hanung tugas

10
Al-Zahrawi adalah seorang dokter pakar ilmu bedah yang termasyhur hingga abad 21. Nama lengkapnya Abu Al-Qasim Khalaf ibn Al-Abbas Al-Zahrawi. Ilmuwan penemu ilmu bedah modern ini lahir pada tahun 936 M di Kota Al-Zahra, sebuah kota berjarak 9,6 kilometer dari Cordoba, Andalusia, atau yang sekarang dikenal dengan sebutan Spanyol. Ia merupakan keturunan Arab Anshar dari kota Madinah Al-Munawarah yang saat perkembangan Islam ke benua Eropa ikut berhijrah ke Spanyol dan menetap disana. Di Kota Cordoba ini Ia menimba ilmu, mengajarkan ilmu kedokteran, mengobati masyarakat, serta seumur hidupnya mengembangkan ilmu bedah bahkan hingga Ia wafat. Mengikuti jejak cendekiawan muslim pendahulunya Ibnu Sina atau Abū ‘Alī al-Husayn bin ‘Abdullāh bin Sīnā (Avicenna) sang penemu ilmu kedokteran dan pengobatan modern yang dasar-dasar ilmunya menjadi dasar ilmu kedokteran dan pengobatan masa kini, maka selama separuh abad Al-Zahrawi mendedikasikan dirinya untuk pengembangan ilmu kedokteran, khususnya ilmu bedah modern. Dalam Kitab Al- Tasrif yang ditulisnya, ia memperkenalkan lebih dari 200 macam alat bedah yang dimilikinya. Di antara ratusan koleksi alat bedah yang dipunyainya, ternyata banyak peralatan yang tak pernah digunakan ahli bedah sebelumnya. Di antara alat bedah yang ditemukan dan digunakan Al-Zahrawi adalah Catgut. Alat ini digunakan Al-Zahrawi untuk menjahit bagian dalam tubuh yang hingga kini masih digunakan di seluruh dunia dalam ilmu bedah modern. Selain itu, Al-Zahrawi juga menemukan Forceps, yakni alat yang sampai detik ini masih digunakan oleh rumah sakit di seluruh dunia untuk mengangkat janin yang meninggal di dalam kandungan ibunya. Alat itu juga digambarkan dalam Kitab Al-Tasrif. Dalam kitab itu, Al-Zahrawi juga memperkenalkan penggunaan Ligature (benang pengikat luka) untuk mengontrol pendarahaan arteri, yang sampai detik ini pun masih dipergunakan di seluruh dunia. Salah satu sumbangan pemikiran Al Zahrawi yang begitu besar bagi kemajuan perkembangan ilmu kedokteran modern adalah penggunaan Gypsum (Gips) bagi penderita patah tulang maupun geser tulang agar tulang yang patah bisa tersambung kembali. Sedangkan tulang yang tergeser bisa kembali ke tempatnya semula. Metode penemuan Al- Zahrawi ini pun sampai detik ini masih dipergunakan di seluruh dunia. Berbagai macam peralatan penting untuk pembedahan yang ditemukan Al-Zahrawi, antara lain, pisau bedah (scalpel), curette, retractor, sendok bedah (surgical spoon), sound, pengait bedah (surgical hook), surgical rod, dan specula, yang kesemuanya itu sampai saat ini masih dimanfaatkan oleh dokter-dokter bedah dan

