hematoma auricula

Upload: siswanto-h-azwar

Post on 14-Oct-2015

205 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

b jhb

TRANSCRIPT

DEFINISI

DEFINISI Hematoma adalah koleksi (kumpulan) dari darah diluar pembuluh darah. Hematoma terjadi karena dinding pembuluh darah, arteri, vena atau kapiler, telah dirusak dan darah telah bocor kedalam jaringan-jaringan dimana ia tidak pada tempatnya. Hematoma mungkin adalah kecil, dengan hanya satu titik darah atau ia dapat menjadi besar dan menyebabkan pembengkakan yang signifikan.

Hematoma aurikuler adalah hematoma daun telinga akibat suatu rudapaksa yang menyebabkan tertimbunnya darah dalam ruang antara perikhondrium dan kartilago.

Perdarahan daun telinga yang diikuti oleh pembengkakan dan orang yang beresiko 40% pada atlet.

EPIDEMIOLOGIHematoma biasanya terjadi pada remaja atau orang dewasa yang mempunyai kegiatan yang melibatkan kekerasan, namun bisa saja dijumpai pada usia lanjut dan anak-anak. 40% berpeluang terjadi pada atlet. Menurut penelitian yang dilakukan oleh H. Soekerman DSTHT yang dilakukan di RSU Banjarmasin Propinsi Kalimantan selatan selama periode 1989 s/d 1994 didapatkan data dari 100% penderita hematoma aurikuler berjenis kelamin laki-laki, penderita anak dari 0-4 tahun hanya 1 orang (5%). Usia lanjut > 50 tahun hanya satu orang (5%).

ETIOLOGI Hematoma aurikurel biasanya disebabkan oleh rudapaksa atau taruma. Dimana taruma ini biasanya terjadi olahraga yang berhubungan dengan kekerasan seperti tinju. Dengan adanya taruma ini bisa menyebabkan tertimbunnya darah dalam ruang antara perikhondrium dan kartilago. Jika terjadi penimbunan darah pada daerah tersebut, maka akan terjadi perubahan bentuk telinga luar dan tampak massaa berwarna ungu kemerahan. Darah yang tertimbun ini bias menyebabkan terputusnya aliran darah ke kartilago sehingga dapat terjadi perubahan bentuk telinga. Selain karena trauma, hematoma aurikula bisa juga disebabkan karena gigitan serangga. Dimana gigitan serangga ini dapat menembus pembuluh darah dan dapat merusak pembuluh darah yang ada di daun telinga sehingga bisa terjadi hematoma aurikula.

MANIFESTASI KLINIS1. Pembengkakan (karena ada gumpalan darah).

2. Perubahan bentuk telinga (deformitas).

3. Ada/tidak ada rasa nyeri.

4. Perubahan warna (tampak massa berwarna ungu).

5. Ada rasa panas.

6. Kemerahan.

7. Benjolan di aurikula (daun telinga).

8. Fluktuasi/ kenyal

PEMERIKSAAN FISIK Inspeksi

Pada hematoma aurikuler biasanya ditemukan benjolan pada aurikular bagian depan pada daerah cekungan, pembengkakan karena ada gumpalan darah, adanya perubahan bentuk pada telinga atau deformitas, perubahan warna dimana biasanya tampak massa berwarna ungu, kemerahan dan benjolan di aurikula (daun telinga).

Palpasi

Kaji adanya nyeri tekan, benjolan di aurikula (daun telinga) dan adanya fluktuasi atau terasa kenyal.

TINDAKAN PENANGANAN ATAU TERAPIMengeluarkan isi hematoma yaitu bisa secara aspirasi atau insisi. Aspirasi dilakukan dengan jarum aspirasi nomor 18 untuk mencegah reakumulasi dari hematoma. Prinsip selanjutnya setelah dilakukan aspirasi atau insisi dilakukan penekanan untuk mencegah reakumulasi antara lain dengan cara : pembalutan seperti pemasangan perban, penekanan paksa mastoidektomi, penekanan lokal dengan blaster yang dijahit. Menggunakan penekanan gips yang dipasang di depan dan di belakang. Menggunakan perban gipsona yang melingkari daun telinga. Disamping kedua tahap ini, juga penting pemberian antibiotik yang adekuat (Fariz, 2006).

