bab ii landasan teori - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2/tsa-2016-0002-...

20
7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pertanian Organik Pengertian istilah pertanian organik menurut IFOAM (International Federation of Organik Agriculture Movement, 2008) adalah suatu sistem produksi yang berkelanjutan terhadap kesehatan tanah, ekosistem dan manusia. Hal itu tergantung kepada proses ekologi, keragaman hayati dan siklus yang beradaptasi dengan kondisi lokal daripada penggunaan komponen-komponen yang menimbulkan dampak kerugian. Pertanian organik menggabungkan tradisi, inovasi dan pengetahuan yang memberi keuntungan terhadap lingkungan yang digunakan bersama-sama dan memberikan hubungan yang adil dan kualitas hidup yang baik bagi seluruh komunitas yang terlibat. Menurut Peraturan Menteri Pertanian No 64 Tahun 2013 mengenai sistem pertanian organik adalah sistem manajemen produksi yang holistik untuk meningkatkan dan mengembangkan kesehatan agroekosistem, termasuk keragaman hayati, siklus biologi, dan aktivitas biologi tanah. Pertanian organik menekankan penerapan praktek-praktek manajemen yang lebih mengutamakan penggunaan input dari limbah kegiatan budidaya di lahan, dengan mempertimbangkan daya adaptasi terhadap keadaan/kondisi setempat. Jika memungkinkan hal tersebut dapat dicapai dengan penggunaan budaya, metoda

Upload: buianh

Post on 07-Aug-2019

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pertanian Organik

Pengertian istilah pertanian organik menurut IFOAM (International Federation of

Organik Agriculture Movement, 2008) adalah suatu sistem produksi yang

berkelanjutan terhadap kesehatan tanah, ekosistem dan manusia. Hal itu

tergantung kepada proses ekologi, keragaman hayati dan siklus yang beradaptasi

dengan kondisi lokal daripada penggunaan komponen-komponen yang

menimbulkan dampak kerugian. Pertanian organik menggabungkan tradisi,

inovasi dan pengetahuan yang memberi keuntungan terhadap lingkungan yang

digunakan bersama-sama dan memberikan hubungan yang adil dan kualitas hidup

yang baik bagi seluruh komunitas yang terlibat.

Menurut Peraturan Menteri Pertanian No 64 Tahun 2013 mengenai sistem

pertanian organik adalah sistem manajemen produksi yang holistik untuk

meningkatkan dan mengembangkan kesehatan agroekosistem, termasuk

keragaman hayati, siklus biologi, dan aktivitas biologi tanah. Pertanian organik

menekankan penerapan praktek-praktek manajemen yang lebih mengutamakan

penggunaan input dari limbah kegiatan budidaya di lahan, dengan

mempertimbangkan daya adaptasi terhadap keadaan/kondisi setempat. Jika

memungkinkan hal tersebut dapat dicapai dengan penggunaan budaya, metoda

 8

biologi dan mekanik, yang tidak menggunakan bahan sintesis untuk memenuhi

kebutuhan khusus dalam sistem.

IFOAM (2015) yang merupakan organisasi internasional untuk kegiatan

pertanian organik telah memberikan sejumlah prinsip-prinsip pertanian organik

yang dapat dipakai di seluruh dunia. Prinsip-prinsip tersebut meliputi:

1. Prinsip kesehatan

Pertanian organik harus melestarikan dan meningkatkan kesehatan tanah,

tanaman, hewan, manusia dan bumi sebagai satu kesatuan dan tak terpisahkan.

2. Prinsip ekologi

Pertanian organik harus didasarkan pada sistem dan siklus ekologi kehidupan.

Bekerja, meniru dan berusaha memelihara sistem dan siklus ekologi

kehidupan.

3. Prinsip keadilan

Pertanian organik harus membangun hubungan yang mampu menjamin

keadilan terkait dengan lingkungan dan kesempatan hidup bersama.

4. Prinsip perlindungan

Pertanian organik harus dikelola secara hati-hati dan bertanggung jawab untuk

melindungi kesehatan dan kesejahteraan generasi sekarang dan mendatang

serta lingkungan hidup.

Penerapan pertanian organik dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:

  9

- Menghindari penggunaan benih/bibit hasil rekayasa genetika (GMO –

Genetically modified organisms)

- Menghindari penggunaan pestisida kimia sintetis. Pengendalian gulma, hama

dan penyakit dilakukan dengan cara mekanis, biologis dan rotasi tanaman.

