gmo dan gangguan mental dan prilaku akibat zat psikoaktif

31
I. GANGGUAN MENTAL ORGANIK Menurut PPDGJ-III (1993), gangguan mental organik adalah gangguan mental yang berkaitan dengan penyakit atau gangguan sistemik atau otak yang dapat didiagnosis tersendiri. Termasuk ke dalam gangguan mental simtomatik dimana pengaruh terhadap otak merupakan akibat sekunder dari penyakit atau gangguan sistemik di luar otak. Gambaran utama dari gangguannya membentuk dua kelompok utama. Yang pertama, berupa sindrom dengan gambaran utamanya yang menonjol ialah gangguan fungsi kognitif seperti daya ingat, daya pikir dan daya belajar, atau gangguan sensorium seperti ganguan kesadaran dan perhatian. Yang kedua berupa sindrom dengan manifestasi yang menonjol dalam bidang persepsi (halusinasi), isi pikiran (waham), atau suasana perasaan dan emosi (depresi, gembira , cemas) (Anonym, 1993) Sindroma otak organik adalah gangguan jiwa yang psikotik atau nonpsikotik yang disebabkan oleh gangguan fungsi jaringan otak. Gangguan fungsi jaringan otak ini dapat disebabkan oleh penyakit badaniah yang terutama mengenai otak (seperti; meningoensefalitis, gangguan pembuluh darah otak, tumor otak, dan sebagainya) atau yang terutama di luar otak atau tengkorak (seperti; tifus, endomtritis, payah jantung, toxemia kehamilan, intoxikasi, dan sebagainya). 1

Upload: alrahman-joneri

Post on 26-Dec-2015

262 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

GMO Dan Gangguan Mental Dan Prilaku Akibat Zat Psikoaktif

TRANSCRIPT

Page 1: GMO Dan Gangguan Mental Dan Prilaku Akibat Zat Psikoaktif

I. GANGGUAN MENTAL ORGANIK

Menurut PPDGJ-III (1993), gangguan mental organik adalah gangguan mental

yang berkaitan dengan penyakit atau gangguan sistemik atau otak yang dapat didiagnosis

tersendiri. Termasuk ke dalam gangguan mental simtomatik dimana pengaruh terhadap

otak merupakan akibat sekunder dari penyakit atau gangguan sistemik di luar otak.

Gambaran utama dari gangguannya membentuk dua kelompok utama. Yang pertama,

berupa sindrom dengan gambaran utamanya yang menonjol ialah gangguan fungsi

kognitif seperti daya ingat, daya pikir dan daya belajar, atau gangguan sensorium seperti

ganguan kesadaran dan perhatian. Yang kedua berupa sindrom dengan manifestasi yang

menonjol dalam bidang persepsi (halusinasi), isi pikiran (waham), atau suasana perasaan

dan emosi (depresi, gembira , cemas) (Anonym, 1993)

Sindroma otak organik adalah gangguan jiwa yang psikotik atau nonpsikotik yang

disebabkan oleh gangguan fungsi jaringan otak. Gangguan fungsi jaringan otak ini dapat

disebabkan oleh penyakit badaniah yang terutama mengenai otak (seperti;

meningoensefalitis, gangguan pembuluh darah otak, tumor otak, dan sebagainya) atau

yang terutama di luar otak atau tengkorak (seperti; tifus, endomtritis, payah jantung,

toxemia kehamilan, intoxikasi, dan sebagainya).

Sindrom otak organik dinyatakan akut atau menahun berdasarkan dapat atau tidak

dapat kembalinya (reversibilitas) gangguan jaringan otak atau sindrom otak organik itu

dan bukan berdasarkan penyebabnya, permulaan, gejala atau lamanya penyakit yang

menyebabkannya. Pembagian menjadi psikotik dan nonpsikotik lebih menunjukkan

kepada gangguan otak pada suatu penyakit tertentu daripada pembagian akut dan

menahun. Gejala utama sindrom otak organik akut ialah kesadaran yang menurun dan

sesudahnya terdpat amnesia, pada sindrom otak organik menahun ialah demensia

(Maramis, 2009).

1

Page 2: GMO Dan Gangguan Mental Dan Prilaku Akibat Zat Psikoaktif

1. Delirium

Delirium menunjuk kepada sindrom otak organik karena gangguan fungsi atau

metabolisme otak secara umum atau karena keracunan yang menghambat metabolisme

otak. Gejala utama ialah kesadaran menurun atau gangguan kesadaran, biasanya terlihat

bersamaan dengan gangguan fungsi kognitif secara global. Kelainan mood, persepsi dan

perilaku adalah gangguan psikiatrik yang umum (Kaplan,2010). Gejala-gejala lain ialah

penderita tidak mampu mengenal orang dan berkomunikasi dengan baik, ada yang

bingung atau cemas, gelisah dan panik, ada pasien yang terutama berhalusinasi dan ada

yang hanya berbicara komat-kamit dan inkohoren. (Maramis, 2009).

Delirium merupakan suatu sindrom bukan penyakit. Delirium diketahui

mempunyai banyak sebab, semuanya menyebabkan pola gejala yang sama yang

berhubungan dengan tingkat kesadaran pasien dan gangguan kognitif. Sebagian besar

penyebab delirium terletak diluar sistem saraf pusat, sebagai contoh hati dan ginjal.

