haccp industri

Upload: yatin-dwi-rahayu

Post on 04-Apr-2018

372 views

Category:

Documents


19 download

TRANSCRIPT

  • 7/29/2019 Haccp Industri

    1/47

    LAPORAN PENGAWASAN MUTU INDUSTRI

    TAHU SUSU LEMBANG

    Makalah

    Pendidik Pengampu:

    Puji Rahmawati, S.TP, M.Si

    Di l h

  • 7/29/2019 Haccp Industri

    2/47

    Disusun oleh

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar BelakangTahu merupakan makanan yang sering dikonsumsi masyarakat Indonesia

    karena rasanya enak, mudah dibuat, dapat diolah menjadi berbagai bentuk

    masakan, harganya murah, serta mengandung protein tinggi. Tahu berasal dari

    Cina. Nama tahu adalah kata serapan dari bahasa Hokkian (tauhu) yang secara

    harfiah berarti kedelai yang difermentasi. Tahu pertama kali muncul di Tiongkok

    sejak zaman Dinasti Han sekitar 2200 tahun lalu. Penemunya adalah Liu An,

    seorang bangsawan yang merupakan cucu dari Kaisar Han Gaozu, Liu Bang

    pendiri Dinasti Han. Dibawa para perantau Cina, makanan ini lalu menyebar ke

    Asia Timur, Asia Tenggara, dan akhirnya ke seluruh dunia, termasuk Indonesia

    (Wikipedia, 2010).

    Tahu adalah makanan yang dibuat dari kacang kedelai yang difermentasikan dan

  • 7/29/2019 Haccp Industri

    3/47

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A.TahuKacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji

    kecipir, koro, kelapa dan lain-lain merupakan bahan pangan sumber protein dan

    lemak nabati yang sangat penting peranannya dalam kehidupan. Asam amino

    yang terkandung dalam proteinnya tidak selengkap protein hewani, namun

    penambahan bahan lain seperti wijen, jagung atau menir adalah sangat baik untuk

    menjaga keseimbangan asam amino tersebut.

    Kacang-kacangan dan umbi-umbian cepat sekali terkena jamur (aflatoksin)

    sehingga mudah menjadi layu dan busuk. Untuk mengatasi masalah ini, bahan

    tersebut perlu diawetkan. Hasil olahannya dapat berupa makanan seperti keripik,

    tahu dan tempe, serta minuman seperti bubuk dan susu kedelai. Kedelai

    mengandung protein 35 % bahkan pada varitas unggul kadar proteinnya dapat

  • 7/29/2019 Haccp Industri

    4/47

    Prosodur Kerja Pembuatan Tahu

    1. Timbang kedelai kuning sebanyak 1 kg2. Cuci dan rendam semalam3.

    Cuci lagi sambil diremas-remas sehingga kulit ari terlepas dan dipisahkan darikedelai

    4. Hancurkan dengan penambahan air panas, dilakukan sampai 8 liter air panas5. Saring dengan kain sar ing untuk mengekstraksi protein kedelai6. Ekstraksi yang diperoleh dididihkan selama 30 menit atau sampai bau languh

    ilang

    7. Didinginkan sampai suhu turun menjadi 85oC dan masukan salah satubahan penggumpal asam cuka 4% , 100 mL/1liter susu kedelai, CaSO4 1%, 250 mL/1

    liter susu kedelai

    8. Aduk per lahan-lahan untuk menghomogenkan bahan penggumpal9. Setelah protein mulai menggumpal biarkan mengendap

  • 7/29/2019 Haccp Industri

    5/47

    Faktorfaktor yang Menentukan Mutu

    Tahu yang baik adalah tahu yang berkualitas baik, bergizi dan tahanterhadap penyimpanan.

    Tahu yang baik adalah tahu yang tidak cepat mengalamikerusakan yangdapat menurunkan nilai gizi yang rendah bahkan sampai tahu tidakmemenuhi syarat sebagai makanan, misalnya tahu cepat menjadi basi, tahu

    cepat menjadi bau yang tidak disenangi, tahu cepat ditumbuhi jamur yang

    dapat menghasilkan toksi/racun yang dapat mengganggu kesehatan tubuh

    bagi yang mengkonsumsinya.

    Faktorfaktor yang menentukan mutu tahu :1. Kwalitas kedelai yang digunakan2. Proses pembuatan tahu3. Pemakaian bahanbahan pembantu lainnya.

    Kwalitas Kedelai yang Digunakan

  • 7/29/2019 Haccp Industri

    6/47

    Sumber limbah cair lainnya berasal dari proses sortasi dan pembersihan,

    pengupasan kulit, pencucian, penyaringan, pencucian peralatan proses dan lantai.

    Junlah limbah cair yang dihasilkan oleh industri pembuatan tahu sebanding

    dengan penggunaan air untuk pemrosesannya. Menurut Nuraida (1985) jumlah

    kebutuhan air proses dan jumlah limbah cair yang dihasilkan dilaporkan berturut-turut sebesar 45 dan 43,5 liter untuk tiap kilogram bahan baku kacang kedelai.

    Pada beberapa industri tahu, sebaian kecil dari limbah cair tersebut (khususnya air

    dadih) dimanfaatkan kembali sebgaai bahan penggumpal. (Dhahiyat, 1990).

