demam berdarah

30
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGUE HEMORHAGIC FEVER (DHF) 1. DEFINISI Dengue Hemorhagic Fever (DHF) adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dengan gejala demam tinggi mendadak disertai manifestasi perdarahan dan bertendensi menimbulkan syock, nyeri otot dan sendi dan kematian (Cristianti,1995). Penyakit ini ditularkan lewat nyamuk Aides aegepty yang menbawa virus dengue (antropad bone virus) atau disebut arbo virus. 2. PEMBAGIAN DHF WHO (1975) membagi DBD menjadi 4 : 1) Derajat 1: Derajat satu bisanya ditandai dengan demam mendadak 2- 7 hari disertai dengan gejala tidak khas dan manifestasi perdarahan yang dapat diuji tourniquet positif. 2) Derajat 2 Derajat 1 disertai dengan perdarahan spontan dikulit dan atau perdarahan lain. 3) Derajat 3 Derajat 2 ditambah dengan kegagalan sirkulasi ringan, yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun ( < 20 mmHg), hipotensi (systole < 80 mmHg) disertai kulit yang dingin,lembab dan penderita menjadi gelisah.

Upload: ibnu-fadirul-wahed

Post on 12-Nov-2015

108 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Ruang Menular Anak

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

DENGUE HEMORHAGIC FEVER (DHF)

1. DEFINISI

Dengue Hemorhagic Fever (DHF) adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dengan gejala demam tinggi mendadak disertai manifestasi perdarahan dan bertendensi menimbulkan syock, nyeri otot dan sendi dan kematian (Cristianti,1995). Penyakit ini ditularkan lewat nyamuk Aides aegepty yang menbawa virus dengue (antropad bone virus) atau disebut arbo virus.

2. PEMBAGIAN DHF

WHO (1975) membagi DBD menjadi 4 :

1) Derajat 1:

Derajat satu bisanya ditandai dengan demam mendadak 2-7 hari disertai dengan gejala tidak khas dan manifestasi perdarahan yang dapat diuji tourniquet positif.

2) Derajat 2

Derajat 1 disertai dengan perdarahan spontan dikulit dan atau perdarahan lain.

3) Derajat 3

Derajat 2 ditambah dengan kegagalan sirkulasi ringan, yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun ( < 20 mmHg), hipotensi (systole < 80 mmHg) disertai kulit yang dingin,lembab dan penderita menjadi gelisah.

4) Derajat 4

Derajat 3 ditambah syok berat dengan nadi yang takteraba dan tekanan darah yang tak dapat diukur, dapat disertai dengan penurunan kesadaran, sianotik dan asidosis.

Derajat 1 dan 2 disebut DHF tanpa renjatan,sedang 3 dan 4 disebut DHF dengan renjatan atau DSS.

3. PATOFISIOLOGI

Yang menentukan berat penyakit adalah :

Meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah

Menurunnya volume plasma darah

Adanya hipotensi

Trombositopeni

Diatesis hemoraghik.

Pada penderita DHF terdapat kerusakan sistem vaskuler dengan adanya peningkatan permeabilitas dinding pembuluh darah terhadap protein plasma dan efusi pada ruang serosa dibawah peritoneal, pericardial dan pleural. Pada kasus berat, pengurangan plasma sampai 30 % lebih. Menghilangnya plasma melalui endotel ditandai oleh peningtkatan nilai hematokret yang dapat menyebabkan keadaan hipovolemi dan syok sehingga dapat menimbulkan anoksia jaringan, asidosis metabolic dan bahkan sampai terjadi kematian.

Sebab lain perdarahan adalah trombositopeni serta faktor kapiler. Pada fagosit didapatkan fagositosis dan proliferasi sistem retikulo endothelial yang menyebabkan penghancuran terhadap trombosit yang telah mengalami metamorfosis seluler sehingga tampak adanya trombositopeni.

