h06lka

Upload: rio-permadi

Post on 29-Oct-2015

127 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • MEMPELAJARI SISTEM PRODUKSI PADA

    PT ELANGPERDANA TYRE INDUSTRY

    Oleh

    LENDRA KARTAMIHARDJA

    H24101103

    DEPARTEMEN MANAJEMEN

    FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    2006

  • RINGKASAN Lendra Kartamihardja. H24101103. Mempelajari Sistem Produksi pada PT Elangperdana Tyre Industry. Di bawah bimbingan Pramono D. Fewidarto.

    PT. Elangperdana Tyre Industry (PT. EPTI) merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri pembuatan ban mobil yang ada di Indonesia. Perusahaan ini bersaing dengan beberapa perusahaan besar lainnya pada industri yang sama, seperti PT GoodYear Indonesia Tbk., PT Bridgestone, PT Gajah Tunggal, PT Intirub Indonesia. Sehubungan dengan meningkatnya jumlah kendaraan roda empat maupun roda dua terutama di kota-kota besar, diperlukan penunjang keselamatan yang dapat menurunkan resiko kecelakaan di jalan raya. Salah satu faktor penting untuk menurunkan resiko itu diantaranya yaitu ban pada kendaraan. PT. EPTI sebagai salah satu produsen ban kendaraan, berperan besar dalam penyediaan produk yang berkualitas dan sesuai dengan kondisi prasarana transportasi di Indonesia. Banyak kendala yang timbul terutama pada sistem produksi, agar PT. EPTI dapat memproduksi ban yang berkualitas, aman, nyaman, serta harganya terjangkau oleh konsumen.

    Tujuan magang ini adalah untuk mempelajari sistem produksi pada PT. EPTI, terlibat dalam kegiatan pada sistim produksi dan proses penjadwalan (scheduling) yang dilakukan oleh PT. EPTI, dan meningkatkan kompetensi individu mahasiswa melalui pengalaman kerja. Magang ini dilakukan pada PT. Citeureup Kabupaten Bogor, dan divisi yang menjadi tempat kegiatan magang ialah Divisi Engineering, Divisi Pengemasan dan Penggudangan, dan Pengendalian Perencanaan Produksi. Metode yang digunakan pada kegiatan magang ialah (1) Bekerja berdasarkan arah perusahaan, (2) Melakukan analisa masalah, (3) Melakukan pembahasan terhadap masalah, (4) Pencatatan hasil, dan (5) Evaluasi magang.

    Melalui magang dapat diketahui bagaimana jalannya proses produksi, perencanaan dan pengendalian produksi, serta pengemasan dan penanganan limbah pada PT. EPTI. Hasil dari magang juga menemukan beberapa permasalahan yang terdapat pada bagian produksi, yaitu masih adanya kerusakan pada mesin yang disebabkan oleh faktor sumber daya manusia yang masih kurang memahami bagaimana perawatan yang dilakukan untuk mesin tersebut, serta perencanaan dan pengendalian produk yang ada di PT. EPTI dimana proses perencanaan produksi ini masih menggunakan metode manual untuk mengestimasi berapa besar kebutuhan produksi yang akan direncanakan ke depan.

  • iii

    RIWAYAT HIDUP

    Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 16 Oktober 1983, sebagai anak

    sulung dari dua bersaudara, dari pasangan Rachmat Hidayat dan Elyati Marlen.

    Penulis memulai pendidikan pada TK Nugraha Bogor Jawa Barat pada

    tahun 1987. Pada tahun 1989 penulis melanjutkan pendidikan pada Sekolah Dasar

    Negeri Polisi V Bogor Jawa Barat, dan pada tahun 1995 melanjutkan pendidikan

    pada SLTP Negeri 1 Bogor Jawa Barat. Setelah itu, penulis melanjutkan

    pendidikan pada SMU Negeri 1 Bogor Jawa Barat, dan penulis aktif dalam

    organisasi OSIS selama satu tahun. Pada tahun 2001, penulis diterima pada

    Departemen Manajemen Institut Pertanian Bogor melalui Undangan Seleksi

    Masuk IPB(USMI). Selama masa perkuliahan penulis aktif dalam organisasi

    pecinta alam KAREMATA (Keluarga Ekonomi Manajemen Pecinta Alam).

  • iv

    KATA PENGANTAR

    Segala puji syukur senantiasa dipanjatkan kehadirat Allah SWT, karena

    atas berkah dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

    Skripsi berjudul Mempelajari Sistem Produksi pada PT.EPTI disusun sebagai

    syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen,

    Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) Institut Pertanian Bogor (IPB).

    Sehubungan dengan meningkatnya jumlah kendaraan roda empat maupun

    roda dua terutama di kota-kota besar, diperlukan penunjang keselamatan yang

    dapat menurunkan resiko kecelakaan di jalan raya. Salah satu faktor penting untuk

    menurunkan resiko itu diantaranya yaitu ban pada kendaraan. Oleh karena itu,

    penulis sangat tertarik untuk melakukan magang dalam rangka mempelajari

    sistem produksi PT Elangperdana Tyre Industry, sebagai salah satu produsen ban

    kendaraan yang berperan besar dalam penyediaan produk yang berkualitas dan

    sesuai dengan kondisi prasarana transportasi di Indonesia.

    Penyusunan skripsi ini banyak dibantu oleh berbagai pihak, baik secara

    moral maupun material. Maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih yang

    sebesar-besarnya kepada:

    1. Bapak Ir. Pramono. D. Fewidarto, MS, yang telah memberikan bimbingan dan

    arahan selama menyelesaikan Tugas Akhir ini.

    2. My beloved family (mama, papa, andrie), atas doa dan dukungannya.

    3. Dr.Ir.Jono Mintato Munandar,M.Sc. sebagai Ketua Departemen Manajemen

    4. Seluruh Pimpinan, dosen dan karyawan/wati pada Departemen Manajemen

    Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB.

    5. Bapak Sjahroni Djamhari dan Bapak Abdul Khoer selaku pembimbing

    lapangan yang telah memberikan bimbingan, bantuan dan masukan yang

    berharga selama pelaksanaan magang. Bapak Sudarmo Ali selaku Plant

    General Manager dan Bapak Imanuel Yahya selaku HR&GA General

    Manager PT Elangperdana Tyre Industry atas kewenangan dan dukungannya

    sehingga penulis diizinkan untuk melakukan magang pada perusahaan.

    6. Sahabat, saudaraku di KAREMATA dan rekan manajemen 38 yang telah

    memberikan dukungan dan momen-momen yang berarti.

  • v

    7. Semua pihak yang telah bersedia membantu dalam penulisan skripsi ini.

    Semoga Allah SWT membalas segala kebaikannya.

    Saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena

    itu penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya bila ada kesalahan dalam

    penulisan tugas akhir. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang positif

    dan bersifat membangun dari semua pihak. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi

    pihak-pihak yang berkepentingan.

    Bogor, Agustus 2006

    Penulis

  • vi

    DAFTAR ISI

    RINGKASAN

    RIWAYAT HIDUP . iii

    KATA PENGANTAR . iv

    DAFTAR TABEL.. viii

    DAFTAR GAMBAR ... ix

    DAFTAR LAMPIRAN .... x

    I. PENDAHULUAN . 1

    1.1. Latar Belakang ... 1 1.2. Tujuan Magang ...... 3 1.3. Manfaat Magang .... 3 1.4. Ruang Lingkup ... 3II. TINJAUAN PUSTAKA 4

    2.1. Produksi .................................. 4 2.2. Manajemen Produksi dan Operasi . 4 2.3. Manajemen Proses Produksi ...... 4 2.4. Perencanaan dan Pengawasan Produksi ................. 5 2.5. Sistem Produksi .. 5 2.6. Mutu ... 6 2.7. Perencanaan dan Pengendalian Produksi 6 2.8. Ban.. 7

    III. METODE MAGANG 9

    3.1. Lokasi dan Waktu Magang ............. 9 3.2. Metode Magang .. 9

    IV. HASIL DAN PEMBAHASAN............ .................................................. 12

    4. 1. Keadaan Umum Perusahaan............................................................. 12

    4.1.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan ................................ 12 4.1.2. Tata Letak Pabrik ...... 13 4.1.3. Tata Letak Bangunan .... 13 4.1.4. Tata Letak Mesin .. 13 4.1.5. Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan ............................ 15 4.1.6. Produk dan Jangkauan Pasar 22 4. 2. Bahan Baku dan Sarana Produksi .................................................... 23

    4.2.1. Bahan Baku ........................................................................... 23 4.2.2. Sarana Utilitas ... 25 4.2.3. Mesin dan Peralatan Produksi .. 27

  • vii

    4. 3. Teknis Produksi Ban............... ............................................................. 35

    4.3.1. Teknis Produksi Ban ................................................................. 35 4.3.1.1. Proses Pencampuran (Mixing) ...... 35 4.3.1.2. Proses Extruding ..... 36 4.3.1.3. Proses Calendar .. 38 4.3.1.4. Proses Bead Making 40 4.3.1.5. Proses Cutting .. 41 4.3.1.6. Seksi PCR (Passenger Car Radial)Building 42 4.3.1.7. Seksi Bias Building . 44 4.3.1.8. Seksi Curing . 46 4.3.1.9. Seksi Finishing . 47 4.3.2. Proses Penggudangan dan Pengemasan 47 4.3.3. Penanganan Limbah ...... 49

    4. 4. Perencanaan dan Pengendalian Mutu Produksi.................................... 50

    4. 5. Aspek Pengendalian Mutu Ban...................... ...................................... 54

    4.5.1. Pengendalian Mutu Bahan Baku ............................................... 54 4.5.2. Pengendalian Mutu Proses Produksi ......................................... 56 4.5.3. Pengendalian Mutu Produk........................................................ 58KESIMPULAN DAN SARAN . 63

    Kesimpulan ... 631. 2. Saran ..................... 64

    DAFTAR PUSTAKA 66

    LAMPIRAN ....... 67

  • viii

    DAFTAR TABEL

    No Halaman1 Produksi dan Penjualan per Tahun ......................................................... 2 2 Ketentuan Cuti Tahunan dan Cuti Panjang Karyawan PT. EPTI ........... 21 3 Jarak Venting pada Permukaan Green Tyre Bias .................................... 45 4 Step Pengujian High Speed pada Ban Radial U-rating .......................... 61

  • ix

    DAFTAR GAMBAR

    No Halaman1 Sistem Produksi dan Operasi .................................................................... 6 2 Proses Pengambilan Keputusan Pengendalian Produksi .......................... 7 3 Posisi Menyilang dari Belt dan Ply............................................................ 44 4 Alur Proses Penggudangan Ban 48 5 Skema Perencanaan Produksi ... 53

  • x

    DAFTAR LAMPIRAN

    No Halaman1 Jadwal Magang ........................................................................................ 682 Bagian Ban ............................................................................................... 693 Tata Letak Pabrik ...................................................................................... 704 Tata Letak Mesin 715 Profil Produk PT. EPTI ............................................................................. 726 Ledger ....................................................................................................... 737 Ordersheet ................................................................................................ 748 Rencana Produksi Tahunan ............................................................................................ 759 Kapasitas dan Loading Time ........................................................................................... 7610 Rencana Produksi Bulanan .............................................................................................. 77

  • 1

    I. PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Sehubungan dengan meningkatnya jumlah kendaraan roda empat

    maupun roda dua terutama di kota-kota besar, diperlukan penunjang

    keselamatan yang dapat menurunkan resiko kecelakaan di jalan raya. Salah

    satu faktor penting untuk menurunkan resiko itu diantaranya yaitu ban pada

    kendaraan. Produsen ban kendaraan berperan besar dalam penyediaan

    produk yang berkualitas dan sesuai dengan kondisi prasarana transportasi di

    Indonesia.