Upload: chano-brown

Post on 23-Dec-2015

38 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

keperawatan

TRANSCRIPT

Page 1: hanung tugas

Al-Zahrawi adalah seorang dokter pakar ilmu bedah yang termasyhur hingga abad 21. Nama lengkapnya Abu Al-Qasim Khalaf ibn Al-Abbas Al-Zahrawi. Ilmuwan penemu ilmu bedah modern ini lahir pada tahun 936 M di Kota Al-Zahra, sebuah kota berjarak 9,6 kilometer dari Cordoba, Andalusia, atau yang sekarang dikenal dengan sebutan Spanyol.Ia merupakan keturunan Arab Anshar dari kota Madinah Al-Munawarah yang saat perkembangan Islam ke benua Eropa ikut berhijrah ke Spanyol dan menetap disana. Di Kota Cordoba ini Ia menimba ilmu, mengajarkan ilmu kedokteran, mengobati masyarakat, serta seumur hidupnya mengembangkan ilmu bedah bahkan hingga Ia wafat.Mengikuti jejak cendekiawan muslim pendahulunya Ibnu Sina atau Abū ‘Alī al-Husayn bin ‘Abdullāh bin Sīnā (Avicenna) sang penemu ilmu kedokteran dan pengobatan modern yang dasar-dasar ilmunya menjadi dasar ilmu kedokteran dan pengobatan masa kini,  maka selama separuh abad Al-Zahrawi mendedikasikan dirinya untuk pengembangan ilmu kedokteran, khususnya ilmu bedah modern. Dalam Kitab Al-Tasrif yang ditulisnya, ia memperkenalkan lebih dari 200 macam alat bedah yang dimilikinya. Di antara ratusan koleksi alat bedah yang dipunyainya, ternyata banyak peralatan yang tak pernah digunakan ahli bedah sebelumnya.Di antara alat bedah yang ditemukan dan digunakan Al-Zahrawi adalah Catgut. Alat ini digunakan Al-Zahrawi untuk menjahit bagian dalam tubuh yang hingga kini masih digunakan di seluruh dunia dalam ilmu bedah modern.Selain itu, Al-Zahrawi juga menemukan Forceps, yakni alat yang sampai detik ini masih digunakan oleh rumah sakit di seluruh dunia untuk mengangkat janin yang meninggal di dalam kandungan ibunya. Alat itu juga digambarkan dalam Kitab Al-Tasrif. Dalam kitab itu, Al-Zahrawi juga memperkenalkan penggunaan Ligature (benang pengikat luka) untuk mengontrol pendarahaan arteri, yang sampai detik ini pun masih dipergunakan di seluruh dunia.Salah satu sumbangan pemikiran Al Zahrawi yang begitu besar bagi kemajuan perkembangan ilmu kedokteran modern adalah penggunaan Gypsum (Gips) bagi penderita patah tulang maupun geser tulang agar tulang yang patah bisa tersambung kembali. Sedangkan tulang yang tergeser bisa kembali ke tempatnya semula. Metode penemuan Al-Zahrawi ini pun sampai detik ini masih dipergunakan di seluruh dunia.Berbagai macam peralatan penting untuk pembedahan yang ditemukan Al-Zahrawi, antara lain, pisau bedah (scalpel), curette, retractor, sendok bedah (surgical spoon), sound, pengait bedah (surgical hook), surgical rod, dan specula, yang kesemuanya itu sampai saat ini masih dimanfaatkan oleh dokter-dokter bedah dan paramedis di seluruh dunia.Tak cuma itu saja, Al-Zahrawi juga menemukan peralatan bedah yang sangat rumit yang digunakan untuk memeriksa bagian dalam uretra (saluran kencing), alat untuk memindahkan benda asing dari tenggorokan, serta alat pemeriksa telinga. Kontribusi Al- Zahrawi bagi dunia kedokteran, khususnya bedah, hingga kini masih tetap bermanfaat bagi umat manusia, bahkan menjadi dasar bagi pengembangan ilmu bedah modern masa kini ke metode yang lebih maju pada masa mendatang. [KbrNet/adl/www.globalmuslim.web.id] http://www.globalmuslim.web.id/2012/08/al-zahrawi-dokter-muslim-penemu-ilmu.html

