bab ii kajian pustaka 2.1 landasan teori 2.1.1 pengertian...

18
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Belajar Pendapat tentang pengertian belajar ada bermacam-macam. Pendapat tersebut lahir berdasarkan sudut pandang yang berbeda-beda. Menurut Slameto (2010: 2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya. Menurut Cronbach dalam Djamarah (2011: 13) belajar sebagai usaha aktifitas yang ditunjukan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Menurut Djamarah (2011: 13) belajar juga dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan dua unsur yaitu jiwa dan raga. Gerak raga yang ditunjukan harus sejalan dengan proses jiwa untuk mendapatkan perubahan. Tentu saja perubahan yang didapatkan itu bukan perubahan fisik, tetapi perubahan jiwa dengan sebab masuknya kesan-kesan yang baru. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar adalah perubahan yang mempengaruhi tingkah laku seseorang. Belajar seperti yang dikemukakan oleh Sudjana (2011: 28) belajar adalah upaya menyesuaikan diri yang sengaja dialami oleh warga belajar dengan maksud untuk melakukan perubahan tingkah laku sesuai dengan tujuan belajar. Dari penjelasan menurut Slameto dan Sudjana di atas faktor yang sangat berpengaruh dalam proses dan hasil belajar adalah faktor lingkungan sekolah yaitu lingkungan tempat siswa berinteraksi sehingga menimbulkan kegiatan belajar pada dirinya. Lingkungan sekolah disini seperti guru, sarana belajar, pembelajaran, teman-teman dan dan lain-lain, yang paling utama adalah suatu pembelajaran yang dilakukan di kelas. Apabila pembelajaran yang dilakukan tidak dapat menarik perhatian,

Upload: buixuyen

Post on 07-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2186/3/T1_292008097_BAB II.pdf · jawaban atau reaksi, ... internal adalah faktor

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Belajar

Pendapat tentang pengertian belajar ada bermacam-macam.

Pendapat tersebut lahir berdasarkan sudut pandang yang berbeda-beda.

Menurut Slameto (2010: 2) “belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi

dengan lingkunganya”.

Menurut Cronbach dalam Djamarah (2011: 13) “belajar sebagai

usaha aktifitas yang ditunjukan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil

dari pengalaman”. Menurut Djamarah (2011: 13) “belajar juga dapat

diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan dua

unsur yaitu jiwa dan raga. Gerak raga yang ditunjukan harus sejalan dengan

proses jiwa untuk mendapatkan perubahan. Tentu saja perubahan yang

didapatkan itu bukan perubahan fisik, tetapi perubahan jiwa dengan sebab

masuknya kesan-kesan yang baru. Perubahan sebagai hasil dari proses

belajar adalah perubahan yang mempengaruhi tingkah laku seseorang”.

Belajar seperti yang dikemukakan oleh Sudjana (2011: 28) “belajar

adalah upaya menyesuaikan diri yang sengaja dialami oleh warga belajar

dengan maksud untuk melakukan perubahan tingkah laku sesuai dengan

tujuan belajar”.

Dari penjelasan menurut Slameto dan Sudjana di atas faktor yang

sangat berpengaruh dalam proses dan hasil belajar adalah faktor lingkungan

sekolah yaitu lingkungan tempat siswa berinteraksi sehingga menimbulkan

kegiatan belajar pada dirinya. Lingkungan sekolah disini seperti guru,

sarana belajar, pembelajaran, teman-teman dan dan lain-lain, yang paling

utama adalah suatu pembelajaran yang dilakukan di kelas. Apabila

pembelajaran yang dilakukan tidak dapat menarik perhatian,

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2186/3/T1_292008097_BAB II.pdf · jawaban atau reaksi, ... internal adalah faktor

7

keaktifan dan motivasi untuk mempelajari materi yang disajikan maka akan

berdampak buruk pada hasil belajar yang diperoleh siswa.

Sedangkan menurut Djamarah, suatu kegiatan dikatakan belajar

apabila ditandai dengan adanya suatu perubahan tingkah laku seorang

individu secara keseluruhan bukan hanya sekedar perubahan pengetahuan

saja tetapi mencangkup aspek lainnya yaitu perubahan sikap dan

keterampilan. Belajar merupakan suatu cara yang menuju pada perubahan

kehidupan yang lebih baik dalam segala bidang karena dengan adanya

proses belajar terjadi penyesuaian tingkah laku dengan lingkungannya yang

dari waktu ke waktu seiring dengan perkembangannya pengalaman individu

akan dapat menyesuaikan dengan keadaan yang berkembang dan adanya

peningkatan dalam melakukan sesuatu yang dilakukan dengan melibatkan

jiwa dan raga. Dari gerak raga yang sejalan dengan proses jiwa diharapkan

akan mendapatkan perubahan, perubahan disini bukanlah perubahan fisik

tetapi perubahan jiwa sebagai hasil dari proses belajar yang mempengaruhi

proses belajar.

