gdsg

26
“KATALITIK” PROSES PEMBUATAN SABUN DARI MINYAK JELANTAH Kelompok 2 (Putra) ; 1. Afinsa Nordita Nugroho (01) 2. Andi Galih Saputra (03) 3. Chrisna Cristyawan (10) 4. Gerik Rino Kasprian (16) 5. Rizky Fajar Maulana (22) 6. Wahyudi Kurniawan (24)

Upload: rizky-fajar-maulana

Post on 29-Jan-2016

232 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

wetgehrtghtueijtyjfd

TRANSCRIPT

Page 1: gdsg

“KATALITIK” PROSES PEMBUATAN SABUN

DARI MINYAK JELANTAH

Kelompok 2 (Putra) ;

1. Afinsa Nordita Nugroho (01)2. Andi Galih Saputra (03)3. Chrisna Cristyawan (10)4. Gerik Rino Kasprian (16)5. Rizky Fajar Maulana (22)6. Wahyudi Kurniawan (24)

SEKOLAH MENENGAH KEJURUANGULA RAJAWALI MADIUN

KOMPETENSI KEAHLIAN KIMIA INDUSTRIJl. Yos Sudarso No. 62-64 Kel. Patihan Kec. Manguharjo Kota Madiun

Page 2: gdsg

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Katalitik dan Pembuatan sabun dari minyak jelantah ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih kepada bpk guru Nurhadi kurniawan sebagai penanggung jawab dari kelas Kimia Industri

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Katalitik beserta penjelasannya. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Madiun , Agustus 2015

Penyusun

ii

Page 3: gdsg

Daftar Isi

Cover...............................................................................................................................iKata Pengantar................................................................................................................iiDaftar Isi.........................................................................................................................iiiBAB I Pendahuluan

1.1. Latar Belakang...................................................................................................11.2. Tujuan................................................................................................................1

BAB II Tinjauan Pustaka1.1. Pengertian..........................................................................................................21.2. Manfaat Minyak Jelantah..................................................................................31.3. Sifat – Sifat Sabun.............................................................................................41.4. Jenis – jenis Sabun.............................................................................................51.5. Jenis – jenis Katalis...........................................................................................5

BAB III Proses Produksi1.1. Alat Dan Bahan..................................................................................................81.2. Prosedur Kerja...................................................................................................81.3. Hasil...................................................................................................................10

BAB IV Penutup1.1. Pembahasan.......................................................................................................111.2. Kesimpulan .......................................................................................................11

Daftar Pustaka

iii

Page 4: gdsg

BAB IPENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANGMinyak jelantah (waste cooking oil) merupakan limbah dan bila ditinjau

dari komposisi kimianya (bilangan asam dan peroksidanya meningkat), minyak jelantah mengandung senyawa-senyawa yang bersifat karsinogenik, yang terjadi selama proses penggorengan. Jadi jelas bahwa pemakaian minyak jelantah yang berkelanjutan dapat merusak kesehatan manusia, menimbulkan penyakit kanker, dan akibat selanjutnya dapat mengurangi kecerdasan generasi berikutnya. Untuk itu perlu penanganan yang tepat agar limbah minyak jelantah ini dapat bermanfaat dan tidak menimbulkan kerugian dari aspek kesehatan manusia dan lingkungan.

Minyak jelantah tentunya tidak baik apabila langsung dibuang ke alam. Hal ini dapat merusak ekosistem tanah dan air pada alam karena masa jenis minyak dan air tidak sama maka akan terjadi pencemaran air di sungai yang akan menyebabkan ikan ikan dan tumbuhan airakan mati.Tetapi Minyak jelantah dapat diolah menjadi sabun apabila di reaksikan dengan basa. Basa harus berada pada ph diatas 8

Sabun merupakan senyawa natrium atau kalium dengan asam lemak dari minyak nabati atau lemak hewani bebentuk padat, lunak atau cair, dan berbusa. Sabun dihasilkan oleh proses saponifikasi, yaitu hidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserol dalam kondisi basa. Pembuat kondisi basa yang biasa digunakan adalah Natrium Hidroksida (NaOH) dan Kalium Hidroksida (KOH). Jika basa yang digunakan adalah NaOH, maka produk reaksi berupa sabun keras (padat), sedangkan basa yang digunakan berupa KOH maka produk reaksi berupa sabun cair

