gambaran pengobatan pasien anak demam berdarah

18
http://etd.eprints.ums.ac.id/2220/1/K100000168.pdf GAMBARAN PENGOBATAN PASIEN ANAK DEMAM BERDARAH DENGUE DI RUMAH SAKIT DR.OEN SOLO BARU PERIODE JANUARI – JUNI 2002 Skripsi ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Di Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta Disusun Oleh : RAHAYU SETIATI NIM : K.100 000 168 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2006 40 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Demam Berdarah Dengue adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh 4 serotipe virus dengue yang termasuk dalam famili flaviviridae, yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti, A. albopictus, A. polynesiensis dan beberapa spesies A. scuttelaris. Secara klinis DBD ditandai dengan adanya manifestasi perdarahan yang dapat berkembang menjadi renjatan (Dengue Shok Syndrom / DSS) yang berakibat fatal. Penyakit ini umumnya menyerang anakanak yang berumur 1-12 tahun, sehingga sering disebut penyakit anak. Namun pada perkembangannya, semakin banyak ditemukan pada golongan umur diatas 12 tahun, bahkan orang dewasa pun dapat terserang penyakit ini (Pasaribu,1992). Demam Berdarah Dengue pertama kali ditemukan di Filipina pada tahun 1953, Thailand pada tahun 1958, Malaysia, Singapura dan Vietnam pada tahun 1953-1964 (Wiradharma,1999).

Upload: felisia-pasla

Post on 30-Jun-2015

257 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: GAMBARAN PENGOBATAN PASIEN ANAK DEMAM BERDARAH

http://etd.eprints.ums.ac.id/2220/1/K100000168.pdf

GAMBARAN PENGOBATAN PASIEN ANAK DEMAM BERDARAHDENGUE DI RUMAH SAKIT DR.OEN SOLO BARUPERIODE JANUARI – JUNI 2002Skripsi ini Disusun Guna Memperoleh GelarSarjana Strata Satu Di Fakultas FarmasiUniversitas Muhammadiyah SurakartaDisusun Oleh :RAHAYU SETIATINIM : K.100 000 168FAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA200640BAB IPENDAHULUANA.Latar Belakang MasalahDemam Berdarah Dengue adalah penyakit infeksi akut yang disebabkanoleh 4 serotipe virus dengue yang termasuk dalam famili flaviviridae, yangditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti, A. albopictus, A. polynesiensisdan beberapa spesies A. scuttelaris. Secara klinis DBD ditandai dengan adanyamanifestasi perdarahan yang dapat berkembang menjadi renjatan (Dengue ShokSyndrom / DSS) yang berakibat fatal. Penyakit ini umumnya menyerang anakanakyang berumur 1-12 tahun, sehingga sering disebut penyakit anak. Namunpada perkembangannya, semakin banyak ditemukan pada golongan umur diatas12 tahun, bahkan orang dewasa pun dapat terserang penyakit ini (Pasaribu,1992).Demam Berdarah Dengue pertama kali ditemukan di Filipina pada tahun1953, Thailand pada tahun 1958, Malaysia, Singapura dan Vietnam pada tahun1953-1964 (Wiradharma,1999).Di wilayah Caribia pada tahun 1827-1828 terjadi wabah dengan gejalaexanthem dan arthralgia, setelah dilakukan telaah terhadap gejala klinis darikejadian-kejadian zaman dahulu tersebut, maka disimpulkan bahwa wabah diBatavia dan wabah yang terjadi di daerah Caribia adalah Demam Chikungunnya.Pada abad 19 mulai dilaporkan adanya kejadian wabah dengan gejala panas danperdarahan diikuti shock dan kematian misalnya wabah yang terjadi diQueensland tahun 1897 dan wabah yang terjadi di Yunani pada tahun 192840dengan 1.250 orang meninggal, juga wabah pada saat perang Turki tahun 1922.Pembuktian bahwa kejadian-kejadian tersebut diatas adalah DHF/DSS harusdengan sabar menunggu sampai dapat dibuktikan bahwa virus sebagai factoretiologis. Baru pada tahun 1940 virus dangue dapat diisolir yaitu type 1 dan type2 dan pada tahun 1950 untuk type 3 dan type 4 pada tahun 1954. Ahli kesehatananak Filipina yang diikuti oleh rekannya di Asia Tenggara mendapatkan bahwaDHF/DSS disebabkan oleh virus Dengue. Istilah Dengue sendiri berasal daribahasa Swahili yaitu “Ki Denga Popo “ yang artinya serangan tiba-tiba berupakejang-kejang yang disebabkan oleh pengaruh roh jahat yang dalam bahasasepanyol menjadi Dengue (Partana,1970).Di Indonesia, pertama kali dijumpai di RS. Dr. Sutomo Surabaya danRS.Sumber Waras di Jakarta pada tahun 1968 dengan jumlah kasus 58 anak, 24 di

