pasien rendi gmo iii

21
I. IDENTITAS PASIEN Nama : Sdr R Umur : 18 tahun Jenis kelamin : laki-laki Agama : Islam Suku : Jawa Pendidikan : lulus SMK Status Perkawinan : belum menikah Pekerjaan : - Alamat : Glagahan ½ Jepanrejo, Blora Tanggal masuk : 21 Maret 2012 Tanggal pemeriksaan : 23, 24 Maret 2012 II. RIWAYAT PSIKIATRIS Anamnesis diperoleh dari alloanamnesa ny R, ibu pasien, 38 th, pekerjaan ibu menjahit A. Keluhan Utama : Pasien konsulan dari bagian Bedah Saraf dengan post craniotomy EDH hari perawatan VIII dengan gelisah, bicara kacau. B. Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien dikonsulkan dari bagian Bedah Saraf RS Dr Moewardi dengan post Craniotomy EDH hari perawatan VIII dengan gelisah, bicara kacau. Dikeluhkan oleh keluarganya, setelah dioperasi dan mulai sadar kembali pasien berteriak-teriak, gelisah, bicara kurang sopan dan sulit tidur. Dikatakan oleh ibunya bahwa Pasien juga belum sepenuhnya bisa diajak berkomunikasi dan mengenali dirinya, berkata-kata keras tapi kadang tidak jelas artinya. 1

Upload: juliana-prizzka

Post on 18-Jan-2016

27 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

agdfgh

TRANSCRIPT

Page 1: Pasien Rendi Gmo III

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Sdr R

Umur : 18 tahun

Jenis kelamin : laki-laki

Agama : Islam

Suku : Jawa

Pendidikan : lulus SMK

Status Perkawinan : belum menikah

Pekerjaan : -

Alamat : Glagahan ½ Jepanrejo, Blora

Tanggal masuk : 21 Maret 2012

Tanggal pemeriksaan : 23, 24 Maret 2012

II. RIWAYAT PSIKIATRIS

Anamnesis diperoleh dari alloanamnesa ny R, ibu pasien, 38 th, pekerjaan ibu menjahit

A. Keluhan Utama : Pasien konsulan dari bagian Bedah Saraf dengan post craniotomy

EDH hari perawatan VIII dengan gelisah, bicara kacau.

B. Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien dikonsulkan dari bagian Bedah Saraf RS Dr Moewardi dengan post Craniotomy EDH

hari perawatan VIII dengan gelisah, bicara kacau. Dikeluhkan oleh keluarganya, setelah

dioperasi dan mulai sadar kembali pasien berteriak-teriak, gelisah, bicara kurang sopan dan

sulit tidur. Dikatakan oleh ibunya bahwa Pasien juga belum sepenuhnya bisa diajak

berkomunikasi dan mengenali dirinya, berkata-kata keras tapi kadang tidak jelas artinya.

Sepuluh hari sebelum masuk RS Dr. Moewardi (tanggal 13-3-2012) dilakukan operasi

Craniotomi di RS Swasta akibat kecelakaan lalu lintas dua hari sebelumnya. Saat kecelakaan

pasien tidak sadarkan diri, gelisah, dan disampaikan oleh keluarganya terlihat memar di

kepala sebelah atas telinga kanan disamping luka-luka lecet di kaki dan tangannya. Menurut

ibunya saat terjadinya kecelakaan pasien tidak sedang dalam pengaruh obat-obatan yang

menyebabkan kantuk ataupun minum minuman yang menyebabkan mabuk dan dimungkinkan

karena pasien takut untuk minum-minuman keras yang telah menyebabkan ayahnya

menderita sakit komplikasi lever dan gula hingga meninggal dunia.

Kurang lebih setahun yang lalu pasien bekerja di Kalimantan di sebuah perusahaan Kayu,

kurang lebih selama enam bulan dan di sana tinggal bersama adik laki-laki dari ayah tirinya.

