abraham bayu case i

25
Laporan Kasus Katarak Senilis Imatur ODS, Dry Eyes ODS Oleh: Abraham Bayu Theodoron 11.2014.350 Pembimbing : dr Saptoyo A M, Sp.M Fakultas Kedokteran UKRIDA Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Mata Periode 04 Mei s/d 06 Juni 2015 RS Family Medical Center (FMC), Sentul

Upload: siscahilda

Post on 16-Dec-2015

229 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

fdsf

TRANSCRIPT

Laporan KasusKatarak Senilis Imatur ODS, Dry Eyes ODS

Oleh:Abraham Bayu Theodoron11.2014.350

Pembimbing :dr Saptoyo A M, Sp.M

Fakultas Kedokteran UKRIDAKepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit MataPeriode 04 Mei s/d 06 Juni 2015RS Family Medical Center (FMC), SentulFAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA(UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA)Jl. Terusan Arjuna No.6 Kebon Jeruk Jakarta Barat

KEPANITERAAN KLINIKSTATUS ILMU PENYAKIT MATAFAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDAHari/Tanggal Ujian/Prese ntasi Kasus : Mei 2015 SMF ILMU PENYAKIT MATA Rumah Sakit Family Medical Center-Sentul

Tanda TanganNama: Abraham Bayu TheodoronNIM: 11-2014-350 Dr. Pembimbing: dr Saptoyo A M , Sp.M ------------------- STATUS PASIENI. IDENTITASNama: Ny ZUmur: 60 tahunJenis Kelamin: PerempuanAgama: IslamPekerjaan: Ibu rumah tanggaAlamat: Jembatan Pari RT 001/003Tanggal Pemeriksaan : 09 Mei 2015

II. ANAMNESISDilakukan Autoanamnesis pada tanggal 09 Mei 2015

Keluhan Utama:Kedua mata berair sejak 2 minggu yang lalu

Keluhan Tambahan:Rasa perih dan mengganjal pada kedua mata.

Riwayat Penyakit Sekarang: Dua minggu SMRS pasien mengeluh pada mata kanan dan kiri berair. Mata berair disertai dengan keluhan perih pada kedua mata. Keluhan kabur pada mata kanan trerjadi perlahan-lahan seperti tertutup asap/kabut.Keluhan kabur dirasakan saat membaca dan juga saat melihat jauh. Keluhan kabur pada mata kanan juga disertai rasa silau saat melihat lampu. Riwayat gatal, berair dan perih pada mata disangkal oleh pasien. Riwayat penggunaan kacamata disangkal oleh pasien. Pasien sering menggunakan obat tetes mata yang diresepkan dokter untuk matanya tetapi tidak ada perbaikan. Pasien memiliki riwayat tekanan darah tinggi. Riwayat diabetes dan alergi disangkal oleh pasien.

Riwayat Penyakit Dahulua. Umum Asthma: tidak ada Hipertensi: ada Diabetes Melitus: tidak ada Stroke: tidak ada Alergi : tidak ada

b. Mata Riwayat sakit mata sebelumnya: ada Riwayat penggunaan kaca mata :tidak ada Riwayat operasi mata: ada Riwayat trauma mata sebelumnya: tidak ada

Riwayat Penyakit Keluarga:Penyakit mata serupa : tidak adaPenyakit mata lainnya: tidak adaAsthma: tidak adaDiabetes: tidak adaGlaukoma: tidak adaAlergi : tidak adaIII. PEMERIKSAAN FISIKA. STATUS GENERALISKeadaan Umum: BaikKesadaran: Compos MentisTanda Vital: Tekanan Darah: 130/90mmHg Nadi: 90 x/menit Respirasi: 22 x/menit Suhu: 36.7oCKepala/leher: Pembesaran KGB tidak adaThorax, Jantung: dalam batas normalParu: dalam batas normalAbdomen: dalam batas normalEkstremitas: dalam batas normal