Dari pengertian distas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu

kegiatan yang dilakukan di lingkungan sekolah dengan melibatkan jiwa dan

raga dalam berinteraksi dengan keadaan lingkungan dam mengembangkan

dan meningkatkan suatu perubahan jiwa sebagai hasil dari proses belajar.

2.1.2 Hasil Belajar

2.1.2.1 Pengertian hasil belajar

Pengertian hasil belajar yang dikemukakan oleh W. S. Wingkel

(1996) yaitu “setiap macam kegiatan belajar mengajar menghasilkan suatu

perubahan yang khas yaitu hasil belajar”. Pengertian lain tentang hasil

belajar dikemukakan oleh Sudjana (2011: 22) yaitu: “hasil belajar adalah

kemampuan- kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima

pengalaman belajarnya”.

Dari pengertian hasil belajar diatas dapat dikemukakan bahwa hasil

belajar merupakan perilaku sebagai akibat dari proses belajar mengajar.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2186/3/T1_292008097_BAB II.pdf · jawaban atau reaksi, ... internal adalah faktor

8

Hasil belajar dapat diukur melalui kegiatan penilaian. Penilaian dapat

diartikan sebagai suatu tindakan atau kegiatan untuk menilai sejauh mana

tujuan- tujuan instruksional dapat tercapai atau sejauh mana materi yang

diberikan dikuasai siswa. Hasil penilaian dapat dilaporkan dalam bentuk

nilai atau angka.

Benyamin S. Bloom (Sudjana, 2011: 22) berpendapat bahwa “hasil

belajar dibagi menjadi tiga bagian menurut hasil yang dicapainya yaitu hasil

belajar yang bersifat kognitif, afektif, dan psikomotori”.

1) Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang

terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan, pemahaman, aplikasi,

analisis, sintesis, dan evaluasi.

2) Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Beberapa ahli

mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan

perubahannya, bila seseorang telah memiliki penguasaan kognitif

tingkat tinggi. Ranah ini terdiri dari lima aspek yakni penerimaan,

jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi.

3) Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan

dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek pada ranah ini yakni,

gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan

perseptual, keterampilan kompleks, gerakan ekspresif dan

interpretatif.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas menyatakan bahwa hasil

belajar merupakan akibat dari adanya suatu proses belajar, perubahan

perilaku, peningkatan pengetahuan. Salah satu fungsi hasil belajar siswa

diantaranya adalah siswa dapat mencapai prestasi yang sesuai dengan

kapasitas yang mereka miliki, serta siswa dapat mengatasi berbagai macam

kesulitan belajar yang mereka alami. Aktivitas siswa mempunyai peranan

yang sangat penting dalam proses belajar mengajar, tanpa adanya aktivitas

siswa maka proses belajar mengajar tidak akan berjalan dengan baik,

akibatnya hasil belajar yang dicapai siswa rendah. Untuk mengetahui

keberhasilan proses dan hasil belajar siswa digunakan alat penilaian untuk

mengetahui sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan tercapai atau tidak.

Hasil belajar yang berupa aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek

psikomotorik menggunakan alat penilaian yang berbeda-beda. Untuk aspek

kognitif digunakan alat penilaian yang berupa tes, sedangkan untuk aspek

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2186/3/T1_292008097_BAB II.pdf · jawaban atau reaksi, ... internal adalah faktor

9

afektif digunakan alat penilaian yaitu skala sikap (cek list) untuk

mengetahui sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran, dan aspek

psikomotorik digunakan lembar observasi.

Dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar merupakan hasil akhir dari proses belajar dari seluruh kegiatan dan

kemampuan dicapai oleh seseorang (siswa) dalam usaha belajarnya di dalam

kelas saat menerima suatu pelajaran untuk mencapai kompetensi yang

diharapkan dengan mengguakan suatu alat penilaian. Hasil belajar dapat

dikatakan baik apabila keberhasilan atau kemampuan dalam kegiatan

belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Setelah memperoleh

pengalaman belajar, hasil belajar dapat dilihat dari tingkah laku siswa dari

aspek kognitif, afektif , dan psikomotorik.

2.1.2.2 Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Dalam pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem

lingkungan belajar yang kondusif, hal ini akan bekaitan dengan faktor dari

luar siswa. Adapun faktor yang mempengaruhinya adalah mendapat

pengetahuan, penanaman konsep, ketrampilan, dan pembentukan sikap.

Menurut Slameto (2010: 54-72) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil

belajar digolongkan menjadi dua, yaitu:

1. Faktor Intern.

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari diri siswa.

