geronya.docx

21
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memasuki era penduduk berstruktur lanjut usia (aging structured population). Berdasarkan laporan Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, jumlah penduduk lansia pada tahun 2006 kurang lebih 19 juta jiwa. Pada tahun 2010 diperkirakan sebesar 23,9 juta jiwa, sedangkan pada tahun 2020 diperkirakan sebesar 28,8 juta (11,34% dari total populasi penduduk Indonesia). Kemajuan di bidang kesehatan, meningkatnya sosial ekonomi dan pengetahuan masyarakat yang bermuara pada peningkatan kesejahteraan rakyat akan meningkatkan usia harapan hidup. Pada tahun 2010 diperkirakan usia harapan hidup lansia adalah 67,4 tahun dan tahun 2020 diperkirakan usia harapan hidup 71,1 tahun. Pada lanjut usia terjadi kemunduran sel karena proses penuaan yang dapat berakibat pada kelemahan organ, kemunduran fisik, timbulnya berbagai macam penyakit terutama penyakit degeneratif. Hal ini akan menimbulkan masalah kesehatan, sosial dan membebani perekonomian baik pada lanjut usia maupun pemerintah karena masing-masing penyakit tersebut cukup banyak memerlukan dana baik untuk terapi dan rehabilitasinya. Keperawatan Gerontik “Teori Menua & Perubahan Biopsikososiokultural pada Lansia”

Upload: mutia-rahmah

Post on 12-Dec-2014

21 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: geronya.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang memasuki era penduduk berstruktur

lanjut usia (aging structured population). Berdasarkan laporan Kementerian

Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, jumlah penduduk lansia pada tahun

2006 kurang lebih 19 juta jiwa. Pada tahun 2010 diperkirakan sebesar 23,9 juta

jiwa, sedangkan pada tahun 2020 diperkirakan sebesar 28,8 juta (11,34% dari total

populasi penduduk Indonesia). Kemajuan di bidang kesehatan, meningkatnya

sosial ekonomi dan pengetahuan masyarakat yang bermuara pada peningkatan

kesejahteraan rakyat akan meningkatkan usia harapan hidup. Pada tahun 2010

diperkirakan usia harapan hidup lansia adalah 67,4 tahun dan tahun 2020

diperkirakan usia harapan hidup 71,1 tahun.

Pada lanjut usia terjadi kemunduran sel karena proses penuaan yang dapat

berakibat pada kelemahan organ, kemunduran fisik, timbulnya berbagai macam

penyakit terutama penyakit degeneratif. Hal ini akan menimbulkan masalah

kesehatan, sosial dan membebani perekonomian baik pada lanjut usia maupun

pemerintah karena masing-masing penyakit tersebut cukup banyak memerlukan

dana baik untuk terapi dan rehabilitasinya.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini, antara lain :

1. Jelaskan teori-teori menua.

2. Jelaskan perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia.

C. Tujuan

Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa dapat :

1. Memahami teori-teori menua

2. Memahami perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia

Keperawatan Gerontik“Teori Menua & Perubahan Biopsikososiokultural pada Lansia”

Page 2: geronya.docx

BAB II

ISI

A. Teori Menua

Penuaan sebagai sebuah proses yang berjalan pasti pada setiap individu,

dapat ditinjau dari berbagai sisi, sehingga memunculkan berbagai teori yang dapat

dikelompokkan dalam teori biologi, sosiologi, dan psikologi.

1. Teori Biologi

a) Programmed Aging Theory

Teori ini menyatakan bahwa manifestasi dari perubahan senescent adalah

hasil dari program genetik yang terdiri dari gen penuaan yang

bertanggung jawab terhadap perubahan penuaan yang akan menyebabkan

kematian organisme (Hodges dan Stabb,1996).

b) The Error Theory

Sonneborn (1979) cit. Lueckenotte (1996) menyatakan bahwa hipotesis

dari teori ini didasarkan pada gagasan bahwa kesalahan dapat terjadi

pada transkripsi dalam beberapa langkah dari sintesa protein dari DNA

dan RNA dan akhirnya menuju pada penuaan atau kematian aktual dari

sel.

c) Wear and Tear Theory

Penuaan berdasarkan teori ini adalah sebagai suatu proses yang rentan

terhadap stress, atau sebuah akumulasi dari trauma yang mempercepat

proses penuaan.

d) Teori Radikal Bebas

Teori ini menyatakan bahwa oksidasi dari lemak, protein, karbohidrat,

dan elemen tertentu akan menghasilkan elektron bebas yang akan

berikatan dengan molekul dan akan mengubah struktur sel (Lueckenotte,

1996).

