hahaha
DESCRIPTION
wrhwrTRANSCRIPT
I. Klarifikasi Istilah1. Belum bisa bicara: tidak bisa berbicara seperti normalnya anak usia 30 bulan2. Lahir spontan: lahir melalui persalinan normal atau per vaginam3. Kejang: Kontraksi otot-otot involunter tau serangkaian kontraksi otot-otot volunter4. Gambaran dismorfik: gambaran kelainan bentuk5. Tidak mau kontak mata: tidak mau menatap lawan bicara
II. Identifikasi Masalah1. Diego, 30 bulan dibawa ke klinik karena belum bisa bicara dan tidak bisa duduk diam2. Diego memiliki keluhan lain, yakni:
a. Mengoceh dengan kata-kata yang tidak bisa dipahamib. Sering tidak bereaksi terhadap panggilanc. Bergerak tanpa tujuand. Senang bermain dengan bola tapi tidak dengan anak lain
3. a. Riwayat kehamilan:- Ibu pernah demam- Ibu sering mengonsumsi daging mentah
b. Riwayat kelahiran- Spontan, menangis- Lahir di minggu ke-38- BB 3,5 kg
c. Riwayat perkembangan- Dapat tengkurep di usia 6 bulan- Dapat berjalan di usia 12 bulan- Tidak ada riwayat kejang
4. Pemeriksaan fisik dan pengamatan
III. Analisis Masalah1.a) Bagaimana perkembangan normal bayi usia 30 bulan?
Perkembangan Bahasa
Usia dan
Stadium
Perkembangan
Penguasaan Pemahaman Penguasaan Ekspresi
0-6 bulan - Menunjukkan respon terkejut
terhadap suara yang keras atau
tiba-tiba.
- Berusaha melokalisasi suara,
memalingkan mata atau
kepala.
- Tampak mendengarkan pada
pembicara, mungkin berespon
- Memiliki vokalisasi selain
menangis
- Memiliki tangisan yang
berbeda untuk rasa lapar, rasa
sakit.
- Membuat vokalisasi untuk
menunjukkan kesenangan.
- Bermain dengan membuat
dengan senyuman.
- Berespon saat mendengar
namanya sendiri.
suara-suara.
- Berceloteh (mengulangi
urutan suara).
7-11 bulan
Masuk stadium
bahasa
- Menunjukkan selektivitas
mendengar (mengendalikan
secara disadari).
- Mendengarkan musik atau
bernyanyi dengan senang.
- Mengenali ”jangan”, ”panas”,
namanya sendiri.
- Melihat gambar yang
disebutkan namanya sampai
satu menit.
- Mendengarkan pembicaraan
tanpa terganggu oleh suara
lain.
- Berespon terhadap namanya
sendiri dengan vokalisasi.
- Meniru melodi ungkapan.
- Mengguanakan logat sendiri
(bahasa sendiri)
- Memiliki gerak isyarat
(menggelengkan kepala untuk
tidak).
- Memilki seruan (“oh-oh”)
- Bermain permainan kata
(menepuk kue, sembunyi-
sembunyian)
12-18 bulan
Stadium satu
kata
- Menunjukkan perbedaan kasar
antara suara yang tidak sama
(suara lonceng lawan anjing
lawan terompet lawan suara
ayah atau ibu).
- Mengerti bagian tubuh dasar,
nama benda-benda yang
sering.
- Mendapatkan pengertian
beberapa kata baru tiap
minggunya.
- Dapat mengidentifikasi benda
sederhana (bayi, bola, dll).
- Mengerti sampai 150 kata
pada usia 18 bulan
- Menggunakan kata tunggal
(rata-rata usia timbulnya kata
pertama adalah 11 bulan;
pada usia 18 bulan, anak
menggunakan sampai 20
kata).
- ”Berbicara” dengan mainan,
diri sendiri, atau orang lain,
dengan mengguanakan pola
logat sendiri yang panjang
dan kadang-kadang dengan
kata-kata.
- Kira-kira 25% ungkapan
adalah dapat dimengerti.
- Semua huruf hidup diucapkan
secara tepat.
- Konsonan awal dan akhir
sering kali dilewatkan.
12-24 bulan
Stadium pesan
kata dua kata
- Berespon terhadap petunjuk
sederhana (”Berikan bola
itu”).
