(halaman ini sengaja dikosongkan)repository.ppns.ac.id/2186/1/1115040022 - angga dwi...1 tugas akhir...
TRANSCRIPT
1
TUGAS AKHIR (614415A)
ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN SEKTOR TRANSPORTASI LAUT
Angga Dwi Prasetya NRP. 1115040022
Dosen Pembimbing: Ir Gaguk Suhardjito., MM. Danis Maulana, ST., MBA.
PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS JURUSAN TEKNIK BANGUNAN KAPAL POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA SURABAYA
2019
(Halaman ini Sengaja Dikosongkan)
TUGAS AKHIR (614415A)
ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN SEKTOR TRANSPORTASI LAUT
Angga Dwi Prasetya NRP. 1115040022
Dosen Pembimbing: Ir Gaguk Suhardjito., MM. Danis Maulana, ST., MBA.
PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS JURUSAN TEKNIK BANGUNAN KAPAL POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA SURABAYA
2019
i
ii
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
LEMBAR PENGESAHAN
iii
iv
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
v
vi
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan
karunia-Nya. Penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik dan selesai
tepat pada waktunya. Penulisan tugas akhir ini dilakukan untuk memenuhi salah
satu syarat kelulusan dalam rangka memperoleh gelar Sarjana program studi
Manajemen Bisnis, Jurusan Teknik Bangunan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri
Surabaya.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini akan sulit terwujud tanpa peran,
bimbingan dan bantuan serta tersedianya fasilitas-fasilitas yang diberikan oleh
beberapa pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis sampaikan rasa
terima kasih dan rasa hormat kepada :
1. Allah yang telah memberikan karunia, kelancaran, dan pemahaman atas
ilmu pengetahuan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas
Akhir dengan baik dan tepat pada waktunya.
2. Kedua orang tua saya Bapak Susantri, Ibu Suyatmi, kakak saya Eko
Andrianto, kakak ipar saya Marta Silvia beserta seluruh keluarga besar saya,
terima kasih atas doa, dukungan, serta perhatiannya selama proses
penyusunan Tugas Akhir.
3. Ir. Eko Julianto, M.Sc., FRINA selaku direktur Politeknik Perkapalan
Negeri Surabaya.
4. Ruddianto, ST., M.T. selaku ketua jurusan Teknik Bangunan Kapal.
5. Yugowati Praharsi, S.Si., M.Sc., Ph.D selaku ketua program studi
Manajemen Bisnis.
6. Bapak Gaguk Suhardjito, M.M dan Bapak Danis Maulana, S.T., MBA
selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk
membimbing, memberikan masukan dan motivasinya pada penulis dalam
penyusunan Tugas Akhir ini sehingga dapat terselesaikan tepat waktu.
7. Ibu R.A Norromadani Yuniati, S.Pd., S.E., M.SM, Ibu Ristanti Akseptori,
S.S., M.M, dan Ibu Ir. Irma Rustini Aju, M.T selaku dosen penguji Tugas
vii
viii
Akhir yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun dalam
menyempurnakan Tugas Akhir ini.
8. Seluruh jajaran dosen program studi Manajemen Bisnis jurusan Teknik
Bangunan Kapal di Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya yang senatiasa
memberikan ilmunya, mendidik dan pengalamannya untuk penulis dalam
perkuliahaan selama 4 tahun sebagai bekal dalam penyusunan Tugas Akhir.
9. Teman – teman program studi Manajemen Bisnis Angkatan 2015 atas
waktu, dukungan, motivasi, persahabatan, kekeluargaan, dan kebahagian
terhadap penulis selama menempuh perkuliahan 4 tahun ini.
10. Herfian, Khairil, Septian, Novia, Mirza, dan Bagus sebagai tempat berbagi
dengan penulis tentang Tugas Akhir karena memiliki topik yang sama
tentang keuangan serta atas motivasi dan semangatnya pada penulis untuk
menemani penulis dalam penyusunan Tugas Akhir agar dapat terselesaikan
bersama – sama.
11. Puguh, Danny, Lutfi, Yusuf, Ghandika, Buri, Nadya, Wahyu dan teman –
teman dari program studi lain yang tidak mungkin disebutkan satu persatu
atas doa, dukungan dan motivasinya pada penulis dalam penyusunan Tugas
Akhir.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan yang harus disempurnakan
dari Tugas Akhir ini. Oleh karena itu, Penulis memohon maaf yang sebesarbesarnya
dan membuka diri untuk segala kritikan dan masukan yang dapat membangun dan
meningkatkan kualitas Tugas Akhir ini. Semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan
manfaat bagi kepentingan ilmu di masa depan.
Surabaya, 23 Agustus 2019
Penulis
ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN SEKTOR
TRANSPORTASI LAUT
Angga Dwi Prasetya
ABSTRAK
Kenaikan atau penurunan laba disebut dengan pertumbuhan atau perubahan laba. yaitu
suatu parameter/indikator untuk melihat apakah kinerja suatu perusahaan mengalami peningkatan
atau penurunan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tentang pengaruh rasio keuangan
Return On Equity, Operational Profit Margin, Total Asset Turnover, Net Profit Margin, Return On
Asset, Debt Equity Ratio tehadap Perubahan Laba pada perusahaan sektor transportasi laut yang
terdaftar di bursa efek Indonesia dengan periode pengamatan 2013 – 2017. Teknik pengambilan data
yang digunakan adalah purposive sampling. Diperoleh sampel sebanyak 12 perusahaan dari 35
perusahaan sektor transportasi yang terdaftar di bursa efek Indonesia. Teknik analisis yang
digunakan adalah regresi linier berganda. Uji asumsi klasik yang digunakan meliputi uji normalitas,
uji multikoloniearitas, uji autokorelasi, dan uji heterokedastisitas menggunakan SPSS. Taraf
signifikansi yang digunakan penelitian ini yakni 5%. Hasil yang diperoleh di dalam penelitian ini
menunjukan bahwa secara parsial variabel Return On Equity, Operational Profit Margin
berpengaruh terhadap variabel Perubahan Laba. Sedangkan variabel Total Asset Turnover, Net
Profit Margin, Return On Asset, Debt Equity Ratio tidak berpengaruh terhadap variabel Perubahan
Laba. Hasil yang didapat dalam penelitian ini menunjukan bahwa sektor transportasi laut hasil
memiliki kegiatan operasional yang baik untuk menignkatkan laba perusahaan. Saran untuk
penelitian berikutnya dapat memilih variabel rasio keuangan lainnya yang tidak diteliliti pada
penelitian ini.
Kata Kunci: Profitabilitas, Aktivitas, Solvabilitas & Perubahan Laba.
ix
x
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
ANALYSIS ON FACTORS AFFECTING EARNING CHANGE IN SECTOR COMPANY SEA TRANSPORTATION
Angga Dwi Prasetya
ABSTRACT
An increase or decrease in profit is called growth or change in earnings. namely a
parameter / indicator to see whether the performance of a company has increased or decreased.
This study aims to analyze the effect of the financial ratios of Return On Equity, Operational Profit
Margin, Total Asset Turnover, Net Profit Margin, Return On Asset, Debt Equity Ratio to Profit
Changes in marine transportation sector companies listed on the Indonesia stock exchange with the
2013 observation period - 2017. The data collection technique used was purposive sampling. A
sample of 12 companies from 35 transportation sector companies were listed on the Indonesia stock
exchange. The analysis technique used is multiple linear regression. The classic assumption test
used includes the normality test, the multicollinearity test, the autocorrelation test, and the
heterokedasticity test using SPSS. The significance level used in this study is 5%. The results
obtained in this study indicate that partially the Return On Equity variable, Operational Profit
Margin influences the Profit Change variable. While the Total Asset Turnover variable, Net Profit
Margin, Return On Asset, Debt Equity Ratio has no effect on the Profit Change variable. The results
obtained in this study indicate that the marine transportation sector has a good operational activity
to increase company profits. Suggestions for future research can choose other financial ratio
variables not examined in this study.
Keywords: Profitability, Aktivity, Solvability & Change in Profit.
xi
xii
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
xiii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ................................................................... v
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
ABSTRAK ............................................................................................................ ix
ABSTRACK ........................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL................................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvii
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................... 1
11.1. Latar Belakang .................................................................................................... 1
11.2. Rumusan Masalah ............................................................................................... 4
11.3. Tujuan Penelitian ................................................................................................ 4
11.4. Manfaat Penelitian .............................................................................................. 5
11.5. Batasan Penelitian ............................................................................................... 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 7
2.1. Laporan Keuangan .............................................................................................. 7
2.2. Anlisis Rasio Keuangan ...................................................................................... 8
2.3. Laba Perusahaan ............................................................................................... 13
2.4. Penelitian Terdahulu ......................................................................................... 16
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ........................................................... 21
3.1. Kerangka Penelitian .......................................................................................... 21
3.2 Model Penelitian ............................................................................................... 22
3.2. Hipotesa ............................................................................................................ 22
3.3.1 Return On Equity Terhadap Perubahan Laba ............................................ 22
3.3.2 Operating Profit Margin Terhadap Perubahan Laba ................................ 23
3.3.3 Total Asset Turnover Terhadap Perubahan Laba ...................................... 23
3.3.4 Net Profit Margin Terhadap Perubahan Laba ........................................... 24
3.3.5 Return On Asset Terhadap Perubahan Laba .............................................. 24
3.3.6 Debt Equity Ratio Terhadap Perubahan Laba ........................................... 24
3.3.7 ROE, OPM, TATO, NPM, ROA, DER Terhadap Perubahan Laba .......... 25
3.3. Jenis Penelitian .................................................................................................. 25
3.4. Sumber Data dan Data yang Dibutuhkan .......................................................... 26
xiv
3.5. Metode Pengumpulan Data ............................................................................... 26
3.6. Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................................ 27
2.5. Operasional Variabel ......................................................................................... 27
3.8.1. Variabel Independen ....................................................................................... 28
3.8.2. Variabel Dependen .......................................................................................... 28
3.9. Teknik Analisis Data .............................................................................................. 30
3.9.1. Statistik Deskriptif ........................................................................................... 30
3.9.2. Uji Asumsi Klasik ........................................................................................... 31
3.9.3. Analisis Regresi Berganda .............................................................................. 32
3.9.4. Uji Hipotesis .................................................................................................... 33
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..................................... 37
4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian .................................................................. 37
4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif ............................................................................. 38
4.3 Hasil Uji Asumsi Klasik .................................................................................... 40
4.3.1 Hasil Uji Normalitas .................................................................................. 41
4.3.2 Hasil Uji Autokorelasi ............................................................................... 42
4.3.3 Hasil Uji Multikoloniearitas ...................................................................... 43
4.3.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas ..................................................................... 45
4.4 Hasil Analisis Regresi Berganda ....................................................................... 46
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 61
5.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 61
5.2 Saran .................................................................................................................. 63
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 65
LAMPIRAN ......................................................................................................... 69
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu ............................................................................ 16
Tabel 3. 1 Sampel Penelitian ................................................................................. 27
Tabel 3. 2 Operasional Variabel ............................................................................ 29
Tabel 3. 3 Kegiatan Tugas Akhir .......................................................................... 35
Tabel 4. 1 Sampel Penelitian ................................................................................. 37
Tabel 4. 2 Statistik Deskriptif ............................................................................... 38
Tabel 4. 3 Hasil Uji Normalitas ............................................................................ 41
Tabel 4. 4 Hasil Uji Autokorelasi ......................................................................... 43
Tabel 4. 5 Hasil Tabel Durbin Watson .................................................................. 43
Tabel 4. 6 Hasil Uji Multikoloniearitas ................................................................. 44
Tabel 4. 7 Hasil Analisis Regresi Berganda .......................................................... 46
Tabel 4. 8 Hasil Uji R2 ...................................................................................................................................... 48
Tabel 4. 9 Hasil Uji t ............................................................................................. 49
Tabel 4. 10 Hasil Uji F .......................................................................................... 58
xvi
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 1 Kerangka Penelitian ......................................................................... 21
Gambar 3. 2 Model Penelitian .............................................................................. 22
Gambar 4. 1 Hasil Uji Normalitas ......................................................................... 42
Gambar 4. 2 Hasil Uji Heteroskedastisitas ........................................................... 45
xviii
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
xix
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sebagai negara dengan wilayah perairan yang besar Indonesia yang
mencapai 6,32 juta km2 atau sekitar 70% dari luas wilayah Indonesia
(Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2014) keadaan geografis Indonesia yang
luas ini memperlihatkan kebutuhan sarana transportasi laut untuk untuk
membangun komunikasi guna menjalin dan mengembangkan interaksi
masyarakat dalam berbagai bidang. Secara umum, transportasi memegang
peranan penting dalam dua hal, yaitu pembangunan ekonomis dan
pembangunan non-ekonomis. Tujuan yang bersifat ekonomis misalnya
peningkatan pendapatan nasional, mengembangkan industri nasional dan
menciptakan serta memelihara tingkat kesempatan kerja bagi masyarakat.
Sejalan dengan tujuan ekonomis tersebut, terdapat pula tujuan yang bersifat
non-ekonomis yaitu untuk mempertinggi integritas bangsa hal tersebut
menunjukan pentingnya transportasi laut. Di samping itu, secara ilmiah dengan
kapasitas daya angkut yang sangat besar, transportasi laut adalah moda angkut
paling murah, efektif dan efisien dari semua moda yang ada. Industri
transportasi laut Indonesia terus mengalami peningkatan dalam 10 tahun
terakhir.
Ketua Umum Indonesian National Shipowners' Association (INSA)
Hartoto (2017) menerangkan, peningkatan tersebut didorong oleh kebijakan
pemerintah yang menerapkan asas cabotage Asas cabotage yang dimaksud,
tertuang dalam Undang-undang No 17/2008 tentang Pelayaran pada pasal 8
poin satu disebutkan kegiatan angkutan laut dalam negeri dilakukan oleh
perusahaan angkutan laut nasional dengan menggunakan kapal berbendera
Indonesia serta diawaki oleh awak kapal berkewarganegaraan Indonesia. Hal
ini sangat membantu para pelaku bisnis perkapalan Indonesia untuk bisa berdiri
di kaki mereka sendiri, dan menjadikan ini sebagai modal dasar untuk
berkembang menjadi perusahaan pelayaran besar tidak hanya di Indonesia
tetapi juga di tingkat internasional.
2
Melihat dari perkembangan industri Transportasi Laut di Indonesia
semakin baik akan semakin ketat juga persaingan dalam dunia industri
Transportasi Laut. Dengan hal itu mendorong para pelaku bisnis yang
berkepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan merasa sangat perlu
untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan tersebut. Ada dua pihak yang
memiliki kepentingan dengan perusahaan yaitu pihak internal dan eksternal,
keduanya membutuhkan informasi yang berkaitan dengan perusahaan. Kondisi
keuangan tersebut sangat dibutuhkan oleh pihak investor terutama untuk
mengetahui perusahaan yang akan diinvestasikan memiliki kondisi keuangan
yang baik. Perusahaan yang memiliki modal investasi yang tinggi akan dapat
lebih mengembangkan lagi perusahaanya agar dapat bersaing dengan
perusahaan lain disektor yang sama melihat semakin berkembangnya industri
Transportasi Laut. Oleh karena itu laporan keuangan akan menjadi cerminan
dari keadaan perusahaan tersebut apakah lagi baik ataupun buruk. Perusahaan
yang memiliki laporan keuangan yang baik dengan laba perusahaan yang terus
meningkat setiap tahunnya menandakan perusahaan tersebut akan terus
berkembang.
Menurut SAK (Standar Akuntansi Keuangan) laporan keuangan adalah
bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca,
laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan
dalam berbagai cara seperti misalnya: sebagai laporan arus kas, atau laporan
arus dana, catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan
bagian integral dari laporan keuangan. Fungsi laporan keuangan sebagai dasar
untuk dapat menentukan atau melakukan penilaian atas posisi keuangan
perusahaan tersebut. Dengan menggunakan hasil analisis tersebut, maka pihak-
pihak yang berkepentingan dapat mengambil suatu keputusan. Melalui laporan
keuangan juga akan dapat dinilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi
seluruh kewajiban-kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang,
struktur modal perusahaan, pendistribusian pada aktivanya, efektivitas dari
penggunaan aktiva, pendapatan atau hasil usaha yang telah dicapai, beban-
beban tetap yang harus dibayarkan oleh perusahaan serta nilai-nilai buku dari
3
setiap lembar saham perusahaan yang bersangkutan yang dapat mencerminkan
kinerja perusahaan (Harahap, 2011).
Kinerja perusahaan dapat dinilai melalui laporan keuangan yang disajikan
secara teratur setiap periodenya. Kinerja perusahaan merupakan hasil dari
serangkaian proses yang mengor bankan berbagai sumber daya. Ukuran yang
dipakai dalam peniliaan kinerja perusahaan adalah laba (Neswari, 2013). Laba
merupakan kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam
bentuk pemasukan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan
kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi modal. Dalam laporan laba
rugi tercermin keadaaan keuangan perusahaan dalam keadaan rugi atau laba
yang dialami perusahaan dalam periode tertentu. Tujuan utama dari
didirikannya perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang nantinya untuk
kelangsungan hidup perusahaan (Riana, 2016). Laba yang dipeloreh oleh
perusahaan seringkali digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan manajemen
dalam mengelola perusahaan. Kemampuan perusahaan dalam mendapatkan
laba periode yang akan datang merupakan indikasi kinerja dan prospek
perusahaan kedepannya. Oleh karena itu perkiraan laba merupakan salah satu
informasi penting bagi pada investor jika ingin mendapatkan keuntungan dalam
berinvestasi kedepannya. Informasi perkiraan laba perusahaan menjadi penting,
karena laba perusahaan diperlukan untuk kepentingan kelangsungan hidup
perusahaan dan ketidakmampuan perusahaan dalam mendapatkan laba akan
menyebabkan tersingkirnya dari persaingan dengan perusahaan lain.
Karena begitu pentingnya analisis terhadap perubahan laba pada laporan
keuangan perusahaan maka investor harus dapat memahami rasio – rasio
keuangan tertentu yang dapat menjelaskan perubahan laba. Kenaikan atau
penurunan laba disebut dengan pertumbuhan atau perubahan laba, yaitu suatu
parameter/indikator untuk melihat apakah kinerja keuangan suatu perusahaan
mengalami peningkatan atau penurunan. Perubahan peningkatan atau
penurunan tersebut akan memberikan dampak pada keputusan mengenai
kebijakan keuangan perusahaan. Pertumbuhan atau perubahan laba mempunyai
hubungan erat dengan kinerja keuangan perusahaan (Ifada & Puspitasari, 2016).
Analisis rasio keuangan berguna untuk mengetahui gambaran atau perkiraan
4
mengenai pertumbuhan atau perubahan kondisi keuangan dari perusahaan,
sehingga dapat mengevaluasi apa saja yang telah dihasilkan dimasa yang lalu
serta saat ini. Rasio keuangan secara umum dapat dikelompokan menjadi empat
rasio seperti rasio likuiditas, rasio profitabilitas, rasio solvabilitas dan rasio
aktivitas.
Penelitian ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian tentang temuan
empiris mengenai rasio keuangan, khususnya yang menyangkut kegunaanya
dalam memprediksi laba yang akan datang. Alasan untuk memilih menguji laba
dikarenakan laba mencerminkan kinerja perusahaan, dari ukuran laba maka
dapat dilihat apakah perusahaan mempunyai kinerja yang bagus atau tidak.
Rasio keuangan dapat dijadikan sebagai alasan perubahan laba dimasa depan.
Laba merupakan perbedaan pendapatan yang direalisasi, transaksi yang terjadi
selama satu periode dengan biaya yang berkaitan dengan pendapatan tersebut.