    Pengawasan pada kualitas dan mutu dari produk yang diproduksi harus

    benar-benar dilakukan untuk memenuhi standar yang ada. Para pelaku di

    bidang industri manufaktur, khususnya produsen ban, perlu memperhatikan

    bagaimana produknya dapat menjadi pilihan utama. Penting bagi konsumen

    untuk mengetahui kualitas produk yang baik dan terbukti aman.

    PT ELANGPERDANA TYRE INDUSTRY ( PT EPTI ) ialah salah

    satu produsen ban yang ada di Indonesia, yang bersaing dengan beberapa

    perusahaan besar lainnya pada industri yang sama, seperti PT GoodYear

    Indonesia Tbk., PT Bridgestone, PT Gajah Tunggal, PT Intirub Indonesia.

    Tentunya perusahaan tersebut berlomba untuk memberikan produk yang

    terbaik bagi para konsumennya, sesuai dengan prinsip dasar yang berlaku

    saat ini yaitu The costumer is king. Prinsip ini pasti dianut pula oleh semua

    industri ban, karena pada dasarnya tujuan akhir para pelaku industri secara

    substansial adalah sama. Tetapi dalam pelaksanaannya prinsip tersebut tentu

    akan diwujudkan melalui cara yang berbeda-beda. Demikian halnya dengan

    para pelaku di industri manufaktur ban, masing-masing perusahaan tentunya

    memiliki cara yang berbeda dalam pencapaian tujuan, yaitu tetap menjaga

    produk yang diproduksinya untuk menjadi produk unggulan.

    Sebagai salah satu industri penghasil ban, PT EPTI kini sedang

    berkembang dengan sangat pesat, dengan adanya pembelian mesin baru dan

    peningkatan jumlah produksi (tahun 2004 memproduksi 4.000 ban per hari

    menjadi 6000 ban per hari pada tahun 2005). Produksi PT EPTI sangat

  • 2

    diminati oleh konsumen dari dalam maupun luar negeri, seperti Malaysia,

    Bahrain dan negara timur tengah lainnya, Muang Thai, Cina, sebagian

    Negara Eropa dan Australia.

    Tabel 2. Produksi dan penjualan per tahun

    Tahun

    2003 2004 2005

    Produksi per hari(*) 2532 4135 5102

    Penjualan per tahun 924180 1509275 1862230 (*) : rata-rata produksi aktual. Sumber: PT. EPTI, 2004

    PT EPTI selalu berupaya agar tetap eksis di dalam persaingan untuk

    memperebutkan pangsa pasar produk ban, terutama dengan adanya

    persaingan dari produk ban murah yang berasal dari negara Cina. Salah satu

    strategi yang ditempuh adalah dengan cara memproduksi ban yang

    berkualitas, aman, nyaman serta harganya terjangkau konsumen. Hal ini

    sesuai dengan slogan produk ban PT ELANGPERDANA TYRE

    INDUSTRY, yaitu High Performance Tyres.

    Kendala yang dihadapi industri manufaktur tidak sedikit. Masalah yang

    sering timbul pada sistem produksi dapat dikelompokkan dalam beberapa

    hal, antara lain lay-out pabrik dan pengaruhnya terhadap aliran produksi

    yang berjalan saat ini, keterkaitan antara peningkatan produktifitas dengan

    kualitas, penjadwalan produksi yang dirancang oleh pabrik, kesesuaian

    mesin dengan manusianya secara ergonomik, dan terakhir adalah seringnya

    terjadi kerusakan pada mesin. Beberapa masalah ini dapat menghambat

    proses produksi, padahal perusahaan harus memiliki aliran dan proses

    produksi yang cukup baik untuk memenuhi target produksi.

    Produk yang dihasilkan oleh PT EPTI adalah ban luar kendaraan roda

    empat, dengan kategori Passenger Car Radial Tyre (Ban Mobil

    berpenumpang Radial), Ultra Light Truck, Light Truck Bias Tyre (Ban Truk

    Ringan), dan Truck/Bus Bias Tyre (Ban Truk & Bis). Setiap harinya PT

    EPTI rata-rata totalnya memproduksi 5.000 pieces (pcs).

  • 3

    1.2. Tujuan Magang

    Kegiatan produksi merupakan kegiatan yang sangat penting untuk

    mempertahankan kualitas dan mutu tetap baik. Kegiatan produksi ini harus

    direncanakan sebaik mungkin dan memerlukan proses controling yang teratur

    serta sistem tata letak yang baik pada perusahaan agar kegiatan produksi tetap

    berjalan dengan lancar. Hal tersebut sangat penting untuk dipahami

    mengingat kegiatan produksi merupakan salah satu komponen penting dalam

    suatu perusahaan. Oleh karena itu tujuan dari magang adalah :

    1. Mempelajari sistem produksi pada PT. EPTI.

    2. Terlibat dalam kegiatan pada sistem produksi dan proses penjadwalan

    (scheduling), serta pengendalian mutu yang dilakukan oleh PT. EPTI.

    3. Meningkatkan kompetensi individu mahasiswa melalui pengalaman kerja.

    1.3. Manfaat Magang

    Hasil dari magang ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan (PT.

    EPTI) maupun bagi diri penulis. Adapun kegunaannya adalah :

    1. Bagi perusahaan, hasil dari magang ini diharapkan dapat menjadi salah

    satu masukan dalam membuat kebijakan yang tepat dengan kondisi saat

    ini.

    2. Bagi penulis merupakan pengalaman praktis dan wadah pengaplikasian

    teori yang telah didapatkan selama masa perkuliahan, dalam mengamati,

    mempelajari, dan melaporkan masalah-masalah yang terjadi pada sistem

    produksi.

    1.4. Ruang Lingkup

    Skripsi ini disusun berdasarkan hasil pelaksanaan magang di PT.

    Elangperdana Tyre Industry, Citeureup. Kajian yang dilakukan meliputi

    beberapa aspek penting, diantaranya adalah tinjauan umum mengenai

    perusahaan, teknis proses produksi, dan proses penjadwalan.

  • 4

    II. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Produksi

    Produksi adalah perubahan atau transformasi dari satu benda menjadi

    benda lain yang lebih bernilai, (Syahroni, 2005). Assauri (2004)

    mendefinisikan produksi secara umum sebagai suatu kegiatan atau proses

    yang mentransformasikan masukan input menjadi hasil keluaran output.

    2.2. Manajemen Produksi dan Operasi

    Assauri (2004) menyatakan bahwa manajemen produksi dan operasi

    merupakan kegiatan mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan sumber-

    sumber daya yang berupa sumber daya manusia, sumber daya alat, mesin

    dan, sumber daya dana serta bahan secara efektif dan efisien, untuk

    menciptakan dan menambah kegunaan (utility) sesuatu barang atau jasa.

    Dengan pengertian seperti itu, maka manajemen produksi dan operasi

    merupakan proses pencapaian dan pendayagunaan sumber-sumber daya

    untuk memproduksi atau menghasilkan barang-barang atau jasa-jasa yang

    berguna sebagai usaha untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi.

    Menurut Handoko (1997), manajemen produksi dan operasi merupakan

    usaha-usaha pengelolaan secara optimal penggunaan sumber daya produksi

    (sering disebut sebagai faktor produksi) seperti; tenaga kerja, mesin-mesin,

    peralatan, bahan mentah, dan sebagainya dalam proses transformasi bahan

    mentah dan tenaga kerja menjadi produk atau jasa.

    2.3. Manajemen Proses Produksi

    Proses produksi juga dapat diartikan sebagai cara, metode, dan teknik

    untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan

    menggunakan sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan, dan dana) yang

    ada (Assauri, 2004). Pengertian manajemen proses produksi menurut

    Handoko (1997) yaitu, kegiatan-kegiatan manajemen produksi dan operasi-

    operasi tidak hanya menyangkut pemrosesan manufacturing berbagai barang,

    tetapi proses produksi juga dapat berupa proses yang menghasilkan jasa.

  • 5

    2.4. Perencanaan dan Pengawasan Produksi

    Assauri (2004) mendefinisikan perencanaan dan pengawasan produksi

    (Production Planning and Control atau PPC) sebagai penentuan dan penetapan

    kegiatan-kegiatan produksi yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan

    perusahaan, dan mengawasi kegiatan pelaksanaan dari proses dan hasil

    produksi, agar apa yang telah direncakan dapat terlaksana dan tujuan yang

    diharapkan dapat tercapai. Sedangkan perencanaan produksi (production

    planning) adalah perencanaan dan pengorganisasian sebelumnya mengenai

    orang-orang, bahan-bahan, mesin-mesin dan peralatan lain serta modal yang

    diperlukan untuk memproduksi barang-barang pada suatu periode tertentu di

    masa depan sesuai dengan yang diperkirakan atau diramalkan. Barang yang

    direncanakan tersebut harus memenuhi beberapa syarat, yaitu :

    1. Bahwa barang tersebut harus dapat diproduksi atau dibuat pada waktu itu.

    2. Bahwa barang tersebut harus dapat dikerjakan dengan atau oleh pabrik ini.

    3. Bahwa barang tersebut harus sesuai atau dapat memenuhi atau dicocokkan

    dengan keinginan pembeli sesuai dengan ramalan baik mengenai harga,

    kuantitas, kualitas dan waktu yang dibutuhkan.

    2.5. Sistem Produksi

    Pada umumnya, suatu sistem produksi adalah proses pengubahan

    masukan-masukan sumber daya menjadi barang-barang dan jasa-jasa yang

    lebih berguna. Masukan-masukan ke dalam sistem ini adalah bahan mentah,

    tenaga kerja, modal, energi dan informasi. Masukan-masukan ini diubah

    menjadi barang-barang dan/atau jasa-jasa oleh teknologi proses merupakan

    metoda atau cara tertentu yang digunakan untuk proses transformasi.

    Perubahan teknologi akan merubah cara satu masukan digunakan dalam

    hubungannya dengan masukan yang lain, mungkin juga merubah keluaran-

    keluaran yang diproduksi (Assauri, 2004).

  • 6

    Gambar 1. Sistem Produksi dan Operasi (Assauri, 2004)

    2.6. Mutu

    Menurut Assauri (2004) dalam perusahaan pabrik, istilah mutu diartikan

    sebagai faktor-faktor yang terdapat dalam suatu barang atau hasil yang

    menyebabkan barang atau hasil tersebut sesuai dengan tujuan untuk apa

    barang atau hasil tersebut itu dimaksudkan atau dibutuhkan. Menurut Deming

    mutu harus bertujuan memenuhi pelanggan sekarang dan masa datang.

    Feigenbaum mengatakan mutu merupakan keseluruhan gabungan

    karakteristik produk dan jasa yang meliputi marketing, engeneering, dan

    maintenance maka produk dan jasa dalam pemakaian akan sesuai dengan

    harapan pelanggan. Goetsch dan Davis mengemukakan bahwa mutu adalah

    suatu kondisi dinamis yang berkaitan dengan produk, pelayanan, orang,

    proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi apa yang diharapkan.

    (Standar Nasional Indonesia) SNI adalah keseluruhan ciri dan karakteristik

    produk dan jasa yang kemampuannya dapat memuaskan kebutuhan, baik

    yang dinyatakan secara tegas maupun tersamar.