Page 2: GAMBARAN PENGOBATAN PASIEN ANAK DEMAM BERDARAH

antaranya meninggal. Jumlah penderita menunjukkan kecenderungan meningkatdari tahun ke tahun, dan menjadi salah satu masalah dalam kesehatan masyarakat.Hal- hal yang menyebabkan masalah adalah kematiannya yang tinggi danmudahnya penyebaran penyakit. Pada tahun 1973 jumlah kasus sebesar 10.189dan pada tahun 1987 meningkat menjadi sebesar 23.846 kasus dan 1.105 (4,7%)kematian, sedangkan tahun 1988 dicapai angka 45.791 kasus dengan 1.432(3,1%) kematian. Kejadian luar biasa telah terjadi pada tahun 1987 di 13 propinsipada 44 daerah tingkat II, dan pada tahun 1988 kejadian luar biasa terjadi di 12propinsi meliputi 65 daerah tingkat II. Organisasi Kesehatan sedunia yaitu WHOmemperkirakan insidensi penyakit DBD adalah sekitar 100 juta kasus tiap tahun.(Wiradharma, 1999).40Kenyataan bahwa angka kematian selama tiga dekade ini telah menurunmeskipun angka kejadian penyakit tetap bertambah, menunjukkan bahwa paraklinisi telah berhasil menurunkan angka kematian dirumah sakit denganmenajemen yang kuat meskipun patogenesis DBD belum diketahui sepenuhnyadengan pasti. Walaupun demikian angka kematian DBD berat masih makintinggi, sehingga para klinisi harus lebih terampil dalam pengenalan dini DBD danmemperbaiki penatalaksanaan DBD dalam upaya penurunan angka kematianDBD. Dewasa ini banyak pula dilaporkan DBD dengan manifestasi kliniklangka/tidak lazim (Samsi,2001).Rumah Sakit DR.Oen Solo Baru merupakan salah satu rumah sakit swastakelas madya di Surakarta. Hasil analisis situasi mengenai Gambaran penyakit diRumah Sakit DR.Oen Solo Baru pada tahun 2002 menunjukkan bahwa, penyakitDBD menempati urutan ke empat dalam sepuluh besar penyakit anak yang terdiridari 108 pasien (Anonim,2002 b ).Dilihat masih tingginya angka kejadian penyakit DBD, maka penulismerasa tertarik mengangkat kasus ini sebagai permasalahan yang perlu diteliti,khususnya pada pasien anak DBD.Pemberantasan vector Demam Berdarah Dengue dapat dilakukan dengancara menggunakan insektisida dan tanpa mengunakan insektisida. Keberhasilandan efektifitas upaya pemberantasan DBD jangka panjang dipengaruhi olehberbagai faktor meliputi sanitasi lingkungan, perumahan, kepadatan penduduk,penyediaan air bersih yang cukup dan sebagainya. Program jangka pnanjang ini40seyogyanya dilandasi dengan pendidikan kesehatan atau kebersihan kepadapenduduk dan meningkatkan peran serta masyarakat (Anonim,1990).Pengobatan Demam Berdarah Dengue hanya bersifat simtomatik dansuportif. Secara simtomatik yaitu dengan memberikan cairan yang cukup. Cairandiberikan untuk mengurangi rasa haus dan dehidrasi akibat demam tinggi,anoreksia dan muntah, pada prinsipnya pengobatan yang utama dan yangterpenting adalah mengatasi penyakit dasarnya kemudian pertimbangan mengenaipengobatan simtomatik DBD, adapun pemantauan yang dilakukan meliputikeadaan umum, suhu, tekanan darah, nadi, pernapasan, monitoring hematokritdan trombosit (Anonim ,2002 a )Berdasarkan telaah penulis, penelitian tentang gambaran pengobatanpasien anak Demam Berdarah Dengue di Rumah Sakit Dr.Oen Solo Baru periodeJanuari – Juni 2002 belum pernah dilakukan. Penelitian serupa pernah dilakukandi RS. Panti Rini oleh Arianto yang berjudul Pola Pengobatan Penyakit DemamBerdarah Dengue pada pasien rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta.

