hal 7-21.docx

14
7/21/2019 HAL 7-21.docx http://slidepdf.com/reader/full/hal-7-21docx 1/14 6 - Suhu Lebur : Lebih kurang 272 o - Susut Pengeringan : Tidak lebih dari 0,5% - Sisa Pemijaran : Tidak lebih dari 0,1% (Farmakope Indonesia Edisi III, 1979) 2.1.2. Sinonim dari Theophyllin Sinonim theoh!llin antara lain adalah sebagai berikut : "##urbron, "erolate, "smali$, li$omin, li$oh!llin, Lasma, &uelin 'tablets(, )uibron-T, *esbid, Slo- +id, Slo-Ph!llin, Sustaire, Theo-2, Theobid, Theo#hron, Theo#lear, Theo-ur, Theolair, Theosan, Theo.ent, Theo-/, T-Ph!l, ni-ur, nih!l 'oat, 2005(3 2.2. Farmakologi Theophyllin Theoh!llin meruakan turunan eth!l$antina !ang memerlihatkan ban!ak raga kerja armakologi, salah satu diantaran!a adalah sebagai bronkolitik dan .asodilator 'S#huna#k, 1440(3 Theoh!llin bekerja sebagai bronkodilator dengan menghambat se#ara kometiti enim siklik nukleotida osodiesterase menghasilkan  eningkatan kadar #"P sehingga terjadi relaksasi langsung otot olos bronki3 'Sis6andono,2000(3 2.2.1. Farmakokinetik Theophyllin Proses mulai masukn!a obat ke dalam tubuh samai dikeluarkan kembali disebut armakokinetik3 Termasuk dalam roses armakokinetik ialah absorsi, distribusi, biotransormasi, dan ekskresi obat3 ntuk menghasilkan eak, sesuatu obat harus terdaat dalam kadar !ang teat ada temat obat itu bekerja 'Sutomo, 1441(3 "daun armakokinetik dari theoh!llin adalah sebagai berikut : etersediaan biologik : 45%, resorsi dierlambat bila bersamaan dengan makan, 8olume distribusi : 0,519kg,

Upload: sastra-kurniawan

Post on 05-Mar-2016

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HAL 7-21.docx

7/21/2019 HAL 7-21.docx

http://slidepdf.com/reader/full/hal-7-21docx 1/14

6

- Suhu Lebur : Lebih kurang 272o

- Susut Pengeringan : Tidak lebih dari 0,5%

- Sisa Pemijaran : Tidak lebih dari 0,1%

(Farmakope Indonesia Edisi III, 1979)

2.1.2. Sinonim dari Theophyllin

Sinonim theoh!llin antara lain adalah sebagai berikut : "##urbron, "erolate,

"smali$, li$omin, li$oh!llin, Lasma, &uelin 'tablets(, )uibron-T, *esbid, Slo-

+id, Slo-Ph!llin, Sustaire, Theo-2, Theobid, Theo#hron, Theo#lear, Theo-ur,

Theolair, Theosan, Theo.ent, Theo-/, T-Ph!l, ni-ur, nih!l 'oat, 2005(3

2.2. Farmakologi TheophyllinTheoh!llin meruakan turunan eth!l$antina !ang memerlihatkan ban!ak 

raga kerja armakologi, salah satu diantaran!a adalah sebagai bronkolitik dan

.asodilator 'S#huna#k, 1440(3 Theoh!llin bekerja sebagai bronkodilator dengan

menghambat se#ara kometiti enim siklik nukleotida osodiesterase menghasilkan

 eningkatan kadar #"P sehingga terjadi relaksasi langsung otot olos bronki3

'Sis6andono,2000(32.2.1. Farmakokinetik Theophyllin

Proses mulai masukn!a obat ke dalam tubuh samai dikeluarkan kembali

disebut armakokinetik3 Termasuk dalam roses armakokinetik ialah absorsi,

distribusi, biotransormasi, dan ekskresi obat3 ntuk menghasilkan eak, sesuatu obat

harus terdaat dalam kadar !ang teat ada temat obat itu bekerja 'Sutomo, 1441(3

"daun armakokinetik dari theoh!llin adalah sebagai berikut :