1.2 TUJUAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan teknologi

pengolahan biodiesel menggunakan proses mikrofiltrasi dan satu tahap transesterifikasi serta mengetahui kualitas bahan bakar biodiesel dari bahan baku minyak goreng bekas.Juga bertujuan:

a. Untuk membuat sabun cuci piring cair. b. Untuk mengetahui kadar asam lemak bebas, bilangan iodin, kadar air,

dan warna dari minyak jelantah pemakaian 1- 4 kali dalam proses pemurnian.

c. Untuk mengetahui kondisi proses penyabunan yang paling baik. d. Untuk membandingkan daya tahan sabun cuci piring air dengan

penambahan pewarna alami yaitu pandan, sirih, dan kunyit.

1

Page 5: gdsg

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

1.1.PengertianMinyak jelantah adalah minyak limbah yang bisa berasal dari

jenis-jenis minyak goreng seperti halnya minyak jagung, minyak sayur, minyak samin dan sebagainya, minyak ini merupakan minyak bekas pemakaian kebutuhan rumah tangga umumnya, dapat digunakan kembali untuk keperluaran kuliner akan tetapi bila ditinjau dari komposisi kimianya, minyak jelantah mengandung senyawa-senyawa yang bersifat karsinogenik, yang terjadi selama proses penggorengan. Jadi jelas bahwa pemakaian minyak jelantah yang berkelanjutan dapat merusak kesehatan manusia, menimbulkan penyakit kanker, dan akibat selanjutnya dapat mengurangi kecerdasan generasi berikutnya. Untuk itu perlu penanganan yang tepat agar limbah minyak jelantah ini dapat bermanfaat dan tidak menimbulkan kerugian dari aspek kesehatan manusia dan lingkungan

Minyak jelantah tentunya tidak baik apabila langsung dibuang ke alam. Hal ini dapat merusak ekosistem tanah dan air pada alam karena masa jenis minyak dan air tidak sama maka akan terjadi pencemaran air di sungai yang akan menyebabkan ikan ikan dan tumbuhan airakan mati.Tetapi Minyak jelantah dapat diolah menjadi sabun apabila di reaksikan dengan basa. Basa harus berada pada ph diatas 8

Campuran sabun, minyak dan alkohol ini membentuk emulsi yang dapat menghambat kecepatan reaksi transesterifikasi dan menimbulkan masalah pada proses pemisahan biodisel dan gliserol (hasil reaksi). Minyak goreng bekas (WCO) mengandung asam lemak bebas cukup tinggi biasanya >1% berat. Asam lemak bebas ini dihasilan oleh hasil oksidasi dan hidrolisis minyak menjadi asam.

Reaksi pembentukan asam semakin besar dengan pemanasan yang tinggi dan waktu yang lama selama penggorengan makanan. Asam lemak dapat menyumbat filter atau saringan dan menjadi korosi pada mesin diesel. Untuk menghilangkan FFA dari WCO, FFA harus dirubah menjadi ester dengan cara mereaksikan FFA dengan metanol menggunakan katalis asam (bukan basa), karena katalis basa dengan FFA dan methanol akan membentuk sabun. Produk biodisel harus dimurnikan dari produk samping, gliserin, sabun, sisa metanol dan soda. Sisa soda yang ada pada biodisel dapat menghidrolisa dan memecah biodisel menjadi FFA yang kemudian terlarut dalam biodisel itu sendiri.

Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi reaksi kimia pada suhu tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri (lihat pula katalisis). Suatu katalis berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk.

Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis menyediakan suatu jalur pilihan

2

Page 6: gdsg

3

dengan energi aktivasi yang lebih rendah. Katalis mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi.

Katalis dapat dibedakan ke dalam dua golongan utama: katalis homogen dan katalis heterogen. Katalis heterogen adalah katalis yang ada dalam fase berbeda dengan pereaksi dalam reaksi yang dikatalisinya, sedangkan katalis homogen berada dalam fase yang sama. Satu contoh sederhana untuk katalisis heterogen yaitu bahwa katalis menyediakan suatu permukaan di mana pereaksi-pereaksi (atau substrat) untuk sementara terjerap. Ikatan dalam substrat-substrat menjadi lemah sedemikian sehingga memadai terbentuknya produk baru. katan atara produk dan katalis lebih lemah, sehingga akhirnya terlepas.