    2.7. Perencanaan dan Pengendalian produksi

    Assauri (2004) mengatakan, perencanaan dan pengendalian produksi

    adalah penentuan dan penetapan kegiatan-kegiatan produksi yang akan

    dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan pabrik tersebut, dan mengawasi

    kegiatan pelaksanaan dari proses dan hasil produksi, agar apa yang telah

    direncanakan dapat terlaksana dan tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

    Informasi Umpan balik

    Masukan Bahan Tenaga

    Kerja Mesin Energi Modal Informasi

    Transformasi Proses

    Konversi

    Keluaran Barang atau

    Jasa

  • 7

    Kusuma (2002) mendefinisikan perencanaan dan pengendalian produksi

    adalah merencanakan dan mengendalikan aliran material ke dalam, di dalam,

    dan keluar pabrik sehingga posisi keuntungan optimal yang merupakan

    tujuan perusahaan dapat dicapai, dan pengendalian produksi dimaksudkan

    untuk mendayagunakan sumber daya produksi yang terbatas secara efektif,

    terutama dalam usaha memenuhi permintaan konsumen dan menciptakan

    keuntungan bagi peusahaan. Biegel dalam Assauri (2004) mengatakan

    hubungan pengendalian produksi terhadap keseluruhan organisasi

    manufaktur yang terutama ialah sebagai alat pengendali aliran informasi,

    pengendalian produksi sendiri berkaitan erat dengan fungsi-fungsi di luarnya,

    sehingga komponen di dalam produksi memiliki interaksi.

    Gambar 2. Proses Pengambilan Keputusan Pengendalian Produksi (Biegel

    dalam Assauri, 2004)

    2.8. Ban

    Ban didefinisikan sebagai lingkaran besi atau karet yang melingkupi

    bagian luar roda. Ban mempunyai berbagai macam tipe yang berbeda-beda

    berasal dari konstruksi dan material yang berbeda-beda pula. Ban Radial

    adalah tipe ban dengan carcass cord yang tegak lurus terhadap garis tengah

    tread (dalam arah radial) dan bagian tread dilengkapi dengan enforcing belt.

    Ban jenis ini memiliki drivability yang sempurna, stabil, tahan

    pakai,menghasilkan lebih sedikit panas, mempunyai rolling resistance yang

    lebih kecil,dan mampu menghemat bahan bakar. Kebalikannya dari itu, ban

    MASUKAN BAHAN BAKU

    Perencanaan

    AKTIVITAS PRODUKSI

    Perencanaan produksi dan

    kapasitas

    PEMASARAN PRODUK

    JADI

    Peramalan permintaan

    ALIRAN BAHAN

    ALIRAN BAHAN

    ALIRAN PERENCANAAN

    ALIRAN PERENCANAAN

  • 8

    yang digunakan pada masa lalu, mempunyai carcass cord yang tersusun pada

    sudut (bias) dengan memperhatikan garis tengah dari tread. Inilah yang

    sekarang disebut ban bias.

    Ban Tubeless adalah tipe ban yang mempunyai lapisan karet spesial

    (lapisan dalam) dengan sedikit air permeability pada bagian dalam dan

    menggunakan material yang tahan bocor pada bagian bead sebagai pengganti

    tube. Ban jenis ini tidak akan mudah kempis bahkan ketika terkena paku pada

    saat digunakan.

    Ban Tube adalah tipe ban dengan tube (selang melingkar) dalam yang

    diisi dengan udara. Ban ini khusus digunakan pada musim dingin (Ban

    Studless dan Ban salju). Ban musim dingin adalah ban yang didesain untuk

    menghentikan luncuran pada jalan yang tertutup salju atau es. Ban Studless

    menggunakan campuran karet spesial yang tidak akan kehilangan pliability-

    nya bahkan pada temperatur rendah sekalipun. Ban jenis ini juga mempunyai

    alur atau lekuk desain yang spesial untuk memaksimalkan penggunaannya

    dalam jalan ber-es. Ban salju mempunyai alur atau lekuk yang lebih dalam

    dan lebih lebar dibandingkan dengan ban musim panas dan memiliki pola

    blok spesial untuk meningkatkan kemampuan tarikan dan daya rem pada

    jalan bersalju. Lebih detail tentang bagian ban akan disajikan pada Lampiran

    1 (The Japan Automobile Tire Manufactures Association, Inc., 2005)

  • 9

    III. METODE MAGANG

    3.1. Lokasi dan Waktu Magang

    Kegiatan Magang dilaksanakan selama 3 bulan terhitung mulai tanggal

    14 Februari 2005 sampai dengan 6 Mei 2005, berlokasi di PT. Elangperdana

    Tyre Industry, Citeureup Kabupaten Bogor. Departemen yang ditempati

    selama kegiatan magang ialah, Departemen Engineering, Departemen

    Pengemasan dan Penggudangan, dan Pengendalian Perencanaan Produksi.

    Pada bulan pertama kegiatan magang ini dimulai dengan pengenalan

    pabrik, diantaranya safety procedure untuk memasuki wilayah pabrik,

    pengenalan wilayah pabrik dan tata letak. Kemudian mulai mempelajari

    bagaimana pengendalian material dilakukan, dan pengenalan mesin-mesin.

    Bulan kedua dilibatkan dalam kegiatan penjadwalan yang dilakukan oleh

    Departemen PPC (Production Planning and Control), dilanjutkan dengan

    mempelajari kegiatan proses produksi dan proses pengendalian mutu. Masuk

    pada bulan ketiga mempelajari proses akhir produksi yang kemudian

    mengamati proses penggudangan, selanjutnya dipindahkan oleh perusahaan

    pada Departemen Engineering dan dilibatkan pula dalam beberapa rapat

    departemen tersebut. Rincian lengkap tentang jadwal magang dapat dilihat

    pada Lampiran 2.

    3.2. Metode Magang

    Metode yang digunakan pada kegiatan magang ini ialah :

    1. Bekerja Berdasarkan Arah Perusahaan

    Perusahaan memberikan arahan kepada mahasiswa magang berupa

    penempatan kerja pada departemen-departemen kerja yang berhubungan

    dengan karya tulis ilmiah yang akan dibuat oleh mahasiswa magang. Pada

    departemen-departemen yang berbeda tersebut, mahasiswa magang

    diberikan job description oleh pembimbing lapangan di perusahaan. Hal ini

    dimaksudkan agar mahasiswa magang dapat merasakan sendiri kegiatan

    yang dilakukan di departemen tersebut.

  • 10

    2. Melakukan Analisa Masalah

    Selama mahasiswa magang terlibat dalam kegiatan yang dilakukan di

    departemen-departemen perusahaan, mahasiswa juga melihat

    permasalahan-permasalahan yang terjadi. Data yang berhubungan dengan

    permasalahan didapatkan melalui observasi dan dilanjutkan dengan

    wawancara dengan pembimbing lapangan. Data yang didapatkan tersebut

    dicatat oleh mahasiswa magang untuk kemudian dianalisa dengan

    menggunakan studi literatur.

    3. Melakukan Pembahasan Terhadap Masalah

    Pembahasan masalah dilakukan oleh mahasiswa magang melalui studi

    literatur yang berhubungan dengan permasalahan. Studi literatur dilakukan

    untuk mendapatkan landasan teori terbaik dengan permasalahan yang ada.

    Sumber literatur dapat berupa buku ilmiah, karya tulis ilmiah, situs

    internet, artikel koran, dan sumber lain yang dapat memberikan ide bagi

    pemecahan masalah.

    4. Pencatatan Hasil

    Data dan informasi yang telah dipelajari dengan dukungan studi literatur

    tersebut diharapkan akan memunculkan beberapa alternatif pemecahan

    masalah atau solusi. Semua alternatif solusi yang disertai dengan masing-

    masing keunggulan dan kelemahannya kemudian akan dicocokkan dengan

    pertimbangan situasi dan kondisi perusahaan pada saat itu. Solusi terbaik

    kemudian akan direkomendasikan sebagai saran untuk perusahaan dalam

    membantu memecahkan permasalahan yang terjadi.

    5. Evaluasi Magang

    Supervisi sehari-hari dilakukan oleh pihak perusahaan untuk melihat

    apakah penulis dapat mengerti dan melaksanakan apa yang telah

    ditugaskan oleh perusahaan. Dosen pembimbing skripsi yang langsung

    mendatangi perusahaan pada bulan terakhir magang dan melakukan

    penilaian terhadap relevansi keilmuan, sikap, dan keterampilan

    berdasarkan pengamatan terhadap mahasiswa bersangkutan. Pihak

    perusahaan (pembimbing lapang) dan perusahaan juga memberikan

    masukan pada FEM IPB, agar dapat menjadi bahan pertimbangan untuk

  • 11

    pengembangan kegiatan akademik. Penilaian juga dilakukan oleh tempat

    magang (perusahaan), dimana mahasiswa diminta menjelaskan kepada

    pihak perusahaan dalam bentuk persentasi mengenai materi apa yang telah

    didapatkan dan apa yang telah dilakukan selama magang.

  • 12

    IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

    4.1.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

    PT. Elangperdana Tyre Industry merupakan perusahaan yang

    bergerak di bidang industri pembuatan ban mobil yang didirikan pada

    tanggal 15 November 1993 dan terdaftar di Departemen Kehakiman

    dengan akta nomor C2-14917. HT. 01. 01 tahun 1994 tertanggal 3

    oktober 1994, serta terdaftar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan

    dengan nomor 2238/ A.PT/ HKM/ 1994 PN. Jak-Sel.

    Industri ini berdiri atas dasar PMDN (Penanaman Modal Dalam

    Negeri) dengan modal awal sebesar lebih kurang $ 40.000.000. PT.

    Elangperdana Tyre Industry merupakan perusahaan yang berada

    dibawah naungan Elang Group bersama dengan PT. Elangperdana

    Prima Niaga & Industri yang memproduksi ban dalam mobil (tube).

    Kedua perusahaan tersebut berada dalam satu lokasi yakni di Jalan

    Elang, Desa Sukahati Citeureup Kabupaten Bogor.

    Produksi perdana PT Elangperdana Tyre Industry secara resmi

    dimulai tanggal 13 april 1997 dengan membuat ban mobil merek

    VREDESTEIN yang merupakan lisensi dari negara Belanda. Ban yang

    diproduksi adalah ban mobil jenis PCR (Passanger Car Radial) untuk

    jenis kendaraan penumpang (beban rendah). Selanjutnya diproduksi

    pula ban mobil untuk jenis kendaraan komersial (truck, bus, dan light

    truck) dengan jenis ban bias (beban tinggi). Tenaga kerja operasional,

    teknisi, dan tenaga ahli direkrut dari tenaga kerja kerja domestik,

    sedangkan tenaga peninjau dan pengawas berasal dari negara Belanda.

    Perkembangan selanjutnya, PT. EPTI disamping memproduksi

    ban dengan merek VREDESTEIN juga telah berhasil memproduksi

    dan memasarkan ban dengan merek sendiri (original product) yakni

    EPCO (Elangperdana Corporation) dengan beberapa merek dagang

    diantaranya MILLENIUM, TORNADO, IMPERIUM, dan EPCO TBS

    / LT. Semua hasil produksi ban baik merek VREDESTEIN maupun

  • 13

    EPCO dipasarkan secara domestik untuk pangsa pasar replacement

    dan original equipment, serta diekspor keluar negeri diantaranya ke

    Timur Tengah (Middle East), Malaysia, Muangthai, dan Australia.

    4.1.2. Tata Letak Pabrik

    PT. Elangperdana Tyre Industry berdiri diatas lahan seluas lebih

    kurang 18 Ha dengan luas bangunan pabrik lebih kurang 15 Ha. Lokasi

    pabrik berada di jalan Elang, Desa Sukahati Citeureup Kabupaten

    Bogor. Lokasi pabrik bisa dijangkau dengan cepat dari jalan tol

    Jagorawi (melalui pintu tol Sentul maupun Cibinong), sehingga

    memudahkan akses untuk distribusi maupun transportasi. Selain itu PT.

    EPTI terletak berdekatan dengan pabrik lain seperti PT. Sumiden Serasi

    Wire Products yang merupakan salah satu pemasok benang baja (steel

    cord) dan PT Branta Mulia, Tbk yang juga merupakan salah satu

    pemasok benang nylon (textile cord). Tata letak perusahaan secara

    keseluruhan disajikan pada Lampiran 3.