• etersediaan biologik : 45%, resorsi dierlambat bila bersamaan dengan

makan,

• 8olume distribusi : 0,519kg,

Page 2: HAL 7-21.docx

7/21/2019 HAL 7-21.docx

http://slidepdf.com/reader/full/hal-7-21docx 2/14

7

• katan rotein lasma : 4 jam, dierendek ada anak-anak, erokok, dan

adan!a induksi en!m, dieranjang ada ba!i baru lahir, kehamilan,

;irrhosis hati, insuisiensi jantung, insuiensi resiratoik dan

kegemukkan9kelebihan berat badan '<idodo dan bir#her, 144=(3 <aktu aruh

theoh!llin > ?,7 jam, ada erokok 6aktu aruhn!a lebih endek > 5,5 jam,

sedang ada enderita a!ah jantung kongesi lebih anjang >22,4 jam

'Sis6andono, 2000(,

• liminasi : sekitar 10% dieliminasi renal tana diubah, sisahn!a

dimetabolisme di dalam hati !ang sebagian menjadi metabolit akti lemah

'eth!l$anthin, dan asam eth!lurea(3 Theoh!llin daat dianalisa3

2.2.2.Indikasi Theophyllin

Theoh!llin adalah salah satu jenis obat !ang sering dijumai ada komosisi

obat asma3 Theoh!llin meruakan sen!a6a turunan $antin !ang digunakan luas

dalam engobatan asma terutama dikenal sebagai bronchodilator !aitu relaksasi otot

 olos bronkus, terutama bila otot bronkus dalam keadaan konstriksi, se#ara

ekserimental akibat histamin atau se#ara klinis ada enderita asma bronkial

'Sunar!o,dkk3, 1445(3 Theoh!llin juga berda!a sasmolitis terhada otot olos,

khususn!a otot bron#hi, menstimulasi jantung dan mendilatasin!a3 Theoh!llin juga

menstimulasi sistem sara usat 'SSP( dan ernaasan, serta bekerja diuretis lemah

dan singkat3 ini obat ini ban!ak digunakan sebagai obat re.ensi dan terai

serangan asma 'Tan @oan, 200?(3

2.2.3.Dosis Theophyllin

 

osis harus disesuaikan se#ara indi.idual, samai dengan ter#aain!a kadar 

teraeutik di dalam lasma3

Page 3: HAL 7-21.docx

7/21/2019 HAL 7-21.docx

http://slidepdf.com/reader/full/hal-7-21docx 3/14

8

 

Pemberian eroral

e6asa : 10 mgA kg9hari

  Perokok de6asa dan anak-anak : 15-20 mg9kg9hari dibagi dalam 2-=

kali emberian3 +entuk retard menguntungkan dengan en#aaian

dosis dalam inter.al 6aktu ?-12 jam3

 

Pemberian intra.ena

  e6asa : dosis a6al 5 B 10 mg9kg9jam dalam 6aktu C jam

intra.ena lambat, dosis emeliharaan 0,7 mg9kg9jam,  Perokok de6asa dan anak B anak : dosis a6al 10 mg9kg intra.ena

lambat, dosis emeliharaan 1 mg9kg9jam,  Pasien dengan ;irrhosis hati dan insuisiensi jantung sebagai dosis

 emeliharaan 0,5 mg9kg9jam

'<idodo dan +ir#her, 14??(3

2.2.4.Kontraindikasi Theophyllin

Theoh!llin harus hati B hati enggunaan!a ada asien dengan en!akit

 jantung, hiertensi, hiertiroid, ulkus lambung, eilesi, lanjut usia gangguan hati,