Reaksi Saponifikasi adalah proses pembuatan sabun yang berlangsung dengan mereaksikan asam lemak dengan alkali yang menghasilkan garam karbonil (sejenis sabun) dan gliserol (alkohol). Alkali yang biasanya digunakan adalah NaOH dan Na2CO3 maupun KOH dan K2CO3. Ada dua produk yang dihasilkan dalam proses ini yaitu sabun dan gliserin. Secara teknik, sabun adalah hasil reaksi kimia antara fatty acid dan alkali. Fatty acid adalah lemak yang diperoleh dari lemak hewan dan nabati.

Sabun dibuat melalui proses saponifikasi lemak minyak dengan larutan alkali membebaskan gliserol. Lemak minyak yang digunakan dapat berupa lemak hewani, minyak nabati, lilin, ataupun minyak ikan laut. Pada saat ini teknologi sabun telah berkembang pesat. Sabun dengan jenis dan bentuk yang bervariasi dapat diperoleh dengan mudah dipasaran seperti sabun mandi, sabun cuci baik untuk pakaian maupun untuk perkakas rumah tangga, hingga sabun yang digunakan dalam industri. Kandungan zat-zat yang terdapat pada sabun juga bervariasi sesuai dengan sifat dan jenis sabun. Larutan alkali yang digunakan dalam pembuatan abun bergantung pada jenis sabun tersebut. Larutan alkali yang biasa yang digunakan pada sabun keras adalah Natrium Hidroksida

(NaOH) dan alkali yang biasa digunakan pada sabun lunak adalah Kalium Hidroksida (KOH).

Page 7: gdsg

4

1.2.Manfaat minyak jelantahMinyak kelapa atau goreng dewasa ini dibutuhkan oleh industri

kecil dan menengah yang mengolah makanan, baik itu makanan ringan, keripik, kue-kue kering, bahkan juga pisang dan ubi goreng. Jenis-jenis makanan ini cukup laku di pasar-pasar tradisional sehingga konsumsi minyak goreng cukup tinggi.

Hanya saja karena pada saat ini harga minyak goreng selalu naik,kurangnya pengetahuan masyarakat dan kondisi ekonomi yang lemah membuat para pelaku usaha industri dan rumah tangga yang membutuhkan minyak goreng sering mengupayakan penggunaan minyak berulangkali agar lebih ekonomis tanpa menyadari resikonya terhadap kesehatan.Di berbagai daerah banyak yang bekerja sebagai pedagang makanan mulai dari bintang lima hingga kaki lima selalu membutuhkan minyak goreng. namun dari sebagian besar mereka banyak yang menggunakan minyak goreng beruang kali padahal itu sangat membahayakan.

Rendahnya pendidikan serta minimnya komunikasi dan informasi kepada masyarakat mengakibatkan ketidak tahuanmereka akan kebiasaan yang salah untuk menggunakan minyak goreng yang digunakan berkali-kali.

Minyak jelantah (waste cooking oil) merupakan limbah dan bila ditinjau dari komposisi kimianya (bilangan asam dan peroksidanya meningkat), minyak jelantah mengandung senyawa-senyawa yang bersifat karsinogenik, yang terjadi selama proses penggorengan. Jadi jelas bahwa pemakaian minyak jelantah yang berkelanjutan dapat merusak kesehatan manusia, menimbulkan penyakit kanker, dan akibat selanjutnya dapat mengurangi kecerdasan generasi berikutnya. Untuk itu perlu penanganan yang tepat agar limbah minyak jelantah ini dapat bermanfaat dan tidak menimbulkan kerugian dari aspek kesehatan manusia dan lingkungan.Salah satu bentuk pemanfaatan minyak jelantah agar dapat bermanfaat dari berbagai macam aspek ialah dengan mengubahnya secara proses kimia menjadi biodiesel. Namun dalam hal ini tentunya membutuhkan jumlah minyak jelantah yang sangat banyak, dan pengolahannya cukup rumit jika dilakukan oleh masyarakat biasa.

Oleh karena itu,pemanfaatan minyak jelantah dalam skala rumah tangga yang paling tepat adalah sebagai bahan baku pembuatan sabun cair, ini merupakan suatu cara pembuangan limbah (minyak jelantah) yang menghasilkan nilai ekonomis dan sekaligus ekologis.Membuat sabun sebetulnya bukanlah suatu pekerjaan yang terlalu sulit untuk dilakukan karena selain mudah pengerjaannya, biaya pembuatannya pun relatif murah dengan bahan-bahan yang mudah pula didapat.

