gantroenteritis

47
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gastroenteritis adalah suatu kondisi yang di tandai dengan muntah dan diare yang disebabkan oleh infeksi, alergi atau keracunan makanan sehingga menyebabkan dehidrasi dan gangguan elektrolit. Diare masih merupakan salah satu penyebab utama morbilitas dan mortalitas anak di negara yang sedang berkembang. Dalam berbagai hasil Survei kesehatan Rumah Tangga diare menempati kisaran urutan ke-2 dan ke-3 berbagai penyebab kematian bayi di Indonesia. Sebagian besar diare akut disebabkan oleh infeksi. Banyak dampak yang terjadi karena infeksi seluran cerna antara lain pengeluaran toksin yang dapat menimbulkan gangguan sekresi dan reabsorpsi cairan dan elektrolit dengan akibat dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit dan keseimbangan asam basa. Invasi dan destruksi sel epitel, penetrasi ke lamina propria serta kerusakan

Upload: suci-siti-nurjannah

Post on 02-Feb-2016

13 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ini adalah tulisan yang menjelaskan tentang penyakit gastroenteritis pada anak. didalamnya menjelaskan tentang definisi sampai dengan penatalaksanaanya

TRANSCRIPT

Page 1: gantroenteritis

1

BAB 1PENDAHULUAN

 1.1 Latar Belakang

Gastroenteritis adalah suatu kondisi yang di tandai dengan muntah dan diare

yang disebabkan oleh infeksi, alergi atau keracunan makanan sehingga

menyebabkan dehidrasi dan gangguan elektrolit. Diare masih merupakan salah

satu penyebab utama morbilitas dan mortalitas anak di negara yang sedang

berkembang. Dalam berbagai hasil Survei kesehatan Rumah Tangga diare

menempati kisaran urutan ke-2 dan ke-3 berbagai penyebab kematian bayi di

Indonesia. Sebagian besar diare akut disebabkan oleh infeksi. Banyak dampak

yang terjadi karena infeksi seluran cerna antara lain pengeluaran toksin yang dapat

menimbulkan gangguan sekresi dan reabsorpsi cairan dan elektrolit dengan akibat

dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit dan keseimbangan asam basa. Invasi

dan destruksi sel epitel, penetrasi ke lamina propria serta kerusakan mikrovili

dapat menimbulkan keadaan maldiges dan malabsorpsi. Bila tidak mendapatkan

penanganan yang adekuat pada akhirnya dapat mengalami invasi sistemik

Secara umum penanganan gastroenteritis akut ditujukan untuk mencegah/

menanggulangi dehidrasi serta gangguan keseimbangan elektrolit dan asam basa,

kemungkinan terjadinya intolerasi, mengobati kausa diare yang spesifik,

mencegah dan menanggulangi gangguan gizi serta mengobati penyakit penyerta.

Untuk melaksanakan terapi diare secara komprehensif, efisien dan efekstif harus

dilakukan secara rasional. Pemakaian cairan rehidrasi oral secara umum efektif

dalam mengkoreksi dehidrasi. Pemberian cairan intravena diperlukan jika terdapat

Page 2: gantroenteritis

2

kegagalan oleh karena tingginya frekuensi diare, muntah yang tak terkontrol dan

terganggunya masukan oral oleh karena infeksi. Beberapa cara pencegahan

dengan vaksinasi serta pemakaian probiotik telah banyak diungkap dan

penanganan menggunakan antibiotika yang spesifik dan antiparasit.

 

Page 3: gantroenteritis

3

BAB 2STATUS PASIEN

2.1 Identitas Pasien

Nama : An. K

Usia : 4 bulan ( Anak tunggal )

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Nama Ibu : Ny. M (26 Th)

Pekerjaan : Pegawai honor

Nama Ayah : Tn. A (30 Th)

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Syamtalira Bayu

Tanggal masuk RS : 30-04-2015 (Pukul 23.00 WIB)

Tanggal keluar RS : 02-05-2015 (Pukul 14.00 WIB)

No.RM : 60.30.67

2.2 Anamnesis

Alloanamnesis pada Ibu Pasien

1. Keluhan Utama :

Mencret disertai muntah

2. Riwayat Penyakit Sekarang :

Sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit anak mencret. Mencret lebih dari

5x sehari, kurang lebih ¼ aqua gelas setiap mencret, konsistensi cair dan

terdapat ampas berwarna kekuningan, terdapat darah dan lendir di

Page 4: gantroenteritis

4

sangkal. Selain mencret penderita juga mengalami muntah 4x sebanyak

kurang lebih ¼ aqua gelas tiap muntah. muntah terutama setelah makan

minum dan muntah berisikan makanan dan cairan. Semenjak sakit anak

rewel dan terus menangis disertai tambah sering menetek dengan minum

sangat bernafsu (seperti kehausan). Menurut Ibu OS, anaknya juga

mengalami demam sejak mencret muncul. Riwayat kejang disangkal.

Penderita masih bisa BAK dengan lancar, sehari 3 kali BAK. Gejala

mimisan atau gusi berdarah disangkal. Keluhan nyeri telinga disangkal.

