g09cas

58
ANALISIS POLIMER KOMPOSIT DENGAN PENGUAT MARMER DARI CIREBON DAN CIAMPEA C A S N A N DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

Upload: nagato-andy-ulquiorra

Post on 15-Sep-2015

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

artikel

TRANSCRIPT

  • ANALISIS POLIMER KOMPOSIT DENGAN PENGUAT MARMER

    DARI CIREBON DAN CIAMPEA

    C A S N A N

    DEPARTEMEN FISIKA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    2009

  • ABSTRAK

    CASNAN. Analisis Polimer Komposit Dengan Penguat Marmer dari Cirebon dan Ciampea. Dibimbing oleh IRZAMAN

    Polimer Komposit dibuat dari pertikel marmer (sebagai penguat) dicampur dengan resin epoksi (sebagai matrikst) dengan metode pencampuran yang sederhana antara matriks dan penguatnya. Keorisinalitasan penelitian ini adalah pembuatan Polimer komposit secara umum pada suhu kamar. Polimer komposit tersebut dianalisis karakterisasi sifat fisisnya yaitu karakterisasi fasa, ukuran butir, kerapatan dan sifat dielektriknya.

    Polimer Komposit dengan penguat marmer dari Cirebon dan Ciampea memiliki fasa calsite. Polimer komposit yang berasal dari Ciampea-Bogor dengan ukuran ayakan 250 m (MC2250) mempunyai nilai FWHM (Full Width Half Maximum) yang paling besar 0.0554733 rad dan ukuran butir 16,39064 nm, Polimer komposit dengan ukuran ayakan 500 m (MC2500) mempunyai nilai FWHM (Full Width Half Maximum) yang paling besar 0.0066289 rad dan ukuran butir 49,209921 nm, Polimer komposit dengan ukuran 1000 m (MC21000) mempunyai nilai FWHM (Full Width Half Maximum) yang paling besar 0,00383778 rad dan ukuran butir 1122,62623 nm. Polimer komposit yang berasal dari Sumber-Cirebon dengan ukuran ayakan 250 m (MS2250) mempunyai nilai FWHM (Full Width Half Maximum) yang paling besar 0.0059311 rad dan ukuran butir 83,468348 nm, Polimer komposit dengan ukuran ayakan 500 m (MS2500) mempunyai nilai FWHM (Full Width Half Maximum) yang paling besar 0.0052333 rad dan ukuran butir 120,94592 nm, Polimer komposit dengan ukuran 1000 m (MS21000) mempunyai nilai FWHM (Full Width Half Maximum) yang paling besar 0,0045356 rad dan ukuran butir 89.666681 nm. Kerapatan polimer komposit berkisar antara 1,452 0,061 g/ml sampai 1,828 0,077 g/ml serta nilai dielektriknya berkisar antara 23,006 sampai dengan 26,588. Kata kunci : Partikel Marmer, Polimer Komposit, Suhu Kamar, fasa, ukuran butir

  • ANALISIS POLIMER KOMPOSIT DENGAN PENGUAT MARMER

    DARI CIREBON DAN CIAMPEA

    Skripsi

    Sebagai Salah Satu Syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

    Institut Pertanian Bogor

    Oleh: Casnan

    G74104036

    DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

  • Judul : Analisis Polimer Komposit Dengan Penguat Marmer Dari Cirebon dan Ciampea Nama : Casnan NRP : G74104036

    Menyetujui Pembimbing

    ( Dr. Irzaman )

    NIP. 132 133 395

    Mengetahui :

    Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

    Institut Pertanian Bogor

    Dr. drh. Hasim, DEA

    NIP. 132 104 953

    Tanggal kelulusan :

  • RIWAYAT HIDUP

    Penulis dilahirkan di Kuningan, pada tanggal 15 Oktober 1985. Penulis merupakan anak pertama dari pasangan Tardi dan Umyati.

    Tahun 1998 penulis menyelesaikan pendidikan di SDN Mandalagiri (sekarang SDN II Taraju), tahun 2002 lulus dari SLTPN 2 Garawangi (sekarang SMPN I Sindangagung) dan tahun 2004 lulus dari SMUN 3 Kuningan (sekarang SMAN 3 Kuningan).

    Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan terdaftar di Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

    Selama menyelesaikan pendidikannya penulis berperan aktif pada beberapa organisasi kemahasiswaan yaitu Badan Eksekutif Mahasiswa

    Tingkat Persiapan Bersama (BEM TPB) IPB tahun 2004 sebagai Ketua Departemen Pengembangan Minat dan Bakat Mahasiswa, pada Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Lingkung Seni Sunda (LISES) Gentra Kaheman IPB tahun 2006 sebagai Ketua Umum, dan aktif dalam Organisasi eksternal kampus yang bertujuan dalam melestarikan seni dan budaya Bangsa.

    Salah satu prestasi penulis semasa menyelesaikan pendidikan di IPB adalah mendapatkan Beasiswa Unggulan DIKTI Student Exchange Program ke Universitas Malaysia Sabah (UMS), dan menjadi Manajer dalam beberapa konser seni yang bertujuan untuk melestarikan seni dan budaya Bangsa.

  • KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

    kenikmatan iman, islam serta kesehatan. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi dan

    Rasul Muhammad SAW. Atas rahmat dan hidayah dari Allah SWT, akhirnya penulis dapat

    menyelesaikan skripsi ini dengan judul Analisis Polimer Komposit Dengan Penguat Marmer

    Dari Cirebon Dan Ciampea. Penelitian ini bertempat di jurusan Fisika Fakultas MIPA IPB dan

    di PTBIN BATAN, Serpong-Tangerang.

    Dalam penulisan skipsi ini, tidak lepas dari peran semua pihak yang telah membantu, oleh

    karena itu Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Irzaman yang telah membimbing,

    memotivasi dan menjadi teman diskusi, Bapak Sidikubadi dan Ibu Mersi Kurniati selaku penguji

    yang telah memberikan saran, Bapak Rimbawan yang senantiasa membimbing dan memotivasi

    penulis untuk selalu menjadi lebih baik. Ungkapan terimakasih kepada Ayah dan Ibu tercinta,

    Kakek, Nenek dan keluarga yang senantiasa memberikan doa restu, Bapak Wisnu yang telah

    membimbing dan menjadi teman diskusi, kepada Bapak Yaya yang telah membantu penulis dalam

    mengurus surat-surat sehingga memperlancar penelitian, kepada Bapak Mushiran yang telah

    membantu di Bengkel Mekanik, terimakasih juga kepada rekan-rekan seperjuangan (saudara Rifki

    Maulana, Novan Tovani, Muhammad Ramzi, Heriayanto Syaputra, Agung Seno

    Hartanto,Erdiyansyah Pratama) yang selalu memotivasi dan membantu dalam menyelesaikan

    berbagai permasalahan, dan temen-teman fisika angkatan 41, Keluarga Besar Orenz (Andika,

    Atheris Bilada, Bama Oktionus, Eko Wahyudi, Faisal MNS, Kukuh Galih, Mulyoko, Rifki

    Maulana, Muhammad AA Zein), Keluarga Besar UKM Lingkung Seni Sunda Gentra Kaheman

    IPB. Terimakasih kepada Bapak Tio, Ibu Tio, Mas Heri Sabar dan semua pihak yang telah

    membantu dan mendoakan penulis.

    Penulis sadar bahwa usulan penelitian ini masih jauh dari sempurna. Karena itu penulis

    mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki kesalahan yang terdapat

    dalam penulisan ini. Semoga skripsi ini dapat berguna dan membawa manfaat bagi masyarakat

    pada umumnya dan dapat menambah pengetahuan bagi para pencari ilmu.

    Bogor, Februari 2009

    Casnan

  • DAFTAR ISI

    Halaman

    DAFTAR GAMBAR .............................................................................. ......................vii

    DAFTAR TABEL .........................................................................................................viii

    DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................................ix

    PENDAHULUAN

    Latar Belakang ...................................................................................................1

    Perumusan Masalah ...........................................................................................1

    Tujuan Penelitian ...............................................................................................1

    Hipotesis.............................................................................................................1

    TINJAUAN PUSTAKA

    Komposit................................................................................ ............................1

    Komposit polimer...............................................................................................2

    Komposit Partikel...............................................................................................2

    Matriks Resin ........................................................................ ............................2

    Epoksi.................................................................................................................2

    Marmer.................................................................................... ...........................3

    Marmer dari Ciampea - Bogor..................................................................4

    Marmer dari Sumber Cirebon.................................... .............................4

    Difraksi Sinar-X dan Metode Analisis.................................................. .............4

    Difraksi Sinar-X ........................................................... ..............................4

    Metode Analisis............................................................ ..............................5

    Dielektrik............................................................................... ............................5

    BAHAN DAN METODE

    Tempat dan Waktu Penelitian .............................................. .............................6

    Bahan dan Alat ..................................................................... .............................6

    Metode Penelitian ................................................................. ............................6

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Pengukuran Kerapatan.......................................................... .............................8

    Pengukuran X-Ray Difraktion............................................. ..............................9

    Pengukuran Dielektrik Bahan................................................ ..........................22

    KESIMPULAN DAN SARAN

    Kesimpulan........................................................................... ...........................23

    Saran...................................................................................... ..........................23

    DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. .....................23

    LAMPIRAN ............................................................................................ ......................24

  • vii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1. Reaksi Pembentukan Resin Epoksi.........................3

    Gambar 2. Gugus Amino Primer dan Sekunder... ........................3

    Gambar 3. Ikatan Silang Resin Epoksi .........................3

    Gambar 4. Marmer dari Ciampea-Bogor..........................................................................4

    Gambar 5. Marmer dari Sumber-Cirebon ........................................................................4

    Gambar 6. Skema sinar datang dan sinar terdifraksi oleh kisi kristal...............................4

    Gambar 7. Diagram Perspektif dari Pemokusan Geometri ..............................................4

    Gambar 8. Dasar Pemokusan Geometri dari Sistem Difraktometer.................................4

    Gambar 9. Pengukuran Kerapatan Bahan ........................................................................6

    Gambar 10. Rangkaian Kapasitor.....................................................................................6

    Gambar 11. Diagram Alir Kerja Penelitian ......................................................................7

    Gambar 12. Kurva Hubungan Kerapatan VS Sampel ......................................................9

    Gambar 13. Pola Difraksi Sinar-X dengan Sampel Polimer Komposit .........................13

    Gambar 14. Kurva Hubungan Ukuran Butir VS Sampel................................................21

    Gambar 15. Kurva Hubungan Dielektrik VS Sampel ....................................................22

  • viii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1. Komposisi Polimer Komposit ............................................................................8

    Tabel 2. Data Pengukuran Kerapatan...................................................... .........................8

