gerbatama, ini ui!

16
Dilema BOPB 2010 Buletin Gerbatama dapat diunduh di www.suma.ui.ac..id EDISI 43 | MARET 2010

Upload: suara-mahasiswa-universitas-indonesia

Post on 10-Mar-2016

292 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Suara Mahasiswa UI

TRANSCRIPT

Page 1: Gerbatama, ini ui!

Dilema BOPB 2010

Buletin Gerbatam

a dapat diunduh di ww

w.sum

a.ui.ac..id

EDISI 43 | MARET 2010

Page 2: Gerbatama, ini ui!

edisi 38, Mei 2009

Akses mendapatkan pendidikan perlu diperhatikan. Semua putra bangsa berhak mengenyam pendidikan, tak terkecuali putra daerah. Mereka mempunyai mimpi mendapatkan pendidikan yang jauh lebih baik di perguruan tinggi ternama dan terbaik yang rata-rata terkonsentrasi di kota besar.

Akses mendapatkan informasi sangat dibutuhkan. Di antara mereka ada yang mendapatkan informasi dari kakak kelas yang berkuliah dikampus itu, dari media massa nasional ataupun internet. Kini disaat calon mahasiswa baru (maba) bersiap mengikuti tes ujian masuk perguruan tinggi, mereka butuh informasi seperti jurusan apa yang ada, kapan diadakan tes, biaya pendaftaran dan cara mendaftar serta tentunya yang harus mereka ketahui biaya kuliah. Tapi terkadang akses informasi perguruan tinggi itu pun bisa dikatakan kurang bagi pelajar daerah.

Disaat pelajar ‘luntang lantung’ belajar dan mencari informasi, tiba-tiba nyali bisa menciut karena informasi seperti uang kuliah yang mahal. Mungkin hanya informasi sepintas lalu yang didengar kalau universitas impian mereka mahal. Akhirnya ketakutan itu membuat mereka yang memiliki keterbatasan tapi mempunyai kepintaran, menguburkan asanya karena kata ‘mahal’. Mungkin pernah mereka membaca publikasi besaran uang kuliah dengan harga maksimal sekian juta. Akan tetapi pernah juga melihat informasi atau publikasi uang kuliah yang mempunyai range atau kisaran angka dari minimal hingga maksimal sekian juta yang disesuaikan dengan kemampuan penyandang dana atau yang membiayai kuliah (orang tua atau wali).

Tak perlu takut dengan uang kuliah yang mahal kawan. Ada jalur BOP Berkeadilan yang memang pada hakikatnya harus dilalui oleh maba. BOPB bukan beasiswa tapi sebagai sistem pembayaran yang ditempuh maba agar semua pejuang-pejuang muda bisa mengenyam pendidikan tanpa ada kekhawatiran dengan biaya. Jadi pelaksanaan BOP yang betul-betul berkeadilan perlu diselenggarakan dengan baik. Jangan sampai BOP memberatkan. Jadi jangan menyerah kawan. Capai mimpi itu. Tak ada yang perlu ditakutkan untuk pendidikan terbaik.

Redaksi

Kulit Muka:Ilustrasi : Chandra Kartika, Dian Kusumawardhani, Febry Fawzi

Pemimpin RedaksiRifqi NasronWakil Pemimpin Redaksi Cininta AryadiniRedaktur Bahasa MaharddhikaRedaktur ArtistikPetra PatriaRedaktur Foto Ayuningdyah SekararumReporterAdi Pratama, Diana Nurwidiastuti, Fariz Panghegar, Satrio Abdullah Wirataru, Alin Aun, Andi Nur F, Aryanto Aji, Siti Fatimah Ningrum, Widyarsih, Anggayasti, Yohana Gabe Siahaan, Natasia Rumondang, Rahardika Arista, Eki Kusuma Dewi, Puspa Ayu, FotograferVidi Amelia, Fahmi Adlan Syah, Ginanjar, Naisha Haraini, Rahmat Ihsan, Quliah Alfendah, Muhammad IqbalDesain Tata Letak dan PracetakChandra Kartika, Muhamad Fahmi Idris, Febry FawziTim RisetBangun AdmajaIklan Febrian Alsah, Bintarti Mayang SariSirkulasi dan PromosiDody Cahyadi Rismal, Ristia Icha Pramesi, Indra Setiawan, Ibnu Fahran, Yulio E.G.C Kirana, Peny Ramadhani

editorialEdisi 43, Maret 2010

opini foto

Dilema BOPB 2010

Buletin Gerbatam

a dapat diunduh di ww

w.sum

a.ui.ac..id

EDISI 43 | MARET 2010

“Semoga Langgeng”Dok. Ginanjar R/ SUMA

Page 3: Gerbatama, ini ui!

suara nyata

reminder

agendasurat pembaca

20 Maret – Hari Kehutanan Dunia 22 Maret – Hari Air Internasional 23 Maret – Hari Metereologi Sedunia 30 Maret – Hari Film Indonesia

Optimalisasi Transportasi UI

Pagi hari yang cerah, semakin me-nambah semangat untuk kuliah. Langkah kaki terayun menuju halte di depan asrama. Namun, tak satu pun bis kuning yang siap memobilisasi mahasiswa menuju kampus. Terlambatlah kuliah di pagi hari.

Tidak hanya pagi hari, bis Kuning juga jarang muncul. Sekitar pukul 20.30, tak ada bikun yang melintas di depan halte Fakul-tas Teknik. Akhirnya, saya berjalan menuju asrama bersama sekumpulan mahasiswa lain yang kecewa dengan fasilitas bikun saat ini.

Semoga di hari-hari ke depan, bikun memiliki jadwal tetap, tepat, dan menjadi sarana transportasi yang optimal dan bisa diandalkan.

Budiyono (Kesehatan Lingkungan, FKM 2008)

“Change will not come if we wait for some other person or some other time. We are the ones we’ve been waiting for. We are the change that we seek.”

Barack Obama

PetroGas Days 2010 “Enhancing Oil and Gas Production to Support National Energy Security” 01 Seminar (Sunday, March 14, 2010) Place : Faculty of Engineering University of Indonesia, Depok Hour : 08.00 a.m – 05.00 p.m

Economic Premier Championships27 Maret-10 April 2010 di Pertamina Hall FE UI

Kerjasama media partner hubungi

Febrian Alsah 0813 1991 0916

DITERBITKAN OLEH BADAN OTONOM PERS SUARA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIAPemimpin Umum Bathara Rangga Sekretaris Umum Dian Kusumawardhani Bendahara Umum Karina Larasati PemimpinPenerbitan Sri Wulandah Fitriani Manajer Riset Roy Nababan Pemimpin Perusahaan Ghita Yoshanti Manajer Kesekretariatan Nilam Winanda Manajer SDM Laras Larasati Manajer Website Yunus Kuntawiaji Manajer Humas Aisha Ayu Syahputri Kepala Divisi Reporter Adi Pratama Kepala Divisi Fotografer Vidi Amelia Kepala Divisi Desain, Tata Letak, dan Pracetak Novita Eka S. Kepala Divisi Marketing Raisha Shadrina Kepala Divisi Riset Taufika DiannyAlamat Redaksi, Sirkulasi, Iklan, dan Promosi Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (Pusgiwa) Lantai 2 Kampus Universitas Indonesia, Depok, 16424 E-mail: [email protected] website: http://suma.ui.ac.id/

Page 4: Gerbatama, ini ui!

Suatu poster yang meyuarakan ketidakpuasan mahasiswa terhadap jalannya program BOPB di lingkungan kampus. Maha-siswa menilai program BOPB masih jauh dari kesan berkeadilan.

