geotek

4
Pada materi ini membahas dua jurnal yang menyangkut masalah longsoran yang sering terjadi. Longsoran merupakan masalah yang banyak terjadi pada lereng alam maupun buatan. Dari berbagai penelitian yang pernah dilakukan disebutkan bahwa karakteristik hujan yang memicu terjadinya longsoran sulit untuk diketahui besar intensitas dan durasinya. Hujan yang sebagian berinfiltrasi dianggap sebagai salah satu faktor yang cukup berperan dalam proses terjadinya longsoran karena dapat mempengaruhi proses penjenuhan tanah untuk berubah dalam dimensi ruang dan waktu. Pada jurnal pertama membahas mengenai analisis pemicu longsoran lereng. Pembahasan dalam jurnal ini mengambil lokasi pada ruas jalan Bukit Kemuning – Liwa – Krui, kabupaten Lampung Barat. pada daerah ini memiliki potensi yang cukup besar terjadinya longsor, karna pada daerah ini memiliki kemiringan lereng lebih dari 60% dan dijumpai rembesan aliran tanah pada permukaan penutup lereng serta tanah penutup lereng yang berada diatas tanah breksi andesit. Pada pembahasannya longsoran yang

Upload: musdalifah-usman

Post on 05-Jan-2016

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Geologi Teknik

TRANSCRIPT

Page 1: Geotek

Pada materi ini membahas dua jurnal yang menyangkut masalah longsoran

yang sering terjadi. Longsoran merupakan masalah yang banyak terjadi pada lereng

alam maupun buatan. Dari berbagai penelitian yang pernah dilakukan disebutkan

bahwa karakteristik hujan yang memicu terjadinya longsoran sulit untuk diketahui

besar intensitas dan durasinya. Hujan yang sebagian berinfiltrasi dianggap sebagai

salah satu faktor yang cukup berperan dalam proses terjadinya longsoran karena

dapat mempengaruhi proses penjenuhan tanah untuk berubah dalam dimensi ruang

dan waktu.

Pada jurnal pertama membahas mengenai analisis pemicu longsoran lereng.

Pembahasan dalam jurnal ini mengambil lokasi pada ruas jalan Bukit Kemuning –

Liwa – Krui, kabupaten Lampung Barat. pada daerah ini memiliki potensi yang

cukup besar terjadinya longsor, karna pada daerah ini memiliki kemiringan lereng

lebih dari 60% dan dijumpai rembesan aliran tanah pada permukaan penutup lereng

serta tanah penutup lereng yang berada diatas tanah breksi andesit. Pada

pembahasannya longsoran yang terjadi dapat dipengaruhi dari beberapan faktor

seperti: kondisi geologi dan kondisi stratigrafi batuan berupa breksi andesit serta

kemiringan lereng yang cukup curam dengan kemiringan 60o dan dari berbagai model

dalam penelitian ini, perubahan faktor aman terbesar terjadi pada koefisien

permeabilitas 2,8154x10-7 m/detik jika dibandingkan dengan koefisien permeabilitas

2,8154x10-5 m/detik. Perubahan tersebut selain dipicu oleh intensitas curah hujan

yang cukup juga dipengaruhi oleh karakteristik hidrograf hujan. Hidrograf hujan

yang cukup berperan sebagai faktor kontrol perubahan kestabilan lereng adalah

hidrograf hujan dengan pola hujan didahului oleh hujan intensitas rendah dan dikhiri

Page 2: Geotek

oleh hujan intensitas tinggi serta mekanisme penurunan faktor aman stabilitas lereng

akibat hujan lebih dikarenakan berkurangnya matrix suction (loss of suction) pada

lereng daripada disebabkan oleh peningkatan berat volume tanah. Peningkatan ini

terjadi karena air yang terkandung dalam tanah mengalir cukup lambat sehingga

penjenuhan segera terjadi.

Pada jurnal kedua membahas identifikasi tanah longsor dan upaya

penanggulangannya. Beberapa faktor alami yang menyebabkan seringnya terjadi

bencana tersebut antara lain banyak dijumpainya gunung api baik yang masih aktif

maupun yang non aktif terutama Pulau Sumatera bagian barat dan Pulau Jawa bagian

selatan. Kedua wilayah tersebut merupakan bagian dari cincin api yang melingkari

cekung Samudera Pasifik dari Benua Asia sampai Benua Amerika. Selain itu,

wilayah Indonesia merupakan pertemuan 3 lempeng Australia, Eurasia dan Pasifik

sehingga sering dilanda gempa bumi tektonik. Penyebab tanah longsor terutama

disebabkan oleh ketahanan geser batuan yang menurun tajam jauh melebihi tekanan

geser dan yang terjadi seiring dengan meningkatnya tekanan air akibat pembasahan

atau peningkatan kadar air, disamping juga karena adanya peningkatan muka air

tanah.

Sebelum menentukan metode pengendalian lahan berpotensi longsor terlebih

dahulu diteliti sifat sifat mekanika tanahnya, meliputi parameter: tekstur, bulk

density, plastisitas (PI), konsistensi, cohesi (c), sudut geser (α), kekuatan geser (r)

dan tegangan geser (t). Sample tanah diambil pada sekitar site tanah longsor yang

telah ada dan pada bekas longsoran di desa Kemanukan-Purworejo dan desa

Purwoharjo-Kulonprogo. Sampel tanah diambil pada kedalaman sampai + 1 m

Page 3: Geotek

dengan menggunakan tabung (ring) dan contoh tanah terganggu dengan

menggunakan karung plastik. Pengambilan dilakukan 2 kali yaitu saat musim

kemarau (sebelum tanah basah) dan saat musim penghujan (saat tanah telah basah)

sehingga dapat diketahui kondisi tanah pada 2 kondisi kadar air yang berbeda.