Kepentingan untuk mengenali delirium adalah:

(1) Kebutuhan klinis untuk mengidentifikasi dan mengobati penyakit dasar

(2) Kebutuhan untuk mencegah perkembangan komplikasi yang berhubungan dengan

delirium.

a. Epidemiologi

Delirium adalah gangguan yang umum.kira-kira 10-15% dibangsal bedah umum

dan 15-25% pasien di bangsal medis umum mengalami delirium selama dirawat dirumah

sakit. Usia lanjut adalah faktor resiko utama untuk perkembangan delirium. Faktor

predisposisi lainnya untuk perkembangan delirium adalah usia muda, cedera otak,

ketergantungan alkohol, diabetes dn kanker(Kaplan,2010).

b. Penyebab

Penyebab utama delirium adalah penyakit sistem saraf pusat (sebagai contoh,

epilepsi), penyakit sistemik (sebagai contoh, gagal jantung), dan intoksikasi maupun

putus dari agen farmakologis atau toksik. Jika memeriksa seorang pasien delirium, dokter

2

Page 3: GMO Dan Gangguan Mental Dan Prilaku Akibat Zat Psikoaktif

harus menganggap bahwa tiap obat yang digunakan oleh pasien mungkin secara kausatif

berhubungan dengan delirium (Kaplan,2010).

c. Pedoman diagnostik dalam PPDGJ III

Gangguan kesadaran dan perhatian :

Dari taraf kesadaran berkabut sampai dengan koma

Menurunnya kemampuan untuk mengarahkan, memusatkan,

mempertahankan dan mengalihkan perhatian

Gangguan kognitif secara umum :

Distorsi persepsi, ilusi dan halusinasi sering sekali visual

Hendaya daya pikir dan pengertian abstrak, dengan atau tanpa waham

yang bersifat sementara, tetapi sangat khas terdapat inkohorensi yang

ringan

Hendaya daya ingat segera dan pendek, namun daya ingat jangka panjang

relatif masih utuh.

Disorientasi waktu pada kasus yang berat, tempat dan orang

Gangguan psikomotor:

- Hipo atau hiperaktivitas dan pengalihan aktivitas yang tidak terduga dari

satu ke yang lain

- Waktu bereaksi yang lebih panjang

- Arus pembicaraan yang bertambah atau berkurang

- Reaksi terperanjat meningkat

Gangguan siklus tidur-bangun

Insomnia, atau terbaliknya siklus tidur bangun; mengantuk pada siang

hari.

Gejala yang memburuk pada malam hari

Mimpi yang menggangu atau mimpi buruk, yang dapat berlanjut menjadi

halusinasi setelah bangun tidur.

Gangguan emosional

Misalnya depresi, anxietas atau takut, lekas marah, euforia, apatis atau

rasa kehilangan akal

3

Page 4: GMO Dan Gangguan Mental Dan Prilaku Akibat Zat Psikoaktif

Onset biasanya cepat, perjalan penyakitnya hilang timbul sepanjang hari dan

keadaan itu berlangsung kurang dari 6 bulan.

d. Gambaran Klinis

Gambaran kunci dari delirium adalah suatu gangguan kesadaran. Dua pola umum

kelainan kesadaran telah ditemukan pada pasien dengan delirium. Satu pola ditandai oleh

hiperaktivitas yang berhubungan dengan peningkatan kesiagaan. Pola lain ditandai oleh

penurunan kesiagaan. Pasien dengan delirium yang berhubungan dengan putus zat

seringkali mempuyai delirium hiperaktif yang juga dapat disertai dengan tanda otonomik

seperti kulit kemerahan, pucat, berkeringat, pupil berdilatasi, takikardi, mual, muntah dan

hipertermi. Pasien dengan pola gejala campuran hipoaktif kadang-kadang

diklasifikasikan sebagai sedang depresi, katatonik, atau mengalami demensia (Kaplan,

2010)

Orientasi terhadap waktu seringkali hilang bahkan pada kasus delirium yang

ringan. Orientasi terhadap tempat dan kemampuan untuk mengenali orang lain mungkin

juga terganggu pada kasus yang berat. Pasien delirium jarang kehilangan orientasi

terhadap diri sendiri (Kaplan, 2010).

Pasien dengan delirium seringkali mempunyai kelainan dalam bahasa. Kelainan

dapat berupa bicara yang melantur, tidak relevan atau membingungkan dan gangguan

untuk mengerti pembicaraan. Fungsi ingatan dan kognitif umum juga dapat terganggu.

Pasien dengan delirium seringkali mempunyai ketidakmampuan umum untuk

membedakan stimulasi sensorik dan untuk mengintegrasikan persepsi sekarang dengan

pengalaman masa lalu mereka. Halusinasi juga relatif sering pada pasien delirium.

Halusinasi yang paling sering adalah visual atau auditoris, walaupun halusinasi juga

dapat taktil atau olfaktoris (Kaplan, 2010).

Tidur pada pasien delirium secara karakteristik adalah terganggu. Pasien

seringkali mengantuk selama siang hari dan dapat ditemukan tidur sekejap di tempat

tidurnya atau di ruang keluarga. Tetapi tidur pada pasien delirium hampir selalu singkat

dan terputus-putus. Pasien dengan delirium juga mempunyai kelainan dalam pengaturan

mood. Gejala yang paling sering adalah kemarahan, kegusaran dan rasa takut yang tidak

4

Page 5: GMO Dan Gangguan Mental Dan Prilaku Akibat Zat Psikoaktif

beralasan. Selain itu, pasien dengan delirium sering kali mempnyai gejala neurologis

yang menyertai termasuk disfasia, tremor, inkoordinasi dan inkontinensia urin (Kaplan,

2010).

e. Diagnosis banding

Delirium lawan demensia

Penting untuk membedakan antara delirium dan demensia. Berbeda dengan onset

delirium yang tiba-tiba, onset demensia biasanya perlahan. Walaupun kedua

kondisi ini melibatkan gangguan kognitif, perubahan demensia lebih stabil dengan

berjalannya waktu dan tidak berfluktuasi.