Dok. Ihsan SU

MA

“Katanya BOPB mau dihapusin ya?”, tukas Salmah Muslimah, mahasiswi Antropologi 2007. Inilah sepeng-gal komentar kekhawatiran dari mahasiswa mengenai isu BOPB yang merebak belakangan ini. Kekhawatiran ini muncul pasca terbitnya Surat Keputusan (SK) Rektor Universitas Indonesia Nomor: 1346/SK/R/UI/2009 ten-tang Biaya Pendidikan Mahasiswa Baru Universitas In-donesia Tahun Akademik 2010/2011. Pasal dua dalam SK tersebut menyebutkan besaran biaya pendidikan yang tertera dalam lampiran untuk mahasiswa rumpun Ilmu Sosial dan Humaniora adalah Rp. 5.000.000,00, dan Rp. 7.500.000,00 untuk rumpun Kesehatan, Sains Teknologi, dan Ilmu Komputer.

Biasanya SK Rektor tentang BOP selalu didampingi dengan SK Rektor yang menjelaskan teknis pelaksan-

aannya. Seperti SK Rektor Nomor 432A/SK/R/UI/2008 muncul dengan diiringi SK Nomor 432B/SK/R/UI/2008. Juga SK Nomor 271/SK/R/UI/2009 yang diiringi dengan SK Nomor 272/SK/R/UI/2009. Namun SK BOP tahun ini masih muncul sendiri tanpa SK pendamping mengenai BOPB. “Di dalam lampiran tidak ada keterangan yang menjelaskan tentang ketentuan untuk membayar sesuai dengan kemampuan. Padahal SK sebelumnya selalu ada. Inilah yang membuat kita ketar-ketir”, ujar Ridhaninggar Rindu Aninda, Kepala Departemen Ad-vokasi dan Kesejahteraan Mahasiswa (Adkesma) BEM UI 2010.

Sehubungan dengan belum keluarnya SK pen-damping mengenai BOPB 2010, BEM UI dan Fakultas, melalui Adkesma, akan terus mengawal lahirnya SK

BOPB 2010 Masih Tetap Ada !Kampus UI heboh lagi. Berhembus isu Biaya Operasional Pendidikan Berkeadilan(BOPB) 2010 akan dihapuskan. Sejum-lah elemen kemahasiswaan mulai siaga. Beberapa spanduk dan poster yang mengkritik pelaksanaan BOPB mulai kem-bali terlihat di berbagai sudut kampus. Isu lain yang berkembang, BOPB akan berubah dari sistem pembayaran berkeadi-lan menjadi bentuk keringanan bagi mahasiswa yang tidak mampu. Isu adanya pergeseran kewenangan pelaksanaan BOP-B dari bagian kemahasiswaan ke bagian keuangan, juga menimbulkan kasak-kusuk di kalangan mahasiswa.

laput

4

Page 5: Gerbatama, ini ui!

“bahwa besaran biaya pendidikan yang

berkeadilan didasarkan pada kemampuan

keuangan penanggungbiaya pendidikan”.

tersebut. “Kami berharap SK pendamping mengenai BOP-B 2010 akan keluar secepatnya, mengingat UI juga sudah memulai penerimaan mahasiswa baru melalui PPKB”, ujar gadis yang akrab dipanggil Ridha itu. Ia me-nambahkan bahwa seandainya SK tersebut benar-benar tidak terbit, BOPB akan tetap muncul dengan bentuk-bentuk lain yang esensinya sama.

BOPB, Sistem Pembayaran atau Keringanan?

Dalam iklan SIMAK UI di Harian Kompas tanggal 7 Maret 2010 dis-ebutkan bahwa UI menyediakan berbagai beasiswa bagi maha-siswa yang kurang mampu. Salah satu bentuk dari beasiswa tersebut adalah BOPB.

Ini berarti, BOPB dikategorikan sebagai beasiswa bagi mahasiswa yang kurang mampu. Padahal, dalam SK pertama mengenai BOPB Nomor 432A/SK/R/UI/2008, salah satu pertimbangan untuk menerapkan sistem BOPB adalah “bahwa besaran biaya pendidikan yang berkeadilan didasarkan pada kemampuan keuan-gan penanggung biaya pendidikan”. “Artinya seluruh mahasiswa berhak mendapatkan BOPB sesuai dengan kemampuan penanggung biayanya”, ujar Ridha. Jadi, bukan karena tidak mampu membayar jumlah BOP mak-simal yang ditetapkan, sehingga harus meminta kerin-ganan melalui mekanisme BOPB.

Muatan publikasi yang demikian menjadi salah satu hal yang dipermasalahkan oleh sebagian elemen mahasiswa. “Hal ini akan menimbulkan ketakutan pada mahasiswa yang ada di daerah karena biaya yang mahal. Padahal BOPB masih ada, yang mana menyatakan BOP itu berkeadilan. Sesuai dengan kemampuan penang-gung biaya pendidikan”, ujar Imad, ketua BEM UI 2010. Imad menyatakan, setelah muatan publikasi tersebut dibenahi maka hal itu bukan menjadi masalah lagi.

Berkas kelengkapan pengajuan BOPB ditengarai juga menyebabkan seolah BOPB ini ditujukan bagi mereka yang tidak mampu. Berdasarkan pengalaman selama dua tahun terakhir banyak pendaftar yang cang-gung untuk melengkapi berkas. “Adanya persyaratan untuk meminta surat rekomendasi tetangga terdekat membuat seolah pendaftar adalah orang yang layak mendapat keringanan”, jelas Ridha. Realitanya mungkin pendaftar termasuk orang yang mampu di desanya, sehingga saat meminta rekomendasi tetangganya me-mandang dengan sinis. Di sisi lain mampu di desa belum tentu dia mampu hidup berkecukupan di kota besar.

Wacana Pergeseran KewenanganWacana lain yang mencuat adalah pelaksanaan

sistem BOPB 2010 akan kembali kepada kewenangan

Direktorat Keuangan. Bhakti Eko Nugroho anggota MWA Unsur Mahasiswa menyampaikan, “Sekarang SK teknis BOPB sedang dirumuskan karena akan ada perubahan dalam mekanisme prosedur BOPB. Salah satunya perge-seran wewenang pelaksanaan dari sebelumnya di ba-gian kemahasiswaan ke bagian keuangan”, ujarnya. Se-

lama 2008 dan 2009, pelaksanaan BOPB berada dalam kewenangan direktorat kemahasiswaan dan

mahalum fakultas.Ditemui di ruang kerjanya,

Sutarto, Kepala sub Direktorat Keu-angan UI menjelaskan sampai saat ini belum ada kepastian mengenai hal ini. Beliau mengatakan me-mang ada wacana untuk mengali-hkannya ke Direktorat Keuangan. Namun beliau belum mendapat kepastian hingga saat beliau di-wawancarai (19/3).

Menurut beliau, pelaksaan teknis BOPB akan ber-jalan tidak optimal jika kewenangannya diserahkan ke Direktorat Keuangan. Hal ini dikarenakan beban kerja Direktorat Keuangan yang sudah cukup berat dan jum-lah SDM yang tidak memadai. “Menurut saya, sudah bagus sistem yang kemarin karena melibatkan fakultas, dalam hal ini Manajer Kemahasiswaan dan Alumni (Ma-halum) dan Manajer Keuangan, serta unsur mahasiswa”, ujarnya. Menurutnya, wawancara langsung dengan calon mahasiswa baru (maba) oleh adkesma, akan jauh lebih baik untuk mengetahui kondisi ekonomi maba yang sebenarnya. Dengan demikian, nominal BOP yang ditetapkan benar-benar sesuai kemampuan sehingga makna berkeadilan itu dapat tercapai.