- Berespon terhadap perintah
bertindak (”Ke sini,” Duduk”)
- Mulai mengerti kalimat
kompleks (”Kalau kita pergi
ke toko, saya akan berikan
kamu permen”)
- Menggunakan ungkapan dua
kata (”Mama gendong,”
semua pergi,” bola ke sini”)
- Meniru suara lingkungan
dalam bermain (”moo,”
rrmm, rrmm,” dll.)
- Menyebut dirinya sendiri
dengan nama, mulai
menggunakan kata ganti.
- Meniru dua atau lebih kata
terakhir dari suatu kalimat.
- Mulai menggunakan
ungkapan telegrafik tiga kata
(”semua bola pergi,” saya
pergi sekarang”)
- Ungkapan 26% dan 50%
dapat dimengerti.
- Menggunakan bahasa untuk
meminta.
24-36 bulan
Stadium
Pembentukan
Tata Bahasa
- Mengerti bagian tubuh yang
kecil (siku, pipi, kelopak
mata).
- Mengerti kategori nama
keluarga (nenek, bayi).
- Mengerti ukuran (yang kecil,
yang besar).
- Mengerti sebagian besar kata
sifat.
- Mengerti fungsi (mengapa
kita perlu makan, mengapa
kita perlu tidur).
- Menggunakan kalimat yang
nyata dengan kata-kata
berfungsi secara tata bahasa
(dapat, akan, sebuah).
- Biasanya memberikan
maksud sebelum bertindak.
- ”Bercakap-cakap” dengan
anak lain, biasanya hanya
monolog.
- Logat sendiri dan okolalia
secara bertahap menghilang
dari pembicaraan.
- Perbendaharaan kata
bertambah (sampai 270 kata
pada usia 2 tahun, 895 kata
pada usia 3 tahun) termasuk
ucapan populer (slang).
- P, b, m diartikulasikan secara
benar.
- Berbicara mungkin
menunjukkan gangguan
irama
Perkembangan Motorik
Umur Motor Behavior Adaptive
1 bulan Kepala merebah, tonic neck reflex,
tangan mengepal.
Melihat sekitarnya, tracking eye
movement ada tapi terbatas.
4 bulan Kepala tak merebah lagi, letak
simetris, tangan terbuka.
Tracking eye movement baik,
menggenggam benda yang diberikan
padanya.
7 bulan Duduk dengan sokongan kedua
tangan, memegang kubus, melihat
dan menyentuh kancing.
Memindahkan kubus dari satu tangan
ke tangan yang lain.
10 bulan Duduk tanpa sokongan tangan,
merangkak hingga berdiri.
Bermain dengan 2 kubus, yang satu
disentuhkan dengan yang lain
1 tahun Berjalan dengan bantuan, duduk
bersila. Mengetahui arti kancing,
memasukan dan mengambilnya
dari botol.
Memindahkan kubus kedalam cangkir.
1,5 tahun Berjalan tanpa jatuh. Duduk
sendiri di kursi kecil. Menyusun
tumpukan dengan 3 kubus.
Mengeluarkan kancing dari botol.
Meniru coretan garis lurus.
2 tahun Berlari.
Menyusun tumpukan dari 6 kubus.
Meniru coretan garis lingkaran.
3 tahun Berdiri dengan 1 kaki tanpa jatuh. Membuat jembatan dengan 3 kubus.
Membuat tumpukan dari 10 kubus. Meniru gambar silang.
4 tahun Berjinjit. Membuat pintu gerbang dengan 5
kubus. Menggambar orang.
5 tahun Berjinjit dengan kaki bergantian. Dapat menghitung 10 sen.
Perkembangan Sosial
Umur Status Interaksi Sosial Tindakan
0-1 bulan Belum ada Menangis & Diam, dipengaruhi oleh
stimuli eksternal
Dapat melihat wajah orang.
2-4 bulan Awal reaksi social Tertawa dan tersenyum bila melihat
wajah orang.
Bermain dengan tangan dan pakaian,
mengenal botol dan bersiap-siap untuk
makan.
5-6 bulan Kontak sosial aktif Minta perhatian ortu dengan membuat
suara atau menyentuh ortu.
8-12 bulan Perkembangan social aktif Membedakan wajah marah & tidak
dengan memalingkan muka.