Nyeri saat buang air kecil disangkal dan nyeri saat menelan disangkal.

Sehari-hari menurut ibu OS satu keluarga biasa meminum air yang berasal

dari air sumur yang telah dimasak. Seluruh alat makan dicuci

menggunakan air sumur yang sama. Botol susu biasanya hanya dicuci

dengan menggunakan air biasa bukan air mendidih.

3. Riwayat penyakit dahulu :

Sebelumnya pasien belum pernah menderita penyakit seperti ini. Riwayat

asma disangkal. Riwayat batuk lama disangkal. Riwayat trauma disangkal

4. Riwayat penyakit keluarga :

Riwayat alergi disangkal, riwayat asma dan TBC disangkal.

5. Riwayat pengobatan :

Pasien sudah berobat di bidan dan diberikan beberapa macam obat

(parasetamol sirup dan obat pulvis yang tidak diketahui isinya)

Page 5: gantroenteritis

5

6. Riwayat Alergi :

Alergi obat atau makanan disangkal. Riwayat alergi pada orang tua

disangkal

7. Riwayat kehamilan :

Selama hamil ibu pasien memeriksakan kehamilan ke bidan 1 bulan sekali.

Ibu hamil An. K pada usia 25 tahun. Ini adalah kehamilan pertama

kalinya. Selama hamil ibu tidak menderita hipertensi, diabetes melitus,

eklampsia atau penyakit berat lainnya. Ibu makan dan minum sesuai

anjuran bidan.

8. Riwayat Kelahiran :

By. K lahir cukup bulan ( 9 bulan) ditolong oleh bidan dirumahnya. Pasien

merupakan anak pertama dari ibu G1P1A0. Pasien lahir spontan dan

langsung menangis. Berat lahir 2900 gr, panjang badan 47 cm dan lingkar

kepala ibu tidak tahu. Warna air ketuban ibu juga tidak tahu. Diakui ibu

tidak terdapat penyulit saat persalinan.

9. Riwayat pemberian makanan :

Anak diberikan ASI eksklusif sampai usia 2 bulan, susu formula diberikan

dari usia 2 bulan sampai sekarang dan makanan tambahan diberikan sejak

usia 3 bulan hingga sekarang.

10. Riwayat perkembangan :

- Motorik kasar :

Usia 3 bulan sudah bisa mengangkat kepala

- Motorik halus :

Page 6: gantroenteritis

6

Usia 3 bulan sudah bisa menahan benda yang dipegannya

Bereaksi terhadap suara dan bunyi

Menaruh benda di mulutnya

- Bahasa : sudah bisa mengoceh

- Sosial : berespon terhadap orang yang baru dikenal, dan sudah bisa

tersenyum.

Kesan : perkembangan sesuai usia

11. Riwayat imunisasi :

- Hepatitis B, Polio saat lahir

- DPT sudah 1 kali

- BCG 1 kali

- Polio (ditetes) sudah kali

Kesan : Imunisasi dasar tidak lengkap sesuai usia.

2.3 Pemeriksaan Fisik 

• Keadaan Umum : Tampak rewel dan kehausan

• Kesadaran : Kompos mentis

Tanda Vital

• Suhu : 38,9 oC

• Nadi : 110 x/menit

• Pernapasan : 24 x/menit

Status Antropometri

• Panjang Badan : 62 cm

• Berat Badan : 6,5 kg

Page 7: gantroenteritis

7

• LK : 42 cm

• BB/U = (6,5/7) x 100 % = 92 % (Gizi baik)

• TB/U = (62/64) x 100% = 96 % (Tinggi baik/normal)

• BB/TB= (6,5/6,6) x 100% = 98 % (Gizi baik)

Kesan: Status gizi baik

Status Generalis

Kepala

• Bentuk : Normocephal, Ubun-ubun cekung(-)

• Mata : Cekung (+), konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik,

air mata masih keluar (+)

• Hidung : Sekret (-), darah (-)

• Telinga : Sekret (-), serumen (-)

• Mulut : Mukosa mulut kering (+)

Leher :Pembesaran KGB (-)

Thorax

• Pulmo

• Inspeksi : Pergerakan dinding thorax kiri-kanan simetris,

tidak ada bekas luka, tidak ada benjolan, retraksi ICS (-)

• Palpasi : Vocal fremitus sulit dinilai

• Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru kiri-kanan

• Auskultasi : Suara nafas vesikuler diseluruh lapang paru kiri-

kanan. Ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

• Cor

Page 8: gantroenteritis

8

• Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak

• Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS 4 linea midklavikula

sinistra.

• Auskultasi : Bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-), gallop

(-)

Abdomen

• Inspeksi : Supel, datar, retraksi epigastrium (-).