Delirium lawan psikosis atau depresi

Deliririum juga harus dibedakan dari skizofrenia dan gangguan depresif. Pasien

dengan gangguan psikotik, biasanya skizofrenia atau episode manik mungkin

mempunyai episode prilaku yang sangat terdisorganisasi yang mungkin sulit

dibedakan dari delirium. Tetapi pada umumnya halusinasi dan waham pada

pasien skizofrenia adalah lebih konstan dan tidak mengalami perubahan tingkat

kesadaran atau orientasinya

f. Pengobatan

Tujuan utama adalah untuk mengobati gangguan dasar yang menyebabkan

delirium. Jika disebabkan toksisitas antikolinergik, digunakan physostigmine salisilat 1- 2

mg IV atau IM. Tujuan pengobatan penting yang lain adalah memberikan bantuan fisik,

sensorik dan lingkungan. Bantuan fisik diperlukan sehingga pasien dengan delirium tidak

berada dalam kondisi yang mungkin akan menglami kecelakaan. Pasien dengan delirium

tidak boleh dalam lingkungan tanpa stimulasi sensorik atau dengan stimulasi yang

berlebihan.

Pengobatan framakologis. Dua gejala utama dari delirium yang mungkin

memerlukan pengobatan farmakologis adalah psikosis dan insomnia. Obat untuk psikosis

adalah haloperidol. Insomnia diobati dengan benzodiazepine dengan waktu paruh pendek

atau hydroxyzine (Kaplan, 2010).

5

Page 6: GMO Dan Gangguan Mental Dan Prilaku Akibat Zat Psikoaktif

g. Prognosis

Delirium biasanya hilang bila penyakit badaniah yang menyebabkannya sudah

sembuh, mungkin sampai kira-kira 1 bulan sesudahnya. Jika disebabkan oleh proses yang

langsung menyerang otak, bila proses itu sembuh maka gejala-gejalanya tergantung pada

besarnya kerusakan yang ditinggalkan gejala-gejala neurologis dan atau gangguan mental

dengan gejala utama gangguan inteligensi. Prognosisnya tergantung pada dapat atau tidak

dapat kembalinya penyakit yang menyebabkannya dan kemampuan otak untuk menahan

pengaruh penyakit itu (Kaplan, 2010).

2. Demensia

a. Definisi

Demensia adalah kemunduran fungsi mental umum, terutama intelengesia

disebabkan oleh kerusakan jaringan otak. (Maramis, 2009). Fungsi kognitif yang dapat

dipengaruhi pada demensia adalah inteligensia umum, belajar dan ingatan, bahasa,

memecahkan masalah, orientasi, persepsi, perhatian, dan konsentrasi, pertimbangan, dan

kemapuan sosial. Butir klinis penting dari demensia adalah identifikasi sindrom dan

pemeriksaan klinis tentang penyebabnya. Gangguan mungkin progresif atau statis

(Kaplan, 2010).

b. Epidemiologi

Dari semua pasien dengan demensia, 50-60% menderita demensia tipe alzheimer

yang merupakan tipe demensia yang paling sering. Kira-kira 5% dari semua orang yang

mencapai usia 65 tahun menderita demensia tuipe ini. Faktor resiko untuk perkembangan

demensia tipe ini adalah wanita, mempunyai sanak-saudara tingkat pertama, mempunyai

riwayat cedera kepala. Tipe demensia yang paling sering kedua adalah demensia vaskular

yaitu, demensia yang secara kausatif berhubungan dengan penyakit serebrovaskular

(Kaplan, 2010).

6

Page 7: GMO Dan Gangguan Mental Dan Prilaku Akibat Zat Psikoaktif

c. Etiologi

Demensia mempunyai banyak penyebab; tetapi demensia tipe Alzheimer dan

demensia vascular secara bersama-sama berjumlah sebanyak 80% dari semua kasus.

(Kaplan, 2010)

Gangguan yang dapat menyebabkan demensia:

o Penyakit Alzheimer

o Demensia vascular

o Obat dan toksin

o Massa intracranial

o Anoksia

o Trauma

o Hidrosefalus tekanan normal

o Infeksi

o Gangguan nutrisional

o Gangguan metabolik

o Gangguan peradangan kronis

d. Pedoman diagnostik dalam PPDGJ III:

Adanya penurunan kemampuan daya ingat dan daya pikir, yang sampai

mengganggu kegiatan harian seseorang seperti mandi, makan, berpakaian

kebersihan diri, buang air kecil dan buang air besar.

