guillain barré syndrome
TRANSCRIPT
Guillain-Barré Syndrome
• Adalah sebuah accute Inflammantory demyelinating polyneuropathy (AIDP).
Gangguan ini menyerang sistem saraf tepi. Biasanya dipicu oleh proses infeksi akut.
• Sindrome ini dinamakan berdasarkan penemunya yang seorang dokter Prancis bernama Guillain, Barré and Strohl, pada tahun 1916.
• Disebut juga : Acut Idiopatic Poly neuritis
• Akut poly neuropati, infection poly neuritis
ETILOGI
• Belum jelas, tetapi diduga kuat merupakan suatu respon autoimun
• Pemicu : infeksi (sering) - Bakterial
vaksinasi (kadang) - Virus
• Diderita umur 30-50 th
• <2th tidak pernah didapatkan
• Lebih sering pada laki-laki
• Kurang lebih 50% pasie GBS mengalami demam ringan 2 sampai 3 minggu sebelum onset.
• Infeksi biasanya berasal dari respirasi atau gastrointestinal.
• Kurang lebih 25% pasien GBS mempunyai antibodi terhadap Cytomegalovirus atau Epstein-Barr Virus
Patofisiologi• GBS merupakan auto imune disease• Biasanya didapat setelah infeksi, diare, batuk• Immune-mediate : “infectious agents though to”
menginduksi produksi Ab untuk melawan gangliosides / glycolopids yang spesifik
• Infiltrasi limfosit dan makrofag ke spinal root / saraf perifer menyebabkan kerusakan mylin
• Hasil : defek dari implus saraf elektrik (blok konduksi dan paralisis flasid)
• Kerusakan terbanyak pada nodus ranvier
PATOFISIOLOGI
• Pada GBS, myelin yang mengelilingi axon rusak.
• Demyelinisasi adalah respon jaringan saraf terhadap berbagai kondisi, termasuk trauma fisik, hipoksemia, kimia toksik, insufisiensi vaskular, dan reaksi imunologis.
• Pada GBS, kehilangan selubung myelin menyebabkan transmisi implus pada saraf terganggu.
• Kerusakan terbanyak pada nodus ranvier
MANIFESTASI KLINIS
• Sindrom ini dapat berkembang cepat dalam hitungan jam sampai hari, atau berkembang lambat dalam hitungan 3 sampai 4 minggu.
• Kebanyakan pasien menunjukkan gejala kelemahan berat pada minggu pertama.
• Pasien berada dalam keadaan yang paling lemah pada minggu ketiga.
• Pada awalnya, paralisis flasid yang ascenderen berkembang cepat.
• Kebanyakan kelemahan terjadi dalam pola yang simetris.
• Pasien pertama kali merasakan kelemahan pada extremitas bawah yang meluas secara cepat ke extremitas atas.
• Refleks tendo dalam biasanya hilang, bahkan pada stadium paling awal.
• Nervi craniales dapat terlibat. (N. VII)
• Otot-otot respirasi dapat terlibat, mengakibatkan respiratory compromise.
MANIFESTASI KLINIS
• Gangguan otonom seperti retinsi urine dan hipotensi orthostatik dapat terjadi.
• Refleks tendo superficial dan dalam dapat hilang.
• Pasien juga mengeluhkan nyeri terhadap rangsang tekanan atau pergerakan dari beberapa otot.
• Gejala sensorik yang dapat terjadi adalah paresthesia, hipesthesia, dan tingling.
• Tetapi gejala sensorik yang sering dikeluhkan pasien adalah nyeri.
MANIFESTASI KLINIS
• Jika ada nervi cranialis yang terlibat, maka yang paling sering adalah nervus VII (nervus facialis)
• GBS tidak mempengaruhi derajat kesadaran, fungsi pupil, atau fungsi cerebri.
• Gejala dapat progresif dalam beberapa minggu. Tingkat paralisis dapat berhenti pada level manapun.
• Fungsi motorik akan kembali secara descendering.
• Demyelinisasi terjadi cepat,tetapi remyelinisasi terjadi kira-kira 1 sampai 2 mm per hari.
DIAGNOSIS
• Anamnesis onset gejala dapat dieroleh secara mudah karena gejala GBS biasanya dimulai dengan kelemahan atau paresthesia extremitas inferior dan ascendering dalam pola yang simetris.
• Lumbal punctie dapat dilakukan dan hasilnya akan terjadi peningkatan protein, namun penikal cell tetap. (disosiasi cyto albumin)
• EMG membantu : didapatkan KHST memanjang.• Fungsi paru menurun• ECG : tachi cardy
• Pemeriksaan konduksi saraf menghasilkan transmisi implus sepanjang nerve fiber.
• Tes fungsi paru dilakukan jika ada kecurigaan GBS untuk menentukan baseline sebagai perbandingan progresivitas penyakit.
• Penurunan kapasitas fungsi paru merupakan indikasi untuk ventilator mekanik dan menajemen di ICU
Emergency Syndrome
• Pernafasan kadang berhenti
• Tak bisa bernafas dalam
• Kesulitan bernafas
• Kesulitan menelan
• Pingsan
• Ketika berdiri kepala teraa ringan
GBS Sindrome yang Heterogen
Dengan Banyak Varian• AIDP sebagai bentuk yang umum (85-90%)
• Miller Fisher Syndrome : opthalmoplegia, ataxia, dan areflexia (5%). Antibodi GQ 1b. Hanya ¼ dengan keemahan extremitas.
• AMAN : secara selektif menyerang saraf motorik, deep tendon reflexes are preserved, umum di China / Jepang, hampir semuanya didahului infeksi Campylobacter.
• AMSAN : varian yang lebih berat dari AMAN + gejala sensorik
DD Polyneuropathy
• Arsenic poisoning• N-Hexane (glue sniffing)• Vasculitis• Lyme Disease• Tick paralysis• Sarcoidosis• Leptomeningeal Dz• Paraneoplastic Dz• Critical Illness
MANAJEMEN KLINIS
• Preventive measures perlu dilakukan untuk mencegah DVT dan emboli paru.
• Heparin 500 units subcutan dapat diberikan bersama dengan stocking antiemboli dan alat sequential compression.
• Suportive Care
Nyeri neuropatic, diterapi dengan gabapentin atau carbamasepin
• Mungkin diperoleh ventilator
• Terapi pertama yang terbukti bermanfaat untuk GBS adalah plasmapheresis.
• Prosedur ini secara mekanis menghilangkan faktor-faktor humoral.
• Intravenous immunoglobumin (IVIG) juga berguna dalam manajemen GBS.
• Glucocorticoid tidak terbukti bermanfaat.