B. STATUS OPTHALMOLOGIS

KETERANGAN OD OS1. VISUSVisus 0,151/300

Koreksi--

Addisi S+1,00-

Distansi pupil--

Kacamata Lama--

2. KEDUDUKAN BOLA MATAEksoftalmosTidak adaTidak ada

EnoftalmosTidak adaTidak ada

DeviasiTidak adaTidak ada

Gerakan Bola MataBebas ke segala arah Bebas ke segala arah

Strabismus Tidak adaTidak ada

Nistagmus Tidak adaTidak ada

3. SUPERSILIAWarnaHitamHitam

Simetris SimetrisSimetris

4. PALPEBRA SUPERIOR DAN INFERIOREdemaTidak adaTidak ada

Nyeri tekanTidak adaTidak ada

EktropionTidak adaTidak ada

EntropionTidak adaTidak ada

BlefarospasmeTidak adaTidak ada

TrikiasisTidak adaTidak ada

SikatriksTidak adaTidak ada

Ptosis Tidak adaTidak ada

5. KONJUNGTIVA SUPERIOR DAN INFERIORHematomaTidak adaTidak ada

KrepitasiTidak adaTidak ada

FolikelTidak adaTidak ada

PapilTidak adaTidak ada

SikatriksTidak adaTidak ada

AnemisTidak adaTidak ada

Lithiasis Tidak adaTidak ada

Korpus alienumTidak adaTidak ada

6. KONJUNGTIVA BULBISekret Tidak adaTidak ada

Injeksi KonjungtivaTidak adaTidak ada

Injeksi SiliarTidak adaTidak ada

Pendarahan SubkonjungtivaTidak adaTidak ada

PterigiumTidak adaTidak ada

PinguekulaTidak adaTidak ada

Nevus PigmentosusTidak adaTidak ada

Kista DermoidTidak adaTidak ada

7. SKLERAWarnaPutih Putih

Ikterik Tidak AdaTidak ada

8. KORNEAKejernihanJernihJernih

PermukaanRata Rata

SensibilitasBaikBaik

InfiltratTidak adaTidak ada

Keratik PresipitatTidak adaTidak ada

SikatriksTidak adaTidak ada

UlkusTidak adaTidak ada

PerforasiTidak adaTidak ada

Arkus SenilisTidak adaTidak ada

EdemaTidak adaTidak ada

9. BILIK MATA DEPANKedalamanDalam Dalam

KejernihanJernihJernih

HifemaTidak adaTidak ada

HipopionTidak adaTidak ada

Intraocular lenseTidak ada Tidak ada

]

10. IRISWarnaCoklatCoklat

Kripte--

SinekiaTidak adaTidak ada

KolobomaTidak adaTidak ada

11. PUPILLetakDitengahDitengah

BentukBulat Bulat

RAPD--

Refleks Cahaya Langsung++

Refleks Cahaya Tak Langsung++

12. LENSAKejernihanKeruhKeruh

LetakDi tengahDi tengah

Shadow testPositifPositif

13. PALPASINyeri TekanTidak adaTidak ada

Massa TumorTidak adaTidak ada

TIONormalNormal

IV. RESUMEAnamnesisTiga bulan SMRS pasien merasa kabur pada mata kanan. Keluhan kabur pada mata kanan terjadi perlahan-lahan seperti tertutup asap/kabut.Keluhan kabur dirasakan saat membaca dan juga saat melihat jauh. Keluhan kabur pada mata kanan juga disertai rasa silau saat melihat lampu.Lima belas tahun yang lalu pasien juga telah menjalani operasi katarak pada mata kirinya. Riwayat penggunaan kacamata disangkal oleh pasien. Pasien sering menggunakan obat tetes mata yang diresepkan dokter untuk matanya tetapi tidak ada perbaikan. Pasien memiliki riwayat tekanan darah tinggi. Riwayat diabetes dan alergi disangkal oleh pasien.