(Adi Pratama Arfas, Diana Nurwidiastuti, Fariz Panghe-gar)

m.a.c’s LANGUAGE CENTERTRANSLATION SERVICE (English,

French, Chinese, Japanese, Indonesian, Rusian, Korean, Germany, & Spanish),

Done by professionalsFRENCH

DALF & DELF Preparation CoursePIC : 08567364321

laput

5

Page 6: Gerbatama, ini ui!

1. Sebenarnya bagaimana hakikat BOPB? Sebuah sistem pembayaran yang harus dilalui setiap mahasiswa atau sebuah bentuk beasiswa? Siapa saja yang boleh mengajukan BOP?BOPB adalah sistem pembayaran, bukan bentuk beasiswa. Kami dari Direktorat Kemahasiswaan sudah minta agar materi iklan tersebut direvisi. Setiap mahasiswa baru Program Sarjana Reguler (sekali lagi hanya Program Sarjana Reguler) berhak mengajukan proses BOP. Pengecualian diberikan kepada mereka yang membayar full baik dengan skema tunda bayar maupun cicilan, dimana mereka tidak perlu mengajukan berkas. Kebijakan ini sudah berlangsung sejak tahun 2008 dimana BOP untuk pertamakalinya dilaksanakan. Saat itu BEM UI setuju dan tidak mempersoalkan.

2. Pada tahun 2009, SK mengenai BOP dan teknis BOPB selalu muncul bersamaan. Namun di tahun 2010 ini SK tersebut tidak muncul bersamaan. Mengapa demikian?SK teknis BOPB akan dibuat setelah Panitia Penetapan BOP – UP dibentuk. Tahun ini tidak bersamaan karena rentang waktu antara SIMAK masih jauh dengan proses penetapan BOP. Jadi UI fokus dahulu dalam pembuatan SK Biaya Pendidikan. Hal baru dalam tahun 2010 ini adalah setiap calon mahasiswa baru dapat mengisi secara online data diri ke dalam sistem BOP sehingga mereka bisa mengetahui prediksi besar BOP dan UP yang dibebankan. Sistem ini secara otomatis akan menghasilkan besaran beban BOP menurut range dari Rp 100.000 sampai dengan Rp 5.000.000,- / Rp 7.500.000,- setelah mereka memasukkan data diri. Namun Panitia Penetapan BOP – UP akan tetap memverifikasi berkas data yang mereka kirimkan ke UI.

3. Bagaimana dengan SK BOPB 2010? Apakah betul rancangan SK pendamping tentang teknis pelaksanaan BOPB sedang disusun, atau akan, atau mungkin sudah keluar?SK teknis BOP akan dibuat setelah Panitia Penetapan BOP – UP dibentuk. Panitia tersebut sedang dibentuk oleh Wakil Rektor Bidang 2.

4. Apakah benar jika segala kebijakan mengenai BOP telah kembali kepada Direktur Keuangan? Mengapa demikian Pak?Penetapan BOP dan UP bukan oleh Direktorat Kemahasiswaan, namun penyelesaian masalah BOP

dan UP dilaksanakan oleh Direktorat Kemahasiswaan. Anda lihat di kampus manapun penetapan biaya kuliah bukan oleh bidang kemahasiswaan, namun ketika ada kasus terkait dengan biaya kuliah mahasiswa maka kami yang handle karena dalam Direktorat Kemahasiswaan terdapat Sub Direktorat Kesejahteraan Mahasiswa.

5. Jika iya, Apa yang diharapkan dari perubahan sistem seperti tersebut Pak?Agar kami bisa fokus pada fungsi kesejahteraan mahasiswa, seperti pencarian beasiswa, kerjasama dengan industri untuk magang atau kerja paruh waktu bagi mahasiswa, dan lain-lain. Juga yang tidak bisa diabaikan adalah agar kami bisa fikus pada peningkatan kualitas dan kuantitas partisipasi dan prestasi mahasiswa UI.

6. Bagaimana pandangan Bapak mengenai proses BOPB 2008-2009?BOPB adalah sistem yang baru diterapkan sejak tahun 2008. Sebuah sistem tidak serta merta langsung sempurna. Ada proses evaluasi dan perbaikan di dalamnya. Intinya dari BOPB ini adalah kita mencoba keadilan itu ditegakkan dan putera puteri terbaik bangsa bisa berpacu untuk kuliah di UI tanpa terkendala dengan masalah ekonomi.

7. Penerimaan mahasiswa baru 2010 sudah di depan mata. Bagaimana persiapan Direktorat K emahasiswaan untuk mewujudkan sistem pembayaran BOPB yang lebih baik?Dari Direktorat Kemahasiswaan sudah mempersiapkan hal ini sejak Januari 2010, dengan fokus pada penanganan masalah BOP dan UP.

8. Pesan untuk calon mahasiswa UI?Jangan takut kuliah di UI. UI tidak melihat kemampuan ekonomi tapi kemampuan akademik sebagai syarat utama kuliah di UI. Dan UI menjamin tidak akan mengeluarkan mahasiswa hanya karena masalah ekonomi.

DirekTur keMAhAsiswAAn ui,Dr. kAMAruDDin, M. si. MenjAwAB:

laput

6

Page 7: Gerbatama, ini ui!

kinerja Transportasi utama universitas indonesiaPeningkatan kualitas kenyamanan bis Kuning (bikun) telah banyak memberi dukungan pada kelancaran sistem perkuliahan dan pekerjaan bagi warga kampus. Namun, kini dibalik kenyamanan tersebut tersaji pula ketidaknya-manan yang mulai menggangu pengguna.

Salah satu ketidaknyamanan tersebut ialah keterlambatan waktu pengoperasian bikun. “Kalau udah sore, mungkin supir ada yang diem aja karena udah capek juga kali,” ungkap Mutia Faizah, salah satu mahasiswi FMIPA. Bukan hanya mahasiswa, keluhan juga terdengar dari para karyawan UI. Salah satu karyawan FE, Bejo Hartono, ikut mengeluhkan ketepatan waktu bikun,” masih mendingan yang dulu ketepatan waktunya. Dulu lebih cepat, kalau sekarang agak lama.”

Ketidaktepatan waktu ini akan mengganggu aktivitas pekerja yang menggantungkan transpor-tasinya pada bikun. “Keterlambatan bikun seperti itu termasuk mengganggu, itu ngaruh ke (ketepatan waktu-red) kerjaan juga,” ungkap Office Boy FISIP bernama Mono saat diwawancarai. Masalah lain juga dirasakan oleh Rifni Arifa, mahasiswi FIB. Ia merasa bikun sangat jarang di malam hari,” kira-kira setelah jam delapan malam udah mulai jarang tuh bikun.”

Ditemui di pangkalan bis kuning, Satiri, selaku Koordinator Lapangan supir bikun, memberi penjela-san saat disinggung mengenai masalah keterlam-batan bikun. “Misalnya kalau penumpang (maha-siswa-red) turun tidak siap-siap, itu juga kan jadinya seperti nggak mikirin kawannya yang menunggu di depan (yang akan naik-red). Nanti ujungnya yang disalahkan supir juga. Selain itu juga mahasiswa yang nyetop bikun bukan di haltenya. Bikun sudah jalan baru manggil-manggil ‘Pak… Pak… Pak...’ Itu yang jadi hambatan sebenarnya.”

Hal tersebut dibenarkan oleh Mutia, “waktu itu gue pernah mau naik bikun tapi pada (mahasiswa yang berdiri di bagian depan bis–red) nggak mau ke bagian tengah dan malah bikin lama. Bahkan gara-gara itu, ada mahasiswa yang tidak bisa naik. Padahal kalau pada mau geser ke dalam masih muat”.