    Tabel 3. Pengolahan Data dari Hasil Pengukuran XRD ...............................................15

    Tabel 4. Pengolahan Data Grain Size ...........................................................................17

    Tabel 5. JCPDS. International Centre for Diffraction Data ...........................................19

    Tabel 6. Data Analisis Parameter Kisi ...........................................................................20

    Tabel 7. Data Analisis FWHM .......................................................................................20

    Tabel 8. Data Analisis Grain Size ..................................................................................20

    Tabel 9. Data Pengukuran Dielektrik Bahan Polimer Komposit....................................22

  • ix

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1. Sampel Polimer Komposit dari Ciampea-Bogor dan Sumbar-Cirebon ....24

    Lampiran 2. Pengolahan Data dari Hasil Pengukuran XRD

    pada Sampel MC2500. ......................25

    Lampiran 3. Pengolahan Data dari Hasil Pengukuran XRD

    pada Sampel MC21000.........................27

    Lampiran 4. Pengolahan Data dari Hasil Pengukuran XRD

    pada Sampel MS2250.. ....................29

    Lampiran 5. Pengolahan Data dari Hasil Pengukuran XRD

    pada Sampel MS2500 .......................31

    Lampiran 6. Pengolahan Data dari Hasil Pengukuran XRD

    pada Sampel MS21000.. .......................33

    Lampiran 7. Pengolahan Data Grain Sizepada Sampel MC2500 ................................35

    Lampiran 8. Pengolahan Data Grain Size pada Sampel MC21000 ..............................37

    Lampiran 9. Pengolahan Data Grain Size pada Sampel MS2250 ................................39

    Lampiran 10. Pengolahan Data Grain Size pada Sampel MS2500 ................................41

    Lampiran 11. Pengolahan Data Grain Size pada Sampel MS21000 ..............................43

  • PENDAHULUAN Latar Belakang

    Marmer atau batu pualam merupakan batuan hasil proses metamorfosa atau malihan dari batu gamping. Marmer adalah salah satu komoditi yang mempunyai peluang pasar baik didalam negeri ataupun diluar negeri karena mempunyai posisi penting dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan marmer atau batu pualam tersebut biasa dikategorikan kepada dua penampilan yaitu tipe ordinario dan tipe staturio. Tipe ordinario biasanya digunakan untuk pembuatan tempat mandi, meja-meja, dinding dan sebagainya, sedangkan tipe staturio sering dipakai untuk seni pahat dan patung (Nurhasanah.S 2002).

    Penyebaran marmer di Indonesia cukup banyak sehingga banyak industri-industri marmer yang tumbuh dan berkembang, dengan meningkatnya industri marmer maka limbah marmer akan semakin banyak (http://ms.wikipedia.org/wiki/Marmer).

    Limbah marmer yang semakin banyak dan tidak dimanfaatkan menjadikan sebuah pemikiran untuk memanfaatkan limbah marmer tersebut yaitu dengan pembuatan polimer komposit.

    Dalam proses pembuatan marmer yang biasa, membutuhkan alat yang banyak dan kurang efisien sehingga dengan pembuatan polimer komposit yang memanfaatkan suhu kamar akan lebih efektif dan lebih efisien.

    Pada penelitian ini, dibuat komposit berupa komposit partikel marmer yang dicampur dengan resin dan dibantu pengurainya dengan katalis yang menggunakan metode pencampuran yang sederhana. Basis matriks dan penguatnya mencakup resin dan partikel marmer. Resin yang digunakan pada penelitian ini adalah resin epoksi, dengan pertimbangan bahwa resin epoksi berwujud cair, sehingga relatif mudah meresap dan membasahi permukaan penguat, murah, dan mempunyai fungsi sebagai perekat yang baik, katalis yang digunakan dalam penelitian ini adalah hardener. Perumusan Masalah

    Dalam penelitian ini, akan menganalisis ukuran butir dari Komposit Polimer, kerapatan, menganalisis struktur kristal komposit polimer untuk dapat menentukan fasa komposit polimer, serta menentukan dielektrik bahan suatu komposit polimer.

    Tujuan Penelitian Menganalisis struktur kristal, ukuran

    butir, kerapatan dan sifat dielekktrik bahan polimer komposit dengan penguat marmer dari Cirebon dan Ciampea. Hipotesis

    Polimer Komposit dengan penguat marmer dari Cirebon dan Ciampea mempunyai fasa Calsite. Ukuran butir, kerapatan, dan sifat dielektrik bahan dipengaruhi oleh ukuran partikel marmer. TINJAUAN PUSTAKA Komposit

    Bahan komposit (atau komposit) merupakan bahan yang dibuat melalui gabungan dua atau lebih bahan. Salah satu bahan biasanya kepingan yang kuat seperti kepingan kaca, kepingan karbon yang memberikan bahan tersebut kekuatan tensil, sementara bahan lain (dinamakan matriks) biasanya sejenis bahan berdamar seperti polyester atau epoksi yang menjadikan bahan tersebut keras dan kuat. (http://ms.wikipedia.org/wiki/Bahan Komposit) .

    Contoh bahan komposit:

    Plastik memperkuat kaca atau GRP komposit matriks logam komposit matriks keramik papan lapis

    Komposit dapat diklasifikasikan berdasarkan matriksnya yaitu komposit logam (MMC = Metal Matriks Composite), komposit keramik (CMC = Ceramik Matriks Composites) dan berdasarkan penguatnya yaitu komposit serat (Fibrous Composites), komposit partikel (Particulate Composites), dan komposit lembaran (Laminates Composites).

    Bahan komposit dapat dikelompokkan kedalam empat bagian utama yaitu:

    1. Matriks merupakan penyusun dasar komposit yang memiliki jumlah besar. Matriks dapat berupa logam, keramik atau polimer.

    2. Bahan penguat (Reinforcement) merupakan penyusun komposit yang memperkuat dan meningkatkan sifat-sifat mekanik matriks.

  • 2

    3. Bahan pengisi (filter) merupakan bahan untuk meningkatkan sifat dan jumlah bahan komposit sehingga mengurangi biaya produksi.

    4. Bahan penambah (Additive) merupakan bahan untuk meningkatkan rekatan antar matriks dan penguat.

    Sifat bahan komposit tidak hanya ditentukan oleh komposisi bahan pembangunnya, melainkan juga geometri (ukuran partikel, distribusi dan orientasi) dan konsentrasi bahan pembangunnya. Sifat bahan yang menyatu dalam komposit dapat diuji dan dievaluasi secara terpisah hal ini mengarah pada pencampuran komposit yang disebut dengan Rule OF Mixture ( ROM) yang dapat dirumuskan dalam persamaan (1) :

    PcVc = PmVm + PrVr .......................(1)

    Keterangan: P : Sifat Bahan V : Fraksi Volume c : Menyatakan Komposit m : Menyatakan Matriks r : Menyatakan Penguat (Nurhasanah. S 2002) Komposit Polimer

    Komposit Polimer komposit dengan material matriksnya polimer. Pembuatannya yaitu dengan penambahan material lain ke dalam matriks polimer yang fungsinya sebagai penguat.

    Polimer dapat diklasifikasikan menjadi 3 bagian kelompok utama yaitu termoplastik, termoset, dan elastomer. Polimer termoplastik merupakan polimer yang dapat digunakan jika dipanaskan dan mengeras jika didinginkan, contohnya poliester, polietilene, polivinil klorida. Polimer termoset merupakan polimer yang tidak dapat digunakan kebentuk asal jika dipanaskan, contohnya Phenolik, epoksi, poliester. Polimer elastomer merupakan polimer yang memilki kemampuan untuk diregang atau direntangkan dibawah tekanan dan dapat kembali pada bentuk awalnya bila tekanan dikurangi, contohnya karet. (Culity. 1959)

    Komposit partikel Komposit partikel merupakan komposit

    berbasis partikel, pada komposit ini lebih menekankan pada ukuran suatu material. Cara pengukuran partikel ada beberapa macam diantaranya dengan mikroskop dan pengayakan. Pengukuran dengan pengayakan ditentukan dengan ukuran mesh yang dinyatakan bilangan kawat dibagi unit panjang. Bentuk partikel mempunyai bentuk yang hampir sama dalam segala arah, bentuknya bisa berupa bola, kubik, dan balok. (Nurhasanah.S 2002) Matriks-Resin

    Fungsi utama matriks-resin dalam komposit adalah untuk mengikat partikel dan meneruskan beban dari partikel ke partikel. Resin yang belum dimasak memiliki ciri-ciri harus dapat membasahi partikel penguat dengan baik, dapat dimasak pada suhu kamar atau suhu tinggi, pada waktu pemasakannya terjadi proses pelekatan partikel, mempunyai ketahanan panas dan korosi yang baik. (Nurdin.A 2000) Epoksi

    Resin epoksi atau plastik terbentuk dari A bisphenol dan epiklorhidrin. Reaksi ini melibatkan garam sodium yang berasal dari A bisphenol sejak proses polimerisasi berlangsung. Reaksi ini berlangsung pada kisaran suhu 50-95 oC. Sisi reaksi itu membutuhkan rasio dari stokiometri yang tepat untuk mengendalikan proses produksi prepolimer dengan dua gugus akhir dari epoksi. Padat atau cair itu masih dikendalikan oleh berat molekul, nilai dari n biasanya lebih dari satu untuk prepolimer cair, sedangkan untuk prepolimer padatan 2-30. epiklorhidrin bisa direaksikan dengan senyawa hidroksi, karboksi dan amino untuk membentuk monomer dua atau lebih gugus epoksi dan kemudian monomer tersebut biasa digunakan pada proses reaksi dengan A bisphenol. Contohnya diglycidyl derivative of cyclohexane-1,2- dicarboxylic acid, trigycidyl derivatives of p-aminophenol and cyanuric acid, and the polyglycidyl derivative of phenolic prepolymers.

    Gambar 1. Reaksi Pembentukan Resin Epoksi

  • 3

    Resin epoksi biasa digunakan untuk pelapis kaleng dan drum, struktur komposit juga telah dikembangkan untuk pembungkus rudal dan teng.(Odian.G. 1991 hal 134)

    Gambar 2. Gugus Amino Primer dan

    Sekunder

    Marmer

    Marmer atau batu pualam merupakan batuan hasil proses metamorfosa atau malihan dari batu gamping. Pengaruh suhu dan tekanan yang dihasilkan oleh gaya endogen menyebabkan terjadi rekristalisasi pada batuan tersebut membentuk berbagai foliasi mapun non foliasi.

    Akibat rekristalisasi struktur asal batuan membentuk tekstur baru dan keteraturan butir. Marmer Indonesia diperkirakan berumur sekitar 3060 juta tahun atau berumur Kuarter hingga Tersier.