Dari status oftalmologis didapatkan :ODOS

0,15Visus1/300

TenangPalpebra superior dan inferiorTenang

Tidak ada kelainanKonjungtiva bulbiTidak ada kelainan

JernihKorneaJernih

Dalam COADalam

Bulat, reflex cahaya positif, RAPD-PupilBulat, reflex cahaya positif, RAPD negatif

Sinekia (-)IrisSinekia (-)

Keruh , shadow test +LensaKeruh, shadow test +

Normal TIONormal

Bebas ke segala arah Gerakan bola mataBebas ke segala arah

V. DIAGNOSIS KERJA Katarak Senilis Imatur ODS

VI. PEMERIKSAAN ANJURAN Darah lengkap Fungsi ginjal EKG Rontgen thoraks Echokardiografi Biometri

IX. PENATALAKSANAAN Non-medikamentosa : Rujuk ke dokter spesialis mata dan Ilmu penyakit dalamEdukasi: Memberitahu keluarga bahwa katarak adalah gangguan penglihatan yang dapat diperbaiki Memberitahu keluarga untuk kontrol teratur jika sudah didiagnosis katarak agar tidak terjadi komplikasi

VII. PROGNOSISOCCULI DEXTRA (OD)OCCULI SINISTRA (OS)Ad Vitam:Bonam bonamAd Fungsionam:Dubia ad bonamdubia ad bonamAd Sanationam:Dubia ad bonamdubia ad bonam

