hak-hak istri pasca perceraian akibat kekerasan...

117
i HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (Studi kasus Perkara Cerai Gugat Nomor : 0883/Pdt.G/2017/PA.Amb) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam Oleh : Herwin Dwinata NIM : 21214002 PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM FAKULTAS SYARI’AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2018

Upload: others

Post on 07-Jan-2020

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

i

HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN

AKIBAT KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

(Studi kasus Perkara Cerai Gugat Nomor : 0883/Pdt.G/2017/PA.Amb)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

Oleh :

Herwin Dwinata

NIM : 21214002

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2018

Page 2: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

ii

Page 3: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

iii

HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN

AKIBAT KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

(Studi kasus Perkara Cerai Gugat Nomor : 0883/Pdt.G/2017/PA.Amb)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

Oleh :

Herwin Dwinata

NIM : 21214002

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2018

Page 4: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Herwin Dwinata

NIM : 212-14-002

Jurusan : Syariah

Program Studi : Ahwal Al-Syakhsiyyah

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya

saya sendiri, buka jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang

lain yang terdapat dalam skripsi saya ini, dikutip atau dirujuk berdasarkan kode

etik ilmiah.

Salatiga, 15 September 2018

Yang menyatakan

Herwin Dwinata

Page 5: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

v

PENGESAHAN

Skripsi berjudul :

HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT

KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (studi kasus cerai gugat Nomor : 0883/Pdt.G/2017/PA.Amb)

Oleh :

Herwin Dwinata

NIM : 21214002

Dewan Sidang Munaqasyah

Ketua Sidang : Dr.H.Muh.Irfan Helmy,Lc.,M.A ........................................

Sekretaris Sidang : Heni Satar, S.H.,M.Si ........................................

Penguji I : Farkhani, S.H.,S.Hi.,M.H. ........................................

Penguji II : Muh. Hafidz, M.A.g ............................................

Salatiga, September 2018

Dekan Fakultas Syari‟ah

Dr. Siti Zumrotun, M.Ag.

NIP.19670115 199803 2 002

Telah dipertahankan di depan sidang munaqasyah skripsi Fakultas Syari‟ah

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada hari Jum‟at tanggal 21

September 2018, dan telah dinayatakan memenuhi salah satu syarat guna

memperoleh gelar sarjana dalam hukum Islam.

v

Page 6: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

vi

Page 7: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

vii

Page 8: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

viii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“ Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua”

“ Education is’t the best equipment for old age “

PERSEMBAHAN

Terutama sekali untuk isteri tecinta yang telah memberi suport kepada suaminya,

Tri Muryanti, juga untuk anak-anakku tersayang Nofrianto SP,

Rizki Dwi Setyowati dan Putri Novia Nurjanah yang selalu memberi

semangatku agar terus maju pantang mundur , dan teman-teman ASNR 2014

yang selalu bersama memotivasi untuk mencapai harapan.

vi

Page 9: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

ix

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.

Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penelitian dan penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam dipersembah kepada

junjungan Baginda Rasulullah SAW, yang telah menjadikan umat manusia hidup

dari alam kegelapan (jahiliyah) kepada alam yang terang benderang berilmu

pengetahuan serta yang memberikan syafaat kepada kita umatnya. Penulis

menyadari keterbatasan pengetahuan yang dimiliki, sehingga bimbingan,

pengarahan dan bantuan telah banyak penulis peroleh dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang

terhormat :

1. Bapak Dr. Rahmad Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga;

2. Ibu Dr. Hj.Siti Zumrotun, M.Ag selaku Dekan Fakultas Syari‟ah;

3. Bapak Dr. Illya Muhsin, S.H.i,.M.Hi ,selaku Wakil Dekan Bidang

Kemahasiswaan;

4. Bapak Dr.H. Muhammad Irfan Helmy, Lc,.M.A., selaku Wakil Dekan

Bidang Akademis;

5. Bapak Syukron Ma‟mun S.HI,.M.S.i. selaku Ketua Program Studi Ahwal

Al-Syakhsiyyah;

6. Ibu Heni Satar Nurhaida, S.H,.M.Si. selaku Pembimbing yang telah

meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya guna membimbing hingga

terselesaikannya skripsi ini;

7. Ibu Luthfiana Zahriani , M.H selaku Dosen Pembimbing Akademik;

8. Seluruh dosen IAIN Salatiga, yang selama 8 semester telah membagi

ilmunya yang sangat bermanfaat;

9. Istriku dan anak-anakku yang telah mensupport serta memberikan

dukungan moril sehingga dapat merampungkan kuliah di IAIN Salatiga;

10. Teman-teman ASNR 2014, yang selalu membantu dan mensupport saya

dalam menyelesaikan kuliah;

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

berperan dan menbantu hingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Teriring do‟a dan harapan semoga amal baik dan jasa semua pihak tersebut

diatas akan mendapat balasan yang melimpah dari Allah SWT. Amin.

Wassalamualaikum wr.wb

Penulis

Page 10: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

x

ABSTRAK

Herwin Dwinata, 2018, HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT

KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (Studi kasus Perkara

Cerai Gugat Nomor : 0883/Pdt.G/2017/PA.Amb di Pengadilan

Agama Ambarawa)Skripsi Jurusan Syari‟ah, Program Studi

Ahwal Al-Syakhsiyyah Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

Dosen Pembimbing : Heni Satar, S.H,.M.Si.

Kata Kunci : Hak Istri, Cerai Gugat, KDRT

Penulisan skripsi ini dilatar belakangi adanya kasus kekerasan dalam rumah

tangga yang berakibat istri melakukan cerai gugat terhadap suaminya secara

hukum di Pengadilan Agama Ambarawa. Permasalahan yang diangkat dalam

penelitian ini adalah (1) Adakah faktor-faktor penyebab istri melakukan cerai

gugat terhadap suaminya, (2) Hak-Hak apa yang didapat isteri pasca perceraian

akibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim

memutus perkara cerai gugat

Dalam pembuatan skripsi ini penulis melakukan penelitian dengan

menggunakan metode penelitian yuridis sosiologis yang bertujuan untuk

melakukan penelitian dengan bahan pustaka yang ada untuk mencari gambaran

dengan menggunakan metode berpikir induktif. Untuk mendapatkan data data

yang diperlukan sebagai bahan dalam penulisan skripsi, penulis melakukan

observasi sekaligus wawancara kepada Objek ataupun koresponden untuk

memperoleh informasi meyangkut kasus cerai gugat Nomor :

0883/Pdt.G/2017/PA.Amb di Pengadilan Agama Ambarawa. Dari hasil penelitian

menunjukan bahwa adanya gugatan cerai gugat Nomor :

0883/Pdt.G/2017/PA.Amb di Pengadilan Agama Ambarawa, dikarenakan obyek

penelitian (istri) seringkali mendapat perlakukan buruk dari suaminya hanya

karena cekcok dalam rumah tangga yang berujung suaminya melakukan tindak

kekerasan fisik, Hal tersebut berlangsung setiap saat ketika terjadi pertengkaran,

lantaran permintaan istri kepada suami untuk menambah uang belanja dan jajan

anak-anaknya, karena trauma dan takut apabila marah suami pasti melakukan

pemukulan dan menendang istrinya, akhirnya istri memohon kepada Pengadilan

Agama Ambarawa untuk cerai gugat suaminya secara hukum.

Mempertimbangkan keputusan Cerai Gugat Nomor

:0883/Pdt.G/2017/PA.Amb Majelis Hakim merujuk pada pasal 19 ayat (f)

Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 yang berlaku di Indonesia, serta

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan dan Kompilasi Hukum

Islam memutus yaitu mengabulkan gugatan penggugat secara verstek dan

menjatuhkan talaq satu ba‟in sughro.Dalam putusan ini tidak dicantumkan

hadonah atau nafkah iddah dan/ atau nafkah mut‟ah karena hakim beranggapan

untuk hak-hak dimaksud hanya diberikan untuk cerai talaq saja sedangkan Cerai

gugat belum ada aturan atau Perundang-Undangan yang mengaturnya.

Page 11: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

xi

DAFTAR ISI

SAMPUL..................................................................................................................i

LEMBAR BERLOGO.............................................................................................ii

JUDUL....................................................................................................................iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING...........................................................................iv

PENGESAHAN KELULUSAN..............................................................................v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN..............................................................vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN.........................................................................vii

KATA PENGANTAR..........................................................................................viii

ABSTRAK..............................................................................................................ix

DAFTAR ISI............................................................................................................x

DAFTAR TABEL...................................................................................................xi

DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................xii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah..............................................................1

B. Rumusan Masalah..................................................................,....6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian...................................................6

D. Kegunaan Penelitian...................................................................6

E. Penegasan Istilah.........................................................................7

F. Tinjauan Pustaka..........................................................................8

G. Metode Penelitian......................................................................12

H. Sistimatika Penulisan................................................................17

BAB II. LANDASAN TEORI

A. Konsep Umum Tentang Perceraian...........................................19

1. Terjadinya Nusyuz dari pihak isteri......................................19

x

2. Nusyuz Suami terhadap istri...............................................23

3. Terjadinya Syiqaq...............................................................23

Page 12: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

xii

4. Salah satu pihak melakukan zina........................................24

B. Perceraian menurut Al-Qur‟an..................................................25

C. Perceraian Menurut UU Nomor 1 Tahun 1974 dan KHI..........27

D. Alasan Percaraian.....................................................................27

E. Akibat Hukum Yang ditimbulkan dalam perceraian...............28

1. Pengertian Talaq.................................................................28

2. Pengertian Cerai Gugat.......................................................31

3. Hukum Cerai Gugat dalam Islam.......................................31

4. Pasal yang memuat tentang Cerai Gugat dalam KHI.........34

F. Konsep Umum Tentang KDRT................................................35

1. Pengertian Kekerasan.........................................................35

2. Pengertian KDRT..................................................................37

3. Lingkup KDRT...................................................................38

4. Larangan KDRT.................................................................38

5. Faktor Penyebab terjadinya KDRT....................................40

6. Sangsi Hukum terhadap Pelaku KDRT.............................43

7. Penanganan Pemulihan Korban KDRT..............................47

8. Pandangan Islam terhadap KDRT......................................49

G. Hak-Hak Istri Pasca Perceraian................................................54

1. Hak Isteri Pasca Perceraian karena talaq............................54

2. Hak Istri Pasca Cerai Gugat...............................................59

BAB III. HASIL PENELITIAN

A Profil Pengadilan Agama Ambarawa.........................................61

1. Letak Geografis...................................................................61

2. Visi dan Misi........................................................................61

3. Wilayah Yuridiksi................................................................62

4. Struktur Organisasi Pengadilan Agama Ambarawa...........63

5. Daftar Rekapitulasi Perkara Gugatan.................................64

xi

Page 13: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

xiii

6. Gambaran putusan Hakim Tentang Perkara Cerai Gugat

dari Bulan Juni s/d Bulan Agustus 2018..............................66

B. Gambaran Perkara Cerai Gugat Nomor :...................................67

C. Putusan Hakim ..........................................................................72

BAB IV. PEMBAHASAN

A. Faktor -Faktor............................................................................74

1. Faktor Penelentaran ekonomi............................................ 74

2. Faktor Kekerasan fisik.......................................................75

B. Hak-Hak Istri Pasca Perceraian.................................................76

1. Analisa Putusan Majelis Hakim...........................................76

2. Pandangan Hukum tentang Hak-Hak istri............................79

BAB V. PENUTUP

A. KESIMPULAN..........................................................................83

B. SARAN.......................................................................................84

DAFTAR PUSTAKA

Lampiran-lampiran

Riwayat Hidup Penulis.

Page 14: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Daftar Rekapitulasi Perkara Gugatan Bulan Juni 2018.......................... 63

Tabel 2. Daftar Rekapitulasi Perkara Gugatan Bulan Juli 2018............................63

Tabel 3. Daftar Rekapitulasi Perkara Gugatan Bulan Agustus 2018.....................65

Page 15: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Lembar Konsultasi skripsi

Lampiran II Nota Pembimbing

Lampiran III Permohonan izin penelitian

Lampiran IV Jawaban permohonan izin penelitian

Lampiran V Salinan Putusan

Page 16: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pernikahan merupakan salah satu jenis ibadah dalam Islam, setiap manusia

yang telah dewasa dan sehat jasmani serta rohaninya pasti membutuhkan teman

hidup. Teman hidup yang dapat memenuhi kebutuhan biologisnya.Nikah menurut

arti asli dapat juga berarti aqad, dengan nikah menjadi halal hubungan kelamin

antara laki-laki dan perempuan (Ibrahim : 1971:65), Adapun menurut syara‟ nikah

adalah akad serah terima antara laki-laki dan perempuan dengan tujuan untuk

saling memuaskan satu dengan lainnya, yang dapat mencintai dan dicintai, yang

dapat mengasihi dan dikasihi, serta yang bisa diajak kerja sama demi mewujudkan

ketentraman,kedamaian dan kesejahteraan dalam hidup berumah

tangga(Tihami:2009:8). Menurut bahasa nikah berarti berkumpul atau bersatu,

menurut istilah nikah adalah melakukan suatu akad atau perjanjian untuk

mengikat diri antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan serta

menghalalkan hubungan tubuh antar keduanya atas dasar sukarela dan persetujuan

bersama demi mewujudkan keluarga bahagia yang diridhai Allah SWT (KHI :

2005:17). Sebagaimana yang tercantum dalam al Qur‟an (Q.S ar_Ruum :30:21)

فسىن أصواجب لتسى ىا وهي آيبته أى خلك لىن هي أ ة إليهب وجعل بيىن هىد

لمىم يتفىشوى وسحوت إى في رله آليبث

Page 17: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

2

Artinya :

“ Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia

menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya

kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan

dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang.

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat

tanda-tanda bagi kaum yang berpikir [ QS. Ar Rum 30:21]

Menikah adalah kesucian, sangat besar kemuliaan didalamnya, sangat tinggi

kedudukan nikah dalam Islam, sehingga Al Qur‟an menyebutnya sebagai “

mitsaqan ghaliza” (perjanjian yang sangat besar) hanya tiga ini disebut, dua untuk

perjanjian tauhid, maka pernikahan yang diridhai Allah SWT akan dipenuhi oleh

do‟a malaikat yang menjadi saksi pernikahan. (Muh.Fauzi Adhim : 2011: 124).

Perkawinan bertujuan untuk mewujudkan kehidupan rumah tangga yang sakinah,

mawaddah dan warohmah (KHI:2005:7).Dan pernikahan juga sangat sensitif,

kalau sebuah pernikahan mengalami keretakan dan kegersangan yang merasakan

panas serta gerahnya tidak hanya suami isteri, sanak kerabatpun bisa ikut

merasakannya. Namun sejalan dengan bergulirnya waktu, terkadang mahligai

rumah tangga terguncang dengan adanya prahara didalam rumah tangga itu,

percikan api amarah timbul dari saling cekcok, perselisihan faham antara suami

dan isteri yang masing-masing mempertahankan pendapatnya. Perbedaan

pandangan itu bisa timbul dari berbagai faktor, bisa masalah himpitan ekonomi,

suami berpoligami, adanya unsur kekerasan dalam rumah tangga dan masih

banyak faktor lain lagi yang bisa menimbulkan keretakan dalam hubungan suami

isteri.

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan tidak secara

langsung menyebutkan alasan mengapa isteri melakukan cerai gugat kepada

Page 18: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

3

suaminya, misalnya karena adanya kekerasan yang dilakukan suami terhadap

isterinya, bisa kekerasan fisik, kekerasan psikis, kekerasan seksual dan tidak

diberikannya nafkah yang benar kepada isteri dan anak-anaknya , tidak jarang

dekade sekarang ini semakin banyak persoalan baru yang melanda rumah tangga

semakin maju ilmu pengetahuan dan teknologi, maka semakin banyak tuntutan

persoalan ekonomi setiap pribadi dalam rumah tangga yang harus terpenuhi, tidak

terpenuhinya kebutuhan dimaksud maka akan menjadi suatu fenomena hidup

berumah tanggayang selalu terjadi cekcok mulut , beradu argumentasi antara

suami isteri tentang permasalah ekonomi sampai akhirnya berujung pada

perceraian. Faktor lain sebagai pendukung kenapa banyak angka perceraian baik

itu karena talaq atau cerai gugat di kantor Pengadilan Agama adalah karena

adanya perubahan prilaku masyarakat modern terkini akibat tontonan dan

informasi melalui media massa atau elektronik sebagai contoh infotainment yang

menyuguhkan prilaku artis yang selalu kawin cerai, sinetron, berita tayangan

koruptor yang secara tidak sadar sudah merusak tatanan prilaku masyarakat yang

tadinya baik, santun, tidak berbicara kasar antara suami isteri , budaya Islami

masih kental dan lain sebagainya menjadi prilaku masyarakat yang sarkastis,

mudah tersinggung, egoistis, jauh dari nilai-nilai luhur budaya islami yang sudah

temurun ditularkan dalam mengarungi hidup berumah tangga. Secara tidak

langsung tayangan televisi dimaksud sudah merupakan kontribusi bagi

masyarakat untuk semakin memandang perkawinan bukan lagi hal yang sakral.

Perceraian adalah suatu perkara yang paling dibenci Allah, perceraian dipilih

ketika dibutuhkan saja, yaitu apabila mempertahankan pernikahan akan

Page 19: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

4

mengakibatkan bahaya yang tidak bisa ditutupi. Bagi perempuan meminta cerai

adalah perbuatan buruk, dan agama Islam melarangnya dengan menyertakan

ancaman bagi pelakunya, jika hal ini dilakukan tanpa adanya alasan yang

dibenarkan baik menurut perundang-undangan ataupun hukum Islam.

Sebagaimana dimaksud dalam Al qur‟an pada surat Al-Baqarah : 229 yang

berbunyi :

بوعشوف أو تسشيح تبى فئهسبن الطالق هش

ب ءاتيتوىهي شيئب بئحسبى وال يحل لىن أى تؤخزوا هو

د هللا فال جبح عليهوب فيوب إآل أى يخبفآ أال يميوب حذو

افتذث به تله حذود هللا فال تعتذوهب وهي يتعذ حذود

هللا فؤوالئه هن الظبلوىى

Artinya :

“Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. Setelah itu boleh rujuk

lagi dengan cara yang ma’ruf atau menceraikan dengan cara

yang baik. Tidak halal bagi kamu mengambil kembali sesuatu

dari yang telah kamu berikan kepada mereka, kecuali kalau

keduanya khawatir tidak akan dapat menjalankan hukum-hukum

Allah. Jika kamu khawatir bahwa keduanya (suami istri) tidak

dapat menjalankan hukum-hukum Allah, maka tidak ada dosa

atas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh istri untuk

menebus dirinya. Itulah hukum-hukum Allah, maka janganlah

kamu melanggarnya. Barangsiapa yang melanggar hukum-

hukum Allah, mereka itulah orang-orang yang zhalim.” (Al-

Baqarah: 229 )

Ketentuan Pasal 115 Kompilasi Hukum Islam menyebutkan bahwa “

Perceraian hanya dapat dilakukan didepan sidang pengadilan Agama setelah

Pengadilan Agama tersebut berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua

belah pihak”. Undang-Undang Perkawinan pun prinsipnya memperketat

Page 20: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

5

terjadinya perceraian, dimana perceraian merupakan suatu jalan/langkah terakhir

yang diambil apabila langkah – langkah mediasi yang ditempuh menemui jalan

buntu.Dalam Lalu lintas hukum , tidak semua masyarakat tahu dan mengerti hak

dan kewajiban hukum termasuk didalamnya adalah hak dan kewajiban bagi suami

dan isteri setelah berpisah. Kenyataannya di masyarakat banyak menunjukan

bahwa setelah terjadi perceraian suami isteri langsung berpisah tempat tinggal ,

bahkan suami isteri pisah badan jauh sebelum terjadi perceraian, sehingga hak-

hak dan kewajiban yang berkaitan dengan masa iddah sering terabaikan. Kasus

gugatan cerai yang diajukan isteri kepengadilan agama akibat suami melakukan

KDRT terus menerus juga menjadi salah satu kasus yang didokumentasikan oleh

Komnas Perempuan. Beberapa tahun belakangan ini dorongan terhadap

pengadilan Agama lebih sensitif terhadap gugatan cerai dengan alasan KDRT

yang secara terus menerus terjadi dan semakin menguat (Komnas

Perempuan:2008).

Dari uraian diatas , penulis bermaksud untuk melakukan pengkajian dan

penelitian yang lebih mendalam pada permasalahan “ Perceraian karena gugatan

isteri “ sesuai dengan daerah domisili penulis, maka Pengadilan Agama

Ambarawa adalah tempat yang sesuai untuk survey atau penelitian mengingat

jarak tempuh yang tidak terlalu jauh dijangkau dari tempat kediaman penulis,

sehingga akan lebih fokus dalam melaksanakan tugas melakukan penelitian yang

nantinya akan dituangkan dalam sebuah skripsi untuk persyaratan mengambil

gelar Sarjana Hukum,dalam pembuatan skripsi ini penulis memfokuskan judul

yaitu “ HAK-HAK ISTERI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN

Page 21: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

6

DALAM RUMAH TANGGA”(Studi kasus perkara cerai gugat Nomor :

0883/Pdt.G/2017/PA.Amb)

Semoga dengan skripsi ini diharapkan akan menjadi literatur hukum tentang

“cerai gugat” serta gambaran atau jawaban yang konkrit.

