grafis: ebet suriah, domino selanjutnya · itu diamini mazen bilal, redaktur laman berita politik...

1
SEMANGAT revolusi di Afrika Utara dan Timur Tengah sam- pai ke Suriah. Demonstrasi menyebar dengan cepat ke sejumlah kota sejak kericuhan yang dipicu aksi coret-coret di Kota Dera’a, 18 Maret lalu. Ken- dati aksi tersebut bereskalasi dengan cepat, sebenarnya sulit bagi demonstran untuk meng- gulingkan Presiden Bashar Al-Assad. Hal itu diungkapkan pakar hubungan internasional Universitas Indonesia Hariyadi Wirawan dalam wawancara de- ngan Media Indonesia, 31 Maret lalu. Berikut versi lengkapnya. Bagaimana Anda melihat kondisi Suriah? Apa yang membuat Presiden Bashar al- Assad masih kuat dan dapat bertahan? Pertama adalah sistem partai tunggal di Suriah, yaitu Partai Baath. Sistem ini memudahkan Al-Assad untuk menggalang pendukung melalui partainya. Dengan banyaknya anggota yang ada di partai, dapat terke- san bahwa Al-Assad memiliki pendukung yang banyak. Kedua, selama menjalankan pemerintahan, dia melakukan banyak kemajuan bagi Suriah, seperti dalam pembangunan ekonomi negara. Suriah ber- anjak menjadi negara yang memiliki daya tawar. Ketiga, Suriah dikenal seba- gai negara dengan kebijakan luar negeri yang anti-Israel dan anti-Barat. Ini yang membuat negara-negara atau kelompok- kelompok tertentu tetap men- dukung Al-Assad. Bisa dilihat dari Iran yang dekat dan men- dukung Suriah. Seberapa besar kans Al- Assad dapat digulingkan? Sebenarnya agak sulit untuk menggulingkan Al-Assad. Karena dari internal Suriah, Al-Assad pun masih mendapat dukungan dari klan, partai, dan militer Suriah. Karena sistemnya seperti Korea Utara yang tidak ada demokrasi, tapi sistem keluarga, banyak keluar- ga Al-Assad yang diuntungkan dari kepemimpinan Al-Assad. Kalaupun ada yang mulai jatuh dari pemerintahannya masih dapat ditarik kembali. Itu se- mua tergantung pada politik tarik ulur Al-Assad. Ia harus lihai melihat situasi dan menjalankan perpolitikan Suriah karena yang diinginkan antipemerintah atau rakyat Suriah adalah kebebasan ber- politik sehingga dapat memi- lih sendiri pemimpin mereka melalui proses pemilu. Rakyat Suriah sudah capek dengan sistem klan di Suriah. Namun, sampai saat ini Al-Assad sudah mulai melakukan reformasi kecil-kecilan. Namun, kalau kondisi ekonomi Suriah memburuk dan memengaruhi kesejahtera- an rakyat Suriah, Al-Assad bisa diturunkan. Yang ditakutkan adalah jika Al-Assad yang memilih peng- gantinya. Amat mungkin peng- gantinya masih dapat memper- panjang bahkan memperkuat rezimnya. Jadi yang diinginkan rakyat Suriah itu perubahan sistem politik? Iya. Mereka menginginkan kesejahteraan politik, bukan hanya kesejahteraan ekonomi. Mereka bosan dan letih dengan sistem klan atau sistem otoriter yang ada selama ini. Suriah kan belum pernah pemilu. Seberapa besar kekayaan yang dimiliki Al-Assad? Saya tidak percaya kalau Al-Assad tidak kaya seperti pemimpin lainnya, seperti Hosni Mubarak dan Zine el- Abidine Ben Ali. Pemimpin seperti dia pasti dapat dengan bebas menghimpun kekayaan secara tidak sah karena dia memiliki kekuasaan yang tidak terbatas. Dan pastinya Al- Assad menyimpan kekayaan- nya atas nama keluarga dan klannya. Kira-kira, pendapat atau nasihat siapa yang mau di- dengarkan Al-Assad? Al-Assad hanya mau men- dengarkan omongan dari inner circle-nya seperti orang Partai Baath, perwira tingginya. Inti- nya, ia mendengar nasihat dari pihak-pihak yang dapat menja- min berlangsungnya rezimnya. (NY/I-5) TEMA: Problem Sampah di Kota Gudeg NUSANTARA RABU (6/4/2011) FOKUS 23 SELASA, 5 APRIL 2011 ERNASIONAL no Selanjutnya ‘Tuhan, Suriah, dan Bashar’ berganti kalimat menjadi ‘Tu- han, Suriah, dan kebebasan.’ Presiden pun mengutus Wa kil Menteri Luar Nege- ri Faisal al-Miqdad untuk mengucapkan belasungkawa kepada keluarga korban. Lalu 15 bocah penulis corat-coret pun dibebaskan dari penjara. Namun, keputusan itu ter- lambat. Dalam beberapa hari mendatang, aksi massa meluas ke beberapa daerah, termasuk Banias, Qamishli, Douma, Deir ez-Zor, dan Damaskus. Fatamorgana Menurut sejumlah pengamat, Al-Assad sebenarnya cukup kuat untuk menangkal gerak- an massa. Kebijakan anti- Amerika Serikat dan sikap bermusuhan terhadap Israel yang dia pertahankan se- jak berkuasa pada 2000 telah menumbuhkan simpati di mata rakyat. Itu diamini Mazen Bilal, redaktur laman berita politik Suriah Suria al-Ghad. Menu- rutnya, Suriah berbeda de- ngan Tunisia dan Mesir. “Yang terjadi di Tunisia dan Mesir adalah krisis kelaparan dan martabat nasional. Suriah lain cerita. Negara ini kukuh pada pendirian dan kedaulatannya sehingga rakyat bangga akan negara mereka.” Apalagi, jika dibandingkan dengan Hosni Mubarak yang berusia 82 tahun dan Zine el- Abidine Ben Ali (74 tahun), Al-Assad (45 tahun) dipan- dang sebagai sosok muda yang mampu membawa per- ubahan. Al-Assad pun sadar dengan predikat tersebut. Oleh karena itu, dia mengadopsi tema ‘rezim lama melawan rezim baru’ guna mendong- krak citranya di komunitas internasional tatkala mewa- risi kekuasaan dari ayahnya. Untuk beberapa waktu, dia mengizinkan oposisi untuk mengkritik rezimnya secara terbuka. Namun, tindakan itu hanyalah fatamorgana. Nyatanya, selama satu dekade tiada reformasi berarti yang pernah terwujud di Suriah. Kalaupun Al-Assad hendak mereformasi negaranya, dia harus membongkar praktik korupsi keluarganya. Sepupu Al-Assad, Makhlouf, dianggap sebagai orang nomor dua Su- riah lantaran memegang ken- dali ekonomi negara. Jejaring bisnis Makhlouf menggurita dan sanggup menjepit para pedagang kaum Sunni. Elemen kekuatan Al-Assad selanjutnya adalah reformasi ekonomi dalam hal memper- tahankan sistem jaring peng- aman sosial yang mencegah kaum miskin jatuh terpuruk. “Pemerintah masih menguasai semua sektor strategis ekono- mi. Bahkan, mereka membuka lapangan kerja di sektor publik Ingin Kesejahteraan Politik Hariyadi Wirawan Pakar hubungan internasional MI/ SICA HARUM FOTO A2 20 X 20 AP/ HUSSEIN MALLA BENTROK: Demonstran antipemerintah mengacungkan tanda kemenangan saat bentrok di Daraa, Suriah, beberapa waktu lalu. untuk menyerap tenaga kerja,” papar Bilal. Fakta membuktikan satu dari 10 orang Suriah berada dalam kemiskinan, jauh lebih baik daripada tingkat kemis- kinan Mesir yang mencapai 40%. Tingkat pengangguran di Suriah pun menurun dari 12% pada 2005 ke 8,1% pada 2009. Upah rata-rata di Suriah juga naik US$200 selama beberapa tahun terakhir atau dua kali lipat dari taraf gaji di Mesir. Lebih jauh, rezim Al-Assad berjanji meningkatkan ang- garan untuk jaring pengaman sosial dan pelatihan untuk pengangguran. Setelah ekonomi, elemen terpenting yang membuat Al- Assad sanggup bertahan dari terpaan gelombang demon- strasi adalah agama. Sejak almarhum Hafiz al-Assad berkuasa, keluarga besar Al- Assad ditopang solidaritas kaum Alawi. Tidak seperti mi- liter Mesir yang membelakangi Mubarak pada momen krusial, kaum Alawi akan selalu setia kepada keluarga Al-Assad. Faktor tersebut disadari betul warga Kota Dera’a yang ber- demonstrasi pada 22 Maret silam. Tanpa memedulikan tabu, mereka menyerukan, “To- lak Iran, tolak Hezbollah, kami menginginkan muslim yang takut terhadap Allah.” Atau dengan kata lain, “Kami meng- inginkan kaum muslim Sunni untuk memimpin negara.” Beragam elemen kekuatan itulah yang bakal membuat Al-Assad kuat. Sebagaimana diucapkan mahasiswa kedok- teran di warung internet di Damaskus sembari melirik kamera pengintai, “Di sini se- muanya di bawah pengawasan ketat, meski secara kasatmata tampak terbuka.” (Jer/Berba- gai Sumber/I-4) [email protected] GRAFIS: EBET GRAFIS: EBET