Di sisi lain, Budimanto, pegawai rektorat yang menjabat sebagai koordinator bikun menyangsikan keterlambatan pengoperasian bis, “apalagi kalau yang mobil outsourcing, dia tidak berani lewat waktu sebab kalau namanya jelek, wah habis deh perusa-haan dia”. Namun, pihak pengelola tidak menolak jika ada mahasiswa yang ingin mengeluhkan kinerja bikun, “di website kita (UI) ada kotak saran bikun.” Menurutnya, kualitas tingkat pelayanan operasional bikun masih bersifat relatif sehingga wajar jika masih

sering ditemukan keluhan.Kekurangramahan supir bus saat beroperasi juga

menjadi faktor lain ketidaknyamanan itu. “Pernah, pas gue mau turun tas gue kejepit, tapi dibuka lagi sih abis itu,” ungkap Ria, mahasiswi FIK 2009, ketika ditemui di sela-sela waktunya. Hal ini sangat membahayakan pengguna, meskipun pada akhirnya sopir bikun itu membuka pintu lagi. Ketidakramahan juga dirasakan oleh mahasiswa yang telah bersusah payah mengejar bikun, tetapi akhirnya ditinggal begitu saja.

Akan tetapi tak bisa dipungkiri juga terkadang ada mahasiswa yang jarang mengucapkan terima kasih dan kurang koorporatif atau bekerja sama. “Kerja sama yang baik itu seharusnya, bukan semata-mata ucapan”, ujar Satiri.

Melihat permasalahan tersebut, dibutuhkan kerja sama yang baik antara pengelola fasilitas dan sarana, baik supir maupun warga UI agar bikun dapat memainkan peranannya sebagai sarana transportasi umum utama warga UI dengan apik.

(Alin Aun, Andi Nur F., Aryanto Aji)

Dok. Iqbal SU

MA

Seorang mahasiswa sedang menunggu kedatangan Bis Kuning. Kinerja dari Bikun selama ini masih perlu mengalami berbagai evaluasi terutama menyangkut keterlambatan kedatangan Bikun di halte UI

lipsus

7

Page 8: Gerbatama, ini ui!

waspada, ui rawan kejahatan!Kejahatan bisa terjadi dimana saja, bahkan di kampus sekali pun. Sudah bukan berita baru lagi, banyak kejadian krimi-nalitas seperti penodongan hingga pemerkosaan terjadi di kampus ini. Kejahatan terjadi tanpa pandang bulu, mulai dari karyawan, mahasiswa, hingga dosen pun pernah menjadi korban. Bahkan warga non- UI yang hanya kebetulan melewati UI pun bisa jadi sasaran empuk.

UI memiliki banyak akses keluar masuk bagi warga. Hal ini memberikan kesempatan bagi para pelaku kejahatan untuk melakukan aksinya di dalam kampus. Selain kesempatan tersebut, kurangnya kewaspadaan dari warga UI sendiri juga menjadi faktor terjadinya tindak kejahatan. “Kesempatan itu kontribusi terbesar dalam tindakan kejahatan. Kalau ada niat, ya semua orang punya niat untuk berbuat jahat, tapi niat tersebut tidak akan terlaksana kalau tidak terbuka kes-empatan,” ungkap Dadan Erwan, Kasubdit Pembinaan Lingkungan Kampus (PLK) UI.

Menurut Dadan Erwan, seluruh lokasi kampus UI Depok dapat menjadi titik rawan kriminal, akan tetapi, jika dilihat dari kondisi tempat, biasanya yang tergo-long cukup rawan adalah jalanan antara FKM dan gang Senggol. Tempat tersebut rawan saat malam hari dan dalam keadaan sepi. Selain itu, hutan FISIP menuju stasiun UI dan menara air juga sering terjadi tindak kriminalitas seperti penodongan. Sepanjang 2009 saja tercatat 58 kasus kriminal terjadi pada kalangan maha-siswa, 24 kasus pada warga non-UI, dan 5 kasus sisanya terjadi pada karyawan.

Kasus yang terjadi di UI cukup beragam, mulai dari kasus penodongan, hingga pembunuhan. Data PLK menunjukkan pelapor terbanyak adalah kasus pencurian kendaraan roda dua dan pencurian/pencon-gkelan dalam kendaraan. Selama tahun 2009, tercatat ada 31 dari keseluruhan 91 kasus. Selain itu, kasus pencurian dalam mushala atau masjid pun mendomi-nasi laporan PLK.

Monica, mahasiswi FKM, yang sering pulang malam karena tuntutan akademis dan organisasi, men-gungkapkan kekhawatirannya, “ khawatir juga, apalagi jalan dekat pusgiwa, daerah itu keliatannya rawan dan sepi banget.” Hal serupa diungkapkan oleh petugas kebersihan UI bernama Mbon, “kalau pulang malam sendirian suka takut juga, kita sih takutnya sama orang bukan sama setan.”

Sejauh ini, pihak UI berusaha memperbaiki fasilitas untuk mendukung keamanan dalam kampus, mulai dari memperbaiki kualitas SDM para petugasnya, peningkatan patroli keamanan, pemasangan CCTV di

tempat-tempat tertentu, hingga layanan telepon daru-rat. Panggilan darurat ini dapat juga digunakan maha-siswa yang pulang malam, tetapi sosialisasi layanan ini dirasakan sangat kurang. Banyak mahasiswa yang tidak mengetahui layanan tersebut. “Oh ya? PLK punya no-mor telepon darurat? Saya baru tahu, sepertinya perlu disosialisasikan lagi,” ujar Monica.

Masalah keamanan atau keselamatan yang ada di UI secara fungsional memang tanggung jawab PLK, tapi bukan berarti dibebankan seratus persen kepada PLK. Semuanya kembali lagi pada masing-masing individu untuk selalu waspada dimana pun, kapan pun, dan dengan siapa pun. Semua warga UI harus saling bekerjasama menjaga keamanan. (Siti Fatimah Ningrum, Widyarsih, Anggayasti)

Jalan pintas antar fakultas sebagai salah satu titik rawan aksi kriminal di UI Depok

Foto Quliah/SU

MA

bentang

8

Saran-saran:Jangan (sering) pulang malam sendirian!Berhati-hati jika berinteraksi dengan orang asing!Hindari jalan-jalan sepi!Jangan meninggalkan barang berharga di dalam kendaraan!Dalam keadaan darurat, telepon 021- 7875602 (Gedung Biru PLK)!

Page 9: Gerbatama, ini ui!

”Pada tahun 2005, saya berjalan-jalan di sekitar Kukusan. Tak disangka saya tersesat di kampus Universitas Indonesia. Saya kagum melihat kampus ini. Saya bermimpi bisa kuliah di kampus ini.”

Itulah kata-kata Isto Widodo, mahasiswa semes-ter 4 program sarjana reguler Ilmu Politik FISIP UI. Keinginan untuk belajar timbul karena Isto merasa memiliki potensi. Dia berharap pendidikan dapat men-jadi sarana peningkatan status sosial dan pengaktuali-sasian dirinya.

Sejak kecil sampai usia 25 tahun, Isto belum me-miliki orientasi kehidupan. Pria yang saat wawancara mengenakan pakaian biru ini banyak berkelana ke ber-bagai tempat, diantaranya Kalimantan dan Sulawesi. Di wilayah tersebut, ia mencari referensi kehidupan.

Musashi, novel karangan Eiji Yoshikawa telah menginspirasi kehidupannya untuk berubah. Lewat buku tersebut, ia jadi mempunyai impian untuk mengikuti pendidikan formal. Isto pun yakin dan belajar. Selain belajar di Kejar Paket C, ia belajar sendiri menghadapi ujian masuk perguruan tinggi negeri. Dua tahun lamanya menghapalkan pelajaran-pelaja-ran SMA sambil bekerja.