Perkembangan Ilmu Bedah Saat Ini dan Masa Depan

Seiring dengan perkembangan teknologi kedokteran, ilmu bedah mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Perkembangan ilmu bedah di Indonesia dapat dilihat dari kemampuan ahli-ahli bedahnya yang merupakan produk dari program pendidikan dokter spesialis bedah. Oleh karena itu, kurikulum pendidikan dokter spesialis ilmu bedah berperan penting dalam berkembangnya ilmu bedah di Indonesia. Saat ini, ilmu bedah di Indonesia sedang mengalami berbagai tuntutan. Tim Warta PIT IKABI XVIII berkesempatan untuk berbincang dengan Prof. dr. R. Sjamsuhidajat, SpB(K)BD, guru besar Ilmu Bedah dari FKUI/RSCM.

Menurut Prof. Sjamsuhidajat, kolegium Ilmu Bedah sebagai penyusun kurikulum pendidikan dokter spesialis bedah harus memiliki pandangan dan wawasan yang jauh ke depan. Di satu sisi,

Page 2: hanung tugas

perkembangan ilmu bedah di Indonesia saat ini masih kalah dengan negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina. Apabila kita mengejar perkembangan ilmu untuk dapat bersaing dengan luar negeri, mungkin tidak dapat dimanfaatkan dengan optimal untuk rakyat Indonesia yang memiliki kebutuhan berbeda. Namun di sisi lain apabila kita bertahan dengan kurikulum konvensional, sebagian masyarakat yang cerdas dan kaya tentunya akan mencari pengobatan ke luar negeri karena menganggap kompetensi dokter bedah Indonesia tertinggal dari negara-negara lain. Hal ini menjadi beban ganda yang harus dipikirkan oleh Kolegium Ilmu Bedah.

Pria yang lahir di Kepulauan Riau 80 tahun yang lalu ini berpendapat bahwa Ikatan Ahli Bedah Indonesia (IKABI) memiliki peran dalam menentukan akan mendidik spesialis bedah yang seperti apa. Idealnya, kita dapat menyejajarkan ilmu kita dengan negara-negara lain, karena dengan begitu uang rakyat Indonesia tidak lari ke luar negeri dan dengan semakin banyaknya kasus ilmu kita akan lebih cepat berkembang. Namun hal ini tidak berarti mengabaikan kebutuhan rakyat Indonesia pada umumnya. Untuk dapat memenuhi kedua kebutuhan tersebut dapat dibuat suatu kurikulum baru, meskipun mungkin masa pendidikan akan menjadi lebih lama.

Kemudian, menurut pria yang memperoleh gelar Guru Besar Emeritus FKUI pada tahun 2001 ini, apabila kita ingin pendidikan ilmu bedah kita lebih maju, kurikulum kita seharusnya bercermin pada kurikulum yang ada di luar. Pertanyaan berikutnya adalah apakah kurikulum di negara-negara tersebut bisa kita pelajari dan bisa diterapkan di Indonesia. Ini merupakan suatu hal yang sangat sulit. Salah satu potensi hambatan di Indonesia yaitu sistem pembiayaan kesehatan kita yang masih menggunakan fee for service. Dengan sistem ini, dokter yang lebih banyak melakukan tindakan akan mendapatkan bayaran yang lebih banyak juga sehingga terdapat perebutan lahan antara subspesialis dengan bedah umum. Spesialis bedah umum di luar negeri memiliki kewenangan yang lebih tinggi untuk melakukan tindakan-tindakan yang lebih subspesialistik, namun di Indonesia masih terdapat kesan bahwa subdivisi masih belum rela memberikan kemampuan yang lebih tinggi pada spesialis bedah umumnya. IKABI dapat memberikan masukan pada pemerintah untuk memperbaiki sistem pembiayaan kesehatan agar menjadi lebih baik. Apabila dokter diberikan gaji yang memadai setiap bulannya tanpa melihat banyaknya jumlah operasi yang dilakukan, maka diharapkan para subspesialis merelakan dokter bedah umum melakukan tindakan-tindakan yang lebih tinggi, dan dengan demikian ilmu bedah di Indonesia akan semakin berkembang. Posted by General Surgery FKUI at Kamis, Juli 07, 2011 http://generalsurgery-fkui.blogspot.com/2011/07/perkembangan-ilmu-bedah-saat-ini-dan.html

