guru amanah edit.doc

Upload: hawaridarman

Post on 10-Jan-2016

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

GURU AMANAHKata Amanah mengandung makna Kepercayaaan dari pihak lain. Artinya seorang guru adalah orang yang dipercaya siswa dan masyarakat diharapkan dapat memberikan arahan positif terhadap kehidupan serta menumbuh kembangkan potensi belajar guna kepentingan terbaik siswa.

Maka sebagai orang yang mendapatkan kepercayaan semestinya tidak boleh menyia-nyiakannya.Seorang yang dipercaya semestinya dapat mendatangkan rasa nyaman dan yakin atas kepercayaan yang di siswa menjalani proses belajarnya.

Guna mewujudkan dan menjaga amanat yeng telah diberikan oleh siswa dan masyarakat ,seorang guru harus senantiasa meningkatkan kualitas dirinya,mulai kualitas keilmuan,kualitas komunikasi dengan siswa serta kualitas kepribadiannya.Peningkatan kualitas ini bukan hanya menjaga kepercayaan yang telah diberikan siswa dan masyarakat melainkan juga dalam rangka memberikan pelayanan prima pendidikan guna membangkitkan semangat,dan kebermaknaaan siswa belajar.

http://rapendik.com/program/halo-pendidikan/smart-parenting/130-guru-amanah.htmlGURU YANG AMANAH

Guru Yang Amanah

Masa depan bangsa ini bergantung dari mutu siswa saat ini. Sedangkan mutu siswa saat ini sangat bergantung dari mutu para pendidiknya khususnya guru. Mengingat masyarakat memberikan kepercayaan /amanah atas masadepan anak nya kepada sekolah yang menjadi tanggung jawab dari para guru.

. Sedangkan tantangan didunia pendidikan dan tantangan kemajuan zaman makin mencengangkan. Sekali kita ketinggalan peradaban saat itu juga powerless.Aakibatnya bisa saja anak anak kita tidak pernah menjadi tuan di negaranya sendiri.

Apa saja syarat menjadi guru yang amanah ?

1.Guru ibarat ulama sedangkan ulama sendiri adalah : al alimu huwa amalu bil ilmihi.. Artinya orang cerdas yang mengamalkan ilmunya.mengacu pada logika ulama maka profesionalitas adalah implementasi kongkrit dari kombinasi kompetensi pedagogic,akademik ,kepribadian dan kompetensi social. Jadi profesionalitas guru terukur dari pengamalan keempat kompetensi tersebut dan bukan setumpuk porto folio yang tidak mencerminkan mutu kompetensi yang dimiliki. Jadisemestinya guru adalah orang yang ahli dibidang ilmunya dan sekaligus mengamalkannya.

2.Khasyatu-llahi ra,su kulli hikmatin (H.R Al-Qudhai):Takut kepada Allah itu pokok segala hikmah.Dengan demikian kekuatan transcendental need lebih diutamakan dari para guru bukan lagi soal jabatan dan kedudukan tapi KeMaha Besaran Allah. Sehingga pemaknaan bekerja adalah ibadah ! Sehingga tak ada lagi kamus menyenangkan siapa? Pada akhirnya guru akan siap menghadapi segala macam tekanan mulai dari siswa-orang tua siswa-rekan kerja Kepala Sekolah & Pemerintah. Bekerja sesuai etika profesi dan bangga berada pada jalan yang benar .

3.al faqihu huwa yan dhurun-nas biainir-rohma:orang yang faham akan ilmu (din) adalah yang memandang orang lain dengan kasih sayang .Artinya guru menyediakan telinga ,selebar daun telinga gajah.menyediakan mata setajam mata elang ,serta peka sepeka ikan hiu dan meluangkan hati selebar samudra untuk tulus.Tulus dalam men deliver desire &anxiety dengan curahan kasih sayang.Mengingat siswa saat ini kebanyakan dalam kondisi sulit. Sulit harmonis dengan ortunya. Selalu stress akibat banyaknya tekanan dan tututan serta beragam persolan yang mengepung dan meng himpit mereka. Guru yang perhatian ,peduli dan menghargai mereka adalah dambaan setiap insan.

Sekarang pikirkan kembali layakkah anda diberikan amanah oleh pemerintah masyarakat dan siswa bagi masa depan nya ?

