general anastesi

16
Anastesi general yaltu keadaan tidak sadar yang sifatnya sementara kemudian diikuti oleh hilangnya nyeri seluruh tubuh akibat pemberian obat anastesi. Menurut bentuk fasiknya anatesi general terbagi lagi menjadi teknik anastesi intravena dan anastesi inhalasi. Anastesi inhalasi merupakan salah satu teknik anastesi general dengan cam memberi kombinasi obat anastesi inhalasi berupa gas atau cairan yang mudah menguap melalui mesin anastesi untuk dihirup oleh pasien. Teknik dalam pelaksanaan anastesi umum secara inhalasi balk secara spontan maupun terkontrol dapat menggunakan sungkup wajah, LMA, ataupun endotrakeal tube. Anastesi intravena dilakukan hanya dengan menyuntikan obat Iangsung ke pembuluh darah dan vena. Anastesi total intravena memakai kombinasi obat anastesi intravena yang berkhasiat hipnotik, analgetik, dan relaksasi secara berimbang, sehingga memenuhi trias anastetik. (Latief, et al 2010). Untuk TWA, dapat dilakukan teknik penggunaan intubasi dan tanpa intubasi. Tindakan intubasi dengan ET pada umumnya jarang dilakukan karena memiliki risiko komplikasi berupa trauma terhadap mukosa saluran nafas antara lain adallah gej ala tenggorok (nyeri tenggorok, batuk, suara serak) pasca intubasi. (Sulistyono, 2010). (gambar 1). Den gan anestesi umum, akan diperoleh trias anestesia, yaitu: (Dobson, 2009) • Hipnosis Oidur) • Analgesia (bebas dan nyeri) • Relaksasi otot Hipnosis didapat dad sedatif, anestesi inhalasi (halotan, enfluran, isofluran, sevofluran). Analgesia didapat dad N20, analgetika narkotik, NSAID tertentu. Obat-obat tertentu misalnya thiopental hanya menyebabkan tidur tanpa relaksasi atau analgesia, sehingga hanya baik untuk induksi. Hanya eter yang memiliki trias anestesia. Karena anestesi modem saat ml menggunakan obat-obat selain eter, maka trias anestesi diperoleh dengan menggabungkan berbagal macam obat. Eter menyebabkan tidur, analgesia dan relaksasi, tetapi karena baunya tajam dan kelarutannya dalam darah tinggi sehingga agak mengganggu dan lambat (meskipun aman) untuk induksi. Sedangkan relaksasi otot didapatkan dan obat

Upload: tirta

Post on 08-Dec-2015

22 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Deskripsi, pengertian, cara dan alur general anestesi

TRANSCRIPT

Page 1: General Anastesi

Anastesi general yaltu keadaan tidak sadar yang sifatnya sementara kemudian diikuti oleh hilangnya nyeri seluruh tubuh akibat pemberian obat anastesi. Menurut bentuk fasiknya anatesi general terbagi lagi menjadi teknik anastesi intravena dan anastesi inhalasi. Anastesi inhalasi merupakan salah satu teknik anastesi general dengan cam memberi kombinasi obat anastesi inhalasi berupa gas atau cairan yang mudah menguap melalui mesin anastesi untuk dihirup oleh pasien. Teknik dalam pelaksanaan anastesi umum secara inhalasi balk secara spontan maupun terkontrol dapat menggunakan sungkup wajah, LMA, ataupun endotrakeal tube. Anastesi intravena dilakukan hanya dengan menyuntikan obat Iangsung ke pembuluh darah dan vena. Anastesi total intravena memakai kombinasi obat anastesi intravena yang berkhasiat hipnotik, analgetik, dan relaksasi secara berimbang, sehingga memenuhi trias anastetik. (Latief, et al 2010). Untuk TWA, dapat dilakukan teknik penggunaan intubasi dan tanpa intubasi. Tindakan intubasi dengan ET pada umumnya jarang dilakukan karena memiliki risiko komplikasi berupa trauma terhadap mukosa saluran nafas antara lain adallah gej ala tenggorok (nyeri tenggorok, batuk, suara serak) pasca intubasi. (Sulistyono, 2010). (gambar 1).