Page 3: GAMBARAN PENGOBATAN PASIEN ANAK DEMAM BERDARAH

Penelitian ini berbeda dengan penelitian terdahulu dalam hal subyek, rancanganpenelitian, tempat, periode penelitian, dimana penelitian ini dilakukan padasubyek anak, dengan rancangan penelitian deskriftif analitis, di Rumah SakitDr.Oen Solo Baru, dan pada periode Januari – Juni 2002 ( Arianto,1999 ).40B. Rumusan MasalahRumusan masalah pada penelitian ini adalah seperti apakah gambaranpengobatan pasien anak Demam Berdarah Dengue di Rumah Sakit Dokter OenSolo Baru Pada Bulan Januari – Juni 2002 ?C. Tujuan PanelitianPenelitian yang dilaksanakan di unit rawat inap Rumah Sakit DR.OenSolo Baru ini mempunyai tujuan umum dan tujuan khusus.1. Tujuan umumMengetahui Gambaran pengobatan pasien Demam Berdarah Dengue diRumah Sakit DR.Oen Solo Baru periode Januari sampai Juni 20022. Tujuan khususMengetahui Gambaran pengobatan yang meliputi :a. Karakteristik pasien (kelompok umur dan jenis kelamin)b. Jumlah obat yang digunakanc. Golongan jenis obat yang digunakand. Bentuk sediaan dan cara pemberian obate. Indikasi obatD. Manfaat PenelitianDengan mengetahui gambaran pengobatan penyakit Demam BerdarahDengue, diharapkan bisa menjadi salah satu pedoman atau dasar evaluasi bagi40Rumah Sakit DR.Oen Solo Baru dalam proses pengobatan pasien anak DemamBerdarah Dengue.E. Tinjauan Pustakaa.Demam Berdarah Dengue1. DefinisiDemam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh 4serotife virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti,A albopictus, A.polynesiensis dan beberapa spesies A.scuttellaris. penyakitDBD ditandai oleh demam tinggi yamg berlangsung akut disertai denganperdarahan dan dapat menimbulkan renjatan (shok) yang mengakibatkankematian. Perdarahan yang terjadi dapat keluar dari tubuh melalui hidung,lubang dubur, atau tanda - tanda perdarahan yang dapat terlihat dibawah kulityang berupa bintik- bintik merah (Prabu,1996).Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi akut yangdisebabkan 4 serotipe virus dengue yang termasuk dalam familia Flaviviridae.Di Indonesia penularan penyakit ini terjadi melalui gigitan nyamuk Aedesaegypti dan Aedes albopictus. Secara klinis penyakit DBD ditandai denganadanya manifestasi perdarahan yang dapat berkembang menjadi renjatan yangberakibat fatal. Penyakit ini umumnya menyerang anak-anak yang berumur 1-12 tahun, sehingga sering disebut penyakit anak. Namun padaperkembangannya, semakin banyak ditemukan pada golongan umur diatas 15tahun, bahkan orang dewasa pun dapat diserang penyakit ini (Pasaribu,1992).40Mekanisme sebenarnya tentang patofisiologi, hemodinamika dan