kehamilan dan men!usui3

• ehamilan : ada trimester ketiga beresiko ba!i tidak bernaas3

• en!usui : terdaat ada "S, daat mun#ul gejala iritabilitas ada ba!i

  ' "nonima, 2010(3

2.2.5.Efek Samping Theophyllin

Page 4: HAL 7-21.docx

7/21/2019 HAL 7-21.docx

http://slidepdf.com/reader/full/hal-7-21docx 4/14

Page 5: HAL 7-21.docx

7/21/2019 HAL 7-21.docx

http://slidepdf.com/reader/full/hal-7-21docx 5/14

10

kemurniaan !ang diketahui3 Pada umumn!a total ban!akn!a ketidakmurniaan tidak 

lebih dari 0,01-0,02%3 Eat tersebut harus mudah dikeringkan dan lebih terlalu

higroskois sehingga tidak menarik air selama enimbangan323 Pengubahan konstituen !ang diinginkan ke bentuk !ang daat terukur 

engubah konstituen !ang diinginkan ke bentuk !ang daat diukur3 ni

 bersangkutan dengan metode emisahan3 Pemilihan teknik umumn!a didasarkan ada

ketelitian dan keteatan !ang dierlukan3=3 Pengukuran konstituen !ang diinginkan3

+erbagai siat-siat ata kimia daat digunakan sebagai suatu #ara identiikasi

kualitati dan engukuran kuantitati3 Fika siatn!a adalah sesiik untuk engukuran,

maka taha emisahan dan erlakuan a6al samel daat disederhanakan3

3 Perhitungan dan interrestasi data analitik 

Langkah terakhir dalam suatu analisa adalah erhitungan ersentase dari

analit didalam samel3 asar-dasar !ang men!angkut dalam erhitungan, biasan!a

dilakukan se#ara statistika !ang berguna untuk men!atakan makna dari data analitik 

'hokar, 2007(3

2.4. etode $ etode #enetapan Kadar

a3 etode kimia : etode ini meliuti analisis gra.imetri dan .olumetri3 b3 etode isika : etode ini berguna untuk enetuan komonen minor atau

onsentrasi runut suatu unsur atau juga konstituen !ang diduga

konstituen samel3 Sebagian besar metode ini memerlukan

standar !ang mengandung sejumlah at !ang diketahui dan

 berlaku berbagai landasan embanding dalam engukuran3

ari berbagai ma#am #ara enetukan kadar suatu at, maka teoilin kadang

daat ditetakan dengan berbagai #ara antara lain :

2.4.1. !nalisa %ol"metri &Titrimetri'

Page 6: HAL 7-21.docx

7/21/2019 HAL 7-21.docx

http://slidepdf.com/reader/full/hal-7-21docx 6/14

11

"nalisa .olometri disebut juga titrimetri, meruakan engukuran dari .olum

suatu larutan dengan konsentrasi !ang diketahui dierlukan untuk bereaksi dengan

analit 'a! dan nder6ood, 14??(3

etode titrimetri masih digunakan se#ara luas karena meruakan metode !ang

tahan, murah, dan mamu memberikan keteatan !ang tinggi3 eterbatasan metode

ini adalah bah6a metode titrimetri kurang sesiik3

Semua metode titrimetri tergantung ada larutan baku !ang mengandung

sejumlah reagen ersatuan .olume larutan dengan ke#eatan !ang tinggi3 Satuan

konsentrasi din!atakan dalam g3ek93 Larutan baku disiakan dengan menimbang

reagen murni se#ara teat, karena tidak semua larutan baku tersedia dalam keadaan

murni3 Gleh karena itu dikenal larutan baku rimer, !aitu at !ang tersedia dalam

komosisi kimia murni 'hokar, 2007(3

ntuk daat digunakan analisi .olumetri harus dienuhi s!arat-s!arat sebagai

 berikut :