    Beberapa jenis koreaktan biasanya

    digunakan untuk memurnikan resin epoksi, khususnya pada gugus hidroksil. Poliamin merupakan agen pemurni yang paling banyak digunakan, proses reaksinya terjadi dengan adanya bukaan cincin. Gugus amin memunyai gugus primer dan sekunder, namun yang paling reaktif adalah gugus primer, sejak adanya pengaruh ikatan hidrogen yang reaktif pada waktu proses pemurnian, gugus amino primer atau sekunder bersifat be atau mono fungsional. Beberapa jenis amin yang sering digunakan pada ikatan silang adalah diethylene triamine (f = 5), triethylene tetramine (f = 6), 4,4-diamino-diphenylmethane (f = 4) dan polyaminoamides. Beberapa senyawa lain juga pernah digunakan untuk memurnikan resin epoksi melalui gugus epoksinya yaitu polythiols, dicyandiamide (cyanoguanidine), diisocyantes, dan phenolic prepolymers.

    Marmer akan selalu berasosiasi keberadaanya dengan batu gamping. Setiap ada batu marmer akan selalu ada batu gamping, walaupun tidak setiap ada batu gamping akan ada marmer. Karena keberadaan marmer berhubungan dengan proses gaya endogen yang mempengaruhinya baik berupa tekan maupun perubahan temperatur yang tinggi. Di Indonesia penyebaran marmer tersebut cukup banyak.

    Penggunaan marmer atau batu pualam biasa dikategorikan kepada dua penampilan yaitu tipe ordinario dan tipe staturio. Tipe ordinario biasanya digunakan untuk pembuatan tempat mandi, meja-meja, dinding dan sebagainya, sedangka tipe staturio sering dipakai untuk seni pahat dan patung. (http://ms.wikipedia.org/wiki/Marmer). Nurhasanah S.2002).

    Resin epoksi mempunyai resistansi korosi yang tinggi, fleksibilitasnya tinggi, memiliki karakteristik mekanik yang baik dan bersifat elektrik. Jika resin epoksi ingin digunakan sebagai bahan aditif dan agen pemurnian, membutuhkan temperature yang berkisar 90 130 oC.

    Marmer dari Ciampea - Bogor

    Marmer yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari daerah Ciampea-Bogor. Sifat fisis marmer pada umumnya padat dan keras. Menurut analisa penglihatan warna batuan yang dominan adalah putih kecoklatan.

    Gambar 3. Ikatan Silang Resin Epoksi

    Gambar 4. Marmer dari Ciampea-Bogor

  • 4

    Marmer dari Lengkong/Sumber-Cirebon Marmer yang digunakan dalam

    penelitian ini berasal dari daerah Lengkong/Beber-Cirebon. Sifat fisis pada umumnya padat namun tidak terlalu keras menurut analisa penglihatan warna batuan yang dominan adalah putih berbintik.

    Gambar 7. Diagram perspektif dari

    pemokusan geometri

    Gambar 5. Marmer dari Sumber-Cirebon Difraksi Sinar-X dan Metode Analisis Difraksi Sinar-X

    Metode XRD berdasarkan sifar difraksi sinar, yakni hamburan cahaya dengan panjang gelombang saat melewati kisi kristal dengan sudut datang mlewati kisi kristal dengan jarak antar bidang kristal sebesar d (lihat gambar 3). Data yang diperoleh dari metode karakterisasi XRD adalah sudut hamburan (sudut Bragg) dan intensitas. Berdasarkan teori difraksi, sudut difraksi bergantung kepada lebar celah kisi sehingga mempengaruhi pola difraksi, sedangkan intensitas cahaya difraksi bergantung dari berapa banyak kisi kristal yang memeliliki orientasi yang sama. Dengan menggunakan metode ini dapat ditentukan sistem kristal, parameter kisi, derajat kristalinitas dan fase yang tedapat dalam suatu sampel.

    Gambar 8. Dasar pemokusan geomemetri dari sistem difraktometer

    Dari semua metode analitik kimia, hanya XRD yang dapat memberi informasi secara umum baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif tentang komposisi fasa-fasa (misal dalam campuran). Hal yang perlu diperhatikan pada metode ini adalah tiga hal berikut, yang pertama posisi difraksi maksimum, kedua intensitas puncak dan yang ketiga distribusi intensitas sebagai fungsi dari sudut difraksi. Tiga informasi tersebut dapat digunakan untuk mengidentifikasi fasa-fasa yang terdapat dalam suatu bahan. Setiap bahan memiliki pola difraksi yang khas seperti sidik jari manusia. Pola-pola difraksi sinar-X berbagai bahan telah dikumpulkan dalam data JCPDS. Salah satu analisis komposisi fasa dalam suatu bahan adalah dengan membandingkan pola XRD terukur dengan data tersebut. (Arifianto.2006, Cullity. 1959)

    Metode Analisis Gambar 6. Skema sinar datang dan sinar

    terdifraksi oleh kisi kristal. Kristal rombohedral biasa dikaraterisasi dengan melihat unit sel yang memiliki dua parameter yaitu a dan . Bagaimanapun juga belum dibutuhkan grafik yang baru untuk

  • 5

    menentukan pola dari bentuk rombohedral. Kristal rombohedral dapat mengacu pada bentuk heksagonal, bentuk grafik heksagonal Hull Davey dan Bunn sering digunakan untuk menentukan pola kristal rombohedral. ........................(2) ,sin2 .........(3) Metode cohen ..(4) keterangan : d = jarak antar bidang atom (nm); a, b, c = the lattice constants; h, k, l = bidang pantulan atau indeks Miller; = panjang gelombang (Cu = 1.54056 ); = sudut difraksi sinar-x, = h2+hk+ k2; = l2; = 10 sin2 2; A = D/10; B = 2/(4c2); C = 2/(4a2); A, B, C = nilai pembilang. (Cullity. 1959) Untuk menghitung ukuran kristal () dari FWHM (B) sesuai dengan persamaan berikut: .....(5) Keterangan : k = konstanta = 0,94; panjang gelombang yang digunakan dalam XRD (1,5406 ); = sudut difraksi; dan n = microstrain. Persamaan 5 setara dengan dengan persamaan : .................(6) dan .........(7) Dielektrik

    Sebagian besar kapasitor memilki lembar isolator (misalnya kertas atau plastik)

    yang disebut dielektrikum yang diletakan diantara plat-platnya (Giancoli. 2001). Suatu material nonkonduktor seperti kertas, kaca atau kayu disebut dielektrik. Ketika ruang diantara dua konduktor diisi dengan dielektrik, kapasitansi naik sebanding dengan faktor K yang merupakan karakteristik dielektrik dan disebut konstanta dielektrik. Kenaikan kapasitansi ini disebabkan oleh melemahnya medan listrik diantara keeping kapasitor akibat kehadiran dielektrik. Dengan demikian, untuk jumlah muatan tertentu pada keping kapasitor, mempunyai perbedaan potensial menjadi lebih kecil dan rasio Q/V bertambah besar. Dielektrik dapat memperlemah medan listrik antara keping-keping suatu kapasitor, karena dengan hadirnya medan listrik, molekul-molekul dalam dielektrik akan menghasilkan medan listrik tambahan yang arahnya berlawanan dengan medan listrik luar.

    dn =

    222 +2221

    cl

    akhkh

    d++=

    2

    2 2

    2 2

    2

    sin ,

    sin , ,

    sin ,

    C B A

    C B A

    C B A

    = + + = + + = + +

    Jika medan listrik awal antara keping-keping suatu kapasitor tanpa dielektrik adalah Eo, medan dalam dielektrik adalah ......................................(8) K

    EE 0= Dimana K adalah konstanta dielektrik. Untuk suatu kapasitor keeping sejajar dengan jarak pemisah s, perbedaan potensial antar keeping adalah B cos = ( k / ) + nsin ................(9) K

    VoK

    sEEsV === 0 Dimana V adalah perbedaan potensial dengan dielektrik dan Vo = Eo.s adalah perbedaan potensial awal tanpa dielektrik, kapasitansi baru adalah (10) KC

    atauCVoQK

    KVo

    QVQ ====C o

    a = k / = y nx Dimana Co adalah kapasitansi awal, kapasitansi dari suatu kapasitor keeping sejajar yang berisi dielektrik yang berisi konstanta K adalah b = n = (n.xy - x.y)

    (n x2 (x)2 ) .............(11) sA

    sAKC == 0

    Dimana adalah permitivitas dielektrik. (Tipler. 1998)

  • 6

    BAHAN DAN METODE

    Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di

    Departemen Fisika FMIPA IPB. Karakterisasi dengan mengunakan XRD dilakukan di PTBIN BATAN, Serpong. Waktu yang diperlukan untuk penelitian ini adalah 4 bulan meliputi penyusunan proposal dan penelitian.

    Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian

    ini adalah marmer yang diperoleh dari Sumber (Cirebon) dan dari Ciampea (Bogor). Bahan ini merupakan limbah pembuatan tegel marmer sebagai penguatnya dan resin Epoksi sebagai matriksnya.

    Peralatan yang digunakan adalah palu, ayakan 250 m, 500 m, dan 1000 m, Timbangan, gelas ukur, difraktometer sinar-X. Metode Penelitian Penelitian dilakukan dengan beberapa tahap yaitu :

    1. Pembuatan sampel. Pecahan dari limbah yang dihasilkan selama pembuatan tegel marmer dibersihkan dari kotoran dan debu dengan menggunakan kuas. setelah itu dihancuran dengan menggunakan palu sampai halus, langkah selanjutnya diayak dengan menggunakan ayakan 250 m, 500 m, dan 1000 m. partikel marmer tersebut dicampur dengan resin epoksi dengan menggunakan metode pencampuran sederhana berdasarkan fraksi volume antara partikel marmer dengan resin epoksi dan berdasarkan distribusi besar partikel.

    2. Karakterisasi kerapatan suatu bahan dengan menerapkan hukum archimides.

    Wadah yang berisi air dengan volume tertentu

    Sampel dimasukan ke dalam zat cair, untuk di hitung perubahan Volumenya

    Sampel Polimer komposit yang sudah di timbang massanya

    Gambar 9. Pengukuran kerapatan bahan 3. Karakterisasi dengan XRD,

    bertujuan untuk mengetahui struktur kristal dan karakterisasi fasa.