Tidak ada gangguan kesadaran (clear conciousness)

Gejala dan disabilitas sudah nyata untuk paling sedikit 6 bulan

7

Page 8: GMO Dan Gangguan Mental Dan Prilaku Akibat Zat Psikoaktif

e. Gambaran klinis

Pada stadium awal demensia, pasien menunjukkan kesulitan untuk

mempertahankan kinerja mental, lemah, dan kecenderungan untuk gagal jika suatu

tugas adalah baru atau kompleks atau memerlukan penggeseran strategi pemecahan

masalah. Ketidakmampuan melakukan tugas menjadi semakin berat dan menyebar ke

tugas-tugas harian, seperti belanja, saat demensia berkembang. Defek utama dalam

demensia melibatkan orientasi, ingatan, persepsi, fungsi intelektual dan pemikiran,

dan semua fungsi tersebut menjadi secara progresif terkena saat proses penyakit

berlanjut. Perubahan afektif dan perilaku, seperti kontrol impuls yang defektif dan

labilitas emosional, sering ditemukan, seperti juga penonjolan dan perubahan sifat

kepribadian premorbid. (Kaplan, 2010)

Gangguan ingatan biasanya merupakan ciri yang awal dan menojol pada

demensia, khususnya demensia yang mengenai korteks seperti tipe alzeimer. Pada

awal perjalan demensia, gangguan daya ingat masih ringan dan biasanya lebih jelas

pasa peristiwa yang baru terjadi seperti melupakan nomor telepon atau percakapan.

Karena daya ingat adalah penting untuk orientasi terhadap orang, tempat, dan waktu,

orientasi dapat terganggu secara progresif selama perjalanan penyakit demensia.

Proses demensia yang mengenai korteks, dapat mempengaruhi kemampuan berbahasa

pasien. Pasien dengan demensia mungkin menjadi introvert dan tampaknya kurang

memperhatikan tentang efek perilaku mereka terhadap orang lain. pasien demensia

yang mempunya waham paranoid biasanya bersikap bermusuhan pada anggota

keluarganya atau pengasuhnya.Diperkirakan 20-30% pasien demensia, terutama

pasien Alzheimer, memilki halusinasi, dan 30-40% pasien memiliki waham, terutama

dengan sifat paranoid dan tidak sistematik. Selain psikosis dan perubahan

kepribadian depresi dan kecemasan adalah gejala utama pada 40-50% pasien

demensia (Kaplan, 2010)

f. Pengobatan

Beberapa kasus demensia dianggap dapat diobati karena jaringan otak yang

disfungsional dapat menahan kemampuan untuk pemulihan jika pengobatan

8

Page 9: GMO Dan Gangguan Mental Dan Prilaku Akibat Zat Psikoaktif

dilakukan tepat pada waktunya. Riwayat medis yang lengkap, pemeriksaan fisik dan

tes laboratorium, pencitraan otak yang tepat, harus dilakukan segera setelah diagosis

dicurigai. Jika pasien menderita akibat suatu penyebab yang dapat diobati, terapi

diarahkan untuk pengobatan penyakit dasar (Kaplan, 2010). Seorang dokter dapat

meresepkan benzodiazepine untuk insomnia dan kecemasan, antidepresan untuk

deperesi, dan obat antipsikotik untuk waham dan halusinasi; tetapi, dokter harus

menyadari kemungkinan efek idiosinkratik dari obat pada lanjut usia (Kaplan, 2010).

g. Prognosis

Dengan pengobatan psikologis dan farmakologis dan kemungkinan karena

sifat otak yang dapat menyembuhkan diri sendiri, gejala demensia dapat berkembang

hanya lambat untuk suatu waktu atau bahkan mundur sesaat. Regresi gejala tersebut

jelas merupakan suatu kemungkinan pada demensia yang reversibel (sebagai contoh,

demensia yang disebabkan oleh hipotiroidisme, hidrosefalus tekanan normal, dan

tumor otak) jika pengobatan dimulai. Perjalanan demensia bervariasi dari kemajuan

yang tetap (sering pada demensia alzeimer) sampai perburukan demensia yang

bertambah (sering pada demensia vaskuler) (Kaplan, 2010).

9

Page 10: GMO Dan Gangguan Mental Dan Prilaku Akibat Zat Psikoaktif

II. GANGGUAN MENTAL DAN PERILAKU AKIBAT PENGGUNAAN

ZAT PSIKOAKTIF

Banyak Fenomena penyalahgunaan zat mempunyai banyak implikasi untuk

penelitian otak dan psikiatri klinis. Dinyatakan dengan sederhana beberapa zat dapat

mempengaruhi keadaan mental yang dirasakan dari dalam (sebagai contoh, mood)

maupun aktivitas yang dapat diobservasi dari luar yaitu perilaku. Identifikasi dari zat

psikoaktif yang digunakan dapat dilaukan berdasarkan :

1. Data laporan individu

2. Analisis objektif dari spesimen urin, darah, dan sebagainya

3. Bukti lain(adanya sampel obat yang ditemukan pada pasien, tanda dan gejala klinis,

atau dari laporan pihak ketiga)

Selalu dianjurkan untuk mencari bukti yang menguatkan lebih dari satu sumber,

yang berkaitan dengan penggunaan zat.

Banyak pengguna menggunakan lebih dari satu jenis obat namun bila mungkin

diagnosis gangguan harus diklasifikasikan sesuai dengan zat tunggal yang paling penting

yang digunakannya. (Anonym, 1993).

Zat yang digunakan dan efeknya terhadap perilaku

no Obat Perubahan perilaku

1 Opiat dan opiod Euforia, mengantuk, anoreksia, hipoaktivitas dan perubahan

kepribadian

2 Amfetamin dan

kokain

Terjaga, banyak bicara, euforia, paranoid, halusinasi taktil dan visual

3 Barbiturat,

benzodiazepin

Mengantuk, konfusi dan tidak ada perhatian

4 Nitrogen oksida Euforia, mengantuk dan konfusi

5 Alkohol Banyak bicara, amnesia

6 Halusinogen Halusinasi visual, ide paranoid, kecenderungan bunuh diri.

10

Page 11: GMO Dan Gangguan Mental Dan Prilaku Akibat Zat Psikoaktif

a. Intoksikasi akut

Suatu kondisi peralihan yang timbul akibat menggunakan alkohol atau zat

psikoaktif sehingga terjadi gangguan kesadaran, fungsi kognitif, persepsi, afek atau

perilaku.