• Auskultasi : Bising usus meningkat

• Palpasi : Nyeri pada epigastrium (-),turgor kulit menurun

(+)

• Perkusi : Timpani pada keempat kuadran abdomen

Ekstremitas :

• Akral hangat, Edema (-)

2.4 Pemeriksaan Penunjang

a. Laboratorium Darah

Pemeriksaan 01/05/2015 Satuan

Hemoglobin 11,5 Mg/dl

Eritrosit 4,6 106 /l

Leukosit 8,1 103 /l

Hematokrit 24,7 Vol %

MCV 72,7 Fl

MCH 24,1 Pg

MCHC 33,1 %

Page 9: gantroenteritis

9

Trombosit 226 103 /l

b. Feses Rutin

Warna                 : kuning

Konsistensi         : cair

Bau                     : khas

Darah                 : negatif

Cacing                : negatif

lendir                  : (-)

c. Urin rutin

Makroskopis                                           Mikroskopis

Warna                 : kuning                       eritrosit            : 0 - 2/LPK

Kejerinihan         : jernih                        eritrosit            : 0 - 5/LPK

epitel : 0 - 5/LPB

Kimia Urine                                      

Berat jenis          : 1.005                      

PH                      : 7                           Keton : negative             

Leukosit            : negative Urobilinigen : negative

Protein               : negative Bilirubin : negative

Glukosa             : normal Eritrosit : negative

2.5 Resume

An.K usia 4 bulan, mencret sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit.

Mencret >5x/hari, Sebanyak ± seperempat aqua gelas tiap mencret, konsistensi

cair, Ampas (+) kuning, Lendir (-), Darah (-). Muntah(+) 4x SMRS, muntah

Page 10: gantroenteritis

10

makanan dan cairan. Demam (+) sejak mencret muncul. Anak tampak rewel dan

kehausan.

2.6 Diagnosis Banding

Gastroentritis akut e.c Viral infection dengan dehidrasi ringan –

sedang.

Gastroentritis akut e.c Bacterial infection dengan dehidrasi ringan

– sedang.

2.7 Diagnosis Kerja

Gastroentritis akut e.c Viral infection dengan dehidrasi ringan –

sedang.

2.8 Rencana Diagnosis

Pemeriksaan Darah

Pemeriksaan Feses

Pemeriksaan Urin

2.9 Rencana Penatalaksanaan

Rehidrasi oralit 75 cc/ kgBB/ 3 jam peroral. ( Selalu dimuntahkan )

IVFD RL 32 gtt/i makro

Lacto B 2×1/2 sachet/hari + diazepam 0,5 ml pulvis

Zinc syr 1× ½ Cth

2.10 Prognosis

Quo ad vitam : bonam

Quo ad Functionam : bonam

Page 11: gantroenteritis

11

2.11 Follow Up

Tanggal Subjektif Objektif Analisis Perencanaan

1/5/15

2/5/15

Os mencret >5x, lendir dan darah (-), muntah >4x, sakit perut (+), perut kembung (-), demam (+), ubun2 cekung (-), mata cekung (+), rasa haus meningkat (+), bibir kering (+), air mata (+), turgor kembali lambat, BAK (+).

Os mencret 4x, lendir dan darah (-), muntah 1x, sakit perut (+), perut kembung (-), demam (+), ubun2 cekung (-), mata cekung (+), rasa haus meningkat (+), bibir kering (+), air mata (+), turgor kembali lambat, BAK (+).

KU: RewelKes: CMHR: 116/iRR: 24/iSuhu: 38,9ºC

KU: RewelKes: CMHR: 92/iRR: 20/iSuhu: 37,7ºC

GEA dengan dehidrasi ringan - sedang

GEA dengan dehidrasi ringan - sedang

IVFD RL 32 tetes/ IInj. Ondancetrone 1/3 Amp / 12 jam.Lacto B 2 × ½ shacet / hari.Diazepam 0,5 mg pulvisZinc syr 1× cth ½

IVFD RL 32 tetes/ IInj. Ondancetrone 1/3 Amp / 12 jamLacto B 2 × ½ shacet / hariDiazepam 0,5 mg pulvisZinc syr 1× cth ½

PAPS Pada pukul 14.00 WIB dengan alasan tidak ada orang yang menjaga rumah.

Page 12: gantroenteritis

12

BAB 3TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Definisi

Gastroenteritis adalah suatu kondisi yang di tandai dengan muntah dan

diare yang disebabkan oleh infeksi, alergi atau keracunan makanan sehingga

menyebabkan dehidrasi dan gangguan elektrolit. Diare adalah keluarnya tinja air

dan elektrolit yang hebat. Pada bayi, volume tinja lebih dari 15 gram/kg/24 jam

atau lebih dari 3x dalam sehari disebut diare. Pada umur 3 tahun, yang volume

tinjanya sudah sama dengan volume orang dewasa, volume lebih dari 200 gram

atau 200ml/24 jam disebut diare. 3

3.2 Epidemiologi

Setiap tahun diperikirakan lebih dari satu milyar kasus gastroenteritis di

dunia dengan 3,3 juta kasus kematian sebagai akibatnya. Diperkirakan angka

kejadian di negara berkembang berkisar 3,5 – 7 episode per anak pertahun dalam

2 tahun pertama kehidupan dan 2 – 5 episode per anak per tahun dalam 5 tahun

pertama kehidupan. Hasil survei oleh Depkes. diperoleh angka kesakitan diare

tahun 2012 sebesar 301 per 1000 penduduk angka ini meningkat bila dibanding

survei pada tahun 2010 sebesar 280 per 1000 penduduk. Diare masih merupakan

penyebab utama kematian bayi dan balita. Hasil Surkesnas 2009 didapat proporsi

kematian bayi 9,4% dengan peringkat 3 dan proporsi kematian balita 13,2%

dengan peringkat 2. 1

Page 13: gantroenteritis

13

3.3 Etiologi

1. Infeksi

A. Enteral

Bakteri : Shigella sp., E.coli patogen, Salmonella sp., Vibrio cholera,

Yersinia enterocolytica, Campylobacter jejuni, V.parahemoliticus,

Staphylococcus aureus, Streptococcus, Klebsiella, Pseudomonas,

Aeromonas, Proteus, dll.