    4. Karakterisasi sifat dielektrik bahan, melalui pengukuran kapasitansi dengan menggunakan LCR meter Hitester 3522-50 produk Hiokl E.E Coorporation

    + LCR

    Gambar 10. Rangkaian kapasitor

  • 7

    Tinjauan Pustaka Persiapan Sampel (Pencampuran Partikel

    mer dengan Resin Epok Mar si)

    Proses Pencetakan

    X-Ray Difraction

    Gambar 11. Diagram Alir Kerja Penelitian Gambar 11. Diagram Alir Kerja Penelitian

    Uji Kerapatan (XRD)

    Karakterisasi

    Analisis dan Laporan

    LCR Meter

    Kesimpulan dan Saran

  • 8

    Komposisi sampel Polimer Komposit

    Tabel 1. Komposisi sampel polimer komposit

    Kode Sampel Ukuran sampel

    (m) Resin Epoksi

    (ml) Partikel Marmer

    (gram) MC2250 250 10 10 MC2500 500 10 10 MC21000 1000 10 10 MS2250 250 10 10 MS2500 500 10 10

    MS21000 1000 10 10 Keterangan: Huruf kedua pada kode sampel menunjukan daerah, angka pertama menunjukan komposisi, tiga angka dibelakangnya menunjukan ukuran. Contoh : MC2250 menunjukan Marmer berasal dari Ciampea dengan perbandingan komposisi

    1 : 1 dengan ukuran ayakan 250 m

    Tabel 2. Data Pengukuran Kerapatan

    Sampel Pengulangan Rataan Deviasi Kerapatan (g/ml) 1 2 3 4 5 MS2250 1.82 1.95 1.78 1.75 1.84 1.828 0.076616 1.828 0.077 MS2500 1.67 1.58 1.7 1.84 1.8 1.718 0.104019 1.718 0.104

    MS21000 1.43 1.46 1.53 1.46 1.44 1.464 0.039115 1.464 0.039

    MC2250 1.77 1.6 1.7 1.68 1.62 1.674 0.067676 1.674 0.068 MC2500 1.45 1.54 1.49 1.61 1.53 1.524 0.059833 1.524 0.060 MC21000 1.37 1.46 1.54 1.46 1.43 1.452 0.0614 1.452 0.061

    HASIL DAN PEMBAHASAN Pengukuran Kerapatan

    Berdasarkan teori kaidah campuran, kerapatan komposit berbanding lurus dengan fraksi volume penguatnya, sehingga jika volume penguatnya ditingkatkan maka nilai kerapatan kompositnya akan meningkat. Peningkatan nilai kekerasan diikuti oleh peningkatan nilai mekaniknya. Semakin kecil ukuran partikel marmer maka kerapatannya semakin tinggi (Nurhasanah, S. 2002, Cheng Huang et al. 2007, Kourkoulis et al. 1998).

    Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, nilai kerapatan dari sampel Polimer komposit mempunyai nilai kerapatan yang semakin meningkat. Sampel Polimer komposit yang mempunyai ukuran partikel marmer lebih kecil mempunyai nilai kerapatan yang lebih besar dan sampel yang mempunyai ukuran partikel marmer lebih besar mempunyai nilai kerapatan yang lebih kecil. Polimer komposit yang berasal dari

    Sumber-Cirebon dengan ukuran ayakan 250 m (MS2250) mempunyai nilai kerapatan 1,828 0,077 g/ml, tegel komposit dengan ukuran ayakan 500 m (MS2500) mempunyai nilai kerapatan 1,718 0,104 g/ml, Polimer komposit dengan ukuran ayakan 1000 m mempunyai nilai kerapatan 1,464 0,039 g/ml. Polimer komposit yang berasal dari Ciampea-Bogor dengan ukuran ayakan 250 m (MC2250) mempunyai nilai kerapatan 1,674 0,068 g/ml, Polimer komposit dengan ukuran 500 m (MC2500) mempunyai nilai kerapatan 1,524 0,060 g/ml, Polimer komposit dengan ukuran ayakan 1000 m (MC21000) mempunyai nilai kerapatan 1,452 0,061 g/ml. Hal tersebut dihasilkan karena ikatan antara matriks dan penguatnya sudah terbentuk dengan baik oleh karena itu semakin banyak komposisi partikel marmer dalam sampel maka nilai kerapatannya semakin tinggi.

  • 9

    Kurva Hubungan Kerapatan VS Sampel

    0

    0.5

    1

    1.5

    2

    MS2250 MS2500 MS21000

    Sampel

    Ker

    apat

    an (g

    /ml)

    Kerapatan 1Kerapatan 2

    Gambar 12. Kurva Hubungan Kerapatan VS Sampel

    Pengukuran Difraksi Sinar-X Karakterisasi difraktometer sinar-X

    bertujuan untuk memperoleh informasi struktur kristal komposit. Analisis struktur kristal dilakukan secara kualitatif dengan menggunakan metode manual Hanawalt.(JCPDS. International Centre for Diffraction Data). Analisis struktur kristal memberikan informasi tentang karakterisasi dan ukuran butirnya (grain size) (Pedrazzani at al. 2006).

    Metode difraktometer sinar-X digunakan untuk melihat struktur kristal dikarenakan panjang gelombang sinar-X berorde sama dengan jarak pisah atom dalam kristal, tebaran atom yang teratur dalam kristal dapat bertindak sebagai kisi tiga dimensi untuk difraksi sinar-X (Tipler jilid 2).

    Hasil karakterisasi difraksi sinar-X dapat dilihat pada gambar 5. Polimer Komposit yang berasal dari Sumber-Cirebon dengan sampel MS2250 mempunyai nilai parameter kisi a = 3,317 dan c = 10,117 sehingga rasio c berbanding a adalah 3,050, sampel MS2500 mempunyai nilai parameter kisi a = 3,072 dan c = 17,385 sehingga rasio c berbanding a adalah 5,659, sampel MS21000 mempunyai nilai parameter kisi a = 3,073 dan c = 9,037 sehingga rasio c berbanding a adalah 2,248. Nilai nilai parameter kisi yang diperoleh dari hasil pengolahan data mendekati nilai-nilai

    parameter kisi dari fase calsite sehingga bisa disimpulkan bahwa polimer komposit yang berasal dari Sumber-Cirebon mempunyai fase calsite. (JCPDS. International Centre for Difraction Data).

    Polimer Komposit yang berasal dari Ciampea-Bogor dengan sampel MC2250 mempunyai nilai parameter kisi a = 3,164 dan c = 13,418 sehingga rasio c berbanding a adalah 4,241, sampel MC2500 mempunyai nilai parameter kisi a = 4,293 dan c = 9,104 sehingga rasio c berbanding a adalah 2,121, sampel MC21000 mempunyai nilai parameter kisi a = 4,052 dan c = 9,108 sehingga rasio c berbanding a adalah 2,941. Nilai nilai parameter kisi yang diperoleh dari hasil pengolahan data mendekati nilai-nilai parameter kisi dari fase calsite sehingga bisa disimpulkan bahwa polimer komposit yang berasal dari Ciampea-Bogor mempunyai fase calsite. (JCPDS. International Centre for Difraction Data).

  • 10

    (a)

    (b)

    (c)

  • 11

    (d)

    (e)

    012

    MC2 250 m

    0

    1000

    2000

    3000

    4000

    5000

    6000

    20 30 40 50 60 70 80 90 100 110

    Sudut 2 / o

    Inte

    nsita

    s (a

    rb. u

    nit)

    1

    104

    01810 113

    202116 214

    211

    MC2 500 m

    0

    1000

    2000

    3000

    4000

    5000

    6000

    20 30 40 50 60 70 80 90 100 110

    Sudut 2 / o

    Inte

    nsita

    s (a

    rb. u

    nit)

    012

    104

    110 113

    202 214122

    024 116

  • 12

    MC2 1000 m

    0

    1000

    2000

    3000

    4000

    5000

    6000

    20 30 40 50 60 70 80 90 100 110

    Sudut 2 / o

    Inte

    nsita

    s (a

    rb. u

    nit)

    012

    104

    110 113

    202 018

    116 122

    (f)

    MS2 250 m

    0

    1000

    2000

    3000

    4000

    5000

    6000

    20 30 40 50 60 70 80 90 100 110

    Sudut 2 / o

    Inte

    nsita

    s (a

    rb. u

    nit)

    012

    104

    110 113

    202

    024 116

    122 214

    (g)

  • 13

    MS2 500 m

    0

    1000

    2000

    3000

    4000

    5000

    6000

    20 30 40 50 60 70 80 90 100 110

    Sudut 2 / o

    Inte

    nsita

    s (a

    rb. u

    nit)

    012

    104

    110 113

    202 024

    116

    122 214 1112

    312

    (h)

    MS2 1000 m

    0

    1000

    2000

    3000

    4000

    5000

    6000

    20 30 40 50 60 70 80 90 100 110

    Sudut 2 / o

    Inte

    nsita

    s (a

    rb. u

    nit)

    104

    110 113

    202

    024

    116

    211 122

    214 134

    (i)

    Gambar 13. Pola Difraksi Sinar-X dengan Sampel Polimer Komposit

  • 14

    (a) Pola difraksi sinar-X, sampel sampel marmer Citatah-Bandung (Armalia 2008) (b) Pola difraksi sinar-X, sampel resin Epoksi (Armalia 2008) (c) Pola difraksi sinar-X, sampel Polimer Komposit dengan penguat marmer berasal dari

    Citatah serta ukuran partikel dengan ayakan 140 mesh dengan perbandingan komposisi 50% : 50%.

    (d) Pola difraksi sinar-X, sampel Polimer Komposit dengan penguat marmer berasal dari Ciampea serta ukuran partikel dengan ayakan 250 m dengan perbandingan komposisi 50% : 50%.

    (e) Pola difraksi sinar-X, sampel Polimer Komposit dengan penguat marmer berasal dari Ciampea serta ukuran partikel dengan ayakan 500 m dengan perbandingan komposisi 50% : 50%.

    (f) Pola difraksi sinar-X, sampel Polimer Komposit dengan penguat marmer berasal dari Ciampea serta ukuran partikel dengan ayakan 1000 m dengan perbandingan komposisi 50% : 50%.

    (g) Pola difraksi sinar-X, sampel Polimer Komposit dengan penguat marmer berasal dari Cirebon serta ukuran partikel dengan ayakan 250 m dengan perbandingan komposisi 50% : 50%.

    (h) Pola difraksi sinar-X, sampel Polimer Komposit dengan penguat marmer berasal dari Cirebon serta ukuran partikel dengan ayakan 250 m dengan perbandingan komposisi 50% : 50%.

    (i) Pola difraksi sinar-X, sampel Polimer Komposit dengan penguat marmer berasal dari Cirebon serta ukuran partikel dengan ayakan 250 m dengan perbandingan komposisi 50% : 50%.