Membedakan suara.
Bertindak ramah pada orang yang
dikenal, dan malu pada orang yang
belum dikenal.
1-2 tahun Penyempurnaan social aktif Anak mencari mengharapkan ada
teman bermain, mencari teman
sebaya.
Memberikan mainan bila diminta.
2-4 tahun Masa membangkang Anak berulang-ulang mengatakan
“saya mau” dan akan marah bila tidak
terpenuhi.
Sudah mulai mengerjakan tugas yang
diberikan oleh ortunya.
5-6 tahun Masa adaptasi Anak mulai menyesuaikan diri dengan
lingkungan, krn pd masa ini terdapat
perkembangan kesadaran kewajiban
dan pekerjaan.
> 6 tahun Masa berpikir dan emosi Anak mulai malas bekerja (harus
dirangsang). Anak mulai tahu
membenci dan menyanyangi orang
lain, serta menilai sikap lingkungan
terhadapnya.
> 9 tahun Masa mandiri Anak sedikit mulai menetang
pimpinan dan mencari jalannya
sendiri.
Pada skenario ini, diego mengalami gangguan perkembangan bahasa dimana diego tidak merespon
bila namanya dipanggil dan belum bisa berbicara dengan benar atau hanya bisa berceloteh padahal
usianya sudah mencapai 30 bulan. perkembangan sosial diego juga mengalami keterhambatan
dimana diego tidak bersikap untuk mencari teman pada usianya yang melebihi 2 tahun.
b) Bagaimana etiologi dan mekanisme keluhan yang dialami Diego? Belum bisa bicara1. Gangguan pada telinga. 2. Dibesarkan dalam lingkungan multibahasa kemungkinan akan mengalami
kelambatan bicara beberapa waktu.3. Kurang stimulasi, lingkungan yang keras, miskin, abusif, penuh stress4. Autisme5. Teknik pengajaran yang salah6. Keterbelakangan mental, cerebral palsy, bahkan kegemukan, dapat menjadi sumber
penyebab lainnya.o Belum bisa bicara :
Afasia atau belum bisa bicara terjadi akibat kerusakan pada area pengaturan
bahasa di otak. Kerusakan ini terletak pada bagian otak yang mengatur
kemampuan berbahasa, yaitu area Broca dan area Wernicke.
- Area Broca atau area 44 dan 45 Broadmann, bertanggung jawab atas
pelaksanaan motorik berbicara. Lesi pada area ini akan mengakibatkan
kesulitan dalam artikulasi tetapi penderita bisa memahami bahasa dan tulisan.
- Area Wernicke atau area 41 dan 42 Broadmann, merupakan area interpretasi
umum (somatik, visual dan auditorik). Lesi pada area ini akan mengakibatkan
penurunan hebat kemampuan memahami serta mengerti suatu bahasa.
Penderita tidak mampu memahami bahasa lisan dan tulisan sehingga ia juga
tidak mampu menjawab dan tidak mengerti apa yang dia sendiri katakan.
Secara umum afasia muncul akibat lesi pada kedua area pengaturan bahasa
diatas. Selain itu lesi pada area disekitarnya juga dapat menyebabkan afasia
transkortikal. afasia juga dapat muncul akibat lesi pada fasikulus arkuatus, yaitu
penghubung antara area Broca dan area Wernicke.
Tidak bisa diam
Adanya abnormalitas pada beberapa area di otak penderita (autism). Area yang
mengalami gangguan di antaranya adalah lobus frontalis dan ganglia basalis yang
berperan dalam representasi dalam action plans, motoric plans, dan working
memory, sehingga terjadi gangguan pengaturan motorik dan pada beberapa anak
bermanifestasi sebagai hiperaktivitas ataupun sebaliknya, tergantung dangan
mekanisme gangguan yang terjadi. Mekanisme pasti belum diketahui, namun
beberapa teori menunjukkan keterlibatan beberapa neurotransmitter dan juga
dipengaruhi oleh jumlah neuron di otak. Diduga adanya peningkatan serotonin
plasma dan homovanilic acid (metabolit utama dopamin) menyebabkan anak
autistik lebih aktif, stereotipik.