- Menghindari penggunaan zat pengatur tumbuh (growth regulator) dan pupuk

kimia sintetis. Kesuburan dan produktivitas tanah ditingkatkan dan dipelihara

dengan menambahkan residu tanaman, pupuk kandang dan batuan mineral

alami, serta penanaman legum dan rotasi tanaman

Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari penerapan pertanian organik yang

meliputi:

1. Di Bidang Kesehatan

Menghasilkan makanan yang cukup, aman dan bergizi sehingga meningkatkan

kesehatan masyarakat. Menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat

bagi petani, karena petani akan terhindar dari paparan polusi yang diakibatkan

oleh digunakannya bahan kimia sintetik dalam produksi pertanian.

2. Di Bidang Lingkungan

a. Menjaga Kualitas Tanah

Pertanian organik tidak merusak tanah karena tidak menggunakan bahan-

bahan kimia. Menjaga sifat fisik, kimia dan biologi tanah yang baik

merupakan hal yang penting dalam pertanian organik. Untuk itu dalam

pertanian organik diutamakan cara pengelolaan tanah yang meminimalkan

 10

erosi, meningkatkan kandungan bahan organik tanah serta mendorong

kuantitas dan diversitas biologi tanah.

b. Menjaga Kualitas Air

Penjagaan kualitas air merupakan upaya yang sangat penting dalam sistem

pertanian lestari. Pada areal pertanian organik, sumber air dijaga dengan

menghindari praktek-praktek pertanian yang menyebabkan erosi tanah dan

pencucian nutrisi, pencemaran air akibat penggunaan bahan kimia.

c. Menjaga Kualitas Udara

Pertanian organik terbukti mampu meminimalkan perubahan iklim global

karena emisi gas rumah kaca (greenhouse gas emission) lebih baik

dibandingkan pertanian konvensional. Dalam pertanian organik tidak

menggunakan pupuk nitrogen sintetis sehingga tidak ada emisi nitrogen

oksida dari pupuk buatan tersebut.

d. Pengelolaan Limbah

Praktek pertanian organik mengurangi jumlah limbah melalui daur ulang

limbah menjadi pupuk organik. Kotoran ternak, jerami dan limbah pertanian

lainnya yang selama ini dianggap limbah, justru menjadi bahan yang

mempunyai nilai sebagai sumber nutrisi dan bahan organik bagi pertanian

organik.

  11

3. Keanekaragaman Hayati

Pertanian organik tidak hanya menghindari penggunaan pestisida sintetis,

namun juga mampu menciptakan keanekaragaman hayati. Praktek seperti

rotasi pertanaman, tumpang sari serta pengolahan tanah konservasi merupakan

hal-hal yang mampu meningkatkan keanekaragaman hayati dengan

menyediakan habitat yang sehat bagi banyak spesies mulai dari jamur

mikroskopis hingga binatang besar.

4. Peningkatan kesejahteraan

Penggunaan pupuk organik dan pestisida organik dapat menghemat biaya

operasional karena petani mampu mengolahnya sendiri. Selain itu, pengolahan

tanah secara organik melalui pengolahan tanah secara minimum (minimum

tillage) juga dapat mengurangi biaya operasional. Meningkatkan kesadaran

masyarakat akan jaminan kesehatan produk pertanian akan menaikkan jumlah

yang ingin dibayar terhadap komoditi tersebut. Hal ini dapat meningkatkan

pendapatan dan kesejahteraan petani.

2.2 Perencanaan Bisnis

Pengertian perencanaan bisnis menurut Bygrave (2015) adalah suatu

dokumen yang menyatakan keyakinan akan kemampuan sebuah bisnis untuk

menjual barang atau jasa dengan menghasilkan keuntungan yang memuaskan dan

menarik bagi penyandang dana. Definisi yang lebih baik menyatakan bahwa

 12

perencanaan bisnis adalah sebuah dokumen menjual yang mengungkapkan daya

tarik dan harapan sebuah bisnis kepada penyandang dana potensial.

Dengan perencanaan bisnis yang baik dapat diperoleh manfaat-manfaat

sebagai berikut:

1. Menjaga perusahaan tetap berada pada strategi perusahaan

Adalah sulit untuk tetap bertahan pada strategi perusahaan dengan melihat

rutinitas dan gangguan sehari-hari. Tetapi perusahaan bisa melihat

kembali strategi perusahaan dari perencanaan bisnis yang telah dibuat.

