gambaran morfologi sel eosinofil dan limfosit pada … nova.pdf · pengecetan giemsa pada...

63
GAMBARAN MORFOLOGI SEL EOSINOFIL DAN LIMFOSIT PADA SEDIAAN APUSAN DARAH TIPIS DALAM PEWARNAAN GIEMSA YANG DIENCERKAN MENGGUNAKAN NaCl FISIOLOGIS DAN AQUADEST KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari Oleh : NOVA PRIMASARI P00341015029 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN ANALIS KESEHATAN 2018

Upload: others

Post on 02-Dec-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: GAMBARAN MORFOLOGI SEL EOSINOFIL DAN LIMFOSIT PADA … nova.pdf · pengecetan giemsa pada pemeriksaan morfologi sperma, hal ini dikarenakan NaCl fisiologis (0,9%) bersifat isotonis

1

GAMBARAN MORFOLOGI SEL EOSINOFIL DAN LIMFOSITPADA SEDIAAN APUSAN DARAH TIPIS DALAM

PEWARNAAN GIEMSA YANG DIENCERKANMENGGUNAKAN NaCl FISIOLOGIS

DAN AQUADEST

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk MenyelesaikanPendidikan Diploma III Jurusan Analis Kesehatan

Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari

Oleh :

NOVA PRIMASARIP00341015029

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

JURUSAN ANALIS KESEHATAN2018

Page 2: GAMBARAN MORFOLOGI SEL EOSINOFIL DAN LIMFOSIT PADA … nova.pdf · pengecetan giemsa pada pemeriksaan morfologi sperma, hal ini dikarenakan NaCl fisiologis (0,9%) bersifat isotonis

2

ii

Page 3: GAMBARAN MORFOLOGI SEL EOSINOFIL DAN LIMFOSIT PADA … nova.pdf · pengecetan giemsa pada pemeriksaan morfologi sperma, hal ini dikarenakan NaCl fisiologis (0,9%) bersifat isotonis

3

Page 4: GAMBARAN MORFOLOGI SEL EOSINOFIL DAN LIMFOSIT PADA … nova.pdf · pengecetan giemsa pada pemeriksaan morfologi sperma, hal ini dikarenakan NaCl fisiologis (0,9%) bersifat isotonis

4

Page 5: GAMBARAN MORFOLOGI SEL EOSINOFIL DAN LIMFOSIT PADA … nova.pdf · pengecetan giemsa pada pemeriksaan morfologi sperma, hal ini dikarenakan NaCl fisiologis (0,9%) bersifat isotonis

5

MOTTO

Tugas kita bukanlah untuk berhasil.

Tugas kita adalah untuk mencoba,

Karena di dalam mencoba itulah kita menemukan dan

Membangun kesempatan untuk berhasil

Tetaplah bergerak maju meski lambat

Karena dalam keadaan tetap bergerak,

Anda menciptakan kemajuan.

Adalah jauh lebih baik bergerak maju sekalipun pelan

Dari pada tidak bergerak sama sekali.

Karya Tulis Ini Kupersembahkan KepadaOrangtuaku Tercinta

Saudara-Saudaraku TercintaSahabat-Sahabatku Tersayang

Agama, Bangsa Dan NegaraSerta Almamaterku

v

Page 6: GAMBARAN MORFOLOGI SEL EOSINOFIL DAN LIMFOSIT PADA … nova.pdf · pengecetan giemsa pada pemeriksaan morfologi sperma, hal ini dikarenakan NaCl fisiologis (0,9%) bersifat isotonis

6

RIWAYAT HIDUP

A. Idetintas Diri

Nama : Nova Primasari

NIM : P0034101529

Tempat, dan Tgl. Lahir : Kendari, 14 April 1997

Suku/Bangsa : Buton/Indonesia

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

B. Pendidikan

1. MIS Pesri Kendari, tamat tahun 2009

2. MTsN 01 Kendari, tamat tahun 2012

3. MAN 01 Kendari, tamat tahun 2015

4. Sejak tahun 2015 melanjutkan pendidikan di Politeknik Kesehatan

Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan

vi

Page 7: GAMBARAN MORFOLOGI SEL EOSINOFIL DAN LIMFOSIT PADA … nova.pdf · pengecetan giemsa pada pemeriksaan morfologi sperma, hal ini dikarenakan NaCl fisiologis (0,9%) bersifat isotonis

7

ABSTRAK

Nova Primasari “Gambaran Morfologi Sel Eosinofil Dan Limfosit Pada SediaanApusan Darah Tipis Dalam Pewarnaan Giemsa Yang Diencerkan MenggunakanNaCl Fisiologis dan Aquadest”. yang dibimbing oleh Anita Rosanty sebagaiPembimbing I dan Supiati sebagai Pembimbing II (xiv + 31 halaman + 9lampiran + 5 tabel + 2 gambar). Sediaan apusan darah merupakan pemeriksaanlaboratorium yang digunakan untuk mengamati morfologi sel darah. Sediaanapusan darah diwarnai dengan pewarnaan giemsa. Sebelum digunakan giemsaterlebih dahulu diencerkan. NaCl merupakan larutan yang memenuhi syaratlarutan pengencer giemsa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuigambaran morfologi sel eosinofil dan limfosit pada sediaan apusan darah tipisdalam pewarnaan giemsa yang diencerkan menggunakan NaCl fisiologis danaquadest, menggunakan metode Deskriptif. Hasil penelitian ini ditemukan 54,5%morfologi sel eosinofil yang baik dan 45,5% morfologi sel eosinofil yang tidakbaik, serta 63,6% morfologi sel limfosit yang baik dan 36,4% morfologi sellimfosit yang tidak baik pada pewarnaan giemsa dengan pengencer NaClfisiologis. Pewarnaan giemsa dengan pengencer aquadest ditemukan morfologi seleosinofil dan limfosit yang baik 100%. Kesimpulan dari hasil penelitian,disimpulkan bahwa pewarnaan giemsa dengan menggunakan pengencer NaClfisiologis dan aquadest memiliki perbedaan terhadap kualitas penyerapan zatwarna giemsa. Saran bagi tenaga laboratorium diharapkan untuk lebihmemperhatikan pH larutan pengencer giemsa induk agar sel darah dapatmenyerap zat warna dengan baik.

Kata Kunci : Giemsa, NaCl Fisiologis, Aquadest

Daftar Pustaka : 19 buah (2008-2017)

vii

Page 8: GAMBARAN MORFOLOGI SEL EOSINOFIL DAN LIMFOSIT PADA … nova.pdf · pengecetan giemsa pada pemeriksaan morfologi sperma, hal ini dikarenakan NaCl fisiologis (0,9%) bersifat isotonis

8

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan

judul “Gambaran Morfologi Sel Eosinofil Dan Limfosit Pada Sediaan Apusan

Darah Tipis Dalam Pewarnaan Giemsa Yang Diencerkan Menggunakan NaCl

Fisiologis dan Aquadest”. Penelitian ini disusun dalam rangka melengkapi salah

satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan program Diploma III (D III) pada

Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan.

Pada kesempatan ini pula penulis mengucapkan terimakasih yang tak ternilai

kepada kedua orangtua yang amat kucintai dan seluruh keluarga besarku , atas

bantuan moril maupun materil, motivasi, dukungan dan cinta kasih yang tulus

serta doanya demi kesuksesan penulis selama menuntut ilmu sampai selesainya

karya tulis ilmiah ini. Terimakasih pula kepada saudara-saudaraku yang telah

mendukung peneliti hingga saat ini.

Ucapan terimakasih kepada ibu Anita Rosanty, SST., M.Kes selaku

pembimbing I dan ibu Supiati, STP.,MPH selaku pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan, masukkan untuk perbaikan dan atas segala pengorbanan

waktu serta pikiran selama menyusun karya tulis ini. Ucapan terima kasih penulis

juga tujukan kepada:

a. Ibu Askrening, SKM., M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari.

b. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Sulawesi Tenggara

yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.

c. Ibu Anita Rosanty, SST., M.Kes selaku Ketua Jurusan Analis Kesehatan.

d. Kepada Bapak dan Ibu Dewan Penguji Bapak Akhmad, SST.,M.Kes dan Ibu

Tuty Yuniarty, S.Si., M.Kes yang telah memberikan arahan perbaikan demi

kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

e. Bapak dan Ibu dosen Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan

serta seluruh staf dan karyawan atas segala fasilitas dan pelayanan akademik

yang diberikan selama penulis menuntut ilmu.

viii

Page 9: GAMBARAN MORFOLOGI SEL EOSINOFIL DAN LIMFOSIT PADA … nova.pdf · pengecetan giemsa pada pemeriksaan morfologi sperma, hal ini dikarenakan NaCl fisiologis (0,9%) bersifat isotonis

9

f. Seluruh teman-teman mahasiswa Jurusan Analis Kesehatan angkatan tahun

2015, terimakasih atas 3 tahun ini, satu hal yang membanggakan telah

mengenal kalian.

Penulis menyadari sepenuhnya dengan segala kekurangan dan keterbatasan

yang ada, Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih

terdapat kekeliruan dan kekurangan. Oleh karena itu dengan kerendahan hati

penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari

semua pihak demi kesempurnaan Karya Tulis ini.Akhir kata, semoga Karya Tulis

Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi pengembangan ilmu

pengetahuan dan penelitian selanjutnya.

