hendra perbathin 017738098 diskuis 01 eksi4309.03

5
1. Alasan-alasan penggabungan usaha Jika suatu perusahaan ingin memperluas lini usahanya mengapa bisnis harus diperluas dengan cara penggabungan bukan dengan membangun fasilitas-fasilitas baru? Beberapa diantara banyak alasannya yaitu: Keunggulan biaya. Sering kali lebih mudah bagi perusahaan untuk memperoleh fasilitas yang dibutuhkan dengan melakukan penggabungan dibanding melalui pengembangan. Hal ini berlaku terutama pada periode inflasi. Resiko yang lebih rendah. Membeli lini produk dan pasar yang telah ada biasanya kurang berisiko dibandingkan dengan mengembangkan produk da pasar baru. Risiko akan rendah apabila tujuan dari penggabungannya diversifikasi. Memperkecil keterlambatan operasi. Fasilitas-fasilitas pabrik yang diperoleh dari hasil penggabungan usaha diharapkan dapat segera digunakan dan memenuhi peraturan yang berhubungan lingkungan dan pemerintah. Menghindari pengambilalihan. (avoidance of takeovers). Perusahaan yang lebih kecil cenderung lebih rentan untuk diambilalih, karena itu banyak diantaranya memakai strategi pembeli yang agresif sebagai pertahanan yang terbaik terhadap usaha pengambilalihan perusahaan lain. Akuisisi aktiva tak berwujud. Penggabungan usaha melibatkan penggabungan sumber daya tidak berwujud maupun berwujud. Jadi, akuisisi atas hak paten, hak penambangan mineral, riset database pelanggan, atau keahlian manajemen mungkin menjadi faktor utama yang memotivasi penggabungan usaha. Alasan-alasan lain. Selain untuk memperluas usaha, perusahaan memilih penggabungan usaha untuk memperoleh keuntungan pajak, atas pendapatan pribadi dan keuntungan pajak real estat serta untuk alasan-alasan pribadi. 2. Departemen kehakiman AS dan Federal Trade Commission (FTC) adalah pihak yang paling bertanggung jawab terhadap terlaksananya UU antitrust federal.

Upload: buruh-axioo

Post on 12-Dec-2015

216 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Diskusi 1

TRANSCRIPT

Page 1: Hendra Perbathin 017738098 Diskuis 01 Eksi4309.03

1.    Alasan-alasan penggabungan usaha

Jika suatu perusahaan ingin memperluas lini usahanya mengapa bisnis harus diperluas dengan cara penggabungan bukan dengan membangun fasilitas-fasilitas baru? Beberapa diantara banyak alasannya yaitu:

Keunggulan biaya. Sering kali lebih mudah bagi perusahaan untuk memperoleh fasilitas yang dibutuhkan dengan melakukan penggabungan dibanding melalui pengembangan. Hal ini berlaku terutama pada periode inflasi.

Resiko yang lebih rendah. Membeli lini produk dan pasar yang telah ada biasanya kurang berisiko dibandingkan dengan mengembangkan produk da pasar baru. Risiko akan rendah apabila tujuan dari penggabungannya diversifikasi.

Memperkecil keterlambatan operasi. Fasilitas-fasilitas pabrik yang diperoleh dari hasil penggabungan usaha diharapkan dapat segera digunakan dan memenuhi peraturan yang berhubungan lingkungan dan pemerintah.

Menghindari pengambilalihan. (avoidance of takeovers). Perusahaan yang lebih kecil cenderung lebih rentan untuk diambilalih, karena itu banyak diantaranya memakai strategi pembeli yang agresif sebagai pertahanan yang terbaik terhadap usaha pengambilalihan perusahaan lain.

Akuisisi aktiva tak berwujud. Penggabungan usaha melibatkan penggabungan sumber daya tidak berwujud maupun berwujud. Jadi, akuisisi atas hak paten, hak penambangan mineral, riset database pelanggan, atau keahlian manajemen mungkin menjadi faktor utama yang memotivasi penggabungan usaha.