Virus: Rotavirus, Adenovirus, Norwalk virus, Norwalk like virus, CMV,

echovirus, HIV.

Parasit:

o Protozoa: Entamoeba hystolitica, Giardia lamblia,

Cryptosporidium parvum, Balantidium coli.

o Cacing: A.lumbricoides, cacing tambang, Trichuris trichiura,

S.stercoralis, cestodiasis, dll.

o Jamur: Kandida/moniliasis

2. Parenteral: Otitis Media Akut (OMA), pneumonia, traveler’s

diarrhea: E.coli, G.lamblia, E.hystolitica, dll.

3. Makanan:

Intoksikasi: makanan beracun atau mengandung logam berat, makanan

mengandung bakteri/toksin: Clostridium perfringens, B.cereus, S.aureus,

Streptococcus anhaemolyticus, dll.

Alergi: susu sapi, makanan tertentu

Page 14: gantroenteritis

14

Malabsorpsi/maldigesti: karbohidrat (monosakarida, disakarida), lemak,

protein (celiacsprue gluten malabsorption, protein intolerance, cows

milk).

4. Imunodefisiensi:

hipogamaglobulinemia, penyakit granulomatose kronik, defisiensi IgA,

imunodefisiensi IgA

5. Terapi obat: antibiotik, kemoterapi, antacid, dll.

6. Tindakan tertentu seperti gastrektomi, gastroenterostomi, dosis tinggi

terapi radiasi

7. Lain-lain: Zollinger-Ellison Syndrome, neuropati autonomic (neuropati

diabetik) 7

3.4 Patofisiologi

Menurut patofisiologinya diare dibedakan dalam beberapa kategori yaitu

diare osmotik, sekretorik dan diare karena gangguan motilitas usus. 2

- Diare osmotik terjadi karena terdapatnya bahan yang tidak dapat

diabsorpsi oleh usus akan difermentasi oleh bakteri usus sehingga

tekanan osmotik di lumen usus meningkat yang akan menarik cairan.

- Diare sekretorik terjadi karena toxin dari bakteri akan menstimulasi

cAMP dan cGMP yang akan menstimulasi sekresi cairan dan

elektrolit.

- Diare karena gangguan motilitas usus terjadi akibat adanya

gangguan pada kontrol otonomik, misal pada diabetik neuropati,

postvagotomi, post reseksi usus serta hipertiroid.

Page 15: gantroenteritis

15

Mekanisme primer yang menyebabkan diare akut adalah:

1. Rusaknya vili-vili di sekitar daerah brush boarder usus halus, yang

menyebabkan malabsorbsi yang menyebabkan diare karena gangguan

osmotik.

2. Kuman yang melepaskan toxin yang berikatan dengan enterosit reseptor yg

spesifik yang menyebabkan terlepasnya ion klorida kedalam membran

intestinal sehingga menyebabkan gangguan absorbsi sehingga menyebabkan

diare.

Patogenesis terjadinya diare yang disebabkan virus yaitu virus yang masuk

melalui makanan dan minuman sampai ke enterosit, akan menyebabkan infeksi

dan kerusakan villi usus halus. Enterosit yang rusak diganti dengan yang baru

yang fungsinya belum matang, villi mengalami atropi dan tidak dapat

mengabsorpsi cairan dan makanan dengan baik, akan meningkatkan tekanan

koloid osmotik usus dan meningkatkan motilitasnya sehingga timbul diare.

Diare karena bakteri terjadi melalui salah satu mekanisme yang

berhubungan dengan pengaturan transpor ion dalam sel-sel usus cAMP, cGMP,

dan Ca dependen. Patogenesis terjadinya diare oleh salmonella, shigella, E coli

agak berbeda dengan patogenesis diare oleh virus, tetapi prinsipnya hampir sama.

Bedanya bekteri ini dapat menembus (invasi) sel mukosa usus halus sehingga

depat menyebakan reaksi sistemik.Toksin shigella juga dapat masuk ke dalam

serabut saraf otak sehingga menimbulkan kejang. Diare oleh kedua bakteri ini

dapat menyebabkan adanya darah dalam tinja yang disebut disentri.