e) Immunity Theory

Teori ini menyatakan perubahan sel B dan T akan menyebabkan

hilangnya kapasitas regulasi sel, sel yang sudah tua ataupun normal

Keperawatan Gerontik“Teori Menua & Perubahan Biopsikososiokultural pada Lansia”

Page 3: geronya.docx

dipandang sebagai bahan asing dan selanjutnya sistem tubuh akan

bereaksi dengan membentuk antibodi untuk menghancurkan sel ini

(Lueckenotte, 1996).

f) Cross Linkage Theory

Teori ini menyatakan lemak, karbohidrat, dan asam nukleat bereaksi

dengan agen kimia atau radiasi untuk membentuk ikatan yang

menyebabkan kekakuan dan ketidakstabilan sel (Lueckenotte,1996).

2. Teori Sosiologi

a) Disangegament Theory

Individu akan berubah dari berpusat pada masyarakat dan berinteraksi

dengan komunitas, kepada penarikan seseorang yang berpusat pada

dirinya. Keseimbangan sosial selanjutnya akan dicapai sebagai suatu

hasil akhir (Cumming, Hemry, 1961 cit Lueckenotte, 1996).

b) Teori Aktivitas

Aktivitas dipandang dari teori ini menjadi perlu untuk mempertahankan

kepuasan hidup personal dan konsep diri yang positif. Mempertahankan

untuk tetap aktif dan tidak menarik dari masyarakat karena parameter

umur (Lueckenotte,1996 ).

c) Teori Kontinuitas

Usia tua tidak dipandang sebagai fase akhir yang terpisah dari kehidupan.

Berdasarkan pada teori ini, kehidupan selanjutnya adalah keberlajutan

dari bagian saat ini, sebagai komponen yang integral dalam siklus

kehidupan individu . Teori ini dapat dilihat sebagai teori perkembangan.

Havighurst et all (1963) cit Lueckenotte (1996) memaparkan bahwa

seorang lansia menurut teori ini akan mencoba untuk mempertahankan

kebiasaan sebelumnya, pilihan, komitmen, nilai, kepercayaan, dan semua

faktor yang berkontribusi pada kepribadian.

d) Age Stratification Theory

Berdasarkan pada teori ini, proses menua dipandang sebagai sebuah

elemen masyarakat dan juga anggota kelompok sebaya dari proses sosial.

Teori ini menekankan pada penjelasan ketergantungan diantara lansia

Keperawatan Gerontik“Teori Menua & Perubahan Biopsikososiokultural pada Lansia”

Page 4: geronya.docx

dan masyarakat dan bagaimana mereka secara konstan mempengaruhi

satu yang lain dengan beberapa cara (Lueckenotte, 1996).

e) Person-Environment Fit Theory

Setiap orang termasuk lansia memiliki kompetensi personal yang

membantu membentuk dirinya melewati hidup. (Lueckenotte, 1996)

mengidentifikasi kompetensi personal ini sebagai ego, kekuatan, level

dari ketrampilan motorik, kesehatan biologi individu, kognitif dan

kapasitas sensori prespektif.

3. Teori Psikologi

a) Teori Kebutuhan Maslow

Maslow (1994) cit Hodges dan Stabb (1996) menyatakan lansia

seharusnya menjadi individu yang sudah matur, mempunyai otonomi,

kreativitas, independen dan hubungan yang positif dengan keluarga dan

masyarakat.

b) Development Task Theory

Berdasarkan pada Havighurst (1972) cit (Lueckenotte, 1996) menyatakan

tugas perkembangan dari lansia meliputi penyesuaian untuk penurunan

kekuatan fisik dan kesehatan, penyesuaian dengan pensiun, penyesuaian

dari kematian pasangan, membangun dan beradaptasi dengan peran sosial

dalam cara yang flexible dan memberikan kepuasan dari pengaturan

hidup secara fisik.

B. Perubahan pada Lansia

1. Perubahan Biologis

Menurut Lueckenotte (1996) perubahan yang terjadi pada lansia adalah:

a. Sistem kardiovaskuler

Penurunan elastisitas dari arteri dan vena koroner dan kontraktilitas dari

dinding ventrikel;

Peningkatan kekakuan dari katup jantung dan penurunan cardiac output

selama istirahat dan latihan;

Peningkatan tekanan sistole.