Saat akan mendaftarkan diri sebagai peserta SNMPTN, pria berusia 33 tahun ini sadar yang harus dia punya bukan saja kemampuan menyelesaikan soal, namun juga materi. ”Bagi saya, kalau punya uang, rasionalnya menggunakan uang untuk usaha. Biaya kuliah sangat berat, untunglah ada informasi menge-nai pengurusan keringanan dan beasiswa.” Sekarang, di samping ia bisa membayar uang kuliah dengan biaya terjangkau, ia juga mendapat beasiswa.

Hambatan lain yang dirasakannya adalah psi-kologis. Ia minder mendaf-tarkan diri hingga harus bolak-balik ke loket. Begitu juga ketika mendaftar ulang saat ia dinyatakan diterima, terbesit dalam pikirannya untuk mengundurkan diri, tapi ia memutuskan untuk terus maju. Hal itu ia ang-gap sebagai konsekuensi dari kesalahan menyia-nyiakan kesempatan di waktu muda.

Bagi Isto, tidak ada kata terlambat belajar. Belajar selalu menyenangkan. Membuka lembaran buku, mendiskusikan suatu hal, menulis dan mengeluarkan gagasan adalah kenikmatan yang luar biasa. Setiap ha-rinya Isto memiliki jam rutin belajar di pagi-pagi buta.

Kini, selain kuliah, mahasiswa yang aktif di organisasi Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik sebagai koordinator penulisan Political Science Resource Centre (PSRC) dan koordinator DPR Watch HMIP UI, aktif mengasah kemampuannya menulis buku dan novel. ”Dalam waktu dekat, mudah-mudahan novel pertama saya bisa terbit,” katanya mengakhiri pembicaraan.

(Yohana Gabe Siahaan)

usia Bukan Batasan untuk Meraih Mimpi D

ok. Ihsan SUM

A

sosok

Page 10: Gerbatama, ini ui!

Teddy Daniels (Leonardo DiCaprio) dan Chuck Aule (Mark Ruffalo) adalah dua orang U.S Marshal yang dikirim ke sebuah pulau di area Massachusetts yang bernama Shutter Island untuk menyelidiki kasus hilan-gnya seorang wanita bernama Rachel Solando (Emily Mortimer).

Shutter Island sebenarnya adalah sebuah pulau yang difungsikan sebagai rumah sakit untuk merawat para narapidana yang menderita gangguan kejiwaan. Sebelum menghilang, Rachel sempat meninggalkan sebuah pesan yang bertuliskan ‘Apa yang terjadi pada pasien 67’. Teddy yakin bahwa pesan ini ada sangkut pautnya dengan hilangnya Rachel dan bertekad men-elusuri kasus ini.

Sayangnya, tak semua pihak berminat menuntaskan kasus ini. Malahan pihak rumah sakit jiwa di sana meno-lak memberikan bantuan. Teddy akhirnya merasa curiga bahwa pihak rumah sakit terlibat sebuah kasus dan tak ingin Rachel ditemukan karena itu akan mengungkap sesuatu yang telah lama disembunyikan. Sayangnya Teddy bukan termasuk orang yang mudah menyerah. Ditambah lagi dengan badai yang menutup kemung-

kinan untuk meninggalkan pulau itu, tak ada pilihan buat Teddy selain melanjut-kan penyelidikannya.

Martin Scorsese me-mang bukan sutradara bi-asa. Bisa dibilang sutradara yang satu ini adalah legen-da Hollywood yang masih ada hingga sekarang. Film-filmnya selalu mendapat pujian dari para kritikus dan SHUTTER ISLAND ini bukan-lah pengecualian. Walau-pun mungkin masih belum bisa disamakan film-film sepertiGANGS OF NEW YORK atau RAGING BULL namun tetap saja SHUTTER ISLAND ini adalah sebuah film yang dikerjakan dengan serius.

Film yang diangkat dari novel karya Dennis Lehane ini mampu membuat pe-nonton merasa penasaran tentang apa yang sebenarnya terjadi disana dan apakah Teddy tidak akan bisa keluar dari pulau tersebut. Dengan menggunakan aktor-aktor kawakan, film ini semakin patut untuk ditonton. Lewat film ini Martin Scorsese semakin menunjukkan jati di-rinya sebagai sutradara kawakan, begitu juga Leonardo DiCaprio yang sudah tidak perlu diragukan lagi kualitas aktingnya. Mark Ruffalo tampil lumayan baik, tidak is-timewa, tapi tetap bisa mengimbangi lawan mainnya. Aktor veteran, Ben Kingsley juga demikian. Michelle Wil-liams hanya tampil sebentar dan aktingnya biasa saja. Shutter Island adalah film yang harus ditonton dengan hati-hati dari awal, perhatikan semua detail yang ada. Pada akhirnya, anda dan sang aktor dalam film ini akan dibiarkan menebak-nebak dan mencari jawaban send-iri.

Masih penasaran? Silahkan temukan jawabannya dengan menonton film ini.

Judul: Shutter IslandProduser: Martin Scorsese, Bradley J. Fischer, Mike Medavoy, Arnie MesserDistributor: Paramount PictureSutradara: Martin Scorsese Durasi: 138 menit

resensi

10

Page 11: Gerbatama, ini ui!

Menjadi Delegasi di harvard national Model united nations

2010 (hnMun)

Universitas Indonesia (UI) mengirimkan 17 maha-siswa untuk menjadi delegasi UI dalam ajang Harvard National Model United Nations 2010 (HNMUN) yang diadakan di Boston, USA pada tanggal 11—14 Febuari 2010. HNMUN adalah salah satu simulasi sidang Perser-ikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang dihadiri oleh lebih dari 3000 mahasiswa dari seluruh dunia.

Tahun ini adalah partisipasi UI yang ketiga kalinya dalam HNMUN. UI mengirimkan 17 mahasiswa yang telah terpilih menjadi delegasi UI. Tim UI merepresentasikan negara El Salvador di dalam 10 komisi di PBB.

Walaupun pada tahun ini delegasi UI belum juga meraih penghargaan delegasi terbaik, namun per-forma tim UI tahun ini sangat meningkat. “Peningkatan performa ini tidak lepas dari proses seleksi yang sangat ketat dan pelatihan selama lebih dari 6 bulan,” tutur Willy Limiady, koordinator pelatihan delegasi UI untuk HNMUN 2010. Selanjutnya, seleksi untuk UI-HNMUN 2011 akan diadakan pada pertengahan bulan Mei mendatang.

Pengiriman delegasi ini sangat di dukung sponsor, yaitu Eka Tjipta Foundation, Pertamina, PT Exxonmo-bil, PT Petrokimia Gresik, BNI, Matahari, dan Sucofindo. Mudah-mudahan pengalaman ini dapat meningkatkan semangat bagi mahasiswa UI untuk dapat terus berkem-bang dan meraih penghargaan internasional di berbagai kompetisi lainnya.

(Natalia Rialucky dan Shauma Lannakita)

Untuk menggerakan perindustrian, Teknik Industri Universitas Indonesia mengadakan SPWI (Seminar Pengembangan Wawasan Indutri) yang ke-11. Seminar yang mengambil tajuk industri pertele-visian ini, diselenggarakan di Hotel Kartika Chandra. Acara yang berlangsung pada12 Februari 2010 ini, dimeriahkan oleh penari Bali dari SMU Presiden dan musik akustik yang dibawakan oleh mahasiswa Teknik Industri UI.