B. Rumusan Masalah.

Rumusan Masalah bertitik tolak dari latar belakang serta ruang lingkup

perkara cerai gugat tersebut diatas, maka kajian yang akan dibahas dalam skripsi

ini adalah sebagai berikut :

1. Faktor - Faktor apa sajakah yang menyebabkan seorang isteri melakukan

cerai gugat suaminya ke Pengadilan Agama Ambarawa sebagaimana

dimaksud dalam perkara cerai gugat Nomor 0883/Pdt.G/2017/PA.Amb ?

2. Apa sajakah hak-hak isteri yang didapat pasca perceraian akibat KDRT,

setelah adanya putusan Hakim yang merupakan kekuatan hukum tetap

dalam kasus perkara cerai gugat dengan Nomor Perkara :

0883/Pdt.G/2017/PA.Amb

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.

Sesuai dengan Rumusan Masalah , maka penelitian ini bertujuan untuk

menggali faktor-faktor penyebab yang menjadikan seorang isteri melakukan cerai

gugat kepada suaminya, dan untuk mengetahui hak-hak isteri pasca perceraian

akibat KDRT sebagaimana perkara cerai gugat Nomor :

0883/Pdt.G/2017/PA.Amb.

D. Kegunaan Penelitian.

1. Secara Teoritis

Page 22: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

7

a. Penelitian ini diharapkan dapat menyumbangkan wawasan kasus dan

memberikan sumbangan informasi praktik-praktik hukum islam

khususnya dalam masalah hukum perceraian dan hak-hak isteri setelah

perceraian yang berkembang dimasyarakat;

b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan ilmiah bagi

penelitian-penelitian selanjutnya tentang perkembangan faktor-faktor

penyebab perceraian khususnya yang diakibatkan oleh KDRT yang

dialami oleh isteri dan bagaimana proses penangannya.

2. Secara Praktis

Sebagai bahan acuan upaya pemecahan masalah yang dihadapi oleh

masyarakat dalam penyelesaian kasus perceraian baik yang diakibatkan

karena talaq suami atau cerai gugat isteri.

a. Manfaat bagi Hakim dapat memperkaya pertimbangan sosiologis

dalam memutus perkara perceraian;

b. Manfaat bagi ulama agar menambah wawasan tentang problematika

perceraian akibat KDRT, untuk disampaikan kepada masyarakat;

c. Manfaat bagi suami isteri agar mereka memperbaiki tatanan

kehidupan rumah tangga yang lebih barokah dan menjaga

keutuhannya dengan rasa saling percaya, menghargai satu dengan

lainnya;

d. Manfaat bagi mereka pelaku perceraian agar belajar dari pengalaman

pahit agar dikehidupan berumah tangga selanjutnya tidak terulang hal

serupa.

Page 23: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

8

E. Penegasan Istilah.

Penegaan istilah dipergunakan untuk menghindari terjadinya salah persepsi

terhadap hasil penelitian ini, perlu dijelaskan secara operasional istilah-istilah

kunci dalam penelitian (Imam Suyitno:2013:285) contoh penegasan istilah adalah

sebagai berikut dibawah ini :

1. Pasca Perceraian adalah sesudah adanya putusan hakim atas penghapusan

perkawinan atau tuntutan salah satu pihak dalam perkawinan itu;

2. Hak adalah segala sesuatu yang harus didapatkan oleh setiap orang yang

telah ada sejak lahir bahkan sebelum lahir;

3. Cerai gugat adalah gugatan perceraian yang diajukan oleh isteri atau

kuasanya melalui Pengadilan Agama;

4. Kekerasan Dalam Rumah Tangga adalah tindakan yang dilakukan dalam

rumah tangga baik oleh suami, isteri maupun anak yang berdampak buruk

terhadap keutuhan fisik, psikis dan keharmonisan hubungan rumah tangga

( Undang-Undang PKDRT Nomor 23 tahun 2004 pasal 1 ).

F. Tinjauan Pustaka.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis merujuk pada buku-buku serta skripsi-

skripsi ataupun penelitian-penelitian serta bahan bacaan dan artikel ilmiah yang

membahas kasus perceraian yang terjadi dikehidupan masyarakat. Beberapa

diantaranya adalah sebagai berikut :

Skripsi Detty Istikara (2004) yang berjudul Putusnya perkawinan karena cerai

gugat (Analisa kasus Putusan Pengadilan Agama Jakarta Selatan Nomor :

1091/pdt.G/2004/PA.JS) disini Detty Istikara meneliti faktor-faktor apa yang

Page 24: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

9

menyebabkan putusnya perkawinan dan bagaimana akibat cerai gugat terhadap

anak, sedangkan metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah penelitian

kepustakaan yang bersipat normatif dan menggunakan data sekunder. Hasil dari

penelitian ini disimpulkan bahwa putusnya perkawinan karena cerai gugat isteri

terhadap suaminya dengan alasan faktor ekonomi dan tidak ada tanggung jawab

suami untuk menafkahi isteri dan anak-anaknya (lalai), disini ada putusan hakim

yang menyatakan hadlanah dan pemeliharaan anak dipegang oleh ayahnya, dan

pihak isteri tidak keberatan dikarenakan ada satu sisi yang membuat si Ibu tidak

bisa memelihara anak.

Skripsi Muhammad Iqbal Taufiqi (2008) yang berjudul Penelantaran

Ekonomi sebagai alasan Cerai Gugat (Studi kasus di Pengadilan Agama Gresik)

metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah Yuridis Sosiologis,

metode ini digunakan untuk memahami, mengetahui, dan menganalisa tentang

gugatan perceraian sebagai alasan penelantaran ekonomi serta bagaimana dasar

pertimbangan hakim mengabulkan gugatan perceraian dimaksud. Berdasarkan

hasil penelitian Skripsi Muhammad Iqbal Taufiqi dapat disimpulkan bahwa

penelantaran ekonomi sebenarnya tidak bisa dijadikan alasan gugat cerai karena

tidak terdapat dalam perundang-undangan, akan tetapi penelantaran ekonomi yang

berujung pada pertengkaran terus menerus dapat dijadikan alasan gugat cerai, hal

inilah yang menjadi dasar hakim untuk mengabulkan gugatn isteri sebagaimana

yang termaktub dalam pasal 19 hurup (f) Peraturan pemerintah Nomor 9 tahun

1975.

Page 25: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

10

Skripsi Himatul Aliyah (2013) yang berjudul Perceraian karena gugatan isteri

(Studi kasus perkara cerai gugat Nomor : 0597/pdt.G/2011/PA. Sal dan Nomor

0740/pdt.G/2011/PA Sal di Pengadilan Agama Salatiga) dengan menggunakan

metode penelitian kualitatif, membahas faktor-faktor apa saja yang menjadi sebab

seorang isteri menggugat cerai suami adakah alasan yang krusial dalam

pertimbangan Hakim memutus perkara cerai gugat Nomor : 0597/pdt.G/2011/PA.

Sal dan Nomor 0740/pdt.G/2011/PA Sal di Pengadilan Agama Salatiga, peneliti

melihat hasil putusan hakim telah memenuhi unsur pasal 39 Undang-Undang

Nomor 1 Tahun 1974 jo pasal 116 hurup (g) KHI dan pasal 19 hurup (c) PP

Nomor 9 Tahun 1975 dengan disertai alasan karena latar belakang pelaku cerai

gugat dari keluarga kurang mampu sosial ekonominya, disamping suami

penggugat kurang bertanggung jawab dalam menafkahi isteri dan anaknya, ianya

juga pemarah dan kasar serta ringan tangan terhadap isterinya.

Skripsi Andri Safa Sinaga (2009) yang berjudul cerai gugat sebab tindak

kekerasan (Studi kasus Analisa Putusan Pengadilan Agama Jakarta Selatan

Nomor : 243/pdt.G/2007/PA JS.) menggunakan metode penelitian kualitatif.

Faktor-Faktor apa saja yang menyebabkan tindak kekerasan dalam rumah tangga

sering terjadi maka penulis menganalisa terhadap putusan cerai gugat dengan

alasan pertengkaran yang berlanjut kepada tindakan KDRT pada Pengadilan

Agama Jakarta Selatan dengan Nomor : 243/pdt.G/2007/PA JS. Hasil analisa atas

Putusan Hakim mengabulkan permohonan cerai gugat dianggap penulis sudah

tepat, sesuai pasal 19 hurup (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo

pasal 116 hurup (f) Kompilasi Hukum islam (KHI) dengan alasan karena antara

Page 26: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

11

suami isteri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran serta tidak ada

harapan akan hidup rukun kembali dalam rumah tangga, dan diikuti dengan

pembuktian dari keterangan para saksi yang bersesuaian.

Skripsi M.Andi Raihan (2014) yang berjudul Perceraian Akibat Kekerasan

Dalam Rumag Tangga (Studi Analisa Putusan Pengadilan Agama Bogor Nomor :

214/pdt.G/PA.Bgr) menggunakan metode penelitian yuridis sosiologi, dari hasil

penelitian penulis disimpulkan bahwa tidak sedikit prilaku suami isteri yang kerap

sering terjadi cekcok rumah tangga dikarenakan ada beberapa faktor

penyebabnya. Menyikapi Putusan Hakim di Pengadilan Agama Bogor dalam

perkara cerai gugat Nomor : 214/pdt.G/PA.Bgr. yang mengabulkan permohonan

penggugat, sesuai pasal 19 hurup (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975

jo pasal 116 hurup (f) Kompilasi Hukum Islam (KHI) adalah alasan karena

perselisihan dan cekcok rumah tangga yang berakibat salah satu pihak

menggunakan kekuatannya untuk melakukan kekerasan (pihak suami) percuma

apabila dimediasi oleh Pengadilan Agama untuk rukun kembali dianggap akan

menimbulkan suasana rumah tangga lebih banyak mudharatnya saja, sehingga

dengan keyakinan kuat, pihak penggugat meminta kepada Pengadilan Agama

Bogor mengabulkan permohonannya.

Dalam pembuatan skripsi ini, penulis melakukan penelitian dengan

menggunakan metode yang berbeda dengan peneliti terdahulu yaitu metode

penelitian yuridis sosiologis atau teknik penelitian hukum sosiologis atau empiris

yang bertujuan untuk mendapatkan data primer dengan menggunakan metode

berpikir induktif untuk mendapat gambaran tentang hukum obyektif

Page 27: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

12

kemudian mencari gambaran tentang hukum subyektif (hak dan kewajiban).

Penelitian yang penulis sajikan bertujuan untuk mencari celah hukum yang

berkeadilan akibat timbulnya putusan hakim Pengadilan Agama Ambarawa

Nomor : 0883/Pdt.G/2017/PA.Amb., dalam amar putusan Hakim mengabulkan

permohonan penggugat untuk cerai gugat , namun dalam putusan tersebut tidak

mencantumkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2004 tentang PKDRT yang

merupakan dasar hukum paling dominan dari timbulnya perkara cerai gugat

Nomor : 0883/Pdt.G/2017/PA.Amb.

G. Metode Penelitian.

Berdasarkan permasalahan yang diteliti oleh penulis, maka metode

merupakan strategi yang utama dan mempunyai peran sangat penting, karena

dalam penggunaan metode adalah upaya untuk memahami dan menjawab

persoalan yang akan diteliti. (Bambang Songgono 1997:27:28).

1. Teknik Penelitian Hukum Sosiologis.

Teknik Penelitian Hukum Sosiologis atau empiris adalah teknik yang

dilakukan untuk mendapatkan data primer dan menemukan kebenaran

dengan menggunakan metode berpikir induktif, sebagai mana fakta yang

didapat dari koresponden,teknik ini merupakan proses induksi dari

pengujian kebenaran . Cara kerja dari metode Hukum sosiologis adalah

mengumpulkan dan mencari serta menemukan data serta informasi

melalui studi kepustakaan dan asumsi atau anggapan dasar untuk

menjawab persoalan penelitian skripsi ini. Dengan demikian kebenaran

Page 28: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

13

dalam suatu penelitian telah dinyatakan reliable tanpa harus melalui

proses rasionalisasi.(Soejono Soekamto dan Sri Mamudji 2009 : 13-14)

2. Teknik Pengumpulan Data.

Teknik Pengumpulan Data merupakan langkah yang paling strategis

dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data maka

peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang

ditetapkan (Sugiyono 2009: 224). Secara umum dalam penelitian

kualitatif terdapat 3 (tiga) macam teknik pengumpulan data yaitu :

a. Observasi.

Observasi adalah penelitian yang dilakukan dengan pengamatan dan

pencatatan secara sistimatis terhadap obyek yang diteliti

(Narbuko:1997:37).

b. Wawancara.

Wawancara adalah suatu bentuk komnikasi verbal, yaitu semacam

percakapan untuk memperoleh informasi atau suatu teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengaan cara tanya jawab lisan,

baik langsung atau tidak langsung dengan sumber data (

Nasution:2001:25) .Wawancara bisa dilakukan dengan cara langsung

artinya wawancara yang ditujukan langsung kepada orang yang

diperlukan keterangannya/datanya dalam penelitian. Dan wawancara

tidak langsung artinya wawancara ditujukan kepada orang lain yang

Page 29: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

14

dipandang dapat memberikan keterangan mengenai keadaan orang

yang diperlukan datanya.

c. Dokumentasi.

Dokumentasi adalah kegiatan dalam penelitian untuk mencari dan

mengumpulkan data pendukung berupa foto, surat-surat dokumen,

arsip arsip pendukung bila ada yang tujuannya adalah menunjang

penelitian yang dilakukan.

3. Sumber Data.

Sumber data diperoleh dari subyek dimana suatu data dapat diperoleh

(Arikunto:1998:144). Dan pendapat lainnya mengenai pengertian Sumber

Data adalah tempat dimana data diperoleh dengan menggunakan metode

tertentu baik berupa manusia, artefak ataupun dokumen-dokumen

(Sutopo:2006:56-57) sedangkan pencatatatn sumber data melalui

wawancara atau pengamatan merupakan hasil gabungan dari kegiatan

melihat,mendengar dan bertanya ( Moleong: 2001:112)

a. Bahan Hukum Primer

bahan Hukum Primer yang dijadikan acuan adalah peraturan

Perundang-Undangan yang erat hubungannya dengan masalah yang

akan diteliti yaitu :

1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan;

2. Kompilasi Hukum Islam (KHI);

3. Kitab Undang-Undang Hukum Acara Perdata;

4. Undang-Undang Kekuasaan Kehakiman Nomor 48 Tahun 2009;

Page 30: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

15

5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan

Kekerasan Dalam Rumah tangga (PKDRT).

b. Bahan Hukum Sekunder.

1. Literatur- literatur;

2. Artikel-artikel yang berasal dari internet tau media cetak.

c. Bahan Hukum Tersier.

1. Kamus Hukum;

2. Kamus besar Bahasa Indonesia.

5. Analisa Data

Proses yang digunakan untuk analisis data kualitatif adalah narasi dalam

bentuk penelitian ilmiah, gunanya untuk mencari dan menyusun secara

sistimatis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan,

dan bahan-bahan lain sehingga dapat mudah difahami dan temuannya

dapat dinformasikan kepada orang lain (Sugiyono 2009: 244). Menurut

Miles dan Huberman ( Sutopo:2006:43) ada 3 (tiga) komponen pokok

teknik analisa data kualitatif yang digunakan dengan menggunakan

metode interaktif berupa :

a. Reduksi Data

Reduksi Data adalah sajian analisa suatu bentuk analisis yang

mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal yang

tidak penting dan mengatur sedemikian rupa sehingga kesimpulan

akhir dapat dilaksanakan.

Page 31: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

16

b. Sajian Data

Sajian data adalah rakitan organisasi infromasi yang memungkinkan

kesimpulan riset dapat dilakukan dengan melihat suatu penyajian

data. Peneliti akan mengerti apa yang terjadi dan memungkinkan

suatu pada analisa ataupun tindakan lain berdasarkan pengertian

tersebut.

c. Penarikan Kesimpulan.

Penarikan kesimpulan yaitu kesimpulan yang ditarik dari semua hal

yang terdapat dalam reduksi data dan sajian data, pada dasarnya

makna data harus diuji validitasnya supaya kesimpulan yang diambil

menjadi lebih kokoh. Apabila kesimpulan yang ditarik kurang mantap

dan terdapat kekurangan data, maka penulis dapat melakukan lagi

pengumpulan data. Setelah data-data terkumpul lengkap kemudian

diadakan penyajian data lagi yang susunanya dibuat sistimatis

sehingga kesimpulan akhir dapat dilakukan berdasarkan data tersebut.

H. Sistimatika Penulisan.

Untuk memberikan gambaran yang jelas tentang arah dan tujuan penulisan

penelitian ini, maka secara garis besar digunakan sistimatika penulisan sebagai

berikut :

Bab I Pendahuluan, dalam bab ini adalah merupakan bagian pembuka yang

berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, tinjauan pustaka dan metode

penelitian yang cakupannya tentang teknik penelitian hukum normatif, teknik

Page 32: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

17

penelitian hukum sosiologis, teknik pengumpulan data, sumber data serta analisa

data dan yang terkahir adalah menjelaskan tentang sistimatika penulisan.

Bab II tentang Landasan teori yang berisikan tentang konsep umum

perceraian dilanjutkan dengan perceraian menurut Alqur‟an, selanjutnya

pembahasan perceraian menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974tentang

perkawinan dan Kompilasi Hukum islam, di bab ini juga membahas tentang

alasan perceraian dan mengupas hukum yang ditimbulkan akibat perceraian,

selanjutnya hukum cerai gugat menurut Ajaran Islam berikut pasal cerai gugat

dalam KHI. Selain konsep perceraian diatas maka topik bahasan selanjutnya

adalah tentang konsep umum KDRT yang berisi tentang pengertian secara harpiah

KDRT itu sendiri dan lingkup KDRT dalam pasal 5 UU KDRT serta larangan dan

penyebab KDRT dan sangsi hukum bagi pelaku KDRT dan upaya pemulihan

korban serta pandangan Islam tentang KDRT itu sendiri dan topik bahasan pada

bab II yang merupakan topik yang akan dilakukan penelitian adalah tentang Hak-

hak isteri pasca perceraian.

Bab III mengangkat tema tentang hasil penelitian dimana ditampilkan pada

pokok bahasan di bab tiga ini yaitu tentang profil Pengadilan Agama Ambarawa

menjelaskan tentang letak geografis dan misi dan visi pengadilan agama

ambarawa, selanjutnya struktur organisasi Pengadilan Agama Kelas 1B

ambarawa, dan tabel daftar rekapitulasi perkara gugatan bulan Juni, Juli dan

Agustus 2018, menjelaskan tentang gambaran putusan hakim tentang perkara

cerai gugat dari bulan Juni sampai dengan Agustus 2018 serta gambaran perkara

Page 33: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

18

cerai gugat Nomor : 0883/Pdt.G/2017/PA.Amb dan mengetengahkan tulisan

tentang putusan hakim pengadilan agama ambarawa tentang kasus diatas.

Bab IV Merupakan pembahasan dari judul skripsi yang dibuat penulis yang

menyangkut faktor-faktor yang menyebabkan istri melakukan cerai gugat dalam

perkara cerai gugat nomor : 0883/Pdt.G/2017/PA.Amb dan tentang hak-hak istri

pasca cerai gugat sebagaimana putusan kasus cerai gugat nomor

:0883/Pdt.G/2017/PA.Amb di Pengadilan Agama Ambarawa.

Bab V merupakan bab terakhir sebagai penutup, berisi kesimpulan dari hasil

penelitian dan saran yang diberikan penulis kepada pihak-pihak yang terkait

dengan penelitian ini.

Page 34: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

19

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Konsep Umum Tentang Perceraian

Perceraian merupakan suatu keputusan yang membutuhkan pemikiran yang

serius , kedewasaan bertindak serta niat yang kuat untuk menjalankannya. Mau

tidak mau peceraian akan mengakibatkan dampak yang tidak baik secara

psikologis, yuridis dan lainnya untuk suami, isteri, anak dan sanak keluarga

lainnya. Perceraian pada hakekatnya adalah suatu proses dimana hubungan suami

isteri tidak ditemukan lagi keharmonisan dalam perkawinan. Mengenai definisi

perceraian dalam Undang-Undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974 tidak

mengatur secara tegas, melainkan hanya menentukan bahwa perceraian hanyalah

satu sebab dari putusnya perkawinan. Mahkamah Agung Republik Indonesia

dalam putusan Nomor 38/K/AG/1980 tanggal 5 Oktober 1980 menjelaskan

Bahwa perceraian dapat dilakukan apabila perkawinan sudah pecah dan sukar

untuk dirukunkan kembali, tanpa melihat siapa yang salah dalam perselisihan itu.

Talaq itu hukumnya dibolehkan ketika berada dalam keadaan darurat, baik

atas inisiatif suami atau inisiatif isteri (Amiur Nuruddin dan Azhari Tarigan

:2014:208) Setidaknya ada 4 (empat) kemungkinan yang dapat terjadi dalam

kehidupan berumah tangga yang dapat memicu terjadinya perceraian. (Anwar

Rafiq : 1995:269-272) yaitu :

1. Terjadinya Nusyuz dari pihak isteri

Secara kebahasaan Nusyuz dari akar kata an-Nasyz atau nasyaad yang berarti

Page 35: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

20

tempat tinggi atau sikap tidak patuh dari salah seorang suami atau isteri atau

perubahan sikap suami atau isteri. Dalam pemahamannya arti kata an-

Nusyuz ini kemudian bekembang menjadi arti al-ishyaan yang berarti

durhaka atau tidak patuh. Disebut Nusyuz karena suami atau isteri merasa

lebih tinggi sehingga dia tidak perlu merasa untuk patuh. Ibnu Mansyur

dalam kitabnya Lisan al – Arabmendefinisikanan-Nusyuzsebagai rasa

kebencian salah seorang pihak baik suami ataupun isteri terhadap

pasangannya. Sementara Wahbah Azzuhaili mengatakan Nusyuz sebagai

ketidak patuhan atau rasa benci terhadap pasangannya (Abdul azis Dahlan :

: 1353-1354 )

Yang dinamakan isteri menyeleweng adalah durjana kepada suaminya, tidak

taat kepadanya atau menolak diajak ketempat tidurnya atau keluar dari

rumahnya tanpa seizin suaminya. Menasehati isteri yaitu mengingatkan ia

kepada Allah SWT, menakut nakuti dia dengan nama Allah dan

mengingatkannya tentang kewajiban kepada suami dan hak-hak suaminya

yang wajib ditunaikan, memalingkan pandangannya dari hal-hal yang dosa

dan perbuatan durhaka, mengingatkannya akan kehilangan nafkah, pakaian

dan ditinggalkan ditempat tidur sendirian (Akhmad Rokib : 2003: 124).

