hakekat ipa dan pembelajaran ipa

10
Nama /NIM : Mar’atus Sholihah / 100321400895 Kelas / Off : C/C TUGAS STRATEGI PEMBELAJARAN FISIKA KE-1 HAKEKAT IPA, FISIKA DAN HAKEKAT PEMBELAJARAN IPA, FISIKA Hakekat IPA Ilmu pengetahuan alam (IPA) atau Sains (science) dalam arti sempit merupakan “disiplin ilmu yang terdiri dari physical sciences (ilmu fisik), dan life sciences (ilmu biologi)”. Yang termasuk physical sciences adalah ilmu-ilmu, astronomi, kimia, geologi, mineralogy, eteorologi, dan fisika. sedangkan life science meliputi astronomi, fisiologi, zoology, citologi, embriologi, mikrobiologi. Beberapa ilmuwan memberikan definisi IPA sesuai dengan pengamatan dan pemahamannya. Carin mendefinisikan IPA sebagai “science is the activity of questioning and exploring the universe and finding and expressing it’s hidden order” . Artinya “IPA adalah suatu kegiatan berupa pertanyaan dan penyelidikan alam semesta dan penemuan dan pengungkapan serangkaian rahasia alam”. IPA (Sains) berupaya membangkitkan minat manusia agar mau meningkatkan kecerdasan dan pemahamannya tentang alam seisinya yang penuh dengan rahasia yang tidak habis-habisnya. IPA mengandung makna pengajuan pertanyaan, pencarian jawaban, pemahaman jawaban, penyempurnaan jawaban baik tentang gejala maupun karakteristik alam sekitar melalui cara-cara sistematis. Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa IPA selain sebagai produk juga sebagai proses tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

Upload: maratus-sholihah

Post on 08-Aug-2015

135 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hakekat IPA Dan Pembelajaran IPA

Nama /NIM : Mar’atus Sholihah / 100321400895

Kelas / Off : C/C

TUGAS STRATEGI PEMBELAJARAN FISIKA KE-1

HAKEKAT IPA, FISIKA DAN HAKEKAT PEMBELAJARAN IPA, FISIKA

Hakekat IPA

Ilmu pengetahuan alam (IPA) atau Sains (science) dalam arti sempit merupakan “disiplin

ilmu yang terdiri dari physical sciences (ilmu fisik), dan life sciences (ilmu biologi)”. Yang

termasuk physical sciences adalah ilmu-ilmu, astronomi, kimia, geologi, mineralogy, eteorologi,

dan fisika. sedangkan life science meliputi astronomi, fisiologi, zoology, citologi, embriologi,

mikrobiologi.  Beberapa ilmuwan memberikan definisi IPA sesuai dengan pengamatan dan

pemahamannya. Carin mendefinisikan IPA sebagai “science is the activity of questioning and

exploring the universe and finding and expressing it’s hidden order”. Artinya “IPA adalah suatu

kegiatan berupa pertanyaan dan penyelidikan alam semesta dan penemuan dan pengungkapan

serangkaian rahasia alam”. 

IPA (Sains) berupaya membangkitkan minat manusia agar mau meningkatkan

kecerdasan dan pemahamannya tentang alam seisinya yang penuh dengan rahasia yang tidak

habis-habisnya. IPA mengandung makna pengajuan pertanyaan, pencarian jawaban, pemahaman

jawaban, penyempurnaan jawaban baik tentang gejala maupun karakteristik alam sekitar melalui

cara-cara sistematis. Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan sebelumnya maka dapat

disimpulkan bahwa IPA selain sebagai produk juga sebagai proses tidak dapat dipisahkan satu

sama lain.

IPA sebagai proses dipandang sebagai kerja atau sesuatu yang harus dilakukan dan

diteliti yang dikenal dengan proses ilmiah atau metode ilmiah, melalui keterampilan

menemukan antara lain, mengamati, mengklasifikasi, mengukur, menggunakan keterampilan

spesial, mengkomunikasikan, memprediksi, menduga, mendefinisikan secara operasional,

merumuskan hipotesis, menginterprestasikan data, mengontrol variabel, melakukan eksperimen.

IPA sebagai produk maksudnya adalah lebih menekankan pada memahami apa yang sudah

dihasilkan oleh IPA itu sendiri misalnya, prinsip-pinsip, hukum-hukum, dan rumus-rumus.

Meninjau lagi hakekat IPA yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan IPA memiliki nilai-nilai

dalam berbagai segi kehidupan yang bermanfaat, diantaranya:

Page 2: Hakekat IPA Dan Pembelajaran IPA

1. Nilai Praktis, teknologi yang merupakan hasil-hasil penemuan IPA telah banyak

mengasilkan benda yang bermanfaat bagi manusia.