Patofisiologi

Virus dengue

Proliferasi dan transformasilimfosit imun dalam tubuh

Replikasi virus dalam limfosit

Aktifasi sistem komplemen

Sel fagosit mononukleus Makrofag, histiosit, sel Cutfer tempat tjd infeksi virusNon neutralizing antibody virus dengue melekat pd sel fagosit mono nukluesvirus bereplikasi dalam se fagosit mono nucleus

aktifasi Fakt.XII

fungsi agregasi trombositpelepasan anafilaktoxin histamin

menurun

serotonin

sist.kinin terangsanng

megakariosit meningkatpermeabilitas kapiler meningkat

umur trombosit menurun ekstravasasi cairan intravaskuler

ke ektravaskuler

trombositopeni

volume plasma menurun

pedarahan

hipotensi,hemokonsentrasi,hipo

proteinemia,efusi dan renjatan

resiko syok hipovolemianoksia jaringan ,asidosis metb

4. PEMERIKSAAN LABORAT

Hemokonsentrasi yaitu terjadi peningkatan nilai hematokrit > 20 %. Meningginya hematokrit sangat berhubungan dengan beratnya renjatan. Hemokonsentrasi selalu mendahului perubahan tekanan darah dan nadi, oleh kerena itu pemeriksan hematokrit secara berkala dapat menentukan sat yang tepat penghentian pemberian cairan atau darah.

Trombositopenia, akan terjadi penurunan trombosit sampai dibawah 100.000 mm3

sediaan hapusan darah tepi, terdapat fragmentosit, yang menandakan terjadinya hemolisis

Sumsum tulang, terdapatnya hipoplasi sistem eritropoetik disertai hiperplasi sistem RE dan terdapatnya makrofag dengan fagositosis dari bermacam jenis sel

Elektrolit, : hiponatremi (135 mEq/l). terjadi hiponatremi karena adanya kebocoran plasma,anoreksia, keluarnya keringat, muntah dan intake yang kurang

Hiperkalemi , asidosis metabolic

Tekanan onkotik koloid menurun, protein plasma menurun,

Serum transaminasi meningkat.

5. PENGOBATAN

Pengobatan pada penderita DHF sebenarnya bersifat symptomatic dan supportif

Pada anak yang hiperpireksia (suhu 400C atau lebih) diberikan antipiretik dan kompres dingin atau alcohol 70%

Kejang yang mungkin timbul diatasi dengan pemberian anti convulsan : anak > 1 tahun diberikan luminal 75 mg dan anak dibawah 1 th diberikan 50 mg IM. Bila dalam waktu 15 menit kejang tidak berhenti pemberian luminal diulang dengan dosis 3 mg/kg BB/hari atau anak umur > 1 th diberikan 50 mg sedang anak 20 % ), pusing.

Sistem pencernaanSelaput mukosa kering, kesulitan dalam menelan, kembung, nyeri tekan pada epigastrik, nafsu makan menurun, mual muntah, pembesaran limpa, pembesaran hati, abdomen tegang.

Sistem muskuloskeletalNyeri otot / sendi, kelemahan, penurunan aktifitas.

Sistem urinaryAnuri / disuri, peningkatan Bj plasma

Sistem integumenKulit kering, turgor menurun, panas / kedinginan

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan proses infeksi penyakit.

2. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual muntah, anoreksia, nyeri telan

3. Gangguan rasa nyaman nyeri epigastria berhubungan dengan proses inflamasi

4. Resiko kekurangan cairan berhubungan dengan perpindahan cairan divaskuler

5. Potensial terjadi perdarahan ulang berhubungan dengan trombositopeni.

D. INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan proses infeksi penyakit (viremia).

Tujuan : Suhu tubuh normal (36-370 c)

Klien bebas demam.