Bahwa perempuan yang melakukan nusyuz itu tidak mempunyai jiwa dan

watak yang sama, maka apa yang akan dilakukan lebih dahulu, memberi

nasehat atau meninggalkan tempat tidur dan sebagainya diserahkan kepada

suaminya, karena ada perempuan yang dapat menerima nasehat yang lemah

lembut dan ada pula yang hanya merasa takut kalau diancam dengan

Page 36: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

21

perkataan yang kasar dan sebagainya. Sebab itu hendaklah diketahui apa

sebabnya nusyuz itu timbul, sebenarnya nusyuz itu bukanlah tabiat asli

perempuan melainkan sifat yang timbul kemudian.Firman Allah SWT

dalam surat an-Nisa :4:34 berbunyi :

ؤهىالهوف الللهبعضهوعلىبعضىبوبأفمىاه اهىعلىبلسبءبوبفض جبلمى الش

بلحبتمبتبتحبفظبتللغيببوبحفظبللهىالالتيتخبفىشىصهفعظىهىاه الص

ؤطعىوفالتبغىاعليهسبيالإبللهىبعلي جشوهفيبلوضبجعىاضشبى هفئ

اوبيشا

Artinya :

“ Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh

karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas

sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah

menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita

yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika

suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka).

Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka

nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka,

dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka

janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya.

Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.(Q.S an-Nisa

:34)

Jika isteri telah kelihatan nusyuz dengan adanya perubahan pada gerak-

geriknya telah berubah dari biasanya dalam melayani suaminya. Maka

sebaiknya diberikan nasehat dengan cara yang baik, jika tidak didengarkan

nasehat tersebut barulah boleh ditinggalkan tempat tidurnya. Dalam kitab

Tazkiyatun Nafs, bahwa jika terjadi pertengkaran antara suami isteri, jika

masalah yang ditimbulkan itu berasal dari mereka berdua atau dari pihak

suami, maka isteri tidak boleh menaati suaminya. Jika masalah itu tidak

Page 37: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

22

dapat didamaikan, mestilah ada dua orang hakim dari pihak suami dan dari

pihak isteri untuk meneliti masalah mereka berdua dan mendamaikannya.

Seorang suami yang bijak apabila melihat tanda-tanda isterinya nusyuz, ia

tidak langsung menghakiminya , tetapi ia akan berpikir mengapa isterinya

melakukan hal itu, mungkin saja isterinya nusyuz dikarenakan tindakan

suami, dikarenakan suami kurang layak dalam memberikan nafkah. Tentang

hal pemukulan terhadap isteri yang tidak mau berubah dari nusyuznya

setelah dinasehati dan dipisah ranjang, para ulama menyepakati suami

diperbolehkan memukulnya dengan catatan pukulan yang tidak mencederai,

tidak menyakiti, tidak mematahkan tulang, dan tidak menjadikan fisiknya

mengalami pendarahan. Seorang suami jangan memukul bagian wajah

isterinya karena hal itu dilarang, akan lebih bijak bila suami menghindari

memukul isterinya (Amiur Nuruddin dan Azhari Akmal Tarigan:2014:211)

Tentang gugurnya nafkah bagi isteri yang nusyuz, ulama bependapat

bahwa isteri yang membangkang tidak berhak memperoleh naflkah, tetapi

ada sebahagian fuqaha yang berpendapat bahwa isteri yang membangkang

berhak memperoleh nafkah. Silang pendapat ini disebabkan oleh adanya

dalil umum tentang pengertian nafkah. Sebagaimana sabda Nabi

Muhammad SAW :

Dari Jabir ra dari Nabi saw. Dalam Hadist Haji yang panjang,

bersabda tentang menyebutkan wanita : Kalian wajib memberi

nafkah pada mereka dan memberi pakaian dengan cara yang

baik.”

Page 38: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

23

Muhammad at-Tihami dalam kitabnya Qurratul Uyun, menyatakan bahwa

isteri yang nusyuz atau tidak ta‟at pada suaminya diancam dengan siksa

dineraka, seperti hadist yang berbunyi :

“Wanita manapun yang tidak setia ditempat tidur suaminya, maka

Allah SWT pasti akan memasukan kedalam neraka, kemudian dari

mulutnya keluar nanah dan darah yang busuk “

2. Nusyuz suami terhadap isteri

Perbuatan atau sikap nusyuz tidak saja ada hanya pada perempuan tetapi

perbuatan itu pada laki-laki juga ada yaitu mencaci maki atau melakukan

pemukulan terhadap isterinya juga tidak mau menggauli dan tidak

memberikan nafkah isterinya (Ibnu Azka:2003:191). Hal ini ditegaskan

dalam Al-Qur‟an dalam surat an-Nisa : 128 yang berbunyi :

بأ و ه ي ل ع بح ج اضبفال ش ع إ و اأ ىص ش ب ه ل ع ب و ت بف خ ة أ ش به إ و

و ب ح ل بص هو ي بب ح ل ص ي إ ىح بلش س ف بل ت ش ض ح أ و ش ي خ ح ل الص

ا يش ب خ ى ل و ع بت و ب ب هى بلل ئ ىاف م ت ت ىا س ح ت

Artinya :” Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz atau sikap

tidak acuh dari suaminya, maka tidak mengapa bagi keduanya

mengadakan perdamaian yang sebenar-benarnya, dan perdamaian

itu lebih baik (bagi mereka) walaupun manusia itu menurut

tabiatnya kikir. Dan jika kamu bergaul dengan isterimu secara baik

dan memelihara dirimu (dari nusyuz dan sikap tak acuh), maka

sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui apa yang kamu

kerjakan.( Q.S.an-Nisa : 128)

3.Terjadinya Syiqaq

Kata syiqaqmerupakan derivasi dari kata al-syaaqyang berarti

memusuhi.syiqaq diartikan sebagai perselisihan yang berkepanjangan

danmeruncing antara suami dan isteri. Menurut Prof. Dr. Abdul Rohman

Ghozali, M.A, syiqaq berarti krisis memuncak yang terjadi antara suami

Page 39: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

24

isteri sehingga terjadi perdebatan dan berakhir kepada pertengkaran diantara

keduanya dan keduanya tidak bisa dipertemukan untuk mengatasi dan

menyelesaikan masalah tersebut ( Sayuti Thalib : 1986:95).Pertikaian

kadang-kadang berawal dari pembangkangan isteri atau kezaliman suami,

namun masing-masing pihak tidak mampu menyelesaikannya sehingga

menyulut api amarah masing-masing dan menimbulkan permusuhan dan

menghancurkan keharmonisan rumah tangga.Sebagaimana yang terkandung

dalam surat an-Nisa ayat 35 yang berbunyi :t-Nisa' Ayat 35

ي بإ ه ل ه ؤ به و ى ح ى ه ل ه ؤ به و ى ىاح ث ع بب بف و ه ي ب بل م ش و ت ف خ إ و

هو ي ب ه بلل م ف ى بي ح صال اإ يذ اس يش ب بخ يو ل ع ب ى ه بلل إ ب

Artinya :

“Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya,

maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang

hakam dari keluarga perempuan. Jika kedua orang hakam itu

bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik

kepada suami-isteri itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui

lagi Maha Mengenal.(QS.an-Nisa:35)

4. Salah satu pihak melakukan perbuatan zina ( Fahisyah)

Apabila salah satu pasangan baik suami atau isteri berbuat zina dan

menimbulkan saling tuduh menuduh diantara keduanya maka cara menyele-

saikannya adalah dengan cara Li’an artinya sumpah dengan redaksi tertentu

yang diucapkan suami bahwa isterinya telah berzina atau ia menolak bayi

yang lahir dari isterinya sebagai anak kandungnya, dan kemudian sang isteri

pun bersumpah bahwa tuduhan suaminya yang dialamatkan kepada dirinya

itu bohong, kebanyakan dalam kehidupan berumah tangga apabila sudah

terjadi Li‟an maka itu sudah merupakan gerbang akan putusnya perkawinan

bahkan untuk selama-lamanya, terjadi talaq bai‟in qubra (Amiur Nuruddin

dan Azhari Azhar Tarigan : 2014 : 214 ). Tentang Li‟an dapat dilihat dalam

surat An.Nur ayat (6) yang berbunyi :

Page 40: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

25

أ ة بد ه ش ف و ه س ف أ ال إ اء ذ ه ش هو ل ى ي و ل ى و ه اج و ص ؤ ى ه ش ي ي ز ال و

ليي بد بلص و ل ه ئ ه بلل ب ات بد ه ش ع ب س ؤ و ه ذ ح

Artinya :

“Dan orang-orang yang menuduh istrinya (berzina), padahal

mereka tidak ada mempunyai saksi-saksi selain diri mereka

sendiri, maka persaksian orang itu ialah empat kali bersumpah

dengan nama Allah, sesungguhnya dia adalah termasuk orang-

orang yang benar.”(QS. An-Nur: 6)

B. Perceraian menurut Al-Qur’an

Menurut syariat Islam, cerai adalah melepaskan ikatan perkawinan atau

putusnya hubungan perkawinan antara suami dan istri. dengan adanya perceraian

ini, maka gugurlah hak dan kewajiban mereka sebagai suami dan istri. artinya,

mereka tidak lagi boleh berhubungan sebagai suami istri, menyentuh atau

berduaan, sama seperti ketika mereka belum menikah dulu.Islam telah mengatur

segala sesuatu dalam al Quran. Tidak hanya aturan dalam beribadah, seperti

sholat, zakat, puasa, haji dan lain-lain, Islam juga memberi aturan pada manusia

dalam kehidupannya bersosialisasi. Bahkan, al Quran juga mengatur adab dan

aturan dalam berumah tangga, termasuk bagaimana jika ada masalah yang tak

terselesaikan dalam rumah tangga tersebut.Islam memang mengizinkan

perceraian, tapi Allah membenci perceraian. Itu artinya, bercerai adalah pilihan

terakhir bagi pasangan suami istri ketika memang tidak ada lagi jalan keluar

lainnya. Dalam surat al Baqarah ayat 227 disebutkan,

Page 41: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

26

ين ل ع يع و هس بلل ئ ف ل ىاالطال ه ض ع إ و

Artinya :

”Dan jika mereka berazam (bertetap hati untuk) talak, maka

sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.( Al-

Baqarah :227)

Ayat tentang hukum perceraian ini berlanjut pada surat al Baqarah ayat 228 :

ه ل ل ح ي ال و وء ش ل ت ث ال ث ه س ف ؤ ب ص ب ش ت ي بت م ل ط و ال بو و و ت ى ي ؤ

ح ؤ ه ت ىل ع ب و ش خ بآل ه ى ي ال ى ه بلل ب ه ؤ ي ى ئ ه به ح س يؤ هف بلل م ل خ

وف ش ع و بل ب ه ي ل يع ز ل ال ث و ه ل و ب ح صال واإ اد س ؤ ئ ى ليز ف ه د ش ب ل

ه الل و ت ج س ذ ه ي ل ع بل ج لش ل ين و ى ح يض ض ع

Artinya :

“Wanita-wanita yang ditalak handaklah menahan diri (menunggu)

tiga kali quru'. Tidak boleh mereka menyembunyikan apa yang

diciptakan Allah dalam rahimnya, jika mereka beriman kepada

Allah dan hari akhirat. Dan suami-suaminya berhak merujukinya

dalam masa menanti itu, jika mereka (para suami) menghendaki

ishlah. Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan

kewajibannya menurut cara yang ma'ruf. Akan tetapi para suami,

mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya. Dan Allah

Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Dalam ayat-ayat surat al Baqarah di atas, diterangkan aturan-aturan

mengenai hukum talak, masa iddah bagi istri, hingga aturan bagi wanita yang

sedang dalam masa iddahnya. Dari sini kita bisa mengetahui bahwa agama Islam

memberi aturan yang sangat lengkap tentang hukum perceraian. Tentu saja aturan-

aturan inisangat memperhatikan kemaslahatan pihak suami dan istri dan

mencegah adanya kerugian di salah satu pihak.Tidak hanya di surat al Baqarah, di

surat ath-Thalaq ayat 1-7 juga dibahas aturan-aturan dalam berumah tangga. Di

Page 42: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

27

situ disebutkan tentang kewajiban suami terhadap istri hingga bagaimana aturan

ketika seorang istri berada dalam masa iddah. Dari beberapa ayat yang telah

dibahas, maka kita ketahui bahwa dalam Islam perceraian itu tidak dilarang,

namun harus mengikuti aturan-aturan tertentu.

C. Perceraian Menurut UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan

Kompilasi Hukum Islam (KHI).

1.Dalam pasal 38 Undan-Undang Nomor 1 Tahun 1974 dinyatakan bahwa

putusnya perkawinan karena :

a. Kematian;

b. Perceraian: dan

c. Atas putusan Pengadilan.

2. Pada pasal 114 KHI dikatakan bahwa sebab putusnya ikatan perkawinan

dikarenakan perceraian yang disebabkan Talaq dan perceraian karena

gugatan perceraian.

3. Pada pasal 115 KHI dan pasal 39 ayat (1) UU Nomor 1 Tahun 1974

bahwa ikrar suami untuk bercerai dan permohonan cerai gugat isteri

kepada suami harus disampaikan dihadapan sidang pengadilan Agama.

SetelahPengadilan Agama berusaha mendamaikan keduanya namun tidak

berhasil.

4. Pasal 116 KHI dan pasal 39 (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

berisi tentang sebab-sebab terjadinya perceraian.

Page 43: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

28

D. Alasan-alasan Perceraian

Alasan-alasanPerceraian diatur dalam Pasal 39 ayat 2 UU No. 1 tahun 1974

tentang Perkawinan Jo Pasal 19 Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975 Tentang

Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan yakni

sebagai berikut:

1. Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabok, pemadat, penjudi dan

lain sebagainya yang sukar disembuhkan;

2. Salah satu pihak meninggalkan yang lain selama 2 (dua) tahun berturut-turut

tanpa izin pihak yang lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal lain

diluar kemampuannya;

3. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 (lima) tahun atau hukuman

yang lebih berat setelah perkawinan berlangsung;

4. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang

membahayakan terhadap pihak yang lain;

5. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau, penyakit yang mengakibatkan

tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai suami/isteri;

6. Antara suami dan isteri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran

dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah-tangga;

Khusus yang beragama Islam, ada tambahan dua alasan perceraian selain

alasan-alasan di atas, sebagaimana diatur dalam Pasal 116 Kompilasi Hukum

Islam yaitu:

1. Suami melanggar taklik-talak;

Page 44: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

29

2. Peralihan agama atau murtad yang menyebabkan terjadinya

ketidakrukunan dalam rumah tangga.

E. Akibat Hukum yang ditimbulkan dalamPerceraian.

1. Pengertian Talaq

Talaq berasal dari kata“ Ithlaq” yang menurut bahasa artinya

melepaskan atau meninggalkan . Sedangkan menurut istilah adalah

melepaskan tali perkawinan dan mengakhiri hubungan ikatan suami isteri.

Jadi talaq ialah menghilangkan ikatan perkawinan sehingga isteri tidak lagi

halal bagi suaminya. Sedangkan arti mengurangi pelepasan ikatan perkawinan

ialah berkurangnya hak talaq bagi suami yang mengakibatkan berkurangnya

jumlah talaq yang menjadi hak suami, tiga menjadi dua, dua menjadi satu,

dari satu menjadi hilang. Hak talaq yang demikian terjadi dalam talaq raj‟i (

Martiman Projohamijoyo: 2011:128) Menurut pasal 117 KHI adalah ikrar

suami dihadapan Pengadilan Agama yang menjadi salah satu sebab putusnya

perkawinan, hal ini diatur dalam pasal 129 KHI yang berbunyi : “Seorang

suami yang akan menjatuhkan talaq kepada isterinya mengajukan

permohonan baik secara lisan ataupun tertulis kepada Pengadilan Agama

yang mewilayahi tempat tinggal isteri disertai dengan alasan serta meminta

agar diadakan sidang untuk keperluan itu .”

Berikut ini adalah macam-macam talaq menurut Inpres RI Nomor 1

tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam (KHI) yang menyebutkan

Page 45: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

30

tentang macam-macam talaq dan cara pemutusan sebagaimana berikut

dibawah ini :

a. Pasal 118 KHI memuat tentangTalaq raj’i adalah talaq kesatu atau

kedua, dalam talaq ini suami berhak rujuk selama isteri dalam masa

iddah.

b. Pasal 119 KHI memuat tentangTalaq ba’in shughra adalah talaq

yang tidak boleh dirujuk tapi boleh akad nikah baru dengan bekas

suaminya meskipun dalam keadaan iddah, talaq ba‟in shughra

sebagaimana tersebut pada ayat (1) adalah :

1. Talaq yang terjadi qabla ad-dukhul;

2. Talaq dengan tebusan atau khulu;

3. Talaq yang dijatuhkan oleh Pengadilan Agama.

c. Pasal 120 KHImemuat tentang Talaq ba’in kubra adalah talaq yang

terjadi untuk ketiga kalinya, talaq jenis ini tidak dapat dirujuk dan

tidak dapat dinikahkan kembali kecuali apabila pernikahan itu

dilakukan setelah bekas isteri menikah dengan orang lain dan

kemudian terjadi perceraian ba’da ad-dukhuldan habis masa

iddahnya.

d. Pasal 121 KHI memuat tentang talaq sunniyang artinya yaitu talaq

yang dibolehkan yaitu talaq yang diajtuhkan terhadap isteri yang

sedang suci dan tidak dicampuri dalam waktu suci tersebut.

e. Pasal 122 KHI memuat tentang talaq bid’iyang atinya adalah talaq

yang dilarang , yaitu talaq yang diajtuhkan pada waktu isteri dalam

Page 46: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

31

keadaan haid, atau isteri dalam keadaan suci tapi sudah dicampuri

pada waktu suci tersebut.

f. Pasal 123 KHI memuat tentang percerian yang terjadi terhitung pada

saat perceraian itu dinyatakan di depan sidang Pengadilan.

g. Pasal 124 KHI memuat tentang khuluharus berdasarkan atas alasan

perceraian sesuai ketentuan pasal 116 KHI.

2. Pengertian Cerai Gugat

Gugatan cerai, dalam bahasa Arab disebut Al-Khulu (عل-Kata Al .( الخ

Khulu (عل dengan didhommahkan hurup kha‟nya dan disukunkan ( الخ

huruf Lam-nya, berasal dari kata ( شوب عال

ل .Maknanya melepas pakaian .(خ

Lalu digunakan untuk istilah wanita yang meminta kepada suaminya

untuk melepas dirinya dari ikatan pernikahan yang dijelaskan Allah

sebagai pakaian. Allah Subhanahu wa Ta‟ala berfirman. (terjemahan)

“Mereka itu adalah pakaian, dan kamu pun adalah

pakaian bagi mereka”[Al-Baqarah : 187]

Sedangkan menurut pengertian syari‟at, para ulama mengatakan dalam

banyak defenisi, yang semuanya kembali kepada pengertian, bahwasanya

Khulu ialah terjadinya perpisahan (perceraian) antara sepasang suami-

isteri dengan keridhaan dari keduanya dan dengan pembayaran

diserahkan isteri kepada suaminya Adapaun Syaikh Al-Bassam

berpendapat, Khulu ialah perceraian suami-isteri dengan pembayaran

yang diambil suami dari isterinya, atau selainnya dengan lafazh yang

khusus.

Page 47: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

32

3. Hukum Cerai Gugat Dalam Islam

Cerai Gugat (Khulu) disyariatkan dalam syari‟at Islam menurut tinjauan

fikih, terdapat hukum-hukum taklifi sebagai berikut :

a.Mubah (Diperbolehkan).

Ketentuannya, sang wanita sudah benci tinggal bersama suaminya

karena kebencian dan takut tidak dapat menunaikan hak suaminya

tersebut dan tidak dapat menegakkan batasan-batasan Allah

Subhanahu wa Ta‟ala dalam ketaatan kepadanya,

b. Diharamkan Cerai gugat (Khulu) Hal Ini Karena Dua Keadaan.