Laba yang diperoleh untuk tahun yang akan datang tidak dapat diapstikan,
sehingga perlu adanya prediksi terhadap perubahan laba. Prediksi perubahan
laba ini akan berpengaruh terhadap keputusan investasi para investor dan calon
investor yang akan berinvestasi diperusahaan.
Berdasarkan uraian tentang latar belakang penelitian ini, penelitian ini
menguji faktor-faktor apa saja yang mampu mempengaruhi perubahan laba.
Maka judul penelitian ini adalah “ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN SEKTOR
TRANSPORTASI LAUT”.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apakah TATO, DER, NPM, ROA, ROE, OPM berpengaruh secara
parsial terhadap perubahan laba perusahaan sektor transportasi laut?
2. Apakah TATO, DER, NPM, ROA, ROE, OPM berpengaruh secara
simultan terhadap perubahan laba perusahaan sektor transportasi laut?
1.3. Tujuan Penelitian
1. Untuk menganalisis pengaruh TATO, DER, NPM, ROA, ROE, OPM
secara parsial terhadap perubahan laba perusahaan sektor transportasi
laut.
5
2. Untuk menganalisis pengaruh TATO, DER, NPM, ROA, ROE, OPM
secara simultan terhadap perubahan laba perusahaan sektor transportasi
laut.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran
kepada manajemen perusahaan dalam membuat kebijakan perusahaan
dalam meningkatkan laba perusahaan.
2. Bagi Investor
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dan
bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan investasi bagi
investor.
3. Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan literatur, dan
dapat dijadikan refrensi apabila ingin melakukan penelitian berkaitan
tentang analisis rasio keuangan terhadap perubahan laba.
4. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan peneliti
mengenai pengaruh rasio keuangan terhadap perubahan laba pada
perusahaan.
1.5. Batasan Penelitian
1. Perusahaan yang diteliti adalah yang memiliki laporan keuangan dari
perusahaan sektor transportasi laut yang terdaftar di BEI.
2. Variabel yang digunakan adalah variabel Dependen perubahan laba,
variabel Independen yaitu TATO, DER, NPM, ROA, ROE, OPM.
3. Periode pengamatan selama tahun 2013 – 2017 dengan data laporan
keuangan tahunan sektor transportasi sub sektor transportasi laut yang
terdaftar di BEI.
6
4. Perusahaan tidak terkena suspensi selama periode pengamatan tahun
2013 – 2017.
7
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Laporan Keuangan
Laporan Keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang
dapat digunakan sebagai alat berkomunikasi antara data keuangan atau
aktivitas suatu perusahaan dengan pihak – pihak yang berkepentingan
dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut (Munawir, 2000). Catatan
informasi dalam laporan keuangan disusun oleh perusahaan untuk dapat
mengevaluasi kinerja perusahaan selama satu periode yang berguna untuk
memenuhi pihak – pihak yang memakainya. Informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan diharapkan dapat berguna bagi pengguna untuk membuat
keputusan mengenai ekonomi finansial perusahaan.
Tujuan dari laporan keuangan menurut Suwardjono (2005) antara lain :
1. Laporan keuangan harus menyediakan informasi yang bermanfaat
bagi para investor dan kreditor serta pemakai lain baik berjalan
maupun potensial dalam membuat keputsan – keputusan investasi,
kredit, dan semacamnya yang rasional.
2. Laporan keuangan harus menyediakan informasi untuk membantu
para investor dna kreditor serta pemakai lain berjalan maupun
potensial dalam menilai jumlah, saat terjadi, dan ketidakpastian
penerimaan kas mendatang dari deviden atau bunga dan
pemerolehan kas dari penjualan, penebusan atau jatuh temponya
sekurtias atau pinjaman. Tujuan tersebut dimaksudkan untuk
memberi informasi mengenai hasil dan risiko atas inevstasi yang
akan dilakukan.
3. Laporan keuangan ahrsu meneydiakan informasi tentang sumber
daya ekonomik suaut badan usaha, klaim terhadap sumber – sumber
tersebut (kewajiban badna usaha untuk mentransfer sumber daya
ekonomik ke entitas lain dan ekuitas pemilik), dan akibat – akibat
dari transaksi, kejadian, dan keadaan yang mengubah sumber daya
badan usaha dan klaim terhadap sumber daya tersebut.
8
Menurut Kasmir (2004) pihak – pihak yang berkepentingan dalam
mengetahui hasil laporan keuangan antara lain :
1. Investor
Penanam modal membutuhkan informasi untuk menentukan
keputusan investasi yang harus di ambil. Pemegang saham
membutuhkan informasi yang dapat membantu mereka untuk
menilai kemampuan perusahaan dalam membayar deviden.
2. Karyawan
Memerlukan informasi untuk menilai perusahaan dalam
memeberikan balas jasa, pensiun, kesempatan kerja yang lebih dan
kinerja mereka.
3. Manajemen
Laporan keuangan bagi pihak manajemen untuk menilai kinerja
manajemen dalam mencapai target yang telah ditetapkan. Ukuran
keberhasilannya dapat dilihat dari petumbuhan laba yang diperoleh
dan pengembangan aset – aset yang dimiliki.
4. Masyarakat
Laporan keuangan dapat membantu masyarakat menyediakan
informasi kecenderungan dan perkembangan terakhir kemakmuran
perusahaan serta rangkaiaan aktivitasnya
5. Pemerintah
Pemerintah memerlukan informasi terutama untuk mengatur
aktivitas perusahaan, menetapkan pajak dan sebagai dasar
menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.
2.2. Anlisis Rasio Keuangan
Anlisis Rasio keuangan adalah salah satu cara pemrosesan dan
penginterpretasian informasi akuntansi yang dinyatakan dalam artian relatif
maupun absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu antara angka yang
satu dengan angka yang lain dari suatu laporan keuangan (Andriyani, 2008).
Menurut Munawar (2000) rasio menggambarkan suatu hubungan atau
perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lainya, dan
9
dengan menggunakan alat analisis ini akan dapat menjelaskan atau memberi
gambaran kepada para penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau
posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut
dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai
standar.
Menurut Riyanto (2001) pada dasarnya terdapat dua macam cara
dalam menganalisis raiso keuangan yaitu :
1. Membandingkan rasio sekarang dengan rasio-rasio dari waktu-
waktu yang lalu atau dengan rasio-rasio yang diperkirakan untuk
waktu - waktu yang akan datang dari perusahaan yang sama. Dengan
cara pembandingan tersebut akan dapat diketahui perubahan-
perubahan dari rasio tersebut dari tahun ke tahun.
2. Membandingkan rasio-rasio dari suatu perusahaan dengan rasio-
rasio semacam dari perusahaan lain yang sejenis atau industry untuk
waktu yang sama.
Rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan tiga rasio keuangan yaitu rasio aktivitas, rasio
solvabilitas, rasio profitabilitas. Pembagian ini dilakukan dengan
tujuan karena banyaknya pihak yang menggunakan rasio keuangan
dan berbagai macam informasi yang dibutuhkan oleh pihak yang
menggunakan rasio keuangan. Tiga kelompok tersebut antara lain :
1. Rasio Aktivitas
Menurut Martono & Harjito (2010) rasio aktivitas mengukur sejauh
mana efektifitas manajemen perusahaan dalam mengelola aset
asetnya. Artinya dalam hal ini adalah mengukur kemampuan
manajemen perusahaan dalam mengelola persediaan bahan mentah,
barang dalam proses, dan barang jadi serta kebijakan manajemen
dalam mengelola aktiva lainnya dan kebijakan pemasaran. Menurut
Hery (2015) rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur efektifitas perusahaan dalam menggunakan aset yang
10
dimilikinya, termasuk untuk mengukur tingkat efisiensi perusahaan
dalam memanfaatkan sumber daya yang ada. Berdasarkan hasil
pengukuran rasio tersebut dapat diambil kesimpulan apakah
perusahaan telah secara efisien dan efektif dalam memanfaatkan
sumber daya yang dimilikinya. Jenis rasio aktivitas yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a) Total Asset Turn Over (TATO) atau perputaran aset
menunjukkan perusahaan telah efisien dalam penggunaan
aset perusahaan untuk menghasilkan penjualan,
membandingkan antara penjualan bersih dengan total aset.
(Riana, 2016). Perputaran total aset merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur kefektifan total aset yang
dimiliki oleh perusahaan dalam menghasilkan penjualan
atau dengan kata lain untuk mengukur berapa jumlah
penjualan yang akan dihasilkan dari setiap dana yang
tertanam dalam modal aset. Rasio ini dihitung sebagai hasil
bagi antara besarnya penjualan dengan total aset (Hery,
2015).
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑇𝑇𝑇𝑇 = 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑇𝑇𝑇𝑇
2. Rasio Solvabilitas
Menurut Husnan & Pudjiastuti (2012) rasio solvabilitas / leverage
mengukur seberapa jauh perusahaan menggunakan hutang.
Beberapa analisis menggunakan istilah rasio solvabilitas yang
berarti mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban
keuangannya. Menurut Hery (2015) rasio solvabilitas merupakan
rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aset perusahaan
dibiayai dengan utang atau rasio yang digunakan untuk mengukur
seberapa besar beban utang yang harus ditanggung perusahaan
dalam rangka pemenuhan aset, seluruh kewajibannya baik
11
kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang. Jenis rasio
solvabilitas yang digunkan dala penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a) Debt to Equity Ratio (DER) menunjukkan perbandingan
perusahaan dalam menggunakan hutang sebagai sumber
pendanaan perusahaan, membandingkan antara jumlah
hutang lancar dan hutang jangka panjang terhadap ekuitas /
modal sendiri (Riana, 2016). Rasio utang terhadap modal
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya
proporsi utang terhadap modal. Rasio ini dihitung sebagai
hasil bagi antara total utang dengan modal. Rasio ini berguna
untuk mengetahui besarnya perbandingan antara jumlah
dana yang disediakan oleh kreditor dengan jumlah dana yang
dimiliki oleh perusahaan. Dengan kata lain rasio ini
berfungsi untuk mengetahui berapa bagian dari setiap modal
yang dijadikan sebagai jaminan utang. Rasio ini memberikan
petunjuk umum tentang kelayakan kredit dan resiko
keuangan debitor. Ketentuan umumnya adalah bahwa
debitur seharusnya memiliki debt to equity ratio kurang dari
0,5 namun ketentuan ini tentu saja bervariasi tergantung
pada jenis industrinya (Hery, 2015).
Debt Equity Ratio = 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇
3. Rasio Profitabilitas
Menurut Husnan & Pudjiastuti (2012) rasio profitabilitas /
rentabilitas digunakan untuk mengukur efisiensi suatu perusahaan
dalam menggunakan asetnya, efisiensi ini dikaitkan dengan
penjualan yang berhasil diciptakan. Menurut Hery (2015) rasio
profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktifitas.
12
Perusahaan adalah sebuah organisasi yang beroperasi dengan tujuan
menghasilkan keuntungan dengan cara menjual produk (barang atau
jasa) kepada para pelanggannya. Tujuan operasional dari sebagian
besar perusahaan adalah untuk memaksimalaisasi profit, baik profit
jangka pendek maupun jangka Panjang. Manajemen dituntut untuk
meningkatkan return bagi pemilik perusahaan, sekaligus juga
meningkatkan kesejahteraan karyawan. Jenis rasio profitabilitas
yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a) Net Profit Margin (NPM) atau margin laba bersih
menunjukkan presentase perolehan laba bersih perusahaan
yang sesungguhnya dari setiap penjualan membandingkan
antara laba bersih setelah bunga dan pajak terhadap total
penjualannya (Riana, 2016). Marjin laba merupakan rasio
yang digunakan untuk mengukur besarnya presentase laba
bersih atas penjualan bersih. Raiso ini dihitung dengan
membagi laba bersih terhadap penjualan besih. Laba bersih
sendiri dihitung sebagai hasil pengurangan antara laba
sebelum pajak penghasilan dengan beban pajak penghasilan
(Hery, 2015).
Net Profit Margin = 𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇ℎ 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇ℎ 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇
b) Return On Asset (ROA) atau hasil pengembalian aset
menunjukkan besarnya laba bersih yang dapat diperoleh
perusahaan bila diukur dari total aset perusahaan,
membandingkan antara laba setelah bunga dan pajak
terhadap jumlah aset. (Riana, 2016). Hasil pengembalian
atas aset merupakan rasio yang menunjukan seberapa besar
kontribusi aset dalam menciptkaan laba bersih. Dengan kata
lain, rasio ini digunakan untuk mengukur besarnya jumlah
laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap dana dalam total
aset. Rasio ini dihitung dengan membagi laba berish dengan
total aset (Hery, 2015).
13
Return On Asset = 𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇ℎ 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑇𝑇𝑇𝑇
c) Return on Equity (ROE) atau hasil pengembalian ekuitas
menunjukkan besarnya keuntungan yang menjadi hak
pemilik modal atau ekuitas, membandingkan antara laba
setelah bunga dan pajak (EAIT) terhadap ekuitas / modal
sendiri. (Riana, 2016). Hasil pengembalian atas ekuitas
merupakan rasio yang menunjukan seberapa besar
kontribusi ekuitas dalam menciptakan laba berish. Dengan
kata lain rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar
jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap dana
yang tertanam dalam total ekuitas. Raiso ini dihitung dengan
membagi lab berish terhadpa ekuitas (Hery, 2015).
Return On Equity = 𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇ℎ 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇ℎ 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇
d) Operating Profit Margin (OPM) rasio yang mengukur
seberapa besar tingkat keuntungan operasional/usaha
perusahaan dari setiap penjualannya, artinya disni laba yang
belum memperhitungkan biaya bunga dan pajak perusahaan.
(Sitanggang, 2012). Marjin laba operasional merupakan
rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya presentase
laba operasional atas penjualan bersih. Rasio ini dihitung
dengan membagi laba operasional terhadap penjualan bersih.
Laba operaisonal sendiri dihitung sebagai hasil pengurangan
antara laba kotor dengan beban operasional (Hery, 2015).
Operating Profit Marginl = 𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇
2.3. Laba Perusahaan
Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Penegrtian
laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang
direalisasi yang timbul dari transaksi selama satu periode dengan biaya yang
14
berkaitan dengan pendapatan tersebut (Harahap, 2008). Sementara
pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini adalah
selisih pengukuran pendapatan dan biaya (Purnamasari, 2018). Laba
merupakan angka yang penting dalam laporan keuangan karena berbagai
alasan antara lain: laba merupakan dasar dalam perhitungan pajak, pedoman
dalam menentukan kebijakan investasi dan pengambilan keputusan, dasar
dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi perusahaan lainnya di
masa yang akan datang, dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi
dalam menjalankan oerusahaan, serta sebagai dasar dalam penelitian
prestasi atau kinerja perusahaan (Harahap, 2005).
Menurut Chariri & Ghozali (2003) Laba memiliki beberapa
karakteristik antara lain sebagia berikut :
1. Laba didasarkan pada transaksi yang benar – benar terjadi
2. Laba didasarkan pada prestasi perusahaan pada periode tertentu
3. Laba didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan
pemahaman khusus tentang definisi, pengukuran dan pengakuan
pendapatan.
4. Lab memerlukan pengukruan tentang biaya dalam bentuk baiya
historis yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan
pendapatan tertentu
5. Laba didasarkan pada prinsip penandingan antara pendapatan dan
biaya yang relevan dan berkaitan dengan pendapatan tersebut.
Laba merupakan salah satu pengukuran aktivitas operasi. Angka
laba biasanya dilaporkan dalam laporan laba-rugi selama satu periode
bersamaan dengan komponen lainnya seperti pendapatan, beban,
keuntungan dan kerugian. Perusahaan yang memiliki laba yang relatif stabil
memungkinkan untuk memprediksi besarnya estimasi laba di masa yang
akan datang dan perusahaan ini biasanya akan membayar persentase yang
lebih tinggi dari labanya sebagai dividen di bandingkan perusahaan dengan
laba berfluktuasi (Agustina R. , 2016). Kenaikan atau penurunan laba
15
disebut dengan pertumbuhan atau perubahan laba. Pertumbuhan atau
perubahan laba mempunyai hubungan erat dengan kinerja keuangan
perusahaan. Laba yaitu suatu parameter/indikator untuk melihat apakah
kinerja keuangan suatu perusahaan mengalami peningkatan atau penurunan.
Pertumbuhan atau perubahan laba tersebut akan memberikan dampak pada
keputusan mengenai kebijakan keuangan perusahaan (Ifada & Puspitasari,
2016).
Menurut Nugrahini (2010) Faktor – Faktor yang mempengaruhi
perubahan pada laba adalah sebagai berikut :
1. Naik turunnya jumlah unit yang dijual dan harga jual per unit.
2. Naik turunya harga pokok penjualan.
3. Naik turunnya biaya usaha yang dipengaruhi oleh jumlah unit yang
dijual, variasi dalam tingkat harga dan efisiensi operasi perusahaan.
4. Naik turunnya tingkat bunga pinjaman.
5. Naik turunnya pos penghasilan yang dipengaruhi oleh variasi jumlah
unit yang dijual, variasi dalma tingkat harga dan perubahan
kebijakan dalam pemberian discount.
6. Naik turunnya pajak dipengaruhi oleh besar laba yang diperoleh atau
tinggi rendahnya tarif pajak.
7. Adanya perubahan dalam metode akuntasi.
Laba merupakan pendapatan yang direalisasi, transaksi yang terjadi
selama satu periode dengan biaya yang berkaitan dengan pendapatan
tersebut (Chariri & Ghozali, 2001). Menurut Harahap S. S., (2001) laba
adalah perbedaan antara realisasi penghasilan yang berasal dari transaksi
perusahaan pada periode tertentu dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan
untuk mendapatkan penghasilan itu. Laba digunakan untuk menilai kinerja
perusahaan. Perubahan laba dapat digunakan untuk memprediksi laba
perusahaan di masa mendatang (Riana & Diyani, 2016). Menurut Hartini
(2012) laba dapat memberikan sinyal yang positif mengenai prospek
perusahaan di masa depan tentang kinerja perusahaan, dan perubahan laba
16
setiap tahunnya merupakan sinyal positif bagi kinerja perusahaan. Dari
pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa laba adalah perbedaan
antara penghasilan yang direalisasi yang berasal dari transaksi perusahaan
pada periode tertentu dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk
mendapatkan penghasilan. Dalam penelitian ini laba yang dimaksud adalah
laba bersih sebelum pajak (Batara, 2013), dan dapat dirumuskan sebagai
berikut :
∆Yn = 𝑇𝑇−𝑇𝑇−1
𝑇𝑇−1
Dimana :
∆Yn = Perubahan Laba Tahun ke-n
Yn = Laba Bersih Tahun ke-n
Yn-1 = Laba Bersih Tahun Sebelumnya
2.4.Penelitian Terdahulu
Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu
No Judul Peneliti Variabel Hasil Penelitain Metode Periode
Penelitian
1 Analisis Rasio
Keuangan
Dalam
Memprediksi
Perubahan
Laba Pada
Perusahaan
Real Estate
dan Property
Di Bursa Efek
Indonesia
(BEI) dan
Hendra
Agus
Wibowo
& Diyah
Pujiati
(2011)
ROA, ROE,
CR, TATO,
Profit
Margin, DR,
Perubahan
Laba
CR berpengaruh
signifikan terhadap
perubahan laba di BEI
dan tidak signifikan di
SGX
TATO tidak
berpengaruh signifikan
terhadap perubahan
laba di BEI dan
signifikan di SGX
DR tidak berpengaruh
signifikan terhadap
Analisis
regresi
linier
berganda
2004 -
2008
17
Singapura
(SGX)
perubahan laba di BEI
dan SGX
Profit Margin
berpengaruh signifikan
terhadap perubahan
laba di BEI dan SGX
ROA dan ROE tidak
berpengaruh signifikan
terhadap perubahan
laba di BEI dan SGX
2 Pengaruh
Rasio
Keuangan
Terhadap
Perubahan
laba Pada
Perusahaan
Manufaktur
Yang
Terdaftar Di
Bursa Efek
Indonesia
Agustina
& Silvia
(2012)
Perubahan
Laba, CR,
DER, TATO,
GPM, NPM,
TDTA
Semua rasio keuangan
secara simultan
berpengaruh positif
terhadap perubahan
laba.
