haccp yufri fix
DESCRIPTION
haccpTRANSCRIPT
HACCP WORK SHEET PLAN
Institusi / Rumah Sakit : RSUD Pasar ReboNama Produk : Daging Semur Tanggal Produksi : 4 Februari 2015Tim HACCP : Yufri Karelius Karo-karo
1. DESKRIPSI PRODUK
Daging Semur merupakan hidangan daging rebus yang diolah dalam kuah berwarna coklat pekat yang terbuat dari kecap manis, bawang merah, bawang bombay, pala dan cengkeh. Kecap manis yang terbuat dari kedelai hitam adalah bahan paling penting dalam proses pembuatan semur karena berfungsi untuk menguatkan cita rasa, namun harus tetap terasa menyatu harmonis dengan bahan-bahan lainnya. Idealnya Daging Semur disajikan pada suhu diatas ≥ 60° C. Daging Semur merupakan salah satu jenis masakan lauk hewani yang bisanya disajikan pada menu makan siang di RSUD Pasar Rebo. Menu ini diberikan pada pasien biasa dan diet. Penyajian menu ini menggunakan piring untuk kelas VIP dan I, sedangkan untuk kelas II dan III menggunakan sterofom. Pendistribusian menu ini menggunakan trolley elektrik mekanik untuk VIP dan kelas I, sedangkan untuk kelas II dan III menggunakan trolley biasa.
2. DESKRIPSI PROSES
Tanggal pengamatan : 03-04 Februari 2015Lokasi : Instalasi Gizi RSUD Pasar ReboUnit Kerja : Diet dan Non DietNama Produk : Daging SemurPenggunaan Produk : Sebagai lauk hewani makan siang pada menu
keempatTahan Lama Pada Suhu : Suhu Ruang (5-6 jam)Distribusi : Ruang Rawat Inap kelas VIP, I, II, dan IIIKonsumen : Pasien Dewasa Kelas VIP, I, II, dan IIITujuan Pemakaian Menu : Sebagai sumber protein hewani. Perlukah Pengawasan Lebih Lanjut: Perlu
Sangat diperlukan pengawasan lebih lanjut terhadap proses penerimaan hingga penyajian dan distribusi Daging Semur, karena daging sangat riskan terhadap kontaminan.
Aspek Yang Perlu Diawasi : Penerimaan Penyimpanan Persiapan Pengolahan Penyajian dan distribusi
Cara pengawasan : Pengamatan secara langsung mulai dari proses penerimaan, persiapan, pengolahan, penyimpanan setelah pemasakan serta distribusi tanpa ada satu proses yang terlewatkan. Setiap proses yang diamati dicatat mulai dari keruntutan proses dengan standar resep yang ada, higiene dan sanitasi penjamah atau petugas dan peralatan yang dipakai, macam dan jenis peralatan yang digunakan, waktu yang diperlukan mulai dari penerimaan, persiapan, pengolahan, dan pendistribusian serta keadaan makanan sampai disajikan kepada pasien.
3. DIAGRAM ALIR
Penyajian dan Pemorsian
Penempatan ke wadah Steinlees steel
Distribusi Ruang pasien
Penghalusan bumbu : kemiri, kunyit, jahe,
ketumbar, lada
Cengkeh, kayu manis
Pencucian Bumbu dasar (bawang putih,
bawang merah)
Pencucian
Penggorengan bumbu dasar
Penghalusan menggunakan blender
Pemasakan
Penimbangan
Penerimaan Daging
Penyimpanan di ruang bama basah
Penerimaan bahan kering
Penimbangan
Penyimpanan
Pencucian
Kecap, garam,
gula
Pengupasan
4. VERIFIKASI DIAGRAM ALIR
Pemantauan HACCP dilakukan pada tanggal 3 – 4 Februari 2015. Pemantauan diagram alir dilakukan dengan mengamati aliran proses mulai dari penerimaan bahan mentah sampai pendistribusian serta wawancara kepada petugas yang bertanggung jawab terhadap masing – masing proses.