Keperawatan Gerontik“Teori Menua & Perubahan Biopsikososiokultural pada Lansia”

Page 5: geronya.docx

b. Sistem respirasi

Penurunan massa dan kekuatan otot pernafasan;

Kapasitas difusi karbondioksida berkurang;

Penurunan kemampuan permukaan alveolar untuk pertukaran gas;

Penurunan tidal volume dan respiratory rate;

Penurunan jumlah silia, efektivitas mukosiliar dan reflek batuk sehingga

terjadi penurunan kemampuan untuk membersihkan sekresi.

c. Sistem endokrin

Produksi dari hampir semua hormon menurun;

Menurunnya aktivitas tiroid dan Basal Metabolic Rate (BMR).

d. Sistem Gastrointestinal

Kehilangan gigi, atropi dari indera pengecap, dan penurunan produksi

saliva;

Penurunan motilitas usus dan produksi enzim pencernaan;

Penurunan rasa lapar;

Gerakan peristaltik melemah;

Fungsi absopsi menurun.

e. Sistem Urinaria

Berkurangnya berat dan ukuran ginjal;

Penurunan jumlah nefron dan glomeruli;

Penurunan kapasitas kandung kemih;

Peningkatan kontraksi kandung kemih involunteer;

Pembesaran kelenjar prostat.

f. Sistem Integumen

Hilangnya elastisitas, vaskuler dan kekuatan kulit yang dapat

memperlambat proses penyembuhan dan meningkatkan resiko luka pada

kulit;

Peningkatan bercak hitam (age spots);

Hilangnya jaringan subkutan yang akan menyebabkan kulit berkerut dan

akan berpengaruh pada harga diri, kontrol temperatur dan efikasi obat;

Keperawatan Gerontik“Teori Menua & Perubahan Biopsikososiokultural pada Lansia”

Page 6: geronya.docx

Penurunan aktivitas dari kelenjar minyak dan keringat yang berakibat

pada termoregulasi dan penurunan keringat.

g. Sistem Muskuloskeletal

Penurunan massa, tonus dan kekuatan otot;

Penurunan elastisitas dari ligamen, tendon, dan kartilago;

Discus vertebralis menjadi kehilangan air dan menjadi pendek, sehingga

tinggi badan berkurang;

Perubahan postur akibat perubahan dari tulang belakang menjadi flexi.

h. Sistem syaraf dan fungsi kognitif

Penurunan berat dari otak;

Pengurangan jumlah neuron, peningkatan neuroglia;

Akumulasi dari lipofuscin, sehingga terjadi penurunan efektivitas

bekerjanya sel;

Kemunduran dari fungsi sensorimotor;

Memori jangka pendek menurun seiring penuaan, tetapi memori jangka

panjang dapat dipertahankan;

Perubahan dalam pola tidur.

i. Sistem Penglihatan

Penurunan adaptasi terhadap cahaya dan lapang pandang;

Peningkatan kepadatan dan kekakuan lensa yang berpengaruh pada

kemampuan memfokuskan bayangan;

Terdapat bintik coklat pada sklera dan kornea menjadi kuning;

Penurunan ukuran pupil dan kemampuan dalam berkontraksi.

j. Sistem pendengaran

Hilangnya elastisitas aurikula;

Atropi kelenjar serumen , sehingga serumen menjadi kering;

Membran timpani mengalami retriksi, tumpul dan terlihat berwarna abu-

abu;

Penurunan persendian osikuler pada telinga tengah;

Penurunan sensitivitas vestibuler.

2. Perubahan Sosisal

Keperawatan Gerontik“Teori Menua & Perubahan Biopsikososiokultural pada Lansia”

Page 7: geronya.docx

a. Peran : post power syndrome, single woman, dan single

parents

b. Keluarga : emptiness (kesendirian, kehampaan)

c. Teman : ketika lansa lainnya meninggla, maka muncul

perasaan kapan akan meninggal. Berada di rumah terus menerus akan

cepat pikun (tidak berkembang)

d. Abuse : kekerasan berbentuk verbal (dibentak) dan non

verbal (dicubit, tidak diberi makan)