Den gan anestesi umum, akan diperoleh trias anestesia, yaitu: (Dobson,

2009)

• Hipnosis Oidur)

• Analgesia (bebas dan nyeri)

• Relaksasi otot

Hipnosis didapat dad sedatif, anestesi inhalasi (halotan, enfluran,

isofluran, sevofluran). Analgesia didapat dad N20, analgetika narkotik, NSAID tertentu. Obat-obat tertentu misalnya thiopental hanya menyebabkan tidur tanpa relaksasi atau analgesia, sehingga hanya baik untuk induksi. Hanya eter yang memiliki trias anestesia. Karena anestesi modem saat ml menggunakan obat-obat selain eter, maka trias anestesi diperoleh dengan menggabungkan berbagal macam obat. Eter menyebabkan tidur, analgesia dan relaksasi, tetapi karena baunya tajam dan kelarutannya dalam darah tinggi sehingga agak mengganggu dan lambat (meskipun aman) untuk induksi. Sedangkan relaksasi otot didapatkan dan obat

9

Page 2: General Anastesi

dilakukan insisi standar. Pada umumnya immobilisasi tercapai path 95% pasien, jika kadamya dinaikkan di atas 30% nilai KAM. Dalam keadaan seimbang tekanan parsial zat anestetik dalam alveoli sama dengan tekanan zat dalam darah dan otak tempat kerja obat. Keterbatasan lain bahwa konsep MAC hanya membandingkan tingkat anestesi saja dan tidak dapat memperkirakan efek fisiologis pada sistem organ penting seperti fungsi kardiovaskular dan ginjal, terutama pada pasien berpenyakit menahun. (Latief, 2010).

Menurut Latief (2010), konsentrasi uap anestetik dalam alveoli selama induksi ditentukan oleh:

a. Konsentrasi inspirasi

lnduksi makin cepat kalau konsentrasi makin tinggi, asalkan tidak terjadi depresi nafas atau kejang laring. Induksi makin cepat jika disertai oleh N20 (efek gas kedua).

b. Ventilasi alveolar

Ventilasi alveolar meningkat, konsentrasi alveolar makin tinggi, dan sebaliknya.

c. Koefisien gas / darah

Makin tinggi angkanya, makin cepat larut dalam darah, makin rendah konsentrasi dalam alveoli, dan sebaliknya.

d. Curahjantung atau aliran darah pam

Makin tinggi curahjantung, makin cepat uap diambil darah.

e. Hubungan ventilasi — perfiisi

Gangguan hubungan mi memperlambat ambilan gas anestetik.

Sebagian besar gas anestetik dikeluarkan lagi oleh paru-paru. Sebagian lagi dhnetabolisir oleh hepar dengan sistem oksidasi sitokrom P450. Sisa metabolisme yang larut dalam air dikeluarkan rnelalui ginjal. Beberapajenis agen anestesi umum inhalasi yang sering dipakai menurut (Latief, 2010):

a. N20 (gas gelak, nitrous oxide, dinitrogen monoxida)

N20 dalam ruangan berbentuk gas tak berwama, bau manis, tak iritasi, tak terbakar dan beratnya 1,5 kali berat udara. Zat mi dikemas dalam bentuk cair, dalam silinder warna biru 9000 liter atau 1800 liter dengan tekanan 750 psi

11

Page 3: General Anastesi

atau 50 atm. Pemberian anestesia dengan N20 hanis disertai 02 minimal 25%. Gas mi bersifat anestesi lemah, tetapi analgesinya kuat, sehingga sering digunakan untuk mengurangi nyeri menjelang persalinan. Jarang digunakan sendirian, tetapi dikombinasi dengan salah satu cairan anestetik lain. Pada akhir anestesia setelah N20 dihentikan maka N20 akan cepat keluar mengisi alveoli, sehingga terjadi pegenceran 02 dan terjadilah hipoksia difusi. Untuk menghindarinya, berikan 02100% selama 5-10 menit.

b. Halotan

Merupakan turunan etan, berbau enak dan talc merangsang jalan nafas. Halotan hams disimpan dalam botol gelap (cokiat tua) supaya tidak dirusak oleh cahaya dan diawetkan oleh timol 0,01%. Selain untuk induksi dapatjuga untuk laringoskopi intubasi. Pada nafas spontan rumatan anestesia sekitar 1-2 vol % dan path nafas kendali sekitar 0,5 — 1 vol % yang tentunya disesuaikan dengan respon Minis pasien. Halotan menyebabkan vasodilatasi serebral, meninggikan aliran darah otak yang sulit dikendalikan dengan teknik anestesia hiperventilasi, sehingga tidak disukai untuk bedah otak.