    Perincian penggunaan air dalam setia tahapa proses dapat dilihat pa tabel X.

    Tabel X. Perkiraan kebutuhan air pada pengolahan tahu untuk setiap 3 kg

    kedelai

    Tahap Proses Kebutuhan Air (Liter)

    Pencucian 20

  • 7/29/2019 Haccp Industri

    7/47

    Karakteristik limbah cair industri Tahu

    Untuk limbah industri tahu ada dua hal yang perlu diperhatikan yaknikarakteristik fisika dan kimia. Karakteristik fisika meliputi padatan total, suhu,

    warna dan bau. Karakteristik kimia meliputi bahan organik, bahan anorganik dan

    gas.

    Suhu buangan industri tahu berasal dari proses pemasakan kedelai. Suhu

    limbah cair tahu pada umumnya lebih tinggi dari air bakunya, yaitu 400C sampai

    46 0C. Suhu yang meningkat di lingkungan perairan akan mempengaruhi

    kehidupan biologis, kelarutan oksigen dan gas lain, kerapatan air, viskositas, dan

    tegangan permukaan.

    Bahan-bahan organik yang terkandung di dalam buangan industri tahu

    pada umumnya sangat tinggi. Senyawa-senyawa organik di dalam air buangan

  • 7/29/2019 Haccp Industri

    8/47

    sampai 434,78 mg/l. sehingga masuknya limbah cair tahu ke lingkungan perairan

    akan meningkatkan total nitrogen di peraian tersebut.

    Gas-gas yang biasa ditemukan dalam limbah adalah gas nitrogen (N2 ),

    oksigen (O2 ), hidrogen sulfida (H2S), amonia (NH3 ), karbondioksida (CO2 )

    dan metana (CH4). Gas-gas tersebut berasal dari dekomposisi bahan-bahan

    organik yang terdapat di dalam air buangan.

    Pengolahan limbah cair industri tahu

    Berbagai upaya untuk mengolah limbah cair industri tahu telah dicoba dan

    dikembangkan. Secara umum, metode pengolahan yang dikembangkan tersebut

    dapat digolongkan atas 3 jenis metode pengolahan, yaitu secara fisika, kimia

    maupun biologis.

    Cara fisika, merupakan metode pemisahan sebagian dari beban

    pencemaran khususnya padatan tersuspensi atau koloid dari limbah cair. Dalam

    pengolahan limbah cair industri tahu secara fisika, proses yang dapat digunakan

  • 7/29/2019 Haccp Industri

    9/47

    menarik ion-ion bermuatan berlawanan dan membentuk lapisan kokoh (lapisan

    stern) mengelilingi partikel inti. Selanjutnya lapisan kokoh (stern) yang bermuatan

    positif menarik ion-ion negatif lainnya dari dalam larutan membentuk lapisan

    kedua )lapisan difus). Kedua lapisan tersebut bersama-sama menyelimuti

    patrtikel-partikel koloid dan membuatnya menjadi stabil. Partikel-partikel koloid

    dalam keadaan stabil menurut Davis dan Cornwell (1991) cenderung tidak mau

    bergabung satu sama lainnya membentuk flok-flok berukuran lebih besar,

    sehingga tidak dapat dihilangkan dengan proses sedimentasi ataupun filtrasi.

    Koagulasi pada dasarnya merupakan proses destabilisasi partikel koloid

    bermuatan dengan cara penambahan ion-ion bermuatan berlawanan (koagulan) ke

    dalam koloid, dengan demikian partikel koloid menjadi netral dan dapat

    beraglomerasi satu sama lain membentuk mikroflok. Selanjutnya mikroflok-

    mikroflok yang telah terbentuk dengan dibantu pengadukan lambat mengalami

    penggabungan menghasilkan makroflok (flokulasi), Sehingga dapat dipisahkan

    dari dalam larutan dengan cara pengendapan atau filtrasi (Eckenfelder, 2000;

  • 7/29/2019 Haccp Industri

    10/47

    yang dicapai dilaporkan secara teknis cukup memuaskan, dimana diperoleh

    penurunan BOD terlarut, nitrogen dan fosfor berturut-turut sebesar 95%, 67% dan

    57%. Akan tetapi melihat tingkat pengetahuan para pembuat tahu khususnya di

    Indonesia yang relatif minim dalam hal penanganan limbah dan faktor-faktor

    teknis lainnya, seperti biaya investasi dan operasi cukup tinggi, serta pengendalian

    proses yang relatif kompleks. Sehingga, penerapan metode ini khususnya di

    Indonesia kurang berdaya guna. Hal ini dapat dilihat, bahwa banyak di antara

    pembuat tahu membuang limbahnya ke perairan tanpa melalui pengolahan

    terlebih dahulu (Lisnasari, 1995).

    B.GMP (Good Manufacturing Practices)GMP (Good Manufacturing Practices) merupakan suatu pedoman bagi industri

    pangan, bagaimana cara berproduksi pangan yang baik. GMP merupakan

    prasyarat utama sebelum suatu industri pangan dapat memperoleh sertifikat sistem

    HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point)

  • 7/29/2019 Haccp Industri

    11/47

    tujuan atau sasaran keseluruhan yang diharapkan GMP dalam memproduksi

    pangan yang bermutu tinggi aman dan tertib.