TINJAUAN PUSTAKA KATARAK SENILIS IMATURPendahuluan Mata merupakan salah satu organ yang sangat penting bagi manusia. Mata memilik beberapa bagian bagian yang penting untuk menjalankan fungsinya. Salah satu bagian yang penting ini adalah lensa. Lensa merupakan jaringan yang berasal dari ektoderm permukaan yang berbentuk lensa di dalam mata dan bersifat bening. Lensa di dalam bola mata terletak di belakang iris yang terdiri dari zat tembus cahaya berbentuk seperti cakram yang dapat menebal dan menipis pada saat terjadinya akomodasi. Lensa berbentuk lempeng cakram bikonveks dan terletak di dalam bilik mata belakang. Di belakang iris, lensa terfiksasi pada serat zonula yang berasal dari badan siliar. Serat zonula tersebut menempel dan menyatu dengan lensa pada bagian anterior dan posterior dari kapsul lensa. Kapsul merupakan membran dasar yang melindungi nukleus, korteks, dan epitel lensa. Permukaan anterior dan posterior lensa memiliki beda kelengkungan, dimana permukaan anterior lensa lebih melengkung dibandingkan bagian posterior. Kedua permukaan ini bertemu di bagian ekuator.Dengan bertambahnya usia, kemampuan akomodasi lensa akan berkurang, sehingga kekuatan lensa pun akan menurun.1,2 Gangguan atau keadaan patologik pada lensa yang sering terjadi dan yang merupakan penyebab paling sering kebutaan adalah katarak.Tujuan Persentasi Kasus Merupakan kasus demonstrasi agar sebagai dokter umum dapat mengenali gejala gejala klinis dari kasus katarak yang merupakan penyebab kebutaan terbanyak. Dengan adanya persentasi kasus katarak ini juga diharapkan dapat membantu dokter umum dalam mendiagnosis dan membantu memberikan solusi kepada pasien dengan merujuk kepada spesialis mata.Masalah Dalam Penanganan KatarakKatarak merupakan penyebab kebutaan yang tersering. Maka dari itu sebagai dokter umum diharapkan mampu untuk mendiagnosis katarak dan merujuk ke dokter spesialis mata untuk tata laksana selanjutnya.Definisi Katarak Katarak merupakan abnormalitas pada lensa mata berupa kekeruhan lensa yang menyebabkan tajam penglihatan penderita berkurang. Katarak lebih sering dijumpai pada orang tua, dan merupakan penyebab kebutaan nomor 1 di seluruh dunia. Kata katarak berasal dari Yunani katarraktes yang berarti air terjun. Katarak sendiri sebenarnya merupakan kekeruhan pada lensa akibat hidrasi atau denaturasi protein sehingga memberikan gambaran area berawan atau putih. 1,3EpidemiologiLebih dari 90% kejadian katarak merupakan katarak senilis. 20-40% orang usia 60 tahun ke atas mengalami penurunan ketajaman penglihatan akibat kekeruhan lensa. Sedangkan pada usia 80 tahun ketas insidensinya mencapai 60-80%. Prevalensi katarak congenital pada negara maju berkisar 2-4 setiap 10000 kelahiran. Frekuensi katarak laki-laki dan perempuan sama besar. Di seluruh dunia, 20 juta orang mengalami kebutaan akibat katarak. 1Etiologi dan Faktor RisikoPenyebab tersering dari katarak adalah proses degenerasi, yang menyebabkan lensa mata menjadi keras dan keruh. Pengeruhan lensa dapat dipercepat oleh faktor risiko seperti merokok, paparan sinar UV yang tinggi, alkohol, defisiensi vit E, radang menahun dalam bola mata, dan polusi asap motor/pabrik yang mengandung timbal. Cedera pada mata seperti pukulan keras, tusukan benda, panas yang tinggi, dan trauma kimia dapat merusak lensa sehingga menimbulkan gejala seperti katarak. Katarak juga dapat terjadi pada bayi dan anak-anak, disebut sebagai katarak congenital. Katarak congenital terjadi akibat adanya peradangan/infeksi ketika hamil, atau penyebab lainnya. Katarak juga dapat terjadi sebagai komplikasi penyakit infeksi dan metabolic lainnya seperti diabetes mellitus.1,3KlasifikasiKatarak dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam berdasarkan (1) morfologi, (2) maturitas atau yang dikenal dengan stadium katarak, dan berdasarkan (3) onsetnya.Berdasarkan morfologinya, katarak dibagi menjadi:4 Katarak Kapsular Katarak Subkapsular Posterior, terdapat pada korteks di dekat kapsul posterior bagian sentral. Gejala-gejala yang umum, antara lain glare dan penurunan penglihatan pada kondisi pencahayaan yang terang. Kekeruhan lensa disini dapat timbul akibat trauma, penggunaan kortikosteroid, peradangan, atau pajanan radiasi pengion. Katarak Kortikal, merupakan kekeruhan pada korteks lensa. Perubahan hidrasi serat lensa menyebabkan terbentuknya celah-celah dalam pola radial di sekeliling daerah ekuator. Katarak Supranuklear Katarak Nuklear, proses kondensasi normal dalam nukleus lensa menyebabkan terjadinya sklerosis nuklear setelah usia pertengahan. Katarak Polar.Berdasarkan maturitasnya, katarak dibagi menjadi: Katarak insipien. Pada stadium ini akan terlihat hal-hal berikut, kekeruhan mulai dari tepi ekuator berbentuk jeriji menuju korteks anterior dan posterior (katarak kortikal). Bentuk ini kadang-kadang menetap untuk waktu yang lama. Katarak intumesen. Kekeruhan lensa disertai pembengkakan lensa akibat lensa yang degeneratif menyerap air. Masuknya air ke dalam celah lensa mengakibatkan lensa menjadi bengkak dan besar yang akan mendorong iris sehingga bilik mata menjadi dangkal dibanding dengan keadaan normal. Pencembungan lensa ini akan dapat memberikan penyulit glaukoma. Katarak imatur. Sebagian lensa keruh atau katarak. Katarak yang belum mengenai seluruh lapis lensa. Pada katarak imatur akan dapat bertambah volume lensa akibat meningkatnya tekanan osmotik bahan lensa yang degeneratif. Pada keadaan lensa mencembung akan dapat menimbulkan hambatan pupil, sehingga terjadi glaukoma sekunder. Katarak matur. Pada katarak matur kekeruhan telah mengenai seluruh lensa. Kekeruhan ini bisa terjadi akibat deposisi ion Ca yang menyeluruh. Bila katarak imatur atau intumesen tidak dikeluarkan maka cairan lensa akan keluar, sehingga lensa kembali pada ukuran yang normal. Akan terjadi kekeruhan seluruh lensa yang bila lama akan mengakibatkan kalsifikasi lensa. Bilik mata depan akan berukuran kedalaman normal kembali, tidak terdapat bayangan iris pada lensa yang keruh, sehingga uji bayangan iris negatif. Katarak hipermatur. Katarak yang mengalami proses degenerasi lanjut, dapat menjadi keras atau lembek dan mencair. Masa lensa yang berdegenerasi keluar dari kapsul lensa sehingga lensa menjadi mengecil, berwarna kuning dan kering. Katarak morgagni. Bila proses katarak berlanjut disertai dengan kapsul yang tebal maka korteks yang berdegenerasi dan cair tidak dapat keluar, maka korteks akan memperlihatkan bentuk sebagai sekantong susu disertai dengan nukleus yang terbenam di dalam korteks lensa karena lebih berat.