13 *eaksi harus berlangsung sesuai ersamaan reaksi kimia tertentu3 eban!akan

reaksi ion memenuhi s!arat ini3

23 *eaksi harus sederhana serta daat din!atakan dengan ersamaan reaksi3

=3 @arus ada erubahan !ang terlihat ada saat titik eki.alen ter#aai, baik se#ara

kimia atau isika3

3 @arus ada indikator jika s!arat = tidak terenuhi3

Page 7: HAL 7-21.docx

7/21/2019 HAL 7-21.docx

http://slidepdf.com/reader/full/hal-7-21docx 7/14

12

'*ohman, 2007(3

2.4.2. Klasifikasi etode %ol"metri

etode .olumetri se#ara garis besar daat diklasiikasikan dalam emat

kategori !aitu :

13 *eaksi asam basa 'asidi-alkalimetri H netralisasi(

Penetaan kadar ini berdasarkan ada erindahan roton dari at !ang bersiat

asam basa, baik dalam lingkungan air atauun dalam lingkungan bebas air 'T+" H

titrasi bebas air(3

23 *eaksi oksidasi-reduksi 'redoks(

asar !ang digunakan adalah erindahan ele#tron3 Penetaan kadar sen!a6a

 berdasarkan reaksi ini digunakan se#ara luas seerti ermanganometri, serimetri, iodi-

iodometri, serta bromatometri3

=3 *eaksi engendaan 'resiitasi(

Page 8: HAL 7-21.docx

7/21/2019 HAL 7-21.docx

http://slidepdf.com/reader/full/hal-7-21docx 8/14

13

Penetaan kadar berdasarkan ada terjadin!a endaan !ang sukar larut misaln!a

 ada enetaan se#ara argentometri3

3 *eaksi embentukan komleks

asar !ang digunakan adalah terjadin!a reaksi antara at-at engkomleks

organik dengan ion logam menghasilkan sen!a6a komleks !ang manta3 Penetaan

kadar !ang menggunakan rinsi ini adalah metode komleksometri '*ohman, 2007(3

2.4.3. etode Titrasi !rgentometri

Titrasi argentometri adalah suatu #ara tirtasi dimana titrasi tersebut terjadi

endaan3 Titik akhir titrasi berdasarkan atas :

• Terbentukn!a endaan

• Perubahan 6arna larutan

• Perubahan 6arna endaan 'indikator adsorbsi(

  Titrasi ini didasarkan titrasi enggaraman9engendaan antara theoh!llin

dengan argentum nitrat3 engan terbentukn!a garam erak !ang tidak larut dalam air 

'mengenda( dimana endaan daat diisahkan dan kelebihan argentum nitrat

dititrasi dengan ammonium tiosianat3 ndikator !ang digunakan adalah erri

ammonium sulat3 Titik akhir titrasi ditandai dengan terjadin!a 6arna merah karena

terjadin!a erri tiosianat3

*eaksi !ang terjadi adalah :

Page 9: HAL 7-21.docx

7/21/2019 HAL 7-21.docx

http://slidepdf.com/reader/full/hal-7-21docx 9/14

14

  G @ G "g;@=   & ;@=   &

  & >  "g&G=   & > @&G=

   & &

  G  & G  &

  ;@=   ;@=

 

2.4.4. etode Sta(ilitas )(at

+eberaa jenis obat #uku stabil, meskiun demikian beberaa obat !ang

memun!ai gugus ungsional tertentu seerti ester dan laktam akan mudah

mengalami degradasi dengan jalur reaksi hidrolisis3 Gbat dengan gugus ungsional

seerti katekol dan enol akan mudah sekali mengalami oksidasi3 Tie degradasi obat

!ang aling umum adalah degradasi obat orde nol '0( dan orde satu '1(3

13 egradasi orde 0

alam kinetika reaksi ordo 0, ke#eatan degradasi obat tidak tergantung ada

konsentrasi reakatan3 Fadi, jika tetaan ke#eatan untuk reaksi degradasi orde 0 suatu

sen!a6a adalah 0,01 mol 9 jam maka setelah 10 jam seban!ak 0,01 mol sen!a6a

tersebut akan mengalami degradasi3 Tie degradasi orde 0 ini meruakan tie

degradasi hidrolisis obat ada sediaan susensi atau tablet !ang mana obat ada

a6aln!a berada dalam bentuk adat lalu se#ara erlahan B lahan melarut3 Gleh karena