1

Page 2: Pasien Rendi Gmo III

Menurut istri pamannya, pasien dekat dengan seorang teman perempuannya yang bekerja satu

perusahaan dengan pasien tetapi tidak disetujui karena teman perempuannya kurang disukai

oleh menurut istri pamannya tersebut . Ketidaksukaan istri pamannya tersebut disampaikan

kepada orang tua pasien, sehingga pasien dipanggil pulang . Menurut keluarganya, selama di

tempat kerja pasien juga telah dituduh mengambil uang milik temannya, tetapi pasien

menyangkal karena ternyata memang bukan pasien yang mengambil. Sebenarnya pasien juga

tidak begitu menyukai pekerjaan di perusahaan itu, tetapi tetap ingin kembali bekerja di

kalimantan karena telah tertarik dengan teman wanitanya itu dan bersungguh-sungguh dengan

hubungan itu. Setelah kembali ke Blora pasien terlihat murung dan sedih dan lebih banyak

mengurung diri di kamarnya sambil bermain gitar dan menyanyi sebagaimana biasanya . oleh

ayah tirinya, pasien kemudian diberi nasihat untuk kursus mesin di Cepu agar bisa kembali

bekerja sesuai minatnya, yang mana pada akhirnya pasien mau mengerti dan memahami

maksud ayah tirinya tersebut sehingga selama dua bulan ini pasien mengikuti kursus

sebagaimana minatnya.

C.Riwayat penyakit dahulu : operasi amandel kelas 2 SD, mondok (+) karena DB

D. Riwayat Gangguan Sebelumnya

1. Riwayat gangguan psikiatri :

Tidak ditemukan riwayat gangguan psikiatri sebelumnya

2. Riwayat Penyakit medis umum

Tidak dijumpai riwayat trauma kepala,(-) kejang, sesak nafas, mondok karena penyakit(-)

3. Riwayat penggunaan zat psikoaktif dan alkohol disangkal, riwayat merokok (+) sejak

SMK.

RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI

1. Riwayat prenatal dan perinatal.

Lahir normal, spontan di tolong dukun bayi.

2. Masa kanak-kanak awal ( 0 sampai umur 3 tahun ):

Tumbuh kembang sebagaimana anak-anak seusianya.

3. Masa Toddler (1-3 tahun)

Pasien mengalami tumbuh kembang sebagaimana anak-anak seusianya

4. Masa kanak-kanak pertengahan ( 4-11 tahun )

Pasien mulai terlihat pendiam, tapi punya banyak teman .

5. Masa kanak-kanak selanjutnya ( prapubertas – remaja )

Pada awalnya pasien tidak bermasalah di SMP sampai lulus, tapi mulai SMK kadang-

kadang bolos sekolah, mulai merokok, keras kepala dan cenderung tertutup. Kalau ada

2

Page 3: Pasien Rendi Gmo III

permasalahan inginnya diselesaikan sendiri.

6. Masa dewasa

a. Riwayat Pendidikan

Nilai-nilai sekolah biasa, prestasi sedang, menurut gurunya SMK sebenarnya tidak nakal,

pendiam dan pintar tapi karena terkena pengaruh teman SMK nya jadi tidak pernah belajar

dan pada waktu kenaikan kelas 12 remidi 8 mata pelajaran dalam waktu dua hari agar bisa

naik kelas , Pasien sampai SMK Jurusan Elektro, Lulus . Sebenarnya pilihan pasien adalah

otomotif tetapi karena tidak diterima terpaksa masuk jurusan tersebut.

b. Riwayat pekerjaan:

setelah lulus SMK bekerja di kayu lapis di Kalimantan selama 6 bulan

c. Riwayat Perkawinan:

Pasien belum menikah

d. Latar belakang keagamaan

Pasien memeluk agama Islam sejak kecil karena lahir dari keluarga muslim.tapi mulai

SMK jarang menjalankan ibadah sholat dan mengaji.

e. Aktivitas sosial :

Pasien jarang ikut kegiatan sosial kecuali di sekolahnya, tetapi tidak menutup diri .

f. Riwayat Psikoseksual

Semasa bekerja di Kalimantan pasien pernah tertarik kepada lawan jenis tetapi kurang

disetujui oleh keluarga.

g. Riwayat Militer

Pasien tidak pernah terlibat aktivitas militer.

h. Riwayat pelanggaran hukum

Pasien tidak pernah berurusan dengan polisi karena pelanggaran hukum

i. Situasi kehidupan sekarang

Pasien saat ini tinggal serumah dengan ibu kandung, ayah tiri dan kedua adik

tirinya.