Mengingat hal tersebut dan perannya yang begitu penting dalam kehidupan masyarakat sehari-hari membuat sabun sendiri dapat dipandang sebagai suatu kegiatan ekonomi yang cukup menguntungkan, baik untuk penghematan maupun untuk menambah penghasilan bila dikelola dengan baik apalagi dengan memanfaatkan minyak bekas sebagai

Page 8: gdsg

5

bahan bakunya. Sehingga masyarakat akan terhindar dari resiko penggunaan minyak bekas yang membahayakan kesehatan dan ekonomi keluarga juga akan meningkat.Aspek ekonomi Menghemat pengeluaran biaya rumah tangga untuk membeli sabun Dapat memberi tambahan pemasukan keluargaAspek Lingkungan Mengurangi polusi air dari limbah minyak jelantah yang dibuang

langsung Memberikan kesuburan tanah dan air

1.3.Sifat – sifat Sabun1. Sabun adalah garam alkali dari asam lemak suku tinggi sehingga akan

dihidrolisis parsial oleh air. Karena itu larutan sabun dalam air bersifat basa.

            CH3(CH2)16COONa + H2O  CH3(CH2)16COOH + OH- ...(1)

1. Jika larutan sabun dalam air diaduk, maka akan menghasilkan buih, peristiwa ini tidak akan terjadi pada air sadah. Dalam hal ini sabun dapat menghasilkan buih        setelah garam-garam Mg atau Ca dalam air mengendapCH3(CH2)16COONa + CaSO4          Na2SO4 + Ca(CH3(CH2)16COO)2  ...(2)

2. Sabun mempunyai sifat membersihkan. Sifat ini disebabkan proses kimia koloid, sabun (garam natrium dari asam lemak) digunakan untuk mencuci kotoran yang bersifat polar maupun non polar, karena sabun mempunyai gugus polar dan non polar. Molekul sabun mempunyai rantai hidrogen CH3(CH2)16 yang bertindak sebagai ekor yang bersifat hidrofobik (tidak suka air) dan larut dalam zat organik sedangkan COONa+ sebagai kepala yang bersifat hidrofilik (suka air) dan larut dalam air. Non polar CH3(CH2)16(larut dalam minyak, hidrofobik dan juga memisahkan kotoran non polar). Polar COONa+ (larut dalam air, hidrofilik dan juga memisahkan kotoran polar).

1.1.Jenis-jenis Sabun Jenis sabun yang utama adalah sabun mandi dan sabun cuci, kedua

jenis sabun ini dibuat dengan beberapa cara. Sabun batangan yang ada di pasaran terdiri dari sabun mandi kecantikan, sabun kesehatan atau sabun anti bakteri, sabun cair, dan sabun untuk air sadah. Beberapa persamaan terjadi karena sabun batangan kesehatan mempunyai bahan dasar lemak

Page 9: gdsg

6

yang sama. Sabun mandi biasanya dibuat dari campuran lemak (stearine) dan minyak kelapa (coconut natural oil atau CNO) dengan perbandingan 80/20 atau 90/10, dan sabun yang mempunyai lemak yang berlebih mempunyai perbandingan 50/50 atau 60/40 dan ada yang 7 sampai 10% ditambahkan asam lemak bebas juga.

Sabun kesehatan mengandung bahan seperti Triclosan dan Tri Chloro Carban(TCC) yang merupakan dua senyawa yang banyak digunakan sebagai antimikroba. Penggunaanya secara khas yaitu 0,3-1,0% untuk triclosan, dan 1,0-1,5% triclorocarban. Keduanya termasuk ke dalam amulgator dan dan dapat terdispersi atau terlarut dalam pelarut yang sesuai, seperti parfum. Pada umumnya sabun yang akan diperdagangkan mengandung 10 sampai 30% air, dan jika sabun kekurangan air maka akan sulit larut. Hampir semua sabun memiliki parfum. Hal ini untuk menghilangkan aroma sabun yang asli. Sabun mandi dibuat dengan bahan pilihan yang mengandung 10-15% pelembab.