Selain itu ada beberapa cara atau metode dalam penanganan hematoma aurikuler, yaitu:

1. Bebet tekan melingkar

2. Bantalan kapas atau kasa dijahitkan menembus aurikula

3. Bantalan kasa yang jenuh dengan salep antibiotika dan pipa karet yang masing-masing didepan dan dibelakang aurikulum dijahit menembus aurikuler

4. bantalan kapas atau kasa yang dicelupkan dalan cairan kolodion dan diletakkan pada telinga yang sakit(Stuteville)

5. white wool atau webrig yang dicelupkan dalam cairan kolodion dan diletakkan pada telinga yang sakit

6. gips yang dicampur air secukupnya dan dicetakkan pada telinga yang sakit

7. penekanan dengan memakai bloster yang dijarit

8. bantalan kasa yang padat dibasahi betadine masing-masing didepan dan dibelakang aurikula dijahit menembus aurikula dan difiksasi dengan pipa plastik dan bekas selang infus pada bagian belakang aurikula(soekirman 1995).

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATANPENGKAJIAN Data Subjektif:

1. pasien mengeluh nyeri

2. pasien mengeluh panas didaerah daun telinga

Data Objektif:

1. Pembengkakan (karena ada gumpalan darah).

2. Perubahan bentuk telinga (deformitas).

3. Perubahan warna (tampak massa berwarna ungu).

4. Kemerahan.

5. Benjolan di aurikula (daun telinga).

6. Fluktuasi/ kenyal

DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan.

2. Ansietas derhubungan dengan krisis situasional.

3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan dalam penampilan sekunder akibat kehilangan bagian tubuh.

4. Resiko infeksi berhubungan dengan sisi masuknya mikroorganisme sekunder akibat incisi

RENCANA TINDAKANDx1 : Nyeri berhubungan dengan trauma jaringanTujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama x menit nyeri dapat teratasi atau terkontrol dengan kriteria hasil :

1) Pasien melaporkan nyeri berkurang

2) Skala nyeri tingkat ringan ( 0-3 )

3) Wajah tidak meringis

4) Tidak gelisah

5) TTV stabil (suhu : 36-37,30C, nadi: 60 100 x/menit, RR : 18 24 x/menit, tekanan darah : 120-140/80-100mmHg)

PendahuluanPerikondritis adalah radang pada tulang rawan daun telinga yang terjadi apabila suatu trauma atau radang menyebabkan efusi serum atau pus di antara lapisan perikondrium dan kartilago telinga luar (1,2). Umumnya trauma berupa laserasi atau akibat kerusakan yang tidak disengajakan pada pembedahan telinga(1,3,4). Adakalanya perikondritis terjadi setelah suatu memar tanpa adanya hematoma(2). Dalam stage awal infeksi, pinna dapat menjadi merah dan kenyal. Ini diikuti oleh pembengkakan yang general dan membentuk abses subperikondrial dengan pus terkumpul di antara perikondrium dan tulang rawan dibawahnya.

EtiologiLuka akibat terbakar aurikel adalah faktor predisposisi yang paling sering, sehingga 25% dapat terjadi infeksi. Baru-baru ini juga didapatkan peningkatan infeksi yang disebabkan oleh tindik telinga.(5). Karena menindik telinga sekarang sebagian dilakukan di pinna, suatu daerah yang melibatkan porsi kartilago dari aurikel, dapat memberi resiko yang besar untuk terjadinya perikondritis. Infeksi dari Pseudomonas dapat menyebabkan deformitas kosmetik yang berat.(3). Suatu furunkel yang tidak memadai pengobatannya merupakan sumber agen penyebab yang potensial, seperti mikrokokus jenis virulen (Stafilokokus), Streptokokus, atau Pseudomonas aeruginosa.(1, 6). Infeksi juga dapat dapat terjadi pada saat aspirasi dan insisi hematoma auris. Cedera pada kartilago juga dapat disebabkan oleh frostbite.(3). perikondritis juga dapat terjadi sebagai komplikasi dari pembedahan seperti mastoidectomi atau komplikasi dari hematoma atau otitis eksterna yang disebabkan oleh berenang di air yang terkontaminasi.(6)

AnatomiTelinga luar termasuk aurikula atau pinna, dan liang telinga. Telinga luar berfungsi untuk mengumpulkan dan menghantar gelombang bunyi ke struktur-struktur telinga tengah. Aurikel terbentuk dari arkus brakial pertama dan kedua pada hari ke 38 dari kehidupan fetus. Aurikel secara anatomi dikatakan sempurna pada minggu ke 20(3,4). Karena keunikan anatomi aurikula serta konfigurasi liang telinga yang melengkung atau seperti spiral, maka telinga luar mampu melindungi membrana timpani dari trauma, benda asing dan efek termal.(1)Gambaran klinisBagian aurikel yang terlibat membengkak, menjadi merah, terasa panas dan sangat nyeri tekan.(1,4,5)

