gambaran kadar hemoglobin pada penderita demam berdarah...

54
GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN PADA PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI RSUD KOTA KENDARI KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Kendari Oleh : ASRIANTI P00341015008 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN ANALIS KESEHATAN 2018

Upload: lethu

Post on 05-Jun-2019

247 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

i

GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN PADA PENDERITA DEMAM

BERDARAH DENGUE (DBD) DI RSUD KOTA KENDARI

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan

Diploma III Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Kendari

Oleh :

ASRIANTI

P00341015008

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

2018

ii

iii

iv

v

RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS DIRI

Nama : Asrianti

Nim : P00341015008

Tempat, Tanggal Lahir : Saponda, 20 Oktober 1995

Suku / Bangsa : Bajo / Indonesia

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

B. PENDIDIKAN

1. SD Negeri I Saponda, Tamat Tahun 2006

2. SMP Negeri I Soropia, Tamat Tahun 2010

3. MA Bahrul Mubarak Toronipa, Tamat Tahun 2013

4. Sejak tahun 2015 Melanjutkan pendidikan di Politeknik Kesehatan

Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan.

v

vi

MOTTO

Kemarin adalah masa lalu Dan masa lalu adalah sejarah Yang dapat dijadikan

contoh bagi kita. Hari ini adalah perjuangan untuk masa depan

Dan masa depan adalah cita-citaku.

Kebahagiaan yang paling sempurna adalah melihat orang tuaku dan orang yang

kusayangi bisa tersenyum akan keberhasilanku.

Kupersembahkan untuk almamaterku

Ayah dan Ibu tercinta

Keluargaku tersayan

Doa Dan Nasehat Untuk Menunjang Keberhasilan

vi

vii

ABSTRAK

Asrianti “Gambaran Kadar Hemoglobin Pada Penderita Demam Berdarah

Dengue (DBD) di RSUD Kota Kendari”. yang dibimbing oleh Ibu Askrening

sebagai Pembimbing I dan Ibu Tuty Yuniarti sebagai Pembimbing II (+ halaman

+ lampiran+tabel+gambar). Demam berdarah merupakan penyakit yang

disebabkan oleh virus dengue yang masuk ke dalam peredaran darah manusia

melalui gigitan nyamuk. Pada fase pertama demam berdarah kadar hemoglobin di

hari pertama biasanya normal atau sedikit menurun dan akan naik mengikuti

hemokonsntrasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Kadar

Hemoglobin pada Penderita DBD yang Ada di RSUD Kota Kendari. Metode yang

digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif. Populasi sampel pada penelitian

ini sebanyak 16 orang dan sampel sebanyak 10 orang dengan teknik pengambilan

sampel Accidental Sampling Hasil penelitian ini ditemukan 10 penderita Demam

Berdarah Dengue yang memiliki kadar normal hemoglobin (Hb) sebanyak 9 orang

dengan persentase 90% dan yang memiliki kadar tinggi Hemoglobin (Hb)

sebanyak 1 orang dengan persentase 10%. Disimpulkan bahwa pemeriksaan kadar

hemoglobin pada penderita Demam Berdarah Dengue di RSUD Kota Kendari

ditemukan sebanyak 9 orang dengan persentase 90% normal, sedangkan yang

tinggi sebanyak 1 orang dengan persentase 10 %. Saran, diharapkan dapat

menambah informasi bagi institusi pendidikan dan menambah pengalaman bagi

peneliti serta untuk peneliti selanjutnya dapat melanjutkan penelitian ini terkait

dengan kadar hemoglobin pada penderita Demam Berdarah Dengue dengan

mengembangkan variabel penelitian.

Kata Kunci : Hemoglobin, Demam Berdarah

Daftar Pustaka : 19 (2003-2017)

vii

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penelitian dengan judul “Gambaran Kadar Hemoglobin Pada Penderita Demam

Berdarah Dengue (DBD) Di RSUD Kota Kendari”. Penelitian ini disusun dalam

rangka melengkapi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan program

Diploma III (D III) pada politeknik Kesehatan Kendari Jurusan Analis Kesehatan.

Pada kesempatan ini pula penulis mengucapkan terima kasih yang tak

ternilai kepada kedua orangtua saya H. Lukman S.pd dan Hj. Misrah yang amat

kucintai dan seluruh keluarga besarku, atas bantuan moril maupun materil,

motivasi, dukungan dan cinta kasih yang tulus serta doanya demi kesuksekan

penulis selama menuntut ilmu sampai selesainya karya tulis ilmiah ini.

Terimakasih pula kepada saudara-saudaraku yang telah mendukung saya selama

pendidikan dan penelitian.

Ucapan terimakasih kepada Ucapan terima kasih penulis juga sampaikan

kepada :

1. Ibu Askrening, SKM., M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemekes Kendari

2. Dr. Ir Sukanto Tobing, MSP,MA selaku Kepada Badan Penelitian dan

Pengembangan Propinsi Sulawesi Tenggara yang telah memberikan izin

untuk melakukan penelitian.

3. Ibu Anita Rosanty, SST.,M.Kes selaku Ketua Jurusan Analis Kesehatan.

4. Kepada Pembimbing I dan Pembimbing II, Ibu Askrening, SKM., M.Kes

dan Ibu Tuty Yunuarty, S.Si M.Kes yang telah memberikan bimbingan

dan masukan untuk perbaikan selama menyusun karya tulis ini.

5. Kepada Dewan Penguji Ruth Mongan, B.Sc.,S.Pd.,M.Pd dan Satya

Darmayani, S.Si.,M.Eng yang telah memberikan arahan perbaikan demi

kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Bapak dan ibu dosen Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Analis

Kesehatan serta staf dan karyawan atas segala fasilitas dan pelayanan

akademik yang diberikan selama penulis menuntut ilmu.

viii

ix

7. Seluruh teman-teman mahasiswa Jurusan Analis Kesehatan angkatan

tahun 2015, terimakasih atas 3 tahun ini, satu hal yang membanggakan

telah mengenal kalian.

Penulis menyadari sepenuhnya dengan segala kekurangan dan

keterbatasan yang ada, Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua

pihak demi kesempurnaan Karya Tulis ini. Akhir kata, semoga Karya

Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi

pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian selanjutnya.