Pedoman diagnostik intoksikasi akut

1. Intoksikasi akut sering dikaitkan dengan: tingkat dosis yang digunakan, individu

dengan kondisi organik tertentu yang mendasarinya

2. Disinhibisi yang ada hubungannya dengan konteks sosial perlu dipertimbangkan

3. Intoksikasi akut merupakan suatu kondisi peralihan yang timbul akibat pengguanaan

alkohol atau zat psikoaktif kain sehingga terjadi gangguan kesadaran, fungsi kognitif,

persepsi, afek atau perilakum atau fungsi dan respon psikofisiologis lainnya.

4. Intensitas intoksikasi berkurang dengan berlalunya waktu dan pada akhirnya efeknya

menghilang bila tidak terjadi pengguanaan zat lagi. Dengan demikian orang tersebut

akan kembali ke kondisi semula, kecuali jika ada jaringan yang rusak atau terjadi

komplikasi lainnya.

Gejala intoksikasi tidak selalu mencerminkan aksi primer dari zat. Sebagai

contoh, zat depresan dapat menimbulakan gejala agitasi atau hiperaktivitas, dan zat

stimulan menimbulakn penarikan diri secara sosial atau prilaku introvert. Banyak zat

psikoaktif mampu menimbulkan berbagai bentuk efek yang berbeda pada tingkat dosis

yang berbeda. Sebagai contoh alkohol dapat menimbulakan efek stimulan pada prilaku

pada dosis yang lebih rendah, namun dapat menyebabkan agitasib dan agresi dengan

meningkatnya dosis dan menimbulkan sedasi yang jelas pada dosis yang lebih tinggi.

b. Ketergantungan obat

Menurut PPDGJ-III untuk menegakkan diagnosis ketergantungan zat “mutlak

diperlukan bukti adanya penggunaan dan kebutuhan terus menerus”. Terdapatnya gejala

abstensi bukan satu-satunya bukti dan juga tidak selalu ada, misalnya pada penghentian

pemakaian kokain dan ganja. Obat yang diberikan dokter tidak termasuk dalam pengertian

ini selama pengguanaan obat tersebut berindikasi medis. (Maramis, 2009)

11

Page 12: GMO Dan Gangguan Mental Dan Prilaku Akibat Zat Psikoaktif

Istilah ketergantungan zat mempunyai arti yang lebih luas daripada istilah ketagihan

atau adiksi obat. WHO mendefinisikan ketagihan sebagai berikut: suatu keadaan keracunan

yang periodik atau menahun, yang merugikan individu sendiri dan masyarakat dan yang

disebabkan oleh penggunaan suatu zat yang berulang-ulang dengan ciri-ciri sebagai berikut,

yaitu adanya: (Maramis, 2009)

1. Keinginan atau kebutuhan yang luar biasa untuk meneruskan penggunaan obat itu dan

usaha mendapatkannya dengan segala cara

2. Kecendrungan menaikkan dosis

3. Ketergantungan psikologis dan kadang-kadang juga ketergantungan fisik pada zat itu

Faktor penyebab

Faktor kepribadian seseorang cenderung mempengaruhi apakah ia akan tergantung

pada suatu obat atau tidak. Orang yang merasa mantap serta mempunyai sifat tergantung

dan pasif lebih cenderung menjadi ketergantungan pada obat. Faktor sosiobudaya juga

tidak kalah penting dan saling mempengaruhi dengan faktor kepribadian. Di Indonesia

banyak penderita ketergantungan obat berasal dari golongan sosioekonomi menengah.

Faktor fisik dan badaniah seseorang menentukan efek fisik obat itu seperti hilangya rasa

nyeri dan ketidakenakkan badaniah yang lain, berkurangnya dorongan sexual, rasa lapar

dan mengantuk atau justru berkurangnya hambatan terhadap dorongan-dorongan.

(Maramis, 2009)

Faktor kebiasaan yang dikemukakan dalam “hipotesis kebiasaan” bekerja sebagai

berikut: karena obat itu mengurangi ketegangan dan perasaan dan tidak enak, maka

kebiasaan diperkuat dengan tiap kali pemakaian. Ketergantungan obat merupakan hasil

saling pengaruh dan mempengaruhi yang komplex berbagai faktor tadi ditambah dengan

mudah sukarnya obat itu diperoleh dan kesempatan untuk mengunakannya. Pemberian

obat oleh dokter dapat meninmbulkan ketergantungan juga. (Maramis, 2009)

Pedoman diagnosis Sindrom ketergantungan

Diagnosis ketergantungan yang pasti ditegakkan jika ditemukan tiga atau lebih gejala

dibawah ini dialami dalam masa 1 tahun sebelumnya: (Anonym, 1993)