    2. Sanitasi dan Higiene

    Sanitasi pangan ditujukan untuk mencapai kebersihan yang prima dalam

    tempat produksi, persiapan penyimpanan, penyajian makanan, dan air sanitasi.

    Hal-hal tersebut merupakan aspek yang sangat esensial dalam setiap cara

    penanganan pangan. Program sanitasi dijalankan bukan untuk mengatasi masalah

    kotornya lingkungan atau kotornya pemrosesan bahan, tetapi untuk

    menghilangkan kontaminan dari makanan dan mesin pengolahan, serta mencegah

    terjadinya kontaminasi silang. Program higiene dan sanitasi yang efektif

    merupakan kunci untuk pengontrolan pertumbuhan mikroba pada produk dan

    industri pengolahan makanan.

    3. Prinsip Dasar Sanitasi

    Prinsip dasar sanitasi meliputi dua hal, yaitu membersihkan dan sanitasi.

    Membersihkan yaitu menghilangkan mikroba yang berasal dari sisa makanan dan

  • 7/29/2019 Haccp Industri

    12/47

    3) Peralatan untuk sterilisasiHarus diusahakan dipelihara agar berada di atas suhu 75 760C agar bakteri

    thermofilik dapat dibunuh dan dihambat pertumbuhannya.

    4) Air untuk pengolahan makananAir yang digunakan sebaiknya memenuhi persyaratan air minum.

    5) Air pendingin kalengSetelah proses sterilisasi berakhir, kalengnya harus segera didinginkan dengan

    air pendingin kaleng yang mengandung disinfektan dalam dosis yang cukup.

    Biasanya digunakan khlorinasi air sehingga residu khlorine 0,51,0 ppm.

    6) Peralatan/mesin yang menangani produk akhir (post process handling

    equipment)

    Pembersihan peralatan ini harus kering dan bersih untuk menjaga agar tidak

    terjadi rekontaminasi.

    5. Persyaratan GMP

    GMP mempersyaratkan agar dilakukan pembersihan dan sanitasi dengan

  • 7/29/2019 Haccp Industri

    13/47

    3) Pembilasan: membilas tanah dengan pembersih seperti sabun/deterjen daripermukaan

    4) Pengecekan visual: memastikan dengan indera mata bahwa permukaanalat bersih

    5) Penggunaan disinfektan: untuk membunuh mikroba.6) Pembersihan akhir: bila diperlukan untuk membilas cairan disinfektan

    yang padat

    7) Drain dry atau pembilasan kering: disinfektan atau final rinse dikeringkandari alat-alat tanpa diseka/dilap. Cegah jangan sampai terjadi genangan air

    karena genangan air merupakan tempat yang baik bagi pertumbuhan

    mikroba.

    7. Jenis Sanitizer

    Sanitasi adalah langkah pemberian sanitizer dalam kimia atau perlakuan

    fisik yang dapat mereduksi populasi mikroba pada fasilitas dan peralatan pabrik.

  • 7/29/2019 Haccp Industri

    14/47

    8. Sanitasi Kimiawi

    Meskipun panas dan sinar UV sangat efektif untuk proses sanitasi, hingga kini

    industri pangan masih sangat bergantung pada disinfektan kimiawi. Disinfektan

    tersebut akan membasmi sebagian besar mikroba. Yang penting wajib

    dipertimbangkan bahwa spora mikroba bisa bertahan terhadap disinfektan. Jadi

    permukaan yang sudah diberi disinfektan adalah tidak steril. Sesudah sanitasi,

    jumlah mikroba berkurang banyak tetapi tidak steril. Steril berarti tidak ada

    mikroba sama sekali (sterilized).

    Peraturan GMP mempersyaratkan penggunaan zat kimia yang cukup dalam

    dosis yang dianggap aman, oleh karena itu sangat penting untuk mengikuti

    petunjuk penggunaan disinfektan tersebut dari pabrik pembuatnya.

    Sangat tidak berguna untuk melakukan desinfeksi pada pernukaan alat yang

    kotor, karena disinfektannya akan bereaksi dengan kotoran sehingga tidak efektif.

    9. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis Sanitizer

    Hidrogen peroksida (H2O2) dan ozon (O3) juga dapat digunakan sebagai

  • 7/29/2019 Haccp Industri

    15/47

    menghasilkan produksi makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat luas harus

    dikelola dengan memperhatikan kaedah-kaedah hygiene sanitasi. Sehingga produk

    yang dihasilkan aman bagi kesehatan masyarakat.

    Kontaminasi oleh mikroorganisme dapat terjadi setiap saat dan menyentuh

    permukaan setiap tangan atau alat. Dengan demikian sanitasi lingkungan sangat

    perlu diperhatikan terutama yang bekerja dalam bidang mikrobiologi atau

    pengolahan produk makanan atau industri (Volk dan Wheeler, 1984).

    Salah satu sumber kontaminan utama dalam pengolahan pangan berasal

    dari penggunaan wadah dan alat pengolahan yang kotor dan mengandung mikroba

    dalam jumlah cukup tinggi. Pencucian alat pengolahan dengan menggunakan air

    yang kotor, dapat menyebabkan mikroba yang berasal dari air pencuci dapat

    menempel pada wadah / alat tersebut.