Page 10: HAL 7-21.docx

7/21/2019 HAL 7-21.docx

http://slidepdf.com/reader/full/hal-7-21docx 10/14

15

itu, ke#eatan degradasin!a kurang lebih sama dengan degradasi dalam larutan bebas

karena konsentrasi obat ada keadaan setimbang adalah konstan3

23 egradasi Grde 1

*eaksi kinetika degradasi obat orde 1 telah dielajari se#ara luas3 *eaksi

degradasi orde 1 meruakan tiikal reaksi hidrolisis obat dalam larutan3 *eaksi orde 1

semu meruakan reaksi degradasi sejenis reaksi orde 1 !ang melibatkan air3 arena

air dalam jumlah berlebih sehingga diangga konstan'meskiun sebenarn!a air juga

 bereran dalam reaksi degradasi(, sehingga reaksi tersebut diangga reaksi orde 13

Pada reaksi orde 1, ke#eatan 'rate #onstant( memin!ai unit satuan jam -1 atau detik -13

' "bdul *ohman,2007(

=3 egradasi Grde 2

egradasi orde 2 keseluruhan memun!ai hukum laju dengan jumlah

eksonen m > nI33,sama dengan 23 Seerti ada reaksi orde 0 dan orde 1 akan

dibatasi ada reaksi !ang melibatkan dekomosisi satu reaktan !ang mengikuti

hukum laju3 '*alh @3Petru##i,200?(3

*eaksi orde 0 (zero order reaction( keseluruhan memun!ai hukum laju

!ang jumlah eksonenn!a, m > n II3,sama dengan 03 Sebagai #ontoh,kita ambil

reaksi dengan reaktan tunggal3

*iri lain reaksi orde + adalah,

Page 11: HAL 7-21.docx

7/21/2019 HAL 7-21.docx

http://slidepdf.com/reader/full/hal-7-21docx 11/14

16

• Jraik konsentrasi B 6aktu meruakan garis lurus dengan kemiringan

negati.e

• Laju reaksi !ang sama dengan k  dan teta konstan di seanjang reaksi

adalah negati.e dari kemiringan

• Satuan k  sama dengan satuan laju reaksi : mol L -1'6aktu(-1, misaln!a mol-

1S-1, atau s-13

K"t H - k  t > K"0

imana: " adalah konsentrasi " ada 6aktu t

  t adalah 6aktu

  b adalah konsentrasi a6al ada 6aktu t H 0  m H -k  'kemiringan garis lurus( '*alh @ Petru##i,200?(

Suatu reaksi orde 1 ' first order reaction( keseluruhan memiliki hukum laju

dengan jumlah eksonen m > n I3,sama dengan 13

 Hukum laju reaksi orde pertama adalah:

Laju reaksi H k K"

imana daat dieroleh huum laju terintegrasi untuk reaksi orde ertama

dengan mengalikasikan integrasi ersamaan3 @asil dari enurunann!a adalah :

n K"t H '- k (t   > n K"0

imana: K"t adalah konsentrasi " ada 6aktu t

Page 12: HAL 7-21.docx

7/21/2019 HAL 7-21.docx

http://slidepdf.com/reader/full/hal-7-21docx 12/14

17

  : K"0 adalah konsentrasin!a ada t H 0

  : k  adalah konstanta laju3

+erhubungan dengan logaritma tidak berdimensi ' tidak memun!ai satuan(

maka B k  M t harus juga tidak berdimensi3 ni berarti satuan k   dalam reaksi orde

 ertama adalah '6aktu (-1 , seerti s-1 atau min-13 '*alh @ Petru##i,200?(3

 Hukum laju reaksi orde kedua adalah :