12

Page 13: GMO Dan Gangguan Mental Dan Prilaku Akibat Zat Psikoaktif

a. Adanya keinginan yang kuat atau dorongan yang memaksa untuk menggunakan zat

psikoaktif

b. Kesulitan dalam mengendalikan perilaku menggunakan zat, termasuk sejak mulainya,

usaha penghentian atau pada tingkat sedang menggunakan

c. Keadaan putus zat secara fisiologis ketika penghentian pengguanaan zat atau

pengurangan terbukti dengan adanya gejala putus zat khas , atau orang tersebut

menggunakan zat atau yang khas atau dorongan tersebut mengguanakan zat golongan zat

yang sejenis dengan tujuan untuk menghilangkan atau menghindari terjadinya gejala

putus zat

d. Terbukti adanya toleransi, berupa peningkatan dosis zat psikoaktif yang diperlukan guna

memperoleh efek yang sama yang biasanya diperoleh dengan dosis lebih rendah

e. Secara progresif mengabaikan menikmati kesenangan atau minat lain disebabkan

pengguanaan zat psikoaktif , menignkatnya jumlah waktu yang diperlukan untuk

mendapatkan atau menggunakan zat atau untuk pulih dari akibatnya

f. Tetap menggunakan zat meskipun ia menyadari adanya akibat yang merugikan

kesehatannya, seperti gangguan fungsi hati karena minum alkohol berlebihan, keadaan

depresi sebagai akibat dari suatu periode penggunaan zat yang berat atau hendaya fungsi

kognitif berkaitan dengan penggunaan zat, upaya perlu diadakan untuk memastikan

bahwa penggunan zat sungguh-sungguh atau dapat diandalkan , sadar akan hakekat dan

besarnya bahaya.

Berbagai jenis ketergantung zat

Obat didefinisi oleh WHO sebagai semua zat yang bila dimasukkan yang ke

dalam tubuh suatu makhluk, akan mengubahh atau memengaruhi satu atau lebih fungsi

faali makhluk tersebut. Dalam masalah ketergantungan obat, biasanya yang dimaksud

dengan obat ialah zat dengan efek yang besar terhadap susunan saraf pusat dan fungsi

mental, seperti obat psokotropik, termasuk obat psikotomimetik dan stimulasia, morfin

dan derivatnyas serta obat tidur. Opioid adalah semua zat asli atau sintetik yang

mempunyai efek seperti morfin. Narkotika sebenarnya secara farmakologis berarti obat-

obat yang menekan juga tranqulaizer, neroleptika, dan hipnotika ke dalam kelompok

13

Page 14: GMO Dan Gangguan Mental Dan Prilaku Akibat Zat Psikoaktif

narkotika. Menurut peraturan di Indonesia, dalam narkotika termasuk juga kokain dan

psikomimetika.

Prognosis ketergantungan obat

Prognosis ketergantungan obat pada umumnya dipengaruhi oleh besar kecilnya

predisposisi (pengaruh faktor kepribadian, sosiobudaya dan fisik), mudah sukarnya

mendapatkan obat dan sering jarangnya kesempatan memakai obat tersebut seerta lamanya

ketergantungan. Makin mudah faktor ini dapt ditangani makin baik prognosis.

c. Keadaan Putus Zat

Pedoman diagnostik

1. Keadaan putus zat merupakan salah satu indikator dari sindrom ketergantungan dan

diagnosis sindrom ketergantungan zat harus turut dipertimbangkan

2. Keadaan putus zat hendaknya dicatat sebagai diagnosis utama, bila hal ini merupakan

alasan rujukan dan cukup parah sampai memerlukan perhatian medis secara khusus

3. Gejala fisik bervariasi sesuai dengan zat yang digunakan. Gangguan psikologis

merupakan gambaran umum dari keadaan putus zat ini. Yang khas ialah pasien akan

melaporkan bahwa gejala putus zat akan mereda dengan meneruskan penggunaan zat.

d. Keadaan Putus Zat dengan Delirium

Pedoman diagnostik

1. Suatu keadaan putus zat disertai komplikasi delirium

2. Termasuk: De;irium Tremens yang merupakan akibat dari putus obat secara absolut

atau relatif pada penguna ketergantungan berat dengan riwayat penggunaan yang

lama. Onset biasanya terjadi sesudah putus alkohol. Keadaan gaduh gerlisah toksik

yang berlangsung singkat tetapi adakalanya dapat membahayakan jiwa yang disertai

gangguan somatik

14

Page 15: GMO Dan Gangguan Mental Dan Prilaku Akibat Zat Psikoaktif

3. Gejala prodormal khas berupa: insomnia, gemetar dan ketakutan. Onset dapat

didahului oleh kejang setelah putus zat.

Trias yang klasik dari gejalanya adalah kesadaran berkabut dan kebingungan,

halusinasi dan ilusi yang hidup yang mengenai salah satu panca indera, tremor berat.

Biasanya ditemukan juga waham, agitasi, insomnia atau siklus tidur yang terbakik, dan

aktivitas otonomik yang berlebihan (Anonym, 1993)

e. Gangguan Psikotik

Pedoman diagnostik

1. Gangguan psikotik yang terjadi atau segera sesudah penggunaan sat psikoaktif (48

jam) bukan merupakan manifestasi dari keadaan putus zat dengan delirium atau suatu

onset lambat .