Page 4: GAMBARAN PENGOBATAN PASIEN ANAK DEMAM BERDARAH

perubahan biokimia pada DBD hingga kini belum diketahui secara pasti,karena sukarnya mendapatkan binatang percobaan yang dapat digunakanuntuk menimbulkan gejala klinis DBD seperti pada manusia. Sebagian besarahli masih menganut The Secondary Heterologous Infection Hypothesis yaitubahwa DBD dapat terjadi apabila seseorang setelah terinfeksi dengan virusDengue pertama kali kemudian mendapat infeksi ulangan dengan tipe virusDengue yang berlainan (Hadinegoro,1999).Akibat infeksi kedua oleh tipe virus Dengue yang berlainan padaseseorang yang mempunyai kadar antibody anti Dengue yang rendah, responantibody anamnestik yang terjadi dalam waktu beberapa hari mengakibatkanproliferasi dan tranformasi limfosit imun sehingga menghasilkan titer tinggiantibody IgG anti Dengue. Disamping itu replikasi virus Dengue terjadi jugadalam limfosit yang bertranformasi sehingga mengakibatkan virus bertambahbanyak (Sumarmo,1990).Hal ini mengakibatkan terbentuknya kompleks antigen – antibody(virus – antibody complex) yang selanjutnya akan mengaktifkan sistemkomplemen. Pelepasan mediator kimia C3 dan C5 menyebabkan meningginyapermeabilitas dinding pembuluh darah dan menghilangnya plasma dapatberkurang sampai lebih dari 30 % dan berlangsung 24-48 jam. Renjatan yangtidak ditanggulangi secara kuat akan menimbulkan anoksia jaringan, asidosismetabolik, dan kematian. Fenomena patofisiologi utama menentukan beratpenyakit dan membedakan Demam Berdarah Dengue dari Dengue klasik40yaitu meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah, menurunnyavolume plasma, hipotensi, trombositopeni, dan diatesis hemoragik(Sumarmo,1990).Pada kasus berat, renjatan terjadi secara akut.Nilai hematokritmeningkat bersama dengan menghilangnya plasma melalui endotel dindingpembuluh darah. Meningkatnya nilai hematokrit pada penderita denganrenjatan menimbulkan dugaan bahwa renjatan terjadi akibat kebocoran plasmake daerah ekstra vaskuler melalui kapiler yang rusak sehingga mengakibatkanmenurunnya volume plasma dan meninginya nilai hematokrit.Bukti yangmendukung dugaan ini ialah ditemukannya cairan yang tertimbun didalamrongga serosa, yaitu peritonium, pleura, dan perikard yang pada otopsiternyata melebihi cairan yang diberikan melalui infus (Sumarmo,1990)Pada sebagian besar penderita, plasma yang meghilang dapat digantisecara efektif dengan memberikan plasma atau ekspander plasma. Pada masaini dapat diberikan cairan yang mengandung elektrolit. Sebab lain selainkematian DBD ialah pendarahan hebat saluran pencernaan yang biasanyatimbul setelah renjatan berlangsung lama dan tidak dapat diatasi(Sumarmo,1990).Trombositopeni merupakan kelainan hematologis yang ditemukanpada sebagian besar penderita DBD. Nilai trombosit mulai menurun padamasa demam dan mencapai nilai terendah pada masa renjatan. Jumlahtrombosit, secara cepat meningkat pada masa penyembuhan dan nilai normaltercapai setelah 7-10 hari sejak permulaan penyakit. Trombositopeni40dihubungkan dengan meningkatnya megakariosit muda dalam sumsum tulangdan pendeknya masa hidup trombosit menimbulkan dugaan meningkatnyadektrusi trombosit. Penyelidikan dengan radioisotop membuktikan bahwa