Kendari, 09 Agustus 2018

Peneliti

ix

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS.............................................ii

HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... . iii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ . iv

RIWAYAT HIDUP ...........................................................................................v

MOTTO .......................................................................................................... . vi

ABSTRAK ...................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................... viii

DAFTAR ISI ......................................................................................................x

DAFTAR TABEL........................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................1

B. Rumusan masalah....................................................................................3

C. Tujuan Penelitian ....................................................................................3

D. Manfaat Penelitian ..................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Darah..............................................................5

B. Tinjauan Umum Tentang Hemoglobin (Hb) ...........................................8

C. Demam Berdarah Dengue .................................................................... 11

BAB III KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran ................................................................................... 14

B. Kerangka Pikir ..................................................................................... 15

C. Variabel Penelitian ............................................................................... 15

D. Dafenisi Operasional dan Kriteria Objektif ......................................... 15

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 17

B. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 17

x

xi

C. Populasi dan Sampel ............................................................................ 17

D. Kriteria Inklusi dan Eksklusi ................................................................ 17

E. Prosedur Pengumpulan Data ................................................................ 18

F. Instrument Penelitian ........................................................................... 18

G. Jenis Data ............................................................................................. 19

H. Analisis Data ........................................................................................ 20

I. Pengolahan Data................................................................................... 20

J. Penyajian Data ..................................................................................... 21

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................................... 22

B. Hasil Penelitian .................................................................................... 23

C. Pembahasan .......................................................................................... 24

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................... 27

B. Saran ..................................................................................................... 27

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xi

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pada

Penderita Demam Tifoid Yang Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum

Daerah Kota Kendari ..................................................................... 23

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Hasil Pemeriksaan Kadar Hemoglobin Pada

Penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) Yang Rawat Inap

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari ................................... 24

xii

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Hemoglobin .................................................................. 10

xiii

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Hasil Penelitian

Lampiran 2 : Tabulasi Data Penelitian

Lampiran 3 : Master Tabel Penelitian

Lampiran 4 : Izin Pengambilan Data Awal Penelitian

Lampiran 5 : Permohonan Izin Penelitian Dari Jurusan Analis

Lampiran 6 : Permohonan Izin Penelitian Dari Badan Penelitian Dan

Pengembangan Provinsi Sulawesi Tenggara

Lampiran 7 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Lampiran 8 : Surat Keterangan Bebas Pustaka

xiv

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Darah tersusun atas dua komponen, yaitu cairan yang disebut plasma

darah dan sel-sel darah yang berupa padatan. Plasma darah jumlahnya

sekitar 55% dari volume darah, sedangkan sel-sel darah sekitar 45% dari

volume darah. Plasma darah tersusun atas 90% air 7% protein, garam-garam

mineral, dan 2% lemak. Plasma darah mengandung protein penting, seperti

fibrinogen, globulin, albumun, dan lipoprotein. Fibronogen berfungsi dalam

pembekuan darah, Globulin berperan dalam pertahanan tubuh,dan albumun

Protein-protein tersebut dapat dipisahkan dari plasma dan membentuk cairan

yang disebut serum (Sri Pujiyanto, 2013).

Sel darah tersusun atas tiga komponen yaitu sel darah merah

(eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan trombosit. Fungsi eritrosit adalah

untuk mengangkut oksigen dari paru-paru yang diedarkan keseluruh tubuh.

Eritrosit mampu mengangkut oksigen karena mempunyai hemoglobin,masa

hidupnya 120 hari, dengan nilai normal mencapai 4,5 juta/mm³. Sel darah

putih (leukosit) merupakan sel yang memiliki fungsi untuk pertahanan tubuh

dari serangan mikroorganisme. Masa hidup leukosit 13-20 hari dengan nilai

normal sekitar 4000-11000/mm³ (Sri Pujiyanto, 2013). Fungsi trombosit

yaitu berperan dalam proses pembekuan darah Jumlah tombosit normal

berkisar antara 150.000-400.000 keping/mm³ dan berukuran sangat kecil 2-

4µm (Nugraha, 2013).

Hemoglobin (Hb) merupakan protein yang mengikat besi (F2+

)

sebagai komponen utama dalam eritrosit dengan fungsi transportasi oksigen

(O2) dan karbon dioksida(CO2) serta memberi warna merah dalam darah.

Setiap heme dalam Hb berkaitan dengan O2+, maka Hb disebut

oksihemoglobin (HbO2). Setiap gram Hb dapat mengikat 1,34 mL O2 dalam

kondisi jenuh. Hemoglobin dapat meningkat ataupun menurun, nilai

ambang batas nasional kadar hemoglobin (Hb) pada perempuan dewasa 12,0

gr/dL dan laki-laki 13,0 gr/dL. Penurunan kadar hemoglobin dapat

1

2

disebabkan beberapa penyakit yaitu anemia defisiensi besi, gangguan

kelenjar tiroid, penyakit ginjal, sirosis, kanker, dan pada penderita demam

berdarah dengue (DBD).

Hemoglobin merupakan protein kompleks yang mengikat zat besi

(Fe) dan terdapat di dalam eritrosit. Fungsi utama hemoglobin adalah

mengangkut oksigen (O2) dari paru-paru keseluruh tubuh dan

menukarkannya dengan karbondioksida (CO2) dari jaringan untuk

dikeluarkan melalui paru-paru. Tiap eritrosit mengandung 640 juta molekul

hemoglobin agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik (Nugraha,2015).

Kasus demam berdarah dengue sendiri memiliki angka kejadian

yang cukup tinggi di Indonesia. Menurut data tahun 2013 tercatat angka

kesakitan DBD 45,85 per 100.000 penduduk (112.511 kasus) dengan angka

kematian sebesar 0,77 % (871 kematian). Sedangkan pada tahun 2014 ini

sampai awal bulan April tercatat angka kesakitan DBD sebesar 5,17 per

100.000 penduduk (13.031 kasus) dengan angka kematian sebesar 0,84%

(110 kematian) (Depkes, 2014).

Tahun 2016 merupakan tahun dengan kasus DBD tertinggi dalam

beberapa tahunterakhir, jumlah penderita DBD di Sulawesi Tenggara yang

dilaporkan sebanyak 3.433 kasus,melonjak lebih dari 2 kali lipat dibanding

tahun sebelumnya, 33 kasus di antaranya meninggaldunia (Incidence

Rate/Angka Kesakitan 132,5 per 100.000 penduduk dan Case Fatality

Rate(CFR)/Angka Kematian = 1,0%, angka ini lebih rendah dibandingkan

tahun sebelumnya yang mencapai 1,4% (Dinkes sultra,2016).

Pada tahun 2016 pasien rawat inap dengan penyakit DBD

diwilayah kerja Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Kendari

berjumlah 587 kasus dan mengalami penurunan pada tahun 2017 dengan

jumlah kasus 286 (Rekam medik dan sirs RSUD Kota Kendari).

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang

disebabkan oleh virus dengue, yang masuk ke peredaran manusia melalui

gigitan nyamuk dari genus Aedes, yaitu Aedes aegypti atau Aedes

albopictus., hasil trombosit dibawah normal dikatakan trombositopenia atau

3

< 150.000-400.000 mm³, dan hasi hemoglobin dibawah normal dikatakan

anemia < 12-16 g/dL, <14-18 g/dL (Restiayuh et al, 2013).

Hemoglobin memegang peranan penting untuk membantu diagnosis

DBD terutama bila sudah terjadi kebocoran plasma yg dapat menyebabkan

terjadinya syok. Pada fase awal atau fase tanpa syok kadar hemoglobin pada

hari-hari pertama biasanya normal atau sedikit menurun. Tetapi, kemudian

kadarnya akan naik mengikuti peningkatan hemokonsen-trasi dan merupakan

kelainan hematologi paling awal yang ditemukan pada DBD. Walaupun

demikian, pada penelitian Mayeti terdapat 2 pasien yang memiliki kadar

hemoglobin meningkat (>16,0 g/dL), hal tersebut bisa dijelaskan oleh teori

kebocoran plasma akibat peningkatan permeabilitas vaskuler yang merupakan

manifestasi klinis DBD/SSD, akan tetapi patofisiologi ini belum sepenuhnya

dimengerti. Kebocoran protein dan masuknya cairan ke dalam ruangan

ekstravaskuler mengakibatkan hemokonsentrasi (peningkatan hemoglobin

dan peningkatan hematokrit) (Mayeti, 2010).