RIWAYAT KELUARGA

Pasien adalah anak pertama dari tiga bersaudara.

Selama ini tidak mempunyai riwayat keluarga yang mengalami gangguan jiwa.

3

Page 4: Pasien Rendi Gmo III

Pohon Keluarga (genogram)

1 2

Keterangan gambar :

: tanda keterangan gambar jenis kelamin laki-laki

: tanda keterangan gambar kelamin perempuan

: tanda gambar pasien

: keluarga yang tinggal satu rumah

: meninggal

EVALUASI KELUARGA

a. Susunan keluarga : pasien tinggal bersama ibu, ayah tiri dan kedua adik tirinya.

b. Keadaan sosial ekonomi sekarang

4

Page 5: Pasien Rendi Gmo III

Penghasilan keluarga di katakan cukup/sedang, berobat sekarang dengan surat keterangan tidak mampu/ jamsostek.

c. Fungsi subsistem

a. Subsistem orang tua

Hubungan ibu dan ayah tirinya hangat, ayah tirinya menyayangi istri , berwatak lembut dan menyayangi pasien seperti halnya anak kandungnya, memberikan pengertian untuk hidup saling rukun dengan sesama anggota keluarga , juga memperhatikan pendidikan dan pergaulan pasien serta berupaya membantu setiap perasalahan yang dihadapi pasien baik di sekolah, maupun pekerjaan.

b. subsistem sibling

Hubungan pasien dengan kedua adiknya baik, tidak memperebutkan perhatian dari kedua orang tuanya .

c. Hubungan antar subsistem

Hubungan orang tua dengan pasien dan kedua adik pasien hangat dan terbuka. Ayah dan ibu pasien sering bermusyawarah membicarakan permasalahan. Anak-anak tercukupi kebutuhan sehari-hari, dan sekolahnya meskipun hidup dalam kesederhanaan , memberikan pengertian untuk hidup saling rukun dengan sesama anggota keluarga , juga memperhatikan pendidikan dan pergaulan pasien serta berupaya membantu setiap perasalahan yang dihadapi pasien baik di sekolah, maupun pekerjaan.

Pemeriksaan status mental (dilakukan tanggal 23, 24 Maret 2012)

A. Deskripsi umum

1. Penampilan

Tampak laki-laki sesuai umur dan perawatan diri baik,

2. Perilaku dan aktifitas psikomotor

Ingin selalu bergerak dan berjalan-jalan, gelisah, dan ingin selalu bersalaman dan merangkul wanita yang ditemuinya.

3. Sikap terhadap pemeriksa

Kurang kooperatif, kontak mata kurang adekuat4. Pembicaraan

Volume berubah-ubah , kadang kurang bisa didengar tapi tiba-tiba berteriak, menjerit-jerit keras dengan suara, kata/ kalimat yang tidak jelas , intonasi berubah-ubah kadang lambat kemudian berubah cepat, artikulasi kadang tidak jelas.

5

Page 6: Pasien Rendi Gmo III

B. kesadaran:

kuantitatif : E4V4M6

kualitatif : berubah

C. Mood, ekspresi afektif dan Empati

mood : iritabel, meluap-luap, kadang fluktuatif terlihat disforik

afek : meluas, kadang fluktuatif terlihat hipotimik

keserasian : serasi

D. Pikiran

1. Bentuk pikir : nonrealistik

2. Isi pikir : waham(-)

3. Arus pikir : inkoheren

E. Persepsi :

Halusinasi : (-)

Ilusi : (-)