    Polimer komposit yang berasal dari Sumber-Cirebon dan Ciampea-Bogor mempunyai sistem kristal dengan fasa calsite. Polimer komposit yang berasal dari Ciampea-Bogor dengan ukuran ayakan 250 m (MC2250) mempunyai nilai FWHM (Full Width Half Maximum) yang paling besar 0.0554733 rad dan ukuran butir 16,39064 nm, Polimer komposit dengan ukuran ayakan 500 m (MC2500) mempunyai nilai FWHM (Full Width Half Maximum) yang paling besar 0.0066289 rad dan ukuran butir 49,209921 nm, Polimer komposit dengan ukuran 1000 m (MC21000) mempunyai nilai FWHM (Full Width Half Maximum) yang paling besar 0,00383778 rad dan ukuran butir 1122,62623 nm, hal ini menunjukan hubungan antara FWHM dengan ukuran Kristal yang menyatakan bahwa semakin besar FWHM maka ukuran butir (grain size) semakin kecil, semakin kecil ukuran butir maka akan semakin keras (Culity. 1959). Polimer komposit dengan ukuran ayakan yang lebih kecil mempunyai ukuran butir yang lebih kecil dan Polimer komposit dengan ukuran ayakan yang lebih besar mempunyai ukuran butir yang lebih besar. Hubungannya dengan kekerasan, Polimer komposit dengan ukuaran ayakan 250 m (MC2250) mempunyai kekerasan yang paling kuat dibandingkan dengan Polimer komposit yang disaring dengan ayakan 500 m (MC2500) dan ayakan 1000 m

    (MC21000). Hasil karakterisasi XRD pada beberapa sampel polimer komposit jika dibandingkan dengan hasil karakterisasi XRD pada sampel marmer yang telah dilakukan pada percobaan sebelumnya (Armalia 2008) memberikan gambaran bahwa penambahan resin akan menurunkan intensitas sinar-X tetapi tidak menimbulkan bidang baru. pada sampel polimer komposit dari Ciampea-Bogor nilai intensitas sinar-X menurun sesuai dengan perbedaan ukuran partikel marmer.

  • 19

    Tabel 5. JCPDS. International Centre for Diffraction Data

  • 20

    Tabel 6. Data Analisis Parameter Kisi

    Sampel Parameter Kisi

    a C c/a (Amstrong)

    MC2250 3,164 13,418 4,241

    MC2500 4,293 9,104 2,121

    MC21000 3,073 9,037 2,941

    MS2250 3,317 10,117 3,050

    MS2500 3,072 17,385 5,659

    MS21000 4,052 9,108 2,248

    Tabel 7. Data Analisis FWHM

    Sampel FWHM (rad)

    MC2250 0,0555 MC2500 0,0066 MC21000 0,0038 MS2250 0,0059 MS2500 0,0052

    MS21000 0,0045

    Tabel 8. Data Analisis Grain size.

    Sampel Grain Size (nm)

    MC2250 16.391 MC2500 49.210

    MC21000 1,122.626 MS2250 83.468 MS2500 120.946

    MS21000 89.666

  • 21

    Kurva Hubungan Ukuran Butir VS Sampel

    0.000

    200.000

    400.000

    600.000

    800.000

    1,000.000

    1,200.000

    MC2250 MC2500 MC21000

    Sampel

    Uku

    ran

    But

    ir (n

    m)

    Kurva Hubungan Ukuran Butir VS Sampel

    0.00020.00040.00060.00080.000

    100.000120.000140.000

    MS2250 MS2500 MS21000

    Sampel

    Uku

    ran

    But

    ir (n

    m)

    Gambar 14. Kurva Hubungan Ukuran Butir VS Sampel

    Hasil karakterisasi XRD pada sampel

    polimer komposit dari Sumber-Cirebon jika dibandingkan dengan salah satu sampel partikel marmer dari Citatah pada penelitian sebelumnya (Armalia 2008) memberikan informasi bahwa penambahan resin akan menurunkan intensitas difraksi sinar-x. Pada hasil karakterisasi sampel polimer komposit dari Sumber-Cirebon ada satu sampel yang berbeda yaitu sampel MS2500 yang mempunyai intensitas lebih tinggi dibandingkan dengan sampel MS2250 hal ini dimungkinkan proses penghancuran marmer yang dihasilkan akan mempengaruhi nilai intensitas difraksi sinar-x.

    Polimer komposit yang berasal dari Sumber-Cirebon dengan ukuran ayakan 250 m (MS2250) mempunyai nilai FWHM

    (Full Width Half Maximum) yang paling besar 0.0059311 rad dan ukuran butirl 83,468348 nm, Polimer komposit dengan ukuran ayakan 500 m (MS2500) mempunyai nilai FWHM (Full Width Half Maximum) yang paling besar 0.0052333 rad dan ukuran butir 120,94592 nm, Polimer komposit dengan ukuran 1000 m (MS21000) mempunyai nilai FWHM (Full Width Half Maximum) yang paling besar 0,0045356 rad dan ukuran butir 89.666681 nm, dari pengolahan ini, ada satu sampel yang tidak sesuai dengan teori yaitu Polimer komposit dengan ukuran ayakan 500 m (MS2500), hal ini dimungkinkan karena kurang teliti dalam proses pencampuran yang masih sederhana.

  • 22

    Tabel 9. Data Analisis Dielektrik Bahan.

    Sampel Kapasitansi (pF) S (m) A (m2) Konstanta (p) Dielektrik

    MS2250 2.075 0,01 0,0001 8.85 23,446

    MS2500 2.107 0,01 0,0001 8.85 23,808

    MS21000 2.036 0,01 0,0001 8.85 23,006

    MC2250 2.098 0,01 0,0001 8.85 23,706

    MC2500 2.23 0,01 0,0001 8.85 25,198

    MC21000 2.353 0,01 0,0001 8.85 26,588

    Kurva Hubungan Dielektrik VS Sampel

    21,000

    22,000

    23,000

    24,000

    25,000

    26,000

    27,000

    MS2250 MS2500 MS21000

    Sampel

    Die

    lekt

    rik

    Dielektrik 1Dielektrik 2

    Gambar 15. Kurva Hubungan Dielektrik VS Sampel

    Sifat Dielektrik Bahan Kapasitansi didefinisikan sebagai

    kemampuan dari kapasitor untuk dapat menampung muatan elektron. Sebagian besar kapasitor memilki lembar isolator (misalnya kertas atau plastic) yang disebut dielektrikum yang diletakan diantara plat-platnya (Giancoli. 2001). Suatu material nonkonduktor seperti kertas, kaca atau kayu disebut dielektrik. Ketika ruang diantara dua konduktor di isi dengan dielektrik, kapasitansi naik sebanding dengan faktor K yang merupakan karakteristik dielektrik dan disebut konstanta dielektrik. Kenaikan kapasitansi ini disebabkan oleh melemahnya medan listrik diantara keping kapasitor akibat kehadiran dielektrik. Dielektrik dapat memperlemah medan listrik antara keping-keping suatu kapasitor, karena dengan hadirnya medan listrik, molekul-molekul dalam dielektrik akan menghasilkan medan listrik tambahan yang arahnya berlawanan dengan medan listrik luar (Tipler. 1998).

    Dari data penelitian, nilai kapasitansi Polimer komposit yang diperoleh dapat digunakan untuk menghitung nilai di elektrik bahannya. Pada tabel 9 diperoleh nilai kapasitansi yang kecil sehingga nilai dilelektrik bahannya cukup besar. Sesuai dengan sifat dielektrik suatu bahan yang mempunyai nilai cukup besar maka bahan tersebut mempunyai kemampuan yang kecil untuk menyimpan muatan. Jika dilihat dari data yang diperoleh nilai dielektrik berbanding lurus dengan nilai kapasitansinya, jika kapasitansi semakin besar maka nilai dielektriknya semakin besar. Dari beberapa data sampel ukuran penguat juga menentukan nilai dielektriknya, dari data yang diperoleh semakin besar ukuran penguat yang digunakan, nilai dielektriknya semakin besar, namun pada penelitian ini ada satu sampel yang menyimpang yaitu sampel MS21000 mempunyai nilai dielektrik yang lebih kecil hal ini dimungkinkan karena

  • 23

    adanya pengaruh luas dan tebal sampel serta pencampuran dalam pembuatan sampel yang dilakukan secara manual dengan metode yang sederhana.

    Dari hasil kajian tiga komponen yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pembuatan Polimer komposit pada suhu kamar dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari karena lebih murah dan efisien KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

    Polimer komposit yang berasal dari Sumber-Cirebon dan Ciampea-Bogor memiliki system kristal Rhombohedral dengan fasa pembentuknya yaitu calsite. Polimer komposit yang mempunyai kerapatan paling rapat MC2250 dan MS2250. Polimer komposit yang berasal dari Ciampea-Bogor mempunyai ukuran butir (grain size) yang paling kecil yaitu MC2250 dan yang paling besar yaitu MC21000, dan Polimer komposit yang berasal dari Sumber-Cirebon mempunyai ukuran butir yang paling kecil yaitu MS2250 dan yang paling besar yaitu MS2500. Polimer komposit yang berasal dari Sumber-Cirebon dan Ciampea-Bogor keduanya merupakan Polimer komposit yang mempunyai kemampuan yang cukup kecil untuk menyimpan muatan.

    Polimer komposit pada suhu kamar dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari karena lebih murah dan efisien. Saran

    Bila penelitian ini akan dilanjutkan, disarankankan bahwa :

    Pembuatan sampel dengan lebih banyak perbandingan, untuk mengetahui kualitas polimer komposit yang lebih baik.

    Membuat polimer dengan resin yang lain, disesuaikan dengan kebutuhan kondisi lingkungan.

    Melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengamati struktur kristal komposit.

    DAFTAR PUSTAKA Armalia, Ana. 2008. Analisis Kristal dan

    Morpologi Permukaan Komposit Partikel Marmer Kalsit. Skripsi. Bogor. Departemen Fisika. IPB.

    Cullity, B.D. 1959. Element of X-Ray Diffraction. London; Addison-wesley Publishing Company, Inc.

    Huang, Cheng. Paula, M. Adams, Wood. Teresa, P Karjala. Ansems, Patricia. Li, Jing. Luminita, L. Vasii, Ionescu 2007. Rheological Behavior of Filled Propylene/Ethylene Copolymers. Accepted : April 28, 2007. Springer-Verlag.

    http://www.elektroniclab.com.Mon, February 18 2008

    http://ms.wikipedia.org/wiki/Marmer February 18 2008 http://ms.wikipedia.org/wiki/Bahan

    Komposit. February 18 2008 JCPDS. International Centre for Diffraction

    Data Kourkoulis, S.K. Exadaktylos, G.E. and

    Vardoulakis, I. 1998. U-notched Dionysos-Pentelicon Marble Beams in three point Bending: The Effect of Nonlinearity, Anisotropy, and Microstructure. Accepted in revised from December 4.