Secara parsial TDTA
berpengaruh signifiakan
ke arah positif dan
GPM berpengaruh
signifikan ke arah
negative terhadap
perubahan laba
Analisis
regresi
linier
berganda
2008 -
2011
3 Analisis
Faktor –
Faktor Yang
Mempengaruhi
Pertumbuhan
Laba Dengan
Ukuran
Perusahaan
Sebagai
Variabel
Moderating
Pada
Perusahaan
Manufaktur
Yang
Rice
Agustina
(2016)
CR, ITO,
LEV, EP,
NPM, Sales,
Tingkat
Inflasi,
Pertumbuhan
Ekonomi,
Pertumbuhan
Laba, Ukuran
Perusahaan
Secara simultan rasio
keuangan, tingkat
penjualan, pertumbuhan
ekonomi, berpengaruh
signifikan terhadap
pertumbuhan laba.
Ukuran perusahaan
tidak dapat memoderasi
antar variabel
Analisis
regresi
linier
berganda
2012 -
2013
18
Terdaftar Di
Bursa Efek
Indonesia
4 Analisis
Pengaruh
Rasio
Keuangan
Terhadap
Perubahan
Laba
Luluk
Muhimatu
l Ifada &
Tiara
Puspitasar
i
(2016)
CR, DAR,
DER, TATO,
GPM, NPM,
Perubahan
Laba
CR & DAR mempunyai
pengaruh negative
signifikan pada
perubahan laba
DER tidak mempunyai
pengaruh pada
perubahan laba
TATO mempunyai
pengaruh positif
terhadap perubahan
laba
GPM mempunyai
pengaruh positif
terhadap perubahan
laba
NPM mempunyai
pengaruh positif dan
signifikan pada
perubahan laba
Analisis
regresi
linier
berganda
2011 -
2013
5 Faktor –
Faktor Yang
Mempengaruhi
Pertumbuhan
Laba Pada
Perusahaan
Consumer
Goods Dengan
Ukuran
Perusahaan
Sebagai
Variabel
Moderating
Adat Muli
Perangina
ngin, S.E.,
MSi.
(2015)
WCTA, CR,
OITL,
TATO, GPM,
NPM,
Pertumbuhan
Laba, Ukuran
Perusahaan
Secara simultan rasio
keuangan berpengaruh
signifikan terhadap
pertumbuhan laba
Ukuran perusahaan
terbukti memoderasi
hubungan rasio
keuangan dengan
pertumbuhan laba
Analisis
regresi
linier
berganda
2009 -
2013
19
6 Pengaruh
OPM, ROE
DAN ROA
Terhadap
Perubahan
Laba Pada
Perusahaan
Telekomunika
si Di Bursa
Efek Indonesia
Ghazali
Syamni &
Martunis
(2013)
Perubahan
Laba, OPM,
ROE, ROA
Rasio keuangan yang
digunakan berpengaruh
secarasignifikan
terhadap perubahan
laba
OPM berpengaruh
positif signifikan
terhadap perubahan
laba
ROE berpengaruh
negative pada
perubahan laba
ROA berpengaruh
positif signifikan
terhadap perubahan
laba
Analisis
regresi
linier
berganda
2006 –
2011
20
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
21
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Kerangka Penelitian
Gambar 3. 1 Kerangka Penelitian
Gambar ini diolah melalui www.lucidchart.com
22
3.2 Model Penelitian
Gambar 3. 2 Model Penelitian
Gambar ini diolah melalui www.lucidchart.com
3.2. Hipotesa
3.3.1 Return On Equity Terhadap Perubahan Laba
Rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba. Return On Equity merupakan rasio ini mengukur
seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan setiap dana yang
tertanam pada total ekuitas. Semakin tinggi Return On Equity berarti
semakin tinggi pula jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap dana
yang tertanam dalam ekuitas. Sebaliknya semakin rendah hasil
pengembalian atas ekuitas berarti semakin rendah pula jumlah laba bersih
yang dihasilkan dari dana yang tertanam dalam ekuitas (Hery, 2015).
Menurut penelitian Takarini & Ekawati (2003) Return On Equity
berpengaruh positif terhdap perubahan laba.
23
H1: Return On Equity berpengaruh positif signifikan terhadap
Perubahan Laba.
3.3.2 Operating Profit Margin Terhadap Perubahan Laba
Rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba. Operating Profit Margin dihitung dengan membagi laba
operasional terhadap penjualan bersih. Semakin tinggi marjin laba
oeprasional berarti semakin tinggi pula laba operasional yang dihasilkan
dari penjualan bersih. Sebaliknya semakin rendah marjin laba oeprasional
berarti semakin rendahpula laba operasional yang dihasilkan dari penjualan
bersih (Hery, 2015). Menurut penelitian Syamni & Martunis (2013)
Operating Profit Margin berpengaruh positif terhadap perubahan laba.
H2: Operating Profit Margin berpengaruh positif signifikan
terhadap perubahan laba.
3.3.3 Total Asset Turnover Terhadap Perubahan Laba
. Rasio aktivitas menggambarkan aktivitas perusahaan dalam
menjalankan operasional perusahaan dengan sumber daya yang
dimilikinya. Total assets turn over merupakan rasio yang menunjukkan
efektivitas penggunaan seluruh aktiva perusahaan dalam rangka
menghasilkan pendapatan. Rasio ini menggambarkan perputaran aktiva
yang diukur dari volume pendapatan, jadi semakin besar rasio ini, semakin
baik yang berarti aktiva dapat lebih cepat berputar dan dapat meraih laba
dan menunjukan semakin efisien penggunaan keseluruahn aktiva dalam
menghasilkan pendapatan. Dengan kata lain, jumlah aset yang sama dapat
memperbesar volume pendapatan apabila total asset turn over ditingkatkan
atau diperbesar (Syafaruddin, 1993). Menurut penelitian Ifada &
Puspitasari (2016) total asset turnover mempunyai pengaruh positif pada
perubahan laba pada perusahaan sektor manufaktur.
H3: Total Asset Turnover berpengaruh positif signifikan terhadap
perubahan laba.
24
3.3.4 Net Profit Margin Terhadap Perubahan Laba
Rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba. Net Profit Margin mengukur kemampuan perusahaan
untk menghasilkan laba bersih dari penjualan yang dilakukan perusahaan.
Semakin tinggi marjin laba bersih berarti semakin tinggi pula laba bersih
yang dihasilkan dari penjualan bersih dan berdampak pada perubahan laba
(Hery, 2015). Menurut penelitian dari Agustina (2016) net profit margin
memiliki pengaruh psitif terhadap perubahan laba pada perusahaan sektor
manufaktur.
H4: Net Profit Margin berpengaruh positif signifikan terhadap
Perubahan Laba.
3.3.5 Return On Asset Terhadap Perubahan Laba
Rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba. Return On Asset digunakan untuk mengukur seberapa
besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap dana yang
tertanam dalam total asset. Semakin tinggi hasil pengembalian atas asset
berarti semakin tinggi pula jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap
dana yang tertanam pada total asset. Sebaliknya semakin rendah hasil
pengembalian atas aset berarti semakin rendah pula jumlah laba bersih yang
dihasilkan dari setiap dana yang tertanam dalam total aset (Hery, 2015).
Menurut penelitian Meythi (2005) Return On Asset berpengaruh positif
signifikan dalam memprediksi perubahan laba pada perusahaan sektor
manufaktur.
H5: Return On Assets berpengaruh positif signifikan terhadap
Perubahan Laba.
3.3.6 Debt Equity Ratio Terhadap Perubahan Laba
Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
melunasi hutang jangka panjang dan pendek. Debt to Equity Ratio
25
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya proporsi
utang terhdap modal. Apabila kreditor memberikan pinjaman kepada
debitor yang memiliki tingkat debt to equity ratio rendah maka hal ini
dapat mengurangi resiko kreditor pada saat debitur mengalami kegagalan
keuangan. Dengan kata lain akan lebih aman bagi kreditor apabila
memberikan pinjaman kepada debitor dengan tingkat debt to equity ratio
yang rendah karena hal ini berarti bahwa akan semakin besar jumlah
modal pemilik yang dapat dijadikan sebagai jaminan utang. Semakin
tinggi debt to equity ratio maka semakin kecil jumlah modal pemilik yang
dapat dijadikan sebagai jaminan utang dan juga perubahan laba yang
diperoleh perusahaan semakin rendah. Ketentuan umumnya adalah bahwa
debitur seharusnya memiliki debt to equity ratio kurang dari 0,5 namun
ketentuan ini tentu saja bervariasi tergantung pada jenis industrinya.
(Hery, 2015). Menurut penelitian Mahaputra (2012) menunjukkan bahwa
debt to equity ratio mempunyai pengaruh signifikan dengan arah positif
pada perubahan laba.
H6: Debt to Equity Ratio berpengaruh positif signifikan terhadap
Perubahan Laba.
3.3.7 ROE, OPM, TATO, NPM, ROA, DER Terhadap Perubahan
Laba.
Berdasarkan teori yang telah dijelaskan dimana raiso ROE, OPM,
TATO, NPM, dan DER memiliki pengaruh yang signifikan jika diteliti
secara simultan terhadap Perubahan Laba perusahaan.
H7: ROE, OPM, TATO, NPM, ROA, DER berpengaruh positif
signifikan terhadap Perubahan Laba.
3.3. Jenis Penelitian
Penelitian ini dikategorikan ke dalam jenis penelitian deskriptif verifikatif
yang bersifat kausalitas. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan
untuk mengetahui dan menjadi mampu untuk menjelaskan karakteristik
variabel yang diteliti dalam suatu situasi (Sekaran, 2011). Penelitian yang
dilakukan ini termasuk jenis penelitian kausalitas dan data sekunder bersifat
26
kuantitatif dari laporan keuangan perusahaan sektor tranportasi sub sektor
transportasi lau. Penelitian ini disebut juga penelitian verifikatif karena
menggunakan metode kuantitatif yang meneliti populasi atau sampel tertentu,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji kebenaran hipotesis yang
ditetapkan (Sugiyono, 2008). Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam
bentuk jadi, telah diolah, dan yang telah dipublikasikan. Data sekunder menurut
Indriantoro & Supomo (2016) merupakan sumber data penelitian yang
diperoleh melalui media perantara. Data sekunder umumnya berupa bukti,
catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip yang
dipublikasikan dan tidak dipublikasikan.
3.4. Sumber Data dan Data yang Dibutuhkan
Data keuangan diperoleh dari laporan keuangan auditan murni maupun
yang telah diolah. Populasi yang digunakan adalah perusahaan sektor
transportasi laut yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Adapun kriteria
pengambilan sampel adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan sektor transportasi sub sektor transportasi laut yang
terdaftar dalam BEI periode 2013 - 2017.
2. Memiliki laporan keuangan untuk periode pengamatan tahun 2013 –
2017.
3. Perusahaan tidak terkena suspensi selama periode pengamatan tahun
2013 – 2017.
3.5. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
melalui data dokumentasi yang dilakukan dengan pengumpulan data yang
berhubungan dengan penelitian seperti laporan keuangan perusahaan yang
berasal website BEI penelitian terdahulu, artikel, jurnal referensi, dan buku-
buku pustaka yang mendukung proses dalam penelitian dan sumber lainnya.
Data dokumenter adalah jenis data penelitian yang antara lain berupa: faktur,
27
jurnal, surat-surat, notulen hasil rapat, memo, atau dalam bentuk laporan
program.
3.6. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi menurut Indriantoro & Supomo (2006) adalah sekelompok orang,
kejadian, atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Populasi
dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor transportasi laut yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) periode pengamatan tahun 2013 - 2017. Dengan
metode ini sampel dipilih atas dasar kesesuaiaan karakterisitik sampel dengan
kriteria pemilihan sampel yang telah ditentukan. Untuk memilih sampel yang
akan diteliti menggunakan Teknik purposive sampling.
Tabel 3. 1 Sampel Penelitian
No Kode Perusahaan Sektor
1 BBRM Pelayaran Nasional Bina Buana
Raya
Transportasi Laut
2 HITS Humpuss Intermoda Transportasi Transportasi Laut
3 INDX Tanah Laut Transportasi Laut
4 LEAD Logindo Samudramakmur Transportasi Laut
5 MBSS Mitrabahtera Segara Sejati Transportasi Laut
6 NELY Pelayaran Nelly Dwi Putri Transportasi Laut
7 PTIS Indo Straits Transportasi Laut
8 RIGS Rig Tenders Indonesia Transportasi Laut
9 SMDR Samudra Indonesia Transportasi Laut
10 TMAS Pelayaran Tempuran Emas Transportasi Laut
11 TPMA Trans Power Marine Transportasi Laut
12 WINS Wintermar Offshore Marine Transportasi Laut
2.5.Operasional Variabel
Variabel adalah apapun yang membedakan atau membawa variasi pada
nilai (Sekaran, 2011). Dalam penelitian ini digunakan berbagai variabel
28
yang digunakan untuk melakukan analisis data. Variabel tersebut terdiri dari
variabel dependent & variabel independent. Variabel independent dalam
penelitian ini adalah rasio keuangan yang di proksi dengan ROE, OPM,
TATO, NPM, DER & ROA sedangkan variabel dependent adalah
perubahan laba.
3.8.1. Variabel Independen
Variabel independen merupakan variabel yang variabelnya
diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan
hubungan dengan suatu gejala yang diobservasi. Variabel independent
yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio keuangan yang
diproksikan dengan ROE, OPM, TATO, NPM, DER & ROA Analisis
rasio keuangan merupakan suatu alat untuk mengetahui kinerja
keuangan perusahaan. Analisis rasio keuangan berguna untuk
mengetahui gambaran atau perkiraan mengenai pertumbuhan atau
perubahan keadaan/kondisi keuangan dari perusahaan, sehingga dapat
mengevaluasi apa saja yang telah dihasilkan di masa yang lalu serta di
masa yang sedang berjalan. Rasio keuangan yaitu perbandingan angka-
angka yang diperoleh dari data laporan keuangan. Jenis – jenis dalam
rasio keuangan ada 4 yaitu rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio
profitabilitas dan rasio solvabilitas.
Pada penelitian ini digunakan Rasio Aktivitas yang digunakan
adalah Total Asset Turn Over, sedangkan pada Rasio Solvabilitas yang
digunakan adalah Debt Equity Ratio, sedangkan yang terakhir adalah
Rasio Profitabilitas yang digunakan adalah Net Profit Margin, Return
On Assets, Return On Equity dan Net Profit Margin .
3.8.2. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang nilainya diamati dan
diukur untuk menentukan pengaruh yang disebabkan oleh variabel
independen. Variabel dependent yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Perubahan Laba. Perubahan laba atau pertumbuhan laba adalah
laba yang dipeloreh perusahaan dibandingkan dengan tahun
sebelumnya dengan indikator laba sebelum pajak dimaksudkan untuk
29
menghindari pengaruh pengguanaan tarif pajak yang berbeda antar
periode yang dianalisis (Batara, 2013). Perubahan laba juga dapat
digunakan untuk menilai bagaimana kinerja suatu perusahaan.
Perubahan laba yang baik yaitu mengisyaratkan bahwa perusahaan
mempunyai keuangan yang baik pada akhirnya akan meningkatkan
nilai perusahaan.
Tabel 3. 2 Operasional Variabel
Variabel Deskriptif Indikator
Perubahan
Laba
Perubahan laba adalah rasio yang
menunjukkan kemampuan
perusahaan meningkatkan laba
bersih dibanding tahun sebelumnya
(Harahap, 2011)
∆Yn = 𝑇𝑇−𝑇𝑇−1
𝑇𝑇−1
Return On
Equity
Return On Equity adalah rasio yang
mengukur kemampuan perusahaan
untuk memebrikan imbalan bersih
atas setiap rupiah dari modal
pemegang saham (Sudana, 2015)
Return On Equity =
𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇ℎ 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇ℎ 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇
Operating
Profit
Margin
Operating Profit Margin adalah
rasio yang mengukur seberapa besar
tingkat keuntungan
operasional/usaha perusahaan dari
setiap penjualannya, artinya disni
laba yang yang belum
memperhitungkan biaya bunga dan
pajak perusahaan (Sudana, 2015)
Operating Profit Margin =
𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇
Total Asset
Turn Over
Total assets turn Over adalah rasio
yang mengukur bagaimana seluruh
aktiva yang dimiliki perusahaan
dioperasionalkan dalam mendukung
penjualan perusahaan (Sudana,
2015)
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 = 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑇𝑇𝑇𝑇
Debt to
Equity Ratio
Debt to Equity Ratio adalah rasio
antara total hutang dengan total
ekuitas dalam perusahaan yang
Debt Equity Ratio = 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇
30
memebri gambaran perbandingan
antara total hutang dengan modal
sendiri perusahaan (Sudana, 2015)
Net Profit
Margin
Net profit margin adalah rasio yang
mengukur seberapa besar tingkat
Net Profit 𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇ℎ 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇ℎ 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇
Margin =
keuntungan bersih perusahaan dari
setiap penjualanya setelah
memperhitungkan biaya bunga dan
pajak (Sudana, 2015)
Return On
Assets
Return On Assets adalah rasio yang
mengukur kemampuan perusahaan
memperoleh laba bersih dari jumlah
dana yang diinvestasikan perusahaan
atau total aset perusahaan. (Sudana,
2015)
Return On Asset = 𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇ℎ
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑇𝑇𝑇𝑇
3.9. Teknik Analisis Data
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis data kuantitatif dengan menggunakan program SPSS sebagai alat
untuk menguji data tersebut. Analisa data kuantitatif denagn cara
mengumpulkan data yang sudah ada kemudian mengolahnya dan
menyajikannya dalam bentuk tabel, grafik, dan dibuat analisis agar dapat
ditarik kesimpulan sebagai dasar pengambilan keputusan. Teknik analisis
statistika yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif dan
regresi linier berganda. Dalam melakukan analisis regresi berganda, terlebih
dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik.
3.9.1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk
menganalisis data yang telah terkumpul. Data yang terkumpul harus
apa adanya tanpa membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
generalisasi. Statistika deskriptif dapat digunakan bila peneliti ingin
mendeskripsikan data sampel, dan tidak ingin membuat kesimpulan
yang berlaku untuk populasi dimana sampel diambil. Penyajian data
dalam statistik deskriptif dapat berupa tabel, grafik, diagram, modus,
31
median, mean, desil, persentil, dan standar deviasi. Analisis statistik
deskriptif merupakan metode-metode statistik yang berfungsi untuk
menggambarkan data yang telah dikumpulkan. Statistik deskriptif
memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai
rata-rata (mean), median, modus, standar deviasi, maksimum dan
minimum. Statistik deskriptif merupakan statistik yang
menggambarkan atau mendeskripsikan data menjadi sebuah informasi
yang lebih mudah untuk dipahami.