Faktor-faktor yang termasuk dalam faktor internal antara lain:

a. Faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh)

b. Faktor psikologis (intelegensi, minat, perhatian, bakat motif, dan

kematangan).

c. Faktor kelelahan (kelelahan jasmani dan kelelahan rohani).

2. Faktor Ekstern.

Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri

individu. Yang termasuk dalam faktor eksternal adalah:

a. Faktor keluarga (cara mendidik orang tua, relasi antaranggota

keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi, pengertian orang

tua, dan latar belakang kebudayaan).

b. Faktor sekolah (metode mengajar, relasi guru dan siswa, relasi

siswa dengan siswa, isiplin sekolah, alat pelajaran, waktu

sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung,

metode belajar dan tugas rumah).

c. Faktor masyarakat (keadaan siswa dalam masyarakat, massa

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2186/3/T1_292008097_BAB II.pdf · jawaban atau reaksi, ... internal adalah faktor

10

media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat).

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar adalah faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal terdiri dari: faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor

kelelahan. Sedangkan untuk faktor eksternal, terdiri dari: faktor keluarga,

faktor sekolah, dan faktor masyarakat. Kedua faktor yang telah dijelaskan di

atas memberikan pengaruh yang banyak bagi siswa. Untuk dapat

memperoleh hasil belajar yang baik atau memuaskan siswa harus

memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar di atas agar

terwujud kebiasaan belajar yang baik.

2.1.3 Keaktifan Belajar

Aktif menurut Alwi (2002) berarti giat (bekerja atau berusaha),

sedangkan keaktifan diartikan sebagai hal atau keadaan dimana siswa dapat

aktif. Keaktifan siswa dalam belajar IPA tampak dalam kegiatan berbuat

sesuatu untuk memahami materi pelajaran.

Menurut Usman (2002: 26) cara yang dapat dilakukan guru untuk

memperbaiki keterlibatan siswa antara lain sebagai berikut:

a. Tingkat persepsi siswa secara aktif dalam kegiatan belajar

mengajar yang membuat respon yang aktif dari siswa.

b. Masa transisi antara kegiatan dalam mengajar hendaknya

dilakukan secara cepat dan luwes.

c. Berikan pengajaran yang jelas dan tepat sesuai dengan tujuan

mengajar yang akan dicapai.

d. Usahakan agar pengajaran dapat lebih memacu minat siswa.

Menurut Lidgren (Usman, 2002) terdapat empat jenis interaksi

dalam kegiatan belajar mengajar diantaranya sebagai berikut:

Gambar 2.1

Berbagai interaksi dalam pembelajaran

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2186/3/T1_292008097_BAB II.pdf · jawaban atau reaksi, ... internal adalah faktor

11

Komunikasi satu arah (gambar 1.a) merupakan komunikasi

yang hanya dilakukan oleh guru terhadap siswa, sementara siswa

hanya pasif sebatas mendengarkan komunikasi dari guru.

Komunikasi dari guru sudah mendapat respon balikan dari siswa,

tetapi tidak ada interaksi antara siswa. Interaksi yang terjadi

hanya antara guru dan siswa selama pembelajaran (gambar 1.b).

komunikasi dari guru sudah mendapat respon balik dari siswa dan

ada interaksi diantara siswa, tetapi belum keseluruhan siswa yang

melakukan interaksi baik dengan guru maupun siswa lainnya

(gambar 1.c). komunikasi sudah berjalan baik antara guru dengan

siswa, maupun antara siswa dengan siswa lainnya. Dalam hal ini

interaksi sudah optimal selama proses pembelajaran (gambar 1.d).

Menurut Aries.S, E.F (2009) dalam weblog menyatakan bahwa

keaktifan belajar siswa dapat dilihat dari:

a. Perhatian siswa terhadap penjelasan guru

b. Kerjasamanya dalam kelompok

c. Kemampuan siswa mengemukakan pendapat dalam

kelompok

d. Memberi kesempatan berpendapat kepada teman dalam

kelompok

e. Mendengarkan dengan baik ketika teman berpendapat

f. Memberi gagasan yang cemerlang

g. Membuat perencanaan dan pembagian kerja yang matang

h. Saling membantu dan menyelesaikan masalah

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa, keaktifan

merupakan suatu keadaan dimana siswa berpartisipasi secara aktif dalam

pembelajaran. Dalam hal ini keaktifan dapat dilihat dari:

a. siswa memperhatikan penjelasan guru

b. respon siswa terhadap pertanyaan yang diberikan guru

c. sering bertanya kepada guru atau siswa lain mengenai hal yang belum

dimengerti

d. senang diberi tugas belajar

e. mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan baik dan tepat waktu

f. mampu bekerjasama dalam kelas

g. aktif mengemukakan pendapat

h. memberikan kesempatan kepada teman untuk berpendapat

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2186/3/T1_292008097_BAB II.pdf · jawaban atau reaksi, ... internal adalah faktor

12

i. memanfaatkan potensi yang ada dan saling membantu dalam

menyelesaikan masalah

j. aktif mencari informasi dan menunjukkan rasa ingin tahu yang besar.