    Demikian juga sisa-sisa makanan yang masih menempel pada alat / wadah

    dapat menyebabkan pertumbuhan mikroorganisme yang cukup tinggi. Mikroba

    yang mungkin tumbuh bisa kapang, khamir atau bakteri. Mutu makanan yang baik

  • 7/29/2019 Haccp Industri

    16/47

    Untuk mencapai tujuan produk tahu yang sehat, maka perlu adanya upaya hygiene

    sanitasi yang mendasar pada 6 (enam) prinsip Sanitasi Makanan, yaitu :

    1) Upaya pengamanan bahan baku pembuataan tahu2) Upaya pengumpulan/penyimpanan bahan baku produk tahu3) Upaya pengolahan bahan pembuatan tahu4) Upaya pengangkutan produk tahu5) Upaya penyimpanan produk tahu6) Upaya penyajian produk tahu

    Kemutlakan adanya keenam Prinsip tersebut merupakan penting. Namun

    demikian, dalam penyelenggaraan upaya-upaya tersebut perlu adanya klasifikasi

    dan syarat penyelenggaraan/pengolahan pada produk tahu.

    1. Pengamanan Bahan-bahan Pembuatan TahuMengamankan bahan baku pembuatan tahu adalah menjaga adanya

    kerusakan dan pencemaran baik yang terbawa oleh bahan makanan ataupun

    faktor-faktor lingkungan yang akan terkontaminasi dengan makanan.Penyebab

  • 7/29/2019 Haccp Industri

    17/47

    dari keempat aspek ini juga dapat menentukan tingkat kesehatan dari makanan

    yang diolah. Penjamah makanan, adalah seorang tenaga yang menjamah makanan,

    baik dalam mempersiapkan, mengolah, menyimpan, mengangkut maupun dalam

    menyajikan. Pengetahuan, sikap dan perilaku seorang penjamah juga

    mempengaruhi kualitas makanan, terutama penjamah yang bekerja di tempat

    pengolahan makanan untuk umum.

    Dari seorang penjamah makanan yang tidak sehat/baik dapat menyebarkan

    penyakit dan bahkan dapat mengakibatkan kematian terhadap masyarakat

    konsumen. Cara pengolahan, Kontaminasi terhadap makanan oleh peralatan,

    penjamah makanan, proses penanganannya maupun air, harus dihindari selama

    pengolahan makanan, baik dalam mencuci, meracik maupun memasak. Dalam

    mencuci bahan makanan harus memperhatikan hal-hal berikut :

    1) Air pencuci harus memenuhi standar kesehatan yang berlaku.2) Cara mencuci bahan-bahan sedemikian rupa sehingga semua kotoran,

    bahan kimia sisa penyemprotan dan bakteri yang tidak diharapkan, tidak

  • 7/29/2019 Haccp Industri

    18/47

    memerlukan syarat sanitasi, baik dari konstruksinya, perlengkapan yang ada

    maupun tata letak perlengkapan yang lazim ada di dapur. Untuk konstruksi, hal-

    hal yang harus diperhatikan yaitu lantai, dinding, atap dan langit-langit,

    penerangan/pencahayaan, ventilasi, pembuangan asap persediaan air yang cukup

    dan memenuhi syarat-syarat kesehatan, tersedia tempat/bak pencuci tangan dan

    alat-alat dapur, perlindungan dari serangga ,tikus dan binatang perusak lainnya,

    barang-barang yang mungkin dapat menimbulkan bahaya tidak diperbolehkan

    disimpan di dapur, tersedianya alat pemadam kebakaran. Hal-hal tersebut diatur

    dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 712/MENKES/PER/IX/1986 tentang

    Persyaratan Kesehatan Jasaboga. Perlengkapan/peralatan dalam pengolahan

    produk tahu, prinsip dasar persyaratan/peralatan dalam pengolahan produk tahu

    adalah aman sebagai alat/perlengkapan pemroses. Aman ditinjau dari bahan yang

    digunakan dan juga dari desain perlengkapan tersebut.

    4. Pengangkutan Produk TahuTahu yang berasal dari tempat pengolahan memerlukan pengangkutan

  • 7/29/2019 Haccp Industri

    19/47

    Ruang lingkup penyajian Produk tahu meliputi tempat penyajian, alat-alat

    penyajian dan tenaga penyaji yang kesemuanya harus memenuhi dan

    menerapkan upaya hygiene sanitasi makanan.

    D.Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP)

    HACCP adalah suatu pendekatan dalam pengendalian resiko terfokus pada

    proses pengolahan makanan (Depkes). Sedangkan secara umum, HACCP adalah

    suatu system yang mengidentifikasi bahaya spesifik yang mungkin timbul dan

    cara pencegahan untuk mengendalikan bahaya tersebut.

    Tujuan HACCP secara umum adalah meningkatkan kesehatan masyarakat

    dengan cara mencegah atau mengurangi kasus keracunan dan penyakit melalui

    makanan.