3.9.2. Uji Asumsi Klasik
3.9.2.1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah residual
terdistribusi normal atau tidak. Uji ini dilakukan untuk mengetahui
apakah sampel yang diambil representative atau tidak. Uji yang
digunakan adalah uji Kolmogorov-Smirnov. Jika hasil pengujian
menunjukkan signifikansi lebih besar dari 0,05 berarti data pada
variabel berdistribusi normal (Sujarweni, 2014).
3.9.2.2. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menegtahui ada tidaknya
korelasi antara variabel pengganggu pada periode tertentu dengan
variabel sebelumnya. Apabila terjadi korelasi, terdapat indikasi
masalah autokorelasi. Dalam model analisis regresi linier juga harus
bebas dari autokorelasi. Model regresi yang baik yaitu regresi yang
bebas dari autokorelasi. Untuk mengetahui ada tidaknya
autokorelasi perlu dilakukan pengujian terlebih dahulu dengan
menggunakan Uji Durbin Watson (D-Wtest) (Sujarweni, 2014).
3.9.2.3. Uji Multikoloniearitas
Uji multkoleniaritas bertujuan untuk menguji ada tidaknya
variabel independent yang memiliki kemiripan antar variabel
independent dalam suatu model. Kemiripan antar varaibel
independent akan mengakibatkan korelasi yang sanagt kuat. Selain
itu untuk uji ini juga untuk menghindari kebiasan dalam proses
32
pengambilan keputusan mengenai pengaruh pada uji parsial masing
– masing variabel independent terhadap variabel dependen. Jika
(Variance Inflation Factor) VIF yang dihasilkan diantara 1-10 maka
tidak terjadi multikolonieritas (Sujarweni, 2017).
3.9.2.4. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi tidak terjadi kesamaan varian dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut hetesrokedastisitas.
Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak
terjadi heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini, metode yang
digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas
menggunakan Uji Scatterplot apabila penyebaran titik data tidak
berpola maka bebas dari gejala heterokedastisitas (Sujarweni, 2017).
Regresi yang tidak terjadi Heterokedastisitas jika:
1. Titik – titik data menyebar di atas dan di bawah atau
di sekitar angka 0.
2. Penyebaran titik – titik data tidak boleh membentuk
pola bergelombang melebar kemudian menyempit
dan melebar kembali.
3. Titik – titik data tidak mengumpl di atas atau bawah
saja.
4. Penyebaran titik – titik data tidak berpola.
3.9.3. Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi berganda dimaksudkan untuk menguji pengaruh
simultan dari beberapa variabel bebas terhadap satu variabel terikat.
Analisis regresi digunakan oleh peneliti apabila peneliti bermaksud
meramalkan bagaimana keadaan (naik-turunnya) variabel dependen, dan
apabila dua atau lebih variabel independen sebagai prediktor dimanipulasi
33
atau dinaik turunkan nilainya. Analisis regresi dapat memberikan jawaban
mengenai besarnya pengaruh setiap variabel independen terhadap variabel
dependennya yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
Y = a + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6 + e
Keterangan :
α = Konstanta
β = Koefisien Regresi
Y = Perubahan Laba
X1 = Return On Equity
X2 = Operational Profit Margin
X3 = Total Asset Turnover
X4 = Net Profit Margin
X5 = Return On Equity
X6 = Debt Equity Ratio
e = error
3.9.4 Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai
hubungan antara variabel independen dengan variabel dependent.
Variabel dependent dalam penelitian ini adalah perubahan laba,
sedangkan variabel independent dalam penelitian ini adalah rasio
keuangan yang diproksi dengan ROE, OPM, TATO, NPM, ROA,
DER.
3.9.4.1 Uji Statistik t
Uji t digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
secara linier antara varaibel bebas dan variabel tergantung. Uji t
dapat dilakukan hanya dengan melihat nilai signifikansi t masing
34
– masing variabel yang terdapat pada output hasil analisis regresi.
Jika angka signifikansi t lebih ekcil dari ɑ (0,05) maka dapat
dikatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara variabel
bebas terhadap variabel terikat (Sujarweni, 2017)..
3.9.4.2 Uji Statistik F
Uji F digunakan untuk menguji signifikansi koefisien regresi
secara keseluruhan dan pengaruh variabel bebas secara bersama –
sama. Uji F dapat dilakukan hanya dnegan melihat nilai signifikansi
F yang terdapat pada output hasil analisis regresi. Jika angka
signifikansi F lebih kecil dari ɑ (0,5) maka dapat dikatakan bahwa
ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap
variabel terikat secara simultan (Sujarweni, 2017).
3.9.4.3 Koefesien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) ini digunakan untuk
menggambarkan kemampuan model menjelaskan variasi yang
terjadi dalam variabel dependen. Koefisien determinasi (R2)
dinyatakan dalam presentase. Nilai koefisein korelasi (R2) ini
berkisar antara 0 < R2 < 1 (Sujarweni, 2017).
3.10 Jadwal Kegiatan Tugas Akhir
Berikut ini adalah bar chart dari kegiatan penilitian yang dilakukan selama 6 (enam) bulan:
Tabel 3. 3 Kegiatan Tugas Akhir
Kegiatan
Periode
Januari Februari Maret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Identifikasi Masalah
2 Studi Literatur
3 Penyusunan Proposal TA
4 Pendaftaran Judul Proposal Ta
5 Sidang Proposal TA
6 Revisi Proposal TA
7 Pengumpulan Data
8 Analisis Permasalahan
9 Progres TA
10 Kesimpulan dan Saran
11 Penyusunan Laporan TA
12 Sidang TA
35
36
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
37
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian
Obyek pada penelitian ini merupakan perusahaan yang bergerak di sektor
transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013 – 2017. Data
pada bursa efek Indonesia 35 perusahaan sektor transportasi yang terdaftar di
Bursa Efek Inonesia. Perusahaan infrastructure, ultilities & transportation
sektor transportasi sub sektor transportasi laut untuk mengetahui pengaruh
perubahan laba perusahaan sektor transportasi dengan rasio keuangan yang telah
ditentukan pada bab 3 yang memiliki laporan keuangan dari periode 2013 –
2017. Terbebas dari suspensi dari bursa efek dengan adanya pencabutan
sementara perdagangan efek karena pelanggaran dalam pelaporan laporan
keuangan selama periode 2013 – 2017 perusahaan mendapatkan sanksi berupa
larangan melakukan perdagangan efek sampai sanksi tersbut dicabut oleh bursa
efek.
Bedasarkan penjelasan pada bab 3 tenteng kriteria sampel yang digunakan
diperolehlah 12 perusahaan sub sektor transportasi laut selama 5 tahun. Daftar
perusahaan yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah pada tabel berikut:
Tabel 4. 1 Sampel Penelitian
No Kode Perusahaan Sektor Laporan
Keuangan
Perusahaan
Suspensi
1 BBRM Pelayaran Nasional
Bina Buana Raya
Transportasi
Laut
2013 – 2017 Terbebas
Suspensi
2 HITS Humpuss Intermoda
Transportasi
Transportasi
Laut
2013 – 2017 Terbebas
Suspensi
3 INDX Tanah Laut Transportasi
Laut
2013 – 2017 Terbebas
Suspensi
4 LEAD Logindo
Samudramakmur
Transportasi
Laut
2013 – 2017 Terbebas
Suspensi
5 MBSS Mitrabahtera Segara
Sejati
Transportasi
Laut
2013 – 2017 Terbebas
Suspensi
38
6 NELY Pelayaran Nelly Dwi
Putri
Transportasi
Laut
2013 – 2017 Terbebas
Suspensi
7 PTIS Indo Straits Transportasi
Laut
2013 – 2017 Terbebas
Suspensi
8 RIGS Rig Tenders
Indonesia
Transportasi
Laut
2013 – 2017 Terbebas
Suspensi
9 SMDR Samudra Indonesia Transportasi
Laut
2013 – 2017 Terbebas
Suspensi
10 TMAS Pelayaran Tempuran
Emas
Transportasi
Laut
2013 – 2017 Terbebas
Suspensi
11 TPMA Trans Power Marine Transportasi
Laut
2013 – 2017 Terbebas
Suspensi
12 WINS Wintermar Offshore
Marine
Transportasi
Laut
2013 – 2017 Terbebas
Suspensi
Sumber: www.idx.co.id
4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif pada penelitian ini digunakan untuk menggambarkan
ringkasan data – data penelitian seperti mean, minimum, maksimum dan standar
divisiasi pada masing – masing variabel dari setiap perusahaan yang dijadikan sampel
selama tahun 2013 – 2017.
Tabel 4. 2 Statistik Deskriptif
Statistik Deskriptif
Variabel N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ROE 60 -1.25160 0.38930 0.0013500 0.23792350
OPM 60 -1.53380 0.40440 0.0151033 0.32002212
TATO 60 00000 2.08510 0.4725317 0.37311187
DER 60 0.00850 6.53370 1.1959900 1.41139191
NPM 60 -1.90550 0.28950 -0.0798117 0.40481140
ROA 60 -0.52540 0.26130 -0.0059633 0.12070048
Perubahan Laba 60 -4.44810 4.34920 -0.0391467 1.42016449
Gambar diolah melalui aplikasi SPSS
39
1. Return On Equityt (ROE)
Berdasarkan hasil statistik deskriptif diatas menunjukan bahwa
perusahaan yang memiliki ROE terendah sebesar -1.25160 adalah PT.
Pelayaran Nasional Bina Buana Raya Tbk (BBRM) pada tahun 2017.
Sedangkan perusahaan yang memiliki ROE tertinggi sebesar 0.38930
adalah PT Pelayaran Tempuran Emas Tbk (TMAS) pada tahun 2015.
Rata - rata nilai ROE pada seluruh sampel adalah 0.0013500 dengan
standar deviasi 0.23792350.
2. Operating Profit Margin (OPM)
Berdasarkan hasil statistik deskriptif diatas menunjukan bahwa
perusahaan yang memiliki OPM terendah sebesar -1.53380 adalah PT
Pelayaran Nasional Bina Buana Raya Tbk (BBRM) pada tahun 2017.
Sedangkan perusahaan yang memiliki OPM tertinggi sebesar 0.4044
adalah PT Logindo Samudramakmur (LEAD) pada tahun 2013. Rata –
rata nilai OPM pada seluruh sampel adalah -0.0151033 dengan standar
deviasi 0.32002212.
3. Total Asset Turn Over (TATO)
Berdasarkan hasil statistik deskriptif diatas menunjukan bahwa
perusahaan yang memiliki TATO terendah sebesar 0.0000 adalah PT
Tanah Laut (INDX) pada tahun 2016. Sedangkan perusahaan yang
memiliki TATO tertinggi sebesar 1.03720 adalah PT Pelayaran
Tempuran Emas (TMAS) pada tahun 2014. Rata – rata nilai TATO pada
seluruh sampel adalah 0,4157867 dengan standar deviasi 0,3169392.
4. Debt Equity Ratio (DER)
Berdasarkan hasil statistik deskriptif diatas menunjukan bahwa
perusahaan yang memiliki DER terendah sebesar 0.00850 adalah PT
Tanah Laut Tbk (INDX) pada tahun 2016. Sedangkan perusahaan yang
memiliki DER tertinggi sebesar 6.53370 adalah PT Humpus Intermoda
40
Transportasi (HITS) pada tahun 2013. Rata – rata nilai DER pada
seluruh sampel adalah 1.1959900 dengan standar deviasi 1.41139191.
5. Net Profit Margin (NPM)
Berdasarkan hasil statistik deskriptif diatas menunjukan bahwa
perusahaan yang memiliki NPM terendah sebesar -1.90550 adalah PT
Indo Straits Tbk (PTIS) pada tahun 2015. Sedangkan perusahaan yang
memiliki NPM tertinggi sebesar 0.28950 adalah PT Logindo
Samudramakmur (LEAD) pada tahun 2014. Rata – rata nilai NPM
seluruh sampel adalah -0.0798117 dengan standar deviasi 0.40481140.
6. Return On Asset (ROA)
Berdasarkan hasil statistik deskriptif diatas menunjukan bahwa
perusahaan yang memiliki ROA terendah sebesar -0.52540 adalah PT
Tanah Laut (INDX) pada tahun 2017. Sedangkan perusahaan yang
memiliki ROA tertinggi sebesar 0.26130 adalah PT Tanah Laut Tbk
(INDX) pada tahun 2014. Rata – rata nilai ROA seluruh sampel adalah
-0.0059633 dengan standar deviasi 0.12070048.
7. Perubahan Laba
Berdasarkan hasil statistik deskriptif diatas menunjukan bahwa
perusahaan yang memiliki Perubahan Laba terendah sebesar -4.44810
adalah PT Berlian Laju Tanker (BLTA) pada tahun 2016. Sedangkan
perusahaan yang memiliki Perubahan Laba tertinggi sebesar 4.34920
adalah PT Pelayaran Nasional Bina Buana (BBRM) pada tahun 2017.
Rata – rata nilai Perubahan Laba seluruh sampel adalah -1.8421187
dengan standar deviasi 9.67628471.
4.3 Hasil Uji Asumsi Klasik
Uji Asumsi Klasik diperlukan untuk mengetahui apakah hasil estimasi regresi
yang dilakukan benar – benar bebas dari adanya gejala heterokedasitisitas,
multikolonieritas dan autokorelasi. Uji asumsi klasik dilakukan agar tidak ada bias
dalam pengujian regresi.
41
4.3.1 Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data apakah dalam
sebuah model regresi berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang
baik adalah yang terdistribusi secara normal atau mendekati sehingga data
layak untuk diuji secara statistik. Uji normalitas pada penelitian ini
menggunakan metode One Kolmogorov-Smirnov Z. metode pengambilan
keputusan untuk uji normalitas yaitu jika Signifikansi (Asym.sig) > 0,05
maka data berdistribusi normal dan jika Siginifikansi (Asymp.sig) < 0,05
maka data residual tidak berdistribusi normal.
Tabel 4. 3 Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 60
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 1.24001946
Most Extreme Differences Absolute .073
Positive .045
Negative -.073
Test Statistic .073
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Tabel diolah melalui aplikasi SPSS
Hasil uji One-Smaple Kolmogorov-Smirnov menunjukan
nilai Asymp.sig sebesar 0,200 atau 20%. Hasil tersebut menunjukan
bahwa data berdistribusi normal karena nilai Asym.sig 0,200 atau
20% lebih besar dari 0,05 atau 5%.
42
Gambar 4. 1 Hasil Uji Normalitas
Gambar diolah melalui aplikasi SPSS
Hasil uji menggunakan uji Normal Probability Plots
menunjukan bahwa data yang digambarkan dengan titik – titik
menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah diagonal,
maka residual terdistribusi normal.
4.3.2 Hasil Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi digunakan untuk melakukan uji pada variabel
untuk melihat keadaan variabel apakah terjadi autokorelasi atau tidak.
Model regresi yang baik menysyaratkan tidak adanya autokorelasi. Dalam
mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dengan menggunakan uji Durbin-
Watson (DW Test). Mendeteksi autokorelasi dengan menggunakan nilai
Durbin Watson dibandingkan dengan tabel Durbin Watson. Jika nilai DW
diantara dU dan 4-dU artinya tidak terjadi autokorelasi.
43
Tabel 4. 4 Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-Watson
1 .487
a
.238 .151 1.30832781 1.872
a. Predictors: (Constant), ROA, DER, TATO, OPM, NPM, ROE
b. Dependent Variable: LABA
Tabel diolah melalui aplikasi SPSS
Tabel 4. 5 Hasil Tabel Durbin Watson
dL dU Durbin Watson 4-dU 4-dL
1,3779 1,8082 1,872 2,1918 2,6821
Tabel diolah melalui aplikasi SPSS
Nilai dL dan dU dapat dilihat pada tabel Durbin-Watson dengan signifikansi
0,05, n=60, k=6 (adalah jumlah data dan k adalah jumlah variabel independent).
Didapat dL = 1,3779 dan dU = 1,8082. Jadi dapat dihitung nilai 4-dU = 2,1918 dan
nilai 4-dL = 2,6821.
Berdasarkan Uji Autokorelasi pada penelitian ini dengan 6 variabel yaitu
ROE, OPM, TATO, DER, NPM, ROA memiliki nilai Durbin Watson 1,872 dimana
nilai berada diantara dU = 1,8082 dan 4-dU = 2,1918. Sehingga dari hasil uji
autokorelasi diatas terbebas dari masalah autokorelasi pada model regresi.
4.3.3 Hasil Uji Multikoloniearitas
Uji Multikoloniearitas adalah uji yang diperlukan untuk mengetahui
ada tidaknya varaibel independent yang memiliki kemiripan antar variabel
independent dalam suatu model penelitian. Model regresi yang baik
mensyaratkan tidak adanya masalah multikoloniearitas. Untuk mendeteksi
ada tidaknya multikoloniearitas dengan melihat nilai Tolerance dan VIF
44
pada hasil regresi. Jika VIF yang dihasilkan diantara diantara 1 – 10 dan
nilai Tolerance ditas 0,1 maka tidak terjadi multikoloniearitas.
Tabel 4. 6 Hasil Uji Multikoloniearitas
Coefficient Kesimpulan
Model Collinearity
Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
ROE 0,102 9,798 Bebas Multikoloniearitas
OPM 0,329 3,044 Bebas Multikoloniearitas
TATO 0,877 1,140 Bebas Multikoloniearitas
DER 0,926 1,080 Bebas Multikoloniearitas
NPM 0,321 3,115 Bebas Multikoloniearitas
ROA 0,193 5,168 Bebas Multikoloniearitas
Dependen Variable: Perubahan Laba
Tabel diolah melalui aplikasi SPSS
Berdasarkan hasil Uji Multikoloiearitas diatas menunjukan
bahwa tidak terjadi gejala Multikoloniearitas dimana ROE
memiliki nilai Tolerance = 0,102 dan nilai VIF = 9,798. OPM
memiliki nilai Tolerance = 0,329 dan nilai VIF = 3,044. TATO
memiliki nilai Tolerance = 0,877 dan nilai VIF = 1,140. DER
memiliki nilai Tolerance = 0,926 dan nilai VIF = 1,080. NPM
memiliki nilai Tolerance = 0,321 dan nilai VIF = 3,115. ROA
memiliki nilai Tolerance 0,193 dan nilai VIF = 5,168.
Dalam penelitian ini tidak terjadi gejala Multikoloniearitas dari ke
6 variabel diatas dalam model regresi dengan masing – masing
variabel memiliki nilai Tolerance lebih dari 0,1 dan VIF kurang dari
10 maka tidak terjadi gejala Multikoloniearitas.
45
4.3.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk menguji terjadinya
perbedaan variance residual suatu periode pengamatan ke periode
pengamatan lain. Model regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya
masalah Heteroskedastisitas. Cara memprediksi ada tidaknya
Heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dengan pola gambar
Scatterplot :
Gambar 4. 2 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Gambar diolah melalui aplikasi SPSS
Analisanya:
1. Titik – titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar 0
2. Titik – titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah
saja.
3. Penyebaran titik – tiitk data tidak membentuk pola
bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar
kembali.
4. Penyebaran titik – titik data tidak berpola.
Maka dapat disimpulkan tidak terjadi Heteroskedastisitas dalam
model regresi.
46
4.4 Hasil Analisis Regresi Berganda
Analisis Linier Regresi Berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh
dari variabel bebas yaitu ROE, OPM, TATO, DER, NPM, dan ROA terhadap
variabel terikat yaitu Perubahan Laba.