2.1.4 Pembelajaran IPA

Proses pembelajaran IPA di sekolah dasar hendaknya memperhatikan

hakikat IPA itu sendiri. Menurut Prihantoro dalam weblog Arifuddin (2011)

mengemukakan bahwa nilai-nilai yang dapat ditanamkan dalam

pembelajaran IPA antara lain:

1. Kecakapan bekerja dan berpikir secara teratur dan sistematis

menurut langkah-langkah metode ilmiah;

2. Keterampilan dan kecakapan dalam mengadakan pengamatan,

mempergunakan alat eksperimen untuk memecahkan masalah;

3. Memiliki sikap ilmiah yang diperlukan dalam memecahkan

masalah baik dalam kaitannya dengan pembelajaran IPA maupun

dalam kehidupan.

Oleh karena itu, seorang guru hendaknya melaksanakan pembelajaran

IPA di sekolah dasar dengan merumuskan tujuan pembelajaran yang

memuat hakikat IPA serta dengan metode yang memungkinkan tercapainya

tujuan IPA. Salah satunya adalah metode eksperimen, karena dengan

metode ini siswa akan dilatih untuk melakukan kegiatan ilmiah, berpikir

sistematis dan rasional, dan membuktikan sesuatu yang selama ini menjadi

pertanyaan di dalam kehidupan.

2.1.5 Metode Eksperimen

Metode eksperimen merupakan metode mengajar dalam penyajian

atau pembahasan materinya melalui suatu percobaan atau mencobakan

sesuatu serta mengamati secara proses (Winataputra, 2005). Pengertian lain

metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran dimana siswa

melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu

yang dipelajari (Djamarah, 2011). Moedjiono & Dimyati (2009) juga

mengemukakan bahwa:

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2186/3/T1_292008097_BAB II.pdf · jawaban atau reaksi, ... internal adalah faktor

13

Metode eksperimen merupakan format interaksi belajar-

mengajar yang melibatkan logika induksi untuk menyimpulkan

pengamatan terhadap proses dan hasil percobaan yang

dilakukan. Eksperimen yang dilakukan dalam metode

eksperimen dapat dilakukan secara perorangan ataupun

kelompok. Metode eksperimen dilakukan dengan kegiatan

percobaan untuk membuktikan suatu pertanyaan atau masalah

maupun hipotesis tertentu. Oleh karena itu, seorang guru

seharusnya kreatif dalam mengelola pembelajaran.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

metode eksperimen adalah suatu cara untuk menyajikan materi pelajaran

dengan melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Siswa

melakukan suatu percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri

apa yang sedang dipelajari. Dengan metode eksperimen peserta didik akan

lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan hasil

percobaannya dari pada hanya mendapat info dari guru atau buku.

Menurut Roestiyah (2008: 80-82) metode eksperimen adalah suatu

cara mengajar, dimana siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu

hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian

hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi guru. Tujuan

penggunaan metode ini adalah:

a. Siswa mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai

jawaban atau persoalan – persoalan yang di hadapi dengan

mengadakan percobaan sendiri.

b. Siswa dapat terlatih dalam cara berfikir ilmiah.

c. Dengan metode eksperimen siswa menemukan bukti

kebenaran dari teori sesuatu yang sedang dipelajarinya.

Menurut Dona agus setiawan (2011) dalam blognya menjelaskan

langkah- langkah pembelajaran menggunakan metode eksperimen dalam

PBM.

1) Kegiatan Persiapan

a. Merumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

dengan metode eksperimen.

b. Menyiapkan materi pembelajaran yang diajarkan melalui

eksperimen.

c. Menyiapkan alat, sarana dan bahan yang diperlukan

dalam eksperimen.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2186/3/T1_292008097_BAB II.pdf · jawaban atau reaksi, ... internal adalah faktor

14

d. Menyiapkan panduan prosedur pelaksanaan eksperimen,

termasuk Lembar Kerja Siswa (LKS).

2) Kegiatan Pelaksanaan Eksperimen

a. Kegiatan Pembukaan

Menanyakan materi pelajaran yang telah diajarkan

minggu lalu (opersepsi). Memotivasi siswa dengan

mengemukakan ceritera anekdot yang ada kaitannya

dengan materi pelajaran yang akan diajarkan.