2. Tujuan bisnis menjadi lebih jelas.

Penggunaan perencanaan bisnis untuk mendefinisikan dan mengelola tujuan

bisnis yang dapat diukur, seperti jumlah pengunjung website perusahaan,

jumlah penjualan, margin atau peluncuran produk baru

3. Perkiraan perusahaan akan menjadi lebih baik.

Penggunaan perencanaan bisnis untuk memperbaiki perkiraan tentang

masalah seperti potensi pasar, penjualan, biaya penjualan dan sebagainya.

4. Prioritas perusahaan akan lebih masuk akal.

Disamping dari strategi, perusahaan harus membuat prioritas terhadap bisnis

seperti pertumbuhan perusahaan, kesehatan keuangan dan manajemen.

Perencanaan bisnis berguna untuk menentukan masalah ini.

  13

5. Perusahaan akan memahami interdependensi. Penggunaan perencanaan

bisnis untuk melacak apa yang perlu dilakukan dan dengan urutan yang

bagaimana.

6. Milestone akan membuat perusahaan tetap pada jalur. Penggunaan

perencanaan bisnis untuk melacak tanggal dan tenggat waktu pada suatu

tempat.

7. Pendelegasian perusahaan akan lebih baik. Perencanaan bisnis merupakan

tempat yang ideal untuk mengklarifikasi siapa yang bertanggung jawab dan

untuk apa.

8. Mengelola anggota tim dan melacak hasilnya akan menjadi lebih mudah.

Perencanaan bisnis merupakan format yang bagus untuk mendapatkan hal-hal

dalam menulis dan menindaklanjuti perbedaan antara ekspektasi dan hasil

yang didapatkan dengan koreksi tertentu.

9. Perusahaan dapat lebih baik merencanakan dan mengelola arus kas.

Perencanaan arus kas merupakan cara yang bagus untuk menyatukan

perkiraan penjualan, biaya, pengeluaran, aset yang ingin dibeli dan utang

yang harus dibayar.

10. Koreksi tertentu akan menjaga bisnis perusahaan dari kegagalan.

Memiliki perencanaan bisnis memberi perusahaan cara untuk bertindak

proaktif dan bukan reaktif tentang bisnis

 14

11. Menjadi sumber pendanaan bisnis

Sumber pendanaan dari pihak ketiga misal perbankan, investor atau modal

ventura memerlukan dokumen tertulis untuk mengetahui bisnis yang akan

dibuat. Dokumen perencanaan bisnis yang menjual dapat mempermudah

perusahaan memperoleh dana pembiayaan usahanya.

Perencanaan bisnis dibuat dalam bentuk jangka pendek ataupun jangka panjang

yang pertama kali diikuti untuk tiga tahun berjalan. Perencanaan bisnis merupakan

perjalanan atau road map yang akan diikuti oleh perusahaan. Perencanaan bisnis

dapat menjawab dimana saya sekarang berada, kemana saya akan menuju dan

bagaimana caranya untuk menuju tujuan tersebut.

Berikut ini merupakan tahapan-tahapan yang ada di dalam pembuatan

perencanaan bisnis menurut Bygrave (2015):

• Deskripsi perusahaan dan product (company & product description)

• Analisa industri dan competitor (industry & competitor analysis)

• Perencanaan marketing (marketing plan)

• Operasional (operations)

• Perencanaan pengembangan (development plan)

• Tim (team)

• Risiko kritikal (critical risks)

• Perencanaan Keuangan (financial plan)

• Ringkasan eksekutif (executive summary)

• Lampiran (appendix)

  15

Gambar 2.1. Tahapan Pembuatan Perencanaan Bisnis

2.3 Model Bisnis Osterwalder

Konsep model bisnis kanvas yang dikembangkan oleh Alexander Osterwalder

dan Yves Pigneur (2010) berhasil mengubah konsep model bisnis yang rumit

menjadi sederhana. Dengan pendekatan kanvas, model bisnis ditampilkan dalam

satu lembar kanvas, berisi peta 9 elemen. Karena kesederhanaannya, metode

kanvas dapat mendorong sebanyak mungkin karyawan terlibat dalam

pengembangan model bisnis perusahaannya.