Alasan-alasan lain. Selain untuk memperluas usaha, perusahaan memilih penggabungan usaha untuk memperoleh keuntungan pajak, atas pendapatan pribadi dan keuntungan pajak real estat serta untuk alasan-alasan pribadi.

2. Departemen kehakiman AS dan Federal Trade Commission (FTC) adalah pihak yang paling bertanggung jawab terhadap terlaksananya UU antitrust federal.

3. Merger berasal dari bahasa Inggris merge yang berarti penggabungan, yakni penggabungan beberapa perusahaan yang mana hanya dipertahankan satu perusahaan saja, yang lain dibubarkan tanpa adanya likuidasi. Adapun akibatnya adalah hanya satu perusahaan saja yang ada atau berdiri. Merger digunakan sebagai pilihan untuk memperkuat pondasi perusahaan. Pada umumnya dilakukan pada bidang usaha yang sejenis. Sebagai contoh PT Kalbe Farma Tbk, Pt Dankos Laboratories Tbk dan PT Envesal, ketiganya adalah perusahaan farmasi yang melakukan penggabungan. Adapun yang dipertahankan adalah PT Kalbe Farma Tbk. Hal yang serupa juga terjadi pada Bank Niaga dan Bank Lippo pada tahun 2008 dan kini menjadi PT Bank CIMB Niaga Tbk.

Berbeda dengan merger, konsolidasi adalah perbuatan hukum oleh beberapa perusahaan yang meleburkan diri dan mendirikan satu perusahaan baru. Jika di dalam merger ada satu perusahaan yang dipertahankan eksistensinya, di dalam konsolidasi ini perusahaan-perusahaan yang meleburkan diri ini sama-sama tidak dipertahankan eksistensinya akan tetapi membuat suatu perusahaan baru. Sebagai contoh pada tahun 1998 saat krisis terjadi

Page 2: Hendra Perbathin 017738098 Diskuis 01 Eksi4309.03

Bank BDN, Bank Bumi Daya, Bank Ekspor Impor (Bank EXIM) dan Bank Bapindo meleburkan diri menjadi PT. Bank Mandiri Tbk. Sementara keempat bank tersebut (Bank BDN, Bank Bumi Daya, Bank Ekspor-Impor dan Bank Bapindo) dibubarkan tanpa likuidasi.

Sementara, akuisisi diartikan sebagai pengambilalihan perusahaan dengan cara membeli saham mayoritas perusahaan sehingga menjadi pemegang saham pengendali. Berbeda dengan merger dan konsolidasi, di dalam akuisisi ini tidak ada badan hukum yang eksistensinya hilang. Badan hukum yang diambil alih dengan badan hukum yang mengambil alih keduanya masih berdiri sebagai badan hukum yang terpisah. Yang berubah hanya pihak yang menjadi pengendali dari perusahaan tersebut. Sebagai contoh, pengambilalihan saham mayoritas dari PT HM. Sampoerna oleh Phillip Morris Ltd pada tahun 2005.

4. Alasan-alasan utama yang dikemukakan mencakup hal-hal berikut: Penyatuan kepemilikan memberikan informasi yang kurang relevan kepada pemakai

laporan. Penyatuan kepemilikan mengabaikan pertukaran nilai ekonomi dala transaksi dan

membuat evaluasi kinerja selanjutnya menjadi tidak mungkin. Membandingkan perusahaan-perusahaan dengan menggunakan metode alternatif sulit

dilakukan oleh investor.

5. Pencatatan penggabungan usaha dalam metode pembelian menggunakan prinsip Biaya Historis Jadi, biaya ketika suatu entitas mengakuisisi perusahaan lain dihitung melalui Jumlah Kas yang dikeluarkan, nilai wajar aset yang didistribusikan atau Sekuritas yang diterbitkan Di samping itu, biaya pendaftaran dan penerbitan sekuritas ekuitas diperlakukan sebagai pengurang nilai wajar saham yang diterbitkan dan biaya-biaya lainnya diperlakukan sebagai Biaya perolehan.