Hasil dari Uji Regresi Linier Berganda pada tabel beikut:
Tabel 4. 7 Hasil Analisis Regresi Berganda
Coefficients
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. eror Beta
1 (Constant) -794 0,415 -1,893 0,064
ROE -7,270 2,242 -1,218 -3,242 0,002
OPM 2,540 0,929 0,572 2,734 0,008
TATO 1,667 0,864 0,288 1,928 0,059
NPM 0,180 0,743 0,051 0,243 0,809
ROA 4,684 3,321 0,398 1,410 0,164
DER 0,128 0,126 0,128 1,021 0,312
a Dependent Variabel : Perubahan Laba
Tabel diolah melalui aplikasi SPSS
Berdasarkan tabel persamaan regresi linier berganda di atas, didapatkan
persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:
Perubahan Laba = -0,794 - 7,270 (ROE) + 2,540 (OPM) + 1,667 (TATO) +
0,180 (NPM) + 4,684 (ROA) + 0,128 (DER) + e
Berdasarkan persamaan model regresi di atas, maka dapat disimpulkan
seberapa besar pengaruh variabel independent yang terdiri dari ROE, OPM,
TATO, NPM, ROA dan DER terhadap variabel dependen Perubahan Laba.
Penjelasan dari masing – masing variabel akan dijelaskan di bawah:
A. Nilai konstanta sebesar -0,794 ; hal ini menunjukan bahwa apabila nilai
variabel independen ROE, OPM, TATO, NPM, ROA, DER bernilai
47
konstan, maka Perubahan Laba akan mengalami penurunan sebesar -
0,794444.
B. Koefisien ROE sebesar -7,270 ; hal ini menunjukan bahwa apabila ROE
mengalami kenaikan satu satuan, maka Perubahan Laba akan mengalami
penurunan sebesar 7,270 kali dengan asumsi variabel independen lainnya
dianggap konstan. Koefisien bernilai negatif mengartikan bahwa terjadi
hubungan berlawanan antara ROE dengan Perubahan Laba, semakin
tinggi nilai ROE maka semakin rendah Perubahan Laba.
C. Koefisien OPM sebesar 2,540 ; hal ini menunjukan bahwa apabila OPM
mengalami kenaikan satu satuan, maka Perubahan Laba akan mengalami
kenaikan sebesar 2,540 kali dengan asumsi variabel independen lainnya
dianggap konstan. Koefisien bernilai positif mengartikan bahwa terjadi
hubungan positif antara OPM dan Perubahan Laba, semakin tinggi nilai
OPM maka semakin tinggi Perubahan Laba.
D. Koefisien TATO sebesar 1,667 ; hal ini menunjukan bahwa apabila TATO
mengalami kenaikan satu satuan, maka Perubahan Laba akan mengalami
kenaikan sebesar 1,667 kali dengan asumsi variabel independen lainyya
dianggap konstan. Koefisien bernilai positif mengartikan bahwa terjadi
hubungan positif antara TATO dan Perubahan Laba, semakin tinggi nilai
TATO maka semakin tinggi Perubahan Laba.
E. Koefisien NPM sebesar 0,180 ; hal ini menunjukan bahwa apabila NPM
mengalami kenaikan satu satuan, maka Perubahan Laba akan mengalami
kenaikan sebesar 0,180 kali dengan asumsi variabel independen lainyya
dianggap konstan. Koefisien bernilai positif mengartikan bahwa terjadi
hubungan positif antara NPM dan Perubahan Laba, semakin tinggi nilai
NPM maka semakin tinggi Perubahan Laba.
48
F. Koefisien ROA sebesar 4,684 ; hal ini menunjukan bahwa apabila ROA
mengalami kenaikan satu satuan, maka Perubahan Laba akan mengalami
kenaikan sebesar 4,684 kali dengan asumsi variabel independen lainyya
dianggap konstan. Koefisien bernilai positif mengartikan bahwa terjadi
hubungan positif antara ROA dan Perubahan Laba, semakin tinggi nilai
ROA maka semakin tinggi Perubahan Laba.
G. Koefisein DER sebesar 0,128 ; hal ini menunjukan bahwa apabila DER
mengalami kenaikan satu satuan, maka Perubahan Laba akan mengalami
kenaikan sebesar 0,128 kali dengan asumsi variabel independen lainyya
dianggap konstan. Koefisien bernilai positif mengartikan bahwa terjadi
hubungan positif antara DER dan Perubahan Laba, semakin tinggi nilai
DER maka semakin tinggi Perubahan Laba.
H. Nilai e (error) pada persamaan diatas sebesar 1,21273826 akan
dibandingkan dengan nilai deviasi variabel Perubahan Laba. Jika nilai e
lebih kecil dari nilai standar deviasi variabel Perubahan Laba maka model
regresi yang digunakan dalam penelitian ini dianggap sudah baik. Untuk
persamaan regresi penelitian ini memiliki nilai e sebesar 1,21273826 dan
standar deviasi variabel Perubahan Laba sebesar 1,42016449. Sehingga
model regresi dalam penelitian ini dianggap sudah baik karena nilai e
(error) dibawah dari standar deviasi variabel Perubahan Laba.
Uji hipotesis yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan uji t,
uji F dan uji koefisien determinasi (R2).
Tabel 4. 8 Hasil Uji R2
Model Summaryb
Model R R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 .487a .238 .151 1.30832781 1.872
a. Predictors: (Constant), ROA, DER, TATO, OPM, NPM, ROE
b. Dependent Variable: LABA
Tabel diolah melalui aplikasi SPSS
49
Berdasrkan tabel diatas dapat dilihat besarnya R2 adalah 0,151 atau
15%. Hal tersebut menjelaskan bahwa variabel Perubahan Laba mampu
dijelaskan oleh variabel ROE, OPM, TATO, NPM, ROA & DER sebesar
0,151 atau 15%. Sedangkan sisanya 85% dijelaskan oleh variabel diluar
penelitian yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Tabel 4. 9 Hasil Uji t
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -.794 .419 -1.893 .064
ROE -7.270 2.242 -1.218 -3.242 .002
OPM 2.540 .929 .572 2.734 .008
TATO 1.667 .864 .288 1.928 .059
DER .128 .126 .128 1.021 .312
NPM .180 .743 .051 .243 .809
ROA 4.684 3.321 .398 1.410 .164
Tabel diolah melalui aplikasi SPSS
Berdasarkan tabel diatas, berikut penjeleasan mengenai uji secara
parsial pada setiap masing - masing variabel independen terhadap variabel
dependen :
A. Pengaruh ROE terhadap Perubahan Laba
Berdasarkan hasil pengujian regresi linier berganda variabel Return
on Equity (ROE) terhadap variabel Perubahan Laba pada uji t
menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,002 yang dibawah 0,05.
Artinya H0 ditolak H1 diterima. Hal ini menunjukan bahwa secara
parsial ROE berpengaruh secara siginifikan dan dengan nilai negatif
terhadap Perubahan Laba.
ROE yang termasuk kedalam Profitabilitas pada penelitian ini
menunjukan bahwa rasio Return On Equity untuk mengukur jumlah laba
bersih yang akan dihasilkan dari setiap dana yang tertanam dalam total
50
equity. Semakin tinggi hasil pengembalian atas ekuitas berarti semakin
tinggi pula jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap dana yang
tertanam dalam ekuitas. Sebaliknya semakin rendah hasil pengembalian
atas ekuitas berarti semakin rendah pula laba bersih yang dihasilkan dari
setiap rupiah dana yang tertanam dalam ekuitas (Hery, 2015). ROE
digunakan untuk mengukur tingkat efektifitas perusahaan didalam
menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan ekuitas yang
dimilikinnya. Namun adanya pengaruh signifikan bernilai negatif pada
penelitian ini yang berarti semakin tinggi ROE maka semakin rendah
laba bersih yang diperoleh perusahaan tersebut. Hal tersebut
dikarenakan kurang efisiennya perusahaan sektor transportasi laut
dalam penggunaan modal sendiri untuk menghasilkan laba bersih
perusahaan sehingga laba yang diperoleh tahun mendatang mengalami
penurunan. Dengan hasil ini menunjukan bahwa perusahaan sektor
transportasi laut menggunakan modalnya tidak hanya untuk kegiatan
perusahaan dalam menghasilkan laba karena modal yang diperoleh
digunakan untuk aktivitas lainnya. Seperti pada PT Pelayaran Tempuran
Emas memperoleh storan modal dengan jumlah sebesar Rp 384.247 juta
di tahun 2015 naik sebesar 51,58% dari tahun 2014 yaitu sebesar Rp
253.496 juta. Penyebab kenaikan ini adalah karena adanya pembayaran
pada pinjaman bank dan pihak yang berelasi (Laporan Keuangan
TMAS, 2015). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh (Syamni & Martunis, 2013). Dimana variabel yang
digunakan adalah Operational Profit Margin, Return On Asset, Return
On Equity terhadap Perubahan Laba pada perusahaan telekomunikasi
yang terdaftar di BEI yang hasilnya adanya pengaruh negatif signifikan
antara Return of Equity (ROE) terhadap Perubahan Laba.
B. Pengaruh OPM terhadap Perubahan Laba
51
Berdasarkan hasil pengujian regresi linier berganda variabel
Operational Profit Margin (OPM) terhadap variabel Perubahan Laba
pada uji t menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,008 yang dibawah
0,05. Artinya H0 ditolak H1 diterima. Hal ini menunjukan bahwa secara
parsial OPM berpengaruh secara siginifikan dan terhadap Perubahan
Laba.
OPM yang termasuk kedalam rasio Profitabilitas pada penelitian
ini menunjukan bahwa rasio Operational Profit Margin untuk
mengukur efisiensi operasi perusahaan dalam laba dengan
membandingkan laba operasi atas pendapatan. Semakin tinggi marjin
laba operasional berarti semakin tinggi pula laba operasional yang
dihasilkan dari pendapatan. Hal ini dapat disebabkan karena tingginya
laba kotor atau rendahnya beban operasional. Sebaliknya semakin
rendah marjin laba operasinal berarti semakin rendah pula laba
operasional yang dihasilkan dari penjualan. Hal ini dianggap baik
karena perusahaan mampu mendapatkan laba (Hery, 2015). Nilai OPM
yang baik dapat dilihat dengan jarang terdapat kerugian pada
perusahaan yang diakibatkan oleh laba operasional perusahaan untuk
mendapatkan keuntungan. Hal ini dapat diartikan beberapa perusahaan
sektor transprotasi laut yang digunakan menjadi sampel dapat
memanfaatkan aktifitas operasional perusahaan untuk meningkatkan
laba perusahaan. Laba operasional menggambarkan bagaimana aktifitas
operasi perusahaan telah dijalankan dan dikelola secara baik. Ketika
laba bersih perusahaan meningkat yang menandakan bahwa kinerja
perusahaan untuk meningkatkan laba perusahaan semakin baik melalui
aktifitas operasi perusahaan. Seperti pada PT Logindo Samudramakmur
dalam laporan keuangannya memiliki beban akrual yang meningkat
59% untuk menunjang kegiatan operasional kapal, peningkatan
berbanding lurus dgn jumlah kapal & pendapatannya. Selain itu juga
perusahaan aktif dalam dalam melakukan transaksi dengan pihak –
pihak yang berelasi dengan perusahaan untuk mendukung kegiatan
52
operasional perusahaan agar menghasilkan pendapatan untuk
meningkatkan laba operasional perusahaan dan juga akan berpengaruh
pada penignkatan laba bersih perusahaan yang dapat menerminkan
kinerja perusahaan sangat baik (Laporan Keuangan LEAD, 2013). Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Perdana &
Hartanti, 2017). Dimana variabel yang digunakan adalah Operational
Profit Margin, Return On Asset, Return On Equity terhadap Perubahan
Laba pada perusahaan lembaga pembiayaan di Indonesia yang terdaftar
di BEI yang hasilnya adanya pengaruh antara Operational Profit
Margin (OPM) terhadap Perubahan Laba.
C. Pengaruh TATO terhadap Perubahan Laba
Berdasarkan hasil pengujian linier berganda Total Asset Turn Over
(TATO) terhadap Perubahan Laba pada uji t menghasilkan nilai
siginifikansi sebesar 0.059 yang diatas 0,05. Artinya H0 diterima H1
ditolak. Hal ini menunjukan bahwa secara parsial TATO tidak
berpengaruh secara siginifikan dan terhadap Perubahan Laba.
TATO yang termasuk kedalam rasio Aktivitas pada penelitian ini
menunjukan bahwa rasio Total Aset Turnover digunakan untuk
mengukur keefektifan total aset yang dimiliki perusahaan dalam
menghasilkan penjualan. Perputaran total aset yang rendah berarti
perusahaan memiliki kelebihan total aset dimana total aset yang ada
belum dimanfaatkan secara maksimal untuk menciptakan penjualan.
Dikarenakan perputaran asset yang tinggi seharusnya menunjukkan
peningkatan penjualan yang diperoleh perusahaan dan menjadi salah
satu sumber laba bagi perusahaan (Hery, 2015). Tidak berpengaruhnya
ini diakibatkan perusahaan sektor transportasi laut tidak dapat
memaksimalkan aset yang ada untuk mendapatkan pendapatan yang
lebih baik. Aset tetap yang dimiliki oleh perusahaan jasa pada sektor
transportasi laut tidak banyak yang beroperasi secara maksimal dalam
53
meningkatkan pendapatan. Dalam hal ini mengakibatkan aset banyak
yang mengganggur malah membuat beban dari perawatan aset tersebut
sehingga membuat kerugian dari perusahaan akibat pendapatan yang
dihasilkan tidak maksimal. Aset yang tidak digunakan mengakibatkan
penurunan kemampuan aset dan faktor lainnya seperti keusangan, nilai
yang melekat pada aset akan berubah seiring berjalannya waktu.
Semakin banyak aset yang tidak dapat menghasilkan pendapatan untuk
perusahaan maka perusahaan tidak akan mendapatkan laba sehingga
perusahaan mengalami kerugian. Aset yang tidak digunakan secara
maksimal tersebut dapat menurunkan pendapatan yang berpengaruh
pada pertumbuhan laba perusahaan. Hal ini dapat dilihat pada PT Tanah
Laut Tbk perusahaan tidak menghasilkan pendapatan pada tahun 2016
yang mengakibatkan berkurangnya pemasukan laba ke perusahaan pada
tahun tersebut dari pendapatanya. Pada kasus ini dalam laporan
keuangannya PT Tanah Laut Tbk mendapatkan pendapatan nihil pada
tahun 2016 karena tidak adanya kontribusi dari assetnya RRSB adalah
anak usaha dari PT Tanah Laut Tbk yang bergerak dibidang jasa logistik
kelautan dan PIL yaitu anak usaha dari PT Tanah Laut Tbk yang
bergerak dibidang pelayaran dalam negeri. Dengan tidak beroperasinya
coal transloader borger Prameswara memberi dampak sangat besar
dikarenakan tiada pendapatan yang dibukukan oleh perusahaan untuk
tahun buku 2016. Dan juga berdasarkan audit oleh kantor akuntan
publik Johan Malonda Mustika Dan Rekan perusahaan tidak
membukukan pendapatan (Laporan Keuangan INDX, 2016). Tidak
adanya pendapatan yang masuk pada tahun tersebut mengakibatkan
tidak dapat memaksimalkan aset yang ada. Perputaran aset yang kecil
dari perusahaan sektor transportasi laut dikarenakan perusahaan tidak
dapat memaksimalkan perputaran aset yang ada diperusahaan dan
mengakibatkan laba akan tetap. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian (Nugroho & Yuyetta, 2014). Dimana variabel yang
digunakan adalah Current Ratio, Total Asset Turnover, Rasio
Pemanfaatan Aset, Rasio Kinerja Operasi terhadap Perubahan Laba
54
pada perusahaan jasa dan perdagangan yang terdafatr di BEI yang
hasilnya adanya pengaruh Total Asset Turnover (TATO) terhadap
Perubahan Laba.
D. Pengaruh NPM terhadap Perubahan Laba
Berdasarkan hasil pengujian linier berganda Net Profit Margin
(NPM) terhadap Perubahan Laba pada uji t menghasilkan nilai
siginifikansi sebesar 0.809 yang diatas 0,05. Artinya H0 diterima H1
ditolak. Hal ini menunjukan bahwa secara parsial NPM tidak
berpengaruh secara siginifikan dan positif terhadap Perubahan Laba.
NPM yang termasuk kedalam rasio Profitabilitas pada penelitian ini
menunjukan bahwa rasio Net Profit Margin untuk mengukur besarnya
presentase laba bersih terhadap penjualan. Semakin tinggi marjin laba
bersih berarti semakin tinggi pula laba bersih yang dihasilkan dari
penjualan bersih. Hal ini dapat disebabkan karena tingginya laba
sebelum pajak penghasilan. Sebaliknya semakin rendah marjin laba
bersih berarti semakin rendah pula laba bersih yang dihasilkan dari
penjualan / hal ini dapat disebabkan karena rendahnya laba sebelum
pajak penghasilan (Hery, 2015). Pengaruh tidak signifikan ini
dikarenakan laba bersih yang diperoleh atas pendapatan bersih tidak
begitu tinggi. Tingkat pendapatan setiap perusahaan sektor transportasi
laut cenderung menurun pada setiap tahunnya dan adanya penurunan
dari kinerja manajemen perusahaan untuk menghasilkan laba. Hal ini
dapat dilihat pada laporan keuangan PT Indo Straits Tbk karena
perlambatan ekonomi global dan nasional pada tahun 2015 dengan
pertumbuhan ekonomi global ditingkat 2,4%. Sementara itu industri
pertambangan dalam negeri juga menurun derastis dengan jatuhnya
harga minyak dan batu bara dunia. Situasi ini memberikan dampak
rendahnya permintaan terhadap jasa transportasi logistik kelautan
(Laporan Keuangan PTIS, 2015). Lemahnya tarif jasa dan ketatnya
55
persaingan diantara perusahaan menyedia jasa yang secara langsung
mempengaruhi kinerja PT Indo Straits Tbk. Sementara itu, realisasi
rencana proyek - proyek kelautan menjadi langka karena terjadinya
penjadwalan ulang dengan berbagai alasan dari pihak
pemilik/perencana proyek, yang mempengaruhi kinerja perusahaan di
bidang konstruksi dan rekayasa kelautan selama tahun 2015 yang
berdampak pada pendapatan perusahaan yang mengakibatkan
menurunnya laba bersih perusahaan yang dihasilkan dari penjualan
bersih. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian (Agustina & Silvia,
2012). Dimana variabel yang digunakan adalah Current Ratio, Total
Debt to Total Asset, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover, Gross
Profit Margin, Net Profit Margin. terhadap Perubahan Laba pada
perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di BEI yang hasilnya
adanya pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap Perubahan Laba.
E. Pengaruh ROA terhadap Perubahan Laba
Berdasarkan hasil pengujian linier berganda Return On Asset (ROA)
terhadap Perubahan Laba pada uji t menghasilkan nilai siginifikansi
sebesar 0.164 yang diatas 0,05. Artinya H0 diterima H1 ditolak. Hal ini
menunjukan bahwa secara parsial ROA tidak berpengaruh secara
siginifikan dan terhadap Perubahan Laba.