 16

Gambar 2.2. Model Bisnis Canvas Osterwalder

Berikut ini merupakan 9 komponen yang terdapat dalam model bisnis kanvas

menurut Osterwalder dan Pigneur (2010) :

1. Customer segments

Dalam menjalankan roda bisnisnya, perusahaan harus menetapkan siapa yang

harus dilayani. Organisasi dapat menetapkan untuk melayani satu atau lebih

segmen. Penetapan segmen ini akan menentukan komponen-komponen lain

dalam model bisnis.

  17

2. Value proposition

Value proposition adalah manfaat yang ditawarkan perusahaan kepada segmen

pasar yang dilayani.

3. Channels

Channels merupakan sarana bagi organisasi untuk menyampaikan value

proposition kepada customer segment yang dilayani. Channels berfungsi dalam

beberapa tahapan mulai dari kesadaran pelanggan sampai kepada pelayanan

purna jual.

4. Revenue streams

Revenue stream menjelaskan bagaimana perusahaan akan memperoleh

pendapatan dari pelanggan. Meskipun demikian banyak perusahaan bisa

membuka aliran masuk pendapatan dari kantong bukan pelanggan langsung.

5. Customer relationships

Customer relationship merupakan cara perusahaan mendapatkan,

mempertahankan dan menambah basis pelanggannya.

6. Key activities

Key activities adalah kegiatan utama organisasi untuk dapat menciptakan

proposisi nilai.

 18

7. Key resources

Key resources adalah sumber daya milik perusahaan yang digunakan untuk

mewujudkan proposisi nilai. Sumber daya umumnya berwujud manusia,

teknologi, peralatan, channel maupun brand.

8. Key partners

Key partners merupakan sumber daya yang diperlukan oleh perusahaan untuk

mewujudkan proposisi nilai tetapi tidak dimiliki oleh perusahaan tersebut.

Pemanfaatan key partner oleh perusahaan dapat berbentuk outsourcing, joint

venture, joint operation atau aliansi strategis.

9. Cost structure

Cost structure merupakan komposisi biaya untuk mengoperasikan perusahaan

mewujudkan proposisi nilai yang diberikan kepada pelanggan. Struktur biaya

yang efisien menjadi kunci besarnya laba yang diperoleh perusahaan. 

2.4 E-commerce

Pengertian e-commerce menurut Laudon & Traver (2015) adalah suatu proses

untuk menjual dan membeli produk-produk secara elektronik oleh konsumen dan

dari perusahaan ke perusahaan dengan komputer sebagai perantara transaksi

bisnis.

Pengertian e-commerce menurut pemerintah Indonesia berdasarkan PP No.82

tahun 2012 menyatakan transaksi elektronik adalah perbuatan hukum yang

  19

dilakukan dengan menggunakan komputer, jaringan komputer, dan/atau media

elektronik lainnya.

E-commerce sebenarnya sudah ada dalam berbagai bentuk selama lebih dari 20

tahun. Teknologi yang disebut dengan Electronic Data Interchange (EDI),

Electronic Fund Transfers (EFT) yang diperkenalkan pada akhir tahun 1970,

penggunaan kartu kredit, Automated Teller Machine (ATM) dan perbankan via

telepon di tahun 1980-an merupakan bentuk-bentuk e-commerce. Komersialisasi

dan privatisasi internet yang meningkat beberapa tahun yang lalu telah menjadi

dasar pertumbuhan e-commerce.

Berdasarkan pemaparan dari Kalakota dan Winston (1997) mengenai

framework e-commerce dan dikutip kembali oleh Turban et al (2010) disebutkan

bahwa aplikasi e-commerce disusun berdasarkan 4 pilar yaitu orang, kebijakan

umum, standar teknis dan organisasi. Aplikasi e-commerce juga membutuhkan

landasan infrastruktur yang kuat yang meliputi jasa bisnis umum, distribusi pesan

dan informasi, isi multimedia dan publikasi jaringan, infrastruktur jaringan dan

infrastruktur interface. Di atas semuanya itu, aplikasi e-commerce yang berhasil

tetap memerlukan dukungan manajemen perusahaan yang kuat dari level atas

sampai bawah.

 20

Gambar 2.3. Framework E-commerce

Ada banyak cara untuk mengklasifikasikan transaksi E-commerce. Berdasarkan

sifat penggunanya, E-commerce dibagi menjadi 3 jenis (Laudon, 2015):

1. E-commerce bisnis ke konsumen (B2C) melibatkan penjualan produk dan

layanan secara eceran kepada pembeli perorangan.