c. Enfluran

Merupakan halogenasi eter dan cepat poluer setelah ada kecurigaan gangguan fungsi hepar setelah pengunaan ulang oleh halotan. Kombinasi dengan adrenalin lebih aman 3 kali dibanding halotan. Di metabolisme hanya 2-8% oleh hepar menjadi produk non volatil yang dikeluarkan lewat urin. Sisanya dikeluarkan lewat pam dalam bentuk ash. Induksi dan puhih anestesi Iebih cepat dibandingkan halotan. Efek depresi nafas lebih kuat, depresi terhadap sirkulasi lebih kuat, dan lebih iritatif dibandingkan halotan, tetapi jarang menimbulkan aritmia. Efek relaksasi terhadap otot lurik lebih balk dibandingkan halotan.

d. Isofluran

Merupakan halogenasi eter yang pada dosis anestetik atau sub anestetik dapat menurunkan laju metabolisme otak terhadap oksigen, tetapi meninggikan aliran darah otak dan tekanan intrakranial, namun hal mi dapat dikurangi dengan teknik anestesia hiperventilasi, digunakan untuk bedah otak.

12

Page 4: General Anastesi

Efek terhadap depresi jantung dan curah jantung minimal, sehingga digemari untuk anesthesia teknik hipotensi dan banyak digunakan pada pasien dengan gangguan koroner. Isofluran dengan konsentrasi> 1% terhadap uterus ham ii menyebabkan relaksasi dan kurang responsive jika diantisipasi dengan oksitosin, sehingga dapat menyebabkan perdarahan pasca persalinan. Dosis pelumpuh otot dapat dikurangi sampai 1/3 dosis biasa jika menggunakan isofluran.

e. Sevoflurane

Merupakan halogenasi eter. lnduksi dan pulih dan anestesi lebih cepat dibandingkan dengan isofluran. Baunya tidak menyengat dan tidak merangsangjalan nafas, sehingga digemari untuk induksi anestesia inhalasi di samping halotan. Efek terhadap kardiovaskular cukup stabil, jarang menyebakan aritmia. Efek terhadap sistem saraf pusat sama seperti isofluran dan belum ada laporan toksik terhadap hepar. Setelah pemberian dihentikan sevofluran cepat dikeluarkan oleh badan. Belum ada laporan yang membahayakan terhadap tubuh manusia.

Padajenis anastesi umum inhalasi ada dua pola pemafasan pada pasien, yakni spontan dan control. Pola nafas spontan dilakukan pada operasi kecil, keadaan umum pasien balk, lokasi di permukaan tubuh kecuali di daerah kepala — leher, posisi terlentang dan durasi kurang lebih 30 menit dan menggunakan sungkup muka. Hati-hati terhadap obstruksi jalan nafas dan depresi nafas. Sedangkan pola nafas kendali atau nafas bantu (control) dilakukan pada operasi besar dan lama. Nafas kendali yang diberikan sebaiknya dilakukan dengan tangan (manual), (Mangku, Senaphati, 2010).

Adapun teknik dalam pelaksanaan anastesi umum secara inhalasi balk secara spontan maupun terkontrol seperti berikut ml:

1. Inhalasi sungkup muka

Komponen trias anastesi yang dipenuhi adalah: hipnotik, analgesia dan relaksasi otot ringan. Menggunakan sungkup muka dengan pola nafas spontan. Dengan indikasi: pada operasi kecil dan sedang di daerah permukaan tubuh, berlangsung singkat dan posisi terlentang tanpa

13

Page 5: General Anastesi

membuka rongga perut. Keadaan umum pasien cukup baik balk (Status ASA I&ll), lambung dalam keadaan kosong. Kontraindikasi dan teknik mi adalah operasi di daerah kepala dan jalan nafas serta operasi dengan posisi miring atau tertelungkup. Teknik mi termasuk dalam inhalasi tipe pernafasan spontan.

2. Inhalasi Sungkup Earing (LMA)

Merupakan teknik anastesi inhalasi dengan pola nafas spontan. Komponen trias anastesi yang dapat dipenuhi adalah hipnotik, analgesia dan relaksasi otot ringan. Indikasi dan penggunaannya adalah pada operasi kecil dan sedang di daerah permukaan tubuh berlangsung singkat dan posisinya terlentang. Yang menjadi kontraindikasi adalah operasi di daerah rongga mulut, operasi dengan posisi tertelungkup. Teknik inhalasi mi termasuk tipe inhalasi spontan.

