halusianasi

Upload: muhammad-al-ihsan

Post on 08-Mar-2016

232 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

BAB 1 halusinasi

TRANSCRIPT

5

BAB IPENDAHULUAN1.1 SkenarioSeorang pasien berusia 19 tahun, pendidikan terakhir SMP dan tidak bekerja. Pasien dirawat di ruang akut Rumah Sakit Jiwa. Hasil pengkajian perawat jiwa, tingkat kesadaran kualitatif berubah, aktifitas motorik gaduh gelisah, afek emosi inadekuat, arus fikir inkoheren, bentuk pikir autistik. Pasien mendapatkan terapi CPZ, HLP, THP dan amitriptilin. Ibu pasien mengatakan pasien mengamuk tanpa sebab saat dirumah. Pasien mengamuk dengan menghamburkan barang-barang yang ada di rumah, dan mencoba mengancam orang-orang di sekitar. Pasien mengatakan selama ini mendengar bisikan yang menyuruhnya untuk marah-marah dan memukul orang lain. Pasien mengaku saat berada di rumah sakit jiwa ia terkadang masih mendengar bisikan-bisikan. Perawat mempersiapkan tindakan asuhan keperawatan untuk pasien sesuai diagnose keperawatan jiwa yang di dapatkan perawat.1.2 Identifikasi Istilah1 Bentuk pikir autistikBentuk pikiran berdasarkan fantasia atau yang di pikirkannya.2 Gaduh, gelisahAktifitas motorik yang tidak bertujuan yang berkali-kali seakan tidak dipengaruhi rangsang luar.3 CPZ, HLP, THPNama obat antipsikotik, CPZ : chlorpromazine, HLP : haloperidol, THP : Trihexypheridile.1.3 Daftar Masalah 2. Gangguan jiwa apa yang dialami pada skenario?3. Apakah ada terapi lain selain yang ada pada skenario? Bagaimana penatalaksanaannya?4. Apa core problem pada skenario?5. Bagaimana peran keluarga seharusnya pada skenario?6. Bagaimana rentang respon pada skenario?7. Apa yang menyebabkan tanda gejala gangguan jiwa masih ada, padahal pasien sudah mendapatkan terapi pada kasus?8. Apa saja tanda dan gejala gangguan jiwa yang dialami pasien?9. Apa faktor presipitasi dan predisposisi pada kasus?10. Apa saja diagnosis keperawatan yang bias diangkat pada kasus?11. Apa saja pencegahan yang bias dilakukan sebelum terjadinya gangguan pada skenario?12. Apa saja komplikasi yang bisa terjadi pada skenario?13. Apa saja jenis gangguan jiwa yang ada pada kasus?14. Bagaimana fase-fase gangguan jiwa yang ada pada kasus?15. Apa hubungan pendidikan terakhir dengan gangguan yang dialami pasien?16. Bagaimana cara perawat menghadapi efek samping obat pada skenario?17. Indikasi dan kontraindikasi CPZ, HPL, dan THP?

1.4 Analisis Masalah1. Sasaran Belajar2. Penatalaksanaan yang bisa diberikan selain pada kasusa. Terapi Aktivitas Kelompokb. ECTc. Restraind. Mengajarkan klien untuk menghardik apa yang sebenarnya tidak nyata3. Core problem : mendengar bisikan, mengancam orang di sekitar.PK (Efek)Halusinasi (core problem)Ketidakefektifan koping (causa)