Kendari, Juni 2018

Peneliti

ix

Page 10: GAMBARAN MORFOLOGI SEL EOSINOFIL DAN LIMFOSIT PADA … nova.pdf · pengecetan giemsa pada pemeriksaan morfologi sperma, hal ini dikarenakan NaCl fisiologis (0,9%) bersifat isotonis

10

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .........................................................................................i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS ..............................................ii

HALAMAN PERSETUJUAN .........................................................................iii

HALAMAN PENGESAHAN ...........................................................................iv

MOTTO .............................................................................................................v

RIWAYAT HIDUP ...........................................................................................vi

ABSTRAK .........................................................................................................vii

KATA PENGANTAR .......................................................................................viii

DAFTAR ISI .....................................................................................................x

DAFTAR TABEL .............................................................................................xii

DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xiii

DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xiv

BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang ..........................................................................................1B. Rumusan Masalah .....................................................................................2C. Tujuan Penelitian.......................................................................................2D. Manfaat Penelitian ....................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKAA. Tinjauan Umum Tentang Darah ...............................................................4B. Tinjauan Umum Tentang Morfologi Sel Eosinofil dan Limfosit..............5C. Tinjauan Umum Tentang Sediaan Apus Darah Tepi ................................10D. Tinjauan Umum Tentang Pewarnaan Sediaan Darah Tepi .......................11E. Tinjauan Umum Tentang Pengencer Giemsa............................................13

BAB III KERANGKA KONSEPA. Dasar Pemikiran ........................................................................................14B. Kerangka Pikir...........................................................................................15C. Variable Penelitian ....................................................................................15D. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif ..............................................16

BAB IV METODOLOGI PENELITIANA. Jenis Penelitian..........................................................................................17B. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................................17C. Populasi dan Sampel .................................................................................17D. Prosedur Pengumpulan Data .....................................................................18E. Instrumen Penelitian ..................................................................................18

x

Page 11: GAMBARAN MORFOLOGI SEL EOSINOFIL DAN LIMFOSIT PADA … nova.pdf · pengecetan giemsa pada pemeriksaan morfologi sperma, hal ini dikarenakan NaCl fisiologis (0,9%) bersifat isotonis

11

F. Prosedur Kerja ...........................................................................................19G. Jenis Data ..................................................................................................21H. Analisis Data .............................................................................................21I. Pengolahan Data ........................................................................................21J. Penyajian Data............................................................................................21K. Etika Penelitian ........................................................................................21

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Gambaran Lokasi Penelitian .....................................................................23B. Hasil Penelitian .........................................................................................24C. Pembahasan ...............................................................................................27

BAB VI PENUTUPA. Kesimpulan ...............................................................................................30B. Saran .........................................................................................................30

DAFTAR PUSTAKA

xi

Page 12: GAMBARAN MORFOLOGI SEL EOSINOFIL DAN LIMFOSIT PADA … nova.pdf · pengecetan giemsa pada pemeriksaan morfologi sperma, hal ini dikarenakan NaCl fisiologis (0,9%) bersifat isotonis

12

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Gambar hasil pengamatan pada morfologi eosinofil denganmenggunakan giemsa yang diencerkan menggunakan NaClFisiologis dan Aquadest ..................................................................24

Tabel 5.2 Gambar hasil pengamatan pada morfologi limfosit denganmenggunakan giemsa yang diencerkan menggunakan NaCl danAquadest .........................................................................................25

Tabel 5.3 Hasil pengamatan morfologi sel eosinofil yang diwarnaimenggunakan giemsa yang diencerkan dengan NaCl fisiologisdan aquadest ....................................................................................26

Tabel 5.4 Hasil pengamatan morfologi sel limfosit yang diwarnaimenggunakan giemsa yang diencerkan dengan NaCl fisiologisdan aquadest ....................................................................................26

Tabel 5.5 Perbandingan antara pengencer NaCl Fisiologis dan Aquadestberdasarkan banyaknya morfologi sel eosinofil dan limfosit yangmasuk dalam kategori baik ..............................................................27

xii

Page 13: GAMBARAN MORFOLOGI SEL EOSINOFIL DAN LIMFOSIT PADA … nova.pdf · pengecetan giemsa pada pemeriksaan morfologi sperma, hal ini dikarenakan NaCl fisiologis (0,9%) bersifat isotonis

13

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Eosinofil ...........................................................................................6

Gambar 2.2 Limfosit ............................................................................................9

xiii

Page 14: GAMBARAN MORFOLOGI SEL EOSINOFIL DAN LIMFOSIT PADA … nova.pdf · pengecetan giemsa pada pemeriksaan morfologi sperma, hal ini dikarenakan NaCl fisiologis (0,9%) bersifat isotonis

14

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Hasil Penelitian

Lampiran 2 : Tabulasi Data

Lampiran 3 : Master Tabel

Lampiran 4 : Surat Persetujuan

Lampiran 5 : Surat Izin Penelitian dari Poltekkes Kemenkes Kendari

Lampiran 6 : Surat Izin Penelitian dari Badan Penelitian dan Pengembangan

Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara

Lampiran 7 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Lampiran 8 : Surat Keterangan Bebas Pustaka

Lampiran 9 : Dokumentasi Penelitian

xiv

Page 15: GAMBARAN MORFOLOGI SEL EOSINOFIL DAN LIMFOSIT PADA … nova.pdf · pengecetan giemsa pada pemeriksaan morfologi sperma, hal ini dikarenakan NaCl fisiologis (0,9%) bersifat isotonis

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Apusan darah tepi atau sediaan apus darah tepi merupakan pemeriksaan

dengan teknik mikroskopik untuk mengamati morfologi sel darah bahkan

komponen lain yang dapat memberikan informasi yang cukup banyak dan

bermakna terhadap keadaan hematologik seseorang. Spesimen darah yang

digunakan pada pemeriksaan apusan darah tepi adalah darah vena dengan

antikoagulan EDTA yang belum lama (kurang dari 1 jam) (Nugraha, 2015).

Sedian darah tipis yang baik memiliki sediaan yang tidak melebar sampai

ke pinggir kaca objek, panjangnya 1/2 sampai 2/3 panjang kaca, harus ada

bagian yang tipis untuk di periksa, pinggir sediaan itu rata dan tidak boleh

berlobang-lobang atau bergaris-garis, serta leukosit tidak boleh berhimpun

pada pinggir-pinggir atau ujung-ujung sediaan (Gandosoebrata, 2010).

Dalam pewarnaan apusan darah tepi terdapat beberapa macam

pewarnaan diantaranya pewarnaan peroksidase, sudan black, rapid, BCB

(Briliant Cresyl Blue), wright, dan giemsa. Diantara pewarnaan tersebut

teknik pewarnaan yang umum digunakan di Indonesia untuk sediaan darah

tepi yaitu giemsa, karena ketahanan hasil zat warna tersebut lebih baik

dengan hasil pewarnaan lebih jelas. Giemsa yang akan digunakan untuk

pewarnaan dibuat dari giemsa padat atau melarutkan Giemsa stok yang

diencerkan terlebih dahulu menggunakan larutan buffer atau aquadest

(Nugraha, 2015).

Pewarnaan giemsa sangat dipengaruhi oleh jenis bahan pengencer cat

giemsa. Syarat pengencer giemsa yang dapat digunakan adalah memiliki sifat

buffer, isotonik dan mempunyai pH 6,8-7,0 (Diarti, Tatontos, & Turmuji,

2016). Larutan buffer atau penyangga merupakan larutan yang dipakai untuk

mempertahankan pH tertentu agar tidak mengalami perubahan yang

signifikan. Buffer yang digunakan dalam pembuatan larutan giemsa biasanya

1

Page 16: GAMBARAN MORFOLOGI SEL EOSINOFIL DAN LIMFOSIT PADA … nova.pdf · pengecetan giemsa pada pemeriksaan morfologi sperma, hal ini dikarenakan NaCl fisiologis (0,9%) bersifat isotonis

2

adalah buffer fosfat. Buffer fosfat memiliki kemampuan menyangga yang

baik dan bersifat isotonik. Namun dilaboratorium yang ada pada lingkungan

pendidikan terkadang memiliki stok yang minim dalam ketersediaan bahan

atau reagen sehingga praktikan mengganti larutan buffer dengan

menggunakan aquadest yang netral.

NaCl fisiologis merupakan larutan yang memiliki sifat buffer, isotonis

dan konsentrasinya sekitar 0,9% (Diarti, Tatontos, & Turmuji, 2016). Pada

penelitian yang dilakukan Diarti, Tatontos dan Turmuji (2016), larutan NaCl

fisiologis (0,9%) memiliki kemampuan sebagai pengencer alternatif dalam

pengecetan giemsa pada pemeriksaan morfologi sperma, hal ini dikarenakan

NaCl fisiologis (0,9%) bersifat isotonis sehingga tidak merubah bentuk fisik

sel sperma. Dari hal tersebut peneliti akan mengkaji kemampuan larutan NaCl

fisiologis sebagai pengencer alternatif dalam pewarnaan giemsa pada

pemeriksaan morfologi sel eosinofil dan limfosit.

Berdasarkan dengan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk

mengetahui bagaimana gambaran morfologi sel eosinofil dan limfosit pada

sediaan apusan darah tipis dalam pewarnaan giemsa yang diencerkan

menggunakan NaCl fisiologis dan aquadest.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas maka dirumuskan permasalahan yaitu:

Bagaimana gambaran morfologi sel eosinofil dan limfosit pada sediaan

apusan darah tipis dalam pewarnaan giemsa yang diencerkan menggunakan

NaCl fisiologis dan aquadest?

C. Tujuan

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui gambaran morfologi sel eosinofil dan limfosit

pada sediaan apusan darah tipis dalam pewarnaan giemsa yang diencerkan

menggunakan NaCl fisiologis dan aquadest.

Page 17: GAMBARAN MORFOLOGI SEL EOSINOFIL DAN LIMFOSIT PADA … nova.pdf · pengecetan giemsa pada pemeriksaan morfologi sperma, hal ini dikarenakan NaCl fisiologis (0,9%) bersifat isotonis

3

2. Tujuan khusus

1. Untuk mengetahui gambaran morfologi sel eosinofil dan limfosit pada

sediaan apusan darah tipis dalam pewarnaan giemsa yang diencerkan

menggunakan NaCl fisiologis.

2. Untuk mengetahui gambaran morfologi sel eosinofil dan limfosit pada

sediaan apusan darah tipis dalam pewarnaan giemsa yang diencerkan

menggunakan aquadest.

3. Untuk membandingkan antara gambaran morfologi sel eosinofil dan

limfosit pada sediaan apusan darah tipis dalam pewarnaan giemsa yang

diencerkan menggunakan NaCl fisiologis dan aquadest.

D. Manfaat

1. Sebagai bahan informasi bagi institusi dan dapat menambah literatur

pustaka perpustakaan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Kendari.

2. Menambah informasi kepada petugas laboratorium mengenai pewarnaan

sediaan apus darah.

3. Menambah masukan dan sumber informasi kepada pembaca dan penulis

mengenai penggunaan cat giemsa yang diencerkan dengan NaCl atau

aquadest.

Page 18: GAMBARAN MORFOLOGI SEL EOSINOFIL DAN LIMFOSIT PADA … nova.pdf · pengecetan giemsa pada pemeriksaan morfologi sperma, hal ini dikarenakan NaCl fisiologis (0,9%) bersifat isotonis

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Darah

1. Darah

Darah merupakan komponen esensial makhluk hidup yang berada

dalam ruang vaskuler, karena peranannya sebagai media komunikasi antar

sel ke berbagai bagian tubuh dengan dunia luar karena fungsinya

membawa oksigen dari paru-paru ke jaringan dan karbon dioksida dari

jaringan ke paru-paru untuk dikeluarkan, membawa zat nutrien dari

saluran cerna ke jaringan kemudian menghantarkan sisa metabolisme

melalui organ sekresi seperti ginjal, menghantarkan hormone dan materi-

materi pembekuan darah (Tarwoto & Wartonah, 2008).

