemiskinan mendekati kepada kekufuran, maka strategi dakwah terhadap objek dakwah yang berada pada taraf kebutuhan dasar ini harus menyentuh kepada kebutuhan- kebutuhan dasar mereka. Dengan demikian, dakwahnya dengan memberikan fasilitas yang dapat meringankan kebutuhan mereka. Fasilitas tersebut, baik yang berbentuk materil maupun yang bersifat moril. Pendekatan dakwah u n t u k memenuhi kebutuhan materil dapat dilakukan dengan mengaktifkan dan mengintensifkan zakat, infaq dan sedekah, sedangkan pendekatan yang bersifat moril dapat dilakukan dengan rnemberikan pendidikan gratis kepada anak-anak miskin. Pendidikan merupakan stimulasi mental yang nantinya akan memunculkan harapan untuk dapat mernperbaiki kehidupannya

ke arah yang lebih baik di masa yang akan datang.

Jika ditinjau dari teori hirarki kebutuhan Maslow, keinginan untuk taat beragama akan sulit berkembang bila orang masih diliputi perjuangan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Kebutuhan untuk beragama menduduki peringkat kelirna di dalam teori kebutuhan Maslow yaitu tingkat aktualisasi diri."

2. Mad'u yang berada pada kebutuhan akan rasa aman

Kebutuhan pada tingkat ini merupakan kebutuhan kedua setelah mad'u dapat memenuhi kebutuhan dasarnya. Objek dekwah pada tingkat kebutuhan ini lebih mengutamakan keselarnatan, keamanan, bebas dari rasa takut dan bebas dari perasaan cemas, buiuh pada ketertiban dan keteraturan, dan butuh pada tertib hukum, serta kemantapan hidup. Mad'u yang masih digeluti oleh rasa takut, cemas dan kekalutan tidak akan rnampu secara konsisten menjalankan ajaran agama. Menurut Maslow Kecende- rungan orang untuk rnemeluk agama dan memiliki falsafah hidup di dunia merupakan sebagai bagian dari usaha manusia dalam pencarian keselarnaian dan merniliki rasa

Page 14: Hierarki Abraham Maslow
Page 15: Hierarki Abraham Maslow

N l h R K l KEBUTUHAN .......... ;, (Juliunto Sufch)

Mendengarkan pendapat mad'u juga merupakan suatu penghar- gaan, meskipun pendapat ter- sebut kadang bertentangan dengan nilai keislaman.

Dakwah pada tingkat in; adaiah dakwah untuk menumbuh- kan harga diri pada pribadi mad'u, sebab orang yang tinggi harga diri tidak mudah putus asa, optimis, dan memiliki kreativitas yang ting g i.

5 . Mad'u yang berada pada kebutuhan akan aktualisasi diri.

Kebutuhan ini memberikan kekebasan kepada mad'u untuk menjadi dirinya sendiri. Pada tingkat ini individu punya kernerdekaan untuk mengatur hidupnya, sehingga perilaku manusia muncul dari dalam dirinya tanpa adanya dorongan dan tidak perlu pada penghargaan dari orang lain. Kebebasan untuk memeluk agama juga menjadi kebutuhan pada tingkat ini. Oleh karenanya, dakwah untuk orang yang berada pada tingkat kebutuhan ini lebih baik diiakukan melalui lembaga zpendidikan. Mad'u punya kemungkinan untuk taat beragama, jika mereka berada pada taraf kebutuhan ini. Logikanya, mereka yang masih berada pada kebutuhan dasar akan sulit untuk taat beragama demikian pendapat Maslow.

Pada tingkat ini manusia punya pengalaman keagamaan yang mendalam yang disebut dengan peak experience (pengalaman puncak). Aktualisasi diri menurut Maslow didorong oleh rnetamofivation yaitu pengala- man transendental manusia yang terlepas dari kekuatan fisik. Pada tingkat kebutuhan inilah manusia butuh kepada agama dan pada faraf ini juga kesempatan dakwah terbuka lebar, sebab semua kebutuhan manusia telah terpenuhi.