ROA yang termasuk kedalam rasio Probabilitas pada penelitian
ini menunjukan bahwa rasio Return On Asset untuk mengukur seberapa
besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap dana yang
tertanam dalam total aset. Semakin tinggi pengembalian atas aset berarti
semakin tinggi pula jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap dana
yang tertanam pada total aset. Sebaliknya semakin rendah hasil
pengembalian atas aset berarti semakin rendah pula jumlah laba bersih
yang dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset
(Hery, 2015). Pengaruh tidak signifikan ini dikarenakan perusahaan
56
tidak dapat memanfaatkan penggunaan aktiva perusahaan sehingga
perusahaan sulit untuk memperoleh laba dan ROA yang rendah
membuktikan bahwa seluruh aset yang diperoleh perusahaan tidak dapat
menghasilkan laba. Dan juga laba bersih yang dihasilkan oleh setiap
perusahaan cenderung menurun pada setiap tahunnya. Dalam hal ini
perusahaan sektor transportasi laut belum cukup efisien menggunkan
aktivanya yang mengakibatkan laba yang diperoleh perusahaan tidak
dapat meningkat. Hal ini dapat dilihat pada laporan keuangan PT Tanah
Laut Tbk pada akhir tahun 2015, 2016 dan awal tahun 2017 perusahaan
batal melakukan kontrak pengapalan batubara karena pasar saat itu tidak
menguntungkan. Selain itu tidak beroperasi secara maksimal aset – aset
dari anak usaha PT Tanah Laut Tbk dari RRSB & PIL yaitu anak usaha
dari PT Tanah Laut Tbk dan juga dengan tidak beroperasinya asset coal
transloader borger yang dimiliki perusahaan mengakibatkan penurunan
pula pada laba bersih perusahaan yang dihasilkan sejak tahun 2016.
Kondisi pasar pasar dalam bisnis transhipment pada akhir tahun 2017
telah melihat ada perbaikan harga batu bara yang sedikit lebih baik dari
sebelumnya sehingga perusahaan berusaha kembali terlibat dengan
prospek bisnis tersebut dan berdampak ada pendapatan ditahun 2018
(Laporan Keuangan INDX, 2017). Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh (Wibowo & Pujiati, 2011). Dimana
variabel yang digunakan adalah Rasio Lancar, Perputaran Total Aktiva,
Total Hutang Terhadap Total Aset, Profit Margin Piutang, Return On
Asset, Return On Equity terhadap Perubahan Laba pada perusahaan real
estate dan property di bursa efek Indonesia (BEI) dan Singapura (SGX)
yang hasilnya adanya pengaruh antara Return of Asset (ROA) terhadap
Perubahan Laba.
F. Pengaruh DER Terhadap Perubahan Laba
Berdasarkan hasil pengujian linier berganda Debt Equity Ratio
(DER) terhadap Perubahan Laba pada uji t menghasilkan nilai
57
siginifikansi sebesar 0.312 yang diatas 0,05. Artinya H0 diterima H1
ditolak. Hal ini menunjukan bahwa secara parsial DER tidak
berpengaruh secara siginifikan dan terhadap Perubahan Laba.
DER yang termasuk dalam rasio Solvabilitas menunjukan bahwa
Debt Equity Ratio digunakan untuk mengukur besarnya proporsi utang
terhadap modal. Rasio ini berguna untuk mengetahui berapa bagian dari
setiap rupiah modal yang dijadikan jaminan utang. Kreditor akan lebih
aman memberikan pinjaman kepada debitor yang memiliki tingkat DER
yang rendah karena hal ini berarti bahwa akan semakin besar jumlah
modal pemilik yang dapat dijadikan sebagai jaminan utang. Semakin
tinggi DER maka berarti semakin kecil jumlah modal pemiliki yang
dapat dijadikan sebagai jaminan utang (Hery, 2015). Pada penelitian ini
DER tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Perubahan Laba
dikarenaka nilai DER yang tinggi yang mecerminkan bahwa perusahaan
sektor transportasi laut tidak dapat menjadikan setiap jaminan modal
untuk dijadikan jaminan utang. Memberikan pinjaman kepada debitur
yaitu perusahaan sektor transportasi laut yang memiliki debt equity ratio
yang tinggi meimbulkan konsekuensi bagi kreditur untuk menanggung
risiko yang lebih besar pada saat debitur mengalami kegagalan
keuangan. Hal ini tentu saja sangat tidak menguntungkan bagi kreditur.
Jika terjadia seperti itu maka kegiatan perusahaan akan terganggu
karena tidak adanya tambahan dana dari utang dan mengakibatkan tidak
adanya pertumbuhan pada laba perusahaan karena perusahaan tidak
dapat beroperasi secara maksimal. Seperti pada PT Humpus Intermoda
Transportasi dengan DER sebesar 6.5377 pada tahun 2013 yang
mengakibatkan struktur pembiayaan pada perusahaan masih tergantung
pada pinjaman daripada modal (Laporan Keuangan HITS, 2013). Dalam
hal ini akan menyulitkan bagi perusahaan untuk mendapatkan tambahan
pinjaman yang baru dari kreditor. Karena perusahaan tidak memiliki
dana pinjaman yang baru maka akan mengakibatkan pada kegiatan
operasional perusahaan untuk dapat terus beroperasi. Laba yang
58
didapatkan oleh perusahaan tidak akan meningkat karena tidak adanya
tambahan modal untuk kegiatan operasionnal perusahaan dan laba yang
didapat hanya digunakan untuk membiayai utang dan tidak dapat
digunakan untuk tambahan modal dalam menambah perubahan laba
perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian (Ifada &
Puspitasari, 2016). Dimana variabel yang digunakan adalah Current
Ratio, Debt to Asset Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover,
Gross Profit Margin, Net Profit Margin terhadap Perubahan Laba pada
perusahaan sektor manufaktur yang listing pada BEI yang hasilnya
adanya pengaruh Debt Equity Ratio (DER) terhadap Perubahan Laba.
Tabel 4. 10 Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
1 Regression 28.274 6 4.712 2.753 .021b
Residual 90.721 53 1.712
Total 118.995 59
a. Dependent Variable: LABA
b. Predictors: (Constant), ROA, DER, TATO, OPM, NPM, ROE
Tabel diolah melalui aplikasi SPSS
Berdasarkan tabel diatas, berikut penjeleasan mengenai uji secara
simultan pada variabel independen terhadap variabel dependen :
A. Pengaruh Variabel ROE, OPM, TATO, NPM, ROA & DER
terhadap Perubahan Laba
Berdasarkan hasil pengujian regresi linier berganda variabel ROE,
OPM, TATO, NPM, ROA, & DER terhadap Perubahan Laba pada uji F
menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,021 yang dibawah 0,05.
Artinya Ho ditolak H1 diterima. Hal ini menunjukan bahwa secara
59
simultan variabel ROE, OPM, TATO, NPM, ROA, & DER
berpengaruh secara siginifikan terhadap variabel Perubahan Laba.
Hasil ini menunjukan bahwa jika secara bersama – sama semua
variabel independent akan berpengaruh terhadap variabel dependen
Perubahan Laba. Variabel pada penelitian ini menggunakan 4 variabel
Profitabilitas yaitu Return of Equity, Operational Profit Margin, Net
Profit Margin, Return of Asset yang menurut teori Harahap (2016),
Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan
laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan
penjualan, kas, jumlah karyawan, jumlah cadangan dan sebagainya.
Variabel profitabiltias akan saling menguatkan terhadap perubahan laba
perusahaanjika diteliti secara Bersama – sama. Dan 2 diantara 4 variabel
tersebut berpengaruh terhadap Perubahan Laba perusahaan sektor
transportasi laut. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian dari
(Agustina & Silvia, 2012). Dimana variabel yang digunakan pada
penelitian itu adalah Current Ratio, Total Debt to Total Asset, Debt to
Equity Ratio, Total Asset Turnover, Gross Profit Margin, Net Profit
Margin terhadap Perubahan Laba pada perusahaan sektor manufaktur
yang terdaftar di BEI yang hasilnya adanya pengaruh secara simultan /
jika diukur secara bersama – sama antar variabel terhadap Perubahan
Laba.
60
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
61
BAB 5
KESIMPULAN & SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Pengaruh variabel Return On Equity (ROE), Operational Profit
Margin (OPM), Total Asset Turnover (TATO), Net Profit Margin
(NPM), Return On Asset (ROA), Debt Equity Ratio (DER) terhadap
variabel Perubahan Laba perusahaan sektor transportasi laut yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013 – 2017.
a) Secara parsial variabel Return On Equity (ROE)
berpengaruh signifikan dengan nilai negatif berdasarkan
hasil uji t dengan nilai tingkat signifikansi 0,02 terhadap
Perubahan Laba pada perusahaan sektor transportasi laut
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013 –
2017. Hasil ini menunjukan bahwa perusahaan sektor
transportasi laut belum cukup efeisien dalam menggunakan
modalnya untuk menghasilkan laba karena setiap ROE
meningkat akan menurunkan Perubahan Laba perusahaan.
b) Secara parsial variabel Operational Profit Margin (OPM)
berpengaruh signifikan berdasarkan hasil uji t dengan nilai
tingkat signifikansi 0,008 terhadap Perubahan Laba pada
perusahaan sektor transportasi laut yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia pada tahun 2013 – 2017. Hasil ini
menunjukan bahwa perusahaan sektor transportasi laut telah
efektif dalam menghasilkan laba operasional dari hasil
pendapatan perusahaan yang berarti efektif dalam kegiatan
operasional perusahaan untuk menghasilkan laba bersih
perusahaan.
c) Secara parsial variabel Total Asset Turnover (TATO) tidak
berpengaruh signifikan berdasarkan hasil uji t dengan nilai
62
tingkat signifikansi 0,059 terhadap Perubahan Laba pada
perusahaan sektor transportasi laut yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia pada tahun 2013 – 2017. Hasil ini
menunjukan bahwa perusahaan sektor transportasi laut tidak
efektif dalam menggunakan total asetnya yang menandakan
bahwa perusahaan memiliki kelebihan total aset dimana total
aset yang ada belum dimanfaatkan secara maksimal untuk
menghasilkan pendapatan.
d) Secara parsial variabel Net Profit Margin (NPM) tidak
berpengaruh signifikan berdasarkan hasil uji t dengan nilai
tingkat signifikansi 0,809 terhadap Perubahan Laba pada
perusahaan sektor transportasi laut yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia pada tahun 2013 – 2017. Hasil ini
menunjukan bahwa perusahaan sektor transportasi laut tidak
efektif dalam menghasilkan laba bersih dari hasil pendapatan
perusahaan.
e) Secara parsial variabel Return On Asset (ROA) tidak
berpengaruh signifikan berdasarkan hasil uji t dengan nilai
tingkat signifikansi 0,164 terhadap Perubahan Laba pada
perusahaan sektor transportasi laut yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia pada tahun 2013 – 2017. Hasil ini
menunjukan bahwa perusahaan sektor transportasi laut
memiliki pengembalian atas aset yang rendah dan
berpengaruh pada laba bersih perusahaan yang dihasilkan
dari setiap dana yang tertanam dalam total aset.
f) Secara parsial variabel Debt Equity Ratio (DER) tidak
berpengaruh signifikan berdasarkan hasil uji t dengan nilai
tingkat signifikansi 0,312 terhadap Perubahan Laba pada
perusahaan sektor transportasi laut yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia pada tahun 2013 – 2017. Hasil ini
menunjukan bahwa perusahaan sektor transportasi laut
63
mengalami kegagalan keuangan karena tidak mendapatkan
pendanaan yang cukup dari kreditur.
2. Secara simultan variabel Return On Equity (ROE), Operational
Profit Margin (OPM), Total Asset Turnover (TATO), Net Profit
Margin (NPM), Return On Asset (ROA), Debt Equity Ratio (DER)
berpengaruh signifikan berdasarkan uji F dengan nilai tingkat
signifikansi 0,021 terhadap Perubahan Laba pada perusahaan sektor
transportasi laut di Bursa Efek Indonesia. Hasil ini meunjukan
bahwa ROE, OPM, TATO, NPM, ROA, DER jika secara Bersama
– sama dapat mempengaruhi Perubahan Laba perusahaan sektor
transportasi laut.
5.2 Saran
1. Bagi Investor dan Perusahaan
Investor akan melihat setiap informasi terkait perusahaan di setiap
tahunnya karna informasi itu sangat penting untuk mengambil
kebijakan investasi. Perusahaan harus benar – benar memperhatikan
setiap perubahan pada laba perusahaan yang dapat dijadikan
penilaian dari kinerja perusahaan selama periode tertentu.
Perusahaan harus dapat terus menampilkan informasi yang positif
untuk menarik investor berinvestasi pada perusahaan karena
informasi yang positif yang menjadi daya tarik investor untuk
berinvestasi. Untuk menghasilkan informasi yang positif perusahaan
harus dapat menghasilkan laba yang positif dengan kebijakan yang
dilakukan perusahaan dalam meningkatkan laba perusahaan.
Investor diharapkan akan lebih memilih kinerja perusahaan yang
baik untuk berinvestasi yang dapat dilihat dengan peningkatan laba
perusahaan pada setiap tahunnya untuk dapat mencerminkan bahwa
perusahaan memiliki kinerja yang baik untuk menghasilkan laba.
64
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
a) Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah jumlah
variabel atau dapat lebih bervariasi dalam memilih rasio
keuangan untuk dijadikan variabel.
b) Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah jumlah
sampel perusahaan atau memilih sampel perusahaan lain
yang terdaftar pada BEI untuk dijadikan objek penelitian.
c) Peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperpanjang
periode pengamatan lebih dari 5 tahun untuk mendapatkan
hasil yang lebih akurat.
65
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, & Silvia. (2012). Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Wira
Ekonomi Mikroskil, Volume 2, Nomor 02, Oktober 2012.
Agustina, R. (2016). Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Laba
Dengan Ukuran Perusahaan Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Wira Ekonomi
Mikroskil, Volume 6, Nomor 01, April 2016.
Andriyani. (2008). Analisis Kegunaan Rasio - Rasio Keuangan Dalam Memprediksi
Perubahan Laba (Studi Empiris: Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di
BEI).
Arifin, Z. (2005). Teori Keuangan dan Pasar Modal. Yogyakarta: Ekonosia.
Batara, A. (2013). Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba Pada
Perusahaan Perbankan Go Public. 16.
Brigham, E. F., & Houaton, J. F. (2001). Manajemen Keuangan. Jakarta: Erlangga.
Chariri, A., & Ghozali, I. (2001). Teori Akuntansi. Semarang: Universitas Diponegoro.
Hanafi, M. M., & Halim, A. (2003). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Penerbit
UPP AMP YKPN.
Harahap, S. S. (2005). Teori Akuntansi . Jakarta: Raja Grafindo Persada. Harahap,
S. S. (2011). Analitis Kritis Laporan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Hartini. (2012). Pengaruh Financial Ratio Terhadap Pertumbuhan Laba dengan
Pengungkapan Corporate Governance Social Responbility Sebagai Variabel
Pemoderasi. Management Analysis Journal, 2.
Hartoto, C. (2017). industri Pelayaran RI makin meningkat. Diambil kembali dari
https://finance.detik.com: https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-
3651543/industri-pelayaran-ri-makin-menggeliat-dalam-10-tahun
Hery. (2015). Analisis Kinerja Manajemen. Jakarta: PT Grasindo.
Husnan, & Pudjiastuti. (2012). Dasar - Dasar Manajemen Keuangan. Yogyakarta: UPP
STIM YKPN.
Ifada, L. M., & Puspitasari, T. (2016). Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap
Perubahan Laba. Jurnal Akuntansi & Auditing, Volume 13/No. 1 Tahun 2016 :
97-108.
66
Ifada, L. M., & Puspitasari, T. (2016). Anlisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap
Perubahan Laba . Jurnal Akuntansi & Auditing, Volume 13/No. 1 Tahun 2016
: 97-108 .
Indriantoro, & Supomo. (2006). Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi &
Manajemen. Yogyakarta: BPFE.
Kasmir. (2004). Manajemen Perbankan. Jakarta: Grafindo.
Kementerian Kelautan dan Perikanan. (2014). Pusat Data Statistik Kementerian Kelautan
dan Perikanan. Diambil kembali dari https://kkp.go.id:
https://kkp.go.id/setjen/artikel/2755-struktur-organisasi-pusat-data-statistik-dan-
informasi
Kretarto, A. (2001). Investor Relation: Pemasaran dan Komunikasi Keuangan
Perusahaan Berbasis Kepatuhan.
Laporan Keuangan dan Tahunan. Diambil kembali dari PT Bursa Efek Indonesia:
https://www.idx.co.id/
Lestari, S. (2014). Analisis Pengaruh Rasio Keuangan dalam Memprediksi Perubahan
Laba pada Perusahaan BUMN yang Terdaftar di BEI Periode 2007 - 2011.
Karya Ilmiah.
Mahaputra. (2012). Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan terhadap Pertumbuhan Laba pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI. Jurnal Akuntansi dan Bisnis,
Vol. 7, Nomor 2, Juli2012.
Martono, & Harjito. (2010). Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Ekonisia.
Meythi. (2005). Rasio Keuangan Yang Paling Baik Untuk Memprediksi Pertumbuhan
Laba: Suatu Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Jakarta. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. XI, No. 2, September. Pp 254-
271.
Munawir. (2000). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: BPFE.
Neswari, G. A. (2013). Analisis Rasio Keuangan Dengan Ukuran Perusahaan Sebagai
Variabel Kontrol Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan
Manufaktur Ynag Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008 - 2011.
Novatiani, A. R., & Muthya, R. (2014). Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap
Pertumbuhan Laba Di Masa Yang Akan Datang. Naskah Publikasi Fakultas
Ekonomi Universitas Widyatama-Bandung.
Nugrahini, T. S. (2010). Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Aktivitas, Profitabilitas,
Solvibiltias, dan Rasio Pasar Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba Dengan
Mempertimbangkan Size Effect Pada Perusahaan Manufaktur. 32.
Nugroho, R. S., & Yuyetta, E. N. (2014). Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksi
Perubahan Laba Perusahaan. Diponegoro Journal Of Accounting, Volume 3,
Nomor 2, Tahun 2014, .
67
Oktanto. (2014). Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Perubahan Laba pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2008 - 2011.
Jurnal Akuntansi, Volume 1 Nomor 1 Februari 2014.
Perdana, S., & Hartanti, E. (2017). Pengaruh OPM, ROE, DAN ROA TERHADAP
PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN LEMBAGA PEMBIAYAAN DI
INDONESIA. SOSIO-E-KONS, Vol. 9 No. 1 April 2017, hal. 79-85.
Purnamasari, I. R. (2018). Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah Di Indonesia. 13.
Riana, D., & Diyani, L. A. (2016). Pengaruh Rasio Keuangan dalam Memprediksi
Perubahan Laba pada Industri Farmasi (Studi Kasus pada BEI Tahun 2011 –
2014). JURNAL ONLINE INSAN AKUNTAN, Vol.1, No.1, Juni 2016, 16 - 42
E-ISSN: 2528-0163.
Riyanto. (2001). Dasar -Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE.
Sekaran. (2011). Research Method For Business. Jakarta: Salemba Empat.
Sitanggang, J. P. (2012). Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: Mitra Wacana
Media.
Sudana, I. M. (2015). Teori & Praktik Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta:
Erlangga.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Sujarweni, V. W. (2014). SPSS Untuk Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Suwardjono. (2005). Teori Akuntansi: Perekayasaan Akuntansi Keuangan.
Yogyakarta: BPFE UGM.
Syafaruddin, A. (1993). Alat - alat Analisis dalam Pembelanjaan. Yogyakarta: Andi
Offset.
Syamni, G., & Martunis. (2013). Pengaruh OPM, ROE DAN ROA Tehadap Perubahan
Laba Pada Perusahaan Telekomunikasi Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal
Kebangsaan, Vol.2 No.4 Juli 2013.
Takarini, N., & Ekawati, E. (2003). Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi
Peurbahan Laba Perusahaan manufaktur Di Pasar Modal Indonesia. Ventura. Vol.
6, No. 3, Desember. Pp 253-270.
Wardiyah, M. L. (2017). Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Pustaka Setia.
Wibowo, & Pujiati. (2011). Analisis Rasio Keuangan dalam Memprediksi Perubahan
Laba pada Perusahaan Real Estate dan Property di Bursa Efek Indonesia (BEI)
dan Singapura (SGX). The Indonesian Accounting Review, Volume 1, No. 2,
July 2011, pages 155 –178.