Page 5: GAMBARAN PENGOBATAN PASIEN ANAK DEMAM BERDARAH

penghancuran trombosit terjadi dalam sistem retikuloendotel, limpa, dan hati(Sumarmo,1990).Trombositopeni hebat dan gangguan fungsi trombosit dianggapsebagai penyebab utama terjadinya pendarahan pada penderita DBD.Kelainan sistem koagulasi juga berperan dalam terjadinya perdarahan padapenderita DBD, yang antara lain disebabkan oleh kerusakan hepar yangfungsinya terganggu karena aktifasi sistem koagulasi. Pembekuan intravascular menyeluruh (PIM) secara potensial dapat terjadi dengan renjatanyang mengarah pada perdarahan hebat atau tanpa renjatan (Sumarmo,1990).Penyelidikan hematology penderita DBD di Indonesia membuktikanadanya hemokonsentrasi, menurunnya jumlah trombosit dan nilai leukosityang bervariasi, uji tourniquet positif, masa perdarahan memanjang, sertamasa protrombin, dan masa pembekuan normal. Perubahan sumsum tulangmeliputi menurunnya aktifitas system eritropoetik, dan perubahan patologissistem retikuloendotel terlihat dari banyaknya makrofag yang memfagositir.Pada penderita yang sembuh, darah dan sumsum tulang normal kembalisetelah minggu kedua masa perjalanan penyakit (Sumarmo,1990).402. Manifestasi klinikInfeksi virus dengue pada manusia menimbulkan suatu spectrummanifestasi klinik yang bervariasi antara penyakit yang paling ringan ,Dengue fever, DBD dan Dengue Shock Syndrome (DSS). Seperti pada infeksivirus lain, maka DBD juga merupakan self limiting infection diseaser yangakan berakhir sekitar 2-7 hari.a. Masa inkubasiSesudah nyamuk mengigit penderita dan memasukkan virus dengueke dalam kulit, berlangsung masa laten selama 4-5 hari diikuti timbulnyagejala demam , sakit kepala, dan malaise.b. DemamDemam terjadi secara mendadak selama 2-7 hari kemudian turunmenjadi suhu normal atau lebih rendah (Sumarmo,1990). Pada fase awalditandai dengan demam mendadak tinggi dengan sebab yang tidak jelas danhampir tidak bereaksi terhadap pemberian antipiretik (mungkin hanya turunsedikit kemudian naik kembali). Gejala lain yang muncul yaitu mukakemerahan, sakit kepala, kehilangan nafsu makan, muntah, nyeri ulu hati.Selanjutnya timbul bintik merah di kulit yang mirip gigitan nyamuk. Bilatidak disertai syok maka panas akan turun dan penderita sembuh sendiri(self limiting). Gejala-gejala klinik yang tidak spesifik misalnya anoreksia,nyeri punggung, nyeri tulang dan persendian, serta merasa lemah (Soedarmodan Tjokronegoro, 1985).c. Perdarahan40Perdarahan biasanya terjadi pada hari kedua demam, umumnyaterjadi di kulit yang dapat berupa uji turniket yang positif atau perdarahanspontan, mudah terjadinya perdarahan pada tempat pengambilan darah vena,petekia halus yang tersebar di anggota gerak, wajah, aksila, sering kalidijumpai pada awal demam. Selain itu juga dapat dijumpai purpura,epistaksis dan perdarahan gusi lebih jarang dijumpai, hematemesis, melene,perdarahan saluran cerna biasanya timbul setelah renjatan yang tidak dapatdiatasi (Hadinegoro,1999).