3. Inhalasi pipa endotrakeal (PET) nafas spontan

Komponen yang dipenuhi dari tnias anastesi pada penggunaan teknik mi adalah hipnotik, analgesia, dan relaksasi otot (ringan). Indikasi dan penggunaan teknik mi adalah untuk operasi di daerah kepala-leher dengan posisi terlentang, berlangsung singkat dan tidak memerlukan relaksasi otot yang maksimal. Teknik liii tidak dianjurkan pada operasi intracranial, torakotomi, laparotomy, operasi dengan posisi khusus (misalnya miring atau tengkurap) dan operasi yang berlangsung lama (lebih dari 1 jam).

4. Inhalasi pipa endotrakeal (PET) nafas kendali (Control Respiration)

Teknik mi dilakukan pada operasi kraniotomy, torakotomy, laparotomy, operasi dengan posisi khusus misalnya posisi miring seperti operasi ginjal, tengkurap seperti operasi pada tulang belakang, juga indikasi untuk operasi yang berlangsung lama (>Ijam). Kontra indikasi penggunaan teknik mi berhubungan dengan efek farmakologi obat yang digunakan. Ketiga komponen trias anastesi dapat dipenuhi oleh teknik mi.

14

Page 6: General Anastesi

2,4 Tatalaksana Anastesia dan Reanimasi

2.4.1 Premedikasi

Premedikasi adalah pemberian obat-obatan sebelum induksi baik secara oral, intramuscular, intravena maupun perektal. Manfaat dan kegunaan dan premedikasi masih menjadi perdebatan diantara pam ahli,ada yang mengatakan bahwa premedikasi path anak-anak tidak diperlukan karena akan menimbuilcan trauma yang akan dibawa sampai dewasa. Jackson pada tahun 1951, mengatakan bahwa pemberian premedikasi pada bayi/anak tidak diperlukan apabila persiapan persiapan prabedah telah dilakukan dengan balk, sedangkan Eckenhoff(1953) mengatakan bahwa pemberian premedikasi dapat membahayakan dan Hodges pada tahun 1960 menyatakan bahwa premedikasi merupakan trauma path anak/bayi. Pada tahun 1982, Kay menyimpulkan, bahwa untuk penderita rawat jalan tidak perlu dibenikan premedikasi. Terlepas dani perlu atau tidaknya premedikasi pada anak, maksud dan tujuan dan premedikasi yang terpenting adalah:

1. Untuk menghilangkan atau mengurangi rasa takut, cemas dan gelisah sehingga anak menjadi tenang ketika masuk kamar operasi.

- Anak yang normal, apabila path prabethh telah dipersiapkan dengan balk dan diberikan premedikasi, biasanya path waktu masuk kekamar bedah akan tenang dan kooperatif.

2. Memudahkan dan melancarkan induksi anastesi

3. Mencegah terjadinya perubahan perubahan psikollogis atau perilaku pasca anastesi/bedah.

4. Mengurangi secret pada saluran nafas dan rongga mulut.

5. Sebagai vagolitik- mencegah timbulnya reflex vagal akibat obat anastesi, rangsangan fisik, atau manipulasi pembedahan. Path neonates ataupun path bayi umumnya tidak dipenlukan pemberian premedikasi karena tidak begitu bennanfaat.

15

Page 7: General Anastesi

Jenis Obat Premedikasi

Sesuai dengan maksud dan tujuan dan premedikasi, maka obat yang dipilih umumnya dan golongan anti kholenergik, sedative hipnotik dan narkotik analgetik.

1. Golongan Anti Kholinergik

Sulfas Atropin dan Skopolamin

Atropin iebih unggul dibandingkan skopolamin untuk mengendalikan bradikardia dan aritmia lainnya terutama pada bayi usia < 6 bulan. Biasanya bradikardia timbul karena manipulasi pembedahan atau karena obat-obat anastesi seperti halothan dosis tinggi dan suksinikolin. Sedangkan apabila diharapkan mengurangi sekresi air liur (Drying Effect) yang disertai clengan efek sedasi dan amnesia maka sebaiknya dipilih skopolamin.

Dosis Sulfas Atropine: 0,02-0,03 mgfkgBB IM, anak <12 bin 0.01-0.02 mglkgbb, 1-3 tahun 0.Ollkgbb dengan dosis minimal 0.1 IV

Dosis Seopolamin : Usia 1 tahun: 0,10 mg Usia 1-5 tahun :0,15 mg

Usia 6-10 tahun : 0,20 mg (Atropin dan

skopolamin sebaiknya tidak diberikan kepada penderita dengan suhu tinggi dan takikardia.