Meskipun demikian, Mas- low mengingatkan agar tidak terialu kaku dalam memahami hirarki kebutuhan manusia ini.

V. PENUTUP

Keberhasiian dakwah sangat ditentukan oleh kemampuan da'i dalam memahami situasi dan kondisi mad% Situasi dan kondisi madu yang beragam ditentukan - oleh motivasi periiaku mereka. Motivasi perilaku mad'u didasari oleh berbagai kebutuhan yang masing- masing mereka berbeda-beda. Oieh karenanya, kemampuan da'i daiam mengkiasifikasi mad'u sesuai dengan kebutuhannya akan menghasilkan dakwah yang efektif dan efesien.

Klasifikasi mad'u berdasarkan kebutuhannya dapat dilakukan dengan menerapkan teori psikologi

Page 16: Hierarki Abraham Maslow
Page 17: Hierarki Abraham Maslow

HIRARtCl KEBUTUHAN ............ (Jnlimtn Salelz)

END NOTE

' Berry, L.M., & Houston, - -J.P. Psychology a t work Arr Introduction fo lndusfrial and Organizafional Psychology, (America, Wm.C. Brown 'Communications. Inc. 1993,) ; Steers, R.M., dkk.,Motivafion and Leadership at Work, (Singapore, McGraw-Hill Companies, Inc. 1996); Hasibuan, M.S.P. Organisasi dan Motivasi Dasar Peningkafam Produktivitas, (Jakarta, Bumi Aksara, 1996), ha1.103. Selanjutnya lihat tulisan Maslow, A.H., A. Theory of Human Motivation dalam Leavitt, H.J., dkk. Reading In Managerial Psycl~ology, (America, The University of Chicago Press, 1989) ; Maslow. A.H.. Motivasi dan Kepribadian I dan 2, Teori Motivasi dengan Pendekatan Hierarki Kebutuhan Manusia, (Jakarta, LPPM dan Pustaka Binaman Presindo. 1993), (terj. dari buku Motivation and Personality). Berry & Houston, op. cif, h.82; Steers dkk, op.c;t., h.14; Riggio, 1990, An Introduction To Industrial and Organizational Psycho'logy, (America, Foreman and Company, 1960) h.158; Greenberg, Managing Behavior In Organizations Science in Service fo Practice, (America, Prentice

Hall, Inc., 1996), h.64; Goble, F.G., Mazhab Ketiga Psikolog; Humanisfil: Abraham Maslow, (terj. A. Supratiknya dari buku The Third Force, The Psychology of Abraham Maslow), Yogya-

3 karta, Kanisius. 2000), h:71-77). Hall, C.S., dan Lindzey. G., Theories of Personality, (Singapore, John Wiley & Sons, 1978), h.267; Goble, F.G., Mazhab Kefiga.. ., h. 28.

4 Hall, C.S., dan Lindzey, G. , Theories ..., h.269-270.

5 Hall, C.S., dan Lindzey, G. Theories . . ., , h.269.

6 Goble, F.G.,2ODD, Mazhab Kefiga ..., h. 70.

i Maslow, A.H., Motivasi dan.. ., h. 63; Goble, F.G., Mazhab Ketiga.. .. h. 82. Untuk lebih jelasnya tentang kebutuhan-kebutuhan ini, baca buku Maslow, A.H., Motivasi dan ..., h . 43 - 72, baca juga buku Frank G. Goble, Mazhab Ketiga ..., h..69- 93; baca juga .~

tulisan Maslow, A.H., ~ h e o i y ' o f - Human Motivation,' dalam I

Leavitt, dkk., Reading In ..., h. 20 -35. Halonen; Jane S., dan Santrock: John S., Psychology Confexts and Applications, (Madison, McGraw-Hill College, 1999). h.5. ,

Page 18: Hierarki Abraham Maslow