Gambar 1. Stadium Katarak Berdasarkan onsetnya, katarak diklasifikasikan menjadi: Katarak kongenitalMerupakan katarak yang mulai terjadi sebelum atau segera setelah lahir dan bayi berusia kurang dari 1 tahun. Katarak kongenital merupakan penyebab kebutaan pada bayi yang cukup berarti terutama akibat penanganannya yang kurang tepat.Untuk mengetahui penyebab katarak kongenital diperlukan pemeriksaan riwayat prenatal infeksi ibu seperti rubela pada kehamilan trimester pertama dan pemakaian obat selama kehamilan. Katarak kongenital sering ditemukan pada bayi yang dilahirkan oleh ibu yang menderita penyakit rubella, galaktosemia, homosisteinuria, diabetes melitus, hipoparatiroidisme, homosisteinuria, toksoplasmosis, inklusi sitomegalik dan histoplasmosis, penyakit lain yang menyertai katarak kongenital biasanya merupakan penyakit-penyakit herediter seperti mikroftalmus, aniridia, kolobama iris, keratokonus, iris heterokromia, lensa ektopik, displasia retina, dan megalo kornea.Tindakan pengobatan pada katarak kongenital adalah operasi. Operasi katarak kongenital dilakukan bila refleks fundus tidak tampak. Biasanya bila katarak bersifat total, operasi dapat dilakukan pada usia 2 bulan atau lebih muda bila telah dapat dilakukan pembiusan.1,3,4 Katarak JuvenilMerupakan katarak yang lembek dan terdapat pada orang muda, yang mulai terbentuknya pada usia kurang dari 9 tahun dan lebih dari 3 bulan. Katarak juvenil biasanya merupakan lanjutan katarak kongenital. Katarak juvenil biasanya merupakan penyulit penyakit sistemik ataupun metabolik dan penyakit lainnya seperti :1. Katarak metabolik, diantaranya (a) katarak diabetik dan galaktosemik; (b) katarak hipokalsemik (tetani); (c) katarak defisiensi gizi; (d) katarak aminoasiduria2. Otot : distrofi miotonik3. Katarak traumatik4. Katarak komplikata, yaitu (a) kelainan kongenital dan herediter (mikroftalmia , aniridia , dll); (b) katarak degeneratif (dengan miopia dan distrofi vitreoretinal); (c) katarak anoksik, (d) toksik (kortikosteroid sistemik atau topikal , ergot , dll), (e) katarak radiasi, (f) lain-lain kelainan kongenital, sindrom tertentu, disertai kelainan kulit, tulang, dan kromosom.Katarak memberikan pengaruh yang berbeda pada anak yang berbeda. Katarak biasanya menyebabkan buramnya penglihatan. Semakin keruh lensa, semakin buramlah penglihatan. Banyak anak dengan katarak pada satu mata mempunyai penglihatan yang baik pada mata lainnya. Anak ini tidak begitu mengeluhkan masalah penglihatannya.Anak dengan katarak bilateral merasa bahwa penglihatan mereka normal. Awalnya mereka berpikir bahwa orang lain memiliki penglihatan yang sama dengan mereka. Kekeruhan penglihatan tergantung padakekeruhan lensa, bagian lensa yang keruh, apakah terdapat mata malas, atau adanya kondisi lain pada mata yang menurunkan penglihatan.Jika hanya sebagian kecil lensa yang kabur, jauh dari bagian sentral, anak akan memiliki penglihatan yang bagus. Jika bagian sentral lensa yang keruh, sehingga sangat sedikit cahaya yang masuk, anak akan memiliki penglihatan yang buruk.Jika katarak telah timbul pada usia yang lebih kecil, anak kemungkinan akan mengalami ambliopia. Ambliopia mempengaruhi bagian penglihatan khusus pada otak. Otak hanya dapat melihat gambaran yang tajam yang diberikan ke mata. Jika otak tidak diberikan gambaran yang tajam karena katarak pada mata , otak tidak dapat belajar untuk