Berdasarkan masalah diatas, peneliti tertarik melakukan penelitian

tentang analisis kadar hemoglobin pada penderita DBD yang berada di

RSUD Kota Kendari.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kadar

hemoglobin pada penderita DBD di RSUD Kota Kendari.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umun:

Untuk mengetahui kadar Hemoglobin pada penderita DBD yang

ada di RSUD Kota Kendari.

2. Tujuan khusus :

a. Untuk melakukan pemeriksaan kadar hemoglobin pada penderita DBD

b. Untuk mengetahui interpretasi kadar hemoglobin pada penderita DBD

A. Manfaat Penelitian

1. Untuk peneliti

4

Merupakan pengalaman berharga dan berarti dalam memperluas

wawasan dan pengetahuan peneliti dalam bidang kesehatan khususnya

mengenai analisis kadar hemoglobin pada penderita DBD

2. Untuk institusi

Sebagai bahan informasi bagi institusi politeknik kesehatan

kemenkes kendari khususnya jurusan analis kesehatan menyangkut

dengan pengembangan penelitian mahasiswa selanjutnya yang berkaitan

dengan penelitian ini.

3. Untuk peneliti selanjutnya

Sebagai salah satu sumber pengetahaun dan informasi

tambahan bagi mahasiswa masiswi poltekkes kemenkes kendari

terkhusus mahasiswa jurusan analis kesehatan yang akan melakukan

penelitaian mengenai analisis kadar hemoglobin.

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Darah

1. Definisi darah

Darah merupakan sel yang berbentuk cair yang terdiri atas dua

bagian yaitu plasma darah dan sel darah. Sel darah terdiri dari tiga jenis

yaitu eritrosit, leukosit dan trombosit. Perbandingan volume darah

dengan berat badan adalah 1:12, atau sekitar 5 liter.

Darah dibentuk dari dua komponen yaitu komponen seluler dan

komponen non-seluler. Komponen seluler sering disebut juga

korpuskuli, yang membentuk sekitar 45% yang terdiri dari tiga macam

atau jenis sel yaitu eritrosit, leukosit, dan trombosit. Pada dasarnya

trombosit bukan berupa sel melainkan bentuk keping-keping dari

pecahan sitoplasma sel megakariosit. Komponen non-seluler berupa

cairan yang disebut plasma dan membentuk sekitar 55% bagian dari

darah. Dalam plasma terkandung berbagai macam molekul makro dan

mikro, baik yang bersifat larut air (hidrofilik) maupun tidak larut air

(hidrofobik), berupa organik maupun anorganik, serta atom atom

maupun ionik. Plasma yang tidak mengandung faktor-faktor

pembekuan darah disebut serum. Plasma darah terdiri dari air, protein

karbohidrat, lipid, asam amino, vitamin, mineral dan lain sebagainya.

Komponen tersebut dapat mengalir dalam sirkulasi bersama darah, baik

bebas atau diperantarai molekul lain agar dapat terlarut didalam plasma

(Nugraha, 2015).

2. Fungsi Darah

a. Fungsi respirasi

Melalui eritrosit darah memiliki fungsi mengangkut oksigen

dari paru-paru menuju jaringan diseluruh tubuh dan mengangkut

karbon dioksida dari jaringan menuju paru-paru untuk dikeluarkan.

Pengangkutan oksigen dan karbon dioksida tersebut dilakukan oleh

5

6

molekul hemoglobin yang terkandungan dalam eritrosit (Nugraha,

2015).

b. Fungsi Nutrisi

Karbohidrat, protein dan lemak yang kita makan akan

diproses oleh sistem pencernaan. Di dalam lumes usus nutrisi akan

diabsorpsi menuju kapiler-kapiler darah disekitar usus. Beberapa

nutrisi disintesis oleh sel dalam organ seperti hati. Semua molekul

tersebut akan diangkut oleh darah, melalui sistem kardiofaskuler

nutrisi akan didistribusikan keeluruh tubuh (Nugraha,2015).

c. Fungsi Ekskresi

Sel dalam jaringan melakukan metabolisme dan

menghasilkan sisa metabolisme berupa sampah yang tidak

digunakan, jika terakumulasi dalam sel atau organ akan

menyebabkan kerusakan sel dan gangguan kesehatan. Sisa

metabolisme akan dikeluarkan oleh sel kedalam darah dan dan

diangkut melalui sistem kardiovaskuler menuju organ ekskresi

untuk dikeluarkan (Nugraha, 2015).

d. Fungsi penyeimbangan Asam-Basa Tubuh

Aktivitas fisiologis tubuh dipengaruhi oleh keasaman,

keseimbangan asam-basa tercapai karena adanya proses

metabolisme dan pengendaliannya yang disebabkan suatu senyawa

yang bersifat asam (asidi) maupun bersifat basa (alkali) yang

mempengaruhi faktor keasaman didalam darah akibat adanya

aktivitas di luar sel (ekstrasel) dan di dalam sel (intrasel), kelebihan

senyawa tersebut akan dieksresikan oleh organ paru-paru dan ginjal

(Nugraha, 2015).

e. Fungsi Penyeimbangan Air Tubuh

Air merupakan komponen penting dan terdistribusi dengan

baik didalam tubuh, sekitar 60-75% berat tubuh manusia adalah air

baik yang terdapat intrasel maupun ekstrasel. Air dalam darah

7

merupakan cairan ekstrasel yang berada di dalam intravaskuler

(plasma) (Nugraha,2015).

f. Fungsi Pengaturan Suhu Tubuh

Manusia memiliki suhu tubuh normal berkisar antara 36,5-

37,5°c. suhu tersebut selalu dipertahankan agar organ atau aktivitas

sel di dalam tubuh bekerja secara optimal. Pada saat terjadi

kenaikan suhu tubuh baik oleh suhu lingkungan atau suhu tubuh

meningkat karena sakit, pembuluh darah akan melebar

(vasodilatasi) sehingga bnyak darah yang bersirkulasi terutama

pada bagian bawah kulit yang bnyak mengandung kalanjar keringat

untuk memproduksi bnyak keringat yang berguna untuk membuang

panas (Nugraha,2015).

g. Fungsi Pertahanan Terhadap Infeksi

Leukosit memiliki peranan dalam pertahanan tubuh

terhadap benda asing maupun serangan penyakit baik oleh bakteri,

virus atau parasit. Pertahanan dilakukan dengan cara eliminasi dari

dalam tubuh melalui proses fagositosis maupun pembentukan

antibodi (Nugraha, 2015).

h. Fungsi Transpor Hormon dan Pengaturan Metabolisme

Metabolisme terjadi karena adanya reaksi biokimia di dalam

tubuh untuk keberlangsungan mahkluk hidup salah satunya dengan

bantuan enzim sebagai katalisator (pemercepat reaksi) (Nugraha,

2015).

i. Fungsi Pembekuan Darah (Koagulasi)

Sistem peredaran darah manusia merupakan sistem

peredaran darah tertutup, dalam keadaan tertentu darah dapat

keluar dari pembuluh darah sehingga dapat berakibat fatal misalnya

luka atau penyakit sehimgga perlu dilakukan penyumbatan agar

darah tidak keluar dari sirkulasi, melalui mekanisme pembekuan

darah (hemostasis) (Nugraha, 2015).