    Le Bas, M.J. Ba-bttat, M.A.O. Taylor, R.N. Milton, J.A. Windly, B.F. and Evins, P.M. 2004. The Carbonate-Marble Dykes of Abyan Province, Yemen Republic: The Mixing of Mantle and Crustal Carbonate materials revealed by Isotope and Trace Element Analysis. M. Okrusch, editor. Revised version accepted July 5.

    Nurhasanah, S. 2002. Pembuatan dan Karakterisasi Komposit Partukel Marmer sebagai Bahan Tegel Komposit. Skripsi. Bogor; Jurusan Fisika IPB

    Odian, G. 1991. Prinsiples of Polymerization, Third Edition. Canada; John Wiley & Sons, Inc.

    Pedrazzani, P. Alessandri, I. Bontempi, E. Cappitelli, F. Cianci, M. Pantos, E. Toniolo, L.Depero, L.E. 2006. Study of Sulphation of Candoglia Marble by Means of Micro X-ray Diffraction Experiments. Springer-verlag.

    Tipler. 1998. Fisika untuk sains dan Teknik, Edisi 3 jilid 1. (Penterjemah: Dra. Lea Presetio, M.Sc. dan Rahmat W. Adi, Ph.D.).Jakarta; Erlangga.

    Tipler. 1998. Fisika untuk sains dan Teknik, Edisi 3 jilid 2. (Penterjemah: Dr Bambang soegiono).Jakarta; Erlangga.

  • 24

  • Tabel 7. Pengolahan Data Hasil Karakterisasi XRD pada Sampel MC2250

    puncak h k l 2 2 a 2 Sin2(2)

    1 0 1 2 23.0558 11.5279 1 4 16 4 1 0.76496

    2 1 0 4 29.379 14.6895 1 16 256 16 1 0.79801

    3 1 1 95 7855 3 0 0 00 35. 71 17.9 9 0.970971

    4 1 1 3 39.4211 19.71055 3 9 81 27 9 0.977315

    5 2 0 2 43.1453 21.57265 4 4 16 16 16 0.551507

    6 0 1 8 47.5053 23.75265 1 64 4096 64 1 0.138555

    7 1 1 6 48.4848 24.2424 3 36 1296 108 9 0.956591

    8 2 1 59 9775 7 1 1 71 56. 55 28.2 49 0.002192

    9 1 2 2 57.3227 28.66135 7 4 16 28 49 0.488635

    10 2 1 4 60.622 30.311 7 16 256 112 49 0.644261

    11 3 0 64 2375 9 0 0 00 64. 75 32.3 81 0.941237

    12 0 0 12 65.6492 32.8246 0 144 20736 0 0 0.101502

    13 1 2 8 73.0406 36.5203 7 64 4096 448 49 0.498571

    14 1 1 12 76.7774 38.3887 3 144 20736 432 9 0.963729

    15 2 1 10 81.3826 40.6913 7 100 10000 700 49 0.086661

    16 1 3 4 83.6687 41.83435 13 16 256 208 169 0.836333

    61858 2170 550

    15

  • 16

    Sin2() 2 sin2() sin2() sin2()0.742405 7.649601 58.5164 30.5984 7.649601 0.742405 2.969618 5.6790990.724716 7.980102 63.68203 127.6816 7.980102 0.724716 11.59546 5.783311

    0.58519 9.709706 94.27839 0 29.12912 1.75557 0 5.6820240.575308 9.773147 95.5144 87.95832 29.31944 1.725925 5.177774 5.6225720.165152 5.515074 30.41605 22.0603 22.0603 0.660608 0.660608 0.910826

    0.96407 1.385549 1.919747 88.67517 1.385549 0.96407 61.7005 1.3357670.604174 9.565909 91.50661 344.3727 28.69773 1.812523 21.75027 5.7794760.000548 0.021917 0.00048 0.021917 0.153416 0.003838 0.000548 1.2E-050.142451 4.886351 23.87642 19.5454 34.20445 0.997157 0.569804 0.6960660.798219 6.44261 41.50722 103.0818 45.09827 5.587535 12.77151 5.1426160.621206 9.412367 88.59266 0 84.7113 5.590851 0 5.8470160.973946 1.015021 1.030267 146.163 0 0 140.2482 0.9885750.854058 4.985708 24.85728 319.0853 34.89996 5.978408 54.65973 4.2580850.404775 9.63729 92.87736 1387.77 28.91187 1.214326 58.28764 3.9009360.022156 0.866609 0.751011 86.66087 6.066261 0.155093 2.215611 0.0192010.702279 8.363334 69.94536 133.8133 108.7233 9.129622 11.23646 5.873391

    779.2717 2897.488 468.9907 37.04265 383.8437 57.51897 data MC2250 37.04265 550 2170 468.9907 cu a c

    Rasio (Amstrong)

    383.8437 2170 61858 2897.488 1.54056 3.164175 13.417944.240580109 57.51897 468.9907 2897.488 779.2717

    D = 1.05E+10

    Cramer Determinan A 40118180 0.003815 B 34659451 0.003296 C 6.23E+08 0.059262

  • 17

    Tabel 8. Pengolahan Data Ukuran Butir pada Sampel MC2250

    peak(n) x1 x2 fwhm(B)(deg) B(rad) 2theta theta costheta

    1 20.05 23.23 3.18 0.055473333 23.0558 11.5279 0.979848 2 29.35 29.55 0.2 0.003488889 29.379 14.6895 0.967347 3 35.89 36.09 0.2 0.003488889 35.9571 17.97855 0.951221 4 39.33 39.57 0.24 0.004186667 39.4211 19.71055 0.941467 5 43.09 43.33 0.24 0.004186667 43.1453 21.57265 0.930022 6 47.43 47.67 0.24 0.004186667 47.5053 23.75265 0.915377 7 48.43 48.65 0.22 0.003837778 48.4848 24.2424 0.911905

    X^2 X Y Y^2

    XY sintrata Bcostrata (totsint)^2 (totBcost)^2sin^2theta sintheta B*costheta (Bcostheta)^2

    0.03989812 0.199745 0.054355 0.002954513 0.010857

    0.274704 0.016248 1.207392 0.004224

    0.064239412 0.253455 0.003375 1.13904E-05 0.000855

    0.09517818 0.30851 0.003319 1.10138E-05 0.001024

    0.11363939 0.337104 0.003942 1.55363E-05 0.001329

    0.135058581 0.367503 0.003894 1.51608E-05 0.001431

    0.162084064 0.402597 0.003832 1.46871E-05 0.001543

    0.168430061 0.410402 0.0035 1.22478E-05 0.001436

  • 18

    B*cos theta = (k*)/ + n'sin theta

    Y = a + bX

    k = 0.94

    = 0.154056 nm = grain size N' = microstrain

    b=n' = 0.026983981

    a= (k*)/ = 0.00883508 = 16.3906376 nm

  • LAMPIRAN

  • Lampiran 1. Sampel Polimer Komposit Marmer (a) (b) (c) (d) (e) (f) Keterangan :

    a) Sampel Polimer Komposit MS2250 b) Sampel Polimer Komposit MS2500 c) Sampel Polimer Komposit MS21000 d) Sampel Polimer Komposit MC2250 e) Sampel Polimer Komposit MC2500 f) Sampel Polimer Komposit MC21000

    24

  • Lampiran 2. Pengolahan Data dari Hasil Pengukuran XRD pada Sampel MC2500

    Puncak h k l 2 2 2

    1 0 1 2 22.6357 11.31785 1 4 16 4 1

    2 1 0 4 28.9768 14.4884 1 16 256 16 1

    3 1 1 0 35.6512 17.8256 3 0 0 0 9

    4 1 1 3 38.999 19.4995 3 9 81 27 9

    5 2 0 2 42.7245 21.36225 4 4 16 16 16

    6 0 2 4 47.0821 23.54105 4 16 256 64 16

    7 1 1 6 48.103 24.0515 3 36 1296 108 9

    8 1 2 2 57.0135 28.50675 7 4 16 28 49

    9 2 1 4 60.2824 30.1412 7 16 256 112 49

    10 3 0 0 64.2233 32.11165 9 0 0 0 81

    11 0 0 12 65.2446 32.6223 0 144 20736 0 0

    12 1 2 8 72.4656 36.2328 7 64 4096 448 49

    13 1 3 4 83.3981 41.69905 13 16 256 208 169

    27281 1031 458

    25

  • 26

    sin2(2) sin2() 2 sin2() sin2() sin2()0.361009 0.899685 3.610086 13.03272 14.44034 3.610086 0.899685 3.598739 3.247939 0.417448 0.881626 4.174477 17.42626 66.79163 4.174477 0.881626 14.10601 3.680326 0.789118 0.729609 7.891182 62.27075 0 23.67354 2.188828 0 5.75748 0.928387 0.366197 9.283867 86.19019 83.5548 27.8516 1.09859 3.29577 3.399722 0.905189 0.346043 9.051893 81.93677 36.20757 36.20757 1.384173 1.384173 3.132347 0.001745 0.999563 0.017454 0.000305 0.279259 0.069815 3.998254 15.99302 0.017446 0.688902 0.778881 6.889023 47.45864 248.0048 20.66707 2.336642 28.0397 5.365727 0.200949 0.053052 2.009485 4.038032 8.037942 14.0664 0.371361 0.212206 0.106606 0.311518 0.914874 3.115176 9.704321 49.84282 21.80623 6.404119 14.63799 2.849994 0.968177 0.410805 9.681772 93.73671 0 87.13595 3.697247 0 3.977323 0.443568 0.872972 4.435681 19.67526 638.738 0 0 125.7079 3.872224 0.043036 0.989123 0.430361 0.18521 27.5431 3.012526 6.923859 63.30385 0.42568 0.978865 0.572689 9.788653 95.81773 156.6185 127.2525 7.444955 9.163021 5.605852

    531.4729 1330.059 369.5278 37.62934 279.4424 41.43867

    data

    MC2500 37.62934 458 1031 369.5278 cu a c Rasio

    (Amstrong) 279.4424 1031 27281 1330.059 1.54056 4.293115829 9.103616

    2.120514966 41.43867 369.5278 1330.059 531.4729

    D = 2.55E+09 Cramer Determinan

    A 1.02E+08 0.04007 B 18282283 0.007159 C 82207816 0.032192

  • 27

    Lampiran 3. Pengolahan Data dari Hasil Pengukuran XRD pada Sampel MC21000

    puncak h k l 2 2 2

    1 0 1 2 23.0308 11.5154 1 4 16 4 1

    2 1 0 4 29.3556 14.6778 1 16 256 16 1

    3 1 1 0 35.9087 17.95435 3 0 0 0 9

    4 1 1 3 39.3488 19.6744 3 9 81 27 9

    5 2 0 2 43.0905 21.54525 4 4 16 16 16

    6 0 1 8 47.4684 23.7342 1 64 4096 64 1

    7 1 1 6 48.3645 24.18225 3 36 1296 108 9

    8 1 2 2 57.3406 28.6703 7 4 16 28 49

    9 2 1 4 60.6213 30.31065 7 16 256 112 49

    10 3 0 0 64.5603 32.28015 9 0 0 0 81

    11 0 0 12 65.5587 32.77935 0 144 20736 0 0

    12 1 3 4 83.6274 41.8137 13 16 256 208 169

    27025 583 394

  • 28

    sin2(2) sin2() 2 sin2() sin2() sin2()