Upload: others

Post on 09-Jan-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: GRAFis: eBeT Suriah, Domino Selanjutnya · Itu diamini Mazen Bilal, redaktur laman berita politik Suriah Suria al-Ghad. Menu-rutnya, Suriah berbeda de-ngan Tunisia dan Mesir. “Yang

SEMANGAT revolusi di Afrika Utara dan Timur Tengah sam-pai ke Suriah. Demonstrasi menyebar dengan cepat ke sejumlah kota sejak kericuhan yang dipicu aksi coret-coret di Kota Dera’a, 18 Maret lalu. Ken-dati aksi tersebut bereskalasi dengan cepat, sebenarnya sulit bagi demonstran untuk meng-gulingkan Presiden Bashar Al-Assad. Hal itu diungkapkan pakar hubungan internasional Universitas Indonesia Hariyadi Wirawan dalam wawancara de-ngan Media Indonesia, 31 Maret lalu. Berikut versi lengkapnya.

Bagaimana Anda melihat kondisi Suriah? Apa yang membuat Presiden Bashar al-Assad masih kuat dan dapat bertahan?

Pertama adalah sistem partai tunggal di Suriah, yaitu Partai Baath. Sistem ini memudahkan Al-Assad untuk menggalang pendukung melalui partainya. Dengan banyaknya anggota yang ada di partai, dapat terke-san bahwa Al-Assad memiliki pendukung yang banyak.

Kedua, selama menjalankan pemerintahan, dia melakukan banyak kemajuan bagi Suriah, seperti dalam pembangunan ekonomi negara. Suriah ber-anjak menjadi negara yang memiliki daya tawar.

Ketiga, Suriah dikenal seba-gai negara dengan kebijakan luar negeri yang anti-Israel dan anti-Barat. Ini yang membuat negara-negara atau kelompok-kelompok tertentu tetap men-dukung Al-Assad. Bisa dilihat dari Iran yang dekat dan men-dukung Suriah.