Intervensi :

1. Kaji saat timbulnya demam

R/ Dapat didentifikasi pola/ tingkat demam

2. Observasi tanda-tanda vital : suhu, nadi, tensi, pernafasan setiap 3 jam

R/ tanda-tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum kien

3. Berikan penjelasan tentang penyebab demam atau peningkatan suhu tubuh

R/ Penjelasan tentang kondisi yang dialamai k;ein dapat membantu mengurangi kecemasan klien

4. Berikan penjelasan pada klien dan keluarga tentang hal-hal yang dilakukan

R/ Untuk mengatasi demam dan menganjurkan klien dan keluarga untuk lebioh kooperatif

5. Jelaskan pentingnya tirah baring bagi klien dan akibatnya jika hal tersebut tidak dilakukan

R/ Keterlibatan keluarga sangat berarti dalam proses penyembuhan klien di rumah sakit

6. Anjurkan klien untuk banyak minum kurang lebih 2,5-3 liter/hari dan jelaskan manfaatnya

R/ Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan cairan tubuh meningkat sehingga perlu diimabngi dengan asupan cairan yang banyak

7. Berikan kompres dingin (pada axila dan lipat paha) dan anjurkan memakai pakaian yang tipis

R/ Kompres dingin akan dapat membantu menurunkan suhu tubuh, pakaian tipis akan dapat membantu meningkatkan penguapan panas tubuh

8. Berikan terapi (antipiretik) sesuai dengan program dokter

R/ Antipiretika yang mempunyai reseptor di hypothalamus dapat meregulasi suhu tubuh sehingga suhu tubuh diupayakan mendekati suhu normal.

2. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia dan sakit saat menelan

Tujuan

Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi, klien mampu menghabiskan makanan yang telah disediakan

Intervensi

1. kaji faktor faktor penyebab

R/ penentuan faktor penyebab, akan menentukan intervensi/tindakan selanjutnya

2. jelaskan pentingnya nutrisi yang cukup

R/ meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga sehingga klien termotivasi untuk mengkonsumsi makanan

3. anjurkan klien untuk makan dalam porsi kecil dan sering, jika tidak muntah teruskan (15-30 cc setiap -1jam )

R/ menghindari mual muntah dan distensi perut yang berlebihan

4. lakukan perawatan mulut yang baik setelah muntah

R/ baun yang tidak enak pada mulut meningkatkan kemungkinan muntah

5. ukur berat badan setiap hari

R/ berat badan merupakan indicator terpenuhi tidaknya kebutuhan nutrisi

6. catat jumlah porsi yang dihabiskan klien

R/ mengetahui jumlah asupan / pemenuhan nutisi klien.

3. Resiko terjadi perdarahan ulang berhubungan dengan trombositopeni.

Tujuan : tidak terjadi tanda-tanda perdarahan lebih lanjut, jumlah trombosit meningkat ( dalam batas normal)

Intervensi :

1. pantau tanda tanda penurunan trombosit yang disertai dengan tanda klinis

R/ penurunan jumlah trombosit merupakan tanda adanya kebocoran pembuluh darah yang pada tahap tertentu dapat menimbulkan tanda-tanda klinis berupa perdarahan nyata seperti epistaksis, petechie, perdarahan gusi

2. memberikan penjelasan tentang pengaruh trombositopenia pada klien

R/ pengetahuan yang baik dari lkien dan keluarga tentang tanda dan gejala dapat membantu menngantisipasi terjadinya perdarahan karena trombositopeni

3. menganjurkan klien untuk banyak istirahat

R/ aktifitas yang tidak terkontrol dapat menyebabkan terjadinya perdarahan

4. memberikan penjelasan klien dan kleuarga untu melaporkan bila terjadi perdarahan

R/ keterlibatan keluarga akan membantu penanganan sedini mungkin

5. kolaborasi pemberian obat obatan, berikan penjelasan tentang manfaat obat

R/ dengan mengetahui obat yang diminum dan manfatanya , diharapkan klien dan keluarga termotivasi untk meminum obat yang diberikan.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenitto,Lj. 2001, Diagnosa Keperawatan. Ed 6. EGC. Jakarta.

Effendi, C.1995. Perawatan klien DHF. EGC. Jakarta.

Ngatiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. EGC. Jakarta.

Rampengan,TH & laurentz,LR 1997. Penyakit infeksi tropik pada Anak. EGC . Jakarta

Tim pengajar perawtan Anak. 1999. Diktat Kuliah PSIK Perawatan Anak.