3.5 Manifestasi kinis

Page 16: gantroenteritis

16

Mula-mula anak cengeng, gelisah, suhu tubuh naik, nafsu makan

berkurang kemudian timbul diare. Tinja mungkin disertai lendir dan darah. Warna

tinja makin lama berubah kehijauan karena bercampur dengan darah, anus dan

sekitarnya timbul luka lecet karena sering defekasi dan tinja yang asam akibat

laktosa yang tidak diabsorbsi usus selama diare. Gejala muntah dapat timbul

sebelum atau selama diare dan dapat disebabkan karena lambung turut meradang

atau akibat gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit.4

Bila kehilangan cairan terus berlangsung tanpa pergantian yang memadai

gejala dehidrasi mulai tampak yaitu : BB turun, turgor kulit berkurang, mata dan

ubun-ubun cekung (bayi), selaput lender bibir dan mulut, serta kulit kering. Bila

keadaan ini terus berlanjut, akan terjadi renjatan hypovolemik dengan gejala

takikardi, denyut jantung menjadi cepat, nadi lemah dan tidak teraba, tekanan

daran turun, pasien tampak lemah dan kesadaran menurun, karena kurang cairan,

deuresis berkurang (oliguria-anuria). Bila terjadi asidosis metabolik pasien akan

tampak pucat, nafas cepat dan dalam (pernafasan kusmaul).

3.6 Kriteria Diagnosis

a. Anamnesis 2

Lama diare berlangsung, frekuensi diare dalam sehari, warna dan

konsistensi tinja, lendir dan atau darah dalam tinja

Muntah, rasa haus, rewel, anak lemah, kesadaran menurun, buang air

kecil terakhir, demam, sesak, kejang, kembung

Jumlah cairan yang masuk selama diare

Jenis makanan dan minuman yang diminum selama diare,

mengonsumsi makanan yang tidak biasa

Page 17: gantroenteritis

17

Penderita diare disekitarnya dan sumber air minum

b. Pemeriksaan fisik

Yang dapat ditemukan saat melakukan pemeriksaan fisik yakni: 1

1. Dehidrasi, yang dapat timbul bila terjadi diare berat dan terbatasnya

asupan oral karena nausea dan muntah, terutama pada anak kecil dan

lanjut usia.

2. Gagal tumbuh dan malnutrisi

Penurunan massa tubuh dan lemak atau edema perifer dapat

menunjukkan kelainan malabsorpsi karbohidrat, lemak, dan/atau

protein. Giardia sp. dapat mengakibatkan diare intermiten dan

malabsorpsi lemak.

3. Nyeri abdomen

Pemeriksaan abdomen diperlukan untuk mengetahui adanya dan

kualitas bunyi usus serta ada atau tidak adanya distensi abdomen.

Nyeri saat palpasi biasanya tidak didapatkan pada diare. Nyeri

abdomen fokal yang bertambah nyeri bila dipalpasi menunjukkan

kemungkinan komplikasi atau diagnosis non-infeksi lainnya

4. Eritema perianal

Page 18: gantroenteritis

18

Buang air besar yang sering dapat menimbulkan kerusakan kulit

perianal, terutama pada bayi dan anak kecil. Malabsorpsi karbohidrat

sekunder dapat mengakibatkan feces asam. Malabsorpsi asam empedu

sekunder mengakibatkan dermatitis berat perianal.

c. Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium lengkap pada diare akut pada umumnya

tidak diperlukan, hanya pada keadaan tertentu mungkin diperlukan

misalnya penyebab dasarnya tidak diketahui atau ada sebab-sebab lain

selain diare akut atau pada penderita dengan dehidrasi berat. Contoh :

pemeriksaan darah lengkap, kultur urine dan tinja pada sepsis atau infeksi

saluran kemih. Pemeriksaan laboratorium yang kadang-kadang diperlukan

pada saat diare akut :

Darah: darah lengkap, serum elektrolit, analisa gas darah, glukosa darah,

kultur dan kepekaan terhadap antibiotika.

Feses :

PH asam diare osmotic

Leukosit > 5 / LPB disentri

Hal yang dinilai pada pemeriksaan feses:

- Makroskopis : konsistensi, warna, lendir, darah, bau

- Mikroskopis : leukosit, eritrosit, parasit, bakteri

3.7 Komplikasi Diare

Sebagai akibat diare baik akut maupun kronik akan terjadi : 3

1. Kehilangan cairan (dehidrasi)

Page 19: gantroenteritis

19

Dehidrasi terjadi karena output air lebih banyak dari pada input air.

2. Gangguan keseimbangan asam-basa (metabolik asidosis)

Metabolik asidosis terjadi karena :

a. Kehilangan Na-bikarbonat bersama feses

b. Adanya ketosis kelaparan. Metabolisme lemak yang tidak sempurna

sehingga benda keton tertimbun dalam tubuh.

c. Terjadi penimbunan asam laktat karena adanya anoksia jaringan.

d. Produk metabolisme yang bersifat asam meningkat karena tidak

dapat dikeluarkan oleh ginjal.

e. Pemindahan ion Na dari cairan ekstraselular ke dalam cairan

intraselular.

Secara klinis asidosis dapat diketahui dengan memperhatikan pernapasan,

pernapasan bersifat cepat, teratur dan dalam yang disebut pernapasan kuszmaull.

Pernapasan ini merupakan homeostasis respiratorik yaitu usaha dari tubuh untuk

mempertahankan pH darah.