Tabel 2.1 Model Bisnis B2C

Model Bisnis Variasi Contoh Model Pendapatan

Portal horisontal/general Yahoo.com iklan, subscription fee, transaction fee

vertikal/spesialisasi Sailnet.com iklan, subscription fee, transaction fee

E-tailer Virtual merchant Amazon.com sales of goods

Clicks and bricks Walmart.com iklan, subscription fee, transaction fee

Catalog merchant LandsEnd.com iklan, subscription fee, transaction fee

Manufacturer direct Dell.com sales of goods

Content Provider Cnn.com

iklan, subscription fee, affiliate referral fee

Transaction Broker E-trade.com Transaction fee

Market Creator lelang Ebay.com Transaction fee

  21

Service Provider Mybconsulting.com sales of service

Community Provider About.com

iklan, subscription fee, affiliate referral fee

2. E-commerce bisnis ke bisnis (B2B) melibatkan penjualan produk dan layanan

antar perusahaan.

Tabel 2.2 Model Bisnis B2B Model Bisnis Contoh Model Pendapatan

(1) Net Marketplaces E-Distributor Grainger.com Penjualan barang

E-Procurement Ariba.com Fees of market-making services, supply chain management, pemenuhan service

Exchanges Exchange.eSteel.com Pendapatan dan komisi dari transaksi Industry

Consortia Covisint.com Pendapatan dan komisi dari transaksi

(2) Private Industrial Networks

Single-firm networks Proctor & Gamble

Biaya diserap oleh pemilik jaringan dan dipulihkan melalui produksi dan distribusi

Industry-wide networks Nistevo.inc

Kontribusi melalui anggota industri dan dipulihkan melalui efisiensi produksi dan distribusi; pendapatan dari transaksi dan service

3. E-commerce konsumen ke konsumen (C2C) melibatkan konsumen yang

menjual secara langsung ke konsumen.

Tabel 2.3 Model Bisnis C2C Model Bisnis Variasi Contoh Model Pendapatan

Konsumen ke konsumen Market creator Ebay.com Transaction fees

Peer to peer Content provider Kazaa.com Subscription fee, iklan, transaction fee

M-commerce Variasi Armani Sales of good and services

 22

E-commerce memiliki beberapa manfaat, baik itu organisasi, perusahaan dan

masyarakat itu sendiri, berikut beberapa manfaat dari e-commerce (Suyanto,

2003:50-51):

a. Bagi organisasi pemilik e-commerce

• Memperluas marketplace hingga ke pasar nasional dan internasional.

• Dengan capital outplay yang minim, sebuah perusahaaan dapat dengan

mudah menemukan lebih banyak pelanggan, supplier yang lebih baik dan

partner bisnis yang paling cocok dari seluruh dunia.

• E-commerce menurunkan biaya pembuatan, pemrosesan, pendistribusian,

penyimpanan, dan pencarian informasi yang menggunakan kertas.

• E-commerce mengurangi waktu antara outlay modal dan penerimaan produk

dan jasa.

b. Bagi konsumen

• E-commerce memungkinkan pelanggan untuk berbelanja atau melakukan

transaksi selama 24 jam sehari sepanjang tahun dari hampir setiap lokasi.

• E-commerce memberikan lebih banyak pilihan kepada pelanggan, mereka

bisa memilih berbagai produk dari banyak vendor.

• E-commerce menyediakan produk dan jasa yang tidak mahal kepada

pelanggan dengan cara mengunjungi banyak tempat dan melakukan

perbandingan secara cepat.

• Pelanggan bisa menerima informasi yang relevan secara detil dalam

hitungan detik, bukan lagi hari atau minggu.

c. Bagi masyarakat

• E-commerce memungkinkan orang untuk bekerja di dalam rumah dan tidak

  23

harus keluar rumah untuk berbelanja. Ini berakibat menurunkan arus

kepadatan lalu lintas di jalan serta mengurangi polusi udara.

• E-commerce memungkinkan orang di negara-negara dunia ketiga dan

wilayah pedesaan untuk menikmati aneka produk dan jasa yang akan susah

mereka dapatkan tanpa e-commerce.