2. Nilai intelektual, IPA dengan metode ilmiahnya banyak sekali digunakan untuk

memecahkan masalah. Metode ilmiah memberikan kemampuan dan keterampilan kepada

manusia untuk dapat memecahkan masalah. Kemampuan ini memberikan kepuasaa khusus

kepada manusia, sehingga IPA dengan metode ilmiahnya mempunyai nilai intelektual.

3. Nilai sosial politik- ekonomi, negara yang IPA dan Teknologinya maju akan mendapat

tempat khusus dalam kedudukan sosial, politik, dan ekonominya.

4. Nilai keagamaan, ilmuwan IPA yang dahulunya kurang percaya terhadap Agama, sedikit

demi sedikit bahkan ada yang mendalami Agama. Mereka menyadari bahwa ada yang

menciptakan dan mengatur segala keteraturan yang ada di Jagad Raya ini, yakni Tuhan Yang

Maha Esa. Pernyataan yang terkenal yang diungkap oleh ilmuwan besar, seperti Albert

Einstein adalah “ Science without religious is blind and religious without science is limp”

5. Nilai pendidikan, guru IPA memiliki tugas untuk membelajarkan siswa dengan baik untuk

mencapai tujuan pendidikan IPA saat ini, yaitu menciptakan warganegara yang sadar akan

IPA dan Teknologi.

Hakekat Pembelajaran IPA

Pendidikan dimaknai sebagai proses yang di dalamnya seseorang mengembangkan

semua aspek kepribadian manusia, yang mencakup pengetahuan, kemampuan, sikap, nilai, dan

bentuk-bentuk tingkah laku lainnya di masyarakat di mana ia hidup. Pendidikan IPA adalah

suatu upaya atau proses untuk membelajarkan siswa untuk memahami hakikat IPA : produk,

proses, dan mengembangkan sikap ilmiah serta sadar akan nilai-nilai yang ada di dalam

masyarakat untuk pengembangan sikap dan tindakan berupa aplikasi IPA yang positif. Setiap

guru harus paham akan alasan mengapa IPA (Sains) perlu diajarkan di sekolah.

Belajar IPA tidak sekedar belajar informasi IPA tentang fakta, konsep, prinsip, hukum

dalam wujud pengetahuan deklaratif. Belajar IPA juga belajar tentang cara memperoleh

informasi IPA, cara IPA dan teknologi bekerja dalam bentuk pengetahuan prosedural,

termasuk kebiasaan bekerja ilmiah dengan metode ilmiah dan sikap ilmiah. Belajar IPA akan

menciptakan sikap ilmiah kepada siswa yang mencakup rasa ingin tahu, berusaha untuk

membuktikan menjadi skeptis, menerima perbedaan, bersikap kooperatif, menerima kegagalan

sebagai suatu hal yang positif. Usman Samatowa mengemukakan empat alasan sains

dimasukan di kurikulum yaitu:

Page 3: Hakekat IPA Dan Pembelajaran IPA

1. IPA berfaedah bagi suatu bangsa. Kesejahteraan materil suatu bangsa banyak sekali

tergantung pada kemampuan bangsa itu dalam bidang IPA, sebab IPA merupakan dasar

teknologi, sering disebut-sebut sebagai tulang punggung pembangunan. Pengetahuan dasar

untuk teknologi ialah IPA. Orang tidak menjadi Insinyur elektronika yang baik, atau dokter

yang baik, tanpa dasar yang cukup luas mengenai berbagai gejala alam.

2. Bila diajarkan dengan cara yang tepat, maka IPA merupakan suatu mata pelajaran yang

memberikan kesempatan berpikir kritis; misalnya IPA diajarkan dengan mengikuti metode

"menemukan sendiri". Bila IPA diajarkan melalui percobaan -percobaan yang dilakukan

sendiri oleh anak maka IPA bukan mata pelajaran yang bersifat hafalan belaka.

3. IPA mempunyai nilai – nilai pendidikan yaitu mempunyai potensi yang dapat membentuk

keprbadian anak secara keseluruhan.

IPA dipandang memiliki peranana yang sangat penting dalam pendidikan. Tujuan

pendidikan IPA dewasa ini mencakup lima dimensi, yaitu:

1. Pengetahuan dan pemahaman (scientific information), mencakup belajar informasi spesifik

seperti : fakta, konsep, teori, hukum dan penyelidikan pengetahuan sejarah sains

2. Penggalian dan penemuan (exploring and discovering; scientific processes), beruhubungan

dengan penggunaan proses-proses IPA untuk mempelajari bagaimana ahli IPA bekerja dan

berpikir . Keterampilan yang harus diajarkan mencakup: mengamati, mendeskripsikan,

mengklasifikasi dan mengorganisasikan, mengkomunikasi-kan , berhipotesis, menguji

hipotesis, menginterpretasikan data, dsb.