    4.1.3. Tata Letak Bangunan

    Tata letak bangunan pabrik diatur sedemikian rupa sehingga tidak

    mengganggu jalannya proses produksi dan komponen-komponen yang

    saling terkait di dalamnya (Lampiran 3). Kantor utama (main office)

    berada di dekat pintu gerbang utama untuk memudahkan akses keluar

    masuknya kendaraan operasional, staff, dan tamu perusahaan, serta

    berada agak jauh dari ruang produksi (pabrik) untuk menghindari

    kebisingan. Ruang produksi diatur berdekatan dengan Enggineering and

    Workshop Department agar memudahkan penanganan dan perbaikan

    apabila kerusakan pada mesin produksi maupun pada sarana utilitas

    pabrik.

    4.1.4. Tata Letak Mesin

    Ruangan produksi diatur secara memanjang dengan mengikuti alur

    pergerakan material yang dihasilkan oleh masing-masing seksi.

    Penempatan ruangan untuk proses mixing yang merupakan proses

    pertama dalam pembuatan ban terletak berdekatan dengan gudang

  • 14

    bahan baku (raw material warehouse). Hal ini dimaksudkan untuk

    mempermudah pengambilan bahan baku dari gudang bahan baku

    menuju mesin banbury mixer. Pigment room, tangki parafinic oil juga

    diatur berdekatan dengan ruang gudang bahan baku, hal ini

    dimaksudkan untuk memudahkan peramuan bahan-bahan kimia yang

    berasal dari gudang bahan baku pada proses mixing. Seksi mixing diatur

    berdekatan dengan seksi-seksi yang lain antara lain adalah seksi

    extruding, seksi calendar dan seksi bead. Seksi cutting diatur

    bersebelahan dengan seksi calendar, karena seksi cutting membutuhkan

    material yang dihasilkan seksi calendar.

    Pigmen Room adalah tempat untuk meracik bahan kimia sebagai

    bahan dasar coumpound diatur secara berdekatan dengan seksi mixing,

    seksi extruding, seksi calender dan seksi-seksi lain, serta gudang bahan

    baku untuk mempermudah pemeriksaan bahan baku dan material yang

    dihasilkan dari seksi-seksi tersebut di atas. Seksi radial building (PCR)

    dibagi menjadi dua tahap yaitu pre-assembling (PA) dan radial

    building. Tahap pre-assembling menyatukan produk dari seksi

    extruding (side wall) dan seksi calendar 2 roll (inner liner) sehingga

    penempatannya diatur berdekatan dengan kedua seksi tersebut.

    Sementara itu tahap radial building dilakukan dalam ruangan yang

    dilengkapi alat penyejuk udara terkontrol (controlled air conditioner) di

    sebelah ruangan pre-assembling untuk menjaga agar dimensi material

    tidak berubah. Band dan bias building berada di luar ruangan radial

    building. Seksi curing berada paling ujung ruang produksi karena

    proses curing merupakan tahap terakhir dalam proses produksi ban.

    Di sebelah seksi curing terdapat gudang produk jadi (tyre

    warehouse). Di dalam ruangan ini ban diinspeksi, dilakukan proses

    penggudangan dan pengemasan (wrapping). Untuk mempermudah

    pengeluaran produk jadi dan meminimisasi terjadinya antrian produk,

    gudang produk jadi memiliki tiga pintu keluar. Di samping gudang

    produk jadi dibangun kolam (pond) yang digunakan untuk menampung

    air hujan dan sebagai daerah resapan air bagi warga disekitarnya.

  • 15

    Instalasi pengolahan air terletak disamping departemen engineering,

    workshop, dan ruangan produksi untuk memudahkan penanganan

    apabila terjadi kerusakan pada saat beroperasi dan memudahkan

    distribusi air ke proses produksi.

    Letak ruangan boiler dan kompresor diatur berdekatan dengan

    Departemen Engineering, Workshop, dan instalasi pengolahan air.

    Tepat di samping ruang tempat proses curing dilakukan, terdapat tangki

    gas N2 yang dibutuhkan pada proses curing dan ruangan hot well yang

    digunakan untuk menampung air refluks dari steam dan pembangkit

    hydrolic water. Tidak jauh dari instalasi pengolahan air terdapat cooling

    tower yang berfungsi sebagai pendingin bagi mesin produksi. Ruangan

    untuk pengujian ban (tyre testing) berada di luar ruangan produksi, hal

    ini dimaksudkan untuk menghindari kebisingan dan guncangan akibat

    ledakan ban yang sedang di uji sehingga dikhawatirkan mengganggu

    jalannya proses produksi.

    Di samping ruangan produksi, Engineering Department, dan di

    depan instalasi pengolahan air terdapat ruang cement dan colour

    marking pada tread. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan

    perpindahan material (cement dan colour marking) dari ruangan cement

    house ke ruangan produksi, dan juga untuk menghindari bahaya

    kebakaran karena di ruangan cement house banyak bahan-bahan yang

    mudah terbakar (flamable) seperti texin dan compound. Tata letak mesin

    secara keseluruhan disajikan pada Lampiran 4.

    Tata letak yang ada pada PT. EPTI sudah baik, bila rencana

    produktifitas semakin tinggi pada tahun-tahun mendatang maka akan

    dibutuhkan ruang untuk mesin baru. Perluasan pabrik dinilai harus

    dilakukan bila terjadi penambahan produktifitas, karena tata letak saat

    ini kurang memadai bila adanya penambahan mesin-mesin baru.

    4.1.5. Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan

    PT. Elangperdana Tyre Industry dalam menjalankan seluruh

    kegiatannya, dipimpin oleh seorang direktur dan dibantu oleh seorang

    wakil direktur yang dipilih oleh dewan komisaris. Presiden direktur

  • 16

    membawahi dewan direksi yang terdiri dari Direktur keuangan (Finance

    Director), Direktur Manajemen Material (Material Management

    Director) serta Direktur Pemasaran (Marketing Director).

    Masing-masing direktur tersebut membawahi beberapa

    departemen yang dipimpin oleh seorang manajer. Setiap staff yang

    memegang jabatan tersebut memiliki deskripsi tugas yang berbeda-beda

    dan dalam pelaksanaannya tidak dapat terlepas dari deskripsi tugas staff

    yang berasal dari departemen yang lainnya, baik yang berada diatas

    maupun di bawahnya.

    Presiden Direktur dibantu oleh seorang wakil Presiden Direktur

    yang membawahi Manajer Pabrik (Plant General Manager) dalam

    melaksanakan tanggung jawabnya. Adapun deskripsi tugas dari masing-

    masing komponen dalam Dewan Direksi adalah sebagai berikut :

    1. Presiden Direktur

    Bertanggungjawab baik ke dalam maupun keluar perusahaan yang menyangkut seluruh kegiatan usaha yang dilakukan oleh

    perusahaan.

    Mengawasi Wakil Presiden direktur dalam melaksanakan tugasnya.

    2. Wakil Presiden Direktur

    Membantu presiden direktur dalam membuat kebijakan perusahaan.

    Membantu Presiden Direktur dalam mengoperasikan dan mengorganisasikan seluruh kegiatan perusahaan.

    Mengawasi secara langsung kinerja departemen yang dibawahinya, antara lain :

    a) (Research and Development) R & D Departement

    Melakukan penelitian untuk mengembangkan proses

    produksi yang meliputi penetapan standar atau spesifikasi

    yang dituangkan dalam kartu proses (process card).

    Melakukan perancangan dan inovasi terhadap produk baru

    (trial).

  • 17

    Melaksanakan inspeksi terhadap bahan baku (raw material),

    material setengah jadi (material in process), dan produk jadi.

    b) (Quality Assurance) QA Departement

    Menetapkan dan mengendalikan sistem kualitas (quality

    system).

    Bertanggungjawab terhadap kualitas produk yang dihasilkan

    oleh setiap lini produksi.

    Melaksanakan inspeksi terhadap produk akhir (ban).

    3. Direktur Keuangan

    Mengawasi dan menangani keuangan perusahaan. Mengawasi keluar masuknya uang (cash flow) dan biaya

    produksi.

    Menghitung keuntungan dan kerugian yanng diderita oleh perusahaan.

    Mengawasi kinerja departemen yang dibawahinya yakni departemen pengembangan sumber daya manusia dan masalah

    umum atau Human Resources Development and General Affair

    Departement (HRD & GA Departement) yang memiliki deskripsi

    tugas sebagai berikut :

    Melakukan perekrutan tenaga kerja baru.

    Bertanggungjawab terhadap keselamatan dan kesehatan kerja

    (K3).

    Bertanggungjawab terhadap perawatan dan kebersihan fasilitas

    pabrik.

    Bertanggungjawab terhadap kesejahteraan tenaga kerja.

    Mengadakan pelatihan (training) dan pendidikan bagi tenaga

    kerja.

    4. Direktur Pemasaran

    Melakukan riset pasar dan perencanaan penjualan. Melakukan promosi dan penjualan produk kepada masyarakat.

  • 18

    5. Direktur Manajemen Material

    Bertanggungjawab terhadap pembelian mesin-mesin, peralatan dan bahan baku.

    Bertanggungjawab terhadap persediaan mesin-mesin, peralatan dan bahan baku.

    Melakukan survei dan adaptasi terhadap sumber (pemasok) bahan baku yang baru.

    6. Manajer Pabrik

    Bertanggungjawab kepada wakil presiden direktur terhadap kinerja departemen yang dibawahinya.

    Mengkoordinasikan departemen-departemen yang berada di bawahnya agar dapat menjalankan tugasnya masing-masing,

    meliputi :

    a) Departemen Produksi (Production Departement) :

    Menjalankan produksi berdasarkan order yang telah

    ditetapkan sebelumnya PPC Department.

    Melakukan perbaikan-perbaikan akibat kesalahan produksi,

    scrap, dan mengakibatkan biaya produksi yang berlebihan.

    Mengadakan perbaikan terhadap kapabilitas produksi

    sehingga hasil yang didapat lebih optimal.

    Menyusun rencana produksi untuk jangka panjang dan

    jangka pendek.

    Mengontrol persediaan (stock) dan waktu pemuatan

    (loading time) untuk mesin, material dan tenaga kerja.

    b) Engineering Departement :

    Bertanggungjawab terhadap perbaikan dan pemeliharaan

    mesin produksi maupun sarana utilitas pabrik.

    Membuat penjadwalan mengenai pemeliharaan mesin dan

    peralatan produksi.

    Merancang mesin baru dan instalasinya.

  • 19

    7. Representative Management

    Mengadakan perencanaan untuk Departemen QA (Quality Assurance) dan menginformasikannya pada semua bagian

    manajemen.

    Mengimplementasikan dan mengikuti instruksi dari top level management dalam sistem pengembangan kualitas.

    Mengelola keluhan dari pelanggan (costumer). Memberikan jaminan kualitas mutu dan pertimbangan kepada

    direktur dan top management secara periodik pada saat

    pelaksanaan rapat dalam direksi.

    Menyediakan sarana bagi tamu dan unsur luar perusahaan atau audit pelanggan dan mengkoordinasikannya pada semua bagian

    atau unit manajer yanng terlibat.

    Mengimplementasikan pelatihan sistem kualitas manajemen dan pelatihan khusus secara periodik untuk staff QA.

    Pada bulan Mei 2005 PT. Elangperdana Tyre Industry telah

    memperkerjakan 650 orang karyawan, yang terbagi menjadi karyawan

    operasional sebanyak 497 orang dan non operasional 153 orang.

    Hubungan kerja antara karyawan dengan pihak perusahaan tertuang

    dalam Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) yang mengacu kepada UU

    no.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, dan bertujuan untuk

    mencapai Hubungan Industrial Pancasila (HIP) sebagai salah satu syarat

    terciptanya hubungan yang harmonis antara pengusaha dan pekerja

    dalam upaya mewujudkan kepentingan bersama sehingga dapat

    meningkatkan produktifitas perusahaan.

