gambaran ringkas uu 28 2009 pdrd
TRANSCRIPT
1
Gambaran RingkasUU No. 28-2009 Tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Disampaikan oleh:drs. Haryanto Kadi, MSc
Direktorat Jenderal PerbendaharaanDepartemen Keuangan RI
Tahun 2009
2
LATAR BELAKANG
• OTONOMI DAERAH daerah mampu menggali sumber keuangan dlm rangka pembiayaan pembangunan
• Sumber-sumber pendapatan daerah potensial harus digali
3
DASAR HUKUM
1. UU No. 32/2004 (UU No. 22/1999) : Pemerintahan Daerah
2. UU No. 33/2004 (UU No. 25/1999) : Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah
3. UU No. 28/2009 (UU No.34/2000 : Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
4. (PP No. 65 tahun 2001 : Pajak Daerah)
5. (PP No. 66 tahun 2001 : Retribusi Daerah)
6. (Kepmendagri No. 43 tahun 1999 : Sistem dan Prosedur Adm. Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Penerimaan Pendapatan Lain-Lain)
7. (Kepmendagri No. 27 tahun 2002 : Alokasi Biaya Pemungutan Pajak Daerah)
4
TATA URUTAN TATA URUTAN PERUNDANG-UNDANGANPERUNDANG-UNDANGAN
UUD 1945UUD 1945 Ketetapan MPR RIKetetapan MPR RI Undang-Undang (UU)Undang-Undang (UU) Peraturan Pemerintah Pengganti UU Peraturan Pemerintah Pengganti UU
(Perpu)(Perpu) Peraturan Pemerintah (PP)Peraturan Pemerintah (PP) Peraturan Presiden (Perpres)Peraturan Presiden (Perpres) Peraturan Daerah (Perda)Peraturan Daerah (Perda)
TAP MPR RI NO. III/MPR/2000TAP MPR RI NO. III/MPR/2000TANGGAL 18 AGUSTUS 2000 Ps. 2 :TANGGAL 18 AGUSTUS 2000 Ps. 2 :
5
Surat Menteri Kehakiman dan HAM Nomor M.UM.01.06-27
tanggal 23 Pebruari 2000
Keputusan Menteri (Kepmen) tetap mempunyai kedudukan lebih tinggi dari
Perda sepanjang materi muatan Kepmen (substansi) adalah merupakan
pendelegasian dari UU, PP maupun Keppres.
6
UU No. 32 Tahun 2004 dan UU No. 33 Tahun UU No. 32 Tahun 2004 dan UU No. 33 Tahun 20042004
PENERIMAAN
Pendapatan Daerah
Pembiayaan Daerah
PAD•Pajak Daerah
•Retribusi Daerah
•Hasil Pengelolaan Keayaan Daerah yg
Dipisahkan
•Lain-lain PAD yg Sah
Dana Perimbangan
•DBH
•DAU
•DAK
Lain-lain Pendapatan
•Pendapatan Hibah
•Pendapatan Dana Darurat
•SILPA
•Pinjaman Daerah
•Cadangan Daerah
•Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yg Dipisahkan
•Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yg Tidak Dipisahkan
•Jasa Giro
•Pendapatan Bunga
•Keuntungan Selisih
Kurs
•Komisi,Potongan
dan sejenisnya
Ps 5 - 6
7
DEFINISI
Menurut UU No. 28 tahun 2009 :
Pajak Daerah adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Retribusi Daerah adalah pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau Badan.
JENIS – JENIS PAJAK DAERAHMenurut UU No 28 tahun 2009
NO Pajak Provinsi Pajak Kabupaten/Kota
1 Pajak Kendaraan Bermotor Pajak Hotel
2 BBN Kendaraan Bermotor Pajak Restoran
3 Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
Pajak Hiburan
4 Pajak Air Permukaan Pajak Reklame
5 Pajak Rokok Pajak Penerangan Jalan
6 - Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan
7 - Pajak Parkir
8 - Pajak Air Tanah
9 - Pajak Sarang Burung Walet
10 - Pajak Bumi Bangunan Perdesaan dan Perkotaan
11 - Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan
8
9
LARANGAN PEMUNGUTAN PAJAK
Daerah dilarang memungut pajak selain jenis Pajak sebagaimana telah diatur dalam UU No. 28-2009.
Apabila potensinya kurang memadai dan/atau disesuaikan dengan kebijakan Daerah yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
JENIS PAJAK DAPAT TIDAK DIPUNGUT
10
JENIS – JENIS RETRIBUSI DAERAH
Menurut UU No 28 tahun 2009
1.Retribusi Jasa Umum
2.Retribusi Jasa Usaha
3.Retribusi Perizinan Tertentu
11
SUBJEKSUBJEKOrang pribadi atau badan yg menggunakan/
menikmati pelayanan jasa umum ybs.JENIS RETRIBUSI JASA UMUMJENIS RETRIBUSI JASA UMUM
1. Retribusi Pelayanan Kesehatan
2. Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan
3. Retribusi Penggantian Biaya Cetak KTP dan Akte Catatan Sipil
4. Retribusi Pelayanan Pemakaman & Pengabuan Mayat
5. Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum
6. Retribusi Pelayanan Pasar
7. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor
8. Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran
9. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta
10. Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus
11. Retribusi Pengolahan Limbah Cair
12. Retribusi Pelayanan Tera atau Tera Ulang
13. Retribusi Pelayanan Pendidikan
14. Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi
12
II. RETRIBUSI JASA USAHAII. RETRIBUSI JASA USAHA
PENGERTIAN
Retribusi atas jasa yg disediakan oleh Pemda dengan menganut prinsip komersial karena pada dasarnya dapat pula disediakan oleh sektor swastaOBJEKOBJEK
Pelayanan yg disediakan oleh Pemda dgn menganut prinsip komersial yang meliputi:a.pelayanan dengan menggunakan/memanfaatkan kekayaan Daerah yang belum dimanfaatkan secara optimal; dan/ataub.pelayanan oleh Pemerintah Daerah sepanjang belum disediakan secara memadai oleh pihak swasta.