4. Sasaran Belajar5. Sasaran Belajar6. Sasaran Belajar7. Tanda dan gejala laina. Mengancam orang lainb. Berbicara sendiric. Mendengar bisikan negatifd. Merasa ada yang menyentuhe. Mencium sesuatu seperti darahf. Melihat bayangan aneh yang tidak di lihat orang lain8. Sasaran Belajar9. Diagnosis keperawatan pada kasusa. Gangguan persepsi sensori : Halusinasib. Resiko perilakiu kekerasan10. Pencegahan yang dapat dilakukan a. Menghindari terjadinya depresib. Patuh minum obat c. Membina hubungan yangv baik dengan orang sekitard. Selalu berfikir positif11. Komplikasi yang bisa terjadi pada kasusa. Resiko bunuh dirib. Resiko perilaku kekerasanc. Isolasi sosial12. Jenis Halusinasia. Halusinasi penglihatan : melihat sesuatu yang tidak nyata, seperti bayangan hitam.b. Halusinasi pendengaran : mendengar sesuatu yang tidak nyata, dan suara yang didengar, dapat berupa menyuruh pasien melakukan hal yang negative.c. Halusinasi penghidu : mencium sesuatu yang tidak di cium oleh orang lain, misalnya bau darah.d. Halusinasi peraba : merasa ada yang menyentuh.e. Halusinasi pengecap : merasakan ada yang mask kedalam indra pengecapnya, misalnya merasa adanya rasa darah di dalam mulut.13. Fase-fase :a. Fase menyenangkanb. Ansietas ringanc. Ansietas beratd. Controlling14. Sasaran Belajar15. Efek samping obat psikotropika yang di khawatirkan adalah Ekstrapiramidal syndrome, untuk mengatasi efek samping obat, perawat dapat menurunkan dosis obat, atau mengkolaborasikan dengan obat lain, mis : CPZ, HLP, THP. Jika efek samping obat berupa hipotensi dapat diberikan acipineprine. 16. Sasaran Belajar1.5 Pohon Masalah

1.6 Sasaran Belajar1. Gangguan jiwa apa yang dialami pada skenario?2. Bagaimana penatalaksanaannya?3. Bagaimana peran keluarga seharusnya pada skenario?4. Bagaimana rentang respon pada skenario?5. Apa yang menyebabkan tanda gejala gangguan jiwa masih ada, padahal pasien sudah mendapatkan terapi pada kasus?6. Apa faktor presipitasi dan predisposisi pada kasus?7. Apa hubungan pendidikan terakhir dengan gangguan yang dialami pasien?8. Apa Indikasi dan kontraindikasi CPZ, HPL, dan THP?9. Bagaimana Asuhan Keperawatan sesuai dengan kasus?10. Bagaimana mekanisme halusinasi?