2.5 Prototipe

Pengertian prototipe menurut O’Brien (2002) adalah pengembangan yang cepat

dan pengujian terhadap model kerja (prototipe) dari aplikasi baru melalui proses

interaksi dan berulang-ulang yang biasa digunakan ahli sistem informasi dan ahli

bisnis. Prototipe disebut juga desain aplikasi cepat (rapid application

design/RAD) karena menyederhanakan dan mempercepat desain sistem. Proses

pengembangan sistem sering kali mengambil format atau mencakup pendekatan

prototipe.

Prototipe berada pada tahap design dari langkah langkah dalam siklus

pengembangan suatu sistem informasi digunakan untuk membantu pengembang

sistem informasi dalam membentuk model dari perangkat lunak yang akan dibuat,

dengan membuat model dapat diketahui kebutuhan pengguna yang mungkin saja

sulit untuk ditentukan. Sebelum pengguna menentukan bahwa kebutuhannya telah

dapat ditangkap secara lengkap oleh pembuat sistem informasi maka biasanya

dibuat beberapa kali perubahan model yang disesuaikan dengan kebutuhan

pengguna.

Model prototipe yang dibuat tersebut dapat berupa :

1. Bentuk prototype di atas kertas dengan skema yang menggambarkan interaksi

 24

antara pengguna yang mungkin terjadi.

2. Working prototype, model implementasi dari sebagian fungsi yang nanti akan

digunakan dari yang ditawarkan perangkat lunak.

3. Model yang menggunakan program jadi yang melakukan sebagian atau seluruh

fungsi yang akan dilakukan, tapi masih ada fitur yang masih dikembangkan.

Skema tahapan pengembangan sistem informasi dengan pendekatan prototipe

menurut O’Brien (2002) sebagai berikut:

Gambar 2.4 Tahapan Prototipe

Penjelasan tahapan-tahapan prototipe:

1. Identifikasi kebutuhan end user

Pada tahap ini para pemakai akhir mengidentifikasi kebutuhan bisnis mereka

dan menilai kelayakan beberapa alternatif solusi sistem informasi. Pengguna

  25

sistem informasi dan vendor mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis

besar sistem yang akan dibuat beserta alternatif solusi sistem.

2. Membangun prototipe sistem bisnis

Pada tahap ini para pemakai akhir atau pakar sistem informasi menggunakan

alat pengembangan aplikasi untuk secara interaktif mendesain dan menguji

prototipe berbagai komponen sistem informasi yang memenuhi kebutuhan para

pemakai akhir. Membangun prototipe aplikasi pengembangan dengan

membuat model sebagai uji coba yang mewakili kebutuhan pengguna secara

garis besar.

3. Revisi prototipe ke dalam bentuk yang mendekati kebutuhan end user

Model sistem bisnis diuji coba, dievaluasi dan dimodifikasi berulang-ulang

hingga dapat diterima oleh pengguna dan dirasakan oleh pengguna telah sesuai

dengan kebutuhan.

4. Menggunakan dan memelihara sistem bisnis yang telah diterima

Dalam tahap ini sistem bisnis yang telah disepakati antara pengguna dan

vendor dapat dimodifikasi dengan mudah karena sebagian besar dokumentasi

dari sistem telah tersimpan.

Model prototipe dimulai dengan pengumpulan kebutuhan. Pengembang dan

user bertemu dan mendefinisikan obyektif keseluruhan dari software,

mengidentifikasi segala kebutuhan yang diketahui, dan area garis besar dimana

definisi lebih jauh merupakan keharusan kemudian dilakukan perencanaan secara

cepat. Sehingga prototipe dikenal dengan Rapid Application Development (RAD).

Keunggulan prototipe :

• End user dapat berpartisipasi aktif

 26

• Penentuan kebutuhan lebih mudah diwujudkan

• Mempersingkat waktu pengembangan sistem informasi

• Adanya komunikasi yang baik antara pengembang dan pelanggan

• Pengembang dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan

pelanggan

• Pelanggan berperan aktif dalam pengembangan sistem

• Lebih menghemat waktu dalam pengembangan sistem

• Penerapan menjadi lebih mudah karena pemakai mengetahui apa yang

diharapkannya

Kelemahan prototipe :

• Proses analisis dan perancangan terlalu singkat

• Mengesampingkan alternatif pemecahan masalah

• Bisanya kurang fleksibel dalam mengahadapi perubahan

• Prototipe yang dihasilkan tidak selamanya mudah dirubah

• Prototipe terlalu cepat selesai, hasil kurang maksimal