Seminar kali ini, dihadiri oleh 200 orang peserta. Florence Dahlia, Project officer acara ini, menjamin peserta mendapat wawasan baru seputar industri pertelevisian. Hal ini didukung dengan para pembi-cara yang berpengalaman seperti Istadi SK (Komisaris Trans Cop), Haswi Ahmad (Dirut Program RCTI), Prof. Dr. Ir. Dadan Umar Daihani, DEA (Guru Besar Madya Ilmu Teknik Industri), Alex Kumara (Ketua Komisi Teknik), Handi S. Kentjoro (Wakil Direktur Utana Indovision), Bahrun Afriansyah (Senior Bran Man-ager, PT Unilever Tbk.). Selain itu hadir pula Aiman Witjaksono, pembaca berita RCTI, menjadi moderator dalam seminar SPWI kali ini.

Seminar Teknik Indutri yang identik dengan manufacturing, kini merambah ke dunia pertelevi-sian. Dalam seminar kali ini, peserta diperkenalkan mengenai eksplorasi, Optimalisasi, dan Kontribusi industri pertelevisian di Indonesia. Wiki Drajat Gumil-ang, Ketua IKM Teknik Industri UI, berharap seminar kali ini bisa menjadi mozaik dalam pertelevisian Indonesia.

(Eki Kusumadewi)

sPwi (seminar Pengembangan wawasan industri) 2010 Merambah

dari Dunia Manufacturing ke Televisi

Dok

. Nai

sha

SUM

A

kilasan

11

Page 12: Gerbatama, ini ui!

Senin, 22 Febuari 2010, Auditorium K. Soeria Atmad-jaya FEUI, menjadi tempat berkumpulnya para mahasiswa berjiwa entrepreneur dalam event tahunan yang dise-lenggarakan KpME (Koperasi Mahasiswa FEUI), salah satu badan otonom fakultas tersebut. Dengan mengusung ‘Kreatifitas’ sebagai tema besar, KpME bertujuan mem-buat suatu acara seminar dan talkshow yang dikemas secara segar , dengan narasumber ternama dan sukses dibidangnya. Salah satunya, Dony Purnomo, CEO Sour Sally dan J.CO yang mampu mengembangkan produk hingga mempengaruhi gaya konsumsi masyarakat urban. Bahkan, para pesaing yang merupakan franchaise dari barat, meniru resep dan gaya penjualan mereka. Open kitchen (dapur terbuka-red) yang mereka perkenalkan pun, kini diikuti oleh banyak kafe dan restoran yang ada di Jakarta.

Selain itu, masih ada sharing dari Ary Ginanjar (Presi-dent of ESQ Leadership Centre), motivasi dari Krisnamurti (Top Motivator and Trainer Indonesia), tukar pendapat dengan Wulan Tilaar ( GM PT Martha Tilaar), hingga ke-hadiran SLANK. Kenapa SLANK?

“Saat orang tua banyak yang melarang anaknya masuk ke dunia musik, SLANK mampu membuktikan bahwa mereka mampu hidup dari industri musik dan menjadi legendaris . Walaupun, makin banyak band-band yang bermunculan, belum ada yang mampu menyaingi eksistensi mereka. mereka ikon inspiratif dan sangat kreatif”, terang I Made Maha Dwija Santya, Ketua Pelak-sana COFA 2010, saat ditanya alasan dan latar belakang pemilihan narasumber.

Selain seminar dan talkshow, COFA 2010 kali ini juga menyelenggarakan lomba poster dan tagline yang bisa diikuti hingga tanggal 6 Maret 2010. Hadiahnya pun besar, Wisata Liburan ke Bali. Selain bertujuan untuk menanaman ide kreativitas sebagai untuk mengembang-kan inovasi dalam berwirausaha, lomba ini pun diadakan sebagai wadah kreativitas para mahasiswa serta belajar pemasaran.

(Puspa Ayu)

COFA 2010: CreATinG MOneY CreATiVeLY“kreATiViTAs Menuju kesuksesAn”

Lomba Penulisan Cerpen

Lomba penulisan cerpen Suara Mahasiswa. Tulisan 4000 -

4500 karakter dengan tema “Wajah Pendidikan Indonesia”.

Dua karya terbaik akan mendapat hadiah menarik. Karya

yang terpilih akan dimuat di majalah Suara Mahasiswa edisi

#26 April 2010. Kirimkan karya Anda ke

[email protected] paling lambat 30 April 2010.

kilasan

Page 13: Gerbatama, ini ui!

Era globalisasi yang terus berkembang dengan pesat membuat banyak perubahan dalam bidang pendidikan. Dengan berbagai kemudahan yang ada, belajar tidak harus selalu dilakukan di dalam kelas, tetapi bisa dimana saja dengan memanfaatkan akses internet dengan sistem belajar online atau E-Learning (Electronic Learning) seperti yang telah dilakukan oleh Fasilkom UI semenjak tahun 2004.

Sistem perkuliahan online ini dinamakan Student Cen-tered E-Learning Environment (Scele), mahasiswa dan dosen dapat berinteraksi tanpa harus ada berada di dalam kelas. “Scele merupakan sebuah lingkungan pembelajaran yang terintegrasi,” ujar Ibu Siti Aminah, seorang dosen Fasilkom. Beliau juga menam-bahkan bahwa dosen bisa menaruh materi dan tugas didalamnya dan mahasiswa dapat dengan mudah men-gakses dan mengambil materi yang ada.

Ada tiga metode perkulia-han Scele yaitu sepenuhnya e-learning, blended, dan sup-plement. Blended berarti ada sebagian perkuliahan yang diadakan di dalam kelas dan di luar kelas dengan e-learning, sedangkan dengan metode supplement, kuliah diadakan seluruhnya di dalam kelas, tetapi untuk tugas dan materi tambahan dapat diperoleh dari scele.

Banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh dari Scele, seperti fleksibilitas waktu, bisa diakses dari mana saja, dan juga dalam hal repositori. “Materi yang telah diajarkan dosen dapat tetap tersimpan jadi ketika ada dosen baru yang akan mengajar bisa melihat acuannya dari situ, dan manajemen data fakultas juga dapat lebih mudah,” jelas Ibu Siti Aminah.

Scele di Fasilkom telah menjadi sebuah sarana yang vital. Terkadang mahasiswa bingung bila ada dosen yang tidak menggunakan Scele untuk mata kuliahnya, biasanya itu terjadi pada dosen dari luar fakultas, meskipun masih ada beberapa dosen Fasilkom yang belum memanfaat-kan sarana ini. Ibu Siti Aminah mengatakan bahwa beliau dan rekan-rekannya dari Fasilkom sudah beberapa kali mengadakan seminar dan workshop nasional berkaitan dengan penggunaan Scele.

Untuk melihat penggunaannya di UI dapat diakses di scele.ui.ac.id yang disediakan untuk seluruh mahasiswa UI. Namun, pemanfaatannya bergantung pada tiap-tiap fakul-tas dan dosen tiap mata kuliah. Banyak mahasiswa dari fakultas lain yang belum mengetahui Scele, ada juga yang sudah tahu tetapi tidak pernah menggunakannya. “Saat OBM (Orientasi Belajar Mahasiswa) pernah diberi tahu tapi

saat perkuliahan tidak per-nah digunakan,” ujar Bella, salah seorang mahasiswi Fil-safat sehubungan dengan penggunaan Scele.

Dibutuhkan tim khusus untuk mengelola sistem ini agar tidak merugikan para penggunanya. Selain itu, infrastruktur yang memadai juga harus disediakan agar tidak terjadi hal-hal sep-erti kesulitan akses atau hal merugikan lainnya. Seperti yang dituturkan Annisa, mahasiswi kedokteran, “terkadang sulit mengakses Scele UI padahal ada kuis yang harus dikerjakan.