8

B. Tinjauan Umum Tentang Hemoglobin (Hb)

1. Definisi Hemoglobin

Hemoglobin merupakan zat protein yang terdapat dalam sel

darah merah (eritrosit) yang memberi warna merah pada darah dan

merupakan pengangkut oksigen utama dalam tubuh. Hemoglobin terdiri

dari 2 bagian utama, yaitu hem dan globin. Setiap molekul hemoglobin

memiliki 4 gugus hem identik yang melekat pada 4 rantai globin.

Keempat rantai globin itu merupakan rantai polipeptida yang terdiri dari

2 buah antai alfa (α) dan 2 buah rantai beta (β). Selain itu, hemoglobin

juga memiliki 4 molekul nitrogen protoporphyrin IX, dan 4 atom besi

dalam bentuk ferro (Fe²+) yang berpasangan dengan protoporphyrin IX

untuk membentuk 4 molekul hem (Riswanto, 2013).

Hem disintesis di mitokondria eritrosit. Hem terdiri dari 4

struktur 4 karbon berbentuk cincin simetris yang disebut cincin pirol,

yang membentuk satu molekul porfirin. Gugus karbon tersebut berasal

dari asam amino glisin dan suksinil koenim A. Pembentukan hem terjadi

secara bertahap, dimulai dari pembentukan kerangka porfirin, disusul

dengan insersi atau perlekatan besi (Fe) ke masing-masing gugus hem.

Gugus hem selanjutnya akan melekat ke gugus globin, penggabungan

ini terjadi di sitoplasma eritrosit (Riswanto, 2013).

Globin disintesis di sel muda eritrosit (proeritroblast atau

eritroblast basofilik) dan berlanjut dengan tingkat yang terbatas, bahkan

sampai di retikulosit. Rantai alfa (α) dan rantai beta (β) dari gugus

Globin menyususn 95% dari hemoglobin dewasa (hemoglobin adult,

HbA) normal, selebihnya adalah rantai-rantai minor, yaitu rantai delta

(δ) dan rantai gamma (γ) yang membentuk dua hemoglobin minor

(Riswanto, 2013).

2. Pembentukan Hemoglobin

Pembentukan hemoglobin melibatkan dua jalur sintesis yaitu

sintesis heme dan sintesis rantai globin, kedua jalur tersebut akan

bertemu untuk membentuk hemoglobin. Sintesis heme terjadi di dalam

9

mitokondria yang diawali dari kondensasi glisin dan suksinil koenzim A

untuk membentuk asam aminolevulinat (ALA) melalui bantuan enzim

ALA sintase. Piridoksal fosfat (vitamin B6) berperan sebagai koenim

dalam reaksi pembentukan ALA, yang dirangsang oleh hormon

eritropoetin. ALA akan diangkut keluar mitokondria menuju sitosol,

melalui serangkaian reaksi biokimia akan membentuk ko-

proporfirinogen. Molekul tersebut akan masuk kembali kedalam

mitokondria dan menjadi protoporfirin. Dengan bantuan enzim,

ferro(Fe²+) dalam mitokondria akan bergabung dengan protoporfirin

membentuk heme (Nugraha, 2015).

Berikut ini adalah nilai rujukan kadar hemoglobin pada berbagai

umur dan jenis kelamin.

Nilai Rujukan :

a. Bayi baru lahir : 16,5 ± 3,0 g/dL

b. Bayi 3 bulan : 11,5 ± 2,0

c. Anak usia 1 tahun : 12,0± 2,0 g/dL

d. Anak usia 10-12 tahun : 13,0 ± 1,5 g/dL

e. Wanita tidak hamil : 14,0 ± 3,5 g/dL

f. Pria dewasa : 15,5 ± 3,5 g/dL

g. Wanita hamil : 11,0 g/dL

h. Ibu menyusui : 12,0 g/dL

3. Struktur Hemoglobin (Hb)

Pada pusat molekul terdiri dari cincin heterosiklik yang dikenal

dengan porfirin yang menahan satu atom besi, atom besi ini merupakan

situs atau lokal ikatan oksigen. Porfirin yang mengandung besi disebut

heme. Nama hemoglobin merupakan gabungan dari heme dan globin,

globin sebagai istilah generik untuk protein globular.

Pada orang dewasa, hemoglobin berubah tetramer (mengandung

4 sub unit protein), yang terdiri dari masing-masing dua sub unit alfa

dan beta yang terikat secara non kovalen. Sub unitnya mirip secara

struktural dan berukuran hampir sama. Tiap sub unit memiliki berat

10

molekul kurang lebih 16.000 Dalton. Tiap sub unit hemoglobin

mengandung satu heme, sehingga secara keseluruhan hemoglobin

memiliki kapasitas empat molekul oksigen (kosasih, 2008).

Gambar 2.1 Struktur Hemoglobin

(Sumber : Hoffbrand, 1995).

4. Beberapa cara metode pemeriksaan hemoglobin

a. Metode sahli

Metode ini membandingkan warna hematin asam

(hemoglobin yang dilarutkan dalam HCL 0,1 N dengan warna

standart yang terdapat pada alat hemoglobinometer. Metode ini

memiliki kesalahan yang besar (15-30%), alatnya tidak dapat

distandarisasi dan tidak semua jenis hemoglobin dapat diukur,

seperti karboksihemoglobin, methemoglobin, sulfhemoglobin.

Metode yang sama dengan sahli, misalnya metode Neucomer,

wimtrobe, Hadem-Hausser.

b. Metode cupri sulfat (banging falling drop)

Cara ini bersiat kualitatif berdasrkan berat jenis darah dan

biasanya digunakan sebagai tehnik penapisan untuk menentukan

apakah seseorang dapat mendonor darahnya, sehingga tidak perlu

diketahui kadar Hb dengan tepat.

c. Metode fotometrik-sianmethemoglobin

Metode sianmethemoglobin (Hemoglobin sianida) adalah

metode yang paling luas digunakan karena reagen dan instrumen

dapat dengan mudah dikontrol terhadap standart yng stabil dan

11

handal. Metode ini merupakan metode yang dianjurkan untuk

penetapan kadar hemoglobin di laboratorium oleh WHO. Metode

fotometrik saat ini sudah di integrasi kedalam alat pengukur hitung

sel otomatis dengan menggunakan hematology analyer.

d. Metode sahli

Prinsip hemoglobin diubah menjadi asam hematin, kemudian

warna yang terjadi dibandingkan secara visual dengan standart

dalam alat. Cara sahli banyak dipakai di indonesia, walau cara ini

tidak tepat 100%, mengalami kurang darah atau darahnya masih

normal, pada pemeriksan ini faktor kesalahan kira-kira 10%,

kelemahan cara ini berdasarkan kenyataan bahwa asam hematin itu

bukanlah merupakan larutan sejati dan juga alat hemoglobimeter

sukar distandarkan (Riswanto,2013).

e. Cara Cell Counter Automatic

Flow cytometry, prinsip tersebut memungkinkan sel-sel masuk ke

flow chamber untuk dicampur dengan Diluent kemudian dialirkan

melalui aparture yang

C. Demam Berdarah Dengue

Demam berdarah adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh

virus dengue yang ditularkan melalui nyamuk. Nyamuk yang dapat

menularkan penyakit demam berdarah adalah nyamuk aedes Aegypti dan

Aedes Albopictus. Penyakit ini merupakan penyakit yang timbul di negara-

negara tropis, termasuk di indonesian (Wardhy Arief Hidayat, dkk, 2017).