Mengemukakan tujuan pembelajaran yang ingin

dicapai, dan prosedur eksperimen yang akan dilakukan.

b. Kegiatan Inti

Siswa diminta membantu menyiapkan alat dan bahan

yang akan dipakai dalam eksperimen. Siswa

melaksanakan eksperimen berdasarkan panduan dan

LKS yang telah disiapkan guru. Guru memonitor dan

membantu siswa yang mengalami kesulitan. Pelaporan

hasil eksperimen dan diskusi balikan.

c. Kegiatan Penutup

Guru meminta siswa untuk merangkum hasil

eksperimen. Guru mengadakan evaluasi, hasil dan proses

eksperimen.mTindak lanjut, yaitu meminta siswa yang

belum menguasai materi eksperimen untuk mengulang

lagi eksperimennya, dan bagi yang sudah menguasai

diberi tugas untuk pendalaman.

Keunggulan dan kelemahan metode eksperimen.

Ali (2000), mengemukukun metode eksperimen memiliki keunggul-

an disamping kelemahan, sebagai berikut:

1. Keunggulan

a. Siswa berkesempatan melaksanakan prosedur ilmiah,

dalam rangka menguji kebenaran hipotesis.

2. Kekurangan

a. Memerlukan sarana dan prasarana yang cukup banyak

b. Jika guru dan siswa kurang paham akan materi percobaan,

dimungkinkan percobaan akan menyita waktu terlalu lama

atau bahkan percobaan kemungkinan gagal.

c. Kegagalan eksperimen akan mengakibatkan perolehan

belajar yang salah atau menyimpang.

Menurut Ali, Untuk menekan kegagalan, sebaiknya menempuh

prosedur atau tahapan sebagai berikut:

1. Tahap persiapan

Tahap ini berupa penetapan tujuan, penyediaan fasilitas

eksperimen dan menyusun skenario pembelajaran serta

perangkat pembelajaran yang menunjang.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2186/3/T1_292008097_BAB II.pdf · jawaban atau reaksi, ... internal adalah faktor

15

2. Tahap pelaksanaan

Pada tahap ini guru dan siswa mendiskusikan mengenai

prosedur eksperimen, alat dan bahan yang berbahaya, serta

membimbing siswa selama melakukan percobaan.

Bimbingan tersebut dilaksanakan selama proses

pembelajaran hingga siswa menarik simpulan

3. Tindak lanjut

Tahap ini berupa diskusi tentang hambatan-hambatan

eksperimen, menyimpan peralatan, hingga evaluasi akhir

kegiatan percobaan.

Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan

eksperimen:

1. Persiapkan terlebih dahulu bahan-bahan yang di

butuhkan

2. Usahakan siswa terlibat langsung sewaktu

mengadakan eksperimen

3. Sebelum di laksanakan eksperimen siswa terlebih

dahulu di berikan penjelasan dan petunjuk- petunjuk

seperlunya

4. Lakukan pengelompokan atau masing-masing

individu melakukan percobaan yang telah

direncanakan bila hasilnya belum memuaskan dapat

di ulangi lagi untuk membuktikn kebenaranya

5. Setiap kelompok atau individu dapat melaporkan hasil

percobaanya secara tertulis

2.1.6 Kerja kelompok

Sagala (2006) mengatakan bahwa metode kerja kelompok adalah cara

pembelajaran dimana siswa dalam kelas dibagi dalam beberapa kelompok,

dimana setiap kelompok dipandang sebagai satu kesatuan tersendiri untuk

Strategi Pembelajaran mempelajari materi pelajaran yang telah ditetapkan

untuk diselesaikan secara bersama-sama. Pada umumnya materi pelajaran

yang harus dikerjakan secara bersama-sama dalam kelompok itu diberikan

atau disiapkan oleh guru. Materi itu harus cukup kompleks isinya dan cukup

luas ruang lingkupnya sehingga dapat dibagi-bagi menjadi bagian yang

cukup memadai bagi setiap kelompok. Materi hendaknya membutuhkan

bahan dan informasi dari berbagai sumber untuk pemecahannya. Masalah

yang bisa diselesaikan hanya dengan membaca satu sumber saja tentu tidak

cocok untuk ditangani melalui kerja kelompok. Kelompok dapat dibentuk

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2186/3/T1_292008097_BAB II.pdf · jawaban atau reaksi, ... internal adalah faktor

16

berdasarkan perbedaan individual dalam kemampuan belajar, perbedaan

bakat dan minat belajar, jenis kegiatan, materi pelajaran, dan tujuan yang

ingin dicapai. Berdasarkan tugas yang harus diselesaikan, siswa dapat dibagi

atas kelompok paralel yaitu setiap kelompok menyelesaikan tugas yang

sama, dan kelompok komplementer dimana setiap kelompok berbeda-beda

tugas yang harus diselesaikan.

