gagal nafas ku

17
GAGAL NAFAS - Kelompok I - Agung Winantiyo W Agus Hermanto Ari Hartanto Dhimas Al Fiqi

Upload: maskur-himawan

Post on 24-Sep-2015

217 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

gagal nafas ku

TRANSCRIPT

GAGAL NAFAS

GAGAL NAFAS- Kelompok I -Agung Winantiyo WAgus HermantoAri HartantoDhimas Al FiqiPengertian Gagal napas adalah sindroma dimana sistem respirasi gagal untuk melakukan fungsi pertukaran gas, pemasukan oksigen, dan pengeluaran karbondioksida. (Bruner and Suddart, 2002)PaO2 < 60 mmhgPaCO2 > 45 mmhgEtiologi Gg. VentilasiPenurunan kes, spasme/edema laring, tumor trakeaGg. NeuromuskularMiastenia gravis, GBS, cervical injuryGg. Pusat pernafasanHipoksia MO, narkotik, anastesi, infark otakGg. ss perifer, otot respiratori, dan dinding dadaGBS, miasteniagravis, obesitasGg difusi alveoli kapileroedema paru , ARDS, fibrosis paru, emfisema, emboli lemak, pneumonia, tumor paru, aspirasi, perdarahan masif pulmonalGg keseimbangan ventilasi perfusiPeningkatan deadspace (ruang rugi) tromboemboli, emfisema, dan bronkhiektasis.Klasifikasi Gagal NafasHiperkapneu peningkatan kadar CO2 dalam alveolus, sehingga PaO2 menurun.

Hiposemiamenurunnya kadar PO2 arterial, akan tetapi PaCO2 normal/rendahManifestasi Klinispenggunaan otot bantu napasTakipneaTakikardimenurunnya tidal volumepola napas irreguler atau terengah-engah (gasping)gerakan abdomen yang paradoksal.Penurunan konsentrasi O2AnemiaPenurunan curah jantung

Pemeriksaan DiagnostikAnalisa gas darahXray thoraxTes fungsi paruEkgPemeriksaan saturasi oksigenPenatalaksanaan Jalan nafas ETT Oksigen ventilatorBronkodilator Agonis beta-adrenergikadrenalinAntikolinergik atrophinKortikosteroidFx dada dan nutrisiPantau hemodinamik

Asuhan KeperawatanPengkajian AktifitasSirkulasiIntegritas EgoMakanan /CairanNeurosensori

PernapasanKeamananSeksualitasPenyuluhan/Pembelajaran

Diagnosa KeperawatanBersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan akumulasi sekret/ retensi sputum dijalan napas dan hilangnya reflek batuk sekunder terhadap pemasangan ventilator.Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan retensi sekret, proses weaning, setting ventilator yang tidak tepat.Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan kelelahan, pengesetan ventilator yang tidak tepat, peningkatan sekresi, obstruksi ETTSindroma defisit perawatan diri berhubungan dengan penggunaan ventilatorGangguan komunikasi verbal berhubungan dengan pemasangan selang ETT (Endo Tracheal Tube) Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan kontraktilitas miokardAnsietas atau ketakutan berhubungan dengan perubahan status kesehatanIntervensi Diagnosa 1Mandiri Lakukan suctioning sesuai indikasi dengan prinsip 3A(atraumatic, asianotic, aseptic).Ubah posisi pasien secara periodik Observasi penurunan ekspansi dinding dada dan adanya peningkatan fremitus.Catat karakteristikbunyi napas Catat karakteristik dan produksi sputum.Pertahankan posisi tubuh/kepala dengan tepat.Observasi status respirasi : frekuensi, kedalaman nafas, reguralitas, adanya dipsneuKolaborasi Berikan oksigen yang lembab, cairan intravena yang adekuat sesuai kemampuan pasienBerikan terapi nebulizer dengan obat mukolitik, bronkodilator sesuai indikasiBantu dengan/berikan fisioterapi dada, perkusi dada/vibrasi sesuai indikasi.

Intervensi Diagnosa 2Mandiri :a. Observasi status pernafasan secara periodik : RR (frekuensi nafas), suara nafas, keteraturan nafas, kedalaman nafas, penggunaan otot bantu nafas, ekspansi dada dan kesimetrisan gerak dada.b. Monitor tanda-tanda hipoksia. Pantau SaO2 , pantau adanya kemungkinan pasien tampak sesak, sianosis. c. PantauHR / denyut nadi. Catat kemungkinan perubahan irama jantungObservasi tingkat kesadaran pasien. Adakah apatis, gelisah, bingung, somnolenCek AGDA setiap 10 30 menit setelah perubahan setting ventilatorMonitor hasil AGDA selama periode penyapihan / weaning ventilatorKolaborasi :Berikan obat sesuai indikasi. Contoh steroid, antibiotik, bronkodilator, ekspentoran.

Intervensi Diagnosa 3Mandiria. Lakukan pemeriksaan ventilator tiap 1-2 jam. Monitor slang/cubbing ventilator dari terlepas, terlipat, bocor atau tersumbat. Evaluasi tekanan atau kebocoran balon cuff. Amankan slang ETT dengan fiksasi yang baikEvaluasi semua alarm dan tentukan penyebabnyaPertahankan alat resusitasi manual (bag & mask) pada posisi tempat tidur sepanjang waktuMonitor suara nafasdan pergerakan dadaObservasi RR dan bandingkan irama nafas pasien dengan irama ventilatorBerikan penjelasan pada pasien agar tidak melawan irama ventilatorKolaborasiKolaborasi pemberian sedatif dan analgesik

Intervensi Diagnosa 4MandiriBantu ADL pasien : mandi, oral hygiene, toileting, berpakaian, makan, minum, perubahan posisiBerikan rangsangan pada pasien agar pasien mampu melakukan tindakan minimal untuk dirinyaLibatkan pasien dalam perubahan posisi dan pemenuhan ADL sesuai kemampuan pasienKolaborasiKolaborasi dengan tim rehabilitasi dalam memberikan tindakan fisioterapiIntervensi Diagnosa 5MandiriAjarkan pada pasien untuk menggunakan alat komunikasi alternatif, contoh tulisan, gambar, gestureGunakan kalimat tanya yang membutuhkan jawaban tertutup (ya/tidak) saat berkomunikasi dengan pasienKlarifikasi setiap tulisan / pernyataan pasien menggunakan pertanyaan tertutup

Intervensi Diagnosa 6MandiriObservasi suara paru dan jantung Kaji status kesadaran, adanya kekacauan dan disorientasi Observasi hemodinamik: nadi, TD, CVPCatat kualitas nadi perifer, capillary refill, suhu dan warna kulit Observasi irama EKGHitung balance cairan dan berat badan harian Monitor efektivitas terapi oksigenBerikan posisi semifowler Monitor pola dan jumlah tidur/istirahat Perhatikan efek samping pemberian obat inotropikSiapkan peralatan dan obat-obat emergency yang mudah dijangkauKolaborasiBerikan obat-obatan nitrat, glikosida, vasodilator, diuretic, dan antihipertensi sesuai program Kolaborasi obat-obat laxativeIntervensi Diagnosa 6 (cont..)Kolaborasi pemeriksaan EKG, dan enzim jantungPenkesAnjurkan untuk tidak mengejan saat BAB maupun BAKJelaskan pentingnya mengubah gaya hidup (menghindari merokok, diit rendah kolesterol, olahraga)

Evaluasi KeperawatanEvaluasi formatif dilakukan sesaat setelah memberikan implementasi keperawatan untuk menilai keberhasilan terapi dalam jangka pendek. Evaluasi sumatif dilakukan untuk menilai keberhasilan terapi dalam jangka panjang.