    Karyawan staf kantor bekerja selama lima hari dalam seminggu

    tanpa shift, dengan waktu kerja sebagai berikut :

    Hari kerja Senin sampai dengan Kamis, bekerja dari jam 08.00-17.00 WIB dengan waktu istirahat jam 12.00-13.00 WIB.

    Hari Jumat, mulai bekerja jam 08.00-17.00 WIB dengan waktu istirahat jam 11.45-12.45 WIB karena sebagian karyawan

    melaksanakan ibadah sholat Jumat.

  • 20

    Sedangkan karyawan yang tugasnya berkaitan dengan kegiatan

    produksi, bekerja selama enam hari dalam seminggu, dan terbagi

    menjadi dalam empat grup dalam 2-3 shift dan terjadi pergiliran shift

    setiap lima hari. Setiap grup terdiri dari 5-6 orang untuk setiap seksi.

    Waktu kerja karyawan produksi sebagai berikut :

    Shift 1 : bekerja dari jam 08.00 sampai 16.10 WIB dan waktu istirahat pada jam 12.00-13.00 WIB,kecuali pada hari Jumat

    menjadi jam 11.45-12.45 WIB.

    Shift 2 : bekerja dari jam 16.00 sampai 24.10 WIB dan waktu istirahat pada jam 18.00-19.00 WIB.

    Shift 3 : bekerja dari jam 24.00 sampai 08.10 WIB dan waktu istirahat pada jam 03.00-04.00 WIB.

    Ketentuan jam kerja yang diberikan oleh perusahaan adalah 40

    jam per minggu, untuk selebihnya diperhitungkan sebagai waktu

    lembur. Bagi karayawan yang bekerja paling sedikit 20 jam secara terus

    menerus (jam kerja normal ditambah dengan jam kerja lembur) pada

    hari terkait, maka pada hari kerja berikutnya diberikan waktu istirahat

    selama 1 hari kerja dengan upah dibayar penuh.

    Sebelum memulai bekerja, setiap karyawan diwajibkan mengikuti

    senam taiso selama 15 menit. Senam ini dilakukan untuk mengurangi

    kecelakaan kerja akibat kondisi tubuh karyawan yang kurang fit dan

    Senam taiso ini berlaku untuk karyawan yang bekerja pada shift 1 dan

    shift 2.

    Setiap karyawan berhak untuk mengambil cuti setelah bekerja

    selama 12 bulan (1 tahun) berturut-turut. Ketentuan jumlah hari yang

    diambil untuk cuti dilakukan berdasarkan atas persetujuan perusahaan

    dan atasan. Sebagai contoh misalkan masa kerja karyawan 1 tahun,

    maka junlah cuti yang diperbolehkan adalah selama 12 hari dengan

    perincian 3 hari pertama berdasarkan persetujuan perusahaan dan 9 hari

    sisanya berdasarkan persetujuan atasan. Ketentuan lebih rinci mengenai

    jumlah hari yang dapat diambil untuk cuti adalah sebagai berikut :

  • 21

    Tabel 2. Ketentuan cuti tahunan dan cuti panjang karyawan PT. EPTI

    Sumber: PT. EPTI, 2004

    PT EPTI menetapkan batasan umur karyawan 55 tahun untuk

    memasuki masa pensiun, namun apabila tenaga dan pikirannya masih

    dibutuhkan oleh perusahaan maka karyawan tersebut masih dapat

    bekerja dengan sistem perpanjangan atau sistem kontrak dengan izin

    dari perusahaan. Dalam melakukan proses perekrutan karyawan baru,

    PT. EPTI mengacu pada UU No.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan

    dan pasal-pasal di dalam Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) tentang

    prosedur perekrutan tenaga kerja.

    Setiap karyawan mendapat upah yang besarnya berdasarkan

    peraturan dan perundang-undangan yang berlaku dan dapat juga

    ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara pekerja secara individual

    dengan pengusaha dan mengacu kepada Kesepakatan Kerja Bersama

    (KKB). Besarnya upah yang diterima oleh karyawan paling sedikit

    sama dengan Upah Minimum Regional (UMR).

    Selain upah pokok, karyawan juga mendapatkan tunjangan-

    tunjangan antara lain tunjangan jenis pekerjaan, uang lembur, uang

    premi kehadiran, uang transport, uang pergantian tanggung jawab kerja

    apabila ada karyawan yang memperoleh panggilan darurat, tunjangan

    pernikahan, tunjangan senioritas, tunjangan kematian, tunjangan hari

    raya, dan beasiswa bagi anak karyawan yang menjadi anak asuh bagi

    perusahaan.

    Karyawan juga diberikan fasilitas transportasi dengan

    disediakannya bus jemputan dengan mendapat subsidi dari perusahaan

    yang disediakan untuk karyawan operasional. Seluruh karyawan

    Masa Kerja

    ( Tahun )

    Cuti Tahunan

    ( Hari )

    Cuti Panjang

    ( Hari )

    Jumlah

    ( Hari )

    1-5 tahun 12 hari 0 12 hari

    >5 10 tahun 12 hari 3 hari 15 hari

    >10 15 tahun 12 hari 6 hari 18 hari

    >15 tahun 12 hari 9 hari 21 hari

  • 22

    diikutsertakan dalam program Jaminan Sosial Tenaga Kerja

    (JAMSOSTEK) dan Asuransi Kesehatan (ASKES). Fasilitas lain yang

    diberikan oleh perusahaan meliputi fasilitas ibadah, koperasi, lapangan

    parkir, lapangan olahraga dan jatah makan di kantin perusahaan.

    4.1.6. Produk dan Jangkauan Pasar

    PT. Elangperdana Tyre Industry memproduksi ban mobil yang

    terdiri dari ban radial dan ban bias. Ban radial umumnya digunakan oleh

    kendaraan ringan atau beban rendah (Passanger Car Radial atau PCR)

    seperti kendaraan pribadi, sedangkan ban bias digunakan untuk

    kendaraan beban tinggi seperti truk dan bus.

    Beberapa ban diproduksi oleh PT. EPTI dengan merek EPCO,

    yaitu MILLENIUM, ACCELERA, dan IMPERIUM. Sedangkan ban

    radial yang diproduksi dengan merek lisensi VREDESTEIN adalah T-

    TRAC, PROTRAC dan QUATRAC. Untuk ban bias hanya diproduksi

    dengan merek EPCO diantaranya EP MILLER, EP LUG dan MT

    PRIMA. Profil produk PT. EPTI secara lebih rinci disajikan pada

    Lampiran 5 atau dapat mengakses langsung pada situs resmi milik PT.

    EPTI www.eptyres.com.

    Jangkauan pasar dari produk ban yang dihasilkan oleh PT. EPTI

    meliputi kawasan benua Asia seperti Muangthai, Cina, Malaysia, dan

    Timur Tengah. Produksi PT EPTI banyak diproritaskan untuk

    memenuhi kebutuhan ekspor, sehingga masalah mutu menjadi perhatian

    yang sangat penting, namun akibatnya produk PT EPTI kurang banyak

    dikenal di tanah air (Indonesia). Hal ini dianggap lebih menguntungkan

    bagi perusahaan, karena pasar ekspor melakukan pembayaran lebih

    awal. Kondisi ini tidak terjadi pada pasar domestik yang menggunakan

    sistem kredit, sehingga target pasar perusahaan lebih fokus kepada pasar

    ekspor. Permasalahan yang terkait pada produk dan jangkauan pasar

    ialah kurang dikenalnya produk di dalam negeri, untuk memperluas

    jangkauan pasar dalam negeri PT. EPTI perlu melakukan penambahan

    produksi agar permintaan pasar dalam negeri dapat terpenuhi.

  • 23

    4.2. BAHAN BAKU DAN SARANA PRODUKSI

    4.2.1. Bahan Baku

    Bahan baku yang digunakan untuk membuat compound (bahan

    dasar pembuatan ban) terdiri dari :

    1. Polimer

    Karet Alam (Natural Rubber) Jenis Karet alam yang digunakan adalah (Standard Indonesian

    Rubber) SIR 20 untuk pembuatan ban dan (Ribbed Smoked Sheet)

    RSS yang digunakan untuk pembuatan colour marking pada tread

    yang seluruhnya diperoleh dari dalam negeri.

    Karet Sintetik (Synthetic Rubber) Karet sintetik yang digunakan hampir seluruhnya diimpor dari luar

    negeri, antara lain berasal dari Korea Selatan, Cina, dan Rusia.

    Adapun jenis karet sintetik yang digunakan adalah (Styrene

    Butadine Rubber) SBR 1502, SBR 1500 (KOSYN 1500), SBR

    1712 (KOSYN 1712), Poly Butaddiene Rubber, Chloro Butyl

    Rubber, BR 9000 (Cis Butadiene Rubber) dan karet reklim yang

    merupakan hasil daur ulang dari karet yang tervulkanisasi.

    2. Bahan Pengisi (Filler)

    Bahan pengisi seluruhnya diimpor dari Korea Selatan dan Australia.

    Bahan pengisi ada yang bersifat aktif dan non aktif. Filler aktif

    terdiri dari carbon black yang berfungsi sebagai reinforcing agent

    dan silika yang mempengaruhi sifat fisik dari compound yang

    dihasilkan. Berdasakan strukturnya, jenis carbon black yang banyak

    digunakan terdiri atas N220 (untuk ban bias), N330, N339 (untuk

    ban radial), N350, N550 dan N660 (untuk carcass). Sedangkan filler

    non aktif hanya berfungsi sebagai bahan pengisi untuk memperbesar

    volume dan yang biasa digunakan adalah kaolin dan kalsium

    karbonat.

    3. Bahan Pelunak (Softener)

    Bahan pelunak yang digunakan terdiri dari castor oil, parafinic oil

    dan napthanic oil.

  • 24

    4. Accelerator

    Accelerator berfungsi untuk mempercepat reaksi pemasakan

    (vulkanisasi) bahan-bahan penyusun ban. Accelerator ada yang

    bersifat primer (DBBS, FBS, dan CBS) dan sekunder (MPTS, DPG,

    TMTT).

    5. Activator

    Activator merupakan bahan untuk mengaktifkan kerja accelerator.

    Bahan yang digunakan adalah stearic acid dan zinc oxide.

    6. Vulcanisator

    Vulcanisator digunakan bersama-sama dengan accelerator agar

    proses pematangan karet lebih cepat. Bahan yang digunakan sebagai

    vulcanizing agent terdiri atas sulfur. Sulfur yang digunakan terdiri

    atas sulfur 10% OT (Oil Traded), 20% OT,dan 4 %OT.

    7. Anti Degradan

    Anti Degradan berfungsi sebagai bahan pengawet agar kerusakan

    material selama proses dan penyimpanan dapat berkurang. Bahan

    tersebut dapat berupa anti oksidan dan anti ozonan. Bahan yang

    sering digunakan adalah TMQ, IPPD, dan protector wax.

    8. Processing Aid

    Processing Aid merupakan bahan yang digunakan untuk

    mempermudah proses. Processing aid dapat berupa homogenizer

    (struktol 40 MS), releasing agent untuk mengurangi kelengketan

    (anti adhesive) compound misalnya rhenodiv dan promol, penurun

    viskositas (aktiplast M), thacknifier (zinc stearat, fenol, dan

    formalin) untuk merekatkan compound dengan steel.

    9. Benang Nylon

    Benang Nylon merupakan bahan yang digunakan dalam proses 4

    roll calendaring untuk membuat material ply cord, chaffer, cap ply,

    breaker, flipper, dan cap strip.

    10. Kawat Baja

    Kawat Baja Merupakan komponen yang digunakan untuk membuat

    steel belt pada proses 4 roll calendaring dan proses bead making.