6. Aset tidak berwujud yang tidak dapat diidentifikasi harus dimasukkan ke dalam goodwill

7. Jika biaya investasi lebih besar dari total nilai wajar aset yang dapat diidentifikasi dikurangi kewajiban (nilai wajar bersih), maka kelebihan tersebut dialokasikan ke aset bersih yang dapat diidentifikasi sesuai dengan nilai wajarnya dan kemudian alokasikan ke goodwill

8. Aset tidak berwujud yang memiliki umur manfaat terbatas dimaortisasi selama umur manfaat terbatas tersebut. Namun, aset tidak berwujud dengan umur manfaat tidak terbatas harus diamortisasi selama estimasi terbaik atas umur manfaat tersebut. Perusahaan tidak akan mengamortisasi aset tidak berwujud dengan umur manfaat tidak terbatas yang tidak dapat dieleminasi

9. Dalam hal suatu perusahaan mengakuisisi yang material, Catatan Atas Laporan Keuangan pada periode penggabungan usaha tersebut harus mencakup 2 (dua) informasi tambahan yaitu

Hasil operasi periode berjalan seolah-olah perusahaan telah bergabung pada awal periode

Hasil periode sebelumnya seolah-olah perusahaan telah bergabung pada awal periode tersebut jika perusahaan menyajikan laporan keuangan komparatif

Page 3: Hendra Perbathin 017738098 Diskuis 01 Eksi4309.03

10. Pada 1 Mei 2015 PT A membeli 25 lot saham dari 10.000 lembar saham beredar PT B dengan uang tunai sebesar Rp 2.000.000,- dan 1.000 lembar saham biasa PT A dengan nilai nominal Rp 3.000,- per lembar saham dan nilai pasar Rp 5.000,- per lembar saham.

  Nilai Buku Nilai Wajar Klbihan   Nilai Buku Nilai Wajar KlebihanKas 1.000.000   Utang Usaha 1.700.000 2.400.000 700Piutang 2.000.000   Utang Obligasi 2.000.000  Persediaan 1.300.000 1.600.000 300 Total Utang 3.700.000  Peralatan 3.000.000 2.500.000 -500 Saham Biasa 7.000.000  Mesin 5.000.000 8.000.000 3.000 Laba Ditahan 1.600.000  Total Aktiva

12.300.000   Total Pasiva 12.300.000  

 Pada tanggal 31 Desember 2015, PT B melaporkan laba tahun tersebut sebesar Rp 10.000.000,- dan membayar dividen sebesar Rp 4.000.000,-.Catatan:

1. 1 lot saham = 100 lembar saham;2. Tingkat amortisasi persediaan, peralatan, dan utang usaha = 100%;3. Mesin disusutkan dalam waktu 5 tahun;4. Utang usaha jatuh tempo dalam waktu 1 tahun.

1 Mei 2015Investasi dalam PT. B 2.000.000

Kas 2.000.000(mencatat pembelian 2.500 lembar saham)

31 Des 2015Kas 1.000.000

Inv.dalam PT.B 1.000.000(mencatat dividen dari PT.B= 25% x 4.000.000)

Investasi dalam PT. B 2.500.000Laba dari PT. B 2.500.000

(mencatat laba dari PT.B = 25%x 10.000.000)

31 Des 2015Laba dari PT. B 300.000

Investasi dalam PT. B 300.000(mencatat penghapusan kelebihan persediaan)

Inv dalam PT.B 500.000Laba dari PT.B 500.000

(mencatat kredit laba atas Peralatan yang dinilai terlalu tinggi)

Page 4: Hendra Perbathin 017738098 Diskuis 01 Eksi4309.03

Laba dari PT.B 600.000Inv. Dalam PT.B 600.000

(mencatat penyusutan atas kelebihan yang dialokasikan ke Mesin yang dinilai terlalu rendah dengna sisa umurmanfaat 5 tahun = 3.000.000 / 5)

Laba dari PT.B 700.000Inv. Dalam PT. B 700.000

(mencatat alokasi utang usaha yang jatuh tempo 1 tahun)

Investasi dalam PT.B 1.400.000Laba dari PT. B 1.400.000