Metode kerja kelompok digunakan dalam strategi pembelajaran

bertujuan untuk:

a. Memecahkan masalah pembelajaran melalui kelompok

b. Mengembangkan kemampuan bekerjasama diantara peserta didik.

Alasan Penggunaan Metode Kerja Kelompok

a. Membuat para peserta didik dapat bekerjasama dengan temannya.

b. Mengembangkan kekuatan untuk mencari dan menemukan bahan-

bahan untuk melaksanakan tugas tersebut.

c. Membuat peserta didik aktif

Kelebihan dan kekurangan Metode kerja kelompok

a. Kelebihan

1. Dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

menggunakan keterampilan bertanya dan membahas suatu masalah

2. Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan

keterampilan berdiskusi.

3. Dapat memberikan kesempatan peserta didik untuk lebih intensif

dalam mengadakan penyelidikan mengenai suatu kasus atau masalah

4. Dapat memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan peserta didik

sebagai individu serta kebutuhan belajarnya.

5. Peserta didik lebih aktif tergabung dalam pelajaran mereka.

6. Dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

mengembangkan rasa menghormati dan menghargai pribadi temannya

serta menghargai pendapat orang lain.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2186/3/T1_292008097_BAB II.pdf · jawaban atau reaksi, ... internal adalah faktor

17

b. Kekurangan

1. Kerja kelompok sering hanya melibatkan siswa yang mampu, sebab

mereka cukup memimpin dan mengarahkan mereka yang kurang.

2. Keberhasilan metode kerja kelompok bergantung pada kemampuan

siswa memimpin kelompok atau bekerja sendiri

3. Dalam belajar bersama-sama tidak terkendali sehingga penyimpangan

dari rencana yang berlarut-larut.

c. Cara mengatasi kelemahan Metode Kerja Kelompok

1. Bimbingan terhadap kelompok harus dilakukan terus menerus

2. Usahakan agar jumlah kelompok itu tidak terlalu besar.

2.1.7 Pelaksanaan Pembelajaran IPA menggunakan metode eksperimen

secara kerja kelompok.

Pelaksanaan pembelajaran diatur oleh menteri pendidikan nasional

republik Indonesia nomor 41 tahun 2007 tentang standar proses.

Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP.

Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti,

dan kegiatan penutup.

1) Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan ini merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan

pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi

dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi

aktif dalam proses pembelajaran. Dalam kegiatan pendahuluan

guru:

a. menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti

pembelajaran.

b. mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan

pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari

c. menjelaskan tujuan pembelajaran atau KD yang akan dicapai

d. menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian

kegiatan sesuai silabus

2) Kegiatan Inti

Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai

kompetensi dasar. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara

interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi

peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang

yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2186/3/T1_292008097_BAB II.pdf · jawaban atau reaksi, ... internal adalah faktor

18

dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis

peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan

sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

Tabel 2.2

Proses Kegiatan Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi

Pembelajaran Eksplorasi Elaborasi Konfirmasi

melibatkan peserta didik

mencari informasi yang luas

dan dalam tentang

topik/tema materi yang akan

dipelajari dengan

menerapkan prinsip alam

takambang jadi guru dan

belajar dari aneka sumber

membiasakan peserta

didik membaca dan

menulis yang beragam

melalui tugas-tugas

tertentuyang bermakna

memberikan umpan balik

positif dan penguatan

dalam bentuk lisan, tulisan,

isyarat, maupun

menggunakan beragam

pendekatan pembelajaran,

media pembelajaran, dan

sumber belajar lain

memfasilitasi peserta

didik melalui pemberian

tugas, diskusi, dan lain-

lain untuk memunculkan

gagasan baru baik secara

lisan maupun tertulis

hadiah terhadap

keberhasilan peserta didik

memfasilitasi terjadinya

interaksi antarpeserta didik

serta antara peserta didik

dengan guru, lingkungan,

dan sumber belajar lainnya

memberi kesempatan

untuk berpikir,

menganalisis,

menyelesaikan masalah,

dan bertindak tanpa rasa

takut

memberikan konfirmasi

terhadap hasil eksplorasi

dan elaborasi peserta didik

melalui berbagai sumber

melibatkan peserta didik

secara aktif dalam setiap

kegiatan pembelajaran; dan

memfasilitasi peserta

didik dalam pembelajaran

kooperatif dan kolaboratif

memfasilitasi peserta didik

melakukan refleksi untuk

memperoleh pengalaman

belajar yang telah

dilakukan memfasilitasi peserta didik

melakukan percobaan di

laboratorium, studio, atau

lapangan

memfasilitasi peserta

didik berkompetisi secara

sehat untuk

meningkatkan prestasi

belajar

memfasilitasi peserta didik

untuk memperoleh

pengalaman yang

bermakna dalam mencapai

kompetensi dasar Kutipan: Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007

3) Kegiatan Penutup

Kegiatan penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk

mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam

bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi,

umpan balik dan tindak lanjut.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2186/3/T1_292008097_BAB II.pdf · jawaban atau reaksi, ... internal adalah faktor

19

Berdasarkan rencana pembelajaran di atas dapat diuraikan bahwa kegiatan

pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen secara kerja

kelompok merupakan pembelajaran yang pelaksanaannya disesuaikan

dengan standar proses yang meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti

(yang terdiri dari elaborasi, eksplorasi, konfirmasi), dan kegiatan penutup.