e. Masalah hukum : berkaitan dengan perlindungan asset dan kekayaan

pribadi yang dikumpulkan sejak masih muda

f. Pension : kalau menjadi PNS akan memiliki tabungan (dana

pensiun). Kalau tidak, anak dan cucu yang akan member uang

g. Ekonomi : kesenpatab untuk mendapatkan pekerjaan yang

cocok bagi lansia dan income security

h. Rekreasi : untuk ketenangan batin

i. Keamanan : jatuh, terpeleset

j. Transportasi : kebutuhan akan system transportasi yang cocok

bagi lansia

k. Politik : kesempatan yang sama untuk terlibat dan memberikan

masukan dalam sistem politik yang berlaku

l. Pendidikan : berkaitan dengan pengentasan buta aksara dan

kesempatan untuk tetap beajar sesuai dengan hak asasi manusia

m. Agama : melaksanakan ibadah

n. Panti jompo : merasa dibuang / diasingkan

3. Perubahan Psikologis

Perubahan psikologis pada lansia meliputi short term memory,frustasi,

kesepian, takut kehilangan kebebasan, tacit menghadapi kematian, perubahan

keinginan, epresi dan kecemasan. Dalam psikologi perkembangan, lansia dan

perubahan yang dialaminya akiat proses penuaan digambarkan oleh hal-hal

berikut:

a. Masalah-masalah umum yang sering dialami manusia

Keperawatan Gerontik“Teori Menua & Perubahan Biopsikososiokultural pada Lansia”

Page 8: geronya.docx

Keadaan fisik lemah dan tak berdaya

Status ekonomi sangat terancam

Menentukan kodisi hidup yang sesuai dengan perubahan status ekonomi

dan kondisi fisik

Mencari teman baru untuk menggantikan suami atau istri yang etlah

meninggal atau pergi jauh dan/atau cacat

Mengembangkan kegiatan baru untuk mengisi waktu luang yang semakin

bertambah

Belajar untuk memperlakuakn anak yang sudah besar sebagai orang

dewasa

Mulai merasakan kebahagiaan dari kegiantan yang sesuai untuk lansia dan

memiliki kemauan untuk mengganti kegiatan lama yang berat dengan yang

lebih cocok

Menjadi sasaran atau dimanfaatkan oleh para pembuat obat, buaya darat,

dan kriminalitas karena mereka tidak sanggup lagi untuk mempertahankan

diri

b. Perubahan-perubahan umum dalam penampilan lansia

bagian kepala: bentuk mulut berubah akibat kehilangan gigi atau karena

harus menggunakan gigi palsu, penglihatan agak kabur, mata tak

bercahaya dan serin mengeluarkan cairan, dagu mnegendur tampak

berlipat, pipi berkerut, kulit bererut dan kering, bintik hitam pada kulit

tampak lebih banyak, serta rambut menipis dan berubah enjadi putih atau

abu-abu

bagian tubuh: bahu membungkuk dan tampak mengecil, perut membesar

dan tampak membuncit, pinggul tampak mengendur dan lebih lebar

dibandingkan dengan waktu sebelumnya, garis pinggang melebar

menjadikan badan tampak seperti terisap, serta payudara bagi wanita

menjadi kendur

bagian persendian: pangkal tangan menjadi kendur dan terasa berat,

sednagkan ujung tangan tampak mengerut. Kaki menjadi kendur dan

pembuluh darah balik menjadi menonjol, terutama ada disekitar

Keperawatan Gerontik“Teori Menua & Perubahan Biopsikososiokultural pada Lansia”

Page 9: geronya.docx

pergelangan kaki. Tangan menjadi kurus kering dan pembuluh vena

disepanjang bagian belakang tangan menonjol. Kaki membesar karena

otot-otot mengendur, timbul benjolan-benjolan, serta ibu jari membengkak

dan bias meradang serta timbul kelosis. Kuku tanga dan kaki menebal

mengeras, dan mengapur beberapa kemunduran organ tubuh seperti yang

disebutkan oleh Kartari (1990), diantaranya adalah sebagai berikut:

kulit : berubah menjadi lebih tipis, kering, keriput, dan elasisitas

menurun.

Rambut : rontok, warna menjadi putih, kering, dan tidak mengkilap.

Otot : jumlah sel otot berkurang, ukurannya mengecil atau terjadi

atropi sementara jumlah jaringan ikat bertambah, volume otot secara

keseluruhan menyusut, fungsinya menurun, serta kekuatannya

berkurang.

Jantung dan pembuluh darah : pada usia lanjut kekutaan mesin pompa

jantung berkurang. Berbagai pembuluh darah penting khususnya di

jantung dan otak mngalami kekakuan. Lapisan intia menjadi kasar

akibat merokok, hipertensi, diabetes mellitus, kadar kolesterol tinggi,

serta hal lain yang memudahkan timbulnya penggumpalan darah dan

thrombosis.