A. Laporan kasus

Format Pengkajian Asuhan Keperawatan Anak

Di Ruang Menular Anak

1. IDENTITAS KLIEN

Nama

: An. S

Jenis kelamin: laki-laki

TTL

: Surabaya, 5 Januari 1994

Anak ke

: I

Nama Ayah: Tn. H

Nama Ibu

: Ny. T

Pendidikan : SD

Agama

: Islam

Suku bangsa: Jawa / Indonesia

Alamat

: Karang Gayam 9 Surabaya

Tanggal masuk: 29 Mei 2002

Diagnosa

: DHF Gr. I

Sumber informasi: Ibu klien

2. RIWAYAT KEPERAWATAN

1) Keluhan utama

Klien mengatakan badan terasa panas

2) Riwayat Keperawatan Sekarang

4 hari yang lalu klien mulai terasa badannya panas, badan terasa pegal-pegal, mual muntah, nafsu makan menurun, kemudian oleh ibu klien dibawa ke dokter swasta, bila minum obat paracetamol panas turun dan panas kembali dalam beberapa jam setelah minum obat, lalu dibawah ke dokter yang lain kemudian dianjurkan untuk MRS di RSUD Dr. Soetomo.

3) Riwayat Keperawatan Dahulu

Sebelumnya Klein tidak pernah MRS atau sakit berat.

4) Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga tidak ada yang menderita penyakit DHF, tidak ada penyakit keturunan,

5) Riwayat Kesehatan Lingkungan

Klien tinggal di rumah orang tuanya, ibu klien mengatakan banyak gantungan baju dirumah, genangan air ada di kamar mandi, kamar mandi dibersikan tiap 2 minggu sekali, tidak ada riwayat wabah DHF didaerahnya,

6) Riwayat Tumbuh Kembang

Pertumbuhan

Berat badan : 22 kg, TB 123 cm

Perkembangan

Psikososial ; klien kelas 3 SD, termasuk anak yang patuh berseekolah, tidak perna bolos, prestasi klien rangking 4 dikelasnya, kegiatan setelah sekolah adalah bermain bola dengan teman-temannya, hubungan dengan teman sebaya baik.

Psikoseksual : klien punya banyak teman sebayanya, anak senang bila sekolah selesai, anak merasa senang bila main bola.

7) Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : klien lemah, badan terasa panas,

Tanda-tanda vital : S : 380 c, N: 100 x/mnt, T: 110/60 mmHg, RR: 24 x/mnt

Sistem pernafasan : PCH tak ada, retraksi tak ada, wheezing/ronchi tak ada, batuk tak ada, bentuk dada simetris, nyeri dada tak ada,

Sistem cardiovascular : bercak merah pada kedua lengan, epitaksis tak ada, hematemesis melena tak ada, bunyi jantung normal, S1,S2 tak ada.

Sistem persyarafan : kesadran komposmentis, tak ada kejang

Sistem pencernaan : mukosa mulut kering, kesulitan menelan tak ada, perut terasa mual, muntah 1x, nafsu makan menurun, nyeri tekan tak ada, pembesaran hati tak ada, pembesaran lien tak ada, kembung tak ada, BAB 1 x/hari,

Sistem urinary : BAK 4x/hari, warna urin kuning, lain-lain tak ada masalah.

Sistem muskuloskeletal : gerakan otot bebaas, kontraktur tak ada.

Sistem integumen : akral hangat, ikterik tak ada, turgor kulit menurun, kulit kering.

3. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1) Laborat :

wbc : 2,2 k/ul

lymph: 1,148,0 %

Hb: 12,4

Leco: 3,2

Trombo: 154 x 103

Pcv : 0,33

RBC: 5,57

HGB: 12,5

HCT: 36,2

MCV: 65

MCH: 22,4

MCHC: 34,5

ANALISA DATA

NODATAPENYEBABMASALAH

1

2

DS : Klien mengatakan badannya terasa panas,

DO : - akral hangat, suhu tubuh 380 c

lecosit : 3,2

lymfosit : 1,1 48,0 %

T : 110/60 mmHg

N : 100 x/mnt

Pernafasan : 24 x/mnt

DS : Klien mengatakan kurang nafsu makan, perut terasa mual, muntah sekali,

DO : - klien makan 2 sdm

BB 22 kg

Minum susu gelas

Bising usus menurun

DS :