Belajar secara online terkadang diidentikkan dengan belajar tanpa dosen. Namun, dalam penggunaan Scele tidak bisa demikian, misalkan bila dosen sibuk, maka maha-

siswa serta merta disuruh belajar menggunakan Scele. Hal inilah yang harus dihindari karena tujuan pendidikan tidak bisa terca-

pai. Oleh sebab itu harus ada rancangan yang jelas dalam penggunaan Scele sejak awal semester, kapan mahasiswa harus belajar di kelas dan kapan harus dengan e-learning. Kesiapan mahasiswa sendiri harus diperhatikan agar sistem pembelajaran ini benar-benar bermanfaat.

Selain itu, ruang diskusi online juga diperlukan karena mahasiswa tetap membutuhkan interaksi kepada dosen

dan mahasiswa lainnya, dosen juga perlu mengawasi jalannya diskusi antarmahasiswa. Jika komponen-kom-

ponen tersebut tak dapat terpenuhi, maka yang dapat ter-jadi adalah terciptanya atmosfir yang buruk dalam proses

belajar.

(Natasia Rumondang, Rahardika Arista, dan Aryanto Aji)

ketika kuliah Tidak Lagi harus di Dalam kelas

Dok

. Nai

sha

SUM

A

Scele, program buatan Fasilkom UI yang merupakan suatu bentuk aplikasi konsep e-edu atau belajar/kuliah lewat inter-net yang saat ini sedang berusaha diterapkan secara aktif di seluruh fakultas UI

ragam

1313

Page 14: Gerbatama, ini ui!

Topeng Bernama Wajib Belajar Sembilan TahunOleh: Michael Agustinus

Pada masa pergerakan nasional Indonesia muncul sejumlah nama yang sangat memperjuangkan pen-didikan untuk seluruh rakyat. Soetomo dan Tjipto den-gan lantang berseberangan dengan para priyayi yang jauh lebih senior dari mereka memperjuangkan pen-didikan seluruh rakyat Hindia pada kongres pertama Boedi Oetomo tahun 1908. Soewardi Soerjaningrat atau lebih dikenal dengan nama Ki Hadjar Dewantara adalah pendiri Perguruan Taman Siswa, sekolah yang memberi-kan kesempatan para pribumi jelata untuk memperoleh hak pendidikan seperti halnya kaum priyayi dan orang-orang Belanda. Ahmad Dahlan sangat sukses mendiri-kan Muhammadiyah yang sekolah-sekolahnya tersebar di berbagai wilayah Hindia Belanda. Bahkan banyak diantara pemimpin lokal Indonesia masa kini dan juga beberapa pemimpin tingkat tinggi adalah hasil didikan Muhammadiyah.

Saat itu juga, jauh dari cita-cita van Deventer sang “Bapak Pergerakan Etis”, politik etis tidak memberikan kesempatan pendidikan seluas-luasnya kepada rakyat pribumi Hindia Belanda. Namun, pejuang pendidikan tersebut sangat sadar bahwa pendidikan adalah jalan bagi bangsanya untuk memerdekakan diri dari penin-dasan bangsa asing, sarana menyebarkan kesadaran kebebasan dan kemerdekaan, alat mengangkat derajat rakyat jelata.

Apakah kini pendidikan untuk seluruh rakyat Indo-nesia yang diperjuangkan oleh para kaum nasionalis pergerakan telah terwujud? Benarkah klaim pendidikan dasar gratis yang gencar diiklankan pemerintah melalui berbagai media?

Sejak 2009 pemerintah mengalokasikan 20 persen APBN untuk pendidikan. Dana Rp 195,6 triliun diang-garkan dalam APBN 2010 untuk pendidikan. Tapi dari Rp 195,6 triliun, Rp 93,31 triliun digunakan untuk mem-bayar gaji guru. Komponen gaji guru yang seharusnya masuk dalam pos anggaran gaji pegawai, dimasukkan dalam pos anggaran pendidikan sehingga anggaran pendidikan menjadi terlihat besar. Jika dihitung sebe-narnya anggaran pendidikan hanya sekitar 10% APBN.

Beberapa kabupaten provinsi telah menggratiskan pendidikan dasar, seperti Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Kalimantan Timur, Jawa Barat, dan DKI Jakarta. Biaya operasional sekolah (BOS) per siswa/tahun juga telah ditingkatkan sejak Januari 2009. Dana BOS yang diterima sekolah, wajib membiayai seluruh kegiatan penerimaan siswa baru, sumbangan pembiayaan pendidikan (SPP), pembelian buku teks pelajaran, ujian, serta biaya perawatan operasional se-kolah. Namun masih banyak SD dan SMP negeri memun-gut uang buku, pembelian seragam, karyawisata, dan

sebagainya yang tidak ditanggung oleh BOS. Selain itu masih ada pungutan lain untuk sekolah-sekolah swasta yang berkualitas baik masih mematok biaya pendidikan yang tinggi, begitu pula dengan sekolah-sekolah neg-eri unggulan dan berstandar internasional. Pendidikan berkualitas masih belum menjangkau rakyat jelata sepe-nuhnya. Singkatnya, sekolah yang baik adalah sekolah yang mahal.

Sekolah dalam konteks tertentu juga lebih mirip pabrik dan penjara. Sekolah idealnya mengembangkan setiap peserta didik sesuai potensinya. Lihatlah mulai dari siswa hingga mahasiswa kini hanya sibuk belajar dan mengerjakan tugas karena tuntutan akademis yang sangat ketat. Tak banyak waktu bagi mereka mengem-bangkan dirinya dalam organisasi, kegiatan yang sesuai dengan minat bakat atau bersosialisasi di lingkungan sosialnya. Mereka menjadi kurang peduli terhadap yang terjadi di lingkungan sosialnya karena sibuk belajar dan mengerjakan tugas, potensi non akademisnya pun men-jadi kurang berkembang. Seperti penjara, pemikiran para peserta didik diatur sedemikian rupa dengan kurikulum dan aktivitasnya diikat dengan tuntutan akademis. Dan bagaikan pabrik, guru adalah teknisinya, kurikulum alat produksinya, ujian nasional adalah alat standarisasi produk, dan peserta didiklah barang produksinya.

Kalau dulu pemerintah kolonial Hindia Belanda membatasi kesempatan pendidikan rakyat jelata dan mengarahkan sistem pendidikan untuk melanggeng-kan kekuasaannya, hal serupa pun ternyata dilakukan pula oleh pemerintah Indonesia saat ini. Pembatasan kesempatan itu kini dilakukan dengan cara mematok biaya pendidikan yang tinggi untuk sekolah-sekolah berkualitas. Bila pemerintah kolonial dulu melarang pa-ham-paham kebangsaan di sekolah-sekolah dan menga-wasi ketat organisasi-organisasi pergerakan para pelajar, maka kini pemerintah Indonesia membatasi kesadaran kritis dengan mengalienasikan para peserta didik dari lingkungan sosialnya lewat kurikulum dan syarat akad-emis yang berat. Dengan sistem seperti ini, pendidikan Indonesia hanya akan menghasilkan kelompok elite yang tak peduli pada nasib bangsanya. Jelas ini merupa-kan kejahatan negara. Pendidikan yang mengembang-kan potensi setiap peserta didiknya adalah hak setiap warga negara dan karena itu wajib dipenuhi oleh nega-ra. Untuk menutupi kejahatannya pemerintah kolonial menggunakan politik etis sebagai topeng. Kini topeng itu bernama program wajib belajar sembilan tahun se-cara gratis.

Penulis adalah Mahasiswa Ilmu Sejarah UI angkatan 2007

opini

14

Page 15: Gerbatama, ini ui!