Page 6: GAMBARAN PENGOBATAN PASIEN ANAK DEMAM BERDARAH

d. HepatomegaliPembesaran hati pada umumnya dapat ditemukan pada permulaanpenyakit, bervariasi dari hanya sekedar dapat diraba (just palpable) sampai2-4 cm di bawah lengkung iga kanan, derajat pembesaran hati tidak sejajardengan beratnya penyakit. Untuk menemukan pembesaran hati ,harusdilakukan perabaan setiap hari. Nyeri tekan di daerah hati sering kaliditemukan dan pada sebagian kecil kasus dapat disertai ikterus. Nyeri tekandi daerah hati tampak jelas pada anak besar dan ini berhubungan denganadanya perdarahan (Hadinegoro, 1999)e. Dengue Shock Syndrome (DSS)Dengue Shock Syndrome adalah syok yang terjadi pada penderitaDBD. Dengue Shock Syndrome bukan saja merupakan suatu permasalahankesehatan masyarakat yang menyebar dengan luas dan tiba-tiba, tetapi jugamerupakan suatu permasalahan klinis, karena 30-50% penderita DBD40mengalami renjatan yang berakhir dengan suatu kematian terutama bilatidak ditangani secara dini dan adekuat (Rampengan dan Laurentz,1993).Fase syok merupakan fase kritis DBD. Pada saat ini suhu badancenderung turun, penderita terlihat lemah, gelisah, dan berkeringat. Kakitangan terasa dingin dan denyut nadi sukar diraba. Syok pada DBD terjadikarena kebocoran pembuluh darah sehingga cairan plasma darah dapatmerembes keluar dari pembuluh darah dan berkumpul di rongga-ronggatubuh yaitu ronga perut dan rongga dada. Akibatnya pembuluh darahmenjadi kolaps dan jalan mengatasinya ialah dengan infus (Rampengan danLaurentz,1993)f. Jumlah leukositJumlah leukosit dapat normal, tetapi biasanya menurun dengandominasi sel neutrofil. Selanjutnya pada akhir fase demam, jumlah leukositdan sel neutrofil bersama – sama menurun sehingga jumlah sel limfositsecara relatif meningkat. Peningkatan jumlah sel lifosit atipikal atau limfositplasma biru >15 % dapat dijumpai pada hari sakit ketiga, sebelum suhutubuh turun atau sebelum syok terjadi (Hadinegoro,1990).g. TrombositopeniaPenurunan jumlah trombosit menjadi <100.000/ mm3 atau kurangdari 1-2 trombosit / lapangan pandangan besar (lpb) dengan rata-ratapemeriksaan dilakukan pada 10 lpb, pada umumnya trombositopenia terjadisebelum ada peningkatan hematrokit dan terjadi sebelum suhu turun .jumlahtrombosit <100.000 /mm3, biasanya ditemukan antara hari sakit ketiga40sampai ketujuh. Pemeriksaan trombosit perlu diulang sampai terbukti bahwajumlah trombosit dalam batas normal atau menurun. Pemeriksaan dilakukanpertama pada saat pasien diduga menderita DBD, bila normal maka diulangpada hari sakit ketiga, tetapi bila perlu diulangi setiap hari sampai suhuturun (Hadinegoro,1999).h. Derajat berat penyakit dan diagnosisMengingat derajat beratnya penyakit bervariasi dan sangat eratkaitanya dengan pengelolaan dan pronogsa,maka WHO membagi DBDdalam 4 derajat setelah criteria laboratorik terpenuhi seperti tercantumdibawah ini:Derajat I : Demam mendadak 2-7 hari disertai gejala tidak khas dan satu