Tulang : pada proses menua, kadar kapur (kalsium) dalam tulang

menurun, akibatnya tulang menjadi keropos (osteoporosis) dan mudah

patah.

Seks : produksi hormone seks pada pria dan wanita menurun dengan

bertambahnya umur.

Menurut Boedhi Darmojo (2004), menjadi tua bukanlah suatu penyakit

atau sakit, tetapi suatu proses perubhan dimana kepekaan bertambah atau

batas kemampuan beradaptasi menjadi berkurang yang sering diknal

dengan geriatric giant, dimana lansia akan mengalami 13i, yaitu

imobilisasi; instabilitas (mudah jatuha); intelektualitas terganggu

(demensia); isolasi (depresi); inkontinensia; impotensi; imunodefisiensi;

onfeksi mudah terjadi; impaksi (konstipasi); iatrogenesis (kesalahn

Keperawatan Gerontik“Teori Menua & Perubahan Biopsikososiokultural pada Lansia”

Page 10: geronya.docx

diagnosis); insomnia; impairment of (gangguan pada; penglihatan,

pendengaran, pengecapan, penciuman, komunikasi, dan integritas kulit);

inaniation (malnutrisi).

c. Perubahan umum fungsi pancaindera pada lansia

Sistem Penglihatan : ada penurunan yang konsisten dalam

kemampuan untuk melihat objek pada tingkat penerangan yang rendah

serta menurunya sensitivitas terhadap warna. Orang berusia lanjut

pada umumnya menderita presbiop karena elastisitas lensa mata

berkurang.

Sistem pendengaran : orang berusia lanjut kehilangan kemampuan

mendengar bunyi dengan nada yang sangat tinggi sebagai akibat dari

erhentinya pertumbuhan saraf dan berakhirnya organ basal yang

mengakibatkan matinya rumah siput (koklea) dalam telinga.

Sistem perasa : Saraf perasa yang berhenti tumbuh ini semakin

bertambah banyak sejalan dengan bertambahnya usia. Selain itu,

terjadi penurunan sensitivitas papil-papil pengecap terutama pada rasa

manis dan asin.

Sistem penciuman : daya penciuman menjadi kurang tajam sejalan

dengan bertambahnya usia, sebagian karena pertumbuhan sel didalam

hidung berhenti dan sebagian lagi karena semakin lebatnya bulu

rambut di lubang hidung.

Sistem peraba : kulit menjadi semakin kering dan kerasmaka indera

peraba di kulit semakin peka. Sensitivitas terhadap sakit dapat terjadi

akibat penurunan ketahanan terhadap rasa sakit. Bagian tubuh yang

ketahanannya sangat menurun, antara lain adalah bagian dahi dan

tangan, sedangkan pada kaki tidak seburuk organ tersebut.

d. Perubahan umum kemampuan motorik pada lansia

Kekuatan motorik : penurunan kekuatan yang paling nyata adalah pada

kelenturan otot tangan bagian depan dan otot-otot yang menopang

tegaknya tubuh.

Keperawatan Gerontik“Teori Menua & Perubahan Biopsikososiokultural pada Lansia”

Page 11: geronya.docx

Kecepatan motorik : penurunan kecepatan dalam bergerak bagi lansia

dapat dilihat dari test terhadap waktu, reksi, dan keterampilan dalam

bergerak sperti dalam menulis. Kecepatan dalam bergerak tampak

sangan menurun setelah usia 60-an.

Belajar keterampilan baru : bahkan pada waktu orang berusia lanjut

percaya baha belajar keterampila baru akan menguntungkan pribadi

mereka, mereka lebih lambat dalama belajar disbanding orang yang

lebih muda dan hasil akhirnya cenderung kurang memuaskan.

Kekakuan motorik : lansia cenderung menjadi canggung dan kaku. Hal

ini menyebabkan sesuatu yang dibawa dan dipegangnya tertumpah dan

terjatuh. Lansia melakukan sesuatu dengan tidak hati-hati dan

dikerjakan secara tidak teratur. Kerusakan dalam keterampilan motorik

terjadi dengan susunan terbalik terhadap berbagai keterampilan yang

telah dipelajari. Keterampilan yang lebih dulu dipelajari justru lebih

sulit dilupakan dan keterampilan yang baru dipelajari lebih cepat

dilupakan.

4. Perubahan Spiritual

Memasuki masa – masa tua, banyak perubahan yang terjadi pada lansia.