Darah membentuk sekitar 8% dari berat tubuh total dan memiliki

volume rerata 8% dari berat tubuh total dan memiliki volume rerata 5 liter

pada wanita dan 5,5 liter pada pria. Darah terdiri dari tiga jenis elemen

selular khusus, eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah putih) dan

trombosit (keping darah), yang membentuk suspense dalam cairan

kompleks plasma. Eritrosit dan leukosit adalah sel utuh, sementara

trombosit adalah fragmen/potongan sel (Sherwood, 2012).

2. Karakteristik Darah

Karakteristik umum darah meliputi warna, viskositas, pH, volume dan

komposisinya.

a. Warna

Darah arteri berwarna merah muda karena banyak oksigen yang

berikatan dengan hemoglobin dalam sel darah merah. Darah vena

berwarna merah tua/gelap karena kurang oksigen dibandingkan

dengan darah arteri.

b. Viskositas

Viskositas darah ¾ lebih tinggi dari pada viskositas air yaitu sekitar

1.048 sampai 1.066.

4

Page 19: GAMBARAN MORFOLOGI SEL EOSINOFIL DAN LIMFOSIT PADA … nova.pdf · pengecetan giemsa pada pemeriksaan morfologi sperma, hal ini dikarenakan NaCl fisiologis (0,9%) bersifat isotonis

5

c. pH

pH darah bersifat alkaline dengan pH 7,35 sampai 7,45 (netral 7,00).

d. Volume

Pada orang dewasa volume darah sekitar 70 sampai 75 ml/kg BB, atau

sekitar 4 sampai 5 liter darah.

e. Komposisi

Sel-sel darah/butir-butir darah (bagian padat) kira-kira 45%, terdiri

atas eritrosit atau sel darah merah (SDM) atau red blood cell (RBC),

Leukosit atau sel darah putih (SDP) atau white blood cell (WBC) dan

trombosit atau platelet. Sel darah merah merupakan unsur terbanyak

dari sel darah 44% sedangkan sel darah putih dan trombosit 1%. Sel

darah putih dan trombosit 1%. Sel darah putih terdiri dari basofil,

eosinofil, neutrofil, limfosit dan monosit (Tarwoto & Wartonah,

2008).

B. Tinjauan Umum Tentang Morfologi Sel Eosinofil dan Limfosit

1. Sel Eosinofil

1) Defenisi Eosinofil

Eosinofil merupakan sel 1-3% leukosit dalam darah normal dan

pertahanan tubuh melawan infeksi parasit (Bain, 2017). Eosinofil

akan meningkat jika terjadi infeksi cacing, pembuangan fibrin

selama proses peradangan dan masuknya protein asing

(Nugraha,2015). Eosinofil memiliki waktu dalam sirkulasi yang

singkat. Eosinofil mengeluarkan berbagai protein, sitokin, dan

kemokin yang menimbulkan peradangan dan mampu membunuh

organisme yang masuk ke tubuh. Eosinofil banyak dijumpai di

mukosa saluran cerna, tempat sel-sel ini mempertahankan tubuh dari

parasit, dan di mukosa, saluran nafas, serta kemih (Ganong, 2008).

Page 20: GAMBARAN MORFOLOGI SEL EOSINOFIL DAN LIMFOSIT PADA … nova.pdf · pengecetan giemsa pada pemeriksaan morfologi sperma, hal ini dikarenakan NaCl fisiologis (0,9%) bersifat isotonis

6

2) Morfologi Eosinofil

Ukuran eosinofil mencapai 16 µm dengan granula sitoplasmanya

yang bersifat eosinofilik sehingga dengan pengecatan giemsa akan

berwarna merah karena mengikat zat warna eosin, ukuran granulan

sama besar dan teratur seperti gelembung udara. Nucleus jarang

terdapat lebih dari tiga lobus (Nugraha, 2015).

Gambar 2.1 Eosinofil (Thamrin, 2017)

Morfologi sel eosinofil sebagai berikut :

1. Besarnya sel : 10 – 15 mikron

2. Bentuk inti : Bersegmen (2-3 lobi)

3. Warna inti : Kebiru-biruan

4. Kromatin : Kasar

5. Membran inti : Ada

6. Sitoplasma : Kemerahan

3) Perkembangan Sel Eosinofil

Pada keadaan fisiologis, eosinofil pada awalnya dikenali dengan

tahap sebagai berikut :

1. Promielosit

Jarang ditemukan, memiliki ciri-ciri sel yang khas untuk

suatu promielosit, dengan tambahan granula eosinofil dalam

sitoplasma, yang menyelubungi granulasi azurofilik, bergantung

pada jumlahnya. Granula eosinofil terlihat sebagai bola kecil

berwarna abu-abu hitam, coklat hijau, coklat karat atau merah

Page 21: GAMBARAN MORFOLOGI SEL EOSINOFIL DAN LIMFOSIT PADA … nova.pdf · pengecetan giemsa pada pemeriksaan morfologi sperma, hal ini dikarenakan NaCl fisiologis (0,9%) bersifat isotonis

7

bata, yang kadang-kadang juga menutupi inti sel. Granula abu -

abu hitam kurang matang dibandingkan dengan granula yang

berwarna kemerahan sehingga hanya dijumpai pada tahap

perkursor leukosit eosinofilik (Freund, 2012).

2. Mielosit eosinofilik

Lebih sering ditemukan, inti dan hubungan sitoplasma - inti

serupa seperti pada mielosit neutrofil. Sitoplasma terisi dengan

granula eosinofil, yang terutama berwarna kemerahan atau coklat

merah. Bagian sitoplasma yang tidak tertutupi oleh granula

terlihat sedikit basofilik (Freund, 2012).

3. Metamielosit eosinofil dan leukosit eosinofilik berinti batang

Proses pematangan inti yang berlangsung cepat, kedua

kelompok sel ini jarang dijumpai. Secara morfologi, kedua

kelompok sel ini mempunyai bentuk yang serupa dengan seri

neutrofil, tetapi dilengkapi dengan granula eosinofil yang matang

(Freund, 2012).

4. Leukosit eosinofil berinti segmen

Bentuk sel yang paling matang pada granulopoiesis eosinofil

mampu bermigrasi ke dalam darah perifer. Inti tampak mencolok

dengan dua segmen (bentuk “kacamata”) dengan jembatan antar

segmen - segmen yang berupa benang - benang halus. Kromatin

tampak seperti gumpalan kasar. Sitoplasma kebanyakan terisi

penuh dengan granula eosinofil matang, yang diameternya dapat

berbeda-beda. Warna dasar sitoplasma adalah basofilik muda,

yang hanya dapat dilihat pada daerah yang terbebas dari granula

(Freund, 2012).

4) Fungsi Eosinofil

Eosinofil memiliki fungsi dalam pertahanan tubuh melawan infeksi

parasit. Eosinofil kurang efisien daripada netrofil dalam melawan bakteri.

Di samping fungsi bermanfaat ini, eosinofil mempunyai kinerja yang

merugikan, yaitu sel ini terlibat dalam reaksi alergi (Bain, 2017).

Page 22: GAMBARAN MORFOLOGI SEL EOSINOFIL DAN LIMFOSIT PADA … nova.pdf · pengecetan giemsa pada pemeriksaan morfologi sperma, hal ini dikarenakan NaCl fisiologis (0,9%) bersifat isotonis

8

2. Sel Limfosit

1)Defenisi Limfosit

Limfosit adalah sel yang lebih kecil daripada granulosit dan memiliki

nukleus bulat. Sebgaian kecil di antaranya memiliki sedikit granul

sitoplasma. Limfosit dalam sirkulasi kelihatan sangat mirip satu sama lain,

tetapi teridiri dari tiga galur, yaitu sel B, sel T dan sel pembunuh alamiah

(Natural killer/NK) (Bain, 2017).

Limfosit membentuk pertahanan imun terhadap sasaran-sasaran yang

limfosit tersebut telah terprogram secara spesifik. Limfosit hidup sekitar

100 sampai 300 hari. Selama periode ini, sebagian besar secara terus-

menerus terdaur ulang antara jaringan limfoid, limfe, dan darah, dan hanya

menghabiskan waktu beberapa jam di dalam darah. Karena itu, setiap saat

hanya sebagian kecil dari limfosit total berada di dalam darah (Sherwood,

2012).

2) Morfologi Limfosit

Terdapat dua jenis limfosit, yaitu limfosit B dan limfosit T. limfosit B

matang pada sumsum tulang, sedangkan limfosit T matang di dalam timus.

Kedua jenis limfosit tersebut tidak dapat dibedakan dalam pewarnaan

giemsa, keduanya memiliki morfologi yang sama dengan bentuk bulat

berukuran sekitar 12 µm, nukleus padat hampir menutupi semua bagian sel

sehingga menyisakan sedikit sitoplasma dan tidak bergranula (Nugraha,

2015).

Limfosit adalah sel-sel yang kompoten secara imunologik karena

kemampuannya dalam membantu fagosit dan jumlahnya mencapai 25-

35% (Nugraha, 2015).

Page 23: GAMBARAN MORFOLOGI SEL EOSINOFIL DAN LIMFOSIT PADA … nova.pdf · pengecetan giemsa pada pemeriksaan morfologi sperma, hal ini dikarenakan NaCl fisiologis (0,9%) bersifat isotonis

9

Gambar 2.2 Limfosit (Thamrin, 2017)

Morfologi sel limfosit sebagai berikut :

a. Besarnya sel : 10 – 15 mikron

b. Bentuk inti : Oval / bulat dan relatif besar.

c. Warna inti : Biru gelap

d. Kromatin : Kompak memadat

e. Membran inti : Kurang jelas terlihat

f. Sitoplasma : Biru

3) Perkembangan Sel Limfosit

Sel progenitor limfosit berasal dari limfoid. Sel progenitor limfoid

akan berkembang menjadi limfoblas yang kemudian akan menjadi

prolimfosit dan terakhir akan menjadi limfosit. Beberapa sel limfosit akan

bermigrasi menuju timus dan akan mengalami deferesnsiasi menjadi sel T

matang selama perjalanan dari korteks menuju medula. Sedangkan limfosit

yang tetap menetap dalam sumsum tulang akan matang sebagai sel limfosit

B, jika terjadi pengenalan antigen selama sel limfosit B bersirkulasi ala

darah tepi, sel limfosit B akan mengalami pematangan menjadi sel B

memori atau sel plasma (Nugraha, 2015).

4) Fungsi Sel Limfosit

Limfosit T berfungsi sebagai sistem imunitas alami terhadap agen

asing (Puspita, n.d). Limfosit B berfungsi menghasilkan antibodi, yang

beredar dalam darah dan bertanggung jawab dalam imunitas humoral atau

yang diperantarai antibodi.