Page 3: hanung tugas

KEPERAWATAN PERIOPERATIF

Pengertian

Keperawatan perioperatif adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan keragaman fungsi keperawatan yang berkaitan dengan pengalaman pembedahan pasien.PengertianKata perioperatif adalah suatu istilah gabungan yang mencangkup 3 fase pengalaman pembedahan yaitu :PraoperatifIntraoperatifPascaoperatif

Fase PraoperatifBatasan

Fase praoperatif dimulai ketika keputusan untuk intervensi dibuat dan berakhir ketika pasien dikirim ke meja operasi.PrioritasPrioritas adalah inform consent, yaitu : pernyataan persetujuan pasien/keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan yang berguna untuk mencegah ketidaktahuan pasien/keluarga tentang prosedur yang akan dilaksanakan dan juga menjaga rumah sakit dan petugas kesehatan dari tuntutan hukum pasien/keluarga mengenai tindakan tersebut.Inform consentInform consent dilakukan apabila sudah termasuk :Informasi pembedahan yang akan dilakukan.Memberitahukan nama dan kualifikasi orang atau petugas yang akan melakukan pembedahan.Menjelaskan resiko termasuk kerusakan jaringan, kemungkinan komplikasi dan kemungkinan kematian.Rasio kesuksesan pembedahan.Alternatif lain yang dapat ditempuh.Hak – hak pasien/keluarga terhadap consent yang akan dilakukan bila terjadi pembatalan kemudian.Manajemen KeperawatanPengkajianPengkajian pasien bedah meliputi : mengevaluasi faktor – faktor fisik dan psikologis secara luas.Pada pengkajian preoperatif termasuk mengkaji kebutuhan sebelum dan sesudah operasi juga diperlukan screening test untuk mengetahui kondisi dan kesiapan pasien secara fisik.Manajemen KeperawatanDiagnosa KeperawatanAnsietas b.d pengalaman bedah dan hasil pembedahan.Defisit pengetahuan mengenai prosedur dan protokol praoperatif dan harapan pascaoperatif.Manajemen KeperawatanPerencanaan dan ImplementasiTujuan utama meliputi :Menghilangkan ansietas praoperatifMeningkatkan pengetahuan tentang persiapan praoperatif dan harapan pascaoperatif.Aktifitas keperawatan pada pasien praoperatif adalah pendidikan kesehatan (penkes), yang merupakan aktifitas vital pada fase ini.Manajemen Keperawatan… Perencanaan dan Implementasi

Ada 4 dimensi pada penkes ini yaitu :

Page 4: hanung tugas

Informasi termasuk hal yang akan terjadi pada pasien, kapan dan apa yang akan dialami pasien, bagaimana sensasi dan ketidaknyamanan yang diduga oleh pasien.Psikososial suport untuk menghilangkan kecemasan.Aturan yang dianut pasien, suport orang sekitarnya.Latihan keterampilan termasuk pergerakan, nafas dalam, batuk efektif, menahan insisi dengan tangan atau bantal dan menggunakan spirometer.Manajemen KeperawatanEvaluasiHasil yang diharapkan :Ansietas berkurangBerpartisipasi terhadap tindakan pembedahan

