gigi pk

Upload: ardanti-putri

Post on 10-Jan-2016

226 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

stase gilut

TRANSCRIPT

Presentasi Abnormal Pulpitis Kronis Hiperplasi : Laporan KasusJavad Faryabi1 DDS, MS dan Shahrzad Adhami2 DDS, MSABSTRAKPulpitis kronis hiperplasi (pulpa polip) biasanya terjadi pada gigi molar pada anak dan dewasa muda dan dikarakteristikkan oleh pertumbuhan lebih jaringan granulomatosa ke dalam cavitas karies. Disini, kam melaporkan sejenis pulpa polip yang jarang pada molar tiga rahan bawah pada wanita berusia 27 tahun yang tidak hanya tumbuh pada kavitas kariesnya saja namun juga menekan dengan ukuran yang sangat luas yang mengganggu oklusi gigi.Kata kunci : Laporan kasus, pulpa pada gigi

PENDAHULUANPulpitis hiperplasi adalah sejenis pulpitis kronis irreversible yang mengenai pada gigi orang muda dimana pulpa oleh karena karies atau trauma. Iritasi mekanik dan invasi bakteri menghasilkan inflamasi kronis yang menyebabkan hiperplasi jaringan granulasi yang mengganggu dan sering mengisi ruangan yang berhubungan dengan defek pada gigi. Pada pembahasan literature kita tidak menemukan bahwa pulpa polip mungkin meluas dalam ukurannya sehingga menyerupai jamur yang besar dan menempati ruangan pada area orofaring sehingga kami bermaksud untuk membuat laporan tentang kasus unik ini.LAPORAN KASUSSeorang wanita usia 27 tahun bermaksud untuk mengobati luka pada rongga mulut kirinya. Dia memberikan keterangan bahwa enam bulan yang lalu mulai muncul dan mulai membesar dan mengganggu saat makan dan mengunyanh, hal itu yang membuat pasien mengkhawatirkan keadaannya.Saat review of system (ROS) dia memberikan keterangan bahwa dia mengidap idopatik trombositoopeni purpura dan menjalani splenektomi 12 tahun yang lalu dan pernah menjalani operasi sesar tiga tahun yang lalu, namun kedua hal tersebut tidak ada hubungannya dengan lesi tersebut. Pemeriksaan laboratorium termasuk CBC, WBC, trombosit, PT, dan PTT dalam kadar normal, dan pada pemeriksaan radiografi gigi kami menemukan karies mesiangular semi impaksi pada molar ketiga tanpa lesi spesifik pada tulang dan jaringan sekitar.Pemeriksaan intraoral menunjukkan sebuah lesi polipoid luas, panjang 3.5cm dan lebar 1.5cm dan 5mm diameter tangkai yang menonjol dari kevitas karies yang sebagian terpapar langsung pada mahkota gigi, lesi terdapat pada sisi lingual dari gigi dan sangat jelas terlihat pada daerah orofaring.Dengan mempertimbangkan pemeriksaan radiologis dan data klinis terdapat beberapa diagnose banding antara lain:1. Pulpa polip yang besar2. Granuloma peripheral giant cell3. PapillomaPembedahan dengan biopsy eksisi dari lesi dan pengambilan molar tiga dengan anestesi lokal. Kami mengirimkan specimen termasuk didalamnya molar 3 yang mengalami karies dengan dasar lesi pada cavitas karies tersebut dan dasar lesi untuk dilakukan pemeriksaan histopatologis.PEMERIKSAAN HISTOPATOLOGIPada pemeriksaan mikroskopis ditemukan sebuah masa peradangan dengan jaringan garanulasi menyerupai granuloma piogenik yang menonjol dari mahkota gigi yang mengalami karies. Stroma fibrovaskuler mengandung sejumlah kapiler pembuluh darah yang dibatasi oleh penonjolan sel-sel endotel. Terdapat pula campuran sel-sel inflamasi yang mengandung limfosit, sel plasma dan neutrofil.Permukaan lesi mengalami ulserasi dan digantikan oleh membrane fibrin purulen. Diagnosisnya adalah pupitis kronis hiperplasi.DISKUSIPulpitis krois hiperplasi (pulpa polip) adalah pembentukan pulpa yang paling hebat, yang muncul dari jaringan karies dari gigi dan membentuk jaringan pulpa mirip jamur yang sensitive dengan sentuhan.Hal ini adalah respon dari pulpa pada inflamasi akut yan terjadi pada gigi sulung dan tidak pernah terjadi pada gigi dewasa, mungkin hal ini diindikasikan hanya pada respon pulpa biasanya. Mungkin pulpa pada gigi sulung tidak menjadi nekrosis yang diikuti exposure, karena hal ini adalah pertahanan natural dan banyaknya pembuluh darah menyebabkan tahan terhadap infeksi bakteri. Transudasi dan eksudasi yang merupakan respon inflamasi menghasilkan pulpitis kronis yang terbuka, daapat berhubungan dalam rongga mulut dan tidak terakumulasi.Penekanan pada pulpa, yang dapat menimbulkan kerusakan jaringan dan destruksi mikrosirkulasi, tidak menjadi berkembang.Berdasarkan kronologis waktu dari perkembangan molar 3 rahang bawah antara 4.4-22.1 tahun, pasien ini tidak mempunyai pulpa gigi sulung pada awal pembentukan lesi dan kami berpikiran banyaknya suplai pembuluhdarah dapat membuat tahan terhadap infeksi bakteri dan lambatnya pembentukan karies dapat dikaitkan dengan adanya impaksi parsial pada mahkota gigi mengakibatkan pembentukin pulpitis hiperplastik pada pasien ini.Besarnya ukuran lesi mungkin akibat:1. Tidak adanya sakit hebat diakiatkan tipe lesi yang tidak menimbulkan nyeri dan berkurang seiring dengan waktu setelah stimulus dihilangkan2. Tidak adanya gigi yang goyang dan sensitive dengan perkusi karena inflamasi belum menyebar hingga apeks.3. Ketakutan dengan prosedur operasi dan berasumsinya bahwa lesi adalah kanker4. Menolak pengobatan dalam waktu 6 bulan5. Suplai darah yang cukup pada lesinya6. Trauma dari pengunyahan oleh gigi secara terus menerusKESIMPULANPada rencana terami untuk lesi mulut dan maksilofasial, kita harus berfikiran dari penemuan pemeriksaan fisik dan riwayat pertumbuhan gigi pasien dan pemeriksaan histopatologi untuk penatalaksanaan lesi yang pada hal ini lesi ini bukan lesi yang mempunyai ukuran seperti biasa.