Tentu masih banyak lagi syarat kepribadian yang dibutuhkan guru untuk sebuah amanh.Namun jika tiga syarat ini saja belum anda penuhi rasanya bakal sangat sulit anda melaksanakan syarat yang lain . Selamat mengabdi wahai saudaraku !!

http://edukasiwae.blogspot.com/2010/10/guru-yang-amanah.htmlAmanah sebuah sertifikat pendidik bagi guru sertifikasi

Program sertifikasi guru dilaksanakan dala rangka memenuhi amanat antara lain : Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Sertifikasi profesi atau sertifikat pendidik ini bagi guru adalah proses untuk memberikan sertifikat kepada guru yang telah memenuhi standar kualifikasi dan standar kompetensi .Dengan sertifikat yang dimiliki guru diharapkan dapat bermakna sebagai peningkatan mutu guru yang dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan.Dengan demikian merupakan motivasi dan rangsangan bagi guru semakin meningkatkan mutu pembelajarannya dan mutu pendidikan di Indonesia secara berkelanjutan.Bentuk peningkatan kesejahteraan ini berupa tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok bagi guru yang memiliki sertifikat pendidik tersebut.

Secara teori dapat dikatakan bahwa guru yang sudah label" guru sertifikasi " adalah guru profesional, yang telah melalui proses/tahapan seleksi yang panjang hingga dinyatakan "LULUS". Artinya kompetensi yang dituntut kemudian adalah kompetensi kepribadian,pedagogik/profesional,dan sosial (Piet A.Sahertian dan Ida Alaida Sahertian,1990). Dalam praktiknya sebenarnya di lapangan sesungguhnya adalah bagaimana kompetensi guru tersebut? Pertama,memiliki pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia. Kedua,mempunyai sifat yang tepat tentang diri sendiri,sekolah,rekan sejawat, dan bidang studi yang dibinanya.Ketiga,menguasai bidang studi yang diajarkan.Keempat,menguasai keterampialn mengajar.(Nurhala dan Radito,1986)

Dengan predikat tersebut,mampukah guru-guru yang sudah memiliki sertifikat pendidik tampil beda atau ada perubahan yang signifikan dibanding sebelumnya,dan atau adakah perbedaan menonjol dari guru yang belum sertifikasi. Apalagi tuntutan pendidikan saat ini yang semakin maju dan mengarah ke pendidikan yang berbasis teknologi informasi. Inilah yang harus dijawab oleh kita khususnya bagi guru-guru sertifikasi ,termasuk yang akan mengikuti jalur serupa ini. Bagi pemerintah wajib membuka hati dan mata seraya mengevaluasi program ini sejauh mana efektif dan punya bekas dalam peningkatan dan pengembangan mutu pendidikan kita.

Dengan demikian amanah sebuah sertifikat pendidik bagi guru adalah kiat atau usaha seorang guru mau belajar dan secara jujur mengakui kelemahan,selanjutnya memperbaiki kualitas dirinya. Karena kalau tidak, kita akan dicap guru berpenyakit,seperti : Pada aspek kemampuan kepribadian guru, penyakit yang disinyalir ada meliputi THT (tukang hitung transport), hipertensi (hiruk persoalkan tentang sertifikasi), kudis (kurang disiplin), dan asma (asal masuk).Kadang dijumpai guru yang selalu berhitung soal pembagian transport dari dana-dana sekolah, , kurang disiplin dan masuk sembarangan hanya sekadar memenuhi absensi. Gejala ini sangat umum terjadi di lingkungan guru dan sekolah kita.

Diklasifikasi kedua, yaitu soal aspek metodologis, disinyalir guru bahkan memiliki lebih banyak penyakit. Jenis-jenis penyakitnya, antara lain salesma (sangat lemah sekali membaca), asam urat (asal mengajar, kurang akurat), kusta (kurang strategi), kurap (kurang persiapan), stroke (suka terlambat, rupanya kebiasaan), keram (kurang terampil), serta mual (mutu amat lemah). Aspek metodologis ini memang sangat terkait erat dengan faktor courage dan kesadaran untuk berkembang yang seharusnya dimiliki oleh seorang guru.Sedangkan diklasifikasi ketiga yang menyangkut aspek keterampilan, penyakit guru disinyalir adalah TBC (tidak bisa computer) dan gaptek (gagap teknologi). Kita memang tak cukup punya bukti statistik, seberapa banyak sebenarnya jumlah guru yang sampai saat ini belum bisa dan mengerti soal komputer dan makna penting teknologi sebagai bagian dari pengembangan bahan ajar di kelas.

Inilah sekelumit argumentasi penulis,mudah-mudahan kita semua guru atau calon guru yang selalu berinovasi sehingga dapat memajukan pendidikan kita demi kemajuan bangsa masa depan.