Fase IntraoperatifBatasan

Fase intraoperatif dimulai ketika pasien masuk atau pindah ke bagian atau departemen bedah dan berakhir pada saat pasien dipindahkan ke ruang pemulihan.AktifitasPada fase ini lingkup aktifitas dapat meliputi :Memasang infus (IV)Memberikan medikasi intravenaMelakukan pemantauan fisiologis menyeluruh sepanjang prosedur pembedahanMenjaga keselamatan pasienType AnastesiGeneral AnastesiHilangnya seluruh sensasi dan kesadaran termasuk reflek batuk dan reflek muntah sehingga harus dijaga dari adanya aspirasi.Biasanya diberikan secara intra vena atau inhalasi.Regional AnastesiMenghambat jalannya impuls saraf ke dan dari area atau bagian tubuh.Pasien kehilangan sensasi pada sebagian tubuhnya tetapi tetap sadar.Manajemen KeperawatanPengkajianIdentifikasi pasien.Validasi data pasien yang dibutuhkan dengan kebijakan per bagian.Telaah catatan pasien terhadap adanya :Informed yang benar dengan tanda tangan pasien/keluarga.Kelengkapan catatan riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik.Hasil pemeriksaan diagnostik.Kelengkapan riwayat dan pengkajian kesehatan.Ceklis praoperatif.Manajemen Keperawatan… Pengkajian

Lengkapi pengkajian keperawatan praoperatif segera :Status fisiologis : tingkat sehat – sakit, tingkat kesadaran.Status Psikososial : ekspresi kekhawatiran, tingkat ansietas, masalah komunikasi verbal, mekanisme koping.Status fisik : tempat operasi, kondisi kulit dan efektivitas persiapan, pencukuran, atau obat penghilang rambut, sendi tidak bergerak.

Page 5: hanung tugas

Manajemen KeperawatanPerencanaanMenginterpretasi variabel – variabel umum dan menggabungkan variabel tersebut kedalam rencana asuhan :Usia, ukuran, jenis kelamin, prosedur bedah, tipe anestesia yang direncanakan, ahli anestesi dan anggota tim.Ketersediaan peralatan spesifik yang dibutuhkan untuk prosedur dan ahli bedah.Kebutuhan medikasi non rutin, komponen darah, instrumen.Kesiapan ruangan untuk pasien, kelengkapan pengaturan fisik, kelengkapan instrumen, peralatan jahit dan pengadaan balutan.Manajemen Keperawatan… Perencanaan

Mengidentifikasi aspek –aspek lingkungan ruang operasi yang dapat secara negatif mempengaruhi pasien :FisikSuhu dan kelembaban ruangan.Bahaya peralatan listrik.Potensial kontaminasi.Hilir mudik yang tidak perluPsikososialKebisingan.Kurang mengenal sebagai individu.Rasa diabaikan tanpa pengantar di tempat tunggu.Percakapan yang tidak perlu.Manajemen KeperawatanIntervensiBerikan asuhan keperawatan berdasarkan pada prioritas kebutuhan pasien.Bertindak sebagai advokat pasien.Informasikan pasien/keluarga dengan pengalaman intraoperatif.Koordinasi aktivitas bagi personil lain yang terlibat dalam perawatan pasien, seperti :X–ray, laboratorium, ICU.Manajemen Keperawatan… Intervensi

Operasikan dan atasi semua masalah peralatan yang umumnya digunakan di ruang operasi dan tugaskan di layanan khusus.Ikutserta dalam konferensi perawatan pasien.Dokumentasikan semua observasi dan tindakan.Komunikasikan baik verbal dan tulisan mengenai status kesehatan pasien saat pemindahan dari ruang operasi.Manajemen KeperawatanEvaluasiMengevaluasi kondisi pasien dengan cepat sebelum dikeluarkan dari ruang operasi : cara bernafas, warna kulit, selang invasif (IV), drain kateter berfungsi secara normal, balutan adekuat tidak terlalu ketat.Ikut serta dalam mengidentifikasi praktek keperawatan pasien yang tidak aman dan menanganinya dengan baik.Manajemen Keperawatan… Evaluasi

Ikut serta dalam mengevaluasi keamanan lingkungan.

Page 6: hanung tugas

Melaporkan dan mendokumentasikan.Menunjukkan pemahaman tentang prinsip aseptik dan praktek keperawatan teknis.Mengenali tanggung gugat legal dari keperawatan preoperatif.