68
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
69
LAMPIRAN I
Tabel Perusahaan Sektor Transportasi
No Kode Perusahaan Sektor Transportasi
1 APOL Arpeni Pratama Ocean Line Tbk
2 ASSA Adi Sarana Armada Tbk
3 BBRM Pelayaran Nasional Bina Buana Raya Tbk
4 BIRD Blue Bird Tbk
5 BLTA Berlian Laju Tanker Tbk
6 BULL Buana Listya Tama Tbk
7 CANI Capitol Nusantara Indonesia Tbk
8 CASS Cardig Aero Services Tbk
9 GIAA Garuda Indonesia (Persero Tbk)
10 HITS Humpus Intermoda Transportasi Tbk
11 IATA Indonesia Air Transport & Infrastruktur Tbk
12 INDX Tanah Laut Tbk
13 IPCM Jasa Armada Indonesia Tbk
14 KARW Jasa Prima Tbk
15 LEAD Logindo Samuderamakmur Tbk
16 LRNA Ekasari Lorena Transport Tbk
17 MBSS Mitra Bantera Segara Sejati Tbk
18 MIRA Mitra International Resources Tbk
19 NELY Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk
20 PORT Nusantara Pelabuhan Handal Tbk
21 PTIS Indo Straits Tbk
22 RIGS Rig Tenders Indonesia Tbk
23 SAFE Steady Safe Tbk
24 SDMU Sidomulyo Selaras Tbk
25 SHIP Sillo Maritime Perdana Tbk
26 SMDR Samudera Indonesia Tbk
27 SOCI Soechi Lines Tbk
28 TAMU Pelayaran Tamarin Samudra Tbk
29 TAXI Express Transindo Utama Tbk
30 TMAS Pelayaran Tempuran Emas Tbk
31 TPMA Trans Power Marine Tbk
32 TRAM Trada Maritime Tbk
33 WEHA Weha Transportasi Indonesia Tbk
34 WINS Wintermar Offshore Marine Tbk
35 ZBRA Zebra Nusantara Tbk
70
Tabel Perusahaan Sektor Transportasi dengan Laporan Keuangan Periode
2013 – 2017
No Kode Perusahaan Sektor Transportasi Memiliki Laporan
Keuangan 2013 - 2017
1 APOL Arpeni Pratama Ocean Line Tbk v
2 ASSA Adi Sarana Armada Tbk v
3 BBRM Pelayaran Nasional Bina Buana Raya Tbk v
4 BIRD Blue Bird Tbk
5 BLTA Berlian Laju Tanker Tbk v
6 BULL Buana Listya Tama Tbk v
7 CANI Capitol Nusantara Indonesia Tbk v
8 CASS Cardig Aero Services Tbk v
9 GIAA Garuda Indonesia (Persero Tbk) v
10 HITS Humpus Intermoda Transportasi Tbk v
11 IATA Indonesia Air Transport & Infrastruktur Tbk v
12 INDX Tanah Laut Tbk v
13 IPCM Jasa Armada Indonesia Tbk
14 KARW Jasa Prima Tbk v
15 LEAD Logindo Samuderamakmur Tbk v
16 LRNA Ekasari Lorena Transport Tbk
17 MBSS Mitra Bantera Segara Sejati Tbk v
18 MIRA Mitra International Resources Tbk v
19 NELY Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk v
20 PORT Nusantara Pelabuhan Handal Tbk
21 PTIS Indo Straits Tbk v
22 RIGS Rig Tenders Indonesia Tbk v
23 SAFE Steady Safe Tbk v
24 SDMU Sidomulyo Selaras Tbk v
25 SHIP Sillo Maritime Perdana Tbk
26 SMDR Samudera Indonesia Tbk v
27 SOCI Soechi Lines Tbk
28 TAMU Pelayaran Tamarin Samudra Tbk
29 TAXI Express Transindo Utama Tbk
71
30 TMAS Pelayaran Tempuran Emas Tbk v
31 TPMA Trans Power Marine Tbk v
32 TRAM Trada Maritime Tbk v
33 WEHA Weha Transportasi Indonesia Tbk v
34 WINS Wintermar Offshore Marine Tbk v
35 ZBRA Zebra Nusantara Tbk
72
Tabel Perusahaan Sektor Sektor Transportasi Laut
No Kode Populasi Perusahaan Sektor Transportasi Perusahaan Sektor
Transportasi Laut
1 APOL Arpeni Pratama Ocean Line Tbk v
2 ASSA Adi Sarana Armada Tbk
3 BBRM Pelayaran Nasional Bina Buana Raya Tbk v
4 BIRD Blue Bird Tbk
5 BLTA Berlian Laju Tanker Tbk v
6 BULL Buana Listya Tama Tbk v
7 CANI Capitol Nusantara Indonesia Tbk
8 CASS Cardig Aero Services Tbk
9 GIAA Garuda Indonesia (Persero Tbk)
10 HITS Humpus Intermoda Transportasi Tbk v
11 IATA Indonesia Air Transport & Infrastruktur Tbk
12 INDX Tanah Laut Tbk v
13 IPCM Jasa Armada Indonesia Tbk
14 KARW Jasa Prima Tbk
15 LEAD Logindo Samuderamakmur Tbk v
16 LRNA Ekasari Lorena Transport Tbk
17 MBSS Mitra Bantera Segara Sejati Tbk v
18 MIRA Mitra International Resources Tbk
19 NELY Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk v
20 PORT Nusantara Pelabuhan Handal Tbk v
21 PTIS Indo Straits Tbk v
22 RIGS Rig Tenders Indonesia Tbk v
23 SAFE Steady Safe Tbk
24 SDMU Sidomulyo Selaras Tbk
25 SHIP Sillo Maritime Perdana Tbk v
26 SMDR Samudera Indonesia Tbk v
27 SOCI Soechi Lines Tbk
28 TAMU Pelayaran Tamarin Samudra Tbk v
29 TAXI Express Transindo Utama Tbk
30 TMAS Pelayaran Tempuran Emas Tbk v
73
31 TPMA Trans Power Marine Tbk v
32 TRAM Trada Maritime Tbk v
33 WEHA Weha Transportasi Indonesia Tbk
34 WINS Wintermar Offshore Marine Tbk v
35 ZBRA Zebra Nusantara Tbk
74
Tabel Perusahaan Sektor Transportasi yang Terbebas dari Suspensi 2013 -
2017
No Kode Populasi Perusahaan Sektor Transportasi Perusahaan
Terbebas dari
Suspensi 2013 – 2017
1 APOL Arpeni Pratama Ocean Line Tbk
2 ASSA Adi Sarana Armada Tbk v
3 BBRM Pelayaran Nasional Bina Buana Raya Tbk v
4 BIRD Blue Bird Tbk v
5 BLTA Berlian Laju Tanker Tbk
6 BULL Buana Listya Tama Tbk
7 CANI Capitol Nusantara Indonesia Tbk
8 CASS Cardig Aero Services Tbk v
9 GIAA Garuda Indonesia (Persero Tbk) v
10 HITS Humpus Intermoda Transportasi Tbk v
11 IATA Indonesia Air Transport & Infrastruktur Tbk v
12 INDX Tanah Laut Tbk v
13 IPCM Jasa Armada Indonesia Tbk v
14 KARW Jasa Prima Tbk
15 LEAD Logindo Samuderamakmur Tbk v
16 LRNA Ekasari Lorena Transport Tbk v
17 MBSS Mitra Bantera Segara Sejati Tbk v
18 MIRA Mitra International Resources Tbk v
19 NELY Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk v
20 PORT Nusantara Pelabuhan Handal Tbk v
21 PTIS Indo Straits Tbk v
22 RIGS Rig Tenders Indonesia Tbk v
23 SAFE Steady Safe Tbk
24 SDMU Sidomulyo Selaras Tbk v
25 SHIP Sillo Maritime Perdana Tbk v
75
26 SMDR Samudera Indonesia Tbk v
27 SOCI Soechi Lines Tbk v
28 TAMU Pelayaran Tamarin Samudra Tbk
29 TAXI Express Transindo Utama Tbk
30 TMAS Pelayaran Tempuran Emas Tbk v
31 TPMA Trans Power Marine Tbk v
32 TRAM Trada Maritime Tbk
33 WEHA Weha Transportasi Indonesia Tbk v
34 WINS Wintermar Offshore Marine Tbk v
35 ZBRA Zebra Nusantara Tbk
76
Tabel Perusahaan Perusahaan Sektor Transportasi Laut yang Memiliki
Laporan Keuangan 2013 - 2017 dan Terbebas dari Suspensi
Kode Populasi Perusahaan
Sektor Transportasi
Perusahaan
Sektor
Transportasi
Laut
Memiliki
Laporan
Keuangan
2013 - 2017
Perusahaan
Terbebas
dari Suspensi
2013 - 2017
APOL Arpeni Pratama Ocean
Line Tbk
v v
ASSA Adi Sarana Armada
Tbk
v v
BBRM Pelayaran Nasional
Bina Buana Raya Tbk
v v v
BIRD Blue Bird Tbk v
BLTA Berlian Laju Tanker
Tbk
v v
BULL Buana Listya Tama
Tbk
v v
CANI Capitol Nusantara
Indonesia Tbk
v
CASS Cardig Aero Services
Tbk
v v
GIAA Garuda Indonesia
(Persero Tbk)
v v
HITS Humpus Intermoda
Transportasi Tbk
v v v
IATA Indonesia Air
Transport &
Infrastruktur Tbk
v v
INDX Tanah Laut Tbk v v v
IPCM Jasa Armada
Indonesia Tbk
v
77
KARW Jasa Prima Tbk v
LEAD Logindo
Samuderamakmur Tbk
v v v
LRNA Ekasari Lorena
Transport Tbk
v
MBSS Mitra Bantera Segara
Sejati Tbk
v v v
MIRA Mitra International
Resources Tbk
v v
NELY Pelayaran Nelly Dwi
Putri Tbk
v v v
PORT Nusantara Pelabuhan
Handal Tbk
v v
PTIS Indo Straits Tbk v v v
RIGS Rig Tenders Indonesia
Tbk
v v v
SAFE Steady Safe Tbk v
SDMU Sidomulyo Selaras
Tbk
v v
SHIP Sillo Maritime
Perdana Tbk
v v
SMDR Samudera Indonesia
Tbk
v v v
SOCI Soechi Lines Tbk v
TAMU Pelayaran Tamarin
Samudra Tbk
v
TAXI Express Transindo
Utama Tbk
TMAS Pelayaran Tempuran
Emas Tbk
v v
78
TPMA Trans Power Marine
Tbk
v v
TRAM Trada Maritime Tbk v v v
WEHA Weha Transportasi
Indonesia Tbk
v
WINS Wintermar Offshore
Marine Tbk
v v
ZBRA Zebra Nusantara Tbk v
79
Tabel Perusahaan Sektor Transportasi Laut dengan Laporan Keuangan
2013 – 2017
No Kode Perusahaan
1 BBRM Pelayaran Nasional Bina Buana Raya
2 HITS Humpuss Intermoda Transportasi
3 INDX Tanah Laut
4 LEAD Logindo Samudramakmur
5 MBSS Mitrabahtera Segara Sejati
6 NELY Pelayaran Nelly Dwi Putri
7 PTIS Indo Straits
8 RIGS Rig Tenders Indonesia
9 SMDR Samudra Indonesia
10 TMAS Pelayaran Tempuran Emas
11 TPMA Trans Power Marine
12 WINS Wintermar Offshore Marine
80
LAMPIRAN II
Tabel Perhitungan Variabel Independen & Dependen
Variabel Return On Equity
Perusahaan Tahun Laba Bersih Setelah Pajak Total Modal ROE
BBRM 2013 67001482509 920442961659 0.0728
2014 98946575040 2195975602800 0.0451
2015 (101255790020) 1061380485270 -0.0954
2016 (105590917416) 929184436444 -0.1136
2017 (520249594656) 415679424396 -1.2516
HITS 2013 35429169039 257948591112 0.1373
2014 19532218160 234461693320 0.0833
2015 45368789075 284407141985 0.1595
2016 72351328296 470459121520 0.1538
2017 135533677176 562450855968 0.2410
LEAD 2013 200596542642 1364667507471 0.1470
2014 248555541560 1621601782040 0.1533
2015 67999769355 1750563469385 0.0388
2016 (281659889136) 1437828790888 -0.1959
2017 (273379821828) 1285466362308 -0.2127
MBSS 2013 480936533967 3019831197981 0.1593
2014 263571876561 3091279764006 0.0853
2015 141225181310 3132192203425 0.0451
2016 (400110509640) 3500354875652 -0.1143
2017 (119708351028) 2524273182960 -0.0474
NELY 2013 29488500331 324976859782 0.0907
2014 23363346280 338940206062 0.0689
2015 28456234767 361141988910 0.0788
2016 13922094004 367968720079 0.0378
2017 24270484120 385077162794 0.0630
81
PTIS 2013 41903149176 597747133887 0.0701
2014 (68061292600) 535149704600 -0.1272
2015 (177519550410) 417378167825 -0.4253
2016 (98738114028) 223843397228 -0.4411
2017 (28597294524) 541081013004 -0.0529
SMDR 2013 82118950704 3358482402375 0.0245
2014 264459397360 3636100997880 0.0727
2015 137111760620 4037266096045 0.0340
2016 142891094148 4027426798148 0.0355
2017 156303926304 4145458767840 0.0377
TMAS 2013 70819528750 336254419674 0.2106
2014 203630813561 533884693130 0.3814
2015 317174135241 814665760802 0.3893
2016 231521148688 994675716237 0.2328
2017 53358287358 1022944320320 0.0522
TPMA 2013 97704232719 645870658866 0.1513
2014 149310851200 778835570840 0.1917
2015 26697491090 892920745930 0.0299
2016 19928732024 889982810428 0.0224
2017 66098266908 951065522052 0.0695
WINS 2013 448387845030 2664476955894 0.1683
2014 378646642520 3276660919200 0.1156
2015 (134542179765) 3501313323015 -0.0384
2016 (308217363812) 3111098316148 -0.0991
2017 (540010788744) 2727811465464 -0.1980
RIGS 2013 (23415702828) 1196185530342 -0.0196
2014 (84607923200) 1156523786000 -0.0732
2015 (29276176645) 1252295187605 -0.0234
2016 (163579443868) 1595046060344 -0.1026
2017 (176825081904) 889831488420 -0.1987
82
INDX 2013 16095092066 129415657300 0.1244
2014 47862625877 177185740573 0.2701
2015 1836009077 178995869527 0.0103
2016 (17882166335) 161044069762 -0.1110
2017 (57755332932) 108418160667 -0.5327
Variabel Operational Profit Margin
Perusahaan Tahun Laba Operasional Penjualan OPM
BBRM 2013 129352325202 454461270249 0.2846
2014 50000950360 422316478800 0.1184
2015 (333753498590) 339038238935 -0.9844
2016 (61808744024) 341249288116 -0.1811
2017 (489893688444) 319404979044 -1.5338
HITS 2013 105309729915 745370270340 0.1413
2014 110933799520 828588990080 0.1339
2015 131781827855 718601980395 0.1834
2016 186779532864 811229913368 0.2302
2017 230856307788 917300031324 0.2517
LEAD 2013 290929197264 719338856868 0.4044
2014 345349303120 858516781320 0.4023
2015 103379867950 650114854365 0.1590
2016 (185316392772) 436821705876 -0.4242
2017 (181114310964) 365972882688 -0.4949
MBSS 2013 585140880039 1841957872734 0.3177
2014 370027663160 1682883274640 0.2199
2015 40361369615 1238224356580 0.0326
2016 (142575469072) 883525321032 -0.1614
2017 (83676384900) 919701428568 -0.0910
NELY 2013 38218017619 206024940837 0.1855
2014 32621500262 219324820165 0.1487
83
2015 35636818915 192721688228 0.1849
2016 18872479348 160609018764 0.1175
2017 28765661909 176879872407 0.1626
PTIS 2013 69067359552 444707473992 0.1553
2014 (37713987240) 383330812560 -0.0984
2015 9755699845 93161718320 0.1047
2016 (54237571460) 140661658668 -0.3856
2017 (2683005276) 148802656116 -0.0180
SMDR 2013 168464315268 6552535341018 0.0257
2014 484162747400 6347860832880 0.0763
2015 445041929680 6223283583850 0.0715
2016 351788782108 5460897380588 0.0644
2017 382201164816 5835864323352 0.0655
TMAS 2013 149302152090 1383575094686 0.1079
2014 332422265323 1687392837593 0.1970
2015 407998913532 1720965422311 0.2371
2016 303847312592 1755284162001 0.1731
2017 154675472303 2127595870146 0.0727
TPMA 2013 158504159241 717553387770 0.2209
2014 214324617480 902231401600 0.2375
2015 97556032800 695127815210 0.1403
2016 60249267812 445820910264 0.1351
2017 102618594408 510919046412 0.2009
WINS 2013 562507857279 2275953044076 0.2472
2014 556619104440 2200782418800 0.2529
2015 (10972805105) 1378353911400 -0.0080
2016 (185266961728) 1197635783624 -0.1547
2017 (391850009772) 839379684780 -0.4668
RIGS 2013 (50539116621) 636787915815 -0.0794
2014 (30958320840) 789908626320 -0.0392
84
2015 (6605970265) 589194630710 -0.0112
2016 (138495184284) 397821445192 -0.3481
2017 (123883589400) 289249271628 -0.4283
INDX 2013 23388603942 135359026966 0.1728
2014 47918234394 175540689561 0.2730
2015 705936030 75105740350 0.0094
2016 (19778580343) 0 -0.0619
2017 (18157894161) 0 -0.0244
Variabel Total Asset Turn Over
Perusahaan Tahun Penjualan Total Aset TATO
BBRM 2013 454461270249 2002278424566 0.2270
2014 422316478800 2195975602800 0.1923
2015 339038238935 2158479357005 0.1571
2016 341249288116 1884352000872 0.1811
2017 319404979044 1297102549836 0.2462
HITS 2013 745370270340 1943302009011 0.3836
2014 828588990080 1670117558120 0.4961
2015 718601980395 1985242847170 0.3620
2016 811229913368 2218110598064 0.3657
2017 917300031324 2378470148220 0.3857
LEAD 2013 719338856868 2873495890323 0.2503
2014 858516781320 3260324885360 0.2633
2015 650114854365 3686509970260 0.1763
2016 436821705876 2985534677244 0.1463
2017 365972882688 2748612847896 0.1331
MBSS 2013 1841957872734 4300062467391 0.4284
2014 1682883274640 4373110777680 0.3848
2015 1238224356580 4245875838010 0.2916
2016 883525321032 2156754875652 0.4097
85
2017 919701428568 3226029819840 0.2851
NELY 2013 206024940837 435085209919 0.4735
2014 219324820165 442833999490 0.4953
2015 192721688228 422231227377 0.4564
2016 160609018764 409484780079 0.3922
2017 176879872407 416286581960 0.4249
PTIS 2013 444707473992 924383543971 0.4811
2014 383330812560 841483796480 0.4555
2015 93161718320 813744784870 0.1145
2016 140661658668 596266005768 0.2359
2017 148802656116 541081013004 0.2750
SMDR 2013 6552535341018 7873358125692 0.8322
2014 6347860832880 7755296769160 0.8185
2015 6223283583850 7906965596230 0.7871
2016 5460897380588 7684012069056 0.7107
2017 5835864323352 7976895122844 0.7316
TMAS 2013 1383575094686 1670514551431 0.8282
2014 1687392837593 1626838491300 1.0372
2015 1720965422311 1782060875189 0.9657
2016 1755284162001 2525662339789 0.6950
2017 2127595870146 2918378214457 0.7290