Seberapa besar kans Al-

Assad dapat digulingkan?Sebenarnya agak sulit untuk

menggulingkan Al-Assad. Karena dari internal Suriah, Al-Assad pun masih mendapat dukungan dari klan, partai, dan militer Suriah. Karena sistemnya seperti Korea Utara yang tidak ada demokrasi, tapi sistem keluarga, banyak keluar-ga Al-Assad yang diuntungkan dari kepemimpinan Al-Assad. Kalaupun ada yang mulai jatuh dari pemerintahannya masih dapat ditarik kembali. Itu se-mua tergantung pada politik tarik ulur Al-Assad.

Ia harus lihai melihat situasi dan menjalankan perpolitikan Suriah karena yang diinginkan antipemerintah atau rakyat Suriah adalah kebebasan ber-politik sehingga dapat memi-lih sendiri pemimpin mereka melalui proses pemilu. Rakyat Suriah sudah capek dengan sistem klan di Suriah. Namun, sampai saat ini Al-Assad sudah mulai melakukan reformasi kecil-kecilan.

Namun, kalau kondis i ekonomi Suriah memburuk dan memengaruhi kesejahtera-an rakyat Suriah, Al-Assad bisa diturunkan.

Yang ditakutkan adalah jika Al-Assad yang memilih peng-gantinya. Amat mungkin peng-gantinya masih dapat memper-panjang bahkan memperkuat rezimnya.

Jadi yang diinginkan rakyat Suriah itu perubahan sistem politik?

Iya. Mereka menginginkan kesejahteraan politik, bukan hanya kesejahteraan ekonomi. Mereka bosan dan letih dengan sistem klan atau sistem otoriter yang ada selama ini. Suriah kan belum pernah pemilu.

Seberapa besar kekayaan yang dimiliki Al-Assad?

Saya tidak percaya kalau Al-Assad tidak kaya seperti pemimpin lainnya, seperti Hosni Mubarak dan Zine el-Abidine Ben Ali. Pemimpin seperti dia pasti dapat dengan bebas menghimpun kekayaan secara tidak sah karena dia memiliki kekuasaan yang tidak terbatas. Dan pastinya Al-Assad menyimpan kekayaan-nya atas nama keluarga dan klannya.

Kira-kira, pendapat atau nasihat siapa yang mau di-dengarkan Al-Assad?

Al-Assad hanya mau men-dengarkan omongan dari inner circle-nya seperti orang Partai Baath, perwira tingginya. Inti-nya, ia mendengar nasihat dari pihak-pihak yang dapat menja-min berlangsungnya rezimnya. (NY/I-5)

Tema:Problem Sampah

di Kota Gudeg

NUSaNTaRaRABU (6/4/2011)

FOKUS

23 SelaSa, 5 aPRIl 2011Fokus internasional

Suriah, Domino Selanjutnya‘Tuhan, Suriah, dan Bashar’ berganti kalimat menjadi ‘Tu-han, Suriah, dan kebebasan.’

Presiden pun mengutus Wa kil Menteri Luar Nege-ri Faisal al-Miqdad untuk mengucapkan belasungkawa kepada keluarga korban. Lalu 15 bocah penulis corat-coret pun dibebaskan dari penjara. Namun, keputusan itu ter-lambat. Dalam beberapa hari mendatang, aksi massa meluas ke beberapa daerah, termasuk Banias, Qamishli, Douma, Deir ez-Zor, dan Damaskus.

Fatamorgana

Menurut sejumlah pengamat, Al-Assad sebenarnya cukup kuat untuk menangkal gerak-an massa. Kebijakan anti-Amerika Serikat dan sikap bermusuhan terhadap Israel yang dia pertahankan se-jak berkuasa pada 2000 telah menumbuhkan simpati di mata rakyat.

Itu diamini Mazen Bilal, redaktur laman berita politik Suriah Suria al-Ghad. Menu-rutnya, Suriah berbeda de-ngan Tunisia dan Mesir. “Yang terjadi di Tunisia dan Mesir adalah krisis kelaparan dan martabat nasional. Suriah lain cerita. Negara ini kukuh pada pendirian dan kedaulatannya sehingga rakyat bangga akan negara mereka.”