1. Dari Sisi Suami.

Apabila suami menyusahkan isteri dan memutus hubungan

komunikasi dengannya, atau dengan sengaja tidak memberikan

hak-haknya dan sejenisnya agar sang isteri membayar tebusan

kepadanya dengan jalan gugatan cerai, maka cerai gugat itu batil,

dan tebusannya dikembalikan kepada wanita. Sedangkan status

wanita itu tetap seperti asalnya jika cerai gugat tidak dilakukan

dengan lafazh thalak, karena Allah Subhanahu wa Ta‟ala

berfirman.dalam QS An.Nisa : 4:34 yang tejemahannya antara

lain :

“Janganlah kamu menyusahkan mereka karena

hendak mengambil kembali sebagian kecil dari apa

yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila

mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata” [An-

Nisa : 19]

Apabila suami menceraikannya, maka ia tidak memiliki hak

mengambil tebusan tersebut. Namun, bila isteri berzina lalu suami

Page 48: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

33

membuatnya susah agar isteri tersebut membayar terbusan dengan

cerai gugat, maka diperbolehkan berdasarkan ayat di atas”

2. Dari sisi isteri

Apabila seorang isteri meminta cerai padahal hubungan rumah

tangganya baik dan tidak terjadi perselisihan maupun

pertengkaran di antara pasangan suami isteri tersebut. Serta tidak

ada alasan syar‟i yang membenarkan adanya gugat cerai, maka ini

dilarang, berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu „alaihi wa

sallam.

“Semua wanita yang minta cerai (gugat cerai)

kepada suaminya tanpa alasan, maka haram baginya

aroma surga” [HR Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ibnu

Majah dan Ahmad, dan dishahihkan Syaikh Al-Albani

dalam kitab Irwa’ul Ghalil, no. 2035]

c. Mustahabbah (Sunnah) Wanita Minta Cerai

Apabila suami berlaku mufarrith (meremehkan) hak-hak Allah, maka

sang isteri disunnahkan cerai gugat kepada suaminya. Demikian

menurut madzhab Ahmad bin Hanbal.

d. Wajib

Terkadang cerai gugat hukumnya menjadi wajib pada sebagiaan

keadaan. Misalnya terhadap orang yang tidak pernah melakukan

shalat, padahal telah diingatkan. Demikian juga seandainya sang

suami memiliki keyakinan atau perbuatan yang dapat menyebabkan

keyakinan sang isteri keluar dari Islam dan menjadikannya murtad.

Sang wanita tidak mampu membuktikannya di hadapan hakim

peradilan untuk dihukumi berpisah atau mampu membuktikannya,

Page 49: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

34

namun hakim peradilan tidak menghukuminya murtad dan tidak juga

kewajiban bepisah, maka dalam keadaan seperti itu, seorang wanita

wajib untuk meminta dari suaminya tersebut cerai gugat walaupun

harus menyerahkan harta. Karena seorang muslimah tidak patut

menjadi isteri seorang yang memiliki keyakinan dan tabiat berubah-

ubah tidak konsekwen dalam Bergama.(Majalah As-Sunnah Edisi

11/Tahun XI/1429H/2008M)

4. Pasal-Pasal yang memuattentang cerai gugat dalam KHI

a. Pasal 132 KHI menyatakan bahwa :

1. Gugatan perceraian diajukan isteri atau kuasanya kepada

Pengadilan Agama yang daerah hukumnya meliputi kediaman

penggugat (isteri) kecuali isteri meninggalkan tempat

kediaman bersama tanpaizin suami;

2. Dalam hal tergugat bertempat tinggal di luar negeri, Ketua

Pengadilan Agama memberitahukan gugatan tersebut kepada

tergugat melalui perwakilan Indonesia setempat.

b. Pasal 133 Kompilasi Hukm Islamberbunyi :

Gugatan perceraian karena alasan tersebut dalam pasal 116 huruf

(f) dalam KHI diterima apabila cukup jelas bagi Pengadilan Agama

mengenai sebab-sebab perselisihan dan pertengkaran itu dan

setelah mendengar dari pihak keluarga serta orang-orang yang

dekat dengan suami isteri tersebut.

Page 50: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

35

c. Pasal 135 KHI berisi tentang gugatan perceraian karena alasan suami

mendapat hukuman penjara 5 (lima) tahun atau hukumannya lebih

berat sebagai maksud dalam pasal 116 hurup (c) dalam KHI, maka

untuk mendapatkan putusan perceraian sebagai bukti penggugat

cukup menyampaikan salinan putusan pengadilan yang

memutuskan disertai keterangan yang menyatakan bahwa putusan

itu telah mempunyai kekuatan hukum tetap.

d. Pasal 136 Kompilasi Hukum Islam

1.Selama berlangsung gugatan perceraian atas permohonan

penggugat atau tergugat berdasarkan pertimbangan bahaya yang

mungkin ditimbulkan, pengadilan agama dapat mengizinkan

suami isteri untuk tidak tinggal dalam satu rumah;

2. Selama berlangsung gugatan perceraian, atas permohonan

penggugat dan tergugat, pengadilan agama dapat menentukan

hal-hal yang harus ditanggung suami dan juga menentukan hal-

hal yang perlu untuk dijamin terpeliharanya barang-barang yang

menjadi hak bersama suami isteri atau barang-barang yang

menjadi hak isteri.

F. Konsep Umum Tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)

1 Pengertian Kekerasan

Kekerasan pada umumnya identik dengan tindak kekerasan

yangdilakukan dalam bentuk kekerasan fisik. Dalam hal yang dimaksud

Page 51: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

36

bahwa seluruh bentuk kekerasan adalah bentuk penyiksaan fisik seseorang

yang dianggap merugikan orang tersebut serta dampak yang paling parah dari

penyiksaan tersebut adalah kematian maupun cacat permanen bagi korban

kekerasan, tetapi dalam masyarakat dewasa ini telah berkembang pemikiran

baru mengenai tindak pidana kekerasan, yaitu kekerasan tidak hanya berupa

kekerasan secara fisik saja, melainkan kekerasan mental, kekerasan emosi,

kekerasan seksual, dan juga kekerasan psikis. Semua bentuk kekerasan ini

merupakan bentuk-bentuk kekerasan yang didapati dalam kehidupan sosial

masyarakat pada umumnya. Sementara itu, dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia (1996:45), kekerasan adalah:

a. Perihal (bersifat/berciri) keras;

b. Perbuatan seseorang atau kelompok orang yang menyebabkan cidera atau

matinya orang lain atau menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang

lain;

c. Paksaan. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kekerasan dapat

dikatakan sebagai perbuatan yang dapat mengakibatkan cedera, luka, mati

atau kerusakan.

Ada dua sifat kekerasan, pertama kekerasan personal dan yang kedua

kekerasan struktural (Justin M. Sihombing, 2005:5). Kekerasan personal

bersifat dinamis, mudah diamati, memperlihatkan fluktuasi yang hebat

yang dapat menimbulkan perubahan, sedangkan kekerasan struktural

sifatnya statis, memperlihatkan stabilitas tertentu dan tidak tampak.

Kekerasan struktural disini adalah kekerasan yang timbul dari

Page 52: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

37

pertumbuhan kapital yang tidak merata dan berkembang tidak terbatas.

Kekerasan struktural mengambil bentuk-bentuk seperti eksploitasi,

fragmentasi masyarakat, rusaknya solidaritas, penetrasi kekuatan luar yang

menghilangkan otonomi masyarakat dan marginalisasi masyarakat

sehingga meniadakan pastisipasi masyarakat dalam mengambil keputusan

tentang nasib mereka sendiri. Kekerasan ini juga menimbulkan

kemiskinan, ketidakmerataan pendapatan dan kekayaan, serta

ketidakadilan sosial. Kekerasan adalah suatu problema yang senantiasa

muncul dalam kehidupan sosial atau kehidupan berumah tangga.

2. Pengertian KDRT

Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 menyatakan bahwa

KDRT adalah singkatan dari Kekerasan Dalam Rumah Tangga yaitu setiap

perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya

kesengsaraan atau penderitaan sefara fisik, sexsual, psikologi dan/atau

penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan,

pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup

rumah tangga . Kekerasan terhadap perempuan telah menjadi isu global dan

merupakan Pelanggaran HAM hal ini dapat dilihat dalam pasal 1 Deklarasi

Penghapusan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan Perserikatan Bangsa-

Bangsa (PBB) yang berbunyi : “Setiap tindakan yang berdasarkan perbedaan jenis

kelamin yang berakibat atau mungkin berakibat kesengsaraan atau penderitaaan

perempuan secara fisik, seksual, dan psikologis termasuk ancaman tindakan

Page 53: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

38

tertentu, pemaksaan, perampasan kemerdekaan secara sewenang-wenang baik

yang terjadi di depan umum atau dalam kehidupan pribadi.”

Didalam pasal 2 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan

Kekerasan Dalam Rumah Tangga (PKDRT), telah menentukan siapa-siapa saja

yang dapat dikatagorikan dalam lingkup rumah tangga yaitu :

a. Suami, isteri dan anak;

b. Orang-orang yang mempunyai hubungan keluarga dengan orang

sebagaimana dimaksud pada angka (1) , karena hubungan darah,

perkawinan, persusuan, pengasuhan, dan perwalian yang menetap

dalam rumah tangga;

c. Dan/atau orang yang bekerja membantu rumah tangga dan menetap

dalam rumah tangga tersebut.

3. Lingkup KDRT menurut pasal 5 UU No, 23 Tahun. 2004

a. Kekerasan fisik yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit atau luka

berat;

b. Kekerasan psikis yang mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa

percaya diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa tidak berdaya,

dan/atau penderitaan psikis berat;

c. Kekerasan seksual yang meliputi pemaksaaan hubungan seksual

kepada salah satu anggota keluarga atau pemaksaan hubungan seksual

dengan tujuan komersial;

d. Tidak memberikan penghidupan dan/atau perawatan kepada anggota

keluarga sebagaimana yang telah diatur dalam undang-undang.

Page 54: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

39

4. Larangan Kekerasan Dalam Rumah Tangga

Menurut Undang-Undang Dasar 1945 amandemen dilihat pada pasal 28 i

ayat (1) disebutkan bahwa “ Hak Untuk tidak Disiksa” begitu juga halnya yang

terdapat dalam Deklarasi Universal Hak Azasi Manusia (DUHAM) pada pasal 5

disebutkan “ Tidak seorangpun boleh disiksa, diperlakukan secara kejam,

dihukum secara tidak manusiawi ataudihina”.( Tim Penyusun Panduan HAM

Polri : 2009:12 dan 17). Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang

Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga dijelaskan tentang larangan

melakukan KDRT diantaranya sebagai beikut :

a. Pasal 6 UU Nomor 23 Tahun 2004 menjelaskan bahwa dilarang

melakukan perbuatan Kekerasan fisik sebagaimana dimaksud dalam

pasal 5 hurup (a) yaitu perbutan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh

sakit, atau luka berat;

b. Pasal 7 UU Nomor 23 Tauhn 2004 menjelaskan bahwa dilarang

melakukan perbuatan kekerasan sebagaimana dimaksud pasal 5 hurup

(b) yaitu perbuatan yang mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa

tidak percaya diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa tidak

berdaya, dan/atau penderitaan psikis berat pada seseorang;

c. Pasal 8 UU Nomor 23 Tahun 2004 menjelaskan bahwa dilarang

melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud pasal 5 hurup (c) yaitu

perbuatan :

1. Pemaksaan hubungan seksual yang dilakukan terhadap orang

yang menetap dalam lingkup rumah tangga tersebut;

Page 55: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

40

2. Pemaksaaan hubungan seksual terhadap salah seorang dalam

lingkup rumah tangganya dengan orang lain untuk tujuan

komersil dan/atau tujuan tertentu.

d. Pasal 9 UU Nomor 23 Tahun 2004 menjelaskan bahwa :

1. Setiap orang dilarang menelantarkan orang dalam lingkup rumah

tangganya, padahal menurut hukum yang berlaku baginya atau

karena persetujuan atau perjanjian ia wajib memberikan

kehidupan, perawatan atau pemerliharaan kepada orang tersebut;

2. Penelantaran sebagaiman dimaksud ayat (1) juga berlaku bagi

setiap orang yang mengakibatkan ketergantungan ekonomi

dengan cara membatasi dan/atau melarang untuk bekerja yang

layak didalam atau diluar rumah, sehingga korban berada

dibawah kendali orang tersebut.

5. Faktor-faktor penyebab terjadinya KDRT.

Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan masih tingginya angka

kekerasan terhadap perempuan dalam lingkup rumah tangga, yaitu antara lain :

a. Adanya budaya patriarki di dalam masyarakat.

Kekerasan dapat terjadi didalam lingkup anggota rumah tangga secara

keseluruhan, bukan hanya kekerasan suami terhadap isteri, namun dari

data yang diperoleh dari hasil penelitian maupun laporan kasus-kasus

dari berbagai lembaga yang peduli terhadap perempuan, menunjukan

bahwa mayoritas kasus dalam rumah tangga adalah kekerasan suami

terhadap isterinya (Nani Kurniasih : Artikel otoritas semu).

Page 56: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

41

Melihat kondisi terkini yang semakin mengkhawatirkan tentang

perlakuan serta prilaku suami secara umum berlaku kasar terhadap

isteri , maka Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang

Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga adalah sebagai kunci

jawabannya, Undang-Undang ini tidak semata-mata untuk

kepentingan perempuan saja tetapi juga untuk mereka yang

tersubordinasi. Jadi buka hanya perempuan dewasa maupun anak-

anak, tapi juga laki-laki baik dewasa maupun anak-anak. Hanya

selama ini fakta menunjukan bahwa korban yang mengalami

kekerasan dalam rumah tangga kebanyakan perempuan. Hal ini

penting untuk dipahami bersama, karena masih ada anggapan dari

berbagai pihak atau sebagaian besar masyarakat yang memandang

sinis terhadap UU diatas, seolah-olah tuntutan tersebut terlalu dibuat-

buat oleh perempuan. Menghapus lingkaran KDRT merupakan

masalah yang kompleks, bukan hanya melihat efektif tidaknya suatu

peraturan perundang-undangan yang sudah ada, namun budaya yang

tertanam kuat dimasyarakat dapat menjadi landasan prilaku seseorang.

Kesetaraan jender belum muncul secara optimal dimasyarakat,

ditambah lagi dengan budaya patriarkhiyang terus langgeng membuat

perempuan berada dalam kelompok yang tersubordinasi menjadi

rentan terhadap kekerasan. Disini laki-laki dalam posisi dominan atau

superior dibanding perempuan. Anggapan isteri milik suami dan

seorang suami memiliki kekuasaan yang lebih tinggi dari pada

Page 57: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

42

anggota keluarga yang lain sehingga banyak peluang terjadinya

kekerasan dikarenakan laki-laki lebih kuat dan kuasa.( Buku Panduan

Polri tentang Gender :2009: 114)

b. Rendahnya pendidikan dan pengetahuan perempuan sebagai isteri.

Faktor rendahnya pendidikan isteri membuat suami merasa selalu

memiliki kedudukan lebih dalam rumah tangga. Para suami

menganggapisteri hanyalah pelaku kegiatan rumah tangga sehari-hari,

selain itu juga ada suami yang malu ,mempunyai isteri yang

pendidikannya rendah, lalu melakukan perselingkuhan, ketika

diketahui oleh isterinya, malah isteri mendapat perlakuan kasar dari

suami.Ada anggapan bahwa kekerasan dalam rumah tangga

merupakan urusan intern suami isteriyang hubungan hukumnya terikat

didalam perkawinan yang merupakan lingkup hukum keperdataan.

c. Diskriminasi dan ketergantungan secara ekonomi.

Diskriminiasi dan adanya pembatasan kesempatan bagi

perempuan untuk bekerja mengakibatkan perempuan (isteri)

ketergantungan terhadap suami, dan ketika suami kehilangan

pekerjaan maka acap kali terjadinya perselisihan paham antara suami

isteri yang berujung pada prilaku sewenang-wenang suami melakukan

KDRT terhadap isterinya. Ada beberapa faktor penyebab isteri yang

mendapat tindakan kekerasan yang tergolong berat dari suaminya,

pasrah atau membiarkan saja malah jarang melapor kepolisi

dikarenakan takut pelaku (suami) dihukum/penjara, kebanyakan isteri

Page 58: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

43

yang menjadi korban KDRT suaminya hanya berharap suaminya

merubah prilaku jahatnya menjadi baik.

d. Lemahnya pemahaman dan penanganan dari penegak hukum.

Untuk kasus-kasus yang diselesaikan pidana pun banyak kendala

yang dihadapi. Disini polisi menyarankan untruk berdamai saja,

karena apabila mau dilakukan pemrosesan secara hukum, laporan

harus sudah dilakukan tiga kali. Hal ini berakibat lemahnya barang

bukti, karena jarak antara penganiayaan dan pelaporan sudah lama

terjadi jadi Visum et revertum tidak mendukung sebagai bukti. Selain

itu masih ada anggapan dari aparat penegak hukum, bahwa KDRT itu

adalah masalah internal keluarga (Domestik), berikut kendala yang

lain adalah kesulitan menghadirkan saksi karena Polisi, Jaksa dan

Hakim selalu memaksa agar korban menghadirkan saksi yang benar-

benar melihat terjadinya pemukulan atau tindakan kekeresan tersebut.

6. Sangsi Hukum terhadap Pelaku KDRT

Sebagaimana yang tertuang dalam bunyi pasal Undang-Undang Nomor 23

Tahun 2004 tentang PKDRT maka sangsi hukum yang diterapkan adalah

sebagai berikut :

a. Pasal 44 UU Nomor 23 Tahun 2004 menyatakan bahwa :

1. Setiap orang yang melakukan perbuatan kekerasan secara fisik

dalam lingkup rumah tangga sebagaimana dimaksud dalam

bunyi pasal 5 hurup (a) dipidana penjara paling lama 5 (lma)

Page 59: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

44

tahun atau denda paling banyak Rp 15.000.000.(lima belas juta

rupiah);

2. Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

mengakibatkan korban mendapat jatuh sakit atau luka berat,

dipidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun atau denda

paling banyak 30.000.000 (tiga puluh juta rupiah);

3.

Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

mengakibatkan matinya korban, dipidana penjara paling lama 15

(lima belas) tahun atau denda 45.000.000 (empat puluh lima juta

rupiah);

4. Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan oleh suami terhadap isterimya atau sebaliknya yang

tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan

pekerjaan jabatan atau mata pencaharian atau kegiatan sehari-

hari, dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat)

bulan atau denda paling banyak 5.000.000 (lima juta rupiah).

b. Pasal 45 UU Nomor 23 Tahun 2004 menyatakan bahwa :

1. Setiap orang yang melakukan perbuatan kekerasan psikis dalam

lingkup rumah tangga sebagaimana dimaksud pada pasal 5

hurup (b) dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga)

tahun atau denda paling banyak Rp. 9.000.000 (semblan juta

rupiah);

Page 60: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

45

2. Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan oleh suami terhadap isterimya atau sebaliknya yang

tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan

pekerjaan jabatan atau mata pencaharian atau kegiatan sehari-

hari, dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat)

bulan atau denda paling banyak 3.000.000 (tiga juta rupiah).

c. Pasal 46 UU Nmor 23 Tahun 2004 menyatakan bahwa setiap orang

yang melakukan perbuatan kekerasan seksual sebagaimana dimaksud

pasal 8 hurup (a) dipidana penjara paling lama 12 (dua belas) tahun

penjara atau denda paling banyak 36.000.000 (tiga puluh enam juta

rupiah);

d. Pasal 47 UU Nomor 23 Tahun 2004 menyatakan bahwa setiap orang

yang yang mnenetap dalam rumah tangganya melakukan hubungan

seksual sebagaimana dimaksud pada pasal 8 hurup (b) dipidana

penjara paling lama 15 (lima belas) tahun penjara atau denda paling

banyak 300.000.000 (tiga ratus juta rupiah)

e. Pasal 48 UU Nomor 23 Tahun 2004 menyatakan bahwa dalam hal

perbuatan sebagaimana dimaksud pada pasal 46 dan pasal 47

mengakibatkan korban mendapat luka yang tidak memberi harapan

akan sembuh sama sekali, mengalami gangguan daya pikir atau

kejiwaan sekurang-kurangnya selama 4 (empat) minggu terus menerus

atau 1 (satu) tahun berturut-turut, gugur atau matinya janin dalam

kandungan atau mengakibatkan tidak berfungsinya alat reproduksi,

Page 61: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

46

dipidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan pidana penjara

paling lama 20 (dua puluh) tahun atau denda paling sedikit 25

.000.000 (dua pulh lima juta rupiah) atau denda paling banyak

500.000.000 (lima ratus juta rupiah).

f. Pasal 49 UU Nomor 23 Tahun 2004 menyatakan bahwa dipidana

penjara paling lama 3 (tiga) tahun atau denda paling banyak

15.000.000 (lima belas juta rupiah)

g. Pasal 50 UU Nomor 23 Tahun 2004 menyatakan bahwa selain pidana

sebagaimana dimaksud dalam Bab ini hakim dapat menjatuhkan

pidana tambahan berupa pembatasan gerak pelaku baik yang bertujuan

untuk menjauhkan pelaku dari korban dalam jarak dan waktu tertentu ,

maupun pembatasan hak-hak tertentu dari pelaku serta penetapan

pelaku mengikuti program konseling dibawah pengawasan lembaga

tertentu.

h. Pasal 51 UU Nomor 23 Tahun 2004 menyatakan bahwa Tinda pidana

kekerasan fisik sebagaimana dimaksud dalam pasal 44 ayat (4)

merupaka delik aduan.

i. Pasal 52 UU Nomor 23 Tahun 2004 menyatakan bahwa Tindak

Pidana Kekerasan psikis sebagaimana dimaksud dalam pasal 45 ayat

(2) merupakan delik aduan; dan

j. Pasal 53 UU Nomor 23 Tahun 2004 meyatakan bahwa Kekerasan

seksual sebagaimana dimaksud dalam pasal 46 yang dilakukan oleh

suami terhadap isteri atau sebaliknya merupakan delik aduan.