Dan pada masa inilah, spiritual memiliki peranan yang penting dalam kehidupan

lansia. Hal ini karena spiritual dapat membantu lansia dalam merespon stress,

meningkatkan kesehatan dan beradaptasi dengan penyakit kronis. Selain itu, pada

lansia terjadi perubahan dalam mengunjungi tempat ibadah dan mengikuti

kegiatan – kegiatan keagamaan. Hal ini dikarenakan tempat ibadah dan kegiatan

keagamaan memberikan kehidupan sosial dan persahabatan bagi lansia. Dengan

demikian kepuasan kebutuhan pemilikan dan perasaan bermanfaat akan dimiliki

oleh lansia. Dan ini akan memperkuat proses penyesuaian yang baik pada usia tua.

Lansia dengan pandangan agama yang sudah matang (matur) berusaha

untuk memasukkan pandangan agama ke dalam cara berpikir. Selain itu, lansia

juga mendapatkan perasaan yang berharga dengan cara berbagi pengalaman atau

pandangan. Lansia juga semakin bijaksana dalam cara berpikirnya, juga cara

mereka menghadapi pengalaman baik ataupun buruk. Hal ini kontras dengan

Keperawatan Gerontik“Teori Menua & Perubahan Biopsikososiokultural pada Lansia”

Page 12: geronya.docx

lansia yang tidak matang agamanya. Lansia yang tidak matang agamanya akan

merasa miskin atau putus asa. Pada lansia yang sudah terpenuhi kebutuhan

spiritualnya akan berpikir dan bertindak dalam hal untuk memberi contoh tentang

cinta dan keadilan.

Pada lansia dengan kesejahteraan spiritual (kecerdasan spiritual) yang

baik, maka pada lansia itu akan terdapat keinginan untuk belajar dan beribadah,

menambah ilmu pengetahuan mengenai kematian yang khusnul khotimah

sehingga mampu meningkatkan kecerdasan spiritual yang dimiliki lansia; mampu

mengatasi keadaan-keadaan yang tidak mendukung baik berhubungan dengan

dirinya sendiri, keluarga ataupun orang lain/masyarakat, yang disebabkan

keterpaksaan saat masuk panti dan kurangnya perhatian dari keluarga atau dari

pihak panti; lebih mandiri menjaga kondisi fisik atau kesehatan diri dan

lingkungannya; dan sudah menemukan arti hidup, kepuasan dan falsafah hidup,

terdapat perasaan pasrah dan memohon ampun atas segala dosa, sehingga siap

dalam menghadapi kematian.

BAB III

PENUTUP

Keperawatan Gerontik“Teori Menua & Perubahan Biopsikososiokultural pada Lansia”

Page 13: geronya.docx

A. Kesimpulan

Penuaan sebagai sebuah proses yang berjalan pasti pada setiap individu,

dapat ditinjau dari berbagai sisi, sehingga memunculkan berbagai teori yang dapat

dikelompokkan dalam teori biologi, sosiologi, dan psikologi.

B. Saran

Guna menyempurnakan makalah ini, diharapkan adanya masukan saran

dan kritik dari para pembaca. Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

penulis maupun pembaca agar dapat memahami lebih lanjut tentang program

kebijakan serta kendala dan solusinya. Untuk dosen yang mengampu atau dosen

yang memberikan tugas dalam pembuatan makalah ini agar dapat menjelaskan

pada mahasiswa lebih detail lagi pada bagian yang masih kurang pada

pembahasan yang dilakukan pada saat diskusi.

DAFTAR PUSTAKA

Keperawatan Gerontik“Teori Menua & Perubahan Biopsikososiokultural pada Lansia”

Page 14: geronya.docx

Chow, R.K.2005. Life’s Quest for Spiritual Well Being: A Holistic and Gerontological Nurse Perspective. www.nsna.org. Online: 29 September 2012.

Hurlock, E.B.1980. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Edisi 5. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Maryam RS, Mia FE, Rosidawati, Ahmad J, Irwan B. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika, 2008.

Probosuseno., & Sari, A.D.K.2005. Hubungan Kecerdasan Spiritual dengan Depresi pada Lanjut Usia. Bali: KONKERNAS III & TIN III PERGEMI

Purborini N. Hubungan Kesejahteraan Spiritual Lansia Dengan Penerimaan Diri Lansia Di Pstw Budi Luhur. Skripisi. UGM, 2009.

Santi NF. Hubungan Antara Senam dengan Kualitas Hidup Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Yogyakarta Unit Budi Luhur. Skripsi. UGM. 2009.

Keperawatan Gerontik“Teori Menua & Perubahan Biopsikososiokultural pada Lansia”