  • 25

    11. Resin

    Resin digunakan untuk memperkuat compound, memperkuat gaya

    adhesi antara benang dengan compound pada coated cord.

    4.2.2. Sarana Utilitas

    1. Boiler

    Boiler digunakan untuk menghasilkan steam yang digunakan

    pada proses calendaring untuk memanaskan roll dan pada proses

    curing untuk pemanasan green tyre. Tipe boiler yang digunakan

    adalah tipe boiler pipa api yang berjumlah tiga buah dan masing-

    masing memiliki kapasitas 10 Ton air.

    Bahan bakar yang digunakan untuk menghasilkan steam adalah

    solar dan natural gas, dengan penggunaan solar sebagai bahan bakar

    dalam keadaan darurat. Boiler memiliki tekanan output sebesar 14,5

    Bar (konstan) dan temperatur outputnya sebesar 2700C (berupa uap

    panas). Sementara itu air yang digunakan berasal dari instalasi

    pengolahan air dan refluks dari penggunaan steam (kondensasi) dan

    cooling water.

    2. Instalasi Pengolahan Air

    Unit ini dibangun untuk memenuhi kebutuhan air bersih pada

    proses produksi maupun untuk fasilitas pabrik sebesar lebih kurang

    400 m3 per hari. Sumber air yang digunakan berasal dari air sungai

    yang mengalir tidak jauh dari area pabrik. Unit terdiri dari waduk

    penampung air sungai (Waduk Prawoto), tangki claryfier (digunakan

    untuk memisahkan padatan terlarut dengan padatan tidak terlarut

    didalam air), kolam penampung (pond) dan tangki penyaring (sand

    filter).

    Tangki claryfier yang digunakan berjumlah satu unit dan

    memiliki kapasitas sebesar 100 m3 per hari. Air yang keluar dari tangki

    claryfier dialirkan pada kolam penampung yang berjumlah dua unit

    dengan kapasitas sebesar 350 m3 per kolamnya. Di dalam kolam ini air

    yang keluar dari tangki clarifier diendapkan dengan mencampurkan

    PAC (Poly Aluminium Chloride) dan soda abu. Tangki penyaring

  • 26

    (sand filter) terdiri dari dua unit yang dipasang secara seri. Tangki ini

    berfungsi untuk menyaring air dengan menggunakan pasir silika, yang

    dialirkan dari kolam penampung.

    3. Cooling Tower

    Cooling Tower digunakan sebagai unit pendingin dan pengatur

    suhu pada mesin produksi seperti banbury mixer, calendar, extruder,

    miller, dan hydrolic pump pada proses curing. Cooling Tower mampu

    menghasilkan air pendingin (cooling water) sebesar 24 m3 per jam

    dengan menggunakan sumber air yang berasal dari instalasi

    pengolahan air dan refluks dari proses pendinginan. Perpindahan

    panas terjadi dari air ke udara dengan menggunakan dua kipas (fan)

    yang berputar dengan kecepatan tinggi dan terintegrasi dengan cooling

    tower.

    4. Pompa Hidrolik

    Pompa hidrolik digunakan untuk memompa fluida dari cooling

    tower yang digunakan untuk menggerakkan center post (bagian dari

    hidrolik untuk menurunkan dan mengangkat mesin) pada mesin

    curing. Medium fluida yang digunakan berasal dari oli hidrolik dan

    steam yang diperoleh dari unit pembangkit di ruangan hot wheel.

    Medium fluida yang berasal dari cooling tower berupa cool water

    digunakan untuk memproduksi bias, sedangkan medium fluida yang

    berasal dari oli hidrolik digunakan untuk memproduksi ban radial.

    5. Kompresor

    Kompresor digunakan untuk menghasilkan udara bertekanan

    yang dibutuhkan dalam proses produksi. Tipe kompresor yang

    digunakan adalah kompresor ulir (screw compressor) dengan daya

    sebesar 225 KW. Berdasarkan outputnya, kompresor yang digunakan

    digolongkan menjadi high compressor yang berjumlah dua unit dan

    mampu menghasilkan tekanan hingga 11 Bar, serta low compressor

    yang berjumlah 3 unit dan menghasilkan tekanan sebesar 3,5 Bar-7

    Bar.

  • 27

    Di dalam unit kompresor ditambahkan unit dryer yang

    berfungsi untuk mengeringkan udara yang dialirkan agar tidak

    mengandung uap air. Kebutuhan tekanan udara pada proses produksi

    terdiri atas:

    Tekanan udara 3,5 Bar: digunakan untuk menggerakkan sistem kontrol pada semua mesin.

    Tekanan udara 7 Bar: digunakan untuk menggerakkan sistem pneumatic pada semua mesin.

    Tekanan udara 11 Bar: digunakan untuk menggerakkan kontrol pendingin pada Post Cure Inflator (PCI) setelah proses curing

    berlangsung.

    6. Tanki Gas N2

    Tanki gas N2 berfunsi untuk memasok kebutuhan gas nitrogen

    yang digunakan untuk menekan bladder bagian dalam mesin curing.

    Kebutuhan gas nitrogen per harinya untuk produksi adalah sebesar 20

    Nm3 (normal meter kubik).

    7. Bahan Bakar

    Bahan bakar yang digunakan untuk proses produksi adalah

    solar dan LPG. Bahan bakar solar digunakan pada boiler dan forklift

    truck, sedangkan LPG hanya digunakan pada boiler saja.

    4.2.3. Mesin dan Peralatan Produksi

    1. Mesin Pencampur a. Banbury Mixer

    Banbury mixer digunakan untuk mencampur bahan baku pada

    proses mixing. Mesin ini berjumlah dua unit, terdiri dari line A dan

    line B dan masing-masing memiliki kapasitas 250 kg/batch. Mesin

    ini termasuk tipe pencampur internal dengan pengaduk berbentuk

    spiral dengan kecepatan putar antara 30-40 rpm.

    b. Banbury Roll II

    Banbury roll II digunakan untuk proses homogenisasi material dari

    banbury mixer yang terdiri dari dua roll pencampur. Mesin ini

  • 28

    berjumlah dua unit dan terintegrasi pada banbury mixer. Produk

    yang dihasilkan oleh mesin ini adalah compound.

    c. Bad Cop Conveyor

    Bad cop conveyor merupakan bak yang berisi air dan promol

    (nama produk bahan kimia yang langsung dibeli dari produsen

    lain) dengan perbandingan 500:1. Larutan promol berfungsi untuk

    melapisi compound agar tidak lengket (sebagai anti adhesive).

    d. Cooling Fan

    Cooling fan digunakan untuk mengeringkan compound yang telah

    dicelupkan larutan air dan promol. Alat ini dilengkapi dengan

    roller conveyor yang digunakan untuk menjemur compound pada

    saat proses pengeringan yang berlangsung pada suhu lebih kurang

    50oC.

    2. Mesin Extruding a. Triplex Extruder

    Mesin ini terdiri atas:

    Tiga buah hopper yang terdiri dari upper, middle, lower hopper yang digunakan sebagai tempat untuk memasukkan compound

    ke dalam extruder;

    3 buah silinder ulir (screw) yang terdiri dari upper, middle, dan lower screw;

    Preformer yang merupakan cetakan dari aliran compound; Channel insert yang berfungsi membentuk aliran compound

    dari tiga buah hopper;

    Final die yang menyatukan ketiga compound keluar dari extruder;

    Take away conveyor yang berfungsi untuk memindahkan material (tread atau side wall) menuju shrinkage conveyor;

    Shrinkage conveyor berfungsi untuk mendapatkan penyusutan dari material yang diinginkan dengan kecepatan tiap segmennya

    yang dapat diatur;

  • 29

    Colour marker digunakan untuk memberikan warna pada permukaan tread dan kombinasi warna yang terjadi pada tread

    tergantung pada size ban yang diproduksi;

    Inline conveyor yang berfungsi untuk memindahkan material menuju cooling line;

    Mesin chiller digunakan untuk mengeringkan material; Decline conveyor yang berfungsi untuk memindahkan material

    menuju cross cutter;

    Cross cutter digunakan untuk memotong material pada bagian awal dan bagian akhir gulungan, serta material yang out of

    spesification;

    Weighing scale digunakan untuk menimbang berat material secara otomatis;

    Wind up station merupakan tempat untuk penggulungan material yang sesuai spesifikasi dengan menggunakan reel.

    b. Duplex Extruder

    Duplex extruder memiliki komponen mesin yang sama dengan

    Triplex Extruder, yaitu dua buah hopper yang terdiri dari upper

    hopper dan lower hopper, dua buah silinder ulir (screw), yakni

    upper screw dan lower screw, Warming up roll yang digunakan

    untuk menghomogenkan compound, mesin calendaring yang

    terintegrasi dalam unit cushion mill dan terdiri dari dua roll

    pemanas dan screw untuk melapisi tread dengan cushion,

    preformer, channel insert (membentuk aliran compound dari dua

    buah hopper), final die, take away conveyor, shrinkage conveyor,

    weighing scale, inline conveyor, cooling line, decline conveyor,

    dan roll knife pada bagian skiver berfungsi untuk memotong tread

    dan side wall untuk ban bias.

    3. Mesin Calendar a. Mesin Warming Up Roll

    Mesin ini berfungsi untuk menghomogenkan kembali compound

    yang berasal dari proses mixing. Mesin ini terdiri dari dua buah

  • 30

    drum yang berputar berlawanan arah. Secara mekanis mesin ini

    terbagi menjadi dua buah mesin, yaitu breaking mill yang

    berfungsi untuk melumatkan compound agar homogen, serta

    feeding mill yang berfungsi memindahkan compound pada

    conveyor. Pada feeding mill terdapat pisau pemisah yang

    digunakan untuk memperkecil lebar compound agar dapat

    melewati conveyor.

    b. Mesin 4 Roll Calendar

    Mesin ini digunakan untuk melapisi benang nylon dan kawat baja

    dengan compound.

    c. Mesin 2 Roll Calendar

    Mesin ini digunakan untuk memproduksi compound tipis yang

    disebut inner liner, squeege, dan edge gum. Mesin ini terdiri atas

    dua roll yang diatur sedemikian rupa sehingga roll atas bersuhu

    90oC dan roll bawah 80oC. Pada mesin 2 roll calendar terdapat

    pula unit mesin breaking mill dan feeding mill yang digunakan

    untuk melumatkan compound agar homogen. Kapasitas produksi

    mesin ini untuk inner liner adalah 120 m/reel, squeege 100 m/reel,

    dan untuk edge gum 100 m/reel.

    4. Mesin Pemotong (Cutting) Mesin pemotong terdiri atas cutting steel, bias cutter radial,

    cap ply & rubber slitter, bias cutter bias, textile slitter, dan cap strip

    winder. Uraian lebih lengkap tentang pemotong tersebut disajikan

    sebagai berikut.

    a. Cutting Steel

    Mesin ini digunakan untuk memotong coated steel dengan sudut

    tertentu (40o-70o) untuk kemudian disambung lagi secara otomatis

    (auto joint). Produk yang dihasilkan oleh mesin ini adalah steel

    belt yang digunakan pada ban radial.

  • 31

    b. Bias Cutter Radial

    Mesin ini digunakan untuk memotong coated cord dengan sudut

    90o terhadap garis tengah (central line) coated cord. Produk yang

    dihasilkan oleh mesin ini adalah ply cord untuk ban radial.

    c. Cap Ply & Rubber Slitter

    Mesin ini digunakan untuk memotong coated cord menjadi

    potongan dengan ukuran (lebar) yang lebih kecil, disebut cap ply

    dan mother cap strip.

    d. Bias Cutter Bias

    Mesin ini digunakan untuk memotong coated cord menjadi ply

    cord untuk ban bias, mother chaffer, mother breaker dan mother

    flipper.

    e. Textile Slitter

    Mesin ini digunakan untuk memotong mother chaffer, mother

    breaker dan mother flipper menjadi chaffer, breaker, dan flipper.

    f. Cap Strip Winder

    Mesin ini digunakan untuk memotong mother cap strip sehingga

    lebarnya berkurang, yang disebut cap strip dan menggulungnya

    (wind up).