F. Kesadaran dan Kognisi

1. Orientasi : waktu, tempat dan orang terganggu Daya ingat :

jangka pendek : terganggu

jangka menengah : terganggu

jangka panjang : terganggu

2. Konsentrasi dan perhatian : mudah dialihkan, mudah ditarik 3. Kemampuan visuospasial : terganggu

4. Pikiran abstrak : terganggu

5. Kemampuan menolong diri sendiri : kurang

G. Pengendalian Impuls : terganggu

H. Daya nilai dan tilikan

1. Daya nilai sosial : terganggu

2. Uji daya nilai : terganggu

3.Tilikan diri : derajat 1

I. Taraf dapat dipercaya : dapat dipercaya

6

Page 7: Pasien Rendi Gmo III

Pemeriksaan Diagnostik lebih lanjut (24-3-2012)

a. Status internus : kesadaran E4V4M6 , T 120/80 mmHg, nadi 83 kali /menit, RR 18x/menit, suhu 36,7 C; cor / pulmo : dbn, abdomen : dbn

b. Status opthalmicus : pupil diameter 3mm x 3 mm (ODS) isokor

c. Status bedah : terdapat bekas hecting yang sudah kering di regio temporoparietale.

d. Hasil CT scan didapatkan Lesi Hiperdens di Lobus temporalis kanan, dan defek di regio temporo parietalis kanan dan Mastoiditis.

e. Laboratorium : (tgl 13-3-2012)

Hb; 12.5 g/dl, Angka lekosit: 6,8 ribu/ul

Ikhtisar penemuan masalah

Telah diperiksa seorang laki-laki umur 18 th, agama islam, belum menikah, konsulan

dari bagian Bedah Saraf dengan post Craniotomy EDH perawatan hari VIII .

Pasien dikeluhkan oleh keluarganya gelisah, cepat marah , kesulitan tidur, berbicara dan

berperilaku kurang sopan.

Pasien mulai mengalami gangguan sejak mulai sadar dari operasi tgl 15-3-2012.

Status interna dalam batas Normal, status opthalmologis dalam batas Normal. Tidak

ditemukan riwayat kejang dan trauma kepala sebelumnya. Tidak ditemukan riwayat

penggunaan zat psikoaktif atau minum alkohol, pasien hanya merokok.

Dalam pemeriksaan penunjang (24-3-201) hasil CT scan ulang didapatkan Lesi

Hiperdens di Lobus temporalis kanan, dan defek di regio temporo parietalis kanan dan

Mastoiditis. Hasil pemeriksaan Laboratorium dalam batas Normal.

Pemeriksaan status mentalis didapatkan seorang laki-laki umur 18 tahun tampak

sesuai usia, perawatan diri baik, kesadaran compos mentis, berubah. Perilaku psikomotor

pasien gelisah, impulsiv, kurang kooperatif, mood iritabel dan kadang fluktuatif disforik, afek

meluas dan kadang fluktuatif menyempit, tidak ditemukan adanya halusinasi, ilusi,

depersonalisasi, derealisasi, daya ingat dan konsentrasi terganggu, terdapat gangguan dalam

daya nilai, tilikan derajad 1, informasi secara keseluruhan dari pasien dapat dipercaya.

Sepuluh hari sebelum dikonsulkan, pasien mengalami kecelakaan lalu lintas,

bertabrakan dengan mobil box tidak sadarkan diri, tidak di sertai kejang, selama hampir 48

jam baru kemudian pasien dilakukan craniotomy yang disebabkan Epidural Hemorragic

dextra regio temporo parietale.

7

Page 8: Pasien Rendi Gmo III

Formulasi Diagnosis

Pada pasien ini di temukan adanya gangguan pola perilaku dan psikologis yang secara

klinis bermakna dan menimbulkan penderitaan (distress) dan hendaya (disability) dalam

melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari yang biasa dan fungsi pekerjaan. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa pasien ini menderita gangguan jiwa

Pada pemeriksaan status interneus tidak didapatkan kelainan. Dari anamnesa tidak

ditemukan riwayat pengunaan zat psikoaktif dan gejala yang ditimbulkan adalah tidak sesuai

dengan kriteria Gangguan Terkait-Zat, sehingga Gangguan Terkait-Zat dapat

disingkirkan. Status bedah di dapatkan bahwa pasien terdapat Epidural Hemorragic dextra

regio temporo parietale. sehingga Gangguan Mental Organik belum dapat disingkirkan.