TPMA 2013 717553387770 1577174263305 0.4550
2014 902231401600 1693155231440 0.5329
2015 695127815210 1808015161010 0.3845
2016 445820910264 1628645613340 0.2737
2017 510919046412 1558318069548 0.3279
WINS 2013 2275953044076 5147218396255 0.4422
2014 2200782418800 6235976940800 0.3529
2015 1378353911400 6147306159080 0.2242
2016 1197635783624 5392357590208 0.2221
86
2017 839379684780 4586265193656 0.1830
RIGS 2013 636787915815 1924976793253 0.3308
2014 789908626320 1793892186880 0.4403
2015 589194630710 1841861676335 0.3199
2016 397821445192 1595046060344 0.2494
2017 289249271628 1365386000760 0.2118
INDX 2013 135359026966 147417713509 0.9182
2014 175540689561 183172852929 0.9583
2015 75105740350 181024951673 0.4149
2016 0 162412706550 0.0000
2017 0 109923503603 0.0000
Variabel Debt Equity Ratio
Perusahaan Tahun Total Hutang Total Modal DER
BBRM 2013 1081835462907 920442961659 1.1753
2014 879364351120 2195975602800 0.4004
2015 1097098871735 1061380485270 1.0337
2016 955167564428 929184436444 1.0280
2017 881423125440 415679424396 2.1204
HITS 2013 1685353417899 257948591112 6.5337
2014 1435655864800 234461693320 6.1232
2015 1700835805185 284407141985 5.9803
2016 1747651476544 470459121520 3.7148
2017 1816019292252 562450855968 3.2288
LEAD 2013 1508828382852 1364667507471 1.1056
2014 1638723103320 1621601782040 1.0106
2015 1935946500875 1750563469385 1.1059
2016 1547705886356 1437828790888 1.0764
2017 1463146485588 1285466362308 1.1382
MBSS 2013 2946697197981 3019831197981 0.9758
87
2014 1219174337920 3091279764006 0.3944
2015 1113683634585 3132192203425 0.3556
2016 701756636880 3500354875652 0.2005
2017 176274676880 2524273182960 0.0698
NELY 2013 110108350137 324976859782 0.3388
2014 105267002204 338940206062 0.3106
2015 61089238467 361141988910 0.1692
2016 41516059806 367968720079 0.1128
2017 31209419166 385077162794 0.0810
PTIS 2013 326635410084 597747133887 0.5464
2014 306334091880 535149704600 0.5724
2015 396366617055 417378167825 0.9497
2016 372422608540 223843397228 1.6638
2017 320848938432 541081013004 0.5930
SMDR 2013 4514875723317 3358482402375 1.3443
2014 4119195771280 3636100997880 1.1329
2015 3869699500185 4037266096045 0.9585
2016 3656598706908 4027426798148 0.9079
2017 3831436355004 4145458767840 0.9242
TMAS 2013 1334260131757 336254419674 3.9680
2014 1092953798170 533884693130 2.0472
2015 967395114387 814665760802 1.1875
2016 1530986623552 994675716237 1.5392
2017 1896433894137 1022944320320 1.8539
TPMA 2013 906986549439 645870658866 1.4043
2014 914319660600 778835570840 1.1740
2015 915094415080 892920745930 1.0248
2016 738662802912 889982810428 0.8300
2017 607252547496 951065522052 0.6385
WINS 2013 2482741440261 2664476955894 0.9318
88
2014 2959316021600 3276660919200 0.9031
2015 2645992836065 3501313323015 0.7557
2016 2281259274060 3111098316148 0.7333
2017 1858453728192 2727811465464 0.6813
RIGS 2013 728791267911 1196185530342 0.6093
2014 637368400880 1156523786000 0.5511
2015 589566488730 1252295187605 0.4708
2016 538584303812 1595046060344 0.3377
2017 475554512340 889831488420 0.5344
INDX 2013 18002056209 129415657300 0.1391
2014 5987112356 177185740573 0.0338
2015 2029082146 178995869527 0.0113
2016 1368636788 161044069762 0.0085
2017 1506342936 108418160667 0.0139
Variabel Net Profit Margin
Perusahaan Tahun Laba Bersih Setelah Pajak Penjualan NPM
BBRM 2013 67001482509 454461270249 0.1474
2014 98946575040 422316478800 0.2343
2015 (101255790020) 339038238935 -0.2987
2016 (105590917416) 341249288116 -0.3094
2017 (520249594656) 319404979044 -1.6288
HITS 2013 35429169039 745370270340 0.0475
2014 19532218160 828588990080 0.0236
2015 45368789075 718601980395 0.0631
2016 72351328296 811229913368 0.0892
2017 135533677176 917300031324 0.1478
LEAD 2013 200596542642 719338856868 0.2789
2014 248555541560 858516781320 0.2895
2015 67999769355 650114854365 0.1046
89
2016 (281659889136) 436821705876 -0.6448
2017 (273379821828) 365972882688 -0.7470
MBSS 2013 480936533967 1841957872734 0.2611
2014 263571876561 1682883274640 0.1566
2015 141225181310 1238224356580 0.1141
2016 (400110509640) 883525321032 -0.4529
2017 (119708351028) 919701428568 -0.1302
NELY 2013 29488500331 206024940837 0.1431
2014 23363346280 219324820165 0.1065
2015 28456234767 192721688228 0.1477
2016 13922094004 160609018764 0.0867
2017 24270484120 176879872407 0.1372
PTIS 2013 41903149176 444707473992 0.0942
2014 (68061292600) 383330812560 -0.1776
2015 (177519550410) 93161718320 -1.9055
2016 (98738114028) 140661658668 -0.7020
2017 (28597294524) 148802656116 -0.1922
SMDR 2013 82118950704 6552535341018 0.0125
2014 264459397360 6347860832880 0.0417
2015 137111760620 6223283583850 0.0220
2016 142891094148 5460897380588 0.0262
2017 156303926304 5835864323352 0.0268
TMAS 2013 70819528750 1383575094686 0.0512
2014 203630813561 1687392837593 0.1207
2015 317174135241 1720965422311 0.1843
2016 231521148688 1755284162001 0.1319
2017 53358287358 2127595870146 0.0251
TPMA 2013 97704232719 717553387770 0.1362
2014 149310851200 902231401600 0.1655
2015 26697491090 695127815210 0.0384
90
2016 19928732024 445820910264 0.0447
2017 66098266908 510919046412 0.1294
WINS 2013 448387845030 2275953044076 0.1970
2014 378646642520 2200782418800 0.1721
2015 (134542179765) 1378353911400 -0.0976
2016 (308217363812) 1197635783624 -0.2574
2017 (540010788744) 839379684780 -0.6433
RIGS 2013 (23415702828) 636787915815 -0.0368
2014 (84607923200) 789908626320 -0.1071
2015 (29276176645) 589194630710 -0.0497
2016 (163579443868) 397821445192 -0.4112
2017 (176825081904) 289249271628 -0.6113
INDX 2013 16095092066 135359026966 0.1189
2014 47862625877 175540689561 0.2727
2015 1836009077 75105740350 0.0244
2016 (17882166335) 0 0.0000
2017 (57755332932) 0 0.0000
Variabel Return On Assets
Perusahaan Tahun Laba Bersih Setelah Pajak Total Aset ROA
BBRM 2013 67001482509 2002278424566 0.0335
2014 98946575040 2195975602800 0.0451
2015 (101255790020) 2158479357005 -0.0469
2016 (105590917416) 1884352000872 -0.0560
2017 (520249594656) 1297102549836 -0.4011
HITS 2013 35429169039 1943302009011 0.0182
2014 19532218160 1670117558120 0.0117
2015 45368789075 1985242847170 0.0229
2016 72351328296 2218110598064 0.0326
2017 135533677176 2378470148220 0.0570
91
LEAD 2013 200596542642 2873495890323 0.0698
2014 248555541560 3260324885360 0.0762
2015 67999769355 3686509970260 0.0184
2016 (281659889136) 2985534677244 -0.0943
2017 (273379821828) 2748612847896 -0.0995
MBSS 2013 480936533967 4300062467391 0.1118
2014 263571876561 4373110777680 0.0603
2015 141225181310 4245875838010 0.0333
2016 (400110509640) 2156754875652 -0.1855
2017 (119708351028) 3226029819840 -0.0371
NELY 2013 29488500331 435085209919 0.0678
2014 23363346280 442833999490 0.0528
2015 28456234767 422231227377 0.0674
2016 13922094004 409484780079 0.0340
2017 24270484120 416286581960 0.0583
PTIS 2013 41903149176 924383543971 0.0453
2014 (68061292600) 841483796480 -0.0809
2015 (177519550410) 813744784870 -0.2182
2016 (98738114028) 596266005768 -0.1656
2017 (28597294524) 541081013004 -0.0529
SMDR 2013 82118950704 7873358125692 0.0104
2014 264459397360 7755296769160 0.0341
2015 137111760620 7906965596230 0.0173
2016 142891094148 7684012069056 0.0186
2017 156303926304 7976895122844 0.0196
TMAS 2013 70819528750 1670514551431 0.0424
2014 203630813561 1626838491300 0.1252
2015 317174135241 1782060875189 0.1780
2016 231521148688 2525662339789 0.0917
2017 53358287358 2918378214457 0.0183
92
TPMA 2013 97704232719 1577174263305 0.0619
2014 149310851200 1693155231440 0.0882
2015 26697491090 1808015161010 0.0148
2016 19928732024 1628645613340 0.0122
2017 66098266908 1558318069548 0.0424
WINS 2013 448387845030 5147218396255 0.0871
2014 378646642520 6235976940800 0.0607
2015 (134542179765) 6147306159080 -0.0219
2016 (308217363812) 5392357590208 -0.0572
2017 (540010788744) 4586265193656 -0.1177
RIGS 2013 (23415702828) 1924976793253 -0.0122
2014 (84607923200) 1793892186880 -0.0472
2015 (29276176645) 1841861676335 -0.0159
2016 (163579443868) 1595046060344 -0.1026
2017 (176825081904) 1365386000760 -0.1295
INDX 2013 16095092066 147417713509 0.1092
2014 47862625877 183172852929 0.2613
2015 1836009077 181024951673 0.0101
2016 (17882166335) 162412706550 -0.1101
2017 (57755332932) 109923503603 -0.5254
Variabel Perubahan Laba
Perusahaan Tahun Laba Tahun Sekarang Laba Tahun Sebelumnya Perubahan
Laba
BBRM 2013 74623715202 73213252580 0.0193
2014 9274801880 74623715202 -0.8757
2015 (10585798810) 9274801880 -2.1414
2016 (97257036867) (105585798810) -0.0789
93
2017 (520249594656) (97257036876) 4.3492
HITS 2013 49062285192 (1599627945370) -1.0307
2014 19744046480 49062285192 -0.5976
2015 45368789075 19744046480 1.2978
2016 76439607504 45368789075 0.6849
2017 139810780776 76439607504 0.8290
LEAD 2013 213670195884 91108438540 1.3452
2014 265874173680 213670195884 0.2443
2015 81202611210 265874173680 -0.6946
2016 (279992951796) 81202611210 -4.4481
2017 (273379821828) (279992951796) -0.0236
MBSS 2013 503040030000 369087209580 0.3629
2014 289480367440 503040030000 -0.4245
2015 151225181310 289480367440 -0.4776
2016 (400110509640) 151225181310 -3.6458
2017 (119708351028) (400110509640) -0.7008
NELY 2013 33026248008 64350438715 -0.4868
2014 23339035231 33026248008 -0.2933
2015 28893562900 23339035231 0.2380
2016 14617154768 28893562900 -0.4941
2017 25398805167 14617154768 0.7376
PTIS 2013 51987852405 46749953450 0.1120
2014 (57892251920) 51987852405 -2.1136
2015 (177007576575) (57892251920) 2.0575
2016 (98614516264) (177007576575) -0.4429
2017 (25996850760) (98614516264) -0.7364
SMDR 2013 166272099240 165876220980 0.0024
2014 346434568720 166272099240 1.0835
2015 214245054645 346434568720 -0.3816
2016 136069099508 214245054645 -0.3649
94
2017 232281421908 136069099508 0.7071
TMAS 2013 91921990122 140699565076 -0.3467
2014 224310779005 91921990122 1.4402
2015 304476318149 224310779005 0.3574
2016 217783387561 304476318149 -0.2847
2017 2912885693 217783387561 -0.9866
TPMA 2013 106314871422 86813807810 0.2246
2014 160137632000 106314871422 0.5063
2015 35039024100 160137632000 -0.7812
2016 25278584452 35039024100 -0.2786
2017 72229292376 25278584452 1.8573
WINS 2013 483580998462 252250614320 0.9171
2014 415950731760 483580998462 -0.1399
2015 (137074886585) 415950731760 -1.3295
2016 (296416070188) (137074886585) 1.1624
2017 (538356632136) (296416070188) 0.8162
RIGS 2013 (14816668053) 70275603280 -1.2108
2014 (67502263880) (14816668053) 3.5558
2015 (167279425345) (67502263880) 1.4781
2016 (162926158676) (167279425345) -0.0260
2017 (175004637144) (162926158676) 0.0741
INDX 2013 17401729707 15845345872 0.0982
2014 50095346108 17401729707 1.8788
2015 19321628277 50095346108 -0.6143
2016 (17633079509) 19321628277 -1.9126
2017 (57755332932) (17633079509) 2.2754
95
Tabel Variabel Dependen & Independen Keseluruhan
Perusahaan Tahun ROE OPM TATO DER NPM ROA Perubahan
Laba
BBRM 2013 0.0728 0.2846 0.2270 1.1753 0.1474 0.0335 0.0193
2014 0.0451 0.1184 0.1923 0.4004 0.2343 0.0451 -0.8757
2015 -0.0954 -0.9844 0.1571 1.0337 -0.2987 -0.0469 -2.1414
2016 -0.1136 -0.1811 0.1811 1.0280 -0.3094 -0.0560 -0.0789
2017 -1.2516 -1.5338 0.2462 2.1204 -1.6288 -0.4011 4.3492
HITS 2013 0.1373 0.1413 0.3836 6.5337 0.0475 0.0182 -1.0307
2014 0.0833 0.1339 0.4961 6.1232 0.0236 0.0117 -0.5976
2015 0.1595 0.1834 0.3620 5.9803 0.0631 0.0229 1.2978
2016 0.1538 0.2302 0.3657 3.7148 0.0892 0.0326 0.6849
2017 0.2410 0.2517 0.3857 3.2288 0.1478 0.0570 0.8290
LEAD 2013 0.1470 0.4044 0.2503 1.1056 0.2789 0.0698 1.3452
2014 0.1533 0.4023 0.2633 1.0106 0.2895 0.0762 0.2443
2015 0.0388 0.1590 0.1763 1.1059 0.1046 0.0184 -0.6946
2016 -0.1959 -0.4242 0.1463 1.0764 -0.6448 -0.0943 -4.4481
2017 -0.2127 -0.4949 0.1331 1.1382 -0.7470 -0.0995 -0.0236
MBSS 2013 0.1593 0.3177 0.4284 0.9758 0.2611 0.1118 0.3629
2014 0.0853 0.2199 0.3848 0.3944 0.1566 0.0603 -0.4245
2015 0.0451 0.0326 0.2916 0.3556 0.1141 0.0333 -0.4776
2016 -0.1143 -0.1614 0.4097 0.2005 -0.4529 -0.1855 -3.6458
2017 -0.0474 -0.0910 0.2851 0.0698 -0.1302 -0.0371 -0.7008
NELY 2013 0.0907 0.1855 0.4735 0.3388 0.1431 0.0678 -0.4868
2014 0.0689 0.1487 0.4953 0.3106 0.1065 0.0528 -0.2933
2015 0.0788 0.1849 0.4564 0.1692 0.1477 0.0674 0.2380
2016 0.0378 0.1175 0.3922 0.1128 0.0867 0.0340 -0.4941
2017 0.0630 0.1626 0.4249 0.0810 0.1372 0.0583 0.7376
PTIS 2013 0.0701 0.1553 0.4811 0.5464 0.0942 0.0453 0.1120
2014 -0.1272 -0.0984 0.4555 0.5724 -0.1776 -0.0809 -2.1136
2015 -0.4253 0.1047 0.1145 0.9497 -1.9055 -0.2182 2.0575
2016 -0.4411 -0.3856 0.2359 1.6638 -0.7020 -0.1656 -0.4429
2017 -0.0529 -0.0180 0.2750 0.5930 -0.1922 -0.0529 -0.7364
SMDR 2013 0.0245 0.0257 0.8322 1.3443 0.0125 0.0104 0.0024
2014 0.0727 0.0763 0.8185 1.1329 0.0417 0.0341 1.0835
2015 0.0340 0.0715 0.7871 0.9585 0.0220 0.0173 -0.3816
96
2016 0.0355 0.0644 0.7107 0.9079 0.0262 0.0186 -0.3649
2017 0.0377 0.0655 0.7316 0.9242 0.0268 0.0196 0.7071
TMAS 2013 0.2106 0.1079 0.8282 3.9680 0.0512 0.0424 -0.3467
2014 0.3814 0.1970 1.0372 2.0472 0.1207 0.1252 1.4402
2015 0.3893 0.2371 0.9657 1.1875 0.1843 0.1780 0.3574
2016 0.2328 0.1731 0.6950 1.5392 0.1319 0.0917 -0.2847
2017 0.0522 0.0727 0.7290 1.8539 0.0251 0.0183 -0.9866
TPMA 2013 0.1513 0.2209 0.4550 1.4043 0.1362 0.0619 0.2246
2014 0.1917 0.2375 0.5329 1.1740 0.1655 0.0882 0.5063
2015 0.0299 0.1403 0.3845 1.0248 0.0384 0.0148 -0.7812
2016 0.0224 0.1351 0.2737 0.8300 0.0447 0.0122 -0.2786
2017 0.0695 0.2009 0.3279 0.6385 0.1294 0.0424 1.8573
WINS 2013 0.1683 0.2472 0.4422 0.9318 0.1970 0.0871 0.9171
2014 0.1156 0.2529 0.3529 0.9031 0.1721 0.0607 -0.1399
2015 -0.0384 -0.0080 0.2242 0.7557 -0.0976 -0.0219 -1.3295
2016 -0.0991 -0.1547 0.2221 0.7333 -0.2574 -0.0572 1.1624
2017 -0.1980 -0.4668 0.1830 0.6813 -0.6433 -0.1177 0.8162
RIGS 2013 -0.0196 -0.0794 0.3308 0.6093 -0.0368 -0.0122 -1.2108
2014 -0.0732 -0.0392 0.4403 0.5511 -0.1071 -0.0472 3.5558
2015 -0.0234 -0.0112 0.3199 0.4708 -0.0497 -0.0159 1.4781
2016 -0.1026 -0.3481 0.2494 0.3377 -0.4112 -0.1026 -0.0260
2017 -0.1987 -0.4283 0.2118 0.5344 -0.6113 -0.1295 0.0741
INDX 2013 0.1244 0.1728 0.9182 0.1391 0.1189 0.1092 0.0982
2014 0.2701 0.2730 0.9583 0.0338 0.2727 0.2613 1.8788
2015 0.0103 -0.0094 0.4149 0.0113 0.0244 0.0101 -0.6143
2016 -0.1110 -0.0619 0.0000 0.0085 0.0000 -0.1101 -1.9126
2017 -0.5327 -0.0244 0.0000 0.0139 0.0000 -0.5254 2.2754
97
LAMPIRAN III
Hasil Pengolahan Data SPSS
98
99