3. Imaginasi dan kreativitas, kemampuan memvisualisasikan atau menghasilkan gambaran

mental, mengkombinasikan objek dan gagasan dengan cara-cara baru, memecahkan masalah

dan teka-teki, menghasilkan ide/gagasan yang tidak biasa.

4. Sikap dan nilai, berupa : pengembangan sikap-sikap positif terhadap IPA, ahli IPS, guru

IPA, dan diri sendiri, pengembangan kepekaan dan penghargaan kepada orang lain,

mengekspresikan perasaan dengan cara yang konstruktif, mengambil keputusan dengan

didasari oleh nilai-nilai individu, sosial, dan isu-isu lingkungan.

5. Penerapan, mampu mengidentifikasi hubungan konsep IPA dalam penggunaannya dengan

kehidupan sehari-hari; memahami prinsip-prinsip ilmiah dan teknologi yang bekerja pada

alat-alat rumah tangga ; memahami dan menilai laporan-laporan perkembangan ilmiah yang

ditulis pada mass media

Hakekat Fisika dan Hakekat Pembelajaran Fisika

Fisika berasal dari Bahasa Yunani φυσικός (physikos) yang berarti alamiah, dan φύσις

(physis) yang berarti Alam. Jadi, Fisika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari benda-

Page 4: Hakekat IPA Dan Pembelajaran IPA

benda di alam, gejala-gejala, kejadian-kejadian alam. Gejala-gejala ini pada mulanya adalah apa

yang dialami oleh indera manusia, misalnya penglihatan menemukan cahaya dan pendengaran

menemukan pelajaran tentang bunyi. Sedangkan menurut Mundilarto yang dikutip oleh Ani

Rusilowati (2006: 100), menyatakan bahwa: “Mata pelajaran Fisika menuntut intelektualitas

yang relatif tinggi”.  Secara garis besar, hakikat fisika adalah :

1. Fisika bukan hanya sekedar kumpulan fakta dan prinsip tetapi, fisika juga mengandung

cara-cara bagaimana memperoleh fakta dan prinsip tersebut beserta sikap fisikawan dalam

memperolehnya.

2. Rasa ingin tahu yang tinggi, dalam mempertanyakan segala sesuatu merupakan nilai dasar

yang melandasi pemikiran dalam fisika.

3. Berpikir dalam fisika sering diasosiasikan dengan kreativitas dan pemecahan masalah.

4. Fisika mengandung nilai-nilai kemanusiaan, yang berupa kemandirian berpikir, keaslian

ide, kebebasan berpikir, atau perbedaan pemikiran.

5. Fisika dan demokrasi, ketika fisika dikaji melalui eksplorasi yang melibatkan nilai-nilai

kemandirian, kebebasan, hak untuk berbeda, dan, toleransi, nampak jelas bahwa sebagai

suatu aktivitas sosial.

Sifat mata pelajaran Fisika salah satunya adalah bersyarat, artinya setiap konsep baru

ada kalanya menuntut prasyarat pemahaman atas konsep sebelumnya. Oleh karena

itu, jika terjadi kesulitan belajar pada salah satu pokok bahasan, akan terbawa ke pokok

bahasan berikutnya, atau jika terjadi miskonsepsi, akan terbawa sampai jenjang pendidikan

berikutnya. (Ani Rusilowati, 2006: 100). Beberapa sifat yang dipelajari dalam fisika merupakan

sifat yang ada dalam semua sistem materi yang ada, seperti hukum kekekalan energi. Sifat

semacam ini sering disebut sebagai hukum fisika. Fisika sering disebut sebagai "ilmu paling

mendasar", karena setiap ilmu alam lainnya (biologi, kimia, geologi, dan lain-lain) mempelajari

jenis sistem materi tertentu yang mematuhi hukum fisika. Misalnya, kimia adalah ilmu tentang

molekul dan zat kimia yang dibentuknya. Sifat suatu zat kimia ditentukan oleh sifat molekul

yang membentuknya, yang dapat dijelaskan oleh ilmu fisika seperti mekanika kuantum,

termodinamika, dan elektromagnetika.

Menurut Corey (Yusufhadi Miarso, 1986 : 195) pembelajaran adalah suatu proses dimana

lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah-

laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu.

Mata pelajaran fisika adalah salah satu mata pelajaran IPA yang dapat mengembangkan

kemampuan berpikir analitis, induktif dan deduktif dalam menyelesaikan masalah yang

berkaitan dengan peristiwa alam sekitar, baik secara kualitatif maupun kuantitatif dengan

Page 5: Hakekat IPA Dan Pembelajaran IPA

menggunakan matematika, serta dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap

percaya diri (Depdiknas, 2003: 1).