(Penulis : Asmuddin,S.Pd)http://asmuddinkartika.blogspot.com/2012/02/amanah-sebuah-sertifikat-pendidik-bagi.htmlMARZUKI ALIE MENILAI GURU KINI TIDAK JALANKAN AMANAH

Penulis : FerdinandRabu, 04 Januari 2012 19:28 WIB

SOLO--MICOM: Ketua DPR RI Marzuki Alie mengkritik sikap para guru saat ini yang dinilainya sudah tidak lagi menjalankan amanah sebagai sosok yang mencerdaskan dan membangun karakter generasi muda.

Kritik tersebut dikemukakannya kepada ratusan guru dalam Seminar Meningkatkan Peran Strategis Guru untuk Membangun Karakter Bangsa di Pendapi Gede, Balai Kota Solo, Jawa Tengah, Rabu (4/1). "Guru sekarang sudah tidak amanah. Mereka hanya sekadar menjalankan kewajiban, mengajar," katanya.

Setelah itu selesai, ujarnya, guru sibuk sendiri dengan pekerjaan lain yang bisa memberikan penghasilan bagi mereka. Mulai dari memberikan kursus hingga menjadi makelar kendaraan atau tanah.

http://www.mediaindonesia.com/read/2012/01/04/289144/293/14/Marzuki-Alie-Menilai-Guru-Kini-tidak-Jalankan-AmanahGURU PROFESIONAL

Pendahuluan

Panggilan jiwa dan idealisme saja tidak cukup untuk mencapai sebuah cita-cita untuk tujuan apapun begitu juga dengan guru bila bercita-cita ingin meningkatkan mutu pendidikan tentunya harus memiliki profesionalisme yang dibangun diatas prinsip profesionalitas. Bahkan Didalam Undang-undang no. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen bab III pasal 7 ayat 1 disebutkan bahwa profesi guru/profesi dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip profesionalitas diantaranya sebagai berikut; memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, idealisme, memiliki komitmen yang selalu bercita-cita ingin meningkatkan mutu pendidikan, memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan yang sesuai bidang tugasnya, memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai bidang tugas, serta memiliki jaminan perlindungan hukum. Oleh karena itu guru dituntut harus bekerja secara optimal dan profesional yaitu bagaimana seorang guru mampu mengembangkan diri dan meningkatkan kompetensinya sehingga akan memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Untuk itu berbagai upaya pemerintah melaksanakan program peningkatan kompetensi tenaga Pendidik (guru) salah satunya dengan cara sertifikasi melalui portofolio sebagai uji kompetensi sesuai dengan UU No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen serta PP RI No. 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan, serta menyelenggarakan pendidikan dan latihan tradisional yaitu suatu kombinasi antara pengalaman lapangan dengan materi akademis akan sangat efektif dan dalam pelatihan seperti ini umumnya mengacu aspek khusus yang sifatnya aktual penting untuk diketahui oleh para guru, misalnya tentang : CTL, KTSP, PTK, MODEL2 PEMBELAJARAN dll.

a.Mengikuti Diklat merupakan bentuk pengembangan diri

Kedengaranya aneh apabila ada guru yang tidak mau atau tidak tertarik untuk mengikuti seminar, lokakarya, MGMP, simposium atau pendidikan dan pelatihan (diklat) tradisional yang diselenggarakan oleh pemerintah dalam rangka program pengembangan dan peningkatan kompetensi guru yaitu dengan cara mengikut sertakan guru melalui pendidikan dan pelatihan tersebut, sehingga guru menjadi tenaga pendidik yang profesional, Contoh dilingkungan kementrian Agama menyelenggarakan diklat fungsional bagi para guru mulai dari tingkat MI, MTs sampai MA. yang merupakan salah satu usaha dan upaya pengembangan diri bagi para guru. Kegiatan pertemuan secara formal (dibaca:diklat) maupun informal untuk mendiskusikan berbagai isu atau permasalahan pendidikan termasuk kerjasama dalam berbagai kegiatan lain misalnya merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi program-program sekolah dengan kepala sekolah, orang tua peserta didik, komite sekolah, guru dan staf lainya yang profesional dibidangnya tentu dapat membantu guru dalam memutakhirkan pengetahuannya dan apabila guru terus berpartisipasi dalam berbagai kegiatan tersebut memungkinkan dapat menjaga keaktifan berfikir kritis, maju dan mumpuni untuk digugu serta ditiru (bahan ajar PLPG, UPI :2008)