Page 24: GAMBARAN MORFOLOGI SEL EOSINOFIL DAN LIMFOSIT PADA … nova.pdf · pengecetan giemsa pada pemeriksaan morfologi sperma, hal ini dikarenakan NaCl fisiologis (0,9%) bersifat isotonis

10

C. Tinjauan Umum Tentang Sediaan Apus Darah Tepi

Apusan darah tepi adalah preparat apus dengan metode supra vital untuk

mendapatkan sediaan dari sel atau jaringan yang hidup. Sel-sel darah yang

hidup dapat mengisap zat-zat warna yang konsentrasinya sesuai dan akan

berdifusi ke dalam sel darah tersebut, selanjutnya zat warna akan mewarnai

granula pada sel bernukleus polimorf (Thamrin, 2017).

Prinsip pemeriksaan sediaan apus ini adalah dengan meneteskan darah

lalu dipaparkan di atas objek glass, kemudian dilakukan pengecatan dan

diperiksa dibawah mikroskop. Guna pemeriksaan apusan darah:

a. Evaluasi morfologi dari sel darah tepi (eritrosit, trombosit, dan leukosit)

b. Memperkirakan jumlah leukosit dan trombosit

c. Identifikasi parasit (misal : malaria. Microfilaria, dan Trypanosoma).

Saat membuat sediaan hapus darah hal yang perlu diperhatikan adalah

bahwa hanya 2/3 sampai 3/4 bagian kaca objek yang digunakan untuk apusan

darah. Kaca penutup yang panjang (24 x 50 mm) paling sesuai digunakan

untuk pembuatan apus darah. Ketebalan lapisan sediaan apus harus dibuat

sedemikian rupa sehingga sebagian eritrosit yang berdampingan dapat

terpisah dan sebagian lainnya bersatu membentuk fragmen-fragmen gulungan

uang yang kecil. Sediaan apus dengan lapisan yang terlalu tebal tidak

memungkinkan analisis struktur sel yang halus karena sel-sel tidak cukup

tersebar (Freund, 2012).

Untuk menghasilkan pemeriksaan yang baik untuk pemeriksaan dapat

dinilai secara visual. Sediaan apus darah tepi yang baik harus memiliki tiga

bagian yaitu kepala, badan dan ekor dengan ketebalan gradual dan ketebalan

apusan tersebut menggambarkan distribusi sel darah. Bagian paling tebal

berada pada daerah kepala, eritrosit pada bagian ini saling menumpuk, tidak

teratur dengan sel berbagai macam sel leukosit. Bagian badan apusan menipis

dengan distribusi eritrosit yang merata dan leukosit menyebar dengan baik,

pada bagian tengah apusan didominasi oleh sel limfosit dan bagian samping

apusan merupakan campuran yaitu granulosit dan monosit. Pada bagian ekor

apusan semakin menipis dan berujung dengan membentuk lidah, distribusi

Page 25: GAMBARAN MORFOLOGI SEL EOSINOFIL DAN LIMFOSIT PADA … nova.pdf · pengecetan giemsa pada pemeriksaan morfologi sperma, hal ini dikarenakan NaCl fisiologis (0,9%) bersifat isotonis

11

eritrosit pada bagian ini agak longgar dan sel leukosit yang mendominasi

adalah sel neutrophil (Nugraha, 2015).

Jenis apusan darah :

a. Sediaan darah tipis

Sediaan darah tipis merupakan apusan yang digunakan di dalam

laboratorium hematologi tetapi dapat juga digunakan untuk pemeriksaan

parasit malaria jika eritrosit tetap nampak sebagai sel utuh. Pada apus

darah tipis terdapat dua teknik pembuatan preparat yaitu menggunakan

kaca penutup (cover glass smears) atau menggunakan kaca objek (wedge

smear)

b. Sediaan darah tebal

Sediaan darah tebal dibuat dari setetes darah pada kaca objek yang di apus

secara spiral mengguakan ujung kaca objek atau kaca penutup. Preparat

apus darah tebal ini pada umumnya digunakan untuk pemeriksaan parasit

malaria, dengan teknik apus darah tebal eritrosit akan lisis dan

memudahkan dalam melakukan pemeriksaan malaria.

Kriteria preparat yang baik :

1. Lebar dan panjangnya tidak memenuhi seluruh kaca benda sehingga masih

ada tempat untuk pemberian label.

2. Secara granula penebalannya nampak berangsur-angsur menipis dari

kepala ke arah ekor.

3. Ujung atau ekornya tidak berbentuk bendera robek.

4. Tidak berulang-ulang karena bekas lemak ada di atas kaca benda.

5. Tidak terputus-putus karena gerakan gesekan yang ragu-ragu.

6. Tidak terlalu tebal (karena sudut penggeseran yang sangat kecil) atau tidak

terlalu tipis (karena sudut penggeseran yang sangat besar).

7. Pewarnaan yang baik.

D. Tinjauan Umum Tengtang Pewarnaan Sediaan Darah Tepi

Untuk mempermudah pengamatan sel dan komponennya pada apus darah

tepi secara tepat, maka perlu dilakukan suatu teknik pewarnaan. Terdapat

berbagai macam teknik pewarnaan yang digunakan untuk sediaan apus darah

Page 26: GAMBARAN MORFOLOGI SEL EOSINOFIL DAN LIMFOSIT PADA … nova.pdf · pengecetan giemsa pada pemeriksaan morfologi sperma, hal ini dikarenakan NaCl fisiologis (0,9%) bersifat isotonis

12

tepi sesuai tujuan pemeriksaan, teknik pewarnaan yang digunakan untuk

mengamati sel dan komponen sel darah pada umumnya didasarkan pada sifat

sel dan komponen sel terhadap zat warna, selain itu terdapat teknik

pewarnaan khusus untuk mewarnai komponen sel saja seperti sisa RNA pada

pemeriksaan retikulosit, granula leukosit dan lain sebagainya (Nugraha,

2015).

Teknik pewarnaan ini pertama kali dikenalkan oleh Romanowsky dan

Malachowski pada tahun 1891 menggunakan methylene blue dan eosin, yang

selanjutnya dimodifikasi oleh ilmuan lain dan yang terkenal adalah Leishman,

May-Grunwald, Wright dan Giemsa dengan tujuan menghasilkan pewarnaan

yang lebih baik agar mudah diamati (Nugraha, 2015).

Pewarnaan romanosky menggunakan zat warna azure B (trimethylthonin,

produk oksidasi methylene blue) yang memiliki warna biru dan eosin (eosin

B atau eosin Y) dengan warna merah, kombinasi kedua zat warna dapat

bersifat polikromatik yang dapat menghasilkan beberapa warna terhadap

sediaan apus darah tepi. Methylene blue merupakan zat warna dengan muatan

positif (kation) sehingga bereaksi dengan sel atau komponen sel yang

bermuatan negatif (anion) seperti asam nukleat (DNA/RNA), nucleoprotein,

granula basophil dan granula neutrofil. Sedangkan eosin adalah zat warna

anion sehingga akan mewarnai sel yang bermuatan positif seperti

hemoglobin, granula eosin dan granula neutrofil. Teknik pewarnaan yang

umum digunakan di Indonesia untuk sediaan apus darah tepi yaitu giemsa,

karena ketahanan hasil zat warna tersebut lebih dengan hasil pewarnaan lebih

jelas (Nugraha, 2015).

Pewarna giemsa biasanya dapat dibeli dalam bentuk larutan. Sebelum

digunakan, larutan ini harus diencerkan dengan larutan penyangga (buffer)

fosfat pH 6,4. Pewarna Giemsa diencerkan dengan buffer fosfat pH 6,4

dengan perbandingan 1 bagian Giemsa dan 9 bagian buffer, campur, saring.

Larutan ini harus dibuat baru. Pewarna giemsa tidak mengandung methanol

sehingga sediaan harus difiksasi dahulu sebelum diwarnai. Hal ini berbeda

Page 27: GAMBARAN MORFOLOGI SEL EOSINOFIL DAN LIMFOSIT PADA … nova.pdf · pengecetan giemsa pada pemeriksaan morfologi sperma, hal ini dikarenakan NaCl fisiologis (0,9%) bersifat isotonis

13

dengan zat warna Wright yang telah mengandung methanol dalam

konsentrasi tinggi, sehingga sediaan tidak perlu difiksasi (Riswanto, 2013).

E. Tinjauan Umum Tentang Pengencer Giemsa

1. Larutan Buffer

Larutan penyangga adalah larutan yang bersifat mempertahankan pH-

nya, jika ditambahkan sedikit asam atau sedikit basa atau diencerkan.

Larutan penyangga merupakan campuran asam lemah dengan basa

konjugasinya atau campuran basa lemah dengan asam konjugasinya

(Utami, 2011)

NaCl fisiologis merupakan larutan yang memiliki sifat buffer, isotonis

dan konsentrasinya sekitar 0,9% (Diarti, Tatontos, & Turmuji, 2016).

Larutan fisiologis ini merupakan larutan isotonis aman untuk tubuh, tidak

iritan, melindungi granulasi jaringan dari kondisi kering (Liswanti, 2014).

Larutan NaCl fisiologis dibuat dari kristal NaCl sebanyak 0,9 gram

kemudian dilarutkan dalam aquadest 100 ml.

2. Aquadest

Aquadest merupakan air murni, dengan asumsi hanya berisi molekul-

molekul H2O tanpa adanya penambahan unsur lain seperti ion

(Sukarsono, Marhaendrajaya, & Firdausi, 2008). Aquadest berasal dari air

hasil penyulingan, kandungannya murni H2O, sedangkan air mineral tidak

murni H2O dan tidak sama dengan air mineral. Bahkan aquadest tidak ada

kandungan mineralnya.

Page 28: GAMBARAN MORFOLOGI SEL EOSINOFIL DAN LIMFOSIT PADA … nova.pdf · pengecetan giemsa pada pemeriksaan morfologi sperma, hal ini dikarenakan NaCl fisiologis (0,9%) bersifat isotonis

14

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran

Sediaan apusan darah tepi merupakan sediaan darah yang diteteskan

diatas objek gelas yang kemudiaan dipaparkan dan diberi pewarnaan. Sediaan

apusan darah berguna untuk evaluasi morfologi sel darah, hitung jenis

leukosit, menghitung trombosit dan identifikasi parasit. Berdasarkan jenisnya

apusan darah tepi terbagi atas dua jenis yakni apus darah tebal dan dan apus

darah tipis. Sediaan apusan darah tepi yang baik memiliki lebar apusan yang

tidak memenuhi objek gelas, tidak berlobus, pada bagian ekor tidak berbentuk

bendera sobek, dari bagian kepala hingga ekor apusan berangsur-angsur

menipis, tidak terputus-putus, tidak terlalu tebal dan tidak teralu tipis. Sediaan

apusan darah tepi dibuat dengan menggunakan darah EDTA yang kurang dari

1 jam dan dapat diwarnai, diantaranya dengan pewarnaan wright, pewarnaan

sudan black, dan pewarnaan giemsa. Pewarnaan yang paling sering digunakan

di Indonesia adalah pewarnaan giemsa karena pewarnaan ini memiliki hasil

pewarnaan yang lebih jelas dan cocok di daerah tropis.