Page 62: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

47

7. Penanganan Pemulihan Korban KDRT

Rumah tangga seharusnya adalah tempat berlindung bagi seluruh anggota

keluarga, akan tetapi pada kenyataannya justru banyak rumah tangga menjadi

tempat penderitaan dan penyiksaan karena terjadi tindak kekerasan. Semakin

banyaknya kasus KDRT yang terjadi di masyarakat. Fakta tersebut terlihat dari

berbagai pemberitaan di media massa dan kasus-kasus yang ditangani lembaga-

lembaga yang peduli terhadap perempuan.

Dengan meningkatnya jumlah kekerasan KDRT dan akibat yang timbul pada

korban menyebabkan sebagian masyarakat mengharapkan upaya pemulihan

korban KDRT perlu terus dilakukan, agar korban dapat kembali kepada

keadaannya semula, pemulihan adalah hak yang harus didapatkan korban.

Pengaturan kembali mengenai KDRT sehingga dapat lebih mencakup banyak

kekerasan yang sampai kini belum dicakup dalam peraturan perundang-

undangan. Diperlukan lembaga yang berskala nasional untuk memberikan

perlindungan dan pemulihan bagi korban KDRT, yang didukung oleh pekerja

sosial, psikolog, ahli hukum, dokter. Lembaga ini nantinya dapat diharapkan

mencapai tujuan dengan baik.Dalam lembaga kepolisian diperlukan prosedur

khusus dalam penanganan kasus KDRT, terutama dalam melibatkan anggota

kepolisian wanita yang dikhususkan menangani kasus KDRT sehingga korban

akan merasa nyaman pada saat melakukan pelaporan.

Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang PKDRT ada

beberapa pasal yang menyangkut upaya penangan pemulihan korban KDRT

diantaranya adalah :

Page 63: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

48

a. Pasal 39 UU Nomor 23 Tahun 2004 meneyebutkan bahwa Untuk

kepentingan pemulihan, korban dapat memperoleh pelayanan dari :

1. Tenaga Kesehatan;

2. Pekerja sosial;

3. Relawan pendamping, dan/atau

4. Pembimbing rohani.

b. Pasal 40 UU Nomor 23 Tahun 2004 menyatakan bahwa Tenaga

kesehatan wajib memeriksa korban sesuai dengan standar profesinya

dan/atau dalam hal korban memerlukan perawatan, tenaga kesehatan

wajib memulihkan dan merehabilitasi korban dalam bentuk konseling

untuk menguatkan dan/atau memberi rasa aman bagi korban.

c. Pasal 42 UU Nomor 23 Tahun 2004 menyatakan bahwa dalam rangka

pemulihan terhadap korban, tenaga kesehatan, pekerja sosial, relawan

pendamping dan/atau pembimbing rohani dapat melakukan kerja

sama.

d. Pasal 43 UU Nomor 23 Tahun 2004 menyatakan bahwa ketentuan

lebih lajut mengenai penyelenggaraan upaya pemulihan dan kerja

sama diatur dengan peraturan Pemerintah.

8. Pandangan Islam terhadap KDRT

Berbicara KDRT menurut Islam mau tidak mau harus merujuk pada

kehidupan rumah tangga Nabi SAW, karena rumah tangga beliau adalah

sumber teladan dan contoh yang paling nyata. Jika ada kekerasan dalam rumah

tangga beliau, tentu KDRT ada pembenarannya. Sebaliknya, jika tidak, KDRT

Page 64: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

49

jelas tidak ada dasarnya, baik dilihat dari sisi kemanusiaan, norma hukum,

maupun ajaran Islam.Dalam salah satu hadisnya, Nabi SAW berpesan,

“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarga. Dan, aku

adalah orang yang paling baik terhadap keluarga.” (HR Tirmidzi, Ibnu Majah,

dan Darimi, dari „Aisyah). Hadis ini mendorong suami untuk menciptakan

keluarga yang harmonis dan tenteram. Dan, orang yang berhasil melakukannya

berarti telah meneladani Nabi SAW sebagai orang yang paling baik terhadap

keluarganya.

Tidak hanya dalam tataran motivasi ucapan, Nabi SAW juga membuktikannya

dalam tataran praktis di kehidupan rumah tangganya. Dalam sejarah rumah

tangga beliau, dapat dipastikan tidak ada kekerasan, baik fisik maupun nonfisik,

yang beliau lakukan terhadap istri-istrinya, apalagi kekerasan yang sampai

melukai istrinya. Sebaliknya, beliau begitu menjaga hubungan yang baik dengan

istri-istrinya, meski terkadang salah satu istri beliau melakukan tindakan yang

kurang berkenan terhadap beliau.

Sebagai contoh, pada suatu ketika, Abu Bakar bertandang ke rumah

Rasulullah SAW. Setelah dipersilakan masuk, ia mendengar „Aisyah berbicara

keras-keras kepada Nabi SAW. Melihat hal itu, Abu Bakar bangkit dan berkata,

“Wahai Ummu Rauman, pantaskah kamu berbicara keras-keras kepada Nabi?”

Melihat situasi itu, Nabi SAW berdiri menengahi mereka. Setelah Abu Bakar

pulang, Nabi SAW tidak memarahi atau memaki-maki dan mencela „Aisyah,

apalagi sampai memukul, tetapi justru menghiburnya, “Wahai „Aisyah, jangan

sedih, bukankah tadi kamu lihat aku menengahi kalian?” (HR Ahmad)

Page 65: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

50

Nabi SAW tidak pernah menciptakan kekisruhan dalam rumah tangganya,

apalagi sampai mencari gara-gara guna melakukan tindakan buruk terhadap istri-

istrinya. Sebaliknya, kemesraanlah yang diperlihatkan dan diteladankan kepada

kita. Simak misalnya bagaimana kemesraan itu dapat dilihat dari hubungannya

dengan istri-istrinya. Anas bin Malik bercerita, “Suatu hari, aku melihat Nabi

SAW melingkarkan sehelai kain di punuk unta Shafiyyah (istri beliau).

Kemudian, beliau bertekuk lutut di samping unta, lalu mempersilakan Shafiyyah

naik ke atas unta itu dengan berpijak pada lutut beliau.” (HR Bukhari dari Anas

bin Malik)

Kekerasan Dalam Rumah Tangga, terutama yang dilakukan oleh seorang suami

terhadap istrinya, sama dengan tindakan menzhalimi perempuan yang amat

dikecam oleh ajaran Islam. Nabi SAW dalam sebuah hadis qudsinya

mengatakan, “Allah SWT berfirman, „Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya

Aku mengharamkan kezhaliman atas diri-Ku, dan Aku mengharamkan

kezhaliman itu terjadi di antara kalian. Karena itu, janganlah kalian saling

menzhalimi.” (HR Muslim dari Abu Dzarr)Sebaliknya, Islam sangat melindungi

perempuan dari tindakan kezhaliman. Muhammad bin „Abdullah bin Habdan

dalam bukunya Zhulmul Mar‟ah menulis beberapa bentuk perlindungan Islam

terhadap perempuan.

a Islam melarang menuduh perempuan yang baik-baik berbuat zina, karena hal

itu bisa merusak kehormatan wanita. Ia mengutip firman Allah SWT,

“Sesungguhnya orang-orang yang menuduh perempuan-perempuan yang

baik-baik yang lengah lagi beriman (berbuat zina) mereka mendapatkan

Page 66: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

51

laknat di dunia dan di akhirat, dan bagi mereka azab yang besar.” (QS. An-

Nur: 23)

ع ل بت ه ؤ و بل ت ال بف غ بل بت ص ح و بل ى ه يش ي ز بل اإ بو ي يبلذ ىاف

ين ظ ع اب ز ع و ه ل و ة ش خ آل

Artinya

“ Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita yang

baik-baik, yang lengah lagi beriman (berbuat zina), mereka

kena laknat di dunia dan akhirat, dan bagi mereka azab yang

besar,

b. membatasi jumlah istri dan menetapkan syarat adil dalam berpoligami.

Jika syaratnya tidak terpenuhi, poligami dilarang. Ia mengutip firman

Allah SWT, “Maka nikahilah perempuan-perempuan (lain) yang kamu

senangi dua, tiga, atau empat. Kemudian, jika kamu takut tidak akan dapat

berlaku adil, maka (nikahilah) seorang saja.” (QS. An-Nisa‟: 3). Juga,

sabda Nabi SAW, “Barang siapa memiliki dua orang istri, lalu ia lebih

condong kepada salah satunya, maka pada hari Kiamat ia akan datang

dalam keadaan sebelah tubuhnya miring.” (HR Ahmad, Tirmidzi, Abu

Dawud, Nasai, dan Ibnu Majah, dari Abu Hurairah)

c. Islam melarang suami bertindak kelewat batas terhadap istri. Ia mengutip

firman Allah SWT, “Dan janganlah kamu menyusahkan mereka (istri-istri)

karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu

berikan kepadanya.” (QS. An-Nisa‟: 19)

d. Islam memerintahkan untuk melindungi hak-hak perempuan yang bersifat

materi. Ia mengutip firman Allah SWT, “Bagaimana kamu akan

Page 67: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

52

mengambilnya kembali (harta yang telah diberikan suami kepada istrinya),

padahal sebagian kamu telah bergaul (bercampur) dengan yang lain

sebagai suami istri. Dan mereka (istri-istrimu) telah mengambil dari kamu

perjanjian yang kuat.” (QS. An-Nisa‟: 21). Nabi SAW bersabda,

“Sesungguhnya dosa yang paling berat di sisi Allah WT adalah (dosa)

seorang laki-laki yang menikahi seorang perempuan yang ketika telah

memenuhi kebutuhannya ia kemudian menceraikannya dan mengambil

kembali maharnya.” (HR Al-Hakim dari Ibnu „Umar)

e. Islam melarang total menyia-nyiakan hak perempuan. Ia mengutip sabda

Nabi SAW, “Ya Allah, sesungguhnya aku melarang hak dua orang yang

lemah (untuk disia-siakan): anak yatim dan kaum perempuan.” (HR Ibnu

Majah dan Baihaqi dari Abu Hurairah)

Ajaran Islam adalah rahmatan lil „alamin, yakni menjadi rahmat bagi

semesta, dari mulai lingkup individu, keluarga, dan masyarakat. Segala

kekerasan dalam rumah tangga jelas tidak relevan dengan ajaran Islam ini.

Rumah tangga itu sendiri dibentuk dengan tujuan untuk menciptakan

keluarga yang harmonis, sakinah, mawaddah, dan rahmah. KDRT jelas

menyimpang dari tujuan ini.

Di dalam Alquran memang tertera ayat yang oleh sebagian orang disinyalir

menjadi pembenaran terhadap kekerasan dalam rumah tangga, yakni

firman Allah SWT, “Wanita-wanita (istri-istri) yang kamu khawatirkan

nusyuznya, maka nasihatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat

tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka menaatimu,

Page 68: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

53

maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya.” (QS

An-Nisa‟: 35)

Ungkapan „pukullah mereka‟ kerap kali disalahartikan sebagai pemukulan

yang benar-benar memukul sampai luka. Padahal, Nabi SAW

mengingatkan bahwa pemukulan di sini adalah pemukulan yang pelan-

pelan, tidak sampai melukai, dan bukan pada area wajah. Apa artinya,

substansi sebenarnya adalah ketika seorang istri diajak kebaikan dan

menjauhi tindakan keburukan, namun membangkang, maka suami harus

bertindak tegas. Pemukulan yang pelan-pelan dan tidak melukai ini

substansinya untuk menegaskan kepada sang istri bahwa suaminya

bertindak tegas pada hal-hal yang baik untuk keluarga. Bukan pemukulan

yang tidak bersebab. Nabi SAW sendiri, meskipun tahu betul ayat ini,

dalam kehidupan rumah tangga beliau, tidak ditemukan satu pun cerita

shahih bahwa beliau pernah memukul, apalagi hingga melukai istrinya.

G. Hak-Hak Istri Pasca Perceraian

1. Hak –hak isteriPasca perceraian karena talaq

a. Hak Pemeliharaan anak

Undang-Undang perkawinan mengatur bahwa manakala

terjadi perceraian, antara suami dan isteri mempunyai hak yang

sama untuk memelihara anak. Adapun jika terjadi perselisihan, maka

pengadilan dapat memutuskan siapa yang lebih berhak memelihara

anak tersebut. Namun pada praktek pengadilan, bagi anak yang

Page 69: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

54

masih dibawa umur, biasanya hak perwalian dan pemeliharaan

diberikan langung kepada ibunya. Sebagaimana yang diatur dalam

Kompilasi Hukum Islam (KHI) pasal 105, bahwa bilamana terjadi

perceraian maka :

1. Pemeliharaan anak yang belum mumayyiz atau belum berumur

21 tahun adalah hak ibunya;

2. Pemeliharaan anak yang sudah mumayyiz diserahkan kepada

anak untuk memilih diantara ayah dan ibunya sebagai pemegang

hak pemeliharaannya;

3. Biaya pemeliharaaan ditanggung oleh ayahnya.

b. Hak Perwalian

Hak Perwalian adalah kekuasaan salah satu orang tua yang diberikan

oleh Pengadilan untuk melakukan tindakan-tindakan hukum

terhadap diri anak dan harta bendanya. Mengenai perwalian ini,

dalam Undang-Undang Perkawinan pada pasal 50 dijelaskan :

1. Anak yang belum mencapai usia 18 tahun atau belum pernah

melangsungkan perkawinan, yang tidak berada dibawah

kekuasaan orang tua, berada dibawah kekuasaan wali;

2. Perwalian itu mengenai pribadi anak yang bersangkutan maupun

harta bendanya.

c. Hak mendapatkan nafkah.

Undang-Undang Perkawinan tidak secara spesifik mengatur

tentang hak nafkah bagai istri yang bercerai. Namun pengadilan

Page 70: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

55

melalui Undang-Undang Nomor 41 poin (c) mewajibkan kepada

mantan suami untuk memberikan biaya penghidupan bagi isteri.

Menurut Kompilasi Hukum Islam (KHI) pasal 149 dinyatakan

bahwa akibat putusnya perkawinan karena talaq bagi yang beragama

islam, maka mantan suami wajib :

1. Memberikan mut‟ah (mut‟ah adalah pemberian/nafkah suami

kepada isteri karena adanya talaq) yang layak kepada bekas

isterinya. Baik berupa uang atau benda ) yang layak kepada

bekas isterinya tersebut qobla al dukhul;

2. Memberi nafkah, maskan atau kiswah kepada bekas isterinya,

selama dalam masa iddah kecuali bekas isteri telahdijatuhi talaq

Ba‟in atau nusyuz dan dalam keadaan tidak hamil;

3. Melunasi mahar yang masih terhutang seluruhnya, dan

separoapabila qobla al dukhul;

4. Memberikan biaya hadlanah untuk anak-anaknya yang belum

mencapai 21 tahun

Jika suami seorang PNS (Pegawai Negeri Sipil) maka sesuai

ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 Juncto

Nomor 45 Tahun 1990 :

1. Apabila perceraian terjadi atas kehendak PNS pria maka ia wajib

memberikan sebagian gajinya untuk penghidupan isteri dan

anaknya;

Page 71: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

56

2. Pembagian gaji sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)adalah

sepertiga untuk PNS pria yang bersangkutan, sepertiga untuk

bekas isterinya dan sepertigauntuk anak-anaknya;

3. Apabila dalam perkawianan tersebut tidak dikaruniai anak, maka

pembagian gaji wajib diserahkan PNS pria kepada mantan

isterinya adalah setengah dari gajinya;

4. Pembagian gaji tidak diberikan kepada isterinya apabila alasan

perceraian disebabkan karena isterinya berzina, atau isteri

melakukan kekejaman atau penganiayaan berat baik lahir

maupun batin, suami dan atau isteri menjadi pemabuk, pemadat,

penjudi yang sukar disembuhkan, dan/atau isteri telah

meninggalkan suami selama dua tahun berturut-turut tanpa izin

suami dan tanpa alasan yang sah atau karena hal lain diluar

kemampuannya;

5. Apabila perceraian terjadi atas kehendak isteri, maka ia tidak

berhak atas pembagian mantan suaminya;

6. Ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (5) tidak berlaku, apabila

isteri meminta cerai karena dimadu, dan/atau suami berzina,

suami melakukan kekejaman atau penganiayaan berat baik lahir

maupun batin, suami menjadi pemabuk, pemadat dan penjudi

yang sukar disembuhkan, dan/atau suami telah meninggalkan

isterinya selama dua tahun berturut-turut tanpa izin isteri dan

tanpa alasan yang sah atau karena hal lain diluar kemampuannya;

Page 72: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

57

7. Apabila mantan isteri PNS yang bersangkutan kawin lagi, maka

haknya atas bagian dari gaji suaminya menjadi hapus terhitung

mulai ia kawin lagi.

2. Kewajiban suami terkait nafkah anak.

Akibat putusnya perkawinan karena perceraian menurut pasal 156 KHI

maka:

a. Anak yang belum mumayyiz berhak mendapatkan hadlanah dari

ibunya, kecuali bila ibunya telah meninggal dunia, maka

kedudukannya diganti oleh :

1. Wanita-wanita dalam garis lurus keatas dari ibu;

2. Ayah;

3. Wanita-wanita dalam garis lurus ke atas dari ayah;

4. Saudara perempuan dari anak yang bersangkutan;

5. Wanita-wanita kerabat sedarah menurut garis sampingdari ayah;

b. Anak yang sudah mumayyiz berhak memilih untuk mendapatkan

hadlanah dari ayah atau ibunya;

c. Apabila pemegang hadlanah ternyata tidak dapat menjamin

keselamatan jasmani dan rohani anak, meskipun biaya nafkah dan

hadlanah telah dicukupi, maka atas permintaan kerabat yang

bersangkutan , pengadilan Agama dapat memindahkan hak hadlanah

kepada kerabat lain yang mempunyai hak hadlanah pula;

Page 73: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

58

d. Semua biaya hadlanah dan nafkah anak menjadi tanggung jawab ayah

menurut kemampuannya, sekurang-kurangnya sampai anak tersebut

dewasa dapat mengurus diri sendiri (21 tahun);

e. Bilamana terjadi perselisihanmengenai hadlanah dan nafkah anak,

Pengadilan Agama memberikan putusannya berdasarkan hurup (a),

(b) dan (d);

f. Pengadilan dapat pula dengan mengingat kemampuan ayahnya

menetapkan jumlah biaya untuk pemeliharaan dan pendidikan anak-

anak yang tidak turut padanya.

3. Kewajiban dalam harta bersama.

Pasal 90 Kompilasi Hukum Islam (KHI) menjelaskan bahwa :

a. Apabila terjadi cerai mati, maka separuh harta bersama menjadi hak

pasangan yang hidup lebih lama;

b. Pembagian harta bersama bagi seorang suami atau isteri yang suami

atau isterinya hutang harus ditangguhkan sampai adanya kepastian

matinya yang hakiki atau matinya secara hukum atas dasar putusan

pengadilan agama;

Dalam KHI adanya harta bersama dalam perkawinan itu tidak

menutup kemungkinan adanya harta milik masing-masing suami

atau isteri (pasal 85 dan pasal 86 Bab XIII). Jadi pada dasarnya tidak

ada percampuran harta suami dan harta isteri karena perkawinan.

Isteri tetap berhak penuh atas harta bawaannya, demikian pula

sebaliknya, suami berhak atas harta bawaannya.(yang termasuk harta

Page 74: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

59

bawaan adalah harta pribadi sebelum menikah,

hadiah/pemberian/hibah.)

H. Hak-Hak Isteri Pasca Cerai Gugat.

Bahwa penjelasan tentang hak-hak apa yang didapat isteri pasca perceraian

karena isteri menggugat cerai suaminyadalam Undang-Undang Perkawinan

Nomor 1 Tahun 1974 maupun Kompilasi Hukum Islam, dalam penelitian ini

penulis tidak mendapatkan jawabannya artinya bahwa tidak seperti kalau suami

melakukan talaq terhadap isterinya maka hak-hak isteri dan anak dijelaskan

secara rincipada pasal-pasal yang tercantum di kedua buku dimaksud sehingga

penulis menganalisa bahwa Hak yang didapat isteri pasca perceraian karena

gugatan isteri belum diatur baik dalam Undang-Undang Perkawinan Nomor 1

Tahun 1974 ataupun dalam Kompilasi Hukum Islam. Pada pasal 149 Kompilasi

Hukum Islamdinyatakan “ bahwa akibatputusnya perkawinan karena “talaq”

kepada suami dibebankan kewajiban memberikannafkah Iddah ataupun mut‟ah

kepada mantan isterinya “.

Page 75: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

60

BAB III

HASIL PENELITIAN

A. Profil Pengadilan Agama Ambarawa

1. Letak Geografis

Pengadilan Agama Ambarawa terletak dijalan Mgr. Soegiyopranoto

Nomor 105 Ambarawa, Nomor Telepon (0298) 595259/Fax. (0298)

593844, adapun batas wilayah kantor/gedung Pengadilan Agama

Ambarawa adalah :

sebelah Utara : Lapangan Kelurahan Ngampin.

sebelah Timur : Kantor Pengadilan Negeri Ambarawa.

sebelah Selatan : Jalan Raya Bawen – Magelang

sebelah Barat : Perumahan Penduduk Kelurahan Ngampin.

2. Visi dan Misi Pengadilan Agama Ambarawa

a. Visi

TerwujudnyaPengadilan AgamaAmbarawa yang profesionaldan

mandiri dalam rangka mewujudkan peradilan Indonesia yang agung.

b. Misi

1.Menyelenggarakanpelayananyudisialdengan seksama dan sewajarnya

serta menayomimasyarakat;

2. Menyelenggarakan pelayanannon yudisial yang bersih dan bebas

dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme;

Page 76: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

61

3. Mengembangkan penerapan manajemen modern dalam

kepengurusan kepegawaian, sarana dan prasarana rumah tangga

kantor dan pengelolaan keuangan;

4. Meningkatkan pembinaan sumber Daya Manusia (SDM) dan

pengawasan terhadap jalannya Peradilan.