Pembelajaran fisika untuk meneliti masalah-masalah harus melalui kerja ilmiah, yang

disebut metode ilmiah yaitu: merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, merancang dan

melaksanakan ekperimen, menganalisis data pengamatan, serta menarik simpulan. Menurut

Kusuma (1992:26) Tujuan Pembelajaran Fisika adalah :

1. Memahami konsep-konsep dan hukum-hukum fisika serta mampu menerapkannya dalam

persoalan fisis sehari-hari.

2. Mampu menggunakan metode ilmiah dalam memecahkan persoalan.

3. Menyadari kebesaran dan kekuasaan Tuhan.

Selanjutnya secara garis besar pembelajaran Fisika di sekolah seperti yang diungkapkan

oleh Abu Hamid dalam (Sulistyono,1998:12), adalah sebagai berikut:

1. Proses belajar Fisika bersifat untuk menentukan konsep, prinsip, teori, dan hukum-hukum

alam, serta untuk dapat menimbulkan reaksi, atau jawaban yang dapat dipahami dan

diterima secara objektif, jujur dan rasional.

2. Pada hakikatnya mengajar Fisika merupakan suatu usaha untuk memilih strategi mendidik

dan mengajar yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan, dan upaya untuk

menyediakan kondisi-kondisi dan situasi belajar Fisika yang kondusif, agar murid secara

fisik dan psikologis dapat melakukan proses eksplorasi untuk menemukan konsep, prinsip,

teori, dan hukum-hukum alam serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

3. Pada hakikatnya hasil belajar Fisika merupakan kesadaran murid untuk memperoleh konsep

dan jaringan konsep Fisika melalui eksplorasi dan eksperimentasi, serta kesadaran murid

untuk menerapkan pengetahuannya untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam

kehidupannya sehari-hari.

Pembelajaran fisika di sekolah menengah pertama merupakan salah satu mata pelajaran

yang menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Dalam

pembelajaran fisika, pengalaman proses sains dan pemahaman produk sains dalam bentuk

pengalaman langsung akan sangat berarti dalam membentuk konsep siswa. Hal ini juga sesuai

dengan tingkat perkembangan mental siswa SMP yang masih berada pada fase transisi dari

konkrit ke formal, akan sangat memudahkan siswa jika pembelajaran Sains mengajak anak

untuk belajar merumuskan konsep secara induktif berdasar fakta-fakta empiris di lapangan.

Pembelajaran Fisika, IPA dan Inkuiri

Page 6: Hakekat IPA Dan Pembelajaran IPA

Model Pembelajaran Inkuiri adalah suatu metode yang digunakan dalam pembelajaran

fisika dan mengacu pada suatu cara untuk mempertanyakan, mencari pengetahuan atau

informasi, atau mempelajari suatu gejala. Wayne Welch mengidentifikasi 5 sifat proses inkuiri

diantaranya :

1. Pengamatan, pengajuan pertanyaan yang benar merupakan aspek yang penting dari proses

pengamatan.

2. Pengukuran : deskripsi kuantitatif suatu objek dan gejala yang presisi dan akurat akan

memperoleh penghargaan tertinggi.

3. Eksperimentasi : eksperimen-eksperimen yang dirancang untuk menguji pertanyaan-

pertanyaan dan ide-ide merupakan landasannya.

4. Komunikasi : mengkomunikasikan hasil penelitian merupakan bagian esensial dari proses

inkuiri. Nilai-nilai pemikiran yang independen dan jujur dalam melaporkan hasil pengamatan

merupakan halutama dalam penyampaian.

5. Proses-proses mental: Welch memberikan beberapa proses berpikir yang merupakan bagian

integral dari inkuri ilmiah, yaitu : penalaran induktif, merumuskan hipotesis dan teori,

penalaran deduktif, analogi, entrapolasi.

Pembelajaran fisika di sekolah menegah harus melibatkan siswa dalam sejumlah aktivitas

inkuiri. Model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran

IPA dan Fisika. Hal ini terjadi karena, model pembelajaran inkuiri memberikan kesempatan

kepada siswa untuk bekerja seperti ilmuwan, sehingga rasa ingin tahu siswa semakin

berkembang dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan

proses IPA. Dengan kata lain, melalui model pembelajaran inkuiri terpimpin, pembelajaran

berpusat pada siswa.

Daftar Pustaka

Koes,Supriyono. 2003. Strategi Pembelajaran Fisika. Malang : UM.

Sudrajat,Ahmad.2011.Pembelajaran Inkuiri. (Online,http://akhmadsudrajat.wordpress.com

/2011/09/12/pembelajaran-inkuiri/, diakses pada tanggal 22 Januari 2012)

Wartono. 2003. Strategi Belajar Mengajar Fisika. Malang : UM