5. ANALISIS BAHAYA
Tabel 1 Hasil analisis bahaya setup sayuran
No.Input/Tahapan
ProsesIdentifikasi
Bahaya
Justifikasi Penyebab Bahaya
Signifikansi BahayaTindakan Pencegahan
Peluang KeparahanSignifikans
i1. Penerimaan
bahan makanan basah (Daging)
M: Patogen Terbawa dari rekanan
L L N Penyimpanan yang tepat agar daging terhindar dari bakteri patogen dan tetap segar.
2. Penerimaan bahan makanan kering (Cengkeh, kayu maniskemiri, kunyit, jahe, ketumbar, lada, garam, kecap, gula)
M : Mikroba perusaak (amolitik), seperti koliform, Salmonella sp, Bacillus cereus
Penyimpanan, terbawa dari rekanan
H M N Disimpan ditempat yang kering dan sejuk pada suhu ruang ± 25 oC.
K : Logam berat, pengawet berbahaya
Terbawa dari rekanan
L L TN Memiliki izin Depkes RI dan atau BPOM RI.
F : Kerikil, kotoran Terbawa dari rekanan
L L TN Permintaan bahan makanan kering sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.
3. Penerimaan bahan lemak
M : Mikroba lipolitik (koliform,
Penyimpanan H H N Disimpan ditempat yang kering dan sejuk pada suhu ruang ± 25
No.Input/Tahapan
ProsesIdentifikasi
Bahaya
Justifikasi Penyebab Bahaya
Signifikansi BahayaTindakan Pencegahan
Peluang KeparahanSignifikans
i(minyak goreng) Salmonella sp oC.
K : Hidrolisa lemak, reaksi oksidasi, logam berat, pengawet berbahaya
Penyimpanan, terbawa dari rekanan
H L TN Disimpan di tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung, disimpan di tempat yang sejuk, tidak disimpan di tempat yang terbuat dari bahan korosif.Jaminan rekanan : memiliki izin Depkes RI dan atau BPOM RI.
4. Penimbangan F : Benda asing (tanah)
Timbangan kotor, lingkungan
L L TN Sanitasi timbangan
5. Penyimpanan bumbu dasar
M: Mikroba (Salmonella)
Suhu penyimpanan yang kurang tepat
L H TN Penyimpanan pada suhu 5 – 10oC dan disimpan dalam keadaan tertutup.
F : Kotoran/debu Lingkungan ruang penyimpanan
L L TN Disimpan dalam keadaan tertutup
6. Pengupasan (kunyit, jahe, bawang)
M : Mikroba (S.aureus)
Pekerja yang tidak menggunakan APD lengkap
M M TN Pekerja menggunakan APD lengkap : sarung tangan, penutup kepala, masker dan sepatu khusus.
7. Pencucian bahan makanan
M: Mikroba (E.coli)
Sumber air H H N Air yang digunakan tersertifikasi layak dan tidak ada bahaya
No.Input/Tahapan
ProsesIdentifikasi
Bahaya
Justifikasi Penyebab Bahaya
Signifikansi BahayaTindakan Pencegahan
Peluang KeparahanSignifikans
iPengujian air di laboratorium secara berkala.
8. Penghalusan bumbu dasar
F: blender kotor Kontaminasi alat
H M N Kontrolling dan pemeliharaan alat
9. Pemasakan M: Mikroba (S.aureus)
M : Mikroba (Salmonella)
Pekerja yang tidak menggunakan APD lengkap
Suhu dan waktu pemasakan tidak cukup
H
H
M
L
N
TN
Pekerja menggunakan APD lengkap : sarung tangan, penutup kepala, masker dan sepatu khusus
Kontrol waktu dan suhu pemasakan (suhu perebusan 90 – 100oC)
10. Penempatan ke wadah Steinlees steel
M: Mikroba (S.aureus)
Pekerja yang tidak menggunakan APD lengkap
H M N Pekerja menggunakan APD lengkap : sarung tangan, penutup kepala, masker dan sepatu khusus.