• Glikopirolat

Merupakan senyawa garam amonium kwartener dengan khasiat anti kholinergik yang kuat dan panjang efek sampingnya tidak begitu kuat disbanding dengan sulfas atropine. Glikopirolat sering digunakan sebagai alternative pilihan lain selain atropi. Dosis: 5- 10 U gr/kgBB intravena.

16

Page 8: General Anastesi

2. Golongan Hipnotik Sedatif

Diazepain

Merupakan obat golongan sedative yang banyak digunakan

sebagai premedikasi untuk anak, karena berkhasiat menenangkan

pada sekitar 80% kasus tanpa mendepresi nafas dan sedikit sekali

menimbulkan muntah.

Dosis : IV atau TM : 0,2OmgIkgBB

Per Oral : 0,25 -0,50 mg/kgBB

Per Rectal: 0,40-0,50 mg/kgBB

Midazolam Termasuk golongan benzodiazepine yang mudah larut

dalam air dengan waktu bkerja sangat cepat dan lama kerja tidak

terlalu lama dapat diberikan secara parenteral dan oral.

Dosis : IM: 0,05 mgfkgBB

Per Oral: 7,5-15mg

Per rectal : 0,35-0,45 mglkgBB

Anak : 0.5-1 mg/kgbb perektal

• Promethazine

Termasuk golongan antihistamin yang mempnnyai efek sedasi cukup baik, dapat diberikan secara per oral dengan dosis lmg/kgBB. Dosis maksimal 30mg.

• Trimeprazine (Valergan)

Telah digunakan untuk premedikasi pada anak sejak tahun 1959, dalam bentuk larutan dengan dosis 2-4 mglkgBB. Per Oral 2 jam sebelum induksi. Dengan dosis mi cukup efektif untuk anak usia 2-10 tahun. Kerugian dan obat liii menimbulkan takikardia post operatif tetapi keuntungannya selain menimbulkan sedasi, juga bersifat anti emetic.

• Barbiturat

Terdapat dua sediaan yang sering digunakan untuk

premedikasi yaitu Pentobarbitone (Nembutal) dan Quinal

17

Page 9: General Anastesi

Barbitone (Seconal) diberikan secara oral 1,5 jam pra bedah dengan dosis 2-5 mg/kgBB. Obat mi tidak pernah diberikan pada bayi dibawah usia 6 bulan karena metabolismenya lama dan juga tidak dianjurkan untuk diberikan secara intramuscular karena akan menimbulkan rasa sakit, aekrosis dan abses.

3. Golongan Narkotik Analgetik

Narkotik jarang diberikan sebagai obat premedikasi path bayilanak kecil karena sering menimbulkan rasa pusing, mual, muntah dan sampai depresi pernafasan. Pemberian morfin biasanya diberikan atas indikasi adanya cacat jantung bawaan yang sianotik dengan dosis 0.05-0,20 mg/kgBB, 1 jam pra bedah. Meperidine (Pethidin) merupakan obat golongan narkotik dengan sedasi ringan dan juga sering menimbulkan muntah sehingga jarang dipergunakan untuk premedikasi pada anak. Methadone merupakan obat golongan narkotik yang dapat diberikan per oral dengan dosis 0,1- Omg/kgBB

2.4.2. Induksi Anastesi

Dan penelitian didapatkait bahwa penangkapan (up take) gas gas anastesi pada pam anak-anak! bayi lebih cepat dibanding orang dewasa karena proporsi jaringan pembuluh darahnya lebih banyak. Karena hal tersebut diatas induksi inhalasi pada anak-anak/bayl lebih cepat dibanding orang dewasa dan ekskresinya pun lebih cepat. Karena hal tersebut diatas banyak ahli anastesi sering memakai tehnik ml. Tetapi kerugian dan tehnik ml adalah dapat menimbulkan trauma psikis dan pengalaman yang buruk. Untuk mengatasi kendala tersebut ada beberapa hal yang penlu diperhatikan:

- Persiapan pre operatifharus lebth baik

- Masker diberi nasa dan warna yang menanik

- Pemasangan masker jangan langsung menutupi muka

- Bisa memakai tehnik single breath

18

Page 10: General Anastesi

Obat Anastesi Untuk Inhalasi :N20/02, Ether, Halothane, Isoflurane, Enflurane. Untuk persiapan induksi anesthesia sebaiknya sebaiknya kita ingat kata STATICS:

• S=ScQ1pe

Stetoskop untuk mendengarkan suara paru dan jantung, Laringo

Scope. P11th yang sesuai dengan usia pasien. Lampu hams cukup

terang.