    Kegunaan dari HACCP itu sendiri adalah mencegah penarikan makanan,

    meningkatkan jaminanfood safety, pembenahan dan pembersihan unit pengolahan

  • 7/29/2019 Haccp Industri

    20/47

    tahap proses ditentukan termasuk CCP atau tidak melalui pertimbangan tingkat

    resiko dan berdasarkan jawaban atas pertanyaan dari CCP decision tree. Bahan

    baku dan tahap proses yang termasukCCPberarti harus dikendalikan dengan baik

    supaya tidak berbahaya bagi kesehatan manusia. Tahap proses yang tidak

    termasukCCP, dapat termasukcontrol point (CP) yang berarti tahapan tersebut

    apabila tidak dikendalikan dengan baik dapat menyebabkan kecacatan dari segi

    kualitas.

    Semua komponen yang mencakup tujuh prinsip sistem HACCP disajikan

    dalam bentuk matrik/tabel, yaitu:

    1. Tabel analisa bahaya bahan baku dan tahap proses, serta penetapantingkat resiko

    2. Tabel penentuan Critical Control Point(CCP)3. Matriks Critical Control Point (CCP), memuat proses yang termasuk

    CCP beserta titik kritis dan prosedur yang harus ditempuh untuk

    mengendalikannya

  • 7/29/2019 Haccp Industri

    21/47

    harus diterapkan terpisah untuk setiap operasi tertentu. TKK vang diidetitifikasi

    pada setiap contoh yang diberikan dalam setiap Pedoman praktek Higiene dari

    Codex mungkin bukan satu-satunya yang diidentifikasi untuk suatu penerapan

    yang spesifik atau mungkin berbeda jenisnya.

    Penerapan HACCP harus ditinjau kembali dan dibuat perubahan yang

    diperlukan jika dilakukan modifikasi dalam produk, proses atau tahapannya.

    Penerapan HACCP perlu dilaksanakan secara fleksibel, dimana perubahan yang

    tepat disesuaikan dengan memperhitungkan sifat dan ukuran dari operasi.

  • 7/29/2019 Haccp Industri

    22/47

    BAB III

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    A.Industri Tahu Susu Lembang (TSL)a. Profil TSL

    Tahu Lembang merupakan kawasan wisata kuliner keluarga yang berada

    dalam corporate The big price cut Group. Dimana dalam menjalankan kegiatan

    operasional sehari-hari tahu lembang berjalan secara mandiri. Meskipun begitu

    tahu lembang tetap mendapatkan pengawasan dari pihak corporate. Tahu susu

    lembang berlokasi di Jalan Raya Lembang no. 177, Kabupaten Bandung Barat.

    Usaha ini didirikan pada awal Desember 2008 oleh Bapak Perry Tristianto.

    Sebelum merambah bisnis di dunia kuliner, beliau bergerak di dunia fashion dan

    telah membuka 6 Factory Outlet di Bandung. Sukses berbisnis dengan FO-nya,

    kemudian beliau membuka bisnis di bidang kuliner. Selain Tahu susu lembang,

    tempat kuliner lain yang juga milik Bapak Perry yaitu Rumah strawberi, Rumah

  • 7/29/2019 Haccp Industri

    23/47

    bambu untuk tahu bantal. Kemasan ini bertujuan agar menarik minat konsumen

    untuk membeli produk TSL.

    Tahu yang dibuat TSL memang berbeda dengan tahu lainnya, kepala produksi

    TSL mengakui bahwa standar TSL tidak sesuai dengan SNI ini disebabkan

    mereka menggunakan bahan penambah yaitu susu dan margarine. Kekurangan

    dari managemen TSL ini adalah tidak ada pengontrol kualitas tahu karena rata-

    rata proses produksinya memakai filling (tidak memakai ukuran yang pasti)

    sehingga kualitas tahu tergantung filling pembuatnya. Apabila suasana pekerja

    tidak baik maka tahu yang dihasilkannya juga mungkin tidak bagus. Hal tersebut

    bisa menyebabkan rasa, tekstur, seta aroma yang berbeda-beda nantinya.

    Karakteristik TSL itu sendiri adalah lembut dan ketika setelah digoreng

    menghasilkan tahu yang krispi dan tidak berair berbeda dnegan tahu yang lainnya.

    Sebaiknya TSL memiliki pengontrol kualitas, agar kualitas tahu terjamin dan

    kualitas TSL itu sendiri sama tidak berbeda satu dengan yang lainnya. Dengan

    pengontrol kualitas akan mempertahankan kualitas tahu dan mempunyai standar

  • 7/29/2019 Haccp Industri

    24/47

    Pada umumnya tahu hanya terbuat dari bahan dasar kedelai, TSL

    menambahkan campuran susu sapi murni dalam proses pembuatan tahu. Kedua

    bahan tersebut lalu diolah bersama mentega. Penambahan susu sapi murni dan

    mentega ternyata menciptakan tahu yang lebih lembut serta mengandung protein

    yang lebih tinggi.

    Bahan baku yang digunakan merupakan susu murni dan margarine tanpa

    menggunakan bahan pengawet. Sehingga kesehatannya dapat terjamin. Untuk

    supply bahan baku, TSL bekerja sama dengan KPSBU (Koperasi Peternak Susu

    Bandung Utara) yang berada di Lembang.

    Peralatan yang digunakan dalam produksi, yaitu tong pencucian kedelai;

    mesin giling; tunku perebusan kedelai; tong kayu; saringan besar dan kecil; serok

    cetak; cetakan; kayu pengaduk; tangok; kain saringan; kain cetakan, dan tampir.