BAB IIPEMBAHASAN

2.1. DefinisiHalusinasi adalah merupakan ketidakmampuan individu dalam mengidentifikasi dan menginterpretasikan stimulus sesuai dengan yang di terima melalui panca indra.Halusinasi adalah gangguan persepsi tentang suatu objek atau gambaran dan pikiran yang saling terjadi tanpa adanya rangsangan dari luar yang dapat meliputi semua system pengindraan.Halusinasi merupakan suatu kelompok reaksi psikotik yang mempengaruhi berbagai area fungsi individu, termasuk berpikir dan berkomunikasi menerima dan menginterpretasikan realita merasakan dan mewujudkan emosi, dan berprilaku dengan sikap yang dapat di terima secara sosial.2.2. EtiologiGambaran otak karena keracunan, obat halusinogeni, gangguan jiwa seperti emosi tertentu dapat mengakibatkan ilusi, psikosis yang dapat menimbulkan persepsi berbeda atu orang yang berasal dari sosial budaya yang berbeda.2.3. Patofisiologi HalusinasiHalusinasi terjadi apabila yang bersangkutan mempunyai kesan tertentu tentang sesuatu, padahal kenyataan tidak terdapat rangsangan apapun atau tidak terjadi sesuatu apapun atau bentuk kesalahan pengamatan tanpa objetivitas pengindraan tidak di sertai stimulus fisik yang adekuat.2.4. Jenis - Jenis Halusinasi Jenis- jenis halusinasi adalah :a. Halusinasi pendengaran (Auditori )Halusinasi yang seolah-olah mendengar suara, paling sering suara orang. Suara dapat berkisar dari suara yang sederhana sampai suara orang yang berbicara mengenai klien, klien mendengar orang sedang membicarakan apa ya ng sedang dipikirkan oleh klien dan memerintah untuk melakukan suatudan kadang-kang melakukan yang yang bahaya.b. Halusinasi penglihatan (Visual )Halusinasi yang merupakan stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran cahaya, gambaran geometris, gambar kartun dan atau panorama yang luas dan kompleks. Penglihatan dapat berupa seseatu yang menyenagkan.c. Halusinasi penghidu ( Alfaktori )Halusinasi yang seolah-olah mencium bau busuk, amis atau bau yang menjijikan seperti darah, urin atau feses. Halusinasi penghidu khususnya berhubungan dengan stroke, tumor, kejang dan dimensial.d. Halusinasi pengecap ( gustatori )Halusinasi yang seolah-olah merasakan suatu yang busuk, amis dan menjijikan seperti, darah, urin feses.e. Halusinasi peraba ( tartil )Halusinasi yang seolah-olah mengalami rasa sakit atau tidak enak secara stimulus yang terlihat. Merasakan sensasi listrikdatang dari tanah, benda mati atau orang lain.2.5. Fase HalusinasiKarakteristik dan perilaku yang di tampilkan oleh klien yang mengalami halusinasi adalah :a. Fase IMemberi nyaman tingkat ansietas sedang secara umum halusinasi merupakan suatu kesenangan.a) Karakteristik (non verbal) :1) Mengalami ansietas,kesepian, rasa bersalah dan ketakutan.2) Mencoba berfokus pada pikiran yang dapat menghilangkan ansietas.3) Pikiran dan pengalaman sensori masih ada dalam kontrol kesadaran.b) Perilaku klien1) Tersenyum atau tertawa sendiri2) Menggerakkan bibir tanpa suara3) Pergerakan mata yang cepat4) Respon verbal yang lambat 5) Diam dan berkonsentrasib. Fase IIa) Karakteristik ( non verbal )1) Pengalaman sensori menakutkan 2) Merasa di lecahkan oleh pengalaman sensoritersebut3) Mulai merasa kehilangan kontrol4) Menarik diri dari orang lainb) Perilaku klien1) Terjadi peningkatan denyut jantung, pernapasan dan tekanan darah2) Perhatian dengan lingkungan berkurang3) Konsentrasi terhadap pengalaman sensorinya4) Kehilangan kemampuan membedakan halusinasi dengan realitasc. Fase IIIa) Mengontrolb) Tingkat kecemasan beratc) Pengalaman sensori ( halusinasi ) tidak dapat di tolakd) Karakteristik (psikotik )1) Klien menyerah dan menerima pengalaman sensorinya (halusinasi )2) Isi halusinasi menjadi atraktik3) Kesepian bila pengalaman social berakhire) Perilaku klien 1) Perintah halusinasi di tandai 2) Sulit berhubungan dengan orang lain3) Perhatian dengan lingkungan kurang atau hanya beberapa detik4) Tidak tau mengikuti perintah dari perawa, tampak tremor dan berkeringatd. Fase IVMenguasai tingkat kecerdasan, panik secara umum, diatur dan di pengaruhi oleh halusinasi.a) Karakteristik (psikotik)1) Pengalaman sensori menjadi mengancam 2) Halusinasi dapat menjadi beberapa jam atau beberapa harib) Perilaku klien1) Perilaku panik2) Potensial untuk bunuh diri atau membunuh3) Tindak kekerasan agitasi, menarik atau katatonik2.6. KomplikasiMuncul perilaku untuk mencederai diri sendiri dan lingkungan, yang di akibatkan dari persapsi sensori palsu tanpa adanya stimulis eksternal. Klien dengan halusinasi mengisolasi dirinya dengan orang lain karena tidak peka terhadap sesuatu yang nyata dan tidak nyata.2.7. Rentang Respon HalusinasiRespon adaptif adalah : Respon yang dapat di terima oleh norma-norma social yang berlaku. Dengan kata lain individu tersebut dalam batas normal jika menghadapi suatu masalah akan dapat memecahkan masalah tersebut. Respon adaptif adalah :a. Pikiran logisPandangan yang mengarah pada kenyataan b. Persepsi akuratPandangan yang tepat pada kenyataan c. Emosi konsisten Dengan pengalaman perasaan yang timbul dari pengalaman ahlid. Perilaku sosialSikap dan tingkah laku yang masih dalam batas kewajarane. Hubungan sosialProses suatu intreraksi dengan orang lain dan lingkungan Respon maladaptif adalah respon individu dalam menyelesaikan masalah yang menyimpang dari norma-norma sosial budaya dan lingkungan, adapun respon maladaptif ini meliputi :a. Kelainan pikiran adalah keyakinan yang secara kokoh di pertahankan walaupun tidak di yakini oleh orang lain dan bertentangan dengan kenyataan social.b. Halusinasi merupakan persepsi sensori yang salah atau persepsi eksternal yang tidak realita atau tidak adac. Kerusakan proses emosi adalah perubahan sesuatu yang timbul dari hatid. Perilaku tidak terorganisir merupakan suatu perilakuyang tidak teratur e. Isolasi sosial adalah kondisi kesendirian yang di alami oleh individu dan di terima sebagai ketentuan oleh orang lain dan sebagai suatu kecelakaan yang negative mengancam.2.8. Asuhan Keperawatana. Pengkajian a) Faktor predisposisi/pendukung : pendidikanb) Faktor presipitasi : pencetusc) Perilaku 1. Isi Halusinasi : mendengar suara/bisikan yang menyuruhnya untuk marah-marah dan memukul orang lain. 2. Waktu terjadi : -3. Frekuensi : -4. Respon kasus : mengamuk, menghamburkan barang, mengancam orang.5. Situasi : -d. Pohon MasalahPK (Efek)Halusinasi (core problem)Ketidakefektifan koping (causa)