2.a) Apa etiologi dan mekanisme sering tidak bereaksi dengan panggilan dan senang bermain dengan bola tetapi tidak dengan anak lain?b) Apa hubungan antar keluhan yang dialami Diego?
3.a) Apakah usia kehamilan dan riwayat ibu yang suka memakan daging mentah serta pernah demam berpengaruh?Usia orang uta yang lebih dari 40 tahun merupakan factor risiko lahirnya anak yang menderita utisme. Pada scenario ini ibu diego umurnya relatif normal dan wajar, namun kebiasaan ibu mengkonsumsi daging mentah dan sering demam dapat mengacu kepada salah satu faktor autism yaitu toxoplasmosis. Seperti yang diketahui toxoplasmosis didapat dari kotoran kucing. Bakteri ini bisa bertransmisi melalui tangan ke mulut seperti
dari tangan kita setelah membersihkan kotoran kucing maupun berkebun yang tanamannya yang di dikotori kotoran kucing dan melalui daging yang tidak dimasak dengan benar / mentah sehingga masih mengandung egg-cyst toxoplasma gondhi..b) Apakah riwayat perkembangan Diego berhubungan dengan keluhan sekarang?
Iya, seperti yang sudah dibahas sebelumnya, Diego mengalami keterlambatan/gangguan perkembangan berbahasa dan perkembangan social yang mengacu pada autism.
c) Apakah kejang dapat berpengaruh pada keluhan yang dialami DiegoBisa saja
4a.)Apa interpretasi dan bagaimana mekanisme pemeriksaan fisis serta pengamatan?b) Apa yang dimaksud dengan tidak ada gerakan-gerakan aneh yang berulang?
Adakah hubungannya dengan keluhan Diego?Merupakan manifestasi klinis autisme
5. Apa saja diagnosis bandingnya?
Kriteria Autism Tuli kongenital Asperger
syndrome
ADHD
Usia 0-3 tahun Sejak lahir Sama seperti
autism
<7 tahun
JK Anak laki-laki >
perempuan
Laki-laki dan
perempuan sama
Laki-laki dan
perempuan sama
Anak laki-laki >
perempuan
Kemam
puan
komuni
kasi
Sangat buruk,
biasanya belum
bisa berbicara
sesuai usianya
Perkembangan
bicara tak
terganggu, namun
kurang bisa
komunikasi karena
sulit mendengar
Buruk tapi bisa
berbicara sesuai
usia normal
perkembangan
anak,
baik
Interaks
i sosial
Sangat buruk,
bertatapan mata
sangat sulit
dilakukan
Buruk, sulit
berinteraksi
Sangat buruk Interaksi sosial
buruk, ditandai
dengan inattensi
perilaku perilaku dan
interest nya sangat
terbatas, diulang-
ulang dan
stereotipik
Tidak ada
gangguan motorik
perilaku dan
interest nya
sangat terbatas,
diulang-ulang
dan stereotipik
Perilaku
hiperaktif dan
impulsiv
Dan bisa ditambah 2 ganguan pervasih lainnya dengan menyingkirkan rett syndrome. karena rett syndrome terjadi hanya pada anak perempuan.
Gangguan Disintegratif Masa Anak-Anak
Pada dua tahun pertama anak akan terlihat normal. Kemudian secara perlahan anak akan
kehilangan keterampilan berbahasa, sosial, dan kemampuan motorik, serta anak juga
mengalami gangguan pengendalian buang air kecil dan besar.
Gangguan Pervasif yang Tidak Ditentukan,
Gangguan berupa gangguan kualitatif dalam interaksi sosial timbal balik dan komunikasi
verbal dan nonverbal, tetapi tidak memenuhi kriteria autisme.
6. Apa working diagnose-nya? Bagaimana penegakan diagnosisnya?Kriteria diagnosis gangguan autistic menurut DSM IV adalah sebagai berikut:
A. Harus ada total 6 gejala dari (1), (2) dan (3), dengan minimal 2 gejala dari (1) dan
masing-masing 1 gejala dari (2) dan (3):
1. Kelemahan kwalitatif dalam interaksi sosial, yang termanifestasi dalam
sedikitnya 2 dari beberapa gejala berikut ini:
a. Kelemahan dalam penggunaan perilaku non-verbal, seperti kontak mata,
ekspresi wajah, sikap tubuh, gerak tangan dalam interaksi sosial.
b. Kegagalan dalam mengembangkan hubungan dengan teman sebaya sesuai
dengan tingkat perkembangannya.
c.Kurangnya kemampuan untuk berbagi perasaan dan empati dengan orang
lain.
d. Kurang mampu mengadakan hubungan sosial dan emosional yang timbal
balik.