    Bahan-bahan yang digunakan, yaitu kacang kedelai; susu sapi; mentega; garam;

    bawang putih; kunyit; air dan bumbu lain.

    Tahapan proses produksi dari tahu susu Lembang sebagai berikut:

  • 7/29/2019 Haccp Industri

    25/47

    Seperti yang kita tahu, dalam suatu proses produksi pasti akan

    meninggalkan limbah produksi. Begitu pula dengan TSL. Dalam proses

    pembuatan tahu susu ini, ada 2 jenis limbah yaitu limbah kering dan limbah cair.

    untuk limbah kering yang merupakan ampas kedelai ini TSL bekerja sama dengan

    peternak sapi, ampas ini diberikan kepada peternak untuk dijadikan pakan sapi

    agar sapi tersebut dapat terus menghasilkan susu murni yang merupakan salah

    satu bahan baku dalam pembuatan tahu susu. Sedangkan untuk limbah cairnya,

    TSL membuat sumur resapan agar limbah ini tidak mencemari lingkungan sekitar.

    Selain cara penanggulangan seperti itu, TSL juga pernah menjalin kerjasama

    dengan ITB untuk mengolah limbah tersebut menjadi makanan seperti abon dan

    nata de coco. Dengan demikian TSL tidak mengalami kesulitan dalam

    penanganan limbah produksinya.

    C. GMPGMP ( Good Manufactuirng Procces) ditujukan untuk mengembangkan sistem

  • 7/29/2019 Haccp Industri

    26/47

    kami menemukan jawaban bahwa denah untuk produksi memang

    direncanakan dan disusun dari awal sedemikian rupa, agar memudahkan

    proses produksi. Hal tersebut juga bertujuan agar menghilangkan system

    lalu-lalang karyawan, yaitu berkurangnya karyawan yang bolak-balik

    mengangkut bahan, makanya disusun berurut langkah-langkah

    produksinya.

    2. Proses validasiProses validasi ini ialah untuk memastikan bahwa proses produksi bisa

    dikendalikan. Pendesainan denah produksi yang baik juga sangat

    membantu untuk pelaksanaan validasi ini, dimana pengontrolan terhadap

    proses produksi dapat dilihat dari satu titik. Hal ini ditujukan untuk

    menstabilkan proses produksi.

    3. Mengimplementasikan prosedur GMPImplementasi prosedur GMP dalam produksi tahu ini sangat vital, karena

    hal ini menunjang memudahkannya proses produksi dan keamanan selama

  • 7/29/2019 Haccp Industri

    27/47

    oleh seorang penanggung jawab yang bertanggung jawab akan produksi

    tahu. Penerapan shift inilah yang membuat tim yang ia bentuk berjalan

    dengan baik dalam proses produksi tahu. Setiap pekerjanya tahu apa yang

    harus ia lakukan dan tahu dimana saja ia harus berada selama proses

    produksi berlangsung. Bukti juga penerapan baiknya ialah disaat

    penambahan shift kerja bagi pembuat tahu bantal yang hanya

    memproduksi tahu pada hari libur membuat tidak terjadinya tumpang

    tindih saat proses produksi, dimana pembuat tahu bantal tidak bengong

    saat pembuat tahu kotak, diamna siklusnya mereka selalu bekerja hingga

    waktu istirahat dating, sehingga bisa dikatakan proses produksinya sangat

    efektif.

    5. Menyimpan catatan yang baikPencatatan bahan baku yang masuk, baik itu kacang kedele, kotak

    pembungkusnya, dll sangat perlu dilakukan dalam proses GMP ini. Dari

    yang kami dapat di industri tahu lembang, dimana management pencatatan

  • 7/29/2019 Haccp Industri

    28/47

    lembang tersebut kami mendapatkan bahwa peralatan yang digunakan

    seperti pemotong tahu dan pencetak tahu tidak selalu dibersihkan setelah

    dipakai, namun terkadang dibersihkan sesaat akan dipakai saja.

    8. Memelihara fasilitas dan peralatanPemeliharaan fasilitas dan peralatan dari industri tahu ini cukup bak

    dimana semuanya diatur dan berada pada satu orang penanggung jawab

    sehingga asilitas dan peralatan produksi dikategorikan bersih dan sesuai

    untuk standar produksi.

    9. Menjaga kualitasPenjagaan kualitas tahu di industri tahu lembang ini sangat baik, dimana

    selalu dikontrol hasil produksinya dan sejauh ini penjagaan tempat

    produksi dari hal-hal yang mungkin bisa menurunkan kualitas tahu sangat

    terjaga dari semua pekerjanya.

    10.Audit rutinTak jauh berbeda dari point nomer 6, dimana audit rutin tidak

  • 7/29/2019 Haccp Industri

    29/47

    berasal dari kebiasaan pekerjanya saja yang terus dilakukan, sementara

    pembelajaran yang mengikatnya tidak pernah dirasakan oleh para pekerjanya.

    Mungkin bagi para pekerja yaitu siswa atau mahasiswa yang magang mereka

    sudah pernah mendapatkannya di masa pembelajaran di kampus atau sekolahnya,

    tapi itu hanya secara umum, sehingga yang benar-benar dalam industri tahu

    mereka hanya menyesuaikan.

