gcg

20
The Corporate “Tripod” Manajemen dan Kinerja Perusahaan Kelompok : 1.Deni Novi Satria

Upload: benny-suhendra

Post on 28-Dec-2015

4 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: gcg

The Corporate “Tripod”Manajemen dan Kinerja

Perusahaan

Kelompok :1.Deni Novi Satria

Page 2: gcg

Direksi

Prinsip Pasar

Direksi sebagai organ perusahaan bertugas dan bertanggungjawab secara kolegial dalam mengelola perusahaan. Masing-masing anggota Direksi dapat melaksanakan tugas dan mengambil keputusan sesuai dengan pembagian tugas dan wewenangnya. Namun, pelaksanaan tugas oleh masing-masing anggota Direksi tetap merupakan tanggung jawab bersama. Kedudukan masing-masing anggota Direksi termasuk Direktur Utama adalah setara. Tugas Direktur Utama sebagai primus inter pares adalah mengkoordinasikan kegiatan Direksi.

Page 3: gcg

• Komposisi Direksi harus sedemikian rupa sehingga memungkinkan pengambilan keputusan secara efektif, tepat dan cepat, serta dapat bertindak independen.

• Direksi harus profesional yaitu berintegritas dan memiliki pengalaman serta kecakapan yang diperlukan untuk menjalankan tugasnya.

• Direksi bertanggung jawab terhadap pengelolaan perusahaan agar dapat menghasilkan keuntungan (profitability) dan memastikan kesinambungan usaha perusahaan.

• Direksi mempertanggungjawabkan kepengurusannya dalam RUPS sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Agar pelaksanaan tugas Direksi dapat berjalan secara efektif, perlu dipenuhi prinsip-prinsip berikut:

Page 4: gcg

1. Komposisi Direksia. Jumlah anggota Direksi harus disesuaikan dengan

kompleksitas perusahaan dengan tetap memperhatikan efektifitas dalam pengambilan keputusan.

b. Anggota Direksi dipilih dan diberhentikan oleh RUPS melalui proses yang transparan.

c. Pemberhentian anggota Direksi dilakukan oleh RUPS berdasarkan alasan yang wajar dan setelah kepada yang bersangkutan diberi kesempatan untuk membela diri

d. Seluruh anggota Direksi harus berdomisili di Indonesia, di tempat yang memungkinkan pelaksanaan tugas pengelolaan perusahaan sehari-hari.

Pedoman Pokok Pelaksanaan

Page 5: gcg

a. Anggota Direksi harus memenuhi syarat kemampuan dan integritas sehingga pelaksanaan fungsi pengelolaan perusahaan dapat dilaksanakan dengan baik

b. Anggota Direksi dilarang memanfaatkan perusahaan untuk kepentingan pribadi, keluarga, kelompok usahanya dan atau pihak lain.

c. Anggota Direksi harus memahami dan mematuhi anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan tugasnya.

d. Anggota Direksi harus memahami dan melaksanakan Pedoman GCG

2. Kemampuan dan Intergritas Anggota Direksi

Page 6: gcg

Fungsi pengelolaan perusahaan oleh Direksi mencakup 5 (lima) tugas utama yaitu kepengurusan, manajemen risiko, pengendalian internal, komunikasi, dan tanggung jawab sosial, yaitu :

• Kepengurusan• Manajemen Risiko• Pengendalian Internal• Komunikasi• Tanggung Jawab Sosial

3. Fungsi Direksi

Page 7: gcg

a. Direksi harus menyusun pertanggungjawaban pengelolaan perusahaan dalam bentuk laporan tahunan yang memuat antara lain laporan keuangan, laporan kegiatan perusahaan, dan laporan pelaksanaan GCG.

b. Laporan tahunan harus memperoleh persetujuan RUPS, dan khusus untuk laporan keuangan harus memperoleh pengesahan RUPS.

c. Laporan tahunan harus telah tersedia sebelum RUPS diselenggarakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk memungkinkan pemegang saham melakukan penilaian.

d. Pertanggungjawaban Direksi kepada RUPS merupakan perwujudan akuntabilitas pengelolaan perusahaan dalam rangka pelaksanaan asas GCG.