    0.743437 0.75326 7.434366 55.2698 29.73747 7.434366 0.75326 3.013042 5.600014 0.778901 0.735106 7.789013 60.66873 124.6242 7.789013 0.735106 11.76169 5.725748 0.952539 0.608927 9.525395 90.73314 0 28.57618 1.826782 0 5.800272 0.993789 0.539405 9.93789 98.76165 89.44101 29.81367 1.618215 4.854645 5.360548 0.605598 0.185993 6.055978 36.67487 24.22391 24.22391 0.743971 0.743971 1.126368 0.114065 0.97062 1.140654 1.301092 73.00186 1.140654 0.97062 62.11971 1.107142 0.894882 0.66211 8.94882 80.08137 322.1575 26.84646 1.986329 23.83594 5.925099 0.506534 0.148764 5.065339 25.65766 20.26136 35.45737 1.04135 0.595057 0.753542 0.643591 0.7985 6.435906 41.42089 102.9745 45.05134 5.589501 12.776 5.139072 0.975352 0.578499 9.753515 95.13106 0 87.78164 5.206493 0 5.642401 0.162375 0.957609 1.623745 2.636549 233.8193 0 0 137.8958 1.554914 0.865712 0.683227 8.657117 74.94568 138.5139 112.5425 8.881949 10.93163 5.914775

    663.2825 1158.755 406.6571 29.35358 268.5274 49.64989

    data MC21000 29.35358 394 583 406.6571 cu a c

    Rasio (Amstrong)

    268.5274 583 27025 1158.755 1.54056 3.0727 9.0366972.940963088 49.64989 406.6571 1158.755 663.2825

    D = 2.39E+09

    Cramer Determinan A -2654364 -0.00111 B 17353227 0.007266 C 1.5E+08 0.062843

  • 29

    Lampiran 4. Pengolahan Data dari Hasil Pengukuran XRD pada Sampel MS2250

    puncak h k l 2 2 2

    1 0 1 2 22.6947 11.34735 1 4 16 4 1

    2 1 0 4 29.0853 14.54265 1 16 256 16 1

    3 1 1 0 35.6537 17.82685 3 0 0 0 9

    4 1 1 3 39.0587 19.52935 3 9 81 27 9

    5 2 0 2 42.8328 21.4164 4 4 16 16 16

    6 0 2 4 47.1833 23.59165 4 16 256 64 16

    7 1 1 6 48.2022 24.1011 3 36 1296 108 9

    8 1 2 2 57.074 28.537 7 4 16 28 49

    9 2 1 4 60.3041 30.15205 7 16 256 112 49

    10 1 2 5 62.7503 31.37515 7 25 625 175 49

    11 3 0 0 64.3439 32.17195 9 0 0 0 81

    12 0 0 12 65.3249 32.66245 0 144 20736 0 0

    13 2 1 7 68.7531 34.37655 7 49 2401 343 49

    14 1 2 8 72.6018 36.3009 7 64 4096 448 49

    15 2 2 0 76.8925 38.44625 12 0 0 0 144

    16 2 1 10 81.1278 40.5639 7 100 10000 700 49

    17 1 3 4 83.4474 41.7237 13 16 256 208 169

    23554 550 289

  • 30

    sin2(2) sin2() 2 sin2() sin2() sin2()0.418518 0.881275 4.185183 17.51576 16.74073 4.185183 0.881275 3.525099 3.688296 0.525557 0.844399 5.255568 27.621 84.08909 5.255568 0.844399 13.51039 4.437797 0.791154 0.728498 7.911542 62.5925 0 23.73463 2.185495 0 5.763545

    0.95605 0.395179 9.560505 91.40325 86.04454 28.68151 1.185538 3.556614 3.778114 0.832763 0.295527 8.327629 69.3494 33.31051 33.31051 1.182107 1.182107 2.461038 0.003525 0.999118 0.035254 0.001243 0.564067 0.141017 3.996471 15.98589 0.035223 0.776443 0.736409 7.764431 60.28639 279.5195 23.29329 2.209227 26.51072 5.717797 0.251503 0.067421 2.515027 6.325362 10.06011 17.60519 0.471949 0.269685 0.169566 0.331788 0.908721 3.317879 11.00832 53.08607 23.22515 6.361048 14.53954 3.015027 0.006636 0.001662 0.066362 0.004404 1.659043 0.464532 0.011633 0.041545 0.00011 0.996552 0.470642 9.965525 99.31168 0 89.68972 4.23578 0 4.690196

    0.36485 0.898482 3.648499 13.31154 525.3838 0 0 129.3813 3.278109 0.125378 0.032394 1.253781 1.571967 61.43527 8.776467 0.226757 1.5873 0.040615 0.114485 0.970509 1.144846 1.310672 73.27012 8.01392 6.793564 62.11259 1.111083 0.994156 0.461777 9.941561 98.83464 0 119.2987 5.541328 0 4.590787 0.276424 0.074684 2.764242 7.641033 276.4242 19.34969 0.522786 7.46837 0.206444

    0.96238 0.596979 9.623805 92.61762 153.9809 125.1095 7.760724 9.55166 5.745207 458.7309 1090.458 249.5863 23.56492 208.5029 37.03482

    data

    MS2250 23.56492 289 550 249.5863 cu a c Rasio (Amstrong) 208.5029 550 23554 1090.458 1.54056 3.316739 10.11743

    3.050416155 37.03482 249.5863 1090.458 458.7309

    D = 1.47E+09 Cramer Determinan

    A 35230912 0.023929 B 8534217 0.005796 C 79411221 0.053935

  • 31

    Lampiran 5. Pengolahan Data dari Hasil Pengukuran XRD pada Sampel MS2500

    puncak h k l 2 2 2

    1 0 1 2 22.7745 11.38725 1 4 16 4 1

    2 1 0 4 29.1376 14.5688 1 16 256 16 1

    3 1 1 0 35.5141 17.75705 3 0 0 0 9

    4 1 1 3 38.9274 19.4637 3 9 81 27 9

    5 2 0 2 42.8848 21.4424 4 4 16 16 16

    6 0 1 8 47.912 23.956 1 64 4096 64 1

    7 2 1 1 56.939 28.4695 7 1 1 7 49

    8 2 1 4 60.3393 30.16965 7 16 256 112 49

    9 2 1 7 68.9091 34.45455 7 49 2401 343 49

    10 1 2 8 72.499 36.2495 7 64 4096 448 49

    11 1 1 12 76.9063 38.45315 3 144 20736 432 9

    12 3 1 2 81.0699 40.53495 13 4 16 52 169

    31971 1521 411

  • 32

    sin2(2) sin2() 2 sin2() sin2() sin2()0.497953 0.854276 4.979533 24.79575 19.91813 4.979533 0.854276 3.417105 4.253897 0.577554 0.824979 5.775536 33.35681 92.40857 5.775536 0.824979 13.19967 4.764698 0.667858 0.788159 6.67858 44.60343 0 20.03574 2.364476 0 5.263782 0.887204 0.332075 8.872044 78.71316 79.84839 26.61613 0.996224 2.988672 2.946181 0.792223 0.272087 7.922233 62.76178 31.68893 31.68893 1.088349 1.088349 2.15554 0.502712 0.852593 5.02712 25.27194 321.7357 5.02712 0.852593 54.56597 4.286089 0.144777 0.037609 1.44777 2.096037 1.44777 10.13439 0.263261 0.037609 0.054449 0.365325 0.898332 3.653254 13.34627 58.45207 25.57278 6.288326 14.37332 3.281836 0.041814 0.010565 0.418144 0.174845 20.48908 2.927011 0.073957 0.517697 0.004418 0.057601 0.985386 0.576015 0.331793 36.86493 4.032102 6.897702 63.06471 0.567597 0.996071 0.468661 9.960714 99.21581 1434.343 29.88214 1.405982 67.48712 4.668193 0.329595 0.090609 3.29595 10.86329 13.1838 42.84735 1.177913 0.362435 0.298642

    395.5309 2110.38 209.5188 23.08804 221.1026 32.54532

    data MS2500 23.08804 411 1521 209.5188 cu a c Rasio (Amstrong)

    221.1026 1521 31971 2110.38 1.54056 3.07182 17.384495.659343307 32.54532 209.5188 2110.38 395.5309

    D = 2.39E+09

    Cramer Determinan A 40341915 0.016856 B 4698811 0.001963 C 1.5E+08 0.062879

  • 33

    Lampiran 6. Pengolahan Data dari Hasil Pengukuran XRD pada Sampel MS21000

    puncak h k l 2 2 2

    1 1 0 4 29.1044 14.5522 1 16 256 16 1

    2 1 1 0 35.6748 17.8374 3 0 0 0 9

    3 1 1 3 39.1236 19.5618 3 9 81 27 9

    4 2 0 2 42.8199 21.40995 4 4 16 16 16

    5 0 2 4 47.227 23.6135 4 16 256 64 16

    6 1 1 6 48.1921 24.09605 3 36 1296 108 9

    7 2 1 1 56.2894 28.1447 7 1 1 7 49

    8 1 2 2 57.1398 28.5699 7 4 16 28 49

    9 2 1 4 60.3948 30.1974 7 16 256 112 49

    10 3 0 0 64.3281 32.16405 9 0 0 0 81

    11 0 0 12 65.359 32.6795 0 144 20736 0 0

    12 1 2 8 72.6434 36.3217 7 64 4096 448 49

    13 3 0 6 73.3176 36.6588 9 36 1296 324 81

    14 1 3 4 83.4583 41.72915 13 16 256 208 169

    27010 826 337

  • 34

    sin2(2) sin2() 2 sin2() sin2() sin2()0.544609 0.837413 5.446086 29.65985 87.13737 5.446086 0.837413 13.39862 4.560626 0.808044 0.719064 8.080435 65.29343 0 24.24131 2.157193 0 5.810352 0.978746 0.427107 9.787462 95.79442 88.08716 29.36239 1.28132 3.84396 4.18029 0.842279 0.30143 8.422793 70.94344 33.69117 33.69117 1.205719 1.205719 2.53888 0.010594 0.997344 0.105941 0.011223 1.695054 0.423764 3.989378 15.95751 0.10566 0.767971 0.740847 7.679714 58.97801 276.4697 23.03914 2.22254 26.67048 5.689491 0.065727 0.016711 0.65727 0.432004 0.65727 4.600893 0.116977 0.016711 0.010984 0.310585 0.084845 3.105849 9.646301 12.4234 21.74095 0.593914 0.33938 0.263515 0.419493 0.880955 4.194934 17.59747 67.11894 29.36454 6.166684 14.09528 3.695548 0.994453 0.46276 9.944527 98.89361 0 89.50074 4.164838 0 4.601927 0.332359 0.908547 3.323588 11.04624 478.5967 0 0 130.8307 3.019635 0.142278 0.963066 1.422783 2.024313 91.05814 9.959484 6.741464 61.63624 1.370235