b.Guru yang kinerjanya meningkat pasti suka diklat

Bagaimanapun bagusnya sebuah rumusan visi dan misi serta lengkapnya kandungan isi dengan kolaborasi yang terinci dari suatu program pendidikan pada akhirnya akan tergantung kepada kinerja guru dan peng-implementasian dalam proses dan situasi pendidikan yang aktual. Maka dari itu untuk meningkatakan kinerja guru yang baik tentunya memiliki kompetensi yang cukup mumpuni, Michael G. Fullan yang dikutip oleh Suyanto dan Djihad Hisyam (2000) mengemukakan bahwa educational change depends on what teachers do and think. Pendapat tersebut mengisyaratkan bahwa perubahan dan pembaharuan sistem pendidikan sangat bergantung pada what teachers do and think . atau dengan kata lain bergantung pada penguasaan kompetensi guru. Hal senada disampaikan oleh ahkmad sudrajat salah satu dosen FKIP UNIKU dalam tulisanya bahwa kompetensi pada dasarnya merupakan gambaran tentang apa yang seyogyanya dapat dilakukan (be able to do) seseorang dalam suatu pekerjaan, berupa kegiatan, perilaku dan hasil yang seyogyanya dapat ditampilkan atau ditunjukkan. Agar dapat melakukan (be able to do) sesuatu dalam pekerjaannya, tentu saja seseorang harus memiliki kemampuan (ability) dalam bentuk pengetahuan (knowledge), sikap (attitude) dan keterampilan (skill) yang sesuai dengan bidang pekerjaannya, begitupun kaitanya dengan guru maka harus melaksanakan sesuai tugasnya secara profesional dan proposional, oleh karenanya guru bukan cuma mempunyai kesadaran tapi sudah masuk pada wilayah hobby (menyukai) soal pentingnya pengembangan diri melalui pendidikan dan latihan untuk meningkatkan kompetensinya dalam rangka meningkatkan kinerja sebagai seorang guru yang profesional.

c.Diklat sebuah amanah untuk guru

Sebuah amanah yang berat bagi guru bila masyarakat saat ini menempatkan guru pada suatu tempat yang lebih terhormat di dalam lingkunganya, karena beranggapan dari seorang guru, masyarakat berharap memperoleh ilmu pengetahuan bagi kelangsungan hidup suatu bangsa terlebih ditengah-tengah kompetisi global dan lintasan kemajuan perkembangan teknologi yang semakin canggih. Kemudian yang perlu digaris bawahi amanah bukan hanya kepercayaan soal posisi atau tempat bagi guru tetapi amanah berbicara soal kinerja guru yaitu siap bertanggung jawab, cepat tanggap, obyektif, akurat dan disiplin. Seiring dengan tantangan kehidupan global, peran dan tanggung jawab guru pada masa mendatang akan semakin kompleks, sehingga menuntut guru untuk senantiasa melakukan berbagai peningkatan dan penyesuaian penguasaan kompetensinya. Guru harus harus lebih dinamis dan kreatif dalam mengembangkan proses pembelajaran siswa. Guru di masa mendatang tidak lagi menjadi satu-satunya orang yang paling well informed terhadap berbagai informasi dan pengetahuan yang sedang berkembang dan berinteraksi dengan manusia di jagat raya ini. Di masa depan, guru bukan satu-satunya orang yang lebih pandai di tengah-tengah siswanya. Jika guru tidak memahami mekanisme dan pola penyebaran informasi yang demikian cepat, ia akan terpuruk secara mengenaskan. Kalau hal ini terjadi, guru akan kehilangan kepercayaan baik dari siswa, orang tua maupun masyarakat. Untuk menghadapi tantangan profesionalitas tersebut, guru perlu berfikir secara antisipatif dan proaktif. Artinya, guru harus melakukan pembaruan ilmu dan pengetahuan yang dimilikinya secara terus menerus terutama melalui pendidikan dan pelatihan baik yang formal maupun informal. (Akhmad sudrajat : 2011)

Kesimpulan

Hampir setiap orang, termasuk mereka yang tidak berpendidikan memiliki kepedulian untuk melakukan perbaikan-perbaikan dalam hidupanya baik mengenai prilaku maupun tindakanya dalam rangka memperoleh hasil yang lebih baik. Hal tersebut tidak terlepas guru sebagai pemegang jabatan profesi pendidik sudah tentu memiliki kepedulian untuk terus mengembangkan kompetensi dan meningkatkan mutu pendidikan.Guru sebagai pendidik profesional mempunyai tanggung-jawab moral untuk itu mulai dari sekarang, mulai dari yang terkecil dan mulai dari diri-sendiri untuk berkomitmen memperbaiki setiap kekeliruan awali dengan niat Lillahitaalla karena hakikatnya kerja adalah kehormatan maka bekerjalah secara tekun penuh keunggulan dan sadarlah bahwa kerja adalah pelayanan maka bekerjalah yang sempurna penuh kerendahan hati.

http://dedysupriadi72.blogspot.com/2011/04/diklat-sebuah-amanah-untuk-guru.html