3.Wilayah Yuridiksi Pengadilan AgamaAmbarawa

a. KecamatanAmbarawamemiliki daerah radius II yang terdiri dari empat

kelurahan dan daerah radius III ada enam kelurahan;

b. Kecamatan Banyubiru memiliki daerah radius II yang terdiri dari tiga

desa dan daerah radius III ada tujuh desa;

c. Kecamatan Bawenmemiliki daerah radius II yang terdiri dari tiga desa

dan daerah radius III ada Tujuh desa;

d. Kecamatan Bandungan memiliki daerah radius II yang terdiri dari satu

kelurahan /lima desa dan daerah radius III ada tiga desa;

e. Kecamatan Bergas memiliki daerah radius II yang terdiri dari lima

kelurahan/lima desa dan daerah radius III ada tiga desa;

f. Kecamatan Jambu memiliki daerah radius II yang terdiri dari enam

desa dan daerah radius III ada empat desa;

g. Kecamatan Pringapus memiliki daerah radius II yang terdiri dari satu

kelurahan /3 desa dan daerah radius III ada lima desa;

h. KecamatanSumowono memiliki daerah radius II yang terdiri dari empat

desa dan daerah radius III ada dua belas desa;

Page 77: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

62

i. Kecamatan Ungaran Barat memiliki daerah radius II yang terdiri dari

lima kelurahan dan daerah radius III ada enam desa;

j Kecamatan Ungaran Timur memiliki daerah radius II yang terdiri dari

enam kelurahan dan daerah radius III ada empat desa.

4. Struktur Organisasi Pengadilan Agama Kelas 1 B Ambarawa

a. Ketua : H.M.Ali Lutfhi, S.H,.M.Hum.

b. Wakil Ketua : Dra. Hj. Lelita Dewi, S.H,.M.Hum

c. Sekretaris : Moh. Roy Irawan, S.Kom.

d.Hakim : 1. Drs. Saefuddin, S.H,.M.M.

2. Drs. Salim,S.H,.M.H.

3. Drs, Safari, M.Si

4. H. Abdul Kholiq, S.H,.M.H.

5. Abdul Hakim, S.Ag,.M.H.

e. Wakil Sekretaris : Siti Khalimah, S.H..

f. Panitera : Drs.H Markun.

g.Wakil Panitera : Robikah Maskimayah, S.H.

h. Panmud Permohonan : M. Adib Fajruddin,S.Ag

j. Panmud Gugatan : Saefuddin,S.H.

k.Panmud Hukum : Dra. Widad

l. Kasubag Rendan IT : Wahyu Fuji Laksano,S.Kom

m.Kasubag Umum dan Keuangan : Ade Khusnul Khorimah,S.E

n.Kasubag Kepegawaian : Aulia Ardiansyah, S.H.

o.Juru Sita Pengganti : 1. Adnani.

Page 78: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

63

2. Sabar Budi Santoso.

3. Gogot Widyantoro,S.H.

4. Saiful Rizal, A.Md

5. Nailatus‟sakdah, A.Md

6. Ana Jatmikowati.

p. Panitera Pengganti : 1. Syarifah.S.Masfeke,S.H.

2. Kahlim Mudrik.M,S.Sy

q. Staf : 1. Ambar Setiawati, S.Hi

2. Nur Arifah Kadir

5. Tabel 1 : Daftar Rekapitulasi Perkara Gugatan Bulan Juni 2018

NO. PERKARA NOMOR PERKARA GUGATAN PUTUSAN

NIHIL

Tabel 2 : Daftar Rekapitulasi Perkara Gugatan Bulan Juli 2018

NO PERKARA NOMOR PERKARA GUGATAN PUTUSAN

1 2 3 4 5

1. Cerai Gugat 0638/Pdt.G/2017/PA.Amb 1. Cerai Gugat;

2. Hak Asuh a-

nak/hadonah.

1.Mengabulkan

gugatan /verstek

2.Talak satu ba‟in

sughro.

3.hadonah ditangan

penggugat.

2. Cerai Gugat 0644/Pdt.G/2017/PA.Amb 1. Cerai Gugat;

2. Hak Asuh a-

nak/hadonah.

1.Mengabulkan

gugatan /verstek

2.Talak satu ba‟in

sughro.

3.hadonah ditangan

penggugat.

Page 79: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

64

1 2 3 4 5

3. Cerai Gugat 0645/Pdt.G/2017/PA.Amb 1. Cerai Gugat;

2. Hak Asuh a-

nak/hadonah.

1.Mengabulkan

gugatan /verstek

2.Talak satu ba‟in

sughro.

3.hadonah ditangan

penggugat.

4. Cerai Gugat 0656/Pdt.G/2017/PA.Amb 1. Cerai Gugat;

2. Hak Asuh a-

nak/hadonah.

1.Mengabulkan

gugatan /verstek

2.Talak satu ba‟in

sughro.

3.hadonah ditangan

penggugat.

5. Cerai Gugat 0665/Pdt.G/2017/PA.Amb 1. Cerai Gugat;

.

1.Mengabulkan

gugatan /verstek

2.Talak satu ba‟in

sughro.

.

6. Cerai Gugat 0678/Pdt.G/2017/PA.Amb 1. Cerai Gugat;

2. Hak Asuh a-

nak/hadonah.

1.Mengabulkan

gugatan /verstek

2.Talak satu ba‟in

sughro.

3.hadonah ditangan

penggugat.

7. Cerai Gugat 0687/Pdt.G/2017/PA.Amb 1. Cerai Gugat;

2. Hak Asuh a-

nak/hadonah.

1.Mengabulkan

gugatan /verstek

2.Talak satu ba‟in

sughro.

3.hadonah ditangan

penggugat.

8. Cerai Gugat 0702/Pdt.G/2017/PA.Amb 1. Cerai Gugat;

2. Hak Asuh a-

nak/hadonah.

1.Mengabulkan

gugatan /verstek

2.Talak satu ba‟in

sughro.

3.hadonah ditangan

penggugat.

9.

Cerai Gugat

0709/Pdt.G/2017/PA.Amb

1. Cerai Gugat;

2. Hak Asuh a-

nak/hadonah.

1.Mengabulkan

gugatan /verstek

2.Talak satu ba‟in

sughro.

Page 80: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

65

1 2 3 4 5

10. Cerai Gugat 0710/Pdt.G/2017/PA.Amb 1. Cerai Gugat;

2. Hak Asuh a-

nak/hadonah.

1.Mengabulkan

gugatan /verstek

2.Talak satu ba‟in

sughro.

3.hadonah ditangan

penggugat.

11. Cerai Gugat 0712/Pdt.G/2017/PA.Amb 1. Cerai Gugat;

.

1.Mengabulkan

gugatan /verstek

2.Talak satu ba‟in

sughro.

Tabel 3 : Daftar Rekapitulasi Perkara Gugatan Bulan Agustus 2018

NO. PERKARA NOMOR PERKARA GUGATAN PUTUSAN

1. Cerai Gugat 0783/Pdt.G/2017/PA.Amb 1. Cerai Gugat;

2. Hak Asuh a-

nak/hadonah.

1.Mengabulkan

gugatan /verstek.

2.Talak satu ba‟in

sughro.

3.hadonah ditangan

penggugat.

6. Gambaran putusan Hakim tentang perkara cerai gugat dari bulan

Juni 2018 sampai dengan Agustus 2018 di Pengadilan Agama

Ambarawa.

Dari hasil mencermati rekapitulasi perkara gugatan cerai di Pengadilan

Agama Ambarawa antara bulan Juni 2018 sampai dengan Agustus 2018,

maka Putusan Hakim Pengadilan Agama Ambarawa yang memutus cerai

gugat paling banyak adalah di bulan Juli 2018 yaitu sebanyak 11 Perkara

cerai gugat, sedangkan untuk bulan Juni 2018 nihil dan bulan Agustus

2018 hanya 1 perkara saja.

Page 81: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

66

Adapun 11 (sebelas) perkara yang diputus Hakim Pengadilan Agama pada

Bulan Juli 2018 karenan gugatan isteri adalah sebagai berikut :

a. 3 (tiga) perkara karena isteri di Poligami;

b. 5 (lima) perkara suami meninggalkan istri dan tidak memberi nafkah;

c. 2 (dua) perkara suami melakukan KDRT; dan

d. 1 (satu) perkara suami masuk penjara dengan hukuman diatas 5 tahun

penjara.

Untuk BulanAgustus 1(perkara) yaitu cerai gugat karena Penelantaran

ekonomi.

B. Gambaran Perkara Cerai Gugat Nomor 0883/pdt.G/2017/PA.Amb.

Penelitian ini berhasil mengungkap fakta tentang telah terjadinya kasus

Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang dialami sebuah keluarga yang

berasal dari Kabupaten Semarang yaitu di Kelurahan Baran Juang Rt 001 Rw

009 Kecamatan Ambarawa, nama dari subyek dalam penelitian ini disamarkan

untuk melindungi hak subyek maupun informan. Sebut saja nama ibu rumah

tangga yang mengalami tindak KDRT itu bernama Nunik Binti Sudarso, umur

30 tahun, agama Islam, Nunik lulus dari pendidikan SMA, keterbatasan

wawasan dan pengetahuan membuat Nunik hanya mampu bekerja sebagai buruh

Pabrik Garmen di Ungaran. Sedangkan mantan suaminya sebut saja bernama

Cucuktomo Bin Kasno, umur 33 tahun, pekerjaan supir, alamat Kelurahan Baran

Juang Rt 001 Rw 009 Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang. Pendidikan

terakhir yang dienyam cucuktomo adalah SMA. Cucuktomo merupakan anak ke

Page 82: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

67

tiga dari pasangan suami isteri Nurzaimah dengan Kasno, kehidupan

kesehariannya selain menjadi supir cucuktomo juga ikut membantu rekannya

menjadi kuli bangunan untuk tambahan penghasilan menghidupi isteri dan anak-

anaknya.

Perkenalan terjadi ketika cucuktomo selaku supir angkot jurusan ungaran

Bawen , pada waktu jam pulang kerja selalu mendapatkan penumpang para

pekerja pabrik di ungaran untuk kembali kerumah, kebetulan pada suatu saat

Nunik menyetop angkot yang disupiri oleh cucuktomo, dalam perjalanan pulang

kerumah terjadi dialog antar keduanya didalam angkot sehingga merupakan

kebiasaan rutinitas apabila pulang kerja Nunik selalu ditunggu oleh cucuktomo

dengan angkotnya, perjalanan waktu terus berlalu sehingga yang tadinya hanya

pertemanan biasa menjadi sepasang kekasih, perjalan jalinan kasih mereka tidak

terasa sudah menginjak usia satu tahun dan kesepakatan keduanya untuk

melanjutkan hubungan tersebut ke pelaminan menjadi suami isteri, setelah

mendapat restu dari kedua orang tua masing-masing maka pada tanggal 13

Februari 2006 dihadapan Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama

Ambarawa mereka melangsungkan pernikahan di KUA Ambarawa.

sebagaimana Duflikat Akta Nikah Nomor 68/KUA.11.22.01/PW.01/09/2017

tanggal 19 September 2017.Setelah menikah mereka hidup bersama dirumah

orang tua Nunik di Baran Juang Ambarawa selama lebih kurang 4 (empat)

tahun, mereka berdua hidup bahagia dan dikaruniai 2 (dua) orang anak laki-laki,

anak yang pertama bernama Didin Bin Cucuktomo, umur 3 tahun, dan yang

kedua anak laki-laki bernama Danang Bin Cucuktomo umur 1 tahun.

Page 83: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

68

Namundi pertengahan tahun 2008kehidupan rumah tangga Nunik dan

cucuktomo dengan kedua putranya, yang tadinya rukun dan tentram lambat laun

sudah terdengar suara ribut-ribut karena pertengkaran mulut antara keduanya,

hal tersebut berlangsung setiap hari, pada puncak perseteruan keduanya

kebiasaan cucuktomo selalu melakukan tindakan kekerasan seperti memukul

dibagian wajah serta menendang isterinya, hal ini terus berlangsung apabila

terjadi cekcok dirumah antara Cucuktomo dengan Nunik, sebenarnya hal yang

menjadi pangkal keributan menurut Nunik “ suaminya kalau diminta uang

belanja atau tambahan untuk anak-anaknya jajan , selalu marah-marah.

terkadang kata-kata kasar keluar dari mulut suaminya :

“ minta duit terus tiap hari, kamu kan punya gaji juga kenapa

ngak kamu pakai uang itu, kamu kemanakan uang mu,

emangnya aku ini direktur apa ???

menurut pengakuan Nunik apabila kata-katanya sudah seperti itu Nunikhanya

menjawab :

“uang gaji saya juga buat keperluan rumah tangga dan

membayar tangungan hutang warung untuk kebutuhan

sehari-hari “.

Tapi apa mau dikata bukannya malah mengerti cucuktomo malah tambah marah

:

“ sudahlah kamu memang ngak bisa jadi isteri yang baik,

selalu merasa kurang dan kurang, emang aku iki wong

sugih opo, dasar kamunya aja yang ngak bisa ngatur

keuangan ,kalau kamu ngak sreg karo aku ayo kita

pegatan, masih banyak perempuan lain yang mau

kujadikan isteri”.

Perselisihan serta pertengkaran karena masalah yang sama, terus berlanjut

sampai pada titik dimana Nunik takut dan merasa tidak nyaman apabila

Page 84: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

69

suaminya cucuktomo marah-marah , Peristiwa puncaknya terjadi di pertengahan

bulan Oktober tahun 2016, cucuktomo meninggalkan rumah Nunik yang selama

ini menjadi tempat mereka membina rumah tangga bersama anak-anak mereka ,

Cucuktomo kembali kerumah orang tuanya di Kelurahan Baran Juang (lain RT).

Akhirnya Nunik merasa bahwa rumah tangganya tidak dapat dipertahankan lagi,

sehingga pemikian Nunik bertambah kuat melihat kenyataan, bahwa suaminya

sudah 10 (sepuluh) bulan hingga dilaksanakan sidang pertama sudah tidak ada

lagi hubungan baik lahir maupun batin, tidak pernah melihat anak-anaknya

apalagi memberikan nafkah.disamping itu sikap atau perlakuan suaminya

menjadikan isterinya menderita lahir batin pada akhirnya Nunik bermaksud

mengakhiri rumah tangganya secara hukum dengan mengajukan permohonan

cerai gugat ke Pengadilan Agama Ambarawa dengan surat gugatan tertanggal 25

September 2017 yang telah terdaftar di kepaniteraan Pengadilan Agama

Ambarawa Nomor 0883/Pdt.G/2017/PA.Amb tanggal 25 September 2017.

Proses Persidangan Nunik memakan waktu sebanyak 3 (tiga) kalipersidangan

pada persidangan pertama dan kedua Cucuktomo tidak hadir, dengan alasan

karena surat Panggilan dari Pengadilan Agama Ambarawa tidak sampai

ketangan Cucuktomo, dan dia tidak tahu kalau Nunik mengajukan cerai gugat ke

Pengadilan Agama Ambarawa, tapi menurut Nunik , bahwa cucuktomo tidak

hadir ke Pengadilan Agama karena sudah tidak perduli lagi dengan rumah

tangganya. Sehingga Pengadilan Agama Ambarawa tidak bisa melakukan upaya

mediasi sebagaimana dimaksud Perma Nomor 1 Tahun 2016 ,

selanjutnyapersidangan berlangsung tanpa hadirnya tergugat.

Page 85: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

70

Bahwa untuk menguatkan dalil-dalil gugatannya Nunik selaku penggugat

mengajukan bukti surat berupa :

a. Fotocofi KTP atas nama Penggugat yang diterbitkan oleh kantor

Kependudukan dan pencatatan Sipil Kabupaten Semarang Nomor

3322106106870002 tanggal 26 januari 2013 yang telah dicocokan

dengan aslinya serta bermaterai cukup;

b. Fotokofi Kutipan Akta Nikah nomor : 68/KUA/11.22.01/PW.01/09/2017

tanggal 19 September 2017 yang diterbitkan oleh KUA Kecamatan

Ambarawa, yang telah bermaterai cukup dan telah dicocokan dengan

aslinya

c. Menghadirkan saksi-saksi antara lain :

1. M.Ali Sodikin bin Kajat, umur 44 tahun, agama Islam,pekerjaan

swasta, alamat Baran Juang RT 001 RW 006 Kelurahan Baran Juang

Kecamatan Ambarawa kabupaten Semarang

Keterangan saksi M. Ali Sodikin bin Kajat menjelaskan sebagai

berikut “ Bahwa saksi kenal dengan Nunik ataupun suaminya

cucuktomo karena mereka bertetangga, selanjutnya saksi juga

melihat mereka telah menikah selama 11 tahun dan dikarunia anak 2

orang, dan saksi melihat kehidupan rumah tangga mereka yang

awalnya rukun namun sejak 2 tahun terakhir sering cekcok dan

berakhir Nunik sering menangis karena dipukuli suaminya, sudah

dilakukan upaya mediasi dengan para kerabat tapi Nunik tetap

menggugat cerai suaminya.

Page 86: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

71

2. Ngadiyo bin H. Bajuri, umur 47 tahun, agama Islam, pekerjaan

swasta, alamat Baran Juang RT 001 RW 006 Kelurahan baran Juang

Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang. Keterangan saksi

Ngadiyo bin H. Bajuri bahwa Nunik adalah keponakannya,

selanjutnya saksi juga melihat mereka telah menikah selama 11

tahun dan dikarunia anak 2 orang, dan saksi melihat kehidupan

rumah tangga mereka yang awalnya rukun namun sejak 2 tahun

terakhir sering cekcok dan berakhir Nunik sering menangis karena

dipukuli suaminya,saya selaku paman penggugat merasa kasihan

kepada Nunik kalau sudah cekcok pasti dia menangis karena sering

dipukuli oleh suaminya, pernah saya mau menegor suaminya agar

tidak berbuat kasar tapi dilarang oleh Nunik karena katanya itu

urusan rumah tangganya sendiri, sudah dilakukan upaya mediasi

dengan para kerabat tapi Nunik tetap menggugat cerai suaminya.

C. Putusan Hakim Pengadilan Agama dalam Perkara Cerai Gugat Nomor

0883/Pdt.G/2017/PA.Amb.

Putusan sidang perkara cerai gugat yang mengabulkan gugatan penggugat

atas nama Nunik binti Sudarso kepada tergugat cucuktomo bin Kasno nomor :

0883/Pdt.G/2017/PA.Amb berdasarkan musyawarah Majelis Hakim Pengadilan

Agama Ambarawa pada hari Selasa tanggal 31 Oktober 2017 masehi bertepatan

dengan tanggal 11 Safar 1439 Hijriyah oleh Dra Hj.Lelita Dewi S.H,.M.Hum

sebagai Hakim Ketua Majelis, Drs. H Safari, M.Si dan Abdul Hakim S.Ag S.H

Page 87: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

72

Masing-masnig sebagai Hakim Anggota dan Panitera Pengganti

Arifah.S.Masfeke, S.Ag.Mengabulkan permohonan penggugat yaitu Nunik

dengan mengabulkan gugatan secara verstek (persidangan tidak dihadiri oleh

tergugat) Pengadilan Agama Ambarawa menjatuhkan Talaq satu ba‟in sughro

tergugat (cucuktomo bin Kasno) kepada Penggugat ( Nunik binti Sudarso)

,selanjutnya Panitera Pengadilan Agama Ambarawa mengirimkan salinan putusan

yang telah berkekuatan hukum tetap kepada pegawai Pencatat Nikah KUA

Kecamatan Ambarawa, kemudian Pengadilan Agama Ambarawa membebankan

kepada Penggugat membayar biaya perkara sejumlah Rp. 361.000,00 ( tiga ratus

enam puluh satu ribu rupiah).

Landasan Hukum dalam memutus perkara Cerai Gugat Nomor

:0883/Pdt.G/2017/PA.Amb oleh Majelis hakim Pengadilan Agama Ambarawa

adalah sebagai berikut :

1. Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan;

2. Pasal 49 ayat (1) UU Nomor 7 tahun 1989 yang telah diubah menjadi UU

Nomor 3 Tahun 2006 dan perunahan tahap ke dua dengan UU Nomor 50

tahun 2009 tentang kompetensi absolute Pengadilan Agama;

3. PP Nomor 9 Tahun 1975 tentang Kompilasi Hukum Islam (KHI);

4. Yurisprudensi MARI Nomor 1354.K/Pdt6.G/2000 tanggal 8 September

2000 tentang Perceraian.

Page 88: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

73

BAB IV

PEMBAHASAN

1. Faktor-Faktor yang menyebabkan istri melakukan cerai gugat dalam

perkara CeraiGugatNomor : 0883/Pdt.G/2017/PA.Amb.

1. Faktor Penelantaran Ekonomi.

Bahwa faktor penyebab seorang isteri melakukan cerai gugat kepada

suaminya sebagaimana perkara gugat cerai Nomor :

0883/Pdt.G/2017/PA.Amb.tidak lain karena adanya kelalaian yang

menyangkut pemberian nafkah oleh suami yang dirasakan istri kurang / tidak

mencukupi, jangankan untuk kebutuhan hidup sehari-hari, ditambah lagi

dengan kebutuhan sekolah anak-anak mereka mau tidak mau kalau suami

tidak memberi uang untuk kebutuhan dimaksud , istri berusaha menutupinya

dengan jalan pinjam uang dengan tetangga atau kepada orang tuanya. Untuk

kebutuhan makan seperti beras serta lauk pauk terkadang harus berhutang

diwarung tetangga. Hal ini sudah sering dibicarakan kepada suaminya

namun suaminya merasa istrinya selalu memojokan dirinya dengan setiap

perkataannya sehingga timbul perasaan terhina dan merendahkan

martabatnya akhirnya timbul percekcokan .