Demam Berdarah Dengue (DBD) menjadi salah satu masalah kesehatan

utama pada masyarakat di indonesia. Jumlah penderita dan luas daerah

penyebarannnya semakin bertambah seiring dengan meningkatnya mobilitas

den kepadatan penduduk. Di indonesia Demam Berdarah pertama kali

ditemukan dikota surabaya pada tahun 1968, dimana sebanyak 58 orang

terinfeksi dan 24 orang diantaranya meninggal dunia (angka Kematian :

41,3%). Dan sejak saat itu, penyakit ini menyebar luas ke seluruh indonesia.

(Wardhy Arief Hidayat, 2017).

12

Patofisiologi utama yang terjadi pada DBD yaitu peningkatan

permeabilitas vaskuler dan hemostasis yang abnormal. Permeabilitas vaskuler

yang meningkat mengakibatkan kebocoran plasma, hiponolemia, dan swok.

Gangguan hemostasis dapat menimbulkan trombositopenia, sehingga

menimbulkan manifestasi perdarahan (Wardhy Arief Hidayat)

Patofisiologi utama dari DBD adalah manifestasi perdarahan dan

kegagalan sirkulasi. Perdarahan biasanya disebabkan oleh trombositopaty dan

trombositopenia, karena itu perlu dilakukan pemeriksaan trombosit.

Peningkatan hematokrit dan hemoglobin menunjukan derajat

hemokonsentrasi, sehingga penting dalam menilai perembesan plasma.

Adanya nilai yang pasti dari pemeriksaan trombosit, hematokrit, dan

hemoglobin untuk setiap derajat klinik DBD duharapkan sangat membantu

petugas medis agar lebih mudah untuk membuat diagnosis dan menentukan

progresis dari DBD (Yobi Syumarta dkk, 2014).

Berdasarkan kriteria laboratorium dari World Health Organization

(WHO)jumlah trombosit yang rendah (trombositopenia) dan kebocoran

plasmayang ditandai dengan hemokonsentrasi merupakan indikator penting

padapenengakan infeksi DD dan DBD ( Livina et al., 2014). Namun

untukmenegakan diagnosis DBD dua kriteria klinis ditambah

trombositopeniadan hemokonsentrasi atau adanya peningkatan hematokrit

sudah cukupuntuk menegakan diagnosis DBD (WHO, 2011).

Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada infeksi dengue

meliputipemeriksaan nilai hemoglobin, nilai hematokrit, jumlah trombosit,

sertaleukosit dan dapat dilakukan pemeriksaan darah tepi untuk

melihatgambaran limfosit relatif disertai gambaran limfosit biru (Suhendro

et al.,2009). Penatalaksanaan kasus infeksi dengue rawat inap di rumah

sakitbiasanya menggunakan nilai hematokrit dan jumlah trombosit

sebagaiindikator perkembangan penyakit selain kondisi klinis pasien

(Valentino,2012).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Bima Valentino pada

tahun2012 didapatkan bahwa terdapat perbedaan hubungan antara

13

hasilpemeriksaan darah rutin dan derajat pada infeksi dengue

(Valentino,2012). Selain itu juga terdapat perbedaan hemokonsentrasi pada

pasieninfeksi dengue anak dan dewasa di fase kritis. Profil

laboratoriumhematokrit pada anak mengalami peningkatan sebanyak

63,3% dandewasa sebanyak 36,7%. Lalu pada profil leukosit pada anak

mengalamipenurunan sebanyak 48,5% pada anak dan 51,5% pada dewasa.

Sedangkanpada profil trombosit mengalami penurunan sebanyak 56,7 %

dan dewasasebanyak 43,3% (Henilayati, Hapsari, & Farhanah, 2012).

Adanya tanda dan gejala klinik dari pasien yang dicurigai

menderitainfeksi dengue kemudian dikonfirmasi dalam pemeriksaan darah

rutindapat membantu petugas medis untuk membuat diagnosis infeksi

denguedan untuk menentukan derajat dan prognosis dari pasien tersebut.

Setelahdiagnosis infeksi dengue ditegakkan kemudian petugas medis

sebaiknyamengelompokkan pasien tersebut berdasarkan derajat klinik

sesuai dengankriteria yang telah ditetapkan yaitu Demam Dengue, Demam

BerdarahDengue, Dengue Shock Syndrome (Suhendro et al., 2009;

WHO,2011).

14

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Dasar Penelitian

Darah tersusun atas dua komponen yaitu plasma darah dan sel-sel

darah Plasma darah jumlahnya sekitar 55% dan volume darah, sedangkan

sel-sel darah dan keping-keping darah sekitar 45% dari voleme darah.

Plasma darah terutama tersusun atas 90% air dan 10% bahan-bahan terlarut

yang terdiri dari 7% protein, garam-garam mineral, dan 2% lemak. Plasma

mengandung protein-protein penting, seperti fibrinogen, globulin, albumun,

dan lipoprotein.

Hemoglobin merupakan protein kompleks yang mengikat zat besi

(Fe) dan terdapat di dalam eritrosit. Fungsi utama hemoglobin adalah

mengangkut oksigen (O2) dari paru-paru keseluruh tubuh dan

menukarkannya dengan karbondioksida (CO2) dari jaringan untuk

dikeluarkan melalui paru-paru. Tiap eritrosit mengandung 640 juta molekul

hemoglobin agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik (Nugraha,2015).

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang

disebabkan oleh virus dengue, yang masuk ke peredaran manusia melalui

gigitan nyamuk dari genus Aedes, yaitu Aedes aegypti atau Aedes

albopictus. , hasil trombosit dibawah normal dikatakan trombositopenia atau

< 150.000-400.000 mm³, dan hasi hemoglobin dibawah normal dikatakan

anemia < 12-16 g/dL, <14-18 g/dL (Patandianan Restiayuh @all, 2013).

Salah satu cara untuk mengetahui kadar hemoglobin dalam darah

pada penderita penyakit DBD yaitu metode strip tes yaitu ketika darah

diteteskan pada zona reaksi test strip, katalisator hemoglobin akan

mereduksi hemoglobin dalam darah. Intensitas dari elektron yang terbentuk

dalam strip setara dengan konsentrasi hemoglobin dalam darah.

14

15

B. Kerangka Pikir

C. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah penderita DBD pada RSUD Kota

Kendari.

D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

1. Penderita DBD dalam penelitian ini adalah penderita DBD yang sedang

mengalami perawatan Di RSUD Kota Kendari.