3. Hipoglikemia

Pada anak-anak dengan gizi baik/cukup, hipoglikemia ini jarang terjadi,

lebih sering terjadi pada anak yang sebelumnya sudah menderita KEP. Hal ini

terjadi karena :

a. Penyimpanan/persediaan glikogen dalam hati terganggu

b. Adanya gangguan absorbsi glukosa.

Page 20: gantroenteritis

20

Gejala hipoglikemia dapat muncul jika kadar glukosa darah menurun

sampai 40 mg% pada bayi dan 50 mg% pada anak-anak. Gejala hipoglikemia

tersebut berupa: lemas, apatis, peka rangsang, tremor, pucat, berkeringat, syok,

kejang sampai koma.

4. Gangguan gizi

Sewaktu anak menderita diare, sering terjadi gangguan gizi dengan akibat

terjadinya penurunan berat badan dalam waktu singkat. Hal ini disebabkan karena:

a. Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare dan/atau

muntahnya akan bertambah berat.

b. Walaupun susu diteruskan, sering diberikan dengan pengenceran.

c. Makanan yang diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorbsi

dengan baik karena adanya hiperperistaltik.

5. Gangguan sirkulasi

Sebagai akibat diare dengan/tanpa disertai muntah, dapat terjadi gangguan

sirkulasi darah berupa rejatan (shock) hipovolemik. Akibatnya perfusi jaringan

berkurang dan terjadi hipoksia dan asidosis bertambah berat. Kemudian dapat

mengakibatkan perdarahan di otak yang menimbulkan turunnya kesadaran

(soporokomatusa) dan bila tidak segera ditangani penderita dapat meninggal.

3.8 Pengobatan Diare

Prinsip penatalaksanaan penderita diare adalah: 5

a. Mencegah terjadinya dehidrasi

Page 21: gantroenteritis

21

Salah satu komplikasi yang paling sering terjadi adalah dehidrasi.

Mencegah terjadinya dehidrasi dapat dilakukan mulai dari rumah dengan

memberikan minum lebih banyak dengan rumah tangga yang dianjurkan,

seperti air tajun, kuah sayur, air sup, air teh. Bila tidak memberikan cairan

rumah tangga yang dianjurkan, berikan air matang. Jangan diberikan cairan

yang osmolaritasnya tinggi, yaitu yang terlalu manis sepeti soft drink.

b. Mengobati dehidrasi

Bila terjadi dehidrasi terutama pada anak balita, penderit harus segera

dibawa ke petugas kesehatan atau sarana kesehatan untuk mendapatkan

pengobatan yang cepat dan tepat, yaitu dengan oralit. Bila terjadi dehidrasi

berat, penderita harus segera diberikan cairan intravena dengan Ringer Laktat

sebelum dilanjutkan terapi oral.

c. Pemberian ASI / makanan

Pemberian ASI / makanan selama serangan diare bertujuan untuk

memberikan gizi pada penderita terutama bertujuan agar anak tetap kuat dan

tumbuh serta mencegah berkurangnya berat badan.

d. Pemberian Zinc

Zinc merupakan salah satu mikronutrien yang penting dalam tubuh. Lebih

dari 90 macam enzim dalam tubuh memerlukan zinc sebagai kofaktornya,

termasuk enzim superoksida dismutase (Linder,1999). Enzim ini berfungsi

untuk metabolisme radikal bebas superoksida sehingga kadar radikal bebas

ini dalam tubuh berkurang. Pada proses inflamasi, kadar radikal bebas

Page 22: gantroenteritis

22

superoksida meningkat, sehingga dapat merusak berbagai jenis jaringan

termasuk jaringan epitel dalam usus (Cousins et al, 2006).

Zinc  yang ada dalam tubuh akan hilang dalam jumlah besar pada saat

seorang anak menderita diare. Dengan demikian sangat diperlukan pengganti

zinc yang hilang dalam proses kesembuhan seorang anak dan untuk menjaga

kesehatannya di bulan-bulan mendatang. 6

Mulai tahun 2004, WHO-UNICEF merekomendasikan suplemen Zinc

untuk terapi diare karena suplementasi zinc telah terbukti menurunkan jumlah

hari lamanya seorang anak menderita sakit, menurunkan tingkat keparahan

penyakit tersebut, serta menurunkan kemungkinan anak kembali mengalami

diare 2-3 bulan berikutnya. 8

Adapun cara pemberian Tablet Zinc yaitu :

Untuk bayi usia di bawah 6 bulan berikan setengah tablet zinc (10mg)

sekali sehari selama sepuluh hari berturut-turut.

Untuk anak usia 6 bulan ke atas berikan satu tablet zinc (20 mg) sekali

sehari selama sepuluh hari berturut-turut.

Larutkan tablet tersebut dengan sedikit (beberapa tetes) air matang atau

ASI dalam sendok teh.

Jangan mencampur tablet zinc dengan oralit

Tablet harus diberikan selama sepuluh hari penuh (walaupun diare telah

berhenti sebelum 10 hari)

Page 23: gantroenteritis

23

Apabila anak muntah sekitar setelah jam setelah pemberian tablet zinc,

berikan lagi tablet zinc dengan cara memberikan potongan lebih kecil dan

berikan beberapa kali hingga satu dosis penuh.