4. Pertanggungjawaban Direksi

Page 8: gcg

Perusahaan, dalam hal ini manajemen puncak, tidak  saja hanya berharap dari semua karyawan untuk berkinerja tinggi. Tetapi juga berharap dari manajer. Mengapa demikian? Karena kinerja karyawan sangat dipengaruhi oleh faktor kepemimpinan dan ketrampilan manjerial dari manajer.

Pihak manajerlah yang paling tahu kondisi para karyawan atau subordinasinya di lapangan. Karena pengetahuannya sedemikian rupa maka pihak manajer selalu diminta manajemen puncak agar memberi umpan balik apa saja yang terjadi di setiap unitnya. Dengan demikian manajemen puncak memiliki dasar ketika perusahaan akan merencanakan dan  mengembangkan usahanya. 

B. Apa yang Diharapkan Pemilik dari Manajemen ?

Page 9: gcg

Dalam prakteknya ketika manajer  menjalankan misi perusahaan di atas tidaklah selalu lancar. Tantangan terbesar justru dari pihak manajer itu sendiri yakni dalam hal ketaatasasan. Manajer kerap belum sepenuhnya memahami apa isi tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Keragu-raguan tidak jarang ditemui manajer yang antara lain disebabkan faktor-faktor kekurang-percayaan pada potensi diri sendiri, .

Lanjutan…

Page 10: gcg

• Kurangnya pengalaman manajer dalam menterjemahkan setiap kebijakan ke dalam rincian program juga akan menambah ketidak-taatasasan posisi manajer sebagai representasi manajemen pucak. Dalam keadaan seperti itu manajer kerap mengalami kesulitan mengkoordinasi karyawannya dengan efektif.

Page 11: gcg

Mengatasi masalah ketidak-taatasasan manajer itu maka seharusnya pihak manajemen puncak mengkondisikan lingkungan kerja yang dinamis. Artinya setiap manajer merasa nyaman sekali untuk memberi pandangan, kepedulian, dan menyampaikan gagasan kepada manajemen puncak. Mereka diberi kesempatan untuk mengikuti dialog atau komunikasi bisnis internal perusahaan.

Page 12: gcg

Kinerja perusahaan merupakan penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba. Kinerja perusahaan merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan dimanapun, karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Kinerja perusahaan adalah kemampuan perusahaan dalam menjelaskan operasionalnya.

Menurut Komite Cadbury, corporate governance adalah sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan dengan tujuan agar mencapai keseimbangan antara kekuatan kewenangan yang diperlukan oleh perusahaan, untuk menjamin kelangsungan eksistensinya dan pertanggungjawaban kepada stakeholder

C. Kinerja Manajemen dan Pemilik Perusahaan

Page 13: gcg

Corporate governance diperlukan untuk mengendalikan perilaku pengelola perusahaan agar bertindak tidak hanya menguntungkan dirinya sendiri, tetapi juga menguntungkan pemilik perusahaan, atau dengan kata lain untuk menyamakan kepentingan antara pemilik perusahaan dengan mengelola perusahaan.

Nilai perusahaan akan meningkat jika perusahaan tersebut dapat beroperasi dengan mencapai laba yang ditargetkan. Dari laba yang diperoleh tersebut, perusahaan akan mampu memberikan deviden kepada pemegang saham, dapat meningkatkan pertumbuhan perusahaan dan mempertahankan kelangsungan hidup suatu perusahaan.

•  

Lanjutan..

Page 14: gcg

Dalam prinsip tata kelola perusahaan, manajemen merupakan agen yang bertindak untuk memaksimalisasi kepentingan shareholder. Namun dalam melakukan kegiatannya, perusahaan berinteraksi tidak hanya dengan shareholder yang memberikan modal, namun juga karyawan, konsumen, pemerintah, pemasok, kreditur, masyarakat sekitar dan lingkungan. Pihak-pihak berkepentingan yang disebut dengan stakeholder ini memiliki peran masing-masing dalam sistem tata kelola perusahaan.