Fase PostoperatifBatasan

Fase postoperatif dimulai dengan masuknya pasien ke ruang pemulihan dan berakhir dengan evaluasi tindak lanjut pada tatanan klinik atau dirumah.Fokus

Mengkaji efek dari agen anastesiMemantau fungsi vitalMencegah komplikasiAktifitasAktivitas keperawatan berfokus pada :Tingkat penyembuhan pasiendengan melakukan penyuluhanTindak lanjut serta rujukanpenting untuk penyembuhan yang berhasilRehabilitasidiikuti oleh pemulanganManajemen KeperawatanPengkajianPengkajian segera setelah bedah saat kembali ke unit klinik :Respirasi : kepatenan jalan napas, frekuensi, karakter, sifat dan bunyi napas.Sirkulasi : TTV, kondisi kulit.Neurologi : tingkat respon.Drainase : adanya drainase.Kenyamanan : tipe nyeri dan lokal, mual, muntah dan perubahan posisi yang dibutuhkan.Psikologi : sifat dan dari pertanyaan pasien.Keselamatan : kebutuhan akan pagar tempat tidur, selang infus tidak tersumbat.Peralatan : diperiksa untuk fungsi yang baik.Manajemen KeperawatanDiagnosaBersihan jalan napas tidak efektif yang b.d efek depresan dan anastesi.Nyeri dan ketidaknyamanan postoperatif.Resiko terhadap cedera.Hipotermi.Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan.Perubahan eliminasi urinarius.Konstipasi b.d motilitas lambung dan usus.Kerusakan mobilitas fisik.Ansietas tentang diagnosis postoperatif.Manajemen KeperawatanIntervensiMemastikan fungsi pernapasan yang optimal dan meningkatkan ekspansi paru.Meredakan nyeri dan mual muntah, peredaan nyeri tergantung pada letak lokasi pembedahan, perubahan posisi pasien, distraksi, dan pemijatan punggung dengan lotion yang menyegarkan dapat sangat membantu dalam ketidak nyamanan.

Page 7: hanung tugas

Manajemen Keperawatan… Intervensi

Mempertahankan suhu tubuh, suhu ruangan dipertahankan dengan nyaman dan selimut disediakan mencegah menggigil.Menghindari cedera, melalui pemantauan yang cermat ketika pasien sadar dari pengaruh anastesi.Mempertahankan status nutrisi, memberikan diet yang adekuat, nutrisi parenteral.Manajemen Keperawatan… Intervensi

Meningkatkan fungsi urinarius normal, dicoba semua metode yang diketahui dapat membantu pasien dalam berkemih, pemasangan kateter.Konstipasi, jika cairan atau serat dan laksatif tidak efektif, enema dapat digunakan.Mengurangnya ansietas dan mencapai kesejahteraan psikososial, dibuat tentang perawatan dirumah yang diperlukan setelah pemulangan, kunjungan perawatan di rumah diatur jika diperlukan.Manajemen KeperawatanEvaluasiPasien mempertahankan fungsi pernapasan yang optimal.Nyeri berkurang atau hilang.Menunjukkan suhu normal.Terhindar dari cedera.Menunjukkan motilitas gastrointestinal meningkat.Berkemih adekuat.Bising usus normal.Ikut serta dalam perawatan diri.

Sumber : Materi Kuliah Keperawatan AnakSTIkKes Muhammadiyah Banjarmasin 2009Dosen : Kamilah F Mustika, S.Kep.Nershttp://askep-askeb.cz.cc/IKLAN3

Selanjutnya klik disini: makalah asuhan kebidanan: KEPERAWATAN PERIOPERATIF dapatkan kti skripsi kesehatan KLIK DISINI http://makalah-asuhan-kebidanan.blogspot.com/2011/02/keperawatan-perioperatif.html