• T=Tubes

Pipa trakea. Pilih sesuai usia. Usia < 5 tahun tanpa balon (cuffed)

dan> 5 tahun dengan balon.

• A=Airway

Pipa mulut-faring (Guedel, orotracheal airway) atau pipa hidung

faring (naso-tracheal airway). Pipa mi untuk menahan Iidah tidak

menyumbat jalan napas.

• T=Tape

Plester untuk fiksasi pipa supaya tidak terdorong atau tercabut.

• I Introducer

Mandarin atau stilet dan kawat dibungkus plastic (kabel) yang

mudah dibengkokan untuk pemandu supaya pipa trakea mudah

dimasu&kan.

• C = Connector

Penyambung antara pipa dan peralatan anesthesia

• S = Suction

Penyedot lender, ludah dan lain-lainnya.

2.4.3. Maintanance

Pemantauan standar selama anastesi meliputi EKG kontinu, pemantauan frekuensi jantung dan suhu tubuh, oksimetri denyut dan kapnografi dan pengukuran nonivasif tekanan darah secara berulang. Parameter-parameter lain yang diukur dapat meliputi keluaran urin, darah yang hilang, serta parameter-parameter yang berkaitan dengan ventilasi,

19

Page 11: General Anastesi

termasuk oksigen yang dihirup, volume tidal, ventilasi permenit, tekanan inspirasi puncak pada jalan nafas, dan seluruh aliran gas. Dianjurkan agar melakukan oengukuran langsung terhadap kadar zat-zat anestetik volatile yang

dihirup dan dihembuskan. Pada kasus-kasus tertentu, dilakukan pengukuran invasive yang dihirup dan dihembuskan. Pada kasus-kasus tertentu, dilakukan pengukuran invasive terhadap tekanan arteri, tekanan vena pusat, tekanan arteri pulmonal, curah jantung, tekanan jepit kapiler pulmonal, fraksi penyemburan ventrikel kanan, dan kejenuhan oksigen pada arteri pulmonal.

2.4.4. Pasca Anestesi

Sebelum pasien dipindahkan ke ruangan setelah dilakukan operasi terutama yang menggunakan general anestesi, maka kita perlu melakukan penilaian terlebih dahulu untuk menentukan apakah pasien sudah dapat dipindahkan ke ruangan atau masih perlu di observasi di ruang Recovery room 4tRR) atau High Care Unit (HCU). berikut dituliskan beberapa skor yang biasa

digunakan untuk menilai kondisi pasien pasca anestesi.

A. Aidrete Score (dewasa)

Penilaian:

Nilai Wama

• Merah muda, 2

• Pucat, 1

• Sianosis, 0

Pernapasan

• Dapat bemapas dalam dan batuk, 2

• Dangkal namun pertukaran udara adekuat, 1

• Apnoea atau obstruksi, 0

Sirkulasi

• Tekanan darah menyimpang <20% dan normal, 2

• Tekanan darah menyimpang 20-50 % dan normal, I

• Tekanan darah menyimpang >50% dan normal, 0

20

Page 12: General Anastesi

Kesadaran

• Sadar, siaga dan orientasi, 2

• Bangun namun cepat kembali tertidur, I

• Tidak berespons, 0

Aktivitas

• Seluruh ekstremitas dapat digerakkan, 2

• Dua ekstremitas dapat digerakkan, 1

• Tidak bergerak, 0

Jikajumlahnya> 8, penderita dapat dipindahkan ke ruangan

B. Steward Score (anak-anak)

Penilaian:

Pergerakan

• Gerak bertujuan 2

• Gerak tak bertujuan 1

• Tidak bergerak 0

Pernafasan

• Batuk, menangis 2

• Pertahankanjalan nafas 1

• Perlu bantuan 0

Kesadaran

• Menangis 2

• Bereaksi terhadap rangsangan I

• Tidak bereaksi 0

Jikajumlah> 5, penderita dapat dipindahkan ke ruangan.

2.5 Hernia

2.5.1 Delinisi Hernia

Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dan dinding rongga bersangkutan. Pada hernia abdomen, isi 21