    Solusinya ialah, dimulainya pelatihan dan penerapan GMP produksi tahu

    tersebut yaitu pelatihan setiap bulannya mengenai GMP dan untuk mengatasi

    kemungkinan dari mahasiswa dan siswa magang, dilakukan coaching dari

    penanggung jawabshiftproduksi saat ia bertugas.

    Sementara untuk audit, industri tahu lembang ini buuh untuk dilakukan ialah

    pada saat hari senin, karena menurut kami itu adalah hari yang mana intensitas

    konsumen mulai menurun setelah week endsehingga cukup banyak waktu. Hal ini

    dipilih karena tahu lembang tidak memiliki hari libur, karena liburan mereka

    selalu buka.

  • 7/29/2019 Haccp Industri

    30/47

    yang diolah dengan sistem anaerobik untuk memperoleh air jernih yang dapat

    digunakan untuk menyiram tanaman atau sebagai pengairan pada kolam ikan.

    Pekerja bagian produksi sebaiknya menggunakan sepatu but, sarung tangan,

    tutup kepala, dan masker agar produk yang dihasilkan tidak terkontaminan oleh

    rambut pegawai, dan sebagainya yang dapat mempengaruhi turunya kualitas

    produk tahu.

    Yang menjalankan tugas sanitasi alat produksi adalah pegawai yang

    bertanggung jawab atas alat yang digunakan atau sesuai alat yang dipegang agar

    memudahkan dalam sistem pembagianya dan lebih bertanggungjawab dalam

    kebersihan alat yang dipegang masing-masing.

    E.HACCPa. Pembentukan Tim HACCP

    Pembentukan tim HACCP merupakan langkah awal dari studi HACCP.

    Tim HACCP terbentuk dari berbagai mulitidisiplin, mulai dari Manager,

  • 7/29/2019 Haccp Industri

    31/47

    Pendistribusian : Mobil pengiriman

    Tujuan Distribusi : Daerah sekitar Bandung

    c. Identifikasi KonsumenIdentifikasi konsumen produk bertujuan untuk mengetahui siapa yang

    mengkonsumsi produk. Konsumen produk tahu susu lembang ini adalah kalangan

    umum termasuk bayi. Cara penyajiannya bisa direbus, dikukus, atau digoreng.

    d. Diagram ProsesDiagram alir proses merupakan suatu urutan tahapan kerja dalam proses

    produksi. Diagram alir proses penting untuk menentukan tahap operasional yang

    akan dikendalikan untuk menghilangkan atau mengurangi kemungkinan

    terjadinya bahaya, sehingga akan mempermudah pemantauan selama proses

    produksi tahu (Gambar x).

  • 7/29/2019 Haccp Industri

    32/47

  • 7/29/2019 Haccp Industri

    33/47

    pencucian bahan baku dicuci dibawah air mengalir tujuaannya agar sisa kulit yag

    masih ada dapat ikut mengalir.

    Bahaya dengan kontaminasi alat umumnya muncul pada setiap proses, jika

    sanitasi alat tidak dijaga maka akan menurunkan kualitas produk. Alat yang harus

    benar-benar dijaga higiennya adalah saat proses penggilingan, mesin giling yang

    digunakan terbuat dari besi jika alat ini kotor atau berkarat maka akan mengurangi

    mutu produk. Cara pencegahan bahaya yang bersumber dari kontaminasi alat

    adalah dengan melakukan sanitasi alat sebelum dan sesudah dipakai.

    Bahaya dengan kontaminasai pekerja, bisa timbul juga disetiap kegiatan

    proses produks. Ketika APD pekerja tidak diperhatikan kemungkinan besar

    kontaminasi pekerja dengan produk akan mempengaruhi kualitas produk. cara

    pencegahannya adalah dengan membekali pekerja dengan APD yang lengkap,

    mulai dari sarung tangan, tutup kepala, baju produksi.

    Sumber bahaya lainnya adalah saat pencampuran bahan-bahan yang tidak

    sesuai dengan takaran, pencegahannya adalah dengan melakukan penakaran

  • 7/29/2019 Haccp Industri

    34/47

    air perendaman

    dan pekerja

    merendam tidak

    memenuhi standar

    kualitas air

    Mengganti air

    rendaman kedelai

    secara teratur

    Pencucian

    B : Kontaminasi

    air pencuci

    danpekerja

    F: masih ada

    benda asaing yang

    tersisa saat

    perendaman

    Air yang dipakai

    mencuci tidak

    memenuhi standar

    kualitas air

    Pekerja dibekali APD

    Penggantian air

    pencucian kedelai

    secara teratur

    Kulit kedelai, kerikilPencucian dilaukan

    dibawah air mengalir

    Penggilingan

    F : Kontaminasi

    dari alat yang

    digunakan

    Alat yang digunakan

    untuk menggiling kotor

    atau terdapat korosi

    Melakukan perawatan

    pada mesin giling

  • 7/29/2019 Haccp Industri

    35/47

    Sanitasi pekerja yang

    kurang higine

    Pekerja menggunakan

    sarung tangan dan

    tutup kepala

    Pencampuran

    bumbu

    Terlalu banyak

    bumbu yang

    ditambhakan

    Human errorpekerja

    Menggunakan alat

    ukur untuk

    penambahan bahan

    pengendap

    pencetakan Kontaminasi alat Debu,Melakukan perawatan

    pada alat pencetak

    PenyimpananKontaminasi

    dengan udaraUdara

    Menggunakan ruangan

    khusus dengan suhu

    yang diatur

    f. Penentuan CCPPenetapan CCP untuk setiap proses produksi ini berdasarkan sebuah