    0.76183 0.744013 7.618301 58.03851 274.2588 68.56471 6.69612 26.78448 5.668117 0.958123 0.602319 9.58123 91.79996 153.2997 124.556 7.830152 9.63711 5.77096

    460.3203 1136.935 271.3705 29.47744 267.9946 35.84714 data MS21000 29.47744 337 826 271.3705 cu a c

    Rasio (Amstrong)

    267.9946 826 27010 1136.935 1.54056 4.052463 9.1081782.247565763 35.84714 271.3705 1136.935 460.3203

    D = 1.96E+09

    Cramer Determinan A 80098613 0.040847 B 14024934 0.007152 C 70847680 0.036129

  • 35

    Lampiran 7. Pengolahan Data Grain Size pada Sampel MC2500

    peak(n) x1 x2 fwhm(B)(deg) B(rad) 2theta theta costheta

    1 22.41 22.79 0.38 0.0066289 22.6357 11.31785 0.980573

    2 28.89 29.17 0.28 0.0048844 28.9768 14.4884 0.96823

    3 35.49 35.75 0.26 0.0045356 35.6512 17.8256 0.952041

    4 38.91 39.21 0.3 0.0052333 38.999 19.4995 0.942702

    5 42.69 42.97 0.28 0.0048844 42.7245 21.36225 0.931365

    6 47.05 47.25 0.2 0.0034889 47.0821 23.54105 0.916857

    7 48.03 48.27 0.24 0.0041867 48.103 24.0515 0.913266

    X^2 X Y Y^2

    XY sintrata Bcostrata (totsint)^2 (totBcost)^2sin^2theta sintheta B*costheta (Bcostheta)^2

    0.038476173 0.196153 0.0065 4.22514E-05 0.001275

    0.271455 0.00512 1.179005 0.000419

    0.062529938 0.25006 0.004729 2.2366E-05 0.001183 0.093617969 0.305971 0.004318 1.86454E-05 0.001321 0.111312974 0.333636 0.004933 2.43392E-05 0.001646 0.132559513 0.364087 0.004549 2.06952E-05 0.001656 0.159372644 0.399215 0.003199 1.02324E-05 0.001277 0.165944835 0.407363 0.003824 1.46195E-05 0.001558

    0.305937054 1.08582 0.020481 0.005425

  • 36

    B*cos theta = (k*)/ + n'sin theta

    Y = a + bX

    k = 0.94

    = 0.154056 nm = grain size n' = microstrain

    b=n' = 0.0080215

    a= (k*)/ = 0.0029428 = 49.209921 nm

  • 37

    Lampiran 8. Pengolahan Data Grain Size pada Sampel MC21000

    peak(n) x1 x2 fwhm(B)(deg) B(rad) 2theta theta costheta

    1 29.29 29.49 0.2 0.00348889 29.3556 14.6778 0.967399

    2 35.81 36.03 0.22 0.00383778 35.9087 17.95435 0.951351

    3 39.31 39.49 0.18 0.00314 39.3488 19.6744 0.94168

    4 43.05 43.19 0.14 0.00244222 43.0905 21.54525 0.930198

    X^2 X Y Y^2

    XY sintrata Bcostrata (totsint)^2 (totBcost)^2sin^2theta sintheta B*costheta (Bcostheta)^2

    0.064139367 0.253258 0.003375147 1.13916E-05 0.000855

    0.316234 0.003063712 1.600059995 0.000150181 0.094930552 0.308108 0.003651075 1.33304E-05 0.001125

    0.113239417 0.336511 0.002956874 8.7431E-06 0.000995

    0.134732016 0.367059 0.00227175 5.16085E-06 0.000834

    0.407041351 1.264935 0.012254846 0.003809

  • 38

    B*cos theta = (k*)/ + n'sin theta

    Y = a + bX

    k = 0.94

    = 0.154056 nm = grain size n' = microstrain

    b=n' = 0.01009603 a= (k*)/ = 0.00012899

    = 1122.62623 nm

  • 39

    Lampiran 9. Pengolahan Data Grain Size pada Sampel MS2250

    peak(n) x1 x2 fwhm(B)(deg) B(rad) 2theta theta costheta

    1 22.55 22.89 0.34 0.0059311 22.6947 11.34735 0.980472

    2 29.03 29.23 0.2 0.0034889 29.0853 14.54265 0.967993

    3 35.63 35.73 0.1 0.0017444 35.6537 17.82685 0.952034

    4 39.09 39.17 0.08 0.0013956 39.0587 19.52935 0.942528

    5 42.77 42.99 0.22 0.0038378 42.8328 21.4164 0.931021

    6 47.13 47.29 0.16 0.0027911 47.1833 23.59165 0.916505

    7 48.15 48.37 0.22 0.0038378 48.2022 24.1011 0.912913

    X^2 X Y Y^2

    XY sintrata Bcostrata (totsint)^2 (totBcost)^2sin^2theta sintheta B*costheta (Bcostheta)^2

    0.038674381 0.196658 0.005815 3.38176E-05 0.001144

    0.271938 0.003042 1.183205 0.000148

    0.062988979 0.250976 0.003377 1.14056E-05 0.000848 0.093630673 0.305991 0.001661 2.75816E-06 0.000508 0.111640736 0.334127 0.001315 1.73015E-06 0.000439 0.133200804 0.364967 0.003573 1.27667E-05 0.001304 0.160019344 0.400024 0.002558 6.5437E-06 0.001023 0.166589131 0.408153 0.003504 1.22749E-05 0.00143 0.306934769 1.087752 0.012169 0.002939

  • 40

    B*cos theta = (k*)/ + n'sin theta

    Y = a + bX k = 0.94

    = 0.154056 nm = grain size n' = microstrain

    B=n' = 0.004807 a= (k*)/ = 0.0017349

    = 83.468348 nm

  • 41

    Lampiran 10. Pengolahan Data Grain Size pada Sampel MS2500

    peak(n) x1 x2 fwhm(B)(deg) B(rad) 2theta theta costheta

    1 22.79 22.85 0.06 0.00104667 22.7745 11.38725 0.980335 2 29.09 29.25 0.16 0.00279111 29.1376 14.5688 0.967879 3 31.23 31.35 0.12 0.00209333 35.5141 17.75705 0.952406 4 39.05 39.21 0.16 0.00279111 38.9274 19.4637 0.94291 5 42.89 43.03 0.14 0.00244222 42.8848 21.4424 0.930855 6 47.89 48.07 0.18 0.00314 47.912 23.956 0.913944 7 56.81 56.89 0.08 0.00139556 56.939 28.4695 0.879191 8 76.89 77.15 0.26 0.00453556 76.9063 38.45315 0.783328 9 81.03 81.33 0.3 0.00523333 81.0699 40.53495 0.760243

    X^2 X Y Y^2

    XY sintrata Bcostrata (totsint)^2 (totBcost)^2sin^2theta sintheta B*costheta (Bcostheta)^2

    0.038943243 0.19734 0.001026 1.05285E-06 0.000202

    0.271659 0.002088 1.18078 6.98E-05

    0.063210809 0.251418 0.002701 7.29787E-06 0.000679 0.092922457 0.304832 0.001994 3.97485E-06 0.000608 0.110920436 0.333047 0.002632 6.9262E-06 0.000877 0.133509183 0.365389 0.002273 5.16814E-06 0.000831 0.164707125 0.405841 0.00287 8.23565E-06 0.001165 0.227023111 0.476469 0.001227 1.50543E-06 0.000585 0.38639653 0.621608 0.003553 1.26226E-05 0.002208

    0.422031019 0.649639 0.003979 1.58293E-05 0.002585 0.305996945 1.086637 0.008353 0.002366

  • 42

    B*cos theta = (k*)/ + n'sin theta

    Y = a + bX k = 0.94 = 0.154056 nm = grain size n' = microstrain

    b=n' = 0.00327955 a= (k*)/ = 0.0011973

    = 120.94592 nm

  • 43

    Lampiran 11. Pengolahan Data Grain Size pada Sampel MS21000

    peak(n) x1 x2 fwhm(B)(deg) B(rad) 2theta theta costheta

    1 29.03 29.23 0.2 0.0034889 29.1044 14.5522 0.967951

    2 39.07 39.25 0.18 0.00314 39.1236 19.5618 0.942339

    3 42.71 42.97 0.26 0.0045356 42.8199 21.40995 0.931062

    4 47.23 47.29 0.06 0.0010467 47.227 23.6135 0.916352

    5 48.15 48.29 0.14 0.0024422 48.1921 24.09605 0.912949

    6 56.25 56.45 0.2 0.0034889 56.2894 28.1447 0.881877

    7 57.13 57.21 0.08 0.0013956 57.1398 28.5699 0.878355

    X^2 X Y Y^2

    XY sintrata Bcostrata (totsint)^2 (totBcost)^2sin^2theta sintheta B*costheta (Bcostheta)^20.06306995 0.251137 0.003377 1.14046E-05 0.000848

    0.337758 0.0028795 1.82529072 0.000132665

    0.111997524 0.33466 0.002959 8.75535E-06 0.00099 0.133124349 0.364862 0.004223 1.78327E-05 0.001541 0.160298928 0.400373 0.000959 9.19902E-07 0.000384 0.166523486 0.408073 0.00223 4.97123E-06 0.00091 0.222293715 0.47148 0.003077 9.46651E-06 0.001451 0.228492151 0.478009 0.001226 1.50257E-06 0.000586 0.468490751 1.351033 0.011518 0.003763

  • 44

    B*cos theta = (k*)/ + n'sin theta

    Y = a + bX k = 0.94

    = 0.154056 nm = grain size n' = microstrain

    b=n' = 0.0133069 a= (k*)/ = 0.001615

    = 89.666681 nm

    cover okabstrakttd skripsiRIWAYAT HIDUPprakata okdaftar isi.okSkripsi okskripsi2 okPengukuran Difraksi Sinar-X

    tabel 7 pengolhan XRDLampiran ksngLampiran marmerLampiran edt.ok