F : Kotoran, debu Kontaminasi lingkungan ruang pengolahan
H M N Makanan ditutup dengan rapat
No.Input/Tahapan
ProsesIdentifikasi
Bahaya
Justifikasi Penyebab Bahaya
Signifikansi BahayaTindakan Pencegahan
Peluang KeparahanSignifikans
i11. Pemorsian M:
Mikroba(S.aureus)Pekerja yang tidak menggunakan APD lengkap
H M N Pekerja menggunakan APD lengkap : sarung tangan, penutup kepala, masker dan sepatu khusus.
F : Kotoran, debu Kontaminasi dengan wadah
H M N Membersihkan wadah
12. Distribusi ke ruangan
M: Mikroba (S.aureus)
M : Mikroba (E. colli)
Pekerja yang tidak menggunakan APD lengkap
Waktu dan suhu pendistribusian
L
H
L
M
TN
N
Pekerja menggunakan APD lengkap : sarung tangan, penutup kepala, masker dan sepatu khusus
Kontrol waktu dan suhu pendistribusian sampai ke pasien
F: Kotoran Lingkungan ruang pemorsian
L L TN Makanan ditutup dengan rapat
Keterangan : B : Bahaya Biologis, M : Bahaya Mikrobiologis, K : Bahaya Kimia, F : Bahaya Fisik, L : Rendah, M : Sedang, TN : Bahaya Tidak Nyata, N : Bahaya Nyata/Signifikan
6. PENENTUAN TITIK KENDALI KRITIS (CCP)
1) Penerimaan bahan baku (bahan makanan segar, bahan makanan kering, bahan makanan lemak)
2) Tahap proses persiapan bahan makanan
a. Pencucian bahan makanan segar (Daging)
P2: apakah pengolahan termasuk penggunaan oleh konsumen dapat menghilangkan atau mengurangi bahaya sampai pada tingkat yang dapat diterima?
Ya Tidak
Bukan CCP
P1: apakah mungkin bahan baku/mentah mengandung bahaya pada tingkat yang tidak dapat diterima?
Ya Tidak
Tidak
Tidak
Ya
P3 : Dapatkah kontaminasi dengan bahaya yang diidentifikasi terjadi melebihi tingkatan yang dapat diterima?
P2 : Apakah tindakan pencegahan dirancang spesifik untuk menghilangkan atau mengurangi bahaya yang mungkin terjadi sampai level yang dapat diterima?
Ya Tidak
P1 : Apakah ada tindakan pencegahan untuk mengendalikan bahaya?
Ya
b. Pencucian bahan makanan kering
c.
Ya
P4 : Akankah tahapan berikutnya menghilangkan atau mengurangi bahaya yang diidentifikasi sampai level yang dapat diterima?
Tidak
Bukan CCP
Bukan CCP
Tidak
P1 : Apakah ada tindakan pencegahan untuk mengendalikan bahaya?
Tidak Ya
P2 : Apakah tindakan pencegahan dirancang spesifik untuk menghilangkan atau mengurangi bahaya yang mungkin terjadi sampai level yang dapat diterima?
Ya
d. Penyimpanan bumbu dasar yang telah jadi
Tidak
Bukan CCP
Tidak
Tidak
Ya
P4 : Akankah tahapan berikutnya menghilangkan atau mengurangi bahaya yang diidentifikasi sampai level yang dapat diterima?
P3 : Dapatkah kontaminasi dengan bahaya yang diidentifikasi terjadi melebihi tingkatan yang dapat diterima?
P2 : Apakah tindakan pencegahan dirancang spesifik untuk menghilangkan atau mengurangi bahaya yang mungkin terjadi sampai level yang dapat diterima?
Ya Tidak
P1 : Apakah ada tindakan pencegahan untuk mengendalikan bahaya?
Ya
Ya
3) Tahap proses pengolahan bahan makanan
a. Pemasakan
b. Penempatan ke dalam wadah Steinlees steel (penyimpanan sementara setelah pemasakan)
Ya Tidak
P1 : Apakah ada tindakan pencegahan untuk mengendalikan bahaya?