Pada pasien mengalami gangguan sejak paska operasi evakuasi EDH sebelum di

konsulkan ke bagian psikiatri; pasien mulai bicara kacau , Pemeriksaan status mentalis

didapatkan seorang laki-laki umur 18 tahun tampak sesuai usia, perawatan diri baik,

kesadaran berkabut, berubah. Perilaku psikomotor pasien gelisah, impulsiv, kurang

kooperatif, mood iritabel dan kadang fluktuatif disforik, afek meluas dan kadang fluktuatif

menyempit, tidak didapatkan halusinasi, ilusi, depersonalisasi, derealisasi, terdapat gangguan

dalam daya nilai, tilikan sulit dievaluasi, Dari anamnesa dan pemeriksaan status mental di

atas maka pada pasien ini diusulkan memenuhi Pedoman Untuk F06.8 Gangguan Mental

Akibat Kerusakan dan Disfungsi Otak dan Penyakit Fisik Lain YDT . Keputusan untuk

membuat Klasifikasi sindroma Klinis ini didukung oleh :

1. Adanya penyakit, kerusakan, disfungsi otak atau penyakit fisik

sistemik yang dikeyahui ada hubungannya dengan slah satu sindrom

yang tercantum di atas.

2. Ada hubungan waktu antara perkembangan penyakit yang

mendasari dengan timbulnya sindroma mental ; (minggu atau

bulan)

3. Kesembuhan dari gangguan jiwa setelah perbaikan atau

dihilangkan penyebab yang diduga mendasarinya ;kan

4. Tidak adanya bukti yang mengarah pada penyebab alternatif

dari sindroma mental ini (seperti riwayat keluarga yang kuat

atau stres yang mempercepat)

8

Page 9: Pasien Rendi Gmo III

Kondisi ini (a) dan (b) membenarkan diagnosis sementara, dan jika keempat hal terpenuhi,

maka klasifikasi diagnostik menjadi lebih bermakna.

Adapun Defferensial Diagnosanya yaitu :

F 07.2 Sindroma Paska Kontusio yaitu:

a. Sindroma yang terjadi yang asli sesudah trauma kepala (biasanya cukup hebat sehingga

berakibat hilangnya kesadaran ) dan termasuk beberapa gejala luas seperti nyeri kepala,

pusing (tidak seperti gambaran vertigo yang asli ), kelelahan, iritabilitas, sulit

berkonsentrasi dan melakukan suatu tugas mental, hendaya daya ingat, insomnia,

menurunnya ketahanan terhadap stres, atau gejolak emosional.

b. Gejala ini dapat disertai oleh rasa depresi dan cemas akibat harga diri dan takut terhadap

kerusakan otak yang menetap. Perasaan demikian memperberat gejala sebenarnya dan

mengakibatkan lingkaran setan.

c. Beberapa pasien menjadi hipokondrik, selalu mencari hakikat peran sebagai pasien terus-

menerus. Sebab dari gejala ini tidak selalu jelas , kedua faktor organik dan psikologis

diduga menjadi penyebabnya. Tidak diragukan lagi bahwa sindrom ini cukup banyak dan

menyebabkan rasa tidak enak pada pasien.

d. Pedoman diagnostiknya :sedikitnya ada ketiga gambaran yang disebutkan di atas untuk

pemastian diagnostik. Pemeriksaan Laborattorium Teknik seperti CT Scan / imajing dapat

memberikan bukti yang pasti untuk mendukung diagnostiknya.

Pada F 07.2 Sindroma Paska Kontusio ini telah terjadi perubahan kepribadian dan perilaku

yang nisa merupakan sisa atau bersama gangguan yang sedang berjangkit dari penyakit,

kerusakan atau disfungsi otak. Namun diagnosa ini belum dapat ditegakkan mengingat

diperlukan waktu paling tidak selama 6 bulan untuk mengobservasi apakah gangguan ini

bersifat menetap sehingga menyebabkan perubahan perilaku dan kepribadian yang

permanen, sehingga DD ini dapat disingkirkan.