Apalagi, jika dibandingkan dengan Hosni Mubarak yang berusia 82 tahun dan Zine el-Abidine Ben Ali (74 tahun), Al-Assad (45 tahun) dipan-dang sebagai sosok muda yang mampu membawa per-ubahan. Al-Assad pun sadar dengan predikat tersebut. Oleh karena itu, dia mengadopsi tema ‘rezim lama melawan rezim baru’ guna mendong-krak citranya di komunitas internasional tatkala mewa-risi kekuasaan dari ayahnya. Untuk beberapa waktu, dia

mengizinkan oposisi untuk mengkritik rezimnya secara terbuka. Namun, tindakan itu hanyalah fatamorgana. Nyatanya, selama satu dekade tiada reformasi berarti yang pernah terwujud di Suriah.

Kalaupun Al-Assad hendak mereformasi negaranya, dia harus membongkar praktik korupsi keluarganya. Sepupu Al-Assad, Makhlouf, dianggap sebagai orang nomor dua Su-riah lantaran memegang ken-dali ekonomi negara. Jejaring bisnis Makhlouf menggurita dan sanggup menjepit para pedagang kaum Sunni.

Elemen kekuatan Al-Assad selanjutnya adalah reformasi ekonomi dalam hal memper-tahankan sistem jaring peng-aman sosial yang mencegah kaum miskin jatuh terpuruk. “Pemerintah masih menguasai semua sektor strategis ekono-mi. Bahkan, mereka membuka lapangan kerja di sektor publik

Ingin Kesejahteraan Politik

Hariyadi WirawanPakar hubungan internasional

mi/ sica harum

FOTO A220 x 20

AP/ Hussein MAllA

BENTROK: Demonstran antipemerintah mengacungkan tanda kemenangan saat bentrok di Daraa, suriah, beberapa waktu lalu.

untuk menyerap tenaga kerja,” papar Bilal.

Fakta membuktikan satu dari 10 orang Suriah berada dalam kemiskinan, jauh lebih baik daripada tingkat kemis-kinan Mesir yang mencapai 40%. Tingkat pengangguran di Suriah pun menurun dari 12% pada 2005 ke 8,1% pada 2009. Upah rata-rata di Suriah juga naik US$200 selama beberapa tahun terakhir atau dua kali lipat dari taraf gaji di Mesir. Lebih jauh, rezim Al-Assad berjanji meningkatkan ang-garan untuk jaring pengaman sosial dan pelatihan untuk pengangguran.

Setelah ekonomi, elemen terpenting yang membuat Al-Assad sanggup bertahan dari terpaan gelombang demon-strasi adalah agama. Sejak almarhum Hafiz al-Assad berkuasa, keluarga besar Al-Assad ditopang solidaritas kaum Alawi. Tidak seperti mi-

liter Mesir yang membelakangi Mubarak pada momen krusial, kaum Alawi akan selalu setia kepada keluarga Al-Assad.

Faktor tersebut disadari betul warga Kota Dera’a yang ber-demonstrasi pada 22 Maret silam. Tanpa memedulikan tabu, mereka menyerukan, “To-lak Iran, tolak Hezbollah, kami menginginkan muslim yang takut terhadap Allah.” Atau dengan kata lain, “Kami meng-inginkan kaum muslim Sunni untuk memimpin negara.”

Beragam elemen kekuatan itulah yang bakal membuat Al-Assad kuat. Sebagaimana diucapkan mahasiswa kedok-teran di warung internet di Damaskus sembari melirik kamera pengintai, “Di sini se-muanya di bawah pengawasan ketat, meski secara kasatmata tampak terbuka.” (Jer/Berba-gai Sumber/I-4)

[email protected]

GRAFis: eBeT

GRAFis: eBeT