Laju reaksi H k  K"2

iturunkan dari hukum laju dan di daat ersamaan garis lurus:

1

[ A  ] t   H k t >1

[ A  ]0

Laju reaksi men!atakan beraa ban!ak reaktan atau roduk berubah dengan

6aktu dan biasan!a din!atakan dengan mol er liter er 6aktu3 Laju reaksi daat

ditentukan melalui rumus B NK" 9 Nt, dari tangen ada kur.a konsentrasi B 6aktu,

dan dengan erhitungan dari hukum laju3 alam sebagian kasus laju reaksi sangat

 bergantung ada konsentrasi reaktan sehingga berubah terus menerus selama reaksi3

onstanta laju suatu reaksi 'k ( mengaitkan laju reaksi dengan konsentrasi

reaktan3 mumn!a, konstanta laju bukanlah laju reaksi itu sendiri, tetai daat

digunakan untuk menghitung laju reaksi3 +egitu nilai k   ada suhu tertentu telah

Page 13: HAL 7-21.docx

7/21/2019 HAL 7-21.docx

http://slidepdf.com/reader/full/hal-7-21docx 13/14

18

diketahui, nilai ini teta untuk reaksi tersebut, beraaun konsentrasi reaktann!a3

Sementara itu, satuan laju reaksi tidak bergantung ada orde reaksi, sedangkan satuan

k  memang demikian3 '*alh @ Petru##i,200?(3

Salah satu tujuan dalam kajian kinetika kimia adalah menurunkan ersamaan

!ang daat digunakan untuk memrediksi hubungan antara laju reaksi dan

konsentrasi reaktan3

Laju reaksi H k  K"mK+n

Suku K",K+, mentakan molaritas reaktan3ksonen !ang dierlukan, m, n,

 biasan!a berua angka bulat, osit, ke#il, meskiun dalam beberaa kasus daat

 berua nol, e#ahan, dan atau negati.e3 ksonen harus ditentukan se#ara er#obaan

dan biasan!a tidak berkaitan dengan koeesien stoikiometrik3

stilah orde dikaitkan dengan eksonen dalam hukum laju dan digunakan

dalam dua #ara:

13 Fika m H 1 , dikatakan reaksi berorde ertama, jika n H 2 reaksi berorde

kedua untuk + dan seterusn!a3

23 Grde reaksi keseluruhan adalah jumlah semua eksonen3

onstanta roorsionalitas k  menghubungkan laju reaksi dengan konsentrasi

reaktan dan dinamakan konstanta laju reaksi tersebut3 &ilain!a bergantung ada

reaksi sesiik, keberadaan katalis 'jika ada(,dan suhu3Semakin besar nilai k , semakin

Page 14: HAL 7-21.docx

7/21/2019 HAL 7-21.docx

http://slidepdf.com/reader/full/hal-7-21docx 14/14

19

#eat reaksi berjalan3 Grde reaksi menentukan bentuk umum hukum laju dan satuan k 

!ang benar ' artin!a bargantung ada nilai eksonen(3

 Dengan hukum lau untuk suatu reaksi, dapat!

• enghitung laju reaksi untuk konsentrasi reakatan !ang diketahui

• enurunkan ersamaan !ang men!atakan konsentrasi reaktan sebagai

ungsi 6aktu3

*eaksi kimia berjalan lebih #eat ada suhu !ang lebih tinggi3 Pada tahun

1??4, "rrhenius menunjukkan bah6a konstanta laju ban!ak reaksi kimia ber.ariasi

dengan suhu sesuai dengan rumus:

 "  H "e-a 9 *T

 Dengan mengambil logaritma alami kedua sisi persamaan, di dapat rumus!

n k  H -

 E a

 RT   > n "

n k  dengan 19T adalah suatu garis lurus sehingga memberikan metode grais

untuk menentukan energi akti.asi suatu reaksi3 '*alh @ Petru##u,200?(3