Ya
P2 : Apakah tindakan pencegahan dirancang spesifik untuk menghilangkan atau mengurangi bahaya yang mungkin terjadi sampai level yang dapat diterima?
CCPTidak
CCPTidakYa
P4 : Akankah tahapan berikutnya menghilangkan atau mengurangi bahaya yang diidentifikasi sampai level yang dapat diterima?
YaTidak
TidakYa
P3 : Dapatkah kontaminasi dengan bahaya yang diidentifikasi terjadi melebihi tingkatan yang dapat diterima?
P2 : Apakah tindakan pencegahan dirancang spesifik untuk menghilangkan atau mengurangi bahaya yang mungkin terjadi sampai level yang dapat diterima?
Ya Tidak
P1 : Apakah ada tindakan pencegahan untuk mengendalikan bahaya?
c. Pemorsian (Penempatan kedalam sterofom)
d. Distribusi ke pasien
Tidak
P2 :Apakah tindakan pencegahan dirancang spesifik untuk menghilangkan atau mengurangi bahaya yang mengkin terjadi sampai level yang dapat diterima?
Ya Tidak
P1 : Apakah ada tindakan pencegahan untuk mengendalikan bahaya?
TidakYa
Tidak
Ya
P4 : Akankah tahapan berikutnya menghilangkan atau mengurangi bahaya yang diidentifikasi sampai level yang dapat diterima?
Ya
P3 : Dapatkah kontaminasi dengan bahaya yang diidentifikasi terjadi melebihi tingkatan yang dapat diterima?
CCP
Ya
P1 : Apakah ada tindakan pencegahan untuk mengendalikan bahaya?
Tidak Ya
P2 :Apakah tindakan pencegahan dirancang spesifik untuk menghilangkan atau mengurangi bahaya yang mengkin terjadi sampai level yang dapat diterima?
Tidak Bukan CCP
Tabel 2 Hasil penetapan CCP daging semur
Input Bahaya P1 P2 P3 P4CCP/bukan CCP
Penerimaan bahan baku makanan
M: MikrobaY Y - -
Bukan CCP
Pencucian tahu M: MikrobaY N Y Y
Bukan CCP
Pencucian bahan makanan kering
M: MikrobaY N Y Y
Bukan CCP
Penyimpanan bumbu dasar
M: Mikroba (Salmonella)
Y N Y YBukan CCP
Pemasakan M: Mikroba (S.aureus)M : Mikroba (Salmonella)
Y Y CCP
Penempatan ke wadah Steinlees steel
M: Mikroba (S.aureus) Y N Y N CCP
Pemorsian F : Kotoran, debu Y N Y N CCP
Distribusi M : Mikroba (Salmonella) Y Y
Bukan CCP
Keterangan :Y = Yes; N = No
7. PENETAPAN BATAS KRITIS
Tabel 3 Hasil penetapan batas kritis setup sayuran
Tahapan Proses CCPCCP No.
Batas Kritis
Pemasakan 1 Petugas yang melakukan pemasakan menggunakan APD lengkap (sarung tangan, penutup kepala, masker dan sepatu khusus), suhu pemasakan (suhu penumisan (80 – 100oC)
Penempatan ke wadah Steinlees steel
2 Petugas memakai APD lengkap (sarung tangan, penutup kepala, masker dan sepatu khusus), makanan disimpan dalam wadah yang kering, bersih, dan tertutup, Wadah terbuat dari bahan yang aman, Tidak ada kotoran atau cemaran dalam makanan, Suhu penyimpanan makanan sementara > 60 oC.