Persoalan ekonomi dalam rumah tangga adalah sebagai salah satu pemicu

terjadinya keretakan perkawinan yang berujung pada terjadinya perceraian,

bukan itu saja dari persoalan ekonomi inilah akan timbul bentuk bentuk

kekerasan didalam rumah tangga yang biasa dilakukan oleh suami terhadap

Page 89: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

74

istrinya atau sebaliknya , banyaknya laporan pengaduan kepada aparat

penegak hukum yang dilayangkan istri tidak lain karena ketakutan atau

trauma akibat tindakan kejam suami yang selalu melakukan kekerasan

terhadap istrinya.

Menurut Analisa penulis, bahwa cerai gugat Sebagaimana Perkara Nomor

0883/pdt/G/2017/PA Amb. Salah satu faktor penyebabnya adalah karena

adanya penelantaran ekonomi, dimana tergugat sudah diingatkan oleh istrinya

selaku penggugat untuk memberi nafkah sehari-hari dengan benar artinya

jangan semaunya saja terkadang dikasih terkadang sampai berhari-hari tidak

diberikan nafkah, sedangkan istri dan anak-anaknya butuh makan setiap hari

dan kebutuhan pokok lainnya.

2. Faktor Kekerasan secara fisik.

Faktor kekerasan secara fisikmerupakan faktor yang paling dominan

menjadi penyebab istri melakukan cerai gugat terhadap suaminya secara

hukum ke Pengadilan Agama, Gugatan cerai isteri sebagaimana perkara

Nomor :0883/Pdt.G/2017/PA.Amb Ke Pengadilan Agama Ambarawa

merupakan salah satu bentuk ketidak mampuan istri untuk terus melanjutkan

ikatan perkawinan dengan suaminya, lantaran suaminya yang kejam sering

memukul dan menendang. Seandainya tidak terjadi hal yang menyakitkan

hati istri kemungkinanuntuk menggugat cerai suaminya tidak dilakukannya,

kalau hanya sebatas masalah nafkah bisa dicari solusinya, apalagi istripun

seorang pekerja pabrik yang tentu saja punya penghasilan (gaji) untuk

tambahan menutupi kebutuhan rumah tangga.

Page 90: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

75

Siapa yang tidak ingin bahagia didalam hidup berumah tangga , suami isteri

ketika ijab kabul pernikahan tentu diniatkan dan diamini dengan do‟a agar

pernikahannya kelak menjadikan suatu keluarga yang sakinah, mawadah dan

warohmah serta penuh barakah, jauh dari pertikaian antara suami istri,

mereka bisa merasakan ketentraman, kenyamanan bukan malah sebaliknya

seperti yang dialaminya saat ini.

2. Hak-Hak Istri Pasca Perceraian dalam Perkara Cerai Gugat Nomor :

0883/Pdt.G/2017/PA.Amb

1. Analisa Putusan Majelis Hakim

Tidak seperti perceraian karena talaq suami yang dijatuhkan kepada

isterinya, sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 tentang perkawinan maupun yang tercantum dalam Kompilasi

Hukum Islam (KHI), seorang hakim dengan kewenanganya secara ex officio

memutus perkara perceraian karena adanya talaq dari penggugat (suami)

kepada tergugat (isteri) disertai dengan pencantuman kewajiban suami

(penggugat) setelah proses perceraian selesai untuk memberikan hak- hak

isteri dan anak-anaknya berupa hadonah , nafkah iddah dan nafkah mut‟ah,

namundalam Perkara Cerai Gugat Nomor : 0883/Pdt.G/2017/PA.Amb

Putusan Majelis Hakim Pengadilan Agama Ambarawa tidak

menyertakanhak-hak isteri seperti Hadonah ( Hak pemeliharaan anak )

apalagi nafkah iddah dan nafkah mut‟ah, karena hal ini memang tidak diatur

baik dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan

Page 91: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

76

maupun dalam PP Nomor 9 Tahun 1975 tentang Kompilasi Hukum Islam

(KHI).

Menurut Sisva Yetti (Hakim Tinggi Pengadilan Agama Bandung) “ saya

belum berani memutus nafkah iddah dan nafkah mut‟ah dalam perkara cerai

gugat, karena belum ada aturan atau yurisprudensinya Nafkah Iddah dan

nafkah Mut‟ah hanya diperuntukan pada kasus perceraian suami dan isteri

yang beragama Islam di Pengadilan Agama karena “talaq” .

Dalam kaitan tentang tidak adanya nafkah iddah dan nafkah mut‟ah dalam

kasus cerai gugat, maka analisa penulis membenarkan putusan hakim

Pengadilan Agama Ambarawa dalam memutus perkara Nomor :

0883/Pdt.G/2017/PA.Amb. Dimana majelis hakim mengabulkan permohonan

penggugat (Nunik binti Sudarso) untuk cerai gugat dengan suaminya yang

dalam hal ini selaku tergugat (cucuktomo bin Kasno), Majelis Hakim PA

Ambarawa memutus dengan “talaq ba’in sughra”. Setelahterjadi putusan

yang merupakan kekuatan hukum tetap , Nunik merasa lega karena

denganadanya putusan Pengadilan Agama Ambarawa menjadikan Nunik

bebas dari kehidupan rumah tangga yang menjadikan trauma bagi diri dan

anak-anaknya, Nunik tidak berharap apa apa dari mantan suaminya, apa lagi

menuntut hak, dulu sebelum bercerai, untuk menafkahi kehidupan rumah

tangga saja kerepotan.

Namun penulis merasa ditelisik hatinya ketika membaca Peraturan

Pemerintah Nomor 10 Tahun 1993 juncto Nomor 45 tahun 1990 pada ayat (5)

yang menjelaskan bahwa “Apabila perceraian terjadi atas kehendak isteri,

Page 92: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

77

maka ia tidak berhak atas pembagian mantan suaminya, kemudian membaca

ayat (6) isinya “Ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (5) tidak berlaku,

apabila isteri meminta cerai karena dimadu, dan/atau suami berzina, suami

melakukan kekejaman atau penganiayaan berat baik lahir maupun batin,

suami menjadi pemabuk, pemadat dan penjudi yang sukar disembuhkan,

dan/atau suami telah meninggalkan isterinya selama dua tahun berturut-turut

tanpa izin isteri dan tanpa alasan yang sah atau karena hal lain diluar

kemampuannya,Jelas sekali disebutkan bahwa pengecualian karena hal –hal

yang tercantum dalam ayat (6) maka isteri selaku penggugat berhak atas

nafkah dari mantan suaminyayang seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Pertanyaannya apakah ada Perundang-Undangan yang mengatur kalau itu

terjadi terhadap masyarakat awam yang bukan seorang Pegawan Negeri Sipil

(PNS). Melihat kondisi terkini begitu banyaknya isteri melakukan cerai gugat

karena alasan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dilakukan

suaminya.

Dalam kaitan tentang tidak adanya hak iddah dalam perceraian karena isteri

selaku penggugat, maka fenomena hukum yang terjadi adalah masih adanya

keberpihakan atau pembedaan antara hak hukum laki-laki dan hak hukum

yang dimiliki perempuan, hak hukum yang dimiliki laki-laki jelas sekali

kesetaraan jender terabaikan. Penulis mencermati putusan hakim Pengadilan

Agama Ambarawa, bahwa putusan hakim tidak mau beresiko putusannya

menjadi banding atau kasasi sehingga dalam memutuskan perkara gugatan

Page 93: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

78

perceraian kelihatannya mengikuti saja apa yang sudah diputuskan hakim

sebelumnya menyangkut kasus cerai gugat isteri (yurisprudensi).

2. Pandangan Hukum tentang hak-hak isteri pasca cerai gugat karena

Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).

a. Pendapat umum Sisva Yetti seorang Hakim Tinggi dari Pengadilan

Tinggi Agama Bandung bahwa “ nafkah iddah dan nafkah mut‟ah

seharusnya bisa diterima penggugat (isteri) dikarenakan cerai gugat

karena KDRT, namun disenting opinion jarang sekali terjadi dalam

putusan pengadilan tingkat Judex pactie (tingkat pertama dan banding

), lain halnya di pengadilan tingkat kasasi atau peninjauan kembali

(PK). Majelis Hakim judex pactie sering kali berusaha semaksimal

mungkin untuk menyamakan persepsi dalam memutus perkara, kalau

hakim agung mengajukan disenting opinion sangat mungkin karena

hakim agungnya memiliki landasan hukum yang berbeda dengan

hakim judex pactie.(wawancara seleksi Calon Hakim Agung di

Komisi Yudisial 23/6/2016).

b. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan

Kekerasan Dalam Rumah Tangga (PKDRT) sebagai rujukan hukum

yang paling dominan, mengingat asal muasal terjadinya cerai gugat

karena suami (tergugat) sering melakukan tindak KDRT terhadap

(Penggugat). Disisi lain Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004

tentang PKDRT bisa mengikat secara hukum berupa sangsi

pemenjaraan dan denda, karena dengan perbuatannyamelakukan

Page 94: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

79

kekerasan terhadap isterinya (penggugat) menjadikan isterinya trauma

dan takut. Dampak yang ditimbulkan oleh situasi rumah tangga yang

sering terjadi pertengkaranmaka atas inisiatif sendiri isteri melakukan

cerai gugat. Namun yang sangat disayangkan perbuatan kekerasan

tersebut kenapa oleh isteri tidak dilaporkan ke kepolisian, penulis

mendapat jawaban

“ seburuk-buruk perbuatannya kepada saya selaku

isterinya, namun tergugat tetap saja ayah dari anak-

anaknya, saya enggak mau dia masuk penjara”

c. Bentuk pertimbangan lainnya bagi para Hakim Pengadilan Agama

untuk memutus perkara perceraian baik itu cerai talaq atau cerai gugat

terdapat didalam asas umum peradilan agama yaitu tentang asas

legalitas dan persamaan (equality) yang diatur dalam pasal 58 ayat (1)

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 yang telah diubah dengan

Undang-Undang Nomor 3 tahun 2006 dan perubahan tahap kedua

dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 dan pasal 5 ayat (1)

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 yang berbunyi “ Pengadilan

mengadili menurut hukum dan tidak membeda bedakan orang ( Rule

Of Law) artinya berfungsi dan berwenang menegakkan hukum harus

berlandaskan hukum tidak bertindak diluar hukum sedangkan asas

persamaan (equality) adalah persamaan hak dan derajat dalam proses

pemeriksaan disidang pengadilan, mendapat akses dan perlindungan

serta perlakuan yang sama dimuka hukum.

Page 95: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

80

d. Menurut TAP MPR Nomor IV/MPR/1999 tentang GBHN 1999-2004

dalam Bab IV disebutkan arah kebijaksanaan hukum diantaranya

mengembangkan budaya hukum disemua lapisan masyarakat untuk

terciptanya kesadaran dan kepatuhan hukum dalam kerangka

supremasi hukum, menata sistim hukum nasional yang menyeluruh

dan terpadu dengan mengakui dan menghormati hukum agama dan

hukum adat serta memperbaharui perundang-undangan warisan

kolonial dan hukum nasional yang diskriminatif termasuk ketidak

adilan gender dan ketidaksesuaiannya dengan tuntutan refomasi

melalui program legislasi.(Alvi Syahrin:2009:12)

e. Instruksi dari Mahkamah Agung R.I untuk jajaran Hakim

dibawahnya agar setiap putusan menyangkut Cerai Gugat dengan

alasan KDRT khususnya para hakim dapat menetapkan nafkah

iddahnya . Hal yang sama ditegaskan oleh Direktur Jenderal Badilak

Mahkamah Agung RI ada dalam buku II pedoman pelaksanaan tugas

dan administrasi Peradilan Agama yang salah satu kutipan buku

tersebut menjelaskan “ Cerai Gugat dengan alasan adanya Kekejaman

atau kekerasan suami, hakim secara ex officio dapat menetapkan

nafkah iddah”.

Terakhir dari pendapat umum disini seyogyanya renungan bagi para

hakim Pengadilan Agama adalah ketika seorang isteri mengajukan

gugat cerai kepada suaminya, maka sudah barang tentu pihak isteri

mempunyai alasan yang kuat dan sudah merasa tidak diperlakukan

Page 96: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

81

layaknya seorang isteri, isteri sudah tidak bisa lagi menahan tekanan

fisik dan psikis karena ulah suami yang notabene kuat dan isteri

pihak yang lemah, sehingga dengan kekuatannya itu apabila terjadi

perselisihan atau cekcok didalam rumah tangga. Jelas yang menjadi

korban adalah pihak isteri dan anak-anaknya. Langkah selanjutnya

harus kemana isteri mengadukan keluh kesahnya agar setelah

berpisah dengan suaminya, bisa menghidupi dan mendidik anak-

anaknya agar anaknya menjadi orang yang berguna dikemudian hari

Page 97: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

82

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Bab ini berisi kesimpulan atas temuan pada kasus cerai gugat yang menjadi

bahan penelitian untuk pembuatan skripsi, dari uraian Bab I sampai dengan

pembahasan masalah pada Bab IV maka dapat diambil kesimpulanyaitu sebagai

berikut :

1. Bahwa faktor penyebab seorang isteri melakukan cerai gugat kepada

suaminya tidak lain karena adanya tindak kekerasan didalam rumah

tangga yang dilakukan suami terhadap isterinya,sebagaimana perkara

cerai gugat Nomor : 0883/Pdt.G/2017/PA.Amb yang dimohonkan

penggugat (Nunik) kepada Pengadilan Agama Ambarawa terhadap

suaminya selaku tergugat ( Cucuktomo) .Modus yang melatar belakangi

terjadinya kekerasan dikarenakan sering terjadi cekcok mulut hanya

karena isteri meminta uang tambahan belanja dan jajan anak-anaknya.

Tidak terima sering di tegur isterinya ,maka perlakuan kasar seperti

memukul dan menendang merupakan hal yang sering diterima isterinya,

dari kedua faktor itulah yaitu (1) penelantaran ekonomi ( lalai dalam

memberikan nafkah ) (2) faktor penyebab yang paling dominan

yaitufaktor kekerasan sehingga isteri sakit hati dan menderita lahir batin

baik fisik maupun psikis . Mediasi baik oleh kalangan keluarga sendiri

mapun dari Pengadilan tidak menyurutkan langkah Nunik untuk

Page 98: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

83

memohon kepada Pengadilan Agama Ambarawa menggugat cerai

suaminya secara hukum.

2. Setelah dilakukannya persidangan sebanyak 3 (tiga) kali persidangan,

dan upaya hakim menghadirkan tergugat tidak membuahkan hasil

sehingga uapaya mediasi tidak terlaksana, maka Majelis Hakim

Pengadilan Agama Ambarawa melalui berbagai pertimbangan memutus

perkara Nomor 0883/Pdt.G/2017/PA.Amb mengabulkan gugatan

penggugat dengan Verstek, dan menjatuhkan talak satu ba‟in sughro

tergugat kepada penggugat serta membebankan kepada penggugat untuk

membayar biaya perkara sebesar Rp. 361.000 (tiga ratus enam puluh satu

ribu rupiah). dalam amar putusan ini tidak dicantumkannya tentang

hadonah /hak pemeliharaan anak dan juga hak-hak lainnya, Hakim

belum berani memutus nafkah iddah dan nafkah mut‟ah dalam perkara

cerai gugat, karena belum ada aturan atau yurisprudensinya, Nafkah

Iddah dan nafkah Mut‟ah hanya diperuntukan pada kasus perceraian

suami dan isteri yang beragama Islam di Pengadilan Agama karena

“talaq” .

B. SARAN.

1. Tingginya kasus perceraian yang terjadi di Indonesia, baik perceraian

karena talaq ataupun perceraian karena cerai gugat isteri karena KDRT

menunjukan angka yang fluktuatif , untuk menurunkan angka perceraian

karena cerai gugat isteri ini perlu kiranya sosialisasi yang lebih

menjamah ketengah-tengah masyarakat yaitu sosialisasi Undang-Undang

Page 99: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

84

Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah

Tangga. Tujuannya tidak lain agar masyarakat terutama kaum laki-laki

memahami tentang Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang

PKDRT berikut sangsinya apabila melakukan perbuatan kekerasan

dimaksud;

2. Kepada Yang Terhormat Dirjen Badilak Mahkamah Agung Republik

Indoensia , Agar hendaknya pelaksanaan peradilan di seluruh Pengadilan

Agama, dalam memutus perkara cerai gugat karena implikasi akibat

kekerasan dalam rumah tangga hendaknya menginstruksikan kembali

kepada para Hakim Pengadilan Agama agar mempedomani Buku

Petunjuk II pedoman pelaksanaan tugas dan administrasi Peradilan

Agama yang salah satu kutipan buku tersebut menjelaskan “ Cerai Gugat

dengan alasan adanya Kekejaman atau kekerasan suami, hakim secara ex

officio dapat memutuskan nafkah iddah” .

Page 100: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

DAFTAR PUSTAKA

------Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan Kompilasi

Hukum Islam. Bandung : Fokus Media----------------------------------------------------

Al-Qur‟an-----------------------------------------------------------------------------

Narbuko. Cholid Abu Achmadi 1997. Metode Penelitian, Jakarta Pustaka.

Nasution.S 2001. Metode Research, Jakarta : BumiAksara

Istikara Detty, 2004, Putusnya Perkawinan karena Cerai Gugat ( Analisis

Kasus Putusan Pengadilan Agama Jakarta Selatan Nomor :

1091/Pdt.G/2004/PA.JSSkripsi tidak diterbitkan. Jakarta : Fakultas Hukum

Program Magister Kenotariatan UI Jakarta

.

Moleong. Lexi J 2006 Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT.

Remaja Rosdakarya.

Tihami, Sohari Sahram, 2009, Fikih Munakahat Kajian fikih Nikah Lengkap,

Jakarta : Rajawali Pers.

R. Soeroso.S.H. 2011, Yurisprudensi Hukum Acara Perdata Bagian II,

Jakarta: Sinar Grafika.

Nuruddin Amiur Dr.H.MA dan Akmal Tarigan Azhari Drs, M.Ag, 2004,

Hukum Perdata Islam di Indonesia (Studi Kasus Perkembangan Hukum Islam

dari fikih, UU Nomor 1 Tahun 1974 sampai KHI,Jakarta : PT. Kharisma Putra

Utama.

Sutopo H.B. 2006 Metode Penelitian Kualitatif Surakarta : Univesitas 11

Maret.

Sayuti Thalib 1986 Hukum Kekeluargaan Indonesia, Jakarta : UI Pers.

Manan Abdul 2001 Penerapan Hukum Acara Perdata dilingkungan

Peradilan Agama Jakarta : Yayasan Al Hikmah.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan

Dalam Rumah Tangga (PKDRT), Jakata : LBH Apik.

Usman Rachmadi S.H 2006, Asfek-Asfek Hukum Perorangan dan

Kekeluargaan di Indonesia , Jkarta : Sinar Grafika.

Page 101: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

Trainer Hak Asasi Manusia Polri 2009, Manual Pelatihan Gender dalam

Kepolisian, Jakarta : Div. Humas Polri.

Aliyah Himatul 2013 Perceraian karena Gugatan Istri (Studi kasus perkara

Cerai Gugat Nomor : 0597/Pdt.G/2011/PA.Sal dan Nomor : 0740

/Pdt.G/2011/PA.Sal) di Pengadilan Agama Salatiga. Skripsi diterbitkan, Salatiga :

Fakultas Syari‟ah STAIN Salatiga.

Taufiq Iqbal M 2008 Penelantaran Ekonomi Sebagai Alasan Gugatan

Perceraian (Studi Kasus di Pengadilan Agama Gresik ) Fakultas Hukum

Universitas Brawijaya Gresik.

Muh Fauzi Adhim 1999, Kado Pernikahan Untuk Isteriku, Jogjakarta :

Mitra Usaha.

Sunggono Bambang. 2006 , Metodologi Penelitian Hukum Jakarta :

Rajawali Pers.