1. Rencana Pelaksanaan

Kegiatan yang akan dilakukan pada tahap ini adalah:

a. Membuat skenario pembelajaran IPA berupa RPP

b. Menyiapkan alat, sarana, dan bahan yang diperlukan dalam

eksperimen.

c. Menyiapkan panduan pelaksanaan eksperimen yang berupa Lembar

Kerja Siswa (LKS)

d. Sebelum melaksanakan kegiatan guru membuat lembar observasi

sesuai dengan indikator yang sudah ditentukan yang bertujuan

untuk meneliti seberapa jauh pengajar melakukan pembelajaran.

e. Membuat evaluasi untuk mengetahui seberapa jauh siswa menerima

pelajaran.

2. Pelaksanaan

Kegiatan Pendahuluan

a. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari sesuai dengan

RPP.

b. Guru menanyakan materi yang telah diajarkan minggu lalu

(apersepsi)

c. Guru memotivasi siswa dengan cerita yang ada kaitannya dengan

materi pelajaran yang akan dipelajari, agar siswa lebih senang dan

antusias dalam mengikuti pelajaran.

d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan

prosedur eksperimen yang akan dilakukan.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2186/3/T1_292008097_BAB II.pdf · jawaban atau reaksi, ... internal adalah faktor

20

Kegiatan Inti

Eksplorasi

a. Guru melakukan penjelasan materi ajar menggunakan bantuan

gambar yang sesuai dengan materi, agar siswa bersemangat dan

tidak jenuh saat menerangkan.

b. Guru melakukan tanya jawab materi yang akan diajarkan, untuk

menggali kemampuan siswa.

c. Siswa dibagi menjadi 3 kelompok yang terdiri dari 9 anggota

kelompok untuk melakukan eksperimen.

d. Sebelum dilaksanakan eksperimen siswa terlebih dahulu diberikan

penjelasan dan petunjuk seperlunya.

e. Guru menyiapkan alat dan bahan yang akan dipakai, dan

perwakilan kelompok mengambil alat dan bahan yang akan

digunakan.

f. Siswa didalam kelompok melakukan eksperimen dari materi yang

telah disampaikan guru melalui panduan dan LKS yang telah

disiapkan guru.

g. Masing- masing kelompok mencatat hasil pengamatannya.

h. Guru memonitor dan membantu siswa yang mengalami kesulitan.

Elaborasi

a. Setiap kelompok melaporkan hasil eksperimen dari materi yang

telah disampaikan guru dan perwakilan dari kelompok maju untuk

membacakan hasil dari eksperimen.

b. Guru memberikan tanggapan (diskusi balikan)

c. Guru meminta siswa untuk merangkum hasil eksperimen, dari

materi yang telah disampan guru.

Konfirmasi

a. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi setiap kelompok.

b. Guru memberikan pengayaan berupa tanya jawab kepada siswa.

3. Akhir Pelaksanaan

a. Melakukan evaluasi pembelajaran setelah melakukan tindakan.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2186/3/T1_292008097_BAB II.pdf · jawaban atau reaksi, ... internal adalah faktor

21

b. Melakukan refleksi agar mengetahui kelemahan-kelemahan saat

melakukan tindakan.

2.2 Kajian hasil-hasil penelitian yang relevan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Danarti (2011) yang

berjudul “Peningkatan Hasil Belajar IPA dengan Metode Eksperimen

Berbantuan Benda Nyata pada Siswa Kelas V SD Negeri Trangkil 06 Tahun

Pelajaran 2011/2012” memberi simpulan sebagai berikut:

Terbukti bahwa penerapan metode eksperimen berbantuan media benda nyata

dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi benda magnetis dan non

magnetis.

Pada kondisi awal sebelum peneliti menggunakan metode eksperimen

secara kerja kelompok hasil belajar siswa rendah yaitu nilai rata-rata hanya

60,27 jumlah siswa yang mencapai standart KKM 70 hanya 6 dari 22 siswa

ketuntasan belajar 27%. Pada siklus I dengan menggunakan metode

eksperimen nilai rata-rata 69 jumlah siswa yang mencapai standart KKM 70

mencapai 15 siswa dari 22 siswa, ketuntasan belajar 68%. Pada siklus II nilai

rata-rata menjadi 84,8 jumlah siswa yang mencapai standart KKM 70

menjadi 22 siswa, ketuntasan belajar 100%.