2. Kelemahan kualitatif dalam bidang komunikasi. Minimal harus ada 1 dari
gejala berikut ini:
a. Perkembangan bahasa lisan (bicara) terlambat atau sama sekali tidak
berkembang dan anak tidak mencari jalan untuk berkomunikasi secara non-
verbal.
b. Bila anak bisa bicara, maka bicaranya tidak digunakan untuk
berkomunikasi.
c. Sering menggunakan bahasa yang aneh, stereotype dan berulang-ulang.
d. Kurang mampu bermain imajinatif (make believe play ) atau permainan
imitasi sosial lainnya sesuai dengan taraf perkembangannya .
3. Pola perilaku serta minat dan kegiatan yang terbatas, berulang. Minimal harus
ada 1 dari gejala berikut ini:
a. Preokupasi terhadap satu atau lebih kegiatan dengan fokus dan intensitas
yang abnormal atau berlebihan.
b. Terpaku pada suatu kegiatan ritualistik atau rutinitas
c. Gerakan-gerakan fisik yang aneh dan berulang-ulang seperti menggerak-
gerakkan tangan, bertepuk tangan, menggerakkan tubuh.
d. Sikap tertarik yang sangat kuat atau preokupasi dengan bagian-bagian
tertentu dari obyek.
B. Keterlambatan atau abnormalitas muncul sebelum usia 3 tahun minimal pada salah
satu bidang (1) interaksi sosial, (2) kemampuan bahasa dan komunikasi, (3) cara
bermain simbolik dan imajinatif.
C. Bukan disebabkan oleh Sindroma Rett atau Gangguan Disintegratif Masa Anak.
Anamnesis dengan CHAT
Pemeriksaan fisik
Tes laboratorium untuk mengetahui adanya abnormalitas kromosom
EEG untuk melihat aktivitas epileptiform
MRI
Pemeriksaan auditori
Neuropsycological testing
Ceklis Deteksi Dini Autis (CHAT/Checklist for Autism in Toddlers)
A Alo Anamnesis Ya Tidak
1. Apakah anak senang diayun-ayun atau diguncang-
guncang naik turun di paha anda ?
2. Apakah anak tertarik (memperhatikan) anak lain ?
3. Apakah anak suka memanjat-manjat, seperti
memanjat tangga ?
4. Apakah anak suka bermain ”cilukba”, ”petak –
umpet” ?
5. Apakah anak pernah bermain seolah-olah membuat
secangkir teh menggunakan mainan berbentuk
cangkir dan teko, atau permainan lain ?
6. Apakah anak pernah menunjuk atau meminta
sesuatu dengan menunjukkan jari ?
7. Apakah anak pernah menggunakan jari untuk
menunjuk ke sesuatu agar anda melihat ke sana?
8.
Apakah anak dapat bermain dengan mainan yang
Kecil (mobil atau kubus) ?
9.
Apakah anak pernah memberikan suatu benda
untuk menunjukkan sesuatu ?
B. Pengamatan Ya Tidak
1. Selama pemeriksaan apakah anak menatap (kontak
mata) dengan pemeriksa ?
2. Usahakan menarik perhatian anak, kemudian
pemeriksa menunjuk sesuatu di ruangan pemeriksa
an sambil mengatakan : “ Lihat itu ada bola (atau
mainan lain)”!.
Perhatikan mata anak, apakah ia melihat ke benda
yang ditunjuk, bukan melihat tangan pemeriksa ?
3. Usahakan menarik perhatian anak, berikan mainan
gelas/cangkir dan teko. Katakan pada anak : ”Buat
kan secangkir susu buat mama”!
4. Tanyakan pada anak : ”Tunjukkan mana gelas”!
(Gelas dapat diganti dengan nama benda lain yang
dikenal anak dan ada di sekitar kita). Apakah anak
menunjukkan benda tersebut dengan jarinya? Atau
sambil menatap wajah anda ketika menunjuk ke
suatu benda?