b. Analisa DataData PenunjangMasalah

Ds: Tingkat kesadaran kualitatif berubah, aktifitas motorik gaduh gelisah, afek emosi inadekuat, arus pikir inkoheren, bentuk pikiran fisik, penderita mendapatkan terapi CPZ, HLP, THP, Amitrititin.Do:Tx mengatakan ia mendengarkan bisikan yang menyuruhnya untuk marah, memukul orang lain.Gangguan sensori-persepsi : Halusinasi

Ds :Pasien mengamuk dengan menghamburkan barang-barang yang ada di rumah, dan mencoba mengancam orang-orang di sekitar Do :-Resiko Perilaku Kekerasan

c. Diagnosis Keperwatan1. Gangguan sensori-persepsi : Halusinasi2. Resiko Perilaku KekerasanNoDx KeperawatanSP PasienSP Keluarga

1.Gangguan sensori-persepsi : Halusinasi

SP 1 : Identifikasi halusinasi (jenis, waktu, isi, frekuensi, situasi, respon terhadap haslusinasi) Melatih menghardik halusinasi (tak stimula) Memasukan dalam jadwal harian

SP 1 : Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien, jelaskan pengertian, tanda dan gejala, jenis halusinasi yang dialami pasien, jelaskan bagaimana cara merawat pasien halusinasi.

SP 2 : Evaluasi SP 1 Melatih bercakap-cakap untuk mengatasi halusinasi (TAK) Memasukkan dalam jadwal harianSP 2 : Melatih keluarga mempraktikan cara merawat pasien dengan halusinasi.

SP3: Evaluasi SP 2 Membuat jadwal aktifitas harian (TAK) Latih patuh minum obatEvaluasi untuk pasien :Percaya dengan perawat, menyadari halusinasinya, mampu mengontrol halusinasi.SP 3 : Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas dirumah termasuk minum obat (discharge planning)Menjelaskan masalah halusinasi, jelaskan cara merawat, memperagakan cara merawat, menjelaskan fasilitas kesehatan, melaporkan keberhasialn merawat.

2Resiko Prilaku KekerasanSP 1 : Bina Hubungan Saling Percaya ( BHSP) Diskusikan penyebab PK, tanda gejala, PK yang dilakukan, akibat PK Latihan cara fisik 1 : Nafas dalam Anjurkan masukan dalam jadwal kegiatanSP 1 : Mendiskusikan masalah

SP 2 : Evaluasi kemampuan nafas dalam ( SP 1 ) Latihan mengontrol PK : Cara Fisik 2, pukul bantal atau Kasur Masukan dalam jadwal kegiatan harianSP 2 : Melatih merawat

SP 3 : Evaluasi Kemampuan : Cara fisik 1 : nafas dalam dan cara fisik 2 : pukul bantal Latihan verbal dan spiritual Masukan dalam jadwal kegiatan harianSP 3 :Memberikan kesempatan keluarga untuk merawat

BAB IIIPENUTUP3. 1. KesimpulanHalusinasi merupakan suatu kelompok reaksi psikotik yang mempengaruhi berbagai area fungsi individu, termasuk berpikir dan berkomunikasi menerima dan menginterpretasikan realita merasakan dan mewujudkan emosi, dan berprilaku dengan sikap yang dapat di terima secara sosial. Halusinasi memiliki 5 jenis yaitu, halusinasi pendengaran, penglihatan, peraba, penciuman, dan pegecap.Diagnosis yang diangkat untuk kasus pada skenario :1. Gangguan sensori-persepsi : Halusinasi2. Resiko Perilaku Kekerasan3. 2. SaranDiharapkan dengan makalah ini perawat indonesia lebih memahami tentang Halusinasi, mengenali gejala dari halusinasi, dan mampu memberikan asuhan keperawatan dan penanganan yang tepat untuk pasien yang mengalami halusinasi.15

1