13
SUBJEKSUBJEK
Orang pribadi atau badan yang menggunakan/
menikmati pelayanan jasa usaha ybs.
JENIS RETRIBUSI JASA USAHA
1. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah
2. Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan
3. Retribusi Tempat Pelelangan
4. Retribusi Terminal
5. Retribusi Tempat Khusus Parkir
14
6. Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Villa
7. Retribusi Rumah Potong Hewan
8. Retribusi Pelayanan Kepelabuhan
9. Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga
10.Retribusi Penyeberangan di Air
11.Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah
15
JENIS RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTUJENIS RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU
1. Retribusi Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
2. Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol
3. Retribusi Izin Gangguan
4. Retribusi Izin Trayek
5. Retribusi Izin Usaha Perikanan
16
RETRIBUSI LAIN-LAINRETRIBUSI LAIN-LAIN
Selain jenis retribusi yang ditetapkan dalam UU ini, dengan Peraturan Daerah dapat ditetapkan jenis retribusi lainnya sesuai kriteria:Retribusi Jasa Umum:1.Retribusi Jasa Umum bersifat bukan pajak dan bersifat bukan Retribusi Jasa Usaha atau Retribusi Perizinan Tertentu;2.jasa yang bersangkutan merupakan kewenangan Daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi;3.jasa tersebut memberi manfaat khusus bagi orang pribadi atau Badan yang diharuskan membayar retribusi, disamping untuk melayani kepentingan dan kemanfaatan umum;
4. jasa tersebut hanya diberikan kepada orang pribadi atau Badan yang membayar retribusi dengan memberikan keringanan bagi masyarakat yang tidak mampu;
5. Retribusi tidak bertentangan dengan kebijakan nasional mengenai penyelenggaraannya;
6. Retribusi dapat dipungut secara efektif dan efisien, serta merupakan salah satu sumber pendapatan Daerah yang potensial; dan
7. pemungutan Retribusi memungkinkan penyediaan jasa tersebut dengan tingkat dan/atau kualitas pelayanan yang lebih baik.
17
18
Retribusi Jasa Usaha:1.Retribusi Jasa Usaha bersifat bukan pajak dan bersifat bukan Retribusi Jasa Umum atau Retribusi Perizinan Tertentu; dan2.jasa yang bersangkutan adalah jasa yang bersifat komersial yang seyogyanya disediakan oleh sector swasta tetapi belum memadai atau terdapatnya harta yang dimiliki/dikuasai Daerah yang belum dimanfaatkan secara penuh oleh Pemerintah Daerah.
19
Retribusi Perizinan Tertentu:1.perizinan tersebut termasuk kewenangan pemerintahan yang diserahkan kepada Daerah dalam rangka asas desentralisasi;2.perizinan tersebut benar-benar diperlukan guna melindungi kepentingan umum; dan3.biaya yang menjadi beban Daerah dalam penyelenggaraan izin tersebut dan biaya untuk menanggulangi dampak negatif dari pemberian izin tersebut cukup besar sehingga layak dibiayai dari retribusi perizinan; ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
PENGAWASAN DAN PEMBATALANPERATURAN DAERAH TENTANG PAJAK DAN RETRIBUSI
7) Jika provinsi/kabupaten/kota tidak dapat menerima keputusan pembatalan Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat 5) dengan alasan-alasan yang dapat dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan, Kepala Daerah dapat mengajukan keberatan kepada Mahkamah Agung.
8) Jika keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat 7) dikabulkan sebagian atau seluruhnya, putusan Mahkamah Agung tersebut menyatakan Peraturan Presiden menjadi batal dan tidak mempunyai kekuatan hukum.
9) Jika Pemerintah tidak mengeluarkan Peraturan Presiden untuk membatalkan Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat 5), Peraturan Daerah dimaksud dinyatakan berlaku.
20
Sanksi Apabila penyampaian Rancangan Peraturan Daerah
provinsi tentang Pajak dan Retribusi yang telah disetujui bersama oleh gubernur dan DPRD provinsi kepada Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan lebih dari 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak tanggal persetujuan,
Apabila penyampaian Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota tentang Pajak dan Retribusi yang telah disetujui bersama oleh bupati/walikota dan DPRD kabupaten/kota kepada Gubernur lebih dari 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak tanggal persetujuan,
21
dikenakan sanksi berupa penundaan atau pemotongan Dana Alokasi Umum dan/atau Dana Bagi Hasil atau restitusi.
22
Selesai
Terima Kasih
drs. Haryanto Kadi, MScHP. 0811 87 3935