Amerika Serikat merupakan salah satu negara yang berorientasi kepada shareholder atau pihak investor eksternal dimana dalam prinsip tata kelola perusahaan, pemegang saham sebagai stakeholder terpenting. Prinsip shareholder value yang diterapkan perusahaan-perusahaan di Amerika memandang bahwa hanya pemegang saham yang memilki hak (klaim) terbesar terhadap aktivitas perusahaan sehingga pemegang saham ini memilki insentif untuk menanggung risiko dan menanamkan dananya demi peningkatan peforma keuangan perusahaan

D. Kompensasi Manjemen dan Kepemilikan PerusahaanKompensasi Manajemen

Page 15: gcg

Kompensasi manajemen pun diberikan berdasarkan tingkat profitabilias yang dihasilkannya. Selain Amerika, negara dengan tradisi hukum Anglo-Saxon lain juga menerapkan prinsip shareholder value seperti Inggris Raya, Kanada, dan Australia.

Berbeda dengan negara-negara tersebut, sebagian besar perusahaan di benua Eropa dan Asia menganut prinsip stakeholder value, dimana mereka menganggap bukan hanya pemegang saham yang memilki klai terbesar atas perusahaan, namun juga para stakeholder  lain yang kepentingannya bisa mempengaruhi proses pembuatan keputusan dalam perusahaan. Sebagai contoh, karyawan merupakan stakeholder yang berpengaruh sehingga kesejahteraan sangat diperhatikan misalkan dengan memberikan perusahaan meskipun dalam persentase kecil. Kompensasi manajemen pun tidak diberikan berdasarkan dengan tingkat profitabilitas yang dihasilkannya.

Page 16: gcg

Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan Manajerial adalah proporsi saham biasa yang dimiliki oleh para manajemen ( direksi dan komisaris ). Peasnell dkk. (2000), menunjukan bahwa perusahaan dengan kepemilikan manajerial yang lebih kecil akan memiliki proporsi outside yang lebih besar. Mereka menemukan bahwa outside director berperan penting dalam membatasi manajer untuk merekayasa laba ketika kepemilikan manajerialnya rendah.

Kepemilikan saham manajerial akan membantu penyatuan kepentingan antar manajer dengan pemegang saham. Kepemilikan manajerial akan mensejajarkan kepentingan manajemen dengan pemegang saham, sehingga manajer ikut merasakan secara langsung manfaat dari keputusan yang diambil dan ikut pula menanggung kerugian sebagai konsekuensi dari pengambilan keputusan yang salah.

Page 17: gcg

Kepemilikan Institusional

Selain proporsi kepemilikan manajerial, struktur kepemilikan perusahaan juga dapat ditunjukkan dengan perspektif lain yakni proporsi saham yang dimiliki oleh pemegang saham institusional versus individual. Investor institusional adalah investor besar yang memiliki pengalaman lebih dalam investasi.

Suatu organisasi yang biasanya dikelompokkan sebagai investor institusional adalah perusahaan asuransi, dana pensiun, bank, lembaga keuangan, perusahaan investasi, organisasi masyarakat, dan kelompok-kelompok lain yang dapat dikategorikan sebagai institusi.

Kepemilikan institusional umumnya akan bertindak sebagai pihak yang memantau aktivitas perusahaan (Faizal, 2004). Perusahaan dengan kepemilikan yang besar mengindikasikan kemampuannya untuk memonitor manajemen. Investor institusional dapat dikelompokkan menjadi dua kategori: berorientasi jangka pendek (transient) dan berorientasi jangka panjang.

Page 18: gcg

E.Executive Compensation dan Employee Stock Ownership Plans Executive Compensation

Executive compensation plan adalah sebuah kontrak agensi antara perusahaan dan managernya yang berusaha untuk menyelaraskan kepentingan masing-masing yang berdasarkan kompensasi manager pada satu atau lebih pengukurannya yang diukur dari kinerja manager dalam mengoperasikan perusahaan.

Page 19: gcg

Employee Stock Ownership Plans

Dalam rangka mendorong loyalitas dan memotivasi karyawan untuk bertindak demi kepentingan perusahaan, karyawan perlu diberikan insentif jangka panjang. Insentif jangka panjang juga berperan untuk memastikan bahwa kinerja karyawan selaras dengan kinerja perusahaan.

Memperhatikan praktik pelaksanaan ESOP yang sudah berjalan selama ini dan praktik keteladanan internasional di bidang tata kelola, Emiten dan Perusahaan Publik perlu didorong untuk memiliki kebijakan pemberian insentif jangka panjang bagi karyawan secara adil dan transparan.

Page 20: gcg

TERIMA KASIH