Sudah cukup lama penambahan armada baru bis kuning pada bulan februari 2009 tidak tersentuh pemberitaan. Kali ini, divisi riset SUMA telah menyebar lembar kuesioner untuk melihat sejauh mana kepuasan mahasiswa Universitas Indonesia (UI) terhadap salah satu ikon dari kampus UI, yaitu bis kuning. Siapa mahasiswa UI yang tak kenal dengan moda transportasi yang satu ini. Hampir setiap hari bis kuning berkeliling kampus untuk melayani penumpang menuju halte–halte setiap fakultas di UI. Tentu ini sangat membantu mahasiswa dan penumpang lain untuk sarana mobilitas yang sangat praktis di lingkungan kampus. Namun tentu tetap harus ada evaluasi dan penilaian terhadap “Si Kuning” agar bisa diketahui kondisi terakhir yang diinginkan oleh mahasiswa yang dalam hal ini sebagai konsumen utama dari bis kuning.

Nah, bisa dilihat hasilnya bahwa sebagian besar responden mengeluhkan tentang waktu tunggu bis kuning. Ini menunjukkan bahwa mahasiswa tidak puas ketika mereka menunggu bis kuning karena waktu mereka banyak terbuang hanya untuk menunggu bis kuning yang tak kunjung lewat. Hal ini berbanding terbalik dengan kepuasan Mahasiswa yang hampir setengah dari responden merasa puas dengan kebersihan dan kenyamanan bis kuning. Memang penambahan armada baru bis kuning sengaja menggunakan bis yang jauh lebih bagus dari sebelumnya dengan harapan supaya dosen-dosen ikut dan mau menggunakan bis kuning.

Akumulasi sejauh mana kepuasan mahasiswa UI tercermin lewat pertanyaan ketiga. Hasilnya adalah juga hampir separuh dari reponden mengaku cukup puas dengan pelayanan bis kuning secara keseluruhan. Dapat disimpulkan bahwa mahasiswa umumnya setuju dengan penambahan armada baru ini, namun tetap ada hal yang harus diperbaiki, diantaranya adalah penambahan frekuensi keberangkatan. Harapan ini digambarkan oleh jawaban dari pertanyaan nomor 4, yakni 62 persen responden menginginkan penambahan frekuensi keberangkatan bis kuning, ini tak lain adalah efek dari keluhan responden terhadap waktu tunggu yang lama. (Bangun Admaja)

APA kABAr Bis kuninG ?

sangat puas

puas

cukup puas

tidak puas

tidak tahu

sangat puas

puas

cukup puas

tidak puas

tidak tahu

sangat puas

puas

cukup puas

tidak puas

tidak tahu

frekuensi keberangkatan ditambah

peremajaan armada lama

penambahan jam operasional

kebersihan ditingkatkan

keramahan petugas sopir

8%14%

42%31%

23%

7% 6% 16%

48%

48%

14% 11%1%

24%

2%

14%

17%

5%

62%

Sejauh mana kepuasan anda terhadap waktu tunggu bis kuning?

Sejauh mana kepuasan anda terhadap kebersihan dan kenyamanan bis kuning?

Secara keseluruhan sejauh mana kepuasan anda terhadap pelayanan bis kuning?

Apa saran utama anda untuk bis kuning yang lebih baik?

Survey telah dilakukan terhadap 154 Mahasiswa di kampus UI Depok dan Salemba pada tanggal 9-11 Maret 2010. Tingkat kepercayaan terhadap survey ini adalah 95%. Metode penelitian yang digunakan adalah metode purposif. Hasil survey ini tidak mewakili pendapat seluruh mahasiswa UI

5%

riset

15

Page 16: Gerbatama, ini ui!

w w w. c l i m a t e s m a r t l e a d e r s . n e t

Program Climate-Smart Leaders adalah program yang ditujukan bagi generasi muda dengan usia 15-24 tahun yang memiliki aktivitas tinggi di daerahperkotaan. Program ini bertujuan tidak hanya untuk membangun kesadaran tentang pentingnya peran generasi muda untuk menjawab tantangan

perubahan iklim namun juga memberikan kesempatan bagi generasi muda untuk terlibat langsung dan melakukan aksi nyata untuk menerapkan gayahidup hijau (green lifestyle) sebagai salah satu strategi mitigasi dan adaptasi terhadap dampak negatif perubahan iklim.

KRITERIA PESERTAWarga negara Indonesia (WNI) berusia 15 – 24 tahun.1.Memiliki dorongan kuat untuk mewujudkan project/2.ide tersebut baik secara perorangan maupun sebagaikelompok.Mewakili anak muda yang memiliki aktivitas di 3.perkotaan.Memiliki project (dapat berupa inovasi teknologi/4.produk/ide kreatif ) yang mendorong penerapan teknologi dan gaya hidup hijau di perkotaan terkaitperubahan iklim untuk pembangunan berkelanjutan.Bersedia secara aktif memimpin dan menyebarluaskan5.gagasan terkait dengan project CSL.Bersedia mengikuti keseluruhan sesi kegiatan CSL.6.Peserta dalam bentuk kelompok sangat dianjurkan7.mewakili lembaga dengan struktur project yang jelas.

KRITERIA PROJECTProject belum pernah diikutsertakan dalam program 1.sejenis.Project terkait perubahan iklim dapat diterapkan2.(workable), memiliki dampak positif (impacts), dapat direplikasi lebih luas (replication) dan dapat dilanjutkansetelah program CSL berakhir (sustainability).Project dapat mewakili satu atau lebih tema berikut :3.

Youth & BiodiversityYouth & Water – Energy Youth & Green BusinessYouth & Media

Project harus menunjukan tahapan pencapaian yang 4.jelas dan tahapan awal kemajuan project harus dapat dicapai dalam kurun waktu 3 bulan (Agustus – Oktober 2010).Project didukung oleh sumber daya alam seminimal 5.mungkin dan biaya yang rasional.Meskipun ditujukan pada kelompok muda dengan 6.aktivitas utama di perkotaan, implementasi projectyang diajukan tidak terbatas pada lingkungan perkotaan.perkotaan.

Proposal yang menunjukan inovasi teknologi akan mendapatkan nilai tambah. Pemenang dengan inovasi teknologi akandirekomendasikan mengikuti kesempatan pendanaan project dari Yayasan Inovasi Teknologi Indonesia melalui Program RAMP Indonesia.Informasi lebih lanjut silahkan mengunjungi website www.inotek.or.id

Pendaftaran CSL(Hingga 30 April 2010)

Pengumuman Finalis(18 Juni 2010)

Implementasi Proyek(Agustus - October 2010)

Interview(30 Mei - 5 Juni 2010)

CSL Camp(5 - 9 Juli 2010)

CSL Award(28 Oktober 2010)

Batas waktu pengiriman formulir adalah 30 April 2010 (cap pos)

Informasi lebih lanjut mengenai Program CSL hubungi:CLIMATESMARTLEADERS SEKRETARIATJl.BDN II No.35 Cilandak BaratJakarta 12430 IndonesiaTel: 021-769 5491 atau 021-7581 6941Fax: 021-7581 6938Website: www.climatesmartleaders.netEmail: [email protected]

CSL AWARDKategori usia 19-24 tahun

Juara I: seed fund sebesar Rp.15 jutaJuara II: seed fund sebesar Rp.10 juta

Juara III: seed fund sebesar Rp.7,5 jutaFinalis: seed fund sebesar Rp.4 juta

Kategori usia 15-18 tahunJuara I: seed fund sebesar Rp.10 juta

Juara II: seed fund sebesar Rp.7,5 jutaJuara III: seed fund sebesar Rp.5 jutaFinalis: seed fund sebesar Rp.2,5 juta