Berdasarkan data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa melalui metode

eksperimen berbantuan media benda nyata dapat meningkatkan hasil belajar

IPA siswa kelas V SD Negeri Trangkil 06 Kecamatan Trangkil Kabupaten

Pati, Tahun Pelajaran 2011/2012.

Menurut Sutrisni (2011) dengan PTK nya yang berjudul “Penerapan

metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas

IV SD Negeri Kajar 01 Kecamatan Trangkil Kabupaten Pati Semester I

Tahun Pelajaran 2011/2012.” Sebagai berikut:

Berdasarkan deskripsi hasil penelitian tentang Penerapan metode

eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas IV SD

Negeri Kajar 01 Kecamatan Trangkil Kabupaten Pati Semester I Tahun

Pelajaran 2011/2012, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2186/3/T1_292008097_BAB II.pdf · jawaban atau reaksi, ... internal adalah faktor

22

Dari hasil siklus I ternyata belum berhasil mendapatkan nilai yang

memuaskan, terbukti siswa yang tuntas hanya 17 siswa dari 25 siswa. Tingkat

ketuntasan baru 68%. Hasil siklus II anak yang tuntas 25 dari 25 tingkat

ketuntasan mencapai 96%.

Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan oleh Tri

Danarti (2011) dan Hery Sutrisni (2011) dengan metode eksperimen dapat

terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada SD tersebut. Dengan

melihat kelemahan dan kelebihan dari metode eksperimen dan pembelajaran

telah terbukti berhasil untik jenjang Sekolah Dasar. Berdasarkan masalah

yang dihadapi penulis dan hasil dari metode eksperimen menunjukkan

peningkatan, Maka penulis memutuskan untuk melakukan Penelitian

Tindakan Kelas di Sekolah Dasar dengan menambahkan variabel, yaitu

keaktifan.

2.3 Kerangka berfikir

Upaya yang diperlukan untuk mendorong siswa aktif dalam kegiatan

belajar di kelas, selalu bergantung pada guru. Keaktifan siswa belum

berkembang selama proses pembelajaran yang berdampak pada hasil belajar

siswa masih rendah dalam pembelajaran IPA. Hal ini yang menjadi upaya

perlunya membantu siswa agar dapat mempelajari pembelajaran IPA dengan

lebih baik sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Penerapan metode eksperimen secara kerja kelompok lebih mendorong

kemandirian, keaktifan dan tanggung jawab dalam diri siswa. Dalam

pembelajaran ini siswa lebih banyak berperan selama kegiatan berlangsung.

Melalui metode eksperimen secara kerja kelompok ini diharapkan dapat

meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa pada pepembelajaran IPA

kelas IV SD Negeri Ledok 05, Kecamatan Argomulyo, Salatiga.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2186/3/T1_292008097_BAB II.pdf · jawaban atau reaksi, ... internal adalah faktor

23

Berdasarkan paparan di atas, maka kerangka penelitian tindakan kelas ini

dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.3

Alur Kerangka Berpikir dalam Penelitian

2.4 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka berpikir, hipotesis tindakan

dalam penelitian ini adalah:

1. Penerapan metode eksperimen secara kerja kelompok pada

pembelajaran IPA diduga dapat meningkatkan hasil belajar siwa

kelas IV SD Negeri Ledok 05, Kecamatan Argomulyo, Salatiga.

2. Penerapan metode eksperimen secara kerja kelompok pada

pembelajaran IPA diduga dapat meningkatkan keaktifan siwa

kelas IV SD Negeri Ledok 05, Kecamatan Argomulyo, Salatiga.

Kondisi Awal Hasil Akhir Tindakan

Peningkatan hasil belajar

siswa dilihat dari hasil

belajar siswa

Peningkatan keaktifan

belajar siswa dilihat dari

aktivitas belajar selama

PBM berlangsung

Penjelasan tentang

penerapan metode eks-

perimen secara kerja

kelompok.

Penerapan pembelajar-

an menggunakan metode

eksperimen secara kerja

kelompok.

Refleksi dari hasil

penerapan pembelajaran

menggunakan metode

eksperimen secara kerja

kelompok

Masih menggunakan

metode ceramah dan

hanya berpusat pada guru

sehingga siswa kurang

aktif, tidak bersemangat,

bosan dan kecewa karena

ti-dak terlibat langsung

dalam PBM akibat-nya

hasil belajar siswa masih

rendah.

Evaluasi Akhir Evaluasi Efek Evaluasi Awal