2. Hemoglobin adalah protein yang kaya akan zat besi yang memiliki

afinitas (daya gabung) terhadap oksigen dengan membentuk

oxihaemoglobin di dalam sel darah merah. Haemoglobin merupakan

pigmen yang memberikan warna merah pada darah. Dalam penelitian

ini pemeriksaan hemoglobin dibagi menjadi dua yaitu pria dan wanita

dengan iriteria objektif :

Darah vena

Automatic

Hematology

Analyzer Hemoglobin (Hb)

Laki – laki

Normal : 14 – 18 g/dL

Tidak Normal : < 14 g/dL

Perempuan

Normal : 12 – 16 g/dL

Tidak Normal : < 12 g/dL

Penderita Demam

Berdarah Dengue

(DBD

16

a. Laki-Laki

Hb Normal : 14 – 18 g/dL

Hb Tidak Normal : <14 g/dL

b. Perempuan

Hb Normal : 12 – 16 g/dL

Hb Tidak Normal : <12 g/dL

17

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode

deskriptif dengan menggunakan pendekatan survey observasi. penetapan ini

bertujuan untuk mendapatkan analisis kadar hemoglobin pada penderita

DBD yang ada di RSUD Kota Kendari Propinsi Sulawesi Tenggara.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di RSUD Kota Kendari Propinsi

Sulawesi Tenggara.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 2 Mei – 3 Juli tahun 2018.

C. Popolasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi pasien yang menderita Demam Berdarah Dengue di RSUD

Kota Kendari pada tahun 2017 sebanyak 286 dengan rata-rata 16 orang

pasien perbulan.

2. Sampel

Teknik pengambilan sampel menggunakan Accidental sampling

yang dilakukan dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan

ada atau tersedia (Soekidjo, 2010). Besarnya sampel yang dimiliki rata-

rata 16 orang dan pada saat penelitian didapatkan pasien Demam

Berdarah Dengue Sebanyak 10 orang.

D. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

1. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari

suatu populasi. Adapun kriterian inklusi sampel yang akan diteliti adalah:

a. Pasien yang datang memeriksa diri di laboratorium RSUD Kota

Kendari yang menderita DBD

17

18

b. Pasien yang bersedia menjadi Responden

c. Dapat berkomunikasi dengan baik

2. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi adalah keadaan yang menyababkan subjek

memenuhi kriteria inklusi namun tidak dapat diikutsertakan dalam

penelitian. Adapun kriteria inklusi sampel yang akan diteliti adalah:

a. Ibu hamil yang menderita DBD

b. Responden tidak dapat berkomunikasi dengan baik.

E. Prosedur Pengumpulan Data

1. Data primer diperolah berdasarkan observasi langsung dengan responden

menggunakan lembar observasi yang di buat peneliti

2. Data sekunder diperoleh dari RSUD Kota Kendari Propinsi Sulawesi

Tenggara.

F. Instrumen Penelitian

Penetapan kadar hemoglobin dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan alat test kadar hemoglobin dalam darah yang bekerja secara

dugital dengan hasil prediksi lebih cepat, akurat, tidak sakit, kapan saja, dan

dimana saja, atau dikenal dengan Hb digital (Ridha, 2010).

a. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini pemeriksaan kadar hemoglobin menggunakan

alat DIRUI 5D (automatic)

b. Proses Pemeriksaan

Dalam proses penelitian ini ada 3 tahapan dalam proses peng

pengukuran kadar hemoglobin pada penderita DBD, yaitu :

1. Pra analitik (Persiapan)

a. Persiapan responden

Tidak ada persiapan khusus responden

b. Persiapan sampel

Sampel darah vena

c. Persiapan Alat

19

1) Automatic Hematology Analyer

2) Disposible 3 cc

3) Tabung EDTA

d. Persiapan Bahan

1) Antikoagulan EDTA

2) Kapas alkohol

2. Analitik (Proses Kerja)

a. Gunakan darah K3EDTA untuk pemeriksaan ini

b. Homogenkan sampel darah, kemudian masukan Probe ke dalam

tabung berisi sampel darah

c. Tekan Start Key untuk memulai penghisapan sampel. Selama

proses penghisapan, pastikan ujung Probe terendam dalam sample

darah sehingga tidak ada udara yang terhisap, namun ujung probe

jangan menyentuh dasar tabung.

d. Masukan no.ID pasien pada layar komputer.

e. Jika sudah menghisap sampel, probe akan otomatis masuk ke

dalam alat dan memulai proses penghitungan sample.

f. Hasil pemeriksaan akan ditampilkan di layat komputer.

g. Klik tanda print untuk memprint hasil pemeriksaan.

3 Pasca analitik (Evaluasi)

a. Hasil

a. Normal Laki-Laki (14-18 g/dL)

b. Normal wanita (12- 16 g/dL)

Evaluasi nilai hemoglobin juga perlu memperhatikan usia

penderita karena nilai normal berbeda berdasarkan jenis kelamin.

G. Jenis Data

Jenis data yang di gunakaan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif

dengan penelitian yang menggunakan banyak angka, di mulai dari

pengumpulan data, penafsiran dari data tersebut, serta penampilan dari

hasilnya.

20

H. Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan suatu proses untuk memperoleh data atau

data ringkasan berdasarkan suatu kelompok data mentah dengan

menggunakan rumus tertentu sehingga menghasilkan informasi yang di

perlukan.

Pengumpulan data di lakukan dengan cara :

1. Pengeditan (editing)

Editing di maksudkan untuk meneliti tiap daftar pertanyaan yang di

isi agar lengkap untuk mengoreksi data. Proses editing dalam penelitian ini

di lakukan dengan cara mengecek kelengkapan kuesioner yang telah di isi

oleh responden untuk memastikan bahwa seluruh pertanyaan dalan

kuesioner telah di isi sebelum di serahkan.

2. Pengkodean (Coding)

Setelah data terkumpul dan selesai diedit, tahap berikutnya adalah

mengkode data, yaitu melakukan pemberian kode untuk setiap pertanyaan

dan jawaban dari responden untuk memudahkan dalam pengolahan data.

Pengkodean yang di lakukan oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu

dengan memberi nomor yang mewakili dan berurutan pada setiap

kuesioner sebagai kode yang mewakili identitas responden dan memberi

kode pada setiap jawaban responden.

3. Pemberian skor (scoring)

Skoring merupakan pemberian penilaian terhadap item-item yang

perlu diberi penilaian atau skor.

4. Tabulasi (Tabulating)

Tabulating merupakan dengan memasukan data ke dalam tabel yang

tersedia kemudian melakukan pengukuran masing-masing variabel

(Sugiyono,2010).

21

I. Analisis Data

Analisis data yang di lakukan secara manual dengan menggunakan

SPSS, kemudian hasilnya di sajikan dalam bentuk tabel frekuensi di sertai

penjelasan, sedangkan dalam pengolahan data maka di gunakan rumus :

x k

Keterangan :

X : frekuensi yang sedang di cari presentasinya

n : Number Of Cases (jumlah frekuensi atau banyakanya indvidu)

k : Konstanta (100 %) (Sugiyono,2010).

J. Penyajian Data

Data dalam penelitian ini di sajikan dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi berdasarkan variable yang di teliti kemudian dinarasikan.