Pemorsian 3 Petugas memakai APD lengkap (sarung
tangan, penutup kepala, masker dan sepatu khusus)
8. PENYUSUNAN DAN PENERAPAN SISTEM MONITORING
Tabel 4 Hasil penyusunan dan penerapan sistem monitoring
Tahapan Proses CCP
Batas KritisProsedur Monitoring
Apa Mengapa Dimana Siapa KapanPemasakan Petugas yang melakukan pemasakan
menggunakan APD lengkap (sarung tangan, penutup kepala, masker dan sepatu khusus), suhu pemasakan (suhu penumisan (80 – 100oC)
Proses pemasakan daging semur
Mencegah terjadi kontaminasi pada produk dan menjaga kualitas produk
Lokasi pengolahan
Petugas pengolahan
Saat pemasakan berlangsung (pukul 09.00 WIB)
Penempatan ke wadah Steinlees steel
Petugas memakai APD lengkap (sarung tangan, penutup kepala, masker dan sepatu khusus), makanan disimpan dalam wadah yang kering, bersih, dan tertutup, Wadah terbuat dari bahan yang aman, Tidak ada kotoran atau cemaran dalam makanan, Suhu penyimpanan makanan sementara > 60 oC.
Proses penempatan daging semur yang sudah matang ke wadah Steinlees steel
Mencegah terjadi kontaminasi pada produk dan menjaga kualitas produk
Lokasi pemorsian
Petugas pemorsian
Saat penempatan ke wadah/kontainer (penyimpanan sementara) berlangsung (10.30 WIB)
Pemorsian Petugas memakai APD lengkap (sarung tangan, penutup kepala, masker dan sepatu khusus)
Proses pemorsian daging semur
Mencegah terjadi kontaminasi pada produk dan menjaga kualitas produk
Lokasi pemorsian
Petugas pemorsian
Saat pemorsian berlangsung (10.45 WIB)
9. PENETAPAN TINDAKAN KOREKSI
Tabel 5 Hasil penetapan tindakan koreksi
Tahapan Proses CCP
Batas KritisProsedur Monitoring
Tindakan KoreksiApa Mengapa Dimana Siapa Kapan
Pemasakan Petugas yang melakukan pemasakan menggunakan APD lengkap (sarung tangan, penutup kepala, masker dan sepatu khusus), suhu pemasakan (suhu penumisan (80 – 100oC)
Proses pemasakan daging semur
Mencegah terjadi kontaminasi pada produk dan menjaga kualitas produk
Lokasi pengolahan
Petugas pengolahan
Saat pemasakan berlangsung (pukul 09.00 WIB)
Menegur petugas yang tidak menggunakan APD
Penempatan ke wadah Steinlees steel
Petugas memakai APD lengkap (sarung tangan, penutup kepala, masker dan sepatu khusus), makanan disimpan dalam wadah yang kering, bersih, dan tertutup, Wadah terbuat dari bahan yang aman, Tidak ada kotoran atau cemaran dalam makanan, Suhu penyimpanan makanan sementara > 60 oC.
Proses penempatan daging semur yang sudah matang ke wadah Steinlees steel
Mencegah terjadi kontaminasi pada produk dan menjaga kualitas produk
Lokasi pemorsian
Petugas pemorsian
Saat penempatan ke wadah/kontainer (penyimpanan sementara) berlangsung (10.30 WIB)
Menegur petugas yang tidak menggunakan APD
Pemorsian Petugas memakai APD lengkap (sarung tangan, penutup kepala, masker dan sepatu khusus)
Proses pemorsian daging semur
Mencegah terjadi kontaminasi pada produk dan menjaga kualitas produk
Lokasi pemorsian
Petugas pemorsian
Saat pemorsian berlangsung (10.45 WIB)
Petugas memakai APD lengkap (sarung tangan, penutup kepala, masker dan sepatu khusus
Tahapan Proses CCP
Batas KritisProsedur Monitoring
Tindakan KoreksiApa Mengapa Dimana Siapa Kapan
Petugas memastikan wraping rapi dan tertutup rapat
10. MELAKUKAN VERIFIKASI
Tabel 6 Hasil penetapan tindakan verifikasi
Tahapan Proses CCP
Batas KritisProsedur Monitoring Tindakan
KoreksiVerifikasi
Apa Mengapa Dimana Siapa KapanPemasakan Petugas yang melakukan
pemasakan menggunakan APD lengkap (sarung tangan, penutup kepala, masker dan sepatu khusus), suhu pemasakan (suhu penumisan (80 – 100oC)
Proses pemasakan daging semur
Mencegah terjadi kontaminasi pada produk dan menjaga kualitas produk
Lokasi pengolahan
Petugas pengolahan
Saat pemasakan berlangsung (pukul 09.00 WIB)
Menegur petugas yang tidak menggunakan APD
Review form sanitasi pekerja, pencatatan suhu pemasakan
Penempatan ke wadah Steinlees steel
Petugas memakai APD lengkap (sarung tangan, penutup kepala, masker dan sepatu khusus), makanan disimpan dalam wadah yang kering, bersih, dan tertutup, Wadah terbuat dari bahan yang aman, Tidak ada
Proses penempatan daging semur yang sudah matang ke wadah Steinlees steel
Mencegah terjadi kontaminasi pada produk dan menjaga kualitas produk
Lokasi pemorsian
Petugas pemorsian
Saat penempatan ke wadah/kontainer (penyimpanan sementara) berlangsung (10.30 WIB)
Menegur petugas yang tidak menggunakan APD
Review form kondisi wadah tiap bulanPemeliharaan peralatan
kotoran atau cemaran dalam makanan, Suhu penyimpanan makanan sementara > 60 oC.