  • 7/29/2019 Haccp Industri

    36/47

  • 7/29/2019 Haccp Industri

    37/47

    Tabel x. Tabel Penetapan CCP Pada Proses Produksi Tahu

    g. Penentuan Batas-Batas CCPTabel x. CP Pada Proses Pembuatan Tahu

    No Tahapan

    ProsesQ1 Q2 Q3 Q4 Keputusan

    1 Penangananan

    bahan bakuYa Tidak Ya Ya CP

    2 Perendaman ya Tidak Ya Ya CP

    3 Pencucian Ya Tidak Ya Ya CP4 Penggilingan Ya Tidak Tidak CP

    5 Perebusan ya Ya CCP

    6 Penyaringan Ya Tidak Tidak CP

    7 Pencampuran

    bumbuTidak CP

    8 Pencetakan Tidak CP

    9 Pemotongan Tidak10 Penyimpanan Ya Tidak Ya Tidak CCP

  • 7/29/2019 Haccp Industri

    38/47

    kedelai ke

    alat

    penggiling

    alat dan

    bahan

    gilingan

    penyaringan 4 Kimia

    Ukuran

    bahan

    tersaring

    Pemeriksaan

    secara

    visulal

    Memeprkecil

    ukuran

    diameter

    penyaring

    Pencampuran 5 Kimia

    Bahan

    tercampur

    dan

    sesuai

    takaran

    Menakar

    bahan-bahan

    yang akan

    dicampur

    pencetakan 6 FisikUkuran

    tahu 5 x 5

    Pemrikasaan

    visual

    Pemotongan

  • 7/29/2019 Haccp Industri

    39/47

    mengukur

    Penyimpanan

    h.Tahap PemantauanPemantauan berfungsi untuk menetapkan prosedur tindakan untuk

    memantau CCP, batas kritis dan orang yang bertanggung jawab terhadap kegiatan

    pemantauan. Tindakan pencegahan yang telah dianalisisi kemudian harus

    dipantau langsung untuk pelaksanaanya.

    Kegiatan pemantauan dilakukan secara berkala, mulai dari proses produksi

    awal sampai tahap akhir (penyimpanan). Frekuensi pemantauantindakan

    pencegahan tergantung tahapan proses, jenis bahayanya dan tindakan pencegahan

    yang dilakukan.

    i. Tindakan KoreksiTindakan koreksi dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya

  • 7/29/2019 Haccp Industri

    40/47

    k.Dokumentasi dan PencatatanKegiatan dokumentasi dan pencatatan dilakukan untuk mempermudah tim

    HACCP memperbaiki setiap program studi HACCP. Dokumentasi dan pencatatan

    berisi data-data teknis hasil studi HACCP, yaitu :

    a. Resiko bahaya pada setiap prosesb. Pengambilan keputusan untuk CCPc. Penyimpangan dan perbaikan yang terjadi pada proses produksid. Tindakan koreksi

  • 7/29/2019 Haccp Industri

    41/47

    BAB IV

    KESIMPULAN DAN SARAN

  • 7/29/2019 Haccp Industri

    42/47

    DAFTAR PUSTAKA

    Winarno, F.G. dan Surono. 2002. GMP Cara Pengolahan Pangan Yang Baik,

    Bogor : M-Brio Press

    Oginawati, Katharina. 2008. Diktat Sanitasi Makanan dan Minuman. Bandung :

    Penerbit ITB

    SNI 01-4852-1998. Sistem Analisa Bahaya dan Pengendalian Titik Kritis

    (HACCP) serta Pedoman Penerapannya. Badan Standardisasi Nasional

    (BSN)

    Thaheer, Hermawan. 2008. Sistem Manajemen HACCP. Jakarta : Bumi Aksara

  • 7/29/2019 Haccp Industri

    43/47

    LAMPIRAN 1

    Foto Kunjungan Industri Tahu Susu Lembang

  • 7/29/2019 Haccp Industri

    44/47

  • 7/29/2019 Haccp Industri

    45/47

    LAMPIRAN 2

    Struktur Organigram Tahu Susu Lembang

  • 7/29/2019 Haccp Industri

    46/47

  • 7/29/2019 Haccp Industri

    47/47

    LAMPIRAN 3

    Denah Lokasi Tahu Susu Lembang

    Keterangan:

    A: Perendaman

    B: Pencucian

    C: Penggilingan

    D: Pemasakan

    E: Penyaringan dan

    Pencampuran

    F: Pencetakan

    G: Pemotongan

    H: Pengemasan

    I: Penyimpanan

    J: Tempat Bahan

    Tambahan

    K: Limbah

    L: Pemasaran

    I

    I I H

    F

    C

    B

    D

    K

    E

    A

    J

    G

    L