22

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Berdirinya RSUD Kota Kendari

RSUD Kota Kendari merupakan bangunan atau gedung

peninggalan pemerintah Hindia Belanda yang didirikan pada tahun 1927

dan telah mengalami beberapa kali perubahan yaitu : dibangun oleh

Pemerintah Belanda pada tahun 1927, dilakukan rehabilitasi oleh

Pemerintah Jepang pada tahun 1942 – 1945 menjadi Rumah Sakit

Tentara pada tahun 1945 – 1960, menjadi RSU Kabupaten Kendari pada

tahun 1960 – 1989, menjadi Puskesmas Gunung Jati pada tahun 1989 –

2001, menjadi RSU Kota Kendari pada tahun 2001 berdasarkan Perda

Kota Kendari No.17 Tahun 2001.

Diresmikan penggunaannya sebagai RSUD Abunawas Kota

Kendari oleh bapak Walikota Kendari pada tanggal 23 Januari

2003.Pada tanggal 9 Desember 2011 Rumah Sakit Umum Daerah

Abunawas Kota Kendari resmi menempati Gedung baru yang terletak di

Jl. Brigjen Z.A Sugianto No : 39 Kel Kambu Kec. Kambu Kota

Kendari. Pada tanggal 12 – 14 Desember 2012 telah divisitasi oleh TIM

Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS), dan berhasil terakreditasi

penuh sebanyak 5 pelayanan (Administrasi & Manajemen, Rekam

Medik, Pelayanan Keperawatan, Pelayanan Medik dan IGD)

Berdasarkan SK Walikota Kendari No. 16 Tahun 2015 tanggal 13 Mei

2015 dikembalikan namanya menjadi RSUD Kota Kendari sesuai

PERDA Kota Kendari No. 17 Tahun 2001.

2. Letak Geografis

RSUD Kota Kendari awalnya terletak di Kota Kendari, tepatnya

di Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari dengan luas lahan 3.527 M2

dan luas bangunan 1.800 M2. Pada Tahun 2008, oleh pemerintah Kota

Kendari telah membebaskan lahan seluas 13.000 ha untuk relokasi

22

23

Rumah Sakit, yang dibangun secara bertahap dengan menggunakan

dana APBD, TP, DAK dan DPPIPD.

3. Sarana Laboratorium

a. Ruang registrasi pasien

b. Ruang sampling

c. Ruang hematologi dan imunoserologi

d. Ruang kimia klinik

e. Ruang inkubator

f. Ruang petugas laboratorium

g. Ruang bakteriologi/BTA dan parasitologi

h. Ruang dokter patologi klinik

i. Ruang pantry

B. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Responden

Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan tentang

analisis kadar Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) pada

penderita demam tifoid, maka akan disajikan karakteristik responden

dalam penelitian ini yang terdiri dari distribusi jenis kelamin dan distribusi

kelompok umur.

a. Distribusi Responden Berdasarkan jenis kelamin

Tabel 5.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Penderita

Demam Berdarah Dengue Yang Rawat Inap Di Rumah

Sakit Umum Daerah Kota Kendari

No Jenis kelamin Frekuensi (n) Persentase %

1 Laki-laki 8 80

2 Perempuan 2 20

Total 10 100

Sumber: Data Primer Diolah 2018

Berdasarkan tabel 5.1 penderita Demam Berdarah Dengue yang

dilakukan pemeriksaan hemoglobin jenis kelamin laki-laki 8 orang

dengan persentase 80% dan jenis kelamin perempuan sebanyak 2 orang

dengan persentase 20% sehingga dapat diketahui jumlah penderita

24

Demam Berdarah Dengue (DBD) lebih banyak yang berjenis kelamin

laki-laki dibandingkan perempuan.

2. Variasi Penelitian

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Hasil Pemeriksaan Kadar Hemoglobin

Pada Penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) Yang

Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari

Berdasarkan Umur.

No. Umur n %

1. 6-18 3 30

2. 19-25 4 40

3. 26-45 2 20

4. 46-60 1 10

10 100

Sumber: Data Primer Diolah 2018

Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan bahwa penderita Demam

Berdarah Dengue (DBD) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota

Kendari memiliki rentang umur 6-18 tahun sebanyak 3 orang, 19-25 tahun

sebanyak 4 orang, 26-45 tahun sebanyak 2 orang dan 46-60 tahun

berjumlah 1 orang.

Tabel 5.3 Hasil Pemeriksaan Kadar Hemoglobin Pada Penderita

Demam Berdarah Dengue (DBD) Yang Rawat Inap Di

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari

No. Kadar Hb n %

1. Normal 9 90

2. Tidak normal 1 10

10 100

Sumber: Data Primer Diolah 2018

Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan bahwa hasil pemeriksaan

hemoglobin pada penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di Rumah

Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Kendari dari 10 penderita Demam

Berdarah Dengue yang memiliki kadar normal hemoglobin (Hb)

sebanyak 9 orang dengan persentase 90% dan yang memiliki kadar tinggi

Hemoglobin (Hb) sebanyak 1 orang dengan persentase 10%.

25

C. Pembahasan

Hemoglobin (Hb) merupakan protein yang mengikat besi (F2+

)

sebagai komponen utama dalam eritrosit dengan fungsi transportasi oksigen

(O2) dan karbon dioksida (CO2) serta memberi warna merah dalam darah.

Setiap heme dalam Hb berkaitan dengan O2+, maka Hb disebut

oksihemoglobin (HbO2). Setiap gram Hb dapat mengikat 1,34 mL O2 dalam

kondisi jenuh. Hemoglobin dapat meningkat ataupun menurun, nilai ambang

batas nasional kadar hemoglobin (Hb) pada perempuan dewasa 12,0 gr/dL

dan laki-laki 13,0 gr/dL.

Hemoglobin memegang peranan penting untuk membantu diagnosis

DBD terutama bila sudah terjadi kebocoran plasma yg dapat menyebabkan

terjadinya syok, Pada fase awal atau fase tanpa syok kadar hemoglobin pada

hari-hari pertama biasanya normal atau sedikit menurun. Tetapi, kemudian

kadarnya akan naik mengikuti peningkatan hemokonsen-trasi dan merupakan

kelainan hematologi paling awal yang ditemukan pada DBD

Berdasarkan tabel 5.1 Penderita Demam Berdarah Dengue yang

dilakukan pemeriksaan hemoglobin menunjukan bahwa dari 10 pasien

dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 8 orang dengan presentase 80 % dan

jenis kelamin perempuan sebanyak 2 orang dengan presentase 20 %.

Penderita demam berdarah dengue lebih banyak yang berjenis kelamin laki-

laki dibandingkan perempuan. Jenis kelamin tidak memiliki hubungan

dengan derajat beratnya penyakit.

Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan bahwa hasil pemeriksaan

hemoglobin pada penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di Rumah Sakit

Umum Daerah (RSUD) Kota Kendari dari 10 penderita Demam Berdarah

Dengue yang memiliki kadar normal hemoglobin (Hb) sebanyak 9 orang

dengan persentase 90% dan yang memiliki kadar tinggi Hemoglobin (Hb)

sebanyak 1 orang dengan persentase 10%.