Bila anak menderita dehidrasi berat dan memerlukan cairan infus,tetap

berikan tablet zinc segera setelah anak dapat minum atau makan.

e. Pemberian Probiotik

Probiotik adalah suatu suplemen makanan, yang mengandung bakteri atau

jamur yang tumbuh sebagai flora normal dalam saluran pencernaan manusia,

yang bila diberikan sesuai indikasi dan dalam jumlah adekuat diharapkan

dapat memberikan keuntungan bagi kesehatan dengan cara meningkatkan

kolonisasi bakteri probiotik didalam lumen saluran cerna sehingga seluruh

epitel mukosa usus telah diduduki oleh bakteri probiotik melalui reseptor

dalam sel epitel usus.

Dengan mencermati penomena tersebut bakteri probiotik dapat dipakai

dengan cara untuk pencegahan dan pengobatan diare baik yang disebabkan

oleh Rotavirus maupun mikroorganisme lain, speudomembran colitis maupun

diare yang disebabkan oleh karena pemakaian antibiotika yang tidak rasional

(antibiotik asociated diarrhea ) dan travellers’s diarrhea.

Terdapat banyak laporan tentang penggunaan probiotik dalam tatalaksana

diare akut pada anak. Hasil meta analisa Van Niel dkk menyatakan

lactobacillus aman dan efektif dalam pengobatan diare akut infeksi pada anak,

menurunkan lamanya diare kira-kira 2/3 lamanya diare, dan menurunkan

frekuensi diare pada hari ke dua pemberian sebanyak 1-2 kali. Kemungkinan

Page 24: gantroenteritis

24

mekanisme efekprobiotik dalam pengobatan diare adalah : Perubahan

lingkungan mikro lumen usus, produksi bahan anti mikroba terhadap

beberapa patogen, kompetisi nutrien, mencegah adhesi patogen pada

anterosit, modifikasi toksin atau reseptor toksin, efektrofik pada mukosa usus

dan imunno modulasi.

Terdapat berbagai macam jenis probiotik yang hingga saat ini sering

digunakan sebagai suplemen. Golongan yang paling banyak digunakan adalah

Lactic Acid Bacteria (LAB). Golongan LAB dapat mengubah gula dan

karbohidrat menjadi asam laktat, yang berfungsi menurunkan kadar pH

saluran gastrointestinal, sehingga menghambat pertumbuhan bakteri patogen.

Contoh strain golongan LAB adalah Lactobacillus dan Bifidobacterium.

f. Pemberian Antibiotik

Sebagian besar kasus diare tidak memerlukan pengobatan dengan

antibiotika oleh karena pada umumnya sembuh sendiri (self limiting).

Antibiotik hanya diperlukan pada sebagian kecil penderita diare misalnya

kholera shigella, karena penyebab terbesar dari diare pada anak adalah virus

(Rotavirus). Kecuali pada bayi berusia di bawah 2 bulan karena potensi

terjadinya sepsis oleh karena bakteri mudah mengadakan translokasi kedalam

sirkulasi, atau pada anak/bayi yang menunjukkan secara klinis gajala yang

berat serta berulang atau menunjukkan gejala diare dengan darah dan lendir

yang jelas atau segala sepsis.

Page 25: gantroenteritis

25

Anti motilitis seperti difenosilat dan loperamid dapat menimbulkan

paralisis obstruksi sehingga terjadi bacterial overgrowth, gangguan absorpsi

dan sirkulasi.

Beberapa antimikroba yang sering dipakai antara lain:

Kolera : Tetrasiklin 12,5mg/kgBB/ dibagi 3 dosis (3 hari) atau

Erytromycin 12,5 mg/kgBB 4x sehari selama 3 hari

Shigella : Ciprofloxacin 15 mg/kgBB 2x sehari selama 3 hari atau

Ceftriaxone 50-100 mg/kgBB 1x sehari IM selama 2-5 hari.

Amebiasis : Metronidasol 10mg/kg/ 3x sehari selama 5 hari (10 hari pada

kasus berat), Untuk kasus berat : Dehidro emetin hidrokhlorida 1-1,5

mg/kg (maks 90mg)(im) s/d 5 hari tergantung reaksi (untuk semua umur)

Giardiasis : Metronidazole 5mg/kgBB 3x sehari selama 5 hari.

g. Mengobati masalah lain

Obat-obatan “anti diare” dan anti muntah tidak boleh diberikan pada anak

dengan diare. Anti diare tidak dianjurkan karena belum adanya bukti mengenai

diare yang berdaya guna, sehingga penggunaan anti diare hanya menimbulkan

beban biaya.

h. Pemberian nasehat

Pemberian nasehat kepada orang tua anak (pengasuh) untuk segera

membawa anaknya kepada petugas kesehatan bila anak tidak membaik dalam 3

hari atau menderita sebagai berikut:

Buang air besar cair lebih sering

Muntah berulang-ulang

Page 26: gantroenteritis

26

Rasa haus yang nyata

Makan atau minum sedikit

Demam

Tinja berdarah

3.9 Tatalaksana Nutrisi Pada Diare

Ibu perlu dibimbing tentang cara pemberian makanan yang baik pada

anak, mengajari pentingnya meneruskan pemberian makanan penuh selama diare

dan membantu usaha mereka untuk mengikuti anjuran ini. Empat kunci utama

tatalaksana gizi diare yang benar:

Menilai status gizi

Memberi makanan yang tepat pada saat episode diare

Memberi makanan yang tepat pada waktu penyembuhan dengan tindak

lanjutnya.