2. Gangguan psikotik yang disebabkan oleh zat psikoaktif dapat tampil dengan pola

gejala yang bervariasi. Variasi ini akan dipengaruhi oleh jenis zat yang digunkannya

dan kepribadian pengguna zat. Pada penggunaan obat stimuilan seperti kokain dan

amfetamin gangguan psikotik yang diinduksi oleh obat umumnya berhubungan erat

dengan tingginya dosis dan atau penggunaan zat yang berkepanjangan.

f. Sindrom Amnesik

Pedoman diagnosis

1. Sindrom amnesik yang disebabkan oleh zat psikoaktif harus memenuhi kriteria umum

untuk sindrom amnesik organik

2. Syarat utama untuk menentukan diagnosis adalah:

a. Gangguan daya ingat jangaka pendek, gangguan sensai waktu

b. Tidak ada gangguan daya ingat segera, tidak ada ganggaun keasadaran, dan

tidak ada gangguan kognitif secara umumn

c. Adanya riwayat atau bukti yang objektif dari pengguanaan alkohol atau zat

yang kronis

15

Page 16: GMO Dan Gangguan Mental Dan Prilaku Akibat Zat Psikoaktif

g. Zat psikoaktif

Amfetamin

Rasemik amphetamine sulfate pertasma kali disintesis tahun 1887 dan

diperkenalkan dlam praktek klinis dalam tahun 1932 sebagai inhaler yang dapat dibeli

bebas untuk mengobati kongesti hidung dan asma. (Kaplan, 2010)

- Neurofarmakologi

Semua amfetamin cepat diabsorbsi peroral dan disertai dengan onset kerja yang

cepat, biasanya dalam satu jam jika digunakan peroral. Amfetamin mempunyai efek

primernya yaitu menyebabkan pelepasan katekolamin, terutama dopamine, dari terminal

parasinaptik. Efek tersebut terutama kuat pada neuron dopaminergik yang keluar dari

area tegmental ventralis ke korteks serebral dan area limbic. (Kaplan, 2010)

Kriteria diagnostk untuk intoksikasi amfetamin:

a. Pemakaian amfetamin atau zat yang berhubungan yang belum lama terjadi

b. Perilaku maladaptive atau perubahan perilaku yang bermakana secara klinis yang

berkembang selama, atau segera setelah, pemakaian amfetamin atau zat yang

berhubungan

c. Dua (atau lebih) hal berikut, berkembang selama atau segera sesudah, pemakaian

amfetamin atau zat yang berhubungan:

1. Takikardia atau bradikardia

2. Dilatasi pupil

3. Peninggian atau penurunan tekanan darah

4. Berkeringat atau menggigil

5. Mual atau muntah

6. Tanda-tanda penurunan berat badan

7. Agitasi atau retardasi psikomotor

8. Kelemahan otot, depresi pernapasan, nyeri dada, atau aritmia jantung

9. Konfusi, kejang, diskinesia, distonia atau koma

16

Page 17: GMO Dan Gangguan Mental Dan Prilaku Akibat Zat Psikoaktif

d. Gejala tidak disebabkan oleh kondisi medis umum dan tidak lebih baik diterangkan

oleh gangguan mental lain (Kaplan, 2010).

h. Gambaran klinis

Pada seseorang yang sebelumnya belum pernah penggunakan amfetamin, dosis

tunggal 5 mg meningkatkan rasa kesehatannya dan menyebabkan elasi, euphoria dan

keramahan. Dosis kecil biasanya memperbaiki pemusatan perhatian mereka dan

meningkatkan kinerja dalam tugas menulis, oral, dan kinerja. Terdapat juga penurunan

kelelahan, menyebabkan anoreksia, dan peningkatan ambang rasa nyeri.

- Pengobatan

Pengobatan gangguan spesifik akibat penyalahgunaan amfetamin dengan obat

spesifik mungkin diperlukan dalam jangka waktu pendek. Antipsikotik, baik

phenothiazine atau haloperidol, dapat diresepkan pada beberapa hari pertama. Tanpa

adanya psikosis, diazepam berguna untuk mengobati agitasi dan hiperaktifitas pasien.

Dokter harus menegakkan ikatan terapeutik dengan pasien untuk mengatasi depresi atau

gangguan kepribadian (Kaplan, 2010)

Kanabis

Kanabis adalah nama singkat untuk tanaman rami Cannabis sativa. Tanaman

kanabis biasanya dipotong, dikeringkan, dipotong kecil-kecil, selanjutnya digulung

menjadi rokok. Nama yang umum untuk kanabis adalah mariyuana, grass, pot, weed, tea

dan Mary Jane. Bentuk kanabis yang paling poten berasal dari ujung tanaman yang

berbunga atau dari eksudat resin yang dikeringkan.

- Neurofarmakologi.

Komponen utama kanabis adalah Δ9-TCH. Suatu reseptor spesifik untuk

kanabinol telah diidentifikasi, diklon, dan dikarakterisasi. Reseptor adalah anggota dari

keluarga reseptor yang berkaitan dengan protein G. Reseptor kanabinoid diikat dengna

protein G inhibitor (Gi) yang berikatan dengna adenilil siklase di dalam pola

17

Page 18: GMO Dan Gangguan Mental Dan Prilaku Akibat Zat Psikoaktif

menginhibisi. Reseptor kanabinoid ditemukan dalam konsentrasi yang tertinggi di ganglia

basalis, hipokampus dan serebelum, dengan konsentrasi yang lebih rendah di korteks

serebral. (Kaplan, 2010)

- Diagnosis dan gambaran klinis

Efek fisik yang paling sering dari kanabis adalah dilatsi pembuluh darah

konjungtiva dan takikardia ringan. Pada dosis tinggi, hipotensi ortostatik dapat terjadi.

Peningkatan nafsu makan, dan mulut kering adalah efek intoksikasi kanabis yang sering

lainnya. Beberapa data menyatakan bahwa penggunaan kanabis yang berat berada dalam

resiko mengalami penyakit pernapasan kronis dan kanker paru-paru. Banyak laporan

menyatakan bahwa penggunaan kanabis jangka panjang berhubungan dengan atrofi

serebral, kerentanan kejang, kerusakan kromosom, defek kelahiran, gangguan reaktifitas

kekebalan, perubahan konsentrasi testosterone dan disregulasi siklus menstruasi. Tetapi,

laporan tersebut belum secara pasti ditegakkan, dan hubungan antara efek tersebut dengan

penggunaan kanabis adalah tidak pasti.

- Pengobatan

Pengobatan pemakaian kanabis terletak pada prinsip yang sama dengan pengobatan

penyalahgunaan substansial lain, yaitu abstinensia dan dukungan. Abstinensia dapat dicapai

melalui intervensi langsung, seperti perawatan di rumah sakit,atau melalui monitoring ketat

atas dasar rawat jalan dengan menggunakan skrining obat dalam urin, yang dapat

mendeteksi kanabis selama tiga hari sampai empat minggu setelah pemakaian.Dukungan

dapat dicapai dengan menggunakan psikoterapi individual, keluarga, dan kelompok.

(Kaplan, 2010)

Kokain

Kokain adalh zat yang paling adiktif yang sering disalahgunakan dan merupakan

zat yang paling berbahaya. Kpkain merupakan alkaloid yang didapatkan dari tanaman

belukarErytrhoxylon coca yang berasal dari amerika selatan. Kokain diklasifikasikan

sebagai suatu narkotik, bersama dengan morfin dan heroin, karena efek adiktifnya.

18

Page 19: GMO Dan Gangguan Mental Dan Prilaku Akibat Zat Psikoaktif

- Neurofarmakologi

Efek perilaku dari kokain dirasakan paling segera dan berlangsung dalam waktu

yang relatif singkat (30-60 menit). Walaupun efek perilaku berlangsung singkat,

metabolit kokain mungkin ditemukan didalam darah dan urin selama 10 hari

- Gambaran klinis

Perubahan yang sering berhubungan dengan pemakaian kokain adalah iritabilitas,

gangguan kemampuan berkonsentrasi, perilaku konfulsif, insomnia berat dan penurunan

berat badan.

- Pengobatan

Dua kelas obat yang paling berguna adalah agonis dopamin dan suatu obat

trisiklik. Dua agonis dopaminergik yang oaling sering digunakan adalah amantadine 100

mg dua kali sehari dan bromocriptin 2,5 mg dua kali sehari (Kaplan, 2010)

.

Inhalan

Di dalam DSM-IV, kategori gangguan berhubungan dengan inhalan memasukkan

sindrom psikiatrik yang disebabkan oleh penggunaan pelarut, lem, perekat, bahan pembakar

aerosol, pengencer cat, dan bahan bakar. Senyawa aktif di dalam inhalan tersebut adalah

toluene, acetone, benzene, trichloretane, perchlorethylene, trichloloethylene, 1,2,-

dichloropropane dan hidrokarbon berhalogen. (Kaplan, 2010)

- Neurofarmakologi

Inhalan biasanya dilepaskan ke paru-paru dengan menggunakan suatu tabung,

kaleng, atau kantung plastik, atau dengan suatu kain yang direndam dengan inhalan, melalui

atau dari mana pemakai dapat menghirup inhalan melalui hidung atau menyedot inhalan

memalui mulut. Kerja umum inhalan adalah sebagai depresan system saraf pusat. Inhalan

19

Page 20: GMO Dan Gangguan Mental Dan Prilaku Akibat Zat Psikoaktif

sangat cepat diserap malalui paru-paru dan cepat dikirim ke otak. Efeknya tampak dalam 5

menit dan dapat berlangsung selama 30 menit sampai beberapa jam, tergantung pada zat

inhalan dan dosisnya. Efek farmakodinamik spesifiknya tidak dimengerti dengan baik.

Karena efeknya biasanya mirip dengan dan menambahkan pada efek depresan sistem saraf

pusat lainnya, beberapa peneliti telah menyatakan bahwa inhalan bekerja melalui suatu

peningkatan GABA. Peneliti lain menyatakan bahwa inhalan mempunyai efeknya melalui

fluidisasi membran. (Kaplan, 2010)

- Gambaran klinis

Dalam dosis awal yang kecil inhalan dapat menginhibisi dan menyebabkan perasaan

euphoria, kegembiraan dan sensai mengambang yang menyenangkan; obat kemungkinan

digunakan untuk mendapatkan efek tersebut. Gejala psikologis lain pada dosis tinggi dapat

termasuk rasa ketakutan, ilusi sensorik, halusinasi auditoris dan visual, dan distorsi ukuran

tubuh. Gejala neurologis dapat termasuk bicara yang tidak jelas, penurunan kecepatan

bicara, dan ataksia. Penggunaan dalam periode lama dapat disertai dengan iritabilitas,

labilitas emosi, dan gangguan ingatan.

- Pengobatan

Biasanya, penggunaan inhalan relatif singkat dalam kehidupan seseorang. Orang

tersebut menghentikan aktifitas menggunakan zat atau pindah ke zat lain. Identifikasi

penggunaan inhalan pada seorang remaja adalah suatu indikasi bahwa remaja tersebut harus

mendapatkan konseling dan pendidikan tentang masalah umum penggunaan zat (Kaplan,

2010)

.

20

Page 21: GMO Dan Gangguan Mental Dan Prilaku Akibat Zat Psikoaktif

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan. Direktorat Jenderal Pelayanan Medik, 1993. Pedoman Penggolongan

dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III. Departemen Kesehatan: Jakarta

Kaplan. H. I., Sadock. B. J., dan Greeb. J. A., 2010 Sinopsis Psikiatri. Binarupa Aksara Publisher: Tangerang

Maramis, W. F., 2009. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, Edisi 2. Airlangga University Press: Surabaya

21