DiagnosisDiagnosis Perikondritis seringkali ditegakkan berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik. Diagnosisnya mudah, bagian aurikula yang terlibat membengkak, menjadi merah, terasa panas, dan sangat nyeri tekan. Mungkin terjadi perubahan bentuk yang abnormal pada telinga. Riwayat trauma pada telinga penting untuk mendiagnosis Perikondritis atau Kondritis, karena keduanya merupakan hasil dari luka pada kartilago. Diagnosa Perikondritis tidak akan keliru dengan lepra pada aurikula yang menyebabkan inflamasi dan perubahan bentuk yang kronik dan dapat didiagnosis dengan biopsy. 1,5,6,9Diagnosis BandingPenyakit lain dimana Perikondritis menjadi alternatif diagnosis termasuk pada penyakit Polikondritis Berulang. Penyakit kedua yang mirip dengan perikondritis adalah Erisipelas. 5,10Polikondritis BerulangPenyakit yang tidak diketahui etiologinya ini menyebabkan peradangan dan destruksi tulang rawan. Merupakan suatu gangguan tulang rawan generalisata, melibatkan hidung dan telinga pada 80-90% kasus. Deformitas aurikula menyerupai suatu perikondritis akut yang infeksius atau suatu telinga bunga kol (cauliflower ear) yang meradang. Hilangnya tulang rawan menyebabkan telinga menjadi lemas dan timbul deformitas hidung pelana. Peradangan yang bergantian pada kedua telinga (tanpa sebab predisposisi) atau adanya demam memberi kesan gangguan ini. Dapat ditemukan tinitus dan vertigo, demikian pula kehilangan pendengaran akibat kolaps meatus akustikus eksternus. Bila laring, trakea dan bronkus ikut terlibat dapat berakibat suara menjadi serak dan bahkan kematian akibat kolaps dinding laringotrakea dan bronkus.1Aktivitas penyakit berfluktuasi dan prognosisnya tak dapat diramalkan. Dapat berupa serangan tunggal atau dapat pula serangan berulang selama-bertahun-tahun. Pengobatan berupa salisilat dan steroid pada serangan akut, meskipun terdapat kontroversi mengenai pemberian steroid. Dapson telah digunakan untuk mencegah serangan ulangan. Struktur-struktur yang terserang harus dilindungi dari trauma.1 ErisipelasErisipelas adalah infeksi pada dermis yang disebabkan oleh Streptokokus hemolitikus Grup A yang memberikan gejala berupa nyeri, eritema, bengkak, keras, dan panas. Eritema dan pembengkakan tidak mengikuti batas anatomis tapi berbatas tegas. Gejala sistemik berupa demam dan malaise juga dapat ditemukan. Infeksi ini diobati dengan penisilin oral, karena penyakit ini berjalan dengan progresif dan berpotensi mengurangi kualitas hidup, penanganan dibutuhkan sedini mungkin.5 PenatalaksanaanBerikan antibiotik parenteral dan pengobatan topikal untuk infeksi kanalis penyerta. Pilihan obat disesuaikan dengan hasil biakan atau petunjuk lain mengenai organisme yang terlibat. Bila kondisi ini tampaknya meluas dan terdapat adanya bukti-bukti adanya cairan di bawah perikondrium, terdapat indikasi untuk mengeluarkan cairan. Karena tulang rawan tidak memiliki suplai darah langsung bila dipisahkan dari perikondrium, maka dapat terjadi nekrosis tulang rawan. Dengan demikian, tulang rawan yang nekrosis perlu dieksisi dan drainase dipertahankan.1KomplikasiAkibat perikondritis dapat terjadi deformitas aurikula yang nyata. Dapat terjadi komplikasi, yaitu tulang rawan hancur dan menciut serta keriput, sehingga terjadi telinga lisut (cauliflower ear).1,2PrognosisJika diagnosa ditegakkan dini dan mulai diberikan antibiotik, diharapkan dapat sepenuhnya sembuh. Pada kasus lanjut, dimana infeksi sampai pada kartilago telinga (Kondritis), beberapa bagian telinga mungkin mengalami nekrosis dan mesti dilakukan pembedahan. Akhirnya dibutuhkan bedah plastik untuk mengembalikan bentuk normal telinga.9KesimpulanPerikondritis adalah radang pada tulang rawan daun telinga yang terjadi apabila suatu trauma atau radang menyebabkan efusi serum atau pus di antara lapisan perikondrium dan kartilago telinga luar. Bagian aurikel yang terlibat membengkak, menjadi merah, terasa panas dan sangat nyeri tekan. Diagnosis Perikondritis seringkali ditegakkan berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik. Diagnosis banding dari Perikondritis adalah Polikondritis berulang dan erisipelas. Penatalaksanaan Perikondritis menggunakan antibiotik yang sesuai dengan biakan atau petunjuk lain mengenai organisme yang terlibat. Tindakan bedah dibutuhkan bila ada cairan di bawah perikondrium ataupun terjadi nekrosis pada tulang rawan telinga. Akibat perikondritis ini dapat terjadi deformitas aurikula yang nyata. Jika diagnosa ditegakkan dini dan mulai diberikan antibiotik, diharapkan penyakit ini dapat sepenuhnya sembuh.Otitis eksternal dapat bermanifestasi sebagai furunkel lokal atau sebagai infeksi menyebar dari seluruh kanal (umum atau diffuse otitis eksternal). This condition is often called swimmer's ear because it sometimes afflicts people who swim. Kondisi ini sering disebut telinga perenang karena kadang-kadang menimpa orang yang berenang. Malignant external otitis (see External Ear Disorders: Malignant External Otitis ) is a severe Pseudomonas infection of the temporal bone and is especially dangerous in diabetics. ganas otitis eksternal (lihat Gangguan Telinga Eksternal: ganas Eksternal Otitis ) Pseudomonas adalah infeksi berat pada tulang temporal dan berbahaya terutama pada penderita diabetes.