Kadar hemoglobin pada penderita Demam Berdarah Dengue yang

dirawat di RSUD Kota Kendari ditemukan sebanyak 9 orang memiliki kadar

26

hemoglobin yang normal dengan kadar berkisar 12,0-16,5 g/dL. Hal tersebut

di sebabkan karena karena kadar hemoglobin hari-hari pertama Demam

Berdarah Dengue dalam keadaan normal, kemudian akan naik mengikuti

peningkatan hemokonsentrasi dan merupakan kelainan hematologi awal yang

dapat ditemukan pada DBD. Kadar hemoglobin yang normal juga

dipengaruhi oleh pemberian terapi cairan yang dilakukan dengan cepat di

Rumah sakit (Vebriani, Wardana & Fridayanti, 2013). Hal ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Mayeti (2010) bahwa pada fase awal Demam

Berdarah Dengue kadar hemoglobin akan normal atau cenderung menurun.

Penderita Demam Berdarah Dengue yang dirawat di RSUD Kota

Kendari di temukan 1 pasien memiliki kadar Hemoglobin yang tinggi. Hal

tersebut bisa dijelaskan oleh teori kebocoran plasma akibat peningkatan

permeabilitas vaskuler yang merupakan manifestasi klinis DBD/SSD.

Kebocoran protein dan masuknya cairan ke dalam ruangan ekstravaskuler

mengakibatkan hemokonsentrasi (peningkatan hemoglobin dan peningkatan

hematokrit). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Vebriani, Wardana

dan Fridayenti ditemukan kadar hemoglobin yang rata-rata normal dan hanya

sebagian kecil pasien yang memiliki kadar hemoglobin yang tinggi.

Berdasarkan ketetapan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, di

jelaskan bahwa kenaikan kadar Hb lebih dari 20% menunjang diagnosa

Demam Berdarah Dengue. Kenaikan kadar Hb mengikuti peningkatan

hemokonsentrasi dan merupakan kelainan hematologi paling awal yang

ditemukan pada pasien Demam Berdarah Dengue (Vebriani, Wardana &

Fridayanti, 2013).

27

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian tentang pemeriksaan kadar hemoglobin pada

penderita Demam Berdarah Dengue di RSUD Kota Kendari ditemukan dari

10 orang, ditemukan 9 orang (90 %) normal dan 1 orang (10 %) tidak

normal.

B. Saran

1. Bagi institusi

Dapat menambah informasi bagi institusi politeknik kesehatan

kemenkes kendari khususnya jurusan analis kesehatan menyangkut

dengan pengembangan penelitian mahasiswa selanjutnya yang

berkaitan dengan penelitian ini.

2. Untuk peneliti

Untuk dapat menambah pengalaman dan pengetahuan dalam

bidang kesehatan khususnya mengenai gambaran kadar hemoglobin

pada penderita DBD.

3. Untuk peneliti selanjutnya

Dapat melanjutkan penelitian ini terkait dengan kadar hemoglobin

pada penderita Demam Berdarah Dengue dengan mengembangkan

variabel, bagi penderita Demam Berdarah Dengue dengan

memperhatikan lama waktu penderita Demam Berdarah Dengue di

rawat inap.

27

28

Daftar Pustaka

A.V. Hoffbrand, J.E. Petit, P.A.H Moss, kapita Selekta Hematologi Edisi 4.

Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta 2005: 221,295

Davis Charles. 2011. Dengue fever. Tersedia dari:

http://www.emedicinehealth.com/dengue_fever/article_em.htm. Diakses

tanggal 2016 june 11

Depkes RI. 2014. “Perbandingan Hasil Pemeriksaan Leukosit, Hematokrit,

Trombosit Pada Pasien Dewasa dan Anak dengan Infeksi Dengue Di RS.

A. Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung. Skripsi. Fakultas Kedokteran

Universitas Lampung Bandar Lampung 2017.

Dinas Kesehatan Provinsi Lampung. 2014. “Perbandingan hasil pemeriksaan

leukosit, hematokrit, hemoglobin, trombosit pada pasien dewasa dan anak

dengan infeksi dengue di RS. A. Dadi tjokrodipo bandar lampung” Profil

Kesehatan Provinsi Lampung. Dinkes Provinsi Lampung

Dinkes sultra. 2016. “Data DBD” Profil kesehatan sulawesi tenggara tahun 2016.

Djunaedi, D. 2006. Demam Berdarah Dengue (DBD). Malang : Penerbit

Universitas Muhammadiyah Malang.

Effendi, Z. 2003. Peranan Leukosit Sebagai Anti Inflamasi Alergik dalam Tubuh

Sumatera Utara: Bagian Histologi Fakultas Kedokteran Universitas

Sumatera Utara

Henilayati NPN, Hapsari MD, dan Farhanah N. 2012. Perbedaan Profil

Laboratorium Penyakit Demam Berdarah Dengue Anak dan Dewasa pada

Fase Kritis. Media Medika Muda; 4(4), 218–228.

Hidayat,Wardhy Arief., Rismawati Yaswir & Arina Widiya Murni. 2017.

“Hubungan Jumlah Trombosit Dengan Nilai Hematokrit Pada Penderita

Demam Berdarah Dengue Dengan Manifestasi Perdarahan Spontan di

RSUP Dr. M. Djaml Padang. Jurnal Kesehatan Andalas 6 (2).

http://jurnal.fk.unand.ac.id

James, William. 2007. The Principles of Psychology. VO1.1 New York: inc

Kosasih. 2008. Tafsiran Hasil Pemeriksaan Laboratorium Yang Benar (Good

Laboratory Practice)

Nugraha, Gilang. 2015. Panduan Pemeriksaan Laboratorium Hemotologi Dasar.

Jakarta : TRANS INFO MEDIA

29

Patandianan restiayuh @all 2013. “Hubungan kadar hemoglobin dengan jumlah

trombosit pada pasien demam berdarah dengue” Jurnal e-Biomedik, 1 (2).

Tempo, Juli 2013: 868-872

Mayetti. Hubungan Gambaran Klinis dan Laboratorium Sebagai Faktor Risiko

syok pada Demam Berdarah Dengue (skripsi). Padang : Universitas

Andalas 2010

Pujiyanto,sri.2004.Khaanah pengetahuan biologi. Solo: PT tiga serangkai

pustaka mandiri

Riswanto. 2013. Pemeriksaan Laboratorium Hematologi, yogyakarta: Alfamedia

& Kanal Medika

Sutedjo AY. 2008. Mengenal penyakit melalui hasil pemeriksaan laboratorium.

Yogyakarta : Medika Fakultas Kedokteran UGM.

Valentino B. 2012. Hubungan Antara Hasil Pemeriksaan Darah Lengkap dengan

Derajat Klinik Infeksi Dengue pada Pasien Dewasa di RSUP Dr. Kariadi

Semarang. Eprints.

WHO. 2011. Comprehensive Guidelines for Prevention and Control of Dengue

and Dengue Haemorrhagic Fever.

30

LAMPIRAN

31

32

33

i

ii

iii

iv

v

vi

DOKUMEN PENELITIAN

Persiapan Alat dan Bahan

No Alat dan Bahan yang Digunakan Keterangan

1

Automatic Cell Counter Dirui BF-

6600

2

Rotator

3

Komputer

4

Tabung EDTA

vii

Persiapan Sampel

No Prosedur pemeriksaan Keteranngan

1

Menghomogenkan sampel darah

pada alat rotator

2

Pengisapan sampel darah kedalam

alat Dirui BF-6600

3

Memasukkan ID pasien pada

komputer

4

Memprint hasil pemeriksaan