F 05.8 Delirium Lainnya

Pada kondisi ini terdapat :

a. Gangguan kesadaran (yaitu penurunan kejernihan kesadararan terhadap lingkungna)

dengan penurunan kemampuan untuk memusatkan, mempertahankan atau

mengalihkan perhatian.

9

Page 10: Pasien Rendi Gmo III

b. Perubahan kognisi (seperti defisit daya ingat,disorientasi, gangguan bahasa) atau

perkembangan gangguan persepsi yang tidak lebih baik diterangkan demensia yang

ada sebelumnya, yang sedang ditegakkan, atau yang sedang timbul.

c. Gangguan timbul setelah suatu periode waktu yang lebih singkat, (biasanya beberapa

jam sampai hari) dan cenderung berfluktusi selama perjalanan hari.

d. Terdapat bukti-bukti dan riwayat penyakit, pemeriksaan fisik temuan laboratorium

bahwa gangguan adalah disebabkan oleh akibat fisiologis langsung dari kondisi medis

umum, sehingga DD F 05.8 Delirium Lainnya belum dapat disingkirkan.

Pada Axis II, , aksis II ciri kepribadian menghindar

Pada axix III, Post Craniotomy Epidural Hemorraghic

Pada Axis IV didapatkan bahwa gejala jiwa muncul sejak masalah penyakitnya muncul.

Sehingga, pada aksis IV dimasukan masalah dengan penyakitnya .

Pada axis V, menurut PPDGJ III pada pasien ini terdapat GAF : yang di dapatkan 60-51

HLPY: 90-81: beberapa gejala ringan dan menetap, diabilitas ringan dalam fungsi, secara umum

baik Berdasarkan data-data yang telah tersebut di atas, maka sesuai dengan kriteria PPDGJ III di

usulkan:

Evaluasi Multiaxial

Axis I : F.06.8 Gangguan Mental Organik

DD F.07.2 Sindrom Paska Kontusio

F.05.08 Delirium lainnya

Axis II : Ciri kepribadian menghindar

Axis III : Post Craniotomy Epidural Hemorraghic

Axis IV : Masalah penyakitnya,

Axis V ; GAF 60-51 kesulitan sedang

HLPY : 90-81: gejala minimal, berfungsi dengan baik, cukup puas, tidak lebih

dari masalah harian biasa.

DAFTAR MASALAH

a. Organobiologik : Post Craniotomy et causa EDH regio temporoparietale

b. Psikologik : gelisah, impulsif, mood iritabel ,gangguan perilaku

PROGNOSIS PASIEN ;

10

Page 11: Pasien Rendi Gmo III

Qua ad vitam : bonam

Qua ad sanasionam : bonam

Qua ad fungsionam : bonam

RENCANA PENGOBATAN LENGKAP

A. Psikofarmaka : haloperidol 2 x 5 mg

B. Psikoterapi:

- Psikoedukasi keluarga tentang penyakit yang dialami pasien saat ini, terapi yang diberikan terkait dengan gangguan yang dialami pasien saat ini serta prognosis penyakit pasien.

KRONOLOGIS

50-41

GAF

Follow up

11

15 hari yang lalu pasien KLL (BTI)

Craniotomy ec EDH regio

temporoparietale dextra

Satu minggu yang lalu

Gelisah, bicara kacau tidak bisa tidur, perilaku kurang sopan

Page 12: Pasien Rendi Gmo III

Tgl Subyektif Obyektif Assesmant Planing

25/3 BAK : belum bisa

menahan, tidur

masih sulit,

berteriak-teriak.

Perilaku minat

seksual msh

meningkat. Minta

jalan-jalan tiak

mau diikat

Psikomotor : masih

gelisah, bicara :

berteriak

Memory : masih

terganggu, hanya

mengenal nama ibunya

Mood/afek:

disforik/menyempit

Axis I ; F06.0

Axis II: b.a.d

Axis III; stroke

hemoragik

Axis IV: masalah

penyakit

Axis V: GAF 60-51

Injeksi Haloperidol 1 A im k/p

Inj Difenhidramin 1 A im k/p

Psikoedukasi; keluarga

Scan cranial: lesi hiperdens

paroetalis, lesi di lobus

temporalis dekstra

27/3 BAK : suda bisa menahan, tidur mulai membaik berteriak-teriak. Perilaku minat seksual msh meningkat. Minta jalan-jalan tidak mau diikatT=120/80N =80X/mnRR= 20 x/mntS=36,5 C