melihat dengan jelas. Walaupun katarak telah diangkat dengan operasi , penglihatannya akan tetap kabur karena otak tidak mengembangkan kemampuannya untuk melihat dengan jelas.1,3 Katarak SenilisKatarak senilis adalah kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu usia di atas 50 tahun. Katarak merupakan penyebab kebutaan didunia saat ini yaitu setengah dari 45 juta kebutaan yang ada. 90% dari penderita katarak berada di negara berkembang seperti Indonesia, India dan lainnya.Katarak juga merupakan penyebab utama kebutaan di Indonesia, yaitu 50% dari seluruh kasus yang berhubungan dengan penglihatan.Penyebab katarak senilis sampai saat ini belum diketahui secara pasti,diduga multifaktorial, diantaranya antara lain.a) Faktor biologi, yaitu karena usia tua dan pengaruh genetikb) Faktor fungsional, yaitu akibat akomodasi yang sangat kuat mempunyai efek buruk terhadap serabu-serabut lensa.c) Faktor imunologikd) Gangguan yang bersifat lokal pada lensa, seperti gangguan nutrisi, gangguan permeabilitas kapsul lensa, efek radiasi cahaya matahari.e) Gangguan metabolisme umum (DM, Galaktosemia).Katarak umumnya terjadi karena faktor usia, meskipun etiopatogenesis belum jelas, namun beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya katarak senilis adalah1) Herediter. Cukup berperan dalam insidensi, onset dan kematangan katarak senilis pada keluarga yang berbeda.2) Sinar ultraviolet. Bila lebih banyak terekspose dengan sinar ultraviolet dari matahari maka akan berpengaruh pada onset dan kematangan katarak3) Nutrisi. Defisiensi nutrisi seperti protein, asam amino, vitamin (riboflavin, vitamin E, vitamin C) dan elemen penting lainnya mengakibatkan katarak senilis lebih cepat timbul dan lebih cepat matur.4) Dehidrasi. Terjadinya malnutrisi, dehidrasi dan perubahan ion tubuh juga akan mempengaruhi katarak.5) Perokok. Merokok menyebabkan akumulasi molekul pigmen 3 hydroxykynurinine dan kromofor, yang menyebabkan warna kekuningan pada lensa. Cyanates pada rokok menyebabkan denaturasi protein. Adapun faktor risiko terjadinya katarak meliputi usia diatas 50 tahun, wanita, keadaan sosial ekonomi rendah, sering terpapar sinar ultraviolet, kolesterol tinggi, kadar protein dan albumin tubuh rendah.Patofisiologi katarak belum sepenuhnya dimengerti, walaupun demikian, pada lensa katarak secara karakteristik terdapat agregat-agregat protein yang menghamburkan berkas cahaya dan mengurangi transparansinya. Perubahan protein lainnya akan mengakibatkan perubahan warna lensa menjadi kuning atau coklat. Temuan tambahan mungkin berupa vesikel di antara serat-serat lensa atau migrasi sel epitel dan pembesaran sel-sel epitel yang meyimpang.Katarak senilis adalah katarak yang berkaitan dengan usia, penuruna penglihatan, dengan karakteristik penebalan lensa yang terjadi secara terus-menerus dan progresif9. Katarak senile umumnya dibagi menjadi 4 stadium yaitu (a) stadium insipien, (b) stadium imatur, (c) stadium matur, dan (d) stadium hipermatur.1,3Tabel 1. Perbedaan stadium katarak senilis1InsipienImmaturMaturHipermatur

KekeruhanRinganSebagianSeluruhMasif

Besar lensaNormalLebih BesarNormalKecil

Cairan LensaNormalBertambah( Air masuk)NormalBerkurang(Air + massa lensa keluar)

Iris NormalTerdorongNormalTremulans

Bilik depanNormalDangkalNormalDalam

Sudut bilik mataNormalSempitNormalTerbuka

Penyulit-Glukoma-Uveitis,glaucoma

Visus(+)