DO :-Turgor kulit menurun

Mukosa mulut kering

Terpasang infus D 5 salin

Kulit kering

Perdarahan bawah kulit pada kedua lengan

Trombosit 154 x 103

Arbo virus

Masuk tubuh

Replikasi virus dalam limfosit

demam

mual muntah

Permebilitas vascular meningkat

Ekstravasasi cairan intra vaskuler

Kurang cairan diekstra vaskulerPeningkatan suhu tubuh

Gannguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan

Resiko kurang cairan

4. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1) Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi

2) Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual muntah dan anoreksia.

3) Resiko kekurangan cairan berhubungan dengan perpindahan cairan diekstra vaskuler

5. INTERVENSI

Diagnosa 1. Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan proses infeksi penyakit (viremia)

Tujuan : Suhu tubuh normal (36-370 c)

Klien bebas demam

Intervensi :

1) Kaji saat timbulnya demam

R/ Dapat didentifikasi pola/ tingkat demam

2) Observasi tanda-tanda vital : suhu, nadi, tensi, pernafasan setiap 3 jam

R/ tanda-tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum kien

3) Berikan penjelasan tentang penyebab demam atau peningkatan suhu tubuh

R/ Penjelasan tentang kondisi yang dialamai k;ein dapat membantu mengurangi kecemasan klien

4) Berikan penjelasan pada klien dan keluarga tentang hal-hal yang dilakukan

R/ Untuk mengatasi demam dan menganjurkan klien dan keluarga untuk lebioh kooperatif

5) Jelaskan pentingnya tirah baring bagi klien dan akibatnya jika hal tersebut tidak dilakukan

R/Keterlibatan keluarga sangat berarti dalam proses penyembuhan klien di rumah sakit

6) Anjurkan klien untuk banyak minum kurang lebih 2,5-3 liter/hari dan jelaskan manfaatnya

R/ Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan cairan tubuh meningkat sehingga perlu diimabngi dengan asupan cairan yang banyak

7) Berikan kompres dingin (pada axila dan lipat paha) dan anjurkan memakai pakaian yang tipis

R/ Kompres dingin akan dapat membantu menurunkan suhu tubuh, pakaian tipis akan dapat membantu meningkatkan penguapan panas tubuh

8) Berikan terapi (antipiretik) sesuai dengan program dokter

R/ Antipiretika yang mempunyai reseptor di hypothalamus dapat meregulasi suhu tubuh sehingga suhu tubuh diupayakan mendekati suhu normal.

Diagnosa 2

Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia dan sakit saat menelan

Tujuan : Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi,

KH

: klien mampu menghabiskan makanan yang telah disediakan

Nafsu makan meningkat

Tak ada Mual dan muntah

Intervensi

1. kaji faktor faktor penyebab

R/ penentuan faktor penyebab, akan menentukan intervensi/tindakan selanjutnya

2. jelaskan pentingnya nutrisi yang cukup

R/ meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga sehingga klien termotivasi untuk mengkonsumsi makanan

3. anjurkan klien untuk makan dalam porsi kecil dan sering, jika tidak muntah teruskan (15-30 cc setiap -1jam )

R/ menghindari mual muntah dan distensi perut yang berlebihan

4. lakukan perawatan mulut yang baik setelah muntah

R/ baun yang tidak enak pada mulut meningkatkan kemungkinan muntah

5. ukur berat badan setiap hari

R/ berat badan merupakan indicator terpenuhi tidaknya kebutuhan nutrisi

6. catat jumlah porsi yang dihabiskan klien

R/ mengetahui jumlah asupan / pemenuhan nutisi klien

Diagnosa 3 : resiko kekurangan cairan berhubungan dengan perpindahan cairan ke ekstravaskuler.

Tujuan : Tidak terjadi kekurangan cairan

KH : - mukosa mulut basah / lembab

turgor kulit baik

petechie hilang

trombosit dalam batas normal

INTERVENSI

1. pantau tanda-tanda kekurangan cairan

R/ turgor kulit menurun, mukosa mulut kering merupakan tanda kekurangan cairan

2. anjurkan klien untuk banyak minum

R/ asupan cairan yang cukup dapat mengurangi kehilangan cairan dalam tubuh

3. jelaskan pada ibu tanda-tanda kekurangan cairan

R/ meningkatkan partisipasi ibu dalam perawatan anak

4. kolaborasi pemberian cairan D 5 salin

R/ mengganti cairan yang keluar dari intra sel, Dextran dengan besar molekul yang sesuai tidak dapat melewati poro kapiler dan dapat mengganti protein plasma sebagai bahan osmotic koloid

5. pantau tetesan cairan

R/ kelancaran cairan infus sangat mempengaruhi pemenuhan cairan yang adekuat

TINDAKAN KEPERAWATAN

NOTgl, jamImplementasi Evaluasi

1

2

329.05.02

08.30- 10.00

11.34

12 45

07.45

8.30

08.00

08.40

08.00

09.30

12.00 mengkaji saat timbulnya demam

melakukan observasi suhu :380 c, nadi 100x/mnt, tensi 110/60 mmHg. RR 24x/mnt

menjelaskan pada ibu penyebab timbulnya panas tubuh, panas tubuh disebabkan oleh masuknya virus dalam tubuh sehingga tubuh melakukan perlawanan terhadap virus tersebut dengan pengaktifan sistem komlemen sehingga sebagai kompensasi adalah timbulnya demam tubuh

menjelaskan pentingya tirah baring adalah untuk menghindari berkembangnya invasi virus yang lebih luas

anjurkan klien untuk banyak minum 2,5 3 lt/hari

melakukan kompres dingin pada klien

kolaborasi pemberian paracetamol dan anti biotic

melakukan observasi : S ; 37.4, Nadi 96x/mnt

memberikan cairan perinfus D5 salin

mengkaji faktor penyebab mual muntah

mejelaskan pentingnya nutrisi bagi tubuh yaitu untuk mengganti sel yang rusak, memenuhi kebutuhan asupan makanan, mempertahan kan kondisi tubuh

menganjurkan klien makan porsi kecil tapi sering, jika tidak ada mual muntah teruskan makan

menimbang berat badan setiap hari

memantau porsi yang dihabiskan klien

memantau tanda kekurangan cairan

memantau tetesan infus

menjelaskan pada ibu tanda kekurangan cairan : torgor kulit jelek, bibir/ mulut kering,

memberikan cairan D 5 salin

menganjurkan klien untuk banyak minum 2-3 ltr / hari

memberikan susu 200 cc

31.05.2002

S: klien mengatakan panas badan mulai turun

O: Suhu 37,40 c

Kompres dingin masih terpasang

A; masalah teratasi sebagian

I: intervensi 2,5.6,7

S : klien mengatakan nafsu makan masih kurang, kadang masih terasa mual.

O : klien makan 5 sdm

Porsi tidak dihabiskan

A; Masalah teratasi sebagian

P: Lanjutkan intervensi no 3,5,6

31.05.2002

S: -

O: Turgor mulai membaik, kulit tidak kering, mukosa mulut basah

A: masalah tidak terjadi

P: pertahankan intervensi 1,4,5

130.05.02

08.001

2

301.06.02

S: klien mengatakan panas badan mulai turun

O: Suhu 36,40 c

Kompres dingin masih terpasang

A; masalah teratasi

I: pertahankan5.6,7,8,9

S : klien mengatakan nafsu makan masih membaik, tidak terasa mual.

O : klien makan 8-10 sdm

Porsi dihabiskan

A; Masalah teratasi

P: Lanjutkan intervensi no 3,5,6

S: -

O: Turgor mulai membaik, kulit tidak kering, mukosa mulut basah

A: masalah tidak terjadi

P: pertahankan intervensi 1,4,5

CATATAN PERKEMBANGAN

Umur (tahun) x 7 - 5

2