Sebelum digunakan pewarna giemsa harus terlebih dahulu diencerkan.

Larutan pengencer yang digunakan untuk mengencerkan giemsa pekat sangat

mempengaruhi hasil pewarnaan. Larutan pengencer yang digunakan adalah

larutan buffer dan bersifat isotonis. Larutan buffer merupakan larutan yang

dapat mempertahankan pH meskipun ditambahkan sedikit asam ataupun basa.

Larutan buffer yang digunakan dalam pengenceran adalah larutan buffer

fosfat .Namun laborarium pada lingkungan pendidikan terkadang memiliki

stok reagen yang minim sehingga larutan buffer fosfat diganti dengan

aquadest. Pada penelitian ini larutan buffer fosfat akan diganti dengan larutan

NaCl fisiologis sebagai alternatif dari larutan buffer fosfat dengan aquadest

sebagai pembanding.

14

Page 29: GAMBARAN MORFOLOGI SEL EOSINOFIL DAN LIMFOSIT PADA … nova.pdf · pengecetan giemsa pada pemeriksaan morfologi sperma, hal ini dikarenakan NaCl fisiologis (0,9%) bersifat isotonis

15

B. Kerangka Pikir

C. Variable Penelitian

1. Variable Bebas

Variable bebas dalam penelitian ini adalah larutan NaCl fisiologis dan

aquadest.

2. Variable Terikat

Variable terikat dalam penelitian ini adalah hasil pewarnaan pada

morfologi eosinofil dan limfosit.

Pembuatan apusan darahtipis

Pengencer giemsamenggunakan NaCl

fisiologis

Darah EDTA

Pengencer giemsamenggunakan

aquadest

Hasil pewarnaanmorfologi sel

eosinofil dan limfositdengan pengencer

giemsa menggunakanNaCl fisiologis

Hasil pewarnaanmorfologi sel

eosinofil dan limfositdengan pengencer

giemsa menggunakanaquadest

Page 30: GAMBARAN MORFOLOGI SEL EOSINOFIL DAN LIMFOSIT PADA … nova.pdf · pengecetan giemsa pada pemeriksaan morfologi sperma, hal ini dikarenakan NaCl fisiologis (0,9%) bersifat isotonis

16

D. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif

1. Defenisi Operasional

a. Morfologi eosinofil adalah sel leukosit yang memiliki ukuran 10-15

µm dengan sitoplasma berwarna merah dan inti kebiru-biruan.

b. Morfologi limfosit adalah sel leukosit yang memiliki ukuran 10-15

µm dengan sitoplasma berwarna biru muda dan inti biru gelap.

c. Sediaan apus darah tepi adalah pemeriksaan dengan teknik

mikroskopik untuk mengamati morfologi sel darah.

d. Pewarnaan sediaan darah tepi adalah pewarnaan yang dilakukan

pada sediaan darah tepi untuk mempermudah pengamatan sel dan

komponennya pada apusan darah tepi secara tepat.

e. Pengencer giemsa adalah larutan yang digunakan untuk

mengencerkan giemsa pekat. Pengencer yang digunakan pada

penelitian ini adalah NaCl fisiologis dan aquadest.

2. Kriteria Objektif

a. Kriteria pewarnaan morfologi sel eosinofil dan limfosit yang baik :

1. Inti eosinofil berwarna biru dengan sitoplasma berwarna merah.

2. Inti limfosit berwarna biru tua hingga ungu dengan sitoplasma

berwarna biru muda.

b. Kriteria pewarnaan morfologi sel eosinofil dan limfosit yang tidak

baik :

1. Inti eosinofil tidak berwarna biru dengan sitoplasma tidak

berwarna merah.

2. Inti limfosit tidak berwarna biru tua hingga ungu dengan

sitoplasma berwarna biru muda

Page 31: GAMBARAN MORFOLOGI SEL EOSINOFIL DAN LIMFOSIT PADA … nova.pdf · pengecetan giemsa pada pemeriksaan morfologi sperma, hal ini dikarenakan NaCl fisiologis (0,9%) bersifat isotonis

17

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, yaitu

gambaran morfologi sel eosinofil dan limfosit pada sediaan apusan darah tipis

dalam pewarnaan giemsa yang diencerkan menggunakan NaCl fisiologis dan

aquadest.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Hematologi Jurusan

Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Kendari.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 13 April-26 Mei 2018.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah sekelompok individu atau obyek yang memiliki

karakteristik yang sama, yang mungkin diselidiki/diamati (Moch. Imron &

Munif, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa D

III Jurusan Analis Kesehatan Tingkat 3 Poltekkes Kemenkes Kendari

berjumlah 43 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang menjadi obyek penelitian

(Moch. Imron & Munif, 2010). Sampel dalam penelitian ini adalah sampel

darah yang diambil dari mahasiswa D III Jurusan Analis Kesehatan

Tingkat 3 Poltekkes Kemenkes Kendari yang berjumlah 11 orang. Teknik

pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan Simple Random

Sampling yaitu pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara

acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi.

17

Page 32: GAMBARAN MORFOLOGI SEL EOSINOFIL DAN LIMFOSIT PADA … nova.pdf · pengecetan giemsa pada pemeriksaan morfologi sperma, hal ini dikarenakan NaCl fisiologis (0,9%) bersifat isotonis

18

1. Besar Sampel

Besar sampel yang diambil dalam penelitian ini yaitu 25% karena

jumlah populasi < 100.

n = N × 25%

n = 43 × 25%

n = 10, 75 11

Berdasarkan perhitungan diatas, didapatkan besar sampel sebanyak

11 sampel. Dari sampel tersebut dibuat apusan darah secara duplo,

sehinnga akan dibuat preparat apusan darah sebanyak 22.

D. Prosedur Pengambilan Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung pada saat penelitian,

yang meliput pencatatan hasil pemeriksaan morfologi pada sediaan apus

darah tipis dalam pewarnaan giemsa yang diencerkan dengan NaCl

fisiologis dan aquadest.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung atau

data-data yang telah ada, berupa studi kepustakaan dengan cara membaca

dan mengutip buku-buku, dokumen dan literatur lainnya.

E. Instrumen Penelitian

1. Alat

Gelas kimia 200 mL

Objek gelas

Bak pewarnaan

Pipet tetes

Pipet ukur

Botol reagen

Botol semprot

Timbangan analitik

Cawan porselin

Page 33: GAMBARAN MORFOLOGI SEL EOSINOFIL DAN LIMFOSIT PADA … nova.pdf · pengecetan giemsa pada pemeriksaan morfologi sperma, hal ini dikarenakan NaCl fisiologis (0,9%) bersifat isotonis

19

Kertas label

Ball filler

Spoit

Tabung EDTA

Tourniquet

Mikroskop

2. Bahan

1. Giemsa 10%

2. Methanol absolut

3. Kristal NaCl

4. Aquadest

5. Kapas

6. Alkohol 70%

7. Minyak imersi

F. Prosedur Kerja

1) Pra Analitik

1) Persiapan pasien : Menjelaskan kepada pasien terhadap tindakan

yang akan dilakukan.

2) Persiapan sampel : Darah EDTA

3) Pembuatan larutan NaCl fisiologis :

a. Siapkan alat dan bahan.

b. Ditimbang kristal NaCl sebanyak 0,9 gram.

c. Larutkan dalam aquadest 100 mL.

d. Masukkan ke dalam botol reagen dan homogenkan serta di beri

label.

4) Pembuatan larutan stok giemsa dengan pengencer NaCl fisiologis :

a. Dipipet giemsa induk sebanyak 1 ml.

b. Tambahkan larutan NaCl fisiologis sebanyak 9 ml.

c. Masukkan ke dalam botol reagen dan homogenkan serta diberi label.

5) Pembuatan larutan stok giemsa dengan pengencer aquadest :

1. Dipipet giemsa induk sebanyak 1 ml.

Page 34: GAMBARAN MORFOLOGI SEL EOSINOFIL DAN LIMFOSIT PADA … nova.pdf · pengecetan giemsa pada pemeriksaan morfologi sperma, hal ini dikarenakan NaCl fisiologis (0,9%) bersifat isotonis

20

2. Tambahkan dengan aquadest sebanyak 9 ml.

3. Masukkan ke dalam botol reagen dan homogenkan serta diberi label.

2) Analitik

Prosedur pembuatan apusan darah :

1. Teteskan setetes kecil darah ± 10 μL pada kaca objek (2-3mm dari

ujung kaca)

2. Letakkan kaca penghapus dengan sudut 30-45º terhadap kaca objek, di

depan tetesan darah.

3. Dorong kaca penghapus ke belakang sehingga menyentuh tetesan

darah, tunggu sampai tetesan darah menyebar pada sudut tersebut.

4. Tarik kaca penghapus sehingga terbentuk hapusan darah sepanjang 3-4

cm pada kaca objek. Darah harus habis sebelum kaca penghapus

mencapai ujung lain dari kaca objek.

5. Biarkan hapusan darah sampai kering

6. Beri label pada area kosong apusan.

Prosedur pewarnaan giemsa :

1. Letakkan sediaan apus di atas bak tempat pewarnaan

2. Fiksasi sediaan hapus dengan meneteskan metanol absolut sampai

tergenang selama 2-3 menit, lalu buang kelebihan methanol yang masih

tersisa.

3. Teteskan sediaan dengan larutan Giemsa, biarkan selama 20-30 menit

4. Bilas dengan air mengalir sampai bersih.

5. Biarkan sediaan mengering dengan meletakkan sediaan hapus pada rak.

3) Pasca Analitik

a. Hasil pewarnaan morfologi sel eosinofil dan limfosit yang baik :

1. Inti eosinofil berwarna biru dengan sitoplasma berwarna merah.

2. Inti limfosit berwarna biru tua hingga ungu dengan sitoplasma

berwarna biru muda.

b. Hasil pewarnaan morfologi sel eosinofil dan limfosit yang tidak baik :

1. Inti eosinofil tidak berwarna biru dengan sitoplasma tidak

berwarna merah.

Page 35: GAMBARAN MORFOLOGI SEL EOSINOFIL DAN LIMFOSIT PADA … nova.pdf · pengecetan giemsa pada pemeriksaan morfologi sperma, hal ini dikarenakan NaCl fisiologis (0,9%) bersifat isotonis

21

2. Inti limfosit tidak berwarna biru tua hingga ungu dengan

sitoplasma berwarna biru muda

G. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif

yaitu dihitung jumlah sediaan yang baik, dan tidak baik dari hasil

pemeriksaan mikroskopis morfologi sel darah dalam pewarnaan giemsa yang

diencerkan menggunakan NaCl fisiologis dan aquadest.