Komunikasi yang efektif tentang anjuran diet kepada ibu.

Pemberian ASI selama diare tidak boleh di kurangi atau di hentikan tetapi

diperbolehkan sesering atau selama anak menginginkannya. ASI harus di berikan

untuk menambah larutan oralit. Susu sapi atau formula yang biasa di terima bila

timbul dehidrasi maka pemberian susu harus di hentikan selama rehidrasi untuk

4-6 jam dan kemudian dilanjutkan lagi. Makanan lunak bila anak berumur 4 bulan

atau lebih sudah bisa menerima makanan lunak, makanan ini harus di teruskan.

Bayi umur 6 bulan atau lebih harus mulai di berikan makanan lunak bila belum

pernah di beri. Bila timbul dehidrasi makanan ini harus di hentikan 4 – 6 jan untuk

rehidrasi untuk kemudian di lanjutkan lagi. Paling tidak separuh makanan diet

Page 27: gantroenteritis

27

harus berasal dari makanan porsi kecil tetapi sering (6 kali atau lebih) dan

mereka harus di bujuk untuk makan.

3.10 Pencegahan Diare

Penatalaksanaan kasus yang benar, yang terdiri dari upaya rehidrasi oral

dan pemberian makanan dapat mengurangi efek buruk diare yang meliputi

dehidrasi, kekurangan gizi dan resiko kematian. Cara-cara lain juga dibutuhkan,

untuk mengurangi insidensi diare, yaitu intervensi yang selain mengurangi

penyebaran mikroorganisme penyebab diare juga meningkatkan resistensi anak

terhadap infeksi kuman ini.

Sejumlah intervensi telah diusulkan untuk mencegah diare pada anak,

kebanyakan meliputi cara yang berhubungan dengan cara pemberian makanan

kepada bayi, kebersihan perseorangan, kebersihan makanan, penyediaan air

bersih, pembuangan tinja yang aman dan imunisasi. Ada 7 cara diidentifikasi

sebagai sasaran untuk promosi, yaitu:

1. Pemberian ASI

2. Perbaikan makanan pendamping ASI

3. Penggunaan air bersih untuk kebersihan dan untuk minum

4. Cuci tangan

5. Penggunaan jamban

6. Pembuangan tinja bayi yang aman

7. Imunisasi campak.

Page 28: gantroenteritis

28

Page 29: gantroenteritis

29

Page 30: gantroenteritis

30

Page 31: gantroenteritis

31

BAB 4PENUTUP

Telah dilaporkan sebuah kasus diduga diare pada seorang anak laki - laki

berusia 4 bulan dengan berat badan 6,6 kg yang dirawat di bangsal ruang anak

RSUD Cut Meutia. Diagnosa diare ditegakkan berdasarkan anamnesa yang

dilakukan pada ibu dan ayah kandung pasien dan dari hasil pemeriksaan fisik

yang didapatkan pada pasien, yakni BAB cair >5 kali dalam sehari, tinja cair,

sekali BAB kurang lebih ¼ gelas aqua, warna tinja kekuningan, tidak dijumpai

darah dan lendir, disertai muntah lebih dari 4 kali sebanyak ¼ gelas aqua berisi

makanan dan minuman yang dimakan anak juga rewel dan gelisah. Status gizi

anak sendiri tergolong gizi baik. Dapat disimpulkan bahwa anak diduga

mengalami infeksi akut oleh virus.

Page 32: gantroenteritis

32

DAFTAR PUSTAKA

1. Behrman, R.E et.all. Nelson Textbook of Pediatrics. 17th edition.

International Edition. Saunders 2004. p 1239-1241

2. Budiarso, Aswita.dkk. Buku Pedoman Pengendalian Penyakit Diare .

Jakarta: Departement Kesehatan R.I PPM & PLP. 2009

3. Depatemen Kesehatan. Diare Pada Anak . Kamis, 31 September 2010

www.depkes.go.id

4. Ganna, Herry. Melinda, Heda. Ilmu Kesehatan Anak Pedoman Diagnosis

dan Terapi. Edisi 3. Bandung : 2005

5. Santoso, N. Budi, Diare Pada Bayi Dan Anak, Lab/SMF. Ilmu Kesehatan

Anak FK. Unibraw/RSU Dr. Saiful Anwar Malang. 2001

6. Pusponegoro. H, dkk. Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Edisi I.

Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2004

7. Rasad S., 2005, Radiologi Diagnostik (2nd edition), Balai Penerbit

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta

8. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak, 1985, Buku Kuliah 3 Ilmu Kesehatan

Anak. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta