gadai

57
BAB II PERATURAN PARATE EKSEKUSI DALAM PERJANJIAN GADAI DI PERUM PEGADAIAN KOTA MEDAN A. Tinjauan Umum Tentang Perjanjian Gadai 1. Pengertian Perjanjian Gadai Gadai berasal dari terjemahan dari kata pand  atau vuistpand  (bahasa Belanda), atau  pledge atau  pawn (bahasa Inggris),  pfand  atau  faustpfand  (bahasa Jerman). Sedangkan dalam hukum adat istilah gadai ini disebut dengan cekelan. 44  Sedangkan Ter Haar menerangkan : “Di kalangan masyarakat Batak gadai itu disebut tahan, dikalangan masyarakat Jawa dipergunakan istilah tanggungan dan jonggolan, dan dikalangan masyarakat Bali dikenal istilah makantah”. 45 Istilah gadai diatur juga di dalam KUHPerdata Pasal 1150 gadai adalah: suatu hak yang diperoleh seorang berpiutang atas suatu barang bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh seorang berutang atau oleh seorang lain atas namanya, dan yang memberikan kekuasaan kepada si berpiutang itu untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut secara didahulukan daripada orang- orang berpiutang lainnya; dengan kekecualian biaya untuk melelang barang tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkan setelah  barang itu digadaikan, biaya-biaya mana harus didahulukan. Dari rumusan yang diberikan tersebut dapat diketahui bahwa untuk dapat disebut gadai, maka unsur-unsur berikut dibawah ini harus dipenuhi: 1. Gadai diberikan hanya atas barang bergerak; 44  Rachmadi Usman, Op.cit., hal. 103. 45  B. Ter Haar Bzn, Terjemahan K. Ng. Soebakti Poesponoto, Asas-Asas Dan Susunan Hukum  Adat, Pradnya Param ita, Jakarta, 1980, hal. 131. 25 Universitas Sumatera Utara

Upload: adre-nalin

Post on 09-Oct-2015

53 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Pengertian Gadai

TRANSCRIPT

  • BAB II

    PERATURAN PARATE EKSEKUSI DALAM PERJANJIAN GADAI DI PERUM PEGADAIAN KOTA MEDAN

    A. Tinjauan Umum Tentang Perjanjian Gadai

    1. Pengertian Perjanjian Gadai

    Gadai berasal dari terjemahan dari kata pand atau vuistpand (bahasa Belanda),

    atau pledge atau pawn (bahasa Inggris), pfand atau faustpfand (bahasa Jerman).

    Sedangkan dalam hukum adat istilah gadai ini disebut dengan cekelan.44 Sedangkan

    Ter Haar menerangkan : Di kalangan masyarakat Batak gadai itu disebut tahan,

    dikalangan masyarakat Jawa dipergunakan istilah tanggungan dan jonggolan, dan

    dikalangan masyarakat Bali dikenal istilah makantah.45Istilah gadai diatur juga di

    dalam KUHPerdata Pasal 1150 gadai adalah:

    suatu hak yang diperoleh seorang berpiutang atas suatu barang bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh seorang berutang atau oleh seorang lain atas namanya, dan yang memberikan kekuasaan kepada si berpiutang itu untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut secara didahulukan daripada orang-orang berpiutang lainnya; dengan kekecualian biaya untuk melelang barang tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkan setelah barang itu digadaikan, biaya-biaya mana harus didahulukan.

    Dari rumusan yang diberikan tersebut dapat diketahui bahwa untuk dapat disebut

    gadai, maka unsur-unsur berikut dibawah ini harus dipenuhi:

    1. Gadai diberikan hanya atas barang bergerak;

    44 Rachmadi Usman, Op.cit., hal. 103. 45 B. Ter Haar Bzn, Terjemahan K. Ng. Soebakti Poesponoto, Asas-Asas Dan Susunan Hukum

    Adat, Pradnya Paramita, Jakarta, 1980, hal. 131.

    25

    Universitas Sumatera Utara

  • 26

    2. Gadai harus dikeluarkan dari penguasaan Pemberi gadai;

    3. Gadai memberikan hak kepada kreditur untuk memperoleh pelunasan terlebih

    dahulu atas piutang kreditur (droit de preference);

    4. gadai memberikan kewenangan kepada kreditur untuk mengambil sendiri

    pelunasan secara mendahulu tersebut.

    Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia gadai berarti:

    1. Suatu pinjam-meminjam uang dalam batas waktu tertentu dengan menyerahkan barang sebagai tanggungan, jika telah sampai batas waktunya tidak ditebus, barang menjadi hak yang memberi pinjaman.

    2. Barang yang diserahkan sebagai tanggungan hutang. 3. Kredit jangka pendek dengan jaminan sekuritas yang berlaku tiga bulan dan

    setiap kali dapat diperpanjang apabila tidak dihentikan oleh salah satu pihak yang bersangkutan.46 Beberapa ahli juga memiliki pendapat yang berbeda-beda mengenai gadai,

    menurut Wiryono Projodikoro gadai adalah sebagai sesuatu hak yang didapatkan si

    berpiutang atau orang lain atas namanya untuk menjamin pembayaran hutang dan

    memberi hak kepada si berpiutang untuk dibayar lebih dahulu dari siberpiutang lain

    dari uang pendapatan penjualan barang itu.47 Sedangkan Subekti mengatakan

    pandrecht adalah : suatu hak kebendaan atas suatu benda yang bergerak kepunyaan

    orang lain, yang semata-mata diperjanjikan dengan menyerahkan bezit atas benda

    tersebut, dengan tujuan untuk mengambil pelunasan suatu utang dari pendapatan

    penjualan benda itu, lebih dahulu dari penagih-penagih lainnya.48

    46 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1989, hal.126. 47 Wiryono Projowikoro, Hukum Perdata Tentang Hak-Hak Atas Benda, Cetakan ke- V, PT.

    Intermasa, Jakarta, 1986, hal. 153. 48 Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata, Cetakan ke- XVI, Intermasa, Jakarta, 1982, hal. 79.

    Universitas Sumatera Utara

  • 27

    Dengan demikian gadai merupakan pemberian berupa benda bergerak untuk

    dijadikan sebagai jaminan utang. Dalam hal ini berupa jaminan yang mudah dijadikan

    uang untuk dapat menutup pinjaman apabila tidak dapat dilunasi oleh si peminjam

    atau debitur.49 Jaminan dengan menguasai bendanya pada gadai tertuju pada benda

    bergerak yang memberikan hak preferensi (droit de preference) dan hak yang

    senantiasa mengikuti bendanya (droit de suit). Pemegang gadai juga mendapat

    perlindungan terhadap pihak ketiga seolah-olah ia sebagai pemiliknya sendiri dari

    benda tersebut. Ia mendapat perlindungan jika menerima benda tersebut dengan itikad

    baik, yaitu mengira bahwa si debitur tersebut adalah pemilik yang sesungguhnya dari

    benda itu.50

    Diluar negeri yaitu di Negara-negara Eropa, Inggris, Amerika dan Asia juga

    mengenal lembaga-lembaga jaminan dengan menguasai bendanya dan lembaga-

    lembaga jaminan dengan tanpa menguasai bendanya.51 Jaminan dengan menguasai

    bendanya adalah seperti yang dikelola oleh Pawnbrokers World (Australia), Pawn

    Shop (USA), Hashimoto Pawnshop (Japan), dan Darkys Pawnboker (Canada).52

    Sedangkan yang tergolong lembaga jaminan tanpa menguasai bendanya adalah

    seperti Mortagage, Chattel Mortagage dan Hire Purchase. Penggolongan dan jenis

    49 Muhammad Syukron Yamin Lubis, Op. cit., hal. 14. 50 Ibid. 51 Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, Hukum Jaminan di Indonesia: Pokok-Pokok Hukum

    Jaminan dan Jaminan Perorangan,Cetakan ke- I, Liberty, Yogyakarta, 1980, hal. 25. 52 Muhammad Yamin, Gadai Tanah Sebagai Lembaga Pembiayaan Rakyat Kecil, Pustaka

    Bangsa Press, Medan, 2004, hal. 27.

    Universitas Sumatera Utara

  • 28

    lembaga jaminan seperti tersebut diatas dikenal hampir disemua Negara hanya saja

    dengan sedikit variasi di sana-sini.53

    Dalam hukum adat, gadai juga dikenal dengan istilah Jual Gadai yaitu

    menyerahkan tanah untuk menerima pembayaran sejumlah uang secara tunai dengan

    ketentuan si penjual tetap berhak atas pengembalian tanahnya dengan jalan

    menebusnya kembali.54 Dalam jual gadai penerima gadai (kreditur) berhak untuk

    mengerjakan dan menikmati manfaat yang melekat pada tanah itu. Transaksi jual

    gadai ini biasanya disertai dengan perjanjian tambahan seperti :

    1. Kalau tidak ditebus dalam masa yang dijanjikan maka tanah menjadi milik yang

    membeli gadai.

    2. Tanah tidak boleh ditebus selama satu, dua atau beberapa tahun dalam tangan

    pembeli gadai.55

    Sedangkan perkataan gadai di dalam persepsi Perusahaan Umum (Perum)

    Pegadaian di kenal dengan istilah Kredit gadai. Menurut Pedoman Operasional

    Kantor Cabang Perusahaan Umum (Perum) Pegadaian, Bab III Mengenai

    Pengelolaan Kredit Gadai, yang dimaksud dengan Kredit Gadai adalah:

    Pemberian pinjaman (kredit) dalam jangka waktu tertentu kepada nasabah atas dasar hukum gadai dan persyaratan tertentu yang telah ditetapkan perusahaan. Nasabah menyelesaikan pinjamannya kepada perusahaan (Pegadaian) sebagai pemberi pinjaman (kreditur), dengan cara mengembalikan uang pinjaman dan membayar sewa modalnya berdasarkan ketentuan yang berlaku.

    53 Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, Op. cit, hal. 15. 54 Muhammad Syukron Yamin Lubis, Op. cit., hal. 26. 55 Setelah keluar UU. No 5 Tahun 1960 atau yang dikenal dengan UUPA maka peraturan ini

    tidak berlaku lagi, dan gadai tanah tidak diperbolehkan lagi, akan tetapi pada prakteknya dalam masyarakat adat gadai tanah masih tetap berlangsung, walaupun telah diberlakukan Hukum Nasional, akan tetapi Hukum Nasional ini disingkirkan oleh Hukum Adat yang masih hidup.

    Universitas Sumatera Utara

  • 29

    Pengertian gadai yang diberikan Perusahaan Umum (Perum) Pegadaian tersebut

    diatas, mempunyai perbedaan dengan defenisi gadai pada Pasal 1150 KUHPerdata.

    Pengertian gadai pada Perusahaan Umum (Perum) Pegadaian disebutkan mengenai

    adanya jangka waktu, sewa modal atau lazim dikenal dengan bunga, dan syarat-syarat

    lain yang telah ditetapkan oleh perusahaan sehingga pengertiannya lebih jelas dan

    sifatnya lebih khusus, sedangkan didalam Pasal 1150 KUHPerdata tidak ada

    mengatur hal yang sedemikian.56 Gadai yang berlaku dalam Perum Pegadaian

    berbeda dengan gadai yang terdapat dalam KUHPerdata.

    Dari beberapa pengertian diatas, maka ada beberapa unsur yang terkait dalam

    gadai yaitu:

    1. Adanya subjek gadai, yaitu kreditur (penerima gadai) dan debitur (pemberi gadai).

    2. Adanya objek gadai, yaitu barang bergerak, baik yang berwujud maupun tidak

    berwujud.

    3. Adanya kewenangan debitur.57

    Jadi secara umum gadai dapat diartikan sebagai suatu hak yang diperoleh seseorang

    berpiutang atas suatu barang bergerak. Gadai diperjanjikan dengan maksud untuk

    memberikan jaminan atas suatu kewajiban prestasi tertentu, yang pada umumnya

    tidak selalu merupakan perjanjian utang piutang dan karenanya dikatakan, bahwa

    perjanjian gadai mengabdi kepada perjanjian pokoknya atau ia merupakan perjanjian

    yang bersifat accessoir. Pada prinsipnya (barang) gadai dapat dipakai untuk

    56 Muhammad Syukron Yamin Lubis, Op. cit., hal.29. 57 Salim HS, Op.cit., hal. 35.

    Universitas Sumatera Utara

  • 30

    menjamin setiap prestasi tertentu.58 Dalam hal perjanjian pokok yang menjadi dasar

    pemberian gadai adalah suatu perjanjian yang tidak memerlukan suatu bentuk

    formalitas bagi sahnya perjanjian pokok tersebut, maka berarti gadai juga dapat

    diberikan dengan cara yang sama, yaitu menurut ketentuan yang berlaku bagi sahnya

    perjanjian pokok tersebut. Dengan demikian berarti sahnya suatu pemberian gadai

    atau perjanjian gadai harus memenuhi syarat sahnya suatu perjanjian secara umum

    sebagaimana diatur dalam Pasal 1320 KUHPerdata.

    Pasal 1320 KUHPerdata mengatur mengenai syarat sahnya perjanjian. Dengan

    rumusan yang menyatakan bahwa:

    Untuk sahnya perjanjian-perjanjian, diperlukan empat syarat:

    1. Kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya;

    2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan;

    3. Suatu hal tertentu;

    4. Suatu sebab yang halal;

    Perjanjian gadai dapat dilakukan dalam bentuk perjanjian tertulis,

    sebagaimana halnya dengan perjanjian pokoknya, yaitu perjanjian pemberian kredit.

    Perjanjian tertulis ini dapat dilakukan dalam bentuk akta di bawah tangan dan akta

    otentik. Dalam praktek, perjanjian gadai ini dilakukan dalam bentuk akta di bawah

    tangan yang ditandatangani oleh pemberi gadai dan penerima gadai. Bentuk, isi, dan

    syarat-syaratnya telah ditentukan oleh Perum Pegadaian secara sepihak. Semua

    58 J. Satrio, Hukum Jaminan Hak Jaminan Kebendaan Fidusia, Citra Aditya Bakti, Bandung,

    2002, hal. 100.

    Universitas Sumatera Utara

  • 31

    tertuang dalam surat bukti kredit (SBK), hal-hal yang kosong tersebut meliputi nama,

    alamat, jenis barang jaminan, jumlah taksiran, jumlah pinjaman, tanggal kredit, dan

    tanggal jatuh tempo. SBK ini diterbitkan oleh Perum Pegadaian dan sengaja dibuat

    sebagai media atau piranti perikatan serta sebagai alat bukti untuk kedua belah pihak.

    SBK ini nantinya digunakan untuk saling memantau diantara kedua belah pihak,

    apakah prestasi telah dijalankan atau bahkan telah terjadi wanprestasi, dan bila ada

    pihak yang dirugikan telah memiliki alat bukti untuk mengajukan suatu tuntutan

    kepada pihak lain.59

    SBK dalam bentuknya dibuat secara timbal balik, dimana pada halaman

    depannya memuat catatan penting, yaitu :

    1. Perusahaan Umum Pegadaian Cabang. 2. Nomor bunga jaminan/Nomor Kredit 3. Tanggal kredit 4. Tanggal batas/jatuh tempo 5. Taksiran 6. Uang pinjaman 7. Golongan uang pinjaman 8. Keterangan barang jaminan 9. Nama nasabah/yang dikuasakan serta alamat

    10. Tarif bunga 11. Tanda lain yang dinyatakan seperti paraf Kuasa Pemutus Kredit

    (KPK)/Kepala Cabang, dan lain-lain.60

    Sedangkan pada halaman belakang SBK terdapat isi perjanjian kredit gadai

    antara Perum Pegadaian dengan nasabah. Perjanjian ini diberi nama dengan

    Perjanjian Kredit Dengan Jaminan Benda Bergerak.

    59 Muhammad Syukron Yamin Lubis, Op. cit., hal. 64. 60 Ibid.

    Universitas Sumatera Utara

  • 32

    Adapun isi yang terdapat di dalam SBK memuat antara lain sebagai berikut:

    1. Pengakuan nasabah telah menerima penetapan besarnya taksiran jaminan, Uang

    Pinjaman dan Tarif Sewa Modal dan SBK ini merupakan tanda bukti yang sah

    penerimaan uang pinjaman.

    2. Menyatakan bahwa barang yang diserahkan sebagai jaminan adalah milik nasabah

    sendiri atau milik orang lain yang dikuasakan kepadanya untuk digadaikan, dan

    bukan berasal dari hasil kejahatan, tidak dalam objek sengketa atau sita jaminan.

    3. Nasabah menyatakan telah berhutang kepada Perum Pegadaian dan berkewajiban

    untuk membayar pelunasannya.

    4. Perum Pegadaian akan memberikan ganti kerugian apabila barang jaminan yang

    berada dalam penguasaan Perum Pegadaian mengalami kerusakan atau hilang

    yang disebabkan oleh suatu bencana alam (force majeure) yang ditetapkan

    pemerintah, dan ganti rugi diberikan sebesar harga taksiran awal.

    5. Nasabah dapat melakukan perpanjangan kredit, mengangsur uang pinjaman atau

    menambah uang pinjaman selama nilai taksiran masih memenuhi syarat.

    6. Bila sampai pada tanggal jatuh tempo tidak dilakukan pelunasan atau

    perpanjangan kredit, maka Perum Pegadaian berhak melakukan penjualan barang

    jaminan melalui lelang.

    7. Jika hasil penjualan lelang berlebih maka kelebihannya tersebut akan

    dikembalikan kepada nasabah. Dan bila hasilnya tidak mencukupi maka nasabah

    wajib membayar kekurangan tersebut.

    Universitas Sumatera Utara

  • 33

    8. Nasabah harus datang sendiri untuk melakukan pelunasan atau perpanjangan

    kredit ataupun dengan mengalihkannya kepada orang lain dengan menggunakan

    surat kuasa.

    9. Nasabah menyatakan tunduk dan mengikuti segala peraturan yang berlaku di

    Perum Pegadaian sepanjang ketentuan yang menyangkut kredit gadai ini.

    10. Apabila terjadi perselisihan di kemudian hari akan diselesaikan secara

    musyawarah untuk mufakat dan jika tidak tercapai kesepakatan akan diselesaiakan

    melalui Pengadilan Negeri setempat.

    Perjanjian gadai pada dasarnya sama dengan perjanjian pada umumnya yaitu

    suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu

    orang lain atau lebih, hanya saja perbedaannya disini terdapat pada adanya barang

    jaminan dalam perjanjian gadai, yang digunakan sebagai jaminan bahwa debitur akan

    melunasi hutangnya kepada kreditur. Secara umum perjanjian gadai dapat diartikan

    sebagai perjanjian yang menimbulkan hubungan hukum utang piutang yang dijamin

    pelunasannya dengan kebendaan bergerak, baik kebendaan bergerak yang berwujud

    maupun kebendaan bergerak yang tidak berwujud.61Dalam rangka mengamankan

    piutang kreditor, maka secara khusus oleh debitur kepada kreditur diserahkan suatu

    kebendaan bergerak sebagai jaminan pelunasan utang debitur, yang menimbulkan hak

    bagi kreditur untuk menahan kebendaan bergerak yang digadaikan tersebut sampai

    dengan pelunasan utang debitur.62 Jadi pada dasarnya perjanjian gadai akan terjadi

    61 Rachmadi Usman, Loc.cit., hal. 106. 62 Ibid.

    Universitas Sumatera Utara

  • 34

    bila barang-barang yang digadaikan berada di bawah penguasaan kreditur (pemegang

    gadai) atau atas kesepakatan bersama ditunjuk seorang pihak ketiga untuk

    mewakilinya. Penguasaan benda gadai oleh kreditur merupakan syarat esensial bagi

    lahirnya gadai. Selain itu ketentuan tentang bentuk perjanjian gadai dapat dilihat

    dalam Pasal 1151 KUHPerdata yang berbunyi Perjanjian gadai harus dibuktikan

    dengan alat yang diperkenankan untuk membuktikan perjanjian pokoknya.

    Dengan demikian terdapat perbandingan antara gadai yang diatur dalam

    KUHPerdata, Hukum Adat, dan Perum Pegadaian yaitu:

    1. Persamaan

    a. Sama-sama merupakan perutangan yang timbul dari perjanjian timbal balik

    dilapangan hukum harta kekayaan.

    b. Benda perjanjian harus diserahkan kedalam kekuasaan si pemegang gadai.

    2. Perbedaan

    a. Gadai dalam KUHPerdata dan Perum Pegadaian merupakan perjanjian

    accessoir (tambahan) pada perjanjian utang uang selaku perjanjian principle

    (pokok) dengan benda bergerak berwujud, hak-hak untuk memperoleh

    pembayaran uang (surat-surat piutang kepada si pembawa, atas nama, atas

    tunjuk) selaku tanggungan/jaminan.63

    Sedangkan dalam hukum adat transaksi gadai merupakan transaksi jual yang

    mandiri dengan tanah selaku objeknya.64

    63 Bushar Muhammad, Hukum Adat, Pradnya Paramita, Jakarta, 1981, hal. 116-117 64 Muhammad Yamin, Op. cit., hal. 7.

    Universitas Sumatera Utara

  • 35

    b. Gadai dalam KUHPerdata dan Perum Pegadaian, kekuasaan

    pemegang/penerima gadai tidak meliputi hak memakai, memungut hasil,

    menyewakannya dan sebagainya.65

    Sedangkan dalam hukum adat pemegang/penerima gadai dapat menguasai,

    mempergunakan, serta mengambil manfaat dari benda gadainya.66

    c. Gadai dalam KUHPerdata dan Perum Pegadaian, pemberi gadai harus melunasi

    hutangnya dalam waktu yang telah ditetapkan bersama. Jika ia lalai dalam hal

    itu, si pemegang gadai tidak berwenang memiliki benda jaminan namun selaku

    kreditur, pihak terakhir ini dapat melelang benda gadai atas kekuasaan sendiri,

    untuk memperoleh pelunasan dari piutangnya.67

    Sedangkan dalam hukum adat pembeli gadai tidak dapat memaksa penjual

    gadai untuk menebus objek transaksinya. Sebaliknya setiap waktu benda itu

    ditebus, ia harus mengembalikannya.68

    Dengan demikian gadai yang akan dibahas dalam penulisan ini merupakan

    gadai pada Perum Pegadaian bukan gadai yang berlaku menurut KUHPerdata

    maupun Hukum Adat. Akan tetapi peraturan gadai yang terdapat dalam Perum

    Pegadaian tetap berlandaskan pada KUHPerdata.

    65 Bushar Muhammad, Loc.cit. 66 Muhammad Yamin, Op. cit, hal. 11. 67 Bushar Muhammad, Loc. cit. 68 Muhammad Yamin, Loc. cit, hal. 7.

    Universitas Sumatera Utara

  • 36

    2. Sifat Umum Gadai

    Dari rumusan Pasal 1150 KUHPerdata tentang gadai, dapat disimpulkan

    beberapa sifat umum dari gadai yaitu:

    A. Gadai adalah untuk benda bergerak.

    Dalam KUHPerdata benda digolongkan sebagai berikut:

    1. Menurut pasal 503 KUHPerdata :

    a. Benda berwujud ialah: benda yang dapat berpindah atau dipindahkan, seperti:

    rumah, mobil, emas, arloji, sepeda motor, dan lain-lain.

    b. Benda tidak berwujud ialah: setiap hak, pada umumnya hak atas harta

    kekayaan dipandang sebagai suatu benda walaupun hak tersebut tidak

    berwujud jika ia merupakan bagian dari harta kekayaan, seperti: hak cipta,

    piutang atas bawah, piutang atas tunjuk, hak memungut hasil atas benda dan

    atas piutang.69

    2. Menurut Pasal 504 KUHPerdata:

    a. Benda bergerak, dapat dibagi menjadi:

    1. Benda bergerak menurut sifatnya ialah benda yang dapat berpindah atau

    dipindahkan ( Pasal 509 KUHPerdata), seperti : kursi, meja, buku.

    2. Benda bergerak menurut ketentuan undang-undang ialah hak-hak yang

    melekat atas benda bergerak (Pasal 511 KUHPerdata), seperti: hak

    69 Salim HS, Op.cit., hal.37.

    Universitas Sumatera Utara

  • 37

    memungut hasil atas benda bergerak, saham-saham perusahaan,

    piutang-piutang.

    b. Benda tidak bergerak, dapat dibagi menjadi:

    1. Benda tidak bergerak menurut sifatnya ialah benda yang tidak dapat

    dipindah-pindahkan (Pasal 506 KUHPerdata), seperti: tanah dan segala yang

    melekat diatasnya, rumah, gedung, pepohonan.

    2. Benda tidak bergerak karena tujuannya ialah benda yang dilekatkan pada

    benda tidak bergerak sebagai benda pokok untuk tujuan tertentu (Pasal 507

    KUHPerdata), seperti: mesin-mesin yang dipasang disuatu pabrik.

    3. Benda tidak bergerak karena ketentuan undang-undang ialah hak-hak yang

    melekat atas benda tidak bergerak (Pasal 508 KUHPerdata), seperti: hipotik,

    hak guna bangunan, hak memungut hasil atas benda tidak bergerak.

    Benda yang menjadi objek gadai adalah benda bergerak, baik berwujud

    maupun tidak berwujud. Lahirnya gadai di dalam hukum jaminan menurut

    KUHPerdata adalah sebagai akibat adanya pembedaan benda atas benda tetap dan

    bergerak. Benda bergerak baik itu berwujud maupun tidak berwujud menjadi objek

    gadai sedangkan benda tetap menjadi objek dari hipotik.70

    B. Sifat kebendaan

    Sifat ini ditemukan dalam pada Pasal 528 KUHPerdata yang mengatakan atas

    sesuatu kebendaan, seorang dapat mempunyai baik kedudukan berkuasa, baik

    hak milik, hak waris, hak pakai hasil, hak pengabdian tanah, hak gadai atau

    70 Esther Million, Op. cit., hal. 22.

    Universitas Sumatera Utara

  • 38

    hypotheek.71 Yang dimaksud dengan hak kebendaan (zakelijkrecht) adalah: hak

    mutlak atas suatu benda dimana hak itu memberikan kekuasaan langsung atas

    suatu benda yang dapat dipertahankan terhadap siapapun juga. Hak kebendaan

    yang diatur dalam KUHPerdata dapat dibedakan sebagai berikut:

    1. Hak-hak kebendaan yang bersifat memberi kenikmatan ini dapat atas

    bendanya sendiri, dapat juga atas benda milik orang lain. Hak-hak ini

    terdiri dari:

    a. Yang bersifat memberi kenikmatan atas benda milik sendiri, misalnya

    hak milik benda bergerak, bezit atas benda bergerak bukan tanah.

    b. Yang bersifat memberi kenikmatan, tetapi atas benda milik orang lain,

    misalnya bezit atas benda bergerak bukan tanah, hak memungut hasil

    atas benda bergerak, hak pakai dan mendiami benda bergerak.

    2. Hak kebendaan yang bersifat memberi jaminan hak ini terdiri dari:

    a. Gadai sebagai jaminan ialah benda bergerak.

    b. Hipotik sebagai jaminan ialah benda-benda tetap (tidak bergerak).

    Sifat-sifat dari kebendaan ialah:

    1. Hak kebendaan merupakan hak yang mutlak, yaitu dapat dipertahankan

    terhadap siapapun juga.

    2. Hak kebendaan itu mempunyai zaaksgevolg atau droit de suite (hak yang

    mengikuti), artinya hak itu selalu mengikuti bendanya dimanapun juga

    71 Mariam Darus Badrulzaman, Loc. cit., 1991, hal. 57.

    Universitas Sumatera Utara

  • 39

    (ditangan siapapun juga) barang itu berada. Hak itu terus saja mengikuti

    orang yang mempunyainya.

    3. Hak kebendaan itu mempunyai droit de preference (hak yang terlebih

    dahulu atau memberikan kedudukan diutamakan).72

    Sebagai hak kebendaan, hak gadai selalu mengikuti objek atau barang-

    barang yang digadaikan dalam tangan siapapun berada. Pemegang gadai

    (pandnemer) mempunyai hak untuk menuntut kembali barang-barang

    yang digadaikan yang telah hilang atau dicuri orang dari tangannya dari

    tangan siapapun barang-barang yang digadaikan itu ditemukannya dalam

    jangka waktu selama 3 (tiga) tahun. Hal ini dapat disimpulkan dari

    ketentuan dalam Pasal 1152 (3) KUHPerdata :

    Apabila, namun itu barang tersebut hilang dari tangan penerima gadai ini atau dicuri daripadanya, maka berhaklah ia menuntutnya kembali sebagaimana disebutkan dalam Pasal 1977 ayat (2), sedangkan apabila barang gadai didapatnya kembali, hak gadai dianggap tidak pernah hilang.

    Pasal 1152 (3) KUHPerdata ini mencerminkan adanya sifat droit de suit,

    karena hak gadai terus mengikuti bendanya di tangan siapapun. Demikian

    juga di dalamnya terkandung suatu hak menggungat karena penerima

    gadai berhak menuntut kembali barang yang hilang tersebut.

    C. Benda gadai dikuasai pemegang gadai (inbezitstelling)

    Dalam rangka mengamankan piutang kreditur, maka secara khusus oleh debitur

    kepada kreditur diserahkan suatu kebendaan bergerak sebagai jaminan pelunasan

    72 Esther Million, Op. cit., hal. 24.

    Universitas Sumatera Utara

  • 40

    hutang debitur, yang menimbulkan hak bagi kreditur untuk menahan kebendaan

    bergerak yang digadaikan tersebut sampai dengan pelunasan utang debitur.

    Dengan demikian pada dasarnya perjanjian gadai akan terjadi bila barang-barang

    yang digadaikan berada dibawah penguasaan kreditur atau atas kesepakatan

    bersama ditunjuk seorang pihak ketiga untuk mewakilinya. Penguasaan

    kebendaan gadai oleh pemegang gadai tersebut merupakan syarat esensial bagi

    lahirnya gadai. Persyaratan ini selain ditentukan dalam Pasal 1150 KUHPerdata,

    juga tercantum dalam Pasal 1152 (1) dan (2) yaitu:

    (1) Hak gadai atas benda-benda bergerak dan atas piutang-piutang bawa diletakkan dengan membawa barang gadainya di bawah kekuasaan si berpiutang atau seorang pihak ketiga, tentang siapa telah disetujui oleh kedua belah pihak.

    (2) Tak sah adalah hak gadai atas segala benda yang dibiarkan tetap dalam kekuasaan si berutang atau si pemberi gadai, ataupun yang kembali atas kemauan si berpiutang.

    D. Penyerahan barang-barang yang digadaikan kepada kreditur dimaksudkan bukan

    merupakan penyerahan yuridis, bukan penyerahan yang mengakibatkan penerima

    gadai menjadi pemilik dan karenanya pemegang gadai dengan penyerahan

    tersebut tetap hanya berkedudukan sebagai pemegang saja, tidak akan pernah

    berdasarkan penyerahan seperti itu saja menjadi bezitter dalam arti bezit

    keperdataan (burgelijk bezit). Itulah sebabnya bezit disebut pandbezit.73 Hak

    menjual sendiri benda gadai. Pemegang gadai berhak menjual sendiri benda

    gadai dan memiliki kewenangan untuk melakukan pelelangan terhadap barang

    gadai. Penyebab timbulnya pelelangan ini adalah karena debitur tidak melakukan

    73 J. Satrio,2002, Op. cit., hal. 107.

    Universitas Sumatera Utara

  • 41

    atau melaksanakan prestasinya sesuai dengan isi kesepakatan yang dibuat antara

    kreditur dan debitur, walaupun debitur telah diberikan somasi oleh kreditur. Dari

    hasil penjualan atau pelelangan tersebut maka kreditur berhak mengambil

    pelunasan piutangnya beserta bunga dan biaya dari pendapatan penjualan atau

    pelelangan itu.

    E. Hak yang didahulukan.

    Hak yang didahulukan maksudnya apabila benda gadai itu dilelang maka

    pemegang gadai harus didahulukan daripada kreditur-kreditur lainnya tentang

    pembayaran atau pelunasan piutangnya (Pasal 1133, Pasal 1150 KUHPerdata).

    F. Mempunyai sifat accessoir

    Gadai diperjanjiakan dengan maksud untuk memberikan jaminan atas suatu

    kewajiban prestasi tertentu, yang pada umumnya merupakan perjanjian hutang-

    piutang dan karenanya dikatakan, bahwa perjanjian gadai mengabdi kepada

    perjanjian pokoknya atau dikatakan bahwa gadai merupakan perjanjian bersifat

    accessoir. Perjanjian accessoir mempunyai ciri-ciri antara lain:

    a. Tidak dapat berdiri sendiri.

    b. Adanya/timbulnya maupun hapusnya bergantung pada perikatan pokoknya.

    c. Apabila perikatan pokoknya dialihkan, accessoir turut beralih.74

    Konsekuensi perjanjian gadai sebagai perjanjian accessoir adalah:

    a. Bahwa sekalipun perjanjian gadainya sendiri mungkin batal karena

    melanggar ketentuan gadai yang bersifat memaksa, tetapi perjanjian

    74 Esther Million, Op. cit., hal. 25.

    Universitas Sumatera Utara

  • 42

    pokoknya sendiri biasanya berupa perjanjian hutang-piutang tetap berlaku,

    jika ia dibuat secara sah. Hanya saja tagihan tersebut jika tidak ada dasar

    preferensi yang lain, berkedudukan sebagai tagihan konkuren belaka.

    b. Hak gadainya sendiri tidak dapat dipindahkan tanpa turut sertanya (turut

    berpindahnya) perikatan pokoknya, tetapi sebaliknya pengoperan perikatan

    pokok meliputi pula semua accessoir nya, dalam mana termasuk jika ada

    hak gadainya.75

    3. Objek dan Subjek Gadai

    Objek gadai adalah benda bergerak. Benda bergerak ini dibagi atas dua jenis,

    yaitu benda bergerak berwujud dan tidak berwujud. Benda bergerak berwujud adalah

    benda yang dapat berpindah atau dipindahkan. Yang termasuk dalam benda

    berwujud, seperti emas, arloji, sepeda motor, dan lain-lain. Sedangkan benda

    bergerak yang tidak berwujud seperti, piutang atas bawah, piutang atas tunjuk, hak

    memungut hasil atas benda dan atas piutang.76

    Pada dasarnya semua benda bergerak yang berwujud dapat dijadikan sebagai

    jaminan pinjaman atau kredit gadai pada lembaga pergadaian, hal ini tercantum

    dalam Keputusan Direksi Perum Pegadaian Opp.2/67/5 tentang Pedoman Operasional

    Kantor Cabang Perum Pegadaian. Adapun barang-barang yang dapat diterima sebagai

    jaminan kredit gadai pada Perum Pegadaian adalah:

    75 Ibid, hal. 26. 76 Salim HS, Op. cit., hal. 37.

    Universitas Sumatera Utara

  • 43

    a. Barang-barang perhiasan, seperti emas, perak, intan, berlian, mutiara, platina, jam, arloji;

    b. Barang-barang kendaraan, seperti sepeda, sepeda motor, mobil, bajaj, bemo, becak;

    c. Barang-barang elektronika, seperti televisi, radio, radio tape, video, Komputer, kulkas, tustel, mesin tik;

    d. Barang-barang mesin, seperti mesin jahit, mesin kapal motor; e. Barang-barang perkakas rumah tangga, seperti barang tekstil, barang pecah

    belah.77

    Jadi, pada dasarnya barang-barang bergerak yang memiliki nilai jual dapat

    dijadikan jaminan di Perum Pegadaian. Selain itu terdapat pula barang-barang yang

    tidak dapat diterima sebagai jaminan gadai pada Perum Pegadaian, diantaranya

    adalah sebagai berikut :

    a. Barang milik negara atau pemerintah seperti senjata api dan senjata tajam, pakaian dinas, perlengkapan TNI/Polri dan Pemerintah;

    b. Barang-barang yang mudah busuk, seperti makanan dan minuman, obat-obatan, tembakau;

    c. Barang yang berbahaya dan mudah terbakar, seperti korek api, mercon (petasan/mesiu), bensin/minyak tanah, tabung gas;

    d. Barang yang sukar ditaksir nilainya, seperti barang purbakala, barang historis;

    e. Barang yang dilarang peredarannya, seperti ganja, opium, madat, heroin, senjata api dan sebagainya;78

    f. Barang yang tidak tetap harganya dan sukar ditetapkan taksirannya, seperti lukisan, buku dan sebagainya;

    g. Barang-barang lainnya, seperti barang yang disewa belikan,barang yang diperoleh melalui hutang dan belum lunas, barang titipan sementara (konsinyasi), barang yang tidak diketahui asal usulnya, barang-barang bermasalah (barang curian, penggelapan, penipuan), pakaian jadi, bahan yang pemakaiannya sangat terbatas dan tidak umum, ternak/binatang.79

    77 Rachmadi Usman, Op. cit., hal. 110-111. 78 Beradasarkan Pedoman Operasional Kantor Cabang Perum Pegadaian, segala jenis senjata

    tidak dibolehkan untuk digadai, walaupun penggunaannya tidak dilarang, misalnya senapan angin yang sering digunakan untuk berburu.

    79 Muhammad Syukron Yamin Lubis, Op, cit. hal. 31-32.

    Universitas Sumatera Utara

  • 44

    Menurut Mariam Darus Badrulzaman, terdapat juga pengecualian-

    pengecualian mengenai barang-barang yang dapat digadaikan, yaitu :

    a. Benda milik negara. b. Surat utang, surat actie, surat effek, dan surat berharga lainnya. c. Hewan yang hidup dan tanaman. d. Segala makanan dan barang-barang lain yang gampang busuk. e. Benda-benda yang kotor. f. Benda-benda yang untuk menguasai dan memindahkannya dari satu tempat

    ketempat yang lain memerlukan izin. g. Barang yang karena ukurannya besar tidak dapat disimpan dalam

    pegadaian. h. Barang yang berbau busuk dan mudah merusak barang lain, jika disimpan

    bersama-sama. i. Benda yang hanya berharga sementara atau harganya naik turun dengan

    cepat, sehingga sulit ditaksir oleh pejabat gadai. j. Benda yang digadaikan oleh seorang yang mabuk atau seorang yang

    kurang ingatan atau seorang yang tidak dapat member keterangan-keterangan yang cukup tentang barang yang akan digadaikan itu.80

    Dengan adanya pengecualian diatas, maka barang-barang tersebut tidak dapat

    diterima dan harus ditolak sebagai objek jaminan gadai. Dan yang berhak melakukan

    penolakan tersebut adalah pejabat pegadaian. Pejabat tersebut juga berhak menolak

    barang-barang walaupun tidak tersebut dalam ketentuan diatas, dan penolakan itu

    harus diberitahukan kepada orang banyak melalui surat pengumuman.

    Subjek gadai terdiri atas dua pihak, yaitu pemberi gadai (pandgever) dan

    penerima gadai (pandnemer). Pemberi gadai (pandgever) yaitu orang atau badan

    hukum yang memberikan jaminan dalam bentuk benda bergerak selaku gadai kepada

    penerima gadai untuk pinjaman uang yang diberikan kepadanya atau pihak ketiga.

    Unsur-unsur pemberi gadai yaitu:

    80 Mariam Darus Badrulzaman, Aneka Hukum Bisnis, Alumni, Bandung, 1994, hal. 161

    Universitas Sumatera Utara

  • 45

    1. Orang atau badan hukum;

    2. Memberikan jaminan berupa benda bergerak;

    3. Kepada penerima gadai;

    4. Adanya pinjaman uang;

    Penerima gadai (pandnemer) adalah orang atau badan hukum yang menerima

    gadai sebagai jaminan untuk pinjaman uang yang diberikannya kepada pemberi gadai

    (pandgever). Di Indonesia, badan hukum yang ditunjuk untuk mengelola lembaga

    gadai adalah perusahaan pegadaian. Perusahaan ini didirikan berdasarkan:

    1. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1969 tentang Perusahaan Jawatan

    Pegadaian;

    2. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1970 tentang Perubahan Peraturan

    Pemerintah Nomor 7 Tahun 1969 tentang Perusahaan Jawatan Pegadaian; dan

    3. Peraturan Pemerintah Nomor 103 Tahun 2000 tentang Perusahaan Umum

    (Perum) Pegadaian.

    Untuk terjadinya hak gadai harus memenuhi 2 (dua) unsur mutlak:

    1. Harus ada perjanjian pemberian gadai (perjanjian gadai) antara pemberi gadai

    (debitur sendiri atau pihak ketiga) dan pemegang gadai (kreditur).

    2. Adanya penyerahan kebendaan yang digadaikan tersebut dari tangan debitur

    kepada kreditur.

    Di dalam pasal 1155 KUHPerdata telah diatur tentang hak dan kewajiban

    kedua belah pihak. Hak penerima gadai adalah:

    Universitas Sumatera Utara

  • 46

    1. Menerima angsuran pokok pinjaman dan bunga sesuai dengan waktu yang

    ditentukan;

    2. Menjual barang gadai, jika pemberi gadai tidak memenuhi kewajibannya setelah

    lampau waktu atau setelah dilakukan peringatan untuk pemenuhan janjinya.

    Kewajiban penerima gadai diatur di dalam Pasal 1154 , Pasal 1156 dan Pasal

    1157 KUHPerdata. Kewajiban penerima gadai adalah:

    1. Menjaga barang yang digadaikan sebaik-baiknya;

    2. Tidak diperkenankan mengalihkan barang yang digadaikan menjadi miliknya,

    walaupun pemberi gadai wanprestasi (Pasal 1154 KUHPerdata);

    3. Memberitahukan kepada pemberi gadai (debitur) tentang pemindahan barang-

    barang gadai ( Pasal 1156 KUHPerdata);

    4. Bertanggung jawab atas kerugian atau susutnya barang gadai, sejauh hal itu

    terjadi akibat kelalaiannya (Pasal 1157 KUHPerdata).

    Hak-hak pemberi gadai adalah :

    1. Menerima uang gadai dari penerima gadai;

    2. Berhak atas barang gadai, apabila hutang pokok, bunga, dan biaya lainnya telah

    dilunasinya;

    3. Berhak menuntut ke pengadilan supaya barang gadai dijual untuk melunasi

    hutang-hutangnya ( Pasal 1156 KUHPerdata)

    Kewajiban pemberi gadai adalah :

    1. Menyerahkan barang gadai kepada penerima gadai;

    2. Membayar pokok dan sewa modal kepada penerima gadai;

    Universitas Sumatera Utara

  • 47

    3. Membayar biaya yang dikeluarkan oleh penerima gadai untuk menyelamatkan

    barang-barang gadai (Pasal 1157 KUHPerdata).

    4. Terjadinya Hak Gadai

    Hak gadai terjadi dalam dua fase yaitu :

    1. FASE PERTAMA : Perjanjian Pinjam Uang

    Perjanjian pinjam uang ini dituangkan dalam Surat bukti Kredit (SBK).

    Sifatnya adalah konsensuil obligator. Di dalam perjanjian itu disebutkan nama

    penerima pinjaman (debitur). Perjanjian ini termasuk jenis perjanjian standart

    karena dicetak dalam bentuk formulir, yang telah disediakan terlebih dahulu

    oleh Perum Pegadaian.81

    2. FASE KEDUA : Penyerahan benda gadai dalam kekuasaan penerima gadai

    Sesuai dengan benda gadai adalah benda bergerak, maka benda itu harus lepas

    dari kekuasaan debitur atau pemberi gadai.82 Penyerahan benda terjadi pada

    saat yang bersamaan dengan penandatanganan SBK. Dalam hal ini dapat

    disimpulkan bahwa terjadinya hak gadai adalah pada tanggal dan hari SBK

    ditanda tangani.83

    81 Mariam Darus Badrulzaman, Op. cit., 1991, hal. 76. 82 Esther Million, Op. cit., hal. 30. 83 Mariam Darus Badrulzaman, Op. cit., 1991, hal. 77.

    Universitas Sumatera Utara

  • 48

    B. Tinjauan Umum Pegadaian

    1. Sejarah Pegadaian

    Pada awalnya cikal bakal timbulnya badan-badan yang memberikan pinjaman

    uang dengan tanggungan atau jaminan barang dimulai sekitar abad IX di Italia Utara

    daerah Lombardia.84 Kemudian dipraktikkan di wilayah Eropa lainnya, misalnya

    Inggris dan Belanda. Sistem gadai tersebut memasuki Indonesia dibawa dan

    dikembangkan oleh orang Belanda (VOC).85

    Timbulnya gadai itu oleh karena orang Romawi mengenal 2 (dua) cara

    langkah-langkah preventif terhadap wanprestasi debiturnya, yaitu:

    Cara pertama : Seorang atau lebih mengikatkan dirinya bersama-sama debitur kepada kreditur untuk kepentingan kreditur (jaminan bentuk orang).

    Cara kedua : Dengan cara memberikan kekuasaan atas satu atau sejumlah barang kepada kreditur, yang dapat dijadikan pemenuhan tagihannya jika debitur yang bersangkutan wanprestasi (jaminan bentuk barang).

    Jaminan bentuk orang maupun bentuk barang itu, tergantung kepada perjanjian yang melahirkan perikatan pokok yaitu kredit.86

    Tentang gadai di masa Hukum Romawi tentunya berbeda dengan pegadaian

    yang diatur oleh KUHPerdata. Perbedaan ini adalah pengaruh perkembangan yang

    terjadi dalam masyarakat dari abad ke abad.87

    84 Seksi Perencanaan/Pembinaan, Sejarah Organisasi Tugas Pokok dan Fungsi Perum

    Pegadaian dalam Pembangunan, Kantor Pusat Perum Pegadaian, Jakarta, 1982, hal. 3. 85 Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, Intermedia, Jakarta, 1995, hal. 357. 86 Basrah Amarsah, Perusahaan Umum Pegadaian sebagai Lembaga Pembiayaan Penyedia

    Kredit dalam Menentukan Objek yang Sah di Kotamadia Medan, Tesis, PPS USU, Medan, 1998, hal. 29.

    87 Esther Milion, Op. cit., hal. 45.

    Universitas Sumatera Utara

  • 49

    Menurut Mariam Darus Badrulzaman, mengatakan : Sampai dewasa ini

    pegadaian telah mengalami 5 (lima) periode pemerintahan, yaitu:

    1. Periode VOC (1746 - 1811) 2. Periode Penjajahan Inggris (1811 - 1816) 3. Periode Penjajahan Belanda (1816 - 1942) 4. Periode Penjajahan Jepang (1942 - 1945) 5. Periode Kemerdekaan.88 ad 1. Periode VOC (1764 - 1811)

    Lahirnya Lembaga Pegadaian di Indonesia ditandai dengan berdirinya Bank

    Van Leening yaitu lembaga keuangan yang memberikan kredit dengan sistem

    gadai pada masa VOC ( Verenigde Oost Indische Compagnie). Lembaga ini

    pertama kali didirikan di Batavia pada tanggal 20 Agustus 1976, berdasarkan

    Surat Keputusan Gubernur Jenderal Van Imhoff.89

    Bank Van Leening, selain memberikan pinjaman gadai, juga bertindak

    sebagai wessel bank. Pada mulanya lembaga ini merupakan perusahaan

    campuran antara pemerintah (VOC) dan swasta dengan perbandingan modal

    2/3 modal VOC dan 1/3 modal swasta. Namun sejak tahun 1794 usaha

    patungan itu dihapuskan, Bank van leening menjadi monopoli pemerintah dan

    diusahakan sepenuhnya oleh pemerintah.90

    88 Mariam Darus Badrulzaman, Op. cit., 1994, hal. 153. 89 Acien Harahap, hukum-gadai, www. blogspot.com, diakses 1 juni 2010. 90 Ketut Sethyon, Pegadaian 100 Seabad Bersahabat Menapak ke Masa Depan dengan

    Kegigihan Masa Lalu, Perum Pegadaian, Kantor Pusat, Jakarta, 2002, hal. 137.

    Universitas Sumatera Utara

  • 50

    ad 2. Periode Penjajahan Inggris (1811 1816)

    Pada tahun 1811 terjadi peralihan kekuasaan dari pemerintah Belanda

    kepada pemerintahan Inggris yang dipimpin oleh Raffles. Pada masa

    penjajahan Inggris, Bank Van Leening dihapuskan karena Raffles tidak

    menyetujui adanya Bank Van Leening yang dikelola oleh pemerintah.91 Dan

    hak untuk memberikan pinjaman uang dengan gadai sebagai jaminan

    diserahkan secara bebas kepada swasta, asal sudah mendapat izin untuk itu,

    peraturan ini dikenal dengan sebutan Licentie Stelsel.92

    Akan tetapi dalam perkembangannya ternyata Licentie Stelsel tidak

    menguntungkan pemerintah, melainkan menimbulkan kerugian terhadap

    masyarakat karena timbulnya penarikan bunga yang tidak wajar. Pada tahun

    1814 Licentie Stelsel dihapuskan dan diganti dengan Pacht Stelsel, dimana

    anggota masyarakat umum dapat menjalankan usaha gadai dengan syarat

    sanggup membayar sewa kepada pemerintah.93

    ad 3. Periode Penjajahan Belanda (1816 1942)

    Pada tahun 1816 Belanda kembali menguasai Indonesia. Pacht Stelsel

    semakin berkembang, baik dalam arti perluasan wilayah maupun jumlahnya.

    Akan tetapi ternyata para pachters (penerima gadai) banyak yang sewenang-

    91 Ibid. 92 Rachmadi Usman, Op. cit., hal. 120. 93 Ketut Sethyon, Loc. cit., hal. 137.

    Universitas Sumatera Utara

  • 51

    wenang dalam menetapkan bunga, tidak melelangkan barang-barang jaminan

    yang sudah kadaluarsa, tidak membayar uang kelebihan kepada yang berhak.94

    Akibatnya pemerintah Belanda menerapkan apa yang disebut dengan

    Cultuur Stelsel dimana dalam kajian tentang pegadaian saran yang

    dikemukakan adalah sebaiknya kegiatan pegadaian ditangani sendiri oleh

    pemerintah agar dapat memberikan perlindungan dan manfaat yang lebih besar

    bagi masyarakat.95 Maka dikeluarkanlah Stb. No. 794 Tahun 1915 dan Stb. No.

    28 Tahun 1921. Maksud dikeluarkannya peraturan ini adalah untuk melarang

    masyarakat umum memberi uang pinjaman dan melakukan usaha dengan cara

    menerima gadai. Pegadaian Negara pertama kali didirikan pada tanggal 1 April

    1901 di Sukabumi, Jawa Barat dengan Stb. No. 131 Tahun 1901.96 Tanggal

    tersebut selanjutnya dijadikan tanggal kelahiran Pegadaian di Indonesia.97 Pada

    tanggal 12 Maret 1901 melalui Stb. No. 131 Tahun 1901 diadakan ketentuan

    tentang Jawatan Pegadaian di Sukabumi, Jawa Barat. Selanjutnya diikuti

    dengan didirikannya Pegadaian di Cianjur, Purworejo, Bogor, Tasikmalaya, dan

    Bandung pada tahun 1902. Sampai dengan tahun 1917 semua Pegadaian di

    Jawa dan Madura sudah ditangani seluruhnya oleh Pemerintah dan Pegadaian

    Negara yang dikuasai oleh pemerintah ini berkembang dengan baik.

    94 Ibid. 95 Acien Harahap, hukum-gadai, www. blogspot.com, diakses 1 Juni 2010. 96 Rachmadi Usman, Loc. cit., hal. 120. 97 Subagyo, et al, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi

    Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta, 2002, hal. 153.

    Universitas Sumatera Utara

  • 52

    Menjelang akhir periode penjajahan, usaha gadai merupakan monopoli

    pemerintah dengan status Jawatan dalam lingkungan kantor besar keuangan.

    Baru pada tahun 1903 berdasarkan Stb No. 266 Tahun 1930, Pegadaian Negara

    tersebut diubah statusnya menjadi Perusahaan Negara, dimana harta kekayaan

    Pegadaian Negara dipisahkan dari harta kekayaan Negara (Pemerintah).98

    ad 4. Periode Penjajahan Jepang (1942 1965)

    Pada periode penjajahan Jepang, Pegadaian masih merupakan instansi

    pemerintah dengan status Jawatan Pimpinan dan Pengawasan Kantor Besar

    Keuangan. Akan tetapi, pada periode ini lelang dihapuskan dan barang berharga

    seperti emas, intan dan berlian di Pegadaian diambil oleh Pemerintah Jepang.99

    ad 5. Periode Kemerdekaan

    Perjuangan melawan penjajah sudah selesai. Penataan menyeluruh baik

    ideologi, sistem kenegaraan maupun ekonomi terus diupayakan. Dalam

    penataan ekonomi dimasa pembangunan sampai saat ini Pegadaian mengalami

    beberapa perubahan status bentuk perusahaan yaitu:

    a. Status Perusahaan Negara

    Setelah Indonesia merdeka pada tanggal 3 Mei tahun 1961, status hukum

    Pegadaian dari Jawatan berubah menjadi Perusahaan Negara yang berada

    dalam Lingkungan Kementerian Keuangan berdasarkan PP No. 178/1961

    tentang Pendirian Perusahaan Pegadaian (Perusahaan Negara Pegadaian)

    98 Ketut Sethyon, Loc. cit., hal. 137. 99 Rachmadi Usman, Loc. cit., hal. 120.

    Universitas Sumatera Utara

  • 53

    sebagai pelaksana dari Undang-Undang Nomor 19/Prp/Tahun 1960 tentang

    Perusahaan Negara. Dalam rangka melaksanakan Ekonomi Terpimpin, oleh

    Presiden Soekarno pada tahun 1965, Perusahaan Negara Pegadaian ini

    disatukan menjadi salah satu urusan dari Bank Sentral.100

    b. Status Perusahaan Jawatan

    Inpres No. 17/1976 diwujudkan dengan dikeluarkannya Perpu No. 1/1969

    yang diundangkan dengan Undang-Undang No. 9/1969. Undang-Undang ini

    mengatur bentuk usaha Negara menjadi 3 (tiga) bentuk yaitu Perjan, Perum,

    dan Persero.101 Sejalan dengan ketentuan dalam Undang-Undang tersebut

    maka dikeluarkan PP No. 7/1969 yang mencabut PP Nomor 178/1961 dan

    menyatakan mulai 1 Mei 1969 status Perusahaan Negara Pegadaian

    ditetapkan menjadi Perusahaan Jawatan Pegadaian.

    c. Status Perusahaan Umum

    Untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitasnya, sejak 10 April 1990

    Perusahaan Jawatan Pegadaian diubah bentuknya menjadi Perusahaan

    Umum Pegadaian melalui PP No. 10/1990 tentang Pengalihan Bentuk

    Perusahaan Jawatan Pegadaian Menjadi Perusahaan Umum Pegadaian, yang

    kemudian disempurnakan lagi dalam PP No. 103/2000 tentang Perusahaan

    Umum Pegadaian. Dengan perubahan status tersebut dimulai babak baru

    dalam meningkatkan pemerataan pembangunan, meningkatkan pendapatan

    100 Ibid. 101 Ketut Sethyon, Loc. cit., hal. 137.

    Universitas Sumatera Utara

  • 54

    dan kesejahteraan masyarakat dan mengentaskan kemiskinan. Dengan status

    Perusahaan Umum, Pegadaian diharapkan akan lebih mampu mengelola

    usahanya lebih profesional, bisnis oriented tanpa meninggalkan ciri khusus

    dan misinya, yaitu penyaluran uang pinjaman atas dasar hukum gadai

    dengan sangat sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia, karena

    prosedurnya sederhana, mudah, serta pelayanan cepat.102

    2. Struktur Organisasi Kantor Cabang Medan Utama

    Perum Pegadaian adalah salah satu BUMN dalam lingkungan Departemen

    Keuangan yang dipimpin oleh Direksi yang bertanggung jawab kepada Menteri

    Keuangan. Pegadaian mempunyai karakter-karakter khas yang digambarkan dalam

    logo Pegadaian. Adapun makna yang terkandung dalam logo tersebut adalah:

    1. Logo Gram atau lambang terdiri dari:

    a. Pohon rindang warna hijau, melambangkan :

    - Melindungi dan membantu.

    - Senantiasa tumbuh dan berkembang.

    - Warna hijau melambangkan keteduhan.

    b. Timbangan warna hitam, melambangkan:

    - Keseimbangan dan keterbatasan dalam memberi pelayanan.

    - Kejujuran.

    102 Rachmadi Usman, Op. cit., hal. 121.

    Universitas Sumatera Utara

  • 55

    2. Tulisan Pegadaian berstruktur (dengan posisi) miring, bermakna:

    - Sederhana : kepraktisan dan kemudahan.

    - Dinamis : terus bergerak maju.

    - Huruf balok : melambangkan keteguhan dan kekokohan.

    Sebagai base line (garis dasar) logo Perum Pegadaian adalah Mengatasi

    Masalah Tanpa Masalah, merupakan motto dan ciri utama pelayanan Lembaga

    Pembiayaan Perum Pegadaian karena lembaga Pembiayaan Pegadaian merupakan

    salah satu dari perusahaan pembiayaan/jasa yang ada dan mampu mengatasi masalah

    keuangan dalam waktu yang relatif singkat.

    Perum Pegadaian menetapkan etos kerja kepada setiap karyawan dalam

    melakukan pekerjaan yang disebut INTAN yaitu:

    Inovatif : Penuh gagasan, kreatif, aktif dan mempunyai

    tantangan.

    Nilai moral yang tinggi : Taqwa, jujur, berbudi luhur dan royal.

    Terampil : Menguasai bidang pekerjaan, tanggap, cepat dan

    akurat.

    Adi Layanan : Sopan, ramah dan berkepribadian simpatik.

    Nuansa Citra : Otoritas bisnis mengutamakan kepuasan pelanggan

    dan berusaha mengembangkan diri.

    Agar pelaksanaan si INTAN mampu membangkitkan semangat dan menjiwai

    seluruh gerak langkah insan pegadaian, maka diimplementasikan dalam semboyan

    141 yang diambil dari sejarah berdirinya pegadaian pada tanggal 1 April 1901. Arti

    Universitas Sumatera Utara

  • 56

    dari semboyan 141 adalah dari nomor satu di Jasa Gadai, dalam empat tahun

    mendatang akan menjadi nomor satu di industri pembiayaan Mikro dan Kecil.

    Dalam menjalankan tugas-tugasnya, Perum Pegadaian memiliki struktur

    organisasi yang tertata menurut fungsi dan golongannya. Disetiap perubahan

    mempunyai struktur organisasi untuk menggambarkan secara jelas unsur-unsur yang

    membantu pimpinan dalam menjalankan kegiatan perusahaan.103 Direksi sebagai

    pemimpin perusahaan di pusat merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari:

    a. Direktur Utama sebagai ketua ;

    b. Direktur Utama sebagai anggota ;

    c. Direktur Operasi dan Pengembangan sebagai anggota ;

    d. Direktur Keuangan sebagai anggota.

    Kantor Pusat tempat kedudukan Pusat kegiatan administratif sedang Kantor

    Daerah (KANDA) sebagai perpanjangan tangan Kantor Pusat dalam membawahi dan

    mengawasi beberapa cabang di daerah dalam hal tugas Manajerial dan Administrasi

    Perusahaan di daerah berdasarkan kebijaksanaan Direksi.

    Dengan adanya struktur organisasi yang jelas dapat diketahui posisi, tugas

    dan wewenang setiap departemen dan bagaimana hubungan antara satu dan lainnya.

    Struktur organisasi pada Perum Pegadaian dapat dilihat sebagai berikut:

    103 Wawancara dengan Lintong Panjaitan, Humas & Hukum Kanwil Perum Pegadaian

    Medan, tanggal 23 Juni 2010.

    Universitas Sumatera Utara

  • 57

    Gambar 1: Struktur Organisasi

    Sumber: Pedoman Operasional Kantor Cabang Perum Pegadaian.

    Fungsi dan tugas masing-masing bagian adalah :

    1. Pimpinan wilayah

    Fungsi :

    Menjalankan kegiatan perusahaan diwilayah terutama dalam bidang operasional

    serta membantu fungsi-fungsi kantor pusat sesuai dengan kewenangan yang

    dilimpahkan direksi. Sedangkan fungsi lainnya adalah membantu dalam

    menetapkan sewa modal, promosi produk yang ditawarkan dan juga mewakili

    pusat dalam hal masalah hukum apabila jasa yang ditawarkan mendapat masalah.

    Universitas Sumatera Utara

  • 58

    Tugas :

    a. Rencana jangka panjang yaitu pembukuan kantor cabang dan juga promosi jasa baru seperti kreasi dan krasida serta rencana anggaran kantor wilayah.

    b. Berusaha untuk mengembangkan usaha inti (jasa gadai), jasa lain (kreasi,krasida, dan jasa titipan).

    c. Mengamankan kekayaan perusahaan yang ada dikantor wilayah dan kantor cabang dan laporan inspektur wilayah yang mengawasi ke kantor cabang daerah.

    d. Mengatur strategi bisnis dikantor cabang yang menjadi acuan bagi para manager cabang dengan cara promosi yang luas kepada masyarakat baik dengan papan reklame, mengurangi suku bunga/sewa modal.

    e. Mengembangkan serta mengendalikan kegiatan evaluasi berkala terhadap kinerja para manager cabang dan staf yaitu married system yang maksudnya disini bahwa setiap bulan juni dan desember pimpinan wilayah mendapatkan laporan dari kantor cabang.104

    2. Inspektur wilayah

    Fungsi :

    Memberikan penilaian atas sistem pengendalian dan pelaksanaan seluruh kegiatan

    perusahaan, memberikan saran-saran dan mengatasi kantor wilayah dan kantor

    cabang dalam menjalankan usahanya.

    Tugas :

    a. Mengawasi cabang-cabang serta memiliki jadwal rahasia dalam melakukan

    pemeriksaan ke kantor cabang.

    b. Menyusun laporan dan memberikan saran/rekomendasi hasil pemeriksaan

    kepada atasan.105

    104 Wawancara dengan Lintong Panjaitan, Humas & Hukum Kanwil Perum Pegadaian

    Medan, tanggal 23 Juni 2010. 105 Pedoman Operasional Kantor Cabang, Struktur Organisasi, Perum Pegadaian.

    Universitas Sumatera Utara

  • 59

    3. Bagian Operasional/Pemasaran (OPP)

    Fungsi :

    Merencankan, mengkoordinasikan, menyelenggarakan dan mengendalikan

    pelaksanaan kegiatan operasional dan pengembangan usaha inti, usaha lain dan

    syariah serta melakukan pemasarannya. Setiap cabang memberikan laporan setiap

    bulannya baik dari omzet setiap produk yang ada di Pegadaian sehingga bagian

    pengembangan dapat membandingkan perkembangan, disetiap kantor cabang di

    daerah baik itu dari usaha jasa gadai, jasa titipan, jasa taksiran.106

    Tugas :

    a. Mengawasi kegiatan pembinaan operasional usaha inti dan usaha lain serta usaha syariah dengan cara mengawasi setiap produk yang ditawarkan baik itu promosi, omzet dan lain-lain.

    b. Menyelesaikan masalah yang terjadi bila ada kesalahan laporan dari cabang, misalnya adanya omzet yang kurang.107

    4. Asisten Manager Usaha Inti

    Fungsi :

    Merencanakan, mengkoordinasi, melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan

    kegiatan operasional usaha inti serta melakukan pemasarannya serta mengatur

    semua kegiatan operasional dan pengembangan.

    Tugas :

    Dalam menjalankan tugasnya manager bekerjasama dengan staf pegawai dan juga

    yang bekerja di cabang untuk pengembangan setiap produk yang ditawarkan agar

    106 Ibid. 107 Wawancara dengan Lintong Panjaitan, Humas & Hukum Kanwil Perum Pegadaian

    Medan, tanggal 23 Juni 2010.

    Universitas Sumatera Utara

  • 60

    lebih lancar, contoh: setiap satu bulan sekali manager memberi laporan kepada

    pimpinan wilayah lalu kebagian Operasional Pemasaran (OPP).108

    5. Asisten Manager Usaha Lain Fungsi :

    Merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengatasi pelaksanaan

    kegiatan operasional usaha lain serta melakukan pemasaran dan bekerjasama

    dengan staf opersional pengembangan dan menjalankan usaha lain dan berusaha

    untuk melakukan promosi kepada masyarakat.

    Tugas :

    Kegiatan promosi usaha lain, melakukan promosi dalam bentuk papan reklame,

    surat kabar dan brosur.

    6. Manager Keuangan

    Fungsi :

    Pembendaharaan serta akuntansi kantor wilayah. Manager keuangan menentukan

    biaya yang keluar dengan persetujuan pimpinan wilayah.

    Tugas :

    a. Menyusun rencana kerja dan anggaran bagian keuangan yang meneliti laporan dari cabang mengenai keuangan dan menentukan anggaran untuk setiap satu bulan atau tiga bulan sekali.

    b. Menyusun rencana jangka panjang dan kerja serta anggaran kantor wilayah, mengalokasikan anggaran serta mengevaluasi realisasi anggaran dan pelaporan agar penggunaan keuangan dapat terkendali secara efektif dan efisien. Setiap kantor wilayah dan cabang harus memberikan laporan

    108 Pedoman Operasional Kantor Cabang, Loc. Cit.

    Universitas Sumatera Utara

  • 61

    sehingga penggunaan uang atas biaya-biaya yang dikeluarkan dapat terkendali dengan baik.109

    7. Asisten Manager Pembendaharaan

    Fungsi :

    Merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengawasi pengurus

    pembendaharaan, penagihan dan perpajakan, dan menyusun rencana kerja, dan

    anggaran kantor wilayah dan kantor cabang. Bekerjasama dengan para staf

    keuangan dalam menjalankan fungsinya baik masalah pajak, listrik, telepon, dan

    lainnya dan menyusun biaya-biaya yang harus dikeluarkan setiap bulannya selama

    setahun kedepan.110

    Tugas :

    a. Mengurus dan menyelesaikan piutang/hutang kantor wilayah dan kantor

    cabang, dan menyelesaikan sehingga tidak ada masalah dikemudian hari.

    b. Mengurus perpajakan, asuransi, dan iuran-iuran lainnya yang menjadi beban

    kantor wilayah dan kantor cabang.

    8. Asisten manager akuntansi

    Fungsi :

    Mengawasi verifikasi dokumen keuangan dan pembukuan serta penyajian laporan

    keuangan kantor wilayah dan kantor cabang.

    109 Ibid. 110 Ibid.

    Universitas Sumatera Utara

  • 62

    Tugas :

    a. Merencanakan dan melaksanakan rencana kerja dan anggaran sebagai akuntansi seperti membuat laporan keuangan satu bukan sekali dan juga laporan realisasi anggaran pendapatan dan biaya (cast basis bulan Juni 1998 triwulan).

    b. Merencanakan dan melaksanakan pembukuan dan penyusunan laporan keuangan dan verifikasi dokumen serta ketetapan kode perkiraan pembukuan dan mengelompokannya.112

    9. Manager Sumber Daya Manusia

    Fungsi :

    Merencanakan, mengkoordinasi, menyelenggarakan dan mengendalikan

    administrasi dan pengembangan serta kesejahteraan Sumber Daya Manusia (SDM)

    dan bekerjasama dengan staf pegawai dalam melakukan beberapa hal diantaranya

    pelatihan, diklat rekrutmen, promosi, mutasi, pensiun pegawai, pengangkatan dan

    kenaikan gaji berkala, pemberian penghargaan dan hukuman.

    Tugas :

    a. Merencanakan, mengkoordinasikan, menyelenggarakan dan mengawasi urusan

    diklat, promosi dan mutasi pada bulan Juni sebanyak 22 pegawai serta

    mengawasi proses rekrutmen dan pemensiunan pegawai.

    b. Merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan, dan mengawasi urusan izin

    perkawinan dan pencarian serta penindakan/sanksi disiplin dan sebelum itu

    asisten manager SDM harus mengetahui pegawainya sudah menikah atau

    belum.

    112 Ibid.

    Universitas Sumatera Utara

  • 63

    10. Asisten Manager Perusahaan

    Fungsi :

    Merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengawasi proses

    pembuatan daftar gaji dan tunjangan, asuransi pegawai, cuti, bantuan pembinaan

    jasmani dan rohani, rekreasi, suatu perintah perjalanan dinas serta bantuan lainnya

    untuk pegawai kantor wilyah dan kantor cabang.

    Tugas :

    a. Merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengawasi urusan asuransi pegawai, bantuan sosial, dan perjalanan dinas, uang pesangon persiapan pensiun pegawai, pembinaan jasmani rohani dan rekreasi serta bantuan lainnya dan bekerjasama dengan staf dalam membuat akses.

    b. Merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengawasi urusan cuti, dispensasi, jam kerja, lembur.113

    11. Manager Logistik

    Fungsi dan Tugas :

    Merencanakan, mengkoordinasikan, menyelenggarakan dan mengendalikan

    kegiatan dan perlengkapan rumah tangga dan pengelolaan bangunan pada kantor

    pusat dan kantor cabang dengan menjaga fasilitas yang dimiliki maupun perawatan

    bangunannya agar perlengkapan rumah tangga tetap terawat.

    113 Ibid.

    Universitas Sumatera Utara

  • 64

    12. Asisten Manager Pelengkapan dan Rumah Tangga

    Fungsi :

    Merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan

    pengurusan tata usaha, kantor, kebutuhan rumah tangga, perlengkapan dan

    keamanan serta kendaraan dinas.

    Tugas :

    Merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengawasi kegiatan

    investasi kantor serta mengusulkan penghapusannya dan membuat laporan dari

    data dalam inventarisasi sarana kerja sehingga terjaga dan terkoordinasi.

    13. Asisten Manager Bangunan

    Fungsi :

    Merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan

    pengurusan administrasi tanah, bangunan dan prasarananya, rencana bangunan,

    membuat kalkulasi biaya dan pemeliharaan bangunan serta pengawasan

    pelaksanaan pembangunan, perbaikan bangunan di kantor pusat dan kantor

    cabang.

    Tugas :

    a. Merencanakan dan melaksanakan usulan rencana perbaikan bangunan dan

    prasarana maka dibuat rencana biaya dan kepemimpinan wilayah.

    b. Merencanakan, melaksanakan pengurus dan pemeliharaan bangunan, prasarana

    dan rumah dinas untuk pejabat perusahaan.

    Universitas Sumatera Utara

  • 65

    14. Humas dan Hukum

    Fungsi :

    Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan kehumasan, prokol dan

    hukum di kantor pusat dan kantor cabang.

    Tugas :

    a. Melakukan publikasi dan pelayanan informasi perkembangan perusahaan serta kegiatan penyuluhan hukum melalui koran (press realease) serta memberikan pelayanan kepada setiap masyarakat dan pihak-pihak yang membutuhkan informasi.

    b. Melaksanakan kegiatan kepustakaan serta evaluasi dan dokumentasi hukum dengan mengumpulkan dan menyimpan buku-buku yang sesuai dengan perusahaan dengan arsip.

    c. Mendampingi/mewakili pimpinan dalam menangani masalah hukum.114

    15. Ahli Taksir

    Fungsi :

    Membantu pimpinan wilayah dalam merencanakan, melaksanakan dan

    mengevaluasi pelaksanaan tugas sesuai dengan keahliannya dalam rangka

    penilaian dan penyesuaian taksiran barang jasmani sesuai prosedur.

    Tugas :

    a. Melakukan evaluasi atas rata-rata taksiran/rata-rata uang pinjaman kantor cabang dalam rangka taksiran dan uang pinjaman agar sesuai dengan prosedur serta melakukan pengujian barang bukti sesuai dengan permohonan instansi terkait dalam rangka penetapan nilai taksiran barang.

    b. Melakukan survei dan pengkajian Harga Pasar Setempat (HPS) atas barang jaminan sesuai dengan ketentuan yang berlaku sebagai bahan pedoman dalam penempatan taksiran.115

    114 Wawancara dengan Lintong Panjaitan, Humas & Hukum Kanwil Perum Pegadaian

    Medan, tanggal 23 Juni 2010. 115 Pedoman Operasional Kantor Cabang, Struktur Organisasi, Perum Pegadaian.

    Universitas Sumatera Utara

  • 66

    16. Fungsional Teknologi Informasi

    Fungsi :

    Melakukan pemeliharaan dan pengamanan database, perangkat lunak, jaringan dan

    teknis perangkat lunak dan melakukan pemeliharaan dan perawatan database (data

    pegawai yang ada komputer).

    Tugas :

    Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi rencana kerja dan anggaran

    fungsional dan teknologi informasi dengan memberikan masukan dan usulan

    kepada pusat teknologi informasi yang terkait dengan pengembangan dan

    perbaikan penggunaan data perusahaan dan kehandalan aplikasi beserta

    infrastruktur sistem manager cabang atas pelaksanaan pengoperasian data dan

    sistem aplikasi kantor cabang dalam pembukuan kantor wilayah.116

    Selain yang tersebut diatas, terdapat juga bagian-bagian lain yang juga

    mempunyai peranan khusunya dalam pelayanan secara langsung kepada masyarakat

    (debitur) yaitu:

    1. Kasir

    Tugas :

    Melakukan tugas penerimaan dan pembayaran sesuai dengan ketentuan yang

    berlaku untuk kelancaran pelaksanaan operasional Kantor Cabang.

    Rincian tugas/pelaksanaan tugas :

    116 Wawancara dengan Lintong Panjaitan, Humas & Hukum Kanwil Perum Pegadaian Medan, tanggal 23 Juni 2010.

    Universitas Sumatera Utara

  • 67

    a. Menyiapkan peralatan dan perlengkapan kerja. b. Menyiapkan bahan dan perlengkapan kerja. c. Menandatangani buku penyerahan alat-alat kerja. d. Menerima modal kerja harian dari atasan sesuai dengan ketentuan yang

    berlaku. e. Menerima dan menghitung modal kerja. f. Mencocokkan dan menandatangani Buku Serah Terima Uang. g. Menyiapkan uang kecil untuk kelancaran tugas. h. Melaksanakan penerimaan pelunasan uang pinjaman dari nasabah. i. Penerimaan dari transfer. j. Penerimaan dari hasil penjualan lelang. k. Penerimaan lain-lain, meliputi: - Menerima bukti pendukung dari penyetor atau pihak luar untuk setiap

    penerimaan lain-lain. - Mencatat penerimaan tersebut kedalam laporan harian kas. - Semua penerimaan harus berupa uang tunai dan disimpan dalam brangkas

    kasir. l. Menyerahkan bukti pendukung kepada bagian administrasi. m. Melaksanakan pembayaran untuk pinjaman kredit. n. Pembayaran pengeluaran lain-lain dengan langkah-langkah pembayaran

    sebagai berikut : - Menerima bukti-bukti pembayaran berupa kuitansi bon dan bukti-bukti

    lainnya yang sah yang telah disetujui Kepala Kantor Cabang. - Mencatat kedalam laporan harian kas. - Pembayaran uang kelebihan. o. Pembayaran pinjaman pegawai dengan langkah-langkah sebagai berikut : - Menerima Formulir Pinjaman Pegawai (FP) yang telah ditandatangani

    oleh Kepala Cabang atau pejabat yang berwenang. - Menyiapkan pembayaran dan memberi cap lunas pada Formulir Pinjaman

    Pegawai.117

    2. Pemegang Gudang

    Tugas :

    Melakukan pemeriksaan, penyimpanan dan pengeluaran barang jaminan selain

    barang kantong sesuai dengan peraturan yang berlaku dalam rangka ketertiban dan

    keamanan serta keutuhan barang jaminan.

    117 Esther Milion, Op. Cit., hal. 59.

    Universitas Sumatera Utara

  • 68

    Rincian Tugas/Pelaksanaan Tugas : a. Secara berkala memeriksa keadaan gudang penyimpanan barang jaminan

    selain barang kantong sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk menjamin keamanan dan keutuhan barang jaminan.

    b. Menerima barang jaminan selain barang kantong dari Kepala Subseksi Operasi atau Wakil Kepala Cabang atau Kepala Cabang sesuai ketentuan yang berlaku untuk disimpan dalam gudang penyimpanan barang jaminan.

    c. Mengelompokkan barang jaminan sesuai dengan rubrik dan bulan kreditnya, menyusunnya sesuai dengan urutan nomor SBK, mengatur penyimpanannya agar terlihat rapi dan memudahkan dalam menghitung atau memindahkannya.

    d. Merawat, memelihara, membersihkan barang jaminan dari debu, air dan kotoran lainnya agar barang jaminan tetap dalam keadaan baik dan aman.

    e. Mengeluarkan barang jaminan dari gudang penyimpanan untuk keperluan penebusan, pemeriksaan oleh atasan atau keperluan lain.

    f. Melapokan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pekerjaan dalam rangka serah terima jabatan.

    g. Mencatat dan mengadministrasikan mutasi (penambahan/pengurangan) barang jaminan yang menjadi tanggungjawabnya.118

    3. Penyimpanan Barang Jaminan

    Tugas Pokok adalah :

    Mengelola gudang barang jaminan emas dengan menerima, menyimpan, merawat,

    mengeluarkan dan mengadministrasikan barang jaminan sesuai dengan ketentuan

    yang berlaku dalam rangka mengamankan serta menjaga keutuhan barang

    nasabah.

    Rincian Tugas/Pelaksanaan Tugas :

    a. Secara berkala memeriksa keadaan gudang penyimpanan barang jaminan emas sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam rangka keamanan dan keutuhan barang jaminan untuk serah terima jabatan.

    b. Menerima barang jaminan emas dan perhiasan dari Kepala Subseksi Operasi atau Wakil Kepala Cabang atau Kepala Cabang sesuai dengan

    118 Ibid.

    Universitas Sumatera Utara

  • 69

    ketentuan yang berlaku untuk disimpan dalam gudang penyimpanan barang jaminan emas.

    c. Mengeluarkan barang jaminan emas dan perhiasan sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk keperluan pelunasan, pemeriksaan atasan dan pihak lain.

    d. Merawat barang jaminan dan gudang penyimpanan agar barang jaminan dalam keadaan baik dan aman.

    e. Mencatat mutasi penerimaan/pengeluaran barang jaminan yang menjadi tanggungjawabnya.119

    4. Penulis Surat Bukti Kredit

    Tugas :

    Memasukkan data nasabah, taksiran, dan uang pinjaman ke dalam SBK dari kartu

    taksasi/formulir permintaan kredit secara akurat.

    Rincian Tugas/Pelaksanaan Tugas :

    a. Menerima barang jaminan dan kartu taksasi dari KPK. b. Memasukkan data nasabah, barang jaminan, taksiran dan uang pinjaman

    ke dalam komputer. c. Memberi nomor pada kartu taksasi sesuai dengan nomor yang diterbitkan

    komputer. d. Memasukkan data bukti ke kas debet/kredit yang telah dikeluarkan atau

    diterima oleh kasir. e. Menerbitkan hasil cetak transaksi barang jaminan dan saldo kas. f. Membuat file dwilipat SBK dan SBK tebusan yang telah diperiksa oleh

    Subseksi Operasi dan menyimpannya.120 3. Kegiatan Usaha Perum Pegadaian

    Perum Pegadaian mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan

    masyarakat sekaligus memupuk keuntungan melalui pemberian pinjaman skala

    mikro, kecil, dan menengah serta melaksanakan usaha lainnya berdasarkan ketentuan

    119 Wawancara dengan Lintong Panjaitan, Humas & Hukum Kanwil Perum Pegadaian

    Medan, tanggal 23 Juni 2010. 120 Esther Milion, Op. cit., hal. 59.

    Universitas Sumatera Utara

  • 70

    dan perundang-undangan yang berlaku. Berdasarkan tujuan tersebut, Pegadaian

    menyelenggarakan kegiatan usaha sebagai berikut:

    1. Pemberian pinjaman atas dasar hukum gadai.

    2. Pemberian pinjaman atas dasar hukum yang menerapkan prinsip-prinsip fidusia

    3. Menjalankan usaha lainnya yang menunjang terwujudnya misi dan visi

    perusahaan.121

    Perum pegadaian memiliki beraneka ragam kegiatan usaha dan produk untuk

    memenuhi beraneka ragam permintaan pelayanan usaha gadai untuk masyarakat,

    diantaranya adalah:

    a. Kredit Cepat Aman (KCA)

    KCA merupakan produk unggulan pegadaian, dan paling banyak diminati

    oleh masyarakat. Kredit KCA adalah pinjaman berdasarkan hukum gadai dengan

    prosedur pelayanan yang mudah, aman dan cepat. Melalui KCA ini Pemerintah

    berupaya untuk melindungi rakyat kecil yang tidak memiliki akses ke dalam

    perbankan. Dengan demikian, masyarakat dapat terhindar dari praktek pemberian

    uang pinjaman dengan pengembalian atau bunga yang tidak wajar.

    KCA merupakan pemberian kredit jangka pendek dengan pemberian

    pinjaman mulai dari Rp. 20.000,- sampai dengan Rp. 200.000,-. Jaminan yang

    diberikan berupa benda bergerak, baik barang perhiasan emas dan berlian,

    elektronik, maupun alat rumah tangga lainnya. Jangka waktu kredit maksimum 4

    121 Wawancara dengan Lintong Panjaitan, Humas & Hukum Kanwil Perum Pegadaian

    Medan, tanggal 23 Juni 2010.

    Universitas Sumatera Utara

  • 71

    bulan atau 120 hari dan dapat diperpanjang dengan cara hanya membayar sewa

    modal dan biaya administrasinya saja.122

    b. KRISTA (Kredit Usaha Rumah Tangga)

    Kredit Usaha Rumah Tangga ini bertujuan untuk membantu mengembangkan

    Usaha Rumah Tangga, serta mensejahterakan masyarakat, ini merupakan suatu

    misi yang diemban Pegadaian sebagai sebuah BUMN. Pegadaian selalu berusaha

    membantu perkembangan usaha produktif, Usaha Rumah Tangga melalui

    pemberian berbagai fasilitas kredit yang cepat, mudah dan murah.

    Adapun keunggulan dari produk ini adalah sebagai berikut : - Prosedur pengajuannya sangat mudah. - Pelayanan mudah, cepat dan aman. - Proses kurang lebih hanya 3 (tiga) hari. - Pinjaman sampai dengan Rp. 3.000.000,- - Pinjaman dapat diangsur sampai 36 bulan dengan jumlah angsuran tetap.123

    c. KREASI (Kredit Angsuran Sistem Fidusia)

    KREASI bertujuan untuk membantu mengembangkan Usaha Mikro Kecil dan

    Menengah (UMKM) serta mensejahterakan masyarakat, yang merupakan salah

    satu misi yang diemban Pegadaian sebagai BUMN.

    Adapun keunggulan dari produk ini adalah sebagai berikut :

    - Prosedur pengajuannya sederhana, mudah dan cepat. - Dalam tempo 3 hari kredit sudah bisa cair. - KREASI dapat diperoleh di kantor cabang diseluruh Indonesia. - Jangka waktu pinjaman fleksibel, mulai dari 12 bulan, 18 bulan, 24 bulan,

    ataupun 36 bulan. - Sewa Modal (bunga pinjaman) relatif murah, hanya 0,9 % per bulan, flat.

    122 Portal Perum Pegadaian, Bersama Kerabat Menggapai Cita, www.pegadaian.co.id,

    diakses 8 Juni 2010. 123 Ibid.

    Universitas Sumatera Utara

  • 72

    - Agunan BPKB kendaraan bermotor (mobil plat kuning/hitam, serta sepeda motor) sehingga kendaraan dapat tetap dipergunakan untuk mendukung operasional usaha.

    - Pelunasan kredit dilakukan dengan angsuran setiap bulan. Pelunasan sekaligus dapat dilakukan sewaktu-waktu dengan pemberian diskon untuk sewa modal.124

    d. KRASIDA (Kredit Angsuran Sistem Gadai)

    KRASIDA merupakan pemberian pinjaman kepada para pengusaha Mikro

    dan Kecil (dalam rangka pegembangan usaha) atas dasar gadai dengan

    pengembalian pinjaman dilakukan melalui mekanisme angsuran.

    Adapun keunggulan dari produk ini adalah sebagai berikut :

    - Proses mudah dan pengajuan kredit sudah bisa cair dalam waktu yang relatif cepat, biasanya dalam jangka waktu 2-7 hari.

    - Fleksibel dalam menentukan jangka waktu pinjaman, mulai dari 12 bulan, 24 bulan, ataupun 36 bulan.

    - Sewa modal yang relatif murah hanya 0,9% per bulan flat, atau 11,8% per tahun.

    - Agunan berupa perhiasan hanya emas. - Pinjaman bisa mencapai 95%dari nilai taksiran agunan. - Pelunasan kredit dilakukan dengan cara mengangsur setiap bulannya dengan

    jumlah angsuran tetap. - Didukung oleh staf yang berpengalaman serta ramah tamah dan santun

    dalam memberikan pelayanan. - Pelunasan sekaligus dapat dilakukan sewaktu-waktu dengan pemberian

    diskon sewa modal.125

    e. ARRUM (Ar-Rahn Untuk Usaha Mikro Kecil)

    ARRUM ditujukan bagi pengusaha mikro kecil, ARRUM merupakan

    pembiayaan untuk pengembangan usaha dengan berprinsip syariah.

    124 Ibid. 125 Ibid.

    Universitas Sumatera Utara

  • 73

    Adapun keunggulan produk ini adalah sebagai berikut :

    - Persyaratan yang mudah, proses yang cepat kurang lebih 3 hari, dan biaya-biaya yang kompetitif dan relatif murah.

    - Jangka waktu pembiayaan yang fleksibel, mulai dari 12 bulan, 18 bulan, 24 bulan, hingga 36 bulan.

    - Jaminan berupa BPKB kendaraan bermotor (mobil maupun motor) sehingga fisik kendaraan masih tetap berada di tangan nasabah untuk kebutuhan operasional usaha.

    - Nilai pembiayaan dapat mencapai hingga 70% dari nilai taksiran agunan. - Pelunasan dilakukan secara angsuran setiap bulannya dengan jumlah tetap. - Pelunasan sekaligus dapat dilakukan sewaktu-waktu dengan pemberian

    diskon ijaroh. - Didukung oleh staf yang berpengalaman serta ramah dan santun dalam

    memberikan pelayanan.126

    f. Ar-rahn (Gadai Syariah)

    RAHN merupakan produk jasa gadai yang berlandaskan pada prinsip-prinsip

    Syariah, dimana nasabah hanya akan dipungut biaya administrasi dan Ijaroh (biaya

    jasa simpan dan pemeliharaan barang jaminan).

    Pegadaian Syariah menjawab kebutuhan transaksi gadai sesuai Syariah, untuk

    solusi pendanaan yang Cepat, Praktis, dan Menentramkan.

    Adapun keunggulan produk ini adalah sebagai berikut :

    - Cepat : Hanya 15 menit kebutuhan dana Anda akan terpenuhi

    - Praktis : Tidak perlu membuka rekening ataupun prosedur lain yang

    memberatkan. Nasabah cukup membawa barang-barang

    berharga miliknya, saat itu juga akan mendapatkan dana yang

    dibutuhkan dengan jangka waktu hingga 120 hari dan dapat

    melunasi sewaktu-waktu. Jika masa jatuh tempo tiba dan

    126 Ibid.

    Universitas Sumatera Utara

  • 74

    nasabah masih memerlukan dana pinjaman tersebut, maka

    pinjaman dapat diperpanjang hanya dengan membayar sewa

    simpan dan pemeliharaan serta biaya administrasi.

    - Menentramkan : Sumber dana pegadaian berasal dari sumber yang sesuai

    dengan syariah, proses gadai berlandaskan prinsip syariah,

    serta didukumg oleh petugas-petugas dan outlet dengan

    nuansa Islami sehingga lebih syari dan menentramkan.127

    g. Mulia

    Logam mulia atau emas mempunyai berbagai aspek yang menyentuh kebutuhan

    manusia disamping memiliki nilai estetis yang tinggi juga merupakan jenis investasi

    yang nilainya stabil, likuid, dan aman secara riil.

    Mulia (Murabahah Logam Mulia untuk Investasi Abadi) adalah penjualan

    logam Mulia oleh Pegadaian kepada masyarakat secara tunai, dan agunan dengan

    jangka waktu Fleksibel. Akad Murabahah Logam Mulia untuk Investasi Abadi. Abadi

    adalah persetujuan atau kesepakatan yang dibuat bersama antara Pegadaian dan

    nasabah atas sejumlah pembelian logam mulia disertai keuntungan dan biaya-biaya

    yang disepakati.128

    Adapun keunggulan produk ini adalah sebagai jembatan mewujudkan niat

    mulia nasabah untuk :

    127 Ibid. 128 Ibid.

    Universitas Sumatera Utara

  • 75

    - Menabung logam mulia untuk menunaikan Ibadah Haji.

    - Mempersiapkan biaya pendidikan anak di masa mendatang

    - Memiliki tempat tinggal dan kendaraan.129

    h. Jasa Taksiran

    Jasa Taksiran adalah suatu pelayanan kepada masyarakat yang peduli akan

    harga atau nilai harta benda miliknya. Dengan biaya yang relatif ringan, masyarakat

    dapat mengetahui dengan pasti tentang nilai atau kualitas suatu barang miliknya

    setelah lebih dulu diperiksa dan ditaksir oleh juru taksir berpengalaman.130

    Kepastian nilai atau kualitas suatu barang. Misalnya kualitas emas atau batu

    permata, dapat memberikan rasa aman dan rasa lebih pasti bahwa barang tersebut

    benar-benar mempunyai nilai investasi yang tinggi.

    i. Jasa Titipan

    Dalam dunia perbankan, layanan ini dikenal sebagai safe deposit box. Harta dan

    surat berharga perlu dijaga keamanannya agar tidak sampai hilang, rusak atau

    disalahgunakan orang lain. Tetapi ternyata tidak selamanya barang dan surat berharga

    itu aman di tangan sendiri. Jangka waktu penitipan dua minggu sampai dengan satu

    tahun dan dapat diperpanjang. Pegadaian akan menjaga dan melindungi dengan

    penuh perhatian.131

    129 Wawancara dengan Lintong Panjaitan, Humas & Hukum Kanwil Perum Pegadaian

    Medan, tanggal 9 Juni 2010. 130 Portal Perum Pegadaian, Loc., Cit. 131 Ibid.

    Universitas Sumatera Utara

  • 76

    C. Peraturan Parate Eksekusi dalam Perjanjian Gadai di Perum Pegadaian

    Kota Medan

    Istilah parate eksekusi pada prakteknya di kenal dengan istilah lelang,132

    menurut Pedoman Operasional Kantor Cabang Perum Pegadaian, Lelang adalah

    upaya pengembalian uang pinjaman beserta sewa modal, yang tidak dilunasi sampai

    batas waktu yang ditentukan. Usaha ini dilakukan dengan penjualan barang jaminan

    tersebut kepada umum pada waktu yang telah ditentukan.

    Pelelangan ataupun eksekusi barang gadai dalam Perum Pegadaian secara

    umum berdasarkan pada Pasal 1155 KUHPerdata dan secara khusus diatur tersendiri

    dalam peraturan Perum Pegadaian. Di dalam Pasal 1155 (1) KUHPerdata disebutkan:

    Apabila oleh para pihak tidak telah diperjanjikan lain, maka si berpiutang adalah berhak jika si berutang atau si pemberi gadai bercedera janji, setelah tenggang waktu yang ditentukan lampau, atau jika tidak telah ditentukan suatu tenggang waktu, setelah dilakukannya suatu peringatan untuk membayar, menyuruh menjual barang gadainya di muka umum menurut kebiasaan-kebiasaan setempat serta atas syarat-syarat yang lazim berlaku, dengan maksud untuk mengambil pelunasan jumlah piutangnya beserta bunga dan biaya dari pendapatan penjualan tersebut.

    Berdasarkan Pasal 1155 KUHPerdata tersebut diatas dapat dilihat beberapa

    ketentuan bahwa : Pasal 1155 KUHPerdata merupakan ketentuan yang bersifat

    menambah (annvullend-recht), karena para pihak bebas menetapkan lain. Dalam hal

    para pihak tidak menyimpangi ketentuan tersebut, maka barulah Pasal 1155

    KUHPerdata berlaku ; jika si berhutang atau pemberi gadai wanprestasi, maka

    132Wawancara dengan Lintong Panjaitan, Humas & Hukum Kanwil Perum Pegadaian Medan,

    tanggal 23 Juni 2010, Anhar, Kacab Perum Pegadaian Simpang Limun, tanggal 24 Juni 2010.

    Universitas Sumatera Utara

  • 77

    penerima gadai berhak untuk menjual barang gadai didepan umum menurut

    kebiasaan dan syarat-syarat setempat.133 Hak ini diperoleh kreditur, kalau debitur

    atau pemberi gadai sudah wanprestasi. Sejak saat debitur atau pemberi gadai

    wanprestasi, lahirlah hak tersebut ; hak ini diberikan oleh undang-undang, tidak perlu

    diperjanjikan; untuk penjualan tersebut tidak diisyaratkan adanya title eksekutorial.134

    Pemegang gadai melaksanakan penjualan tanpa perantara pengadilan, tanpa perlu

    minta bantuan juru sita, tanpa perlu mendahuluinya dengan sitaan. Pemegang gadai

    disini menjual atas kekuasaan sendiri. Hak pemegang gadai untuk menjual barang

    gadai tanpa title eksekutorial disebut Parate Eksekusi. Karena ia tidak perlu suatu title

    eksekutorial, tanpa perlu perantaraan pengadilan, tanpa butuh bantuan juru sita, maka

    seakan-akan hak eksekusi selalu siap di tangan pemegang gadai dan karenanya di

    sebut Parate Eksekusi.135

    Adapun hukum gadai yang berlaku di lingkungan Perum Pegadaian adalah

    Pandhuis Reglement (Aturan Dasar Pegadaian /ADP), Stb No. 81/1982 dan Hukum

    Indonesia.

    133 Dalam hal ini pemegang gadai (orang perorangan) juga memiliki hak untuk melakukan

    parate eksekusi, hal ini sesuai dengan ketentuan pasal 1155 yang menjadi dasar hukum parate eksekusi dalam perjanjian gadai. Seperti yang diketahui Eksekusi (pelaksanaan dari putusan) dapat dilakukan dengan cara : melalui proses beracara (melalui pengadilan), tidak perlu melalui proses beracara (parate eksekusi), melalui penyitaan ,cukup dengan akta yang sudah mewakili sebuah putusan dari pengadilan.

    134 Hak mengeksekusi yang mempunyai kekuatan hukum tetap atau sama seperti keputusan hakim.

    135 J. Satrio., 2002, Op. cit., hal. 121-122.

    Universitas Sumatera Utara

  • 78

    KUHPerdata Buku II Bab XIX tentang gadai dapat juga dipergunakan sepanjang terdapat kekosongan di dalam ADP. Di samping itu juga KUHPerdata Buku III tentang perjanjian pinjam mengganti (perjanjian pinjam uang) Bab XIII berlaku untuk perjanjian pinjam uang/kredit yang dilakukan oleh Perusahaan Umum (Perum) Pegadaian.136

    Selanjutnya pedoman dalam pelaksanaan tugas-tugas operasional bagi kantor

    cabang Perum Pegadaian, berlaku Keputusan Direksi Perum Pegadaian Nomor:

    Opp.2/67/5 tentang Pedoman Operasional Kantor Cabang Perum Pegadaian.137 Dan

    diatur pula didalam Surat Edaran Direksi Perum Pegadaian No.48/Op1.00211/2003.

    Jadi, selain berkiblat pada KUHPerdata Perum Pegadaian juga mempunyai peraturan

    tersendiri dalam menjalankan tugasnya tidak terkecuali masalah parate eksekusi atau

    lelang.

    Parate eksekusi selain diatur di dalam peraturan-peraturan yang tersebut diatas

    juga telah disebutkan dengan jelas di dalam Surat Bukti Kredit tentang Perjanjian

    Kredit pada poin 5 antara Perum Pegadaian dengan nasabah (debitur), adapun isinya

    antara lain:

    1. Tarif Sewa Modal % per 15 hari dan maksimum % 1 hari s/d 15 hari dihitung 15 hari.

    2. Sewa Modal dihitung sejak tanggal kredit sampai dengan tanggal pelunasan, hasilnya dibulatkan ke atas dengan kelipatan Rp.100,-

    3. Jangka Waktu Kredit maksimum 120 hari (4 bulan) dan dapat diperbaharui. Pelunasan/perbaharui kredit setelah tanggal jatuh tempo sampai dengan tanggal lelang dikenakan denda sesuai ketentuan yang berlaku.

    4. Permintaan atau perbaharui kredit dikenakan Biaya Administrasi sebesar Rp..

    136 Mariam Darus Badrulzaman, Op. cit., hal. 166 137 Muhammad Syukron Yamin Lubis, Op. cit., hal. 30.

    Universitas Sumatera Utara

  • 79

    5. Jika sampai dengan tanggal jatuh tempo pinjaman tidak dilunasi/diperbaharui, maka Barang Jaminan akan dilelang tanggal :

    6. Mintalah bukti setiap melakukan pembayaran. 7. SBK ini tidak untuk diperjualbelikan, dan jika SBK hilang segera laporkan

    kepada kami, jika tidak dilaporkan risiko ditanggung nasabah.138

    Pada prinsipnya jangka waktu gadai adalah, minimal 15 hari dan maksimum

    120 hari, sesuai dengan Surat Edaran Direksi Perum Pegadaian Nomor:

    SE.16/Op.1.00211/2001 tentang petunjuk Pelaksanaan SK Direksi Nomor:

    020/Op.1.00211/01.139 Jika lewat dari batas waktu yang telah ditentukan, dan telah

    diberitahukan sebelumnya tentang batas waktu jatuh tempo kepada nasabah, namun

    tetap tidak dihiraukan maka Perum Pegadaian berhak untuk melakukan pelelangan

    terhadap barang gadai.

    Sistem lelang dalam perjanjian gadai di Perum Pegadaian berbeda dengan

    sistem lelang dalam fidusia, hipotik,dan hak tanggungan. Dalam gadai dikenal istilah

    Parate Eksekusi, yaitu wewenang yang diberikan kepada kreditur untuk mengambil

    pelunasan piutang dari kekayaan debitur tanpa harus melalui putusan pengadilan.

    Dapat dilihat dengan adanya 2 (dua) cara di dalam KUHPerdata pada Pasal 1155-

    1156 tentang penyelesaian masalah jika debitur wanprestasi, yaitu melalui parate

    eksekusi (eksekusi langsung) atau melalui putusan pengadilan. Pada prakteknya

    parate eksekusi yang lebih sering digunakan. Karena dianggap lebih mudah, murah,

    dan tidak melalui proses yang berbelit-belit. Namun apabila tidak bisa diselesaikan

    138 Surat Bukti Kredit (SBK), Perum Pegadaian. 139 Salim HS., Loc. cit., hal. 49.

    Universitas Sumatera Utara

  • 80

    melalui parate eksekusi maka dapat dilakukan melalui putusan pengadilan seperti

    yang tercantum dalam Pasal 1156 :

    Bagaimanapun, apabila si berutang atau si pemberi gadai bercedera janji, si berpiutang dapat menuntut di muka Hakim supaya barang gadainya dijual menurut cara yang ditentukan oleh Hakim untuk melunasi utang beserta bunga dan biaya, ataupun Hakim, atas tuntutan si berpiutang, dapat mengabulkan bahwa barang gadainya akan tetap pada si berpiutang untuk suatu jumlah yang akan ditetapkan dalam putusan hingga sebesar utangnya beserta bunga dan biaya. Jadi dapat dikatakan bahwa di dalam KUHPerdata penyelesaian yang

    dianjurkan dalam perjanjian gadai adalah melalui parate eksekusi, sedangkan melalui

    pengadilan merupakan pilihan kedua bila tidak tercapai kesepakatan diantara kedua

    belah pihak, dan tidak bisa diselesaikan secara musyawarah.

    Perum Pegadaian merupakan satu-satunya badan hukum di Indonesia yang

    ditunjuk untuk mengelola lembaga gadai. Sejak terjadinya perjanjian gadai antara

    pemberi gadai dengan penerima gadai, maka sejak saat itulah timbul hak dan

    kewajiban para pihak. Adapun kewajiban pemberi gadai adalah membayar pokok

    pinjaman dan bunga sesuai dengan yang ditentukan oleh penerima gadai yang dalam

    hal ini adalah Perum Pegadaian. Didalam Surat Bukti Kredit (SBK) telah ditentukan

    tanggal mulainya kredit dan tanggal jatuh temponya atau tanggal pengembalian

    kredit.

    Istilah dan pengaturan parate eksekusi dalam gadai terdapat di dalam

    KUHPerdata pada Pasal 1155. Mengenai parate eksekusi pada lingkungan Perum

    Pegadaian, sebenarnya terdapat dan tercantum di dalam perjanjian gadai, yaitu pada

    Surat Bukti Kredit tentang Perjanjian Kredit. Yang menjelaskan secara jelas

    Universitas Sumatera Utara

  • 81

    mengenai tarif sewa modal, jangka waktu kredit, tanggal jatuh tempo,dan tanggal

    pelelangan, hanya saja penjelasannya tidak terlalu terperinci, karena hanya

    menyebutkan tanggalnya saja. Sedangkan pengaturan lebih lanjut terdapat pada

    Opp.2/67/5 tentang Pedoman Operasional Kantor Cabang Perum Pegadaian dan Surat

    Edaran Direksi Perum Pegadaian No.48/Op1.00211/2003 tentang Lelang Barang

    jaminan.

    Universitas Sumatera Utara