Pemorsian Petugas memakai APD lengkap (sarung tangan, penutup kepala, masker dan sepatu khusus)
Proses pemorsian daging semur
Mencegah terjadi kontaminasi pada produk dan menjaga kualitas produk
Lokasi pemorsian
Petugas pemorsian
Saat pemorsian berlangsung (10.45 WIB)
Petugas memakai APD lengkap (sarung tangan, penutup kepala, masker dan sepatu khusus
Petugas memastikan wraping rapi dan tertutup rapat
Review form sanitasi pekerja, pengecekan wadah.
11. VALIDASI
Tabel 7 Hasil penetapan validasi
Tahapan Proses CCP
Batas KritisProsedur Monitoring
Tindakan Koreksi
Verifikasi Validasi
Apa Mengapa Dimana Siapa Kapan
Pemasakan Petugas yang melakukan pemasakan menggunakan APD lengkap
Proses pemasakan daging semur
Mencegah terjadi kontaminasi pada produk dan menjaga
Lokasi pengolahan
Petugas pengolahan
Saat pemasakan berlangsung (pukul 09.00 WIB)
Menegur petugas yang tidak menggunakan APD
Review form sanitasi pekerja, pencatatan suhu pemasakan
Pengecekan sanitasi pekerja, pencatatan suhu pemasakan
(sarung tangan, penutup kepala, masker dan sepatu khusus), suhu pemasakan (suhu penumisan (80 – 100oC)
kualitas produk
Penempatan ke wadah Steinlees steel
Petugas memakai APD lengkap (sarung tangan, penutup kepala, masker dan sepatu khusus), makanan disimpan dalam wadah yang kering, bersih, dan tertutup, Wadah terbuat dari bahan yang
Proses penempatan daging semur yang sudah matang ke wadah Steinlees steel
Mencegah terjadi kontaminasi pada produk dan menjaga kualitas produk
Lokasi pemorsian
Petugas pemorsian
Saat penempatan ke wadah/kontainer (penyimpanan sementara) berlangsung (10.30 WIB)
Menegur petugas yang tidak menggunakan APD
Review form kondisi wadah tiap bulanPemeliharaan peralatan
Rekaman sanitasi pekerja dan pemeliharaan alat
aman, Tidak ada kotoran atau cemaran dalam makanan, Suhu penyimpanan makanan sementara > 60 oC.
Pemorsian Petugas memakai APD lengkap (sarung tangan, penutup kepala, masker dan sepatu khusus)
Proses pemorsian daging semur
Mencegah terjadi kontaminasi pada produk dan menjaga kualitas produk
Lokasi pemorsian
Petugas pemorsian
Saat pemorsian berlangsung (10.45 WIB)
Petugas memakai APD lengkap (sarung tangan, penutup kepala, masker dan sepatu khusus
Petugas memastikan wraping rapi dan tertutup rapat
Review form sanitasi pekerja, pengecekan wadah.
Rekaman kondisi wadah