    Prinsip kerja semua mesin yang digunakan pada proses cutting

    adalah operasi pemotongan material berwalanan dengan arah benang

    (coated cord) atau kawat baja (coated steel), kemudian

    menyambungnya lagi (joint) dan digulung (wind up).

    5. Mesin Bead Making Mesin bead making terdiri atas mesin stranding, mesin

    winding, dan mesin bead covering. Uraian lebih lengkap tentang

    mesin bead making ini disajikan sebagai berikut.

    a. Mesin Stranding

    Mesin ini digunakan untuk melapisi kawat baja dengan compound.

    Mesin ini dilengkapi dengan wire heater untuk memanaskan kawat

    agar kadar airnya berkurang dan mudah dibentuk, serta bead

    extruder yang digunakan untuk memanaskan compound dan

  • 32

    melapisi kawat baja dengan compound. Produk yang dihasilkan

    oleh mesin ini disebut dengan insulated bead.

    b. Mesin Winding

    Mesin ini digunakan untuk membentuk insulated bead menjadi

    lingkaran yang ukurannya sesuai dengan rim ban yang akan dibuat.

    c. Mesin Bead Apexing dan Bead Flippering

    Mesin ini digunakan untuk membuat bead apex pada ban radial

    (bead apex machine line 1-2) dan bead apex flippering pada ban

    bias (bead apex machine line 3).

    d. Mesin Bead Covering

    Mesin ini digunakan untuk melapisi bead apex flipper dengan

    bead tape agar lebih kuat, khususnya untuk ban bias jenis TB

    (Truck dan Bus) dan LT (Light Truck).

    6. Mesin Pre-Assembling (PA) Mesin ini digunakan untuk menyatukan side wall dengan inner

    liner dan dilengkapi dengan roll untuk menekan overlap dari kedua

    material tersebut, sehingga dapat menyatu sama lain. Selain itu mesin

    ini juga dilengkapi dengan conveyor untuk mempermudah

    penanganan material selama proses berlangsung. Produk yang

    dihasilkan oleh mesin ini adalah pre-assembled (PA) yang hanya

    digunakan pada ban radial.

    7. Mesin Perakitan Band Mesin ini digunakan untuk menyatukan band 1 (squeege dan

    ply cod), band 2 (tiga buah ply), dan band 3 (ply, cushion, dan

    breaker). Band digunakan sebagai material pada proses bias building.

    8. Mesin Building Pada mesin building ini terdapat PCR (Passanger Car Radial)

    building. Mesin ini digunakan untuk menghasilkan green tyre ban

    radial. Berdasarkan tahap pembuatannya mesin ini terbagi atas :

    1) VMI (Vredestein Machinary Industry) Machine

    Pada mesin ini tahap penyatuan material pre-assembled, ply cord,

    dan bead (first stage); dengan tahap penyatuan belt, cap ply, dan

  • 33

    tread (second stage) dilakukan pada satu mesin yang sama (mesin

    B&T, dan mesin carcass berada dalam satu mesin).

    2) CBM (Conventional Building Machine) dan MHI (Mitsubishi

    Heavy Industry) Machine

    Pada mesin ini first stage dan second stage dilakukan dalam mesin

    yang berbeda (mesin B&T, dan mesin carcass tidak berada dalam

    satu mesin).

    9. Mesin Curing Mesin ini digunakan untuk memproses green tyre menjadi tyre.

    Mesin ini dilengkapi dengan mold yang digunakan untuk green tyre

    dan bladder yang digunakan untuk memanaskan green tyre dari

    dalam, sehingga menjadi tyre. Berdasarkan jenis dan ukurannya,

    mesin curing ini terdiri atas 42 CRX-J curing press radial, 47

    CRX-J curing press radial, 47 CRX-J curing press bias, 55 CRX-B

    curing press bias, dan 63,5 CRX-B curing press bias.

    10. Peralatan Penanganan Bahan (Supporting Unit) a. Reel

    Reel digunakan untuk menggulung material seperti side wall dan

    steel belt. Diameter reel yang digunakan untuk menggulung side

    wall adalah 119 cm dengan lebar 31 cm. Sedangkan diameter reel

    yang digunakan untuk menggulung steel belt adalah 95 cm, dengan

    lebar 31 cm dan berwarna biru. Reel untuk side wall terdiri dari dua

    jenis, yaitu reel berwarna merah untuk menggulung side wall

    bagian kiri dan reel berwarna biru untuk menggulung side wall

    bagian kanan.

    b. Tread Booking Cart

    Alat ini digunakan untuk mengumpulkan tread dan ban bias pada

    tray yang tersedian dalam alat ini. Satu tread booking cart terdiri

    atas 20 tray, dengan kapasitas masing-masing tread adalah 2 4

    buah tread.

  • 34

    c. Reel Booking Cart

    Alat ini digunakan untuk mengumpulkan dan memindahkan reel.

    Kapasitas angkut alat ini adalah empat buah reel.

    d. Cap Ply, Bead Apex, dan Slitter Booking Cart

    Alat-alat ini digunakan untuk memngumpulkan gulungan cap ply,

    bead apex, dan slitter.

    e. Green Tyre Booking Cart

    Alat ini digunakan untuk mengumpulkan green tyre dari ban radial

    atau ban bias. Green Tyre (GT) booking cart untuk ban radial,

    terdiri atas GT booking cart 4 tray yang masing-masing traynya

    memiliki kapasitas 8 10 GT, dan GT booking cart 2 tray dengan

    kapasitas masing-masing raknya 4 5 GT. Sedangkan GT booking

    cart untuk ban bias terdiri dari 1 tray dengan kapasitas 4 5 GT.

    f. Battery Car

    Alat ini digunakan untuk memindahkan GT booking cart dari

    ruangan radial building ke ruangan curing. Dalam

    pengoperasiannya, alat ini menggunakan tenaga listrik yang berasal

    dari accu dan memiliki kapasitas angkut sebesar 700 lb (pounds).

    g. Electric Chain Hoist

    Alat ini digunakan untuk mengangkut dan memindahkan material

    dari satu tempat ke tempat lain dalam jarak tertentu. Alat ini

    menggunakan tenaga listrik dalam pengoperasiannya. Alat ini

    terdiri dari beberapa jenis, antara lain tipe 180o movements dengan

    kapasitas 500 kg, dan tipe + movements dengan kapasitas 2 ton

    dan 5 ton.

    h. Pallet

    Alat ini digunakan sebagai tempat untuk menumpuk material agar

    memudahkan proses perpindahan dan penanganannya. Pallet yang

    digunakan terbuat dari kayu, besi, dan plastik, dan untuk

    memindahkan material-material tersebut digunakan forklift truck.

  • 35

    i. Forklift Truck

    Alat ini digunakan untuk memindahkan material dari satu tempat

    ke tempat yang laim di dalam area pabrik. Dalam

    pengoperasiannya, alat ini menggunakan tenaga yang dihasilkan

    oleh mesin diesel.

    4.3. TEKNIS PRODUKSI BAN

    4.3.1. Teknis Produksi Ban

    Teknik proses produksi ban yang digunakan oleh PT EPTI terdiri

    dari proses Pencampuran (Mixing), Proses Extruding, Proses Calendar,

    Proses Bead Making, Proses Cutting, Seksi PCR (Passanger Car Radial)

    Building, Seksi Bias Building, Seksi Curing,dan Seksi Finishing.

    4.3.1.1. Proses Pencampuran (Mixing)

    Bahan-bahan seperti polimer, chemical rubber, carbon

    black, dan process oil dicampurkan menjadi satu ke dalam

    mesin banbury mixer line A. Suhu selama proses 160oC sampai

    dengan 165oC. Bahan hasil proses mixing lalu turun ke bawah

    melalui twin screw roll untuk pelumatan lebih lanjut yang akan

    menghasilkan compound (master batch). Kemudian compound

    didinginkan dengan menggunkan dusting agent, dan melalui

    inline conveyor, compound naik ke atas (ke dalam mesin

    banbury mixer line B) dan menjadi master batch. Proses ini

    dilakukan dengan penambahan bahan-bahan vulkanisir seperti

    sulfur dan bahan penggiat (accelerator). Proses mixing master

    batch berlangsung selama 2-2,5 menit pada suhu 90oC sampai

    dengan 95oC.

    Hasil dari proses mixing master batch turun ke banbury

    roll 1 dan 2 untuk menghomogenkan produk dan

    menghilangkan udara panas dari produk (compound).

    Compound selanjutnya melewati bad cop conveyor untuk

    dicelupkan ke dalam bak yang berisi air dan promol dengan

    perbandingan 500:1, dan kemudian dilewatkan pada cooling fan

  • 36

    yang bersuhu kurang lebih 50oC untuk mengeringkan air yang

    masih menempel pada compound. Compound kemudian

    digulung dan ditempatkan di atas pallet. Selanjutnya compound

    (final batch) didiamkan selama lebih kurang 4 jam untuk

    memenuhi waktu aging timenya dan dilakukan pemeriksaan

    terhadap compound oleh staf R&D (bagian laboratorium).

    4.3.1.2. Proses Extruding

    Pada proses extruding, compound diolah lagi oleh seksi

    extruding menjadi telapak ban (tread) dan bagian samping ban

    (side wall). Proses extruding berlangsung pada dua lini mesin,

    yaitu triplex extruder untuk memproduksi tread dan side wall

    ban radial, dan duplex extruder untuk memproduksi tread dan

    side wall ban bias. Tipe umpan (feed) pada proses extruding

    terdiri atas hot feed dan cold feed. Hal ini dimaksudkan untuk

    memenuhi spesifikasi material (tread dan side wall) yang

    diinginkan. Untuk tipe hot feed, compound dilumatkan pada

    warming up roll yang terdiri atas breaking mill untuk

    menghancurkan compound agar homogen dan feeding mill

    untuk suplai feeding strip pada screw. Temperatur compound

    harus dijaga pada suhu lebih kurang 95oC untuk memenuhi

    optimum characteristic dan pencegahan lumpy.

    Produksi tread pada triplex extruder diawali dengan

    memasukkan compound melalui tiga hopper, yaitu upper

    hopper, middle hopper, dan lower hopper sebelum masuk ke

    dalam screw extruder. Sedangkan untuk membuat side wall,

    maka compound dimasukkan melalui lower hopper dan upper

    hopper. Adanya tekanan pada screw menyebabkan compound

    keluar dari extruder melalui channel insert yang membentuk

    aliran dari tiga hopper, kemudian melalui preformer yang

    merupakan cetakan dari aliran compound dan final die yang

    menyatukan ketiga compound keluar dari extruder.

  • 37

    Tread atau side wall melalui take away conveyor dibawa

    menuju ke shrinkage conveyor yang kecepatan tiap segmennya

    dapat diatur untuk mendapatkan penyusutan yang diinginkan.

    Pada bagian ini juga dilakukan pemberian colour marking pada

    permukaan tread, yang bentuk dan kombinasi warnanya

    tergantung pada ukuran (size) ban yang diinginkan.

    Tread atau side wall dengan menggunakan weighting

    scale ditimbangper setengah meter panjang tread atau side wall

    dan dilakukan pula pengecekan lebar dari material (tread atau

    side wall) tersebut. Tread atau side wall dengan inline conveyor

    dibawa menuju cooling line dn selanjutnya dikeringkan dengan

    mesin chiller, lalu turun melalui decline conveyor.