5. Apakah anak dapat menumpuk beberapa kubus/
balok menjadi suatu menara ?
Interpretasi :
Risiko tinggi menderita autis : bila jawaban ”Tidak” pada A5, A7, B2,B3, dan
B4
Risiko rendah menderita autis : bila jawaban ”Tidak” pada A7 dan B4
Gangguan perkembangan lain : bila jawaban ”Tidak” jumlahnya 3 atau lebih untuk
pertanyaan A1-A4, A6, A8-9, B1, B5
Normal : bila tidak termasuk dalam kategori 1, 2, dan 3
7. Bagaimana epidemiologinya?
Prevalensinya sekitar 16-40 kasus / 10000 anak anak dimasa sekolah dimana anak laki-laki lebih sering terkena daripada perempuan dengan perbandingan (3-4:1). Perbedaan ras, etnis maupun kelas sosioekonomi tidak berpengaruh.
8. Apa saja etiologi dan faktor risikonya?Etiology tidak diketahuiFaktor risiko :
Faktor Risiko
- Toksoplasmosis
- Perdarahan antenatal
- Hiperemisis gravidarum
- Berat badan lahir rendah
- Malnutrisi
- Trauma lahir
- Asfiksia
- Kejang demam
- Mump, Measles, dan Rubella (MMR)
9. Bagaimana patogenesisnya?10. Bagaimana manifestasi kliniknya?
Manifestasi Klinis
- Interaksi sosial (minimal ada 2)
komunikasi non verbal(eye contact,gesture dan ekspresi wajah)
Peer relationship(hubungan dengan anak-anak sebaya)
Spontanious sharing(pointing dan showing)
Tindakan timbale balik(social/emotional reciprocity)
Pada kasus:
Tidak suka bermain dengan anak lain
Tidak menunjukan wajah tersenyum dan tidak mau kontak mata
Tidak melihat ke benda yang di tunjuk
Tidak bisa menunjuk benda yang ditanyakan
- Komunikasi (minimal ada 1)
Impair conversation skill
Penggunaan bahasa yang atipikal dan berulang serta stereotipikal (echolalia,
pronoun reversal)
Kurang bisa melakukan symbolic play dan social imitation
Pada kasus
Belum bisa bicara,hanya berceloteh
Tidak bisa bermain pura-pura
- Keterbatasan minat dan aktivitas (minimal ada 1)
Terfokus pada satu minat dan suka menyusun suatu object
Fokus pada bagian-bagian dari suatu objek (seperti roda pada mobil-mobilan)
Kepatuhan atau ketertarikan untuk rutinitas yang non fungsional
Repetitive motor mannerism (self stimulatory behavior)
Pada kasus
Fokus bermain dengan bola
Suka menyusun balok,membongkar dan mengulanginya
Berlari tanpa alasan yang jela
11. Bagaimana penatalaksanaannya?12. Apa saja komplikasinya?
- berkembang menjadi skizoprenia
- hidup bergantung pada orang lain
- Melukai diri
13. Bagaimana prognosisnya?Dubia, karena tidak bisa mengeathui IQ diego.Penentuan prognosis pada autism ditentukan apakah terapi dapat menigkatkan IQ si anak atau tidak.
14. Sejauh apa kompetensi dokter umum dalam kasus ini?2, sampe diagnosis be.
Hipotesis: Diego, anak laki-laki usia 30 bulan, belum bisa bicara dan tidak bisa duduk diam karena mengalami autisme
Nadia 1a, 8, 3b, 4bRama 1b, 9, 3c, 5Fitzel 2a, 10, 4a, 6Pipot 2b, 11, 4b, 7Isek 3a, 12, 1a, 8Afif 3b, 13, 1b, 9Nurul 3c, 14, 2a, 10Khusnul 4a, 1a, 2b, 11Randy 4b, 1b, 3a, 12Lisa 5, 2a, 3b, 13Egak 6, 2b, 3c, 14Pervinder 7, 3a, 4a, 1a
LIAutismePerkembangan normal anak usia 30 bulan*tambahin sendiri ya kalo ada yang lain*Semua nyari LI
Anmas kirim besok paling lambat sebelum jam 6Yang ga kirim tetep diketik namanya, tapi diprint tinta putihthanks xoxo