Psikomotorik : hiperaktif, berbicara belum teratur ,volume keras , kontak mata mulai adekuatMood /afek : normotimik/meluasserasiDaya ingat : terganggu

Axis I F.07.2Axis II badAxis III : post craniotomy EDHAxis IV masalah penyakitnyaAxis v GAF 70-61

Injeksi Haloperidol 1 A im k/pInj Difenhidramin 1 A im k/p

Psikoedukasi;keluarga

28/3pusing / minat perilaku seksualitas mulai menurun; kalau ingin BAK minta diantar ke kmr manditidur : mulai membaikT=120/80N =80X/mnRR= 20 x/mntS=36,5 C

Psikomotorik : hiperaktif, berbicara belum teratur ,volume keras , kontak mata mulai adekuatMood /afek : normotimik/meluasserasiDaya ingat : jangka lama sudah mau mengingat nama ibu ,tp kdg msh lupa

Axis I F.07.2Axis II badAxis III : post craniotomy EDHAxis IV masalah penyakitnyaAxis v GAF 70-61

k/p injeksi haloperidol 1 A IM + inj Difenhidramin 1 A IMPsikoedukasi keluarga

29/3

Menjawab pertanyaan sederhana , melihat tulisan belum mau membacaMengeluh sakit kepala; Gangguan tidur mulai membaikperilaku seksualitas mulai menurun;Minta rokokVS : T 120/80 N N=80x/mntRR=18 x/mntS=36.4 C

Psikomotorik : hiperaktif, berbicara lebih teratur volume cukup , kontak mata adekuatMood /afek : normotimik/meluasserasi

Axis I F.07.2Axis II badAxis III : post craniotomy EDHAxis IV masalah penyakitnyaAxis v GAF 70-61

Haloperidol 3 x 5 mgPsikoedukasi keluarga

k/p injeksi haloperidol 1 A IM + inj Difenhidramin 1 A IM

12

Page 13: Pasien Rendi Gmo III

30/3Bisa menulis nama lengkap dan alamat rumahnya, tidur lebih baik , BAK + BAB dbnMinat dlm Perilaku seksualmulai terkontrol VS : T 110/80 N N=80x/mntRR=20S=36.7 C

Psikomotorik : gelisah setelah membaca sms berita ayah nya operasi Mood/afek: bersedih, menangis, menyempit

Axis I F.07.2Axis II badAxis III : post craniotomy EDHAxis IV masalah penyakitnyaAxis v GAF 70-61

Haloperidol 3 x 5 mgPsikoedukasi keluargak/p injeksi haloperidol 1 A IM + inj Difenhidramin 1 A IM

PRESENTASI KASUS PSIKOTIK Gangguan Mental akibat Kerusakan dan Disfungsi Otak

dan Penyakit Fisik

30 Maret 2012

Diajukan oleh :Ika Endah Lestariningsih

Supervisor:Dr. Debree Septiawan, Sp.KJ , M.Kes

13

Page 14: Pasien Rendi Gmo III

PPDS I PSIKIATRI FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS SEBELAS MARET / RSUD Dr. MOEWARDI

SURAKARTA2012

14

Page 15: Pasien Rendi Gmo III

HALAMAN PENGESAHAN

Presentasi : KASUS PSIKOTIK

Gangguan Mental akibat Kerusakan dan Disfungsi Otak dan

Penyakit Fisik

Nama : Ika Endah Lestariningsih

PPDS I PSIKIATRI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

RSUD Dr. MOEWARDI

SURAKARTA

Telah disetujui dan disahkan pada

Tanggal___________Bulan______________2012

Oleh Bagian Psikiatri Fakultas Kedokteran UNS/RSUD Dr. MOEWARDI

Surakarta

Moderator Supervisor

(...........................................................) (dr. Debree Septiawan,SpKJ M.Kes)

15

Page 16: Pasien Rendi Gmo III

16