Jenis sabun batangan lainnya adalah sabun mandi kecantikan. Sabun mandi kecantikan adalah suatu produk sabun untuk perawatan kecantikan kulit wajah dan tubuh dengan formulasi yang sesuai untuk kulit. Memberikan zat-zat gizi dan nutrisi yang sangat diperlukan kulit dan membantu memelihara kulit dengan mempertahankan kelembaban kulit serta membantu pertumbuhan sel-sel baru jika terjadi kerusakan sel kulit. Pada sabun kecantikan busa harus lembut dan sifat basanya lebih rendah

.

1.3. Jenis – jenis KatalisBerdasarkan wujudnya, katalis dapat dibedakan menjadi katalis

homogen dan katalis heterogen (James E. Brady, 1990).1.  Katalis Homogen

Katalis homogen adalah katalis yang dapat bercampur secara homogen dengan zat pereaksinya karena mempunyai wujud yang sama.Contoh Katalis Homogen :a. Katalis dan pereaksi berwujud gas

NO(g)2SO2(g) + O2(g) → 2SO3(g)

b. Katalis dan pereaksi berwujud cairH+(aq)

C12H22O11(aq) + H2O(l)

→ C6H12O6(aq)+ C6H12O6(aq)

glukosa Fruktosa

Page 10: gdsg

7

2. Katalis HeterogenKatalis heterogen adalah katalis yang tidak dapat bercampur secara homogen dengan pereaksinya karena wujudnya berbeda.Contoh Katalis Heterogen :Katalis berwujud padat, sedang pereaksi berwujud gas.

Ni(s)C2H4(g) + H2(g) → C2H6(g)

3. AutokatalisAutokatalis adalah zat hasil reaksi yang bertindak sebagai katalis.Contoh Autokatalis  :CH3COOH yang dihasilkan dari reaksi metil asetat dengan air merupakan autokatalis reaksi tersebut.CH3COOCH3(aq) + H2O(l) → CH3COOH(aq) + CH3OH(aq)Dengan terbentuknya CH3COOH, reaksi menjadi bertambah cepat.

4. BiokatalisBiokatalis adalah katalis yang bekerja pada proses metabolisme, yaitu enzim.Contoh Biokatalis :Enzim hidrolase mempercepat pemecahan bahan makanan melalui reaksi hidrolisis.

5. InhibitorInhibitor adalah zat atau senyawa yang kerjanya memperlambat reaksi atau menghentikan reaksi.Contoh Inhibitor :I2 atau CO bersifat inhibitor bagi reaksi:2H2(g) + O2(g) → 2H2O(l)

6. Racun KatalisRacun katalis adalah inhibitor yang dalam jumlah sangat sedikit dapat mengurangi atau menghambat kerja katalis.Contoh Racun Katalis :CO2, CS2, atau H2S merupakan racun katalis pada reaksi:

Pt2H2(g) + O2(g) → 2H2O(l)

Page 11: gdsg

BAB IIIPROSES PRODUKSI

1.4. Alat Dan Bahan Alat :1. Saringan 2. Sapu tangan 3. Panci 4. Pengaduk 5. Corong 6. Termometer 7. Gelas  8. Baskom 9. Timbangan 10. Botol plastik 11. Kompor

Bahan : 1. Minyak jelantah 200 ml 2. Larutan Basa / NaOH/ Soda qie 800 ml (4 gelas)3. Air

Zat tambahan :1. Pembuat busa (Emal70) 1/2 ons2. Pewangi3. Pewarna4. Pengental (natrosol)

1.5. Prosedur PembuatanA. Pemurnian jelantah

Untuk mencerahkan warna dan penghilangan bau.1. Saring minyak jelantah dengan saringan atau kain 2. Campurkan 1 gelas minyak jelantah dengan 1 gelas air

(perbandingan minyak : air = 1:1) di dalam botol plastik. 3. Lubangi tutup botol 4. Setelah botol dan lubang botol ditutup, balik posisi botol tersebut. 5. Tunggu minyak dan air terpisah 6. Setelah memisah (air di bagian bawah dan minyak di atas),

keluarkan airnya

8

Page 12: gdsg

9

7. Tambahkan 1 gelas air lagi, dan ulangi langkah-langkah di atas sampai minyak jelantah bersih.

B. Pembuatan larutan Basa / NaOH / Soda Qie 1. Menimbang larutan basa berbentuk padatan 3 ons 2. Masukkan ke wadah (labu ukur 1liter) 3. Tambahkan air sampai penuh 4. Pindahkan ke baskom 5. Aduk sampai padatannya larut semua 6. Saring dengan saringan atau kain

C. Pembuatan Emal70 (Pembuat Busa)Timbang Emal70 ½ ons, tambahkan air 1 ¼ gelas, aduk sampai

rata. Dibiarkan hingga 1 hari. Setelah satu hari bisa ditambahkan pada sabun yang sudah jadi secukupnya (paling banyak setengahnya dari sabun)

D. Pembuatan Sabun / Penyabunan1. Panaskan 800ml minyak jelantah sampai suhu 50 derajat celcius2. Panaskan 3200ml larutan basa sampai suhu 50 derajat celcius3. Campurkan minyak jelantah dan tetap dipanaskan, suhunya dijaga

50 derajat celcius4. Aduk dan panaskan sampai 1 jam 5. Jika terlalu panas atau suhunya lebih dari 50, matikan kompor,

dan nyalakan lagi jika suhunya turun atau kurang dari 50 6. Tunggu hingga dingin7. Setelah dingin, pindahkan ke botol plastik yang sudah dilubangi

tutupnya8. Tutup lubang pada tutup botol, dan balik posisi botol9. Tunggu cairan tersebut memisah (akan ada 3 lapisan, paling atas

minyak, tengah adalah gliserol, terbawah dalah sabun)10. Pisah sabun (Cairan yang paling bawah)

E. Penambahan Zat Tambahan (jika perlu)1. Tambahkan Emal70 (pembuat busa) yang sudah dibiarkan satu

hari secukupnya (paling banyak setengahnya dari sabun yang sudah jadi), ditambahkan sedikit demi sedikit sambil diaduk.

2. Tambahkan pewarna sedikit saja, aduk hingga rata 3. Tambahkan pewangi secukupnya 4. Tambahkan pengental sedikit saja

Page 13: gdsg

10

1.6. Hasil Jika data-data nilai sabun cuci piring secara ekonomis.

a. Sabun cuci piring biasa harga      : Rp. 6500,00 (per liter)@ ±100ml                                          : Rp. 650,00

b. Sabun minyak jelantah                  

1. Minyak Jelantah ±100 ml         : Rp. 100,00

2. Larutan NaOH 800ml               : Rp.     75,00

3. Bahan Bakar Kompor ±1 ml     : Rp.     15,00

4. Serdet ±½ : Rp. 500,00

5. Gliserin 1 kg : Rp. 72.000,00

Jumlah Total                               : Rp. 72.690,00

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa harga sabun minyak jelantah lebih murah dari pada harga sabun cuci biasa. Hal tersebut membuktikan bahwa sabun minyak jelantah lebih efektif dan efisien baik di lihat dari segi pembuatannya maupun segi ekonomisnya. Hasil pencucian piring kotor menggunakan sabun minyak jelantah juga tidak kalah bersih dari sabun cuci biasa.

Page 14: gdsg

BAB IVPENUTUP

1.7. Pembahasan

1.8. KesimpulanMinyak jelantah mengandung senyawa karsinogenik dan alfatoksin

yang dapat meyebabkan kanker. Selain itu minyak jelantah juga mengandung asam lemak jenuh yang dapat menyebabkan jantung koroner. Minyak jelantah dapat dijernihkan menggunakan arang kayu. Karena arang kayu mengandung senyawa karbon yang dapat mengikat senyawa karsinogenik, alfatoksin, serta zat-zat lain yang berbahaya dapat merusak tubuh manusia.

Minyak jelantah yang sudah dijernihkan dapat digunakan kembali, selain itu  juga bisa digunakan untuk membuat sabun cuci piring. Harga sabun cuci piring minyak jelantah dengan sabun cuci piring biasa lebih ekonomis karena juga bisa dibuat sendiri oleh masyarakat.

11

Page 15: gdsg

Daftar Pustakahttp://shintalayyy.blogspot.com/2014/02/karya-tulis-ilmiah.htmlhttp://www.minyak-atsiri.com/2012/09/gliserin.htmlhttp://www.ilmukimia.org/2013/05/reaksi-saponifikasi.htmlhttp://www.artikata.com/arti-333266-katalis.htmlhttp://nitigedesmart.blogspot.com/2013/08/minyak-jelantah-berubah-menjadi-sabun.html

12