Page 7: GAMBARAN PENGOBATAN PASIEN ANAK DEMAM BERDARAH

satunya manifestasi perdarahan ialah uji torniquet positifDerajat II :Derajat I disertai perdarahan spontan di kulit dan atauperdarahan lain.Derajat III : Derajat II disertai kegagalan sirkulasi ringan yaitu nadi cepatlemah, tekanan nadi menurun (<20 mmHg) atau hipotensi(tekanan sistolik menurun sampai 80 mmHg atau kurang)disertai kulit yang dingin, lembab dan penderita menjadigelisah.Derajat IV : Derajat III ditambah syok berat dengan nadi yang tak terabadan tekanan darah yang tak terukur dapat disertai denganpenurunan kesadaran , sianois dan asidosis.40Derajat I dan II disebut DBD tanpa renjatan sedangkan derajat III dan IVdisebut DBD dengan renjatan atau DSS (Hadinegoro, 1999).Diagnosis DBD harus didasarkan atas gejala demam disertai satu atau lebihgejala klinik lain, dan ditambah dengan adanya trombositopenia danhemokonsentrasi.i. Gejala klinik lainNyeri epigastrium, muntah-muntah, diare maupun obstipasi dankejang-kejang. Keluhan nyeri perut yang hebat seringkali menunjukkanadanya perdarahan gastrointestinal dan syok (Anwar,2000)3. Komplikasi akibat DBDa. Ensefalopati DenguePada umumnya ensefalopati terjadi sebagai komplikasi syok yangberkepanjangan dengan pendarahan, tetapi dapat juga terjadi pada DBDyang tidak disertai syok. Gangguan metabolik seperti hipoksemia,hiponatremia, atau perdarahan, dapat menjadi penyebab terjadinyaensefalopati. Melihat ensefalopati DBD bersifat sementara, makakemungkinan dapat juga disebabkan oleh trombosis pembuluh darah –otak,sementara sebagai akibat dari koagulasi intravaskular yang menyeluruh.Dilaporkan bahwa virus dengue dapat menembus sawar darah-otak.Dikatakan pula bahwa keadaan ensefalopati berhubungan dengan kegagalanhati akut (Hadinegoro,1999)b. Kelainan ginjal40Gagal ginjal akut pada umumnya terjadi pada fase terminal, sebagaiakibat dari syok yang tidak teratasi dengan baik. Dapat dijumpai sindromuremik hemolitik walaupun jarang. Untuk mencegah gagal ginjal makasetelah syok diobati dengan menggantikan volume intravaskular, pentingdiperhatikan apakah benar syok telah teratasi dengan baik. Diuresismerupakan parameter yang penting dan mudah dikerjakan untukmengetahui apakah syok telah teratasi. Diuresis diusahakan > 1 ml / kgberat badan/jam. Oleh karena bila syok belum teratasi dengan baik,sedangkan volume cairan telah dikurangi dapat terjadi syok berulang. Padakeadaan syok berat sering kali dijumpai acute tubular necrosis, ditandaipenurunan jumlah urin dan peningkatan kadar ureum dan kreatinin(Hadinegoro,1990).c. Udem paruUdem paru adalah komplikasi yang mungkin terjadi sebagai akibatpemberian cairan yang berlebihan. Pemberian cairan pada hari sakit ketiga

Page 8: GAMBARAN PENGOBATAN PASIEN ANAK DEMAM BERDARAH

sampai kelima sesuai panduan yang diberikan, biasanya tidak akanmenyebabkan udem paru oleh karena perembesan plasma masih terjadi.Tetapi pada saat terjadi reabsorbsi plasma dari ruang ekstravaskuler, apabilacairan diberikan berlebih ( kesalahan terjadi bila hanya melihat penurunanhemoglobin dan hematokrit tanpa memperhatikan hari sakit), pasien akanmengalami distress pernafasan, disertai sembab pada kelopak mata, danditunjang dengan gambaran udem paru pada foto rontgen dada.d. Gambaran Klinis Kasus Dewasa40Akhir-akhir ini kasus DD/DBD dewasa banyak ditemukan.Manifestasi pada dewasa lebih menyerupai DD yaitu demam tinggi, mualatau muntah, nyeri daerah retro-orbital, nyeri kepala, nyeri otot dan perasaanlemah. Perdarahan yang dijumpai terbanyak perdarahan kulit, monorrhagiadan hematemisis. Kejadian syok pada dewasa lebih sedikit biladibandingkan dengan anak. Dilaporkan juga infeksi dengue menjadi beratbila disertai penyakit lain yang telah diderita sebelumnya, seperti asmabronchial, diabetes militus (Hadinegoro,1990).b. Pengobatan1. DefinisiPengobatan adalah gambaran tata cara pemberian obat kepada pasienanak Demam Berdarah Dengue di Rumah Sakit Dr.Oen Solo Baru yangmeliputi, jumlah obat, golongan obat, jenis obat, ketepatan indikasi obat,bentuk sediaan dan cara pakai obat, interaksi obat yang terjadi.2. Obat – obat untuk DBDObat – obat pada penyakit Demam Berdarah Dengue terdiri daribeberapa golongan, yaitu :1. Obat rehidrasiCairan diberikan untuk mengurangi rasa haus dan dehidrasi akibatdemam tinggi, anoreksia dan muntah. Penderita perlu cairan sebanyak40banyaknya (1 – 2 liter dalam 24 jam ) berupa air teh dengan gula ,sirupsusu atau oralit. Indikasi pemberian cairan intra vena ialah:a. Apabila penderita terus menerus muntah, sehingga tidak mungkindilakukan pemberian secara oralb. Hematokrit bertendensi terus meningkat pada pemeriksaan rutin.Jumlah cairan yang diberikan, disesuaikan dengan kebutuhan cairanpada tiap pasien.(berupa cairan ringer lactat yang tersedia dalam bentuk sediaan infusdan diberikan kepada pasien secara parenteral)c. plasma atau ekspander plasma diberikan bila penderita dengan syokberat tidak dapat diatasi dengan ringer lactat.2. Analgetik AntipiretikBila suhu lebih dari 400 c berikan antipiretik golongan asetaminofen(parasetamol )3. AntikonvulsiBila penderita kejang dapat diberikan luminal4. AntibiotikAntibiotik diberikan bila terdapat syok yang berkepanjangan atauterdapat komplikasi infeksi bakteri ( amcilin, kloramfenikol, bactrim )Dari uraian diatas maka pada prinsipnya pengobatan Demam