Etiology Etiologi

Diffuse external otitis is usually caused by bacteria, such as Pseudomonas aeruginosa , Proteus vulgaris , Staphylococcus aureus , or Escherichia coli . Diffuse otitis eksterna biasanya disebabkan oleh bakteri, seperti Pseudomonas aeruginosa, Proteus vulgaris, Staphylococcus aureus, atau Escherichia coli. Fungal external otitis (otomycosis), typically caused by Aspergillus niger or Candida albicans , is less common. otitis eksternal jamur (otomycosis), biasanya disebabkan oleh Aspergillus niger atau Candida albicans, kurang umum. Furuncles usually are due to S. Furuncles biasanya disebabkan oleh S. aureus . Staphylococcus.

Predisposing conditions include allergies, psoriasis, eczema, seborrheic dermatitis, decreased canal acidity (possibly due to the repeated presence of water), irritants (eg, hair spray, hair dye), and inadvertent injury to the canal caused by excessive cleaning with cotton swabs or other objects. kondisi predisposisi mencakup alergi, psoriasis, eksim, dermatitis seboroik, penurunan keasaman kanal (mungkin karena adanya ulang air), iritasi (misalnya, hair spray, pewarna rambut), dan cedera sengaja ke saluran yang disebabkan oleh berlebihan membersihkan dengan kapas kapas atau benda lainnya. Attempts to clean the ear canal may push debris and cerumen deeper into the canal; these accumulated substances tend to trap water, resulting in skin maceration that sets the stage for bacterial infection. Upaya untuk membersihkan saluran telinga dapat mendorong puing-puing dan cerumen lebih ke kanal; akumulasi zat ini cenderung perangkap air, mengakibatkan maserasi kulit yang menetapkan tahap untuk infeksi bakteri.

Symptoms and Signs Gejala dan Tanda

Patients have itching and pain. Pasien telah gatal dan nyeri. Sometimes, a foul-smelling discharge and hearing loss occur if the canal becomes swollen or filled with purulent debris. Kadang-kadang, debit yang berbau busuk dan kehilangan pendengaran terjadi jika kanal menjadi bengkak atau penuh dengan sampah bernanah. Exquisite tenderness accompanies traction of the pinna or pressure over the tragus. kelembutan indah menyertai traksi dari pinna atau tekanan atas tragus. Otoscopic examination is painful and difficult to conduct. pemeriksaan Otoscopic adalah menyakitkan dan sulit untuk melakukan. It shows the ear canal to be red, swollen, and littered with moist, purulent debris. Ini menunjukkan saluran telinga menjadi merah, bengkak, dan dipenuhi dengan lembab, bernanah puing. Otomycosis caused by A. Otomycosis disebabkan oleh A. niger usually manifests with grayish black or yellow dots (fungal conidiophores) surrounded by a cottonlike material (fungal hyphae). niger biasanya memanifestasikan dengan bintik hitam atau kuning keabu-abuan (conidiophores jamur) dikelilingi oleh bahan cottonlike (jamur hifa). Infection caused by C. Infeksi yang disebabkan oleh C. albicans does not show any visible fungi but usually contains a thickened, creamy white exudate. albicans tidak menunjukkan jamur terlihat tetapi biasanya berisi krem, eksudat putih menebal.

Furuncles cause severe pain and may drain sanguineous, purulent material. Furuncles menyebabkan sakit parah dan mungkin menguras periang, bahan purulen. They appear as a focal, erythematous swelling. Mereka muncul sebagai fokus, pembengkakan erythematous.