    Tahap selanjutnya adalah precentering, dan pada tahap ini

    cross cutter tread atau side wall dipotong pada bagian awal dan

    akhir gulungan. Apabila ada material yang out of spec atau out

    of tolerance, cross cutter akan memotong bagian tersebut

    secara otomatis. Material yang out of tolerance akan melalui

    konveyor lain dan diambil oleh operator untuk dilakukan

    reprocess atau scrap. Sedangkan material (side wall) yang

    sesuai dengan spesifikasi, digulung pada bagian wind up station

    dengan menggunakan reel (reel berwarna merah untuk side

    wall bagian kiri dan reel berwarna biru untuk side wall bagian

    kanan), dan untuk tread ditempatkan pada tread booking cart.

    Penempatan seluruh material side wall dan tread mengikuti

    kaidah (First in First Out) FIFO.

    Pembuatan tread atau side wall pada duplex extruder

    menggunakan dua macam compound, yakni melalui upper

    hopper yang merupakan hot feed dan lower hopper yang

    merupakan cold feed. Bagian cold feed pada extruder

    mengirimkan compound dari skit pallet menuju slap feeder

    langsung ke screw extruder. Compound keluar melalui head

    extruder , channel insert, preformer, dan final die menjadi

  • 38

    material yang diinginkan. Selanjutnya tread atau side wall

    melalui take away conveyor, shrikage conveyor, dan weighting

    scale.

    Sebelum melalui inline conveyor, tread dilapisi dengan

    cushion dengan ketebalan 0,4 mm-0,5 mm melalui cushion unit

    dan transfer conveyor ke unit mesin calendar. Selanjutnya

    tread atau side wall melewati inline conveyor, cooling line, dan

    decline conveyor. Tread atau side wall dipotong per unit pada

    bagian skiver yang berupa roll knife dengan belt conveyor yang

    berhenti sewaktu proses pemotongan berlangsung. Pada bagian

    skiver juga dilengkapi dengan blower yang berfungsi untuk

    mempertahankan dimensi material. Selanjuntya tread atau side

    wall masuk ke weighting scale untuk mengukur berat per unit

    material.

    Tread atau side wall yang out of tolerance dipisahkan oleh

    operator untuk dilakukan reproses, sedangkan material yang

    sesuai dengan spesifikasi ditempatkan pada kereta pada booking

    station. Penempatan kereta dilakukan per unit material. Side

    wall kiri dan side wall kanan ditempatkan pada satu booking

    dengan mengikuti kaidah FIFO dan penempatan side wall tidak

    boleh tertukar. Sedangkan untuk tread ditempatkan pada tread

    booking cart yang penempatannya juga mengikuti kaidah FIFO.

    Pada prosesnya mesin triplex extruder masih sering terjadi

    kerusakan pada proses akhir, yaitu pada bagian wind up (tempat

    penggulungan hasil akhir).

    4.3.1.3. Proses Calendar

    Mesin calendar terdiri atas dua lini yakni mesin calendar

    dua roll untuk mempermudah inner liner, squeege (inner liner

    pada ban bias), dan edge gum; dan mesin calendar empat roll

    untuk memproduksi coated cord (treatment) dan coated steel.

    Inner liner merupakan lapisan karet tipis yang terdapat pada

    bagian dalam ban yang berfungsi untuk menahan angin, seperti

  • 39

    halnya pada ban dalam dan menahan bocor bila tertembus

    benda tajam.

    Sebelum memulai memproduksi coated cord dan coated

    steel pada mesin calendar empat roll, dilakukan persiapan

    bahan-bahan antara lain steel cord (benang baja) atau benang

    nylon, compound, dan gum joint. Steel cord dipasang pada

    stand spool creel room (ruangan persiapan material sebelum

    diproses, yang dikondisikan pada suhu lebih kurang 32,5oC

    dengan humiditas 30 %), hal ini dimaksudkan untuk mencegah

    perubahan dimensi dari material. Kemudian steel cord disisir

    pada bagian steel cord combplate dan kemudian disambung

    dengan lead liner (sebagai pemancing) dengan menggunakan

    gum joint pada mesin joint press. Selanjutnya steel cord

    disusun pada mesin comb roll dan dilakukan press roll agar

    sesuai dengan alurnya masing-masing, lalu menuju mesin

    calendar empat roll.

    Sementara itu untuk memproduksi coated cord, benang

    nylon dipasang pada mesin let off lalu disambungkan pada lead

    liner pemancing gum joint. Adanya material lain seperti air

    dalam benang dapat menambah berat benang sehingga harus

    dilewatkan pada heating drum bersuhu 180oC agar beratnya

    konstan. Sementara itu pada bagian lain compound dilumatkan

    pada breaking mill dan dihaluskan lagi dalam feeding mill.

    Dengan menggunakan konveyor, compound menuju mesin

    calendar dengan empat roll untuk melapisi benang nylon.

    Selanjutnya treatment menuju akumulator dan digulung dengan

    dilapisi liner kosong.

    Compound dilumatkan pada breaking mill dan feeding

    mill selama lebih kurang 10 menit selanjutnya compound

    dilewatkan menuju mesin calendar dua roll. Proses yang terjadi

    pada mesin calendar dengan dua roll adalah, suhu roll diatur

    sedemikian rupa, sehingga suhu roll atas adalah 90oC dan suhu

  • 40

    roll bawah adalah 80oC. Selanjutnya material menuju cooling

    drum untuk menurunkan suhunya, dan setelah itu material

    digulung dengan dilapisi liner kosong.

    4.3.1.4. Proses Bead Making

    Bead adalah susunan kawat baja yang dilapisi oleh

    compound agar kawat baja yang telah tersusun tidak mudah

    terlepas. Bead digunakan sebagai pencengkram ban pada velg.

    Produksi bead bertujuan untuk membuat bead apex (kawat baja

    yang menempel pada bagian velg) dan bead apex flipper(kawat

    baja yang telah dilapisi coumpund yang terletak pada bagian

    atas bead apex).

    Proses pembuatan bead ring dimulai dengan pemasangan

    bead wire heater dan sementara itu compound yang akan

    melapisi wire dimasukkan dalam extruder. Setelah keluar

    extruder, compound langsung melapisi wire yang telah

    dipanaskan, yang selanjutnya akan menghasilkan insulated

    bead.

    Proses selanjutnya adalah penggulungan insulated bead

    menjadi beberapa putaran kemudian dipotong dan

    menghasilkan bead ring. Banyaknya kawat dan jumlah putaran

    isulated bead tergantung dari ukuran ban yang akan diproduksi.

    Bead ring selanjutnya dirangkai dengan apex setelah

    dipanaskan dalam extruder, keluar melalui pre-heating die, dan

    dilewatkan pada cooling drum untuk mempertahankan

    dimensinya.

    Bead ring selanjutnya dipasang pada mesin bead apex

    dan selanjutnya dirangkai dengan apex membentuk bead apex.

    Pemotongan bead apex dilakukan secara otomatis oleh cutter

    sesuai dengan dimeter bead ring. Bead untuk ban bias selain

    dirangkai dengan apex dan flipper, terlebih dahulu dilapisi

    dengan bead tape. Selanjutnya bead covering dirangkai dengan

    apex dan flipper.

  • 41

    4.3.1.5. Proses Cutting

    Produk dari mesin 4-roll calendar yang berupa steel cord

    dan coated cord, selanjutnya dikirim ke seksi cutting untuk

    dilakukan pemotongan. Pada seksi ini terdapat tiga jenis mesin

    yang digunakan untuk memotong coated cord menjadi ply cord

    untuk ban bias, yaitu mother chaffer, mother breaker, dan

    mother flipper. Prinsip kerja ketiga mesin tersebut hampir sama

    yakni berdasarkan prinsip pemotongan, penyambungan, dan

    penggulungan.

    Mesin steel cutter digunakan untuk memotong coated

    steel cord menjadi steel belt yang hanya digunakan untuk ban

    radial. Sebelum dilakukan pemotongan, coated steel cord

    dipasang pada mesin let off, kemudian dilakukan pengaturan

    sudut potong dan lebar potongan. Dari mesin let off, material

    menuju conveyor dan mesin potong (cutter), pemotongan

    material dilakukan secara otomatis. Selanjutnya material

    menuju mesin auto joint untuk steel belt, sedangkan pada bias

    cutter radial pemotongan dilakukan secara semi otomatis, dan

    bias cutter bias secara manual. Setelah proses joint selesai, steel

    belt dilapisi dengan edge gum supaya lebih kuat terutama ban

    radial high speed. Proses selanjutnya material melewati balance

    meter dan kemudian digulung pada reel dengan dilapisi liner

    agar material tidak lengket satu sama lain.

    Mesin cap ply slitter berfungsi memotong coated cord

    searah dengan benang menjadi ukuran yang lebih kecil yang

    disebut cap ply dan mother cap strip. Cap ply selanjutnya

    dikirim ke seksi building sedangkan mother cap strip dipotong

    lagi dengan ukuran lebih kurang 10 cm dan digulung pada

    mesin cap strip winder. Cap strip berfungsi sebagai cap ply

    terutama bagi ban radial high speed. Lapisan ini berfungsi

    untuk meredam getaran ketika ban melaju dengan kecepatan

    tinggi.

  • 42

    Mesin textile slitter memotong material dari bias cutter

    bias yang berupa mother chaffer, mother breaker, dan mother

    flipper menjadi chaffer, breaker, flipper. Flipper selanjutnya

    dikirim ke seksi bead making untuk diproses menjadi bead apex

    flippering untuk ban bias. Sementara itu breaker dan chaffer

    dikirim ke seksi bias building.

    4.3.1.6. Seksi PCR (Passanger Car Radial) Building

    Proses building adalah proses penggabungan material ply

    cord, steel cord, cap ply, bead, side wall dan tread sehingga

    menjadi green tyre (unvulcanized tyre). Pada proses radial

    building, material side wall dan inner liner digabungkan terlebih

    dahulu pada bagian pre-assembling dan menghasilkan material

    pre-assembled (PA). Side wall kiri dan kanan harus dipasang

    sesuai dengan posisinya masing-masing. Untuk mempermudah

    pemasangan side wall pada mesin PA, maka penempatan

    material ini dilakukan pada dua reel yang berbeda. Side wall kiri

    ditempatkan pada reel berwarna merah dilengkapi dengan tag

    bertanda L dan garis pada side wall dua buah. Sedangkan pada

    bagian side wall bagian kanan ditempatkan pada reel berwarna

    biru dilengkapi dengan tag bertanda R dan satu garis pada side

    wall.

    Proses penyatuan liner dimulai dengan pemasangan side

    wall dan inner liner pada bagian let off mesin PA, kemudian

    material ditarik ke conveyor yang dilengkapi dengan roll disisi

    kanan kirinya. Pertama kali matrial tersebut disatukan secara

    manual kemudian setelah kedua material tersebut menyatu,

    material dilewatkan pada roll untuk menekan sambungan agar

    tidak lepas. Selama proses berlangsung, lebar dari overlap dari

    sambungan harus sering dipantau agar sesuai dengan spesifikasi.

    Kemudian material dilewatkan pada roll sebanyak dua kali agar

    semuanya lebih kuat setelah proses penyambungan (splicing)

    selesai, material digulung pada reel dan selanjutnya dipasangi

  • 43

    identitas dari material tersebut. Kemudian PA dikirim ke mesin

    building dengan sistem FIFO.

    Proses building dilakukan dengan metode konvensional dan

    metode semi otomatis. Pada metode konvensional, proses

    dilakukan oleh opretor dengan system control yang

    menggunakan foot pedal (diinjak). Operator tyre building

    meletakkan seluruh material di atas drum dan kemudian diputar.

    Proses pembuatan green tyre pada metode semi otomatis

    sebagian dilakukan secara manual, yaitu meletakkan bead,

    memotong ply dan cap ply. Sedangkan proses yang lain

    dilakukan secara otomatis.

    Mesin tyre building semi otomatis te