Page 9: GAMBARAN PENGOBATAN PASIEN ANAK DEMAM BERDARAH

Berdarah Dengue dapat dilakukan dengan menkonsumsi obat- obatantipiretik, misalnya parasetamol. Sebaiknya memilih obat demam bukan40Golongan Salisilat , sebab obat demam golongan ini bisa memperburuk prosesperdarahan yang sedang berlangsung.(Soedarto, 1995).3. Sasaran dan strategi terapia. Sasaran terapi:Mengganti cairan tubuh yang hilang, mengembalikan suhu tubuhyang meningkat menjadi suhu tubuh normal, mengurangi gejala klinik yangmuncul.b. Strategi terapiPemberian golongan obat rehidrasi, pemberian analgetik antipiretik,gejala klinik lain yang muncul misalnya:nyeri perut, mual, muntah, danbatuk serta kejang diatasi dengan pemberian golongan obat-obat salurancerna, antikonvulsi, golongan ekspektoran dan obat vitamin multivitamin(Hadinegoro, 1999).4. PencegahanMengingat obat dan vaksin pencegah penyakit DBD hingga dewasaini belum tersedia, maka upaya pencegahan dan pemberantasan DBD,dilakukan dengan cara memberantas nyamuk Aedes yang merupakan vectorpenyakit DBD. Pemberantasan vector ini dapat dilakukan dengan dua carayaitu dengan menggunakan insektisida dan tanpa insektisida. Insektisida yangumum digunakan dalam pemberantasan DBD adalah bubuk abate, denganpenaburan bubuk abate di sekolah , tempat – tempat umum dan disemuatempat penampungan air, dirumah dan bangunan yang ditemukan jentik Aedes40aegypti ditaburi bubuk abate sesuai dengan dosis 1 sendok makan (10 g) abateuntuk 100 liter air (Hadinegoro, 1999).Pemberantasan DBD tanpa menggunakan insektisida dilakukandengan cara 3M yaitu, menguras bak mandi, menutup tempat penampunganair, dan mengubur atau membersihkan halaman rumah dari barang – barangbekas, botol-botol pecah, dan benda- benda lain yang dapat menjadi tempatbersarangnya nyamuk. Selain 3M dan abatisasi, cara lain yang bisa ditempuhadalah memelihara ikan ditempat penampungan air, dan melindungi diri,misalnya tidur dengan memakai kelambu, atau memasang obat nyamuk(Anonim,2003).5. Interaksi ObatDiantara berbagai faktor yang mempengaruhi respon tubuh terhadappengobatan, terdapat interaksi obat. Obat dapat berinteraksi dengan makanan,zat kimia yang masuk dari lingkungan, atau dengan obat lain. Interaksi antarobat dapat berakibat menguntungkan atau merugikan.Pengobatan dengan beberapa obat sekaligus (polifarmasi) yangmenjadi kebiasaan para dokter memudahkan terjadinya interaksi obat.Interaksi obat dianggap penting secara klinik bila berakibat meningkatkantoksisitas dan/ atau mengurangi efektivitas obat yang berinteraksi, terutamaobat dengan batas keamanan yang sempit atau obat yang memiliki indeksterapi yang rendah (Setiyawati, 1995).