H. Pengolahan Data

1. Editing, yaitu mengkaji dan meneliti data yang telah terkumpul.

2. Scoring, yaitu pemberian skor pada masing-masing sampel yang

digunakan dalam bentuk angka.

3. Tabulating, yaitu untuk meringkas data yang diperlukan dalam bentuk

tabel yang telah dipersiapkan. Data yang diperoleh kemudian

dikelompokkan dan diproses dengan menggunakan tabel menurut

kategorinya masing-masing.

I. Analisis Data

Data yang telah diolah kemudian dianalisa dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

Keterangan :

X : Jumlah persentase variabel yang diteliti

f : Jumlah hasil pewarnaan yang baik/tidak baik

n : Jumlah sampel penelitian

k : Konstanta (100%)

J. Penyajian Data

Data yang telah dianalisis disajikan dalam bentuk tabel dan kemudian

dijelaskan dalam bentuk narasi.

K. Etika Penelitian

Etika penelitian bertujuan untuk melindungi hak-hak subyek. Dalam

penelitian ini menekankan masalah etika yang meliputi :

Page 36: GAMBARAN MORFOLOGI SEL EOSINOFIL DAN LIMFOSIT PADA … nova.pdf · pengecetan giemsa pada pemeriksaan morfologi sperma, hal ini dikarenakan NaCl fisiologis (0,9%) bersifat isotonis

22

a. Informed concent

Peneliti memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden

dengan tujuan agar subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian dan

mengetahui dampaknya, jika subyek bersedia maka mereka harus

menandatangani lembar persetujuan dan jika responden tidak bersedia

maka peneliti harus menghormati hak subyek.

b. Anonimity (Tanpa nama)

Peneliti tidak mencantumkan nama pada lembar pengumpulan data,

hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data.

c. Confidentiality (Kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan

oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada

hasil riset (Mundakir, 2017).

Page 37: GAMBARAN MORFOLOGI SEL EOSINOFIL DAN LIMFOSIT PADA … nova.pdf · pengecetan giemsa pada pemeriksaan morfologi sperma, hal ini dikarenakan NaCl fisiologis (0,9%) bersifat isotonis

23

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Lokasi Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini di lakukan pada Laboratorium Hematologi Jurusan

Analis Kesehatan, yang merupakan laboratorium yang digunakan untuk

menunjang proses belajar maupun penelitian mahasiswa jurusan analis

kesehatan.

2. Letak Geografis

Laboratorium hemetologi Jurusan Analis kesehatan terletak di Jl.

Jend. A. H. Nasution No. G 14 andounohu, tepatnya kelurahan Kambu

Kecematan Kambu, Kota Kendari, Batas Wilayah Poltekkes Kemenkes

Kendari jurusan analis kesehatan adalah sebagai berikut :

1) Sebelah Barat berbatasan dengan kompleks pertokoan/bangunan Ruko

dan perumahan warga sekitar

2) Sebelah Timur berbatasan dengan kompleks pertokoan/ bangunan ruko

dan perumahan warga sekitar

3) Sebelah Utara berbatasan dengan akademi keperawatan PPNI

4) Sebelah Selatan berbatasan dengan kost-kostsan Mahasiswa

3. Visi dan Misi Jurusan Analis Kesehatan

A. Visi

Menghasilkan ahli teknologi laboratorium medik yang profesional

dan unggul dalam bidang mikrobiologi berwawasan maritim tahun

2029.

B. Misi

1) Menyelenggarakan pendidikan yang menghasilkan tenaga ahli

laboratorium medik yang unggul pada bidang mikrobiologi

2) Menyelenggarakan penelitian terapan dibidang laboratorium medik

3) Mengembangkan sistem pembelajaran yang berbasis teknologi

informasi.

24

Page 38: GAMBARAN MORFOLOGI SEL EOSINOFIL DAN LIMFOSIT PADA … nova.pdf · pengecetan giemsa pada pemeriksaan morfologi sperma, hal ini dikarenakan NaCl fisiologis (0,9%) bersifat isotonis

24

4) Menyelenggarakan pengabdian masyarakat dibidang teknologi

laboratorium medik pada daerah maritime dengan pendekatan

problem solving.

5) Menyelenggarakan kemitraan dengan berbagai institusi regional,

resional dan internasional.

4. Sarana dan Prasarana

Jurusan analis kesehatan mempunyai sarana dan prasarana yang

menunjang proses berlangsungnya perkuliahan diantaranya : 4 ruang

perkuliahan, 1 ruang kantor atau jurusan dan 2 ruang laboratorium yang

membantu mahasiswa mempraktekan teori-teori yang didapatkan

dikelas yang terdiri atas : alat hematologi analizer, alat kimia darah, alat

urinalizer, inkubator, oven, waterbath, sentrifuge, mikroskop dan alat-

alat gelas maupun non gelas.

5. Sumber Daya Manusia

Staf pengajar di Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Analis

Kesehatan Tahun 2018 sebanyak 10 orang, 4 orang staf administrasi

dan 11 orang instruktur laboratorium.

B. Hasil Penelitian

1. Gambar Hasil Pengamatan

Tabel 5.1 Gambar hasil pengamatan pada morfologi eosinofil dengan

menggunakan giemsa yang diencerkan menggunakan NaCl

Fisiologis dan Aquadest

Morfologi Eosinofil Keterangan

Morfologi eosinofil dengan

menggunakan giemsa yang

diencerkan menggunakan

NaCl Fisiologis terlihat

memiliki inti berwarna biru

dengan sitoplasma berwarna

merah.

Page 39: GAMBARAN MORFOLOGI SEL EOSINOFIL DAN LIMFOSIT PADA … nova.pdf · pengecetan giemsa pada pemeriksaan morfologi sperma, hal ini dikarenakan NaCl fisiologis (0,9%) bersifat isotonis

25

Morfologi eosinofil dengan

menggunakan giemsa yang

diencerkan menggunakan

aquadest terlihat memiliki inti

berwarna biru dengan

sitoplasma berwarna merah

Tabel 5.2 Gambar hasil pengamatan pada morfologi limfosit dengan

menggunakan giemsa yang diencerkan menggunakan NaCl

dan Aquadest

Morfologi Limfosit Keterangan

Morfologi limfosit dengan

menggunakan giemsa yang

diencerkan menggunakan NaCl

terlihat memiliki inti berwarna

ungu dengan sitoplasma

berwarna biru muda.

Morfologi limfosit dengan

menggunakan giemsa yang

diencerkan menggunakan

aquadest terlihat memiliki inti

berwarna ungu dengan

sitoplasma berwarna biru muda.

Page 40: GAMBARAN MORFOLOGI SEL EOSINOFIL DAN LIMFOSIT PADA … nova.pdf · pengecetan giemsa pada pemeriksaan morfologi sperma, hal ini dikarenakan NaCl fisiologis (0,9%) bersifat isotonis

26

2. Hasil Pengamatan Morfologi Eosinofil dan Limfosit

Tabel 5.3 Hasil pengamatan morfologi sel eosinofil yang diwarnai

menggunakan giemsa yang diencerkan dengan NaCl

fisiologis dan aquadest.

Pengencer

Giemsa

Morfologi Sel EosinofilJumlah

Baik % Tidak baik %

NaCl Fisiologis

Aquadest

6

11

54,5

100

5

0

45,5

0

11

11

Tabel 5.3 menunjukan hasil pengamatan morfologi sel eosinofil

terhadap sebelas sampel yang telah di buat sediaan apusan darah yang

kemudian diwarnai menggunakan giemsa induk dengan pengencer NaCl

Fisiologis dan aquadest diperoleh hasil bahwa sediaan apusan darah yang

menggunakan pewarna giemsa dengan pengencer NaCl fisiolgis

ditemukan 54,5% memiliki morfologi sel eosinofil yang baik dan 45,5%

memiliki morfologi sel eosinofil yang tidak baik. Pengamatan sediaan

apusan darah yang menggunakan giemsa dengan pengencer aquadest

ditemukan 100% memiliki morfologi sel eosinofil yang baik dan tidak

ditemukan morfologi sel eosinofil yang tidak baik.

Tabel 5.4 Hasil pengamatan morfologi sel limfosit yang diwarnai

menggunakan giemsa yang diencerkan dengan NaCl

fisiologis dan aquadest.

Pengencer

Giemsa

Morfologi Sel LimfositJumlah

Baik % Tidak baik %

NaCl Fisiologis

Aquadest

7

11

63,6

100

4

0

36,4

0

11

11

Tabel 5.4 menunjukkan hasil pengamatan morfologi sel limfosit

terhadap sebelas sampel yang telah di buat sediaan apusan darah

menggunakan pewarnaan giemsa induk dengan pengencer NaCl

Fisiologis dan aquadest diperoleh hasil bahwa sediaan apusan darah yang

Page 41: GAMBARAN MORFOLOGI SEL EOSINOFIL DAN LIMFOSIT PADA … nova.pdf · pengecetan giemsa pada pemeriksaan morfologi sperma, hal ini dikarenakan NaCl fisiologis (0,9%) bersifat isotonis

27

menggunakan pewarna giemsa dengan pengencer NaCl fisiolgis

ditemukan 63,6% memiliki morfologi sel limfosit yang baik dan 36,4%

memiliki morfologi sel limfosit yang tidak baik. Kemudian pengamatan

dengan sediaan apusan darah yang menggunakan giemsa dengan

pengencer aquadest ditemukan 100% memiliki morfologi sel limfosit

yang baik dan tidak ditemukan morfologi sel limfosit yang tidak baik.

Tabel 5.5 Perbandingan antara pengencer NaCl Fisiologis dan Aquadest

berdasarkan banyaknya morfologi sel eosinofil dan limfosit

yang masuk dalam kategori baik.

Morfologi SelLarutan Pengencer

NaCl Fisiologis Aquadest

Sel Eosniofil 54,5 % 100 %

Sel Limfosit 63,6 % 100 %

Tabel 5.5 menunjukan bahwa morfologi sel eosinofil dan limfosit

yang memiliki morfologi baik paling banyak ditemukan pada apusan

darah dengan pewarnaan giemsa menggunakan pengencer aquadest

dibanding menggunakan NaCl fisiologis. Ditemukan morfologi sel

eosinofil yang baik sebanyak 100% pada pengamatan apusan darah pada

pewarnaan giemsa menggunakan pengencer aquadest, sedangkan pada

pewarnaan giemsa dengan pengencer NaCl fisiologis ditemukan

sebanyak 54,5%. Pada pengamatan morfologi sel limfosit ditemukan

morfologi yang baik pada apusan darah yang diwarnai dengan giemsa

menggunakan pengencer aquadest sebanyak 100%, sedangkan pada

pewarnaan giemsa dengan pengencer NaCl fisiologis ditemukan

sebanyak 63,6%.

C. Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada tanggal 13 April – 26

Mei 2018 di Laboratorium Hematologi Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes

Kemenkes Kendari tentang Gambaran Morfologi Sel Eosinofil dan Limfosit

Pada Sediaan Apusan Darah Tipis Dalam Pewarnaan Giemsa yang

Page 42: GAMBARAN MORFOLOGI SEL EOSINOFIL DAN LIMFOSIT PADA … nova.pdf · pengecetan giemsa pada pemeriksaan morfologi sperma, hal ini dikarenakan NaCl fisiologis (0,9%) bersifat isotonis

28

Diencerkan dengan NaCl Fisiologis ditemukan 54,5% morfologi sel eosinofil

yang baik dan 45,5% memiliki morfologi sel eosinofil yang tidak baik untuk

pewarnaan giemsa dengan menggunakan pengencer NaCl fisiologis, dan

ditemukan 100% morfologi sel eosinofil yang baik dan tidak ditemukan

morfologi sel eosinofil yang tidak baik untuk pewarnaan giemsa dengan

pengencer aquadest. Pada pengamatan morfologi limfosit ditemukan

ditemukan 63,6% morfologi sel limfosit yang baik dan 36,4% morfologi sel

limfosit yang tidak baik untuk pewarnaan giemsa dengan pengencer NaCl

fisiologis dan ditemukan 100% morfologi sel limfosit yang baik dan tidak

ditemukan morfologi sel limfosit yang tidak baik untuk pewarnaan giemsa

dengan pengencer aquadest.

Pada pengamatan morfologi sel eosinofil dengan pewarnaan giemsa

menggunakan pengencer NaCl fisiologis ditemukan 54,5% morfologi yang

baik dengan inti sel yang berwarna biru dan sitoplasma yang berwarna merah,

hal ini berarti komponen sel yang bersifat asam menarik zat warna giemsa

yang bersifat basa (Azur B) dan komponen sel yang bersifat basa menarik zat

warna giemsa yang bersifat asam (Diarti, Tatontos, & Turmuji, 2016).

Selain ditemukan morfologi sel eosinofil yang baik pada pewarnaan

giemsa menggunakan pengencer NaCl fisiologis, ditemukan juga morfologi

sel eosinofil yang tidak baik yakni sebanyak 45,5% dengan inti sel yang

berwarna biru dan sitoplasma yang pucat. Hal ini disebabkan oleh pH larutan

NaCl fisiologis lebih dari 7 sehingga inti sel eosinofil yg memiliki sifat asam

lebih menyerap zat warna basa (Azur B). Hal ini sejalan dengan hasil

penelitian Bhakti (2013) yang menyatakan bahwa pH pengencer pada

pewarnaan Giemsa sangat berpengaruh terhadap kualitas pewarnaan sediaan

apusan darah tipis.

Hasil yang diperoleh pada pengamatan morfologi sel limfosit pada

pewarnaan giemsa dengan menggunakan pengencer NaCl fisiologis

ditemukan morfologi sel limfosit yang baik sebanyak 63,6% dengan inti sel

yang berwarna biru tua hingga ungu dan sitoplasma berwarna biru muda. Inti

sel yang berwarna ungu pada sel limfosit disebabkan oleh Pewarnaan giemsa

Page 43: GAMBARAN MORFOLOGI SEL EOSINOFIL DAN LIMFOSIT PADA … nova.pdf · pengecetan giemsa pada pemeriksaan morfologi sperma, hal ini dikarenakan NaCl fisiologis (0,9%) bersifat isotonis

29

menggunakan zat warna azur B (trimethylthonin, produk oksidasi methylene

blue) yang memiliki warna biru dan eosin (eosin B atau eosin Y) dengan

warna merah, kombinasi kedua zat warna dapat bersifat polikromatik yang

dapat menghasilkan beberapa warna terhadap sediaan apus darah tipis

(Nugraha, 2015).

Pada pengamatan morfologi sel limfosit dengan pewarnaan giemsa

menggunakan pengencer NaCl fisiologis ditemukan juga morfologi yang

tidak baik yakni sebanyak 36,4% dengan inti yang berwarna biru tua dan

sitoplasma yang pucat. Hal ini tidak diketahui secara pasti apa penyebabnya

namun hal tersebut dapat terjadi karena faktor yang dipengaruhi oleh hasil

kualitas pewarnaan yakni teknik pembuatan sediaan darah, sumber daya

manusia (keterampilan dan ketelitian peneliti), proses pengecatan yang

kurang tepat, kualitas pengencer dan kualitas giemsa yang digunakan kurang

memenuhi mutu cat giemsa yang baik (Suryanta, Soebiyono & Kurniati,

2012).

Hasil pengamatan morfologi sel eosinofil dan limfosit pada pewarnaan

giemsa menggunakan aquadest ditemukan semua morfologi dalam kategori

baik (100%). Aquadest memiliki pH dengan kisaran 6,8 - 7,2 sehingga sel

eosinofil dan limfosit dapat menyerap zat warna giemsa dengan baik yakni

zat warna azur B yang bersifat basa dan eosin Y yang bersifat asam (Diarti,

Tatontos, & Turmuji, 2016).

Berdasarkan dari pengamatan yang telah dilakukan, pada pewarnaan

giemsa menggunakan pengencer NaCl fisiologis dan aquadest ditemukan

morfologi baik yang banyak pada apusan darah dengan pewarnaan giemsa

menggunakan pengencer aquadest dibanding dengan pengencer NaCl

fisiologis. Hal ini ditunjukan dengan ditemukan morfologi eosinofil dan

limfosit yang baik sebanyak 100% pada pewarnaan giemsa menggunakan

pengencer aquadest, sedangkan pada pewarnaan giemsa menggunakan NaCl

fisiologis ditemukan morfologi eosinofil yang baik sebanyak 54,5% dan

morfologi limfoit yang baik sebanyak 63,4%. Pada penelitian ini, aquadest

memiliki kualitas pewarnaan yang baik karena aquadest memiliki pH 6-7, hal

Page 44: GAMBARAN MORFOLOGI SEL EOSINOFIL DAN LIMFOSIT PADA … nova.pdf · pengecetan giemsa pada pemeriksaan morfologi sperma, hal ini dikarenakan NaCl fisiologis (0,9%) bersifat isotonis

30

ini sejalan dengan penelitian Bhakti (2013) yang menyatakan bahwa larutan

pengencer pada pH 6 dan 7 memiliki sediaan apus darah tipis yang baik. Pada

pewarnaan giemsa dengan menggunakan NaCl fisiologis masih ada morfologi

sel eosinofil dan limfosit yang penyerapan warnanya tidak baik, ini dapat

karena dipengaruhi oleh kualitas giemsa induk, kualitas pengencer cat

giemsa, kebersihan slide, lama fiksasi dengan methanol dan ketebalan

sediaan. Meskipun masih ada morfologi yang tidak baik akan tetapi sebagian

besar morfologi sel eosinofil dan limfosit masih memenuhi kriteria baik yaitu

sel yang utuh dan jelas, warna yang cukup kontras dan masih dapat diamati

(Diarti, Tatontos, & Turmuji, 2016).

Dasar dari pemeriksaan Romanowsky giemsa adalah penggunaan dua zat

warna yang berbeda yaitu Azur B (Bluish) bersifat basa dan Eosin Y

(Yellowish) bersifat asam. Azur B akan mewarnai komponen sel yang bersifat

asam seperti kromatin, dan beberapa struktur sitoplasma (DNA dan RNA)

menjadi warna biru sampai ungu. Sedangkan Eosin Y akan mewarnai

komponen sel yang bersifat basa seperti mitokondria dan granula menjadi

warna merah oren. Ikatan Eosin Y pada Azur B yang beragregasi dapat

menimbulkan warna ungu, dan keadaan ini dikenal sebagi efek Romanowsky

giemsa. Dalam pewarnaan giemsa kualitas pengencer berperan penting

terhadap kualitas pewarnaan. Jika suatu larutan pengencer memiliki pH yang

asam maka komponen sel yang bersifat basa akan lebih menyerap zat warna

asam dan larutan pengencer yang memiliki pH basa, komponen sel yang

bersifat asam akan lebih menyerap zat warna basa (Harr, 2016;Diarti,

Tatontos, & Turmuji, 2016).

Pada penelitian ini, peneliti melakukan pengambilan 11 sampel darah,

kemudian dibuat 22 sediaan apusan darah tipis yang terdiri atas 11 sediaan

apusan darah tipis dengan pewarnaan giemsa yang diencerkan dengan NaCl

fisiologis dan 11 sediaan apusan darah tipis dengan pewarnaan giemsa yang

diencerkan menggunakan aquadest. Setelah dilakukan pembuatan sediaan

peneliti melakukan pengamatan pada morfologi sel eosinofil dan limfosit.

Dalam pembuatan sediaan apusan darah tipis peneliti masih kesulitan dalam

Page 45: GAMBARAN MORFOLOGI SEL EOSINOFIL DAN LIMFOSIT PADA … nova.pdf · pengecetan giemsa pada pemeriksaan morfologi sperma, hal ini dikarenakan NaCl fisiologis (0,9%) bersifat isotonis

31

pembuatan sediaan apus darah tipis yang terkadang masih memiliki lobus

pada objek gelas yang digunakan sehingga apusan darah harus dibuat ulang

karena tidak memenuhi syarat preparat yang baik.

Page 46: GAMBARAN MORFOLOGI SEL EOSINOFIL DAN LIMFOSIT PADA … nova.pdf · pengecetan giemsa pada pemeriksaan morfologi sperma, hal ini dikarenakan NaCl fisiologis (0,9%) bersifat isotonis

32

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian hasil dan pembahasan terhadap gambaran morfologi

sel eosinofil dan limfosit pada sediaan apusan darah tipis dalam pewarnaan

giemsa yang diencerkan menggunakan NaCl fisiologis dan aquadest, dapat

disimpulkan sebagai berikut :

1. Pada gambaran morfologi sel eosinofil dan limfosit pada sediaan apusan

darah tipis dalam pewarnaan giemsa yang diencerkan menggunakan NaCl

fisiologis didapatkan 54,5% memiliki morfologi sel eosinofil yang baik dan

45,5% memiliki morfologi sel eosinofil yang tidak baik. Pada morfologi

limfosit didapatkan 63,6% memiliki morfologi sel limfosit yang baik dan

36,4% memiliki morfologi sel limfosit yang tidak baik.

2. Pada gambaran morfologi sel eosinofil dan limfosit pada sediaan apusan

darah tipis dalam pewarnaan giemsa yang diencerkan menggunakan

aquadest didapatkan 100% morfologi sel eosinofil dan limfosit yang baik.