Page 102: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus
Page 103: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus
Page 104: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus
Page 105: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus
Page 106: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

PUTUSAN

Nomor:0883/Pdt.G/2017/PA.Amb

بسم هللا الرحمن الرحيم

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Agama Ambarawa yang memeriksa dan mengadili perkara

cerai gugat pada tingkat pertama, telah menjatuhkan putusan dalam perkara

yang diajukan oleh :

PENGGUGAT, umur 21 tahun, agama Islam, pekerjaan SWASTA, tempat tinggal

Semula di KABUPATEN SEMARANGKabupaten Semarang dan

sekarang bertempat tinggal di KABUPATEN SEMARANG, sebagai

"Penggugat”;

Melawan

TERGUGAT, umur 24 tahun, agama Islam, pekerjaan SWASTA, tempat tinggal

di KABUPATEN SEMARANGKabupaten Semarang, sebagai

"Tergugat";

Pengadilan Agama tersebut;--------------------------------------------------------------------

Setelah membaca dan mempelajari berkas perkara;-------------------------------------

Setelah mendengar keterangan Penggugat dan para saksi;---------------------------

DUDUK PERKARA

Menimbang, bahwa Penggugat dengan surat gugatannya tertanggal 14

Desember 2017 yang telah terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama

Ambarawa Nomor: 1178/Pdt.G/2017/PA.Amb ,tanggal 14 Desember 2017

mengemukakan hal-hal sebagai berikut :-------------------------------------------------

1. Bahwa, pada tanggal 25 Maret 2013, Penggugat dengan Tergugat

melangsungkan pernikahan yang dicatat oleh Pegawai Pencatat Nikah KUA

Page 107: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

(Kantor Urusan Agama) Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang

sebagaimana Kutipan Akta Nikah Nomor : -, Tanggal 25 Maret 2013;

2. Bahwa, setelah akad nikah Penggugat dan Tergugat hidup bersama di

rumah orangtua Tergugat di KABUPATEN SEMARANGdengan alamat

sebagaimanna tersebut diatas selama 4 tahun. Selama pernikahan

tersebut Penggugat dengan Tergugat telah hidup rukun sebagaimana

layaknya suami istri (ba'daddukhul) dan dikaruniai orang anak bernama :

- ANAK PENGGUGAT DENGAN TERGUGAT, umur 1 tahun 8 bulan dan

sekarang diasuh oleh orangtua Tergugat;

3. Bahwa, selama dalam perkawinan antara Penggugat dan Tergugat belum

pernah bercerai ;

4. Bahwa, sejak awal bulan Maret tahun 2017 keadaan rumah tangga

Penggugat dan Tergugat mulai tidak harmonis karena rumah tangga sering

diwarnai dengan perselisihan dan pertengkaran terus menerus yang

disebabkan:

- Tergugat menjalin hubungan cinta dengan perempuan lain bernama

WANITA IDAMAN LAIN yang berasal dari Jambu, yakni ia telah hidup

kumpul serumah dengan perempuan tersebut di Hotel dan Tergugat pun

juga telah mengakui sendiri adanya hubungan tersebut;

5. Bahwa, puncak terjadinya perselisihan dan pertengkaran tersebut terjadi

pada pertengahan bulan Maret tahun 2017 yang akibatnya Penggugat dan

Tergugat berpisah dan Penggugat pulang kerumah orangtua Penggugat

sendiri di Krajan dengan alamat sebagaimana tersebut diatas selama 9

bulan hingga sekarang. Selama itu sudah tidak ada lagi hubungan baik lahir

maupun batin dan Tergugat sudah tidak lagi memberi nafkah kepada

Penggugat;

6. Bahwa, atas sikap dan/atau perlakuan Tergugat tersebut, Penggugat

sangat menderita lahir batin dan oleh karenanya Penggugat bermaksud

mengakhiri rumah tangganya secara hukum ;

7. Bahwa, anak Penggugat dan Tergugat sekarang tinggal bersama orangtua

Tergugat, dan oleh karena Tergugat sebagai ayah tidak memperdulikan

dengan keadaan anaknya dan hanya bergantung dari orangtua Tergugat,

Page 108: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

untuk itu Penggugat meminta ditetapkan sebagai pemegang hak asuh/

hadonah terhadap anak tersebut di atas;

8. Bahwa atas hal-hal tersebut diatas Penggugat mengajukan gugatan cerai

terhadap Tergugat dengan alasan: antara Penggugat dan Tergugat terus-

menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan akan

hidup rukun lagi dalam rumah tangga dan hal tersebut sesuai dengan Pasal

19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo Pasal 116 huruf

(f) Kompilasi Hukum Islam ;

Berdasarkan alasan/dalil-dalil di atas, Penggugat mohon agar Ketua

Pengadilan Agama Ambarawa segera memeriksa dan mengadili perkara ini,

selanjutnya menjatuhkan putusan yang amarnya berbunyi :

PRIMAIR :

1. Mengabulkan gugatan Penggugat;

2. Menjatuhkan talak satu ba`in sughro Tergugat (TERGUGAT) kepada

Penggugat (PENGGUGAT) ;

3. Menetapkan Penggugat sebagai pemegang hak asuh / hadonah terhadap

anak Penggugat dan Tergugat :

- ANAK PENGGUGAT DENGAN TERGUGAT, umur 1 tahun 8 bulan

4. Menetapkan biaya perkara menurut hukum;

SUBSIDAIR :

- Apabila hakim berpendapat lain mohon putusan yang seadil-adilnya ( Ex

Aequo Et Bono ) ;

Menimbang, bahwa pada hari persidangan yang telah ditetapkan,

Penggugat telah hadir di persidangan, sedangkan Tergugat tidak hadir dan tidak

menyuruh orang lain sebagai kuasanya, meskipun menurut relaas panggilan

Nomor: 1178/Pdt.G/2017/PA.Amb tanggal 21 Desember 2017 dan tanggal 15

Januari 2018 yang dibacakan di persidangan, bahwa Tergugat telah dipanggil

secara resmi dan patut, sedang tidak ternyata tidak hadirnya itu disebabkan oleh

suatu halangan yang sah;

Page 109: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

Menimbang, bahwa oleh karena Tergugat tidak hadir, maka upaya mediasi

sebagaimana maksud Perma nomor 1 Tahun 2016 dan mendamaikan tidak

dapat dilaksanakan, sehingga persidangan berlangsung tanpa hadirnya

Tergugat;--------------------------------------------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa selanjutnya dibacakan gugatan Penggugat yang isinya

tetap dipertahankan oleh Penggugat;------------------------------------------------

Menimbang, bahwa oleh karena Tergugat tidak hadir di persidangan maka

Tergugat tidak menggunakan hak-haknya, dan persidangan dilanjutkan pada

tahap pembuktian;---------------------------------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil-dalil gugatannya, Penggugat

telah mengajukan bukti surat berupa :--------------------------------------------------------

1. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk atas nama Penggugat yang diterbitkan oleh

Kantor Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Semarang, Nomor: -,

tanggal 30 Mei 2016, yang telah bermaterai cukup dan dilegalisasi, setelah

diteliti dan dicocokkan dengan aslinya, ternyata telah sesuai dengan aslinya,

kemudian oleh Ketua Majelis ditandai dengan P.1;

2. Fotokopi Kutipan Akta Nikah Nomor: -, tanggal 25 Maret 2013, yang

diterbitkan oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten

Semarang; , yang telah bermaterai cukup dan dilegalisasi, setelah diteliti dan

dicocokkan dengan aslinya, ternyata telah sesuai dengan aslinya, kemudian

oleh Ketua Majelis ditandai dengan P.2;

Menimbang, bahwa selain itu Penggugat juga mengajukan saksi-saksi

yaitu :--------------------------------------------------------------------------------------------------

1. SAKSI I, umur 51 tahun, agama Islam, pekerjaan Swasta, bertempat tinggal di

KABUPATEN SEMARANG;, memberikan keterangan di bawah sumpah pada

pokoknya:

- Bahwa, saksi kenal dengan Penggugat dan Tergugat karena sebagai ibu

kandung Penggugat;

Page 110: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

- Bahwa, Penggugat dengan Tergugat telah menikah pada tahun 2013 dan

telah dikaruniai 1 orang anak yang sekarang dalam asuhan orang tua

Tergugat;

- Bahwa, Penggugat dengan Tergugat setelah menikah tinggal bersama di

rumah orang tua Tergugat, pada awalnya rumah tangga mereka rukun dan

bahagia, namun kemudian sejak sekitar bulan Maret 2017 antara mereka

pisah rumah sampai dengan sekarang tidak pernah kembali hidup bersama

lagi;

- Bahwa Penggugat dengan Tergugat sekarang sudah pisah rumah karena

Tergugat telah pergi dari kediaman bersama sejak bulan Maret 2017

hingga sekarang kurang lebih sudah 10 bulan tanpa nafkah yang diberikan

kepada Penggugat dan semnenjak itu antara Penggugat dan Tergugat

tidak ada lagi terjalin komunikasi;

- Bahwa keluarga/ saksi telah berupaya untuk menasehati agar Penggugat

kembali rukun dengan Tergugat namun Penggugat tetap ingin bercerai

dengan Tergugat;

2. SAKSI II, umur 47 tahun, agama Islam, pekerjaan Buruh, bertempat tinggal di

KABUPATEN SEMARANG, memberikan keterangan di bawah sumpah pada

pokoknya:

- Bahwa, saksi kenal dengan Penggugat dan Tergugat karena sebagai bibi

Penggugat;

- Bahwa, Penggugat dengan Tergugat telah menikah pada tahun 2013 dan

telah dikaruniai 1 orang anak yang sekarang dalam asuhan orang tua

Tergugat;

- Bahwa, Penggugat dengan Tergugat setelah menikah tinggal bersama di

rumah orang tua Tergugat, pada awalnya rumah tangga mereka rukun dan

bahagia, namun kemudian sejak sekitar bulan Maret 2017 antara mereka

pisah rumah sampai dengan sekarang tidak pernah kembali hidup bersama

lagi;

- Bahwa Penggugat dengan Tergugat sekarang sudah pisah rumah karena

Tergugat telah pergi dari kediaman bersama sejak bulan Maret 2017

Page 111: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

hingga sekarang kurang lebih sudah 10 bulan tanpa nafkah yang diberikan

kepada Penggugat dan semnenjak itu antara Penggugat dan Tergugat

tidak ada lagi terjalin komunikasi;

- Bahwa keluarga/ saksi telah berupaya untuk menasehati agar Penggugat

kembali rukun dengan Tergugat namun Penggugat tetap ingin bercerai

dengan Tergugat;

Menimbang, bahwa terhadap keterangan saksi-saksi tersebut di atas,

Penggugat menyatakan membenarkan;-----------------------------------------------------

Menimbang, bahwa selanjutnya Penggugat menyatakan tidak lagi

mengajukan sesuatu apapun, berkesimpulan tetap akan bercerai dengan

Tergugat dan mohon putusan;------------------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa semua yang termaktub dalam Berita Acara

pemeriksaan perkara ini ditunjuk sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari

putusan ini ;------------------------------------------------------------------------------------------

PERTIMBANGAN HUKUM

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah

sebagaimana tersebut di atas;------------------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa Tergugat tidak hadir maka upaya Mediasi

sebagaimana maksud Perma nomor 1 Tahun 2016 dan mendamaikan tidak

dapat dilaksanakan;-------------------------------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa oleh karena Tergugat telah dipanggil secara resmi dan

patut, Tergugat tidak hadir dan tidak mengutus kuasanya, dan ternyata pula

bahwa tidak hadirnya itu tidak disebabkan oleh suatu halangan yang sah, maka

Tergugat dinyatakan tidak hadir;-------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa Penggugat dalam gugatannya mendalilkan yang pada

pokoknya bahwa antara Penggugat dan Tergugat terjadi perselisihan dan

pertengkaran yang terus menerus yang disebabkan karena Tergugat menjalin

hubungan cinta dengan perempuan lain bernama WANITA IDAMAN LAIN yang

berasal dari Jambu, yakni ia telah hidup kumpul serumah dengan perempuan

tersebut di Hotel dan Tergugat pun juga telah mengakui sendiri adanya

Page 112: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

hubungan tersebut;----------------------------------------------------------------------------------

------------

Menimbang, bahwa Penggugat telah mengajukan bukti tertulis yang

ditandai dengan P.1, dan P.2, yang masing-masing berupa foto copy yang telah

bermeterai dan dilegalisir serta dicocokkan dengan aslinya, maka berdasarkan

pasal 165 HIR bukti tersebut dapat diterima untuk dipertimbangkan; ---------------

Menimbang, bahwa perkara in casu adalah perkara cerai gugat, maka

berdasarkan pasal 49 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 yang telah

diubah dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan tahap

kedua dengan Undang - Undang nomor 50 tahun 2009, Pengadilan Agama

Berwenang mengadili perkara ini (kompetensi absolute);-------------------------------

Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi-saksi dan bukti P.1,

Penggugat berdomisili di Kabupaten Semarang yang menjadi yuridiksi

Pengadilan Agama Ambarawa, maka berdasarkan pasal 73 ayat 1 Undang-

undang Nomor 7 Tahun 1989 yang telah diubah dengan Undang-undang Nomor

3 Tahun 2006 dan perubahan tahap kedua dengan Undang - Undang nomor 50

tahun 2009, Pengadilan Agama Ambarawa secara relative berwenang mengadili

perkara ini;--------------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P.2, maka menjadi terbukti bahwa

Penggugat dan Tergugat telah terikat dalam perkawinan yang sah, maka

Penggugat dan Tergugat memiliki legal standing dan berkapasitas sebagai pihak

dalam perkara ini;--------------------------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa Tergugat tidak hadir dipersidangan , maka Tergugat

tidak mempertahankan hak-haknya dan dianggap telah membenarkan dalil

gugatan Penggugat;-------------------------------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa oleh karena dalil-dalil gugatan Penggugat didasarkan

atas adanya perselisihan dan pertengkaran, maka berdasarkan pasal 76 ayat (1)

Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989 yang telah diubah dengan Undang-

Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan diubah dengan Undang-Undang Nomor 50

Tahun 2009 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun

1989 jo pasal 22 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975, untuk

Page 113: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

mendapatkan putusan perkara ini majelis akan mendengarkan keterangan saksi-

saksi dari keluarga atau orang-orang yang dekat Penggugat dan Tergugat;---------

------------------------------------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa Penggugat telah mengajukan 2 orang saksi bernama

SAKSI I, umur 51 tahun, agama Islam, pekerjaan Swasta, bertempat tinggal di

KABUPATEN SEMARANG; dan SAKSI II, umur 47 tahun, agama Islam,

pekerjaan Buruh, bertempat tinggal di KABUPATEN SEMARANG;, yang

keterangannya sebagaimana tersebut dalam duduk perkara di atas;----------------

Menimbang, bahwa saksi-saksi tersebut telah memberikan keterangan di

bawah sumpah terhadap peristiwa yang didasarkan atas penglihatan dan

pengetahuannya sendiri serta keterangannya saling bersesuaian, maka

berdasarkan pasal 172 HIR keterangan tersebut dapat diterima untuk

dipertimbangkan; ----------------------------------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa berdasarkan gugatan Penggugat yang dihubungkan

dengan keterangan saksi-saksi maka telah terungkap fakta-fakta di persidangan

yang pada pokoknya sebagai berikut:---------------------------------------

- Bahwa, Penggugat dengan Tergugat telah menikah pada tahun 2013,

setelah menikah tinggal bersama di rumah orang tua Tergugat, pada awalnya

rumah tangga mereka rukun dan bahagia, dan telah dikaruniai 1 orang anak

yang sekarang dalam asuhan orang tua Tergugat, namun kemudian sejak

sekitar bulan Maret 2017 antara mereka pisah rumah sampai dengan

sekarang tidak pernah kembali hidup bersama lagi kurang lebih sudah 10

bulan lamanya, tanpa nafkah yang diberikan kepada Penggugat dan

semnenjak itu antara Penggugat dan Tergugat tidak ada lagi terjalin

komunikasi;

- Bahwa keluarga/ saksi telah berupaya untuk menasehati agar Penggugat

kembali rukun dengan Tergugat namun Penggugat tetap ingin bercerai

dengan Tergugat;

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti-bukti tersebut di atas, maka menjadi

terbukti bahwa kehidupan rumah tangga antara Penggugat dengan Tergugat

tidak lagi harmonis karena sejak sekitar bulan Maret 2017 antara mereka pisah

Page 114: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

rumah sampai dengan sekarang tidak pernah kembali hidup bersama lagi kurang

lebih sudah 10 bulan lamanya, tanpa nafkah yang diberikan kepada Penggugat

dan semnenjak itu antara Penggugat dan Tergugat tidak ada lagi terjalin

komunikasi;-----------------------------------------------

Menimbang, bahwa oleh karena selama berpisah tersebut sudah tidak

berkomunikasi lagi, maka telah menjadi petunjuk bagi majelis bahwa perselisihan

Penggugat dan Tergugat itu telah terjadi terus menerus dan tidak ada harapan

akan rukun kembali;-------------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi yang menyatakan

Penggugat dan Tergugat sudah tidak berhasil dirukunkan, maka sesuai

Yurisprudensi MARI No.1354.K/Pdt.G/2000, tanggal 8 September 2003 dengan

terjadinya berpisah rumah dan tidak saling berkomonikasi, maka rumah tangga

yang demikian tersebut telah retak;-----------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa terhadap rumah tangga yang retak seperti yang terjadi

dalam perkara ini Majelis Hakim tidak perlu mencari siapa yang bersalah dan

menjadi penyebab kesalahan, dalam hal ini lebih ditekankan kepada “apakah

rumah tangga Penggugat dan Tergugat masih ada harapan untuk hidup rukun

lagi”;-----------------------------------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa dengan sikap Penggugat yang bertekad dan bertetap

hati untuk bercerai, telah menunjukkan bahwa sudah tidak ada harapan

Penggugat dan Tergugat untuk hidup rukun lagi, dan apabila keadaan tersebut

dipaksakan untuk dipertahankan, maka rumah tangga yang sakinah, mawaddah

dan rahmah sebagaimana maksud pasal 1 Undang-Undang nomor 1 tahun 1974

dan pasal 3 Kompilasi Hukum Islam, tidak dapat diwujudkan lagi, oleh karena itu

jalan terbaik agar tidak menimbulkan beban penderitaan bagi Penggugat

utamanya, perceraian merupakan alternative terbaik bagi Penggugat dan

Tergugat;------------------------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut

diatas, maka gugatan Penggugat telah mempunyai cukup alasan dan memenuhi

pasal 39 ayat 2 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 jis. pasal 19 huruf (f)

Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 dan. pasal 116 huruf (f) Kompilasi

Hukum Islam;-------------------------------------------------------------------------

Page 115: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

Menimbang, bahwa Tergugat tidak hadir, sedang gugatan Penggugat

beralasan dan tidak melawan hak, sehingga gugatan Penggugat telah memenuhi

ketentuan pasal 125 ayat 1 HIR, namun demikian Majelis Hakim memandang

perlu mengetengahkan pendapat ahli yang diambil sebagai pendapat Majelis

Hakim seperti termuat dalam kitab Al-Anwar Juz II halaman 159 sebagai berikut-

-------------------------------------------------------------------------------

عززه جاز سماع الدعوى والبينة والحكم عليهوان تعذر احضاره لتريه او ت

Artinya : ”Apabila Tergugat berhalangan hadir karena bersembunyi atau

enggan, maka Hakim boleh menerima gugatan, menerima

keterangan saksi-saksi dan menjatuhkan hukumnya “,-------------------

maka gugatan Penggugat patut untuk dikabulkan dengan verstek;-----------------

Menimbang, bahwa sesuai pasal 84 ayat (1) Undang-Undang nomor 7

tahun 1989, maka Majelis Hakim secara ex officio memerintahkan kepada

Panitera Pengadilan Agama Ambarawa untuk mengirimkan salinan putusan,

yang selengkapnya perintah tersebut tercantum dalam amar putusan;-------------

Menimbang, bahwa perkara ini termasuk dalam bidang perkawinan,

berdasarkan pasal 89 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 yang telah

diubah dan ditambah dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006, dan

perubahan tahap kedua atas Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang

Peradilan Agama, maka biaya yang timbul dalam perkara ini dibebankan kepada

Penggugat;--------------------------------------------------------------------------------

Mengingat semua ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku

dan nash syar'i yang berkaitan dengan perkara ini;---------------------------------------

MENGADILI

1. Menyatakan Tergugat yang telah dipanggil secara resmi dan patut untuk

menghadap di persidangan, tidak hadir;

2. Mengabulkan gugatan Penggugat dengan verstek;

3. Menjatuhkan talak satu ba'in Sughro Tergugat (Ahmad Irsyad bin Masykur

Hariyanto) kepada Penggugat (PENGGUGAT);

Page 116: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

4. Menetapkan anak yang bernama ANAK PENGGUGAT DENGAN

TERGUGAT, umur 1 tahun 8 bulan dalam hak asuh Penggugat sebagai ibu

kandungnya;

5. Membebankan kepada Penggugat untuk membayar biaya perkara yang

hingga kini dihitung sejumlah Rp361.000,00 (tiga ratus enam puluh satu ribu

rupiah);

Demikian putusan ini dijatuhkan berdasarkan musyawarah Majelis Hakim

Pengadilan Agama Ambarawa, pada hari Senin tanggal 22 Januari 2018 Masehi

bertepatan dengan tanggal 5 Jumadilawal 1439 Hijriyah, oleh Kami Drs. H.

SAEFUDIN, SH. MH sebagai Hakim Ketua Majelis, Drs. H. SAPARI, MSI dan

ABDUL HAKIM, S.Ag. SH sebagai hakim-hakim Anggota, putusan mana

diucapkan oleh Ketua Majelis pada hari itu juga dalam sidang terbuka untuk

umum dengan didampingi hakim-hakim Anggota tersebut dan dibantu KHALIM

MUDRIK MASRUHAN, S. Sy. sebagai panitera pengganti dan dihadiri oleh

Penggugat tanpa hadirnya Tergugat;---------------------------------------------------------

Page 117: HAK-HAK ISTRI PASCA PERCERAIAN AKIBAT KEKERASAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4683/1/skripsi.pdfakibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga , dan bagaimana pertimbangan Hakim memutus

Hakim Anggota, Ketua Majelis

Drs. H. SAPARI, MSI Drs. H. SAEFUDIN, SH. MH

ABDUL HAKIM, S.Ag. SH

Panitera Pengganti,

KHALIM MUDRIK MASRUHAN, S. Sy.

Perincian Biaya Perkara:

1. Biaya Pencatatan : Rp. 30.000,-

2. Biaya APP : Rp. 50.000,-

3. Biaya Panggilan : Rp. 270.000,-

4. Biaya Redaksi : Rp. 5.000,-

5. Meterai : Rp. 6.000,-

----------------------------------------------

Jumlah : Rp. 361.000,-

(tiga ratus enam puluh satu ribu rupiah);