3. Berdasarkan gambaran morfologi sel eosinofil dan limfosit pada sediaan

apusan darah tipis dalam pewarnaan giemsa yang diencerkan menggunakan

NaCl fisiologis dan aquadest yang telah diamati, pengenceran giemsa

dengan menggunakan aquadest lebih baik dibandingkan NaCl fisiologis.

B. Saran

1. Diharapkan kepada institusi pendidikan agar penelitian ini dapat dijadikan

bahan bacaan atau tambahan kepustakaan.

2. Diharapkan bagi tenaga laboratorium untuk lebih memperhatikan pH larutan

pengencer giemsa induk agar sel darah dapat menyerap zat warna dengan

baik.

32

Page 47: GAMBARAN MORFOLOGI SEL EOSINOFIL DAN LIMFOSIT PADA … nova.pdf · pengecetan giemsa pada pemeriksaan morfologi sperma, hal ini dikarenakan NaCl fisiologis (0,9%) bersifat isotonis

33

DAFTAR PUSTAKA

Bain, Barbara Jane. 2017. Hematologi Kurikulum Inti. EGC

Bhakti, Suryanata Widya. 2013. Pengaruh pH Buffer Pada Pengencer GiemsaTerhadap Gambaran Mikroskopis Sediaan Apus Malaria

Diarti, M. W., Tatontos, E. Y., & Turmuji, A. 2016. Larutan Pengencer AlternatifNaCl 0,9 % dalam Pengecatan Giemsa Pada Pemeriksaan MorfologiSpermatozoa.

Freund, Mathias. 2012. Heckner Atlas Hematologi. Jakarta. EGC

Gandosoebrata, R. 2010. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta. Dian Rakyat

Ganong, W.F. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC

Gilang, Nugraha. 2015. Panduan Praktikum Laboratorium Hematologi Dasar.Jakarta. Trans Info Media

Harr, Robert R. 2016. Resensi Ilmu Laboratorium Klinis. Jakarta. EGC

Liswanti, Yane. 2014. Gambaran Laju Endap Darah (Metode Sedimat)Menggunakan Natrium Sitrat 3,8% Dan Edta Yang Di Tambah NaCl0,85%.

Moch. Imron, TA & Munif, Amrul. 2010. Metodologi Penelitian BidangKesehatan. Jakarta. Sagung Seto

Mundakir. 2017. Pedoman Penulisan Skripisi. Program Studi Ners Fakultas IlmuKesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya

Puspita, Sartika. n.d. Fungsi Jaringan Pulpa dalam Menjaga Vitalitas Gigi.http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/10035/Bunga%20Rampai%20Chapter%207.pdf?sequence=6&isAllowed=y (diakses pada 21Februari 2018

Riswanto. 2013. Pemeriksaan Laboratorium Hemaatologi. Yogyakarta.Alfamedia

Sherwood, Lauralee. 2012. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem. Jakarta EGC

Sukarsono, K., Marhaendrajaya, I., & Firdausi, K. S.. 2008. Studi Efek KerrUntuk Pengujian Tingkat Kemurnian Aquades, Air Pam Dan Air Sumur.

Page 48: GAMBARAN MORFOLOGI SEL EOSINOFIL DAN LIMFOSIT PADA … nova.pdf · pengecetan giemsa pada pemeriksaan morfologi sperma, hal ini dikarenakan NaCl fisiologis (0,9%) bersifat isotonis

34

Suryanta, Soebiono, & Kurniati, Eni. 2012. Pengaruh Variasi KonsentrasiGiemsa Terhadap Hasil Pewarnaan Sediaan Darah Tipis PadaPemeriksaan Plasmodium sp.

Tarwotoh & Wartonah. 2008. Keperawatan Medical Bedah Gangguan SistemHematologi. Jakarta. Trans Info Media

Thamrin, Hilma Yuniar. 2017. Hematologi III. Bahan Ajar. Kendari. D3 AnalisKesehatan

Utami, Sri. 2011. Larutan Buffer. http://skp.unair.ac.id/repository/Guru-Indonesia/LarutanBuffer_SriUtami_9847.pdf (diakses 16 Januari 2018)

Page 49: GAMBARAN MORFOLOGI SEL EOSINOFIL DAN LIMFOSIT PADA … nova.pdf · pengecetan giemsa pada pemeriksaan morfologi sperma, hal ini dikarenakan NaCl fisiologis (0,9%) bersifat isotonis

LAMPIRAN

Page 50: GAMBARAN MORFOLOGI SEL EOSINOFIL DAN LIMFOSIT PADA … nova.pdf · pengecetan giemsa pada pemeriksaan morfologi sperma, hal ini dikarenakan NaCl fisiologis (0,9%) bersifat isotonis

Lampiran 1

Page 51: GAMBARAN MORFOLOGI SEL EOSINOFIL DAN LIMFOSIT PADA … nova.pdf · pengecetan giemsa pada pemeriksaan morfologi sperma, hal ini dikarenakan NaCl fisiologis (0,9%) bersifat isotonis

2

Page 52: GAMBARAN MORFOLOGI SEL EOSINOFIL DAN LIMFOSIT PADA … nova.pdf · pengecetan giemsa pada pemeriksaan morfologi sperma, hal ini dikarenakan NaCl fisiologis (0,9%) bersifat isotonis

3

Page 53: GAMBARAN MORFOLOGI SEL EOSINOFIL DAN LIMFOSIT PADA … nova.pdf · pengecetan giemsa pada pemeriksaan morfologi sperma, hal ini dikarenakan NaCl fisiologis (0,9%) bersifat isotonis

4

Lampiran 2

Page 54: GAMBARAN MORFOLOGI SEL EOSINOFIL DAN LIMFOSIT PADA … nova.pdf · pengecetan giemsa pada pemeriksaan morfologi sperma, hal ini dikarenakan NaCl fisiologis (0,9%) bersifat isotonis

5

Lampiran 3

Page 55: GAMBARAN MORFOLOGI SEL EOSINOFIL DAN LIMFOSIT PADA … nova.pdf · pengecetan giemsa pada pemeriksaan morfologi sperma, hal ini dikarenakan NaCl fisiologis (0,9%) bersifat isotonis

SURAT PERSETUJUAN PENGAMBILAN SAMPEL(INFORMED CONCENT)

Saya bertanda tangan di bawah ini menyatakan tidak keberatan untuk

dilakukan tindakan pengambilan sampel darah vena dalam penelitian yang

dilakukan mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan

dengan judul : “Gambaran Morfologi Sel Eosinofil Dan Limfosit Pada

Sediaan Apusan Darah Tipis Dalam Pewarnaan Giemsa Yang Diencerkan

Menggunakan NaCl Fisiologis dan Aquadest”.

Dari penjelasan yang diberikan, telah saya mengerti segala hal yang

berhubungan dengan tindakan yang akan dilakukan dan kemungkinan pasca

tindakan yang dapat terjadi sesuai pejelasan yang diberikan.

Kendari, April 2018

. Yang membuat pernyataan

(Nama Lengkap)

Lampiran 4

Page 56: GAMBARAN MORFOLOGI SEL EOSINOFIL DAN LIMFOSIT PADA … nova.pdf · pengecetan giemsa pada pemeriksaan morfologi sperma, hal ini dikarenakan NaCl fisiologis (0,9%) bersifat isotonis

ii

Lampiran 5

Page 57: GAMBARAN MORFOLOGI SEL EOSINOFIL DAN LIMFOSIT PADA … nova.pdf · pengecetan giemsa pada pemeriksaan morfologi sperma, hal ini dikarenakan NaCl fisiologis (0,9%) bersifat isotonis

iii

Lampiran 6

Page 58: GAMBARAN MORFOLOGI SEL EOSINOFIL DAN LIMFOSIT PADA … nova.pdf · pengecetan giemsa pada pemeriksaan morfologi sperma, hal ini dikarenakan NaCl fisiologis (0,9%) bersifat isotonis

iv

Lampiran 7

Page 59: GAMBARAN MORFOLOGI SEL EOSINOFIL DAN LIMFOSIT PADA … nova.pdf · pengecetan giemsa pada pemeriksaan morfologi sperma, hal ini dikarenakan NaCl fisiologis (0,9%) bersifat isotonis

v

Lampiran 8

Page 60: GAMBARAN MORFOLOGI SEL EOSINOFIL DAN LIMFOSIT PADA … nova.pdf · pengecetan giemsa pada pemeriksaan morfologi sperma, hal ini dikarenakan NaCl fisiologis (0,9%) bersifat isotonis

vi

DOKUMENTASI PENELITIAN

Alat dan bahan yang digunakan :

Pipet tetes Pipet Ukur Corong Gelas Kimia

Ball filler Botol Semprot Cawan porselin Neraca Analitik

Bak pewarnaan Mikroskop Kristal NaCl

Lampiran 9

Page 61: GAMBARAN MORFOLOGI SEL EOSINOFIL DAN LIMFOSIT PADA … nova.pdf · pengecetan giemsa pada pemeriksaan morfologi sperma, hal ini dikarenakan NaCl fisiologis (0,9%) bersifat isotonis

vii

Giemsa Methanol Minyak Imersi

Penimbangan kristal NaCl Larutan NaCl 0,9% yang telahdalam pembuatan larutan NaCl 0,9% dibuat

Darah yang digunakan untuk membuat Apusan darah tipis yang telah diapusan darah tipis buat, dikeringkan sebelum fiksasi

Page 62: GAMBARAN MORFOLOGI SEL EOSINOFIL DAN LIMFOSIT PADA … nova.pdf · pengecetan giemsa pada pemeriksaan morfologi sperma, hal ini dikarenakan NaCl fisiologis (0,9%) bersifat isotonis

viii

Setelah sediaan kering, fiksasi Pengenceran Giemsa Indukmenggunakan methanol. menggunakan NaCl 0,9%

dan aquadest

Dilakukan pewarnaan giemsa pada Setelah pewarnaan giemsa padasediaan yang telah difiksasi sediaan, sediaan dibilas dengan

aquadest, kemudiaan dikeringkan.

Page 63: GAMBARAN MORFOLOGI SEL EOSINOFIL DAN LIMFOSIT PADA … nova.pdf · pengecetan giemsa pada pemeriksaan morfologi sperma, hal ini dikarenakan NaCl fisiologis (0,9%) bersifat isotonis

ix

Sediaan yang telah kering, siap untuk dilakukan pengamatan padadilakukan pengamatan sediaan

Morfologi Eosinofil pada pewarnaan Morfologi Limfosit pada pewarnaangiemsa dengan pengencer Aquadest giemsa dengan pengencer Aquadest

Morfologi Eosinofil pada pewarnaan Morfologi Limfosit pada pewarnaangiemsa dengan pengencer NaCl 0,9% giemsa dengan pengencer NaCl 0,9%